Oleh
NURMAULIDA SIFA
H24104114
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Oleh
NURMAULIDA SIFA
H24104114
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Mimin Aminah, MM NIP 19660907 199103 2 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP 19760623 200604 1 001
NURMAULIDA SIFA. H24104114. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Rumah Makan Sagita. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.
Sektor UKM salah satunya rumah makan dan restoran saat ini semakin berkembang dan semakin banyak. Usaha restoran merupakan usaha yang menjanjikan dari waktu ke waktu. Prospek yang cukup baik ini mendorong pelaku usaha di bidang ini untuk mengembangkan usahanya dalam skala yang lebih besar. Salah satunya rumah makan Sagita, pemilik rumah makan Sagita memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya dengan membuka cabang di tempat lain. Pemilik perusahaan berencana membuka cabang di daerah Sentul, Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi tetap berada di Kota Bogor, hal ini dikarenakan untuk memudahkan pemilik dalam melakukan pemantauan kantor cabang. Selain itu, menurut pengamatan daerah sentul memiliki potensi yang bagus bagi pemilik rumah makan Sagita untuk mengembangkan usahanya. sentul merupakan lokasi yang strategis dan di daerah sentul kini semakin ramai tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi, seperti Jungleland, Alam Fantasia, Taman Budaya, Sentul Paradise Park, dan beberapa fasilitas lain yang sedang dalam proses pembangunan seperti Rumah Sakit, Apartement, Universitas dan Gedung Perniagaan.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengkaji kelayakan pengembangan usaha rumah makan Sagita dilihat dari aspek finansial dan non finansial. (2) Menganalisis sensitivitas kelayakan rumah makan Sagita terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.
Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 14 Oktober 1989. Penulis
yang bernama lengkap Nurmaulida Sifa merupakan anak ketiga dari lima
bersaudara pasangan Endang Kosasih dan Yani Iriani.
Pendidikan pertama penulis di mulai pada tahun 1994 di TK Al-Falah
Bogor, kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Pabrik Gas III Bogor dan lulus
pada tahun 2001. Pada Tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Lanjut Tingkat Pertama Bina Insani Bogor, kemudian tahun 2004 melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Umum Plus YPHB (Yayasan Persaudaraan Haji
Bogor). Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan
tinggi pada Program Diploma III Administrasi Perkantoran dan Sekretari,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Kemudian penulis
melanjutkan kembali pendidikannya pada Program Alih Jenis Manajemen,
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN
SAGITA”, sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Alih
Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan dari pengembangan
usaha Rumah Makan Sagita di Kota Bogor.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan akibat
keterbatasan dan kendala yang dihadapi, maka penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat memberikan kontribusi pemikiran dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Bogor, Maret 2014
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak
yang mendukung, baik secara moril maupun materil. Sebagai suatu bentuk rasa
syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan dengan penuh kesabaran
hingga skripsi ini selesai.
2. Bapak/Ibu Dosen pengajar Departemen Manajemen yang telah memberikan
ilmunya selama penulis melaksanakan perkuliahan.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,
semangat, dan doa restu kepada penulis. Terima kasih atas dukungannya selalu “I love you”.
4. Ibu Ida Rianti selaku pemilik Rumah Makan Sagita yang telah mengijinkan
penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
5. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendukung, memberikan perhatian
dan semangat untuk penulis baik di dalam maupun di luar perkuliahan, Abok
Awiw, Tikul, Bu RT, Wawaw, Kemas, Yanda, Mbah, Angger, Ikhsan, Eja,
Nijam, Jai, Gin dan teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
6. The Bloons Familyku sayang yang selalu memberikan kasih sayang, semangat,
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... ivv UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Usaha Kecil dan Menengah ... 8
2.2. Pengembangan Usaha ... 9
2.3. Bisnis ... 10
2.4. Studi Kelayakan Bisnis ... 11
2.4.1 Tahap – tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis ... 12
2.4.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis ... 12
2.4.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ... 13
2.4.4 Aspek – aspek Studi Kelayakan Bisnis ... 15
2.5. Penelitian Terdahulu ... 23
III. METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Kerangka Pemikiran ... 25
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 27
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 27
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 28
3.5.1 Aspek Non Finansial ... 29
3.5.2 Aspek Finansial... 32
4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Sagita ... 36
4.2. Analisis Kelayakan Bisnis ... 37
4.3. Aspek Pasar dan Pemasaran ... 37
4.3.1 Peluang dan Pangsa Pasar ... 38
4.3.2 Kebijakan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 40
4.3.3 Analisis Pesaing ... 42
4.4. Aspek Teknis dan Teknologi ... 44
4.4.1 Bahan Baku ... 44
4.4.2 Proses Produksi ... 45
4.4.3 Fasilitas, Peralatan, dan Perlengkapan ... 47
4.4.4 Tata Letak dan Pemilihan Lokasi ... 48
4.4.5 Tata Kelola (SOP) ... 50
4.5. Aspek Manajemen dan Hukum ... 51
4.5.1 Kebutuhan Tenaga Ahli ... 51
4.5.2 Kebutuhan Pelatihan ... 53
4.5.3 Struktur Organisasi ... 53
4.5.4 Perizinan dan Legalitas Badan Hukum Usaha ... 55
4.6. Aspek Sosial Ekonomi ... 56
4.7. Aspek Lingkungan ... 56
4.8. Aspek Keuangan ... 56
4.8.1 Biaya Investasi ... 57
4.8.2 Biaya Operasional... 57
4.8.3 Proyeksi Penjualan ... 60
4.8.4 Proyeksi Arus Kas ... 63
4.8.5 Kriteria Evaluasi Finansial ... 64
4.8.6 Analisis Sensitivitas ... 65
KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
1. Kesimpulan ... 68
2. Saran ... 689
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ... 71
No. Halaman
1. Data kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2009-2012 ... 1
2. Perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor tahun 2007 - 2010 . 2 3. Data penjualan rumah makan Sagita 2009-2013 ... 2
4. Daftar restoran yang terdapat di Sentul City ... 3
5. Daftar restoran khas Sunda di Sentul City ... 5
6. Peralatan rumah makan Sagita ... 47
7. Perlengkapan rumah makan Sagita ... 48
8. Divisi dan jumlah karyawan rumah makan Sagita ... 53
9. Komponen biaya investasi yang dibutuhkan... 57
10.Biaya tetap ... 58
11.Biaya variabel rumah makan Sagita ... 58
12.Model analisis trend dan nilai parameter kesalahan ... 61
13.Proyeksi penjualan dengan model quadratic (dalam porsi) ... 62
14.Kriteria evaluasi finansial ... 64
15.Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga ... 66
No. Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ... 26
2. Proses produksi rumah makan Sagita ... 46
3. Tata letak ... 49
4. Tata kelola SOP... 51
5. Penjualan rumah makan Sagita ... 60
6. Quadratic trend model untuk produk nasi timbel komplit ayam ... 61
No. Halaman
1. Pertanyaan wawancara kepada pemilik perusahaan ... 72
2. Rencana kebutuhan fisik pengembangan usaha rumah makan Sagita ... 74
3. Rencana anggaran biaya pengembangan usaha rumah makan Sagita ... 77
4. Perhitungan biaya penyusutan aset rumah makan Sagita ... 82
5. Rencana cash flow rumah makan Sagita ... 83
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu unsur penting
yang menopang perekonomian nasional di Indonesia secara menyeluruh. Hal
ini dibuktikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2012
terdapat 55,2jutausaha kecil menengah. Seluruh usaha tersebut memberikan
kontribusi dalam PDB sebesar 57,9% dan kontribusi penyerapan tenaga kerja
97,2%. UKM mampu bertahan dan cenderung bertambah dibandingkan
dengan usaha besar yg cenderung mengalami keterpurukan atau bahkan
tumbang oleh krisis. Dengan UKM pengangguran akibat tenaga kerja yang
tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang dan UKM mampu
menopang peningkatan taraf hidup masyarakat. Mengetahui pentingnya UKM
dalam perekonomian Indonesia, pengembangan UKM harus diperhatikan
agar dapat bertahan, bersaing, dan dapat memunculkan banyaknya UKM
baru.
