• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan pada Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan pada Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan pada

Mahasiswa Suku Karo di Universitas Sumatera

Utara

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh :

ELDAA KRISTY TOPHANO

111301072

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan pada Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara

Eldaa Kristy Tophano dan Rika Eliana

ABSTRAK

Preferensi pemilihan pasangan adalah kecenderungan individu memilih seseorang untuk dinikahi yang memiliki kesamaan di beberapa aspek. Dalam memilih pasangan diawali dengan ketertarikan interpersonal, selanjutnya kita akan melihat dari sisi genetik dan latar belakang budaya yang sama. Preferensi pemilihan pasangan dilakukan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Karo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak seratus tiga puluh dua orang. Alat ukur yang digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu, data biografi, bagian evaluasi preferensi pemilihan pasangan, dan tiga belas karakteristik preferensi pemilihan pasangan. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yaitu melihat mean skor, standar deviasi, nilai minimum dan maksimal. Hasil penelitian ini menunjukkan preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo berada pada kategori sedang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan dalam memilih pasangan mahasiswa Karo cenderung menyukai karakteristik baik dan pengertian sedangkan karakteristik yang kurang disukai adalah karakteristik santai.

(5)

The Description Mate Selection Prefernces on College Students Karo of The University of Sumatera Utara

Eldaa Kristy Tophano and Rika Eliana

ABSTRACT

Mate Selection Preference is the tendency of individiuals choosing someone to marry who have similarities in some aspects. In choosing a spouse begins with interpersonal atrraction, then we will see in terms of genetic and similar cultural backgrounds. Preference mate selection is done by the students, especially students Karo. This research is descriptive research that aims to see the descriptive of mate selection preferences in college student Karo in University Sumatera Utara. The sample are one hundred thirty two people. Measuring instruments used composed of three parts : biological data, evaluative mate selection, and thirteen characteristics of mate selection preferneces. The analysis is descriptive statistics which saw the mean scores, standard deviation, minimum, and maximum. The results of this study indicate mate selection preferences in Karo students in middle category. The results of this study also showed in choosing a mate selection Karo students tend to like the characteristics of kind and understanding while the less desirable characteristics that are characterstics enjoy.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang karena berkat dan anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Preferensi pemilihan pasangan Pada Mahasiswa Karo Di Universitas

Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak tercinta Paulus Sinulingga dan Ibu tercinta Rosmeina Sembiring Kembaren atas kasih sayang, perhartiannya, dukungan moril dan materil serta doa kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Irmawati, psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara.

2. Rika Eliana, M.Si., psikolog selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Tuhan selalu memberkati kehidupan Ibu dan keluarga juga diberi kesehatan.

3. Rodiatul Hasannah Siregar, M.Psi., psikolog sebagai dosen pembimbing akademik.

(7)

5. Seluruh staf pegawai Fakultas Psikologi USU yang telah memberikan banyak bantuan kepada peneliti khususnya dalam hal administrasi.

6. Teman-teman sebaya, sepermainan, dan sesama mahasiswa yang bersuku Karo telah bersedia membantu peneliti.

7. R Y Malondo Sitorus yang telah memberikan hatinya, dukungan, semangat, kasih sayang, perhatian, dan telah menemani, membantu pagi, siang dan malam untuk kelancaran skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat saya Christine Simatupang dan Cynthia Halim yang baik hati.

9. Keluarga A.S. Marpaung (Kila) dan Bibik, Kak Enong, Kak Juli, Kak Natal, Kak Phany, dan Adek Peres.

10.Teman-teman angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

11.Sepupu saya Rini Sinulingga, teman saya Rony Syahputra, Nenita Ginting, Hans Manurung, Candra Purba, dan Jesaya Simatupang, Rahel Marisa, Grace Sihotang, Lias Tarigan yang telah membantu peneliti.

12.Teman Sekelompok INSOS saya.

(8)

Akhir kata dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari penelitian yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun peneliti sangat harapkan.

Medan, Agustus 2015 Peneliti

(9)

Daftar Isi

A. Preferensi pemilihan pasangan ... 11

B. Dimensi Preferensi Pemilihan Pasangan ... 12

C. Pengukuran Preferensi Pemilihan Pasangan ... 13

D. Mahasiswa... 14

E. Dewasa Awal ... 14

F. Suku Karo ... 15

F.1. Sifat-Sifat Masyarakat Karo ... 17

G. Preferensi pemilihan pasangan Mahasiswa Karo Universitas Sumatera Utara ... 18

BAB III ... 20

METODE PENELITIAN ... 20

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 20

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 20

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 21

D. Alat Ukur yang Digunakan. ... 22

E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur ... 23

1. Validitas ... 23

2. Uji Daya Beda Aitem ... 24

(10)

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 25

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 26

1. Tahap Persiapan ... 26

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 27

H. Metode Analisis Data ... 28

BAB IV ... 29

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 29

A. ANALISA DATA ... 29

B. Pembahasan ... 44

BAB V ... 47

KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. KESIMPULAN ... 47

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :... 47

B. SARAN ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Skala preferensi pemilihan pasangan setelah uji coba ... 25

Tabel 2. Skala preferensi pemilihan pasangan dengan merangking setelah uji coba...26

Tabel 3. Penyebaran subjek berdasarkan umur ... 29

Tabel 4. Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin ... 30

Tabel 5. Penyebaran subjek berdasarkan agama... 30

Tabel 6. Penyebaran subjek berdasarkan status pernikahan ... 31

Tabel 7. Gambaran skor min, maks, mean, dan standar deviasi preferensi pemilihan pasangan subjek ... 32

Tabel 8. Kategori norma nilai sikap tethadap preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo di USU ... 32

Tabel 9. Penggolongan preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo di USU...33

Tabel 10. Gambaran 13 Karakteristik preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo di USU ... ...34

Tabel 11. Gambaran preferensi pemilihan pasangan berdasarkan jenis Kelamin ... 36

Tabel 12.Gambaran preferensi pemilihan pasangan berdasarkan Umur ... 37

(12)

Tabel 14. Gambaran preferensi pemilihan pasangan berdasarkan

status pernikahan... 38

Tabel 15. Gambaran 13 Karakteristik preferensi pemilihan pasangan

berdasarkan jenis kelamin ... 39

Tabel 16. Gambaran 13 Karakteristik preferensi pemilihan pasangan

berdasarkan umur ... 40

Tabel 17. Gambaran 13 Karakteristik preferensi pemilihan pasangan

berdasarkan agama ... 42

Tabel 18. Gambaran 13 Karakteristik preferensi pemilihan pasangan

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Reliabilitas dan Daya Beda Aitem

Lampiran B Data Mentah Subjek Penelitian dan Hasil Penelitian

(14)

Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan pada Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara

Eldaa Kristy Tophano dan Rika Eliana

ABSTRAK

Preferensi pemilihan pasangan adalah kecenderungan individu memilih seseorang untuk dinikahi yang memiliki kesamaan di beberapa aspek. Dalam memilih pasangan diawali dengan ketertarikan interpersonal, selanjutnya kita akan melihat dari sisi genetik dan latar belakang budaya yang sama. Preferensi pemilihan pasangan dilakukan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa Karo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak seratus tiga puluh dua orang. Alat ukur yang digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu, data biografi, bagian evaluasi preferensi pemilihan pasangan, dan tiga belas karakteristik preferensi pemilihan pasangan. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yaitu melihat mean skor, standar deviasi, nilai minimum dan maksimal. Hasil penelitian ini menunjukkan preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo berada pada kategori sedang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan dalam memilih pasangan mahasiswa Karo cenderung menyukai karakteristik baik dan pengertian sedangkan karakteristik yang kurang disukai adalah karakteristik santai.

