• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN KUNJUNGAN MELALUI

PERBAIKAN KUALITAS

WEBSITE

LAPIS BOGOR

SANGKURIANG

RATIH INDRI HASTUTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Ratih Indri Hastuti

(4)

ABSTRAK

RATIH INDRI HASTUTI. Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang. Dibimbing oleh PRAMONO D. FEWIDARTO.

Hampir semua perusahaan memiliki website sendiri untuk mendukung pemasaran produk atau jasa mereka.Bentuk keberhasilan website ini dapat dilihat dari seberapa besar kunjungan ulang ke website. Tujuan penelitian ini antara lain (1) Mengidentifikasi faktor dominan yang menyebabkan seseorang tertarik melakukan kunjungan ulang ke website (2) Menganalisis kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesannya kepada konsumen dan (3) Merekomendasikan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas

website dalam rangka meningkatkan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistika deskriptif, tabulasi silang, analisis gap, dan Importance Performance Analysis. Berdasarkan penelitian dengan analisis statistika deskriptif didapatkan bahwa

content website merupakan faktor dominan yang membuat seseorang tertarik berkunjung ulang ke website. Kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang juga dapat dikatakan masih tergolong rendah. Strategi yang dapat dilakukan antara lain menerapkan sistem “linkage ability”, menggunakan komposisi warna yang harmonis dan tidak mencolok, dan menambahkan fitur member ID pelanggan di

website.

Kata kunci: kesenjangan, kualitas website, kunjungan ulang

ABSTRACT

RATIH INDRI HASTUTI. Strategy of Improvement Visit Through Lapis Bogor Sangkuriang’s Website Quality Improvement. Supervised by PRAMONO D. FEWIDARTO.

Most of all companies have their own website to endorse marketing of their product or goods. One of the successful website can be signed by how many revisit user to the website. The purpose of this research are (1) to identify dominant factor which make consumer interested to revisit the website (2) to analyze performance of Lapis Bogor Sangkuriang’s website in communicating their message to consumers (3) to recommend an appropriate strategy to redesign their website to increase quality of Lapis Bogor Sangkuriang’s website. Data analizing use the descriptive statistic analysis, crosstab, gap analysis, and Importance Performance Analysis. Based on the descriptive analysis result, it is found out that website content is the dominant factor that attract people to revisit the website. Performance from Lapis Bogor Sangkuriang’s website is low. The strategy can be done such as implement a linkage ability system, using harmonious colors composition and unobtrusive, and adds a feature customer membership.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

STRATEGI PENINGKATAN KUNJUNGAN MELALUI

PERBAIKAN KUALITAS

WEBSITE

LAPIS BOGOR

SANGKURIANG

RATIH INDRI HASTUTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Online Marketing, dengan judul Strategi Peningkatan Kunjungan Melalui Perbaikan Kualitas Website Lapis Bogor Sangkuriang. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran dalam pembuatan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Raden Paulus Aris Pambudi selaku bagian Marketing

Lapis Bogor Sangkuriang, dan responden yang telah membantu selama proses pengumpulan data. Penghargaan penulis sampaikan kepada orang tua, Departemen Manajemen, rekan-rekan Manajemen 47 IPB, dan orang terkasih atas doa, dukungan dan motivasinya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODOLOGI PENELITIAN 9

Kerangka Pemikiran 9

Tahapan Penelitian 9

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data 12

Uji Validitas dan Reliabilitas 12

Metode Pengolahan dan Analisis Data 13

Lokasi dan Waktu Penelitian 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Gambaran Umum Perusahaan 13

Profil Responden 14

Faktor Penyebab Kunjungan Ulang ke Website 17

Analisis Kinerja Website Lapis Bogor Sangkuriang 17 Kesenjangan antara Tingkat Harapan dengan Kondisi Aktual Website Lapis

Bogor Sangkuriang 23

Strategi Pengembangan Website Lapis Bogor Sangkuriang 27

Implikasi Manajerial 28

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 31

(10)

DAFTAR TABEL

1 Statistik kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang 1 2 Populasi mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor 12

3 Data responden berdasarkan jenis kelamin 14

4 Data responden berdasarkan fakultas 14

5 Data responden berdasarkan jenjang semester yang sedang ditempuh 15

6 Data pengeluaran pulsa setiap bulan 15

7 Frekuensi mengakses website dalam sehari 15

8 Gadget untuk mengakses website 16

9 Jenis website yang sering dikunjungi 16

10 Faktor penyebab ketertarikan berkunjung ulang ke website 17

11 Minat kunjungan ulang terkait jenis kelamin 18

12 Minat kunjungan ulang terkait frekuensi mengakses website 18 13 Minat kunjungan ulang terkait gadget yang digunakan 19 14 Minat kunjungan ulang terkait komposisi warna 19

15 Minat kunjungan ulang terkait tambahan fitur 20

16 Minat beli terkait jenis kelamin 20

17 Minat beli terkait kemudahan memperoleh informasi di website 21

18 Minat beli terkait informasi produk 21

19 Minat beli terkait tambahan fitur 22

20 Minat beli terkait minat kunjungan ulang ke website 22

21 Analisis gap kriteria website 23

22 Rata-rata tingkat harapan-kinerja indikator website 26

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 10

2 Tahapan penelitian 11

3 Radar kriteria kemudahan penggunaan website 24

4 Radar kriteria desain website 25

5 Radar kriteria isi (content) website 25

6 Diagram kartesius indikator kualitas website 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tujuan, kebutuhan data, sumber data, metode pengumpulan data, metode

(11)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dampak yang dihasilkan dari perkembangan tersebut adalah berubahnya sebagian besar aktivitas manusia ke dalam bentuk mobile. Saat ini masyarakat menggunakan internet untuk berbagai hal seperti berkomunikasi dengan teman, transaksi secara online, hingga akses berita yang juga dapat dilakukan secara

online. Berubahnya bentuk aktivitas manusia tersebut mengakibatkan perubahan hampir di semua aspek, tidak terkecuali aktivitas pemasaran.

Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memperoleh laba dari produk yang ditawarkan. Saat ini, individu atau perusahaan dapat memasarkan barang atau jasa mereka melalui internet yang kemudian dikenal sebagai internet marketing atau online-marketing atau e-marketing. Menurut Shera (2010), internet marketing adalah kegiatan yang dilakukan melalui media internet dengan tujuan memperoleh keuntungan. Melalui internet, kegiatan bisnis menjadi lebih mudah dan murah karena tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertatap muka secara langsung.

Salah satu cara pemasaran melalui internet adalah dengan memasarkan produk melalui website perusahaan sendiri. Hampir semua usaha memiliki website

untuk membantu pemasaran produk mereka. Perusahaan dapat meletakkan semua informasi terkait produk mereka di website. Penggunaan website sebagai sarana pemasaran merupakan pelengkap dari bentuk media marketing lainnya. Keunggulan yang ditawarkan oleh website adalah adanya ruang tak terbatas sehingga siapapun yang dapat mengakses internet dapat mengakses web tersebut.

