PEMBERIAN KOMBINASI PAKAN BUATAN DAN
CACING SUTERA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP PADA
BENIH IKAN LELE
Clarias
sp. UMUR 4 HARI
HILMI FAUJI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemberian Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Sutera terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup pada Benih Ikan Lele Clarias sp Umur 4 Hari” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain dan telah disebutkan dalam teks serta dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
HILMI FAUJI. Pemberian Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Sutera terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup pada Benih Ikan Lele Clarias sp. Umur 4 Hari. Dibimbing oleh HARTON ARFAH dan MIA SETIAWATI .
Kegiatan pembenihan ikan lele masih memerlukan pakan alami yaitu cacing sutera. Ketersediaan cacing sutera di alam sangat terbatas tergantung musim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pakan buatan dan cacing sutera dengan persentase berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele. Benih berupa larva ikan lele yang berumur 4 hari dengan kepadatan 10 ekor/l dalam wadah akuarium berukuran 20x20x20 cm. Pakan diberikan sebanyak 30-50% bobot rata-rata perhari selama 20 hari pemeliharaan. Sebagai perlaukuan yaitu pakan cacing sutera 100% (PA), pakan buatan 100% (PB), Pakan buatan 75% dan cacing sutera 25% (PB75+PA25), Pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% (PB50+PA50), Pakan buatan 25% dan cacing sutera 75% (PB25+PA75). Hasil penelitian menunjukan bahwa benih ikan lele yang diberi pakan PB50+PA50 memilki pertumbuhan benih ikan lele yang baik yaitu bobot 25+0,01 mg, panjang mutlak 2,04+0,04cm, panjang rata-rata 2,79±0,04cm, koefisien keragaman panjang rata-rata 19,95+1,95%, dan kelangsungan hidup 85,55+0,96%
.
Kata kunci: Ikan Lele Clarias sp., Cacing Sutera, Pakan buatan
ABSTRACT
HILMI FAUJI. Feeding with Combination Artificial feed and Silk Worms towards Growth and Survival on Seed Catfish Clarias sp. with The Age 4 Days Supervised by HARTON ARFAH and MIA SETIAWATI
Catfish hatchery activities still require natural feed which is silk worms. The availability of silk worms in nature are limited to its season. This research is purpose for know influence the feeding combinations artificial feed and silk worms with the different percentage towadrs growth and survival of catfish seed. Seed in the form of larvae of catfish was 4 days with a density of 10 fish/l in a container measuring 20x20x20 cm aquarium. Feed that is given (30-50%) of its average weight each day for 20 days of maintenance. The treatment are silk worms 100% (PA), artificial feed 100% (PB), artificial feed 75% and silk worms 25% (PB75+PA25), artificial feed 50% and silk worms 50% (PB50+PA50), artificial feed 25% and silk worms 75% (PB25+PA75). The results showed that seed catfish fed PB50 + PA50 have the growth of catfish good seed is weights 25+0,01mg, the absolute length of 2,04+0,04cm, the average length of 2,79+0,04cm, coefficient of variability average length 19.95+1,95%, and survival rate 85.55+0,96%.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan
PEMBERIAN KOMBINASI PAKAN BUATAN DAN
CACING SUTERA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELANGSUNGAN HIDUP PADA
BENIH IKAN LELE
Clarias
sp. UMUR 4 HARI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2014
Judul Skripsi : Pemberian Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Sutera terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup pada Benih Ikan Lele Clarias sp. Umur 4 Hari
Nama : Hilmi Fauji
NIM : C14090047
Disetujui oleh
Ir. Harton Arfah, M.Si Pembimbing I
Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Sukenda, M.Sc Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April sampai Mei 2013 ini ialah “Pemberian Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Sutera terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup pada Benih Ikan Lele Clarias sp. umur 4 Hari” yang dilakukan di Kolam percobaan Babakan, dan Laboratorium Nutrisi Departemen Budidaya Peraiaran, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Harton Arfah, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si selaku pembimbing, atas bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi. Ucapan terimakasih kepada Ibu Ir. Iis Diatin, MM selaku pembimbing akademik dan penguji tamu yang telah memberikan arahan selama penulis mengikuti perkuliahan. Ucapan terimakasih kepada Dr. Dinamella Wahjuningrum, S.Si.M.Si selaku komisi pendidikan Departemen Budidaya Perairan. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dan Ayahanda yang telah memberikan bimbingan dan motivasi, Kakak Ulpah Zakyah, Adik Ridwan Yasin, dan Risna Rahmatul Wajdah yang telah memberikan semangat, Teman-teman Babakan Lover’s (Jonedhi, Hidayat, Deki Bunay, Ali Ibrahim, dan Cahyadin), Guru Madrasyah Alyah Awipari Tasikmalaya, teman 46 Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA 46), teman Himpunan Mahasiswa Akuakultur ( HIMAKUA BDP IPB), tidak lupa temen-temen BDP 46 yang telah memberikan semangat.