(15)

The Description Mate Selection Prefernces on College Students Karo of The University of Sumatera Utara

Eldaa Kristy Tophano and Rika Eliana

ABSTRACT

Mate Selection Preference is the tendency of individiuals choosing someone to marry who have similarities in some aspects. In choosing a spouse begins with interpersonal atrraction, then we will see in terms of genetic and similar cultural backgrounds. Preference mate selection is done by the students, especially students Karo. This research is descriptive research that aims to see the descriptive of mate selection preferences in college student Karo in University Sumatera Utara. The sample are one hundred thirty two people. Measuring instruments used composed of three parts : biological data, evaluative mate selection, and thirteen characteristics of mate selection preferneces. The analysis is descriptive statistics which saw the mean scores, standard deviation, minimum, and maximum. The results of this study indicate mate selection preferences in Karo students in middle category. The results of this study also showed in choosing a mate selection Karo students tend to like the characteristics of kind and understanding while the less desirable characteristics that are characterstics enjoy.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suku Karo adalah salah satu suku bangsa dari banyak etnis yang ada di Kepulauan Nusantara. Masyarakat karo persebarannya dapat dikatakan luas. Daerah suku Karo antara lain, Kabupaten Karo, Langkat, Deli Serdang, Simalungun, dan Dairi. Suku Karo sendiri memiliki lima marga yaitu, Karo-Karo, Ginting, Tarigan, dan Perangin-angin (J.H Neumann, 1972). Apabila masyarakat ingin menjalani tradisi suku Karo, harus mengacu pada tradisi yang ada di kabupaten Karo. Daerah suku Karo identik dengan “Taneh Karo” hal ini

dikarenakan suku Karo masih menjalani kebudayaan Karo secara ketat dan menjadi standar/ideal untuk ditiru (Koentjaraningrat, 1984).

(17)

orang lain dalam proses pengambilan keputusan, menanyakan opini dan nasihat dari teman-teman, keluarga, dan orang yang disayangi.

Budaya Karo dapat bertahan dikarenakan secara terus-menerus diturunkan oleh orang tua, paman, bibi, dan orang dewasa lainnya kepada anak atau keturunannya yang juga berasal dari budaya yang sama yaitu Karo. Pada saat anak-anak Karo masih kecil, mereka sering dibawa oleh orang tuanya untuk mengikuti kegiatan adat atau pesta adat suku Karo, terutama pesta pernikahan. Hal ini dilakukan agar dalam diri anak-anak Karo tertanam nilai-nilai moral budaya karo sehingga dapat terus mewarisi nilai-nilai budaya Karo. Meskipun anak-anak tersebut belum dapat memahami makna yang tersirat dalam setiap bentuk kegiatan budaya Karo, namun semakin seiring berjalannya waktu dan saat anak-anak tersebut beranjak dewasa, maka pemahaman dan kemampuan berpikirnya tentang budaya Karo akan semakin terinternalisasi dalam dirinya (Meliala, 2007).

Pada umumnya masyarakat Karo mempunyai cara mengasuh anak yang berbeda antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Anak laki-laki dibiasakan untuk mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan dibiasakan untuk pergi ke ladang, dikarenakan anak laki-laki kelak akan menjadi kepala keluarga. Sedangkan anak perempuan dibiasakan untuk tinggal di rumah untuk mengurus rumah dan memasak. Walaupun sekarang ini banyak anak perempuan Karo yang sudah bekerja, tetapi orang tua tetap menanamkan nilai-nilai untuk tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik (Meliala, 2007).

(18)

mempertahankan budaya, misalnya dalam adat perkawinan. Pada aturan adat perkawinan suku Karo, terdapat beberapa tahapan dan pada setiap tahapan inilah harus dilakukan runggu (musyawarah mufakat). Runggu menjadi kata kunci dalam penyelesaian adat perkawinan pada suku Karo. Runggu ini akan melahirkan keputusan-keputusan bersama yang disepakati anatara keluarga mempelai pria dan wanita (Tarigan, 2009).

Bagi orang Karo secara turun-temurun, sistem kekerabatan dan perkawinan begitu menentukan keberlangsungan tatanan adat-istiadat serta struktur sosialnya secara harmonis. Mereka berusaha menjaga perkawinan ideal dalam tradisi Karo, yakni laki-laki atau perempuan wajib menikahi impal-nya sebagai pasangan idealnya (Manalu, 2013). Budaya ini membuat suku Karo menganggap pernikahan ideal jika menikah dengan impal atau yang satu suku dengannya, didukung dengan wawancara peneliti kepada lansia di tanah karo “menikah dengan impal itu bagus, kalau ada harta bibik kita terus kita menikah sama anaknya, harta bibik kita ya sama kita, ga ke orang lain. Jerih payah bibik kita balik ke kita lagi, balik ke keluarga lagi”

(Komunikasi Personal, 2015)

(19)

Sedangkan menurut Bangun (dalam Tarigan, 2009) makna perkawinan pada Karo merupakan suatu pranata, yaitu tidak hanya mengikat seorang laki-laki dan perempuan saja, tetapi menyatukan dua keluarga dari pihak laki-laki (“siempoken”) dengan pihak wanita (“sinereh”). Hal inilah yang membuat

seorang laki-laki tidak bebas dalam memilih jodohnya. Pada perempuan Karo, mereka lebih dibiasakan untuk ‘menunggu’ lamaran dari laki-laki, sehingga jika mereka ‘mengejar’ laki-laki maka dianggap tidak mempunyai harga diri. Jika

perempuan tersebut belum juga mendapatkan pasangan hidupnya, maka orang tua dari perempuan tersebut yang akan mencarikan jodoh untuknya yang masih memiliki kekerabatan atau satu suku. Adat ini terus dijalankan sebagai bentuk untuk menghormati tradisi-tradisi yang sudah ada sejak dulu agar pasangan yang menikah diberi keselamatan dan kebahagiaan (Koentjaraningrat, 1985).

Pada penelitian Buss, perbedaan jenis kelamin dalam preferensi pemilihan pasangan, juga memiliki konsekuensi untuk kawin dan untuk seleksi seksual. Perbedaan laki-laki dan perempuan cenderung memiliki lintas karakter yang bermacam-macam. Namun, kesamaan nilai akan menjadikan laki-laki dan perempuan sebagai sebuah pasangan (Buss, 1985). Hal inilah yang membuat orang tua pada suku Karo menginginkan generasinya menikah dengan impal atau dengan satu sukunya karena adanya kesamaan nilai didalamnya.

