UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFTIPESTADMENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA DISMPNEGERI 27 MEDANT.A2015/2016
Oleh :
Nur Annisa Widya Ningsih NIM. 4123311037
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA DI SMP NEGERI 27 MEDAN T.A 2015/2016
Nur Annisa Widya Ningsih (4123311037) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 27 Medan T.A 2015/2016.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan yang berjumlah 40 orang siswa dan objek penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif STAD menggunakan Software Geogebra untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 27 Medan T.A 2015/2016. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes akhir kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 1 dari 40 orang siswa (2,5%) dengan nilai rata-rata kelas 41,12. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 8 orang siswa (20%) dengan rata-rata kelas 52,02. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 31 orang siswa (77,50%) dengan rata-rata kelas 82,33. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
kooperati STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah
dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan
Software Geogebra Di SMP Negeri 27 Medan T.A. 2015/2016”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Sahat
Saragih, M.Pd, Dr. Izwita Dewi, M.Pd, dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D
selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu H.Siburian, S.Pd selaku guru bidang studi matematika
SMPNegeri 27 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda
Alm.Nuriono dan Ibunda tercinta Hasanah yang terus memberikan motivasi serta
do’a demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Keluarga
v
Mulyani, SH yang telah memberikan dukungan dan do’a nya kepada saya.
Ucapan terima kasih spesial kepada Solihadi yang juga selalu memberikan do’a,
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan studi di Unimed.
Ucapan terima kasih juga untuk semua teman seperjuangan Pendidikan
Matematika Ekstensi B 2012 yang telah banyak membantu penulis selama
perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan
bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Juli 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar x
Daftar Grafik xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 9
1.3. Batasan Masalah 9
1.4. Rumusan Masalah 9
1.5. Tujuan Penelitian 10
1.6. Manfaat Penelitian 10
1.7. Definisi Operasional 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 12
2.1.1. Masalah dalam Matematika 12
2.1.2. Pemecahan Masalah Matematika 13
2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 14
2.1.4. Belajar dan Pembelajaran Matematika 18
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 20
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 22
2.1.7. Media Pembelajaran Matematika 23
2.1.8. Software Geogebra 24
2.1.9. Materi Bangun Datar Segiempat 30
2.1.10. Teori Belajar Pendukung 39
2.2. Kerangka Konseptual 41
2.3. Penelitian Yang Relevan 42
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 43
3.1.1. Lokasi Penelitian 43
3.1.2. Waktu Penelitian 43
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 43
3.2.1. Subjek Penelitian 43
3.2.2. Objek Penelitian 43
3.3. Jenis Penelitian 43
3.4. Prosedur Penelitian 44
3.5. Instrumen Penelitian 47
3.6. Teknik Analisis Data 48
3.6.1. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah 48
3.6.2. Analisis Hasil Observasi 49
3.6.3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah 50
3.6.4. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa 51
3.6.5. Kriteria Keberhasilan LAS 52
3.7. Indikator Keberhasilan 52
3.8. Menarik Kesimpulan 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 54
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 54
4.1.1.1. Permasalahan I 54
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 56
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 56
4.1.1.4. Tahap Observasi I 59
4.1.1.5. Analisis Data I 59
4.1.1.6. Refleksi I 66
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 70
4.1.2.1. Kondisi Awal 70
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 71
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 71
4.1.2.4. Tahap Observasi II 74
4.1.2.5. Analisis Data II 74
4.1.2.6. Refleksi II 81
4.2. Kekuatan dan Kekurangan Penelitian 90
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 93
5.2. Saran 93
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Alternatif Pemberian Skor Pemechan Masalah 17
Tabel 2.2. Sintak Pembelajaran Kooperatif 21
Tabel 2.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD 23
Tabel 3.1. Interpretasi Aktivitas Siswa dan Kemampuan Guru 53
Tabel 3.2. Kriteria dan Target Keberhasilan 53
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal 55
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 60
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 61
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I
(Memahami Masalah) 62
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I
(Merencanakan Pemecahan Masalah) 62
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I
(Melaksanakan Pemecahan Masalah) 63
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I
(Memeriksa Kembali) 64
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I 65
Tabel 4.9. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 67
Tabel 4.10. Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I 68 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II 75
Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 76
Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II
(Memahami Masalah) 77
Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II
(Merencanakan Pemecahan Masalah) 77
Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II
(Melaksanakan Pemecahan Masalah) 78
Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II
(Memeriksa Kembali) 79
Tabel 4.17. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 80
Tabel 4.18. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 81 Tabel 4.19. Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Mengerjakan Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 82
Tabel 4.20. Peningkatan Hasil Observasi Proses Pembelajaran 83
Tabel 4.21. Hasil Observasi Aktivitas siswa Selama Belajar 78
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tampilan Layar Kerja Geogebra 27
Gambar 2.2. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menggambar Segiempat 29 Gambar 2.3. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menentukan
Keliling Persegi Panjang 30
Gambar 2.4. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menentukan
Keliling Persegi 31
Gambar 2.5. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menentukan
Keliling Layang-Layang 33
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika I 64
Grafik 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 65
Grafik 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika II 79
Grafik 4.4. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 80
Grafik 4.5. Hasil Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah 81
Grafik 4.6. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa siklus I dan II 86 Grafik 4.7. Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran
pada siklus I dan II 86
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I 97
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II 104
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III 110
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV 116
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 122
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 126
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 130
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 134
Lampiran 9 Alternatif Lembar Aktivitas I 138
Lampiran 10 Alternatif Lembar Aktivitas II 140
Lampiran 11 Alternatif Lembar Aktivitas III 142
Lampiran 12 Alternatif Lembar Aktivitas IV 144
Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 146
Lampiran 14 TesKemampuanAwal 147
Lampiran 15 Lembar Validasi Tes Awal 148
Lampiran 16 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 152
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 153
Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 154
Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 157 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 161
Lampiran 21 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 163
Lampiran 22 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 164
Lampiran 23 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 167 Lampiran 24 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 170
Lampiran 25 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 172
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Siswa 180
Lampiran 27 Tabulasi Nilai Tes Awal (Langkah Pemecahan Masalah) 188
Lampiran 28 Tabulasi Nilai Tes Awal 190
Lampiran 29 Nilai TKPM I 192
Lampiran 30 Nilai TKPM I (langkah Pemecahan Masalah) 194
Lampiran 31 Nilai TKPM II 196
Lampiran 32 Nilai TKPM II (langkah Pemecahan Masalah) 198
Lampiran 33 Lembar Validator 200
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan siswa agar
kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasioanal harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningktan mutu
pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manusia seutuhnya agar mampu bersaing dalam menghadapi globalisasi.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan No 20
Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif, mengembangkan potensi dirinya untuk memliki
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Salah
satu lembaga/jenjang pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk
mewujudkan fungsi pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar(SD/MI), jenjang
pendidikan menengah (SMP/MTs), jenjang pendidikan atas (SMA/MA), dan
Perguruan Tinggi.
Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA
dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar
matematika menurut Abdurrahman (2012:204) karena matematika merupakan: (1)
sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dengan demikian dalam dunia pendidikan, matematika harus dipelajari
oleh semua siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Karena matematika menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan siswa dalam
menempuh suatu jenjang pendidikan. Hal ini terbukti dengan dijadikannya
2
nasional (UAN). Selain itu matematika juga menjadi salah satu materi ujian
seleksi dalam penerimaan tenaga kerja.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Depdiknas (2006) juga menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika SD, SMP, SMA dan SMK bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sikap, melakukan manipulasi
matematika dalam memuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperlukan.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Dengan demikian tujuan mempelajari matematika adalah agar siswa
memiliki sejumlah kemampuan matematika. Dari kelima tujuan mata pelajaran
matematika yang termuat dalam Standar Isi mata pelajaran matematika SMP pada
permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, salah satunya adalah agar siswa mampu
memecahkan masalah matematika. Pemecahan masalah matematika adalah salah
satu tujuan dalam pembelajaran matematika yang memuat empat kemempuan
yaitu : memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melakukan
penyelesaian masalah, memeriksa kembali.