Tabel 1. Data kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tahun 2010 – 2013
No. Jenis
Wisatawan
Jumlah per Tahun
2010 2011 2012 2013
1. Domestik 2.821.508 3.112.414 3.452.211 3.769.787
2. Mancanegara 145.918 151.755 167.006 183.807
Jumlah 2.967.426 3.264.169 3.619.217 3.953.594
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2014)
Kedudukan geografis yang berdekatan dengan Ibu kota Negara, kota
Bogor merupakan salah satu kota yang sangat strategis untuk
mengembangkan UKM. Terlihat dari perkembangan kota Bogor yang
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam negeri maupun
mancanegara, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Termasuk perkembangan dari sektor UKM salah satunya rumah makan
dan restoran. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir
mengindikasikan bahwa usaha kuliner di Kota Bogor masih memiliki prospek
Tabel 2. Perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor tahun 2010 - 2013
Tahun Jumlah (Unit) Perkembangan Restoran (%)
2010 137 0
2011 200 31,5
2012 219 8,67
2013 225 2,66
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2014)
Salah satu UKM di Kota Bogor yang bergerak di bidang kuliner adalah
rumah makan Sagita. Rumah makan Sagita yang berlokasi di Bogor Rest
Area KM 38 adalah rumah makan yang menyajikan makanan tradisional khas
Sunda dan sudah berjalan selama 6 tahun. Hal yang melatar belakangi
pemilihan rumah makan Sagita adalah karena terus berkembangnya sektor
UKM dan usaha restoran merupakan usaha yang memiliki prospek yang
menjanjikan dari waktu ke waktu, hal ini dikarenakan makanan merupakan
kebutuhan dasar yang bersifat kontinu bagi manusia dan sudah merupakan
gaya hidup. Pemilik usaha rumah makan Sagita juga memiliki rencana untuk
mengembangkan usahanya, alasan yang melatar belakangi pelaku usaha ini
mengembangkan usahanya adalah karena terus meningkatnya permintaan di
rumah makan Sagita seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data penjualan rumah makan Sagita 2009-2013
Tahun Permintaan Rumah Makan Sagita (porsi/tahun)
Peningkatan
(%)
2009 1720 21%
2010 2886 40%
2011 3806 24%
2012 4930 22%
2013 5922 16%
Sumber : Data penjualan rumah makan Sagita (2014)
Pemilik rumah makan Sagita berencana membuka cabang di daerah
Sentul, Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi di tempat berbeda dikarenakan
Bogor Rest Area KM 38 untuk dilakukan pengembangan (sumber daya dan
fasilitas terbatas). Pemilihan lokasi di kota yang sama dilakukan untuk
memudahkan pemilik untuk melakukan pemantauan, selain itu menurut
pengamatan daerah sentul memiliki potensi yang bagus bagi pemilik rumah
makan Sagita untuk mengembangkan usahanya karena Sentul merupakan
salah satu alternatif daerah tujuan wisata Jabodetabek dimana terdapat banyak
wahana rekreasi liburan, seperti Jungleland, Taman Budaya, Alam Fantasia,
dan Sentul Paradise Park. Kemudian juga terdapat banyak fasilitas yang
tersedia, seperti gedung serbaguna SICC (Sentul International Convention
Center) yang biasa digunakan untuk pertunjukkan musik dan
pameran-pameran, kemudian Sentul City Offroad Park, Sentul Highlands Golf Course,
hotel berbintang, dan beberapa tempat yang masih dalam proses
pembangunan.
Namun, setiap usaha atau bisnis pasti memiliki resiko dan tantangan
termasuk jenis usaha ini. Dilihat dari lokasi pengembangan usahanya, di
daerah Sentul sendiri banyak terdapat tempat yang menawarkan produk
makanan, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daftar restoran yang terdapat di Sentul City
No. Restoran/Rumah Makan/ Cafe Lokasi
1. Restoran Karimata The Grand Sentul City
2. Virgine Cafe Bellanova Country Mall
3. Digital Lifestle Cafe & Resto Bellanova Country Mall
4. Baliniz Cafe Bellanova Country Mall
5. Kedai Kita Bellanova Country Mall
6. D’Hotplate Bellanova Country Mall
7. Kabita Resto Bellanova Country Mall
8. Eco Raos Bellanova Country Mall
9. Obonk Bellanova Country Mall
10. Jin Xiang Oriental Resto Bellanova Country Mall
11. Pecel Solo Ah Poong
12. Kupat Tahu Bandung Ah Poong
13. Gerai Sate Padang Ah Poong
14. Gerai Sate Ayam Madura Ah Poong
15. Gerai Toge goreng Ah Poong
16. Gerai Nasi Bakar Ah Poong
Lanjutan Tabel 4.