(20)

membuat generasi muda memiliki pandangan baru dalam hal preferensi pemilihan pasangan sebelum mereka melakukan pernikahan. Preferensi pemilihan pasangan merupakan proses memilih siapa yang akan menjadi teman hidup dan seseorang yang akan memberikan setengah kontribusinya sebagai orang tua dan juga dalam gen untuk melahirkan anak-anak mereka dan kesempatan pada keabadian gen (Lykken, 1993). Menurut Spuhler (dalam Buss, 1985) bahwa memilih pasangan tidak hanya berdasarkan karakteristik fisik, seperti mata, hidung, warna mata, tinggi, dan berat badan, namun individu cenderung melihat dari variabel lainnya, seperti ras. Diantara karakteristik fisik sebagai pertimbangan dalam memilih pasangan, ternyata variabel lain seperti perilaku, nilai-nilai, atau opini menjadi hal yang lebih kuat dalam proses preferensi pemilihan pasangan (Buss, 1985).

Buss (1985) melakukan penelitian kepada 37 negara mengenai preferensi pemilihan pasangan terhadap laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian Buss mengenai preferensi pemilihan pasangan bahwa laki-laki lebih menyukai karakteristik seperti: ketertarikan fisik, pandai memasak, dan good looking. Sedangkan, pada perempuan lebih menyukai karakteristik kejujuran, baik, mandiri, pengertian, mempunyai penghasilan yang baik, dan dari latar belakang keluarga yang baik.

(21)

(Toro-Morn dan Sprecher dalam Buss, 1985). Namun pada generasi muda sekarang, faktor budaya tidak begitu menjadi prioritas utama dalam memilih pasangan.

Preferensi pemilihan pasangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang mana faktor kecocokan tidak hanya berdasarkan sikap dan nilai atau kesamaan budaya, tapi juga berkaitan dengan perilaku. Pasangan akan lebih merasa puas dan mendapatkan kehidupan pernikahan yang baik apabila pasangannya dapat membagi harapan yang sama mengenai peran gender dan apabila dapat saling bertoleransi mengenai kebiasaan–kebiasaan dari pasangan (DeGenova, 2008). Tidak semua nilai-nilai yang dianut individu memiliki kesamaan karakkteristik dalam hal preferensi pemilihan pasangan, hal ini akan membuat perbedaan dari tiap-tiap individu dalam memilih pasangan (Buss, 1985). Menurut Thiessen dan Gregg (1980) mengatakan bahwa ada kecenderungan dalam memilih pasangan dengan melihat kesamaan genetik yaitu sebagai sebuah strategi reproduksi yang merepresentasikan sebuah kompromi antara pernikahan eksogami dan endogami.

(22)

diperkuat melalui wawancara pada salah satu mahasiwa suku Karo di Universitas Sumatera Utara.

“kalo untuk pasangan hidup, aku terserah mau suku apa aja yang penting saling terbuka satu sama lain, kalo masalah beda suku kan bisa saling belajar, lagian seru juga kok belajar tentang budaya lain. Ga mesti impal juga atau satu suku”

(komunikasi personal, 2015)

Berdasarkan wawancara di atas terlihat pandangan baru yang dianut oleh mahasiswa Karo pada jaman ini, mereka memiliki pandangan sendiri mengenai preferensi pemilihan pasangan. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap mahasiswa Karo tentang preferensi pemilihan pasangan, banyak mahasiswa yang tidak terlalu mementingkan budaya. Namun, peneliti meminta untuk menyebutkan kata yang berhubungan dengan preferensi pemilihan pasangan berdasarkan suku, kalimat-kalimat yang terucap seperti, pandai ertutur, menikah di jambur, dan sebagainya. Begitu juga peneliti melakukan survey terhadap mahasiswa Karo dengan menuliskan kriteria yang diinginkan dalam preferensi pemilihan pasangan yang berkaitan dengan budaya.

(23)

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dengan pertanyaan “Bagaimana gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa suku Karo?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat “Gambaran preferensi pemilihan pasangan suku Karo”

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

a.1 Secara teortitis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu psikologi dan budaya, khususnya dalam bidang Psikologi Sosial.

a.2 Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan bagi peneliti-peneliti lainnya yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini karena penelitian tentang suku Karo masih terbatas atau minim sekali. Penelitian ini juga bermanfaat untuk melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan secara mendasar dan signifikan tentang suku Karo

(24)

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi penting bagi masyarakat batak, khususnya masyarakat Karo dalam melihat :

1. Untuk menambah informasi bagi masyarakat Suku Karo dalam preferensi pemilihan pasangan bagi generasi muda di jaman ini. 2. Berguna untuk mahasiswa suku Karo untuk menjadi acuan atau

pemikiran dalam proses preferensi pemilihan pasangan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab 1 pada proposal penelitian ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : Landasan Teori

Bab 2 pada proposal penelitian ini berisi tentang tinjauan teoritis yang digunakan sebagai landasan penelitian.

BAB III : Metodologi Penelitian

(25)

Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan

Berisikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, interpretasi data dan pembahasan.

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Preferensi pemilihan pasangan

A.1 Definisi Preferensi pemilihan pasangan

Preferensi pemilihan pasangan merupakan salah satu topik yang sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti. Tokoh yang aktif meneliti ini adalah David Buss. Adapun pengertian preferensi pemilihan pasangan adalah kecenderungan individu memilih seseorang untuk dinikahi yang memiliki kesamaan di beberapa aspek (Buss, 1985). Menurut Towsend (1990) preferensi pemilihan pasangan adalah proses selektif untuk memilih pasangan hidup. Buss (1985) telah melakukan penelitian pada 37 negara dengan melihat preferensi pemilihan pasangan antara laki-laki dan perempuan, yang mana laki-laki lebih tertarik pada daya tarik fisik dibanding perempuan, sedangkan perempuan lebih memilih laki-laki yang berpenghasilan baik. Berdasarkan perspektif evolutionary theory bahwa preferensi pemilihan pasangan lebih menekankan pada bagian reproduksi..

Menurut Lykken dan Tellegen (1993) preferensi pemilihan pasangan merupakan proses memilih siapa yang akan menjadi teman hidup, orang yang akan memberikan setengah kontribusinya dalam gen untuk melahirkan dan menjadi orang tua bagi anak-anak mereka.

(27)

genetika sudah diatur untuk melakukan strategi, taktik untuk bertahan hidup, bertumbuh, dan bereproduksi. Gender yang dapat memberikan atau mendapatkan genetik yang baik, dipandang sebagai yang paling selektif dalam memilih pasangan.

Berdasarkan definisi di atas, maka preferensi pemilihan pasangan merupakan proses individu memilih seseorang yang mirip dengannya untuk dijadikan sebagai teman hidupnya yang akan memberikan kontribusi gen dan sebagai orang tua untuk anak-anak mereka.

B. Dimensi Preferensi Pemilihan Pasangan

Shackelford, Schmitt, dan Buss (2005) melakukan penelitian untuk mengidentifikasi beberapa dimensi preferensi pemilihan pasangan. Untuk mengidentifikasi dimensi umum dalam preferensi pemilihan pasangan pada pasangan jangka panjang, mereka menggunakan database peringkat preferensi yang telah diberikan kepada beberapa ribu partisipan dari berbagai budaya. Mereka mengidentifikasi ada empat dimensi yaitu :

1. Love vs Status Resource

(28)

2. Dependeble/Stabel vs Good Looks/Health

Munculnya dimensi “dependable/stabel vs good looks/health” menunjukkan bahwa seseorang secara psikologis memilih pasangan hidup berdasarkan penampilan fisik, kesehatan, dan kepribadian yang stabil.

