• Tidak ada hasil yang ditemukan

PA : Peran Sub Bagian Tata Usaha Pada Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PA : Peran Sub Bagian Tata Usaha Pada Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROYEK AKHIR

Nama : YULI WULANDARI

NIM : 08390150017

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputerisasi Perkantoran Dan Kesekretariatan

SEKOLAH TINGGIMANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

PERAN SUB BAGIAN TATA USAHA PADA SEKRETARIS DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Ahli Madya Komputer

Oleh :

Nama : YULI WULANDARI

NIM : 08390150017

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputerisasi Perkantoran Dan Kesekretariatan

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM

(3)

ABSTRAK

Sekretaris memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan ataupun sebuah instansi pemerintah untuk menangani tugas-tugas yang berhubungan dengan administrative dan juga sebagai citra perusahaan. Laporan Proyek Akhir ini beertujuan untuk mengetahui dan memahami peranan sekretaris pada Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang meliputi bagaimana alur sistem surat masuk dan surat keluar, pengarsipan secara manual dan komputerisasi, mempersiapkan rapat, dan mengatur acara dalam suatu kegiatan yang dilaksanakan di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah observasi, interview, dan studi literature, selama 3 bulan. Berdasarkan observasi, interview, dan studi literature, didapatkan bahwa peranan sekretaris Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur meliputi penanganan surat masuk dan surat keluar, pengarsipan secara manual dan komputerisasi, mempersiapkan rapat, dan mengatur acara dalam suatu kegiatan di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Kata Kunci : Surat, Pengarsipan, Pengaturan acara.

iv

STIKOM

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

1.5.1 Untuk Perusahaan ……….. . 4

1.5.2 Untuk STIKOM ……….. 4

1.6 Sistematka Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSHAAN ... 7

2.1 Gambaran Umum Dinas Kehutanan Jawa Timur ... 7

2.1.1 Sejarah Dinas Kehutanan Jawa Timur ... 7

viii

STIKOM

(5)

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ... 7

2.1.3 Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 15

2.1.4 Arah Kebijakan ... 17

2.1.5 Program Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 18

2.1.6 Kegiatan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 19

2.1.7 Logo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 22

2.1.8 Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Surabaya Provinsi Jawa Timur ... 23

2.1.9 Struktur Organsiasi Pada Bagian Tata Usaha ... 24

2.1.10Lokasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 25

2.1.11Lokasi Bagian Tata Usaha ... 26

BAB III LANDASAN TEORI ... 27

3.1 Surat ... 27

3.1.1 Fungsi Surat ... 28

3.1.2 Penggolongan Surat ... 30

3.2 Prosedur Penggolongan Surat Masuk dan Surat Keluar... 31

3.2.1 Prosedur Pengelolaan Surat Masuk... 32

3.2.2 Prosedur Pengelolaan Surat Keluar... 38

3.3 Pengarsipan... 42

3.3.1 Peranan Arsip ... 42

3.3.2 Kode Arsip ... 44

3.3.3 Kearsipan Secara Telkomputerisasi ... 45

3.4 Rapat ... 46

3.4.1 Jenis Rapat ... 47

ix

STIKOM

(6)

3.4.2 Syarat Rapat ... 48

3.4.3 Persiapan dan Penyelenggaraan Rapat ... 48

3.4.4 Notula Rapat ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Sistem Surat Masuk dan Surat Keluar di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 51

4.1.1 Sistem Pengelolaan Surat Masuk ... 51

4.1.2 Sistem Pengelolaan Surat Keluar ... 60

4.1.3 Penggolongan Jenis Surat Masuk dan Keluar ... 69

4.2 Sistem Pengarsipan Secara Manual dan Komputerisasi ... 72

4.2.1 Sistem Manual ... 72

4.2.2 Sistem Komputerisasi ... 73

4.3 Persiapan Rapat Internal ... 77

4.3.1 Membuat Surat Undangan Rapat ... 78

4.3.2 Menyiapkan Ruangan ... 79

4.3.3 Mempersiapkan Bahan Rapat ... 80

4.3.4 Mempersiapkan Agenda Rapat ... 85

4.3.5 Perlengkapan Rapat ... 86

4.3.6 Penutupan Rapat ... 86

4.4 Mengatur Acara Kegiatan Hari Bhakti Rimbawan ... 88

4.4.1 Mengatur Kegiatan ... 88

BAB V PENUTUP ... 96

7.1 Kesimpulan ... 96

7.2 Saran ... 97

x

STIKOM

(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN ... 99

xi

STIKOM

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Kegiatan Selama Proyek Akhir ... 50

xii

STIKOM

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Logo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 22

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Prov. Jawa Timur ... 23

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Pada bagian Tata Usaha ... 24

Gambar 2.4 Lokasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 25

Gambar 2.5 Denah Tata Usaha ... 26

Gambar 4.1 Lembar Disposisi Surat Masuk ... 53

Gambar 4.2 Surat Masuk ... 54

Gambar 4.3 Buku Agenda Surat Masuk ... 55

Gambar 4.4 Kartu Kendali Surat Masuk ... 56

Gambar 4.5 Dokumen Flowchart Surat Masuk ... 59

Gambar 4.6 Konsep Surat Masuk... 61

Gambar 4.7 Standar Penomoran surat keluar ... 62

Gambar 4.8 Agenda Surat Keluar ... 64

Gambar 4.9 Contoh Surat Keluar ... 65

Gambar 4.10 Dokumen Flow Chart Surat Keluar ... 68

Gambar 4.11 Contoh Surat Keluar ... 69

Gambar 4.12 Contoh Surat Keterangan ... 70

Gambar 4.13 Contoh Surat Nota Dinas Kehutanan Provinsi Jatim ... 71

Gambar 4.14 Contoh Surat yang dimasukkan dalam Map Ordner ... 72

xiii

STIKOM

(10)

Gambar 4.15 Lemari Arsip ... 73

Gambar 4.16 Contoh Microsoft Office ... 74

Gambar 4.17 Pengarsipan Surat Masuk ... 74

Gambar 4.18 Contoh Menyimpan Data Microsoft Excel ... 75

Gambar 4.19 Contoh Pengarsipan Elektronik Microsoft Excel ... 76

Gambar 4.20 Contoh Surat Undangan Rapat ... 79

Gambar 4.21 Ruang Rapat ... 81

Gambar 4.22 Naskah dalam rapat kegiatan APBD tahun 2013 ... 82

Gambar 4.23 Susunan Acara ... 83

Gambar 4.24 Contoh Notulen ... 87

Gambar 4.25 Hari Bhakti Rimbawan ... 89

Gambar 4.26 Upacara Hari Bhakti Rimbawan ... 92

Gambar 4.27 Bakti Sosial ... 92

Gambar 4.28 Penyerahan Dana Bakti Sosial ... 93

Gambar 4.29 Acara Masih Rindu di TVRI Surabaya ... 93

Gambar 4.30 Kegiatan Jalan Sehat ... 94

xiv

STIKOM

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Bagian Depan kantor Dinas Kehutanan

Provinsi jawa Timur ... 99

Lampiran 2 Bagian Depan kantor Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 99

Lampiran 3 Ruang Rapat Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 100

Lampiran 4 Lapangan Upacara Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 101

Lampiran 5 Ruang Tata Usaha Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 102

Lampiran 6 Ruang Kerja sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ... 103

Lampiran 7 Kartu Bimbingan (Halaman Depan) ... 104

Lampiran 8 Form KP-5 ... 106

Lampiran 9 Form KP-6 ... 109

Lampiran 11 Form KP-7 ... 112

Lampiran 12 Surat Ijin Kerja Praktek ... 114

xv

STIKOM

(12)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu menuntut orang-orang yang menggeluti profesi sekretaris untuk selalu menyesuaikan diri dan memperluas wawasan. Tingkat kompetensi sekretaris yang kini dimiliki perlu ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan daya saing dengan tenaga sekretaris yang tidak mustahil akan sangat diseleksi dalam tes masuk instansi pemerintah untuk dapat mengatur pekerjaan dalam instansi pemerintah ini.

Seorang sekretaris harus mempunyai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dasar komputer, administrasi, surat-menyurut, pengarsipan, sampai dengan mempersiapkan rapat, diharapkan peranan sekretaris benar-benar dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sehingga dapat membantu pekerjaan pimpinan. Adanya penerapan teknologi juga mendukung kelancaran pekerjaan kantor dan administrasi agar dapat digunakan sebagai pendukung layanan bagi pengguna akhir administrasi.

Pada saat melaksanakan kerja praktek di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.Penerapan administrasi di bagian tata usaha ini memang masih dilakukan secara konvensional. Ada beberapa proses administrasi yang terlalu memakan

1

STIKOM

(13)

waktu. Seperti, pengarsipan yang masih dilakukan secara manual. Penggunaan program atau aplikasi perkantoran standar yang terdapat di komputer untuk penginputan data surat masuk dan surat keluar yang belum tepat di bagian tata usaha. Kebanyakan aktivitas administrasi masih digunakan dengan menggunakan buku-buku dan kertas-kertas yang menumpuk.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, penulis dapat mengidentifikasikan adanya masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ?

2. Bagaimana sistem penanganan arsip secara komputerisasi dan manual pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur?

3. Bagaimana mempersiapkan rapat Internal di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ?

4. Bagaimana mengatur acara dalam suatu kegiatan yaitu Hari Bhakti Rimbawan di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur ?

1.3 Batasan Masalah

Karena begitu luasnya objek yang dihadapi dan untuk memperjelas arah permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi pembahasan masalah sebagai berikut :

STIKOM

(14)

1. Pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

2. Pengarsipan secara manual dan komputerisasi pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan Microsoft Office Excel.

3. Mempersiapkan rapat Internal di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. 4. Mengatur acara dalam suatu kegiatan yaitu Hari Bhakti Rimbawan dari

persiapan awal, puncak acara dan evaluasi.

1.4 Tujuan

Tujuan Proyek Akhir yang ada pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan sistem pengelolaan surat masuk dan surat keluar pada Bagian Tata Usaha Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

2. Menerapkan sistem penanganan arsip secara komputerisasi dan manual pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

3. Mempersiapkan rapat Internal di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. 4. Mengatur acara dalam suatu kegiatan yaitu Hari Bhakti Rimbawan di Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

1.5 Manfaat

Proyek Akhir dibagi menjadi dua bagian yaitu, manfaat untuk perusahaan dan manfaat untuk stikom.

STIKOM

(15)

1.5.1 Untuk Perusahaan

Membantu pekerjaan dalam hal menangani dan mengarsipkan surat menyurat, mempersiapkan rapat Internal, dan menangani acara.

1.5.2 Untuk STIKOM

Buku laporan proyek akhir ini dapat menjadi tambahan referensi perpustakaan STIKOM Surabaya dalam menambah wawasan dan pengetahuan.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan laporan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, salah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Membahas mengenai misi instansi pemerintah, logo instansi pemerintah, logo instansi pemerintah, struktur organisasi, tugas dan wewenang, gambaran umum tempat proyek akhir, serta lokasi dan tempat pelaksanaan proyek akhir di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. BAB III LANDASAN TEORI

Membahas mengenai teori-teori yang berhubungan langsung dengan hal yang dikerjakan di Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.Teori-teori penunjang yang digunakan adalah berbagai buku

STIKOM

(16)

untuk mendukung pelaksanaan meliputi Manajemen Kesekretariatan, Sekretaris Profesional, dan Manajemen Arsip.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Membahas mengenai hasil dan pembahasan masalah sesuai keadaan yang sebenarnya pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

BAB V PENUTUP

Membahas mengenai kesimpulan dan saran keseluruhan pelaksanaan proyek akhir yang dilaksanakan di Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

STIKOM

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Dinas Kehutanan Jawa Timur

2.1.1 Sejarah Dinas Kehutanan Jawa Timur

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi di bidang Kehutanan, mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kehutanan.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Dinas Kehutanan mempunyai fungsi (Pasal 35 ayat (3), butir a-e) sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kehutanan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Gubernur.

6

STIKOM

(18)

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, memiliki susunan organisasinya sebagai berikut :

1. Kepala Dinas 2. Sekretaris

3. Bidang PlanologiKehutanan

4. Bidang Pemantapan Kawasan Hutan dan Konservasi Alam 5. Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

6. Unit Pelaksana Teknis (UPTD), yang terdiri atas

a. Unit Pelaksana Teknis (UPTD)Taman Hutan Raya TAHURA R. Soerjo. b. Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Peredaran dan Sertifikasi Hasil Hutan. c. Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Perbenihan Tanaman Hutan.

Adapun gambaran secara umum masing-masing fungsi organisasi adalah sebagai berikut:

1. Sekretaris mempunyai tugas

Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, dan hubungan masyarakat dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum.

STIKOM

(19)

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian. c. Pengelolaan administrasi keuangan. d. Pengelolaan administrasi perlengkapan.

e. Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protocol. f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan

perundang-undangan.

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang. h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas.

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tats laksana. j. Pelaksanaan togas-togas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 2. Bidang Planologi Kehutanan mempunyai tugas

Melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data, publikasi dan kerjasama bidang kehutanan serta informasi kehutanan, inventarisasi dan rencana kehutanan, monitoring,evaluasi dan pelaporan pembangunan kehutanan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Planologi Kehutanan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan, pengolahan dan mensistimatisasikan data sebagai bahan penyusunan perencanaan.

b. Pelaksanaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan serta anggaran rutin dan pembangunan.

c. Pelaksanaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi penyusunan rencana pengelolaanhutan jangka menengah dan jangka panjang.

STIKOM

(20)

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pengendalian seluruh kegiatan kehutanan.

e. Pembinaan dan pengendalian bidang kehutanan.

f. Penyusunan sistem informasi kehutanan (numerik dan spasial) tingkat Provinsi.

g. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kehutanan. h. Pelaksanaan pengawasan bidang kehutanan.

i. Pelaksanaan publikasi dan kerjasama program kehutanan. j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 3. Bidang Pemantapan Kawasan Hutan dan Konservasi Alam mempunyai

tugas :Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikankegiatan pemantapan kawasan hutan dan konservasi alam.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pemantapan Kawasan Hutan dan Konservasi Alam mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pengusulan dan pertimbangan teknis penunjukkan, perubahan status, fungsi, pengelolaan dan penggunaan kawasan hutan serta penataan areal kerja unit usaha hutan lindung.

b. Pelaksanaan pemberian pertimbangan teknis, pengesahan, koordinasi dan pengawasan pelaksanaan penataan batas luar dan pemetaan areal kerja unit pemanfaatan hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi.

c. Pelaksanaan pemberian pertimbanganteknis penilaian dan pengesahan rencana tahunan (jangka pendek) pengelolaan dan pemanfaatan hutan

STIKOM

(21)

lindung dan hutan konservasi serta cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, wisata alam dan taman buru.

d. Pelaksanaan pemberian perijinan pemanfaatan kawasan hutan dan pemungutan hasil hutan kayu yang tidak dilindungi dan pemanfaatan jasa lingkungan.

e. Pelaksanaan pengawasan pemberian pertimbanganteknis pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi, pengusahaan pariwisata alam dan taman burn serta kegiatan lembaga konservasi. f. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perlindungan hutan

dan kawasan hutan serta peredaran hasil hutan.

g. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat di dalam dan di sekitar hutan lindung dan hutan konservasi serta generasi muda pencinta alam.

h. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penatagunaan, perlindungan dan pemanfaatan hutan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 4. Bidang Bina Produksi Kehutanan mempunyai tugas

Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan Bina Produksi Kehutanan.

Untuk menjalankan tugas dimaksud, Bidang Bina Produksi Kehutanan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penerapan azas kelestarian dalam pengelolaan hutan produksi.

STIKOM

(22)

b. Pelaksanaan pengendalian dan pembinaan produksi hasil hutan yang berasal dari hutan Negara.

c. Pelaksanaan pengendalian dan pembinaan produksi hasil hutan yang berasal dari hutan hak.

d. Pelaksanaan pemantauaan dan evaluasi pemasaran hasilhutan dan realisasi pemenuhan bahan baku industri primer hasil hutan.

e. Pelaksanaan pertimbangan teknis rencana pengelolaan hutan, ijin pemanfaatan hutan dan ijin usaha industri primer hasil hutan kayu. f. Pelaksanaan pengawasan alat dan mesin di bidang kehutanan.

g. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian, evaluasi dan menyusun laporanpeñatausahaanhasil hutan serta penerimaan pungutan iuran kehutanan.

h. Pelaksanaan pembinaan model unit usaha hasil hutan.

5. Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial mempunyai tugas: Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial.

