• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA DI SMP NEGERI 27 MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA DI SMP NEGERI 27 MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIFTIPESTADMENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA DISMPNEGERI 27 MEDANT.A2015/2016

Oleh :

Nur Annisa Widya Ningsih NIM. 4123311037

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA DI SMP NEGERI 27 MEDAN T.A 2015/2016

Nur Annisa Widya Ningsih (4123311037) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 27 Medan T.A 2015/2016.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan yang berjumlah 40 orang siswa dan objek penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif STAD menggunakan Software Geogebra untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Negeri 27 Medan T.A 2015/2016. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes akhir kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 1 dari 40 orang siswa (2,5%) dengan nilai rata-rata kelas 41,12. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra menunjukkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 8 orang siswa (20%) dengan rata-rata kelas 52,02. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 31 orang siswa (77,50%) dengan rata-rata kelas 82,33. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran

kooperati STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah

dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan

Software Geogebra Di SMP Negeri 27 Medan T.A. 2015/2016”. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Sahat

Saragih, M.Pd, Dr. Izwita Dewi, M.Pd, dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai

di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy

Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D

selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu H.Siburian, S.Pd selaku guru bidang studi matematika

SMPNegeri 27 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

Alm.Nuriono dan Ibunda tercinta Hasanah yang terus memberikan motivasi serta

do’a demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Keluarga

(6)

v

Mulyani, SH yang telah memberikan dukungan dan do’a nya kepada saya.

Ucapan terima kasih spesial kepada Solihadi yang juga selalu memberikan do’a,

dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan studi di Unimed.

Ucapan terima kasih juga untuk semua teman seperjuangan Pendidikan

Matematika Ekstensi B 2012 yang telah banyak membantu penulis selama

perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak

dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan

bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2016

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar x

Daftar Grafik xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 9

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 10

1.6. Manfaat Penelitian 10

1.7. Definisi Operasional 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1. Masalah dalam Matematika 12

2.1.2. Pemecahan Masalah Matematika 13

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 14

2.1.4. Belajar dan Pembelajaran Matematika 18

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 20

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 22

2.1.7. Media Pembelajaran Matematika 23

2.1.8. Software Geogebra 24

2.1.9. Materi Bangun Datar Segiempat 30

2.1.10. Teori Belajar Pendukung 39

2.2. Kerangka Konseptual 41

2.3. Penelitian Yang Relevan 42

(8)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.1.1. Lokasi Penelitian 43

3.1.2. Waktu Penelitian 43

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 43

3.2.1. Subjek Penelitian 43

3.2.2. Objek Penelitian 43

3.3. Jenis Penelitian 43

3.4. Prosedur Penelitian 44

3.5. Instrumen Penelitian 47

3.6. Teknik Analisis Data 48

3.6.1. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah 48

3.6.2. Analisis Hasil Observasi 49

3.6.3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah 50

3.6.4. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa 51

3.6.5. Kriteria Keberhasilan LAS 52

3.7. Indikator Keberhasilan 52

3.8. Menarik Kesimpulan 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 54

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 54

4.1.1.1. Permasalahan I 54

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 56

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 56

4.1.1.4. Tahap Observasi I 59

4.1.1.5. Analisis Data I 59

4.1.1.6. Refleksi I 66

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 70

4.1.2.1. Kondisi Awal 70

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 71

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 71

4.1.2.4. Tahap Observasi II 74

4.1.2.5. Analisis Data II 74

4.1.2.6. Refleksi II 81

4.2. Kekuatan dan Kekurangan Penelitian 90

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 93

5.2. Saran 93

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Alternatif Pemberian Skor Pemechan Masalah 17

Tabel 2.2. Sintak Pembelajaran Kooperatif 21

Tabel 2.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD 23

Tabel 3.1. Interpretasi Aktivitas Siswa dan Kemampuan Guru 53

Tabel 3.2. Kriteria dan Target Keberhasilan 53

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal 55

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 60

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 61

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Memahami Masalah) 62

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Merencanakan Pemecahan Masalah) 62

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Melaksanakan Pemecahan Masalah) 63

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Memeriksa Kembali) 64

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I 65

Tabel 4.9. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan TKPM I 67

Tabel 4.10. Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I 68 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Siklus II 75

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 76

Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Memahami Masalah) 77

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Merencanakan Pemecahan Masalah) 77

Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Melaksanakan Pemecahan Masalah) 78

Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Memeriksa Kembali) 79

Tabel 4.17. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II 80

Tabel 4.18. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 81 Tabel 4.19. Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Mengerjakan Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 82

