• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ikatan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Keluarga (Studi Kasus Toko Jam Jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ikatan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Keluarga (Studi Kasus Toko Jam Jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 LEMBAR KUESIONER

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Medan

Saya mohon kesediaan Anda untuk menjawab pertanyaan maupun pernyataan pada lembar kuesioner mengenai PENGARUH IKATAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KELUARGA (Studi Kasus Pada Toko Jam Jalan Surabaya Medan dan Sekitarnya)”. Atas waktu dan kesediaan anda dalam mengisi kuesioner, saya mengucapkan banyak terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden : ... Nama : ... Umur : ... tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Pendidikan : ... II. PETUNJUK PENGISIAN

Silahkan Anda pilih jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan memberikan tanda (_) pada pilihan jawaban yang tersedia.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

(2)

III. TANGGAPAN RESPONDEN Variabel Bebas (X) - Ikatan Keluarga

a. Kepercayaan

No. Pernyataan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1. Kejujuran selalu diterapkan sesama anggota keluarga 2. Dengan adanya kejujuran anggota keluarga

menciptakan rasa saling percaya

3. Dengan pemberian tugas pada anggota keluarga berarti telah memberikan kepercayaan untuk mampu melaksanakannya

4. Setiap anggota keluarga sudah diberikan tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan

5. Integritas diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha 6. Setiap anggota keluarga memiliki integritas dalam

menjalankan usaha

b. Komitmen

No. Pernyataan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1. Kami berkeinginan untuk memajukan usaha.

2. Kami ingin menghabiskan karir di usaha keluarga ini

3. Setiap anggota keluarga membutuhkan usaha ini agar tetap berjalan dengan baik.

4. Kami memiliki perasaan berat untuk meninggalkan usaha ini dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya

5. Setiap anggota keluarga selalu berkewajiban menjanlankan aturan-aturan dalam usaha.

(3)

c. Kerjasama

No. Pernyataan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1. Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan.

2. Dengan pemberian tanggung jawab anggota keluarga dapat menciptakan kerjasama yang baik

3. Seluruh anggota keluarga saling berkontribusi dalam memajukan usaha

4. Anggota keluarga saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran

5. Seluruh anggota keluarga mengerahkan kemampuan secara maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan

6. Pengerahan kemampuan secara maksimal diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha

Variabel Independen (Y) – Keberhasilan Usaha

No. Pernyataan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

1. Keuntungan mengalami peningkatan tiap periodenya. 2. Jumlah penjualan dari usaha keluarga ini mengalami

peningkatan dari tiap bulan atau tiap tahunnya.

(4)

Lampiran 2 Data Validitas

No Ikatan Keluarga

1 4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5

2 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5

3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5

4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4

5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5

6 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5

7 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4

8 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4

9 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5

10 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4

11 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5

12 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4

13 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5

14 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5

15 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4

16 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 5 5

17 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3

18 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4

19 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4

20 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4

21 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5

22 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3

23 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4

24 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4

25 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5

26 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3

27 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4

28 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4

29 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4

(5)

No Keberhasilan Usaha

1 4 4 3

2 5 5 4

3 4 4 4

4 5 5 4

5 5 4 5

6 5 5 4

7 4 4 4

8 4 3 3

9 5 4 4

10 5 4 4

11 4 4 4

12 4 4 4

13 5 4 4

14 4 5 4

15 5 4 5

16 4 4 4

17 2 2 1

18 4 4 4

19 4 4 4

20 4 4 5

21 4 5 4

22 3 4 3

23 4 4 4

24 5 5 5

25 5 4 4

26 2 2 2

27 4 4 4

28 4 4 4

29 4 3 3

(6)

Data Regresi

No Ikatan Keluarga (X)

1 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4

2 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4

3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4

4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4

5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5

6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4

7 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5

8 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

9 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4

10 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5

11 5 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 4

12 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4

13 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4

14 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5

15 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4

16 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5

17 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5

18 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 5 5 5 4

19 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 5 5

20 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3

21 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5

22 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4

23 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5

24 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4

25 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5

26 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4

27 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 5 5

28 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4

29 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5

30 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4

31 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4

32 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5

33 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4

34 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5

35 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4

(7)

37 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4

38 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5

39 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3

40 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4

No Keberhasilan Usaha

1 4 5 5

2 5 4 4

3 4 5 5

4 5 4 4

5 4 5 5

6 5 4 4

7 4 5 5

8 5 4 4

9 4 5 5

10 5 4 4

11 3 4 4

12 4 5 5

13 5 5 4

14 4 5 5

15 4 4 4

16 5 4 4

17 4 5 4

18 5 4 5

19 4 4 4

20 2 2 1

21 4 5 4

22 5 5 5

23 4 4 4

24 5 4 5

25 4 5 4

26 5 4 5

27 4 5 4

28 5 4 4

29 4 4 4

30 5 4 5

31 5 4 4

32 4 5 5

33 5 4 4

34 4 5 4

(8)

36 4 3 3

37 5 5 5

38 5 4 4

39 2 2 2

40 4 4 4

Lampiran 3 Hasil Output SPSS 19

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,389 1,471 ,265 ,793

Ikatan_Keluarg a

,164 ,019 ,809 8,489 ,000

a. Dependent Variable: Keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .809a .655 .646 1.171

a. Predictors: Ikatan_keluarga

b. Dependent Variable: Keberhasilan_usaha

(9)

DAFTAR PUSTAKA 1. Buku

Anoraga, Pandji, 2000. Manajemen Bisnis, Rhineka Cipta, Semarang Astomoen, H Moko, 2005. Entreprenurship, Alfabeta, Bandung.

Basrowi, 2011. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Chairman, 2011, Kajian Pusat Bisnis Keluarga, Tiga Serangkai, Jakarta.

Zurnali, cut, 2010, "Learning Organization, Competency, Organizational

Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker -

Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan", Penerbit Unpad Press, Bandung

Lansberg, Ivan. 2005. Suksesi Menggapai Impian Dalam Bisnis Keluarga, Edisi Pertama, Dahara Prize, Semarang.

Longenecker, Justin G. Moore Carlon W dan Petty, William J. 2001. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

M.Syofyan, 2004. Membangun Komitmen Dalam Berwirausaha, Bina Sarana, Jakarta.

Nasution, S, 2001. Manajemen Perusahaan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nyomman, Marpa. 2011. Membangun Kepercayaan Dalam Usaha Keluarga, Salemba, Jakarta.