Untuk menjalankan tugas dimaksud, Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan dan penyusunan pedoman pengurusan erosi, sedimentasi, produktifitas lahan pada DAS lintas Kabupaten/Kota, rehabilitasi dan reklamasi hutan produksi dan hutan lindung.

b. Penyelenggaraan dan penyusunan pedoman pengawasan kegiatan aneka usahakehutanan sekaligus pembinaan penguatan

STIKOM

(23)

kelembagaannya.

c. Pelaksanaan dan pengawasan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan produksi danhutan lindung, system silvikultur, perbenihan dan pupuk serta perhutanan sosial.

d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 6. Unit Pelaksana Teknis Peredaran Hasil Hutan mempunyai tugas :

Melaksanakan sebagian tugas Dinasdibidang teknis pengawasan dan pengendalian peredaran hasil hutan, ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

Unit Pelaksana Teknis Peredaran Hasil Hutan untuk melaksanakan tugas dimaksud, mempunyai fungsi :

a. Pengawasan dan pengendalian peredaran hasil hutan.

b. Pemeriksaan dokumen penataan hasil hutan dan fisik hasil hutan di industry pengolahanhasil hutan, tempat penimbunan kayu, pelabuhan dan gudangpenampungan.

c. Pelaksanaan pelayanan penataanusahaan hasil hutan Industri Pengolahan Hasil Hutan, tepat penimbunan kayu, pelabuhan dan gudang penampungan.

d. Penerbitan dokumen angkutan hasil hutan.

e. Pelaksanaan pelayanan dan bimbingan teknis peñatausahaan hasil hutan industri kepada industri pengolahan kayu dan masyarakat. f. Pelaksanaan penyelesaian atas tindak pidana kejahatan peredaran hasil

hutan, berkoordinasi dengan instansi terkait.

STIKOM

(24)

g. Pelaksanaan ketatausahaan.

h. Pelaksanaan pelayanan masyarakat.

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas. 7. Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya R. Soerjo, mempunyai tugas:

Melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Kehutanan di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta tugas ketatausahaan dan pelayanan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya R. Soerjo mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program pengembangan taman hutan raya.

b. Pelaksanaan pemangkuan, perlindungan, pengawetan, pelestarian dan pemanfaatan kawasan taman hutan raya serta ekosistemnya.

c. Pelaksanaan promosi dan informasi potensi Taman Hutan Raya. d. Pelaksanaan pengamanan kawasan hutan raya.

e. Pelaksanaan pembinaan wisata alam kawasan hutan raya.

f. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pengembangan Taman Hutan Raya.

g. Pelaksanaan ketatausahaan.

h. Pelaksanaan pelayanan masyarakat.

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 8. Unit Pelaksana Teknis Perbenihan Tanaman Hutan, mempunyai tugas :

Melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Kehutanan di bidang perbenihan tanaman hutan, serta tugas ketatausahaandan pelayanan

STIKOM

(25)

masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Unit Pelaksana Teknis Perbenihan Tanaman Hutan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program pengembangan sumber benih tanaman hutan sertaidentifikasi dan inventarisasi sumber benih tanaman hutan.

b. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengada dan/atau penangkar sertapengedar benih dan/atau bibit tanaman hutan serta pembangunan sumber benih.

c. Pembinaan sertifikasi dan/atau bibit tanaman hutan.

d. Pembinaan produksi dan pemasaran benih dan/atau bibit tanaman hutan.

e. Penetapan standar produksi benih dan/atau bibit tanaman hutan. f. Pembinaan sarana dan prasarana perbenihan tanaman hutan. g. Peningkatan kualitas perbenihan tanaman hutan.

h. Pengembangan teknologi perbenihan tanaman hutan.

2.1.3 Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa timur

1. VISI

"Terwujudnya pelestarian fungsi hutan dan pemantapan

kawasan hutan serta Daerah Aliran Sungai (DAS) secara optimal,

untuk kesejahteraan masyarakat JawaTimur".

2. MISI

1. Mewujudkan pemantapan status dan fungsi kawasan hutan serta

STIKOM

(26)

perlindungan dan pengamanan hutan dan hasil hutan.

2. Mewujudkan pelayanan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan peredaran hasil hutan.

3. Mewujudkan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pelaksanaan perhutanan sosial melaluipeningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, yang berkelanjutan.

4. Mewujudkan pengelolaan TahuraR.Soerjo.

5. Mewujudkan inventarisasi, pengolahan data dan litbang bidang kehutanan serta jaringan kerjasama dengan seluruh stakeholder dalam pembangunan kehutanan.

3. TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur selama periode 2009-2014 adalah :

1. Memantapkan status dan fungsi kawasan hutan.

2. Meningkatnya perlindungan dan pengamanan hutan dan hasil hutan. 3. Meningkatnya pelayanan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan

peredaran hasil hutan.

4. Meningkatnya rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pelaksanaan perhutanan sosial melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan.

5. Meningkatnya pengelolaan Tahurar.Soeijo.

6. Meningkatnya database kehutanan melalui inventarisasi kehutanan dan perluasan jejaring kerjasama dengan seluruh stakeholder.

STIKOM

(27)

4. SASARAN

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran strategis sebagai berikut :

1. Terwujudnya pemeliharaan Batas kawasan hutan.

2. Meningkatnya keamanan hutan dan tertib peredaran hasil hutan. 3. Meningkatnya tertib pelaporan produksi hasil hutan.

4. Meningkatnya pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis. 5. Meningkatnya rehabilitasi kawasan Tahura R. Soerjo.

6. Tersusunnya data dan informasi sumberdaya hutan.

2.1.4 Arah Kebijakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Arah kebijakan sub sektor kehutanan telah disesuaikan dengan agenda pembangunan, prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum di dalam RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014. Adapun arah kebijakan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur terdiri atas :

1. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan, kebijakannya meliputi: a. Peningkatan kerjasama pengelolaan hutan dan kehutanan serta investasi

bidang kehutanan.

b.Percepatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis.

c.Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan kelompok LMDH dan kelompok tani hutan lainnya.

d. Pemberdayaan tenaga penyuluh fungsional dan penyuluh swadaya.

STIKOM

(28)

e. Peningkatan pengelolaan hutan rakyat.

f. Peningkatan pemanfaatan lahan di bawah tegakan. g. Peningkatan pemahaman penatausahaanhasil hutan. h. Peningkatan pemeliharaan batas kawasan hutan. i. Peningkatan perlindungan hutan.

2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam, kebijakannyameliputi:

a. Peningkatan kinerja pengelolaan kawasan hutan. b. Percepatan penghijauan kakija.

3. Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan, kebijakannya meliputi: - Penerapan dan pengembangan sistem informasi pembangunan

kehutanan.

2.1.5 Program Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Dinas kehutanan Provinsi Jawa Timur telah menyusun program dan kegiatan pembangunan dalam pengelolaan hutan dan lahan tahun 2009-2014 adalah :

a. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan secara efisien, optimal,adildanberkelanjutan.

b. Program perencanaan dan pengembangan hutan untuk meningkatkan kualitas perencanaan dalam pengembangan pengelolaan hutan.

c. Pemeliharaan lingkungan hidup agar meningkatkan perlindungan sumber daya alam dan kerusakan.

STIKOM

(29)

2.1.6 Kegiatan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program-program di atas adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pemanfaatan potensi sumber daya hutan adalah : 1. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

2. Kerjasama antar daerah dan peningkatan investasi kehutanan.

3. Rehabilitasi hutan dan lahan (pemanfaatan lahan di bawah tegakan, pengembangan usaha hutan rakyat).

4. Perencanaan, pemantauan dan pemantapan status kawasan, perlindungan hutan dan penggunaan kawasan hutan.

5. Pemberdayaan UPT Peredaran Hasil Hutan. 6. APP Bidang Kehutanan.

7. Peningkatan partisipasi masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), peningkatan penyuluhan kehutanan dan aneka usaha kehutanan.

8. Perlindungan hutan dan pengembangan jasa lingkungan serta pengendalian peredaran hasil hutan, pengembangan infrastruktur dan pengendalian.

9. Pembinaan desa model konservasi. 10. Sosialisasi ecolabelling hutan rakyat.

11.Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung

STIKOM

(30)

rehabilitasi hutan dan lahan (pemanfaatan lahan dibawah tegakan, pengembangan usaha hutan rakyat).

12. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung APP Bidang Kehutanan.

13. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung peningkatanpartisipasi masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM),peningkatan penyuluhan kehutanan dan aneka usaha kehutanan.

14. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung pelatihan LMDH.

15. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung pembinaan desamodel konservasi.

16. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung pembinaan kelembagaan.

17. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung sertifikasi ecolabelling hutan rakyat.

18. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung manajemen danpemasaran pasca produk hasil hutan masyarakat sekitar hutan.

19. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung peningkatan usahamasyarakat sekitar hutan produksi.

20. Pemberdayaan dan pengembangan UPT Perbenihan Tanaman Hutan. 21. Pembinaan dan pengendalian produksi hasil hutan.

STIKOM

(31)

22. Penatausahaanhasil hutan dan pengawasan pungutan iuran kehutanan.

23. Pembinaan dan pengawasan industri hasil hutan. b. Kegiatan perencanaan dan pengembangan hutan

1. Pengamanan (safeguarding) pembangunan kehutanan (monitoring dan evaluasi, peningkatan data statistik dan legislasi hukum bidang kehutanan).

2. Pengamanan (safeguarding) pembangunan kehutanan (perencanaan dan penyusunan program satuan kerja dalam rangka implementasi pembangunan kehutanan).

c. Kegiatan pemeliharaan lingkungan hidup

1. Pelestarian dan penataan kawasan Tahura R. Soerjo. 2. Operasi perlindungan dan pengamanan hutan.

3. Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam rangka mendukung pelestarian dan penataan kawasan Tahura R. Soerjo.

4. Penanaman pohon sepanjang jalan nasional dan jalan Provinsi. 5. Rehabilitasi lahan kritis/ potensial kritis.

STIKOM

(32)

2.1.7 Logo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Gambar 2.1 Logo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

STIKOM

(33)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur 22

KEPALA UPT TAHURA R. SOERJO

Drs. RUDHY MAROJAHAN S, MM JABATAN FUNGSIONAL

Ir. GATOT SOEBEKTIONO, MS

KEPALA UPT PEREDARAN HASIL HUTAN

Ir. MARYONO, MM

PURNOMO PROBO NUGROHO, S.Hut

KEPALA SEKSI INDUSTRI HASIL HUTAN SEKRETARIS

Drs. EKO PRASETYO, MSi

KEPALA SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM

SAPTO YUWONO, S.Hut, MM

KEPALA SEKSI REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

IWAN, S.Hut, MM

KEPALA SEKSI PRODUKSI HASIL HUTAN

Ir. R. SETIADI, MM

KEPALA SUB BAGIAN TATA

USAHA KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN

Drs. BUDIYONO, MM

Ir. UDINA NAINGGOLAN, MM

KEPALA BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN

Ir. DODY ARIF SARWONO, MM

KEPALA BIDANG REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN

SOSIAL

Ir. PUTUT ADJI SURJANTO, MM

KEPALA SEKSI BIMBINGAN TEKNIS DAN KELEMBAGAAN

YUNITA WULANSARI K.D., SP, M.IP

Dra. MINDARTI, MM

KEPALA SEKSI TERTIB PEREDARAN DAN IURAN HASIL HUTAN

Ir. ROMANUS MURBANDARTO, MM

KEPALA SEKSI KONSERVASI DAN WISATA ALAM

Ir. BASUNANDO, MM

KEPALA SEKSI DATA DAN STATISTIK KEHUTANAN

WIWIK NURHAYATI, SH, MM

Drs. DARYONO BUDI SANTOSO, MM

KEPALA SEKSI PERLINDUNGAN HUTAN

KEPALA UPT PERBENIHAN TANAMAN HUTAN KEPALA DINAS KEHUTANAN

KEPALA SEKSI PERHUTANAN SOSIAL

EMMI MULYANIATI, S.Hut, MP

Ir. R. BUDHI EFFIUDIN Drs. AGUS SUPRIYADI

KEPALA SEKSI INFORMASI DAN KERJASAMA KEPALA BIDANG PLANOLOGI

KEHUTANAN

Ir. BATAS POHAN, MT

KEPALA SEKSI INVENTARISASI KEHUTANAN

DYAH WARDIYANTI, SP, MSi

KEPALA BIDANG PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

Dr. I NYOMAN WIDANA, MSi

KEPALA SEKSI PEMANTAPAN DAN PERPETAAN KAWASAN HUTAN

STIKOM

(34)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur YULIS SETIABUDI ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KANTOR MUSLIMIN MUDJIONO SUPADI PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN UMUM MARWATI PRAMU PIMPINAN MISKAN PRAMU KANTOR ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KANTOR

PRAMU PIMPINAN PENGINVENTARIS BARANG

DAN ATK

WAHYU ELYA DEWI, S.Hut

ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KANTOR ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KANTOR PENUS ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KANTOR FAUZI ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN KANTOR KAMIN

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA

WIWIK NURHAYATI, SH, MM

PENGINVENTARIS BARANG DAN ATK

HENDRY MEYER P. SIBARANI

PETUGAS PERPUSTAKAAN

JASMIN, SH

PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN UMUM

KURNIAWAN ARIEF SUTANTO, ST

ANALIS KEPEGAWAIAN

SITI NURHAYATI, SE

ENNY TIJAS TJAHJANI

(35)

2.1.10 Lokasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Lokasi dan tempat pelaksanaan proyek akhir adalah sebagai berikut : Nama perusahaan : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Alamat perusahaan : Jl. Bandara Juanda

Telp : (031) 8666549

Fax : 8667858

Email : dishutjatim@yahoo.co.id

Gambar 2.4 Lokasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

STIKOM

(36)
[image:36.595.53.546.125.693.2]

2.1.11 Lokasi Bagian Tata Usaha Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

Gambar 2.5 Denah Bagian Tata Usaha

STIKOM

(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

Adanya peran sekretaris yang handal dan profesional di dalam bidangnya adalah merupakan modal dasar yang sangat menentukan kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam instansi pemerintah. Seperti halnya pengagendaan dan penyimpanan berkas-berkas yang sangat penting yang tiba-tiba diperlukan dapat ditemukan dengan cepat dengan cara penyimpanan dan pencatatan dengan benar. Untuk itu pihak Instansi Pemerintah harus benar-benar dapat menempatkan seorang sekretaris yang handal dan mempunyai semangat kerja yang tinggi supaya semua pekerjaan yang ditangani oleh Sekretaris dapat berhasil dengan baik.

3.1 Pengertian Surat

Pengertian surat bukanlah menjadi sesuatu yang baru (asing). Surat digunakan oleh seseorang sebagai saran penyampaian pesan tertulis untuk berbagai kepentingan, baik pribadi, kedinasan maupun bisnis dari seseorang kepada orang atau pihak lain. Menurut pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departmen Pendidikan Nasional dalam Purwanto (2006:139), surat dapat didefinisikan sebagai suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Menurut Bratawidjaja (2009), dalam suatu perusahaan tentunya selalu berhubungan dengan adanya surat-menyurat baik surat masuk maupun surat

26

STIKOM

(38)

keluar antar perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu di dalam dokumentasi perusahaan dibutuhkan pengarsipansurat yang nantinya akan membantu proses pengerjaan karyawan.

Menurut Saiman (2007:75) Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak yang lain untuk menyampaikan warta atau pesan. Bahasa yang digunakan dalam surat harus menggunakan kata-kata yang bersifat umum dan jelas, dapat dimengerti maksud dan tujuannya serta tepat pada sasaran.

Dalam surat resmi penggunaan kata-kata harus menggunakan bahasa baku, lain halnya dengan surat tidak resmi anda bisa menggunakan bahasa tidak baku atau bahasa sehari-hari.

Sedangkan menurut Lasahido (2006:4), Setiap tulisan yang berisi pernyataan dari penulisnya dan dibuat dengan tujuan penyampaian informasi kepada pihak lain dapat disebut sebagai surat.

3.1.1 Fungsi Surat

Menurut Sunarto dan Rahmawati (2009), surat mempunyai beberapa fungsi antara lain :

1. Menjadi bukti tertulis bahwa komunikasi tertulis sudah terjadi dan sudah dilakukan

2. Menjadi wakil lembaga atau pribadi yang mengirimkannya 3. Menjadi pegangan untuk bertindak dan titik tolak kegiatan

4. Menjadi catatan atau dokumentasi historic dan bahan ingatan atas hal dibicara

STIKOM

(39)

Apabila, suatu perusahaan atau kantor terdiri dari banyak bagian dan terpisah-pisah serta meliputi pegawai yang ratusan jumlahnya. Maka sebaiknya mendirikan suatu sentral unit untuk mengendalikan surat-surat masuk dan keluar serta hal-hal penting lainnya.Kantor sentral sebagai pengendalian dapat dilakukan dengan pemberian pengecapan surat-surat dan dokumen yang masuk dan keluar.

Dengan demikian, tidak akan terjadi kesimpangsiuran dan penanggungjawaban surat-surat dan dokumen jelas adanya. Kegiatan demikian akan memperkuat kedudukan pimpinan walaupun berada pada tempat yang berbeda. Segala perintah pimpinan dapat berjalan dengan baik dan pegawai bawahan dapat melaksanakan tugas-tugas dengan jelas sesuai jabatan dan fungsinya.

Hal ini, dapat dilaksanakan dengan adanya perintah-perintah tertulis yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan koordinasi dalam seluruh kegiatan kantor atau perusahaan pada tempat yang berbeda dan jauh dari kantor induk atau perusahaan induk.

Tugas dan tanggung jawab ini biasanya diberikan dengan memberikan petunjuk-petunjuk lisan dan tertulis. Bila petunjuk-petunjuk tersebut mengenai satuan dalam organisasi, maka dinyatakan dalam peraturan-peraturan, buku pedoman atau surat penjelasan tugas.

STIKOM

(40)

3.1.2 Penggolongan Surat

Menurut Dewi (2009), surat adalah media komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain yang memiliki persyaratan khusus. Surat sangat beraneka ragam wujud, jenis, nama dan sifatnya. Agar lebih jelas, di bawah ini surat dikelompokkan menurut wujud dan pemakaiannya.

1. Penggolongan surat menurut wujudnya

a. Surat bersampul adalah surat yang terdiri atas kertas-kertas surat beserta amplopnya. Isi surat bersampul boleh beberapa lembar kertas dengan berat maksimum tertentu sesuai dengan peraturan Perum Pos dan Giro. Bila berat surat melebihi batas yang ditetapkan, perangkonya harus ditambah sesuai dengan daftar biaya yang telah ditentukan.

b. Kartu Pos adalah surat yang berbentuk kartu dengan ukuran 10 cm x 15 cm yang dikeluarkan oleh Perum Pos dan Giro. Ada juga yang berukuran lebih besar, antara lain 15 cm x 20 cm yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta. Karena ukurannya yang demikian terbatas itu, kartu pos hanya berisi berita singkat.Kartu pos lazim dikirim tanpa amplop karena isinya tidak bersifat rahasia.

Warkat Pos adalah surat yang wujudnya berupa gabungan sampul dan kertas surat. Kertas warkat pos dibuat sedemikian rupa sehingga bila dilipat akan membentuk amplop.

a. Telegram adalah tanda atau berita yang tercetak dari jarak jauh b. Teleks adalah pertukaran berita yang tercetak dari jarak jauh

c. Memo dan nota adalah surat yang dipakai untuk keperluan intern suatu

STIKOM

(41)

2. Penggolongan surat menurut jenisnya

a. Surat Pribadi adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita atau informasi yang dibuat atau dikirim oleh seseorang, baik kepada perorangan juga maupun kepada organisasi atau lembaga. b. Surat Dinas atau Resmi adalah alat komunikasi tertulis untuk

menyampaikan berita atau informasi yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kedinasan atau kegiatan dinas sebuah instansi Pemerintah.

3.2 Prosedur Penggolongan Surat Masuk dan Surat Keluar

Sebelum membahas pengurusan surat dengan menggunakan sistem buku agenda dan kartu kendali, hendaklah dipahami pengertian sistem itu sendiri. Untuk mengerti sistem, terlebih dahu

lu harus mengerti arti prosedur.Istilah prosedur biasanya dirangkaikan dengan sistem. Sistem dan prosedur merupakan dua kata yang berkaitan erat satu sama lain dalam suatu kegiatan organisasi. Dimana ada sistem di situ harus ada prosedurnya dan dimana ada prosedur di situ pasti ada sistemnya.Jadi sistem tidak dapat berdiri sendiri tanpa diikuti prosedur.Demikian sebaliknya, prosedur tidak mungkin dapat berdiri sendiri tanpa dilandasi oleh sistem.

Prosedur sering diterjemahkan menjadi tata kerja, atau tata cara kerja yaitu rangkaian tindakan, langkah, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang, dan merupakan cara yang tetap untuk dapat mencapai tujuan akhir. Sedangkan

sistem adalah cara yang ditempuh atau diambil seseorang atau organisasi,

STIKOM

(42)

merupakan rangkaian prosedur untuk mencapai salah satu tujuan/sasaran, baik di dalam maupun di luar organisasi. Prosedur dan sistem merupakan aturan-aturan yang erat hubungannya dengan usaha pelaksanaan tugas, guna memperoleh efisiensi. Karena itu, prosedur termasuk dalam kegiatan bidang perencanaan dan pengawasan dari pekerjaan kantor (Dewi,2009).

3.2.1 Prosedur Pengelolaan Surat Masuk

Menurut Dewi (2009), adapun sistem pengurusan surat di kantor, tergantung pada sistem administrasi kearsipan yang dipergunakan oleh kantor yang bersangkutan. Pada dasarnya masih banyak dijumpai sistem yang berbeda dalam berbagai organisasi di kantor. Sistem yang sudah biasa dikenal yaitu :

1.Penggunaan Kartu Kendali sebagai Buku Agenda (Sistem Tradisional)

Sistem ini dikembangkan sejak tahun 1972, sebagai hasil penelitian yang diciptakan oleh Arsip Nasional RI bekerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara. Sistem kartu kendali juga disebut Sistem Kearsipan Pola Baru/Modern, dimaksudkan sebagai pengganti Sistem Buku Agenda, karena sistem tradisional ini sudah tidak cocok lagi untuk terus dipergunakan di Indonesia saat ini. Sistem kartu kendali mulai banyak diterapkan di kantor-kantor pemerintah dan swasta, terutama yang dapat mengembangkan sistem kearsipannya.Dengan menggunakan kartu kendali berbagai kegiatan mulai dari pencatatan, penyampaian, dan penemuan kembali dengan mudah dapat dilakukan.

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa kartu kendali adalah lembar

STIKOM

(43)

isian untuk pencatatan, penyampaian, dan penyimpanan surat sehingga bila diperlukan dapat ditemukan dengan mudah. Seperti halnya penanganan surat yang menggunakan buku agenda, pada sistem kartu kendali pun perlu dilakukan pengelompokkan surat. Secara sederhana surat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a.Surat Penting

Dalam penanganan surat, baik surat masuk ataupun keluar harus diadakan pengelompokkan surat apakah itu surat penting, rahasia, pribadi, rutin atau biasa. Sehingga tidak akan terjadi kesimpangsiuran dari surat tersebut. Surat penting adalah semua surat yang mengemukakan masalah pokok yang terkait bagi kantor/organisasi bersangkutan, baik secara langsung maupun tidak, turut mempengaruhi berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi. Termasuk kedalam kelompok surat penting, antara lain :

b.Surat yang menyangkut kebijaksanaan pokok organisasi.

c.Surat yang menyangkut kebijaksanaan pelayanan kepegawaian, perencanaan, perlengkapan, dan sebagainya.

d.Surat yang jika informasinya termuat di dalamnya tidak diketahui atau tidak sampai kepada yang bersangkutan dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi.

b.Surat Rahasia dan Pribadi

Pada umumnya surat rahasia bersampul dua, sehingga pemrosesannyadilakukan dalam keadaan tertutup sampai surat tersebut

STIKOM

(44)

diterima pihak yang dituju. Surat pribadi adalah surat yang disampul tertutup, tertulis nama pribadi diiringi dengan nama jabatan formalnya. a.Surat Biasa

Surat rutin biasa adalah surat yang tidak termasuk dalam golongan surat penting, rahasia, atau pribadi. Surat ini relative singkat, sehingga tidak perlu disimpan lama. Penyampaian surat ini kepada satuan kerja pengolah tidak mempergunakan kartu kendali tetapi cukup menggunakan lembar pengantar surat rutin biasa.

Penanganan surat masuk dengan menggunakan kartu kendali urutannya sebagai berikut :

1. Surat penting diserahkan kepada satuan kerja pengarah untuk diproses lebih lanjut.

2. Oleh satuan kerja pengarah, surat ini dilampiri tiga lembar kartu kendali atau sehelai lembar disposisi.

3. Apabila lembar 1, 2, dan 3 telah diisi maka lembar pertama (putih) ditinggal pada pengarah.

4. Lembar kedua (biru) dan lembar ketiga (merah) disampaikan kepada satuan kerja pengolah untuk diselesaikan.

5. Kartu kendali lembar ketiga disatukan dengan surat yang akan diselesaikan oleh satuan kerja pengolah dan lembar kedua kembali kepada pengarah untuk disimpan di bagian kearsipan sebagai pengganti surat asli yang sedang diproses oleh satuan kerja pengolah.

6. Untuk surat pribadi yang bersifat dinamis, harus dikembalikan kepada

STIKOM

(45)

satuan kerja pengarah utnuk diproses lebih lanjut. Apabila termasuk surat penting pemrosesan hendaknya menggunakan kartu kendali.

2. Penggunaan Buku Agenda Surat Masuk (Sistem Pola Baru Modern)

Langkah-langkah pengurusan surat masuk pada umumnya dilakukan sebagai berikut :

a. Penerimaan

Tugas penerimaan surat dilakukan dengan cara :

1. Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk. 2. Meneliti ketepatan alamat si pengirim.

3. Menggolong-golongkan surat sesuai dengan jenisnya.

4. Menandatangani bukti pengirim sebagai tanda bahwa surat telah diterima. b. Penyortiran

Pekerjaan penyortiran meliputi tugas-tugas :

1. Memisahkan surat-surat untuk pimpinan, sekretaris, karyawan lainnya dan surat dinas lainnya.

2. Menggolong-golongkan surat dinas ke dalam surat dinas rutin, surat dinas penting, dan surat dinas rahasia.

3. Memisahkan surat-surat yang memerlukan penanganan khusus seperti surat tercatat/terdaftar, kilat, rahasia, wesel, pos, dan sebgainya. Mencatatnya dalam buku penerimaan tersendiri agar dapat diterima oleh orang yang berhak.

c. Pencatatan, tugasnya :

1. Membuka amplop, membaca, dan meneliti isi surat agar pimpinan dapat

STIKOM

(46)

cepat menagkap inti maksud dari isi surat dengan cara menggarisbawahi kata/kalimat yang dianggap penting.

2. Pemeriksaan lampirannya.

3. Membubuhkan cap stempel yang merupakan stempel agenda pada ruang yang kosong di bagian atas/bawah halaman pertama surat.

4. Mengagendakan surat masuk, yaitu mencatat surat tersebut dalam buku penerimaan harian untuk surat masuk. Buku ini disebut buku agenda masuk (Daily Mail Record). Petugasnya dinamakan agendaris (Mail Clerk). Setiap surat masuk dicatat dan diberi nomor agenda surat masuk. d. Pengarahan/Penerusan

Surat-surat yang perlu diproses lebih lanjut, harus diarahkan dan diteruskan kepada pejabat yang berhak mengolahnya.

1. Surat masuk harus disertai/dilampiri lembar disposisi (action slip) oleh sekretaris/kepala tata usaha.

2. Surat masuk yang telah dilengkapi dengan lembar disposisi diteruskan kepada pimpinan/kepala bagian untuk memperoleh tanggapan atas isi surat dengan menegaskan pada lembar disposisi tersebut berupa instruksi atau informasi.

3. Surat yang telah memperoleh disposisi disampaikan kembali kepada sekretaris/kepala tata usaha. Selanjutnya diteruskan kepada unit pengolah untuk diproses sesuai dengan disposisi.

Apabila pimpinan menganggap perlu agar sesuatu surat diproses melalui beberapa pejabat/kepala bagian, maka sekretaris/petugas pengarah

STIKOM

(47)

surat dapat menyertakan lembaran/formulir yang disebut lembaran beredar (rounting slip). Dalam hal surat yang harus diproses melalui beberapa pejabat/kepala bagian maka sekretaris atau petugas penanganan surat perlu memperbanyak surat tersebut untuk ditangani dengan cepat. Memperbanyak sesuatu surat sesuai dengan kebutuhan disebut penggandaan (duplicating), lazimnya dipergunakan fotokopi, mesin tik, atau mesin stensil.

e. Penyampaian surat

Penyampaian surat masuk dilakukan oleh petugas pengarah atau ekspedisi, yaitu :

1. Surat yang berdisposisi terlebih dahulu dicatat dalam buku ekspedisi internal.

2. Menyampaikan surat tersebut melalui buku ekspedisi kepada pejabat yang bersangkutan. Buku ekspedisi diparaf sebagai tanda surat telah diterima.

3. Petugas pengarah/ekspedisi mengembalikannya kepada urusan agenda untuk dicatat dalam buku pengarahan.

f. Penyimpanan berkas/arsip surat masuk

Penyimpanan berkas/arsip surat dari pimpinan dilakukan oleh sekretaris dengan mempergunakan metode kearsipan yang berlaku untuk kantor tersebut. Berkas-berkas yang penyimpanannya masih ditangani sekretaris merupakan berkas/arsip yang bersifat dinamis, artinya sewaktu-waktu masih dipergunakan oleh pimpinan untuk bahan pertimbangan.

Prosedur kearsipan dinamis dalam menata arsip (file) mengikuti

STIKOM

(48)

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Meneliti tanda-tanda, apakah berkas tersebut sudah dapat disimpan (release mark). Tanda-tanda tersebut diberikan pada lembar disposisi dengan kata file atau dep (deponeren), atau menggarisbawahi kata-kata yang memberikan petunjuk bahwa masalahnya perlu dilakukan penyimpanan.

2. Mengindeks.

3. Memberi kode dan menyortir.

4. Menyimpan ke dalam folder (map) tertentu. 5. Menata arsip.

3.2.2 Prosedur Pengelolaan Surat Keluar

Menurut Suprapto (2009), adapun sistem pengurusan surat di kantor, tergantung pada sistem administrasi kearsipan yang dipergunakan oleh kantor yang bersangkutan. Pada dasarnya masih banyak dijumpai sistem yang berbeda dalam berbagai organisasi di kantor. Sistem yang sudah biasa dikenal yaitu : 1. Penggunaan Kartu Kendali Sebagai Buku Agenda (Sistem Tradisonal)

a. Semua surat penting yang akan dikirimkan kepada pihak di luar organisasi, pembuatan konsepnya dilakukan oleh satuan kerja pengolah, berdasarkan persetujuan pimpinan.

b. Surat yang telah dikirim ditandatangani oleh pimpinan.

c. Petugas pengarah melampirkan kartu kendali yang telah diisi, lembar kedua dan ketiga dikembalikan ke unit pengolah.

STIKOM

(49)

d. Apabila penerima telah menandatangani, maka lembar kedua kembali ke unit pengarah untuk disimpan di bagian arsip.

e. Surat asli disimpan/dikirim oleh unit pengarah, sesuai alamat yang dituju oleh surat tersebut.

2. Penggunaan Buku Agenda Surat Keluar (Sistem Pola Baru Modern)

Surat keluar adalah surat yang dikirim sebagai jawaban atau tanggapan atas isi surat masuk yang diterima dari organisasi, kantor lain, atau perorangan agar terjalin rangkaian hubungan timbal balik yang serasi yang berakibat menguntungkan kedua belah pihak. Surat keluar dapat perlu diartikaan sebagai surat yang dikirimkan untuk kegiatan hubungan intern pada sesuatu kantor yang sifatnya penting bagi kantor yang bersangkutan, tanpa ada didahului adanya surat masuk.

Menurut Suprapto (2006), pengurusan surat keluar baik surat tindak lanjut (follow up) dari surat masuk ataupun surat keluar yang bersifat intern. Pada umumnya menempuh prosedur yang sama, yaitu :

a. Pembuatan konsep surat (draft)

Pembuatan konsep adalah kegiatan membuat rencana dan penyusunan penulis surat keluar. Kegiatan-kegiatannya adalah sebagai beerikut :

1. Konsep dibuat oleh sekretaris/kepala tata usaha dengan menggunakan blanko lembar konsep yang biasanya berbentuk folio ganda.

2. Konsep surat harus memenuhi syarat, yaitu : bersifat formal (dinas), objektif, ringkas dan jelas maksudnya , sopan dan ramah bahasanya, seragam dalam bentuknya, serta rapi dalam pengetikannya.

STIKOM

(50)

3. Setelah dipenuhi persyaratan tersebut, konsep surat harus dimintakan persetujuan kepada pimpinan. Sebagai tanda persetujuannya atas konsep surat itu, pimpinan yang berkepentingan membubuhkan parafnya pada blanko isian lembar konsep.

4. Setelah konsep surat disetujui, kemudian diregistrasikan untuk memberi kode/nomor surat. Kode/nomor surat diperoleh dari petugas verbalis.

b. Pengetikan

1. Konsep surat yang telah mendapatkan persetujuan dan telah memperoleh kode/nomor surat, diserahkan kepada unit pengetikan/penggandaan.

