• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA

NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016

Oleh :

Khoirul Ikhsan Pane NIM 4121121016

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Khoirul Ikhsan Pane dilahirkan di Vemasse pada 30 Desember 1994. Ibu

bernama Yetti Liberti Sitompul dan ayah bernama Khairuddin Pane, dan

merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk

SDN 200116 Padangsidimpuan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006,

penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Padangsidimpuan, dan lulus pada

tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4

Padangsidimpuan, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis

melanjutkan studi dan diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Medan. Selama studi penulis dipercaya sebagai Asisten Laboratorium Fisika

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA

NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016 Khoirul Ikhsan Pane (NIM 4121121016)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester II pada materi pokok listrik dinamis di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk essai. Uji hipotesis menggunakan uji t.

Dari data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 20,61 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 19,23. Hasil uji t pretes diperoleh thitung < ttabel = 0,543 < 1,999, berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 66,29 dan kelas kontrol 55,20. Hasil uji t postes diperoleh thitung > ttabel = 2,36 > 1,999. Dengan demikian, diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan model pembelajaran pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis kelas X semester II di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas

segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan dan kemampuan

kepada penulis sehingga penilitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Metode Know-Want-Learn (KWL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Kelas X Semester II Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di SMA Swasta

Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.

Derlina, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan, bantuan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal

hingga akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si., Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd., dan Bapak

Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembanding yang telah

memberikan saran–saran pada penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama

perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin

Lubis, M.Pd. selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si.

selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd. selaku

Ketua Prodi Pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen

serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. H. Mhd. Buhari

Sibuea, M.Si. selaku Kepala SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa, Bapak Amran

Amil Harahap, S.T. selaku Guru Bidang Studi Fisika yang telah banyak

(6)

Administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis

selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,

ayahanda tercinta Khairuddin Pane, S.Pd. dan ibunda tercinta Yetti Liberti

Sitompul yang selalu memberikan motivasi, nasehat, semangat, kasih sayang dan

doa yang tak pernah henti kepada penulis. Terima kasih juga kepada kakak

tercinta Yenni Khairani Pane, S.Pd. dan adik-adik tercinta Romy Rizky Pane dan

Mhd. Andika Pane serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan,

bantuan dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat-sahabat

terdekat penulis (Kak Syariva Maris, Evitamala Siregar, Jumlia Syaulani Rizki,

Nurjanna Lubis, Rahimah Ulfah A.Z., Rani Nurzaini, Rizki Fadilah dan Kak

Zulviana O. Saragi), kepada teman–teman seperjuangan (Listri Pardani, Putri

Srijayanti, Rahma Khairani Putri, Andi Putra, Putri Maya dan Naimah Hasanah),

keluarga besar Fisika Dik B 2012 (Ferawati Fajrianti, Siti Annisa, dll.) dan

rekan-rekan Asisten Laboratorium Fisika Umum yang sudah seperti keluarga kedua di

kampus ini (Kak Yosi Farah, S.Pd., Bang Al Barra Harahap, S.Si., Kak Mentari

S.Pd., Atikah Putri, Inggit, Nida, Ermin, Hijri, Kifin, Nurul, Putri, Fauzan) dan

sebagainya yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah

memberikan arti persahabatan, kebersamaan, dan kekeluargaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk

perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin

melakukan penelitian lanjutan.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(7)

v

2.1.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 9

2.1.1.1 Ciri-ciri Khusus Model Pembelajaran Berbasis Masalah 11

2.1.1.2 Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah 12

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah 13

2.1.1.4 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 14

2.1.1.5 Teori Belajar yang Melandasi Model PBM 16

2.1.1.6 Penataan Lingkungan Belajar dalam PBM 17

(8)

