• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Wacana Heroisme White Anglo Saxon Protestant dalam Film Captain America: Civil War

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Wacana Heroisme White Anglo Saxon Protestant dalam Film Captain America: Civil War"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Wacana Heroisme White Anglo Saxon Protestant dalam Film Captain America: Civil War

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SKRIPSI

Disusun Oleh : Umi Habibah

20120530100

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

(2)

Analisis Wacana Heroisme White Anglo Saxon Protestant dalam Film Captain America: Civil War

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SKRIPSI

Disusun Oleh : Umi Habibah

20120530100

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dan disahkan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 10 November 2016

Tempat : Ruang Multimedia Jurusan Ilmu Komunikasi Nilai :

SUSUNAN TIM PENGUJI Ketua

Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si.

Penguji I Penguji II

Filosa Gita Sukmono, S.I.Kom, MA. Ayu Amalia, S.Sos., M.Si.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) pada tanggal

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

(4)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Umi Habibah

NIM : 20120530100

Konsentrasi : Public Relations Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi :

Analisis Wacana Heroisme White Anglo Saxon Protestant dalam Film Captain America: Civil War.

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip ataupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari hasil karya saya ini terbukti merupakan hasil plagiat atau menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.

Yogyakarta, 10 November 2016

(5)

Moto

Kesulitan itu ibarat seorang bayi. Hanya bisa

berkembang dengan cara merawatnya (

Douglas Jerrold).

Keberhasilan adalah kemampuan untuk

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Allhamdulilah atas segala puji bagi Allah AWT, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan serta petunjuk kepada-Nya.

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

Kedua orang tua saya, tiada henti engkau memberikan doa dalam sholat dan memberikan dukungan serta kesabaran untuk anakmu ini... Terimakasih....

Mba nung, a.k.a Nur Hasanah dan abang ipar, Muchlisin dan adik terkecil Fathen Al-Furqon yang memberikan dukungan serta motivasi yang membuat saya optimis untuk menyelesaikan skirpsi ini.

Dosen Pengampu, Fajar Junaedi yang selalu membantu selama melakukan penelitian sekaligus memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan dalam bidang perfilman.

Teman Bicara, Rani Setyawati, Lalya Qodriah, Utari Dewi, Riskika Mahmuda, Heri Setyawan, Amelinda Dyah Anestya yang memberikan dukungan yang tiada lelah terimakasih para ukhti...

Teman perHian a.k.a Sambal yaitu Inggi Rahmawati, Agatalika dewa, Febyan Arum Sari, Mia Pradita, Dany Latif, Riko Nazar, Rahmat Suraya, Yunita, Chams terimakasih atas dukungan dan waktu luang dikala saya jenuh terimakasih...

Mba siswi, mb Linda yang tiada hentinya memberikan waktu diwaktu sela kerja untuk mendengarkan curhatan saya, terimakashi...

Teman seperjuangan bimbingan mas jun, semangat yaaaaaa mudah-mudahan cepat kelar amiinnn...

(7)

Bismi Ramdani, terimakasih sudah mau saya susahin selama nyusun skripsi ini, hehe..

Pak Jono, mb Siti terimakasih sudah banyak membantu dan mau disusahin oleh mahasiswa.

(8)

KATA PENGANTAR

Saya sangat bersyukur atas segala karunia, rahmat dan hidayah yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga skripsi ini sesuai dengan rencana dan harapan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan melihat bagaimana superhero kulit putih ( WASP) yang terdapat dalam film Captain America: Civil War. Film yang disutradari oleh brother Russo yaitu

Anthony Russo dan Joseph V. Russo Mereka bekerja dengan sebagaian besar sebagai produser, penulis skenario, aktor, dan editor yang beberapa film mereka tergabung dengan Marvel Studio.

Pemilihan film Captain America: Civil War ini dilatar belakangi oleh ketertarikan saya melihat bagaimana wacana superhero kulit putih dalam film Hollywood dengan produksi film Marvel yang selalu dimulai dengan stereotip, ideologi, hegemoni, dan politik yang disampaikan dalam film ini. Penelitian skripsi ini terdiri dari beberapa bab, yaitu Bab I membahas pendahuluan mengenai film Captain America: Civil War, Bab II diawali dengan membahas superhero Amerika Serikat, kemudian gambaran umum dalam film Captain America: Civil War, Bab III menganalisis dan pembahasan dalam film Captain America: Civil

(9)

Keberhasilan peneliti ini tentu tidak dapat dilepaskan dari dukungan dalam berbagai pihak. Ucapaan terimakasih saya sampaikan kepada dosen pembimbing, Fajar Junaedi yang sering disapa Mas Jun atas dukungan dalam penelitian skripsi ini. Segala masukan dan saran yang sangat berarti. Ucapan terimakasih ini saya sampaikan kepada teman diskusi yang telah memberikan waktu banyak pandangan, ide dan kesaksian serta meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membantu penelitian ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi penelitian selanjutnya, maupun sumber yang bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 10 November 2016

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

I. Teknik Analisis Data ... 24

J. Sistematika Penulisan ... 32

BAB II GAMBARAN UMUM FILM CAPTAIN AMERICA... 33

A. Superhero Amerika ... 33

B. Sinopsis Film Captain America ... 36

C. Data Film Captain America ... 38

D. Pemeran Utama ... 39

(11)

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

ANALISIS DATA ... 45

A. Wacana representasi Heroisme Kulit Putih ... 48

B. Wacana Representasi Tubuh Ideal dan Ilmu Pengetahuan dalam Superhero ... 69

C. Wacana Superhero Laki-Laki dalam Hegemoni ... 84

D. Wacana Rasa Setia Kawan dalam Superhero ... 98

BAB 1V Penutup ... 105

1. Kesimpulan ... 105

2. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Poster film Captain America ... 5

Gambar 2.1 Joseph V Russo ... 39

Gambar 2.2 Anthony Russo ... 39

Gambar 3.1 Adegan sedang rapat bersama serketaris Ross ... 49

Gambar 3.2 Adegan ketika kerusakan terjadi akibat ulah penjahat ... 59

Gambar 3.3 Salah satu korban dari pertarungan di Sokovia ... 59

Gambar 3.4 Seorang wanita berkulit hitam yang ingin menuntut keadilan ... 60

Gambar 3.5 Tony Stark berbicara mengenai keberadaan Wanda ... 61

Gambar 3.6 Steve Rogers diciptakan membentuk tibuh ideal ... 70

Gambar 3.7 Captain America menahan helikopter dengan tangan satu ... 70

Gambar 3.8 Angle dari atas saat Steve Rogers menahan helicopter ... 71

Gambar 3.9 Terlihat Captain America berjalan dengan gagah membawa perisai ... 72

Gambar 3.10 Tentara Nazi membacakan mantra kepada Bucky ... 75

Gambar 3.11 Bucky diciptakan untuk dihipnotis oleh tentara Nazi ... 76

Gambar 3.12 Tony Stark menemukan penemuan baru ... 79

Gambar 3.13 Vision sedang berbincang ... 80

Gambar 3.14 Gambar Rumlow ... 86

Gambar 3.15 Koran pemberitaan mengenai Rumlow ... 86

Gambar 3.16 Serketaris Ross sedang memberikan arahan kepada the Avengers... 89

Gambar 3.17 Tony Stark berbicara kepada Steve ... 99

Gambar 3.18 Steve, Bucky, dan Sam sedang berbicara ... 100

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data jumlah keuntungan box office film Hollywood ... 38 Tabel 3.1 Potongan gambar dan narasi pada film

Captain America:Civil War ... 49 Tabel 3.2 Rincian kalimat pada wacana

representasi heroisme kulit putih ... 65 Tabel 3.3 Gambar tentara Rusia melakukan

cuci otak terhadap Bucky ... 75 Tabel 3.4 Rincian kalimat pada wacana representasi tubuh ideal dan

ilmu pengetahuan dalam superhero ... 75 Tabel 3.5 Potongan narasi wacana superhero

laki-laki dalam hegemoni ... 81 Tabel 3.6 Rincian kalimat pada wacana

superhero laki-laki dalam hegemoni... 91 Tabel 3.7 Potongan dan narasi memperlihatkan

rasa setia kawan terhadap Bucky ... 99 Tabel 3.8 Rincian kalimat pada wacana setia

(14)
(15)

ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kosentrasi Public Relations

Umi Habibah

Judul: Analisis Wacana Herosime White Anglo Saxon Protestant dalam Film Captain America:Civil War

Tahun Skripsi:2016 + 109 Halaman

Daftar Kepustakaan: 2016 +26Buku + 5 jurnal Online + 10 sumber web

Superhero yang di dalam film Hollywood digambarkan dengan karakter-karakter yang menarik untuk para pencinta film. Film Hollywood memberikan kontribusi tentang kebudayaan secara umum mengenai konteks White Anglo Saxon Protestant. Dalam teks film ini juga masih memperlihatkan bahwa sosok hero berkulit putih masih mendominasi. Penelitian ini membahas makna dibalik film Hollywood. Metode pada penelitian ini berjenis kualitatif deskriktif dengan objek penelitian pada film ciptaan Marvel Studios yang berjudul Captain America: Civil War. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kritis Theo Van Lueween dengan menghasilkan Inclusion dan Exclusion.

