• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Intern Kas Pada PT. Railink

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengendalian Intern Kas Pada PT. Railink"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. RAILINK

MEDAN

Oleh :

Muhammad Yusuf Asril 122102042

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... . iii

DAFTAR TABEL ... . v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survei/Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II PT. RAILINK MEDAN ... 8

A. Sejarah Ringkas ... 8

B. Struktur Organisasi ... 11

C. Job Description ... 12

D. Jaringan Usaha ... 22

(7)

F. Rencana Usaha ... 24

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. RAILINK MEDAN ... 25

A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas ... 25

B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Kas ... 32

C. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Kas ... 36

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 38

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 40

F. Sistem Pengendalian Internal Kas ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Riset/Survei ... . 48 Lampiran 2 Surat Balasan Permohonan Riset/Survei … ... . 49

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, kegiatan-kegiatan pembayaran atas suatu aktivitas sebagian besar didominasi dengan menggunakan kas. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masa kini yang menjadikan uang tunai sebagai salah satu alat pembayaran yang sah. Sangat jarang ditemukan dalam sistem perekonomian sebuah negara saat ini yang tidak menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran.

(11)

Pos akuntansi kas pada entitas bisnis disebut dengan kas perusahaan, walaupun hakekatnya sama-sama sebagai, yang membedakan entitas bisnis dengan entitas pemerintah adalah dari segi penerimaan kas, entitas bisnis menerima kas dari kegiatan penjualan, pos akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk aktivitas entitas investasi dan sebagainya. Sedangkan entitas pemerintah menerima kas dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.

Dewasa ini perkembangan perekonomian perusahaan atau swasta, instansi ataupun pemerintah selalu berhadapan dengan kendala-kendala, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar entitas. Kendala-kendala yang dihadapi biasanya berhubungan dengan pengendalian harta bendanya, khususnya masalah kas.

Mengingat bahwasannya kas perusahaan adalah salah satu komponen dari aset yang sangat vital bagi kelangsungan hidup entitas perusahaan, dimana kas perusahaan merupakan elemen kunci dalam perencanaan atas seluruh aspek operasional perusahaan maka pengendalian internal pada kas perusahaan dirasa perlu mendapatkan perhatian serius.

(12)

karakteristik ini, kas adalah aset yang paling rawan terhadap penyelewengan dan penyalahgunaan.

Terlebih lagi, karena jumlah transaksi yang menggunakan kas yang sangat besar, banyak kekeliruan mungkin terjadi dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi kas membuat data keuangan menjadi tidak akurat sehingga beresiko bagi aktivitas finansial. Apalagi didukung oleh perkembangan teknologi canggih sekarang ini yang memungkinkan semakin mudahnya orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk memanipulasi penggunaan kas.

Dengan adanya sistem pengendalian internal kas yang baik, diharapkan baik penerimaan dan pengeluaran kas pemerintah dapat dilakukan secara tepat, aman, terkendali, transparan, dan dapat menghindari kecurangan yang mungkin saja dapat terjadi. Tentunya untuk menerapkan pengendalian internal yang baik ini harus didorong oleh peran struktur organisasi yang baik dan penempatan personil yang memiliki kompetensi serta professional dalam menjalankan tugas yang dilimpahkan kepadanya.

Manfaat sistem pengendalian internal bagi perusahaan dalam pengelolaan kas adalah untuk mengamankan harta perusahaan dan mencapai tujuan dari entitas perusahaan yang bersangkutan.

(13)

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan pengendalian internal kas pada PT. RAILINK Medan. Maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memilih judul “SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT.RAILINK MEDAN”.

B. Rumusan Masalah

Pengendalian internal terhadap kas sangatlah penting untuk diterapkan guna menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan baik penerimaan kas maupun pengeluaran kas yang dapat merugikan suatu perusahaan. Dengan adanya pengendalian yang efektif, Perusahaan dapat mendorong karyawan untuk semakin produktif lagi dan bertindak jujur terhadap pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan “Apakah Sistem Pengendalian Internal terhadap kas yang diterapkan pada PT. RAILINK Medan sudah berjalan baik dan efektif sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

(14)

pengendalian internal penerimaan kas tersendiri yang mengikat sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang ingin dicapai penulis adalah :

a. Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan penulis mengenai pengendalian internal kas sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran untuk menerapkan sistem pengendalian internal kas yang baik dan efektif di masa yang akan datang.

b. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat untuk terus dapat meningkatkan kualitas pengendalian internal kas yang diterapkan pada PT. RAILINK Medan.

c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan penambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk melakukan penelitian yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

Rencana penulisan terdiri dari jadwal survei/observasi dan sistematika penulisan.

