• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Rancang Bangun Aplikasi Data Relawan Pada Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Rancang Bangun Aplikasi Data Relawan Pada Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI DATA RELAWAN PADA PALANG MERAH INDONESIA (PMI)

PROVINSI JAWA TIMUR

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh :

SETYA HADI UTAMA 10.41010.0180

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

Halaman

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Kontribusi ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 6

2.1 Sejarah Berdirinya Palang Merah Indonesia ... 6

2.2 Struktur Organisasi Palang Merah Indonesia Jawa Timur ... 12

2.3 Kondisi Organisasi ... 13

BAB III. LANDASAN TEORI ... 17

3.1 Sumber Daya Manusia ... 17

3.2 Relawan PMI ... 18

(3)

3.5 Konsep Dasar Basis Data ... 36

3.6 Tools Pemrograman ... 39

3.7 Interaksi Manusia dan Komputer ... 39

BAB IV. DESKRIPSI PEKERJAAN ... 41

4.1 Identifikasi Masalah ... 41

4.2 Analisis Sistem ... 42

4.3 Perancangan Sistem ... 44

4.4 Implementasi dan Evaluasi ... 68

BAB V. PENUTUP ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 83

Lampiran 1 Surat Balasan Instansi ... 83

Lampiran 2 Kartu Bimbingan ... 84

Lampiran 3 Acuan Kerja ... 86

Lampiran 4 Garis Besar Rencana Mingguan ... 87

Lampiran 5 Log Harian Kerja Paktek ... 88

Lampiran 6 Kehadiran Kerja Paktek ... 89

(4)

1 1.1.Latar Belakang Permasalahan

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. Unit Pusat dari Palang Merah Indonesia berada di Jakarta, dengan unit daerah yang ada di setiap provinsi di Indonesia. Sampai saat ini PMI telah memiliki cabang di 38 PMI Daerah (tingkat provinsi), dimana salah satunya adalah PMI daerah Jawa Timur yang bertempat di Jln. Karang Menjangan 22 Surabaya. Kegiatan yang dilakukan antara lain : membantu secara kemanusiaan saat terjadi peperangan/konflik, membantu korban bencana alam, transfusi darah dan kesehatan. Banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia telah mendorong PMI tetap berkomitmen dalam memberikan pelayanan produk dan jasa yang lebih profesional dalam hal kualitas, citra dan kecepatan.

(5)

relawan, serta kekuatan dan pengalaman para relawan dari tiap-tiap PMI cabang kabupaten/kota yang ada, informasi seperti ini sangat penting, guna menghadapi suatu bencana atau musibah yang terjadi khususnya di Jawa Timur.

Dalam pengolahan data relawan, PMI daerah provinsi Jawa Timur belum menggunakan sistim apapun, sehingga masih sangat sulit untuk menghasilkan informasi yang diperlukan, antara lain : banyaknya relawan, jumlah relawan yang memiliki keahlian khusus, relawan yang berpengalaman dan berkapasitas dari masing-masing cabang kabupaten/kota yang dikelola oleh PMI provinsi Jawa Timur. Karena tidak ada sistem yang mengelola data relawan tersebut, maka PMI provinsi Jawa Timur memiliki kendala, terkait regulasi pelaporan yang harus diserahkan kepada PMI pusat di Jakarta. Laporan data relawan seringkali mengalami keterlambatan hingga berbulan-bulan dikarenakan PMI cabang kota dan Kabupaten kurang akurat dalam mengirimkan data para relawannya. Hal ini dikarenakan data yang dikirim memiliki berbagai macam format dan field yang berbeda, mulai dari PDF, excel, word, hingga tulisan yang di fax. Hal ini juga menyebabkan bagian SDM di PMI daerah provinsi Jawa Timur kesulitan jika akan merekap data untuk pelaporan ke PMI Pusat.

(6)

dapat memudahkan bagian SDM di PMI provinsi Jawa Timur dalam melakukan pengolahan data relawan secara cepat dan akurat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana merancang dan membangun aplikasi data relawan pada PMI daerah provinsi Jawa Timur, yang dapat menghasilkan informasi-informasi penting antara lain : jumlah tenaga relawan, kapasitas relawan, dan kekuatan personel pada masing-masing PMI cabang kota/kabupaten.

1.3. Batasan Masalah

Implementasi kerja praktek ini dalam pembuatan aplikasi data relawan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibangun hanya mengolah data relawan yang terdapat pada setiap PMI cabang kota/kabupaten di provinsi Jawa Timur.

2. Aplikasi ini tidak mengolah data untuk Sumber Daya Manusia tingkat staff dan pengurus.

3. Pihak provinsi tidak menginputkan data pada Aplikasi yang dibangun, karena pada Aplikasi ini dirancang agar pihak PMI cabang kota/kabupaten yang menginputkan data.

4. Aplikasi yang dibangun tidak mengirimkan data secara SQL pada PMI Pusat, melainkan berupa laporan.

(7)

6. Aplikasi ini meliputi proses perhitungan untuk jumlah relawan, jenjang, kapasitas, pekerjaan, keahlian khusus dalam mengetahui kekuatan dari masing-masing PMI cabang kota/kabupaten.

7. Aplikasi yang dibangun merupakan aplikasi berbasis web dengan menggunakan tools Notepad++ dan database MySQL.

1.4. Tujuan

Tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah terbentuknya database relawan pada PMI daerah provinsi Jawa Timur yang dapat mempercepat dalam pengolahan data relawan sekaligus dapat menghasilkan informasi untuk banyaknya relawan, jumlah relawan yang memiliki keahlian khusus, relawan yang berpengalaman dan berkapasitas yang ada dari masing-masing PMI cabang kota/kabupaten secara akurat.