2.1.5.3 Beda Potensial 28

2.1.5.4 Hukum Ohm 29

2.1.5.5 Hambatan Listrik 31

2.1.5.6 Jenis-jenis Hambatan 31

2.1.5.7 Mengukur Hambatan 33

2.1.5.8 Hambatan pada Kawat Penghantar 34

2.1.5.9 Rangkaian Hambatan Listrik 35

2.1.5.10 Hukum Kirchhoff 37

2.1.5.11 Daya Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari 37

2.1.5.12 Spesifikasi Peralatan Listrik 39

2.1.6 Penelitian yang Relevan 39

2.2 Kerangka Konseptual 42

2.3 Hipotesis Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 45

3.2.1 Populasi Penelitian 45

3.2.2 Sampel Penelitian 45

3.3 Variabel Penelitian 45

3.3.1 Variabel Bebas 46

3.3.2 Variabel Terikat 46

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 46

3.4.1 Jenis Penelitian 46

3.4.2 Desain Penelitian 46

3.5 Instrumen Penelitian 47

3.5.1 Wawancara Guru 47

3.5.2 Angket Siswa 47

3.5.3 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 47

3.6 Validitas Tes 48

3.7 Prosedur Penelitian 49

3.8 Teknik Analisis Data 52

3.8.1 Menguji Kesamaan Dua Rata-rata 52

3.8.1.1 Uji Normalitas 52

3.8.1.2 Uji Homogenitas 53

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 57

4.1.1 Deskripsi Data 57

4.1.1.1 Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 57

4.1.1.2 Deskripsi Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 58

4.1.1.3 Data Hasil KPM Siswa Melalui Butir Soal 59

4.1.1.4 Data Tahapan KPM Siswa Masing-masing Kelas 70

4.1.2 Hasil Penilaian Lembar KWL 75

4.1.3 Pengujian Analisa Data 76

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Pretes 76

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Pretes 77

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis 77

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 84

5.2 Saran 84

Daftar Pustaka 86

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaksis untuk Pembelajaran Berbasis Masalah 14

Tabel 2.2 Langkah-langkah Metode Pembelajaran KWL 20

Tabel 2.3 Kode Warna Resistor 31

Tabel 2.4 Penelitian yang Relevan 39

Tabel 3.1 Noneqivalent control group design 46

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 48

Tabel 4.1 Data Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57

Tabel 4.2 Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58

Tabel 4.3 Kemampuan Memahami Masalah 71

Tabel 4.4 Kemampuan Perencanaan Penyelesaian Masalah 72

Tabel 4.5 Kemampuan Penyelesaian Masalah 73

Tabel 4.6 Kemampuan Memeriksa Kembali 74

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Lembar KWL 75

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 76

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 77

Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 78

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rangkaian Listrik 27

Gambar 2.2 Aliran Muatan Listrik 27

Gambar 2.3 Dua Buah Logam dengan Muatan Sama Besar

dan Berlawanan Tanda 28

Gambar 2.4 Muatan Listrik Pada Beberapa Benda 29

Gambar 2.5 Grafik Hubungan antara Kuat Arus dan

Beda Potensial 30

Gambar 2.6 Penggunaan Multimeter 33

Gambar 2.7 Pemasangan Amperemeter dan Voltmeter pada

Rangkaian 34

Gambar 2.8 Rangkaian Hambatan Seri 35

Gambar 2.9 Rangkaian Hambatan Paralel 36

Gambar 2.10 Titik Percabangan Arus 37

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 51

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes KPM 58

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes KPM 59

Gambar 4.3 Diagram Batang Data Memahami Masalah 72

Gambar 4.4 Diagram Batang Data Perencanaan Penyelesaian 73

Gambar 4.5 Diagram Batang Data Penyelesaian Masalah 74

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 89

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 103

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 116

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I 131

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 136

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III 142

Lampiran 7 Lembar Wawancara Guru 147

Lampiran 8 Angket Observasi Siswa 150

Lampiran 9 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 153

Lampiran 10 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 172

Lampiran 11 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 174

Lampiran 12 Lembar Kerja KWL 176

Lampiran 13 Instrumen Penilaian Metode KWL 177

Lampiran 14 Distribusi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 178

Lampiran 15 Distribusi Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol 180

Lampiran 16 Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 182

Lampiran 17 Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol 185

Lampiran 18 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 188

Lampiran 19 Uji Normalitas 191

Lampiran 20 Uji Homogenitas 196

Lampiran 21 Uji Hipotesis 199

Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian 205

Lampiran 23 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 208

Lampiran 24 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 209

Lampiran 25 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F 210

Lampiran 26 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t 212

Lampiran 27 Validasi Isi Instrumen Tes KPM oleh Validator 213

Lampiran 28 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi 219

Lampiran 29 Surat Izin Penelitian 220

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia

adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

output dari pendidikan nantinya mampu menghadapi persaingan global.

Pendidikan memegang peran penting bagi setiap negara karena pendidikan

merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas. Walaupun, suatu negara memiliki sumber daya alam (SDA)

yang sangat melimpah tapi tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas

negara tersebut akan terus tertinggal dari negara lain.

Menurut Trianto (2010: 1) Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan

kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu,

perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya

terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

antipasi kepentingan masa depan. Berdasarkan hasil Programme for International

Student Assessment (PISA) pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64

dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes kemampuan matematika, sains dan

membaca. Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains,

dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah.

Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah.

Rata-rata skor matematika anak-anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396,

dan rata-rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor PISA secara berurutan

adalah 494, 496, dan 501 (OECD, 2016). Programme for International Student

Assessment (PISA) mengukur kecakapan anak-anak usia 15 tahun dalam

mengimplementasikan masalah-masalah di kehidupan nyata.

Berdasarkan dari hasil PISA diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas

(14)

2

indonesia dalam bidang sains. Jika bicara tentang sains, tidak dapat terlepas

dengan pelajaran fisika, karena telah diketahui bahwa salah satu bagian dari sains

itu sendiri adalah mata pelajaran fisika. Fisika adalah bagian dari ilmu

pengetahuan alam (IPA) yang pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang biasa disebut

produk. Selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, mata pelajaran fisika

merupakan wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir dan kemampuan

pemecahan masalah (KPM) dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah

dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu jenis proses berpikir

konseptual tingkat tinggi karena peserta didik harus mempunyai kemampuan

menggabungkan aturan-aturan untuk mencapai suatu permasalahan.

Hal senada diungkapkan Eric (2003: 20) bahwa pemecahan masalah adalah

proses berpikir tingkat tinggi yang meliputi proses analisis, sintesis dan evaluasi.

Metode yang terkenal dan sering digunakan dalam mengembangkan kemampuan

pemecahan masalah melibatkan tahapan dan langkah-langkah pemecahan masalah

pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting di

dalam proses pendidikan, khususnya dalam menumbuhkan kemampuan

pemecahan masalah siswa terhadap permasalahan kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk memilih model dan

metode yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu

karakteristik materi, karakteristik siswa, sarana dan prasarana serta kemampuan

guru dalam menerapkan model dan metode pembelajaran yang digunakan

termasuk dalam pembelajaran Fisika. Model dan metode yang dipilih harus

disesuaikan dengan materi pokok, adakalanya materi yang berbeda harus

disampaikan dengan cara yang berbeda pula.

Berdasarkan dari uraian diatas, pembelajaran fisika bermaksud untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dan dibutuhkan

model dan metode yang sesuai agar maksud dan tujuan pembelajaran fisika

(15)

3

dapat diselesaikan menggunakan prinsip dan konsep fisika jika telah melakukan

pembelajaran fisika dengan baik.

Dari informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

terhadap salah satu guru fisika di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa

mengatakan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika dikatakan masih dalam

masuk kategori sedang, namun banyak siswa yang belum mampu mendapatkan

hasil ulangan harian ataupun ujian melampaui batas Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena siswa hanya

menghapal rumus fisika saja, tidak memahami konsep fisikanya dan kemampuan

dasar matematika yang masih lemah. Guru tersebut juga menambahkan bahwa

berdasarkan hasil nilai dari ujian semester ganjil yang baru dilaksanakan

menunjukkan bahwa hanya 5 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Selain

melakukan wawancara dengan guru fisika, pembagian angket juga dilakukan

kepada siswa dalam 1 kelas yang berjumlah 34 orang. Berdasarkan dari data yang

diperoleh dari angket tersebut, sebanyak 56% siswa menyatakan bahwa selama

pembelajaran fisika tidak pernah mengaitkan permasalahan yang nyata yang

berkaitan dengan fisika dalam kehidupan sehari-hari, 26,5% siswa menyatakan

kadang-kadang yaitu hanya pada beberapa materi fisika tertentu, dan 17,5% lagi

siswa menyatakan bahwa selama pembelajaran fisika sering mengaitkan

permasalahan yang nyata dalam tiap pertemuan. Selain itu, 82,35% siswa

menyatakan bahwa pada saat pembelajaran fisika mereka tidak pernah

menggunakan alat peraga atau melakukan praktikum yang berkaitan dengan

materi fisika dalam kehidupan sehari-hari, 0,3 % siswa menyatakan pernah dan

sedangkan sisanya 17,35 % menyatakan kadang-kadang yaitu hanya untuk materi

fisika tertentu mereka melakukan praktikum atau menggunakan alat peraga.

Berdasarkan dari uraian data hasil observasi dan angket diatas, pembelajaran

yang dilakukan oleh guru masih bersifat berpusat pada guru (teacher centered)

dan pengajaran langsung yang berupa metode ceramah maupun pemberian tugas

dan soal, sehingga siswa hanya menerima informasi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Guru juga jarang mengaitkan pembelajaran fisika

(16)

4

yang sangat erat dengan kehidupan nyata. Oleh sebab itu, siswa hanya dihadapkan

dengan soal-soal fisika yang berupa angka dan hitungan tanpa mengaitkan dengan

permasalahan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa merasa bosan

karena pembelajaran yang kurang menarik dan tidak mengetahui manfaat

pelajaran fisika yang telah mereka pelajari selama ini terhadap kehidupan nyata.