Hasil penelitian ini telah mengungkapkan bahwa orang kulit putih masih mendominasi dalam keterkaitan difilm Hollywood. Selain itu, adanya kesadaran mengenai kepentingan-kepentingan politik serta propaganda yang dilakukan dari pemerintah, dimana pemerintah membuat kebijakan yang menimbulkan perpecahan karena kebijakan tersebut berisi mengenai aturan yang mengharuskan tindakan superhero dibawah pengawasan.

(16)

ABSTRACT Muhammadiyah University of Yogyakarta

Faculty of Social and Politica Science Department of Communication Umi Habibah (20120530100)

Title : Discourse Analysis of White Anglo Saxon heroism in the movie Captain America: Civil America

Year : 2016+ 109 Pages

Resource Library : 2016 + 26 Books + 5 Online Journal + 10 Website

Superhero in Hollywood’s movies portrayed by characters who are

interesting for the movie’s lovers. Hollywood’s movies contributes for the culture in general about the context of the White Anglo Saxon Protestant. On the text in this movie show show that the figure of the hero which is white is still dominates. This study discusses the meaning behind the Hollywood’s movies. Methods in this study is the qualitative description with the manifold qualitative research on the creation of Marvel Studios movie titled Captain America: Civil War. Data analysis technique used in this study is a critical analysis of Theo Van Lueween to produce Inclusion and Exclusion.

The results of this study have revealed that whites still dominate in affliction on Hollywood’s movies. In addition, there is awareness of the political interests and propaganda made by the government, where the government policies that cause divisions because the policy it self contains rules requiring the superhero action to be under the supervision.

(17)

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Industri perfilman kini menjadi konsumsi wajib bagi masyarakat perkotaan maupun perdesaan. Dengan kemunculan film yang sudah disajikan dalam berbagai variasi dan berkualitas film dari tahun ke tahun. Para pembuat produksi film terus berlomba memberikan alur cerita yang baik dan bermanfaat baik dalam film sejarah, fiksi, bahkan propaganda. Film tidak hanya dinikmati di televisi, namun bioskop, VCD dan DVD serta internet pun bisa mengaksesnya.

Di Indonesia, yang dimaksud dengan film itu sendiri terlampir dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman pada Bab 1 Pasal 1, yaitu karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan. Walaupun pengertiannya berbeda pada setiap negara (contohya di Perancis dan Yunani yang memiliki perbedaan arti terhadap film dan cinema), film pada intinya merupakan salah satu media atau saluran komunikasi massal, dalam arti berjumlah banyak, tersebar dimana-mana, memiliki efek tertentu dan sebagainya (Vera, 2014: 91).

(18)

perkembangan penemuan film terlihat setelah abad ke-18 melalui percobaan kombinasi cahaya lampu dengan kaca lensa padat, namun belum dalam bentuk gambar bergerak. Pada tahun 1895 film disempurnakan oleh Wiliam Dickson dengan mempelajari rahasia gambar hidup dalam hal kecepatan, waktu serta pewarnaan. Dalam hal tersebut, orang Amerika membuat film berdurasi 25 menit dengan judul A Trip to the Moon (1902), Life of an America Fireman (1903) dan The Great Train Robbery (1903), hingga pada

tahun 1928 Amerika mengeluarkan film pertama dengan dialog yang bisa didengar dalam film The Jazz Singer (Cangara, 2011: 140).

Film merupakan kajian yang amat relevan terutama digunakan dengan tanda-tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu (Van Zoest dalam Sobur, 2004: 128). Film merupakan gambaran yang dimunculkan dengan banyaknya persamaan dan realitas dikehidupan masyarakat saat ini. Saat ini sudah beragam jenis film dihadirkan yang membuat para penonton tertarik dengan film yang disajikan. Dengan peminat yang banyak maka industri perfilaman pun semakin terus mengembangkan film-film untuk masyarakat.

(19)

yang cukup terkenal tidak hanya di negara produksinya, Amerika Serikat saja namun juga hampir diseluruh dunia yaitu film Captain America: Civil War. Dengan film hero lainnya, Amerika Serikat terus membuka celah untuk membuat film dengan menambah ide-ide yang segar dan diciptakan agar para penonton dapat menikmati film tersebut. Dalam film Captain Americ a: Civil War ini dihadirkan Chris Evans dan Robert John Downey dengan sosok yang

berpengaruh dalam film ini dengan membuat sebuah perselisihan hingga menjadi film ini sangat menarik ditambah dengan adanya perkenalan dengan superhero lainnya seperti kehadiran Chadwick Boseman sebagai Black Panther dan Tom Holland sebagai Spider-Man.

Dalam budaya serta ideologi film Hollywood menciptakan isi budaya yang terarah sesuai kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang ingin ditunjukan sebagai bentuk komoditas-komoditas yang penting sehingga dikemas menjadi sebuah film yang kompleks. Dalam kasus-kasus film Hollywod biasanya menjalankan sebuah strategi yang dibungkus dengan baik sehingga para penonton ikut dibawa serta dalan rasa ke ingintahuan yang besar.

(20)

lucu hingga mencekam. Ketiga, gaya genre yang sudah dikenal masyarakat akan menampilkan pengulangan serta peniruan. Dan keempat, penggunaan aktor yang terkenal sehingga menjadi ladang uang yang dibentuk menjadi sebuah ikon untuk menarik minat penonton (Lukmantoro, 2016: 48).

Film Hollywood biasanya menampilkan tokoh utama protogonis sering berasal dari lingkungan White Anglo Saxon Protestan (WASP) seperti dalam film Batman, Superman, dan tokoh-tokoh superhero lainnya (Junaedi, 2013: 62). Begitu pula dalam film Captain America : Civil War. Film yang berorientasi tentang tokoh-tokoh pahlawan fiksi buatan Marvel Universal ini bercerita tentang seorang laki-laki kulit putih yang teguh terhadap ideologi dan idealisme sebagai seorang rakyat sekaligus pahlawan super Amerika Serikat. Film Captain America yang diperankah oleh Chris Evans direpresentasikan dengan laki-laki yang gagah, berbadan tegap,maskulin, memakai kostum bintang bendera Amerika Serikat dan dari ras kulit putih dengan karakter yang baik, hangat, patriotik, dan bersifat nasionalis.

(21)

bahwa orang-orang White Anglo Saxon ini mempunyai pengaruh yang besar bagi kepentingan film serta dengan budaya yang sudah terikat.

Gambar 1.1 Poster Film Captain Amerika: Civil War

Sumber:http://marvel.com/captainamericapremiere#recent-switcher (diakses 29 April 2016).

Film Captain America : Civil War ini lebih jauh menceritakan pahlawan Amerika Serikat yang ingin melindungi serta membantu dunia, namun dengan tindakan politik dan sehingga membuat banyak kerusakan infrastruktur yang memakan banyak korban. Dalam film sebelumnya Avengers of Ultron ada insiden yang melibatkan Avengers untuk membantu

(22)

pemerintah pun melakukan tuntutan kepada para Avengers agar meminta pertanggung jawaban dan pemerintah akan menentukan kapan saatnya mereka dibutuhkan.

