• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ikatan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Keluarga (Studi Kasus Toko Jam Jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ikatan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Keluarga (Studi Kasus Toko Jam Jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IKATAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KELUARGA (STUDI KASUS PADA TOKO JAM JALAN

SURABAYA MEDAN DAN SEKITARNYA)

OLEH NORWIN TANU

110502240

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH IKATAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KELUARGA

(STUDI KASUS PADA TOKO JAM JALAN SURABAYA MEDAN

DAN SEKITARNYA)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh ikatan keluarga terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam di jalan Surabaya Medan dan sekitarnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi toko jam yang berjumlah 40 toko jam dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya.

(3)

ABSTRACT

EFFECT FAMILIY TIES ON THE SUCCESS OF THE FAMILY BUSINESS (CASE STUDY ON THE CLOCK SHOP

SURABAYA STREET MEDAN AND SURROUNDING TERRAIN)

The aims of this study is to analyze effect family ties on the success of the family business in Surabaya sreet Medan and surrounding terrain. This research is quantitative descriptive. This research sample is the entrie clock shop populations which amounts to 40 clock shop by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using simple regression analysis with significance value of 5%. The results showed that partial, family ties had positive and significant effect to on the success of the family business in the clock shop Surabaya street Medan and surrounding terrain.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus telah memberikan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ikatan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Keluarga (Studi Kasus Toko Jam Jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya) ini guna serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk Papa Hartono Tanu, Bsc.Eng dan Mama Nauli Tias Sesami, SE yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta doanya kepada peneliti serta kakak saya Nollie Tanu, SE yang senantiasa memberikan dukungan.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(5)

Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Yasmin Chairunisa, S.P, M.B.A selaku Dosen Pembanding 1 yang turut meluangkan waktu dalam memberi kritik, arahan, saran, dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Kepada teman terdekat penulis yaitu Novita Siregar, Indah Permatasari, Kevin Clinton, M Arief Hendarto, Rexy Himawan, Uli Syahril Ritonga, Ridho Prayogo, Boby Samuel, dan seluruh teman-teman stambuk 2011 Program Studi S1 Manajemen, seluruh keluarga dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2015 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Ikatan Keluarga ... 8

2.1.1 Pengertian Ikatan Keluarga ... 8

2.1.2 Manfaat Ikatan Keluarga ... 9

2.1.3 Dimensi Ikatan Keluarga... 9

2.2 Usaha Keluarga ... 22

2.3 Keberhasilan Usaha ... 23

2.3.1 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha ... 24

2.3.2 Hubungan Ikatan Keluarga Dengan Keberhasilan Usaha ... 26

2.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Batasan Operasional ... 32

3.4 Definisi Operasional... 33

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.6 Populasi Dan Sampel ... 35

3.6.1 Populasi ... 35

3.6.2 Sampel ... 35

3.7 Jenis Data ... 36

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

3.9.1 Uji Validitas ... 37

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 39

(7)

3.10.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 40

3.10.3 Koefisien Determinasi ... 40

3.10.4 Uji t ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Umum Toko Jam Jalan Surabaya ... 42

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 42

4.2.1 Karakteristik Responden ... 42

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ikatan Keluaraga dan Keberhasilan Usaha ... 43

4.3 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 50

4.4 Uji t (Uji Secara Parsial) ... 52

4.5 Koefisien Determinasi (R2) ... 53

4.6 Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 34

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 35

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas ... 38

Tabel 3.4 Realibility Statistics ... 39

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 43

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ikatan Keluarga dan Keberhasilan Usaha ... 43

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 47

Tabel 4.4 Hasil Regresi Linier Sederhana ... 49

Tabel 4.5 Hasil Uji t ... 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

PENGARUH IKATAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KELUARGA

(STUDI KASUS PADA TOKO JAM JALAN SURABAYA MEDAN

DAN SEKITARNYA)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh ikatan keluarga terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam di jalan Surabaya Medan dan sekitarnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi toko jam yang berjumlah 40 toko jam dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya.

(12)

ABSTRACT

EFFECT FAMILIY TIES ON THE SUCCESS OF THE FAMILY BUSINESS (CASE STUDY ON THE CLOCK SHOP

SURABAYA STREET MEDAN AND SURROUNDING TERRAIN)

The aims of this study is to analyze effect family ties on the success of the family business in Surabaya sreet Medan and surrounding terrain. This research is quantitative descriptive. This research sample is the entrie clock shop populations which amounts to 40 clock shop by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using simple regression analysis with significance value of 5%. The results showed that partial, family ties had positive and significant effect to on the success of the family business in the clock shop Surabaya street Medan and surrounding terrain.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perusahaan keluarga merupakan suatu fenomena tersendiri dalam dunia bisnis, selain jumlahnya yang banyak, perusahaan keluarga juga memiliki andil yang cukup signifikan bagi pendapatan negara. Kenikmatan memiliki usaha sendiri dalam sebuah usaha keluarga dengan bekerja pada suatu perusahaan sebagai staf atau karyawan sangat banyak perbedaan. Ada empat cara memulai bisnis yaitu,memulai usaha dari nol,memiliki perusahaan yang sudah berjalan,memilih franchise,membentuk usaha keluarga.

(14)

fleksibilitas dari bisnis untuk memberikan respon terhadap tantangan maupun peluang tanpa banyak hambatan.Longenecker et al (2001:38).

Perkembangan usaha keluarga di Indonesia memang sangat tinggi melalui survei yang dilakukan asal Amerika Serikat, Price Waterhouse Cooper (PwC) melakukan survei mengenai bisnis keluarga di Indonesia. Dari hasil survei tersebut, lebih dari 95 persen perusahaan di Indonesia merupakan bisnis keluarga. Berdasarkan catatan PwC terdapat lebih dari 40 ribu orang kaya di Indonesia atau sekitar 0,2 persen dari total populasi yang menjalankan bisnis keluarga.

PwC mendefinisikan bisnis keluarga sebagai perusahaan yang mayoritas hak suaranya berada di tangan pendiri atau orang yang mengakuisisi perusahaan, misalnya pasangan, orang tua, anak atau ahli waris. Setidaknya ada satu perwakilan keluarga yang terlibat di dalam manajemen atau administrasi perusahaan. Bisnis keluarga di Indonesia kita lihat mengalami pertumbuhan yang lebih kuat dibandingkan rata-rata global pada tahun lalu. Dengan semakin ketatnya persaingan, perusahaan keluarga di Indonesia harus beradaptasi lebih cepat, dengan mengembangkan inovasi dan mengedepankan profesionalisme dalam menjalankan operasional bisnisnya, Daryoto (2015 : 39).