1.5. Kontribusi

Diharapkan setelah proyek Kerja Praktek (KP) ini selesai maka proses pengolahan data relawan di bagian Sumber Daya Manusia (SDM) PMI daerah provinsi Jawa Timur berjalan lebih cepat, akurat, dan terkontrol melalui aplikasi yang dibangun.

1.6. Sistematika Penulisan

(8)

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang ada, perumusan masalah berdasarkan tujuan, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembuatan aplikasi, kontribusi serta sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI

Berisi kilas sejarah instansi, visi dan misi, departemen, deskripsi pekerjaan yang ada pada kerja praktek.

BAB III : LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori pendukung yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi.

BAB IV:DESKRIPSI PEKERJAAN

Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan pada saat kerja praktek, yaitu dari metodologi penelitian, analisa system, pembahasan masalah berupa system flow, data flow diagram, entity relationship diagram, struktur tabel, dan implementasi sistem berupa capture dari setiap tampilan program.

BAB V: PENUTUP

(9)

6

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1. Sejarah Berdirinya Palang Merah Indonesia

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi NERKAI pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh Belanda dengan alasan saat itu sudah terdapat organisasi Palang Merah bernama NERKAI.

(10)

Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dibantu panitia lima orang yang terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

(11)

dan kabupaten). Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesia. Khususnya pada PMI Daerah provinsi Jawa Timur, mengelola 38 PMI cabang kota dan kabupaten yang terdiri dari :

(12)

Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Timur berdiri pada tahun 1960 dipimpin oleh seorang Komisaris yaitu dr. Angka Nitisastro dipilih melalui Musyawarah Daerah (MUSDA) PMI Jatim bertempat di Lembaga Kesehatan Negara (LKN) terletak di jalan Indrapura Surabaya. Sedangkan Markas Daerah pada waktu itu masih bergabung menjadi satu dengan Markas Cabang di Jalan Tunjungan No. 53 Surabaya pada tahun 1960. Kemudian pindah lagi ke Jl. Tunjungan 61 pada tahun 1963 dari Jl. Tunjungan 61 pindah ke Jl. Cempaka No. 2 tahun 1970. Pada tahun 1975 Markas PMI Daerah pindah ke Jl. Kalibokor No. 161 Surabaya, dan tahun 2003 Markas PMI Daerah Jawa Timur pindah lagi ke jl. Karang Menjangan No. 22 hingga sekarang ini.

Program - program yang dilaksanakan oleh PMI Provinsi Jawa Timur dalam rentang waktu lima tahun terakhir meliputi:

1. Penanggulangan Bencana (PB), 2. Program pelayanan kesehatan, 3. Program pelayanan sosial,

(13)

2.1.1. Visi Palang Merah Indonesia

Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada prinsip - prinsip Dasar Palang Merah Internasional.

2.1.2. Misi Palang Merah Indonesia

Dengan melaksanakan peningkatan kemampuan organisasi secara berkelanjutan agar mampu melaksanakan tugas - tugas sebagai berikut:

1. Kesiap-siagaan di dalam Penanggulangan Bencana dan Konflik yang berbasis pada masyarakat.

2. Bantuan dalam bidang kesehatan, termasuk bantuan kesehatan dalam keadaan darurat yang berbasis pada masyarakat.

3. Pengelolaan Transfusi Darah secara profesional

4. Dukungan dalam HIV / AIDS yang mencakup usaha preventif, antistigma dan diskriminasi, serta dukungan dan kepedulian terhadap ODHA (Orang dengan HIV / AIDS) dan keluarganya.

(14)

2.1.3. Tujuan Palang Merah Indonesia

Tujuan dari Palang Merah Indonesia adalah :

1. Menyempurnakan organisasi dan tata laksana PMI di semua tingkatan untuk persiapan peningkatan kemandirian dan kenetralan PMI.

2. Meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, dengan tidak membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.4. Kegiatan Organisasi

Kegiatan Palang Merah Indonesia adalah menyediakan jasa, jasa yang sering dibuat sebagai berikut :

1. Penanggulangan Bencana (PB), 2. Program pelayanan kesehatan, 3. Program pelayanan sosial,

(15)

2.2. Struktur Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur

Sub Bidang PB Sub Bidang SDM Sub Bidang Logistik,

keuangan

Sub Bidang Organisasi Sub Bidang Umum

dan kepegawaian

PMR

KSR

TSR

Gambar 2.1 Struktur Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Timur

Tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada dalam struktur bagian adalah sebagai berikut :

1. Pengurus Daerah

(16)

2. Kepala Markas Daerah

Kepala Markas Daerah Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Timur mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mengkoordinasikan, dan mengelola kegiatan yang ada pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur. Sekaligus bertugas dalam mengontrol masing-masing Kepala Bidang pada PMI Provinsi Jawa Timur.

3. UTDD

UTDD adalah Unit Transfusi Donor Darah yang terdapat pada masing-masing cabang kota dan kabupaten. Tugas pokok dan fungsi dari UTDD adalah :

1. Bertanggung jawab atas pengendalian kualitas darah.

2. Bertanggung jawab dalam melakukan pelaporan dari jumlah kantung darah yang dihasilkan masing-masing Unit Donor Darah di setiap cabang kota dan kabupaten.