Dengan cara melakukan praktikum pada pembelajaran fisika sebenarnya telah

menggambarkan bahwa fisika sangat erat hubungannya dengan kehidupan

sehari-hari, namun pada saat proses pembelajaran fisika pun, guru dapat dikatakan tidak

pernah melakukan praktikum.

Dalam hal ini diperlukan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan

tersebut di atas dimana proses pembelajaran ini berpusat kepada siswa, sehingga

bisa melibatkan siswa secara aktif, dan memperhatikan kemampuan siswa dalam

memecahkan permasalahan fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan yaitu

dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pada pembelajaran berbasis

masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang

disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian

menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Pembelajaran

berbasis masalah mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin,

menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Pembelajaran

berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi

dengan jumlah besar kepada siswa. Akan tetapi pembelajaran berbasis masalah

dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir,

keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya,

mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya secara riil atau

situasi yang disimulasikan, dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom

(Arends, 2008: 43).

Selanjutnya, untuk mengetahui latar belakang pengetahuan dalam suatu materi

pelajaran dibutuhkan suatu metode pembelajaran. Salah satu alternatif metode

pembelajaran yang memungkinkan dapat digunakan adalah Metode Know-Want-

(17)

5

kerangka yang digunakan untuk menghubungkan pengetahuan yang sebelumnya

dari siswa untuk aktif belajar. Siswa dimulai dengan memikirkan apa yang telah

mereka ketahui (Know) tentang suatu topik pembelajaran. Selanjutnya, siswa

memikirkan apa yang ingin mereka ketahui (Want) dan akhirnya, siswa dengan

aktif mempelajari dan memperoleh sesuatu yang baru (Learn) dari topik

pembelajaran tersebut (Mihardi, dkk., 2013: 193).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Metode Know-Want-Learn (KWL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X Semester II pada Materi Pokok Listrik Dinamis di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Proses pembelajaran fisika yang masih bersifat teacher-oriented.

2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus dan soal

hitungan.

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan

mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang

menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) untuk kelas eksperimen

dan pembelajaran Konvensional untuk kelas kontrol.

2. Kemampuan pemecahan masalah melalui soal-soal fisika diukur dengan

(18)

6

3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester

II yaitu materi pokok Listrik Dinamis.

4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Nurul

Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimanakah tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang

diajarkan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode

Know-Want-Learn (KWL) pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X

Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016?

2. Bagaimanakah tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik

Dinamis Kelas X Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P.

2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan

metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap kemampuan pemecahan

masalah siswa?

1.5Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diperoleh dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk menganalisis tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang

diajarkan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode

Know-Want-Learn (KWL) pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X

Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.

2. Untuk menganalisis tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik

Dinamis Kelas X Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P.

(19)

7

3. Untuk menganalisis adanya pengaruh model Pembelajaran Berbasis

Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa.

1.6Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah :

Untuk Siswa

1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, dan

2. Menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.

Untuk Guru

1. Menambah kepustakaan guru, dan

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi untuk

mempertimbangkan penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan metode Know-Want-Learn (KWL) dalam proses belajar mengajar.

Untuk Peneliti

1. Sebagai bahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh model

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL)

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa, dan

2. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang

akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.

1.7Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn

(KWL) adalah suatu model pembelajaran yang memiliki sintaks dengan fase

pertama, memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta

didik, fase kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, fase

ketiga, membantu investigasi mandiri dan kelompok, fase keempat,

mengembangkan dan mempresentasekan artefak dan exhibit, dan fase

(20)

8

pada fase kedua terdapat tahapan Know (K), fase ketiga terdapat tahapan

Want (W) dan fase kelima terdapat tahapan Learn (L).

b. Kemampuan pemecahan masalah adalah proses berpikir tingkat tinggi yang

dilakukan melalui tahapan-tahapan sistematik meliputi proses memahami

masalah, menganalisis masalah, mensintesis masalah dan sampai pada hasil

dari pemecahan masalah sebagai proses evaluasi. Dalam penelitian ini,

langkah-langkah pemecahan masalah yang dipakai adalah teknik

pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah (Understanding the

problem), menyusun rencana (Devising plan), melaksanakan rencana

(21)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL)

pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Swasta Nurul

Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat kategori “sedang”. 2. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

Konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA

Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes dengan

tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat kategori “rendah”.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t, kemampuan pemecahan masalah siswa

pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah siswa

kelas kontrol, berarti ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah

dengan metode KWL (Know-Want-Learn) terhadap kemampuan pemecahan

masalah siswa kelas X semester II pada materi pokok listrik dinamis di SMA

Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.