Kemampuan berpikir untuk pemecahan masalah dalam matematika itu
adalah bagian yang sangat dasar dan sangat penting. Namun, kenyataannya di
3
sangat rendah. Hal ini didasarkan atas penelitian yang dilaksanakan oleh Suprapto
(2015) dengan judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
mengungkapkan bahwa para siswa umumnya malas untuk bertanya atau bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika yang diberikan guru, sehingga
siswa yang memiliki kemampuan yang rendah akan tertinggal prestasi belajarnya.
Bila kondisi seperti ini dibiarkan, maka akan berdampak kurang baik terhadap
prestasi belajar matematika, khususnya pada aspek kemampuan pemecahan
masalah matematika. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh W. Kariasa
(2014) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
dengan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Di tinjau dari Penalaran Formal serta penelitian yang dilakukan oleh
Retno Siswanto (2014) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan
Koneksi Matematis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbantuan Software Geogebra (Studi Eksperimen Di SMAN 1 Cikulur
Kabupaten Lebak Propinsi Banten).
Kenyataan yang kurang memuaskan di atas, salah satunya disebabkan
karena kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah.
Kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam
pembelajaran matematika, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan
masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret sehingga
dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah serupa. Dalam hal kemampuan masalah-masalah Trianto (2010:91) mengatakan
bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan
yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
Trianto (2010:90) mengemukakan bahwa :
Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan
4
perencanaan dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar tidak
terorganisir dengan baik. Guru masih mendominasi aktivitas pembelajaran.
Karena dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah
satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber
belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga jarang
menyampaikan informasi mengenai suatu materi terhadap penerapannya dalam
dunia nyata.
Hal ini sejalan dengan Abdurrahman (2012:20) bahwa :
Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar.
Selanjutnya Trianto (2010:1) menyatakan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderungteacher-centredsehingga siswa menjadi pasif.
Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Untuk itu diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika.
Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 19 januari 2016) dengan
pemberian tes kepada siswa kelas VII-1 di Smp Negeri 27 Medan, dari hasil tes
yang telah dilaksanakan menunjukkan siswa belum mampu menyelesaikan soal
pemecahan masalah. Siswa kurang mampu mengidentifikasi masalah. Dari 2 buah
soal yang diberikan kepada 40 siswa, diperoleh deskripsi kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah, yaitu: 80% (32 siswa) dapat memahami masalah,
5% (2 siswa) dapat merencanakan pemecahan masalah, 0% (0 siswa) dapat
melaksanakan pemecahan masalah, dan 0% (0 siswa) dapat menarik kesimpulan.
5
dari 40 orang siswa pada tes awal ini adalah 54,37 dengan tingkat kemampuan
pemecahan sangat rendah. Dari 40 orang siswa tidak ada siswa yang mendapat
nilai diantara 90-100 yang dikategorikan sangat tinggi, 80-89 yang dikategorikan
tinggi, 70-79 yag dikategorikan sedang, 1 orang siswa mendapat nilai diantara
60-69 yang dikategorikan rendah, dan 39 orang siswa mendapat nilai diantara 0-59
yag dikategorikan rendah.
Dari fakta di atas dapat kita lihat bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa masih sangat kurang atau perlu ditingkatkan terutama pada saat
mengerjakan Tes Awal berikut ini, yaitu : Sebuah lapangan bermain Taman
Kanak-kanak (TK) akan dipasang ubin berbentuk persegi panjang dengan ukuran
panjang 20 cm dan lebar 40 cm. Jika luas lapangan 8 m2 dan harga ubin Rp
25.000/m2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menutupi seluruh lapangan
bermain tersebut?
Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh siswa dalam menjawab soal
berikut:
Gambar 1.1. Hasil kerja siswa
Dari soal di atas, siswa diharapkan menulis terlebih dahulu
langkah-langkahnya sebelum menyelesaikan permasalahan. Oleh sebab itu diperlukan
upaya untuk pemecahan masalah tersebut.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan
6
dan prinsip oleh siswa, dapat mengakibatkan kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah akan lemah pula. Padahal, kemampuan pemecahan masalah sangat
penting dalam pembelajaran matematika karena kemampuan pemecahan masalah
yang diperoleh dalam suatu pengajaran matematika pada umumnya dapat
ditransfer untuk digunakan dalam memecahkan masalah lain dalam kehidupan
sehari-hari.