(15)

kretibilitas usaha yang dibangun atas jati diri pelakunya, bebas dari birokrasi dan yang terakhir, keputusan bisa diambil secara cepat. Susanto dkk (2007:2).

Semakin banyak orang membuka usaha keluarga dari waktu ke waktu. Beberapa diantara mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi banyak juga yang gagal. Keberhasilan suatu usaha dapat diindikasikan dalam beberapa hal penting yaitu bagaimana dalam usaha keluarga menjalin hubungan ikatan keluarga yang erat agar mampu mewujudkan bisnis yang diimpikan,dan bagaimana pengelolan keuangan yang baik dalam bisnis dan mengatur tenaga kerja (SDM) dalam usaha keluarga agar bisa bekerja secara profesional dan bertanggung jawab walaupun memiliki ikatan keluarga pada bisnis yang dijalankan dan bagaimana dalam memasarkan produk yang dijual agar tepat sasaran pada pelanggan,jika suatu bisnis keluarga mampu mengelola itu dengan baik maka bisnis keluarga yang dijalankan akan bertahan dan berkembang (Nasution,2001:12).

Bisnis keluarga dapat berkembang dengan baik jika setiap anggota keluarga mampu bekerjasama untuk membangun usaha keluarga menjadi lebih baik. Dengan komitmen yang tinggi membuat rasa tanggung jawab atas usahanya tersebut menjadi besar, sehingga terdapat rasa mencintai pada usaha keluarganya. Walaupun pendapat antar anggota keluarga yang sering kali terjadinya konflik diantara hubungan keluarga, dengan komitmen yang tinggi dari setiap anggota keluarga, konflik tersebut dapat disatukan untuk membangun usaha keluarga menjadi lebih maju.

(16)

usaha keluarga yang dikelola dan dibangun oleh beberapa orang anggota keluarga dalam ikatan kekeluargaan dapat menghasilkan usaha yang baik karena antara satu dengan yang lain saling menjaga dan saling kerjasama dalam memajukan usaha.

Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat dipahami bahwa ikatan keluarga dalam suatu usaha yang dibangun bersama akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha keluarga. Melalui ikatan keluarga akan melahirkan kepercayaan dalam menjalankan usaha, terbangunnya komitmen dan kerjasama yang baik antara anggota keluarga.

Banyaknya bisnis keluarga yang berkembang di masa sekarang ini, salah satunya bisnis jam tangan. Perkembangan usaha jam tangan di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya dikarenakan jam tangan tidak hanya sebagai alat penunjuk waktu melainkan sudah menjadi gaya hidup (life style) dalam kehidupan sehari hari. Banyaknya model jam yang selalu dikeluarkan setiap perusahaan yang membuat orang semakin ingin membeli untuk mengikuti tren berbagai bentuk jam, baik dari segi model, desain, dan warna dari berbagai merek.

(17)

dijalan Surabaya Medan dan sekitarnya bertahan dan bisa berkembang selama puluhan tahun sehingga tetap memiliki konsumen atau pembeli potensial dan pada umumnya toko jam yang mereka jalankan adalah bisnis milik keluarga.

Peneliti memilih usaha Toko Jam di Jalan Surabaya karena dikelola oleh keluarga dan perkembangan bisnis jam saat ini sangat pesat. Peneliti juga menggunakan perbandingan pada toko jam lainnya untuk mengetahui faktor keberhasilan dalam usaha keluarga. Fenomena tersendiri bagi setiap toko jam yang memiliki berbagai macam faktor-faktor untuk keberhasilan usahanya dengan menciptakan inovasi dan kreativitas untuk setiap produknya serta semangat pantang menyerah bagi setiap pemiliknya. Jenis-jenis jam yang ditawarkan atau dijual pada setiap usaha toko jam berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap toko jam juga memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri.

Toko jam yang satu dengan lainnya adalah merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh pemiliknya bersama anggota keluarga. Toko jam jalan Surabaya dan sekitarnya menjual berbagai jenis jam yang beraneka ragam model dan berkualitas baik dengan harga yang relatif terjangkau. Keunggulan yang dapat dilihat dari toko jam jalan Surabaya dan toko jam lainnya ini adalah keunikan masing-masing produknya yang memiliki berbagai macam bentuk dan desain yang sangat spesial.

(18)

yang digambarkan dalam ikatan keluarga menjadi model intelektual dalam menjalankan usaha.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah ikatan keluarga yang kuat dapat mendorong keberhasilan usaha, sehingga peneliti memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Ikatan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Keluarga (Studi Kasus Pada Toko Jam di Jalan Surabaya Medan Dan

Sekitarnya)”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Apakah ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam di jalan Surabaya Medan dan sekitarnya? 1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan didalam penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh ikatan keluarga terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam di jalan Surabaya Medan dan sekitarnya.

1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi Wirausaha

(19)

2. Bagi Peneliti

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang kewirausahaan, khususnya dalam menjalankan usaha. 3. Bagi Peneliti Lain

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikatan Keluarga

2.1.1 Pengertian Ikatan Keluarga

Ikatan keluarga merupakan suatu hubungan yang erat antara satu keluarga yang memiliki hubungan darah maupun hubungan perkawinan dalam suatu rumah tangga, hubungan tersebut dapat terjadi dalam tempat yang sama ataupun dalam tempat yang berbeda.

Menurut Nasution (2001:20) ikatan keluarga adalah hubungan antara dua atau lebih anggota keluarga yang tergabung dalam hubungan darah, hubungan perkawinan, dan berinteraksi satu sama lainnya di dalam suatu rumah tangga.Soekanto (2001 : 18) juga mengatakan bahwa ikatan keluarga adalah anggota keluarga yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki hubungan perkawinan atau hubungan darah dalam satu rumah maupun berbeda rumah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dikatakan dengan ikatan keluarga adalah anggota keluarga yang terdiri dari dua orang atau lebih dan memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.

Keluarga juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family).

1. Conjugal Family

Conjugal Familydidasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin.