4. Kepala Bidang Pelayanan

Kepala Bidang Pelayanan pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur berfungsi sebagai coordinator yang mengelola 3 Sub Bidang, yaitu :

1. Penanggulangan bencana 2. Yankesos

(17)

5. Kepala Bidang Administrasi

Kepala Bidang Administrasi pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur berfungsi sebagai coordinator yang mengelola 3 Sub Bidang, yaitu :

1. Organisasi dan Komunikasi

2. Logistik, keuangan dan sumber dana 3. Umum dan kepegawaian

6. Sub Bidang Penanggulangan Bencana

Bidang penanggulangan bencana mempunyai fungsi khusus dalam bidang kebencanaan yang terjadi pada wilayah Jawa Timur. Seksi ini mempunyai tugas pokok :

1. Mengawasi seluruh bencana-bencana yang dapat terjadi pada wilayah Jawa Timur

2. Bekerja sama dengan pihak BMKG dalam mengawasi bencana 3. Memanajemen kegiatan-kegiatan PMI bilamana terjadi bencana 4. Membuat laporan pada kegiatan kebencanaan

5. Menyediakan informasi terupdate pada daerah-daerah rawan bencana

(18)

7. Sub Bidang Yankesos dan UKTD

Bidang yankesos adalah bidang yang mengelola pelayanan kesehatan dan sosial. Seksi ini mempunyai tugas pokok :

1. Menyediakan pelayanan kesehatan yang disediakan pada PMI provinsi Jawa Timur

2. Mengkoordinir pelayanan sosial yang disediakan pada PMI provinsi Jawa Timur

8. Sub Bidang Sumber Daya Manusia

Bidang SDM adalah bidang yang Sumber daya manusia yang ada khususnya pada manajemen relawan. Seksi ini mempunyai tugas pokok :

1. Mengawasi manajemen relawan yang ada di setiap PMI cabang kota dan kabupaten di wilayah Jawa Timur

2. Membuat laporan setiap data relawan yang dikirim oleh PMI cabang kota dan kabupaten di Jawa Timur guna dikirimkan ke PMI pusat

2.3 Kondisi Organisasi

(19)

3.309 anggota KSR, 1644 anggota Pembina, 413 orang Pengurus Cabang dan 24 Staf Markas.

Fasilitas pendukung dalam melaksanakan 7 Prinsip Palang Merah yang dimiliki PMI Provinsi Jawa timur sebagai beriku: Pos Pertolongan Pertama sebanyak minimal 1 unit setiap PMI Kab / Kota.

PMI memiliki PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) yang menangani pengobatan Gawat Darurat di PMI Kab. Malang sebanyak 2 unit bertempat di Jl. Raya Bedali Lawang dan Kebon Agung No. 123, serta PMI Kab. Jember bertempat di Jl. Brawijaya No. 61 A Jember.

Untuk pengembangan Sumber daya manusia baik Pengurus maupun Staf hingga Relawan PMI memiliki Pusdiklat dan Outbond yang terletak di Jl. Ratna Kel. Kembangan Kec. Kebomas Kabupaten Gresik.

(20)

17 3.1Sumber daya manusia

Menurut Werther dan Davis dalam Taliziduhu Ndraha (1997 : 9) Sumber Daya Manusia (Human Recource) adalah “the people who are ready, willing, and able to contribute to organizational goals”. Sudah barang tentu, yang

dimaksud dengan organisasi dalam “organizational goals,” bukan hanya industri

atau perusahaan, hukum, sosial, budaya, lingkungan, dan sebagainya. Dilihat dari sudut itu, negara juga adalah organisasi.

Menurut Buchari Zainun (1994 : 57) suku kata yang terdapat pada sumber daya manusia yaitu sumber, daya, dan manusia tidak ada satu kata pun yang sulit untuk dipahami. Ketiga suku kata itu tentu ada artinya dan semuanya dengan mudah dapat dipahami apa artinya. Karena itu tidak perlu dijelaskan masing-masing suku kata tesebut. Secara sederhana yang dimaksud dengan SDM adalah daya yang bersumber dari manusia.

(21)

daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolak ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ).

3.2Relawan PMI

Pengertian Relawan dalam lingkungan organisasi PMI adalah SDM yang melaksanakan kegiatan kepalangmerahan baik secara tetap maupun tidak tetap sesuai dengan prinsip-2 dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta diorganisasikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

Seperti yang telah disebutkan Ulla Nuchrawaty (2008 : 2) Relawan adalah individu yang tidak harus menjadi anggota atau donor; dia berkontribusi terhadap organisasi dengan memberikan waktu dan keahliannya untuk pelayanan kerelawanan. Seorang Relawan dapat memilih untuk menjadi anggota.

Sedangkan untuk definisi Ke-Relawan-an dalam Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah kegiatan yang:

1. Dilakukan secara sukarela, tanpa adanya keinginan untuk mendapatkan keuntungan materi maupun finansial serta tanpa adanya tekanan sosial, ekonomi maupun politik.

(22)

3. Terorganisasi oleh Perhimpunan Nasional yang diakui.

3.2.1 Jenis Relawan PMI

Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, PMI didukung oleh sumber daya relawan yang tergabung di dalam keanggotaan PMI, yaitu:

1. Anggota remaja (Palang Merah Remaja/PMR) 2. Korps Sukarela/KSR

3. Tenaga Sukarela/TSR

Relawan KSR dan TSR merupakan pelaksana kegiatan pelayanan yang dilakukan PMI, baik dalam penanggulangan bencana maupun pelayanan sosial kesehatan masyarakat. Menurut data pelaporan terakhir PMI Pusat pada tahun 2009, keanggotaan remaja/PMR, kini tercatat sebanyak 1.633.182 orang, KSR 55.895 orang, dan TSR 44.668 orang.

3.2.1.1Palang Merah Remaja (PMR)

PMR adalah wadah kegiatan remaja di sekolah atau lembaga pendidikan normal dalam kepalangmerahan melalui program ekstra kurikuler.

Persyaratan menjadi anggota PMR

1. WNI atau WNA yang berdomisili di Indonesia 2. Berusia 7-20 tahun dan belum menikah

3. Berpendidikan setingkat SD, SLTP dan SLTA

(23)

3.2.1.2Korps Sukarela (KSR)

Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan unit PMI yang menjadi wadah bagi anggota biasa dan perseorangan yang atas kesadaran sendiri menyatakan menjadi anggota KSR.