No. Restoran/Rumah Makan/ Cafe Lokasi
18. Bebek Kahlua Ah Poong
19. Gerai Nasi Timbel Ah Poong
20. Singapore Chicken Rice Ah Poong
21. Gerai Gado-gado Ah Poong
22. Bongkot Nasi Campur Bali Ah Poong
23. Gudeg Dewa Ah Poong
24. Gerai Pempek Ah Poong
25. Soto Lamongan H. Said Ah Poong
26. Rumah Sumsum Ah Poong
27. Gerai Lontong Sayur Medan Ah Poong
28. Soto Tangkar Galaxy Ah Poong
29. Gerai Mie Aceh Ah Poong
30. Gerai Soto Kuning Bogor Ah Poong
31. Gerai Bakso Campur Ah Poong
31. Kwetiaw Akang Ah Poong
32. Mie Jowo Ah Poong
33. Gerai Mie Kocok Ah Poong
34. Gerai Bakmie Kepiting Ah Poong
35. Bakmie Grand Kelinci Giant Extra Sentul City
36. Sushi Kiosk Giant Extra Sentul City
37. Lotteria Giant Extra Sentul City
38. Yong Tau fu Giant Extra Sentul City
39. Daiji Ramen Giant Extra Sentul City
40. California Fried Chicken Giant Extra Sentul City
41. Bakmie Golek Plaza Niaga 1
42. Warung Ijo Plaza Niaga 1
43. Gunung Mas Seafood Plaza Niaga 1
44. Mamih Masakan Khas Sunda Plaza Niaga 1
45. Pondok Sate Klaten Plaza Niaga 1
46. Batu Cafe & Resto Plaza Niaga 1
47. Andatu Resto Plaza Niaga 1
Sumber: Data diolah (2014)
Berdasarkan pemaparan diatas untuk restoran atau gerai rumah makan
yang khusus menyajikan menu tradisional khas Sunda sendiri tidak terlalu
Tabel 5. Daftar restoran khas Sunda di Sentul City
No. Nama Restoran Lokasi
1. Kabita Resto Bellanoca Country Mall
2. Eco Raos Bellanoca Country Mall
3. Gerai Nasi Timbel Ah Poong
4. Mamih Masakan Khas Sunda Plaza Niaga 1 Sumber: Data diolah (2014)
Meski demikian, melihat banyaknya usaha serupa yang tersedia
disekitar lokasi perlu dilakukan suatu analisis awal mengenai kelayakan
pengembangan usaha tersebut dilihat dari berbagai macam aspek non
finansial dan aspek finansial. Dari studi kelayakan tersebut dapat dilihat dari
awal bagaimana prospek pemasarannya hingga perhitungan matematis
mengenai modal awal dan proyeksi penerimaan, sehingga pemilik dapat
mengetahui bagaimana prospek pengembangan usaha kedepannya apakah
pengembangan dengan membuka cabang baru dapat mendatangkan income
atau profit bagi pemilik usaha dan perluasan pasar dapat membuat rumah
makan Sagita banyak dikenal sehingga pengembangan usaha tersebut dapat
dijalankan serta mampu bersaing dan bertahan menghadapi para
kompetitornya.
1.2. Perumusan Masalah
Prospek yang besar di bisnis makanan, dan keberhasilan yang dicapai
pada usaha ditempat awal dilihat dari adanya peningkatan penjualan
membuat pemilik rumah makan Sagita ingin mengembangkan usahanya
dengan membuka gerai baru. Tetapi, terlalu banyaknya persaingan dengan
terdapatnya lebih dari 30 gerai usaha yang sama membuat diperlukannya
kajian analisis kelayakan pengembangan bisnis dilihat dari berbagai
aspek/sudut pandang untuk mengetahui apakah pengembangan usaha rumah
makan Sagita layak untuk dijalankan, maka rumusan masalah yang dapat
diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran usaha rumah makan Sagita selama ini serta
kemungkinan pengembangan usaha rumah makan Sagita dilihat dari
2. Bagaimana kelayakan rencana pengembangan usaha rumah makan Sagita
apabila terjadi perubahan pada beberapa variabel yang dianggap paling
berpengaruh, seperti kenaikan harga bahan baku dan penurunan
permintaan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji kelayakan pengembangan usaha rumah makan Sagita dilihat
dari aspek finansial dan non finansial.
2. Menganalisis sensitivitas kelayakan rumah makan Sagita terhadap
perubahan - perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penilitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi keberlangsungan usaha
Rumah Makan Sagita sebagai bahan pertimbangan terutama dalam
pengembangan usaha rumah makan Sagita.
2. Bagi Investor
Dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha kecil atau investor yang baru
akan memulai usaha.
3. Bagi Akademis
Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, diharapkan hasil dari penelitian
ini dapat menjadi referensi atau bahan masukan dan informasi.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah makan Sagita yang berlokasi di Bogor
Rest Area KM 38. Pemilihan rumah makan Sagita ini dikarenakan rumah
makan Sagita merupakan salah satu rumah makan yang ada di Kota Bogor
yang ingin dan memiliki peluang untuk mengembangkan usahanya. Penelitian
ini berfokus pada aspek non finansial (aspek pasar dan pemasaran, aspek
manajemen dan hukum, aspek teknis dan teknologi, aspek sosial ekonomi,
dan aspek lingkungan) dan aspek finansial. Kriteria kelayakan yang
Ratio), IRR (Internal Rate Return), PP (Payback Period ), dan Analisis
Sensitivitas (Switching Value). Produk yang dijadikan sample dalam
penelitian ini adalah produk andalan rumah makan Sagita, yakni nasi timbel
komplit ayam goreng dan nasi timbel komplit empal goreng. Studi kelayakan
ini akan mencoba untuk memproyeksikan pengembangannya di masa yang
akan datang dengan menggunakan asumsi-asumsi penelitian yang telah
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Kecil dan Menengah
Menurut UU No 20 Tahun 2008, yang disebut dengan Usaha Kecil
adalah entitas yang memiliki kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Ciri-ciri Usaha Kecil:
1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap atau tidak
gampang berubah.
2. Lokasi/tempat usaha umunya sudah menetap tidak berpindah-pindah.
3. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan/manajemen keuangan
walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga dan sudah membuat neraca usaha.
4. Harus memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP.
5. Sumberdaya manusia (pengusaha) sudah mulai/lebih maju rata-rata
berpendidikan SMU namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan
usahanya dan sudah ada pengalaman usaha namun jiwa wirausahanya
masih harus ditingkatkan lagi.