3. Education/Intelligence vs Desire for Home/Children

Munculnya dimensi “education/intelligence vs desire for home/children” menunjukkan bahwa seseorang cenderung melihat faktor pendidikan dan keinginan memiliki rumah dan anak dalam memilih pasangan. Semakin seseorang berkompetensi, maka semakin besar individu tersebut mempunyai daya tarik.

4. Socialbility vs Similar Religion

Munculnya dimensi “socialbility vs similar religion” menunjukkan bahwa

seseorang cenderung memilih pasangan yang mudah bergaul dan lebih memilih seseorang yang memiliki agama yang sama. Seseorang cenderung lebih memilih individu yang memiliki banyak kesamaan dengannya dalam hal agama maupun latar belakang yang sama.

C. Pengukuran Preferensi Pemilihan Pasangan

(29)

Pada bagian kedua dari alat ukur Buss (1985) adalah bagian evaluasi preferensi pemilihan pasangan. bagian ini terdiri dari 18 karakteristik preferensi pemilihan pasangan. partisipan merespon dengan 5 jawaban yang mempunyai skor bergerak dari nol (0) sampai (4).

Pada bagian ketiga atau bagian terakhir alat ukur subjek diminta untuk merangking 13 karakteristik preferensi pemilihan pasangan.

D. Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi. Secara umum, orang yang namanya terdaftar belajar di perguruan tinggi. Pengertian mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.

E. Dewasa Awal

(30)

Hurlock (1999) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara lain:

a. Sudah memulai untuk bekerja

b. Mencari dan memilih pasangan

c. Memulai untuk membina keluarga

d. Dapat mengasuh anak

e. Mengelola rumah tangga

f. Dapat mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

g. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

Santrock (2002) mengatakan masa dewasa muda adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dewasa awal sudah memikirkan tentang pernikahan. Untuk itu dalam hal memilih pasangan, dewasa awal sudah matang untuk membuat keputusan kriterita yang cocok untuk dirinya.

F. Suku Karo

(31)

harus mengacu pada tradisi yang ada di kabupaten Karo. Daerah suku Karo identik dengan “Taneh Karo” hal ini dikarenakan suku Karo masih menjalani

kebudayaan Karo secara ketat dan menjadi standar/ideal untuk ditiru (Koentjaraningrat, 1984). Sebagai masyarakat yang terisolir di pedalaman dataran tinggi, ternyata adanya sebuah komunitas yang membentuk sebuah budaya yang menjadi patron bagi masyarakat Karo (Tarigan, 2009).

Pada suku Karo sistem kekerabatan dan perkawinan begitu menentukan keberlangsungan tatanan adat-istiadat serta struktur sosialnya secara harmonis. Mereka berupaya menjaga perkawinan ideal dalam tradisi Karo, yakni si pemuda atau gadis wajib menikahi impal-nya (seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya) sebagai pasangan idealnya (Tarigan, 2009).

(32)

F.1. Sifat-Sifat Masyarakat Karo

Menurut Bangun (2006) adapun sifat-sifat masyarakat Karo pada umumnya adalah sebagai berikut :

A. Percaya Diri

Masyarakat Karo pada umumnya percaya akan kekuatannya sendiri. Berkaitan dengan sikap percaya dirinya, masyarakat Karo bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak jarang masyarakat Karo dengan kekuatannya sendiri mencapai banyak karir karena usahanya. B. Tidak Serakah

Masyarakat Karo mendambakan hidup yang sejahtera, namun mereka tidak melaluinya dengan berperilaku serakah atau tamak. Masyarakat Karo gigih dalam mempertahankan haknya, mereka tidak serakah jika itu bukan haknya.

C. Sopan

Masyarakat Karo memliki sikap yang sopan. Mereka berbicara dengan nada suara yang lembut dan cenderung tidak keras. Masyarakat Karo juga tidak memonopoli, bagi masyarakat Karo sikap sopan santun merupakan satu modal pokok dalam kehidupan bermasyarakat

D. Mudah Menyesuaikan Diri

(33)

G. Preferensi pemilihan pasangan Mahasiswa Karo Universitas Sumatera Utara

Preferensi pemilihan pasangan adalah kecenderungan individu memilih seseorang untuk dinikahi yang memiliki kesamaan di beberapa aspek (Buss, 1985). Lykken dan Tellegen (1993) juga mengatakan bahwa preferensi pemilihan pasangan merupakan proses memilih siapa yang akan menjadi teman hidup, orang yang akan memberikan setengah kontribusinya dalam gen untuk melahirkan dan menjadi orang tua bagi anak-anak mereka. Dalam dimensinya preferensi pemilihan pasangan memiliki empat dimensi, yaitu love vs status resource yang mana secara psikologis seseorang akan memilih pasangan atas dasar cinta dan sumber daya yang baik, dependeble/stabel vs good looks/health yang mana secara psikologis seseorang memilih pasangan yang memiliki emosi stabil dan berpenampilan menarik dan sehat, education/intelligence vs desire for home/children yang mana seseorang akan memilih pasangan dari faktor pendidikan dan mempunyai keinginan memiliki rumah dan anak, dan socialbility vs similar religioun yang mana secara psikologis seseorang memilih pasangan yang mudah bergaul dan dari latar belakang agama yang sama (Shackelford, Schmitt, dan Buss, 2005).

(34)

anak Karo tertanam nilai-nilai moral budaya karo dan cenderung akan memilih pasangan dari latar budaya yang sama (Meliala, 2007). Begitu juga ada beberapa dimensi hasil dari penelitian Shackelford, Schmitt, dan Buss pada tahun 2005, mengatakan bahwa dalam hal memilih pasangan, hal yang diperlukan adalah mempunyai cinta dan status sosial yang baik, fisik yang menarik, pendidikan, dan latar belakang agama dan budaya yang sama. Beberapa hal tersebut akan selalu menjadi pertimbangan dalam memilih pasangan.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian tentang gambaran preferensi pemilihan pasangan pada suku Karo ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa suku Karo.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel itu sendiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2004).

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa suku Karo.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Preferensi pemilihan pasangan

(36)

pasangan dan mencari pasangan dari latar belakang budaya atau suku yang sama. Individu yang memiliki skor rendah pada skala preferensi pemilihan pasangan menunjukkan preferensi pemilihan pasangan yang rendah yang berarti bahwa subjek tidak mementingkan budaya dalam preferensi pemilihan pasangan dan tidak mewajibkan pasangannya berasal dari latar belakang budaya atau suku yang sama. Kemudian individu yang menjawab rangking terkecil pada bagian ketiga alat ukur menunjukkan karakteristik preferensi pemilihan pasangan yang disukai dilihat dari hasil mean karakteristik preferensi pemilihan pasangan.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa suku Karo di Universitas Sumatera Utara.

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mhasiswa suku Karo yang berdomisili di Sumatera Utara yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Mahasiswa Suku Karo Asli (kedua orang tua bersuku Karo)

b) Berkuliah di Universitas Sumatera Utara

(37)

2. Jumlah Sampel Penelitian

Jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 132 orang mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah aksidental dengan cara siapa saja yang secara kebetulan atau tidak disengaja bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika orang yang kebetulan ditemui itu sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2004). Teknik pengambilan sampel ini akan dilakukan terhadap mahasiswa suku Karo di Universitas Sumatera Utara.