(21)

Consanguine Family tidak didasarkan pada pertalian suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. 2.1.2 Manfaat Ikatan Keluarga

Manfaat keterkaitan anggota keluarga dalam bisnis menurut Longenecker et al (2001:35):

1. Memperkuat ikatan persaudaraan dalam bisnis keluarga,

2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaing,

3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatnya untuk keperluan perusahaan,

4. Motivasi anggota keluarga untuk kerja kuat dalam pengelolaan yang rapi dan baik.

2.1.3 Dimensi Ikatan Keluarga

Dimensi yang harus dibangun dalam ikatan keluarga dalam kaitannya dengan usaha keluarga memiliki beberapa dimensi. Nyomman (2011 : 47) mengatakan bahwa dimensi ikatan keluarga dalam kaitannya dengan usaha keluarga adalah : kepercayaan, komitmen dan kerjasama.

a. Kepercayaan

(22)

Pada perusahaan keluarga, trust diantara para anggota keluarga sangatlah penting. Kepercayaan bahwa mereka saling menjaga dan berkomitmen terhadap perusahaan, kepercayaan bahwa seluruh anggota keluarga telah menjalankan perannya masing-masing yang sering disebut altruismtrust menjadi modal utama dalam mengelola perusahaan.

Dalam hubungannya dengan trust tersebut, para ahli perusahaan keluarga mengemukakan apa yang dikenal dengan the cycle of trust yang merupakan siklus saling percaya yang wajib dijaga dan dipelihara oleh seluruh anggota keluarga dalam rangka menjaga harmonisasi hubungan antara perusahaan dan keluarga.

Siklus tersebut berjalan seiring dengan tahapan-tahapan perusahaan. Ada tiga kepercayaan yang wajib saling dijaga sesuai dengan siklusnya menurut Chairman, (2011 : 102):

1. Pertama, saling kepercayaan antar pribadi atau yang dikenal dengan

interpersonal trust,

2. Kedua, adanya kepercayaan kompetensi atau competence trust,

3. Ketiga, dengan semakin besarnya perusahaan, semakin banyaknya pihak-pihak yang bergabung dan berkepentingan terhadap perusahaan.

(23)

kompetensi yaitu meyakini dan mempercayai terhadap kemampuan antara satu dengan yang lain dalam membangun usaha yang sedang dijalankan. Apalagi pada saat persoalan perusahaan semakin kompleks, maka setiap anggota keluarga yang ikut dalam perusahaan dituntut memiliki kompetensi tertentu untuk dapat berkontribusi terhadap jalannya perusahaan.

Usaha yang dibangun dengan banyaknya anggota keluarga yang terlibat, maka seluruh anggota keluarga dan setiap elemen harus yakin bahwa sistem yang ada di perusahaan telah berjalan dengan layak. Inilah yang dikenal dengan system trust. Keyakinan bahwa system telah berjalan dengan layak pada tahap ini sangatlah penting.

Perusahaan keluarga dituntut untuk memastikan siklus kepercayaan ini berjalan dengan baik agar terjadi harmonisasi di dalam keluarga dan juga dalam hubungan antara keluarga dan perusahaan. Apabila tidak, maka dapat dipastikan bahwa keharmonisan keluarga akan terganggu dan perusahaan akan berada pada ambang kehancuran.

Mishra & Mishra (2008) mengkonseptualisasikan aspek-aspek dari kepercayaan sebagai berikut :

a. Reliability

(24)

keseimbangan dalam kehidupan orang tersebut. Kepercayaan tanpa aspek ini membuat orang lain tidak akan memberikan kesempatan kedua. Reliability

memerlukan kata-kata dan tindakan. Adanya ketidakkonsistenan antara kata-kata dan tindakan menurunkan kepercayaan yang juga menyiratkan penjagaan komitmen seseorang. Orang-orang akan lebih mungkin untuk mempercayai pemimpin yang reliable karena itu dapat mengurangi ketidakpastian akan perilaku pemimpin.

b. Openness

Keterbukaan merupakan kemauan untuk jujur dan terbuka dalam berhubungan dengan orang lain. Individu akan lebih mau mempercayai perkataan seseorang apabila mereka yakin bahwa orang tersebut berkatajujur. Adanya keterbukaan dari diri sendiri juga akan mendorong orang lain untuk lebih terbuka. Jika seseorang itu jujur dengan tetangga, rekan kerja atau anggota keluarganya, maka orang lain akan lebih mau untuk terbuka kepadanya. Menjadi terbuka juga termasuk berlaku wajar dan mau berbagi informasi atau pandangan. Pemimpin menunjukkan openness dengan berbagi informasi dan jujur terhadap satu sama lain. Minimalnya, menjadi terbuka berarti tidak berbohong kepada pihak lain. Sedangkan dalam level terbesarnya, openness berarti penuh penyingkapan (disclosure). Sifat kepercayaan dalam istilah openness membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dikembangkan dibandingkan dengan kepercayaan berdasarkan

(25)

yang jujur dan terbuka dapat mengurangi ketidakpastian dan ambiguitas karena membuat tujuan, agenda dan sasaran lebih transparan. Openness sebagai konstruk dari kepercayaan merupakan pertumbuhan informasi. Informasi dibagikan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan atau bersifat pribadi diantara trustee dan trustor.

c. Competence

Individu tidak ingin mempercayai orang lain sampai orang tersebut dapat melakukan pekerjaan tersebut bahkan ketika sebelumnya orang tersebut digambarkan sebagai seseorang yang reliable dan jujur. Pengalaman langsung dengan orang lain merupakan cara yang lebih meyakinkan untuk memperlihatkan kompetensi yang dimiliki. Pemimpin menunjukkan kompetensi mereka dengan menemukan dan melebihi harapan kinerja dan memberikan hasil yang mendukung tujuan dan sasaran strategi organisasi. Pengikut ingin tahu apakah mereka dapat bergantung pada pemimpin mereka untuk menjadi kompeten dalam menyelesaikan masalah dan mengarahkan mereka kepada solusi. Pengikut akan lebih mungkin untuk merespon usaha yang dikembangkan oleh pemimpin apabila mereka percaya bahwa pemimpin memiliki pengetahuan dan kemampuan yang penting untuk mengasah bakat dan kekuatan mereka.

(26)

dikarakteristikkan dengan bagaimana pengikutnya mempercayai mereka untuk membuat keputusan yang kompeten.

d. Compassion

Memiliki compassion terhadap orang lain berarti harus mau mengesampingkan kepentingan pribadi untuk bisa menjadi benar-benar empati terhadap orang lain. Yang juga berarti harus meletakkan kepentingan orang lain sama atau di atas kepentingan sendiri. Compassion memerlukan waktu yang lama untuk dapat ditunjukkan karena membutuhkan pemahaman atau empati terhadap kebutuhan dan kepentingan orang lain. Compassion dari pemimpin juga dapat membangun hubungan positif dengan karyawannya. Pemimpin yang menunjukkan compassion lebih mungkin untuk meningkatkan hubungan yang membantu perkembangan individu dan pertumbuhan bersama. Seorang individu yang memiliki compassion terhadap orang lain berarti ia harus memiliki kemauan untuk mengatur kepedulian diri sehingga bisa benar-benar berempati terhadap orang lain. Percaya dalam hal concern berarti bahwa kepentingan diri tersebut seimbang dengan minat dalam kesejahteraan orang lain (Mishra, 1996).