2. Kepada unit pengetikan harus tekun dan telitimentaklik hasil pengetikan konsep surat hingga konsep surat itu menjadi bentuk surat jadi, setelah melalui kesalahan.

c. Penandatanganan

Surat jadi itu kemudian disampaikan kepada pimpinan, atau pejabat yang berwenang untuk ditandatanganinya.

d. Pencatatan

1. Surat jadi yang telah ditandatangani, dicap, dan disertai kelengkapan lainnya (lampiran, amplop) menjadi surat dinas resmi.

2. Surat dinas resmi ini lebih dulu dicatat dalam buku verbal oleh petugas yang disebut verbalis. Buku verbal ialah buku agenda yang khusus dipakai untuk mencatat surat dinas resmi keluar.

3. Setelah selesai pencatatan dalam buku verbal, surat siap untuk dikirim.

STIKOM

(51)

Dengan mempergunakan buku ekspedisi intern surat tersebut diserahkan kepada urusan pengiriman (ekspedisi).

e. Pengiriman surat keluar

Urusan pengiriman ekspedisi melaksanakan tugas pengiriman surat keluar. Pengiriman surat keluar terbagi dalam dua bagian yaitu pengiriman surat keluar intern dan ekstern. Pengiriman surat keluar intern dalam sistem tradisional ini (agenda) dipergunakan buku ekspedisi intern, sedangkan pengiriman surat keluar mempergunakan buku ekspedisi ekstern.

Urusan ekspedisi melaksanakan tugas-tugas sebgaiberikut :

1. Mencatat surat yang telah siap akan dikirimkan dengan cermat dalam buku ekspedisi. Untuk surat keluar yang disampaikan ke dalam lingkungan kantor sendiri dicatat dalam buku ekspedisi internal. Untuk surat keluar yang akan dikirim keluar dicatat dalam buku ekspedisi eksternal.

2. Menyelenggarakan kelancaran pengiriman atau penyampaian surat menyurat agar komunikasi dapat berjalan lancar. Termasuk dalam tugas ini ialah meneliti kelengkapan surat yang akan dikirim, membubuhkan stempel kantor pada surat dan amplop, merekatkannya, menempelkan prangko, menimbang, dan sebagainya.

3. Pelaksanaan penyampaian dan pengiriman surat keluar dilakukan oleh kurir/petugas ekspedisi.

4. Kurir mengantar surat ke kantor pos dapat sekaligus mengambil surat yang ada di kotak pos.

5. Pengiriman surat melalui pos harus memakai buku pos.

STIKOM

(52)

f. Penyimpanan berkas/arsip surat

Surat yang telah diproses atau ditanggapi dan pertinggalsurat yang telah dikirim untuk sementara disimpan oleh sekretaris (urusan arsip), karena berkas tersebut masih bersifat dinamis.

3.3 Pengarsipan

Menurut Amsyah dan Zulkifli (2007), arsip (archieves) merupakan kumpulan warkat yang dianggap mempunyai kegunaan tertentu dan disimpan secara sistematis agar setiap kali diperlukan dapat dicari lagi dengan mudah.Warkat adalah segala macam catatan baik tertulis, bergambar, atau rekaman tentang peristiwa yang sudah terjadi atau hal yang sudah dibuat.

Menurut Maulana (2001), arsip merupakan pusat ingatan dari setiap organisasi. Adalah karena arsip menampung beraneka ragam bahan informasi yang berguna.Bahan informasi yang penting harus selalu diingat, dan diperlukan harus dengan cepat dan tepat disajikan setiap saat, dalam rangka membantu memperlancar pengambilan keputusan.

3.3.1 Peranan Arsip

Menurut Sedarmayati(2009), peranan arsip sebagai sumber informasi, maka arsip dapat membantu mengingatkan dalam rangka pengembalian keputusan secara cepat dan tepat mengenai sesuatu masalah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peranan arsip sebagai :

1. Alat utama ingatan organisasi.

2. Bahan atau alat pembuktian (bukti otentik)

STIKOM

(53)

3. Bahan dasar perencanaan dan pengembilan keputusan.

4. Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan pada umumnya menghasilkan arsip.

5. Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya.

A.Tujuan kearsipan dan tugas pokok unit kearsipan

Tujuan kearsipan secara umum adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang rencana, serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.

Tugas pokok unit kearsipan pada dasarnya adalah sebagai berikut : 1. Menerima warkat.

2. Mencatat warkat.

3. Mendistribusikan warkat sesuai kebutuhan

4. Menyimpan, menata dan menemukan kembali arsip sesuai dengan sistem tertentu.

5. Memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang memerlukan arsip. 6. Mengadakan perawatan/pemeliharaan arsip.

B.Mengabjad

Mengabjad ialah mengatur susunan kata pengenal pertama berdasarkan urutan abjad (a sampai z).

1. Huruf demi huruf

Mula- mula huruf yang pertama diteliti, kemudian huruf kedua, ketiga dan seterusnya sampai huruf terakhir.Setiap huruf di dalam kata pengenal pertama

STIKOM

(54)

sampai dengan huruf yang terakhir ikut menentukan letak dalam urutan. 2. Kata demi kata

Tiap bagian kata-kata dapat dipisahkan, didalam kata pengenal pertama dianggap satu kata berdiri sendiri dan menentukan letak kata pengenal pertama tersebut di dalam urutan indeks.

3. Kesatuan demi kesatuan

Meskipun kata-kata tertulis terpisah tetapi pada hakekatnya merupakan satu pengertian yang harus dianggap satu kesatuan.

Menurut Melvil Dewey (2001), setiap bidang ilmu tersebut diberi kode angka berupa angka ratusan, dan terkenal juga dengan sebutan sistem desimal (sistem persepuluhan). Perkembangan berikutnya menyebabkan sistem tersebut dapat dimanfaatkan di perpustakaan.Pokok-pokok permasalahan pola klasifikasi sistem Dewey yang semula dipergunakan untuk mengurus perpustakaan, akhirnya dipergunakan pula untuk menata arsip berdasarkan sistem nomor.

3.3.2 Kode Arsip

Yang dimaksud kode arsip adalah tanda pengenal urusan/masalah dari klasifikasi arsip. Menurut Sedarmayanti (2009)

1. Guna kode arsip :

a. Untuk mebedakan urusan/masalah yang satu dengan urusan/masalah lain dalam berbagai jenjang klasifikasi arsip.

b. Merupakan sarana untuk memberkaskan arsip dan menentukan letak penyimpanan, serta penemuannya kembali.

2. Syarat-syarat pemberian kode arsip harus sederhana, mudah diingat, mudah

STIKOM

(55)

untuk menulisnya.

3. Unsur-unsur kode arsip pada dasarnya ada tiga unsur kode yaitu huruf, angka, penggabungan huruf dan angka.

Menurut sedarmayanti (2009) Peralatan dan perlengkapan untuk menyimpan dan menemukan kembali arsip dapat dilakukan dengan cara:

1. Manual

Menyimpan dan menemukan kembali arsip yang dilakukan dengan tangan/tidak dibantu tenaga listrik, contoh penggunaan map dan filing cabinet, dan lainnya.

2. Elektronis

Menyimpan dan menemukan kembali arsip yang dibantu tenaga listrik, contoh penggunaan computer.

3.3.3 Kearsipan Secara Terkomputerisasi

Mills, Standingford dan Appleby (2001:154) mengatakan bahwa komputer mampu menyimpan informasi dalam jumlah besar yang dapat diperoleh kembali dalam bentuk cetakan atau pada layar peraga.Informasinya mungkin tampil dalam bentuk grafis (gambar atau grafik) dan juga dalam karakter abjad dan numerik.Waktu pemanggilan kembali bervariasi sesuai dengan apakah arsip komputer tersedia online atau tidak, tetapi waktu penundaan dalam menayangkan informasi ke layar hanya terhitung dalam numeric.

Penggunaan komputer sebagai sarana untuk membuat arsip dan mendapatkan kembali teks memang mahal bila semua informasi yang disimpan

STIKOM

(56)

harus disalin secara khusus untuk menempatkannya dalam rekaman.Karenaalasan ini, sistem seperti itu mungkin dibatasi pada perpustakaan acuan teknis, dan sebagainya.Bila bahan asli diketik pada mesin pengolahan kata dan rekaman magnetic dibuat, penerapan pengarsipankompuuter yang lebih luas dapat dibenarkan secara ekonomis.

