• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Internal Kas Pada CV. Satu Nusa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Internal Kas Pada CV. Satu Nusa"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA CV. SATU NUSA

Oleh :

ATIKAH IQWANI LUBIS 122102094

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

NAMA : ATIKAH IQWANI LUBIS

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NIM : 122102094

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS

PADA CV. SATU NUSA

Tanggal : _________2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19760705 200212 1 002 Iskandar Muda, SE, M.Si,Ak

Tanggal : _________2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Tanggal : _________2015 Dekan Fakultas Ekonomi USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : ATIKAH IQWANI LUBIS

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 122102094

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS

PADA CV. SATU NUSA

Medan, __________ 2015

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Kas Pada CV. Satu Nusa” Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Jurusan D-3 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si,Ak selaku dosen pembimbing penulis yang

telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh dosen serta staff pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang menuntun saya selama mengikuti perkuliahan sampai dengan selesai serta membantu saya dalam menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(5)

ii

moril maupun materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada dan juga abang saya yang telah memberikan motifasi serta adik yang sangat saya cintai. Semoga tugas akhir ini dapat membuat ayahanda,ibunda serta abang dan adik tercinta bangga dan bahagia terhadap penulis.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala bantuan dan rahmatnya yang telah diberikan, semoga akan memperoleh balasan yang berlipat ganda dariNya, dan Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya, dan menjadi amal ibadah bagi penulis. Amin yaa Rabbal Alamin

Medan, 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survei/Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II : CV. SATU NUSA ... 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

1. Visi CV. Satu Nusa ... 8

2. Misi CV. Satu Nusa ... 8

3. Tujuan CV. Satu Nusa ... 8

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description ... 11

(7)

iv

E. Kinerja Usaha Terkini ... 16

F. Rencana Usaha ... 17

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA CV. SATU NUSA ... 18

A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Kas ... 18

B. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas ... 23

C. Unsur-Unsur Pengawasan Internal Kas ... 27

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran KasCV. SatuNusa .. 30

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran KasCV. Satu Nusa ... 36

F. Sistem Pengawasan Internal KasCV. Satu Nusa... 37

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(10)

LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kas merupakan aset perusahaan yang paling lancar (likuid) dari seluruh aktiva yang ada. Dan kas juga merupakan aktiva yang paling harus dijaga. Hal ini disebabkan karena kas sangat mudah dialihkan atau dipindah tangankan karena kas tidak memiliki identitas kepemilikan. Oleh karena itu perusahaan / instansi harus melakukan pengawasan untuk melindungi kas.

Didalam mencapai tujuannya perusahaan / instansi selalu menghadapi persoalan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari ciri-ciri dan kepentingannya, kas selalu menjadi objek utama yang disalahgunakan, untuk itu diperlukan adanya pengawasan – pengawasan internal yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan kas.

(12)

keberhasilan setiap keputusan dan peraturan yang telah ditetapkan serta dapat mendukung keberhasilan operasi suatu perusahaan / instansi.

Pengawasan internal merupakan salah satu fungsi manajemen yang memiliki peranan penting dalam aktifitas perusahaan. Pengawasan yang baik dan efektif, memungkinkan pemimpin perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan serta dapat mengatur dan merencanakan pekerjaan untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Manajemen mempunyai tanggung jawab paling utama dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan serta menemukan dan mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi. Manajemen terhadap kas juga bertanggungjawab terhadap pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui pengawasan intern. Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu pengawasan intern harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi oleh pejabat atau karyawan, dan informasi yang diperlukan untuk manajemen kas yang ada ditangan dan transaksi harus tersedia.

(13)

3

pengawasan yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Perangkat pengawasan yang canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengawasan tersebut tidak berguna lagi.

Dengan landasan pemikiran diatas, maka penulis memilih judul “Sistem Pengawasan Internal Kas Pada CV. Satu Nusa”.

B.Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diambil maka penulis mengajukan masalah pokok yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu sejauh mana peran pengawasan internal kas baik secara operasional maupun dari sisi pembukuan pada CV. Satu Nusa.

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Penerimaan Kas pada CV. Satu Nusa?

2. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Pengeluaran Kas padaCV. Satu Nusa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(14)

a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan internalpenerimaan kas pada CV. Satu Nusa.

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan internal pengeluaran kas pada CV. Satu Nusa.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk CV. Satu Nusa Medan

b. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti diminta memberikan penjelasan dan masukan mengenai sistem pengawasan internal kas pada CV. Satu Nusa Medan.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/Observasi

(15)
[image:15.595.114.510.164.443.2]

5 Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi dan Tugas Akhir

No Kegiatan Mei 2015 Juni 2015

I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset 4. Pengumpulan Proposal

5. Penunjukan Dosen Pembimbing 6. Pengumpulan Data

7. Penyusunan Tugas Akhir 8. Bimbingan Tugas Akhir 9. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi yang membuat lebih terarahnya penulisan Tugas Akhir ini penulis membagi luas pembahasan tugas akhir ini dalam empat (4) bab, yang dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan relevan dengan judul tugas akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar penulisan tugas akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

(16)

BAB II : CV. SATU NUSA

Bab ini meliputi sejarah ringkas yang mencakup visi, misi dan tujuan CV. Satu Nusa, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha CV. Satu Nusa.

BAB III : SISTEM INTERNAL KAS PADA CV. SATU NUSA Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian sistem pengawasan internal kas, fungsi dan tujuan pengawasan internal kas, unsur-unsur pengawasan internal kas, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas, jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran kas, serta sistem pengawasan internal kas.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

7 BAB II

CV. SATU NUSA

A. Sejarah Ringkas

CV. Satu Nusa adalah salah satu perusahaan yang menyediakan jasa

transportasi darat untuk mengangkut penumpang antar kota antar provinsi.

Rute awal bus Satu Nusa ini adalah Medan-Padang dan Medan-Kotanopan

dan mulai berkembang sampai Medan- Bukit Tinggi. Kemudian tahun 1972

ALSSatu Nusa menambah trayek Medan ke beberapa kota Propinsi di Pulau

Sumatera, yaiutu: Banda Aceh, Padang, Pekan Baru , Jambi, Bengkulu,

Palembang dan sampai di ujung Pulau Sumatera tanjung Karang Prropinsi

Lampung. Dimana pada masa itu masih sangat sulit untuk terjangkau

kendaraan jarak tempuh jauh dikarenakan lintasan jalan yang masih belum

bagus. Tetapi Satu Nusa berkomitmen untuk dapat melayani dan membantu

perkembangan ke daerah dengan menambah trayek perjalanan.

Pada masa 1970 an itu, bus belum dapat menyeberangi Selat Sunda,

bila ada penumpang yang ingin bertujuan ke Jawa dari Bakahuni Propinsi

Lampung, maka menyeberang dengan perahu atau kapal kecil untuk sampai

di Merak. Kemudian bertolak dari Merak ke tujuan masing masing. Satu

Nusa juga sudah melayani tujuan daerah Jawa saat itu, hanya saja biro

keagenan yang mengantarkan untuk dari Merak ke tujuannya.

Untuk perkembangan usaha, di era 1980-an, Satu Nusa telahmembuka

trayek untuk tujuan Jakarta, Bandung, Semarang , Yogyakarta dan Surabaya.

Saat itu sudah ada kapal yang mampu membawa bus ikut menyeberangi selat

(18)

sunda dari Bakahuni Tanjung Karang ke Merak Banten. Jumlah Penumpang

meningkat dengan adanya pengangkutan yang saat itu adanya program

pemerintah untuk transmigrasi dari Jawa ke Sumatera. Maka sejumlah

transmigran itu banyak yang menggunakan fasilitas armada bus Satu Nusa

dari Jawa ke Sumatera.

Kebijakan CV. Satu Nusa adalah:

1. Menghasilkan Pelayanan yang ramah sesuai dengan permintaan pelanggan.

2. Memperhatikan kenyamanan dan kebersihan bus.

3. Menerapkan sistem manajemen mutu terpadu sesuai Motto dari CV. Satu Nusa adalah “Bekerja sama dan Sama–sama bekerja”.

1. Visi CV. Satu Nusa

Visi CV. Satu Nusa adalah Menjadikan CV. Satu Nusa sebagai Service Company yang bergerak dalam bisnis jasa transportasi.

2. Misi CV. Satu Nusa

Misi CV. Satu Nusa adalah Aman Lancar dan Sopan.

. 3. Tujuan CV. Satu Nusa

Tujuan CV. Satu Nusa adalah

a. Menjalankan usaha di bidang jasa.

b. Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa – jasa

(19)

9 B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi berarti penetapan batas tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing–masing karyawan. Oleh karena itu dengan adanya struktur organisasi diharapkan setiap bagian dapat melaksankan tugasnya masing–masing dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka menunjukkan kegiatan-kegiatan untuk tujuan melalui strategi yang dipilih untuk menjamin kelancaran kegiatan di CV.Satu Nusa memperlancar dan mempertegas atau mempermudah prosedur kerja agar terdapat koordinasi yang efisien dan efektif. Faktor koordinasi sangat penting untuk memperoleh hasik kerja yang sangat maksimal dan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai tentunya dibutuhkan suatu organisasi, dimana struktur organisasi tersebut disusun secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi harus fleksibel terhadap perubahan dan perkembangan di lingkungannya. Maka perusahaan atau badan usaha pada umumnya beranggapan bahwa struktur organisasi ini sangat perlu karena melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

(20)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sumber : CV. Satu Nusa

Direksi

Kabag. Pengankutan

Kepala Kantor

Kabag. Umum

Kabag. Pembukuan

Loket

Bongkar Muat Pegudangan

Perwakilan

Personalia

Bagian

Pembantu Pengemudi

Kasir

Kondektur Satpam

[image:20.595.116.509.106.679.2]
(21)

11 C. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari CV. Satu Nusa yaitu 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham merupakan rapat umum bagi pemegang saham yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam melakukan pemungutan suara dan penetapan kebijakan perseroan

Adapun Tugas dan Wewenang RUPS adalah:

1. Mengadakan rapat umum tahunan para pemegang saham yang di laksanakan tiap-tiap tahun selambat-lambatnya bulan juli pada tahun berjalan.

2. Memiliki wewenang mengangkat anggota direksi dewan komisaris dan sewaktu-waktu mereka dapat dihentikan oleh RUPS.

3. Menetapkan dan selanjutnya mengesahkan anggaran dasar dan sewaktu-waktu dapat melakukan perubahan atas ketetapan-ketetapan anggaran dasar.

2. Direksi

Direksi diangkat dan dapat diberhentikan oleh RUPS(rapat umum pemegang saham) dan direksi terdiri dari seorang direktur utaman dan direktur .

Adapun tugas dan wewenang dari direksi adalah sebagai berikut:

(22)

2. Sebagai perantara penyerahan saham-saham istimewa kepada pihak yang ditunjuk oleh penetapan rapat pemegang saham istimewa.

3. Memiliki wewenang atau kekuasaan dalam menggerakkan perseroan dibawah pengawasan satu dewan komisaris

4. Berwenang mewakili perseroan dengan sah dan langsung di dalam dan di luar pengadilan tentang segala kejadian dan mereka berhak mengikat perseroan dengan pihak lain, baik tindakan pengurus maupun tindakan pemilik.

5. Berkewajiban memberikan penjelasan tentang segala hal perseroan yang dipertanyakan komisaris.

3. Komisaris

Dewan komusaris memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: 1. Dewan komisaris berkewajiban mengawasi pekerjaan direksi

2. Para anggota dewan komisaris, bersama-sama atau masing-masing setiap waktu berhak memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan berhak memeriksa segala buku-buku dan surat-surat berharga dan mengetahui seluruh kegiatan yang dijalankan.

4. Kepala Kantor

(23)

13

Adapun tugas dan wewenang dari kepala kantor adalah sebagai berikut: 1. Mengkoordinir semua aktivitas kerja para staff dan memberikan

pengarahan rutin terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahan

2. Mewakili perusahaan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan organisasi angkutan darat.

3. Membuat laporan pertanggung jawaban kerja tahunan tentang perkembangan usaha pengangkutan kepada para direksi.

5. Kepala Pembukuan

Kepala pembukuan mempunyai tugas dan wewenanguntuk melaksanakan kegiatan pencatatan seluruh dokumen dan catatan kedalam daftar laporan keuangan termasuk neraca dan daftar perhitungan laba rugi untuk di periksa oleh direksi para pemegang saham

6. Kepala Keuangan

Kepala keuangan mempunyai tugas dan wewenang untuk mengatur dan memeriksa sumber-sumber penerimaan dari kegiatan operasional termasuk pendapatan dari komisi dan pendapatan lain-lain dan juga mengatur pengeluaran rutin serta membuat laporan tentang sumber dan penggunaan dana tahunan sebagai bahan pertanggung jawaban kepada atasan.

7. Kepala Pengangkutan

(24)

dan memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen pemberangkatan, bertanggung jawab memeriksa barang atau kiriman barang yang masuk dan keluar, melakukan pengiriman atas barang yang masuk ke gudang ke alamat yang ditujukan. Kepala pengangkutan membawahi kepala bagian loket dan kepala bagian gudang.

1. Kepala bagian Loket

Kepala bagian loket melakukan tugas mengkordinir penjualan tiket penumpang, bertanggung jawab terhadap pemesanan dan pembatalan tiket penumpang dan membuat laporan berupa catatan daftar calon penumpang yang akan diberangkatkan sebagai bahan laporan untuk kepala pengagnkutan

2. Kepala bagian Gudang

Kepala bagian gudang mempunyai tugas dan wewenang dalam melakukan pencatatan setiap barang-barang yang masuk ke gudang dan bertanggung jawab menjaga barang kiriman sebelum dikirimkan ke tempat tujuan dan membuat transaksi keluar dan masuk barang kiriman kepada kepala pengangkutan.

8. Kepala Keamanan

(25)

15

staff dan karyawan perusahaan pengangkutan CV. Satu Nusa melalui kartu daftar hadir.

9. Pengemudi

Tugas pengemudi adalahsebagai berikut:

a. Mengemudikan kendaraan sesuai dengan surat perintah yangdikeluarkan oleh manageroperasional.

b. Mengecek kondisi kendaraan sebelum beroperasi.

c. Menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang selama dalam perjalanan.

10. Kondektur

Tugas kondektur adalahsebagai berikut:

a. Menarik ongkos langsung dari penumpang.

b. Menyerahkan hasil setoran kepada bagian keuangan perusahaan. 11. Pembantu Pengemudi

Tugas pembantu pengemudi adalah sebagai berikut: a. Menjaga kebersihaan kendaraan.

b. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan bus selama operasi.

c. Membantu perbaikan kendaraan selama mengalami kerusakan dalam beroperasi.

D. Jaringan Usaha

(26)

tiket secara online untuk mempermudah pasar dalam membeli tiket tersebut . Strategi penjualan tiket secara online ini memberi keuntungan bagi CV. Satu Nusa itu sendiri dalam hal efektivitas dan keuntunga bagi pasar dalam hal efisiensi.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentumemiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga dengan CV. Satu Nusa. Perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan hal itu karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Kinerja usaha terkini yaitu kegiatan– kegiatan serta program–program kerja apa saja yang sedang dilakukan perusahaan pada saat ini guna pencapaian tujuan perusahaan. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan adalah sebagai berikut:

1. Jasa angkutan darat (penumpang dan barang) yang meliputi wilayah

Sumatera dan Jawa.

2. Mendirikan dan menjalankan usaha-usaha industry diantaranya perbengkelan motor.

(27)

17 F. Rencana Usaha

Rencana Kegiatan CV. Satu Nusa yang hendak dicapai di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan pengguna jasa. 2. Meningkatkan kualitas dan kenyamanan serta kebersihan bus.

(28)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA CV. SATU NUSA

A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Kas

Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu seorang pemimpin perusahaan melaksanakan tugas sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi. Dalam arti sempit pengawasan internal berarti pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan secara mendatar (cross footing), maupun penjumlahan secara menurun (footing). Sedangkan pengertian pengawasan internal dalam arti luas, pengawasan internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi juga meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan pengawasan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI,2001,319.2): “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai”.

(29)

19

Menurut Warren,Reeve, Fees(2005:289): “Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang–undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”. Sistem ini menciptakan pengawasan intern yang cukup terhadap kas, diperolehnya data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan.

Sedangkan menurut Abubakar Erwin (2001:83): “Sistem pengawasan internal suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai”. Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan prosedur-prosedur yang bertujuan untuk:

1. Melindungi harta atau aktiva perusahaan.

2. Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya.

3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan.