D. Alat Ukur yang Digunakan.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala psikologis atau dengan metode skala.

(38)

Penambahan aitem ini berdasarkan kebiasaan msayarakat Karo dan sifat-sifat menyangkut dengan masyarakat Karo, wawancara dengan mahasiswa Karo, dan survey. Bagian kedua dari alat ukur ini menggunakan penskalaan model skala

likert. Selain menambah aitem, peneliti melakukan modifikasi alat ukur berdasarkan sikap responden yaitu dengan memberi empat alternatif jawaban, yaitu: STS (Sangat Tidak Sesuai) TS (Tidak Sesuai), Netral (N), S (Sesuai), SS (Sangat Sesuai). Sedangkan bagian ketiga partisipan diminta untuk memberikan peringkat terhadap tiga belas karakteristik yang diinginkan dalam memilih pasangan hidup. Kelebihan dari alat ukur ini adalah alat ukur ini dapat digunakan secara universal karena penelitian yang dilakukan Buss (1985) dalam penggunaan alat ukur ini dilakukan di 37 negara.

E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur

Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini (Azwar, 2000).

1. Validitas

(39)

mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Hadi, 2000). Validitas isi ini dilakukan melalui pendapat profesional (profesional judgement).

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atau yang tidak memiliki atribut yang diukur. Sistem kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan menyeleksi aitem yang mengukur hal sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan (Azwar, 2000).

Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan di atas 0,3. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki daya beda aitem di bawah 0,3 diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah dan akan digugurkan (Azwar, 2000).

3. Reliabilitas Alat Ukur

(40)

antar aitem atau antar bagian. Alat ukur penelitian ini memiliki koefisien konsistensi 0,914.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Peneliti melakukan uji coba alat ukur Buss (1985) pada 80 mahasiswa Karo di USU. Uji coba yang dilakukan guna melihat kualitas dari aitem alat ukur tersebut. Pengelolaan hasil data uji coba alat ukur dari 80 mahasiswa Karo di USU terjadi sebanyak satu kali pembersihan. Berdasarkan hasil estimasi putaran pertama terhadap data hasil uji coba, maka diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem sebesar 0,905, sedangkan daya beda aitem yang telah ditentukan sebelumnya adalah 0,3 ditemukan lima aitem yang tidak memenuhi batasan tersebut sehingga kelima aitem tersebut dinyatakan gugur. Setelah itu dilakukan putaran estimasi yang kedua. Pada putaran ini diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem berubah menjadi 0,914 dan tidak ditemukan aitem yang tidak memenuhi batasan yang sudah ditentukan. Distribusi aitem setelah uji coba dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1. Skala Preferensi pemilihan pasangan Setelah Uji Coba

Keterangan: Penebalan menunjukkan aitem yang gugur.

(41)

Kelima aitem yang gugur adalah aitem satu, enam, sebelas, tiga puluh dua, dan tiga puluh empat. Setelah kelima tersebut dibuang, maka diperoleh koefisien alpha keseluruhan aitem smenjadi 0,914 dengan indeks daya beda aitem bergerak dari 0,326 sampai 0,645 sehingga jumlah aitem yang dapat digunakan sebanyak 30 aitem. Aitem pada bagian ketiga yaitu 13 karakteristik tidak ada sistem penguguran dikarenakan peneliti hanya melihat karakteristik yang disukai dan tidak disukai berdasarkan mean dari masing-masing aitem. Berikut hasil preferensi pemilihan pasangan dengan merangking setelah uji coba.

Tabel 2. Preferensi Pemilihan Pasangan dengan merangking Setelah Uji Coba

Aitem Mean Std

Baik dan Pengertian 3,15 2,18 Orang yang religius 4,52 2,95 Kepribadian yang mengasikkan 5,52 2,98 Kreatif dan Artistik 7,10 3,46 Baik dalam mengurus rumah 8,85 3,36

Cerdas 6,46 2,74

Pendapatan uang yang baik 7,33 3,48 Ingin memiliki anak-anak 8,82 3,42 Santai 10,38 2,73 Keturunan yang baik 7,77 3,56 Sarjana/lulusan perguruan tinggi 8,33 3,28 Fisik yang menarik 7,75 3,69

Sehat 4,97 3,61

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

(42)

judgement. Alat ukur yang diperkanalkan oleh Buss (1985) ini terdiri dari tiga bagian, yaitu data biografi, bagian evaluasi preferensi pemilihan pasangan dengan jumlah aitem tiga puluh lima dan tiga belas karakteristik preferensi pemilihan pasangan. Skala diprint pada kertas berukuran A4 dan berbentuk booklet dan kuesioner online.

Kelebihan dari alat ukur ini adalah alat ukur ini dapat digunakan secara universal karena penelitian yang dilakukan Buss (1985) dalam penggunaan alat ukur ini dilakukan di 37 negara.

Setelah alat ukur disusun, maka alat ukur diberikan kepada 80 mahasiswa Karo di USU pada bulan Juni 2015. Setalah kuesioner terkumpul dan data online terkumpul, maka peneliti menguji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows. Selanjutnya peneliti melakukan revisi alat ukur, sehingga jumlah aitem alat ukur menjadi 30 dan 13 karakteristik preferensi pemilihan pasangan dengan rangking. Setelah itu alat ukur digunakan untuk mengambil data penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(43)

3. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah skala preferensi pemilihan pasangan terkumpul seluruhnya. Kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.

H. Metode Analisis Data

(44)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang gambaran umum dari subjek penelitian yang akan dianalisis serta pembahasan hasil analisis dari penelitian yang sudah dilakukan.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian dalam Data Biografi

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang bersuku Karo sebanyak 132 orang. Peneliti akan menguraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin, dan agama, dan status pernikahan.

a. Gambaran Subjek Berdasarkan Umur

Tabel 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (N) Persentase

18 8 6,1%

19 16 12,1%

20 36 27,3%

21 32 24,2%

22 31 23,5%

23 6 4,5%

25 3 2,3%

(45)

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa umur subjek yang berusia 18 tahun sebanyak 8 orang (6,1%), yang berusia 19 tahun sebanyak 16 orang (12,1%), yang berusia 20 tahun sebanyak 36 orang (27,3%), 21 tahun sebanyak 32 orang (24,2%), yang berusia 22 tahun sebanyak 31 orang (23,5%), yang berusia 23 tahun sebanyak 6 orang (4,5%), yang berusia 25 tahun sebanyak 3 orang (2,3%).

b. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentase

Laki-laki 54 40,9 %

Perempuan 78 59,1%

Total 132 100 %

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (40,9%), dan subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 78 orang (59,1%).

c. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama

Tabel 5. Penyebaran Subjek Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi (N) Persentase

Katolik 13 9,8%

Protestan 106 80,3%

Islam 13 9,8%

Total 132 100%

(46)

d. Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 6. Penyebaran Subjek Berdasarkan Status Penikahan

Status Pernikahan Frekuensi (N) Persentase

Tidak Berpacaran 54 40,9%

Berpacaran 75 56,8%

Bertunangan 3 2,3%

Total 132 100%

Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui bahwa subjek penelitian yang tidak berpacaran sebanyak 54 orang (40,9%), yang berpacaran sebanyak 75 orang (56,8%), dan yang bertunangan sebanyak 3 orang (2,3%).