Penulis mempersembahkan karya tulis ini untuk orang tua tercinta Ayah Drs. Jajat Sudrajat dan Umi Mutmainnah, dan Keluarga (adik dan kakak). Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat
Bogor, Januari 2014 Hilmi Fauji
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 1
METODE ... 2
Materi Uji ... 2
Rancangan Percobaan ... 2
Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Lele ... 2
Pemberian Pakan Benih Ikan lele ... 2
Prosedur Analisis Data ... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5
Hasil ... 5
Pembahasan ... 6
KSIMPULAN DAN SARAN ... 9
Kesimpulan ... 9
Saran ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 9
LAMPIRAN ... 11
DAFTAR TABEL
Halaman 1 Pertumbuhan dan kelansungan hidup benih ikan lele selam 20 haripemeliharaan... 5 2 Kualitas air wadah pemeliharaan ikan lele selama 20 hari pemeliharaan 6
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan lele merupakan ikan air tawar yang memiliki potensi pasar yang baik dalam kegiatan pembesaran maupun pembenihan. Benih ikan lele memilki peranan penting untuk keberlanjutan kegiatan budidaya ikan lele pada segmen pembesaran. Berdasarkan data Direktorat Jendral Perikanan Budidaya (2013) benih ikan lele yang ditebar dikolam di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008 sebanyak 3.604.024,00 ekor dan pada tahun 2010 sebanyak 2.052.528,00 ekor. Kenaikan dan penurunan produksi ikan lele pada tinggkat lokal dari tahun ke tahun tersebut memberikan gambaran yang baik sebagai potensi untuk budidaya ikan lele.
Cacing sutera merupakan pakan alami yang diperlukan dalam kegiatan pembenihan ikan lele. Cacing sutera di alam berlimpah namun pada musim hujan sering kali susah untuk didapatkan. Menurut Direktorat Jendral Budidaya (2010) cacing sutera di alam tidak selalu tersedia sepanjang tahun, terutama pada saat musim penghujan bersamaan dengan meningkatnya kegiatan pembenihan lele, patin, gurame, dan ikan lainnya. Harga cacing sutera pun pada musim hujan mengalami kenaikan sehingga mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan. Oleh karena itu diperlukan alternatif yang dapat memberikan solusi untuk keberlanjutan kegiatan produksi pembenihan ikan lele dengan nilai ekonomis yang baik. Larva ikan lele setelah cadangan makanan kuning telur habis memerlukan makanan dari luar tubuhnya dan apabila diberikan langsung pakan buatan diduga akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan banyak kematian. Namun hasil penelitian Lokapinarsari (2009) pada ikan betutu yang diberi pakan cacing sutera 100 % tidak berbeda nyata dengan pemberian pakan kombinasi pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% terhadap bobot rata, panjang rata-rata, dan laju pertumbuhan.
Metode pemberian jenis pakan kombinasi yaitu buatan dan cacing sutera terhadap produksi benih ikan lele diduga dapat memberikan dampak yang positif terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
Tujuan Penelitian
2
METODE
Materi Uji
Benih ikan lele yang digunakan untuk penelitian berasal dari pemijahan alami yaitu benih berumur 4 hari dari penetasan. Benih ikan lele diberi kuning telur ayam setelah cadangan kuning telur habis selama 2 hari. Benih ikan lele yang digunakan memilki panjang awal 0.75 cm dan berat 0.01 gram. Benih ikan lele dipelihara pada akuarium berukuran 20x20x20 cm dengan volume air 6 liter. Benih ikan lele ditebar dengan kepadatan 10 ekor/l dan dipelihara selama 20 hari. Pakan sebagai perlakuan yaitu cacing sutera yang dibeli dari pengumpul dan bersumber dari hasil penangkapan alam. Pakan buatan yang digunakan berupa tepung. Pakan buatan yang digunakan memilki kandungan nutrisi yaitu kadar air 7,21%, kadar abu 9.89%, protein 32,26%, lemak 6.30%, dan kabohidrat ( serat kasar 5.96% dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 38.38%).
