ANALISIS PENGARUH DISPLAY PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN WILLOW MART BINJAI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosisl dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Sally Sisva 110907067
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
▸ Baca selengkapnya: mengapa display produk diperlukan adanya perawatan
(2)UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : Sally Sisva
NIM : 110907067
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : Analisis Pengaruh Display Produk Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Swalayan Willow Mart Binjai
Medan, Juni 2015
Dosen Pembimbing Ketua Prorgam Studi
Agus Edy Rangkuti, SE, MSi
NIP. 197208172005011001 NIP. 195908161986111001
Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Dekan
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Display Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Willow Mart Binjai
Nama : Sally Sisva
Nim : 110907067
Program Studi : Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik Pembimbing : Agus Edy Rangkuti, S.E, M,Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan display produk toiletries pada Swalayan Willow Mart Binjai, bagaimana tanggapan konsumen atas pelaksanaan display produk tersebut, dan seberapa besar pengaruh pelaksanaan display produk tersebut terhadap minat beli konsumen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dan analisis regresi berganda. Berdasarkan pendekatan metode penelitian yang digunakan, maka penulis menyebarkan kuisioner kepada 95 orang sampel dari 2.100 orang populasi. Sampel merupakan konsumen yang telah membeli produk toiletries pada Swalayan Willow Mart Binjai. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa display produk terdiri dari window display, interior display, dan exterior display berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada Swalayan Willow Mart Binjai.
Pada pengujian secara parsial (uji statistik t) menunjukkan bahwa nilai thitung >
ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu display produk berpengaruh terhadap minat
beli konsumen. Dengan menggunakan rumus koefisien penentu didapatkan pula hasil bahwa display produk memberikan kontribusi pengaruh terhadap minat beli konsumen sebesar 52,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 47,1% lagi minat beli konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.
ABSTRACT
Analysis Of The Influence Of Product Display On Consumer Buying Interest At Swalayan Willow Mart Binjai
Name : Sally Sisva
NIM : 110907067
Departement : Science Of Bussines Administration Faculty : Science Of Social and Politic Advisor : Agus Edy Rangkuti, S.E, M.Si
The purpose of this survey is to determine how the implementation of toiletries product display at Swalayan Willow Mart Binjai, how consumer feedback on the implementation of product display, and how much influence the implementation of product display on consumer buying interest.
This survey uses a quantitative approach and multipleregression analysis. Based on approach of survey method used, the author distributing uestionnaires to 95 people as sample of 2.100 people as population. The sample of consumers who have purchased toiletries product at Swalayan Willow Mart Binjai. Data processing uses Microsoft Excel and SPSS version 17.
The results showed that the product display such as window display, interior display, and exterior display gave positive and significant influence on consumer buying interest at Swalayan Willow Mart Binjai.
The parcial test (t statistical test) showed that the value of tcount > ttable, then H0 is reject and Ha is accept, the product display gave influence on consumer buying interest. By using the formula of coefficient determinant found also that the result showed product display contributed influence on consumer buying interest at 52,9%. This is shows that 47,1% of consumer buying interest is influenced by other factors.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan penelitian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat kelulusan dan mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada:
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, nasehat dan
dorongan baik secara moril maupun materiil selama proses penelitian
berlangsung.
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Agus Edy Rangkuti, SE, MSi selaku dosen pembimbing atas ilmu, nasihat, dan bimbingannya.
5. Kak Siswati Saragi, S.Sos, MSP selaku dosen penguji atas ilmu, nasehat, dan bimbingannya.
Utara atas bantuannya sejak awal perkuliahan penulis mulai dari pengurusan
KRS, KHS, dan segala urusan administrasi lainnya.
7. Pihak Swalayan Willow Mart Binjai yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian di swalayan tersebut.
8. Para responden yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh penulis
yang telah berbaik membantu penulis dalam mengisi kuisioner penelitian
skripsi ini.
9. Sahabat – sahabat seperjuangan terkasih yang tergabung dalam Geng Geboy
Mujair, yaitu Indah Fahrunisa, Henni Damanik, Rini Ernita, M. Ghofur
Dwiyanto M. Ghofar Triyono, Reza Pahlevi, Alfis Vikram, Dwi Yuda
Syaputra, dan Derick Azwindy atas bantuan, dukungan dan motivasi yang
diberikan kepada penulis, tanpa kalian langit tak berbintang.
10.Evi Rahmadhani selaku teman yang selalu mendukung dan memberi bantuan
kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
11.Teman – teman tersayang Star Shop CS, yaitu Novia Lubis, Amanda
Youlanda, Irva Darma Lestari, Rani Ananda Ginting, dan Indah atas dukungan
dan bantuan dalam proses penyelesaian penelitian ini.
12.Saudara sepupu kesayangan, Unita Sukma Zuliani Nst, S.Si dan Dwi Kartika
Zuliani Nst yang telah memberikan banyak dukungan dan bantuan selama
masa perkuliahan penulis.
13.Bang Randhy dan bang Wahyu selaku teman dan abang angkat penulis yang
telah member dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
14.Teman – teman kesayangan yang tergabung dalam grup line “Rumpi”, Astrifa
Tasha, Wizni Syahputri, Nanda Kalo, dan Dhani Adetya yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
15.Seorang teman yang pernah memberikan dukungan, motivasi, dan bantuan
kepada penulis selama proses penelitian sedang berlangsung.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dpat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak – pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin
Medan, Juni 2015 Penulis
DAFTAR ISI
2.4 Hubungan Display Produk Terhadap Minat Beli ... 18
2.5 Penelitian Terdahulu ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 21
3.2 Lokasi Penelitian ... 21
3.3 Populasi dan Sampel ... 21
3.3.1 Populasi ... 21
3.4 Hipotesis ... 23
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas ... 28
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 29
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 29
3.8.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 29
3.8.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 30
3.8.2.3 Uji Parsial (Uji Statistik t) ... 30
4.3 Struktur Organisasi Swalayan Willow Mart Binjai ... 34
4.3.1 Uraian Tugas ... 35
4.4.2.1.1 Distribusi Jawaban Variabel Window Display ... 44
4.4.2.1.2 Distribusi Jawaban Variabel Interior Display ... 45
4.4.2.2 Deskripsi Data Variabel Minat Beli (Y) ... 53
4.5 Hasil Analisis Data ... 57
4.5.1 Hasil Validitas ... 57
4.5.2 Hasil Reliabilitas ... 58
4.6 Uji Asumsi Klasik ... 60
4.6.1 Uji Normalitas ... 60
4.6.2 Uji Multikolinearitas ... 61
4.6.3 Uji Heteroskedastisitas ... 62
4.7 Uji Hipotesis ... 63
4.7.1 Analisis Linear Berganda ... 63
4.7.2 Uji Signifikan Simultan Uji Statistik F) ... 65
4.7.3 Uji Parsial (Uji Statistik T) ... 66
4.7.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 68
4.8 Pembahasan ... 69
4.8.1 Pengaruh Display Produk Terhadap Minat Beli ... 69
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peningkatan Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Toiletries