4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan. Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

(30)

1. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan yang dapat dipercaya, oleh karena itu disusun sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa:

a. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.

b. Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain sesuai dengan tujuan ikhtisar tersebut dan menekankan pertanggungjawaban atas harta kekayaan perusahaan/instansi.

c. Penguasaan atas harta perusahaan/instansi dibeikan hanya dengan persetujuan atau wewenang pimpinan.

d. Jumlah aktiva/harta kekayaan prusahaan/instansi seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan aktiva/harta yang ada pada waktu yang tepat dengan tindakan yang sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan.

2. Pengawasan Administratif

(31)

21

Pemberian wewenang tersebut merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk mencapai titik tolak serta menciptakan pengawasan akuntansi.

3. Pengawasan Penggunaan

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar penggunaannya. Penggunaan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.

Menurut Soemarso (2002;320): “Kas adalahsegala sesuatu baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominal.”

Menurut Suharli (2006: 173), “kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”.

Ciri-ciri sistem pengawasan internal yang baik adalah sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang baik.

b. Sistem organisasi dan tanggung jawab yang jelas. c. Sistem akuntansi yang baik.

(32)

e. Badan atau staf internalauditor yang cakap. f. Dewan komisaris yang kompeten dan cakap.

Kas tidak mempunyai tanda kepemilikan khusus dan mudah dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa:

a. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah ditetapkan.

b. Kas yang seharusnya diterima memang benar-benar diterima. c. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas perusahaan.

Dari sifat-sifat kas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspek perencanaan dan pengawasan internal terhadap kas harus mendapat perhatian yang serius oleh manajemen. Dimana setiap pengawasan internal terhadap kas harus diciptakan untuk melindungi dan mengamankan serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi pengguna manajemen.

Secara garis besar pengawasan kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu: administrative dan accounting control sesuai dengan tanggungjawab manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari:

a. Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan/instansi.

b. Menghindari terjadinya kas yang menganggur.

(33)

23

Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengawasaninternal kas, mencakup:

a. Sebagian besar transaksi perusahaan yang terdiri dari uang kas dan transaksi lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi kas, tetapi akan melalui kas juga.

b. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. perkreditan piutang disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penerimaan kas salah, kemungkinan perkreditan juga akan salah.

c. Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas.

d. Kesalahan dalam perkiraan kas kemungkinan dikarenakan oleh adanya kesalahan pada perkiraan yang lainnya.

Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

B. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas 1. Tujuan Pengawasan Internal

Mengingat mayoritas transaksi diperusahaan melibatkan kas, maka pengawasan internal kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya penyelewengan yang dilakukan terhadap kas.

(34)

a. Diperolehnya data/informasi mengenai kas yang sebenarnya.

b. Untuk mencek kecermatan antara dana dari catatan menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

c. Untuk mencek pelaksanaan kegiatan/aktivitas mengenai kas sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.

Pengawasan terhadap kas dapat diterapkan dengan cara, yaitu: 1) Pengawasan terhadap penerimaan kas.

Sumber penerimaan uang kas yang lazim dalam perusahaan berasal dari penjualan tunai, penerimaan kas pelunasan piutang untuk untuk penjualan kredit, dan penerimaan lainnya seperti hasil penjualan investasi sementara atau penjualan aktiva tetap perusahaan. Agar semua hasil penerimaan ini dapat diamankan dan menjadi milik perusahaan maka pengawasan intern yang baik harus diciptakan dan dibina.

2) Pengawasan terhadap pengeluaran kas.

(35)

25

Adapun tujuan dari sistem pengawasan internal kas adalah sebagai berikut:

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

Tanggungjawab utama menjaga harta milik perusahaan dan mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan terletak ditangan manajemen, perlu adanya pengawasan internal yang baik agar dapat melimpahkan tanggung jawab secara tepat.

b. Menjaga ketelitian data akuntansi.

Sistem akuntansi dan administrasi sangat diperlukan guna menjaga ketelitian data akuntansi yang ada, sistem tersebut dapat berjalan baik dengan mengadakan formulir dan bukti pencatatan sebagai dasar pengawasan. Dengan adanya formulir atau bukti pencatatan yang tersedia, akan dapat diketahui apakah pencatatan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada atau tidak.

c. Mewujudkan efisiensikerja.

Untuk dapat mewujudkan efisiensi kerja, perlu dirancang suatu sistem dan prosedur operasional tiap-tiap bagian operasi perusahaan/instansi, sehingga pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan tertib.

d. Membentuk dan menjagakebijaksanaan manajemen.