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan pemberian kombinasi pakan buatan dan cacing sutra terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele yaitu 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Rancangan percobaan sebagai berikut
PA = Pakan cacing sutera 100%
PB = Pakan buatan 100%
PB75+PA25 = Pakan buatan 75% dan cacing sutera 25% PB50+PA50 = Pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% PB25+PA75 = Pakan buatan 25% dan cacing sutera 75% Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Lele
Wadah pemeliharaan benih ikan lele merupakan akuarium berukuran 20x20x20 cm sebanyak 15 buah. Wadah pemeliharaan sebelumnya dibersihkan dengan sabun dan direndam kalium permanganat (PK) dengan dosis 15 ppm selama satu hari. Setelah bersih, wadah pemeliharaan diisi air dengan volume 6 liter. Wadah pemeliharaan disusun secara berjajar dengan dilengkapi intalasi aerasi berupa selang dan batu aerasi yang dihubungkan dengan pipa 1 inchi pada blower utama di laboratorium. Benih ikan lele sebelum ditebar pada wadah pemeliharaan terlebih dahulu diaklimitisasi selama 15 menit.
Pemberian Pakan Ikan Lele
3 Prosedur Analisis Data
Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele
Bobot rata-rata benih ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan digital secara akumulasi. Rumus yang digunakan sebagai berikut
̅ Keterangan
̅ = Bobot rata-rata ikan (g) b = Biomasa ikan (g)
j = Jumlah ikan yang ditimbang (ekor) Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan bobot harian menggunakkan rumus menurut Huisman (1987) :
√
Keterangan :
α = Laju pertumbuhan bobot harian %
wt = Bobot rata-rata individu pada hari ke-t (cm) Lo = Bobot rata-rata individu pada hari ke-0 (cm) t = Lama waktu pemeliharaan (hari)
Panjang Rata-rata Benih Ikan Lele
Panjang rata-rata merupakan panjang total benih ikan lele (pengukuran dari ujung kepala sampai dengan ujung ekor) (Wahyuningsih dan Ing. T.A.B. 2006). Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keter
Pr = Panjang rata-rata (cm) Pa = Jumlah panjang total (ekor) J = Jumlah ikan yang diuku (ekor) Panjang Mutlak Benih Ikan Lele
Panjang mutlak benih ikan lele diukur dengan menggunakan rumus menurut Effendie (1997) sebagai berikut :
Keterangan :
Pt = Pertambahan panjang mutlak
4
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele
Tingkat kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah larva yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Rumus yang digunakan menurut Effendi (1997) adalah:
SR = No Nt
× 100% Keterangan :
SR = Tingkat kelangsunagn hidup 100%
Nt = Jumlah ikan yang dihasilkan pada waktu t (ekor) No = Jumlah ikan awal tebar (ekor)
Koefisien Keragaman Panjang Rata-rata
Koefisien keragaman (KK) digunakan untuk melihat perbandingan keragaman dua populasi atau lebih. Koefisien keragaman panjang rata-rata diperoleh dengan cara membagi nilai simpangan baku dengan rataan panjang rata-rata pada populasi. Rumus digunakan menurut Steel dan Torrie (1980) sebagai berikut :
Keterangan :
KK = Koefisien keragaman (%) SD = Standar deviasi
X = Rerata Populasi Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, DO, dan suhu. Parameter DO dan pH diukur menggunakan DO meter dan pH meter, dan parameter suhu diukur menggunakan thermometer.
Analisis Data
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Benih ikan lele yang diberi kombinasi pakan buatan dan cacing sutera yang dipelihara selama 20 hari memilki pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang disajikan pada tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1 Hasil pengukuran Pertumbuhan dan Kelangsungan hidup benih ikan lele 20 hari pemeliharaan
PA = Pakan cacing sutera 100% PB = Pakan buatan 100%
PB75+PA25 = Pakan buatan 75% dan cacing sutera 25% PB50+PA50 = Pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% PB25+PA75 = Pakan buatan 25% dan cacing sutera 75%
Nilai persentase laju pertumbuhan bobot harian benih ikan lele perlakuan pakan buatan 50% dan pakan cacing sutera 50% (PB50+PA50) yaitu sebesar 16,82+0,11% lebih tinggi daripada laju pertumbuhan bobot harian pada perlakuan pakan buatan 100% (PB) yaitu 10,24+0,68% dan paka alami 100% (PA) yaitu 14,41+2,20%. Nilai bobot rata-rata akhir pada perlakuan pakan buatan 50% dan pakan cacing sutera 50% (PB50+PA50) yaitu sebesar 0,25+0,01g lebih besar daripada bobot rata-rata akhir pada perlakuan pakan buatan 100% (PB) yaitu 0,16+0,01g dan pakan alami 100% (PA) yaitu (Tabel 1 dan Lampiran 2).