Pada Swalayan Willow Mart Binjai ... 4
Tabel 1.2 Penurunan Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Toiletries Pada Swalayan Chang Market Binjai ... 4
Tabel 3.1 Bagan Operasional Variabel ... 25
Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 18
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 38
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 39
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/Uang Saku Tiap Bulan ... 39
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembayaran ... 40
Tabel 4.6 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan Pemajangan Produk Toiletries Pada Etalase Depan Swalayan Willow Mart Binjai ... 41
Tabel 4.7 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan Pemajangan Produk Toiletries Pada Swalayan Willow Mart Binjai Mampu Menarik Perhatian Responden ... 42
Tabel 4.8 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan Pemajangan Produk Toiletries dan Detail Harga Menggambarkan Keseluruhan Daya Tarik Pada Swalayan Willow Mart Binjai ... 43
Tabel 4.10 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Pemajangan Produk Toiletries yang Selalu Up To Date ... 45 Tabel 4.11 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Penataan Produk Toiletries Secara Kreatif Pada Swalayan
Willow Mart Binjai ... 46 Tabel 4.12 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Display Produk Toiletries Memudahkan Konsumen Memilih
Produk ... 47 Tabel 4.13 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Pemberian Harga Khusus Saat Distribusi Display Produk
Toiletries Di Luar Swalayan Willow Mart Binjai ... 48 Tabel 4.14 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Distribusi Display Produk Toiletries Di Luar Swalayan Willow
Mart Binjai Dilakukan Secara Rutin ... 49 Tabel 4.15 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Swalayan Willow Mart Binjai Menjadi Lebih Terkenal
Setelah Pendistribusian Display Produk Di Luar Swalayan ... 50 Tabel 4.16 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Distribusi Display Produk Toiletries Dilakukan Di Sekitar
Area Swalayan Willow Mart Binjai ... 51 Tabel 4.17 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Ketertarikan Responden Berbelanja Di Swalayan Willow Mart
Binjai Daripada Swalayan Lain ... 52 Tabel 4.18 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan
Belanja Produk Toiletries Pada Swalayan Willow Mart Binjai
Pemilihan Belanja Produk Toiletries Pada Swalayan Willow
Mart Binjai Karena Sudah Terkenal ... 54
Tabel 4.20 Distribusi Tentang Jawaban Responden Terkait Dengan Kenyamanan Swalayan Willow Mart Binjai ... 55
Tabel 4.21 Hasil Validitas Variabel Display Produk (X) ... 56
Tabel 4.22 Hasil Validitas Variabel Minat Beli (Y) ... 56
Tabel 4.23 Hasil Reliabilitas Variabel Display Produk (X) ... 57
Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Variabel Minat Beli (Y) ... 58
Tabel 4.25 Hasil Uji Reliabilitas ... 58
Tabel 4.26 Hasil Uji Multikolinearitas ... 60
Tabel 4.27 Hasil Analisis Linear Berganda ... 62
Tabel 4.28 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 63
Tabel 4.29 Hasil Uji Parsial (Uji T) ... 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 3 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Bukti Hadir Di Seminar Proposal Skripsi Lampiran 5 Bukti Acc Seminar Proposal (Cover) Lampiran 6 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi
untuk Dosen Pembimbing
Lampiran 7 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji Lampiran 8 Jadwal Seminar Proposal Skripsi
Lampiran 9 Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lampiran 10 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal
Lampiran 11 Berkas Penilaian Seminar Proposal
Lampiran 12 Berita Acara Seminar Praktek Internship/Magang Lampiran 13 Surat Izin Penelitian
Lampiran 14 Hasil Wawancara Lampiran 15 Dokumentasi
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Display Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Willow Mart Binjai
Nama : Sally Sisva
Nim : 110907067
Program Studi : Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik Pembimbing : Agus Edy Rangkuti, S.E, M,Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan display produk toiletries pada Swalayan Willow Mart Binjai, bagaimana tanggapan konsumen atas pelaksanaan display produk tersebut, dan seberapa besar pengaruh pelaksanaan display produk tersebut terhadap minat beli konsumen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dan analisis regresi berganda. Berdasarkan pendekatan metode penelitian yang digunakan, maka penulis menyebarkan kuisioner kepada 95 orang sampel dari 2.100 orang populasi. Sampel merupakan konsumen yang telah membeli produk toiletries pada Swalayan Willow Mart Binjai. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa display produk terdiri dari window display, interior display, dan exterior display berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen pada Swalayan Willow Mart Binjai.
Pada pengujian secara parsial (uji statistik t) menunjukkan bahwa nilai thitung >
ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu display produk berpengaruh terhadap minat
beli konsumen. Dengan menggunakan rumus koefisien penentu didapatkan pula hasil bahwa display produk memberikan kontribusi pengaruh terhadap minat beli konsumen sebesar 52,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 47,1% lagi minat beli konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor lain.
ABSTRACT
Analysis Of The Influence Of Product Display On Consumer Buying Interest At Swalayan Willow Mart Binjai
Name : Sally Sisva
NIM : 110907067
Departement : Science Of Bussines Administration Faculty : Science Of Social and Politic Advisor : Agus Edy Rangkuti, S.E, M.Si
The purpose of this survey is to determine how the implementation of toiletries product display at Swalayan Willow Mart Binjai, how consumer feedback on the implementation of product display, and how much influence the implementation of product display on consumer buying interest.
This survey uses a quantitative approach and multipleregression analysis. Based on approach of survey method used, the author distributing uestionnaires to 95 people as sample of 2.100 people as population. The sample of consumers who have purchased toiletries product at Swalayan Willow Mart Binjai. Data processing uses Microsoft Excel and SPSS version 17.
The results showed that the product display such as window display, interior display, and exterior display gave positive and significant influence on consumer buying interest at Swalayan Willow Mart Binjai.
The parcial test (t statistical test) showed that the value of tcount > ttable, then H0 is reject and Ha is accept, the product display gave influence on consumer buying interest. By using the formula of coefficient determinant found also that the result showed product display contributed influence on consumer buying interest at 52,9%. This is shows that 47,1% of consumer buying interest is influenced by other factors.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya sebuah perusahaan atau organisasi bisnis bertujuan untuk
bertahan, berkembang dan mendapatkan laba. Hal tersebut tentunya dapat dicapai
dengan menggunakan strategi yang mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang dilaksanakan untuk mendapatkan
kemenangan atau mendapatkan posisi yang lebih baik tanpa harus terjadi benturan
fisik atau konflik.Para pebisnis harus memikrikan strategi yang tepat dan efektif
agar bisnisnya tetap eksis dan berkembang lebih baik lagi.Dalam menarik
konsumen untuk melakukan pembelian, pebisnis harus mampu menerapkan
konsep pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar sasaran.Konsep
pemasaran yang tepat tentunya diharapkan mampu memenangkan hati konsumen
dan mencapai keunguulan kompetitif dalam persaingan.