2. Hasil Utama Penelitian Pada Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa

Karo USU

a. Gambaran Umum Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo USU

(47)

Tabel 7. Gambaran Skor Minimum, Maksimum, Mean dan Standar Deviasi Preferensi Pemilihan Pasangan

Dari tabel 7 dapat kita ketahui perbandingan antara mean empirik dengan mean

hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hasil ini menunjukkan bahwa preferensi pemilihan pasangan subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata preferensi pemilihan pasangan berdasarkan tolak ukur skala.

Selanjutnya, subjek penelitian akan dikelompokkan berdasarkan kategori preferensi pemilihan pasangan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor berdasarkan nilai hipotetik yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor preferensi pemilihan pasangan seperti pada tabel 7 berikut:

Tabel 8. Kategori Norma Nilai Preferensi Pemilihan Pasangan

Variabel Rentang Nilai Kategorisasi

Preferensi

µ = Mean hipotetik skala preferensi pemilihan pasangan ϭ = Standar deviasi

Berdasarkan kategorisasi norma dan skor mean dan standar deviasi yang ada, maka diperoleh penggolongan preferensi pemilihan pasangan Variabel

Rentang Nilai Nilai Empirik Nilai Hipotetik

Min Maks Mean SD Mean SD

Preferensi pemilihan pasangan

(48)

serta frekuensi subjek dalam setiap kategori seperti yang ada pada tabel 8 berikut:

Tabel 9. Penggolongan Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara

Variabel Rentang Skor Kategorisasi Frekuensi (N) Persentase

Preferensi pemilihan pasangan

X< 40 Rendah 0 0 %

40 X < 80 Sedang 71 53,8%

80 X Tinggi 61 46,2%

(49)

3. Hasil Utama Pada Bagian Ketiga 13 karakteristik terhadap Preferensi

Pemilihan Pasangan dengan Merangking

Tabel 10. Gambaran Hasil 13 Karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara Secara

Berurutan

Berdasarkan tabel 10, diketahui bahwa mean yang terendah menjadi karakteristik yang disukai yang mana subjek penelitian memilih karakteristik yang paling disukai dengan rangking terkecil. Tabel di atas menunjukkan ada beberapa karakteristik yang menunjukkan mean terkecil. Karakteristik tersebut yaitu baik dan pengertian dengan mean (3,55), kedua karakteristik orang yang religius dengan mean (4,74), dan karakteristik sehat dengan mean (5,28). Sedangkan ada beberapa karakteristik yang memiliki mean terbesar yang mana menjadi karakteristik yang tidak disukai. Karakteristik tersebut yaitu karakteristik baik dalam mengurus rumah dengan mean (8,47), karakteristik kedua yaitu ingin

Kepribadian yang Mengasikkan 5,62 3,17

Cerdas 6,65 2,90

Kreatif & Artistik 7,11 3,43 Pendapatan Uang yang Baik 7,26 3,27

Keturunan yang Baik 7,28 3,51

Sarjana/Lulusan Perguruan Tinggi 7,90 3,64

Fisik yang Menarik 7,94 3,74

Baik dalam Mengurus Rumah 8,47 3,38

Ingin Memiliki Anak 8,86 3,19

(50)
(51)

4. Hasil Tambahan

Penelitian ini juga menghasilkan beberapa hasil tambahan penelitian, yaitu gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo berdasarkan jenis kelamin, umur, dan status pernikahan.

a. Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran preferensi pemilihan pasangan mahasiswa Karo dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo Berdasarkan Jenis Kelamin pemilihan pasangan mahasiswa Karo berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki dengan mean 79,18 dengan kategori sedang berjumlah 29 orang dan kategori tinggi berjumlah 25 orang. Sedangkan perempuan memiliki mean

77,93 pada preferensi pemilihan pasangan mahasiswa Karo dengan kategori sedang 39 dan kategori tinggi 39 orang.

(52)

Tabel 12. Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa

(53)

sikap positif terhadap preferensi pemilihan pasangan dibanding umur yang lainnya

c. Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan Berdasarkan Agama

Tabel 13. Gambaran Preferensi pemilihan pasangan Mahasiswa Karo Berdasarkan Agama

Berdasarkan tabel 13, diketahui bahwa, preferensi pemilihan pasangan berdasarkan agama yaitu, Agama Katolik yang berada pada kategori sedang sebanyak 6 orang dan pada kategori tinggi sebanyak 7 orang. Agama Protestan yang berada pada kategori sedang sebanyak 48 orang dan pada kategori tinggi sebanyak 58 orang. Agama Islam yang berada pada kategori sedang sebanyak 8 orang dan pada kategori tinggi sebanyak 5 orang. Pada bagian ini agama Islam lebih memiliki preferensi pemilihan pasangan yang sedang yang berarti netral.

d. Gambaran Preferensi pemilihan pasangan Berdasarkan Status Pernikahan.

(54)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, status pernikahan bertunangan memiliki mean tertinggi untuk preferensi pemilihan pasangan yaitu 90, dengan kategori sedang sebanyak 1 orang dan kategori tinggi sebanyak 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa status pernikahan bertunangan memiliki sikap lebih positif terhadap preferensi pemilihan pasangan.

e. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan dengan MerangkingBerdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 15. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo dengan Merangking Berdasarkan Jenis

Kelamin

Berdasarkan tabel 15, diketahui bahwa 13 karakteristik terhadap preferensi pemilihan pasangan pada laki-laki mean yang terendah menjadi karakteristik yang disukai yang mana subjek penelitian memilih karakteristik yang paling disukai dengan rangking terkecil. Tabel di atas menunjukkan baik dan pengertian memperoleh mean terkecil yaitu 3,55. Sedangkan santai memperoleh mean

tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) yaitu 9,77. Sedangkan pada jenis kelamin perempuan diketahui bahwa mean yang terendah (karakteristik yang

Aitem Laki-Laki Perempuan

Baik dan Pengertian 3,55 3,70 Orang yang religius 5,28 4,34 Kepribadian yang mengasikkan 5,62 5,37 Kreatif dan Artistik 7,26 6,92 Baik dalam mengurus rumah 7,28 9,17

Cerdas 6,65 6,64

Pendapatan uang yang baik 7,94 6,60 Ingin memiliki anak-anak 8,86 8,97

Santai 9,86 9,61

Keturunan yang baik 8,47 7,32 Sarjana/lulusan perguruan tinggi 7,90 7,70

Fisik yang menarik 7,11 8,73

(55)

disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 3,70 dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai dengan mean 9,61.

f. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan dengan Merangking berdasarkan Umur

Tabel 16. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo dengan Merangking Berdasarkan Umur

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa, 13 karakteristik terhadap preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo pada umur 18 tahun mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 2,62 dan