(36)

tanggungjawab yang jelas, diharapkan dapat membantu serta menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Pengawasan Internal Kas

Fungsi pengawasan internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Ciri-ciri dasar dari sebuah pengawasan internal kas adalah sebagai berikut:

a. Secara khusus menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan kas.

b. Pemisahaan pengelolaan dan pencatatan penerimaan kas. c. Mendepositokan seluruh kas yang diterima setiap hari. d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas. e. Pemeriksaan intern dalam interval waktu yang tak terduga.

Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengawasan internal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengawasan internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada:

a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (valid)

(37)

27

b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat.

c. Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi, maka dapat mengakibatkan otorisasi yang curang.

d. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dan hal ini dilakukan guna mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan.

e. Setiap transaksi harus dinilai dengan cepat dan tepat.

Pengendalian yang memadai harus disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan.

f. Transaksi yang terjadi harus diklasifikasikan dengan tepat.

Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal.

g. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat.

Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

C. Unsur-unsur Pengawasan Internal Kas

(38)

ancaman-ancaman yang dapat merugikan perusahaan, terutama dari tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab yang datangnya dari dalam perusahaan itu sendiri.

Unsur-unsur pengawasan internal menurut Mulyadi adalah sebagai berikut:

1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. (Mulyadi, 2001:164)

Adapun unsur-unsur yang menjadi syarat pengawasan intern adalah sebagai berikut:

(39)

29

2. Sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang layak untuk melaksanakan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, dan pendapatan serta biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadapoperasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat. Klasifikasi data keuangan dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar, Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan dengan ekonomis, meliputi rekening-rekeningyang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti semua harta, hutang, pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen di dalam melakukan operasi. b. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat dalam

setiap rekening, member batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya.

3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam menjelaskan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.

(40)

Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

a. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya.

b. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

c. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan intern kas.

4. Pegawai yang cakap dan seimbang dengan tanggung jawabnya

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengawasan intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik, tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengawasan tidak akan berhasil dengan baik.

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas CV. Satu Nusa

Prosedur penerimaan kas dalam hal ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas“ pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

(41)

31

mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan.

Prosedur pencatatan penerimaan kas dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan oleh CV. Satu Nusa yaitu fungsi kas.Secara teoritis pengawasan internal pengeluaran kas harus diawasi dan perlu adanya pemisahan tugas antara pemberi persetujuan dan pembuatan cek, karena dengan adanya pemisahan tugas tersebut maka akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan.

Untuk mengawasi suatu perusahaan diperlukan suatu prinsip pengeluaran kas yang baik. Dalam prakteknya perusahaan tidak memisahkan antara pemberi persetujuan faktur pembuatan cek dengan pembayaran dan pengawasan cek, semua dilakukan oleh satu bagian yang berwenang. Dengan demikian akan mudah terjadinya penyelewengan.

Dalam prosedur pengeluaran kas harus dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan. Dengan diterapkannya prinsip-prinsip dalam pengeluaran kas secara efektif, maka akan diperoleh suatu pengawasan internal yang baik dan dapat terhindar dari penyelewengan.

(42)

Prosedur yang belum memadai adalah tidak dilakukannya kas opname yang mengakibatkan akan memudahkan bagian yang berwenang untuk menyelewengkan kas sementara waktu untuk keperluan pribadi.

Pemeriksaan internal yang dilaksanakan secara tiba-tiba atau mendadak juga dapat dilaksanakan dalam upaya mengawasi kas perusahaan. Jika pemeriksaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan menyebabkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan baik sengaja maupun yang tidak sengaja. Perusahaan selalu menggunakan kas kecil untuk melakukan pengeluaran- pengeluaran kecil. Oleh karena itu harus dijaga jumlah kas agar tidak terlalu besar sehingga tidak ada kas yang menganggur. Setiap pengeluaran uang relatif besar dianjurkan menggunakan cek, untuk upaya dalam pengawasan kas dalam bentuk cek dilaksanakan dengan sistem voucher.

Setiap terjadi pengeluaran kas kecil akan langsung dicatat, sehingga buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dengan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening buku besar.

(43)

33

Prosedur kas yang diterapkan oleh CV. Satu Nusa adalah :

Bagian fungsional melalui devisi fungsional menyampaikan surat permintaan barang 3 lembar ke devisi keuangan/umum untuk diteruskan ke bagian pembinaan sarana, sampai dapat persetujuan dari direksi, kemudian dibuat order pembelian 7 lembar, bagian keuangan kemudian membayarkan dengan tunai. Bagian keuangan mencatat dalam buku pembantu kas/bank. Sobekan buku pembantu kas/bank setiap hari meneruskan ke bagian pembukuan kantor pusat untuk dibukukan dan selanjutnya. Bagian pembukuan kantor pusat untuk dibukukan dan selanjutnya bagian pembukuan kantor pusat membukukan ke dalam jurnal pengeluaran kas/bank dan kartu gudang.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembagian tugas diterapkan oleh perusahaan. Pembagian ini sudah cukup baik, tetapi masih harus dilakukan pemisahan fungsi beberapa bagian.

Tujuan dari pemisahan ini adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan pengecekan intern terhadap pekerjaan tiap fungsi yang terkait dalam pelaksanaan transaksi.

2. Mencegah terjadinya penggunaan kas untuk keperluan pribadi.

Menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi serta menjaga kekayaan perusahaan.

1. Prosedur Penerimaan Kas Pada CV. Satu Nusa

(44)

a. Apabila Penerimaan yang berasal dari usaha pokok pada dasarnya sama dengan penerimaan yang berasal dari kegiatan diluar usaha pokok yaitu didasarkan atas faktur penjualan yang dibuat berdasarkan Kontrak/Surat Perintah Kerja dan Laporan penyelesaian pekerjaan, Berita Acara Penyelesaian/penyerahan pekerjaan.

b. Berdasarkan syarat-syarat pembayaran dan penyerahan hasil pekerjaan dalam kontrak, maka untuk setiap pembayaran/penyerahan barang, bagian keuangan akan membuat faktur penjualan rangkap 3 (tiga).

c. Pemohon datang ke bagian Keuangan untuk membayar dengan menunjukkan faktur tagihannya.

d. Tata usaha Keuangan membuat bukti kas masuk rangkap 2 dan kwitansi penerimaan uang rangkap 2. Bukti kas masuk dan kwitansi diverivikasi oleh petugas verivikator dan diberi kode rekeningnya.

e. Atas dasar faktur tagihan, bukti kas masuk dan kwitansi yang dibawa nasabah ke kasir, kasir akan menerima pembayaran sesuai dengan jumlah yang tercantum dan di cap “Lunas” dan ditanda tangani oleh kasir. dan pembeli dapat mengambil barangnya.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi penerimaan kas pada CV. Satu Nusa terdiri atas:

a. Surat permohonan pemberian jasa, pembelian barang. b. Surat pemberitahuan dari debitur/Bank.

(45)

35 e. Surat permohonan penyetoran uang.

f. Nota penjualan/Faktur. g. Laporan hasil analisa.

h. Surat pemberitahuan hasil analisa. i. Berita acara penyerahan hasil analisa.

j. Surat pertanggungjawaban dana pemerintah. 2. Prosedur Pengeluaran Kas CV. Satu Nusa

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh CV. Satu Nusa meliputi:

a. Menerima berkas/kwitansi tagihan pembayaran.

b. Pembelian peralatan dan perlengkapan secara tunai atau kredit. c. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang.

d. Membuat bukti pengeluaran kas/cek dan mencetaknya.

e. Memaraf/meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran

dibukti pengeluaran kas/cek.

f. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran di

bukti pengeluaran kas/bank.

g. Menerima pendapatan dari penjualan jasa. h. Membayar macam-macam beban.

i. Menerima piutang.

(46)

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada CV. Satu Nusa terdiri atas:

a. Surat Permohonan Pengeluaran Uang. b. Bukti Pengeluaran Kas.

c. Kontrak/Pesanan pengadaan.

d. Surat Permohonan Pembelian bahan/alat/barang. e. Bukti penerimaan bahan/alat/barang.

f. Daftar gaji (rutin): staff, bulanan tetap, honorer. g. Daftar Tunjangan (rutin): staff, bulanan tetap, honorer. h. Kartu Jam hadir/absensi.

i. Permohonan Lembur. j. Perintah lembur. k. Perintah Kerja BHL.

l. Dokumen-dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran CV. Satu Nusa 1. Jenis-jenis Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada CV. Satu Nusa bersumber dari: a. Pendapatan Utama:

1) Pendapatan dari Penjualan. 2) Pendapatan dari Pelayanan. b. Pendapatan Penjualan:

(47)

37 3) Pengangkutan barang. 4) Sewa Mobil.