Lapis Bogor Sangkuriang merupakan salah satu jenis usaha yang sedang berkembang saat ini. Pemasaran produk mereka dilakukan melalui berbagai cara, termasuk melalui media online. Pemasaran melalui media online seperti twitter dan Facebook cukup efektif dalam membantu meningkatkan volume penjualan produk Lapis Bogor Sangkuriang. Pihak Lapis Bogor Sangkuriang juga melakukan pemasaran produk melalui website perusahaan sendiri. Keberadaan

website menjadi hal yang penting bagi pihak Lapis Bogor Sangkuriang karena dapat membantu meningkatkan volume penjualan produk. Keberhasilan website

dapat terlihat dari tingkat kunjungan, durasi kunjungan, dan hal-hal yang dilakukan pengunjung saat membuka website.

Tabel 1 Statistik kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang

No Bulan Jumlah kunjungan Rata-rata kunjungan per hari

1 Jan 2014 37 1.19

2 Feb 2014 24 0.85

3 Mar 2014 44 1.41

4 Apr 2014 62 2.06

∑ = 167 Rata-rata = 1.39

Sumber: Data diolah dari Lapis Bogor Sangkuriang (2014)

(12)

2

Berdasarkan data pada Tabel 1 terlihat bahwa tingkat kunjungan ke website

Lapis Bogor Sangkuriang masih terlalu kecil. Hal ini terlihat dari rata-rata tingkat kunjungan per hari yang hanya sebesar 1 – 2 kunjungan. Rendahnya tingkat kunjungan ke website dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya publikasi website. Meskipun tingkat kunjungan ke website masih terbilang rendah, namun data penjualan Lapis Bogor Sangkuriang beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan dimana awalnya hanya mampu menjual 50 boks per hari, saat ini pihak Lapis Bogor Sangkuriang sudah mampu menjual hingga 3400 boks per hari. Jadi dapat diduga bahwa kontribusi keberadaan website

terhadap penjualan masih relatif kecil.

Sebagai salah satu media komunikasi pemasaran, website harus berisi informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini dapat membantu terciptanya kunjungan ulang konsumen ke website. Pihak Lapis Bogor Sangkuriang perlu melakukan pengembangan pada website mereka agar dapat membantu meningkatkan kunjungan ulang yang dilakukan konsumen. Bagaimana cara mengembangkan website agar mampu meningkatkan kunjungan ulang ke

website tersebut menjadi salah satu hal yang menarik untuk diteliti.

Perumusan Masalah

Media online merupakan sarana pemasaran yang sering digunakan akhir-akhir ini, salah satunya dengan menggunakan website. Tingkat kunjungan ke

website memiliki korelasi dengan besarnya volume penjualan suatu usaha. Semakin besar tingkat kunjungan suatu website, diasumsikan volume penjualan usaha tersebut juga tinggi. Usaha Lapis Bogor juga melakukan pemasaran produk mereka melalui website. Oleh karena itu produsen Lapis Bogor Sangkuriang perlu memiliki strategi yang tepat guna membantu mengembangkan website agar tingkat kunjungan ulang ke website dapat meningkat.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Mengidentifikasi faktor dominan yang menyebabkan seseorang melakukan kunjungan ulang ke website.

2. Menganalisis kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesannya kepada konsumen.

3. Merekomendasikan strategi yang tepat untuk meningkatkan kualitas website

(13)

3

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam merancang strategi yang tepat untuk meningkatkan kunjungan ulang ke

website sebagai upaya meningkatkan volume penjualan.

2. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan studi program Strata 1 di Departemen Manajemen FEM IPB dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

3. Bagi pendidikan dan civitas akademi, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada perancangan strategi yang tepat untuk mendesain ulang website Lapis Bogor Sangkuriang agar tingkat kunjungan ulang ke website meningkat. Penelitian dilakukan pada mahasiswa program Strata 1 IPB yang mempunyai pengalaman pernah membuka website. Kriteria website yang diteliti dibatasi pada faktor internal website antara lain kegunaan (usability),

content, dan desain website. Hasil akhir yang ingin diperoleh dari penelitian adalah melihat apakah terdapat minat kunjungan ulang seseorang setelah dilakukan perbaikan terhadap website dan melihat minat beli terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemasaran melalui Internet

Seiring dengan berkembangnya teknologi, aktivitas masyarakat kini menjadi lebih cepat, mudah, dan murah. Perkembangan teknologi juga mengubah strategi pemasaran perusahaan menjadi bentuk online yang dikenal sebagai e-marketing. Pemasaran internet (yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai e-marketing atau

online-marketing atau internet marketing) adalah tindakan memasarkan produk atau jasa melalui internet (online). Pemasaran melalui internet ini tidak jauh berbeda dengan memasarkan secara offline, hanya saja di internet marketing

penjual dapat memasarkan produk atau jasa mereka melalui blog, jejaring sosial, dan lain sebagainya. Definisi e-marketing menurut Kotler dan Amstrong (2004):

e-marketing is the marketing side of e-Commerce, it consists of company efforts to communicate abaout, promote and sell products and services over the internet”.

(14)

4

mendorong adanya aktivitas online-marketing adalah menurut Chartered Institute of Marketing, dimana:

marketing is the management process, which identifies, anticipates and supplies customer requirement profitably”.

Menurut Boone dan Kurtz (2005), e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain.

Definisi Website

World wide web sering disingkat www atau web adalah suatu metode untuk menampilkan informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah

browser (Yuhefizar 2008). Definisi lain mengenai website adalah suatu kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink) (Saputro 2007).

Kriteria Website yang Baik

Setiap sesuatu yang diciptakan mempunyai kriteria, dalam hal ini situs juga mempunyai kriteria. Adapun kriteria-kriteria situs yang baik menurut Suyanto (2007), dapat dilihat dari:

a. Usability

Usability merupakan pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan mudah dan cepat. Untuk mencapai tingkat usability yang ideal, sebuah situs harus memenuhi 5 syarat berikut:

1) Mudah untuk dipelajari, dengan meletakkan isi yang paling penting pada bagian atas halaman agar pengunjung dapat menemukannya dengan cepat. 2) Efisien dalam penggunaan, dengan menyediakan link seperlunya saja agar

pengunjung dapat mencapai informasi yang diperlukan dengan cepat dan mudah.

3) Mudah untuk diingat, dengan tidak banyak melakukan perubahan yang mencolok pada situs, khususnya pada navigasi.

4) Tingkat kesalahan rendah, dengan menghindari link yang tidak berfungsi (broken link) atau halaman masih dalam proses pembuatan (under construction).

(15)

5

selesai, dan dapat dengan mudah memberitahukan site atau konten yang mereka temukan kepada user lainnya. Ini merupakan promosi bagi situs tersebut.

b. Sistem navigasi (struktur)

Aspek navigasi berkaitan dengan cara atau mekanisme perpindahan dari satu situs ke situs yang lain (menu system) di dalam sebuah sistem website. Kemudahan bernavigasi dalam situs web melibatkan sistem navigasi situs web

secara keseluruhan dan desain interface situs web tersebut. Navigasi membantu

user menemukan jalan yang mudah ketika menjelajahi situs web untuk dapat menemukan apa yang mereka butuhkan dengan cepat. Navigasi dapat ditampilkan dalam berbagai media seperti teks, image atau animasi. Syarat

6) Memerlukan perhitungan waktu dan tindakan. 7) Menyediakan pesan visual yang jelas.

8) Menggunakan label yang jelas dan mudah dipahami. 9) Mendukung tujuan dan perilaku user.

Beberapa saran untuk membuat navigasi yang baik: 1) Rencanakan dengan benar.

2) Kelompokkan link navigasi dan atur seperlunya.