Display produk merupakan salah satu konsep pemasaran yang dianggap
penting karena mampu menarik minat beli konsumen. Dengan adanya display
atau penataan produk yang menarik, konsumen akan tertarik dengan produk yang
ditawarkan. Display produk akan merangsang rasa penasaran konsumen untuk
menuju produk yang telah ditata sedemikian menarik, kemudian timbul rasa ingin
membeli produk tersebut walaupun pada awalnya produk tersebut tidak termasuk
dalam daftar pembelian. Pembelian yang tidak direncanakan (impulsive buying)
kemudian dilakukan secara sadar oleh konsumen. Adapun tujuan penataan produk
(display) menurut Wibowo (2008) dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Attention dan interest customer, yaitu untuk menarik perhatian para
pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu,
dan sebagainya.
b. Desire dan action customer, yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki
barang-barang yang dipamerkan di toko, setelah masuk ke toko kemudian
melakukan pembelian.
Menurut Kotler (2013), seseorang yang termotivasi siap untuk segera
melakukan tindakan. Bagaimana tindakan sesorang yang termotivasi akan
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan
sebagai sebuah proses yang digunakan individu untuk memilih,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan masukan informasi guna
menciptakan sebuah gambaran. Persepsi dapat dipengaruhi oleh rangsangan fisik.
Dalam hal ini yang menjadi salah satu contoh rangsangan fisik adalah display
produk.
Terbukti dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hefry Wika
Kusuma dan Ainur Rochmaniah menunjukkan bahwa keputusan pembelian
konsumen juga dipengaruhi oleh display produk sebesar 0,52 persen. Angka ini
juga menunjukkan bahwa ada faktor – faktor lain yang memperngaruhi minat beli
dan keputusan pembelian konsumen. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan
ataupun perbaikan display produk pada bisnis bisnis ritel agar lebih mampu
menarik minat beli konsumen. Namun pada penelitian yang juga dilakukan oleh
peneliti terdahulu yaitu Wan Sheila Asmarina Baros menunjukkan fakta lain yaitu
besarnya pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Ranch57
atmospherememberikan pengaruh sebesar 61,3 persen yang berarti store
atmosphere pada café terssebut telah diatur cukup bagus dan menarik.
Semakin maraknya bisnis ritel di berbagai kota di Indonesia, baik yang
berjenis mall, butik, swalayan dan lain sebagainya telah menjadikan bisnis ini
banyak digemari berbagai pihak, baik sekedar pengisi waktu luang, mendapatkan
tambahan pendapatan, maupun ditekuni sebagai mata pencaharian utama. Bisnis
ritel dipercaya dapat mendatangkan untung yang besar jika dikelola secara tepat.
Pada umumnya konsumen lebih memilih untuk berbelanja langsung ke swalayan
karena store atmosphere yang lebih nyaman dan display produk yang menarik.
Selain itu konsumen dapat memilih dan mengambil sendiri serta meneliti secara
detail produk yang ingin dibeli tanpa harus mengantri menunggu penjual yang
memberikan produk tersebut seperti pada grosir ataupun toko eceran lainnya.
Salah satu bisnis yang bergerak di bidang ritel adalah Swalayan Willow
Mart di Kota Binjai yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat
sekitar.Meskipun bisnis ini masih terbilang seumur jagung, swalayan ini mampu
berkembang pesat jika dilihat dari ramainya konsumen yang berkunjung untuk
berbelanja setiap harinya.Puncak keramaian swalayan ini biasanya terjadi pada
sore dan malam hari, terlebih lagi ketika menjelang hari-hari besar, seperti Hari
Raya Imlek, Natal, Tahun Baru dan sebagainya. Berdasarkan kegiatan prasurvey
yang telah dilakukan oleh peneliti dalam jangka waktu satu bulan maka diperoleh
data peningkatan minat beli konsumen terhadap produk toiletries di Swalayan
Tabel 1.1
Peningkatan Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Toiletries
Minggu ke- Penjualan (dalam satuan unit)
1 340
2 360
3 380
4 420
Sumber: Sales Produk Toiletries Pada Swalayan Willow Mart Binjai Hasil penelitian pada tahun 2015
Berdasarkan informasi yang diperoleh sesuai tabel di atasmenunjukkan
bahwasetiap minggunya terjadi peningkatan penjualan produk toiletries pada
swalayan tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu indikator yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian khususnya pada produk
toiletries.
Sebagai perbandingan, peneliti juga telah melakukan kegiatan survey pada
Swalayan Chang Market Binjai yang letaknya hanya berjarak sekitar dari
Swalayan Willow Mart Binjai. Dalam jangka waktu satu bulan juga telah
diperoleh data penurunan minat beli konsumen terhadap produk toiletries pada
Swalayan Chang Market sebagai berikut:
Tabel 1.2
Penurunan Minat Beli Konsumen Terhadap Produk Toiletries
Minggu ke- Penjualan (dalam satuan unit)
1 290
2 280
3 250
4 220
Sumber: Sales Produk Toiletries Pada Swalayan Chang Market Binjai
Berdasarkan informasi yang diperoleh sesuai table di atas menunjukkan
bahwa terjadi penurunan penjualan produk toiletries pada Swalayan Chang
Market Binjai.Selisih penjualan produk toiletries pada Swalayan Chang Market
juga jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Swalayan Willow Mart
Binjai.Dalam hal ini maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh display produk terhadap minat beli konsumen pada Swalayan
Willow Mart Binjai.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas,
maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan display produk pada Swalayan Willow Mart
Binjai?
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan display produk
pada Swalayan Willow Mart Binjai?
3. Seberapa besar pengaruh display produk terhadalayan Willow Mart
Binjai?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan hasil perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan display produk yang dilakukan oleh
Swalayan Willow Mart Binjai.
2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan display
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh display produk terhadap
minat beli konsumen pada Swalayan Willow Mart Binjai.
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Swalayan Willow Mart Binjai penelitian ini dapat dijadikan sebagai
referensi pengetahuan lebih untuk mengembangkan bisnisnya.
2. Bagi Program Studi dapat memberikan bahan tambahan referensi untuk
digunakan dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai tambahan kajian khususnya mengenai
analisis pengaruh display produk terhadap minat beli konsumen yang akan
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
1.4 Batasan Penelitian
Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga biaya dan banyaknya produk
yang ditawarkan pada Swalayan Willow Mart Binjai, serta untuk menjaga agar
penelitian lebih terarah dan fokus, maka diperlukan adanya pembatasan
masalah.Dengan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dibatasi hanya pada
display produk toiletries serta pengaruhnya terhadap minat beli konsumen pada
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Produk
2.1.1 Defenisi Produk
Produk merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran, karena
dengan adanya produk, kebijakan harga, distribusi, dan promosi dapat
direncanakan lebih lanjut. Adapun beberapa tingkatan produk yang ditujukan
untuk menciptakan manfaat yang paling memuaskan konsumen yaitu:
1. Produk Inti
Produk inti merupakan manfaat inti yang dicari kosumen ketika mereka
membeli suatu produk.
2. Produk Aktual
Produk aktual merupakan bagian dari produk, tingkat mutu, sifat
rancangan, nama, merek, dan pengemasan, serta sifat lain yang
digabungkan untuk memberikan manfaat.
3. Produk Tambahan
Produk tambahan merupakan tambahan servis dan manfaat bagi konsumen
yang diberikan di sekitar produk inti dan produk aktual.