Maxwell, John, C.2002. Mengembangkan Kepemimpinan di dalam Diri Anda. Penerjemah: Lyndon Saputra. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.

Rochaety, Ety. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi Spss, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Situmorang, Helmi, Syafrizal. Lufti, Muslich. 2015. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, Edisi Ketiga, USU Press, Medan.

Soerjono Soekanto. 2001.Sosiologi Pengantar. Bumi Aksara, Jakarta.

(10)

______, 2005. Metode Penelitian, Alfabeta, Jakarta

Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. Susanto, 2007, Manajemen Usaha Keluarga, Bina Cipta, Jakarta.

Tarigan, Josua. & Yenawan, Swenjiadi, 2013. Business And Personal

Development, Andi, Surabaya.

WJS. Poerwadarminta, 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

West, Michael. 2002. Kerja Sama yang Efektif.Cetakan Kelima. Penerjemah: Srikandi Waluyo. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

2. Jurnal

Anastasia Astri, 2001, Rahasia Bisnis Saudara Kandung, Suatu Makalah, Seminar Membangun Usaha Keluarga Yang Mandiri

.

Tracey, Denis. 2001. Family Business – Stories from Australian family business and the people who operate them, the volatile mix of love, power and money, Melbourne: Information Australia.

Westhead, P, 1997, Ambitions, external environment and strategic factor differences between family and non-family companies, Entrepreneurship and Regional Development 9(2): 127-158

Simanjuntak, Agustinus. 2010.Prinsip-Prinsip Manajemen Bisnis Keluarga (Family Business) Dikaitkan Dalam Menjalankan Bisnis Keluarga. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Putra. Surabaya.

3. Skripsi dan Disertasi

Bakri, Donal Tanjung. (2012). Analisis Faktor-faktor Keberhasilan Usaha Toko Emas Sriwijaya di Gunung Sitoli : Perpustakaan Ekonomi (Tidak dipublikasikan).

(11)

Lestari, Dwi, Indah. 2009. Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga Study Kasus pada Rumah Makan Sop Sum-Sum Langsa Jl. KL. Yos Sudarso No.73 Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, USU. Medan.

Suar, Junah. 2003. AnalisisPeranDan Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Emas Sinar Agung Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. USU. Medan.

Soedibyo, Moorjati. 2007. Kajian terhadap Suksesi Kepemimpinan Puncak (CEO) Perusahaan Keluarga Indonesia - menurut Perspektif Penerus. Jakarta: Disertasi, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.

Tuhardjo. 2008. Hubungan Pengalaman dan Pembelajaran Fungsi Utama Bisnis dan Suksesi Bisnis dengan Strategi Bersaing dan Kinerja Bisnis pada sentra Industri Kecil Onix dan Marmer di Tulungagung. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Malang. Malang.

Widiyatnoto, Erfikas. 2013. Pengaruh Wirausaha Dalam Menjalankan Bisnis Keluarga. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Yogyakarta.

4. Internet

Dalimunthe, Ritha F. 2003. Pengaruh Karakteristik Individu Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil Tenun dan Bordir di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau: Unversitas Airlangga, (Tidak dipublikasikan). www.tesis.com diakses tanggal 20 Agustus 2015.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang melandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik penelitian sampel pada umumnya dilakukan secara sampel jenuh, yaitu menetapkan sampel secara total sampling, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.(Sugiyono, 2012:13)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada toko-toko jam di jalan Surabaya Medan dan sekitarnya. Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Septembersampai Oktober2015.

3.3Batasan Operasional Variabel

Batasan ini dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan yang ada. Penelitian ini dikhususkan pada batasan operasional sebagai berikut:

a. Variabel Independen yang dianalisis penulis dalam penelitian ini adalah Ikatan Keluarga sebagai variabel (X)

(13)

3.4Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Sugiono 2010:16). Definisi operasional diperlukan untuk menjelaskan faktor-faktor yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.

a.Ikatan Keluarga (X)

Adapun yang menjadi dimensi dari ikatan keluarga adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain.

2. Komitmen

Komitmen adalah fokus pikiran diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

3. Kerjasama

Kerjasama adalah merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama.

b.Keberhasilan Usaha Keluarga (Y)

Keberhasilan usaha merupakan keuntungan, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan siknifikan terhadap keberhasilan.

(14)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Ikatan Keluarga (X)

Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain.

1.Kejujuran 2.Pemberian tugas 3.Integeritas

Likert

Komitmen adalah

mempertahankan , fokus pikiran diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

1. Keinginan 2. Kebutuhan 3. Kewajiban

Likert

Kerjasama adalah

merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama.

1.Tanggung Jawab 2.Saling berkontribusi 3.Pengerahan kemampuan maksimal Likert Keberhasilan Usaha Keluarga (Y)

Keberhasilan usaha merupakan keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan yang siknifikan terhadap keberhasilan.

1.Keuntunganbertamba h

2. Output penjualan meningkat

3. Jumlah pelanggan baru meningkat

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(15)

variabel.Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skor skala likert yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Skala pengukuran Bobot

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono ( 2012) 3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Toko-toko penjual jam yang ada dijalan Surabaya Medan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak empat puluh (40) toko jam.

3.6.2 Sampel

(16)

yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel. Sugiono (2005 : 96)

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini yaitu: 1. Data Primer

Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, situmorang dan Lutfi(2012:3).

2. Data Sekunder

Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Situmorang dan Lutfi, 2012:3).Data ini diperoleh melalui dokumen organisasi meliputi profil organisasi, struktur organisasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

3.8 MetodePengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(17)

2. Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan yang disebarkan kepada responden berupa angket yang sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan secara instrumen (Sugiyono, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengubah data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.Uji validitas ini dilakukan kepada 30 toko handphone di Plaza Millenium Medan yang memiliki hubungan ikatan keluarga.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

(18)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Butir Pernyataan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Keterangan