A. Persyaratan menjadi anggota KSR

1. WNI atau WNA yang sedang berdomisili di Indonesia 2. Berusia minimal 20 tahun

3. Berpendidikan minimal SLTP/Sederajat 4. Bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan

5. Bersedia menjalankan tugas kepalangmerahan secara terorganisir dan mentaati peraturan yang berlaku

B. Pendaftaran Anggota KSR

Apabila telah memenuhi persyaratan di atas, daftarkan diri ke Kantor PMI Cabang setempat dan bergabung menjadi KSR Unit Markas Cabang. Bila anda seorang mahasiswa suatu perguruan tinggi, dapat menghubungi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menangani kepalangmerahan dan bergabung menjadi anggota kepalangmerahan setelah melewati pendidikan dasar, maka dapat bergabung menjadi KSR-PMI Perguruan Tinggi.

C. Pendidikan & Pelatihan

(24)

pelatihan dasar di UKM dapat ditindaklanjuti pelatihan lanjutan di Cabang untuk menjadi anggota KSR PMI Perguruan Tinggi. Pelatihan spesialisasi biasanya akan diberikan kepada KSR yang siap menjadi anggota "Satgana" (Satuan Siaga Penanggulangan Bencana). Cakupan kegiatan tersebut pada intinya diarahkan untuk melaksanakan pertolongan/bantuan dalam kesatuan unit terorganisasi di bidang Penanggulangan Bencana serta Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat.

D. Kegiatan KSR

1. Donor darah sukarela

2. Pertolongan pertama dan evakuasi pada kecelakaan, bencana dan konflik 3. Dapur umum, penampungan darurat, distribusi relief, "tracing and

mailing" untuk korban bencana

4. Pelayanan pada program berbasis masyarakat (CBFA/CBDP)

5. Layanan konseling dan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS), Pendidikan Wanita Sebaya (PWS) untuk pencegahan sebaran HIV/AIDS dan narkoba dengan pendekatan

6. Ketrampilan hidup 7. Temu karya KSR

8. Membantu PMI Cabang membina PMR

(25)

Penanggulangan Bencana serta Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat.

3.2.1.3Tenaga Sukarela (TSR)

TSR adalah anggota PMI yang direkrut dari perseorangan dari kalangan masyarakat yang berlatar belakang profesi atau memiliki ketrampilan tertentu, misalnya dokter, ahli gizi, sanitasi, akuntan, logistik, teknisi, pertanian, jurnalis, seniman/artis, teknologi komunikasi, guru, dsb.

A. Persyaratan menjadi anggota TSR PMI: 1. WNI yang bertaqwa kepada Tuhan YME 2. Setia kepada Pancasila dan UUD ‘45

3. Usia minimal 18 tahun dan serendahnya tamatan SMP/Sederajat

4. Atas kesadaran dan kemauan sendiri bersedia mendaftarkan diri menjadi anggota PMI setempat

5. Memiliki keterampilan/keahlian/profesi tertentu yang dapat mendukung tugas dan kegiatan PMI, baik yang didapat dari pendidikan formal maupun non formal, seperti kursus,dll.

6. Memiliki kesanggupan secara fisik dan mental

7. Bersedia menjalankan ketentuan organisasi PMI dan menjaga nama baik PMI

8. Bersedia mengabdikan diri di PMI

(26)

B. Bagi WNA yang berminat menjadi anggota TSR PMI:

1. WNA yang telah memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (mempunyai dokumen keimigrasian yang jelas) 2. Bersedia mengikuti Orientasi Kepalangmerahan

3. Mendaftarkan diri atas kesadaran dan kemauan sendiri

4. Bersedia mentaati peraturan organisasi yang berlaku dan menjaga nama baik PMI

5. Kalangan profesional yang berminat ingin bergabung dengan PMI dapat menghubungi Markas PMI Cabang atau Daerah setempat kemudian mengikuti orientasi kepalangmerahan, sebelum dilibatkan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. Mereka akan direkrut bilamana, PMI mempunyai program kegiatan pelayanan yang memerlukan tenaga relawan dengan spesifikasi yang terkait, untuk ditugaskan dilokasi operasi kemanusiaan tersebut.

3.2.2 Manajemen Relawan PMI

Dalam memberikan pemahaman mengenai proses yang terintegrasi dan berkesinambungan dari mulai Rekrutmen, Pelatihan, Penugasan, Pengakuan & Penghargaan, serta Pemantauan & Evaluasi dalam setiap tahapan siklus pembinaan Relawan PMI (KSR-TSR), maka diperlukan manajemen relawan.

Dalam manajemen relawan, PMI melaksanakan dengan menggunakan Siklus Manajemen Relawan, yaitu :

(27)

2. Orientasi & Pelatihan 3. Penugasan

4. Pengakuan & Penghargaan 5. Pemantauan & Evaluasi

Hasil yang diharapkan oleh PMI dari manajemen relawan adalah :

1. Meningkatnya kuantitas Relawan PMI (KSR-TSR) dan kualitas Pembinaan Relawan PMI (KSR-TSR), yang dilaksanakan oleh PMI di semua tingkatan (Ranting, Cabang, Daerah, dan Pusat).

2. Pengakuan dan Penghargaan “Relawan PMI (KSR-TSR) sebagai

Tulang Punggung Organisasi”

3. Menghasilkan pelaporan data relawan secara akurat

(28)

3.3 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut McLeod (2008 : 199) Siklus hidup sistem (system life cycle) disingkat SDLC adalah proses evolusioner dalam menetapkan sistem dan sub sistem informasi berbasis komputer. SLC yang juga dikenal sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena proses tersebut mengikuti sebuah pola yang teratur dan dilakukan secara top-down.