Pemerintah memutuskan untuk mengawasi tindakan para Avengers dengan persetujuan 117 negara dunia. Namun Captain America, Steve Rogers tidak ingin adanya pemberlakuan mengenai keterbatasan dan mengharuskan bebas dari interfensi pemerintah namun Iron Man, Tony Stark lebih setuju dipemberlakuan pembatasan yang dilakukan untuk para Avengers. Para Avengers menjadi perpecahan menjadi 2 kubu, kubu Captain

America dan kubu Iron Man. Perpecahan terjadi akibat perseteruan dan

Undang-Undang yang diberikan oleh pemerintah untuk para hero agar yang memiliki kekuatan super diungkap identitas kepada pemerintah Amerika Serikat. Dengan hal tersebut para Avengers akan menjadi terbatas ruang gerak untuk melindungi negara sedangkan Tony Stark mendukung dengan program pemerintah lakukan terhadap para Avengers. Film ini terlihat bahwa adanya ideologi dan identitas yang dibentuk seperti Captain America yang tidak ingin adanya pemberlakuan pembatasan dan memberontak dan menentang kepada pemerintah dan ingin menunjukan bahwa mereka superhero yang tidak pernah salah dan terus ingin berkorban untuk

(23)

Film Hollywood yang mampu membuat para masyarakat menikmati dengan sangat bagus karena film yang diangkat kebanyakan hanya menampilkan sisi luar saja tanpa menjelaskan maksud dari film tersebut, kemudian membuat para penonton merasa penasaran dengan film yang mereka tayangkan, terlihat Captain America: Civil War ini menunjukan kegagahannya di box office dalam pekan pertama setelah pembukaan film tersebut. Film ini meraup keuntungan sebesar USD 181,8 juta (2,4 triliun) film ini menjadi film terlaris ketiga Marvel dengan sebelumnya pada film Iron Man 3 pada tahun 2013 dengan USD 174,1 juta. Civil War kini menjadi

film kelima terbesar di pasar Amerika Utara dengan posisi pertama dikuasai Star Wars: The Force Awakens dengan USD 248 juta, kemudian Jurassic

World dengan USD 208,8 juta dan film Marvel di posisi tiga dan empat,

yaitu The Avengers dengan USD 207,4 juta dan The Avengers: Age of

Ultron dengan USD 191,3 juta

(http://lifestyle.sindonews.com/read/1107195/158/kuasai-box-office-captain-america-civil-war-lampaui-iron-man-3-1462795483 diakses 09 Mei 2016 jam 10.15 WIB).

(24)

dunia yang berasal dari Amerika Serikat. Chris Evans sebagai Captain America. Awal mula Captain America ada ketika seorang pemuda biasa bernama Steve Rogers dari Brooklyn, New York ingin berperang demi negaranya pada Perang Dunia II dan ia karena keberanian dan kebaikan hatinya dipilih sebagai calon eksperimen tentara super Amerika dan kemudian bertransformasi sebagai simbol patriotik dan superhero pertama Amerika Serikat.

(25)

Film Hollywod Amerika Serikat ini mengidentitaskan bahwa hero bukan hanya pria saja namun kaum wanita pun layak untuk dijadikan super hero dengan wanita super memiliki keahlian dan kekuatan untuk melindungi sebut saja seperti dalam film Cat Women, Katniss Everdeen dalam The Hunger Games, Supergirl dan Wonder Women. Biasanya super hero wanita yang bermain dalam film-film Hollywood diperankan sebagai

pendamping atau sidekick untuk super hero utama seperti karakter Wonder Woman dalam film Batman VS Superman.

Penelitian terdahulu dengan judul yang sejenis dan penelitian yang dilakukan oleh Anom Prihantoro, penelitian berjudul Analisis Semiotika Representasi Afro-America dalam Serial Power Rangers : Space Patrol

Delta (SPD) dimuat jurnal Komunikator Vol 3, No 1, Mei 2011 ini

menjelaskan dalam penelitiannya film action yang menjadi program televisi anak paling banyak ditonton di Amerika Serikat. Dalam Power Rangers menunjukan variasi tokoh rangers dengan pergantian pameran

warna kulit berdasarkan warna kulit layaknya kulit putih, kulit kuning, dan kulit hitam atau Afro-Amerika. Di Amerika Serikat menjadi salah satu negara penghapusan mengenai rasisme namun dalam praktiknya film tersebut masih adanya praktik rasis dalam kehidupan. Dalam film Power Rangers kulit hitam digambarkan sebagai inferiro, korban dan pengikut

keputusan dan memposisikan ras hitam sekedar tokoh pendukung.

(26)

sebagai kepentingan media dengan selera publik yang lebih menyukai orang kulit putih dibandingkan kulit hitam. Media dan khalayak kembali menunjukan tentang pemahaman ketidaksamaan kelas dan etnis. Pendekatan ini menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Dengan teknis analisis data dapat dihasilkan yaitu Afro-Amerika yang berfisik kuat tetapi lemah intelijensi, representasi Afro-Amerika sebagai individu pemalas, representasi Afro-Amerik sebagai seorang yang urakan, representasi Afro-Amerika yang mengintimidasi dan representasi rendahnya empati Afro-Amerika.

Penelitian selanjutnya diteliti oleh Sugani Jiyantoro (2010) dengan judul sejenis melakukan penelitian berjudul Representasi Hero dalam Film Kung Fu Panda dalam jurnal Komunikator Vol 2 No 2, November 2010 di

(27)

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik mengkaji film Captain America: Civil War karangan Marvel Studio ini dengan melihat potret

yang terjadi dimasyarakat sekarang dengan praktik kekuasaan, serta akan melihat adanya kepentingan-kepentingan dan kebutuhan yang menjadikan hero kulit putih sebagai konstruksi sosial global dunia dalam film

hollywood. Peneliti menggunakan metode analisis wacana dengan menggunakan teori Theo Van Leeuwen untuk melihat hero seperti apa yang ditawarkan dalam film Captain America: Civil War ini. Model analisis Van Leewen ini memiliki adanya dua strategi wacana yaitu proses pemasukan (Inclucion) dan proses pengeluaran (Exclucion). Keduanya akan digunakan untuk menganalisis kata, kalimat dan informasi yang terdapat dalam film serta mengetahui bagaimana masing-masing sikap yang ditampilkan di dalamnya sehingga peneliti mampu mendeskripsikan dan menjelaskan kelompok seperti apa yang dimarjinalkan. Dalam film Captain America: Civil War ini menarik dikaji karena dalam cerita film

tersebut memperlihatkan superhero yang notabennya sebagai sumber kekuatan untuk memerangi kejahatan, namun film ini justru menggambarkan adanya perselisihan antara kedua kubu dengan mempertahankan asumsi masing-masing superhero yang berakhir menjadi perang saudara.

(28)

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana hero White Anglo Saxon Protestant direpresentasikan dalam film Captain America: Civil War?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna teks White Anglo Saxon Protestant (WASP) yang berkaitan dengan wacana dimedia untuk

diteliti untuk menghasilkan bagimana wacana dan posisi hero kulit putih difilm Captain America: Civil War.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoristis

Menerapkan penelitian ini diharapkan menambah ilmu dan pengetahuan penulis dan menjadi referensi ilmiah selanjutnya dengan kajian analisis wacana.

1.4.2. Manfaat Praktis

(29)

1.5.Kerangka Teori 1.5.1. Wacana

Istilah wacana sering diikuti dengan beragamnnya istilah, definisi, bukan hanya tiap disiplin ilmu mempunyai istilah sendiri, banyak ahli memberikan difinisi dan batasan yang berbeda mengenai wacana tersebut. Bahkan kamus, kalau dianggap menunjukan pada referensi pada acuan yang objektif, juga mempunyai definisi yang berbeda-beda pula. Luasnya makna ini dikarenakan oleh perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang memakai istilah wacana ( Eriyanto,2001: 1).Analisis wacana menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan antara wacana dan perkembangan sosial secara kultural dan dalam dominan-dominan sosial yang berbeda.. Norman Fairclough menggunakannya untuk menguraikan pendekatan yang telah dia kembangkan dan sebagai label yang diberikan kepada gerakan lebih luas dalam analisis wacana yang beberapa pendekatnnya, termasuk pendekatan dikemukakan, merupakan bagian dari gerakan itu ( Fairclough dan Wodak dalam Jorgensen dan Pillips, 2007:114).

(30)
(31)

Mengutip dari Foucault “memusatkan perhatiannya pada

kekuasaan, sejalan dengan wacana, kekuatan bukanlah milik agen-agen tertentu seperti individu-individu atau negara atau kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan tertentu, namun kekuasaan menyebar kepraktik sosial yang berbeda. Kekuasaan hendaknya tidak dipahami semata-mata sebagai sesuatu yang bersifat menindas, melainkan produktif, kekuasan menyusun wacana, pengetahuan,benda-benda dan subjektivitas” (Jorgensen dan Pillips, 2007:24).

Analisis wacana kritis dalam film Captain America: Civil War ini, digambarkan sebagai film yang menceritakan perselisihan antara superhero dengan kesalahpahaman menjadi perang saudara antara

Iron-Man dan Captain America.