5.2 Saran

1. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn) ini

supaya mempersiapkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

menarik dan terkait pada materi pelajaran sehingga siswa akan tertarik

mengikuti pelajaran.

2. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model

(22)

85

diharapkan dapat mengatur waktu siswa pada saat siswa mengerjakan lembar

KWL dan pada saat siswa mengerjakan lembar LKS.

3. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn)

diharapkan bisa dalam hal mengontrol, mengarahkan siswa, menertibkan

suatu kegiatan, agar hasilnya siswa tidak cenderung membuang waktu lebih

banyak hanya untuk bermain dengan alat-alat eksperimen.

4. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn)

diharapkan bisa membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi

dan mengatur waktu jalannya presentase.

5. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn)

diharapkan bisa mengontrol waktu dalam menganalisis dan mengevaluasi

(23)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Hay S.A., dan Abd-Allah S.A., (2015), Effect of Problem-Based Learning Strategy on Development of Problem Solving Skills among Undergraduate Nursing Students, Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS), 4(3) : 1-13.

Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana, Jakarta.

Arends, R.I., (2008), Learning to Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Argareta, F.M., (2014), Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional, Jurnal Saintech, 6(4) : 30-34.

Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara, Jakarta.

Ashad, M.S., Ali, M., dan Pasaribu, M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, 1(2) : 39-43.

Budi, A., dan Gusti, I., (2015), Pengaruh Metode Pembelajaran KWL (Know, Want, Learn) Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 2 Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 04 : 725-731.

Dewi, P.S.U., Sadia, I.W., dan Suma, K., (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4 : 1-11.

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Eric, (2003), Teaching Problem Solving Secondary School Science, http://www.ericfacillity.net/ericdigest/ed309049.html (accessed Februari 2016).

(24)

87

Kadir, A.Z., Abdullah, N.H., Anthony, E., Salleh, B.M., and Kamarulzaman R., (2016), Does Problem-Based Learning Improve Problem Solving Skills? -A Study among Business Undergraduates at Malaysian Premier Technical University, Journal of International Education Studies, 9(5) : 166-172.

Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Komalasari, K., (2013), Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, PT Refika Aditama, Bandung.

Manalu, P.M., (2014), Pengaruh Metode Pembelajaran KWL (Know, Want to Know, Learned) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia UNIMED, 1-11.

Mihardi, S., Harahap, M.B., dan Sani, R.A., (2013), The Effect of Project Based Learning Model with KWL Worksheet on Student Creative Thinking Process in Physics Problems, Journal of Education and Practice, 4(25) : 188-200.

Ogle, D.M., (1986), K-W-L: A Teaching Model That Develops Active Reading of Expository Text, The Reading Teacher, 39(6) : 564-570.

OECD, (2016), Indonesia – OECD Data, https://data.oecd.org/indonesia.htm (accessed Januari 2016).

Polya, G., (1985), How to Solve It 2nd ed., Princenton University Press, Pricenton.

Sani, R.A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Selcuk, S.G., Calliskan, S., dan Erol, M., (2008), The Effects of Problem Solving Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use, Lat. Am. J. Phys. Educ, 2(3) : 155-166.

Sinaga, E., Rahmad, M., dan Irianti, M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Di Kelas XI IPA SMA N 2 Teluk Kuantan, Jurnal Pendidikan Fisika UNRI, 1-15.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

(25)

88

Masalah Fisika Mahasiswa, Tesis, Program Pascasarjana, UNIMED, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Efek tersebut diamati, melalui hubungan faktor- faktor personal dengan materi yang diperagakan lewat video, meliputi : hubungan persepsi tentang daya tarik video,

Jadi yang dimaksud dengan implementasi kurikulum Al Islam dan Kemuhammadiyahan yaitu suatu penerapan atau pelaksanaan rencana yang tersusun untuk melancarkan proses pembelajaran

[r]

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

Kandungan bakteri heterotrofik menunjukkan bahwa di lokasi penelitian perairan Selat Buton lebih tinggi bila dibandingkan dengan Selat Kabaena, Selat Muna,

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media

Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap kinerja guru

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas nikmat yang telah Allah berikan, penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini untuk:..  Bapak dan ibuk, engakualah