(56)

disukai) adalah orang yang religius dengan mean 3,93 dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai dengan mean 10,20. Pada umur 20 tahun mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 3,44 dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah ingin memiliki anak-anak dengan mean 9,36 . Pada umur 21 tahun mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 3,43 dan

mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai dengan mean 9,75. Pada umur 22 tahun mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 3,74 dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai dengan mean 9,90. Pada umur 23 tahun mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai dengan mean 10,00. Pada umur 25 tahun mean

terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean

(57)

g. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan dengan Merangking berdasarkan Agama

Tabel 17. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo dengan Merangking Berdasarkan Agama

Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa 13 karakteristik terhadap preferensi pemilihan pasangan dengan merangking pada mahasiswa Karo yang beragama katolik memiliki mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 5,61 dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai dengan mean 9,46. Beragama Protestean memiliki mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 3,16 dan

mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah santai. Beragama Islam memiliki mean terendah (karakteristik yang disukai) adalah baik dan pengertian dengan mean 5,25 dan mean tertinggi (karakteristik yang tidak disukai) adalah

Aitem/Agama Katolik Kristen Islam

(58)

h. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan dengan Merangking berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 18. Gambaran 13 karakteristik terhadap Preferensi Pemilihan Pasangan Mahasiswa Karo Berdasarkan Status Pernikahan

(59)

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo. Hasil utama pada penelitian ini dari 132 mahasiswa Karo, diantaranya 71 orang berada di kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Karo memiliki preferensi pemilihan pasangan yang sedang, yang mana memilih pasangan dari suku yang sama bukan menjadi hal yang utama. Mahasiswa Karo tidak terlalu mengaplikasikan nilai-nilai budaya Karo dalam preferensi pemilihan pasangan. Pada adat suku Karo sendiri adanya perkawinan ideal yaitu baik laki-laki dan perempuan wajib menikahi impalnya (Tarigan,2009). Hal ini juga yang membuat generasi muda Karo tidak bebas memilih jodohnya, dikarenakan orang tua Karo biasanya memilihkan jodoh kepada anaknya yang masih memiliki kekerabatan atau satu suku (Koentjaranigrat, 1985). Suku Karo juga mempertahankan budaya untuk menjaga tatanan adat istiadat yang harmonis. Namun hal ini tidak terlihat lagi dalam diri mahasiswa Karo. Mereka lebih mementingkan karakter pribadi dibandingkan budaya Karo itu sendiri, preferensi pemilihan pasangan yang sedang ini juga menunjukkan bahwa perkawinan ideal bukan lagi menikah dengan impal.

Mahasiswa Karo pada jaman ini lebih terbuka dalam memilih pasangan antar budaya.

(60)

menunjukkan bahwa mahasiswa Karo lebih memikirkan karakter pribadi seperti baik dan pengertian. Karakteristik ini dapat dikaitkan pada dimensi preferensi pemilihan pasangan menurut Shackelford, Schmitt, dan Buss (2005) yaitu love vs status resource yang mana secara psikologis seseorang akan memilih pasangan atas dasar cinta. Baik dan pengertian bagian dari perasaan cinta. Adanya kebaikan dan pengertian dapat menumbuhkan cinta didalamnya. Begitu juga karakteristik santai menjadi hal yang tidak disukai oleh mahasiswa Karo, dikarenakan pada umumnya sifat masyarakat Karo adalah pekerja keras. Menurut Bangun (2006) masyarakat Karo adalah masyarakat yang gigih dan pekerja keras. Jika dikatikan dengan sifat masyarakat Karo, maka karakteristik santai memang pantas untuk tidak disukai oleh mahasiswa Karo.

(61)

status pernikahan mahasiswa Karo lebih cenderung memenuhi dimensi preferensi pasangan dari Shackelford, Schmitt, dan Buss (2005) yaitu love vs status resource, dependeble/stabel vs good looks/health, socialbility vs similar religion. Dimensi yang tidak memenuhi dalam preferensi pemilihan pasangan pada mahasiswa Karo dari Shackelford, Schmitt, dan Buss (2005) adalah

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil dari penelitian yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijelaskan secara ringkas kesimpulan dari penelitian dan di bagian akhir akan dikemukakan saran yang diharapkan berguna bagi penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

(63)

2. Berdasarkan hasil penelitian tambahan preferensi pemilihan pasangan berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, dan status pernikahan mahasiswa Karo menunjukkan preferensi pemilihan pasangan pada kategori tinggi yang berarti pada hasil tambahan ini mahasiswa Karo menginginkan latar budaya yang sama sebagai pemilihan pasangan. Hasil penelitian tambahan 13 karakteristik terhadap preferensi pemilihan pasangan dengan merangking berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, dan status pernikahan mahasiswa Karo memilih karakteristik yang disukai yaitu baik dan pengertian dan karakteristik yang tidak disukai yaitu santai dan ingin memiliki anak. Jika dikaitkan dalam dimensi preferensi pemilihan pasangan, maka dimensi desire home/children tidak tampak pada mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis sebagai berikut:

1. Saran Metodologis

(64)

preferensi pemilihan pasangan agar hasil yang didapat lebih mendalam dan penelitian tentang Suku Karo menjadi lebih kaya.

b. Untuk peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sama, diharapkan saat memakai alat ukur Buss, lebih mencantumkan budaya karo dalam alat ukur sehingga lebih cocok mengenai masyarakat karo.

2. Saran Praktis

1. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada kita, bahwa generasi muda jaman sekarang, khususnya mahasiswa Karo di USU dalam preferensi pemilihan pasangan tidak lagi mementingkan budaya sebagai hal yang penting dalam memilih pasangan. Namun, cinta menjadi hal penting dalam preferensi pemilihan pasangan.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Bangun, Tridah. (2006). Sifat dan Tabiat Orang Karo. Yayasan Lau Simalem,

Jakarta, 2006).

Berry, John W., Ype H.Poortinga, H. Segall, Marshall & Dasen, Pierre R. (1999).

Psikologi Lintas Budaya: Riset dan Aplikasi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Buss, D.M (1985). Human Mate Selection.American Scientist, 73, 47-51. ________. (2011). Evolutionary Psychology: The New Science of The Mind (4th

ed). Needham Heights: Allyn & Bacon

DeGenova, M.K. (2008). Intimate Relationships, Marriages & Families. 7th Edition. USA: McGraw-Hill.

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Yogyakarta Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang

Masa Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga

J.H Neumann. (1972). Sejarah Batak-Karo Sebuah Sumbangan. Jakarta: Bhratara Koentjoroningrat. (1984). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia

Lykken, David T dkk (1993). Heritability of Interests: A Twin Study. Journal of Apllied Psychology, Vol 78, No 4, 649-661

Manalu, Merry T.S. (2013). Kebertahanan Perkawinan Ideal Menurut Suku Batak Karo Di Kelurahan Kwala Bekala Padang Bulan Medan. Skripsi sarjana. Bali: Fakultas Antropologi. UniversitasUdayana

Matsumoto, D. & L. Juang. 2008. Culture and Psychology. United States: Wadsworth

Meliala, Christian Ade Candra. (2007). Studi mengenai Schwartz’s values pada

mahasiswa yang berusia 18-22 tahun dengan latar belakang budaya Batak

(66)

Shackelford, Schmitt, & Buss (2005). Universal Dimenesions of Human Mate Preferences. Florida Atlantic University. Journal of Social Psychology.