Sedangkan System Development Life Cycle atau yang disingkat SDLC adalah metoda tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi. System Development Life Cycle (SDLC) terdiri dari tujuh fase, diantaranya adalah :

a. Project Indetification and Selection

Fase dimana kebutuhan sistem informasi secara keseluruhan diidentifikasi dan analisa.

b. Project Intiation and Planning

Fase dimana suatu proyek sistem informasi yang potensial dilakukan dan direncanakan terinci dikembangkan untuk pengembangan sistem.

c. Analisys

(29)

d. LogicalDesign

Suatu fase dimana semua kegiatan fungsional dari sistem yang diusulkan untuk dikembangkan dan digambarkan secara independent.

e. PhisycalDesign

Fase rancangan logis dari sebelumnya diubah dalam bentuk teknis yang terinci dimana pemrograman dan bentuk sistem dapat dibuat.

f. Implementation

Suatu fase dimana sistem informasi diuji dan digunakan untuk mendukung suatu organisasi.

g. Maintenance

Dimana sistem informasi secara sistematis diperbaiki dan dikembangkan.

(30)

Gambar 3.2. System Development Life Cycle

Siklus hidup pengembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama, dan langkah-langkah didalam tahapan tersebut dalam proses pengembangnnya. Tiap-tiap pengembangan sistem itu dibagi menjadi beberapa tahapan kerja. Tiap tahapan ini mempunyai karakteristik tersendiri. Sebagai awal dari pelaksanaan pengembangan sistem adalah proses kebijaksanaan dan perencanaan sistem. Dimana kebijaksanaan sistem merupakan landasan dan dukungan dari menajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem. Sedangkan perencanaan sistem merupakan pedoman untuk melakukan pengembangan dari sistem tersebut.

3.3.1 Konsep Dasar Sistem dan Aplikasi

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada

Project Identification dan Selection

Project initiation dan planning

Analysis

Logical Design

Physical Design

(31)

komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem adalah sebagai berikut:

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh J.E Kendall (1998 : 37) sebagai berikut:

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi

bisnis yang terjadi.”

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya dalam mendefinisikan sistem, masih menurut J.E Kendall, adalah sebagai berikut:

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.”

Aplikasi didefinisikan oleh Davis GB (1999 : 17) sebagai berikut:

(32)

dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

3.3.2 Blok Masukan

Masukan atau Input mewakili data yang masuk ke dalam Aplikasi. Masukan disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

3.3.3 Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3.3.4 Blok Keluaran

Produk dari Aplikasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

3.3.5 Blok Teknologi

(33)

3.3.6 Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan Database

Management System (DBMS).

3.3.7 Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak Aplikasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

3.3.8 Analisa dan Perancangan Sistem

(34)

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem.

(35)

3.3.9 System Flow

System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow ditunjukkan pada Gambar 3.1.

1. Simbol Dokumen

2. Simbol Kegiatan Manual

3. Simbol Simpanan Offline

4. Simbol Proses

5. Simbol Database

6. Simbol Garis Alir

7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama

8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain

Gambar 3.3. Simbol-simbol pada System Flow

1. Simbol dokumen

(36)

2. Simbol kegiatan manual

Menunjukkan pekerjaan manual.

3. Simbol simpanan offline

Menunjukkan file non-komputer yang diarsip.

4. Simbol proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer.

5. Simbol database

Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer.

6. Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses.

7. Simbol penghubung

Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.

3.3.10 Data Flow Diagram (DFD)

(37)

3.3.10.1 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD A. External Entity atau Boundary

External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.

B. Arus Data

Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

C. Proses

Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.

D. Simpanan Data

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:

1. Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.

(38)

4. Suatu tabel acuan manual.

Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.

3.3.10.2 Context Diagram

Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD.

Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar.

3.3.10.3 Data Flow Diagram Level 0

DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam Aplikasi.

3.3.10.3 Data Flow Diagram Level 1

DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0.

3.3.11 Entity Relational Diagram

(39)

3.4 Konsep Dasar Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

3.4.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

(40)

3.4.2 Kelebihan Sistem Basis Data

1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.

2. Mencegah ketidak konsistenan.

3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.

4. Integritas dapat dipertahankan.

5. Data dapat dipergunakan bersama-sama. 6. Menyediakan recovery.

7. Memudahkan penerapan standarisasi. 8. Data bersifat mandiri (dataindependence).

9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.

3.4.3 Kekurangan Sistem Basis Data

1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.

2. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.

3. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait. 3.4.4 Database Management System

(41)

pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

3.4.4.1Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS

1. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

2. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

3.4.4.2Fungsi DBMS

1. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data.

2. Data Manipulation

(42)

3. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

4. Data Recovery dan Concurrency

a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.

b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

5. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan datadictionary atau kamus data.

3.5 Tools Pemrograman

Dalam pengembangan suatu Aplikasi, tentunya membutuhkan suatu tool atau alat berupa bahasa pemrograman. Salah satu tool dalam bahasa pemrograman yang sekarang dipakai adalah keluarga Notepad++ yang menggunakan teknologi PHP

3.6 Interaksi Manusia dan Komputer

(43)

Menurut Santoso (2004:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

(44)

41 4.1 Identifikasi Masalah

(45)

Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di bagian SDM PMI daerah provinsi Jawa Timur, maka didapatkan proses-proses yang terjadi dalam kegiatan pelaporan data relawan. Pengolahan proses-proses pada data relawan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : proses input data relawan dan proses pelaporan data relawan.

4.2.1 Proses Input data relawan

Proses-proses utama dalam input data relawan adalah sebagai berikut : 1. Input Data PMR

Pada proses ini, PMI kota dan kabupaten akan mengirimkan data ke bagian SDM PMI provinsi Jawa Timur, kemudian akan diinputkan oleh pihak SDM PMI provinsi Jawa Timur kedalam database. Data relawan akan tersimpan berupa file yang berekstensi excel.

2. Input Data KSR

Pada proses ini, PMI kota dan kabupaten akan mengirimkan data ke bagian SDM PMI provinsi Jawa Timur, kemudian akan diinputkan oleh pihak SDM PMI provinsi Jawa Timur kedalam database. Data relawan akan tersimpan berupa file yang berekstensi excel.

3. Input Data TSR

(46)

Selain proses input data relawan yang telah dijelaskan, bagian SDM juga menangani proses pelaporan data relawan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Laporan jumlah tenaga relawan

Pada proses ini, bagian SDM PMI daerah provinsi Jawa Timur merekap data relawan yang telah diterima dari masing PMI kota dan kabupaten wilayah Jawa Timur untuk mengetahui jumlah tenaga relawan, antara lain jumlah tenaga PMR, KSR dan TSR masing-masing PMI kota dan kabupaten wilayah Jawa Timur. Data relawan tersimpan berupa file yang berekstensi excel.

b. Laporan kapasitas relawan

(47)

Berdasarkan analisis sistem yang ada, maka akan dirancang suatu aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan. Rancangan sistem yang dibuat berupa Data Flow Diagram (DFD) sebagai deskripsi alur dari sistem. DFD dibuat dengan menggunakan software PowerDesigner 15 32-bit.

4.3.1 Document Flow

Document flow yaitu bagan yang memiliki arus pekerjaan secara menyeluruh dari suatu alur pekerjaan yang menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang terdapat di dalam operasional perusahan. Document flow

disini merupakan prosedur yang belum terkomputerisasi.

4.3.1 System Flow

(48)

DocFlow Data Relawan PMI Daerah Provinsi Jawa Timur

(49)

SysFlow Input Data Relawan PMI Daerah Provinsi Jawa Timur

SDM PMI Provinsi PMI Kota/

kabupaten

P

h

ase

Start

Proses verifikasi

Display halaman utama aplikasi

Input ID dan Password

ID/Pass benar?

Input data relawan

Proses tulis ke database

Database relawan

End

Benar

Write Salah

(50)

SysFlow Laporan Data Relawan PMI Daerah Provinsi Jawa

(51)

Data Flow Diagram (DFD) yaitu bagan yang memiliki arus data dalam suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika.

A. Context Diagram

Gambar 4.4. Context Diagram Aplikasi Data Relawan

Context diagram sistem ini memiliki tiga external entity yang menunjang jalannya sistem, yaitu PMI pusat, bagian SDM PMI daerah provinsi Jawa Timur, dan PMI cabang.

Data anggota KSR Data anggota PMR

Data anggota TSR

Laporan data relawan Laporan unit PMR tiap cabang

Data unit PMR

Data unit KSR Laporan unit KSR tiap cabang

Laporan anggota KSR Laporan anggota PMR

Laporan anggota TSR

Update data master PMI cabang

Laporan data relawan cabang terkait 1

SI Olah Data Relawan SDM

(52)

Gambar 4.5. DFD Level 0 Aplikasi Data Relawan

Dalam DFD level 0 ini terdapat dua sistem dan tiga external entity. Sistem tersebut antara lain : Olah data relawan, dan Laporan data relawan. Sedangkan external entity -nya adalah PMI pusat, bagian SDM PMI daerah provinsi Jawa Timur, dan PMI cabang.

Update

Laporan data relawan cabang terkait

(53)

Gambar 4.6. DFD Level 1 Update data relawan

D. DFD Level 1 Laporan data relawan

(54)

Relationship_1

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan dan perancangan database yang akan digunakan beserta strukturnya. Rancangan database sistem yang dibuat berupa Entity Relational Diagram (ERD), yaitu alat untuk merepresentasikan model data yang ada pada sistem dimana terdapat entity dan relationship.

A. ERD CDM

(55)

ID_STATUS = ID STATUS

ID_STATUS = ID STATUS

ID WILAYAH = ID WILAYAH

ID UNIT PMR = ID UNIT PMR

ID WILAYAH = ID WILAYAH

ID_STATUS = ID STATUS

ID UNIT KSR = ID UNIT KSR

ID DATA = ID DATA ID WILAYAH = ID WILAYAH

ID JENJANG = ID JENJANG

ID DATA = ID DATA

Gambar 4.9. ERD PDM Aplikasi Data Relawan

4.3.4 Struktur Basis Data dan Tabel

(56)

Fungsi : Menyimpan data unit PMR

Primary key : ID Unit PMR

Foreign key : ID WILAYAH

Tabel 4.1. Tabel Unit PMR

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

1 ID Unit PMR Varchar 21 ID untuk unit PMR

2 Nama unit Varchar 30 Nama unit PMR

3 Telp Unit Varchar 15 No. telp. Unit PMR

4 Email Unit Varchar 25 Email unit PMR

5 Jenjang Varchar 10 Mula/madya/wira

6 ID WILAYAH Varchar 21 Kota wilayah unit PMR

7 Nama Pelatih Varchar 30 Nama pelatih unit PMR

8 Telp Pelatih Varchar 15 No. telp. Pelatih unit PMR

9 Email Pelatih Varchar 25 Email pelatih unit PMR

10 Status Varchar 15 Aktif/tidak aktif

b) Nama tabel : Unit KSR

Fungsi : Menyimpan data unit KSR

Primary key : ID Unit KSR

(57)

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

Fungsi : Menyimpan data wilayah dari masing-masing PMI kota/kabupaten

Primary key : ID WILAYAH

Foreign key : -

Tabel 4.3. Tabel kota

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

1 ID WILAYAH Varchar 21 ID wilayah kota

2 Nama_wilayah Varchar 20 Nama wilayah kota

3 Pass_wil Varchar 16 Password wilayah

4 Alamat kantor Varchar 50 Alamat kantor PMI

5 Kode wil Varchar 5 Kode pos wilayah

6 Telp kantor Varchar 8 No. telp. Kantor PMI

d) Nama tabel : Anggota PMR

Fungsi : Menyimpan data anggota PMR

Primary key : ID_PMR

(58)