Salah satu hal penyebab yang menjadi rendahnya kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang
inovatif.
Slameto (2010: 65) menyatakan bahwa:
Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.
Begitu juga model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
matematika pada umumnya menggunakan metode ceramah dimana pengajaran
berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran itu sendiri.
Seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa, selain itu guru juga harus melakukan inovasi (pembaharuan) dengan
memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran melalui penggunaan
software pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa masih diperlukan berbagai terobosan dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran salah satunya melalui pengembangan
media pembelajaran. Menurut Arsyad (2012:26) mengatakan bahwa: “Media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, serta dapat
mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang
7
Salah satu program aplikasi (software) yang cukup baik untuk membuat
bangun atau bentuk geometri adalah software Geogebra. Geogebra merupakan
salah satu software matematika yang menggabungkan geometri, aljabar dan
kalkulus. Nama Geogebra merupakan kependekan dari geometry (geometri) dan
algebra (aljabar), tetapi program ini tidak hanya mendukung untuk topik tersebut,
tapi juga mendukung banyak topik matematika diluar keduanya.
Pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat memudahkan siswa dalam memecahkanan masalah
yang terdapat dalam matematika. Materi bangun datar dapat berhasil diterima oleh
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Guru
membagikan siswa dengan beranggotakan 4-6 orang dalam kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu pendekatan dengan
pembagian siswa melalui kelompok-kelompok kecil untuk belajar bersama. Siswa
dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,
jenis kelamin, dan sukunya.
Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menyajikan informasi akademis baru kepada siswa setiap minggu atau secara
regular, baik melalui presentasi verbal atau teks. Siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan
sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok
memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran
tersebut.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa di tim-tim
heterogen saling membantu dengan menggunakan beragam metode belajar
kooperatif dan berbagai prosedur kuis. Gagasan utama di belakang model
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong
dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru,
jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu
teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus
8
Penggunaan software matematika untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dalam pembelajaran telah diteliti oleh
beberapa peneliti terlebih dahulu. Demikian juga dengan penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran. Selanjutnya
penelitian-penelitian terdahulu yang dimaksud akan dipaparkan yaitu berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Suprapto (2015) dengan judul penelitian Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa dan penelitian yang dilakukan oleh W. Kariasa (2014)
yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Di tinjau dari Penalaran Formal serta penelitian yang dilakukan oleh Retno
Siswanto (2014) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Koneksi
Matematis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Berbantuan Software Geogebra (Studi Eksperimen Di SMAN 1 Cikulur
Kabupaten Lebak Propinsi Banten).
Setelah menyelesaikan suatu proses belajar untuk meningkatkan
kemampuan belajar siswa dengan dukungan media pembelajaran tersebut, perlu
adanya kerjasama antara guru dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas
(PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat
dikaji ditingkatkan dan dituntaskan.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, terlihat adanya kesenjangan antara
harapan dengan kenyataan di satu sisi diharapkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa tentang bangun datar segiempat agar lebih baik.
Sementara di sisi lain prestasi belajar siswa belum sesuai dengan harapan. Oleh
karena itu, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul
9
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat di identifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Sikap siswa yang merasa bosan terhadap pembelajaran matematika karena
kurang terciptanya media yang menarik di SMP N 27 Medan
2. Proses pembelajaran matematika selama ini dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi masih terbatas di
SMP N 27 Medan
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya siswa SMP
masih relatif rendah.
4. Siswa kurang mampu mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan soal
kemampuan pemecahan masalah.
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka
penulis merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar
lebih terarah dan jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII-1 di SMP Negeri 27
Medan pada materi segi empat dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pembelajaran dengan Model kooperatif Tipe STAD menggunakan
Software Geogebra dapat meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa di kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan?
2. Apakah pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe STAD
menggunakan Software Geogebra dapat meningkatakan ketuntasan belajar
10
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software
Geogebra di kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan.
2. Untuk meningkatkan ketuntasan belajar matematika siswa melalui
pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra di
kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Kepada Kepala sekolah, memberikan saran dan bahan masukan bagi kepala
sekolah untuk memberikan perhatian yang fokus pada pelaksanaan berbagai
program media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 27 Medan.
2. Kepada guru, sebagai bahan informasi mengenai kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa yang diberi penyajian materi dengan
mengguakan Software Geogebra pada pokok bahasan bangun datar
segiempat.
3. Kepada siswa, sebagai masukan bagi siswa agar siswa mampu memahami
materi pelajaran matematika dengan baik.
4. Kepada peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam
penelitian lapangan yang berkenaan dengan penggunaan Software Geogebra
pada pokok bahasan lainnya.
5. Kepada peneliti lainnya, sebagai bahan informasi awal dan bandingan bagi
11
1.7 Definisi Operasional
Untuk dapat melakukan variabel penelitian secara kuantitatif maka
variabel-variabel didefinisikan sebagai berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah matematik yang memuat indikator
kemampuan pemecahan masalah yaitu : (1) membuat model matematik dari
masalah; (2) memilih strategi atau cara pemecahan masalah yang tepat; (3)
menerapkan strategi dan memecahkan masalah; (4) membuat kesimpulan.
2. Kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division) adalah salah
satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan menggunaka
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen yang mengacu pada enam fase pembelajaran yaitu (1)
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,(2) menyajikan/menyampaikan
informasi, (3) mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok belajar, (4)
membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) evaluasi, (6) memberikan
penghargaan.
3. Software Geogebra merupakan salah satu software matematika yang
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh bahwa langkah-langkah
pemecahan masalah matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Pada langkah memahami masalah meningkat dari 52,02
(52,02%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah menjadi 93,75 (93,75%)
dengan tingkat kemampuan sangat tinggi. Pada langkah merencanakan
pemecahan masalah meningkat dari 52,22 (52,22%) dengan tingkat
kemampuan sangat rendah menjadi 78,88 (81,77%) dengan tingkat
kemampuan sedang. Pada langkah menyelesaikan pemecahan masalah
meningkat dari 54,17 (54,17%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah
menjadi 80,85 (80,85%) dengan tingkat kemampuan tinggi. Pada langkah
memeriksa kembali meningkat dari 17,92 (17,92%) dengan tingkat
kemampuan sangat rendah menjadi 78,33 (78,33%) dengan tingkat sedang.
2. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh bahwa model pembelajaran
Kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bangun datar
segiempat di kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan.
5.2. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah:
1. Kepada guru, khususnya guru matematika, menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra ini
dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa, khususnya materi bangun datar
segiempat dan perlu juga di uji coba untuk materi lainnya.
2. Disarankan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran diskusi
94
bertanya, salah satu pertimbangan yang penting adalah pembentukan
kelompok yang dapat membantu siswa dalam penyelesaian kemampuan
pemecahan masalah dan membuat suatu media agar siswa tertarik untuk
belajar.
3. Kepada siswa SMP Negeri 27 Medan disarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh
perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena
guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
STAD menggunakan Software Geogebra pada materi bangun datar segiempat
95
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M, (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, Azhar, (2012), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Cholik, A.M.,dkk, (2012), Matematika untuk SMP Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hamalik, Oemar, (2012),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Hudojo, Herman, (2012), Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, UM Press, IKIP Malang.
Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Penerbit Alfabeta, Bandung
Kariasa, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Matematika, Volume 3 Tahun 2014.
Mahmudi, Ali, (2010), Pemanfaatan geogebra dalam pembelajaran matematika dalamhttp://www.academia.edu/2137476/Pemanfaatan_GeoGebra_dalam _Pembelajaran_Matematika(diakses pada 12 Februari 2016)
Rusman, (2014),Model-Model Pembelajaran, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2012), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.
96
Siswanto, Retno, (2014), Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Koneksi Matematis Melalui Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Software Geogebra ( Studi Eksperimen Di SMAN 1 Cikulur Kabupatewn Lebak Propinsi Banten), Jurnal Pendidikan dan Keguruan, Volume 1 Nomor 1 tahun 2014.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert E, (2012),Cooperative Learning,Penerbit Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2012),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suherman, E, (2010),Strategi Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta
Suprapto, (2015),Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemecahanan Masalah Matematis Siswa, Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, Volume 2 Nomor 3 tahun 2015
Tim Dosen Unimed, (2014),Perkembangan Peserta Didik, Unimed, Medan.