IK_kepercayaan1 83,07 141,444 ,785 ,966 Valid

IK_kepercayaan2 83,30 139,734 ,798 ,966 Valid

IK_kepercayaan3 83,47 143,775 ,708 ,967 Valid

IK_kepercayaan4 83,37 135,826 ,829 ,966 Valid

IK_kepercayaan5 83,80 137,407 ,941 ,965 Valid

IK_kepercayaan6 83,43 141,082 ,744 ,967 Valid

IK_komitmen1 83,47 145,637 ,644 ,968 Valid

IK_komitmen2 83,47 144,051 ,638 ,968 Valid

IK_komitmen3 83,40 139,214 ,829 ,966 Valid

IK_komitmen4 83,23 142,047 ,736 ,967 Valid

IK_komitmen5 83,20 134,234 ,857 ,966 Valid

IK_komitmen6 83,47 141,637 ,733 ,967 Valid

IK_kerjasama1 83,03 144,516 ,705 ,967 Valid

IK_kerjasama2 83,47 140,878 ,731 ,967 Valid

IK_kerjasama3 82,97 143,964 ,743 ,967 Valid

IK_kerjasama4 83,07 145,168 ,663 ,968 Valid

IK_kerjasama5 83,10 144,645 ,645 ,968 Valid

IK_kerjasama6 83,20 144,993 ,647 ,968 Valid

Keberhasilan1 83,33 139,264 ,839 ,966 Valid

Keberhasilan2 83,50 140,328 ,835 ,966 Valid

Keberhasilan3 83,67 138,092 ,856 ,966 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 19, 2015

(19)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r

alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliable. 2. Jika r

alpha negatif atau < dari r tabel maka pertanyaan tidak reliable. Tabel 3.4

Reliability Statistics Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,968 21

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 19, 2015

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.4Cronbach Alpha sebesar 0,968 Karena Cronbach Alpha diatas 0,60 maka seluruh butir pernyataan adalah realiabel.

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

(20)

3.10.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel independen dapat diprediksi melalui variabel dependen secara individual. Analisis regresi linier sederhana ditunjukan untuk memutuskan apakah untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen. Hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut X dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang dan Lutfi, 2015:161).

Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = α + βX + e

Dimana:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan (Keberhasilan Usaha) α = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)

β =Angka arah keofisien regresi

X = Subjek pada variabel independen (Ikatan Keluarga) e = Eror

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik

kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

(21)

3.10.4 Uji t (Uji secara Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Toko Jam Jalan Surabaya

Sebelum tahun 1970 jalan Surabaya merupakan pusat bisnis untuk segala macam kebutuhan dijual disini, mulai dari makanan, kebutuhan pokok hingga peralatan rumah tangga, yang berkembang pesat di kota Medan, walaupun jalan Surabaya dekat dengan pasar terbesar di kota Medan yaitu pasar sentral tetapi tetap diminati pembeli. Namum saat ini jalan Surabaya lebih dikenal dengan sebagai pusat penjualan dan reparasi segala bentuk jam dalam beberapa dekade terakhir. Toko-toko jam yang berada di jalan Surabaya kebanyakan pemiliknya adalah orang tionghoa, pemilik toko menjalankan bisnis dengan bentuk perusahaan keluarga sampai kepada perluasan usaha pun pemilik toko jam yang berada dijalan Surabaya menambah anak cabang di lokasi yang sama. Mereka menciptakan persepsi di dalam benak konsumen dengan menjadikan jalan Surabaya menjadi pusat toko jam, sehingga konsumen lebih cenderung datang ke jalan Surabaya untuk membeli atau memperbaiki jam.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk diperlukan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan distribusi jawaban terhadap masing-masing variabel.

4.2.1 Karakteristik Responden

(23)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Pria 23 57,5%

Wanita 17 42,5%

T O T A L 40 100%

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.1menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah Pria dengan presentase sebesar 57,5%, dan Wanita sebesar 47,5%.Hal ini dikarenakan mayoritas anak dari pemilik toko sebelumnya adalah pria, sehingga yang menjadi responden lebih banyak pria.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Ikatan Keluarga dan Keberhasilan Usaha

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Variabel Ikatan Keluarga (X1)

No. Item

STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

1 - - 1 2,5 1 2,5 20 50 18 45 40 100

2 - - 2 5 1 2,5 22 55 15 37,5 40 100

3 - - 1 2,5 3 7,5 20 50 16 40 40 100

4 1 2,5 1 2,5 6 15 17 42,5 15 37,5 40 100

5 2 5 - - 3 7,5 23 57,5 12 30 40 100

6 - - 2 5 5 12,5 27 67,5 6 15 40 100

(24)

Lanjutan tabel 4.2 distribusi jawaban responden variabel ikatan keluarga

8 - - 1 2,5 3 7,5 20 50 16 40 40 100

9 - - 2 5 5 12,5 18 45 18 45 40 100

10 - - 1 2,5 3 7,5 21 52,5 15 37,5 40 100

11 2 5 - - 4 10 19 47,5 15 37,5 40 100

12 - - 2 5 3 7,5 23 57,5 12 30 40 100

13 - - - - 6 15 18 45 16 40 40 100

14 - - 2 5 6 15 23 57,5 9 22,5 40 100

15 - - - - 3 7,5 20 50 17 42,5 40 100

16 - - - - 3 7,5 21 52,5 16 40 40 100

17 - - - - 6 15 21 52,5 13 32,5 40 100

18 - - - - 2 5 22 55 16 40 40 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama, sebanyak 45% responden menyatakan sangat setuju bahwa kejujuran harus diterapkan oleh sesama anggota keluarga, 50% menyatakan setuju,2,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju artinya kejujuran didalam ikatan keluarga diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha, dengan adanya kejujuran maka dapat mengurangi resiko kecurangan usaha, seperti korupsi dan kecurangan lainnya.

2. Pada pernyataan kedua, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa kejujuran anggota keluarga menciptakan rasa saling percaya, 55% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, 5% menyatakan tidak setuju, dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya kejujuran dapat menciptakan rasa saling percaya terhadap sesama anggota keluarga sehingga rasa percaya menciptakan rasa aman dalam menjalankan usaha.

(25)

kepercayaan untuk mampu melaksanakannya, 50% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju. Artinya pemilik toko jam telah memberikan kepercayaan untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan.

4. Pada pernyataan keempat, dari sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga sudah diberikan tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan, 42,5% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju, dan 2,5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga memiliki kewajiban dalam menyelesaikan tugas dan bertanggung jawab terhadap tugas tersebut, dan 2,5% menjawab sangat tidak setuju dikarenakan setiap anggota keluarga belum diberikan tanggung jawab untuk menjalankan tugas dan kewajiban.

5. Pada pernyataan kelima, sebanyak 30% responden menyatakan sangat setuju bahwa integritas diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha, 57,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya usaha keluarga harus memiliki integritas untuk mencapai usaha keluarga, dan 5% responden menyatakan sangat setuju dikarenakan responden berpendapat bahwa integritas tidak perlukan untuk mencapai keberhasilan keluarga.

(26)

tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga memerlukan integritas dalam menjalakan usaha.