Arsip elektronis adalah seperti arsip kertas di kantor yang terdiri dari sekumpulan bahan terkait yang dikelompokkan di bawah satu judul, seperti arsip pelanggan atau arsip stok. Arsip terdiri dari catatan atau entri, yang masing-masingnya berisikan semua data untuk semua entitas di dalam arsip.Catatan berisikan data untuk entitas tersebut sebagai seperangkat bidang atau butir data.

3.4 Rapat

Menurut Bratawidjaja, (2009) rapat adalah pertemuan sejumlah orang di suatu tempat dalam jangka waktu tertentu, untuk membahas sesuatu hal secara bersama. Bila jumlah peserta cukup banyak, berasal dari berbagai tempat, berlangsung dalam jangka waktu lama, dan membahas masalah yang berjangkauan luas, rapat itu biasa disebut Konferensi (conference).Bila jumlah peserta kecil, berasal dari lingkungan terbatas, berlangsung untuk jangka waktu pendek, membicarakan masalah yang berjangkauan tidak luas, rapat itu biasa disebut dengan pertemuan (meeting). Dalam uraian lebih lanjut, hanya akan dipakai kata rapat yang berarti konferensi atau pertemuan.

STIKOM

(57)

3.4.1 Jenis Rapat

1. Rapat tidak resmi

Rapat tidak resmi adalah rapat yang diselenggarakan oleh pimpinan dengan stafnya serta diadakan di ruangan kantor pimpinan atau di ruang rapat yang telah tersedia. Rapat tersebut adalah rapat kecil dan tidak menemukan persiapan sebaik-baiknya. Sekretaris perlu menghubungi pimpinan unit lain untuk memperoleh kepastian bisa tidaknya pimpinan yang dimaksud bersedia hadir pada rapat yang akan diselenggarakan. Sekretaris perlu mengecek dan harus yakin bahwa ruangan yang akan dipergunakan telah siap dengan kursi dan semua peralatan rapat yang akan dipergunakan dalam rapat.

Pada rapat tidak resmi prosedurnya tidak terlalu terikat oleh aturan-aturan seperti rapat resmi.Biasanya hanya diskusi-diskusi saling tukar pendapat atau informasi dan untuk mengakrabkan antara pimpinan dan stafnya.Dalam hal ini sekretaris hanya membuat ringkasan sederhana hasil rapat yang menjadi kesimpulan.Rapat-rapat kecil yang sifatnya tidak resmi ini diselenggarakan secara periodik untuk mengadakan evaluasi kegiatan dan hal-hal yang dirasa perlu dikonsultasikan bersama.

Dengan rapat-rapat kecil yang diselenggarakan secara periodik membawa pengaruh besar terhadap pengaruh perkembangan organisasi, karena adanya komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya sehingga dapat menghilangkan rasa saling curiga.

2. Rapat Resmi

Rapat resmi biasanya diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah

STIKOM

(58)

yang sangat penting. Dalam rapat resmi berlaku peraturan protocol yang akan membantu kelancaran jalannya rapat. Apabila terdapat perbedaan pendapat diantara anggota, peraturannya adalah pendapat mayoritas menjadi keputusan, akan tetapi hak-hak minoritas dilindungi dengan membatasi pembahasan pada pokok-pokok, dan lebih penting adalah memberikan jaminan bahwa semua peserta diperlakukan sebaik-baiknya.

3.4.2 Syarat Rapat

Menurut Dewi (2009), syarat dalam melaksanakan rapat ada tiga yaitu : a. Adanya pimpinan rapat yang mempunyai kualifikasi, dalam hal ini pimpinan

rapat memahami dan menguasai masalah yang dibahas, bersifat adil, bijaksana, sabar, tenang, ramah dan peka terhadap situasi rapat.

b. Adanya anggota rapat yang berpartisipasi aktif, dalam hal ini anggota rapat dapat menyampaikan pendapatnya atas suatu bahasan masalah, ada kerjasama, mempunyai wawasan yang luas dan ada inisiatif.

c. Adanya notulen rapat, dalam hal ini mempunyai kemampuan menulis dengan cepat, teliti, cermat, mengetahui seluk beluk penyelenggara rapat.

3.4.3 Persiapan dan Penyelenggaraan Rapat

Menurut Dewi (2009), sekretaris berperan penting dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat sebab menjadi salah satu tugas khusus membantu tugas pimpinan. Rapat yang diadakan biasanya berupa rapat rutin yang menjadi jadwal kegiatan pimpinan sehingga sekretaris harus mempersiapkan sebelumnya, namun juga bisa mendadak.Walaupun mendadak sekretaris harus tetap mampu

STIKOM

(59)

menyiapkan rapat tersebut. Sekretaris yang bertanggung jawab dan efisien dalam bekerja, ia akan mampu mempersiapkan rapat dengan baik.

Persiapan rapat ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Membuat surat undangan rapat.

b. Menyiapkan ruangan tempat penyelenggaraan rapat. c. Menyiapkan keperluan akomodasi.

d. Memperbanyak bahan yang akan dibicarakan dalam rapat. e. Membantu pimpinan dan menyiapkan agenda acara rapat.

3.4.4 Notula Rapat

Menurut Sunarto (2009), notula rapat adalah catatan ringkas tentang pembicaraan yang berlangsung dalam rapat. Maksud pembuatan notula adalah agar apa yang telah dibahas dalam rapat baik rapat untuk pencegahan masalah atau pengambilan keputusan dapat menjadi acuan bagi rapat selanjutnya. Bagi peserta rapat yang tidak hadir, notula dapat menjadi informasi atas materi yang dibahas, bagaimana jalannya rapat sertakeputusanapa yang telah disepakati.Lebih lanjut notula dapat untuk melihat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.Notula dapat dibagikan kepada peserta rapat bila sudah disetujui pimpinan.

STIKOM

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proyek Akhir dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan di Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang pelaksanaannya pada :

Tanggal : 1 Maret 2013- 31 Mei 2013 Peserta : Yuli Wulandari

NIM : 08.39015.0017

Dalam pelaksanaan Proyek Akhir yang berlangsung dalam kurun waktu tiga bulan, berikut ini adalah rincian kegiatan atau tugas yang dilakukan selama proyek akhir di Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

No Kegiatan/Pekerjaan

1. Menangani surat masuk dan keluar di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

2. Menangani arsip secara manual dan komputerisasi di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

3. Mempersiapkan rapat Internal di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur 4. Mengatur acara dalam suatu kegiatan yaitu Hari Bhakti Rimbawan

Tabel 4.1 Kegiatan Selama Proyek Akhir

Metode penulisan yang digunakan untuk menyelesaikan laporan Proyek Akhirpada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur adalah :

STIKOM

(61)

a. Studi Observasi, yaitu dengan pengamatan dan mempelajari secara langsung pada Bagian Tata Usaha di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab dengan pembimbing pada tempat pelaksanaan proyek akhir yaitu pada Bagian Tata Usaha Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

c. Studi Literatur atau Perpustakaan, yaitu dengan mencari dan membaca literatur dan buku-buku mendukung penyelesaian laporan proyek akhir yang tersedia di perpustakaan.

d. Penyusunan laporan, yaitu setelah melakukan kegiatan Proyek Akhir penulis menyusun laporan Proyek Akhir yang menjadi prasyarat dalam menyelesaikan masa perkuliahan.

e. Konsultasi (Bimbingan), yaitu dengan mengajukan lapora

Gambar

Gambar 2.5 Denah Bagian Tata Usaha
Gambar 4.1 Lembar Disposisi Surat Masuk
Gambar 4.2 Surat Masuk
Gambar 4.4 Kartu Kendali Surat masuk   dinas untuk didisposisikan dan surat yang telah mendapat tanggapan atau pesan disposisi dari kepala dinas
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan mengikuti bimbingan

PERFORMA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DISUPLEMENTASI BETAIN DALAM RANSUM DENGAN LEVEL ENERGI METABOLIS YANG

plagiarisme pada skripsi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan lulusan. tahun 2015 berdasarkan Plagiarism Checker

Analisa terhadap program Microsoft Project perlu dikembangkan agar. pemakaian program ini benar-benar sesuai dengan

Dicantum kan http://inlislitev2.perpusnas.go.id/ - Tidak. Dicantum kan

[r]

Pada perencanaan dalam setiap tindakan dan siklus dibuat tahapan– tahapan pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti dalam.. pembelajaran