Nilai panjang rata-rata akhir benih ikan lele pada perlakuan pakan buatan 50% dan pakan cacing sutera 50% (PB50+PA50), dan pakan buatan 25% dan pakan cacing 75% (PB25+PA75) memiliki nilai yang sama yaitu 2,79+0,04cm, sedangkan nilai rendah pada perlakuan pakan buatan 100% (PB) yaitu 1,85+0,13cm. Nilai panjang mutlak pada perlakuan pakan buatan 50% dan pakan cacing sutera 50% (PB50+PA50), dan pakan buatan 25% dan pakan cacing 75% (PB25+PA75) memiliki nilai yang sama yaitu 2,04+0,04cm, sedangkan nilai rendah pada perlakuan pakan buatan 100% (PB) yaitu 1,10+0,13cm (Tabel 1 dan Lampiran 2).
6
tinggi daripada pada perlakuan pakan buatan 100% (PB) yaitu 61,11% (Tabel 1 dan Lampiran 2).
Kualitas Air Wadah Pemeliharaan Ikan Lele
Kualitas air pada wadah pemeliharaan ikan lele selama 20 hari yang diberi pakan kombinasi pakan buatan dan cacing sutera pada Tabel 2 dibawah ini adalah :
Tabel 2 Kualitas air wadah pemeliharaan ikan lele
Perlakuan
PA = Pakan cacing sutera 100% PB = Pakan buatan 100%
PB75+PA25 = Pakan buatan 75% dan cacing sutera 25% PB50+PA50 = Pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% PB25+PA75 = Pakan buatan 25% dan cacing sutera 75%
Pada Tabel 5 kualitas air pada pemeliharaan benih ikan lele selama 20 hari memilki nilai suhu yang stabil berkisar 27-28oC, nilai pH pada berbagai perlakuan tidak berbeda jauh berkisar 7-8,11, dan nilai DO pada berbagai perlakuan memperlihatkan nilai yang berbeda jauh yaitu berkisar 2,5-5,7 mg/l.
Pembahasan
Laju pertumbuhan bobot harian benih ikan lele yang dipelihara 20 hari pada perlakuan pemberian pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% (PB50+PA50) memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pakan alami 100% (PA) dan pakan buatan 100% (PB) yaitu 14,33% dan 39,12%. Bobot rata-rata akhir benih ikan lele pada perlakuan PB50+PA50 memilki nilai yang lebih berat dibandingkan dengan perlakuan PA dan PB yaitu 44% dan 72% (Tabel 1 dan Lampiran 2). Nilai Laju pertumbuhan bobot harian dan bobor akhir benih ikan lele diduga dipengaruhi oleh jumlah pemberian kombinsai pakan buatan dan cacing sutra yang berbeda. Jumlah pemberian pakan pakan buatan dan cacing sutra pada perlakuan PB50+PA50 masing-masing yaitu 12,3g, pada perlakuan PA jumlah pemberian pakan cacing sutera yaitu 19,2g, sedangakan pada perlakuan PB jumlah pemberian pakan buatan yaitu 7,5g (Lampiran 1).
7 pemiliharaan dan berdasarkan penelitian Styantini et al (2009) larva ikan lele yang diberi pakan dapnia yang diberi pengkayaan dengam viterna selama 40 hari pemeliharaan dengan kadar protein 73,5647%. mempertlihatkan pertumbuhan yang baik dengan nilai laju pertumbuhan harian ikan 7,45%, sedangkan pada penelitian ini laju pertumbuhan benih ikan lele lebih baik dengan nilai laju pertumbuhan 16,82% pada perlakuan PB50+PA50 (Tabel 1 dan Lampiran 2). Menurut Kuncoro (2006) melaporkan bahwa bobot larva yang dipelihara pada kondisi indoor dengan pemberian pakan cacing sutera meningkat seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan, begitu pun penelitian Lokapinarsari et al (2009) bahwa bobot rata-rata benih ikan betutu dengan berat awal 0.1 gram yang diberi pakan buatan 50% dan pakan cacing sutera 50% memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu 0,58+0,01 gram dibandingkan dengan perlakuan yang diberi pakan cacing sutera 100% dan pakan pelet 100% masing-masing yaitu 0,56+0,01g dan Suryanti (2002) bahwa benih ikan baung yang berumur 6 hari setelah pemberian pakan artemia kemudian diberi pakan buatan memiliki bobot yang rendah akibat dari belum sempurna alat pencernaan yang belum sempurna sehingga memperhambat daya cerna pakan.