1.5.2. Hero dalam Budaya Populer Film Hollywood

Pendefinisian hero dalam sastra atau novel adalah pahlawan yang menolong atau melindungi dari kejahatan dan sosok hero ditampilkan untuk menarik perhatian atau simpati para pembaca agara hero terlihat sebagai orang yang kuat dan tangguh untuk melawan kejahatan di dunia. Hero dikenal sebagai karakter sentral dengan kumpulan karakteristik yang

agung dan diberkati dengan kekuatan dan stamina, terkadang manusia super, dengan begitu hero dapat direpresentasikan di dalam nilai-nilai masyarakat dengan melihat kemenangan.

(32)

2002: 2). Konsep ini berpengaruh dengan adanya identitas pahlawan di dunia hollywood baik dalam komik, film dan televisi. Sehingga dengan begitu penonton pun sudah mengetahui dan beranggapan bahwa sosok hero yang baik hati, pembela negara, gagah dan sebagainya. Anggapan ini

membuat penonton bahwa hero mencerminkan selalu yang positif. Namun dengan perkembangan yang terus maju, kini film hero tidak hanya dibuat dengan yang baik saja, namun sudah dimanfaatkan dengan tema hero yang baru seperti sosok hero menjadi lebih bersifat buruk seperti egois, berperilaku kasar, tidak patuh akan aturan.

Film Hollywood biasanya akan menampilkan hero dan penjahat yang selalu menjadikan prioritas dalam film action. Sosok pahlawan (protagonis) dilawankan dengan penjahat (antagonis) dengan bagian akhir protagonis yang selalu menang. David Browell dalam Junaedi menjelaskan pola pencitraan dalam film Hollywood yaitu

A.Inovasi pertama adalah formula drama tiga babak untuk film yaitu perkenalan cerita, pengenalan protagonis dan kejadian-kejadian pemicu cerita yang berunjung pada the point of no return. Babak kedua adalah kerumitan, krisis, dan pembalikan keadaan dengan aksi yang meningkat dan babak ketiga adalah klimaks yang berkelanjutan dan puncak pada resolusi (penuntasan) yang mengisyarakat sebuah harmoni dan keseimbangan baru.

(33)

mendorong kebutuhan untuk memberikan atribusi bahwa karakter utama harus memiliki karakter kelemahan.

C.Inovasi ketiga adalah “ perjalanan mistis” yang dialami oleh karakter utama. Konsep ini menempatkan seorang “pahlawan” kedalam luar

biasa dalam lakon yang dijalaninya setelah perjalanan mistisnya “pahlawan” kembali kesituasi normalnya (Brodwell dalam Junaedi,

2012: 60-62).

Di dalam definisi klasik hero ini ada 3 bagian utama yaitu; dimensi positif termasuk konsepsi dan nilai-nilai yang dipresentasikan hero, antara kolektif atau individual, kemampuannya untuk menyelesaikan misi dengan baik yang dibebankan kepadanya atau dipilih sendiri; dan teridentifikasi bahwa dia juga bisa menginsprasi pembaca (Taha, 2002:3).

Dan menurut Gerbner (1970), hero dan penjahat itu berbeda dan perbedaan tersebut sebagai berikut:

A.Pembunuh, akibatnya bahagia untuk membunuh bersifat melindungi musuh dan mencapai tujuannya disebut hero.

B. Pembunuh, yang berakhir tidak bahagia dan membuat kerugian seseorang di sebut penjahat (Gerbner dalam Fiske, 2006: 206).

(34)

mudah dikritisi dengan relasi ras, gender, agama dan sebagainya yang dituju agar masyarakat paham dengan konteks film tersebut.

Tidak dipungkiri lagi bahwa hero sudah semakin menjadi budaya yang populer untuk film-film apalagi action. Ini membuktikan bahwa dengan pembentukan karakter bisa membuat para masyarakat sangat mudah mengenal identitas dari karakter dalam film. Identitas dalam hero sangat dapat mempengaruhi citra dan pesan pada yang melekat dalam pembentukan karakter. Seperti SpiderMan menjadi tokoh manusia laba-laba yang cukup banyak dikenal oleh aksi-aksinya yang menggunakan jaring laba-laba sebagai senjatanya.

Narasi mengenai hero dalam laga klasik dibagi menjadi enam belas‟fungsi‟ narasi yaitu:

1. Pahlawan memasuki kelompok sosial

2. Sang pahlawan tidak dikenal oleh masyarakat

3. Pahlwan diketahui punya kemampuan yang luar biasa

4. Masyarakat mengakui perbedaan antara diri mereka dengan sang pahlawan; sang pahlawaan diberi statatus spesial

5. Masyarakat tidak sepenuhnya menerima sang pahlawan 6. Ada konflik kepentingan antara sang penjahat dan masyarakat 7. Sang penjahat lebih kuat ketimbang masyarakat; masyarakat lemah 8. Ada penghormatan atau persahabatan yang kental antara sang pahlwan

dan penjahat

(35)

10. Sang pahlawan mengelak terlibat dalam konflik 11. Sang penjahat mengancam teman sang pahlawan 12. Sang pahlawan berkelahi dengan sang penjahat 13. Sang pahlawan mengalahkan penjahat

14. Masyarakat aman

15. Masyarakat menerima sang pahlwan

16.Sang pahlawan menghilang atau meninggalkan status spesialnya (Wright dalam Storey, 2006:71).

Bercerita tentang budaya populer dalam istilah „populer‟ ini diambil untuk menerangkan seni yang diproduksi oleh dan untuk masyarakat sebagai bentuk perlawanan hegemonik (Kellner, 2010: 45). Budaya populer sebagai keberbedaan dalam kelompok-kelompok sosial yang memberikan mereka identitas (Burton, 2012: 31). Keberadaan budaya populer ini menjadikan sebuah perlawanan yang dilakukan untuk memperjuangkan dalam konteks makna yang berlawanan dengan hegemoni yang didasari oleh kekuasaan. Dengan adanya hero secara tidak langsung didasari pembentukan identitas yang dibentuk sebagai bentuk pertahanan dalam setiap negara.

Hero ini biasanya ditandai dengan seorang yang berintelektual,

(36)

halnya film ini, superhero direpresentasikan sebagai salah bentuk identitas negara yang memiliki kekuatan untuk melindungi negara Amerika Serikat. 1.5.3. White Anglo Saxon Protestant dalam Budaya Pop

Keberadaan orang kulit sudah menjadi hal biasanya difilm Hollywood. Namun tidak meninggalkan peran masyarakat non-white atau orang kulit hitam. Di Amerika Serikat masyarakat kulit hitam sempat di abaikan di televisi pada tahun 1960-1970an. Komisi Kerner melakukan kajian atas kerusuhan dengan berpendapat bahwa memandang luar itu hanya dengan mata kulit putih, laki kulit putih dan perspektif kulit putih. Pada tahun 1980an, Komisi Kesetaraan Rasial (1984) mencatat bahwa kulit hitam sudah mulai sering terlihat dibandingkan kulit putih. Sebagai contoh warga kulit hitam digambarkan dalam media berita dengan berbagai masalah, dan banyak program acara yang menampilkan komedi yang didasari kebodohan dan keluguan (Medhurst dalam Barker, 2004: 224). Representasi kulit berwarna dipandang sebagai masalah dalam ras yang dari bagian masa lalu yang terdahulu terlihat sebagai pembudakan, dianggap kasta lebih rendah, dan posisi paling bawah.

(37)

dipandang yang posisi rendah namun menjadi tren hingga menjadi budaya pop, seperti penyanyi-penyanyi dan musik rap yang mampu membangkitkan pandangan orang kulit hitam. Namun tidak dipungkiri bahwa kulit hitam terus menjadi sorotan bagi kulit putih karena kulit putih tetap menjadi kaum mayoritas.

Dalam film-film Hollywood yang dibuat oleh para warga Amerika-Afrika, mereka merepresentasikan dalam kehidupan, bahkan perilaku, namun kenyataanya bahwa sebagian film menceritakan orang kulit hitam dicirikan sebagai peran yang jahat, namun pada kehidupan sebenarnya berbeda seperti dalam film. Dua aspek dari film yang dipandang problematis yaitu:

A. Penggambaran komunitas kulit hitam yang dikungkung oleh kejahatan dan kekerasan.

B. Pemotretan perempuan gaya pelacur, sehingga sedikit ditegaskan dari sosok laki-laki (Jones dalam Barker, 2004: 228).

(38)

termasuk dalam perbedaan biologis dan kultural. Gilroy dalam Barker menyatakan:

Menerima bahwa kulit „warna „kulit basis material yang sangat terbatas dalam biologi, meski kita tahu betapa tak bermaknanya dia, membuka kemungkinan untuk mengairkan dengan teori signifikasi yang dapat mengulas kelenturan dan kehampaan penanda „rasial‟ maupun kerja ideologis yang harus dikerjakan untuk mengubah semua menjadi penanda‟ras‟ sebagai suatu kategori politis terbuka, karena perjuanganlah yang menentukan definisi „ras‟ mana yang akan tetap ada dan kondisi yang menjadikan mereka terus bertahan hidup atau meredup (Gilroy dalam Barker, 2004: 63).