7. Pada pernyataan ketujuh, sebanyak 32,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa berkeinginan memajukan usaha, 57,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, dan 2,5% responden menyatakan tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga berkomitmen untuk memajukan usaha keluarga.

8. Pada pernyataan kedelapan, sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa kami ingin menghabiskan karir untuk usaha keluarga, 50% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 2,5% menyatakan tidak setuju. Artinya setiap anggota keluarga berkomitmen untuk menjalan usaha keluarga dari generasi ke generasi.

9. Pada pernyataan kesembilan, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga membutuhkan usaha, 45% menyatakan setuju, 12,5% menyatakan kurang setuju, 5% menyatakan tidak setuju. Setiap anggota keluarga membutuhkan usaha sebagai mata pencaharian utama mereka.

(27)

11.Pada pernyataan kesebelas, sebanyak 37,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga berkewajiban untuk menjalankan aturan-aturan dalam usaha, 47,5% menyatakan setuju, 10% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan sangat tidak setuju. Artinya anggota keluarga yang menjalan peraturan yang ada dalam usaha toko jam dan sebesar 5% menjawab sangat tidak setuju dikarenakan usaha keluarga yang dijalankan secara diktator oleh pemilik toko.

12.Pada pernyataan keduabelas, sebanyak 30% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga berkewajiban untuk menjaga nama baik usaha keluarga, 57,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, 5% menyatakan tidak setuju. Artinya nama baik diperlukan keluarga diperlukan untuk menjaga hubungan baik terhadap pemasok dan konsumen toko jam, sehingga anggota keluarga diharuskan untuk menjaga nama baik keluarga. 13.Pada pernyataan ketigabelas, sebanyak 40% responden menyatakan sangat

setuju bahwa anggota keluarga memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diberikan, 45% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju, dan untuk tidak setuju dan sangat tidak setuju 0%. Artinya anggota keluarga memiliki tanggung jawab dalam menjalan tugas yang diberikan. 14.Pada pernyataan keempatbelas, sebanyak 22,5% responden menyatakan sangat

(28)

dapat menciptakan kerja sama yang baik untuk meningkatkan keberhasilan usaha.

15.Pada pernyataan kelimabelas, sebanyak 42,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga saling berkontribusi dalam memajukan usaha, 50% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju,menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Setiap anggota keluarga harus memiliki kontribusi dalam menjalan usaha, sehingga tidak terjadi kecemburuan antar anggota keluarga.

16.Pada pernyataan keenambelas, sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa anggota keluarga saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran, 52,5% menyatakan setuju, 7,5% menyatakan kurang setuju, menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Artinya setiap anggota keluarga harus saling memberikan kontribusi baik tenaga maupun pikiran atau ide kreatif dalam mengembangkan usaha.

17.Pada pernyataan ketujuhbelas, sebanyak 32,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa seluruh anggota keluarga mengerahkan kemampuan secara maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan, 52,5% menyatakan setuju, 15% menyatakan kurang setuju,menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Artinya anggota keluarga harus mengerahkan kemampuan yang maksimal untuk mencapai efektif dan efisiensi kerja. Dan mengurangi resiko dari kesalahan kerja.

(29)

mencapai keberhasilan usaha, 55% menyatakan setuju, 5% menyatakan kurang setuju,menyatakan tidak setuju dan tidak setuju sebanyak 0%. Artinya pengerahan kemampuan anggota keluarga diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha.

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha (Y) No.

Item

STS TS KS S SS TOTAL

F % F % F % F % F % F %

1 - - 2 5 1 2,5 20 50 17 42,5 40 100

2 - - 2 5 1 2,5 21 52,5 16 40 40 100

3 1 2,5 1 2,5 1 2,5 23 57,5 14 35 40 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama,sebanyak 42,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa keuntungan mengalami peningkatan tiap periodenya, 50% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan tidak setuju. Artinya setiap semakin baiknya ikatan keluarga berdampak pada penghasilan setiap bulannya.

2. Pada pernyataan kedua,sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju bahwa jumlah penjualan dari usaha keluarga ini mengalami peningkatan dari tiap bulan atau tiap tahunnya, 52,5% menyatakan setuju, 2,5% menyatakan kurang setuju, dan 5% responden menyatakan tidak setuju. Artinya ikatan keluarga yang baik dapat meningkatkan output penjualan.

(30)

tidak setuju. Artinya usaha toko jam mengalami perkembangan dengan menambah jumlah toko-toko jam dan menambah pelanggan yang baru dan 2,5% menyatakan sangat tidak setuju karena responden tidak menambah toko baru.

4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel independen dapat diprediksi melalui variabel dependen secara individual. Analisis regresi linier sederhana ditunjukan untuk memutuskan apakah untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen. Hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut X dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang dan Lutfi, 2015:161).

Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan bantudan program SPSS. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = α + βX + e

Dimana:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan (Keberhasilan Usaha) α = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)

β = Angka arah keofisien regresi

X = Subjek pada variabel independen (Ikatan Keluarga) E = Eror

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 19 for windows, maka hasil persamaan regresi linier sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

(31)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,389 1,471 ,265 ,793

Ikatan_Keluarg a

,164 ,019 ,809 8,489 ,000

a. Dependent Variable: Keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, menunjukan hasil regresi sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y= 0,389 + 0,164 X

Ikatan keluarga berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha dengan koefisien regresi 0,164 artinya apabila terjadi peningkatan keberhasilan usaha maka ikatan keluarga akan meningkat sebesar 0,164. Tanda + (positif) pada variabel keberhasilan usaha menunjukan hubungan searah, artinya apabila ikatan keluarga diterapkan maka keberhasilan usaha akan semakin baik, begitu pula sebaiknya. Artinya semakin baik ikatan keluarga maka tingkat keberhasilan usaha juga akan meningkat, apabila ikatan keluarga semakin menurun maka tingkat keberhasilan juga akan turun.

4.4 Uji t (Uji secara Parsial)

(32)

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari ikatan keluarga (X) terhadap keberhasilan usaha (Y).

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari ikatan keluarga (X) terhadap keberhasilan usaha (Y)..

[image:32.595.101.528.343.489.2]

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5% H0 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5% dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,389 1,471 ,265 ,793

Ikatan_Keluarg a

,164 ,019 ,809 8,489 ,000

a. Dependent Variable: Keberhasilan_usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Dari tabel 4.5 dapat diketahui nilai signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (8,489) > ttabel 1,68 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terdahap keberhasilan usaha.