Selain itu, terdapat klasifikasi produk konsumen yaitu sebagai berikut:
1. Barang kenyamanan (convinence), yaitu barang-barang yang biasanya
sering dibeli konsumen, segera dengan usaha yang minimum. Contohnya
shampoo dan surat kabar.
Barang kenyamanan (convinence), bagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Staples, yaitu barang yang dibeli oleh konsumen secara teratutr.
Contohnya: pasta gigi dan shampoo.
b. Impulse goods, yaitu barang yang dibeli konsumen berdasarkan
keinginan seketika, tanpa perencanaan atau usaha pencarian.
Contoh: permen dan majalah yang diletakkan di dekat kasir.
c. Emergency goods, yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan itu
mendesak.
Contoh: paying di musim hujan.
2. Barang belanjaan (shopping), yaitu barang-barang yang karakteristiknya
dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam
proses pembeliannya. Contohnya furniture dan mobil bekas.
Barang belanjaan (shopping) dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Homogeneous shopping goods, yaitu barang-barang yang memiliki
mutu yang sama tetapi harganya berbeda dalam pembandingannya.
Contoh: tv dan radio (barang-barang elektronik)
b. Heterogeneous shopping goods, yaitu model produk seringkali lebih
penting bagi konsumen jika dibandingkan dengan harga.
Contoh: pakaian, handphone.
3. Barang khusus (speciality goods), yaitu barang-barang dengan
karakteristik unik atau identifikasi merek di mana untuk memperoleh
barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya.
4. Barang normal tidak dicari (unsought), yaitu barang-barang yang tidak
diketahui atau diketahui konsumen tidak terpikirkan untuk membelinya.
Contoh: asuransi jiwa.
2.1.2 Produk Toiletries
Jika dilihat dari tingkatan produk di atas maka dapat disimpulkan bahwa
produk toiletries termasuk ke dalam kategori produk inti. Sementara jika dilihat
dari sudut klasifikasi produk, produk toiletries ini termasuk ke dalam kategori
staples karena harus dibeli oleh konsumen secara teratur atau setiap periode
tertentu. Produk toiletries merupakan segala macam produk yang dibutuhkan
dalam kegiatan mandi cuci ataupun segala macam produk yang biasanya terdapat
di dalam kamar mandi dan toilet, seperti sabun, shampoo, pasta gigi dan sikat
gigi.Produk toiletries ini merupakan produk yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia setiap harinya.Tanpa adanya produk toiletries ini,
kegiatan sehari-hari manusia mungkin saja dapat terganggu dan terbengkalai.
2.2 Display Produk
Menurut Willian J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009)
mendefinisikan display sebagai usaha mendorong perhatian dan minat konsumen
pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik
penglihatan langsung (direct visual appeal). M. Tohar (2000) berpendapat bahwa
menempatkan barang merupakan hal yang penting terutama penempatan barang
dalam windows display, interior display, dan exterior display. Selanjutnya,
menurut Buchari Alma (2009) display dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar,
simbol-simbol, dan sebagainya di bagian toko yang disebut etalase. Dengan
demikian calon konsumen yang lewat di depan toko diharapkan akan
tertarik oleh barang-barang tersebut dan ingin masuk ke dalam toko.
Wajah toko akan berubah jika windows display diganti.
Fungsi windows display ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menarik perhatian orang-orang yang lewat.
b. Menyatakan kualitas yang baik, atau harga yang murah, sebagai ciri
khas dari toko tersebut.
c. Memancing perhatian terhadap barang-barang istimewa yang dijual di
toko.
d. Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika untuk
membeli).
e. Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan daya toko.
2. Interior Display
Yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu
harga, poster-poster di dalam tokomisalnya di lantai, di meja, di rak-rak
dan sebagainya.
Interior display ini ada beberapa macam yaitu:
a. Merchandise Display
Barang-barang dagangan dipajang di dalam toko dan ada tiga bentuk
- Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatu tempat
terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh
calon pembeli tanpa bantuan dari petugas-petugas penjualnya,
misalnya self display, island display (barang disimpan di atas lantai
yang diatur dengan bagus seperti pulau-pulau dan sebagainya).
- Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana
tempat tertutup. Barang-barang tersebut tidak dapat dihampiri dan
dipegang atau diteliti oleh calon pembeli kecuali atas bantuan petugas.
Jelas ini bertujuan melindungi barang dar kerusakan, pencurian, dan
sebagainya.
- Architecture display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam
penggunaannya misalnya di ruang tamu, meubel di kamar tidur, dapur
dengan perlengkapannya, dan sebagainya. Cara ini dapat memperbesar
daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.
b. Store Sign and Decoration
Tanda-tanda, simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster,
gambar-gambar, bendera-bendera, semboyan-semboyan dan sebagainya
disimpan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design
digunakan untuk membimbing calon pembeli kea rah barang dagangan
dan member keterangan kepada mereka tentang kegunaan
barang-barang tersebut. Decoration umumnya digunakan dalam rangka
peristiwa khusus seperti penjualan pada saat Hari Raya, Natal, Tahun
Baru dan sebagainya.
Ini dilaksanakan oleh Wholesaler yang terdiri dari simbol-simbol
petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk, yang kesemuanya
berasal dari produsen.Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam
gambar dan petunjuk, maka display ini juga member peringatan
kepada para petugas penjual agar mereka tidak memberikan
keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar
tersebut.
3. Exterior Display
Yaitu dilaksanakan dengan dengan memajangkan barang-barang di
luar toko misalnya, pada waktu mengadakan obral, pasar malam, dan
sebagainya. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain:
a. Memperkenalkan suatu produk secara tepat dan ekonomis.
b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan
cepat dan ekonomis.
c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.
d. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat misalnya pada
Hari Raya, Ulang Tahun dan sebagainya.
Dalam pengaturan, display sering juga disebut dengan visual
merchandising yang artinya kemampuan untuk melihat dengan mata yang
digambarkan dalam pikiran membentuk suatu gambaran fenomena keindahan dan
image tentang produk/sesuatu yang dipromosikan (dijual) dari sebuah ritel dengan
cara penataan barang dan juga melakukan promosi maka pelaksanaan display ini
a. Menunjukkan produk yang dijual kepada konsumen.
b. Menciptakan keinginan dalam diri konsumen untuk melakukan
pembelian.
c. Menjual produk yang dijual secara atraktif.
d. Membuat gambaran atau image dari produk yang dijual dalam toko
dan juga pelayanan kepada konsumen.lam melakukan display produk,
seharusnya mengacu pada “logika: konsumen. Logika konsumen dapat
dikatakan sebagai segala sesuatu yang meliputi cara berpikir,
kebiasaan atau kecenderungan psikologis konsumen yang
mempengaruhi perilaku mereka saat berbelanja dan berada di dalam
toko. Sebagai contoh, kebanyakan konsumen yang memiliki kebiasaan
belanja secara bulanan biasanya sudah mengetahui secara persis
barang-barang apa saja yang harus mereka beli pada saat berbelanja
sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor dari suatu minat beli
konsumen.