Secara struktur di Amerika Serikat istilah White Anglo Saxon Protestant juga sering digunakan yang berarti dengan "yang berkuasa",

yang merefleksikan hak istimewa yang dinikmati kulit putih Amerika Serikat. Pada awalnya White Anglo Saxon ini diperkenalkan dengan kedatanganya warga inggris ke Amerika. Mereka memiliki kemampuan untuk membangun Amerika menjadi lebih berintelektual, mampu memajukan pembangunan di Amerika. Kedatangan orang-orang inggris ke Amerika dapat meyakini dan mendoktrin secara keagamaan untuk menyebarkan agama kristen protestant. Pendirian White Anglo Saxon ini diciptakan untuk mendominasi struktur sosial Amerika Serikat dengan institusi yang signifikan dengan ditandainya perkembangan bahkan kebiasaan yang mampu membentuk budaya bahkan politik di Amerika.

(39)

putih sebagai sesuatu yang aneh ketimbang sesuatu yang mengancam, ini dipandang sebagai kriteria ke-umum-an manusia yang diterima apa adanya (Dyer dalam Barker, 2004: 206).

1.6. Metode Penelitian 1.6.2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis wacana dengan metode kualitatif. Kualitatif dimana penelitian ini yang hasilnya tidak akan diperoleh dengan hitungan melainkan dengan data dan bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi dalam realitas sosial dimasyarakat yang menjadi objek penelitian dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan mengamati perilaku suatu tayangan media, permasalahan kebijakan publik dimasyarakat dan sebagainya (Burgin, 2007: 68-69). Dan wacana adalah metode analisis yang mengkaji dari teks kebahasaan dan penelitian ini mengkaji tanda kebahasaan melalui representasi heroisme yang terdapat dalam film Captain America: Civil War.

1.6.2 Objek Penelitian

(40)

1.7.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini adalah DVD film Captain America: Civil War agar mudah untuk mengidentifikasi yang ada di

dalam film tersebut untuk lebih memahami terhadap representasi heroisme kulit putih yang ada difilm tersebut.

2. Studi Pustaka

Sumber data-data yang diperoleh melalui beberapa sumber ilmiah seperti jurnal, buku serta website yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

1.8. Teknik Analisis Data

(41)

baik perorangan maupun berkelompok ditampilkan dalam pemberitaan (Darma Aliah, 2014: 151).

Analisis wacana menghubungkan dengan studi bahasa linguistik, yang pada aspeknya tekstual serta konteks dan proses produksidan konsumsi suatu teks, dan bagaimana bahasa bisa diproduksidan ideologi dibaliknya. Terdapat tiga pandangan kritis mengenai analisis wacana, yaitu pandangan positivsm-empiris, konstruktivitisme dan kritis. Dalam penelitian ini menggunakan pandangan kritis, atau sering dikenal sebagai analisis wacana kritis. Dalam karakteristik analisis wacana kritis, wacana semata-mata tidak dipahami melalui bahasa saja, namun juga sebagai bentuk praktik dari sosial. Bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dimasyarakat. Berikut ini disajikan karakteristik wacana kritis yang diambil dari tulisan Teun A. Van Djik, Fairlough, dan Wodak (Eriyanto,2001:7-14).

1.8.2. Tindakan

(42)

1.8.3. Konteks

Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti, latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana ini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Guy Cook menyebutkan ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana: teks, kontes, dan wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak dilembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan,musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks yang mempengaruhi pemakaian bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebagainya.

1.8.4. Histori

Menempatkan wacana tertentu dalam konteks sosial berart wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan kontes yang menyertainya.salah satu aspek pentingnya mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks histori tertentu. Analisis ini perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu, dan seterusnya. 1.8.5. Kekuasaan

Analisis wacan kritis mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam analisinya. Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk

(43)

alamiah, wajar, netral tetapi juga merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat.

Analisis wacana kritis tidak membatasi dirinya pada detil teks atau struktur wacana saja tetapi juga menghubungkan dengan kekuatan kognisi sosial, politik, ekonomi dan budaya tertentu. Aspek kekuasaan perlu dikritisi untuk melihat hal-hal yang tersembunyi. Kemudian kekuasaan dihubungkannya sebagai kontrol. Satu orang atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui wacana. Kontrol ini dimaksud tidak dalam bentuk fisik tetapi juga kontrol melalui psikis atau mental.

1.8.6. Ideologi

(44)

Menurut Van Leeuwen terdapat dua pusat perhatian dalam pendekatan ini. Kedua hal tersebut adalah yaitu

1. Exclusion

Apakah dalam suatu teks ada kelompok atau aktor yang dikeluarkan dalam pembicaraan, diantaranya dapat digambarkan sebagai berikut:

A.Pasivasi

Eksklusi adalah suatau isu sentral dalam analisis wacana yang proses dengan bagaimana satu kelompok atau aktor tertentu tidak terlibatkan dalam suatu pembicaraan atau wacana.

B.Nominalisasi

Strategi wacana lain ini sering dipakai untuk menghilangkan kelompok atau aktor sosial tertentu adalah dengan lewat nominalisasi. Strategi ini berhubungan dengan mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan dengan memberi imbuhan “pe-an”. Nominalisasi ini berhubungan dengan transformasi dari bentuk

kalimat aktif dan dalam struktur kalimat berbentuk aktif yang selalu menambahkan subjek. Kalimat aktif ini berbentuk kata kerja, yang menunjukan pada proses oleh subjek.

C.Pergantian anak kalimat

(45)

2. Inclusion

Ada beberapa macam startegi wacana yang dilakukan ketika sesuatu, seseorang atau kelompok ditampilkan dalam teks. Van Leeuwen menjelaskan sebagi berikut:

A.Diferensiasi-Indiferensiasi

Di sini dijelaskan bahwa Indiferensiasi adalah suatu peristiwa yang ditampilkan dalam teks mandiri, sedangkan deferensiasi adalah suatu peristiwa atau aktor ditampilkan dengan mengkontraskannya dengan suatu peristiwa atau aktor lain dalam teks. Penghadiran peristiwa lain atau aktor lain secara tidak langsung menunjukan peristiwa atau aktor tersebut tidak baik dibandingkan aktor lainnya. Ini adalah strategi untuk memarjinalkan peristiwa atau aktor yang lain yang dominan.

B.Objektivitas- abstraksi

Ini lebih berkaitan dengan informasi mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial yang ditampilkan dengan memberi petunjuk kongret atau abstraksi.

C.Nominasi- Kategorisasi

(46)

D.Nominasi- identifikasi

Berkaitan dengan bagimana kelompok atau peristiwa didefinisikan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas. Penjelas ini sebagai identitas makna tertentu.

E. Determinasi-indeterminasi

Infomasi peristiwa atau aktor secara jelas atau anonim. Anonimisasi ini membuat suatu generalisasi yang tidak jelas dan dapat berbentuk plural seperti banyak orang atau sebagaian individu.

F. Asimilasi-individualisasi

Ini berkaitan dengan apakah aktor sosial diinformasikan dengan jelas sesuai dengan kategorinya atau tidak. Asimilasi terjadi ketika dalam pemberitaan bukan kategori aktor yang spesifik melainkan komunitas tempat aktor itu berada.

G. Asosiasi – disasosiasi

Berkaitan dengan aktor yang ditampilakan sendiri atau dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.

(47)
(48)

1.9.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 bab, dengan diawali dengan Bab 1 yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Masalah, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan sistematika Penulisan, dan Bab II dilanjutkan dengan Pembahasan dengan memuat gambaran umum karakter dari film Captain America: Civil War, beserta sinopsis film Captain America:

Civil War, dan Bab III merupakan hasil dari penelitian serta analisis isi

(49)

BAB II

GAMBARAN UMUM FILM CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR Dalam bab II ini akan membahas lebih lanjut mengenai penggambaran secara umum dan lebih rinci dari film ini untuk mengetahui dan mempermudah peneliti untuk menganalisa lebih dalam dan melihat bagaimana alur cerita dan profil mengenai film Captain America: Civil War dengan diberikan subab-subab yaitu

superhero Amerika, sinopsis film Captain America:Civil War, data

film, pameran utama, prestasi dan penghargaan dan profil sutradara. Berikut penjabaran mengenai subab-subab yang sudah disebutkan. 2.1Superhero Amerika

Dalam setiap film selalu ada makna dan arti dalam film-film terutama film Amerika Serikat. Dengan gaya penyampaian yang ringan agar mudah diterima dimasyarakat terutama masyarakat sipil. Superhero digambarkan sebagai manusia yang mempunyai kekuatan

super dan di atas kemampuan manusia lainnya. Superhero Amerika Serikat biasanya selalu mempunyai kostum sebagai tanda pengenalan dan pembuktian bahwa mereka sosok superhero dengan mempunyai agen rahasia yang tidak boleh diketahui masyarakat manapun. Superhero dibentuk untuk menolong bagi yang lemah dan

membasmi kejahatan.

Superhero Amerika Serikat dimulai dengan kemunculan

(50)

kekuatan dan pertahanan perang dunia, seperti Rambo yang diperankan sebagai bentuk merepresentasikan Amerika Serikat melawan Vietnam, dengan kemunculan Rambo memperlihatkan identitas Amerika Serikat sebagai negara adidaya yang tak terkalahkan. Kemudian bermunculan superhero yang dimodifikasi menjadi manusia super yang memiliki kekuatan super dan memiliki kualitas intelektualnya cukup baik, seperti superhero Batman, Super-Man, Captain America, simbol ini sebagai bentuk fenomena bahwa

superhero yang diciptakan dalam film memiliki peran penting untuk

memperlihatkan keagungan dan kekuatan dan menanamkan unsur politik Amerika Serikat. Kebanyakan hero Amerika Serikat menampilkan superhero yang memiliki ras kulit putih dengan kepentingan yang mutlak dan dilihat sebagai sesuatu yang ditakdirkan secara universal.

Karakter pahlawan super pertama kali adalah Phantom yang diperkenalkan oleh Lee Falk yang terbit dalam komik strip koran pada tanggal 17 febuari 1936 dan diikuti oleh Sunday Trip pada 28 Mei 1939 (http://www.comicology.in/2009/04/lee-falks-phantom-1-origins-ofghost.html). Diketahui bahwa Marvel, DC dan Disney menjadi perusahaan komik terbesar di Amerika Serikat dengan cerita kepahlawanannya, dan dalam puncak kejayaan karakter pahlawan Superman menjadi populer di Amerika Serikat tetapi juga di

(51)

budaya komik, seperti komik Superman dan Batman salah satu produksi DC comic, Captain America dan Spider-Man Produksi Marvel comics.

Marvel Entertainment atau Marvel Comics pertama kali di dirikan dengan nama Timely Publications pada tahun 1939 dan sempat berganti menjadi Atlas Comics sebelum menjadi Marvel Comics. Dan pada tahun 2009, The Wall Entertaiment sepakat untuk membeli Marvel Entertainment. Beberapa karakter di Marvel seperti superhero terkenal sebagai Iron Man, Captain America, Hulk, Thor,

Spider-Man, Wolverine dan Ant-Man. Kebanyakan karakter fiksi Marvel beroperasi dalam realitas tunggal yang dikenal sebagai Marvel Universe, dan menjadi cerita dengan beberapa kota atau negara yang sesungguhnya (http://marvel.com/corporate/about/).

(52)

kehidupan fiksi (http://www.dcentertainment.com/about-dc-entertainment).

2.2. Sinopsis Film Captain America: Civil War

Pada awal film Captain America Civil War ini diawali dengan menampilkan karakter James “ Bucky” Buchanan yang berlatar tahun

1991, saat itu ia bangkit dari bangun tidur yang panjang setelah lama dibekukan berpuluh tahun dalam proses Cryogenic. Bucky adalah salah satu sahabat Steve Rogers yang ditemukan dalam otoritas Rusia yang dijadikan sebagai alat pembunuh masal berdarah dingin yang amat mematikan yang disebut Winter Soldier. Pada saat itu Bucky diaktifkan kembali untuk melakukan misi dalam mengejar mobil dan meledakkannya.

Sebelumnya film Captain America: Civil War ceritanya akan melanjutkan ending dari Avengers: Age of Ultron, dengan masa sekarang pada saat Steve Rogers mengambil alih memimpin tim baru Avengers, dia usaha untuk terus menjaga umat manusia dengan para

(53)

dilakukan Scarlet Witch untuk membantu Steve Rogers dengan menggunakan kekuatan telekinetik untuk menangkal bom agar tidak mengenai Steve Rogers, namun ledakan ditujukan disebuah gedung yang berisi warga sipil sehingga justru membunuh sejumlah warga sipil.

Kejadian ini menjadi sorotan dunia dan mengundang kecaman para pemimpin negara yang sebelumnya para Avegers dianggap bertanggung jawab menimbulkan korban jiwa dalam film terdahulu The Avengers, The Avengers: Age of Ultron dan Captain America: Winter Soldier. Perserikatan Bangsa- Bangsa atau PBB lalu melakukan sidang dengan para Avengers di Jenewa. Mereka bersidang dengan menentukan sebuah konvensi yang mengatur wewenang para superhero dalam menggunakan kekuatannya. Mereka beranggap

bahwa superhero sebuah aset atau senjata yang perlu diakusisi agar tidak bertindak sebagai penjahat. Dan lebih menyakitkan lagi ketika adanya pengkhianatan yang dilakukan oleh Blac Widow dengan notabennya sangat bertentangan dengan pemerintah, namun pada film ini memperlihatkan bahwa Black Widow setuju dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Sehingga dalam pertemuan internal tersebut terjadilah perpecahan menjadi dua kubu antara Tony Stark dan Steve Rogers.

(54)

menewaskan pemimpin sidang yaitu seorang aktivis humanitarian perwakilan negara fiktif Wakanda yaitu Tchaka. Dan pada saat itu Bucky tertangkap kamera dan dituduh sebagai penjahat. Dalam kejadian itu terjadi pertentangan terhadap Avengers dan menimbulkan dendam oleh Tchalla atau yang dikenal Black Panther. Dengan hal tersebut mungkin akan mempersulit Avengers yang tengah berusaha untuk melindungi dunia, dan menciptakan dunia menjadi damai. Disisi lain Tony Stark akan melawan keputusan yang diambil oleh Steve Rogers.

Perlawanan tersebut disebabkan kerena adanya perseteruan dan Undang-Undang yang diberikan kepada superhero untuk orang yang mempunyai kemampuan super supaya mengungkapkan identitas mereka kepada pemerintah AS. Dari situlah kenapa mereka berdua berselisih, karena Stark mendukung program dari pemerintah ini, sedangkan Rogers tidak setuju dengan perjanjian itu karena mengancam kebebasan pahlawan superhero tersebut.

2.1. Data Film Captain America: Civil War Judul : Captain America: Civil War Genre : Action, Sci-Fi, Thriller

Sutradara : Anthony Russo dan Joe Russo

Penulis : Christopher Markus dan Stephen McFeely Tanggal Rilis : 6 May 2016

(55)

Durasi : 2 jam 26 Menit 2.2.Pameran Utama

Pameran utama yang di dalam film Captain America: Civil War adalah yaitu:

Chris Evans sebagi Steve Rogers atau Captain America Robert Downey Jr. Sebagai Tony Stark atau Iron Man

Elizabeth Olsen sebagai Wanda Maximoff atau Scarlet Witch Scarlett Johansson sebagai Natasha Romanoff atau Black Widow Sebastian Stan sebagai Bucky Bames atau Winter Soldier

Paul Bettany sebagai Vision

Jeremy Renner sebagai Clint Barton atau Hawkeye Paul Rudd sebagai Scott Lang atau Ant-Man Marisa Tomie sebagai Aunt May

Tom Holland sebagai Peter Parker atau Spider-Man Emily VanCamp sebagai Sharon Carter atau Agent 13 Anthony Mackie sebagai Sam Wilson atau Falcon. 2.3.Prestasi dan Penghargaan

(56)

keseluruhan bahwa film ini mendapatkan keuntungan yang cukup luar biasa dalam produksi film Marvel. Diketahui saja film-film Marvel selalu menyajikan dengan nuansa yang cukup berbeda dengan komiknya. Ini menjadi tantangan tersendiri dengan sedikit merubah alur cerita dan menjadikan film-film Marvel yang cukup banyak di sukai oleh para penonton, dengan penanyangan superhero dan polemik politik yang tersirat dalam film tersebut dan terbukti dengan kerja keras produksi Marvel, film ini menduduki urutan nomor tiga dengan keuntungan tersebut.

Terlihat Captain America: Civil War ini menunjukan penghargaannya di box office dalam pekan pertama setelah pembukaan film tersebut. Film ini meraup keuntungan sebesar USD 181,8 juta (2,4 triliun) film ini menjadi film terlaris ketiga Marvel dengan sebelumnya pada film Iron Man 3 pada tahun 2013 dengan USD 174,1 juta. Civil War kini menjadi film kelima terbesar di pasar Amerika Utara dengan posisi pertama di kuasai Star Wars: The Force Awakens dengan USD 248 juta, kemudian Jurassic World dengan

(57)

Berikut tabel 2.1 data jumlah keuntungan box office film Hollywood

No Judul Film Jumlah

keuntungan

1. Deadpoll US$ 135

2. Kungfu Panda US$ 41

3. Captain America: Civil War US$200,2

4. Finding Dory US$ 136

5. Suicide Squad US$ 135

Sumber: https://www.tempo.co/topik/masalah/2662/film-terlaris-box-office diakses 30-08-2016 Pukul 0.01 Wib).

(58)

2.4. PROFIL SUTRADARA

Gambar 2.1 :Joseph V.Russo Gambar 2.2 Anthony Russo (sumber:m.imdb.com/name/nm0751577/ diakses 29 juni 2016)

Anthony Russo dan Joseph V. Russo adalah sutradara film Amerika mereka sering disebut sebagai Brothers Russo. Mereka bekerja dengan sebagaian besar sebagai produser, penulis skenario, aktor, dan editor. Anthony Russo dan Joe Russo adalah sutradara berkebangsaan Amerika menjadikan salah satu sutradara muda yang cukup sukses. Sebelum kelayar lebar Anthony Russo dan Joe Russo memproduksi film pendek berjudul The Kiss (2002), No.6 (2006), Square One (2008). Untuk film sendiri sudah tidak diragukan lagi

(59)

Russo dan Joe Russo akan mengarahkan dalam film Avengers: Infinity War-Part 1(2018) sebagai Directors.

(60)

Bab III

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Film Amerika sudah menjadi budaya populer bagi para penikmat film. Film yang selalu dikemas sebagai konstruksi budaya bahkan politik Amerika. Hero Amerika dibentuk agar menjadi sebuah pencapaian yang besar untuk merubah kehidupan Amerika Serikat. Hero Amerika Serikat biasanya disimbolkan menjadi yang terkuat dan

tidak bisa terkalahan, sehingga masyarakat dibuat menjadi ikut merasakan kehebatan hero dalam film-film Amerika Serikat dan pemikiran-pemikiran yang dibentuk oleh si pembuat film. Dalam film dan komik Marvel lainnya juga hero diangkat dalam membasmi musuh-musuh yang ingin merusak ketenangan Amerika Serikat, biasanya Amerika Serikat selalu menjadi korban atas kebrutalan para penjahat.

(61)

1980, karakteristik yang diciptakan oleh para pembuat film pada saat itu adalah superhero sebagai bersifat individual, mereka secara langsung bergerak sendiri tanpa membuat sekelompok superhero, dan bersifat nasionlisme. Itu salah satu bentuk bahwa film Hollywood saat itu mendedikasikan bahwa film adalah sebagai bentuk perlawanan kepada negara lain.

Representasi yang diciptakan pada Rambo dengan otot yang besar di tandai bahwa adanya unsur kekuatan pada pemerintah Amerika, dengan membawa perlengkapan senjata bahwa Amerika mempunyai perlengkapan, dan dia orang berkulit putih. Kemunculan wacana kekuasaan pada film-film Hollywood menjadi kontruksi bagaimana perjalanan politik yang dicerminkan masa pemerintahan pada masa itu. Film Rambo ini memperlihatkan bagaimana pemerintah melakukan upaya apa saja agar pemerintah Amerika Serikat tidak terlihat terpuruk atas kekalahan perang pada Vietnam, berasaskan ideologi, citra dan kekuasaan dan budaya yang disuguhkan dalam film-film Hollywood.

3.1.Analisis Data

(62)

kendali atas media itu sendiri. Dengan hal tersebut, adanya wacana yang disajikan menjadikan pembentukan kelompok yang cenderung lebih dominan melalui teks. Setiap teks maupun wacana, memiliki pesan yang disampaikan oleh pengarang cerita. Saat melihat film dalam wacana, hal yang terpenting untuk mengetahui makna dan bagaimana makna tersebut disampaikan. Dalam pembahasan ini, peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana gambaran- gambaran heroisme kulit putih dengan melihat hero seperti apa yang ditampilkan

kepada khalayak dalam film tersebut. Representasi mengenai hero tersebut di dalam media sering kali ditayangkan melalui stereotip yang berkembang dalam dunia perfilman.

(63)

Dalam film Captain America: Civil War dilatarbelakangi dengan keadaan superhero yang berselisih paham karena memiliki kepentingan masing-masing superhero. Tokoh utama difilm ini adalah Captain America dan Iron Man dengan berlatar belakang sama-sama

memiliki kekuatan, dengan perselisihan paham mengakibatkan mereka membagi dua kubu antara kubu Captain America dan kubu Iron Man. Dalam penelitian ini peneliti memusatkan kajian makna

pesan dalam film Captain America: Civil War, dengan mengidentifikasi dan menganalisa dan terbentuk wacana baru , yaitu beberapa unsur yang mengandung berbagai hal yang memang ada di dalam film tersebut yaitu wacana representasi hero kulit putih, wacana representasi tubuh ideal dan ilmu pengetahuan dalam Superhero, wacana Superhero laki-Laki dan hegemoni serta wacana rasa setia

kawan dalam Superhero.

(64)

3.2.Wacana Representasi Hero Kulit Putih

Ketika berbicara dengan Superhero, maka yang terpintas adalah seorang pahlawan yang membela kebenaran, dan membantu manusia dalam kesulitan. superhero biasanya dibentuk dengan alamiah atau diciptakan. Superhero tidak hanya sendiri namun juga ada lawan ketika bertarung yaitu penjahat. Ketika superhero melawan penjahat maka tidak akan jauh terjadilah kerusakan atau kehancuran. Dalam film Marvel biasanya superhero dibentuk dilatih sehingga menjadi superhero yang memiliki sebuah kepentingan di balik penciptaan superhero. Siapa yang menciptakan disitulah muncul kepentingan itu

dimulai.

(65)
(66)
(67)

aku beruntung,

Sumber : Film Captain America : Civil War, 2016

Dalam gambar 3.1 tersebut terlihat Steve Rogers dan Wanda Maximoff sedang melakukan percakapan dengan Kalimat “aku

pemimpin tim” dalam kata “aku” menginklusikan bahwa pandangan

(68)

kepentingan-kepentingan kekuatan yang berkuasa (Kellner, 2010:83). Sikap kekuasaan yang dimiliki oleh Steve Rogers mengkaitkan bahwa adanya tradisi kekuasaan yang ditampilkan dalam diri Steve Rogers. Kemudian pada kalimat “Pemimpin” menginklusikan bahwa suatu

yang berkuasa adalah yang berhak untuk menentukan segala hal. Proses inklusi ini diantaranya dengan menggunakan teks dengan membentuk kategorisasi. Dengan kalimat tersebut mengkategorikan status Steve Rogers sebagai penguasa di The Avengers dan sebagai suatu kondisi penerimaan yang diterima oleh masyarakat dengan segala kekuasaan yang dimiliki bahwa Steve Rogers merasa dirinya sebagai yang berhak atas sepenuhnya. Kalimat tersebut secara tidak langsung membentuk ideologi sebagai sistem penguasaan dan pembatasan bahwa hero yang lain tidak berhak untuk melakukan kemampuan yang lebih tinggi daripada Captain America.

(69)

Kembali lagi kepada tahun 1980 bahwa superhero berdiri sendiri atau individual sebagai mesin dari pemerintahan yang diciptakan sebagai propaganda. Seperti film Top Gun yang digambarkan sebagai hero individu, memiliki keberanian dan ketahanan militer dan nilai-nilai Amerika Serikat yang konservatif. Dengan mencerminkan bahwa “Amerika sangat baik” dan musuhlah

yang sangat jahat. Dan dengan dibagian akhir dimunculkan dengan perang Rusia. Dan kemunculan film Top Gun ini menjadi populer pada tahun itu, dengan menunjukan bahwa ia berhasil merasuki etos sosial periode itu dan menampilkan nila-nilai penting konservatisme Reagan.