2. Jenis-jenis Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas pada CV. Satu Nusa, secara umum mencakup: a. Pengeluaran Biaya Sparepart.

b. Pengeluaran Biaya Bahan Bakar. c. Pengeluaran Biaya Bahan Penolong.

d. Pengeluaran Biaya Perawatan Mesin Mobil.

F. Sistem Pengawasan Internal Kas CV. Satu Nusa

1. Sistem pengawasan internal terhadap penerimaan kas CV. Satu Nusa Sistem pengawasan internal terhadap prosedur penerimaan di CV. Satu Nusa maka pihak manajemen menerapkan hal–hal berikut:

a. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

c. Memeriksa keabsahan penerimaan kas, Misalnya berapa jumlah yang diterima dan siapa yang menerima.

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanya dijabat oleh orang yang berbeda.

(48)

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, Bukti bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

g. Perusahaan hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan perusahaan sehari–hari dan selebihnya disimpan di Bank.

2. Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran kas CV. Satu Nusa

Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran kas yang dilakukan CV. Satu Nusa adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan menetapkan bagian–bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh sekurang–kurangnya oleh 2 bagian.

c. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut. d. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang

berbeda.

e. Bagian keuangan membuat laporan pengeluaran setiap bulannya.

f. Bagian Keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran.

(49)

39 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan sistem intern kas padaCV. Satu Nusa, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur organisasi pada CV. Satu Nusa dinilai sudah cukup baik karena

dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengawasan internal kas yang dilakukan perusahaan.

2. Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi

aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang–undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

3. Dengan adanya pengawasan internal kas yang dilaksanakan maka perusahaan dapat memperkecil setiap kesalahan yang terjadi dan juga keberadaan kas dapat terkoordinasi dengan baik sehingga hal ini akan mendorong tercapinya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

(50)

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberinkan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain: 1. Sistem pengawasan yang diterapkan CV. Satu Nusa hendaknya dapat

dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus–menerus, agar berkembangnya kemajuan perusahaan.

2. Sebaiknya diadakan pemantauan terhadap prosedur-prosedur yang ada secara berkala dan teratur agar pengawasan internal di perusahaan dapat berjalan semaksimal mungkin.

3. Meneliti catatan potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas, mencek kebenaran ayat jurnal penerimaan kas, melakukan konfirmasi piutang,memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat–surat masuk serta cek yang diterima.

(51)

41

DAFTAR PUSTAKA

Hall James A, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Jilid I, Penerbit Salemba Empat, 2001, Jakarta

Harahap, Sistem Pengawasan Manajemen, Cetakan I, Penerbit Pustaka Quantum, 2001, Jakarta

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Penerbit Bumi Aksara, 2003, Jakarta

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, 2002, Jakarta

Ruky, Achmad S, Manajemen Penggajian dan Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan, Penerbit Gramedia, 2001, Jakarta

(52)

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1  Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Selaras dengan upaya pencapaian tujuan Pengawasan Internal Kas oleh PT PLN (Persero) UPT MEDAN, maka dalam hal ini perusahaan menerapkan sistem pengawasan internal kas

Apakah pengawasan internal kas yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah berjalan efektif dan efisien atau dengan kata lain dapat mencegah

Franklin Tarigan: Sistem pengawasan internal kas pada PT.. Varia Sekata

Rudy Kwandy: Perencanaan dan Pengawasan Kas Sebagai Sarana Menghindari Penyelewengan pada Terang ..., 2004.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI.. PROGRAM DIPLOMA

Nur Hartati Purba: Sistem Pengawasan Internal Kas pada PT... Nur Hartati Purba: Sistem Pengawasan Internal Kas

Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Keenam, Penerbit Bumi Aksara, 2003, Jakarta. Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit

Bagaimana sistem pengendalian internal kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara guna mengantisipasi adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi.. Tujuan

Belum ada pemisahan fungsi antara fungsi akuntansi dan fungsi penagihan, hal tersebut dapat menimbulkan terjadinya penyelewengan terhadap penerimaan kas dari