1. Jadwal Survei/Observasi

(15)

Prof.H.M.Yamin, S.H No.14 Untuk lebih jelasnya jadwal survei ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Laporan Tugas Akhir

No Kegiatan

Mei 2015 Juni 2015 Mingguan

I II III IV I II III 1 Pengesahaan Penulisan Tugas Akhir

No Kegiatan

Mei 2015 Juni 2015 Mingguan

I II III IV I II III 2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

[image:15.595.120.507.220.619.2]
(16)

ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I :PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta renana penulisan yang mencakup jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II :PT. RAILINK

Pada bab ini meliputi sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha / kegiatan, kinerja usaha

terkini dan rencana usaha / kegiatan PT. Railink Medan.

BAB III :SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. RAILINK MEDAN

Pada bab ini penulis mencoba mrnguraikan mengenai pengertian sistem pengendalian internal kas, tujuan dan fungsi pengendalian internal kas, unsur-unsur pengendalian internal kas, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas, jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran kas, dan sistem pengendalian internal kas.

BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN

(17)
(18)

BAB II

PT. RAILINK MEDAN

A. Sejarah Ringkas

PT Railink, anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) didirikan dengan visi untuk menyuguhkan semangat baru dalam pelayanan moda transportasi kereta api di Indonesia. PT Railink mempersembahkan sebuah layanan yang baru kali pertama hadir di Indonesia, yakni Kereta Api Bandara, bersamaan dengan pengoperasian perdana Bandara Internasional Kuala Namu pada tanggal 25 Juli 2013. Kereta Api Bandara pertama ini melayani penumpang dari kota Medan menuju Bandara Kuala Namu dan sebalikya.

Sebagai layanan transportasi khusus, Kereta Api Bandara ini memiliki fasilitas maupun layanannya yang diharapkan dapat menjadi standar baru dalam dunia perkeretapian di Indonesia. layanan Kereta Api Bandara dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para penumpang angkutan udara. Oleh karenanya, perusahaan selalu berinovasi dalam layanan untuk memberikan yang terbaik, karena kami ingin layanan Kereta Api Bandara menjadi bagian menyenangkan dalam setiap perjalanan Anda.

(19)

sudah sepatutnya menjadi fokus dan komponen utama yang menetukan sejauh mana perusahaan dapat berkembang dimasa depan.

Bagi perusahaan, pengembangan kemampuan untuk menghasilkan layanan yang tetap prima dan dapat menjadi acuan di bidangnya, perlu terus diasah dan diperbaiki dari waktu ke waktu. Itu sebabnya, perusahaan menaruh harapan besar dengan membuat sistem yang memungkinkan setiap individu mengeluarkan kemampuan terbaiknya serta dibarengi dengan apresiasi dan evaluasi sebagai standar yang jelas dalam menakar tingkat kinerja secara akurat dan berimbang.

Di jajaran manajemen, perusahaan menempatkan individu dengan kompetensi yang sesuai dan selalu terpacu menghasilkan inovasi serta terobosan-terobosan terbaru. Diharapkan dalam setiap ide dan gagasan akan menjadi masukan yang dapat mengangkat kinerja perusahaan kearah yang lebih baik dan menempatkan perusahaan selalu didepan dalam industri ini.

Perusahaan juga memberikan perhatian yang serius kepada mitra kerja, karena tanpa mereka tak akan bisa mewujudkan mimpi perusahaan. Seluruh mitra adalah rekan sejajar yang akan saling membantu untuk mencapai hasil yang terbaik. Mereka pun merupakan pemberi masukan yang berharga, baik itu kritik atau saran yang merupakan tenaga pendorong untuk maju semakin cepat dan memberi kemampuan untuk mengenali resiko-resiko yang muncul disepanjang upaya pencapaian itu.

(20)

Menjadi pilihan utama akses Bandara yang terintegrasi dengan moda lainnya dan bertaraf Internasional.