6. Sebagian sudah mulai mengenal dan berhubungan dengan perbankan
dalam hal keperluan modal, namun sebagin besar belum dapat membuat
business planning, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank
sehingga masih sangat memerlukan jasa konsultan/pendampingan.
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas
usaha yang memiliki kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
Ciri-ciri Usaha Menengah:
1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih
baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang
lebih jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran, bagian
produksi dll.
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan,
telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll.
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll.
5. Telah sering bermitra dan memanfaatkan pendanaan yang ada di bank.
6. Sumber daya manusianya sudah lebih meningkat, banyak yang sudah
meraih kesarjanaannya sebagai manajer dan telah banyak yang memiliki
jiwa wirausaha yang cukup handal, dan lain-lain.
2.2. Pengembangan Usaha
Menurut Umar (2009) sebelum melakukan pengembangan usaha
hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam dan komperhensif
untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan itu layak atau tidak.
Mengembangkan usaha caranya bermacam-macam, misalnya :
1. Membuat perusahaan baru yang secara umum dikenal sebagai anak
perusahaan atau secara akademis dikenal sebagai Strategic Business Unit
(SBU) dimana produk baru yang akan dibuat berada dibawah perusahaan
yang baru ini;
2.3. Bisnis
Menurut Sutarno (2012), bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu
yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan
masyarakat. Bisnis juga dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang
diorganisasikan oleh orang-orang berkecimpung dalam bidang perniagaan
dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk mempertahankan dan
memperbaiki standar serta kualitas hidup masyarakat.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), bisnis adalah usaha yang
dijalankan yang tujuan utamanya adalah keuntungan. Pendirian suatu bisnis
atau proyek akan memberikan berbagai manfaat atau keuntungan terutama
bagi pemilik usaha. Disamping itu keuntungan dan manfaat lain dapat pula
dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha. berikut
keuntungan dengan adanya kegiatan bisnis baik bagi perusahaan,
pemerintah maupun masyarakat antara lain :
1. Memperoleh Keuntungan
Suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan apabila usaha
tersebut akan memberikan keuntungan, terutama keuntungan keuangan
bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini biasanya diukur dari nilai uang yang
akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankan.
2. Membuka Peluang Pekerjaan
Dengan adanya usaha jelas akan memberikan peluang pekerjaaan
kepada masyarakat, baik bagi masyarakat yang terlibat langsung dengan
usaha atau masyarakat yang tinggal disekitar lokasi usaha.
3. Manfaat Ekonomi
a. Menambah jumlah barang dan jasa, dengan tersedianya jumlah barang
dan jasa yang lebih banyak, masyarakat memiliki banyak pilihan,
sehingga pada akhirnya akan berdampak pada harga yang cenderung
turun dan kualitas barang sejenis akan lebih meningkat.
b. Meningkatkan mutu produk, disebabkan dengan adanya produk dari
usaha sejenis dapat memacu produsen untuk meningkatkan kualitas
c. Meningkatkan devisa khusus untuk barang yang bertujuan ekspor.
d. Menghemat devisa dengan memproduksi produk sendiri didalam
negeri.
4. Tersedia Sarana dan Prasarana
Memberikan manfaat terutama bagi masyarakat disekitar lokasi
usaha dengan tersedianya sarana dan prasarana, seperti jalan, telepon, air,
penerangan, pendidikan dan sarana dan prasarana lainnya.
5. Membuka Isolasi Wilayah
Untuk wilayah tertentu akan membuka isolasi wilayah, wilayah
yang tadinya tertutup menjadi terbuka sehingga akses masyarakat akan
menjadi lebih baik.
6. Meningkatkan Persatuan dan Membantu Pemerataan Pembangunan
Dengan adanya proyek atau usaha biasanya pekerja datang dari
berbagai suku bangsa, pertemuan dari berbagai suku akan dapat
meningkatkan persatuan. Kemudian dengan adanya proyek atau usaha
diberbagai daerah akan memberikan pemerataan pembangunan keseluruh
wilayah.
2.4. Studi Kelayakan Bisnis
Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha
atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak
usaha tersebut dijalankan. Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah dimasa yang akan datang, sehingga dapat
meminimalkan kemungkinan melesetnya hasil yang dicapai dalam suatu
investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan
hal-hal yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang akan
dijalankan. Studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman dan
arahan kepada usaha yang akan dijalankan nantinya (Kasmir dan Jakfar,
2.4.1 Tahap – tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), tahapan studi kelayakan
bisnis perlu dilakukan secara benar agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Tahapan studi kelayakan adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi secara kualitatif dan
kuantitatif. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya Biro Pusat
Statistika (BPS), Bank Indonesia (BI) dan sebagainya.
b. Melakukan pengolahan data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, maka
langkah selanjutnya adalah mengolah data dan informasi.
Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode
dan ukuran yang telah lazim digunakan dalam bisnis.
c. Analisis Data
Analisis data untuk menentukan kriteria kelayakan suatu
aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dengan kriteria-kriteria yang
telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan.
d. Mengambil keputusan
Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah
diperoleh hasil pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah
mengambil keputusan terhadap hasil.
e. Memberikan rekomendasi
Tahap terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada
pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun.
Dalam rekomendasi, diberikan juga saran jika memang dibutuhkan.
2.4.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), ada lima tujuan mengapa
sebelum suatu usaha atau bisnis dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan yaitu :
Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh
dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk
meminimalkan resiko baik yang dapat dikendalikan maupun yang
tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya,
berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana
mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan
pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara
sistematik.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan
untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
6. Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpangan akan
mudah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan
penyimpangan tersebut.
2.4.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Manfaat Studi kelayakan dapat dibedakan karena dua pihak
yang berkepentingan atas studi kelayakan itu sendiri (Subagyo, 2007):
1. Pihak Pertama (bagi analisis)
a. Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis
(runtut) dalam menghadapi suatu masalah (problem) dan mencari
jawabannya (solusi).
b. Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari
sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam
c. Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek
bisnis secara komprehensif sehingga penyusunannya akan
mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga.
2. Pihak kedua (bagi masyarakat)
a. Calon Investor
Dalam menilai SKB, calon investor lebih terkonsentrasi pada aspek
ekonomis dan keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat
menentukan tingkat pengembalian modal, keuntungan yang akan
dihasilkan proyek, aliran kas dan tentunya proyeksi laba-rugi.
Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang
mungkin dihadapi.
b. Mitra penyerta modal
Calon Investor biasanya membutuhkan mitra penyerta modal baik
perseorangan maupun perusahaan. Hasil studi kelayakan ini akan
membantu calon investor dalam meyakinkan mitranya.
c. Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan
rekomendasi yang menyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka
diperlukan SKB.
d. Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya
yang menyangkut pada aspek legalitas dan perizinan (izin prinsip
dan izin operasional proyek).
e. Manajemen Perusahaan
SKB untuk pengembangan bisnis baru akan berhubungan dengan
pihak menajemen terutama direksi.
f. Masyarakat
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis
biasanya yang menyangkut AMDAL (dampak lingkungan) dan
2.4.4 Aspek – aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Umar (2005), studi kelayakan bisnis adalah penelitian
yang menyangkut berbagai aspek, dimana itu semua digunakan untuk
dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk
mengambil keputusan apakah suatu bisnis dapat dikerjakan atau
ditunda atau bahkan tidak dapat dijalankan. Beberapa aspek yang
perlu diteliti adalah :
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada
proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas
barang/jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya,
analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa
besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari
produk bersangkutan. Pembahasan aspek-aspek studi kelayakan
diawali dengan aspek pasar dan pemasaran. Alasannya mengapa
aspek ini diletakkan pada awal pembahasan sistematika studi
kelayakan, antara lain:
a. Produk yang dihasilkan perusahaan harus marketable. Jika tidak,
sebaiknya kegiatan analisis studi kelayakan dihentikan.
b. Kecenderungan permintaan atas produk yang akan dihasilkan
harus menunjukkan adanya kenaikan. Jika menurun, sebaiknya
proses studi kelayakan untuk pendirian dihentikan, kecuali jika
tujuan objek studi adalah pengembangan.
c. Kandungan material produk tidak mengandung unsur yang
dilarang negara ataupun agama. Jika ada ditinjau dari aspek
hukum, tidak akan direkomendasikan dan harus dihentikan.
d. Aspek teknis dan kronologis sangat ditentukan oleh hasil
rekomendasi aspek pasar, terutama yang berkaitan dengan
pemilihan alat dan mesin.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Proses
pemasaran terdiri dari analisa peluang pemasaran, pengembangan
strategi pemasaran, perencanaan program pemasaran dan
pengelolaan usaha pemasaran (Kotler, 2004). Hal-hal yang
dipelajari dalam aspek pasar dan pemasaran adalah :
a. Permintaan
Permintaan adalah kegiatan yang didukung kemampuan
untuk membeli, dengan kata lain permintaan akan terjadi jika
didukung oleh kemampuan konsumen membeli atau
memperoleh suatu barang dan jasa pada suatu harga dan waktu
tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan,
antara lain perilaku atau selera konsumen, harga barang dan jasa
itu sendiri, pendapatan konsumen dan kebutuhan konsumen.
b. Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia
dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga dan
pada waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi tingkat
penawaran adalah biaya produksi, teknologi yang digunakan,
tujuan perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang atau
jasa itu sendiri.
c. Pemasaran
Mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan, yakni
STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran
(marketing mix) yang terdiri dari 7P, yaitu Product, Price,
Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence.
Menurut Kotler (2004), agar berhasil didalam pasar dengan
tingkat persaingan pasar yang cukup tinggi,. Perusahaan harus
memperhatikan pelanggan, mendapatkan pelanggan dari pesaing,
mempertahankan dan mengembangkan pelanggan dengan nilai
yang lebih baik. Ada tiga langkah dalam proses mendesain strategi
a. Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau
mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang
homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli,
geografi, perilaku maupun gaya hidup.
b. Penetapan target (Targeting)
Sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau
karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi
perusahaan.
c. Penetapan posisi (Positioning)
Suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk
mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana
konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu dan apa
yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya.
Menurut Kotler (2004), definisi bauran pemasaran sebagai
perangkat alat pemasaran taktis yang terdiri dari 7P, yaitu Produk
(Product), Harga (Price), Tempat (Place), Promosi (Promotion),
Orang (People), Proses (Process), dan Bukti Fisik (Physical
Evidence) yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan pasar sasaran.
a. Produk (Product)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran yang dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan.
b. Harga (Price)
Standar nominal yang ditetapkan perusahaan terhadap produk
yang dihasilkan untuk dijual sehingga konsumen harus
mengeluarkan biaya dengan jumlah tertentu untuk mendapatkan
produk. Strategi harga berpengaruh terhadap hasil penjualan dan
c. Tempat (Place)
Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen
sasaran.
d. Promosi (Promotion)
Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menyampaikan manfaat dan keistimewaan produknya dan
membujuk konsumen sasaran untuk membelinya.
e. Orang (People)
Adalah semua pelaku yang memainkan sebagai penyajian jasa
dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli, yang termasuk
dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan konsumen lain
dalam lingkungan jasa.
f. Proses (Process)
Meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme,
kegiatan dan rutinitas dimana suatu produk atau jasa
disampaikan kepada pelanggan.
g. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan,
perusahaan jasa dan konsumennya berinteraksi dan setiap
komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau
komunikasi jasa tersebut.
2. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan
pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis
setelah bisnis tersebut selesai dibangun atau didirikan. Berdasarkan
analisis ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk pra operasional bisnis yang akan dilaksanakan.
Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan
kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses
produksi akan dilaksanakan. Perlu dikaji mengenai kapasitas
mesin, lokasi pabrik, dan tata-letak atau layout bangunan dan
pabrik yang paling menguntungkan. lalu dari kesimpulan itu, dapat
dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya (Nurmalina
dkk, 2009).
3. Aspek Manajemen dan Hukum
Menurut Umar (2009), tujuan studi aspek manajemen adalah
untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis
dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak, atau sebaliknya. Studi aspek
manajemen meneliti tentang manajemen pada saat pembangunan
proyek bisnis dan juga manajemen pada saat bisnis
dioperasionalkan secara rutin. Studi aspek manajemen meliputi
penyusunan rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana
mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis
pekerjaan, pelatihan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga
kerja yang dibutuhkan.
Menurut Nurmalina dkk (2009), aspek hukum mempelajari
tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan (dikaitkan
dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan mempelajari
jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan
sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, serta sertifikat,
dan izin. Selain itu, aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis
diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan
bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama (networking) dengan
pihak lain.
4. Aspek Sosial dan Ekonomi
Pada aspek sosial yang diperhatikan adalah penambahan
kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran di sekitar lokasi
dimana bisnis dijalankan. Lebih jauh lagi, bagaimana pemerataan
kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap
tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik,
telepon, dan sarana lainnya (Nurmalina dkk, 2009).
Sedangkan dari aspek ekonomi suatu bisnis dapat
memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat,
pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat
menambah aktivitas ekonomi.
5. Aspek Lingkungan
Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut
terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis menciptakan
lingkungan semakin baik atau sebaliknya. Pertimbangan tentang
sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis
justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab
tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat
dengan lingkungan (Nurmalina dkk, 2009)
6. Aspek Keuangan
Menurut Rangkuti (2012), analisis kelayakan aspek keuangan
dalam bisnis bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan aliran kas serta sumber dana dan proyeksi
keuangan, baik pemasukan atau pengeluaran yang mungkin terjadi
selama masa produksi dan operasional proyek yang direncanakan.
Dengan begitu para investor yang menanamkan modalnya pada
suatu proyek dapat mengetahui rencana biaya yang dibutuhkan
serta proyeksi hasil yang akan diperolehnya dengan investasi yang
akan ditanamkan.
Menurut Umar (2009), tujuan menganalisis aspek keuangan
dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana
investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan,
seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk
ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat terus
berkembang.
Aspek finansial mencakup kebutuhan investasi,
asumsi-asumsi, kebutuhan modal kerja, proyeksi arus kas serta proyeksi laba
rugi. Metode yang biasa digunakan untuk kriteria evaluasi finansial,
meliputi :
1. NPV (Net Present Value)
Net Present Value, yaitu selisih antara Present Value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas
bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di
masa yang akan datang. NPV merupakan nilai sekarang (present
value) dari selisih antara (benefit) manfaat dengan biaya (cost)
pada tingkat diskonto (bunga) tertentu.
2. IRR (Internal Rate of Return)
IRR adalah nilai Discount Rate (suku bunga) yang membuat
NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Proyek dapat dikatakan
memiliki prospek yang baik apabila nilai IRR > tingkat discount
rate yang ditentukan, namun jika IRR < tingkat discount rate
maka proyek tidak memiliki prospek yang baik.
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi
awal.
3. Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)
Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang
bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.
Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis
yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis
4. PP (Payback Period)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
menutupi kembali pengeluaran investasi (initial cash invesment)
dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period
merupakan rasio antara initial cash invesment dengan cash flow
yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini
dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat
diterima.
5. Analisis Sensitivitas
Menurut Rangkuti (2012), Analisis kepekaan (sensitivity
analysis) digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian produksi
yang peka dan memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk
menjamin hasil yang diharapkan dan menguntungkan secara
ekonomis. Tujuan dilakukan analisis kepekaan adalah untuk
mengetahui kemungkinan yang akan terjadi terhadap hasil
analisis proyek bila ada suatu kesalahan atau perubahan terjadi
dalam dasar asumsi perhitungan. Faktor yang dapat menyebabkan
perubahan pada suatu bisnis adalah kenaikan biaya produksi,
penurunan harga produk dan penurunan jumlah permintaan.
Menurut Umar (2009) Analisis sensitivitas bertujuan untuk
melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika
ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan
biaya atau manfaat, didasarkan kepada proyeksi-proyeksi yang
mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang terjadi di
masa yang akan datang. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis dalam beroperasi
untuk menghasilkan laba perusahaan. Salah satu variasi dalam
Gittinger dalam Nurmalina dkk (2009) menyatakan bahwa
suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti
(switching value). Switching value merupakan perhitungan untuk
mengukur “perubahan maksimum” dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output, penurunan produksi)
atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input /
peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar
bisnis masih tetap layak. Oleh karena itu, perubahan tidak boleh
melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis menjadi tidak
layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa
besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol
(NPV=0).
2.5. Penelitian Terdahulu
Wardoyo (2012) dalam penelitiannya mengenai Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Warung Surabi, dari hasil penelitian dan pembahasan
penelitian ini didapatkan kesimpulan berupa nilai-nilai NPV positif yaitu
sebesar Rp 12,658.281,-. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan yang
diperoleh nilai IRR 34%. Nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga bank
yang berlaku sebesar 7%. Sedangkan untuk nilai Net B/C diperoleh nilai
1,97. Nilai PBP yang diperoleh adalah 1 tahun.
Dewi (2010) dalam penilitiannya mengenai Analisis Kelayakan
Pengembangan Usaha Ternak Kambing Perah (kasus: Peternakan Prima Fit,
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor). Dalam E- Journal terlihat bahwa
hasil penelitian pada aspek non finansial menyatakan, berdasarkan
aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial, ekonomi dan budaya,
serta lingkungan, usaha layak untuk dilaksanakan baik dengan ada atau
tidak adanya pengembangan usaha. Pada aspek finansial seperti NPV,
IRR, Net B/C dan payback periode menyatakan bahwa usaha layak
untuk dilaksanakan baik dengan ada atau tidak adanya pengembangan
usaha. Hasil analisis switching value dan sensitivitas memperlihatkan
bahwa kondisi tanpa adanya pengembangan usaha lebih sensitif terhadap
dan peningkatan harga ampas tempe dibandingkan dengan kondisi dengan
pengembangan usaha.
Nishka (2009) dalam penelitiannya mengenai Analisis Kelayakan
Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant di Kota Bogor,
menyimpulkan analisis kelayakan usaha pada DBC & Spageti Restaurant
layak untuk diusahakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan
analisis kelayakan financial pada tingkat diskonto 7% diperoleh nilai NPV
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian mengenai rencana pengembangan
usaha ini diawali dengan melihat kemampuan usaha rumah makan Sagita
untuk memiliki lebih banyak konsumen potensial, seiring dengan adanya
perkembangan zaman yang mengubah pola atau gaya hidup masyarakat
yang senang bersosialisasi di tempat makan sehingga permintaan di rumah
makan Sagita terus meningkat, namun karena fasilitas dan sumber daya
yang sudah ada kurang memadai dan adanya keinginan untuk terus
meningkatkan profitabilitas yang didapat maka timbul pemikiran akan
peluang mengembangkan usaha rumah makan Sagita.
Pengembangan usaha rumah makan ini dilakukan dengan cara
membuka outlet baru tetapi masih berada di Kota yang sama agar rencana
pengembangan usaha ini dapat berjalan efektif dan efisien maka diperlukan
studi awal berupa analisis kelayakan pengembangan usaha. Studi kelayakan
pengembangan usaha akan menganalisis rencana pengembangan dari
berbagai aspek, yaitu aspek non finansial (aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis dan teknologi, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan
ekonomi, dan aspek lingkungan) dan aspek finansial. Kerangka pemikiran
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Studi kelayakan usaha dimulai dengan mengumpulkan data-data yang
relevan dan kemudian data-data tersebut dianalisis aspek finansial dan aspek
non finansialnya. Aspek non finansial meliputi aspek pasar dan pemasaran,
aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan
ekonomi dan aspek lingkungan. Aspek finansial dilakukan analisis
mengenai NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Returns), Net
B/C (Net Benefit Cost Ratio), PP (Payback Period) dan Analisis sensitivitas
(Switching Value). Penggunaan aspek- aspek tersebut merupakan bagian
dikatakan layak atau tidak. Setiap penilaiain memiliki standar nilai yang
berbeda dan penilaian harus mencakup seluruh aspek yang ada.
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi atau
gambaran terhadap pelaksanaan pengembangan usaha yang dijalankan
rumah makan Sagita apakah akan menghasilkan laba sehingga dapat
dijalankan atau malah akan menimbulkan kerugian sehingga diperlukan
kajian ulang terhadap permasalahan yang dialami perusahaan dan
Usaha Layak Usaha Tidak Layak
Karakteristik Usaha Rumah Makan Sagita
Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha
Aspek Non Finansial :
1. Aspek Pemasaran
2. Aspek Teknis dan Teknologi
3. Aspek Manajemen dan Hukum
4. Aspek Sosial Ekonomi
5. Aspek Lingkungan
Aspek Finansial :
1. NPV
2. Net B/C
3. IRR
4. PP
5. Switching Value
Hasil Penelitian
Rencana Pengembangan Usaha
sementara tidak perlu diadakan pengembangan usaha sampai kajian
memberikan hasil yang baik sehingga perusahaan dapat menjalankan
rencana usahanya.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi kajian dilakukan di rumah makan Sagita yang dipilih secara
sengaja (purposive), yaitu berlokasi di Bogor Rest Area KM 38.
Pelaksanaan kajian berlangsung sejak Oktober 2013 sampai dengan
Desember 2013.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan
menggunakan observasi dan wawancara langsung dengan pemilik dan
manager pelaksana, seperti harga bahan baku, peralatan, penerimaan, biaya
operasional perusahaan, jumlah produksi dan lain-lain. Data sekunder yang
diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur, buku serta
informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kota Bogor, dan
referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu,catatan
perusahaan, laporan keuangan serta internet.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif atau dapat disebut juga penelitian pra eksperimen. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan
untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang
berlaku atas dasar data yang diperoleh dilapangan. Metode pengumpulan
data digunakan agar dapat memberikan hasil yang maksimal dan tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan. Adapun metode
pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
yang dilakukan adalah wawancara yang tidak terstruktur yakni dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pemilik rumah
makan Sagita.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan langsung mengenai seluruh kegiatan atau aktivitas
perusahaan dan gambaran umum perusahaan. Data yang diperoleh dari
hasil observasi meliputi kegiatan proses produksi yang terjadi di
perusahaan.
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diolah serta dianalisis dalam penelitian ini bersifat kualitatif
dan kuantitatif dan meliputi transfer data, pengolahan, editing dan
intepretasi data secara deskriptif. Data kualitatif dianalisis untuk mengkaji
aspek pasar dan pemasaran, teknis dan produksi, manajemen dan hukum,
sosial ekonomi, dan aspek lingkungan. Sehingga hasil dari pengkajian data
ini dapat diinterpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan
kelayakan usaha bisnis secara non finansial. Sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan dengan menganalisis kelayakan aspek finansial usaha rumah
makan Sagita melalui analisis kriteria evaluasi kelayakan, yaitu NPV (Net
Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost
Ratio), PP (Payback Period ), dan Analisis Sensitivitas (Switching Value)
yang diolah dengan Microsoft Office Excel 2007. Semua metode ini adalah
metode yang biasa digunakan dalam analisis keuangan studi kelayakan
bisnis dan investasi dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dari
investasi yang akan dikeluarkan. Bahkan menurut Rangkuti (2012), metode
NPV dan IRR merupakan metode yang paling baik dalam memberikan
gambaran profitabilitas suatu investasi, karena metode ini telah
mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of money).
Analisis rencana bisnis yang dilakukan diarahkan kepada rumah
makan Sagita yang sudah berjalan selama 7 tahun, dimana investasi dimulai.
Biaya-biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri
variabel meliputi biaya bahan baku. Penyusunan aliran kas (cash flow)
dilakukan untuk mengetahui nilai manfaat bersih dan nilai manfaat bersih
tambahan. Komponen manfaat dan biaya dilakukan melalui penyusunan
cash flow ini, dengan mengelompokkan komponen-komponen terlebih
dahulu mana yang masuk ke dalam manfaat dan mana yang biaya.
Proyeksi permintaan dilakukan untuk memperoleh proyeksi penjualan
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Perhitungan proyeksi penjualan
dilakukan dengan menggunakan analisis trend, sedangkan untuk pengolahan
data peramalan menggunakan Minitab 16.
Langkah – langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pemilik dan manager pelaksana usaha rumah makan Sagita.
2. Mengkaji kelayakan usaha rumah makan Sagita dilihat dari aspek
finansial dan non finansial.
3.5.1 Aspek Non Finansial
Aspek non finansial meliputi aspek pemasaran, aspek teknis
dan teknologi, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial dan
ekonomi, dan aspek lingkungan, berikut penjelasannya :
1. Aspek Pemasaran
Aspek-aspek yang dikaji di dalam rencana pemasaran
meliputi potensi pasar, strategi pemasaran yang meliputi STP
(Segmentation, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran
(marketing mix).
Pada dasarnya segmentasi pasar adalah proses membagi pasar
keseluruhan suatu produk atau jasa kedalam beberapa segmen.
Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah
dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen. Segmentasi pasar dibagi menjadi :
a.Segmentasi Geografis, yaitu pasar disesuaikan dengan kondisi
wilayah, pembagian pasar menjadi unit geografis, seperti :
2) Propinsi
3) Kabupaten
4) Kecamatan
5) Iklim
b. Segmentasi Demografis, yaitu pasar dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis, seperti :
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Ukuran keluarga
4) Penghasilan
5) Pekerjaan
6) Agama
7) Ras
8) Kebangsaan
c. Segmentasi Psikografis, yaitu pasar dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel psikografis, seperti :
1) Kelas sosial
2) Gaya hidup
3) Karakteristik kepribadian
d. Segmentasi Perilaku, yaitu pasar dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel perilaku, seperti :
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Kegunaan
4) Tanggap terhadap suatu produk
Setelah proses segmentasi pasar berhasil dilakukan, maka
dapat diketahui beberapa segmen yang dianggap potensial untuk
dimasuki (targeting), kemudian harus pula menentukan posisi
mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut (positioning).