Nilai panjang rata-rata benih ikan lele pada perlakuan PB50+PA50 dan PB25+PA75 memiliki nilai yang lebih panjang dibandingkan perlakuan PA dan PB yaitu 1,79% dan 33,69%, begitupun nilai panjang mutlak benih ikan lele pada perlakuan PB50+PA50 dan PB25+PA75 memiliki nilai yang lebih panjang dibandingkan dengan perlakuan PA dan PB yaitu 2,45% dan 46,11% (Tabel 1 dan Lampiran 2). Pemberian pakan kombinasi cacing sutera dan pakan buatan diduga memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan panjang rata-rata dan panjang mutlak benih ikan lele. Hal ini pun sesuai dengan penelitian Lokapinarsari et al (2009) panjang rata-rata dan panjang mutlak benih ikan betutu yang diberi kombinasi pakan buatan dan cacing sutera memperlihatkan nilai yang lebih baik daripada ikan betutu yang diberi pakan alami dan buatan saja.
Cacing sutera memilki kandungan protein 47 % (Alamsjah et al. 2012) dan pakan buatan yang memilki protein 32.26% memberikan peranan yang baik terhadap pertumbuhan bobot harian, panjang mutlak dan panjang rata-rata benih ikan lele. Cacing sutera relatif lebih dapat dicerna dalam usus ikan yaitu sekitar 2 jam, sedangkan Daphnia dicerna dalam 24 jam (Hadiroseyani, dan Dana Y. 1994). Menurut penelitian Sudrajat dan Effendi (2002) benih ikan betutu yang diberi pakan buatan dengan kadar protein yang berbeda memberikan pengaruh terhadap petumbuhan. Benih ikan lele yang diberi kombinasi pakan buatan dan cacing sutera dapat memanfaatkan protein yang terdapat dalam pakan tersebut. Kebutuhan protein ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran ikan, suhu air, tingkat pemberian pakan (feeding rate), ketersediaan dan kualitas pakan, serta energi yang akan dicerna dalam pakan (Watanabe, 1988).
8
penelitian Kuncoro (2006) enzim yang membantu dalam proses pencernaan adalah enzim protease, amilase, dan lipase. Aktivitas enzim protease baru terdeteksi sejak umur larva ikan lele 2 hari dan semakin meningkat seiring dengan lama pemeliharaan larva, enzim lipase dan amylase terdeteksi pada umur 1 hari dan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan, beigitupun dalam penelitian Augustine et al (2003) Pada larva ikan patin enzim protease, amilase, dan lipase meningkat seiring dengan lamanya pemeliharaan. Enzim protease yang berperan dalam hidrolisa protein menjadi lebih sederhana. Aktivitas protease pada larva catfish Africa meningkat sejalan dengan perkembangan saluran pencernaan (Verreth et al, 1992). Pada ikan enzim amilase ditemukan hampir diseluruh saluran pencernaan. Pada umumnya, aktivitas amilase pada ikan lele afrika (C.garipienus) yang diberi pakan artemia, pakan buatan dan campuran antara keduanya semakin meningkat (Kamarudin et al, 1996). Lipase merupakan enzim pengurai lemak dan minyak. Secara fisiologis, enzim tersebut menghidrolisis lemak sehingga dihasilkan asam lemak dan gliserol yang sangat penting peranannya dalam metabolisme (Suryanti et al. 2002).