Maxwell (2002) mengindikasikan indikator-indikator kepercayaan, yaitu: 1. Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan menciptakan

rasa saling percaya.

(27)

3. Integritas, yaitu setiap anggota dianggap memiliki integritas atau bersikap sebenarnya (truthfulness) dalam bekerja.

d. Komitmen

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2000: 75), komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat didefinisikan bahwa komitmen dalam berwirausaha adalah suatu keterikatan diri dan keinginan yang kuat untuk membangun,memajukan,dan mempertahankan keberadaan usahanya dalam situasi apapun. (Syofyan, 2004 :103).

Dalam riset-riset tentang komitmen organisasional yang mencoba menganalisis karyawan-karyawan perusahaan yang dalam menjalankan aktivitas organisasi bersentuhan dengan teknologi informasi dan komunikasi seperti perusahaan telekomunikasi dan informasi, perbankan, pertambangan, pemasaran, konsultan perencanaan, otomotif, semi konduktor, dan bioteknologi, Cut Zurnali (2010) mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut:

1. Affective commitment

(28)

dikarenakan karena ia memang memiliki keinginan untuk terus bertahan dalam organisasinya dan merasa dekat secara emosional dengan organisasi tersebut.

2. Continuance commitment

Perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.

3. Normative commitment

Merupakan komitmen yang muncul karena individu tersebut merasa memiliki kewajiban untuk terus bertahan dalam organisasi karena tanggung jawab moral. Perasaan ini mungkin berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh, organisasi mungkin sudah memberikan banyak pelatihan sehingga karyawan merasa hutang budi dan harus membayarnya. Karyawan ini memiliki komitmen pada organisasi nya karena merupakan keharusan.

Untuk membangun komitmen dalam berwirausaha diperlukan kekuatan pribadi setiap wirausaha,contohnya:

1. Kesabaran dan ketabahan 2. Keinginan keras untuk maju 3. Keyakinan kuat untuk maju 4. Keuletan dan ketekunan

5. Pemikiran yang kreatif dan konstruktif 6. Ketahanan mental dan fisik

(29)

Tanpa usaha yang sungguh-sunguh dan komitmen tinggi terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.

Pentingnya komitmen tinggi bagi wirausaha adalah :

1. Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal 2. Dapat menggunakan sumber daya secara efesien

3. Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaan 4. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha

5. Meningkatkan rasa kepercayaan

6. Meningkatan etos semangat kerja bagi pribadi wirausaha dan karyawannya seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi didalam usahanya diharapkan :

1. Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun 2. Memiliki semangat dan tahan uji terhadap setiap tantangan 3. Memiliki kesabaran dan ketabahan didalam berusaha 4· Selalu bekerja, berjuang dan rela berkorban

Adapun faktor-faktor yang menunjukan seseorang berkomitmen tinggi terhadap pekerjaan nya adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai dedikasi yang tinggi 2. Mencintai pekerjaannya

3. Selalu memegang janji

(30)

5. Mengendalikan diri

6. Tekun dan ulet dalam berkerja 7. Keyakinan diri dan kedisiplinan Jenis-jenis komitmen terdiri dari :

1. Komitmen terhadap diri sendiri

2. Komitmen pada keluarga (family commitment)

3. Komitmen pada visi bisnis (bussiness commitment)

4. Komitmen kepada orang yang mempercayai (trust bulding commitment)

5. Komitmen kepada konsumen (commitment to customers)

6. Komitmen terhadap lingkungan (environment commitment)

7. Komitmen terhadap aspek sosial (social commitment)

Contoh nyasebagai berikut : a. Ikut menjaga kebersihan

b. Ikut mendukung program masyarakat

8. Komitmen terhadap etika bisnis (business ethic commitment).

c. Kerjasama

(31)

Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi seecara optimal (Sunarto, 2000).

Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 2001). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil. Kerjasama adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2001).

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Jika tujuan yang ingin di capai berbeda maka kerjasama tidak akan tercapai.

West (2002) menetapkan indikator-indikator kerja sama sebagai alat ukurnya sebagai berikut :

1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.

2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.

(32)

Menurut Hakim (2006:18) hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalin hubungan keluarga adalah :

1. Kerjasama

Menurut Lansberg (2005:70) kerjasama adalah merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. 2. Loyalitas

Menurut Agustinus (2010:43)Loyalitas adalah suatu konsep yang menunjukkan antara konsistensi antara tindakan dengan nilai prinsip, dalam etika integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.

3. Komitmen

Komitmen adalah rasa identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang dinyatakan oleh seseorang terhadap bisnisnya.

4. Konflik

Konflik dalam perusahaan keluarga dapat dirumuskan sebagai suatu situasi ditempat kerja dimana dua atau lebih atau kelompok orang dalam keluarga mempunyai ide, pandangan, persepsi, dan pendapat yang berlawanan sehingga mereka saling menyalahkan yang berakibat pada perusahaan (Lansberg 2005:97).

Menurut Soedibyo(2007:57) ada beberapa hal yang diharus diperhatikan dalam mencapai keberhasilan usaha keluarga diantara :

(33)

Kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu mengatur kompleksitas, membantu mengembangkan kapasitas aksi, meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan kemampuan pembelajaran organisasi.

ada lima dasar yang dapat membangun kepercayaan diantaranya : a. Integritas,

b. Kebajikan, c.Waktu,

d. Tanggung Jawab, e. Bukti.

2.Komitmen

Komitmen adalah fokus pikiran diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

3 .Kerjasama

Kerja sama dapat meningkatkan komunikasi dalam membangun bagian-bagian dari Usaha Keluarga.

Menurut Susanto (2007:340) ada beberapa cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain :

(34)

Konflik dalam perusahaan keluarga dapat dirumuskan sebagai suatu situasi ditempat kerja dimana dua atau lebih atau kelompok orang dalam keluarga mempunyai ide, pandangan, persepsi, dan pendapat yang berlawanan sehingga mereka saling menyalahkan yang berakibat pada perusahaan (Lansberg 2005:97).