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

1 ID PMR Varchar 21 ID untuk anggota PMR

2 ID UNIT PMR Varchar 21 FK dari tabel unit PMR

3 ID DATA Varchar 21 FK dari data anggota

e) Nama tabel : Anggota KSR

Fungsi : Menyimpan data anggota KSR

Primary key : ID KSR

Foreign key : ID UNIT KSR, ID DATA

Tabel 4.5. Tabel anggota KSR

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

1 ID PMR Varchar 21 ID untuk anggota KSR

2 ID UNIT PMR Varchar 21 FK dari tabel unit KSR

3 ID DATA Varchar 21 FK dari data anggota

f) Nama tabel : Anggota TSR

Fungsi : Menyimpan data anggota TSR

Primary key : ID_TSR

(59)

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

Fungsi : Menyimpan data anggota relawan

Primary key : ID_DATA

Foreign key : ID WILAYAH

Tabel 4.7. Tabel Data anggota

No Nama Kolom Jenis Size Keterangan

10 PASS ANGGOTA Varchar 16 Password anggota

11 Kode Pos Varchar 10 Kode pos dari alamat anggota

12 Kode Area Varchar 10 Kode area anggota

13 Tanggal Masuk Date - Tahun masuk PMI

14 Tahun Keluar Date - Tahun lulus untuk KSR

perguruan tinggi, tahun lulus untuk PMR, tahun usia lebih dari 35 tahun untuk KSR

(60)

21 Telp Orang Tua Varchar 15 No. telp. orang tua anggota

22 HP Orang Tua Varchar 15 No. handphone orang tua

anggota

23 Alamat Orang Tua Varchar 50 Alamat orang tua anggota

24 Nama Fam Varchar 30

Keluarga yang bisa dihubungi saat darurat

25 Telp Fam Varchar 15

26 HP Fam Varchar 15

27 Alamat Fam Varchar 50

28 Notes Varchar 200 Catatan

4.3.5 Desain Input/Output

Desain input/output merupakan rancangan input/output berupa form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengolahan data. Desain input/output juga merupakan acuan pembuat aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.

1. Desain Input

Desain input merupakan perancangan desain masukan dari pengguna kepada sistem yang kemudian akan disimpan dalam database.

A. Tampilan Dashboard

(61)

Gambar 4.10. Tampilan dashboard

B. Tampilan Site Map Input

Untuk mempermudah navigasi/berpindah antar halaman aplikasi, maka diperlukan sebuah Site Map yang diimplementasikan ke dalam menu. Contoh

Site Map input yang digunakan dapat dilihat di gambar 4.11

(62)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data unit PMR yang baru. Pada tampilan ini, ID Unit akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian jenjang dan wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database, dimana jenjang akan terisi ; mula, madya, wira, dan untuk wilayah akan terisi 38 PMI Kab/kota di Jawa Timur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.13

(63)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data unit PMR yang baru. Pada tampilan ini, ID Unit akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database, dimana akan terisi 38 PMI Kab/kota di Jawa Timur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.13

(64)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data anggota PMR yang baru. Pada tampilan ini, ID anggota akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian unit, jenjang, dan wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.14

(65)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data anggota KSR yang baru. Pada tampilan ini, ID anggota akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian unit, dan wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.15

(66)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data anggota KSR yang baru. Pada tampilan ini, ID anggota akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.16

(67)

Desain output merupakan perancangan desain laporan yang merupakan hasil dari data dari proses yang terjadi, yang tersimpan pada

database yang kemudian akan diolah sedemikian rupa menjadi informasi yang berguna bagi pengguna aplikasi.

A. Tampilan Site Map Output

Untuk mempermudah navigasi/berpindah antar halaman aplikasi, maka diperlukan sebuah Site Map yang diimplementasikan ke dalam menu. Contoh

Site Mapoutput yang digunakan dapat dilihat di gambar 4.17

(68)

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data unit PMR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat

textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.18

Gambar 4.18. Data Unit PMR C. Data Unit KSR

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data unit KSR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat

textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.19

(69)

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data anggota PMR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.20

Gambar 4.20. Data Anggota PMR

E. Data Anggota KSR

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data anggota KSR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.21

(70)

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data anggota TSR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.22

Gambar 4.22. Data Anggota TSR G. Data Wilayah

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data wilayah seluruh PMI kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.23

(71)

Implementasi sistem ini akan menjelaskan detil aplikasi data relawan penjelasan hardware/software pendukung, dan form- form yang ada.

4.4.2 Teknologi

1. Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah satu unit komputer dengan:

a) Processor 2,2 Ghz

b) Memory dengan RAM 4 GB c) VGA on Board

d) Monitor Super VGA (1920x1080) e) Keyboard + mouse

2. Perangkat Lunak

Sedangkan perangkat lunak minimum yang harus diinstall ke dalam sistem komputer adalah:

a) Windows 7

b) DataBaseMangementSistem : MySQL PHPMyadmin c) Microsoft Office 2010

4.3.2 Pengoperasian Program

(72)

Inilah halaman yang pertama kali akan ditampilkan ketika user membuka aplikasi data relawan. Agar bisa masuk ke dalam aplikasi data relawan, user harus melakukan Login dengan memasukkan username dan password di dalam tampilan

login.

Gambar 4.24. Halaman Awal

B. Tampilan Input Data Unit PMR

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data unit PMR yang baru. Pada tampilan ini, ID Unit akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian jenjang dan wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database, dimana jenjang akan terisi ; mula, madya, wira, dan untuk wilayah akan terisi 38 PMI Kab/kota di Jawa Timur.