Nilai koefisien keragaman panjang rata-rata (KK) benih ikan lele yang baik didapat oleh perlakuan PB25+PA75 yaitu sebesar 12,80% lebih rendah dibandingkan dengan nilai koefisien keseragaman pada perlakuan PB50+PA50 yaitu 19,95 % (Tabel 1 dan Lampiran 2). Nilai koefisien keragaman panjang rata-rata semua perlakuan untuk nilai masih dalam batas kewajaran, sebagaimana dalam penelitian Irliyandi (2008) bahwa ikan patin yang berumur 14 hari yang dipelihara dengan sistem resirkulasi memberikan nilai koefisien keragaman panjang rata-rata 16 sampai 22% dan penelitian Hadi et al (2010) pada benih ikan lele yang direndam mengkudu dengan dosis yang berbeda yang dipelihara selama 15 hari dari penetasan memperlihatkan nilai koefisien keragaman panjang rata-rata 19,44 sampai 23,27%. Sedangkan benih ikan lele yang diberikan kombinasi pakan buatan dan cacing sutra memperlihat nilai koefsien keragaman panjang rata-rata yang lebih rendah.
Kelangsungan hidup benih ikan lele yang dipelihara selama 20 hari pada perlakuan PB50+PA50 memilki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan PB dan PA yaitu 28,57% dan 13,64% (Tabel 1 dan Lampiran 2). Nilai sintasan benih ikan lele yang rendah diduga karena adanya korelasi jumlah pemberian pakan buatan yang diberikan (Lampiran 1). Pemberian pakan buatan yang lebih banyak memberikan pengaruh terhadap kualitas air pada wadah pemeliharaan ikan lele, diduga akibat dari sisa pakan buatan yang tidak termakan dan sisa metabolisme ikan, hal ini dapat dilihat pada perlakuan PB dan PB75+PA25 yang diberikan pakan buatan dengan jumlah persentase yang besar menghasilkan SR dibawah 70%, dimana nilai DO dibawah 3 ppm (Tabel 2). Menurut Standar Nasional Indonesia (2000) untuk nilai DO untuk pemeliharaan benih ikan lele berkisar 3-4 ppm.
9 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemberian kombinasi pakan buatan 50% dan cacing sutera 50% terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada benih ikan lele Clarias sp. umur 4 hari selama 20 hari pemeliharaan memberikan hasil yang baik dengan nilai yaitu laju pertumbuhan harian 16,82+0,11% bobot akhir ikan 0,25+0,01g, panjang mutlak 2,04+0,04cm, panjang rata-rata 2,279+0.04cm, koefisien keragaman 19,95+1,05% dan kelangsungan hidup 85,55+0,96%.
.
Saran
Pemberian kombinasi pakan cacing sutera dan pakan buatan disarankan dengan metode pemberian pakan secara at satiation atau sekenyangnya dimulai pemberian cacing dengan 4-3 hari setelah penetasan sampai cadangan kuning telur habis.
DAFTAR PUSTAKA
Augustine D, Widanarni, dan Effendi. 2003. Perkembangan Enzim Pencernaan Larva Ikan Patin, Pangasius hypophthalmus sp. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,
Jurnal Akuakultur Indonesia 2(1) :13–20
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2010. Budidaya Cacing sutera Tubifex sp.dikolam limbah Budidaya Ikan Lele. Lampung (ID) : Departemen Perikanan dan Kelautan. Direrkorar Perbenihan
Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2013. Jumlah Benih yang Ditebar di Kolam, 2007-2013.[Internet]. [diacu 2013 Februari 3]. Tersedia dari :http:// statistik.kkp.go.id/index.php/statistik/c/12/0/0/0/0/Statistik-Perikanan-Budidaya-Kolam/?subentitas_id= 59&view_data=1 &tahun_s tart= 2007&tahun_to=2013&tahun=2013&filter=Lihat+Data+»
Effendi MI. 1997. Metode Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
Hadi, Ikbal et al. 2010. Efektivitas Pemberian Ekstrak Buah Mengkudu Morinda cirtifolia l. Melalui Pakan Alami Terhadap Sifat Kanibalisme Benih Ikan Lele Clarias sp. Pada Sistem Budidaya Intensif (Laporan Penelitian). Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
Hadiroseyani Y, Dana D. 1994. Penyediaan Cacing Sutera Bebas Penyakit sebagai Makanan Ikan yang Sehat melalui Sistem Budidaya yang Diperbaiki. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
Huisman EA. 1987. The Principles of fish culture production. Departemen of Aquaculture. Netherland (ID) : Wageningen University
10
Perikananan Budidaya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor
Kamarudin MS, Abubakar H, Saad CR. 1996. The effect of live food, artificial and mixed diet on the survival, growth and digestive enzyme activities of Clarias garipeinus (Burchell) larvae. Hal: 19 - 24 Dalam Mackinlay D, dan Shearer K (Editor). Gutshop'96. Feeding Ecology and Nutrition in Fish. American Fisheries Association