2.2 Usaha Keluarga

Usaha Keluarga (family business) adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya melibatkan fungsi dua atau lebih anggota keluarga yang sama secara langsung dalam sebuah usaha. Usaha keluarga adalah suatu perusahaan di mana dua atau lebih anggota keluarga sama-sama berperan sebagai pemilik atau bekerja bersama dalam operasi bisnis. Bahkan usaha keluarga adalah usaha yang kepemilikannya diwariskan dari generasi suatu keluarga pada generasi berikutnya (Anastasia, 2001: 6).

Keluarga yang dimaksudkan tentunya adalah keluarga yang memiliki ikatan kekeluargaan atau yang dikenal dengan ikatan keluarga. ikatan keluarga adalah beberapa orang anggota keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.

(35)

dinamika-dinamika keluarga, untuk itu penting memiliki tujuan yang jauh ke depan dan strategi komunikasi yang efektif untuk membangun kerjasama dengan saudara. 2.3 Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001:48), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dan berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Astamoen (2005:251) Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami.

Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

(36)

2.3.1 Faktor – Faktor Keberhasilan Usaha

Menurut Basrowi (2014, 19-26) ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu :

a. Motivasi b. Usia

c. Pengalaman d. Pendidikan

Sedangkan menurut Tarigan dan Yenawan (2013) juga memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan usaha, yaitu : a. Pendidikan yang tepat dan sesuai bisa membantu dalam mencapai kesuksesan. b. Pola pikir yang tepat, karena pola pikir yang salah dapat menghalangi untuk

meraih kesuksesan.

c. Pareto, yakni 20/80. Hukum pareto berarti 20% dari aktivitas tertentu dalam hidup dapat memberikan kontribusi 80% untuk mencapai kesuksesan.

d. Memiliki kebiasan (perilaku positif) seperti orang sukses. e. Adanya passion di dalam diri.

Menurut Dalimunte (2003:15) keberhasilan usaha merupakan keuntungan, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan siknifikan terhadap keberhasilan. Ada beberapa faktor yang mendasari keberhasilan usaha, diantaranya :

1. Keuntungan Usaha

(37)

2. Jumlah Penjualan

Jumlah Penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.

3. Pertumbuhan Usaha

Pertumbuhan Usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Dilihat dari laba dan pelanggan serta nama baik.

Berdasarkan ketentuan di atas maka dapat dipahami bahwa ada tiga factor yang mendasari keberhasilan keluarga yaitu keuntungan usaha, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha. Keuntungan usaha pada dasarnya menjadi tujuan utama dalam sebuah usaha, karena keuntungan usaha akan dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha yang sedang dikelola. Melalui keuntungan usaha usahawan dapat melakukan perencanaan dalam pengembangan usaha yang dilakukan terutama untuk meningkatkan pendapatan.

(38)

2.3.2. Hubungan Ikatan Keluarga Dengan Keberhasilan Usaha

Jika bisnis dibangun bersama anggota keluarga, akan ada kesamaan sikap-sikap, nilai-nilai, dan ‘budaya’ yang kurang lebih sama, sehingga ada kemungkinan masalah-masalah potensial menjadi tidak terlihat.

Ikatan keluarga dalam suatu bidang usaha akan mempengaruhi terhadap keberhasilan keluarga, sebab keuntungan usaha dalam keluarga sebagaimana yang dikatakan Longenecker, dkk (2003 : 38) adalah :

1. Kekuatan hubungan keluarga setiap periode-periode menarik perubahan bisnis.

2. Pengorbanan-pengorbanan keuangan anggota keluarga membuat usaha menjadi lebih baik, sehingga usaha memperoleh modal murah.

3. Operasi suatu usaha keluarga mampu membuat kekhasan usaha dari para pesaing.

4. Tingkat hubungan menjadi lebih tinggi terhadap perhatian komunitas keluarga dengan para pekerja yang bukan keluarga.

5. Sanggup merencanakan dan menyiapkan untuk menghasilkan laba jangka panjang.

6. Selalu berfokus pada kualitas dan nilai.

Keuntungan lain usaha keluarga menurut Longenecker, dkk (2001 : 40) adalah sebagai berikut:

1. Motivasi kuat dari anggota keluarga

(39)

atau belum mendatangkan manfaat. Masing-masing anggota keluarga akan termotivasi dengan baik bila dapat mencapai tujuannya dan rela untuk mencapai tujuannya dan rela untuk menjaga jalannya usaha.

2. Menggunakan tema-tema keluarga dalam iklan

Promosi penjualan untuk usaha keluarga lebih cenderung akan menggunakan tema-tema keluarga dalam melakukan periklanannya untuk membedakan dengan para kompetitor.

3. Penekanan di tempat kerja

Anak laki-laki atau perempuan atau anggota keluarga yang lain saling segan untuk meninggalkan bisnisnya dan diharapkan masing-masing berkontribusi maksimal di tempat kerja atau bisnisnya.

4. Fokus pada proses perjalanan bisnis

Fokus usaha keluarga terletak pada perjalanan atau proses bisnis. 5. Penekanan pada produk dan atau jasa

Fokus keluarga terletak pada kualitas dan nilai atas produk dan/jasa yang dihasilkan.

(40)
[image:40.595.8.583.152.625.2]

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Pengarang Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

1 Juarnah, Suar (2003) Analisis Peran Dan Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan UsahaPada Toko Emas Sinar Agung Medan pada tahun2003

Regresi Berganda

Faktor Faktor yang paling berpengaruh dalam keberhasilan usaha perandan hubungan keluarga yang paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada toko emas Sinar Agung Medan adalah Variabel kerjasama dan persaingan antara saudara kandung. 2 Matondang, Indra

Hakim (2006)

Analisis Faktor-Faktor Yang

Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang Jalan Letda Sujono pada tahun 2006)

Regresi Berganda

Faktor-Faktor yang paling berpengaruh untuk berwirausaha adalah Faktor Pemasaran

3 Trensey, Margareth (2001)

Stories from Australian family business and the people who operate them

Regresi Berganda

Family company when the owner thinks and wants his company as a good family enterprise.

4 Anastasia Astri, (2001)

Rahasia Bisnis Saudara Kandung Kualitatif Bisnis atau usaha yang dibangun oleh saudara kandung sebagai ikatan keluarga harus dibangun melalui rahasia bisnis.

5 Glassop, Linda (2005)

Managing the Family Business Path

Analysis

(41)

6. John A, Davis (2014)

Poorly designed leadership roles set up a family business

Path Analysis

Without stability, you lose your built-in advantage. Without adequate governance, you don't have adequate stability. The family business system absolutely must be governed, and governed well, for success.