Ma’ruf (2006) menjelaskan display yang mengacu dengan logika-logika
konsumen tidak hanya melahirkan nilai tambah (kemudahan) yang dirasakan
langsung oleh konsumen atau pengunjung toko tetapi juga membantu para peritel
dalam hal pengaturan display secara kseseluruhan misal, dalam mensiasati display
produk-produk impulse agar lebih efektif diantaranya yaitu:
Syarat display yang baik disamping mengacu pada logika konsumen
dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memperhatikan
aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display
1. Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadi
mudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini
merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas
display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan
sia-sia.
2. Display harus memperhatikan aspek keamanan, baik kemanan bagi
pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi
konsumen yang berada di dalam toko, berkaitan dengan aspek keamanan
ini, para peritel biasanya tidak akan menempatkan barang-barang yang
mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang
fisik ukurannya kecil biasanya dipajang di etalase. Barang-barang
kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve
paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung
(terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informatif dan komunikatif, para
peritel dapat memanfaatkan alat-alat bantu seperti shelf talker, standing
poster, signage dan jenis-jenis point of purchase (POP) material yang lain.
Macam-macam display anatara lain adalah sebagai berikut:
a. Windowbill, yaitu untuk dipasang di dalam dan di luar toko, di dinding
pintu, atau dapat diartikan memajang barang-barang, gambar-gambar
kartu harga, symbol-simbol dan sebagainya di bagian depan toko yang
disebut etalase. Windowbill biasanya dibuat dari kertas, tetapi
mengingatkan dan menarik perhatian konsumen tentang produk yang
ditawarkan (dijual).
b. Flagchain, yaitu gambar-gambar kertas atau plastic tentang produk
yang digantung pada tali. Biasanya digantung di depan toko atau pintu.
Karena tiupan angin, gambar tersebut bergerak-gerak sehingga
menarik perhatian calon konsumen.
c. Mobile hanger, yaitu alat reklame dari karton yang tergantung pada
benang atau tali. Pada umumnya digantung sedekat mungkin dengan
produk itu sendiri.
d. Sticker, yaitu alat reklame terbuat dari plastik dan caramelekatkannya
sangat mudah. Sticker ini ditempelkan pada kaca-kaca etalase toko.
e. Leaflet, yaitu untuk memberitahukan suatu promosi kepada konsumen
atau memperkenalkan suatu produk barau. Leaflet dimaksudkan untuk
dibaca oleh konsumen dan penyebarannya dapat dilakukan melalui
toko.
f. Dos, adalah alat-alat display atau tempat memajang produk yang
dibuat khusus untuk menarik perhatian konsumen. Dos dipasang di
toko-toko pada tempat yang mencolok.
g. Shopblind, yaitu layar penutup toko guna menghindari diri dari sinar
matahari.
Display produk (penataan barang) sangat berperan penting untuk menarik
pembeli yang sebatas melihat produk. Dampak yang diharapkan dari display
tersebut adalah adanya nilai pembelian (payment) terhadap profi perusahaan atau
2.3 Minat Beli Konsumen
Menurut Anoraga (2000), intensi membeli atau niat beli merupakan suatu
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen sebelum
mengadakan pembelian atas produk yang ditawarkan atau yang diperlukan oleh
konsumen tersebut. Sedangkan menurut Howard (1994) dalam Durianto dan
Liana (2004) dikutip dari jurnal (Yudhiartika, Universitas Kristen Satya Wacana),
intensi membeli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta beberapa unit produk yang diperlukan dalam
periode tertentu.
Minat beli juga sangat berkaitan erat dengan pembelian impulsif
(impulsive buying) yang didefenisikan sebagai tindakan membeli yang
ssbelumnya tidak diakui secara sadar sebagi hasil dari suatu pertimbangan, atau
niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.Dalam bahasa Inggris biasa,
pembelian impulsif adalah suatu desakan hati yang tiba-tiba dengan penuh
kekuatan, bertahan dan tidak direncanakan untuk membeli sesuatu secara
langsung, tanpa banyak memperhatikan akibatnya.
Penelitian kecil telah dilakukan terhadap mekanisme yang bertanggung
jawab atas pembelian berdasrakan kata hati yang tiba-tiba, tetapi tampaknya
pembelian seperti itu terjadi apabila konsumen menghadapi suatu produk,
memproses informasi mengenai hal tersebut secara holistic, dan member reaksi
dengan pengaruh positif yang sangat kuat. Perasaan positif ini lalu menimbulkan
keinginan untuk memiliki produk atau jasa yang menghasilkan pembelian.
menunjukkan bahwa sekitar 39 persen dari pembelian di toko serba ada/toserba
dan 67 persen dari pembelian di toko sandang-pangan adalah tidak direncanakan
(Mowen, 2002).
Indikator yang digunakan untuk mengukur pembelian impulsif menurut
Bas Verplanken et., al (2005) yaitu:
a. Cognitive, yaitu kurangnya perencanaan dan pertimbangan yang
masuk kedalam keputusan pembelian.
b. Affective, pendekatan afektif ini dilihat dari segi perasaan sperti
kegembiraan, kurangnya control, dan keinginan untuk membeli.
Minat beli merupakan suatu faktor yang menentukan keputusan pembelian
konsumen. Keputusan pembelian merupakan kegiatan akhir dalam proses
menentukan pilihan dalam memilih suatu produk maka yang diinginkan adalah
setelah terjadi adanya komunikasi dalam menentukan pilihan. Berdasarkan uraian
di atas dan landasan teori tentang display produk terhadap minat beli konsumen
pada Swalayan Willow Mart Binjai. Sebagai upaya mempermudah pemecahan
masalah pada penelitian ini, perlu adanya teori-teori yang dapat mendukung,
sehingga masalah yang ada mempunyai landasan teori yang benar dan
sesuai.Sehubungan dengan teori yang dibutuhkan untuk menganalisa masalah
tersebut, maka peneliti kemukakan beberapa landasan teori yang sekiranya dapat
dipergunakan dlam rangka pemecahan maslah. Berdasarkan uraian di atas dan
landasan teori tentang pengaruh display produk (variabel X) terhadap minat beli
konsumen pada Swalayan Willow Mart Binjai (variabel Y), maka penulis
Tabel 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Keterangan:
X = Variabel bebas (variabel independen)
Y = Variabel terkait (variabel dependen)
=Mempengaruhi
2.4 Hubungan Display Produk Terhadap Minat Beli Konsumen
Menarik minat beli konsumen dapat dilakukan dengan cara memberikan
display produk yang menarik bagi konsumen. Display produk pada umumnya
dilaksanakan oleh pemilik bisnis ritel seperti swalayan untuk memberikan rasa
nyaman dan menarik perhatian konsumen. Tidak hanya sampai pada sebatas
memberi perhatian saja, kosnumen juga diharapkan tertarik pada produk yang
telah ditata tersebut sehingga menimbulkan pembelian impulsif ataupun
pembelian yang telah direncanakan. Hal ini dapat dicapai apabila display produk
sudah dilaksanakan dengan tepat dan semenarik mungkin oleh pihak swalayan.