4.5 Koefisien Detrminasi (R2)

(33)

predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik

kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

Range nilai dari R2 adalah 0-1. 0 < R2 < 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik (Situmorang dan Lutfi 2012:154).

[image:33.595.125.504.343.463.2]

Hasil koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 19 for windows dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .809a .655 .646 1.171

a. Predictors: Ikatan_keluarga

b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat di interprestasikan sebagai berikut

1. Nilai R sebesar 0,809, berarti hubungan antara ikatan keluarga (X) terhadap variabel keberhasilan usaha (Y), sebesar 80,9% artinya hubungannya sangat erat.

(34)

3. Standart Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Nilai Standart Error of Estimatesebesar 1.171 semakin kecil Standart Error of Estimateberarti model semakin baik.

4.6 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Hal ini dapat didukung oleh teori.

Menurut Astri (2001) bahwa bisnis atau usaha yang dibangun oleh saudara kandung sebagai ikatan keluarga harus dibangun melalui rahasia bisnis dimana usaha keluarga yang dikelola dan dibangun oleh beberapa orang anggota keluarga dalam ikatan kekeluargaan dapat menghasilkan usaha yang baik karena antara satu dengan yang lain saling menjaga dan saling kerjasama dalam memajukan usaha. Maka dapat dipahami bahwa ikatan keluarga dalam suatu usaha yang dibangun bersama akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha keluarga. Melalui ikatan keluarga akan melahirkan kepercayaan dalam menjalankan usaha, terbangunnya komitmen dan kerjasama yang baik antara anggota keluarga. Menurut Nyomman (2011 : 47) mengatakan bahwa dimensi ikatan keluarga dalam kaitannya dengan usaha keluarga adalah : kepercayaan, komitmen dan kerjasama. a. Kepercayaan

(35)

1) Saling kepercayaan antar pribadi atau yang dikenal dengan interpersonal trust,adanya saling mencurigai dan tidak saling percaya akan menghambat

kemajuan usaha keluarga, hal ini sesuai dengan pernyataan no 1 pernyataan no 1 sebanyak 95% responden menjawab setuju kejujuran harus diterapkan sesama anggota keluarga. Artinya responden banyak menjawab setuju untuk mengurangi kecurangan yang terjadi di dalam bisnis keluarga, salah satunya menggunakan modal untuk kepentingan pribadi, atau memutar modal tanpa ada tanpa ada pemberitahuan kepada sesama anggota keluarga yang lain, sehingga kejujuran harus diterapkan untuk menciptakan rasa saling percaya dan menghindari kecurangan dalam berbisnis.

(36)

yang diberikan kepada masing-masing anggota keluarga, seperti mempercayakan salah satu anggota keluarga dalam memimpin usaha baru atau membuka cabang toko jam di tempat yang berbeda.

3) Dengan semakin besarnya perusahaan, semakin banyaknya pihak-pihak yang bergabung dan berkepentingan terhadap perusahaan. Hal ini sesuai pernyataan 5 yang menjawab setuju dan sangat setuju sebesar 87,5% dengan pernyataan Integritas diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha artinya integritas diperlukan untuk memperluas hubungan bisnis baik dari distributor toko jam sampai kepada konsumen toko jam, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan usaha.

Dalam dimensi kepercayan responden ada yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju hal ini dikarenakan kurangnya rasa percaya terhadap anggota keluarga, dan anggota keluarga yang diberikan kepercayaan melakukan wanprestasi terhadap tugas yang diberikan atau tidak memegang tanggung jawab. b. Komitmen

Komitmen adalah suatu keterikatan diri dan keinginan yang kuat untuk membangun, memajukan, dan mempertahankan keberadaan usahanya dalam situasi apapun. Zurnali (2010) mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut:

1) Affective commitment

(37)

hubungan emosional yang kuat antara anggota keluarga menjadikan anggota keluarga ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan usaha keluarga dan tidak berkeingginan meninggalkan usaha keluarga, sehingga usaha keluarga dapat berjalan dari generasi ke generasi.

2) Continuance commitment

Perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi. Pada pernyataan no 10 sebesar 90% menjawab setuju dengan pernyataan kami memiliki perasaan berat untuk meninggalkan usaha ini dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya dapat diartikan kebutuhan akan biaya menjadikan anggota kelaurga berperan aktif dalam usaha keluarga sehingga menciptakan perasaan berat untuk meninggalkan usaha keluarga seperti anggota keluarga lebih memilih meneruskan usaha keluarga dari pada menjadi karyawan yang dimana penghasilan dari usaha keluarga lebih besar dari pada gaji yang diterima apabila anggota keluarga menjadi karyawan.

3) Normative commitment

(38)

menjalankan usaha keluarga, dengan menjalankan aturan-aturan dalam usaha keluarga, dapat meningkatkan tingkat kerberhasilan usaha keluarga dan mengurangi tingkat kecurangan yang terjadi di dalam usaha, sehingga dapat menjaga nama baik usaha keluarga. s

Komitmen dalam ikatan keluarga diperlukan untuk keberhasilan usaha, dengan membangun komitmen antara anggota keluarga dapat menimbulkan keinginan, kebutuhan dan kewajiban untuk memajukan usaha keluarga. Semakin anggota keluarga memiliki komitmen dalam memajukan usaha, maka dapat meningkatkan tingkat keberhasilan usaha.

c. Kerjasama

Kerjasama adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak demi tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi seecara optimal yang baik dapat mengurangi resiko kegagalan usaha, pembagian tugas antar angota keluarga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap usaha, dan dapat meningkatkan kontribusi dalam pengerahan kemapuan anggota keluarga. West (2002) menetapkan indikator-indikator kerja sama sebagai alat ukurnya sebagai berikut :

(39)

2) Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran untuk memajukan usaha keluarga. Pada pernyataan no 15 sebesar 92,5% dengan pernyataan seluruh anggota keluarga saling berkontribusi dalam memajukan usaha Artinya kontribusi yang berikan baik tenaga maupun pikiran dari tiap-tiap anggota keluarga dapat memperluas ide kreatif dalam meningkatkan kemajuan usaha, semakin tinggi kontribusi setiap anggota keluarga dapat memaksimalkan kerjasama antar anggota keluarga.

3) Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan persentasi keberhasilan usaha. Hal ini didukung pernyataan no 18 sebesar 95% menyatakan setuju dengan pernyataan pengerahan kemampuan secara maksimal diperlukan untuk mencapai keberhasilan usaha. Artinya pengerahan kemampuan secara maksimal dapat mengurangi tingkat kecemburuan antar anggota keluarga, dan dapat meningkatkan kerjasama antar anggota keluarga.

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini , maka peneliti mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat yang dapat bermanfaat untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui nilai signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung (8,489) > ttabel 1,68 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ikatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terdahap keberhasilan usaha, dan berdasarkan hasil distribusi responden yang paling dominan pada dimensi kerjasama.

2. Dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R Square (R2) sebesar 0,655 hal ini berarti 65,5% variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh variabel ikatan keluarga sedangkan sisanya sebesar 34,5% dapat dijelaskan oleh varaibel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

(41)

desembunyikan atau dirahasiakan untuk kepentingan pribadi. Agar rasa saling percaya terus meningkat anggota keluarga sebaiknya mendahulukan kepentingan bersama.

2. Pemilik toko jam jalan Surabaya sebaiknya berusaha ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan usaha keluarga dan tidak berkeingginan meninggalkan usaha keluarga, sehingga usaha keluarga dapat berjalan dari generasi ke generasi. 3. Pemilik toko jam jalan Surabaya sebaiknya meningkatkan dan menerapkan

dimensi kerjasama yaitu berkontribusi antar anggota keluarga seperti kontribusi yang berikan baik tenaga maupun pikiran dari tiap-tiap anggota keluarga untuk memperluas ide kreatif dalam meningkatkan kemajuan usaha, semakin tinggi kontribusi setiap anggota keluarga akan dapat memaksimalkan kerjasama antar anggota keluarga, agar usaha ini dapat berjalan dengan sukses.

(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikatan Keluarga

2.1.1 Pengertian Ikatan Keluarga

Ikatan keluarga merupakan suatu hubungan yang erat antara satu keluarga yang memiliki hubungan darah maupun hubungan perkawinan dalam suatu rumah tangga, hubungan tersebut dapat terjadi dalam tempat yang sama ataupun dalam tempat yang berbeda.

Menurut Nasution (2001:20) ikatan keluarga adalah hubungan antara dua atau lebih anggota keluarga yang tergabung dalam hubungan darah, hubungan perkawinan, dan berinteraksi satu sama lainnya di dalam suatu rumah tangga.Soekanto (2001 : 18) juga mengatakan bahwa ikatan keluarga adalah anggota keluarga yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki hubungan perkawinan atau hubungan darah dalam satu rumah maupun berbeda rumah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dikatakan dengan ikatan keluarga adalah anggota keluarga yang terdiri dari dua orang atau lebih dan memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.

Keluarga juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family).

1. Conjugal Family

Conjugal Familydidasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari suami,

(43)

Consanguine Family tidak didasarkan pada pertalian suami istri, melainkan

pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. 2.1.2 Manfaat Ikatan Keluarga

Manfaat keterkaitan anggota keluarga dalam bisnis menurut Longenecker et al (2001:35):

1. Memperkuat ikatan persaudaraan dalam bisnis keluarga,

2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaing,

3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatnya untuk keperluan perusahaan,

4. Motivasi anggota keluarga untuk kerja kuat dalam pengelolaan yang rapi dan baik.

2.1.3 Dimensi Ikatan Keluarga

Dimensi yang harus dibangun dalam ikatan keluarga dalam kaitannya dengan usaha keluarga memiliki beberapa dimensi. Nyomman (2011 : 47) mengatakan bahwa dimensi ikatan keluarga dalam kaitannya dengan usaha keluarga adalah : kepercayaan, komitmen dan kerjasama.

a. Kepercayaan

(44)

Pada perusahaan keluarga, trust diantara para anggota keluarga sangatlah penting. Kepercayaan bahwa mereka saling menjaga dan berkomitmen terhadap perusahaan, kepercayaan bahwa seluruh anggota keluarga telah menjalankan perannya masing-masing yang sering disebut altruismtrust menjadi modal utama dalam mengelola perusahaan.

Dalam hubungannya dengan trust tersebut, para ahli perusahaan keluarga mengemukakan apa yang dikenal dengan the cycle of trust yang merupakan siklus saling percaya yang wajib dijaga dan dipelihara oleh seluruh anggota keluarga dalam rangka menjaga harmonisasi hubungan antara perusahaan dan keluarga.

Siklus tersebut berjalan seiring dengan tahapan-tahapan perusahaan. Ada tiga kepercayaan yang wajib saling dijaga sesuai dengan siklusnya menurut Chairman, (2011 : 102):

1. Pertama, saling kepercayaan antar pribadi atau yang dikenal dengan interpersonal trust,

2. Kedua, adanya kepercayaan kompetensi atau competence trust,

3. Ketiga, dengan semakin besarnya perusahaan, semakin banyaknya pihak-pihak yang bergabung dan berkepentingan terhadap perusahaan.

(45)

kompetensi yaitu meyakini dan mempercayai terhadap kemampuan antara satu dengan yang lain dalam membangun usaha yang sedang dijalankan. Apalagi pada saat persoalan perusahaan semakin kompleks, maka setiap anggota keluarga yang ikut dalam perusahaan dituntut memiliki kompetensi tertentu untuk dapat berkontribusi terhadap jalannya perusahaan.

Usaha yang dibangun dengan banyaknya anggota keluarga yang terlibat, maka seluruh anggota keluarga dan setiap elemen harus yakin bahwa sistem yang ada di perusahaan telah berjalan dengan layak. Inilah yang dikenal dengan system trust. Keyakinan bahwa system telah berjalan dengan layak pada tahap ini

sangatlah penting.

Perusahaan keluarga dituntut untuk memastikan siklus kepercayaan ini berjalan dengan baik agar terjadi harmonisasi di dalam keluarga dan juga dalam hubungan antara keluarga dan perusahaan. Apabila tidak, maka dapat dipastikan bahwa keharmonisan keluarga akan terganggu dan perusahaan akan berada pada ambang kehancuran.