Tabel 4.20. Peningkatan Hasil Observasi Proses Pembelajaran 83

Tabel 4.21. Hasil Observasi Aktivitas siswa Selama Belajar 78

(10)

ix

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tampilan Layar Kerja Geogebra 27

Gambar 2.2. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menggambar Segiempat 29 Gambar 2.3. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menentukan

Keliling Persegi Panjang 30

Gambar 2.4. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menentukan

Keliling Persegi 31

Gambar 2.5. Tampilan Layar Geogebra Dalam Menentukan

Keliling Layang-Layang 33

(12)

xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika I 64

Grafik 4.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 65

Grafik 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika II 79

Grafik 4.4. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 80

Grafik 4.5. Hasil Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah 81

Grafik 4.6. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa siklus I dan II 86 Grafik 4.7. Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran

pada siklus I dan II 86

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I 97

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II 104

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III 110

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IV 116

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 122

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 126

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 130

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 134

Lampiran 9 Alternatif Lembar Aktivitas I 138

Lampiran 10 Alternatif Lembar Aktivitas II 140

Lampiran 11 Alternatif Lembar Aktivitas III 142

Lampiran 12 Alternatif Lembar Aktivitas IV 144

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 146

Lampiran 14 TesKemampuanAwal 147

Lampiran 15 Lembar Validasi Tes Awal 148

Lampiran 16 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 152

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 153

Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 154

Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 157 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 161

Lampiran 21 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 163

Lampiran 22 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 164

Lampiran 23 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 167 Lampiran 24 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 170

Lampiran 25 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 172

Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Siswa 180

Lampiran 27 Tabulasi Nilai Tes Awal (Langkah Pemecahan Masalah) 188

Lampiran 28 Tabulasi Nilai Tes Awal 190

Lampiran 29 Nilai TKPM I 192

Lampiran 30 Nilai TKPM I (langkah Pemecahan Masalah) 194

Lampiran 31 Nilai TKPM II 196

Lampiran 32 Nilai TKPM II (langkah Pemecahan Masalah) 198

Lampiran 33 Lembar Validator 200

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan siswa agar

kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasioanal harus

mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningktan mutu

pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

manusia seutuhnya agar mampu bersaing dalam menghadapi globalisasi.

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan No 20

Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif, mengembangkan potensi dirinya untuk memliki

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Salah

satu lembaga/jenjang pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk

mewujudkan fungsi pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar(SD/MI), jenjang

pendidikan menengah (SMP/MTs), jenjang pendidikan atas (SMA/MA), dan

Perguruan Tinggi.

Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA

dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar

matematika menurut Abdurrahman (2012:204) karena matematika merupakan: (1)

sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi

pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk

meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Dengan demikian dalam dunia pendidikan, matematika harus dipelajari

oleh semua siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Karena matematika menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan siswa dalam

menempuh suatu jenjang pendidikan. Hal ini terbukti dengan dijadikannya

(15)

2

nasional (UAN). Selain itu matematika juga menjadi salah satu materi ujian

seleksi dalam penerimaan tenaga kerja.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Depdiknas (2006) juga menyatakan

bahwa mata pelajaran matematika SD, SMP, SMA dan SMK bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sikap, melakukan manipulasi

matematika dalam memuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperlukan.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Dengan demikian tujuan mempelajari matematika adalah agar siswa

memiliki sejumlah kemampuan matematika. Dari kelima tujuan mata pelajaran

matematika yang termuat dalam Standar Isi mata pelajaran matematika SMP pada

permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, salah satunya adalah agar siswa mampu

memecahkan masalah matematika. Pemecahan masalah matematika adalah salah

satu tujuan dalam pembelajaran matematika yang memuat empat kemempuan

yaitu : memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melakukan

penyelesaian masalah, memeriksa kembali.

Kemampuan berpikir untuk pemecahan masalah dalam matematika itu

adalah bagian yang sangat dasar dan sangat penting. Namun, kenyataannya di

(16)

3

sangat rendah. Hal ini didasarkan atas penelitian yang dilaksanakan oleh Suprapto

(2015) dengan judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

mengungkapkan bahwa para siswa umumnya malas untuk bertanya atau bekerja

sama dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika yang diberikan guru, sehingga

siswa yang memiliki kemampuan yang rendah akan tertinggal prestasi belajarnya.