Penataan produk yang tidak tepat dapat menimbulkan rasa kecewa dan malas
untuk sekedar melihat apalagi untuk membeli produk tersebut.Maka dari itu,
untuk mencapai keunggulan bersaing pihak swalayan harus mengupayakan
display produk yang tepat dan menarik sebagai salah satu upaya strategi
pemasaran.
2.5 Penelitian Terdahulu
Display Produk
Adapun yang mendukung penelitian ini dapat dipengaruhi oleh penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh display produk terhadap minat beli
konsumen sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti sehingga dapat
dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
menganalisis pengaruh display produk terhadap minat beli atau keputusan
pembelian konsumen. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hefry Wika Kusuma Wardhana dan Ainur Rochmaniah (Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo) telah melakukan penelitian dengan topik yang
sama dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Display Product Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen PT. Ace Hardware Sidoarjo”.
Berdasarkan hasil analisis data pada table uji regresi (Uji-F) dapat
diketahui bahwa uji variant F = 5,342 dan diperoleh nilai Sig. = 0,023
yang berarti lebih dari criteria signifikannya (0,05) maka H0 = diterima.
Selain itu juga diperoleh R Square atau Koefisien Determinasi yang
menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi
variabel bebas dan variabel terikat. Nilai yang diperoleh adalah 0,52%,
maka dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas X memiliki pengaruh
kontribusi sesbesar 0,52% terhadap variabel Y dan 99,48% lainnya
dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor lain diluar variabel X.
2. Wan Sheilla Asmarina Baros (Universitas Sumatera Utara, 2013) telah
melakukan penelitian dengan topik yang berkaitan yaitu skripsi dengan
judul “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Ranch57 Café & Resto Medan”. Adapun hasil regresi linier sederhana dari
atau 100% maka akan diikuti oleh kepuasan pelanggan sebesar 0,183.
Berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinan, didapatkan suatu
kesimpulan bahwa besarnya pengaruh antara store atmosphere terhadap
keputusan pembelian pada Ranch57 Café & Resto adalah sebesar 61,3%
yang berarti 38,7% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang belum
diperhitungkan dalam penelitian ini.
3. Raeni Dwi Santi dan Muhammad Ihsan Izharuddin Adhipratama
(Universitas Komputer Indonesia) telah melakukan penelitian yang
berkaitan dengan judul “Display Toko, Gaya Hidup dan Pembelian
Impulsif (Penelitian Pada Konsumen Surf Inc Bandung). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk penataan toko adalah sebesar
5,836 > nilai t table (1,985), maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
display toko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pembelian
impulsif.
4. Dhian Yudhiartika dan Jony Oktavian Haryanto (universitas Kristen Satya
Wacana) telah melakukan penelitian dengan topic yang berkaitan yaitu
dengan judul “Pengaruh Personal Selling, Display, Promosi Penjualan
Terhadap Kesadaran Merek dan Intensi Membeli pada Produk Kecantikan
Pond’s.” Dari analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa display
hanya sedikit memberikan pengaruh terhadap produk kecantikan Pond’s.
hal ini dibuktikan dari hasil analisis regresi yang menunjukkan tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan pendekatan asosiatif.Instrument pengumpul data yang dapat
digunakan dalam metode penelitian kuantitatif seperti angket, daftar
wawancara dan lainnya, tidak harus diri peneliti sendiri (Azuar Juliandi, 2013)
Pendekatan asosiatif ini mengkaji bagaimana keterkaitan atau hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
Pemasalahan dalam penelitian kuantitatif dapat ditemukan di awal
penelitian sehingga bersifat sebagai hipotesis.Pendekatan asosiatif
memerlukan hipotesis atau dugaan terhadap hubungan antara variabel
tersebut.Hipotesis disusun karena adanya teori yang telah dilaksanakan.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Swalayan Willow Mart Binjai di Jalan
Gatot Subroto No. 377-379-381 Binjai.Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Swalayan Willow Mart
merupakan salah satu swalayan yang ramai dikunjungi oleh konsumen di Kota
Binjai.
Menurut Azuar Juliandi (2013) populasi penelitian merupakan seluruh
elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Pada penelitian ini, populasi
yang diambil adalah konsumen yang telah berbelanja produk toiletries di
Minimarket Willowmart Binjai.Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan
peneliti terhadap sales produk toiltetries menyatakan bahwa rata rata
konsumen yang membeli produk toiletries pada Sawalayan Willow Mart
Binjai adalah sebanyak 70 orang per harinya.Maka rata rata jumlah konsumen
dalam sebulan adalah 2.100 orang.Jumlah konsumen dalam sebulan ini adalah
populasi dalam penelitian ini.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2008), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang dipilih dalam
penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan metode
purposive sampling/judgement sampling.Pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling/judgement sampling adalah dengan memilih sampel dari
suatu populasi berdasarkan pertimbangan ahli maupun pertimbangan
ilmiah.Teknik ini memberikan persyaratan yang cukup ketat agar sampel yang
dipilih sesuai dengan karekteristik yang dikehendaki dalam analisis (Azuar
Juliandi, 2013).
Rumus yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah dengan
menggunakan formulasi slovindengan menggunakan rumus sebagai berikut :
� = N
1 +�(�)2
� = 2100
� =2100 22
� = 95.4
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang akan diambil
N = Jumlah populasi yang ada yaitu 2100 orang konsumen
e = Batas kesalahan yang diinginkan/desired margin of error (10%)
Dari rumus slovin tersebut, maka ditentukan jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah sebanyak 95 sampel.
3.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. H0 :Display produkberpengaruh terhadap minat beli konsumen.
2. Ha :Display produk tidak berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
3.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak mengenai kejadian dan keadaan akan kelompok maupun individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial dengan menggunakan suatu istilah untuk
beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya
Untuk menetapkan batasan yang lebih jelas dari kedua variable yang
diteliti maka penelitii menetapkan definisi konsep dari variabel yang diteliti
adalah sebagai berikut:
1. Willian J. Schultz yang dikutip dalam buku Buchari Alma (2009),
mendefinisikan display sebagai usaha mendorong perhatian dan minat
konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli
melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
Terdapat tiga indikator dalam display produk, yaitu:
a. Window display, yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar,
simbol-simbol, dan sebagainya di bagian toko yang disebut etalase.
b. Interior display, yaitu memajangkan barang-barang, gambar-gambar,
kartu-kartu harga, poster-poster di dalam toko misalnya di lantai, di
meja, di rak-rak dan sebagainya.
c. Eksterior display, yaitu memajangkan barang-barang di luar toko
misalnya, pada waktu mengadakan obral, pasar malam, dan
sebagainya.
2. Assael (2002), mendefenisikan minat beli sebagai kecenderungan untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen
melakukan pembelian. Adapun indikator minat beli konsumen, yaitu
pembelian impulsif yang didefenisikan sebagai tindakan membeli yang
ssbelumnya tidak diakui secara sadar sebagi hasil dari suatu pertimbangan,
atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.