3) Membuat tampilan navigasi yang berbeda dari tampilan lainnya. 4) Navigasi yang singkat, tepat dan jelas.

5) Navigasi yang memungkinkan user feedback.

6) Bila diperlukan buatlah breadcrumb untuk memudahkan pengunjung menjelajahi situs dengan cepat dan mengetahui lokasi serta kedalaman kunjungan mereka pada situs.

7) Tidak ada navigasi yang non-fungsional (broken link, baik internal maupun eksternal) dan navigasi yang belum ada isinya.

8) Jaga konsistensi. Posisi daerah navigasi harus tetap dan struktur navigasi harus konsisten dengan struktur isi, yang diurutkan berdasarkan logika pengunjung seperti penempatan yang sama pada setiap halaman, warna yang sama dan mudah untuk dilihat.

c. Graphic Design (Desain Visual)

(16)

6

1) Desain visual harus menciptakan kejelasan kegunaan, sesuai dengan tujuan situs, dan desainnya harus mampu mengomunikasikan, mendukung dan menyempurnakan situs tersebut secara visual.

2) Berkesan profesional dan orisinal.

3) Keep it clean and simple. Jaga agar situs web tetap bersih dan sederhana dengan menggunakan grafik secukupnya.

4) Jaga agar grafik berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program pengolah grafik.

5) Menggunakan format yang tepat. Seperti format JPEG dan PNG 24 bit digunakan untuk foto, format GIF dan PNG 8 bit digunakan untuk image

berwarna. d. Contents

Konten atau isi adalah ruh utama sebuah situs, karena itu haruslah menarik, relevan, dan sesuai untuk target audien situs yang dituju. Situs web

sebaiknya memiliki arsip dari konten data-data lama. Untuk objektivitas dan ketepatan informasi yang terdapat pada konten, lebih baik bila konten tersebut merupakan hasil kompilasi data dan diperkuat dengan pendapat pihak-pihak berwenang. Miliki data-data atau penjelasan pendukung. Sertakan juga daftar referensi dari sumber yang berwenang. Bila konten berbentuk multimedia, usahakan berhubungan dengan isi situs web.

Streaming bersama isi situs web. Sinkronkan antara audio dan visual. Jika perlu aksesnya dikelompokkan pada halaman tertentu dan diberikan informasi mengenai besar file dan total waktu pemutarannya. Beberapa saran untuk membuat konten yang baik:

1) Mengenali audien. Menulis dengan gaya mereka dan sesuaikan dengan isinya.

2) Selalu up-to-date.

3) Menyatakan kebijakan dengan jelas. 4) Kualitas di atas kuantitas.

5) Membuat tulisan pada halaman web agar mudah dan cepat dalam proses

scanning. e. Compatibility

Situs web harus kompatibel dengan berbagai perangkat tampilannya (browser), harus memberikan alternatif bagi browser yang tidak dapat melihat situs tersebut. Beberapa saran untuk meningkatkan kompatibilitas:

1) Uji di berbagai browser. Dengan pertimbangan bahwa browser yang dipakai

user bisa berbeda, versi berbeda, atau setting berbeda, dan lain-lain. 2) Pastikan situs web bekerja paling tidak di platform PC.

3) Bila memungkinkan, tawarkan pilihan tampilan situs, baik halaman web

yang pelan (versi grafis atau animasi) atau cepat (versi HTML).

4) Bila menggunakan plug in, pastikan pengunjung dapat dengan mudah

(17)

7

f. Loading time

Bila sebuah situs web dapat tampil lebih cepat, kemungkinan besar user

akan kembali mengunjungi situs tersebut, apalagi bila ditunjang dengan konten dan tampilan yang menarik. Beberapa saran untuk meningkatkan loading time: 1) Menguji dalam berbagai kecepatan koneksi.

2) Bila menggunakan grafik, jagalah grafik agar berukuran kecil dan gunakan fasilitas optimize pada program pengolah grafik.

3) Melakukan slicing pada image secara efektif. 4) Menggunakan atribut pada image.

5) Melakukan manajemen tabel yang baik.

6) Menggunakan animasi dan suara seefektif mungkin. g. Functionality

Fungsionalitas ini menyangkut beragam fasilitas dan kemudahan yang tersedia di situs web. Seberapa baik sebuah situs web bekerja dari aspek teknologinya, hal ini bisa melibatkan programmer dengan script-nya, misalnya HTML, (DHTML), PHP, ASP, COLDFUSION, CGI, SSI, dan lain-lain.

h. Accesibility

Halaman web harus dapat digunakan oleh setiap orang, tanpa memandang usia dan keadaan fisiknya. Hambatan infrastruktur juga harus diperhatikan, seperti akses internet yang lambat, spesifikasi komputer penggunaan browser, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi akses seseorang, termasuk berbagai teknologi baru seperti PDA dan ponsel. Web juga harus dapat diakses melalui teknologi tersebut.

i. Interactivity

Interaktivitas adalah hal-hal yang melibatkan pengguna situs web sebagai

user experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interaktivitas adalah

hyperlinks (link) dan mekanisme feed back. Hyperlinks digunakan untuk membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih lanjut, topik terkait, atau lainnya. Seperti link yang berbunyi More info about this, glossary, related links.

Untuk mekanisme feed back, contohnya seperti kritik, komentar, pertanyaan, polling atau survey. Keuntungan dari adanya mekanisme feedback

adalah user dapat memberitahu pengelola bila ada kesalahan pada situs seperti

missing link, dead link, atau kesalahan lainnya. User juga dapat memberikan kritik atau saran demi kemajuan situs.

Penelitian Terdahulu

Prasetya (2011) melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas Website

www.kereta-api.co.id oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai Media Informasi Kepada Konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada Manager Humas PT. KAI. Dari hasil penelitian didapat bahwa Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai komunikator

(18)

8

Intensitas website www.kereta-api.co.id yang dikelola oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terdiri dari durasi selama 24 jam, dimana konsumen atau masyarakat dapat membuka website PT Kereta Api Indonesia (Persero) kapan saja dan dimana saja. Selain itu, isi pesan dalam website

www.kereta-api.co.id dikelola oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bersifat aktual, singkat, padat dan dapat dimengerti oleh konsumen. Website

www.kereta-api.co.id oleh Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai media informasi kepada konsumen sudah dianggap efektif.

Hapsari (2013) melakukan penelitian yang berjudul Evaluasi Website

Luxina dengan Menggunakan 7Cs Customer Interface. Penelitian ini menggunakan metode AHP untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan sub-kriteria dari masing-masing sub-kriteria yang terdapat pada 7Cs desain customer interface dan melihat role model bagi masing-masing kriteria atas website pesaing kepada responden secara tertulis.

Hasil pengolahan menggunakan AHP didapat integrasi memiliki tingkat kepentingan paling tinggi yaitu sebesar 60 persen, konten yang terkandung adalah

information-dominant dengan nilai 66 persen, karakteristik kriteria strong

memiliki hasil pembobotan rata-rata sebesar 54 persen. Generic dan Hub masing-masing memiliki nilai tingkat kepentingan sebesar 72 persen dan 64 persen. Selanjutnya fitur commerce yang menjadi pilihan adalah medium dengan nilai sebesar 68 persen. Penyampaian pesan informasi secara hybrid dan juga nilai-nilai pada website juga akan lebih tersampaikan.