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Tarigan, H. G. (1988). Percikan Budaya Karo. Bandung: Yayasan Merga Silima Tarigan, S. (2009). Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya.

(67)

LAMPIRAN A

(68)
(69)

VAR00018 86,3125 257,939 ,352 ,647 ,904

Uji Daya Beda Aitem yang Kedua

(70)
(71)
(72)

LAMPIRAN B

Data Mentah

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

119 4 3 1 3 2 3 1 3 3 3 1 1 4 4 4 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1

120 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3

121 3 3 1 3 1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 3 3 1 1 4 4 4 4 4 3 1

122 1 1 3 3 4 4 4 1 3 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 2 3

123 4 4 1 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3

124 4 4 4 1 1 3 3 3 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

125 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4

126 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1

127 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1

128 3 3 1 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1

129 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

130 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1

131 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3

(78)
(79)
(80)
(81)
(82)

118 1 11 3 4 10 8 7 5 12 6 9 13 2

119 7 8 1 11 6 9 10 12 4 5 13 3 2

120 2 5 7 3 4 1 6 10 9 11 8 12 13

121 5 2 7 8 1 4 13 10 9 6 12 11 3

122 7 3 10 11 5 4 10 8 13 2 1 9 6

123 1 2 7 4 5 9 8 12 6 13 11 10 3

124 1 11 2 5 12 9 3 13 6 8 10 4 7

125 6 2 7 5 13 1 3 11 9 12 4 8 10

126 2 1 4 11 7 8 6 9 12 3 10 13 5

127 2 5 12 6 3 11 4 13 9 10 8 7 1

128 4 1 8 13 12 9 7 10 11 6 2 3 5

129 3 1 2 5 6 7 8 12 9 11 4 13 10

130 9 3 8 13 6 5 2 7 12 4 1 10 11

131 1 2 3 11 12 7 4 10 13 8 9 5 6

(83)
(84)

Mean Ranking

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3,5530 2,80761 132

VAR00002 4,7424 3,34897 132

VAR00003 5,6212 3,17319 132

VAR00004 7,1061 3,42701 132

VAR00005 8,4773 3,38264 132

VAR00006 6,6515 2,90034 132

VAR00007 7,3106 3,22474 132

VAR00008 8,8106 3,21526 132

VAR00009 9,6818 3,16063 132

VAR00010 7,7424 3,52661 132

VAR00011 7,9015 3,64631 132

VAR00012 7,9167 3,75600 132

(85)

LAMPIRAN C

(86)

No : …….

RAHASIA

SKALA PSIKOLOGI

Fakultas Psikologi

(87)

KATA PENGANTAR

Partisipan yang terhormat,

Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang sedang melengkapi tugas akhir sebagai persyaratan untuk menjadi sarjana Psikologi. Dalam tugas akhir ini saya melakukan penelitian mengenai “Gambaran Preferensi Pemilihan Pasangan pada Mahasiswa Karo di Universitas Sumatera Utara” dan partisipasi Anda sangat dibutuhkan demi terselesaikannya penelitian ini.

Pada peneilitian ini Anda diminta untuk merespon seluruh pernyataan yang ada dalam skala ini sesuai dengan kriteria calon pasangan Anda yang sudah Anda harapkan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian skala ini. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kriteria calon pasangan Anda dengan sejujur-jujurnya dan yang Anda harapkan. Semua respon dan informasi yang Anda berikan melalui skala ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Atas kesediaan Anda meluangkan waktu dan kerjasama yang Anda berikan, saya mengucapkan terimakasih.

Peneliti

(88)

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut disajikan sejumlah pernyataan, mohon Anda baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk membayangkan

kriteria calon pasangan Anda yang Anda inginkan. Tidak ada jawaban yang salah, jawablah sesuai dengan kriteria yang sudah Anda harapkan.

Data yang diperoleh akan dijaga kerahasiannya.

Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan Anda. Alternatif jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan, yaitu Sangat Tidak

Sesuai(STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (N), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS).

Contoh Pengisian Skala:

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1. Saya senang bekerja X

Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda, berikan tanda = pada jawaban yang salah dan berikan tanda silang pada jawaban yang Anda

anggap sesuai.

Contoh Koreksi Jawaban:

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

(89)

Bagian Pertama

Data Biografi

Nama/Inisial :

Umur :

Jenis Kelamin : L/P*

Agama :

(90)

Bagian Kedua (Evaluasi)

Di bawah ini tersedia pernyataan tentang kriteria calon pasangan Anda. Anda diminta untuk menjawab pernyataan tersebut dengan

membayangkan kriteria calon pasangan Anda yang Anda inginkan dan harapkan.

No. PERNYATAAN STS TS N S SS

1. Sifat Menyenangkan

2. Mudah bergaul

3. Latar Belakang adat yang sama

4. Kehalusan, Kerapian

5. Kesucian (tidak ada pengalaman

sebelumnya dalam hubungan seksual)

6. Karakter yang kuat/teguh.

7. Emosi stabil dan matang

8.. Keinginan memiliki rumah dan memiliki anak-anak

9. Berpenampilan Menarik

(91)

11. Ambisi dan Kerajinan

12. Mengetahui Ertutur Karo

13. Saling tertarik-cinta

14. Kesehatan yang baik

15. Berpendidikan dan Cerdas

16. Melakukan pesta adat di jambur

17. Mengikuti tahapan adat pernikahan Karo

18. Menikah secara adat

19. Menikah dengan impal

20. Senang mengikuti adat Karo

21. Mengetahui bahasa Karo.

22. Memberi penutukur untuk mempelai

perempuan

23. Mengetahui adat Karo dalam hal

(92)

24. Tidak kasar

25. Suka menolong

26. Percaya diri

27. Tidak serakah

28. Sopan santun

29. Mudah menyesuaikan diri

Gambar

Tabel 1. Skala Preferensi pemilihan pasangan Setelah Uji Coba
Tabel 2. Preferensi Pemilihan Pasangan dengan merangking Setelah Uji Coba
Tabel 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Umur
Tabel 5. Penyebaran Subjek Berdasarkan Agama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pemilihan cara koreksi kelainan refraksi pada akhir penelitian, sebanyak 136 responden (70,1%) memilih kacamata dengan 65 responden (48,0%) memilih atas faktor

Peneliti membagikan kedua alat ukur kepada 78 subjek penelitian. Alat ukur pertama, yaitu Tes Kreativitas Figural, sedangkan alat ukur kedua, yaitu Skala Kecerdasan Emosional

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi kematangan karir adalah kemampuan individu untuk mengetahui minat dan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self regulated learning yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan 14 kategori strategi self

Akulturasi Redfield (1936) adalah suatu fenomena yang merupakan hasil ketika suatu kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang berdeda datang dan secara

Individu yang memiliki kecenderungan locus of control internal, yang meyakini bahwa ia memiliki kendali atas perisitiwa dalam hidupnya melalui kemampuan ( ability )

Bandura (1997) menjelaskan karakteristik individu yang memiliki self- efficacy tinggi adalah ketika individu tersebut merasa memiliki keyakinan bahwa ia mampu menangani

Masalah keyakinan atau agama juga menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam memilih pasangan. Terdapat tekanan dari keluarga atau agama untu menikah dengan individu yang