Kemudian dalam kalimat ” tukang main hakim sendiri? Bagaimana dengan “ berbahaya? Apakah sebutan dari kelompok yang berbasis di AS memiliki kemampuan individu yang secara rutin mengabaikan batas kedaulatan sesuka hati keinginan mereka manapun mereka pilih dan siapa mereka tidak peduli tentang apa yang mereka tinggalan dari aksi mereka”.

(70)

lakukan penyerangan oleh musuh. Perdebatan ini membuat sebagian para hero berfikir mengenai tindakan yang mereka lakukan selama ini.

Kalimat yang diucapkan oleh Steve Rogers :“The Avengers dibentuk untuk mengambil dunia lebih aman, aku merasa kami melakukan itu”.

Pada kalimat “The Avengers dibentuk untuk mengambil” merupakan inklusi menggunakan strategi asimilasi, kalimat tersebut menunjukan kelompok sosial yang ditonjolkan dengan memberikan identitas dengan bentuk pengakuan di dalam masyarakat dengan adanya The Avengers yang mampu melindungi pertahanan dunia. Kata “dibentuk” mengidentifikasikan bahwa mereka tidak membentuk

namun dibentuk, oleh siapa mereka dibentuk? Yaitu para penguasa yang menggambarkan bahwa mereka sebagai ikonitas untuk bentuk perlawanan dan pembeda,dengan digambarkan mereka sedang berkumpul di Wina yang bertempatkan di New York. Pada gambar tersebut The Avengers sedang menyimak dan mendengarkan serketaris PBB yang di Bertempat di New York, ini secara tidak langsung menggambarkan yang berkuasa adalah Amerika Serikat. Sehingga para The Avengers bentuk superhero yang dibentuk Amerika Serikat dan setiap kasusnya dilimpahkan kepada The Avengers dan tidak luput kepada PBB.

(71)

melakukan tindakan yang tidak sewajarnya dan melampaui batas dan tidak mematuhi peraturan yang ada. Kata berbahaya menginklusikan bagaimana suatu kondisi sangat mencekam yang dan menimbulkan kekacauan bahkan korban yang lebih banyak.

Dan kemudian adanya perdebatan antara Steve Rogers dan Tony Stark yang memiliki pendapat berbeda karena menganggap bahwa pembatasan hanyalah sebagai keterbatasan ruang gerak antara hero dan para penjahat, dan Tony Stark menyetujui adanya ruang gerak tersebut.

“Tony, kau memilih untuk melakukan itu, jika kita menyetujuinya, kita menyerahkan hak kita untuk memilih. Bagaimana jika panel ini mengirimkan kita ketempat yang bukan seharusnya. Bagaimana jika suatu tempat yang membutuhkan kita dan mereka tidak mengizinkannya. Kita mungkin tidak sempurna, tapi akan aman ditangan kita sendiri”.

Kalimat “aman ditangan kita sendiri”, menginklusikan dengan

(72)

Pada kalimat tersebut mengekslusikan bahwa subjek dihilangkan dengan memakai kalimat penganti yang terdapat kata “panel” tidak dijelaskan siapa pihak yang terkait untuk penyelesaian

kasus tersebut. Kalimat tersebut membentuk keabstarakan sehingga hanya penonton yang mengambil kesimpulan sendiri. Kata “panel” secara langsung bahwa ada orang-orang penguasa lainnya yang bergabung di dalam film ini, sehingga adanya kekuasaan yang lebih tinggi dari pada superhero, dan diartikan bahwa mereka tidak bisa bertindak tanpa para penguasa yang memiliki jumlah kekuasaan yang lebih besar.

(73)

internasional yang berimplikasi dengan adanya pembatasan tindakan intervensi ke dalam suatu negara.

“jika dia pergi jauh, aku harus menjadi orang yang membawanya, karena mungkin aku satu-satunya orang yang akan mati berjuang”.

Dalam kalimat tersebut menyatakan dengan sangat jelas pada kalimat “aku satu-satunya yang akan mati berjuang”, kalimat tersebut menginklusikan dengan startegi indiferensiasi-deferensiasi. Kalimat “ dia” adalah sebagai aktor yang tidak menunjukan dengan kehadiran

aktor lain agar membuat kontras dengan kalimat di atas. Pada kalimat “aku” menginklusikan sebagai subjek dengan orang yang berkuasa

sebagai pahlawan dan berkulit putih yaitu Captain America dan dalam film Captain America: Civil War ini Captain America dihadirkan sebagai superhero berani berjuang demi membantu temannya dan diciptakan sebagai bentuk kesetiaan terhadap Bucky. Kalimat “mati berjuang” bagimana peran hero dijadikan oleh penguasa dengan

membentuk pahlawan yang harus mencintai negaranya dan peran dalam film ini seperti memperlihatkan bahwa Amerika Serikat memiliki akar kehidupan dalam masyarakat yang dianggap sebagai benteng demokrasi dan kebebasan.

Dengan kalimat “Selalu berakhir dengan pertarungan” pada

durasi 45. 04 secara tidak langsung bahwa ekslusi yang dihadirkan didalam kalimat, “pertarungan” merupakan wacana nominalisasi

(74)

tersebut bahwa kehidupan secara ekonomi dan politik ternyata tidak hanya dalam keadaan damai, namun juga adanya kesetaraan terhadap pertarungan untuk mempertahankan sebuah misi dan visi, Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang memiliki ambisi terkuat untuk segala pertahanan. Ketika Amerika Serikat ingin melindungi negaranya maka Amerika Serikat berupaya dengan keras untuk mendapatkan dan hasil sesuai apa yang diinginkan Amerika Serikat.

(75)

Film Hollywood tentu saja tidak hanya menampilkan bagaimana kulit putih saja namun juga menampilkan orang kulit hitam, dan tidak melepasakan kulit hitam yang ditampilkan sebagai korban atau yang terbawah. Di dalam film ini pun tidak luput dari pengadegan peran yang secara tidak langsung orang kulit hitam yang selalu menjadi sasaran dari aksi kebrutalan dari superhero. Ini terbukti bahwa dalam film Hollywood masih menyimpan aksi- aksi diskriminasi terhadap kulit hitam. Seperti gambar berikut:

(76)

Gambar 3.3adegan salah satu korban dari pertarungan di Sokovia

(77)

Gambar 3.5 Tony Stark saat berbicara mengenai keberadaan Wanda

Pada gambar 3.2 terjadi kerusakan, bencana dan unsur kehancuran yang diakibatkan oleh para penjahat untuk menghancurkan bumi. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa pertarungan yang besar menjadi salah satu bencana bagi orang-orang yang tidak bersalah bahkan kejadian yang membuat kerusakan dan menimbulkan kehancuran dan memakan korban. Dalam film yang dibuat biasanya ada penjahat, hero, dan korban. Di dalam film Hollywood biasanya akan diberi kesan dramatis setiap pengadegannya agar lebih menarik kepada penonton.

Gambar

GAMBARAN UMUM FILM CAPTAIN AMERICA........... 33
Gambar  Durasi
Gambar 3.2 adegan ketika kerusakan yang terjadi akibat
Gambar 3.3adegan salah satu korban dari pertarungan di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontak Kwalifikasi pemburu Tartihy Inf terpusat Tar Bintal TNI AD Suspa Jarah 02. Bati Urpam Tuud

Uraian di atas adalah tentang hubungan keyakinan masyarakat Yunani terhadap para dewa-dewa yang dikenal dengan mitos dan pengetahuan rasional yang dikenal dengan

Sesuai penjelasan tersebut bahwa sebuah tanda-tanda dibuat bertujuan agar manusia bisa berpikir terhadap maksud dan tujuan dari sebuah tanda, baik berhubungan

Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti yang berjudul Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada siswa SD Negeri

Penentuan karakteristik habitat Orangutan Sumatera berdasarkan hasil kajian penelitian terdahulu dan wawancara secara depth interview oleh beberapa LSM yang konsen dibidang

Kandung kemih yang penuh dengan urine dapat mengalami rupture oleh tekanan Kandung kemih yang penuh dengan urine dapat mengalami rupture oleh tekanan yang kuat pada perut bagian

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang peran guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa di MTs Muhammadiyah Al Manar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image