Hermana dan Loho (2013) melakukan penelitian yang berjudul Transparansi Informasi Keuangan dan Popularitas Website Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapat bahwa pemanfaatan

website resmi sebagai media informasi dan publikasi laporan keuangan masih perlu ditingkatkan di perusahaan asuransi jiwa. Kondisi tersebut bisa dilihat dari kunjungan dan tautan ke website yang rendah.

Desain dan fitur website dapat dikembangkan ke arah transaksional yang selanjutnya akan meningkatkan popularitas website. Pengunjung website akan meningkat jika mereka bisa memperoleh informasi atau layanan yang diperlukan. Hubungan kedua variabel tersebut dapat dijelaskan menggunakan beberapa teori yaitu Social Presence and Information Richness, Media Richness Theory, atau berbagai model perilaku pengguna teknologi informasi seperti Technology Acceptance Model dan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Model riset tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengetahui faktor apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan usabilitas website.

Wijaya dan Arifin (2010) melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Metode Search Engine Optimization pada Situs Web untuk Meningkatkan Trafik Pengunjung (Studi Kasus: www.beasiswa.org). Hasil penelitian didapatkan bahwa penerapan SEO di penelitian tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu indexing, on-page optimization, dan backlinks. Ketiga tahap tersebut diterapkan dengan menggunakan metode Action Research Cycle. Dari ketiga tahap tersebut,

(19)

9

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Pemasaran melalui internet merupakan bentuk pemasaran yang sering digunakan akhir-akhir ini, namun tidak semua bentuk pemasaran melalui internet tersebut cukup efektif untuk membantu peningkatan volume penjualan. Salah satu penerapan pemasaran melalui internet ini adalah dengan menggunakan website

sebagai media promosi. Saat ini hampir semua usaha memiliki website sendiri untuk memasarkan produk atau jasa mereka, tidak terkecuali usaha Lapis Bogor Sangkuriang. Pentingnya website memiliki desain dan content yang bermanfaat menjadi salah satu hal yang dapat menarik perhatian pengunjung ke website. Tingkat kunjungan website memiliki korelasi positif dengan besarnya volume penjualan suatu usaha.

Jika website memiliki tingkat kunjungan yang banyak, volume penjualannya diasumsikan tinggi dan usaha tersebut memiliki jumlah pelanggan yang banyak. Lain halnya apabila tingkat kunjungannya rendah, diperlukan desain ulang

website yang tepat agar tingkat kunjungan ke website mengalami peningkatan. Dampak yang diharapkan dari adanya peningkatan ke website adalah volume penjualan dan jumlah customer juga meningkat sehingga usaha menjadi berkembang. Untuk lebih jelasnya, alur kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang berkembang di dunia pemasaran dan selanjutnya mencari data terkait sektor usaha yang sedang mengalami perkembangan, dan didapatkan sektor usaha di bidang makanan dan minuman sebagai objek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya adalah merumuskan permasalahan dan menentukan ruang lingkup penelitian. Kemudian mengidentifikasi studi pustaka yang terkait dengan internet marketing

(20)

10

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Langkah selanjutnya yaitu penyusunan kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa Strata 1 IPB yang dijadikan sampel penelitian. Data yang didapat dari hasil penelitian dianalisis menggunakan metode yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu menentukan faktor dominan yang membuat seseorang tertarik membuka website

menggunakan analisis statistika deskriptif dan tabulasi silang, perbandingan antara kriteria website yang diharapkan dengan keadaan sebenarnya dianalisis menggunakan analisis gap dan metode Importance Performance Analysis.

Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh data tentang faktor-faktor yang menyebabkan seseorang tertarik membuka website. Selain itu diperoleh juga data mengenai bagaimana kriteria website yang sesuai harapan dengan keadaan aktual yang tersaji di website Lapis Bogor Sangkuriang. Hal ini kemudian menjadi

Pemasaran melalui internet

Usaha Lapis Bogor Sangkuriang

Pemasaran Lapis Bogor Sangkuriang melalui website

Desain ulang website

Tingkat kunjungan ke website

Banyak?

Strategi pemasaran usaha Lapis Bogor Sangkuriang

Volume penjualan dan customer meningkat

Usaha berkembang

Ya

Tidak

(21)

11

acuan apakah website perlu perbaikan atau tidak. Untuk lebih jelasnya, tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Tahapan penelitian Sudah

Identifikasi Masalah

Identifikasi Strategi Peningkatan Kunjungan Website Lapis Bogor Sangkuriang

Profil responden

Penyusunan Kuesioner dan Uji Validitas dan Reliabilitas

Perbaikan Strategi Peningkatan Kunjungan Website

Rekomendasi untuk Perusahaan Mulai

Faktor yang mempengaruhi seseorang berkunjung ulang ke website

Stop

Menentukan dan memilih sektor usaha yang sedang berkembang

Usaha Lapis Bogor Sangkuriang

Pemasaran melalui website

Tidak

(22)

12

Metode Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel yang penentuan sampelnya berdasarkan pertimbangan tertentu. Tujuannya adalah memastikan bahwa responden yang dijadikan sampel dipilih berdasarkan kemudahan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel.

Tabel 2 Populasi Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor

Fakultas Jumlah

Pertanian 2098

Kedokteran Hewan 865

Perikanan dan Ilmu Kelautan 1769

Peternakan 826

Kehutanan 1848

Teknologi Pertanian 1794

Matematika dan IPA 2922

Ekonomi dan Manajemen 2295

Ekologi Manusia 1506

Total 15.923

Sumber: Direktorat AJMP IPB (2014)

Populasi penelitian adalah mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor tanpa membedakan fakultas dimana responden berasal, seperti yang terlihat pada Tabel 2. Penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan rumus Slovin dalam Umar (2003) :

Keterangan :

: ukuran sampel : ukuran populasi

: persen kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Berdasarkan jumlah populasi dengan tingkat ketidaktelitian sebesar 10%, maka dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan sampel sebesar :

= 99,38 ≈ 100 orang

Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada 30 responden awal. Kuesioner dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel yaitu lebih dari 0.361. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

(23)

13

lebih besar dari 0.6. Uji validitas dan reliabilitas dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 19.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif, crosstab, analisis kesenjangan (gap), dan Importance PerformanceAnalysis. Analisis statistika deskriptif digunakan untuk menentukan kriteria apa yang paling membuat seseorang tertarik untuk membuka website. Analisis tabulasi silang (crosstab) menggunakan taraf signifikansi dari 0.05 sampai dengan 0.15. Tabulasi silang tersebut digunakan untuk menentukan bagaimana kinerja website Lapis Bogor Sangkuriang dalam mengkomunikasikan isi pesannya kepada konsumen. Selanjutnya analisis gap dan Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur kesenjangan tentang penilaian kriteria website yang baik dengan keadaan sebenarnya yang terdapat di

website Lapis Bogor Sangkuriang.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor. Responden yang diberikan kuesioner adalah responden yang sedang berada di sekitar Kampus IPB Dramaga, dan yang berada di rumah kost. Penelitian dilaksanakan sejak bulan April sampai Mei 2014.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Salah satu oleh-oleh khas Bogor yang sedang berkembang saat ini adalah Lapis Bogor Sangkuriang. Berbeda dengan kue lapis pada umumnya, Lapis Bogor menggunakan talas sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatannya. Lapis Bogor Sangkuriang pertama kali berdiri pada tahun 2011. Adapun produk yang ditawarkan antara lain adalah Lapis Bogor, Brownies Talas, Bolu Gulung Talas, Cake Talas, Keripik Talas, Kacang Bogor, dan berbagai macam jenis makanan lainnya.

(24)

14

Lapis Bogor Sangkuriang saat ini menerapkan strategi STP (Segmenting, Targeting, Positioning) pada produk mereka. Segmentasi produk Lapis Bogor secara geografis umumnya ditujukan untuk pembeli yang berasal dari Jabodetabek namun terdapat juga pembeli yang berasal dari luar Jabodetabek. Berdasarkan demografis dan psikografisnya, produk Lapis Bogor Sangkuriang ditujukan untuk pelanggan remaja hingga dewasa baik pria maupun wanita yang umumnya merupakan wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor.

Target pasar dari produk Lapis Bogor Sangkuriang yaitu para wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Produk Lapis Bogor Sangkuriang juga memiliki

brand image sebagai oleh-oleh khas Bogor yang berasal dari talas yang merupakan tumbuhan khas yang banyak dijumpai di kota Bogor sehingga memiliki ciri khas tersendiri dari kue lapis dibandingkan dengan daerah lainnya.

Profil Responden

Kuesioner disebarkan kepada 100 responden mahasiswa program Strata 1 IPB yang memenuhi syarat pernah membuka website. Hasil penelitian terkait jenis kelamin didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Pria 33 33

2 Perempuan 67 67

Total (%) 100 100

Didapatkan gambaran dari hasil penelitian bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 67 persen. Hal ini sesuai dengan kondisi IPB dimana mayoritas mahasiswa IPB yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60 persen. Pengelompokkan jenis kelamin ini memungkinkan adanya perbedaan penilaian responden terhadap kriteria website dan minat beli terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang.

Asal fakultas mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Fakultas teknologi (Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan, Teknologi Pertanian, dan MIPA), dan Fakultas non teknologi (Ekonomi dan Manajemen, dan Ekologi Manusia). Data mengenai pengelompokkan jumlah responden berdasarkan fakultas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data responden berdasarkan asal fakultas

No Fakultas Jumlah Persentase (%)

1 Teknologi 50 50

2 Non teknologi 50 50

(25)

15

Didapatkan gambaran dari hasil penelitian bahwa mahasiswa dari dua kelompok fakultas memiliki sebaran yang sama. Hal ini kurang sesuai dengan kondisi IPB dimana mayoritas mahasiswa yang berasal dari fakultas teknologi sebesar 76 persen dan sisanya berasal dari fakultas non teknologi. Perbedaan tersebut dapat dikarenakan lokasi pengambilan sampel yang diambil. Latar belakang fakultas yang berbeda dari para responden memungkinkan adanya perbedaan pada minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang.

Terkait jenjang semester yang sedang ditempuh dikelompokkan menjadi mahasiswa semester dua (TPB), dan mahasiswa non TPB. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenjang semester dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Data responden berdasarkan jenjang semester yang sedang ditempuh

No Semester Jumlah Persentase (%)

1 Semester 2 (TPB) 12 12

2 Non TPB 88 88

Total (%) 100 100

Gambaran hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas mahasiswa yang menjadi responden adalah mahasiswa non TPB. Berdasarkan hal tersebut kemungkinan terdapat perbedaan pada tingkat frekuensi responden dalam mengakses website atau perbedaan penilaian terhadap kriteria website. Umumnya, mahasiswa TPB lebih memiliki banyak waktu luang dikarenakan jadwal kuliah yang belum terlalu padat.

Hasil penelitian terkait besarnya rata-rata pengeluaran pulsa perbulan didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki belanja pulsa sebesar Rp50 001 – Rp100 000 atau jika dibagi dalam hitungan hari rata-rata responden berbelanja pulsa sebesar Rp1 700 – Rp3 400. Data mengenai jumlah responden berdasarkan besarnya pengeluaran pulsa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Data pengeluaran pulsa setiap bulan

No Pengeluaran pulsa Jumlah Persentase (%)

1 <Rp50 000 32 32

2 Rp50 001-Rp100 000 53 53

3 Rp100 001-Rp200 000 12 12

4 >Rp200 000 3 3

Total (%) 100 100

Hasil penelitian terkait frekuensi seseorang mengakses website didapatkan bahwa mayoritas responden membuka website adalah cukup sering, yaitu 6-7 kali per hari. Data mengenai jumlah responden berdasarkan frekuensi mengakses

website secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Frekuensi mengakses website dalam sehari

No Frekuensi Jumlah Persentase (%)

1 Jarang (2-3 kali per hari) 9 9

2 Kadang-kadang (4-5 kali per hari) 18 18 3 Cukup sering (6-7 kali per hari) 41 41 4 Sering (>7 kali per hari) 32 32

(26)

16

Gambaran dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden frekuensi mengakses website berada pada kelompok cukup sering. Hal ini dapat dikarenakan banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga waktu luang tersebut digunakan untuk mengakses website. Pengelompokkan frekuensi dalam mengakses website ini dapat memungkinkan adanya perbedaan penilaian responden terhadap suatu website dengan website yang lain. Makin sering seseorang mengakses website, maka semakin banyak pembanding sehingga penilaian terhadap indikator website akan lebih tepat.

Penelitian mengenai gadget yang digunakan responden untuk mengakses

website dapat dilihat pada Tabel 8. Mayoritas responden menggunakan

smartphone untuk mengakses situs website. Tabel 8 Gadget untuk mengakses website

No Gadget Jumlah Persentase (%)

1 Smartphone 53 53

2 Phone Tablet 2 2

3 Laptop atau notebook 44 44

4 Personal Computer 1 1

Total (%) 100 100

Hal ini dapat dikarenakan kepraktisan dari smartphone karena umumnya

smartphone memiliki ukuran yang kecil sehingga tidak membutuhkan banyak tempat dan mudah untuk dibawa. Pengelompokkan jenis gadget yang digunakan ini memungkinkan adanya perbedaan minat berkunjung ulang responden ke

website.

Penelitian terkait jenis website yang sering dikunjungi dikelompokkan menjadi enam jenis kelompok yaitu news, fashion, otomotif, teknologi, sport, dan lainnya. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis website yang sering dikunjungi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis website yang sering dikunjungi

No Jenis website Jumlah Persentase (%)

1 News 44 44

2 Fashion 9 9

3 Otomotif 4 4

4 Teknologi 6 6

5 Sport 7 7

6 Lainnya 30 30

Total (%) 100 100

(27)

17

Faktor Penyebab Kunjungan Ulang ke Website

Faktor-faktor yang membuat seseorang dapat melakukan kunjungan ulang ke website dibatasi pada faktor internal website antara lain adalah kemudahan penggunaan (usability), isi (content) website, dan desain website. Hasil survei diperoleh bahwa faktor utama yang membuat seseorang berkunjung ulang ke

website adalah isi (content) website. Kemudahan penggunaan (usability) dari sebuah situs website juga menjadi salah satu faktor lainnya yang membuat responden tertarik berkunjung ulang ke website. Data mengenai ketertarikan responden berkunjung ulang ke website dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Faktor penyebab ketertarikan berkunjung ulang ke website

No Kriteria website Jumlah Persentase (%) 1 Kemudahan penggunaan (usability) 39 39

2 Desain website 12 12

3 Isi (content) website 49 49

Faktor utama yang membuat seseorang melakukan kunjungan ulang ke

website adalah isi (content) yang ada di website. Hal ini menunjukkan bahwa

content website yang menarik dan bermanfaat menjadi faktor penting yang perlu ada di website. Oleh karena itu isi (content) website sebaiknya disesuaikan dengan tujuan penyampaian informasi. Lain halnya dengan desain website yang hanya memperoleh persentase sebesar 12 persen dari total responden yang dijadikan sampel. Hal ini menunjukkan bahwa desain website tidak menjadi prioritas utama ketika seseorang membuka website. Berbeda dengan penelitian Prasetya yang menyatakan bahwa desain merupakan faktor penentu sebuah website, dimana dengan desain yang menarik pengunjung akan selalu datang kembali ke website

tersebut.

Analisis Kinerja Website Lapis Bogor Sangkuriang

Analisis kinerja dari website Lapis Bogor Sangkuriang ini diukur dengan menggunakan tabulasi silang, yaitu dengan melihat keterkaitan antar karakteristik yang dilihat dengan menggunakan nilai chi-square. Jika nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi-square Tabel maka dapat dikatakan tolak H0 yang berarti

tidak ada keterkaitan antara baris dan kolom. Keterkaitan baris dan kolom dilihat melalui nilai Asymp Sig. (2-sided) dimana apabila nilai chi-square hitung kurang dari 0.05 sampai dengan 0.15 maka asumsi ditolak, yang artinya ada keterkaitan antara baris dan kolom. Rencana pengolahan tabulasi silang dilakukan pada beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi.

a. Tabulasi Silang Minat Kunjungan Ulang ke Website Lapis Bogor Sangkuriang

(28)

18

website Lapis Bogor Sangkuriang adalah lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Minat kunjungan ulang terkait jenis kelamin Jenis kelamin

Keterkaitan antara jenis kelamin dengan minat kunjungan ulang didapatkan bahwa sebanyak 88 persen responden pria minat kunjungan ulang ke website

Lapis Bogor Sangkuriang adalah lebih berminat, namun tidak ada responden pria yang sangat berminat untuk melakukan kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 76 persen responden perempuan, minat kunjungan ulang ke website adalah lebih berminat. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square

didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.145 yang berarti ada hubungan antara jenis kelamin dengan minat berkunjung ulang ke website. Hal ini mengindikasikan bahwa minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang antara responden pria dan perempuan adalah sama.

Dugaan awal terkait minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Pada semua kelompok frekuensi mengakses website, sebagian besar minat kunjungan ulang berada pada lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12 Minat kunjungan ulang terkait frekuensi mengakses website

Frekuensi

Keterkaitan antara frekuensi mengakses website dengan minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa mayoritas responden pada semua kelompok frekuensi mengakses website, minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah lebih berminat. Walau demikian tampak bahwa responden yang tidak berminat dan kurang berminat untuk berkunjung ulang adalah sebesar 11 persen dari total responden. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.306 yang berarti tidak terdapat hubungan antara frekuensi mengakses website dengan minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang.

Terkait minat berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang diduga terdapat perbedaan minat berkunjung ulang dengan gadget yang digunakan. Sebagian besar responden menggunakan smartphone dan laptop atau notebook

(29)

19

Tabel 13 Minat kunjungan ulang terkait gadget yang digunakan Gadget

Keterkaitan antara jenis gadget yang digunakan untuk mengakses website

dengan minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa sebanyak 43/53 atau sekitar 81 persen responden yang menggunakan

smartphone lebih berminat untuk mengunjungi website Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 11 persen responden yang menggunakan smartphone dan laptop atau

notebook, minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang adalah tetap tidak berminat dan kurang berminat. Hal ini dapat disebabkan karena kurang menariknya informasi yang disediakan di website. Hasil uji statistik menggunakan

Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.078 yang berarti terdapat hubungan antara gadget yang digunakan dengan minat berkunjung ulang ke

website.

Dugaan awal terkait penilaian antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang adalah terdapat hubungan antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang. Mayoritas responden di semua kelompok penilaian komposisi warna, minat kunjungan ulang ke website

adalah lebih berminat seperti yang tersaji pada Tabel 18. Tabel 14 Minat kunjungan ulang terkait komposisi warna

Penilaian komposisi warna

Keterkaitan antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang didapatkan bahwa sebanyak 78 persen responden merasa bahwa komposisi warna yang ada di website Lapis Bogor Sangkuriang sudah baik dan minat kunjungan ulang ke website adalah lebih berminat. Walau demikian sebanyak 11 persen responden tetap tidak berminat dan kurang berminat untuk berkunjung ulang ke

website Lapis Bogor Sangkuriang. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square

didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.255 yang berarti tidak ada hubungan antara komposisi warna dengan minat kunjungan ulang ke website.

(30)

20

Tabel 15 Minat kunjungan ulang ke website terkait tambahan fitur Tambahan fitur

Minat kunjungan ulang ke website

Total

Keterkaitan antara tambahan fitur dengan minat berkunjung ulang ke

website Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa sebanyak 76 persen responden menginginkan adanya perbaikan atau penambahan fitur di website

Lapis Bogor Sangkuriang, dan sebanyak 24 persen responden merasa fitur di

website sudah cukup dan sesuai harapan sehingga tidak perlu ada tambahan fitur. Penambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang dianggap bukan menjadi hal utama yang membuat responden berkunjung kembali ke website. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang tetap akan lebih berminat berkunjung ke

website meskipun tidak ada tambahan fitur adalah sebesar 23/24 atau sekitar 96 persen. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square didapatkan nilai Asymp.Sig

sebesar 0.141 yang berarti ada keterkaitan antara tambahan fitur dengan minat kunjungan ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang.

b. Tabulasi Silang Minat Beli

Terkait minat beli terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang diduga terdapat perbedaan antara responden pria dan perempuan. Mayoritas responden baik pria maupun perempuan, minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah berminat seperti yang tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16 Minat beli terkait jenis kelamin

Jenis kelamin Minat beli Total (%)

Berminat Tidak berminat

Pria 22 11 33

Perempuan 51 16 67

Total (%) 73 27 100

Keterkaitan antara jenis kelamin dengan minat beli didapatkan bahwa mayoritas responden berminat untuk membeli produk Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 73 persen responden baik pria maupun perempuan berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 27 persen responden tidak berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa alasan seperti selera. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.sig sebesar 0.317 yang berarti tidak ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan minat beli konsumen.

(31)

21

Tabel 17 Minat beli terkait kemudahan memperoleh informasi

Kemudahan memperoleh informasi di website Minat beli Total (%)

Keterkaitan antara kemudahan memperoleh informasi di website dengan minat beli didapatkan bahwa sebanyak 47/60 atau sekitar 78.33 persen responden merasa mudah dalam memperoleh informasi di website Lapis Bogor Sangkuriang dengan minat beli produk adalah berminat. Responden yang merasa sulit untuk memperoleh informasi di website Lapis Bogor Sangkuriang dan tidak berminat untuk melakukan pembelian sebesar 3 persen dari total responden. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.003 yang berarti ada hubungan antara kemudahan memperoleh informasi di website dengan minat beli.

Terkait hubungan antara informasi produk dengan minat beli diduga terdapat keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Mayoritas responden merasa bahwa informasi produk yang ada di website adalah cukup lengkap dan lengkap dengan minat beli produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah berminat seperti yang tersaji pada Tabel 18.

Tabel 18 Minat beli terkait informasi produk

Informasi produk Minat beli Total (%) Berminat Tidak berminat

Keterkaitan antara informasi produk dengan minat beli didapatkan bahwa sebanyak 89 persen responden merasa bahwa informasi produk yang tersedia di

website Lapis Bogor adalah cukup lengkap sampai sangat lengkap, berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang. Responden yang merasa bahwa informasi produk yang ada di website adalah lengkap namun tidak berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang adalah sebesar 34 persen. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lain seperti lokasi outlet, pelayanan, atau selera. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai Asymp.Sig sebesar 0.461 yang berarti tidak ada hubungan antara informasi produk yang tersedia di website dengan minat beli produk.

(32)

22

Tabel 19 Minat beli terkait tambahan fitur

Tambahan fitur Minat beli Total (%)

Berminat Tidak berminat

Tidak perlu 21 3 24

Perlu 52 24 76

Total (%) 73 27 100

Keterkaitan antara tambahan fitur dengan minat beli konsumen terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang didapatkan bahwa sebanyak 76 persen responden menginginkan adanya perbaikan atau penambahan fitur, dan hanya sekitar 24 persen responden yang merasa tidak perlu ada penambahan fitur di

website Lapis Bogor Sangkuriang. Sebanyak 87.5 persen responden tetap berminat untuk melakukan pembelian produk meskipun tidak ada penambahan fitur di website. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai

Asymp.Sig sebesar 0.066 yang berarti ada hubungan antara minat beli dengan tambahan fitur di website Lapis Bogor Sangkuriang. Hal ini menunjukkan bahwa responden akan semakin berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang terutama jika website diberi tambahan fitur seperti yang diharapkan responden.

Terkait hubungan antara minat kunjungan ulang ke website dengan minat beli diduga terdapat keterkaitan antara kedua variabel tersebut. Sebagian besar responden yang lebih berminat untuk berkunjung ulang ke website Lapis Bogor Sangkuriang, berminat untuk melakukan pembelian produk Lapis Bogor Sangkuriang seperti yang tersaji pada Tabel 20.

Tabel 20 Minat beli terkait minat kunjungan ulang ke website

Minat kunjungan ulang Minat beli Total (%) Berminat Tidak berminat

Tidak berminat 1 3 4

Kurang berminat 2 5 7

Lebih berminat 63 17 80

Sangat berminat 7 2 9

Total (%) 73 27 100

(33)

23

Kesenjangan antara Tingkat Harapan dengan Kondisi Aktual Website

Lapis Bogor Sangkuriang

Kesenjangan antara kondisi aktual website Lapis Bogor Sangkuriang dengan tingkat harapan responden dilihat dengan menggunakan analisis gap dan

Importance Performance Analysis. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kesenjangan dari masing-masing indikator dan melihat indikator apa saja yang perlu dipertahankan dan indikator apa yang menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan. Kesenjangan yang terjadi selanjutnya dapat dijadikan acuan untuk merumuskan strategi perbaikan pada website Lapis Bogor Sangkuriang.

Analisis Gap

Analisis gap dihitung dengan membandingkan kondisi aktual website Lapis Bogor Sangkuriang dengan tingkat harapan responden terhadap website tersebut. Penilaian kondisi aktual dengan tingkat harapan responden diukur menggunakan skala Likert. Nilai total kondisi aktual dan tingkat harapan website didapatkan dengan mengalikan bobot kriteria dan bobot indikator terlebih dahulu kemudian nilai yang didapat dikali dengan modus masing-masing indikator. Bobot kriteria dihitung dengan membagi nilai rata dari tiap kriteria dengan nilai total rata-rata kriteria. Bobot indikator didapat dari nilai modus tiap indikator dibagi dengan nilai total modus masing-masing kriteria. Tingkat harapan untuk masing-masing indikator diasumsikan berada pada kondisi ideal, yaitu pada skala 4.

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 21 terlihat bahwa semua indikator di website Lapis Bogor Sangkuriang masih perlu untuk dilakukan perbaikan. Hal ini terlihat dari nilai gap semua indikator yang lebih besar dari nol.Seluruh indikator pada kriteria kegunaan (usability) website memiliki gap sebesar 25 persen.

Tabel 21 Analisis gap kriteria website

No Indikator Tingkat

Harapan Aktual

8 Penggunaan jenis dan

(34)

24

Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian harapan konsumen pada kriteria tersebut sebesar 75 persen, namun website dirasa tetap perlu untuk dilakukan perbaikan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat kriteria usability tersebut dianggap penting oleh konsumen karena dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen apabila informasi yang dibutuhkan dapat dengan mudah didapatkan. Kesenjangan antara kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai dapat dilihat pada Gambar 4.

.

Keterangan: 1: Kemudahan mengingat alamat website; 2: Kemudahan memahami isi website; 3: Kemudahan memperoleh informasi di website

Gambar 3 Radar kriteria kemudahan penggunaan website

Seluruh indikator pada kriteria desain website juga memiliki nilai gap sebesar 25 persen. Hal ini berarti bahwa pencapaian harapan konsumen pada indikator tersebut adalah sebesar 75 persen. Kesenjangan antara kondisi saat ini dan harapan yang ingin dicapai dapat dilihat pada Gambar 5.

Kesenjangan juga terjadi pada kriteria content website dimana indikator banner ucapan selamat datang, menu pemesanan, dan kontak informasi perusahaan dimana pencapaiannya baru sebesar 75 persen sehingga masih terdapat gap sebesar 25 persen.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

1

2 3

kondisi aktual

(35)

25

Keterangan: 1: Komposisi warna; 2: Penggunaan grafik, image, atau animasi; 3: Pemilihan bahasa; 4: Background website; 5: Pengunaan jenis dan ukuran huruf

Gambar 4 Radar kriteria desain website

Informasi produk dan galeri website Lapis Bogor Sangkuriang juga perlu dilakukan perbaikan karena target yang baru tercapai adalah sebesar 50 persen dan berarti bahwa masih terdapat gap sebesar 50 persen pada kedua indikator tersebut. Hal ini sesuai dengan penilaian substansi masing-masing kriteria website dimana pada indikator informasi produk dan galeri website, responden merasa bahwa indikator tersebut masih berada pada kelompok cukup lengkap. Oleh karena itu pihak Lapis Bogor Sangkuriang perlu melakukan perbaikan terutama pada kedua indikator tersebut yang memiliki nilai gap paling besar. Grafik radar di bawah ini merepresentasikan kesenjangan antara kondisi saat ini dengan harapan responden.

Keterangan: 1: Banner ucapan selamat datang; 2: Informasi produk; 3: Menu pemesanan di website; 4: Galeri website; 5: Kontak informasi perusahaan

Gambar 5 Radar kriteria isi (content) website

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

1

2

3 4

5

kondisi aktual

tingkat harapan

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

1

2

3 4

5

kondisi aktual

(36)

26

Importance Performance Analysis

Analisis IPA digunakan untuk mengetahui posisi dari setiap indikator kualitas website berdasarkan tingkat harapan dan tingkat kinerja, dan menganalisis tindakan apa yang harus dilakukan perusahaan terkait dengan posisi masing-masing indikator tersebut. Sebelum mengelompokkan indikator ke dalam diagram kartesius, terlebih dahulu mengetahui tingkat harapan dan kinerja yang diperoleh dari rata-rata tingkat harapan dari responden untuk masing-masing indikator (Y) dan rata-rata tingkat kinerja dari responden untuk masing-masing indikator (X). Data yang diperoleh selanjutnya dijabarkan ke dalam diagram kartesius. Rata-rata nilai tingkat harapan-kinerja masing-masing indikator dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Rata-rata tingkat harapan-kinerja indikator website

No Indikator Mean

Harapan Kinerja 1 Kemudahan mengingat alamat website 3.29 3.40 2 Kemudahan memahami isi website 3.41 3.03 3 Kemudahan memperoleh informasi 3.64 2.91

4 Komposisi warna 3.24 2.61

5 Penggunaan grafik, image, atau animasi 3.18 2.56

6 Penggunaan bahasa 3.30 2.78

7 Background (latar belakang) website 3.07 2.55

8 Penggunaan jenis dan ukuran huruf 3.03 2.71

9 Banner ucapan selamat datang 2.40 2.71

10 Informasi produk 3.67 2.50

11 Menu pemesanan 3.53 2.45

12 Gallery website 3.29 2.51

13 Kontak informasi perusahaan 3.61 2.92

Nilai rata-rata yang sudah diperoleh, selanjutnya dijabarkan ke dalam diagram kartesius yang dapat dilihat pada Gambar 6. Hal ini dilakukan untuk melihat posisi dari masing-masing indikator kualitas website. Berdasarkan hasil diagram kartesius, indikator yang masuk ke dalam kuadran A yaitu prioritas utama dimana responden merasa bahwa indikator tersebut sangat penting tetapi memiliki kinerja yang rendah. Indikator tersebut antara lain:

(10) Informasi produk (11) Menu pemesanan (12) Galeri website

Kuadran B adalah indikator yang dianggap sangat penting oleh responden dan memiliki kinerja yang baik sehingga indikator pada kuadran ini harus dipertahankan. Indikator pada kuadran ini yaitu:

(1) Kemudahan mengingat alamat website

(2) Kemudahan memahami isi website

(3) Kemudahan memperoleh informasi di website

(6) Penggunaan bahasa

(13) Kontak informasi perusahaan di website

(37)

27

Gambar 6 Diagram kartesius indikator kualitas website

(4) Komposisi warna

(5) Penggunaan grafik, image, atau animasi (7) Background (latar belakang) website (8) Penggunaan jenis dan ukuran huruf (9) Banner ucapan selamat datang

Kuadran D adalah indikator yang dianggap kurang penting oleh responden namun memiliki kinerja yang baik. Pada kuadran ini, tidak ada indikator kualitas

website yang masuk ke dalam kuadran tersebut.

Strategi Pengembangan Website Lapis Bogor Sangkuriang

Rendahnya tingkat kunjungan ke website Lapis Bogor Sangkuriang membuat pihak perusahaan harus merancang strategi yang tepat untuk mendesain ulang website. Hal ini bertujuan agar kunjungan ulang ke website tersebut dapat meningkat. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan fitur apa saja yang diinginkan oleh konsumen. Adapun alternatif strategi untuk masing-masing kriteria website disesuaikan dengan gambaran yang didapat dari hasil penelitian antara lain:

Kuadran A Kuadran B

(38)

28

a. Strategi kemudahan penggunaan (usability)

1) Tetap menggunakan alamat website yang telah ada karena adanya kemudahan untuk mengingat alamat website tersebut.

2) Mengklasifikasikan informasi sesuai dengan kategorinya sehingga informasi mudah diperoleh oleh pengunjung yang sedang berkunjung ke

website.

3) Menerapkan sistem “linkage ability” yaitu menghubungkan website Lapis Bogor Sangkuriang dengan website lain yang sering dikunjungi oleh user

seperti website berita, media sosial dan lain sebagainya. b. Strategi desain website

1) Penggunaan bahasa sebaiknya tetap menggunakan bahasa yang mudah dicerna oleh pengunjung yang sedang mengakses website Lapis Bogor Sangkuriang.

2) Komposisi warna dan background website sebaiknya menggunakan warna-warna yang lebih harmonis agar nyaman untuk dilihat.

3) Pihak Lapis Bogor Sangkuriang juga sebaiknya menggunakan grafik,

image atau animasi yang lebih baik agar mampu menarik perhatian pengunjung untuk berkunjung kembali ke website.

4) Melakukan perbaikan pada jenis dan ukuran huruf agar nyaman dibaca oleh pengunjung website.

5) Tetap menggunakan kontak informasi yang sama seperti yang tercantum di

website agar memudahkan pelanggan ketika akan melakukan pemesanan atau klaim terhadap produk Lapis Bogor Sangkuriang.

c. Strategi isi (content) website

1) Mencantumkan deskripsi produk dan daftar harga setiap produk Lapis Bogor Sangkuriang secara jelas dan lengkap.

2) Melakukan perbaikan pada menu pemesanan di website dengan memberikan informasi mengenai tata cara pemesanan.

3) Menambahkan foto-foto yang berkaitan dengan produk atau event yang diadakan oleh perusahaan.

4) Banner ucapan selamat datang sebaiknya didesain dengan lebih baik. 5) Penambahan fitur member ID pelanggan di website Lapis Bogor

Sangkuriang.

Implikasi Manajerial

Produsen Lapis Bogor Sangkuriang perlu melakukan perbaikan atau peningkatan pada website usaha mereka mengingat saat ini banyak perusahaan atau bentuk usaha lainnya yang memasarkan produk atau jasa melalui internet. Perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kunjungan ulang ke website

Lapis Bogor Sangkuriang yang dapat berdampak pada peningkatan volume penjualan produk.

Evaluasi perbaikan website Lapis Bogor Sangkuriang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada kriteria content (isi) website, pihak Lapis Bogor Sangkuriang dapat menerapkan promosi penawaran harga seperti pemberian

Gambar

Tabel 1 Statistik kunjungan website Lapis Bogor Sangkuriang
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Tabel 2 Populasi Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor
Tabel 8 Gadget untuk mengakses website
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian, pernyataan-pernyataan yang kemudian dikeluarkan oleh Ketua KPUD Sawahlunto sendiri, menurut hemat kami, telah sengaja menghalangi hak warga untuk memilih pada hari

Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa Debt to Equity Ratio dan profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan,

Suatu akta autentik yang diperlihatkan harus dianggap dan diperlakukan sebagai akta autentik, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya bahwa akta itu bukan akta

Melihat permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga Ibu Gusti Ayu Ketut Tami, peneliti mengetahui bahwa permasalahan ekonomi yang dihadapi adalah persoalan

Dalam metode ini wawancara digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh yaitu data tentang kepuasan pelanggan atas jasa penerbangan

Saat Paling Lambat adalah waktu mulai yang paling lambat dari suatu kegiatan agar suatu produk atau jasa dapat selesai tepat

Hasil dari analisis pengetahuan mahasiswa pendidikan geografi tentang sensitivitas perubahan iklim rata-rata pengetahuannya sedang, dari jumlah 103 responden, diperoleh

Adanya pengaruh label pasupati pada produk dupa terhadap minat beli konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa hal: 1) fungsi komunikasi massa yaitu adalah fungsi