Menurut Singarimbun (1995), defenisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu
variabel. Adapun bagan operasional variabel dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.1
Bagan Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Keterangan
Display Produk (X)
(Y) Pembelian Impulsif
Tindakan membeli yang dilakukan tanpa direncanakan terlebih
dahulu
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan
data-data yang relevan bagi penelitian (Azuar Juliandi, 2013). Teknik pengumpulan
data yang dilakukan peneliti berdasarkan:
Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan hasil
penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti anatara lain:
a. Observasi
Observasi dilakukan secara langsung di lokasi yang menjadi objek
penelitian guna mendapatkan data primer.
b. Kuisioner (Angket)
Penelitian dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner
(angket).Kuisioner yaitu daftar pertanyaan tertutup kepada responden yang
merupakan konsumen yang dari Swalayan Willow Mart Binjai.
Skala instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert, yaitu mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/kelompok
orang tentang fenomena instrument (Juliandi, 2013). Dalam penelitian ini
akan digunakan lima tipe alternative instrument sebagai berikut:
1. Sangat setuju (SS) : skor 5
2. Setuju (S) : skor 4
3. Kurang setuju (KS) : skor 3
4. Tidak Setuju (TS) : skor 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber ketiga yang
berfungsi sebagai pendukung data primer.Pengumpulan data sekunder ini
dilakukan dengan melakukan dokumentasi. Dokumentasi merupakan metode
yang berkaitan dengan penelitian pada lokasi penelitian serta dengan
mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan objek penelitian.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2002), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Bila rhitung> rtabel,
maka pernyataan dikatakan valid. Sebaliknya,bila rhitung< rtabel, maka
pernyataan dikatakan tidak valid. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan
untuk menguji data yang valid atau tidak valid setelah menggunakan alat
kuesioner.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen
penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya (Azuar
Juliandi, 2013). Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan half,
yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan
nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown :
2r ri =
1+r
Keterangan :
ri = nilai koefisien reabilitas
r = nilai korelasi
Jika nilai koefisian reabilitas (Spearmen Brown) > 0.6 maka instrumen
memiliki reabilitas yang baik/reliable/terpercaya.Dan sebaliknya, jika nilai
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk
menganalisis data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, kemudian data
tersebut diinterpretasikan sehingga menghasilkan strategi-strategi yang
dibutuhkan oleh pihak swalayan.
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah
menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik.Proses
pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan proses uji regresi sehingga
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan
langkah kerja yang sama dengan uji regresi. Asumsi klasik regresi menurut
Ghozali (2006)meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, dan Uji
Heteroskedastisitas.
3.8.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:
analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara analisis statistik. Jika data menyebar di seitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas sehingga data dalam model regresi penelitian ini
3.8.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasiantar variabel bebas. Model yang baik seharusnya
tidak terjadi yaitu nilai tolerance di bawah 1 dan nilai VIF di atas 1.
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah asumsi residualdari model regresi yang
memiliki varian tidak konstan. Pada pemeriksaan ini, diharapkan asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi karena model regresi linear berganda memiliki
asumsi varian residual yang konstan (homoskedatisitas).
3.8.2 Pengujian Hipotesis
3.8.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan
linier antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3, dan
seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. Persamaan yang digunakan
adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3x3 + …….. + e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a =Konstanta
b1,b2,b3,b4 =Koefisien Regresi
X1,X2,X3,=Window Display, Interior Display, Eksterior Display
Selain itu, melalui regresi linier berganda akan diketahui juga
variabel manakah diantara variabel Display Produk (X) dimaksud yang
paling berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen (Y).
3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Kemudian untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara
simultan, digunakan pengujian statistik uji F dengan formulasi sebagai
berikut (Rangkuty, 1997) :
Uji F
=
�2/�
(1−�2)/(�−�−1)
Keterangan:
F = Diperoleh dari tabel distribusi
k = jumlah variabel independen
R2= Koefisien determinasi ganda
n = jumlah sampel
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika Fhitung> Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka
terbukti bahwa keempat faktor tersebut secara simultan mempengaruhi
keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis alternative (H1)
diterima dan hipotesis mula-mula (H0) diterima.
- Jika Fhitung< Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka
terbukti bahwa keempat faktor tersebut secara simultan tidak
mempengaruhi keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis
3.8.2.3 Uji Parsial (Uji Statistik t)
Untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara
parsial (individual) atau untuk mengetahui variabel mana yang lebih
mempengaruhi keputusan pembelian digunakan uji-t, dengan formulasi
dari Rangkuty (1997) sebagai berikut :
t = �(�−2)
(1−�2)
Keterangan:
t = observasi
n = banyaknya observasi
r = koefisien korelasi
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika thitung> ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka
terbukti bahwa variable faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
psikologis secara parsial mempengaruhi keputusan pembelian
- Jikathitung<ttabelpada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti
bahwa variable faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis
secara parsial tidak mempengaruhi keputusan pembelian
3.8.2.4 Koefisien Determinasi (R2)
Digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap
Y. sebelum mengetahui besarnya koefisien determinasi, terlebih dahulu
ditentukan berapa koefisien korelasinya (r). Rumus koefisien korelasi dan
koefisien determinasi menurut Ridwan (1997 : 26) yaitu :
r = �.(∑ ��)−(∑ �).∑ �
�2 = (�)2� 100%
Keterangan:
r = Koefisien korelasi variable bebas dan variable terikat
n = Banyaknya sampel
X = Skor tiap item
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Sejarah Berdirinya Swalayan Willow Mart Binjai
Pencapaian kesuksesan dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan
kerja keras.Begitu juga halnya dalam menjalankan usaha/bisnis diperlukan kerja
keras agar dapat terus maju dan berkembang. Begitu banyaknya bisnis ritel
seperti minimarket, supermarket maupun swalayan yang muncul begitu pesat dan
cepat, sehingga ruang bisnis ini menjadi begitu ketat persaingannya di
kotaBinjai. Bisnis ritel seperti swalayan dapat bertahan dan berkembang seperti
sekarang tentu saja berkat kerja keras pemilik dan para karyawannya.Swalayan
Willow Mart Binjai pertama kali didirikan di kotaBinjai pada tanggal 8
November 2014. Pemilik Swalayan Willow Mart Binjai bernama Andi Wijaya
(Along).
4.2. Visi, Misi dan Tujuan Swalayan Willow Mart Binjai 4.2.1. Visi Swalayan Willow Mart Binjai
Menjadikan Swalayan Willow Mart Binjai sebagai swalayan utama tujuan
konsumen dalam memenuhi kebutuhan.
4.2.2. Misi Willow Mart Binjai
a. Pengembangan bisnis secara maksimal.
b. Memberikan store atmosphere yang baik dan nyaman kepada konsumen.
c. Memberikan pelayanan yang baik kepada setiap konsumen
swalayanmelalui sikap karyawan yang sopan dan ramah.
4.2.3. Tujuan Swalayan Willow Mart Binjai
Swalayan Willow Mart mempunyai tujuan antara lain :
a. Mencari keuntungan/laba secara wajar dan berusaha meningkatkan laba
yang diperoleh demi kelangsungan hidup dan perluasan usaha, serta
menjaga citra atau nama baik swalayan.
b. Memberi kepuasan bagi para konsumen melalui pemenuhan kebutuhan
mereka.