(73)

Gambar 4.25. Tampilan Input Data Unit PMR C. Tampilan Input Data Unit KSR

(74)

bilamana user tidak mengisi, maka akan secara otomatis data tidak akan tersimpan dan terdapat alert untuk melengkapi data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.26

(75)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data anggota PMR yang baru. Pada tampilan ini, ID anggota akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian unit, jenjang, dan wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.27

(76)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data anggota KSR yang baru. Pada tampilan ini, ID anggota akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian unit, dan wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.28

(77)

Pada gambar berikut merupakan halaman untuk mengisi data anggota KSR yang baru. Pada tampilan ini, ID anggota akan otomatis terisi berdasarkan jumlah yang terdapat pada database. Pada bagian wilayah akan mengambil data yang tersimpan dari database. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.29

(78)

Desain output merupakan perancangan desain laporan yang merupakan hasil dari data dari proses yang terjadi, yang tersimpan pada

database yang kemudian akan diolah sedemikian rupa menjadi informasi yang berguna bagi pengguna aplikasi.

A. Data Unit PMR

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data unit PMR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat

textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian.

Pada bagian Aksi yang digambarkan dengan icon pensil, merupakan shortcut melakukan data maintenance yaitu edit data dan delete data. Bilamana icon tersebut dipilih, maka halaman akan berpindah ke halaman awal dimana textbox sudah terisi dengan data yang bersangkutan dan memungkinkan untuk pengguna merubah data terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.30

(79)

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data unit KSR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat

textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.31

Pada bagian Aksi yang digambarkan dengan icon pensil, merupakan shortcut melakukan data maintenance yaitu edit data dan delete data. Bilamana icon tersebut dipilih, maka halaman akan berpindah ke halaman awal dimana textbox sudah terisi dengan data yang bersangkutan dan memungkinkan untuk pengguna merubah data terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.31

Gambar 4.31 Data Unit KSR

C. Data Anggota PMR

(80)

shortcut melakukan data maintenance yaitu edit data dan delete data. Bilamana icon tersebut dipilih, maka halaman akan berpindah ke halaman awal dimana textbox sudah terisi dengan data yang bersangkutan dan memungkinkan untuk pengguna merubah data terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.32

Gambar 4.32. Data Anggota PMR

D. Data Anggota KSR

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data anggota KSR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.33

(81)

Gambar 4.33. Data Anggota KSR E. Data Anggota TSR

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data anggota TSR. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.32

Pada bagian Aksi yang digambarkan dengan icon pensil, merupakan shortcut melakukan data maintenance yaitu edit data dan delete data. Bilamana icon tersebut dipilih, maka halaman akan berpindah ke halaman awal dimana textbox sudah terisi dengan data yang bersangkutan dan memungkinkan untuk pengguna merubah data terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.34

(82)

Pada gambar berikut merupakan halaman tampilan dari seluruh data wilayah seluruh PMI kabupaten/kota di Jawa Timur. Pada tampilan ini, dapat dilihat pada bagian bawah tabel, terdapat textbox kosong yang berfungsi sebagai filter pencarian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.35

Gambar 4.35. Data Wilayah PMI Kabupaten/kota G. Cetak Laporan

Pada gambar berikut merupakan halaman dari perintah cetak laporan. Pada cetak laporan, halaman tersebut bisa secara langsung di print. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 4.36

(83)

70 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan Aplikasi Data Relawan pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi data relawan yang dibangun dapat mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengolah data relawan, selain itu pula saat ini dapat secara langsung menghasilkan laporan data relawan mengenai jumlah relawan, kapasitas masing-masing relawan dan tingkat kekuatan relawan dari masing-masing PMI kabupaten maupun kota, dan hal ini dilakukan lebih cepat dari prosedur yang lama. Prosedur yang lama membutuhkan waktu satu bulan lebih, bergantung pada jadwal pengiriman data yang dilakukan pada setiap PMI kabupaten dan kota.

2. Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi data relawan masih memiliki kekurangan, dimana laporan yang dicetak hanya berupa tabel dan belum berupa grafik.

5.2 Saran

(84)

Gambar

Gambar 3.2. System Development Life Cycle
Gambar 3.3. Simbol-simbol pada System Flow
Gambar 4.1. Document Flow Proses Pelaporan Data Relawan
Gambar 4.3. System Flow Proses Pelaporan Data Relawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam faktor kesehatan lingkungan rumah ini, responden mengungkapkan bahwa aspek rumah yang bersih merupakan hal utama yang harus dipenuhi sebagai kriteria rumah tinggal

Berangkat dari masalah yang diungkapkan di atas bahwa berpikir tidak dapat dipisahkan dari isi materi pelajaran, karena kenyataannya berpikir merupakan sebuah cara untuk

Pada tahap pengkajian, penulis banyak mendapat kesenjangan antara teoritis dengan kasus langsung dilapangan dimana pada teoritis terdapat fungsi

Adapun langkah-langkah pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) studi pendahuluan yaitu mengkaji teori-teori dan hasil penelitian yang relevan sesuai

Dari ketiga perlakuan panelis cenderung lebih menyukai produk dengan PII (susu skim 20% : tape ubi ungu 40% : jamur kuping 40%), hal ini dikarenakan penambahan tape ubi

Membran polisulfon untuk pengolahan air telah dilakukan untuk mengurangi warna air dengan proses koagulasi dan tanpa proses koagulasi.. Membran ultrafiltrasi polisulfone

masyarakat Cina bahwa ukuran hidung tersebut bisa menjadi indikator karakteristik seseorang, misalnya saja seseorang yang memiliki hidung yang bulat dan besar

Sebagaimana Tercantum dalam penjelasan dari Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, terdapat alat bukti tertulis untuk dapat