2. Misi PT. Railink

Menyelenggarakan jasa moda transportasi Kereta Api Bandara serta kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan sehat, tumbuh dan berkembang dengan tujuan untuk:

a. Mewujudkan kepuasan pelanggan b. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

c. Memberikan nilai tambah kepada pemegang saham

d. Memberikan manfaat bagi komunitas dan pelestarian lingkungan dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dan memegang teguh etika bisnis.

e. Keselamatan dan keamanan operasional

3. Tujuan PT. Railink

(21)

secara professional, serta pengusahaan bisnis penunjang prasarana dan sarana kereta api secara efektif untuk kemanfaatan umum.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

(22)
[image:22.595.78.560.51.499.2]

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sumber : PT. Railink

C. Job Description

1. Pemimpin Umum / Penanggung Jawab (General Manager)

(23)

serta divisi-divisi lainnya atau melalui antar lembaga dan termasuk secara hukum (mengacu kepada UU No.40/1999 tentang pers).

b. Dalam kewenangannya Pemimpin Umum/Penanggung Jawab dapat mengangkat seorang Pemimpin Redaksi/Wakil Pemimpin Redaksi beserta jajaran kebawahnya serta Pemimpin Perusahaan dan jajarannya.

c. Mempunyai tugas untuk menentukan atau menolak segala bentuk persoalan baik yang menyangkut personalia administrasi baik sektor redaksional maupun non redaksional dan sebagai penentu kebijakan sentral.

d. Berhak untuk melakukan revisi manajerial. 2. Senior Supervisor HRD, GA & Procurement

a. Mendukung seluruh kegiatan operasional kantor dengan melakukan proses pengadaan seluruh peralatan kebutuhan kerja (seperti; ATK, komputer, meja/kursi kerja, AC, dst), maupun sarana atau fasilitas penunjang lain (seperti; kendaraan operasional, office boy, satpam, operator telepon, dst.) dengan cepat, akurat/berkualitas serta sesuai dengan anggaran yang ditentukan.

(24)

c. Melakukan aktivitas pemeliharaan atas seluruh fasilitas dan sarana penunjang, serta melakukan proses penggantian atas fasiltias/sarana penunjang yang rusak.

d. Membina hubungan dengan para vendor atau supplier barang dan jasa fasilitas/prasarana kantor serta membantu dalam menangani komplain atas vendor/supplier termasuk tindaklanjut atas penanganan nota pembayaran/invoice maupun kontrak kerja dengan pihak terkait. e. Membuat, menjalankan dan mengembangkan sistem kerja/prosedur

atas pengadaan dan pemeliharaan fasilitas penunjang kerja.

f. Melakukan survei tingkat kepuasaan atas pelayanan yang diberikan kepada seluruh karyawan/unit dalam perusahaan untuk tujuan peningkatan kualitas/mutu, ketepatan dan kecepatan pelayanan yang diberikan.

g. Menyiapkan laporan bulanan untuk keperluan rapat anggaran, laporan keuangan atas aset dan beban biaya kantor.

3. Senior Supervisor Finance Adm & Taxation

a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

(25)

c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan.

f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.

g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.

4. Senior supervisior Budgeting & Accounting

(26)

b. Membantu Budget & Accounting Lead untuk men‘direct’ operasional perusahaan baik melalui budget dan controlling serta pengembangan operasional perusahaan.

c. Memahami laporan keuangan. 5. Manager Airport Railway Station (ARS)

a. Mengusulkan Rencana Jangka Panjang Kantor Cabang (RJPC) Unit Airport Railway Station (ARS) Kantor Cabang Medan, yang

mengacu pada RJPP Korporasi.

b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Unit Airport Railway Station (ARS) Kantor Cabang Medan.

c. Merumuskan kebijakan, sistem dan prosedur Unit Airport Railway Station (ARS) Kantor Cabang Medan.

d. Melakukan koordinasi dengan para Manager Kantor Cabang Medan dan Kantor Pusat lainnya dalam rangka pengkoordinasian dan penyelesaian pekerjaan.

e. Mengorganisasi dan mengendalikan kegiatan Unit Airport Railway Station (ARS) Kantor Cabang Medan dalam hal;

f. Menyusun SOP pemeliharaan ARS, ticketing system, dan fasilitas lainnya di ARS dan mengevaluasi secara periodik;

g. Menyusun SOP penanganan keluhan pelanggan, data base pelanggan, dan pola kerja Tim Customer Service (CSOT dan CSOS); h. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan secara periodik melalui

(27)

i. Melakukan evaluasi terhadap tenant mixing dan tarif sewa ruang serta besaran presentase konsesi dan minimum omset bruto yang telah diimplementasikan kepada konsesioner di area komersial, serta pola kerja sama yang terbaik bagi perusahaan.

j. Melaksanakan desain rekayasa teknik dan standardisasi fasilitas yang ada di ARS.

k. Melaksanakan program tentang lalu lintas perjalanan kereta api, pengoperasian kereta api serta pengamanan dan penertiban operasional kereta api dan bangunan stasiun.

l. Menjaga operasionalisasi ARS agar nyaman, aman, tertib, dan menjamin kehandalan fasilitas yang tersedia dapat digunakan sesuai standar yang berlaku.

m. Melaksanakan tugas-tugas khusus berdasarkan permintaan General Manager.

n. Membina, memberdayakan, dan menilai kinerja Senior Supervisor Hospitality & Customer Care, Senior Supervisor Ticketing, Senior

Supervisor Marketing & Sales, dan Senior Supervisor Facility

Maintenance.

o. Menyusun laporan kegiatan Unit Airport Railway Station (ARS) Kantor Cabang Medan dalam rangka pertanggungjawaban kepada General Manager dan Direktur terkait secara berkala.

(28)

a. Mengusulkan Rencana Jangka Panjang Kantor Cabang (RJPC) Unit City Railway Station (CRS) Kantor Cabang Medan, yang mengacu

pada RJPP Korporasi.

b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Unit City Railway Station (CRS) Kantor Cabang Medan.

c. Merumuskan kebijakan, sistem dan prosedur Unit City Railway Station (CRS) Kantor Cabang Medan.

d. Melakukan koordinasi dengan para Manager Kantor Cabang Medan dan Kantor Pusat lainnya dalam rangka pengkoordinasian dan penyelesaian pekerjaan.

e. Mengorganisasi dan mengendalikan kegiatan Unit City Railway Station (CRS) Kantor Cabang Medan dalam hal;

f. Menyusun SOP pemeliharaan CRS, ticketing system, dan fasilitas lainnya di CRS dan mengevaluasi secara periodik;

g. Menyusun SOP penanganan keluhan pelanggan, data base pelanggan, dan pola kerja Tim Customer Service (CSOT dan CSOS); h. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan secara periodik melalui

kerjasama dengan lembaga survey;

(29)

j. Melaksanakan desain rekayasa teknik dan standardisasi fasilitas yang ada di CRS.

k. Melaksanakan program tentang lalu lintas perjalanan kereta api, pengoperasian kereta api serta pengamanan dan penertiban operasional kereta api dan bangunan stasiun.

l. Menjaga operasionalisasi CRS agar nyaman, aman, tertib, dan menjamin kehandalan fasilitas yang tersedia dapat digunakan sesuai standar yang berlaku.

m. Melaksanakan tugas-tugas khusus berdasarkan permintaan General Manager.

n. Membina, memberdayakan, dan menilai kinerja Senior Supervisor Hospitality & Customer Care, Senior Supervisor Ticketing, Senior

Supervisor Marketing & Sales, dan Senior Supervisor Facility

Maintenance.

o. Menyusun laporan kegiatan Unit City Railway Station (CRS) Kantor Cabang Medan dalam rangka pertanggungjawaban kepada General Manager dan Direktur terkait secara berkala.

7. Manager Operation

a. Menyusun rencana kerja, anggaran, serta melakukan monitoring, pengendalian dan pelaporannya.

b. Memimpin dan mengorganisasi semua SDM Divisi Operation dan Production untuk mencapai target produktivitas operasional dan

(30)

c. Bertanggung jawab atas peningkatan pendapatan perusahaan dan citra perusahaan.

8. Manager Technic

a. Melakukan koordinasi, pengarahkan, memimpin.

b. Melaksanakan pembangunan proyek dengan tujuan yang maksimal, diukur dalam waktu, biaya dan mutu pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan serta memonitor, mengawasi dan mengarahkan pekerjaan konsultan dan kontraktor pelaksana sehingga dicapai hasil yang maksimal sesuai dengan waktu, biaya dan mutu yang telah ditetapkan.

9. Manager Commercial

a. Bertanggung jawab pada Finance, Accounting & Commercial Director.

b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu dalam unit kerja.

c. Bertanggung jawab memastikan perhitungan biaya supplier & Rancangan Anggaran Proyek.

d. Memeriksa Purchase Order yang telah dibuat oleh bagian Purchasing.

e. Bekerja sama dengan Project Manager, mengadakan tender bagi calon-calon subkontraktor.

f. Membuat Surat Perintah Kerja subkontraktor.

(31)

h. Melakukan penilaian bagi supplier/subkontraktor yang akan dimasukkan daftar rekanan.

i. Memastikan pendistribusian form evaluasi dan pengolahan data hasil evaluasi terhadap kinerja supplier /subkontraktor.

j. Memberikan surat peringatan kepada supplier/subkontraktor yang kinerjanya buruk.

k. Mencoret supplier/subkontraktor yang telah 5 kali berturut-turut mendapatkan surat peringatan, dari daftar rekanan.

l. Memeriksa laporan alat bulanan.

m. Memastikan tidak terjadi korupsi ataupun penerimaan suap pada staf-staf yang ada di bawahnya.

n. Mensupport kelancaran pelaksanaan proyek yang berhubungan dengansegi biaya, mutu dan waktu.

o. Mengatur tugas dan tanggung jawab para stafnya. 10. Manager Safety Security

a. Mencegah dan mendeteksi dini penyusup, kegiatan atau orang yang masuk secara tak sah, vandalisme atau penerobos/peloncat pagar di wilayah kuasa tempat perusahaan (teritoir gebied/ruimte gebied).

(32)

c. Melindungi (pengawalan) terhadap bahaya fisik (orang dan barang yang menjadi aset milik perusahaan atau perorangan).

d. Melakukan kontrol/pengendalian, pengaturan lalu lintas (orang, kendaraan dan barang) untuk menjamin perlindungan aset perusahaan.

e. Melakukan upaya kepatuhan, penegakan tata tertib dan menerapkan kebijakan perusahaan, peraturan kerja dan praktik-praktik dalam rangka pencegahan tindak kejahatan.

f. Melapor dan menangani awal (TPTKP) terhadap pelanggaran.

g. Melapor dan menangani kejadian dan panggilan/permintaan bantuan satpam, termasuk konsep, pemasangan dan pemeliharaan sistem alarm.

D. Jaringan Usaha

PT. Railink sebagai penyelenggara perkeretaapian bandara mempunyai komitmen untuk selalu memberikan jaminan kepada pelanggan bahwa sarana dan prasarana yang dioperasikan sudah sesuai standar operasi dan handal. Komitmen ini dipegang oleh seluruh jajaran manajemen dan karyawan.

(33)

dalam penerapan sistem mutu ini, perusahaan merencanakan Kebijakan Mutu Perusahaan, sebagai berikut:

1. Mewujudkan kepuasan pelanggan. 2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3. Menciptakan nilai tambah kepada pemegang saham.

4. Memberikan manfaat bagi komunitas dan pelestarian lingkungan dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dan memegang teguh etika bisnis.

Seluruh karyawan PT. Railink harus menghayati semangat dan isi dari kebijakan Mutu Perusahaan sebagaimana petunjuk yang dituangkan dalam Manual Mutu ini dan dokumen pendukungnya.

Jajaran pimpinan harus aktif terlibat dalam mengembangkan usaha tersebut disamping melaksanakan tanggung jawab lain yang diberikan kepadanya sebagaimana tertuang di dalam pedoman ini.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Railink, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin serta loyalitas dalam bekerja.

(34)

dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan layanan akses bandara yang terintegrasi dan bertaraf internasional dengan memenuhi persyaratan mutu pelanggan dan menerapkan perbaikan yang berkesinambungan.

Kegiatan-kegiatan sosial juga tetap dilaksanakan PT. Railink, seperti bantuan kepada pengungsi Gunung Sinabung, travel gathering, sosialisasi pencegahan pelemparan kereta, peringatan Hari Pahlawan dan perayaan hari-hari besar lainnya.

F. Rencana Usaha

Rencana usaha PT. Railink antara lain adalah sebagai berikut. Menyediakan akses lebih baik ke bandara antara lain :

1. Pelayanan penumpang khususnya keselamatan, keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kecepatan.

2. Pelayanan perusahaaan penerbangan khususnya Airport Railway Station untuk fasilitas keberangkatan dan kedatangan bagi penumpang pesawat. 3. Pelayanan masyarakat khususnya menambah pilihan akses ke bandara

dan mengurangi kepadatan lalu lintas dijalan tol menuju bandara. 4. Proteksi lingkungan khususnya mengurangi pencemaran udara.

(35)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT. RAILINK MEDAN

A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas

Maju mundurnya suatu perusahaan/instansi sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik.

Setiap perusahaan/instansi memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan/instansi tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.

(36)

Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu :

1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.

2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.

3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

Pengelolaan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut : 1. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah. 2. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki.

3. Penggunaannya secara bebas.

4. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.

Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah aset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas. Arus kas adalah arus masuk dan merupakan salah satu dari beberapa elemen laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca.

(37)

3. Laporan Arus Kas.

4. Catatan atas Laporan keuangan.

Sebagai sebahagian dari laporan keuangan, laporan arus kas merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari suatu perusahaan tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan/instansi, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Sedangkan pengendalian berarti: mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.

(38)

dapat dicapai.”(Abubakar, 2001:83). Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengendalian internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan prosedur-prosedur yang bertujuan untuk :

1. Melindungi harta atau aset perusahaan.

2. Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya.

3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan.

4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan. Jadi pada dasarnya, pengendalian internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

Pengendalian Internal Kas Meliputi 3 hal :

1. Pengendalian akuntansi

Pengendalian akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan yang dapat dipercaya, oleh karena itu disusun sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa :

a. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.

(39)

ikhtisar tersebut dan menekankan pertanggungjawaban atas harta kekayaan perusahan/instansi.

c. Penguasaan atas harta perusahaan/instansi diberikan hanya dengan persetujuan atau wewenang pimpinan.

d. Jumlah aset/harta kekayaan perusahaan/instansi seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan aset/harta yang ada pada waktu yang tepat dengan tindakan yang sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan.

2. Pengendalian administrative

Pengendalian administratif meliputi (tetapi tidak terbatas pada) rencana serta prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membuat pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang atas terjadinya transaksi-transaksi. Pemberian wewenang tersebut merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggungjawab untuk mencapai titik tolak serta menciptakan pengendalian akuntansi atau transaksi.

3. Pengendalian penggunaan

(40)

Menurut Suharli (2006;173), “kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”

Ciri-ciri sistem pengendalian internal yang baik adalah sebagai berikut :

a. Struktur organisasi yang baik.

b. Sistem organisasi dan tanggungjawab yang jelas. c. Sistem akuntansi yang baik.

d. Kebijaksanaan personalia yang baik.

e. Badan atau staf internal auditor yang cakap. f. Dewan komisaris yang kompeten dan cakap.

Kas tidak mempunyai tanda kepemilikan khusus dan mudah dipindah-tangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa:

a. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah ditetapkan.

b. Kas yang seharusnya diterima memang benar-benar diterima. c. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas perusahaan.

(41)

Secara garis besar pengendalian kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu: administrative dan accounting control sesuai dengan tanggungjawab manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari:

a. Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan /instansi.

b. Menghindari terjadinya kas yang menganggur.

c. Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya kerugian – kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan wewenang.

Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengendalian internal kas, mencakup :

a. Sebagian besar transaksi perusahaan yang terdiri dari uang kas dan transaksi lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi kas, tetapi akan melalui kas juga.

b. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. perkreditan piutang disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penerimaan kas salah, kemungkinan perkreditan juga akan salah.

c. Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas.

(42)

Jadi pada dasarnya, pengendalian internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Kas 1. Tujuan sistem pengendalian internal kas

Mengingat mayoritas transaksi diperusahaan melibatkan kas, maka pengendalian internal kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya penyelewengan yang dilakukan terhadap kas. pengendalian internal kas tercakup dalam suatu pengendalian internal kas. Pada dasarnya tujuan pengendalian internal kas adalah :

a. Diperolehnya data/informasi mengenai kas yang sebenarnya.

b. Untuk mencek kecermatan antara dana dari catatan menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

c. Untuk mencek pelaksanaan kegiatan/aktivitas mengenai kas sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.

Pengendalian terhadap kas dapat diterapkan dengan cara, yaitu : 1) pengendalian terhadap penerimaan kas.

(43)

semua hasil penerimaan ini dapat diamankan dan menjadi milik perusahaan maka pengendalian intern yang baik harus diciptakan dan dibina.

2) Pengendalian terhadap pengeluaran kas.

Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan/instansi untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya.

Adapun tujuan dari sistem pengendalian internal kas adalah sebagai berikut: a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

Tanggungjawab utama menjaga harta milik perusahaan dan mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan terletak ditangan manajemen, perlu adanya pengendalian internal yang baik agar dapat melimpahkan tanggung jawab secara tepat.

b. Menjaga ketelitian data akuntansi.

(44)

akan dapat diketahui apakah pencatatan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada atau tidak.

c. Mewujudkan efisiensi kerja.

Untuk dapat mewujudkan efisiensi kerja, perlu dirancang suatu sistem dan prosedur operasional tiap-tiap bagian operasi perusahaan/instansi, sehingga pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan tertib. d. Membentuk dan menjaga kebijaksanaan manajemen.

Dengan adanya formulir-formulir, bukti pencatatan dan prosedur yang telah ditetapkan serta adanya pemisahan tanggungjawab yang jelas, diharapkan dapat membantu serta menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2. Fungsi pengendalian internal kas

Fungsi pengendalian internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Ciri-ciri dasar dari sebuah pengendalian internal kas adalah sebagai berikut :

a. Secara khusus menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan kas.

(45)

e. Pemeriksaan intern dalam interval waktu yang tak terduga.

Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengendalian internal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengendalian internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada :

a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (valid)

Struktur pengendalian internal kas tidak dapat memberikan transaksi fiktif, dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam catatan akuntansi lainnya.

b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat.

c. Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi, maka dapat mengakibatkan otorisasi yang curang.

d. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dan hal ini dilakukan guna mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan.

e. Setiap transaksi harus dinilai dengan cepat dan tepat. Pengendalian yang memadai harus disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan.

f. Transaksi yang terjadi harus diklasifikasikan dengan tepat.

Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal.

(46)

h. Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

C. Unsur-unsur Pengendalian Internal Kas

Adapun unsur-unsur yang menjadi syarat pengendalian internal adalah sebagai berikut :

1. Suatu rencana organisasi harus memiliki pemisahan fungsi secara tepat.

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggungjawab fungsional dalam organisasi harus dipisahkan berdasarkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi 2. Sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang layak

untuk melaksanakan pengendalian akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, dan pendapatan serta biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengendalian terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat. Klasifikasi data keuangan dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar, Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut :

(47)

menggambarkan dengan baik dan teliti semua harta, hutang, pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan operasi.

b. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat dalam setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aset, modal, pendapatan, dan biaya-biaya.

3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan didalam menjalankan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :

Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

a. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya.

b. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

c. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian internal kas.

4. Pegawai yang cakap dan seimbang dengan tanggungjawabnya

(48)

pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengendalian tidak akan berhasil dengan baik.

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Prosedur penerimaan kas

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan PT. Railink meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggungjawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan sistem terkomputerisasi.

Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh PT. Railink secara lebih rinci meliputi:

• Permintaan dana ke kantor pusat mengenai rencana anggaran yang ditujukan kepada VIP keuangan dan disetujui direktur keuangan yang kemudian dana kas tersebut dikirim kepada Finance Medan oleh manajer keuangan pusat.

Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas PT. Railink adalah Laporan Realisasi Anggaran yaitu laporan yang menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2. Prosedur pengeluaran kas

(49)

pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada PT. Railink.

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh PT. Railink meliputi:

• Diawali dengan adanya permintaan dana oleh unit tertentu dan

diketahui oleh General Manager Medan yg dilengkapi dengan dokumen kemudian diajukan ke pusat guna meminta persetujuan ke direktur keuangan yang bila disetujui maka dana dana yang diperlukan tersebut dikirim oleh manajer keuangan ke Finance Medan.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada PT. Railink terdiri atas:

a. Nota dinas persetujuan anggaran b. Invoice

c. Faktur pajak

d. Berita acara negosiasi e. Berita acara serah terima f. Foto

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Jenis –jenis penerimaan kas

Penerimaan kas pada PT. Railink Medan bersumber dari :

(50)

b. Penerimaan penjualan : penerimaan yang diperoleh dari penjualan tiket yang dilakukan di stasiun.

c. Penerimaan lain-lain : penerimaan yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan kreditur, debitur maupun mitra kerja lainnya.

2. Jenis-jenis pengeluaran kas

Pengeluaran kas pada PT. Railink Medan secara umum mencakup : a. Belanja pegawai

Belanja pegawai terdiri dari: 1) Biaya pendidikan 2) Biaya penelitian

3) Biaya pembinaan dan pelayanan b. Belanja barang

Belanja barang terdiri dari: 1) Bahan.

2) Inventaris.

3) Langganan daya dan Jasa. 4) Penyelenggaraan

c. Belanja pemeliharaan

1) Belanja pemeliharaan terdiri dari: 2) Pemeliharaan perabot/ inventaris. 3) Pemeliharaan kendaraan operasional.

(51)

d. Belanja perjalanan

Belanja perjalanan terdiri dari: 1) Perjalanan pendidikan pegawai. 2) Bantuan perjalanan bagi pegawai.

F. Sistem Pengendalian Internal kas

1. Sistem pengendalian internal penerimaan kas

Untuk mengawasi prosedur penerimaan di PT. Railink maka pihak manajemen menerapkan hal-hal berikut :

a. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

c. Memeriksa keabsahan penerimaan kas, misalnya berapa jumlah yang diterima dan siapa yang menerima.

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanya dijabat oleh orang yang berbeda.

e. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap periodenya.

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, bukti-bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

(52)

2. Sistem pengendalian internal pengeluaran kas

Sistem pengendalian yang dilakukan oleh PT. Railink adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan menetapkan bagian-bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh sekurang-kurangnya oleh 2 bagian.

c. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut.

d. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang berbeda.

e. Bagian keuangan membuat laporan pengeluaran setiap bulannya. f. Bagian Keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu

memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran.

(53)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengendalian sistem internal kas pada PT. Railink, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur organisasi pada PT. Railink dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengendalian internal kas yang dilakukan perusahaan.

2. Jenis pengendalian internal kas meliputi 3 hal, yaitu: a. Pengendalian Akuntansi

b. Pengendalian Administratif c. Pengendalian Penggunaan

3. Sistem pengendalian internal penerimaan kas PT. Railink adalah sebagai berikut :

a. Tanggungjawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

(54)

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanya dijabat oleh orang yang berbeda.

e. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap periodenya.

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, bukti-bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

g. Perusahaan hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan perusahaan sehari-hari dan selebihnya disimpan di Bank.

4. Sistem pengendalian internal pengeluaran kas yang dilakukan PT. Railink adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan menetapkan bagian-bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan sekurang-kurangnya oleh 2 bagian.

d. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut.

e. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang berbeda.

f. Bagian keuangan membuat laporan pengeluaran setiap bulannya. g. Bagian keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu

(55)

h. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi tanda lunas dan diberi tanggal sesuai kapan transaksi tersebut terjadi.

5. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada PT. Railink sudah cukup baik.

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain :

1. Sistem pengendalian yang diterapkan di PT. Railink hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus-menerus, agar berkembangnya kemajuan serta mutu PT. Railink.

2. Meneliti catatan potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas, mencek kebenaran ayat jurnal penerimaan kas, melakukan konfirmasi piutang, memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat-surat masuk serta cek yang diterima.

(56)

4. DAFTAR PUSTAKA

5. Abu bakar, Erwin, 2001, Jurnal Ekonomi, Pertimbangan Intern Dalam Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Kecil, Edisi April, BPFE USU; Medan.

6. Baridwan Zaki, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Badan Penerbit FE-UGM; Yogyakarta.

7. Hall, James A, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, (Edisi Keempat), Jakarta: Salemba Empat.

8. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat; Jakarta.

9. Mulyadi, 2002, Auditing, (Edisi Keenam) Jakarta: Salemba Empat.

10. Mulyadi, 2009, Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

11. Santoso, Iman, 2007, Akuntansi Keuangan Menengah, Bandung: Refika Aditama.

12. Soemarso S, R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: Salemba Empat.

13. Suharli, Michell, 2006, Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi pertama, Graha Ilmu; Yogyakarta.

14. Terry, George, Leslie, 2009, Dasar-dasar Manajemen, Cetakan Kesebelas, Jakarta: Bumi Aksara.

15. Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess, 2008, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Penerjemah: Aria Farahmita, Amanungrahani, dan Taufik Hendrawan, Jakarta: Salemba Empat.

(57)

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Chalid Maulana: Sistem Pengendalian Intern Kas pada PT.. (Persero) Pelabuhan Indonesia I

Harry Nur Arrafat: Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT... Harry Nur Arrafat: Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Rakhmad Hidayat: Pengendalian Intern Kas pada PT... Rakhmad Hidayat: Pengendalian Intern Kas

Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan menggunakan dokumen bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar, kas perusahaan berkurang dan

menyimpulkan bahwa: Pengendalian intern atas penggajian dan pengupahan adalah dalam upaya mencegah kemungkinan terjadinya tindak penyelewengan atau kesalahan-kesalahan dalam proses

Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan pengendalian internal pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan oleh PDAM Bondowoso dengan komponen

Dengan adanya piutang tersebut untuk menghindari terjadinya resiko yang tidak diinginkan oleh perusahaan seperti penyelewengan, kecurangan dan kesalahan atau

Tahap awal dalam penilaian pengendalian intern kas perusahaan adalah dengan melakukan review terhadap sistem dan prosedur yang berhubungan dengan kas, yakni review