Sumber: Margareth Trancey (2001), Anastia Astri (2001), Suar Juarnah (2003), Linda Glassop (2005), Indra Hakim Matondang (2006), Davis John A (2014)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004:49).

Ikatan keluarga merupakan suatu ikatan yang erat antara satu keluarga yang memliki hubungan darah maupun hubungan perkawinan dalam satu rumah tangga atau beda tempat tinggal. Ikatan keluarga sangat penting dalam membangun suatu kebersamaan baik dalam hal menjalankan usaha maupun dalam bidang lainnya.

(42)

serta motivasi anggota keluarga untuk kerja cukup tinggi dan kuat dalam pengelolaan yang rapi dan baik.

Dimensi ikatan keluarga dalam membangun usaha keluarga diantaranya sebagaimana yang dikatakan Nyomman (2011 : 47) salah satunya adalah Kepercayaan, dalam hal ini antar keluarga kepercayaan jauh lebih tinggi bila dibanding dengan mitra usaha dengan orang lain, kemudian komitmen yaitu adanya keterikatan darah membuat hubungan bisnis menciptakan komitmen yang lebih tinggi, dan kerjasama. Kerjasama antar anggota keluarga dengan adanya ikatan keluarga jauh lebih baik dalam menjalankan usaha keluarga itu sendiri.

Upaya untuk meniptakan keberhasilan usaha keluarga tentunya ikatan keluarga sangat penting bahkan dengan tingginya ikatan keluarga akan mempengaruhi terhadap keberhasilan usaha keluarga. Keberhasilan Usaha Keluarga menurut Dalimunte (2003:15) keberhasilan usaha merupakan keuntungan, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan siknifikan terhadap keberhasilan.

Terciptanya keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga tidak terlepas dari hubungan antar keluarga yang erat. Dengan kepercayaan yang tinggi dari antar anggota keluarga untuk saling percaya, mampu menjadi dasar dalam menciptakan komitmen yang kuat. Sehingga mampu menciptakan kerjasama yang erat dan solid dalam membangun usaha keluarga menuju keberhasilan. Hal ini membuat hubungan keluarga menjadi harmonis yang mampu memberikan dampak positif terhadap keberhasilan usaha keluarga.

(43)
[image:43.595.163.525.116.239.2]

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Nyoman (2011), Syofyan (2004), Dalimunte (2003)

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disimpulkan oleh peneliti, yang selanjutnya masih akan diuji kebenarannya. Hipotesis penelitian menunjukkan secara jelas arah pengujiannya, dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek penelitian maupun pengumpulan data. hipotesis penelitian ini adalah:

Ikatan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha keluarga pada usaha toko jam jalan Surabaya Medan dan sekitarnya.

Ikatan Keluarga (X) 1. Kepercayaan 2. Komitmen 3. Kerjasama

Keberhasilan Usaha Keluarga

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang melandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik penelitian sampel pada umumnya dilakukan secara sampel jenuh, yaitu menetapkan sampel secara total sampling, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.(Sugiyono, 2012:13)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada toko-toko jam di jalan Surabaya Medan dan sekitarnya. Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Septembersampai Oktober2015.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan ini dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan yang ada. Penelitian ini dikhususkan pada batasan operasional sebagai berikut:

a. Variabel Independen yang dianalisis penulis dalam penelitian ini adalah Ikatan Keluarga sebagai variabel (X)

(45)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Sugiono 2010:16). Definisi operasional diperlukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.

a.Ikatan Keluarga (X)

Adapun yang menjadi dimensi dari ikatan keluarga adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain.

2. Komitmen

Komitmen adalah fokus pikiran diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

3. Kerjasama

Kerjasama adalah merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama.

b.Keberhasilan Usaha Keluarga (Y)

(46)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Ikatan Keluarga (X)

Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain.

1.Kejujuran 2.Pemberian tugas 3.Integeritas

Likert

Komitmen adalah

mempertahankan , fokus pikiran diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

1. Keinginan 2. Kebutuhan 3. Kewajiban

Likert

Kerjasama adalah

merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama.

1.Tanggung Jawab 2.Saling berkontribusi 3.Pengerahan kemampuan maksimal Likert Keberhasilan Usaha Keluarga (Y)

Keberhasilan usaha merupakan keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan yang siknifikan terhadap keberhasilan.

1.Keuntunganbertamba h

2. Output penjualan meningkat

3. Jumlah pelanggan baru meningkat

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(47)
[image:47.595.214.473.196.350.2]

variabel.Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skor skala likert yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Skala pengukuran Bobot

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono ( 2012) 3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Toko-toko penjual jam yang ada dijalan Surabaya Medan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak empat puluh (40) toko jam.

3.6.2 Sampel

(48)

yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel. Sugiono (2005 : 96)

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini yaitu: 1. Data Primer

Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, situmorang dan Lutfi(2012:3).

2. Data Sekunder

Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Situmorang dan Lutfi, 2012:3).Data ini diperoleh melalui dokumen organisasi meliputi profil organisasi, struktur organisasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

3.8 MetodePengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(49)

2. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan yang disebarkan kepada responden berupa angket yang sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan secara instrumen (Sugiyono, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengubah data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.Uji validitas ini dilakukan kepada 30 toko handphone di Plaza Millenium Medan yang memiliki hubungan ikatan keluarga.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

(50)
[image:50.595.88.539.106.580.2]

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics Butir Pernyataan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Keterangan

IK_kepercayaan1 83,07 141,444 ,785 ,966 Valid

IK_kepercayaan2 83,30 139,734 ,798 ,966 Valid

IK_kepercayaan3 83,47 143,775 ,708 ,967 Valid

IK_kepercayaan4 83,37 135,826 ,829 ,966 Valid

IK_kepercayaan5 83,80 137,407 ,941 ,965 Valid

IK_kepercayaan6 83,43 141,082 ,744 ,967 Valid

IK_komitmen1 83,47 145,637 ,644 ,968 Valid

IK_komitmen2 83,47 144,051 ,638 ,968 Valid

IK_komitmen3 83,40 139,214 ,829 ,966 Valid

IK_komitmen4 83,23 142,047 ,736 ,967 Valid

IK_komitmen5 83,20 134,234 ,857 ,966 Valid

IK_komitmen6 83,47 141,637 ,733 ,967 Valid

IK_kerjasama1 83,03 144,516 ,705 ,967 Valid

IK_kerjasama2 83,47 140,878 ,731 ,967 Valid

IK_kerjasama3 82,97 143,964 ,743 ,967 Valid

IK_kerjasama4 83,07 145,168 ,663 ,968 Valid

IK_kerjasama5 83,10 144,645 ,645 ,968 Valid

IK_kerjasama6 83,20 144,993 ,647 ,968 Valid

Keberhasilan1 83,33 139,264 ,839 ,966 Valid

Keberhasilan2 83,50 140,328 ,835 ,966 Valid

Keberhasilan3 83,67 138,092 ,856 ,966 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 19, 2015