Kuncoro M D. 2006. Perkembangan Enzim Pencernaan dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo, Clarias sp. yang Dipelihara dalam Sistem pembenihan Indoor dan ) Outdoor. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Lokapinarsari W P, Irmaya T, Muhammad A. 2009. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Bleeker). Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1 Mahyudin K. 2007. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta (ID) : Penebar
Swadaya
Muchlisin. Z.A et al. 2003. Pengaruh Beberapa Jenis Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Dan Kelulus Hidupan Larva Ikan Lele Dumbo ( Clarias gariepinus). Jurusan Biologi. Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Aceh (ID) : Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
SNI. 2000. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar. Diterbitkan : Badan Standardisasi Nasional
Sudrajat A O, Irzal Effendi. 2002. Pemberian Pakan Buatan Bagi Benih Ikan Betutu, Oxyeleotris marmorata (BLKR.). Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,Jurnal Akuakultur Indonesia 1(3) :109–118
Suryanti Y. 2002. Perkembangan Aktivitas Enzim Pencernaan Dan Hubungan Dengan Kemampuan Pemanfaatan Pakan Buatan Pada Larva atau Benih Ikan Baung (Mystus nemurus C.V) [Tesis]. Program Studi IImu Perairan. Program Pascasarjana. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Steel, GD, Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. McGraw-Hill Inc. Styantini WH, Naila B, dan Boedi S. 2009. Pengkayaan Daphnia spp. Dengan
Viterna terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Universitas Airlangga Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1 Verreth J, J.A.J., E. Torreele,. Spazier E, van der Sluiszen A, Booms, Rombout
JHWM, Segner H. 1992. The development of a functional digestive system in the African catfish, C/arias garipienus (Burchell). Journal of the World Aquaculture Society. 23 (4) : 286 - 298.
Wahyuningsih H, Ing. Ternala A.B. 2006. Buku Ajar Iktiologi. Departemen Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sumatra (ID) : Universitas Sumatra Utara
11
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jumlah pemberian pakan Ikan Lele
Perlakuan cacing sutera gram Buatan gram
12
SGR PA100 3 14.4100 2.20170 1.27115 8.9407 19.8793 12.76 16.91
PB100 3 10.2400 .67772 .39128 8.5565 11.9235 9.60 10.95
PB75+PA25 3 14.8633 1.28001 .73902 11.6836 18.0431 13.44 15.92
PB50+PA50 3 16.8167 .11015 .06360 16.5430 17.0903 16.69 16.89
PB25+PA75 3 15.6467 .20108 .11609 15.1472 16.1462 15.48 15.87
Total 15 14.3953 2.51765 .65005 13.0011 15.7896 9.60 16.91
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
B 7.009 4 10 .006
SR 3.199 4 10 .062
PM 3.659 4 10 .044
PR 3.659 4 10 .044
KK 3.611 4 10 .045
SGR 5.875 4 10 .011
Keterangan :
B = Bobot akhir rata-rata benih ikan lele SR = Kelangsungan benih ikan lele PM = Panjang mutlak benih ikan lele
13
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 1 September 1990 sebagai anak ke tiga dari lima bersaudara dari Bapak Drs. Jajat Sudrajat dan Ibu Mutmainnah. Penulis lulus dari Madrasyah Aliyah Negri Bahrul Ulum Awipari Tasikmalaya pada tahun 2009 dan masuk IPB dengan jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB).
Selama mengikuti pendidikan di IPB penulis melaksanakan Praktek Lapang Akuakultur di Balai Pengembangan Benih Ikan Air Tawar Purwakarta pada tahun 2012, dengan komoditas Ikan Nila Nirwana, Magang Koperasi Mahasiswa tahun 2011, Asisten Fisiologi Reproduksi tahun 2012, anggota Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tahun 2010-2011, anggota Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) tahun 2011-2012, Anggota Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA) tahun 2009-2013 peserta IPB Goes to Field di Brebes pada tahun 2011, anggota Forum Komunitas Muslim Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB tahun 2011-2012, lolos Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKMGT) tahun 2013 dan Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) tahun 2011, Kordiantor asisten Industri Perbenihan Organisme Akuatik tahun 2013, dan Asisten Fisiologi Reproduksi tahun 2013.