4.3. Struktur Organisasi Swalayan Willow Mart Binjai
Struktur organisasi merupakan kerangka dari satuan perwujudan pola
hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang yang menunjukkan
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
perusahaan.Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja dalam
pengambilan keputusan kerja. Melalui struktur organisasi akan terlihat jelas
bagaimana informasi mengalir dari satu bagian ke bagian yang lain, sehingga
memberikan petunjuk tentang pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab
setiap karyawan perusahaan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Swalayan Willow Mart Binjai
Pemilik Swalayan
Kasir 3 Kasir 2
Kasir 1 Kasir 4
Pramuniaga
4.3.1. Uraian Tugas
Berikut ini adalah pembagian tugas dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut:
1. Pemilik Swalayan
a. Sebagai pimpinan tertinggi dalam segala kegiatan berkaitan yang terjadi di
dalam maupun di luar swalayan.
b. Berhubungan langsung dengan notaris dalam hal pengurusan izin usaha,
pendirian maupun hak kepemilikan.
c. Mengawasi dan mengevaluasi tanggung jawab para karyawan.
2. Bagian Keuangan.
a. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan pengeluaran kas.
b. Mengatur dan mengurus upah/gaji karyawan.
c. Membimbing kasir agar selalu teliti dalam setiap transaksi.
d. Melakukan pencatatan transaksi dan penyusunan pembukuan/laporan
keuangan swalayan.
3. Bagian Gudang
a. Bertanggung jawab terhadap persediaan produk swalayan.
b. Mencatat dan melakukan pembelian terhadap produk yang dibutuhkan
swalayan.
c. Mencatat setiap produk yang telah masuk dan keluar gudang.
d. Mengurus pendistribusian produk.
4. Kasir
a. Menerima uang tunai masuk dan menyerahkan kuitansi/struk pembayaran
b. Menyajikan laporan keuangan harian kepada bagian keuangan .
5. Pramuniaga
a. Melayani konsumen serta memberikan informasi tentang produk yang
diinginkan oleh konsumen.
b. Menjaga dan memelihara kebersihan setiap ruangan swalayan.
4.3.2. Kegiatan Operasional 1. Karwayan
Hampir semua kegiatan swalayan, dimulai dari melayani konsumen,
menata display, memberikan informasi kepada konsumen, menghitung keuangan,
sampai dalam hal kebersihan, semuanya dikerjakan oleh para karyawan.Oleh
karena itu karyawan merupakan salah satu bagian terpenting bagi Swalayan
Willow Mart Binjai.Karyawan yang telah dibagi ke dalam jabatan dan tanggung
jawabnya masing-masing diharapkan dapat memberikan produktivitas dan
loyalitas secara maksimal. Swalayan Willow Mart Binjai memiliki jumlah
karyawan sebanyak 28 orang, yang terdiri dari:
a. Bagian Keuangan : 2 orang
b. Bagian Gudang : 6 orang
c. Kasir : 4 orang
d. Pramuniaga : 16 orang
Berikut ini terdapat beberapa penjelasan mengenai jam kerja dan day off para
karyawan:
a. Pengambilan day off tidak diizinkan secara berkelompok dengan karyawan
b. Day off hanya boleh dilakukan satu hari dalam kurun waktu setiap satu
minggu untuk masing-masing karyawan.
c. Karyawan bekerja setiap hari, kecuali hari-hari tertentu yang telah
ditetapkan oleh pemilik swalayan.
2. Waktu
Swalayan Willow Mart Binjai menjalankan usahannya dimulai pada pukul
09.00 WIB sampai 22.00 WIB.Akan tetapi pada hari-hari besar seperti malam
tahun baru, hari besar keagamaan, dan bulan ramadhan, swalayan tutup lebih lama
dari pada hari biasanya yaitu jam 22.30 WIB.Swalayan Willow Mart Binjai
biasanya tutup pada hari-hari tertentu, seperti hari-hari besar keagamaan dan hari
lain sesuai kebijakan pemilik swalayan tersebut.
3. Produk
Berikut ini merupakan rincian harga produk toiletries pada Swalayan
Willow Mart Binjai:
a. Sabun mandi : Rp 1.445 - Rp 28.999
b. Sikat tubuh : Rp 3.750 - Rp 8.899
c. Shampo : Rp 6.275 - Rp 38.995
d. Pasta gigi : Rp 3.475 - Rp 18.775
e. Sikat gigi : Rp 1.385 - Rp 8.699
f. Sabun cuci : Rp 2.399 - Rp 28.355
g. Detergen : Rp 4.750 - Rp 14.445
h. Pembersih lantai : Rp 7.595 - Rp 38.995
i. Sikat toilet : Rp 10.775 - Rp 27.699
k. Gayung : Rp 5.685 - Rp 14.655
l. Ember : Rp 17.699 - Rp 40.275
4.4. Penyajian Data
Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui
penyebaran kuisioner maka diperoleh berbagai data dari responden mengenai
pengaruh display produk toiletries terhadap minat beli konsumen pada Swalayan
Willow Mart Binjai.Adapun penyajian data terbagi menjadi dua, yaitu pertama
berisikan deskripsi data identitas responden dengan tujuan mengetahui spesifikasi
yang dimiliki oleh responden.Kemudian kedua, berisikan deskripsi data variabel
penelitian yang bertujuan untuk menjawab masalah penelitian. Berikut ini adalah
uraian hasil pendistribusian data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan:
4.4.1 Deskripsi Data Identitas Responden
Kuisioner telah disebarkan kepada 95 orang responden terpilih, yaitu
konsumen yang telah membeli produk toiletries pada Swalayan Willow Mart
Binjai. Adapun deskripsi identitas responden penelitian ini meliputi:
1. Jenis kelamin
Berikut ini adalah data mengenai mayoritas jenis kelamin yang
menjadi responden dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase
1. Pria 29 30,5 %
2. Wanita 66 69,5 %
Total 95 100 %
Sumber: Kuisioner Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas
berjumlah 66 orang atau sebesar 69,5 %. Sedangkan responden yang
berjenis kelamin pria hanya berjumlah 29 orang atau sebesar 30,5 %. Hasil
ini menunjukkan bahwa pada umumnya wanita yang lebih suka
berkunjung ke swalayan untuk membeli kebutuhan dibandingkan pria.
2. Usia
Berikut ini adalah data mengenai usia responden dalam penelian ini:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Frekuensi (orang) Persentase
1. < 20 tahun 39 41,1 %
2. 21 – 30 tahun 42 44,2 %
3. > 30 tahun 14 14,7 %
Total 95 100 %
Sumber: Kuisioner Penelitian, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas
responden pada penelitian ini adalah berusia di antara 21 – 30 tahun atau
sebesar 44,2 %. Pada urutan kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah
berusia < 20 tahun yaitu sebesar 41,1 % dan diikuti oleh responden yang
berusia > 30 tahun yaitu hanya sebesar 14, 7 %. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa konsumen yang berkunjung untuk membeli produk
toiletries mayoritas adalah yang berusia cukup muda.
3. Pekerjaan
Berikut ini adalah data mengenai pekerjaan responden dalam