Tabel 3.3 menunjukan bahwa semua butir pernyataan memiliki nilai

(51)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r

alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliable. 2. Jika r

[image:51.595.136.432.280.455.2]

alpha negatif atau < dari r tabel maka pertanyaan tidak reliable. Tabel 3.4

Reliability Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,968 21

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 19, 2015

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.4Cronbach Alpha

sebesar 0,968 Karena Cronbach Alpha diatas 0,60 maka seluruh butir pernyataan adalah realiabel.

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

(52)

3.10.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel independen dapat diprediksi melalui variabel dependen secara individual. Analisis regresi linier sederhana ditunjukan untuk memutuskan apakah untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen. Hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut X dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang dan Lutfi, 2015:161).

Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = α + βX + e

Dimana:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan (Keberhasilan Usaha) α = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)

β =Angka arah keofisien regresi

X = Subjek pada variabel independen (Ikatan Keluarga) e = Eror

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau

predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

(53)

3.10.4 Uji t (Uji secara Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Toko Jam Jalan Surabaya

Sebelum tahun 1970 jalan Surabaya merupakan pusat bisnis untuk segala macam kebutuhan dijual disini, mulai dari makanan, kebutuhan pokok hingga peralatan rumah tangga, yang berkembang pesat di kota Medan, walaupun jalan Surabaya dekat dengan pasar terbesar di kota Medan yaitu pasar sentral tetapi tetap diminati pembeli. Namum saat ini jalan Surabaya lebih dikenal dengan sebagai pusat penjualan dan reparasi segala bentuk jam dalam beberapa dekade terakhir. Toko-toko jam yang berada di jalan Surabaya kebanyakan pemiliknya adalah orang tionghoa, pemilik toko menjalankan bisnis dengan bentuk perusahaan keluarga sampai kepada perluasan usaha pun pemilik toko jam yang berada dijalan Surabaya menambah anak cabang di lokasi yang sama. Mereka menciptakan persepsi di dalam benak konsumen dengan menjadikan jalan Surabaya menjadi pusat toko jam, sehingga konsumen lebih cenderung datang ke jalan Surabaya untuk membeli atau memperbaiki jam.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk diperlukan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1 Karakteristik Responden

(55)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 23 57,5%

Wanita 17 42,5%

T O T A L 40 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.1menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah Pria dengan presentase sebesar 57,5%, dan Wanita sebesar 47,5%.Hal ini dikarenakan mayoritas anak dari pemilik toko sebelumnya adalah pria, sehingga yang menjadi responden lebih banyak pria.

[image:55.595.112.516.143.241.2]

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ikatan Keluarga dan Keberhasilan Usaha

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Variabel Ikatan Keluarga (X1)

No. Item

STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

1 - - 1 2,5 1 2,5 20 50 18 45 40 100

2 - - 2 5 1 2,5 22 55 15 37,5 40 100

3 - - 1 2,5 3 7,5 20 50 16 40 40 100

4 1 2,5 1 2,5 6 15 17 42,5 15 37,5 40 100

5 2 5 - - 3 7,5 23 57,5 12 30 40 100

6 - - 2 5 5 12,5 27 67,5 6 15 40 100

[image:55.595.105.522.440.586.2]
(56)

Lanjutan tabel 4.2 distribusi jawaban responden variabel ikatan keluarga

8 - - 1 2,5 3 7,5 20 50 16 40 40 100

9 - - 2 5 5 12,5 18 45 18 45 40 100

10 - - 1 2,5 3 7,5 21 52,5 15 37,5 40 100

11 2 5 - - 4 10 19 47,5 15 37,5 40 100

12 - - 2 5 3 7,5 23 57,5 12 30 40 100

13 - - - - 6 15 18 45 16 40 40 100

14 - - 2 5 6 15 23 57,5 9 22,5 40 100

15 - - - - 3 7,5 20 50 17 42,5 40 100

16 - - - - 3 7,5 21 52,5 16 40 40 100

17 - - - - 6 15 21 52,5 13 32,5 40 100

18 - - - - 2 5 22 55 16 40 40 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 45% responden menyatakan sangat setuju bahwa kejujuran harus diterapkan oleh sesama anggota keluarga, 50% menyatakan setuju,2,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju artinya kejujuran didalam ikatan keluarga diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha, dengan adanya kejujuran maka dapat mengurangi resiko kecurangan usaha, seperti korupsi dan kecurangan lainnya.

2. Pada pernyataan kedua, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa kejujuran anggota keluarga menciptakan rasa saling percaya, 55% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, 5% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya kejujuran dapat menciptakan rasa saling percaya terhadap sesama anggota keluarga sehingga rasa percaya menciptakan rasa aman dalam menjalankan usaha.

(57)

kepercayaan untuk mampu melaksanakannya, 50% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju. Artinya pemilik toko jam telah memberikan kepercayaan untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan.

4. Pada pernyataan keempat, dari sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga sudah diberikan tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan, 42,5% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju, dan 2,5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga memiliki kewajiban dalam menyelesaikan tugas dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut, dan 2,5% menjawab sangat tidak setuju dikarenakan setiap anggota keluarga belum diberikan tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan kewajiban.

5. Pada pernyataan kelima, sebanyak 30% responden menyatakan sangat setuju bahwa integritas diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha, 57,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya usaha keluarga harus memiliki integritas untuk mencapai usaha keluarga, dan 5% responden menyatakan sangat setuju dikarenakan responden berpendapat bahwa integritas tidak perlukan untuk mencapai keberhasilan keluarga.

(58)

tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga memerlukan integritas dalam menjalakan usaha.

7. Pada pernyataan ketujuh, sebanyak 32,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa berkeinginan memajukan usaha, 57,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, dan 2,5% responden menyatakan tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga berkomitmen untuk memajukan usaha keluarga.

8. Pada pernyataan kedelapan, sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa kami ingin menghabiskan karir untuk usaha keluarga, 50% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga berkomitmen untuk menjalan usaha keluarga dari generasi ke generasi.