Mishra & Mishra (2008) mengkonseptualisasikan aspek-aspek dari kepercayaan sebagai berikut :

a. Reliability

(46)

keseimbangan dalam kehidupan orang tersebut. Kepercayaan tanpa aspek ini membuat orang lain tidak akan memberikan kesempatan kedua. Reliability memerlukan kata-kata dan tindakan. Adanya ketidakkonsistenan antara kata-kata dan tindakan menurunkan kepercayaan yang juga menyiratkan penjagaan komitmen seseorang. Orang-orang akan lebih mungkin untuk mempercayai pemimpin yang reliable karena itu dapat mengurangi ketidakpastian akan perilaku pemimpin.

b. Openness

(47)

yang jujur dan terbuka dapat mengurangi ketidakpastian dan ambiguitas karena membuat tujuan, agenda dan sasaran lebih transparan. Openness sebagai konstruk dari kepercayaan merupakan pertumbuhan informasi. Informasi dibagikan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan atau bersifat pribadi diantara trustee dan trustor. c. Competence

Individu tidak ingin mempercayai orang lain sampai orang tersebut dapat melakukan pekerjaan tersebut bahkan ketika sebelumnya orang tersebut digambarkan sebagai seseorang yang reliable dan jujur. Pengalaman langsung dengan orang lain merupakan cara yang lebih meyakinkan untuk memperlihatkan kompetensi yang dimiliki. Pemimpin menunjukkan kompetensi mereka dengan menemukan dan melebihi harapan kinerja dan memberikan hasil yang mendukung tujuan dan sasaran strategi organisasi. Pengikut ingin tahu apakah mereka dapat bergantung pada pemimpin mereka untuk menjadi kompeten dalam menyelesaikan masalah dan mengarahkan mereka kepada solusi. Pengikut akan lebih mungkin untuk merespon usaha yang dikembangkan oleh pemimpin apabila mereka percaya bahwa pemimpin memiliki pengetahuan dan kemampuan yang penting untuk mengasah bakat dan kekuatan mereka.

(48)

dikarakteristikkan dengan bagaimana pengikutnya mempercayai mereka untuk membuat keputusan yang kompeten.

d. Compassion

Memiliki compassion terhadap orang lain berarti harus mau mengesampingkan kepentingan pribadi untuk bisa menjadi benar-benar empati terhadap orang lain. Yang juga berarti harus meletakkan kepentingan orang lain sama atau di atas kepentingan sendiri. Compassion memerlukan waktu yang lama untuk dapat ditunjukkan karena membutuhkan pemahaman atau empati terhadap kebutuhan dan kepentingan orang lain. Compassion dari pemimpin juga dapat membangun hubungan positif dengan karyawannya. Pemimpin yang menunjukkan compassion lebih mungkin untuk meningkatkan hubungan yang membantu perkembangan individu dan pertumbuhan bersama. Seorang individu yang memiliki compassion terhadap orang lain berarti ia harus memiliki kemauan untuk mengatur kepedulian diri sehingga bisa benar-benar berempati terhadap orang lain. Percaya dalam hal concern berarti bahwa kepentingan diri tersebut seimbang dengan minat dalam kesejahteraan orang lain (Mishra, 1996).

Maxwell (2002) mengindikasikan indikator-indikator kepercayaan, yaitu: 1. Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan menciptakan

rasa saling percaya.

(49)

3. Integritas, yaitu setiap anggota dianggap memiliki integritas atau bersikap sebenarnya (truthfulness) dalam bekerja.

d. Komitmen

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2000: 75), komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat didefinisikan bahwa komitmen dalam berwirausaha adalah suatu keterikatan diri dan keinginan yang kuat untuk membangun,memajukan,dan mempertahankan keberadaan usahanya dalam situasi apapun. (Syofyan, 2004 :103).

Dalam riset-riset tentang komitmen organisasional yang mencoba menganalisis karyawan-karyawan perusahaan yang dalam menjalankan aktivitas organisasi bersentuhan dengan teknologi informasi dan komunikasi seperti perusahaan telekomunikasi dan informasi, perbankan, pertambangan, pemasaran, konsultan perencanaan, otomotif, semi konduktor, dan bioteknologi, Cut Zurnali (2010) mendefinisikan masing-masing dimensi komitmen organisasional tersebut sebagai berikut:

1. Affective commitment

(50)

dikarenakan karena ia memang memiliki keinginan untuk terus bertahan dalam organisasinya dan merasa dekat secara emosional dengan organisasi tersebut. 2. Continuance commitment

Perasaan berat untuk meninggalkan organisasi dikarenakan kebutuhan untuk bertahan dengan pertimbangan biaya apabila meninggalkan organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam organisasi.

3. Normative commitment

Merupakan komitmen yang muncul karena individu tersebut merasa memiliki kewajiban untuk terus bertahan dalam organisasi karena tanggung jawab moral. Perasaan ini mungkin berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh, organisasi mungkin sudah memberikan banyak pelatihan sehingga karyawan merasa hutang budi dan harus membayarnya. Karyawan ini memiliki komitmen pada organisasi nya karena merupakan keharusan.

Untuk membangun komitmen dalam berwirausaha diperlukan kekuatan pribadi setiap wirausaha,contohnya:

1. Kesabaran dan ketabahan 2. Keinginan keras untuk maju 3. Keyakinan kuat untuk maju 4. Keuletan dan ketekunan

5. Pemikiran yang kreatif dan konstruktif 6. Ketahanan mental dan fisik

(51)

Tanpa usaha yang sungguh-sunguh dan komitmen tinggi terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.

Pentingnya komitmen tinggi bagi wirausaha adalah :

1. Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal 2. Dapat menggunakan sumber daya secara efesien

3. Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaan 4. Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha

5. Meningkatkan rasa kepercayaan

6. Meningkatan etos semangat kerja bagi pribadi wirausaha dan karyawannya seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi didalam usahanya diharapkan :

1. Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun 2. Memiliki semangat dan tahan uji terhadap setiap tantangan 3. Memiliki kesabaran dan ketabahan didalam berusaha 4· Selalu bekerja, berjuang dan rela berkorban

Adapun faktor-faktor yang menunjukan seseorang berkomitmen tinggi terhadap pekerjaan nya adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai dedikasi yang tinggi 2. Mencintai pekerjaannya

3. Selalu memegang janji

(52)

5. Mengendalikan diri

6. Tekun dan ulet dalam berkerja 7. Keyakinan diri dan kedisiplinan Jenis-jenis komitmen terdiri dari :

1. Komitmen terhadap diri sendiri

2. Komitmen pada keluarga (family commitment) 3. Komitmen pada visi bisnis (bussiness commitment)

4. Komitmen kepada orang yang mempercayai (trust bulding commitment) 5. Komitmen kepada konsumen (commitment to customers)

6. Komitmen terhadap lingkungan (environment commitment) 7. Komitmen terhadap aspek sosial (social commitment) Contoh nyasebagai berikut :

a. Ikut menjaga kebersihan

b. Ikut mendukung program masyarakat

8. Komitmen terhadap etika bisnis (business ethic commitment). c. Kerjasama

(53)

Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi seecara optimal (Sunarto, 2000).

Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 2001). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil. Kerjasama adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2001).

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Jika tujuan yang ingin di capai berbeda maka kerjasama tidak akan tercapai.

West (2002) menetapkan indikator-indikator kerja sama sebagai alat ukurnya sebagai berikut :

1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.

2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.

(54)

Menurut Hakim (2006:18) hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalin hubungan keluarga adalah :

1. Kerjasama

Menurut Lansberg (2005:70) kerjasama adalah merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang sama. 2. Loyalitas

Menurut Agustinus (2010:43)Loyalitas adalah suatu konsep yang menunjukkan antara konsistensi antara tindakan dengan nilai prinsip, dalam etika integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.

3. Komitmen

Komitmen adalah rasa identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang dinyatakan oleh seseorang terhadap bisnisnya.

4. Konflik

Konflik dalam perusahaan keluarga dapat dirumuskan sebagai suatu situasi ditempat kerja dimana dua atau lebih atau kelompok orang dalam keluarga mempunyai ide, pandangan, persepsi, dan pendapat yang berlawanan sehingga mereka saling menyalahkan yang berakibat pada perusahaan (Lansberg 2005:97).

Menurut Soedibyo(2007:57) ada beberapa hal yang diharus diperhatikan dalam mencapai keberhasilan usaha keluarga diantara :

(55)

Kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu mengatur kompleksitas, membantu mengembangkan kapasitas aksi, meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan kemampuan pembelajaran organisasi.

ada lima dasar yang dapat membangun kepercayaan diantaranya : a. Integritas,

b. Kebajikan, c.Waktu,

d. Tanggung Jawab, e. Bukti.

2.Komitmen

Komitmen adalah fokus pikiran diarahkan pada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.

3 .Kerjasama

Kerja sama dapat meningkatkan komunikasi dalam membangun bagian-bagian dari Usaha Keluarga.

Menurut Susanto (2007:340) ada beberapa cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain :

(56)

Konflik dalam perusahaan keluarga dapat dirumuskan sebagai suatu situasi ditempat kerja dimana dua atau lebih atau kelompok orang dalam keluarga mempunyai ide, pandangan, persepsi, dan pendapat yang berlawanan sehingga mereka saling menyalahkan yang berakibat pada perusahaan (Lansberg 2005:97).

2.2 Usaha Keluarga

Usaha Keluarga (family business) adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya melibatkan fungsi dua atau lebih anggota keluarga yang sama secara langsung dalam sebuah usaha. Usaha keluarga adalah suatu perusahaan di mana dua atau lebih anggota keluarga sama-sama berperan sebagai pemilik atau bekerja bersama dalam operasi bisnis. Bahkan usaha keluarga adalah usaha yang kepemilikannya diwariskan dari generasi suatu keluarga pada generasi berikutnya (Anastasia, 2001: 6).

Keluarga yang dimaksudkan tentunya adalah keluarga yang memiliki ikatan kekeluargaan atau yang dikenal dengan ikatan keluarga. ikatan keluarga adalah beberapa orang anggota keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.

(57)

dinamika-dinamika keluarga, untuk itu penting memiliki tujuan yang jauh ke depan dan strategi komunikasi yang efektif untuk membangun kerjasama dengan saudara. 2.3 Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001:48), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dan berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Astamoen (2005:251) Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami.

Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

(58)

2.3.1 Faktor – Faktor Keberhasilan Usaha

Menurut Basrowi (2014, 19-26) ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu :

a. Motivasi b. Usia

c. Pengalaman d. Pendidikan

Sedangkan menurut Tarigan dan Yenawan (2013) juga memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan usaha, yaitu : a. Pendidikan yang tepat dan sesuai bisa membantu dalam mencapai kesuksesan. b. Pola pikir yang tepat, karena pola pikir yang salah dapat menghalangi untuk

meraih kesuksesan.

c. Pareto, yakni 20/80. Hukum pareto berarti 20% dari aktivitas tertentu dalam hidup dapat memberikan kontribusi 80% untuk mencapai kesuksesan.

d. Memiliki kebiasan (perilaku positif) seperti orang sukses. e. Adanya passion di dalam diri.

Menurut Dalimunte (2003:15) keberhasilan usaha merupakan keuntungan, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan siknifikan terhadap keberhasilan. Ada beberapa faktor yang mendasari keberhasilan usaha, diantaranya :

1. Keuntungan Usaha

(59)

2. Jumlah Penjualan

Jumlah Penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.

3. Pertumbuhan Usaha

Pertumbuhan Usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Dilihat dari laba dan pelanggan serta nama baik.

Berdasarkan ketentuan di atas maka dapat dipahami bahwa ada tiga factor yang mendasari keberhasilan keluarga yaitu keuntungan usaha, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha. Keuntungan usaha pada dasarnya menjadi tujuan utama dalam sebuah usaha, karena keuntungan usaha akan dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha yang sedang dikelola. Melalui keuntungan usaha usahawan dapat melakukan perencanaan dalam pengembangan usaha yang dilakukan terutama untuk meningkatkan pendapatan.

(60)

2.3.2. Hubungan Ikatan Keluarga Dengan Keberhasilan Usaha

Jika bisnis dibangun bersama anggota keluarga, akan ada kesamaan sikap-sikap, nilai-nilai, dan ‘budaya’ yang kurang lebih sama, sehingga ada kemungkinan masalah-masalah potensial menjadi tidak terlihat.

Ikatan keluarga dalam suatu bidang usaha akan mempengaruhi terhadap keberhasilan

Gambar

Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.4 Reliability Statistics
Tabel 4.1   Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.

During the data processing, the camera calibration and orientation was carried out by the software Agisoft Photoscans and the final result has allowed to achieve a scaled 3D model

Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Bandung 10. BAB IV PENUTUP

23 Cloud to Cloud distance evaluation between dense cloud of Photoscan and point cloud of laser scanner about mosaic floor at Insula Volusiana: “fixed scale” function is enabled..

While considering the quality of metacognitive instruction in listening and shifting premises to improve listening outcome, this study has focused on whether metacognitive

Since the self-localization of the mobile device is based on GPS, gyro sensor, acceleration meter and magnetic field sensor (called as position and orientation system (POS) in

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Untuk mengetahui peningkatan kemampuan heading bola di SDN 14 Sungai Putat yang di disain untuk membuat anak senang, gembira

Muhammadiyah 2 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial, simulan, dan dominan antara pelatihan, pengembangan, dan pengalaman