Komponen-komponen pokok strategi bauran pemasaran (marketing
mix) terdiri dari Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place),
Fisik (Physical Evidence). Melalui analisis aspek ini dapat dilihat
kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang
mungkin terjadi, yang nantinya dapat memperkirakan anggaran
usaha.
2. Aspek Teknis dan Teknologi
Penilaian dalam aspek ini dilakukan dengan menganalisis
apakah dari segi pembangunan usaha dan segi implementasinya
dapat di laksanakan. Hal-hal yang akan dianalisis adalah tata letak,
tata kelola, pemilihan lokasi usaha, kebutuhan bahan baku, proses
produksi, fasilitas transportasi, kemudian mesin dan peralatan, dan
sebagainya. Setiap penelitian memerlukan beberapa pertimbangan
yang harus diperhatikan, salah satunya seperti penelitian mengenai
lokasi meliputi berbagai pertimbangan seperti dekat dengan pasar,
dekat konsumen, dekat pemerintahan, dekat tenaga kerja, atau
pertimbangan lainnya. Kemudian dalam melakukan pertimbangan
adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi.
Secara keseluruhan rencana atau aspek teknis ini akan dinilai
apakah sudah bekerja secara efisien atau tidak, karena pada
akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar
kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
3. Aspek Manajemen dan Hukum
Dalam aspek ini yang dipelajari adalah bentuk
organisasi/badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi
pekerjaan, dan kebutuhan pelatihan untuk para tenaga kerja. Tujuan
dari analisis aspek ini adalah untuk mengetahui apakah proses
perencanaan dan pengelolaan bisnis yang ada sudah efektif dan
efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Aspek Sosial dan Ekonomi
Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk melihat manfaat
dari bisnis rumah makan Sagita terhadap lingkungan sekitarnya
baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Faktor yang menjadi
peningkatan pendapatan masyarakat, dan pajak bagi pemerintah
setempat.
5. Aspek Lingkungan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat pengaruh bisnis
rumah makan Sagita terhadap lingkungannya apakah sisa limbah
dari proses produksi Rumah Makan Sagita memberikan dampak
positif atau justru berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga
dapat merusak kelestarian lingkungan.
3.5.2 Aspek Finansial
Secara umum dalam aspek finansial mencakup rencana
kebutuhan fisik, rencana anggaran biaya, biaya penyusutan, modal,
dan rencana penerimaan, biaya operasional, analisis kriteria evaluasi
kelayakan, dan analisis kepekaan (sensitivitas). Analisis kriteria
evaluasi kelayakan, meliputi :
1. NPV (Net Present Value)
Metode NPV memiliki keunggulan., yaitu :
a. Dapat mengetahui time value of money atau nilai rupiah saat ini
memiliki nilai yang lebiih tinggi dibandingkan dengan nilai
rupiah yang akan diterima dimasa yang akan datang.
b. Menggunakan seluruh nilai cash flow yang dimiliki suatu
proyek.
c. Perhitungan NPV bersifat objektif karena menggunakan ukuran
yang sudah jelas yaitu estimasi cash flow dan discount rate.
d. Bersifat value-additivity principle, masing-masing NPV suatu
proyek dapat dijumlahkan. Artinya, jumlah NPV tersebut dapat
meningkatkan nilai suatu perusahaan. Selain itu, dapat
dievaluasi nilai masing-masing proyek.
e. Metode NPV selalu konsisten dengan tujuan memaksimalkan
nilai suatu proyek.
NPV = ... (1)
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah)
Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah)
n = Umur proyek (tahun)
t = Tahun kegiatan bisnis (t= 0,1,2,3,...,n), tahun awal bisnis
tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya.
i = Tingkat Discount Rate / Diskonto (%)
Terdapat tiga kriteria investasi dalam metode NPV, yaitu : a. NPV ≥ 0, secara finansial proyek menghasilkan keuntungan. b. NPV = 0, secara finansial proyek tidak menghasilkan
keuntungan ataupun kerugian.
c. NPV ≤ 0, secara finansial proyek lebih baik tidak dijalankan karena akan menimbulkan kerugian.
2.IRR (Internal Rate of Return)
IRR = ... (2)
Keterangan :
IRR = Tingkat internal hasil (%)
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif (%)
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (%)
NPV1 = Nilai bersih sekarang bernilai positif (Rupiah)
NPV2 = Nilai bersih sekarang bernilai negatif (Rupiah)
Diperlukan nilai IRR yang lebih besar dari bunga bank
(tingkat diskonto) apabila ingin menutupi pengeluaran investasi
dan operasional selama umur proyek.
3. Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)
NET B/C = ... (3)
Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah)
Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah)
i = Discount rate (%)
t = Tahun kegiatan proyek
Terdapat tiga kriteria evaluasi penilaian kelayakan finansial Net
B/C, yaitu :
a. Net B/C ≥ 1, secara finansial manfaat bersih nilainya lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
b. Net B/C = 1, secara finansial besarnya manfaat yang diperoleh
sama dengan biaya yang dikeluarkan.
c. Net B/C < 1, secara finansial besarnya biaya yang dikeluarkan
lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh.
4. PP ( Payback Period )
Payback Period = ... (4)
Keterangan :
I = Jumlah modal investasi
Ab = Manfaat bersih rata-rata pertahun per periode (yang dapat
diperoleh setiap tahunnya)
5. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui dampak
dari perubahan yang terjadi di masa yang akan datang terhadap
keberlangsungan binis dengan menggunakan metode switching
value. Perubahan yang dianalisis adalah dari variabel input, yaitu
kenaikan seluruh komponen biaya operasional yang disebabkan
kenaikan tingkat inflasi. Dari hasil analisis akan terlihat sampai
tingkat inflasi berapa usaha masih layak untuk dijalankan.
3.6. Asumsi Dasar
1. Seluruh modal usaha berasal dari modal sendiri, karena pemilik tidak
ingin menggunakan dana yang bersifat pinjaman baik dari perseorangan
maupun dari bank.
2. Dasar penentuan harga awal produk dan investasi adalah harga yang
berlaku pada saat pengambilan data bulan Oktober-Desember 2013.