9. Pada pernyataan kesembilan, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga membutuhkan usaha, 45% menyatakan setuju, 12,5% menyatakan kurang setuju, 5% menyatakan tidak setuju. Setiap anggota keluarga membutuhkan usaha sebagai mata pencaharian utama mereka.

(59)

11.Pada pernyataan kesebelas, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga berkewajiban untuk menjalankan aturan-aturan dalam usaha, 47,5% menyatakan setuju, 10% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya anggota keluarga yang menjalan peraturan yang ada dalam usaha toko jam dan sebesar 5% menjawab sangat tidak setuju dikarenakan usaha keluarga yang dijalankan secara diktator oleh pemilik toko.

12.Pada pernyataan keduabelas, sebanyak 30% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga berkewajiban untuk menjaga nama baik usaha keluarga, 57,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 5% menyatakan tidak setuju. Artinya nama baik diperlukan keluarga diperlukan untuk menjaga hubungan baik terhadap pemasok dan konsumen toko jam, sehingga anggota keluarga diharuskan untuk menjaga nama baik keluarga. 13.Pada pernyataan ketigabelas, sebanyak 40% responden menyatakan sangat

setuju bahwa anggota keluarga memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan, 45% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju, dan untuk tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%. Artinya anggota keluarga memiliki tanggung jawab dalam menjalan tugas yang diberikan. 14.Pada pernyataan keempatbelas, sebanyak 22,5% responden menyatakan sangat

(60)

dapat menciptakan kerja sama yang baik untuk meningkatkan keberhasilan usaha.

15.Pada pernyataan kelimabelas, sebanyak 42,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga saling berkontribusi dalam memajukan usaha, 50% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju,menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Setiap anggota keluarga harus memiliki kontribusi dalam menjalan usaha, sehingga tidak terjadi kecemburuan antar anggota keluarga.

16.Pada pernyataan keenambelas, sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran, 52,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Artinya setiap anggota keluarga harus saling memberikan kontribusi baik tenaga maupun pikiran atau ide kreatif dalam mengembangkan usaha.

17.Pada pernyataan ketujuhbelas, sebanyak 32,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa seluruh anggota keluarga mengerahkan kemampuan secara maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan, 52,5% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju,menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Artinya anggota keluarga harus mengerahkan kemampuan yang maksimal untuk mencapai efektif dan efisiensi kerja. Dan mengurangi resiko dari kesalahan kerja.

(61)
[image:61.595.100.525.231.331.2]

mencapai keberhasilan usaha, 55% menyatakan setuju, 5% menyatakan kurang setuju,menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Artinya pengerahan kemampuan anggota keluarga diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha.

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y) No.

Item

STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

1 - - 2 5 1 2,5 20 50 17 42,5 40 100

2 - - 2 5 1 2,5 21 52,5 16 40 40 100

3 1 2,5 1 2,5 1 2,5 23 57,5 14 35 40 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama,sebanyak 42,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa keuntungan mengalami peningkatan tiap periodenya, 50% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan tidak setuju. Artinya setiap semakin baiknya ikatan keluarga berdampak pada penghasilan setiap bulannya.

2. Pada pernyataan kedua,sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa jumlah penjualan dari usaha keluarga ini mengalami peningkatan dari tiap bulan atau tiap tahunnya, 52,5% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan tidak setuju. Artinya ikatan keluarga yang baik dapat meningkatkan output penjualan.

(62)

tidak setuju. Artinya usaha toko jam mengalami perkembangan dengan menambah jumlah toko-toko jam dan menambah pelanggan yang baru dan 2,5% menyatakan sangat tidak setuju karena responden tidak menambah toko baru.

4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel independen dapat diprediksi melalui variabel dependen secara individual. Analisis regresi linier sederhana ditunjukan untuk memutuskan apakah untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen. Hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut X dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang dan Lutfi, 2015:161).

Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan bantudan program SPSS. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = α + βX + e

Dimana:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan (Keberhasilan Usaha) α = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)

β = Angka arah keofisien regresi

X = Subjek pada variabel independen (Ikatan Keluarga) E = Eror

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 19 for windows, maka hasil persamaan regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.4

(63)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,389 1,471 ,265 ,793

Ikatan_Keluarg a

,164 ,019 ,809 8,489 ,000

a. Dependent Variable: Keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, menunjukan hasil regresi sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y= 0,389 + 0,164 X

Ikatan keluarga berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha dengan koefisien regresi 0,164 artinya apabila terjadi peningkatan keberhasilan usaha maka ikatan keluarga akan meningkat sebesar 0,164. Tanda + (positif) pada variabel keberhasilan usaha menunjukan hubungan searah, artinya apabila ikatan keluarga diterapkan maka keberhasilan usaha akan semakin baik, begitu pula sebaiknya. Artinya semakin baik ikatan keluarga maka tingkat keberhasilan usaha juga akan meningkat, apabila ikatan keluarga semakin menurun maka tingkat keberhasilan juga akan turun.

4.4 Uji t (Uji secara Parsial)

(64)

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari ikatan keluarga (X) terhadap keberhasilan usaha (Y).

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari ikatan keluarga (X) terhadap keberhasilan usaha (Y)..

[image:64.595.98.530.357.490.2]

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5% H0 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5% dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,389 1,471 ,265 ,793

Ikatan_Keluarg a

,164 ,019 ,809 8,489 ,000

a. Dependent Variable: Keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Dari tabel 4.5 dapat diketahui nilai signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (8,489) > ttabel 1,68 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terdahap keberhasilan usaha.

4.5 Koefisien Detrminasi (R2)

(65)

predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

Range nilai dari R2 adalah 0-1. 0 < R2 < 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan karena media pembelajaran yang digunakan oleh guru masih sebatas dengan menggunakan benda-benda seadanya dan membutuhkan media pembelajaran

Untuk mengetahui pelatihan, inovasi dan karakteristik wirausaha secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas usaha mikro di Desa Jabon Kecamatan

While considering the quality of metacognitive instruction in listening and shifting premises to improve listening outcome, this study has focused on whether metacognitive

Since the self-localization of the mobile device is based on GPS, gyro sensor, acceleration meter and magnetic field sensor (called as position and orientation system (POS) in

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Untuk mengetahui peningkatan kemampuan heading bola di SDN 14 Sungai Putat yang di disain untuk membuat anak senang, gembira

Muhammadiyah 2 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial, simulan, dan dominan antara pelatihan, pengembangan, dan pengalaman

[r]