Bila kondisi seperti ini dibiarkan, maka akan berdampak kurang baik terhadap

prestasi belajar matematika, khususnya pada aspek kemampuan pemecahan

masalah matematika. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh W. Kariasa

(2014) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

dengan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Di tinjau dari Penalaran Formal serta penelitian yang dilakukan oleh

Retno Siswanto (2014) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan

Koneksi Matematis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD Berbantuan Software Geogebra (Studi Eksperimen Di SMAN 1 Cikulur

Kabupaten Lebak Propinsi Banten).

Kenyataan yang kurang memuaskan di atas, salah satunya disebabkan

karena kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah.

Kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam

pembelajaran matematika, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan

masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret sehingga

dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah serupa. Dalam hal kemampuan masalah-masalah Trianto (2010:91) mengatakan

bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan

yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

Trianto (2010:90) mengemukakan bahwa :

Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan

(17)

4

perencanaan dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar tidak

terorganisir dengan baik. Guru masih mendominasi aktivitas pembelajaran.

Karena dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah

satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber

belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga jarang

menyampaikan informasi mengenai suatu materi terhadap penerapannya dalam

dunia nyata.

Hal ini sejalan dengan Abdurrahman (2012:20) bahwa :

Yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar.

Selanjutnya Trianto (2010:1) menyatakan bahwa:

Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderungteacher-centredsehingga siswa menjadi pasif.

Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran

matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa. Untuk itu diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi

masalah tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika.

Berdasarkan hasil observasi awal (tanggal 19 januari 2016) dengan

pemberian tes kepada siswa kelas VII-1 di Smp Negeri 27 Medan, dari hasil tes

yang telah dilaksanakan menunjukkan siswa belum mampu menyelesaikan soal

pemecahan masalah. Siswa kurang mampu mengidentifikasi masalah. Dari 2 buah

soal yang diberikan kepada 40 siswa, diperoleh deskripsi kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah, yaitu: 80% (32 siswa) dapat memahami masalah,

5% (2 siswa) dapat merencanakan pemecahan masalah, 0% (0 siswa) dapat

melaksanakan pemecahan masalah, dan 0% (0 siswa) dapat menarik kesimpulan.

(18)

5

dari 40 orang siswa pada tes awal ini adalah 54,37 dengan tingkat kemampuan

pemecahan sangat rendah. Dari 40 orang siswa tidak ada siswa yang mendapat

nilai diantara 90-100 yang dikategorikan sangat tinggi, 80-89 yang dikategorikan

tinggi, 70-79 yag dikategorikan sedang, 1 orang siswa mendapat nilai diantara

60-69 yang dikategorikan rendah, dan 39 orang siswa mendapat nilai diantara 0-59

yag dikategorikan rendah.

Dari fakta di atas dapat kita lihat bahwa kemampuan pemecahan masalah

siswa masih sangat kurang atau perlu ditingkatkan terutama pada saat

mengerjakan Tes Awal berikut ini, yaitu : Sebuah lapangan bermain Taman

Kanak-kanak (TK) akan dipasang ubin berbentuk persegi panjang dengan ukuran

panjang 20 cm dan lebar 40 cm. Jika luas lapangan 8 m2 dan harga ubin Rp

25.000/m2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menutupi seluruh lapangan

bermain tersebut?

Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh siswa dalam menjawab soal

berikut:

Gambar 1.1. Hasil kerja siswa

Dari soal di atas, siswa diharapkan menulis terlebih dahulu

langkah-langkahnya sebelum menyelesaikan permasalahan. Oleh sebab itu diperlukan

upaya untuk pemecahan masalah tersebut.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan

(19)

6

dan prinsip oleh siswa, dapat mengakibatkan kemampuan siswa dalam pemecahan

masalah akan lemah pula. Padahal, kemampuan pemecahan masalah sangat

penting dalam pembelajaran matematika karena kemampuan pemecahan masalah

yang diperoleh dalam suatu pengajaran matematika pada umumnya dapat

ditransfer untuk digunakan dalam memecahkan masalah lain dalam kehidupan

sehari-hari.

Salah satu hal penyebab yang menjadi rendahnya kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang

inovatif.

Slameto (2010: 65) menyatakan bahwa:

Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progesif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

Begitu juga model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

matematika pada umumnya menggunakan metode ceramah dimana pengajaran

berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran itu sendiri.

Seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa, selain itu guru juga harus melakukan inovasi (pembaharuan) dengan

memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran melalui penggunaan

software pendidikan.

Dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika yang menarik dan

menyenangkan bagi siswa masih diperlukan berbagai terobosan dalam

mengembangkan inovasi pembelajaran salah satunya melalui pengembangan

media pembelajaran. Menurut Arsyad (2012:26) mengatakan bahwa: “Media

pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, serta dapat

mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang

(20)

7

Salah satu program aplikasi (software) yang cukup baik untuk membuat

bangun atau bentuk geometri adalah software Geogebra. Geogebra merupakan

salah satu software matematika yang menggabungkan geometri, aljabar dan

kalkulus. Nama Geogebra merupakan kependekan dari geometry (geometri) dan

algebra (aljabar), tetapi program ini tidak hanya mendukung untuk topik tersebut,

tapi juga mendukung banyak topik matematika diluar keduanya.

Pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat memudahkan siswa dalam memecahkanan masalah

yang terdapat dalam matematika. Materi bangun datar dapat berhasil diterima oleh

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Guru

membagikan siswa dengan beranggotakan 4-6 orang dalam kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu pendekatan dengan

pembagian siswa melalui kelompok-kelompok kecil untuk belajar bersama. Siswa

dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan,

jenis kelamin, dan sukunya.

Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

menyajikan informasi akademis baru kepada siswa setiap minggu atau secara

regular, baik melalui presentasi verbal atau teks. Siswa dibagi menjadi kelompok

beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan

sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok

memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran

tersebut.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa di tim-tim

heterogen saling membantu dengan menggunakan beragam metode belajar

kooperatif dan berbagai prosedur kuis. Gagasan utama di belakang model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong

dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru,

jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu

teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus

(21)

8

Penggunaan software matematika untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa dalam pembelajaran telah diteliti oleh

beberapa peneliti terlebih dahulu. Demikian juga dengan penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran. Selanjutnya

penelitian-penelitian terdahulu yang dimaksud akan dipaparkan yaitu berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Suprapto (2015) dengan judul penelitian Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa dan penelitian yang dilakukan oleh W. Kariasa (2014)

yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan

Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Di tinjau dari Penalaran Formal serta penelitian yang dilakukan oleh Retno

Siswanto (2014) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Koneksi

Matematis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Berbantuan Software Geogebra (Studi Eksperimen Di SMAN 1 Cikulur

Kabupaten Lebak Propinsi Banten).

Setelah menyelesaikan suatu proses belajar untuk meningkatkan

kemampuan belajar siswa dengan dukungan media pembelajaran tersebut, perlu

adanya kerjasama antara guru dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas

(PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk

mengidentifikasikan masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat

dikaji ditingkatkan dan dituntaskan.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, terlihat adanya kesenjangan antara

harapan dengan kenyataan di satu sisi diharapkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa tentang bangun datar segiempat agar lebih baik.

Sementara di sisi lain prestasi belajar siswa belum sesuai dengan harapan. Oleh

karena itu, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul

(22)

9

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat di identifikasi beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Sikap siswa yang merasa bosan terhadap pembelajaran matematika karena

kurang terciptanya media yang menarik di SMP N 27 Medan

2. Proses pembelajaran matematika selama ini dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi masih terbatas di

SMP N 27 Medan

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya siswa SMP

masih relatif rendah.

4. Siswa kurang mampu mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan soal

kemampuan pemecahan masalah.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka

penulis merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar

lebih terarah dan jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII-1 di SMP Negeri 27

Medan pada materi segi empat dapat ditingkatkan melalui pembelajaran

kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran dengan Model kooperatif Tipe STAD menggunakan

Software Geogebra dapat meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa di kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan?

2. Apakah pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe STAD

menggunakan Software Geogebra dapat meningkatakan ketuntasan belajar

(23)

10

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software

Geogebra di kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan.

2. Untuk meningkatkan ketuntasan belajar matematika siswa melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra di

kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Kepada Kepala sekolah, memberikan saran dan bahan masukan bagi kepala

sekolah untuk memberikan perhatian yang fokus pada pelaksanaan berbagai

program media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa di SMP N 27 Medan.

2. Kepada guru, sebagai bahan informasi mengenai kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa yang diberi penyajian materi dengan

mengguakan Software Geogebra pada pokok bahasan bangun datar

segiempat.

3. Kepada siswa, sebagai masukan bagi siswa agar siswa mampu memahami

materi pelajaran matematika dengan baik.

4. Kepada peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam

penelitian lapangan yang berkenaan dengan penggunaan Software Geogebra

pada pokok bahasan lainnya.

5. Kepada peneliti lainnya, sebagai bahan informasi awal dan bandingan bagi

(24)

11

1.7 Definisi Operasional

Untuk dapat melakukan variabel penelitian secara kuantitatif maka

variabel-variabel didefinisikan sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam

menyelesaikan suatu masalah matematik yang memuat indikator

kemampuan pemecahan masalah yaitu : (1) membuat model matematik dari

masalah; (2) memilih strategi atau cara pemecahan masalah yang tepat; (3)

menerapkan strategi dan memecahkan masalah; (4) membuat kesimpulan.

2. Kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division) adalah salah

satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan menggunaka

kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa

secara heterogen yang mengacu pada enam fase pembelajaran yaitu (1)

menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,(2) menyajikan/menyampaikan

informasi, (3) mengorganisasi siswa dalam kelompok-kelompok belajar, (4)

membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) evaluasi, (6) memberikan

penghargaan.

3. Software Geogebra merupakan salah satu software matematika yang

(25)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh bahwa langkah-langkah

pemecahan masalah matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I

ke siklus II. Pada langkah memahami masalah meningkat dari 52,02

(52,02%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah menjadi 93,75 (93,75%)

dengan tingkat kemampuan sangat tinggi. Pada langkah merencanakan

pemecahan masalah meningkat dari 52,22 (52,22%) dengan tingkat

kemampuan sangat rendah menjadi 78,88 (81,77%) dengan tingkat

kemampuan sedang. Pada langkah menyelesaikan pemecahan masalah

meningkat dari 54,17 (54,17%) dengan tingkat kemampuan sangat rendah

menjadi 80,85 (80,85%) dengan tingkat kemampuan tinggi. Pada langkah

memeriksa kembali meningkat dari 17,92 (17,92%) dengan tingkat

kemampuan sangat rendah menjadi 78,33 (78,33%) dengan tingkat sedang.

2. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh bahwa model pembelajaran

Kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bangun datar

segiempat di kelas VII-1 SMP Negeri 27 Medan.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika, menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan Software Geogebra ini

dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa, khususnya materi bangun datar

segiempat dan perlu juga di uji coba untuk materi lainnya.

2. Disarankan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran diskusi

(26)

94

bertanya, salah satu pertimbangan yang penting adalah pembentukan

kelompok yang dapat membantu siswa dalam penyelesaian kemampuan

pemecahan masalah dan membuat suatu media agar siswa tertarik untuk

belajar.

3. Kepada siswa SMP Negeri 27 Medan disarankan lebih berani dalam

menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh

perangkat pembelajaran sebagai acuan, dan siswa akan lebih efektif karena

guru lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

STAD menggunakan Software Geogebra pada materi bangun datar segiempat

(27)

95

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, Azhar, (2012), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Cholik, A.M.,dkk, (2012), Matematika untuk SMP Kelas VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hamalik, Oemar, (2012),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hudojo, Herman, (2012), Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran

Matematika, UM Press, IKIP Malang.

Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Penerbit Alfabeta, Bandung

Kariasa, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Matematika, Volume 3 Tahun 2014.

Mahmudi, Ali, (2010), Pemanfaatan geogebra dalam pembelajaran matematika dalamhttp://www.academia.edu/2137476/Pemanfaatan_GeoGebra_dalam _Pembelajaran_Matematika(diakses pada 12 Februari 2016)

Rusman, (2014),Model-Model Pembelajaran, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, Wina, (2012), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

(28)

96

Siswanto, Retno, (2014), Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Koneksi Matematis Melalui Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Software Geogebra ( Studi Eksperimen Di SMAN 1 Cikulur Kabupatewn Lebak Propinsi Banten), Jurnal Pendidikan dan Keguruan, Volume 1 Nomor 1 tahun 2014.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E, (2012),Cooperative Learning,Penerbit Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2012),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suherman, E, (2010),Strategi Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta

Suprapto, (2015),Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemecahanan Masalah Matematis Siswa, Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, Volume 2 Nomor 3 tahun 2015

Tim Dosen Unimed, (2014),Perkembangan Peserta Didik, Unimed, Medan.

Gambar

Tabel 4.23.
Gambar 2.1. Tampilan Layar Kerja Geogebra
Grafik 4.1.Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Pemecahan
Gambar 1.1. Hasil kerja siswa

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini adalah bahwa penerapan strategi kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar..

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Dan Tipe TPS (Think-Pair-Share) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe STAD

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap

6 Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa N-gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 0,65668

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah lebih tinggi pada kelas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan kelas

Kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh bahwa: jumlah siswa yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah