• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 CC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 CC"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 CC

Diajukan Guna

Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata-1 Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: SUGENG PANGESTU

20120130107

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini adalah asli karya saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis disebutkan sumbernya dalam naskah daftar pustaka.

Yogyakarta 2016

(3)

ii untuk orang-orang yang kusayangi:

 Bapak dan Ibu tercinta, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah lelah mendo’akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarkanku sampai sekarang ini. Tak pernah cukup kumembalas cinta bapak dan ibu padaku.

 Mas dan Adik-adiku serta keluarga besar yang telah memberikan kelonggaran waktu sehingga aku dapat melaksanakan pendidikan hingga penyusunan Tugas akhir sampai tuntas.

 Kekasih tercinta yg masih bersedia memberikan semangat dan dukungannya selama penyusunan Tugas akhir.

 Almamaterku

(4)
(5)

iv

dan rahmat sehingga pelaksanaan ujicoba serta penyusunan tugas akhir yang saya selenggarakan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Tugas akhir dengan judul‘’KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 CC’’ ini, merupakan salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

 Ketua Program Studi Teknik Mesin UMY, Bapak Novi Caroko, S.T., M.Eng.

 Bapak Teddy Nurcahyadi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing I Tugas akhir.

 Bapak Wahyudi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing II Tugas akhir.

 Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan semangat, dan memberikan dukungan dalam bentuk Do’a dan material sehingga saya dapat melaksanakan penelitian serta penyusunyan laporan Tugas akhir dengan lancar.

 Ria Nurwindarti selaku pujaan hati yang telah menemani,

memberikan semangat dan dukungan selama penyusunan laporan Tugaas akhir

 Teman-teman Selenk Fc yang selama 4 tahun terakhir ini telah bersama-sama duduk dibangku kuliah.

 Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih.

(6)

v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB II LANDASAN TEORI 5

2.1 Tinjauan Pustaka 5

2.2 Dasar Teori 6

2.2.1 Pengertian Motor Bakar 6

2.2.2 Motor Bakar Torak 7

2.2.3 Siklus Termodinamika 8

2.2.4 Prinsip Kerja Motor Bakar Torak 9

2.2.5 Bagian-Bagian Motor Bakar Torak 13

2.2.6 Bahan Bakar Bensin 25

2.2.7 Torsi dan Daya 26

2.2.8 Konsumsi Bahan Bakar 26

(7)

vi

3.2.2 Alat Penelitian 33

3.3 Prinsip Kerja Alat Uji 35

3.4 Persiapan Pengujian 35

3.5 Tahap Pengujian 36

3.6 Parameter yang Digunakan Dalam Perhitungan 36

3.7 Skema Alat Uji 37

3.8 Pengujian 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39

4.1 Pengaruh jenis Bahan Bakar pada karburator standar dan karburator racing terhadap kinerja mesin 4 langkah Motor

GL200 39

4.1.1 Perbandingan Daya dan Torsi terhadap variasi Bahan Bakar

pada karburator standar 39

4.1.2 Perbandingan Daya dan Torsi terhadap variasi Bahan Bakar

pada karburator racing 42

4.2 Pengaruh jenis karburator standar dan karburator racing tehadap

kinerja mesin 4 langkah Motor GL200 45

4.2.1. Perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan

menggunakan bahan bakar pertalite 45

4.2.2. Perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan

menggunakan bahan bakar pertamax 48

3.2.3. Perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1 Kesimpulan 54

(8)

vii

Gambar 2.2 Diagram P dan V Siklus Volume Konstan 8

Gambar 2.3 Skema Gerakan Torak 4-Langkah 9

Gambar 2.4 Skema Gerakan Torak 2-Langkah 11

Gambar 2.5 Blok silinder 13

Gambar 2.6 Kepala silinder 14

Gambar 2.7 Torak 14

Gambar2.8 Ring torak 15

Gambar 2.9 Pena Torak 16

Gambar 2.10 Batang penggerak 16

Gambar 2.11 Poros engkol 17

Gambar 2.12 Roda penerus 18

Gambar 2.13 Kalter Mesin 18

Gambar 2.14 Katup 19

Gambar 2.15 Karburator PWK 28 20

Gambar 2.16 Pilot Jet 20

Gambar 2.17 Jarum dan pelampung karburator 21

Gambar 2.18 Cara kerja pelampung dan jarum karburator 21

Gambar 2.19 Mainjet 22

Gambar 2.20 Jet needle 22

Gambar 2.21 Air screw 23

Gambar 2.22 CDI 24

Gambar 2.23 Busi 24

(9)

viii

Gambar 3.10 GPS Trip Recorder 34

Gambar 3.11 Tangki Mini 35

Gambar 3.12 Skema alat uji 37

Gambar 4.1 Grafik perbandingan daya terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus

dengan kondisi karburator standar. 39

Gambar 4.2 Grafik perbandingan Torsi terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus

dengan kondisi karburator standar. 40

Gambar 4.3 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada kondisi

karburator standar. 41

Gambar 4.4 Grafik perbandingan Daya terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus

dengan kondisi karburator racing. 42

Gambar 4.5 Grafik perbandingan Torsi terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus

dengan kondisi karburator racing 43

Gambar 4.6 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada kondisi

karburator racing. 44

Gambar 4.7 Grafik perbandingan daya terhadap putaran mesin pada karbu standar dan karbu racing dengan menggunakan bahan bakar

pertalite 45

Gambar 4.8 Grafik perbandingan Torsi terhadap putaran mesin pada karbu standar dan karbu racing dengan menggunakan bahan bakar

pertalite 46

Gambar 4.9 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada karburator

(10)

ix

standar dan karbu racing dengan menggunakan bahan bakar

Pertamax. 59

Gambar 4.12. Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada karburator

standar dan karburator racing. 50

Gambar 4.13 Grafik perbandingan daya terhadap putaran mesin pada karbu standar dan karbu racing dengan menggunakan bahan bakar

Pertamax plus. 51

Gambar 4.14 Grafik perbandingan torsi terhadap putaran mesin pada karbu standar dan karbu racing dengan menggunakan bahan bakar

Pertamax Plus. 52

Gambar 4.15 Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada karburator

(11)

x

Tabel 4.1Perbandingan konsumsi bahan bakar pada karburatorStandar 41 Tabel 4.2 Perbandingan kosumsi bahan bakar pada karburator racing 44 Tabel 4.3 Perbandingan konsumsi bahan bakar karburator standar dan

karburator racing 47

Tabel 4.4 Perbandingan konsumsi bahan bakar karburator standar dan

karburator racing 50

Tabel 4.5 Perbandingan konsumsi bahan bakar karburator standar

dan karburator racing 53

Tabel L.1 Grafik perbandingan daya terhadap pengaruh bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi

karburator standar. Lampiran.

Tabel L.2 Grafik perbandingan Torsi terhadap pengaruh bahanbakar

pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

standar. Lampiran.

Tabel L.3Grafik perbandingan Daya terhadap bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

racing. Lampiran.

Tabel L.4. Grafik perbandingan Torsi terhadap bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

racing. Lampiran.

Tabel L.5perbandingan daya pada karbu standar dan karbu racing

dengan menggunakan bahan bakar Pertalite Lampiran. Tabel L.6 perbandingan Torsi pada karbu standar dan karbu racing

dengan menggunakan bahan bakar pertalite Lampiran. Tabel L.7perbandingan daya pada karbu standar dan karbu racing

dengan menggunakan bahan bakar Pertamax Lampiran. Tabel L.8 perbandingan Torsi pada karbu standar dan karbu racing

(12)
(13)
(14)

Abstrak

Kendaraan bermotor sekarang sudah berkembang, dimana kendaraan-kendaraan moderen tersebut diproduksi dengan rasio kompresi yang tinggi, oleh karena itu motor membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi untuk mendapatkan efisiensi termal yang lebih baik. Modifikasi bidang otomotif juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif. Karburator merupakan salah satu komponen penting dalam sepeda motor, penggantian karburator standar dengan karburator racing adalah salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja mesin. Kinerja motor bakar torak sangat dipengaruhi oleh karburator. Dengan adanya variasi karburator di pasaran dipercaya dapat meningkatkan performa, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa mesin (Daya, Torsi, dan Konsumsi bahan bakar). Pada penggunaan karburator standar dan karburator racing dengan varian bahan bakar pada motor Honda GL200 4-langkah 200cc.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar terhadap pengaruh pemakaian karburator PWK dengan diameter venturi 28 mm, dan karburator standar dengan diameter ventury 26 mm pada motor standar Honda GL200 4-langkah 200cc. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dilakukan pada kecepatan putar 4000 (rpm) hingga 10.000 (rpm), yaitu dengan menyalakan mesin dan menahan throttle pada rpm 4000 setelah stabil pada 4000 rpm kemudian throttle diputar secara spontan hingga 10.000 (rpm).

Dari pengujian kinerja mesin, dapat disimpulkan bahwa daya terbesar diperoleh dengan menggunakan karburator standar Daya tertinggi adalah 18,4 (kw) pada kecepatan putar mesin 7500 (rpm) yaitu pada penggunaan bahan bakar pertalite. Torsi tertinggi untuk karburator standar adalah 18,59 (N.m) pada putaran mesin 6543 (rpm) yaitu pada penggunaan bahan bakar pertalite. Dan konsumsi bahan bakar terendah untuk karburator standar adalah 0,0263 (L/Km) dengan penggunaan bahan bakar pertamax plus.

Untuk penggunaan karburator PWK (racing) pada kendaraan Honda GL 200 4-langkah 200cc apabila ingin menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih maksimal diusahan untuk menyesuaikan spesifikasi mesin dan juga diikuti dengan penggantian komponen-komponen lain yang lebih mendukung.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan bermotor yang semakin bertambah jumlah yang tidak sedikit baik sepeda motor maupun mobil. disetiap varian terbaru memiliki kelebihan–kelebihan yang ditawarkan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga ada kelemahannya. Contohnya motor 4-langkah yang memiliki kelebihan yang baik, daya besar, getarannya kecil, konsumsi bahan bakar yang hemat.

Namun motor 4 langkah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya penggantian oli pelumas yang lebih cepat, komponen lebih rumit, perawatan lebih susah, sehingga membuat biaya perawatan lebih mahal. Kendaraan bermotor sekarang sudah berkembang, dimana kendaraan-kendaraan moderent tersebut diproduksi dengan rasio kompresi yang tinggi, oleh karena itu motor membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi untuk mendapatkan efisiensi termal yang lebih baik, sementara itu premium memiliki nilai oktan yang rendah dan bahkan tidak cukup memenuhi kebutuhan motor tersebut, apalagi dengan motor–motor bertenaga besar, seharusnya motor–motor tersebut menggunakan bahan bakar dengan oktan yang tinggi agar mendapatkan efisiensi termal yang baik dan tidak terjadi knocking pada motor.

(16)

Modifikasi bidang otomotif juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif. Dari sistem kerja yang standar merubah spesifikasi komponen ataupun dengan cara memberi komponen–komponen racing seperti karburator racing, pengapian racing dan lain - lain.

Karburator merupakan salah satu komponen penting dalam sepeda motor, penggantian karburator standar dengan karburator racing adalah salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja mesin. Kinerja motor bakar torak sangat dipengaruhi oleh karburator. Tetapi pemilihan karburator yang ukurannya tidak sesuai dengan kapasitas motor akan menghasilkan kinerja yang kurang sempurna. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang karburator racing agar dapat mengetahui kinerja yang dihasilkan.

Karburator PWK sudco atau sering disebut dengan Karburator racing ini sering digunakan pada motor-motor balap baik Drag bike maupun Roodrace bike dimana karburator ini mampu menghasilkan performa yang lebih maksimal dan lebih sempurna, pemakaian karburator ini dapat digunakan dengan berbagai jenis motor dengan penyesuaian spesifikasi mesin dan penggantian komponen yang mendukung untuk menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih maksimal.

Karburator terdiri dari beberapa komponen yang kompleks dan saling berpengaruh. Karburator di dalamnya terdapat 5 pengukur; yaitu perangkat pilot jet, main jet, jet needle, chooke, fuel screw fload pivot rod dan bukaan katup throotle.

Perbandingan Karburator Motor Honda GL200 4-langkah 200 cc dengan karburator racing PWK Sudco 28 ini terdapat pada ukuran diameter venturynya dimana karburator standar dari sepeda Motor Honda GL200

(17)

1.2 RumusanMasalah

Permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan adalah seberapa besar perbandingan daya, torsi, dan konsumsi bahan bakar terhadap variasi karburator standar dengan diameter lubang venturi 26 dan karburator PWK dengan diameter lubang venturi 28 mm dengan menggunakan bahan bakar Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Daya dan Torsi menggunakan Dynamo meter (Dynotest) dengan penggantian karburator racing dan variasi bahan bakar yang dilakukan di mototech yogyakarta.

2. Pengujian konsumsi bahan bakar dengan jarak tempuh perjalanan 3,7 km dengan penggantian karburator racing dan variasi bahan bakar.

3. Untuk kendaraan yang akan diuji coba sudah dimodifikasi bentuk dari bentuk standarnya Motor Honda GL200 (Honda Tiger) menjadi Motor Honda CB.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini meliputi :

1. Mengetahui perbandingan daya dan torsi terhadap pengaruh pemakaian karburator PWK dengan diameter lubang venturi 28 mm pada motor standar Honda GL200 4-langkah 200 cc.

2. Mengetahui perbandingan konsumsi bahan bakar penggunaan karburator standar pabrik dengan karburator racing pada motor standar Honda GL200 4-langkah 200 cc.

1.5 Manfaat Penelitian

(18)

2. Memberi informasi kepada masyarakat tentang pengaruh penggunaan karburator standar dan karburator racing terhadap kinerja dan konsumsi bahan bakar pada motor bensin 4-langkah 200 cc.

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Sumito (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Karburator Racing Terhadap Kinerja Motor Bore Up 4-Langkah 150 cc. Dari penelitiannya tersebut mendapatkan Torsi tertinggi untuk kondisi karburator standar adalah 13,267 (N.m) pada kecepatan putar mesin 7160 rpm. Dan daya tertinggi adalah 10,59 (kW) pada kecepatan putar mesin 8446 rpm. (Specific Fuel Consumption) SFC terendah untuk kondisi karburator standar adalah

0.060 (kWh) pada keceptan putar mesin 7000 rpm. Torsi tertinggi untuk kondisi karburator racing adalah 14,167 (N.m) pada kecepatan putar mesin 9285 rpm. Dan daya tertinggi adalah 13,67 (kW) pada kecepatan putar mesin 9500 rpm. (Specific Fuel Consumption) SFC terendah untuk kondisi karburator racing adalah 0.092 (kWh) pada keceptan putar mesin 9000 rpm. Hasil analisa perbandingan antara karburator standar dan karburator racing adalah pada kondisi karburator racing torsi dan daya lebih tinggi dibandingkan kondisi karburator standar, untuk putaran mesin di atas 7500 rpm, pada kondisi karburator standar konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) lebih rendah dari pada kondisi karburator racing.

Sukoco (2010) juga melakukan penelitian tentang Pengaruh Variasi Posisi Jarum Skep dan Gas Screw Karburator terhadap Motor Suzuki Shogun 4-langkah 110cc pada Kondisi Standar. Hasil penelitiannya adalah perubahan posisi jarum skep dan putaran gasscrew pada pengaturan karburator mempengaruhi jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar. Campuran bahan bakar dan udara harus tepat, tidak terlalu kaya atau terlalu miskin sehingga terjadi pembakaran yang sempurna. Hasil pengujian prestasi mesin dengan variasi posisi clip jarum skep (posisi 2, 3, dan 4) dan putaran gasscrew (naik dan turun 0,5 putaran) menunjukkan adanya perubahan nilai

(20)

mesin 6500 rpm. Sedangkan daya tertinggi sebesar 6,53 kW pada putaran mesin 8000 rpm. Nilai BEMP tertinggi sebesar 965,33 kPa pada putaran mesin 6500 rpm diperoleh pada kondisi clip jarum skep posisi 2 dengan putaran gasscrew feeling 2½ putaran. Untuk nilai konsumsi bahan bakar (SFC) paling efisien diperoleh pada kondisi clip jarum skep posisi 2 dengan putaran gas screw feeling 3 putaran pada putaran mesin 6500 rpm sebesar 0,124 kg/kwh, pada kondisi ini dengan putaran yang sama diperoleh brake thermal efficiency tertinggi sebesar 65,94 %. Untuk mendapatkan performa mesin yang optimal dengan konsumsi bahan bakar yang rendah dapat dilakukan dengan pengaturan karburator pada kondisi clip jarum skep posisi 2 dengan gasscrew feeling 2½ putaran.

Setiawan (2011) melakukan penelitian melakukan penelitian tentang kinerja motor 2 langkah 150cc. Adapun hasil dari penelitian tersebut menunjukkan pada putaran mesin rendah, gaya yang tercatat kecil, semakin tinggi putaran mesin gaya yang tercatat semkin besar. Torsi puncak sebesar 14,55 Nm pada putaran mesin 8800 RPM dan daya terbesar terjadi terbesar 17,97 HP pada putaran mesin 8800 RPM. SFC terbaik sebesar 0,422 kg / kW . jam pada putaran 10000 RPM.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Pengertian Motor Bakar

Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik. Sebelum menjadi mekanis, energi kimia bahan bakar diubah dulu menjadi energi panas melalui pembakaran bahan bakar dan udara.

(21)

1. Motor Pembakaran Luar

Motor pembakaran luaratau External Combustion Engine (ECE) adalah proses pembakaran bahan bakar terjadi di luar motor, sehingga untuk melakukan pembakaran digunakan mekanisme tersendiri, misalnya: pada ketel uap dan turbin uap.

2. Motor Pembakaran Dalam

Motor pembakaran dalamatau Internal Combustion Engine (ICE) adalah proses pembakarannya berlangsung didalam motor bakar, sehingga panas dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik, misalnya: pada turbin gas dan motor bakar torak.

2.2.2 Motor Bakar Torak

Motor bakar torak adalah pesawat kalori yang mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanis. Energi kimia dari bahan bakar yang tercampur dengan udara diubah terlebih dahulu menjadi energi termal melalui pembakaran atau oksidasi, sehingga temperatur dan tekanan gas pembakaran di dalam slinder meningkat. Gas tertekan tinggi di dalam silinder berekspansi dan mendorong torak bergerak translasi dan menghasilkan gerak rotasi poros engkol (crankshaft) sebagai keluaran mekanis motor (Kristanto, 2015) contoh skema motor bakar torak dapat dilihat pada gambar 2.1.

(22)

2.2.3 Siklus Termodinamika

Siklus udara volume konstan (siklus otto) dapat digambarkan dengan grafik P dan V seperti terlihat pada (gambar 2.2) di bawah ini

Gambar 2.2 Diagram P dan V Siklus Volume Konstan (Kristanto, 2015)

P = tekanan fluida kerja, (kg/cm2). V =Volume spesifik, (m3/kg).

Qm = jumlah kalor yang dimasukan, kcal/kg Qk = jumlah kalor yang dikeluarkan, kcal/kg VL = volume langkah torak, m3atau cm2

Vs = volume sisa, m3 atau cm3

TMA =Titik mati atas. TMB =Titik mati bawah. Penjelasan :

1. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik yang konstan.

2. Langkah isap (0-1) merupakan proses tekanan konstan. 3. Langkah kompresi (1-2) ialah proses isentropik.

4. Proses pembakaran volume konstan (2-3) dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada volume konstan.

5. Langkah kerja (3-4) ialah proses isentropik.

6. Proses pembuangan (4-1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada volume konstan.

(23)

8. Siklus dianggap ’tertutup’, artinya siklus ini berlangsung dengan fluida kerja yang sama, atau gas yang berada didalam silinder pada titik 1 dapat dikeluarkan dari dalam silinder pada waktu langkah buang, tetapi pada langkah isap berikutnya akan masuk sejumlah fluida yang sama.

2.2.4 Prinsip Kerja Motor Bakar Torak

Berdasarkan prinsipnya, terdapat dua prinsip kerja motor bakar torak, yaitu empat langkah dan dua langkah.

1. Prinsip Kerja Motor 4-Langkah

Motor empat langkah (Four stroke engine) membutuhkan dua kali putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus di dalam silinder. Dengan kata lain, setiap silinder membutuhkan empat langkah torak pada dua putan poros engkol untuk menyelesaikan siklusnya, prinsip kerja motor 4 langkah dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Skema Gerakan Torak 4-Langkah (wahyu:, 2013)

a. Langkah Hisap

1. Torak bergerak dari TMA ke TMB

2. Katup masuk terbuka, katup buang tertutup

(24)

Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah). Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar diisap ke dalam silinder, katup isap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu piston bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum, masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder disebabkan adanya tekanan udara luar ( atmospheric pressure).

b. Langkah Kompresi

1. Torak bergerak dari TMB ke TMA

2. Katup masuk dan katup buang kedua-duanya tertutup sehinga gas yang telah diisap tidak keluar pada waktu ditekan oleh torak yang mengakibatkan tekanan gas akan naik

3. Beberapa saat sebelum torak mencapai TMA busi mengeluarkan percikan api

4. Gas bahan bakar yang telah mencapai tekanan tinggi terbakar 5. Akibat pembakaran bahan bakar, tekanannya akan naik menjadi

kira-kira tiga kali lipat.

Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan / dimampatkan. Katup isap dan katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) campuran udara dan bahan bakar yang diisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.

c. Langkah Kerja

1. Katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutup

(25)

d. Langkah Buang

Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder. Katup buang terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas bekas pembakaran ke luar dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah hisap.

2. Prinsip Kerja Motor 2-Langkah

Motor dua langkah hanya membutuhkan satu kali putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus di dalam silinder. Kerja (langkah daya) dihasilkan pada setiap putaran poros engkol. Motor dua langkah beroperasi tanpa katup. Sebagai pengganti katup, motor dua langkah menggunakan lubang saluran di dinding silinder yang dibuka dan ditutup oleh torak ketika bergerak naik dan turun di dalam silinder. Motor dua langkah menggunakan katup pasif atau kelopak penutup yang disebut katup buluh untuk membantu menutup bak engkol setelah campuran udara atau bahan bakar di hisap.

Gambar 2.4 Skema Gerakan Torak 2-Langkah (wahyu:, 2013)

(26)

sebagai berikut : a. Langkah Hisap

Torak bergerak dari TMB ke TMA, pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, didalam bak mesin terjadi kompresi terhadap campuran bensin dengan udara. Pada bagian atas torak, gas sisa pembakaran dari hasil pembakaran sebelumnya sudah mulai terbuang keluar saluran buang. Saat saluran bilas sudah terbuka, campuran bensin dengan udara mengalir melalui saluran bilas terus masuk ke dalam ruang bakar.

b. Langkah Kompresi

Torak bergerak dari TMB ke TMA, rongga bilas dan rongga buang tertutup, terjadi langkah kompresi dan setelah mencapai tekanan tinggi busi memercikkan bunga api listrik untuk membakar campuran bensin dengan udara tersebut.Pada saat yang bersamaan, di bawah (didalam bak mesin) bahan bakar dan udara yang baru masuk kedalam bak mesin melalui saluran masuk.

c. Langkah Kerja

Torak kembali dari TMA ke TMB akibat tekanan besar yang terjadi pada waktu pembakaran bahan bakar. Saat itu torak turun sambil mengkompresi bahan bakar baru didalam bak mesin.

d. Langkah Buang

Menjelang torak mencapai TMB, saluran buang terbuka dan gas sisa pembakaran mengalir terbuang keluar. Pada saat yang sama bahan bakar dan udara baru masuk ke dalam ruang bahan bakar melalui rongga bilas. Setelah mencapai TMB kembali, torak mencapai TMB untuk mengadakan langkah sebagai pengulangan dari yang dijelaskan diatas.

2.2.5 Bagian-bagian Motor Bakar Torak 1. Blok Silinder

(27)

untuk mendapatkan tekanan dan temperatur yang tinggi. Bahan logam yang dipergunakan adalah bahan yang berkualitas baik sehingga tahan lama, tahan gesekan, serta tahan terhadap temperatur tinggi.

Gambar 2.5 Blok silinder

2. Kepala Silinder

(28)

Gambar 2.6 Kepala silinder

3. Torak

Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft) melalui setang piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy). Selain lebih ringan radiasi panasnya juga lebih efisien dibanding dengan materi lainnya contoh dari torak dapat dilihat pada gambar 2.7.

(29)

4. Ring torak (Ring)

Pegas torak (ring piston) seperti pada gambar 2.8. di pasang dalam alur ring (ring groove) pada torak. Ring torak memiliki 2 tipe, ring kompresi dan ring oli.

a. Ring kompresi berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun.

b. Ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada pada mesin 4-langkah karena pelumasan mesin 2-langkah menggunakan oli samping.

Gambar 2.8 Ring torak

5. Pena Torak

(30)

Gambar 2.9 Pena torak

6. Batang Penggerak

[image:30.595.259.358.111.271.2]

Batang penggerak menghubungkan torak atau pistol ke poros engkol. Batang penggerak memindahkan gaya torak dan memutar poros engkol. Ketika berhubungan dengan poros engkol, batang penggerak mengubah gerakan bolak-balik torak kedalam gerakan putaran dari poros engkol dan roda gigi. Batang penggerak pada umumnya dibuat dari bahan campuran baja yang bermutu tinggi dan tahan akan temperatur tinggi, contoh batang penggerak dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Batang penggerak

7. Poros Engkol

(31)

counter weight yang berfungsi untuk membalance gaya-gaya yang

tidak seimbang dari komponen poros engkol atau dari komponen mesin yang berputar pada poros engkol. Bagian poros engkol yang berfungsi sebagai poros disebut journal yang ditempu oleh dua buah lempengan bantalan yang disebut bantalan utama (main bearing). Bantalan utama juga berfungsi sebagai penumpu dari poros engkol agar tidak mudah terpuntir dan berubah bentuk, contoh poros engkol ditunjukkan pada gambar 2.11.

Gambar 2.11 Poros engkol

8. Roda Gaya atau Roda Penerus

(32)

Gambar 2.12 Roda penerus

9. Kalter Mesin

Kalter mesin seperti pada gmbar 2.13. merupakan tempat penempatan poros engkol dan gigi transmisi. Bak mesin umumnya dibuat dari bahan logam almunium paduan. Pada jenis motor 2-langkah pada bagian bak mesinnya terdapat saluran yang dihubungkan dengan karburator sebagai pemasukan bahan bakar. Pada motor empat langkah bak mesin merupakan tempat minyak pelumas sekaligus juga sebagai pendingin minyak pelumas di dalam sirkulasi.

(33)

10. Katup

Katup seperti pada gambar 2.14. hanya terdapat pada motor 4-langkah, sedangkan motor dua langkah umumnya tidak memakai katup. Katup pada motor empat langkah terpasang pada kepala silinder. Fungsi katup adalah untuk membuka dan menutup ruang bakar.Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup yaitu katup isap dan katup buang. Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur dengan sebuah poros yang disebut poros cam (camshaft).

Gambar 2.14 Katup

11. Karburator

(34)
[image:34.595.249.368.112.342.2]

Gambar 2.15 Karburator PWK 28

a. Pilot jet

Bentuknya kecil dan panjang dan juga mempunyai lubang-lubang kecil seperti seruling, seperti yang terlihat pada gambar 2.16., spuyer ini akan bereaksi disaat menerima hawa dari sekrup udara. Pilot jet bekerja maksimal pada putaran rendah, jadi untuk hidupnya mesin pada awalnya akan sangat tergantung pada spuyer pilot jet ini.

Gambar 2.16 Pilot jet

[image:34.595.264.353.521.729.2]
(35)

Tugas serta fungsi Jarum Pelampung dan pelampung yang terletak pada mangkuk karburator ini adalah sebagai pengatur jumlah bahan bakar dalam mangkuk karburator, tugas jarum pelampung untuk menutupi saluran bensin pada lubang saluran masuk ke mangkuk karburator dari tangki bahan bakar. Sedangkan pelampung tugasnya menakar jumlah bahan bakar yang dibutuhkan pada mangkuk karburator. Jarum dan pelampung karburator dapat dilihat pada gambar 2.17, dan gambar 2.18.

Gambar 2.17 Jarum dan pelampung karburator

Cara kerjanya jarum dan pelampung karburator ini adalah disaat bensin mengalir dari tangki bensin melewati jarum karburator, disaat jumlah takaran bensin dimangkuk karburator sudah mencukupi disaat itu pelampung karburator langsung terangkat atau mengambang, bersamaan itu mendorong jarum karburatorhingga menyumbat lubang dari saluran masuk tersebut.

(36)

c. Mainjet

[image:36.595.220.398.296.446.2]

Bentuk dari spuyer ini gemuk dan pendek, seperti pada gambar 2.19. tugasnya mengatur jumlah debit bahan bakar saat mesin bekerja pada putaran tinggi atau saat diatas 5000/6000 rpm, tapi ini juga didukung atau pilot jet yang membantu saat putaran rendah. Main Jet ini dilengkapi juga dengan lubang lubang kecil yang berfungsi untuk pengabutan dan mengandalkan udara dari luar atau dari boks saringan udara / filter udara karburator secara langsung karena tidak melalui air screw / baut setelah udara.

Gambar 2.19 Mainjet d. Jet needle

Jet needle (jarum skep) dapat dilihat pada gambar 2.20.

merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk mengontrol besar lubang needle jet. Bentuk jet needle adalah tirus sehingga saat jet needle ditarik diameter lubang jet needle dapat bervariasi sesuai bukaan throttle valve.

Gambar 2.20 Jet needle e. Air screw

(37)

karburator ke pilot-jet atau bertugas untuk mengatur debit udara yang akan bercampur dengan bensin dalam karburator.

Gambar 2.21 Air screw

12. Sistem Pengapian

Sistem pengapian adalah memulai pembakaran atau menyalakan campuran bahan bakar dan udara pada saat dibutuhkan, sesuai beban dan putaran motor.

a. Koil

Koil pengapian berfungsi untuk membentuk arus tegangan tinggi utuk disalurkan pada busi selanjutnya kembali lagi melalui massa. Koil di dalamnya terdapat inti besi, dimana inti besi tersebut dililit oleh gulungan kawat halus yang terisolasi.

b. CDI

(38)
[image:38.595.215.403.111.238.2]

Gambar 2.22 CDI c. Busi

Busi seperti yang terlihat pada gambar 2.23 merupakan suatu komponen yang terdapat pada mesin kendaraan dengan ujung elektroda pada ruang bakar. Busi ini akan menghasilkan bunga atau percikan api. Percikan busi berupa percikan elektrik, percikan pada busi berasal dari elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) diluar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan didalam silinder,.

Gambar 2.23 Busi

Ada 2 macam busi yaitu : 1) Busi Panas

[image:38.595.260.355.449.634.2]
(39)

ruang bakar temperatur tinggi, bila temperatur ruang bakar mencapai sekitar 870 °C, maka akan terjadi proses pre ignition, dimana bahan bakar akan menyala sebelum waktunya sebelum busi memercikkan bunga api yang menyebabkan motor akan berjalan tidak sesuai.

2) Busi Dingin

Busi dingin adalah busi yang mampu menyerap serta melepas panas lebih baik atau lebih cepat. Busi dingin ini tidak bekerja dengan baik pada temperatur ruang bakar yang rendah. Jika temperatur ruang bakar terlalu rendah hingga dibawah 400 °C, maka akan terjadi proses carbon fouling, dimana bahan bakar tidak terbakar habis atau sempurna sehingga bahan bakar tadi akan menumpuk pada busi.

2.2.6 Bahan Bakar Bensin

Bahan bakar bensin merupakan campuran senyawa hidrokarbon cair yang sangat volatile. Bensin terdiri dari parafin, naptalene, aromatik, dan olefin, bersama-sama dengan beberapa senyawa organik lain dan kontaniman. Struktur molekulnya terdiri dari C4 - C9 (parafin, olefin,

naftalen, dan aromatik). Beberapa karakteristik penting bahan bakar hidrokarbon diantaranya volatilitas, nilai oktan (Tabel 2.1), serta kandungan energi. Karakteristik nilai oktan merupakan ukuran seberapa tahan bensin terhadap ledakan prematur (premature detonation) atau ketukan (knocking) (Kristanto, 2015).

Tabel 2.1 Angka oktan bahan bakar

Jenis bahan bakar Angka oktan

Pertalite 90

Pertamax 92

(40)

2.2.7 Torsi dan Daya

Torsi dan daya adalah ukuran yang menggambarkan output kinerja dari motor pembakaran dalam. Kedua parameter ini menjelaskan kedua elemen kinerja yang berbeda, tergantung penggunaan kendaraan. Jadi pada saat merancang kendaraan, produsen harus mempertimbangkan kendaraan akan di gunakan untuk apa. Sebagai contoh, mobil sport memerlukan daya yang besar, namun karena ringan maka tidak memerlukan torsi yang besar. Sebaliknya, kendaraan yang dirancang untuk beban berat memerlukan torsi yang lebih besar. Torsi merupakan ukuran kemampuan motor untuk melakukan kerja, daya adalah seberapa besar kerja yang dapat dilakukan suatu periode waktu tertentu. Torsi menentukan apakah suatu motor dapat menggerakkan kendaraan melalui suatu rintangan, maka daya menentukan seberapa cepat kendaraan mampu bergerak di atas rintangan itu ( Kristanto, 2015).

2.2.8 Konsumsi Bahan Bakar

Konsumsi bahan bakar adalah seberapa banyak suatu kendaraan menghabiskan bahan bakar dalam menempuh jarak tertentu. Konsumsi bahan bakar diukur sebagai laju aliran volume bahan bakar per satuan kilometer (Km).

Perhitungan konsumsi Bahan bakar

Kbb =

V = volume bahan bakar yang digunakan S = jarak tempuh

Jika :

V = 97,4 ml = 0,0974 liter S = 3,7 km

Maka :

(41)

2.2.9 Rasio Kompresi

(42)

Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1

[image:42.595.188.440.235.726.2]

Tidak Ya

Gambar 3.1 Flow Chart Pengujian Daya dan Torsi Persiapan Penelitian

1. Sepeda motor standar 2. Karburator standar 3. Karburator racing

4. Pretalite, Pertamax, Pertamax Plus

Mengatur Kondisi Mesin

1. Mesin standar karburator standar 2. Mesin standar karburator racing

Menghidupkan Mesin

Pengolahan Data dan Analisis T dan P Mematikan Mesin

Data lengkap

Out Put

1. Putaran (rpm) 2. Daya (HP) 3. Torsi (Nm)

Pengujian

Metode thorttle spontan 4.000 rpm-putaran 10.000 rpm

MULAI

SELESAI

(43)

Tidak Ya

[image:43.595.191.446.94.671.2]

Gambar 3.2 Flow Chart pengujian konsumsi bahan bakar

3. Karburator

4. Premium, Pertamax, Pertamax Plus 5. Burret

6. Tangki mini

Mengatur Kondisi Mesin

1. Mesin standar karburator standar 2. Mesin standar karburator racing

Menghidupkan Mesin

Pengolahan Data dan Analisis konsumsi bahan bakar

Data Lengkap

Pembahasan

Jumlah bahan bakar yang dihabiskan dibagi jarak tempuh

Out Put

Konsumsi bahan bakar

Mematikan Mesin Pengujian

Menjalankan motor sampai jarak tempuh 3.7 km

SELESAI

(44)

3.2.1 Bahan Penelitian

1. Bahan yang digunakan pada penelitian

[image:44.595.235.396.501.700.2]

a. Premium, Pertamax, Pertamax plus, dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3 Bahan bakar, Pertamax plus, Pertamax 92, Pertalite

b. Karburator standar Motor GL200 dengan lubang venture 26 mm terlihat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Karburator standar dengan lubang venture 26 mm

(45)
[image:45.595.270.387.113.322.2]

Motor 4 langkah yang digunakan dalam penelitian ini telah dimodifikasi bentuk menjadi motor Honda CB dari bentuk sebelumnya yaitu Honda GL200 (TIGER) seperti yang terlihat paga Gambar 3.6.

(46)

sebagai berikut:

Merek : Honda

Tipe : GL 200 SPORT

Tahun produksi : 1997 Tipe mesin : 4-langkah Jumlah silinder : 1 silinder Diameter x langkah : 63,5 x 62,2 mm Volume silinder : 200 cc

Perbandingan kompresi : 9,0 : 1 Susunan silinder : Satu berdiri

Transmisi : 6 percepatan

Daya maksimum : 17,4 PS / 5.800 RPM Torsi Maksimum : 1,62 kgf.m / 6.500 RPM

Kopling : Basah

Karburator : 26 mm

Sistem starter : Starter pedal dan elektrik Tipe rangka : Pola Berlian

Suspensi depan : Telescopic fork 5uspension Suspensi belakang : Shock beker Ganda

Rem depan : Rem cakram hidrolik Rem belakang : Rem Tromol

Ban depan : 2,75-17-29 Psi Ban belakang : 100/90-17-31 Psi

Panjang x lebar x tinggi : 1.990 mm x 742 mm x 1.032 mm Jarak poros roda : 1.330 mm

Jarak ke tanah : 145 mm

Berat : 123 kg

(47)

Dynamometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur torsi dan daya sebuah mesin.

2. Tachometer

Tachometer adalah alat untuk mengukur putaran mesin, contohnya dapat

dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Tachometer

3. Tripmeter

Tripmeter adalah alat untuk mengukur jarak tempuh kendaraan. Contoh trip

[image:47.595.202.371.288.467.2]

meter dapat dilihat pada gambar 3.8.

(48)

Gambar 3.9 Buret

5. GPS Trip Recorder

Gps trip recorder seperti yang terlihat pada gambar 3.10. adalah aplikasi yang berfungsi sebagai pengukur jarak tempuh, kecepatan rata-rata, dan waktu tempuh kendaraan.

[image:48.595.191.445.446.670.2]

Gambar 3.10 Gps Trip Recorder 6. Tangki mini

(49)

Komputer berfungsi sebagai akurasi dan pengolah dari data dynotest.

3.2 Prinsip Kerja Alat Uji

Dynamometer adalah rotor yang digerakkan oleh motor yang akan diukur

dan berputar dalam medan magnet. Kekuatan medan magnet dikontrol dengan mengubah arus sepanjang susunan kumparan yang ditempatkan pada kedua sisi rotor. Rotor ini berfungsi sebagai konduktor yang memotong medan magnet. Karena pemotongan medan magnet tersebut maka terjadi arus, dan arus ini diinduksikan dalam rotor sehingga rotor menjadi panas.

3.3 Persiapan Pengujian

Sebelum melakuakan pengujian, hal-hal yang harus diperhatikan adalah melakukan persiapan alat uji yang meliputi:

1. Sepeda motor

(50)

distandarkan atau disebut kalibrasi alat, supaya pada saat pengambialn data bisa maksimal dan akurat.

3.4 Tahap Pengujian

Pengujian dan pengambilan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat yang akan digunakan, yaitu; dynamometer, tachometer, tripmeter, burret, GPS Trip Recorder, tangki mini.

2. Memeriksa sepeda motor yang akan di gunakan dalam pengujian, yang terdiri dari pemeriksaan jumlah bahan bakar, saluran bahan bakar, dan karburator.

3. Memeriksa mesin dynamometer.

4. Menempatkan sepeda motor pada unit dynamometer. 5. Mengikat sepeda motor dengan tali.

6. Menghidupkan mesin sepeda motor 4-5 menit untuk pemanasan. 7. Memposisikan panel-panel dynamometer pada posisi on.

8. Melakukan pengujian daya dan torsi.

9. Mencatat semua hasil pengujian daya dan torsi. 10. Melakukan pengujian konsumsi bahan bakar.

11. Mencatat semua hasil pengujian konsumsi bahan bakar. 12. Membersihkan bahan, alat, dan tempat kerja.

3.5 Parameter yang Digunakan Dalam Perhitungan Parameter yang di gunakan adalah:

(51)
[image:51.595.206.462.189.425.2]

Gambar 3.12 Skema alat uji Keterangan gambar :

1. Pipa saluran udara 4. Monitor indikator 2. Tachometer 5. Tangki mini 3. Torsimeter

Pada gambar diatas (Gambar:3.12 Skema alat uji) merupakan rangkaian peralatan yang digunakan dalam penelitian ini. rangkaian tersebut bertujuan untuk mengetahui besaran yang dikeluarkan oleh motor bakar, daya dan torsi dari motor tersebut.

(52)

menggunakan metode throttle spontan.Metode throttle spontan yaitu memainkan throttle secara spontan mulai dari 4.000 rpm sampai putaran 10.000 rpm. Tahapan ini pertama-tama motor dihidupkan kemudian dimasukkan pada rasio 1 sampai dengan 4, kemudian throttle ditahan pada 4.000 rpm setelah stabil pada 4.000 rpm baru throttle dinaikkan secara spontan sampai putaran 10.000 rpm.

2. Uji jalan (konsumsi bahan bakar)

Metode menjalankan motor adalah untuk pengujian konsumsi bahan bakar. Pada awalnya tangki mini diisi bahan bakar dalam ukuran yang sudah ditetapkan, selanjutnya menghidupkan mesin dan menyiapkan aplikasi GPS Trip Recorder yg telah diinstall pada android sebagai pendeteksi perjalanan selama pengujian, lalu motor dijalankan menempuh jarak 3.7 km. Pada titik jarak tempuh 3.7 km, motor berhenti dan mesin motor di matikan. Pada tangki mini terlihat berkurangnya volume bahan bakar. untuk mengetahui konsumsi bahan bakar tangki mini diisi kembali dengan bahan bakar sampai ukuran awal menggunakan burret, disini di dapat jumlah konsumsi bahan bakar.

(53)

karburator racing terhadap kinerja mesin 4 langkah Motor GL200

4.1.1. Perbandingan Daya dan Torsi terhadap variasi Bahan Bakar pada karburator standar

[image:53.595.114.513.443.669.2]

a. Analisa Daya mesin perbandingan bahan bakar pada karburator standar Gambar grafik 4.1 menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Daya (KW) dengan kondisi mesin standar menggunakan karburator setandar dengan bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Berdasarkan Tabel L 1. yang terdapat pada lampiran Daya tertinggi pada saat kondisi karburator standar yaitu 18,4 kw pada kecepatan putar mesin 7500 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertalite, 18,2 kw pada kecepatan putar mesin 7500 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertamax, dan 18,3 kw pada kecepatan putar 7806 dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.1. Grafik perbandingan daya terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

(54)

masih memiliki nilai rasio kompresi yang cukup rendah maka pada saat menggunakan bahan bakar pertalite hasil pengujian Daya lebih tinggi dibanding pada saat menggunakan bahan bakar Pertamax dan Pertamax Plus, Dimana Rasio kompresi yang tinggi juga membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi pula (Kristanto, 2015)

b. Analisa Torsi mesin perbandingan bahan bakar pada karburator standar

[image:54.595.112.513.496.703.2]

Gambar grafik 4.2 menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Torsi (N.m) dengan kondisi mesin standar menggunakan karburator setandar dengan bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Berdasarkan Tabel L 2. yang terdapat pada lampiran Torsi tertinggi pada saat kondisi karburator standar yaitu 18,59 N.m pada kecepatan putar mesin 6543 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertalite, 18,16 N.m pada kecepatan putar mesin 6645 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertamax, dan 18,15 kw pada kecepatan putar 6648 dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.2. Grafik perbandingan Torsi terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

(55)

masih memiliki nilai rasio kompresi yang cukup rendah maka pada saat menggunakan bahan bakar pertalite hasil pengujian Torsi lebih tinggi dibanding pada saat menggunakan bahan bakar Pertamax dan Pertamax Plus, Dimana Rasio kompresi yang tinggi juga membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi pula (Kristanto, 2015)

c. Analisa perbandingan konsumsi bahan bakar pada karburator standar

[image:55.595.113.516.412.700.2]

Tabel 4.1 menunjukkan hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar terhadap mesin 4-langkah motor GL200 standar dengan kondisi karburator standar dengan variasi bahan bakar.

Tabel 4.1. Tabel perbandingan konsumsi bahan bakar pada karburator standar Bahan bakar Durasi BB yang dihabiskan ml Konsumsi BB Km/L

KS Pertalite 06.25 110 33,63

KS Pertamax 05.54 107 34,57

KS Pertamax plus 06.00 97,4 37,98

Gambar 4.3. Grafik perbandingan konsumsi bahan bakar pada kondisi karburator standar.

(56)

4.1.2. Perbandingan Daya dan Torsi terhadap variasi Bahan Bakar pada karburator racing

a. Analisa Daya mesin perbandingan bahan bakar pada karburator racing

[image:56.595.112.512.436.658.2]

Gambar grafik 4.4. menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Daya (KW) dengan kondisi mesin standar menggunakan karburator setandar dengan bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Berdasarkan Tabel L 3. yang terdapat pada lampiran Daya tertinggi pada saat kondisi karburator standar yaitu 17,7 kw pada kecepatan putar mesin 7708 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertalite, 17,1 kw pada kecepatan putar mesin 7250 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertamax, dan 17,9 kw pada kecepatan putar 7750 dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.4. Grafik perbandingan Daya terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

racing.

(57)

b. Analisa Torsi mesin perbandingan bahan bakar pada karburator racing

[image:57.595.115.512.393.623.2]

Gambar grafik 4.5. menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Torsi (N.m) dengan kondisi mesin standar menggunakan karburator racing dengan bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Berdasarkan Tabel L 4. yang terdapat pada lampiran Torsi tertinggi pada saat kondisi karburator standar yaitu 17,62 N.m pada kecepatan putar mesin 6859 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertalite, 1724 N.m pada kecepatan putar mesin 6816 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertamax, dan 18,13 kw pada kecepatan putar 6843 dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus.

Gambar 4.5. Grafik perbandingan Torsi terhadap putaran mesin dengan variasi bahan bakar pertalite, pertamax, dan pertamax plus dengan kondisi karburator

racing.

(58)

c. Analisa perbandingan Konsumsi bahan bakar pada karburator racing

[image:58.595.113.518.310.607.2]

Tabel 4.2 menunjukkan hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar terhadap mesin 4langkah motor GL200 standar dengan kondisi karburator racing dengan variasi bahan bakar.

Tabel 4.2. perbandingan kosumsi bahan bakar pada karburator racing

Bahan bakar Durasi BB yang dihabiskan ml Konsumsi BB Km/L

KR Pertalite 05.38 121,3 30,5

KR Pertamax 05.50 116 31,89

KR Pertamax plus 05.42 113,4 32,62

(59)

bahan pertalite sebesar 32,62 Km/L, sedangkan konsumsi bahan bakar terbaik yaitu pada saat menggunakan bahan bakar pertamax plus sebesar 30,50 Km/L. Hal ini dipengaruhi oleh besar nya nilai oktan pada bahan bakar tersebut.

Perbedaan jumlah konsumsi bahan bakar yaitu sebesar 6,49%

4.2. Pengaruh jenis karburator standar dan karburator racing tehadap kinerja mesin 4 langkah Motor GL200

4.2.1. Perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar pertalite

[image:59.595.115.513.549.754.2]

1. Analisa Daya mesin perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar Pertalite.

(60)

18,4 kw pada kecepatan putar mesin 7500 rpm.

Karena dari hasil pengujian diatas pada Motor uji kendaraan GL200 4-langkah 200cc ini apabila hanya mengganti komponen karburator racing tanpa mengganti komponen lain yang lebih mendukung maka Daya yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan pada saat menggunakan karburator setandar.

1. Analisa Torsi mesin perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar Pertalite.

[image:60.595.112.513.485.707.2]

Gambar grafik 4.8 menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Torsi (N.m) dengan kondisi mesin standar menggunakan dua karburator yang berbeda yaitu karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar Pertalite. Berdasarkan Tabel L 6. yang terdapat pada lampiran Torsi tertinggi untuk jenis karburator standar adalah 18,59 (N.m) pada putaran mesin 6543 (rpm) sedangkan untuk karburator racing didapat 17,62 (N.m) pada putaran mesin 6859 (rpm).

(61)

langkah 200cc ini apabila hanya mengganti komponen karburator racing tanpa mengganti komponen lain yang lebih mendukung maka Torsi yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan pada saat menggunakan karburator setandar.

2. Analisa konsumsi bahan bakar perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar Pertalite.

[image:61.595.112.517.399.682.2]

Tabel 4.3 menunjukkan hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar terhadap mesin 4langkah motor GL200 standar dengan perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar pertalite

Tabel 4.3. Perbandingan konsumsi bahan bakar karburator standar dan karburator racing

Bahan bakar Durasi BB yang dihabiskan ml Konsumsi BB Km/L

KS Pertalite 06.25 110 33,63

KR Pertalite 05.38 121,3 30,5

(62)

menggunakan bahan bakar pertalite, konsumsi bahan bakar terburuk yaitu pada penggunaan karburator racing sebesar 30,50 Km/L, sedangkan konsumsi bahan bakar terbaik yaitu pada saat menggunakan karburator standar sebesar 33,63 Km/L. Hal ini dipengaruhi oleh besar nya ventury pada karburtor racing yaitu 28, sedangkan karburator standar ventury nya yaitu 26.

Perbedaan jumlah konsumsi bahan bakar yaitu sebesar 9,3%

4.2.2. Perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar pertamax

1. Analisa Daya mesin perbandingan karburator standar dan karburator racing pada dengan bahan bakar Pertamax.

[image:62.595.114.511.547.756.2]
(63)

sebesar 18,2 kw pada kecepatan putar mesin 7500 rpm.

Karena dari hasil pengujian diatas pada Motor uji kendaraan GL200 4-langkah 200cc ini apabila hanya mengganti komponen karburator racing tanpa mengganti komponen lain yang lebih mendukung maka Daya yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan pada saat menggunakan karburator setandar.

2. Analisa Torsi mesin perbandingan karburator standar dan karburator racing pada dengan bahan bakar Pertamax.

[image:63.595.114.511.469.696.2]

Gambar grafik 4.11 menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Torsi (N.m) dengan kondisi mesin standar menggunakan dua karburator yang berbeda yaitu karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar Pertamax. Berdasarkan Tabel L 8. yang terdapat pada lampiran Torsi tertinggi untuk jenis karburator standar adalah 18,16 (N.m) pada putaran mesin 6645 (rpm) sedangkan untuk karburator racing didapat 17,24 (N.m) pada putaran mesin 6816 (rpm).

(64)

sebesar 18,16 N.m pada kecepatan putar mesin 6645 rpm.

Karena dari hasil pengujian diatas pada Motor uji kendaraan GL200 4-langkah 200cc ini apabila hanya mengganti komponen karburator racing tanpa mengganti komponen lain yang lebih mendukung maka Torsi yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan pada saat menggunakan karburator setandar.

3. Analisa konsumsi bahan bakar perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar Pertamax.

[image:64.595.110.514.442.703.2]

Tabel 4.4 menunjukkan hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar terhadap mesin 4langkah motor GL200 standar dengan perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar pertamax

Tabel 4.4. Perbandingan konsumsi bahan bakar karburator standar dan karburator racing

Bahan bakar Durasi BB yang dihabiskan ml Konsumsi BB Km/L

KS Pertamax 05.54 107 34,57

KR Pertamax 05.50 116 31,89

(65)

menggunakan bahan bakar pertamax, konsumsi bahan bakar terburuk yaitu pada penggunaan karburator racing sebesar 31,89 Km/L, sedangkan konsumsi bahan bakar terbaik yaitu pada saat menggunakan karburator standar sebesar 34,57 Km/L. Hal ini dipengaruhi oleh besar nya ventury pada karburtor racing yaitu 28, sedangkan karburator standar ventury nya yaitu 26.

Perbedaan konsumsi bahan bakar yaitu sebesar 7,75%

2.2.3. Perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus

1. Analisa Daya mesin perbandingan karburator standar dan karburator racing pada dengan bahan bakar Pertamax Plus.

[image:65.595.114.514.533.745.2]
(66)

sebesar 18,3 kw pada kecepatan putar mesin 7806 rpm.

Karena dari hasil pengujian diatas pada Motor uji kendaraan GL200 4-langkah 200cc ini apabila hanya mengganti komponen karburator racing tanpa mengganti komponen lain yang lebih mendukung maka Daya yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan pada saat menggunakan karburator setandar.

2. Analisa Torsi mesin perbandingan karburator standar dan karburator racing pada dengan bahan bakar Pertamax Plus.

[image:66.595.116.513.488.731.2]

Pada gambar grafik 4.14 menunjukkan grafik hubungan antara kecepatan purtar mesin (RPM) dan Torsi (N.m) dengan kondisi mesin standar menggunakan dua karburator yang berbeda yaitu karburator standar dan karburator racing dengan menggunakan bahan bakar Pertamax Plus. Berdasarkan Tabel L 10. yang tardapat pada lampiran Torsi tertinggi untuk jenis karburator standar adalah 18,15 (N.m) pada putaran mesin 6648 (rpm) sedangkan untuk karburator racing didapat 18,13 (N.m) pada putaran mesin 6843 (rpm).

(67)

langkah 200cc ini apabila hanya mengganti komponen karburator racing tanpa mengganti komponen lain yang lebih mendukung maka Torsi yang dihasilkan tidak lebih baik dibandingkan pada saat menggunakan karburator setandar.

3. Analisa konsumsi bahan bakar perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar Pertamax plus.

[image:67.595.111.511.422.696.2]

Tabel 4.5 menunjukkan hasil dari pengujian konsumsi bahan bakar terhadap mesin 4langkah motor GL200 standar dengan perbandingan karburator standar dan karburator racing dengan bahan bakar pertamax plus

Tabel 4.5. Perbandingan konsumsi bahan bakar karburator standar dan karburator racing

Bahan bakar Durasi BB yang dihabiskan ml Konsumsi BB Km/L

KS Pertamax plus 06.00 97,4 37,98

KR Pertamax plus 05.42 113,4 32,62

(68)

menggunakan bahan bakar pertamax plus, konsumsi bahan bakar terburuk yaitu pada penggunaan karburator racing sebesar 32,62 Km/L sedangkan konsumsi bahan bakar terbaik yaitu pada saat menggunakan karburator standar sebesar 37,98 Km/L. Hal ini dipengaruhi oleh besar nya ventury pada karburtor racing yaitu 28, sedangkan karburator standar ventury nya yaitu 26.

(69)

Dari data yang diperoleh dengan mengkaji hasil penelitian yang meliputi proses pengambilan data dan hasil pengujian sertan hasil perhitungan maka dapat diambil beberapa kesimpulaan sebagai berikut:

1. Pada kondisi karburator standar Daya tertinggi adalah 18,4 (kw) pada kecepatan putar mesin 7500 (rpm) yaitu pada penggunaan bahan bakar pertalite. Torsi tertinggi untuk karburator standar adalah 18,59 (N.m) pada putaran mesin 6543 (rpm) yaitu pada penggunaan bahan bakar pertalite. Dan konsumsi bahan bakar terendah untuk karburator standar adalah 37,98 (Km/L) dengan penggunaan bahan bakar pertamax plus dengan uji jalan sejauh 3,7 (km) dengan kecepatan rata-rata 36,1 (km/jam).

2. Pada kondisi karburator racing Daya tertinggi adalah 17,9 (kw) pada kecepatan putar mesin 7750 (rpm) yaitu pada penggunaan bahan bakar pertamax plus. Torsi tertinggi untuk karburator racing adalah 18,3 (N.m) pada putaran mesin 6843 (rpm) yaitu pada penggunaan bahan bakar pertamax plus. Dan konsumsi bahan bakar terendah untuk karburator racing adalah 32,62 (Km/L) dengan menggunakan bahan bakar pertamax plus dengan uji jalan sejauh 3,7 (km) dengan kecepan rata-rata 37,4 (km/jam).

3. Hasil analisa perbandingan kondisi karburator standar dan karburator racing adalah:

a) Pada kondisi karburator standar Daya dan Torsi lebih tinggi dibandingkan pada kondisi karburator racing dari ketiga bahan bakar. b) Pada kondisi karburator standar konsumsi bahan bakar lebih rendah

(70)

karburator racing dengan 3 variasi bahan bakar pada kendaraan uji adalah sebagai berikut.

1. Pada kendaraan sepeda motor 4 langkah GL200 untuk menaikkan performa apa bila ingin mengganti komponen karburator racing dengan ventury yang lebih besar sebaiknya untuk memperhatikan seberapa besar kebutuhan mesin akan bahan bakar yang akan masuk dan mampu dibakar secara sempurna oleh mesin tersebut, karna apabila kita mengganti karburator racing dan kebutuhan mesin tersebut tidak sesuai maka hasilnya tidak efisien dimana konsumsi bahan bahar lebih besar tetapi perfoma motor tidak lebih besar dari pada saat menggunakan karburator standar. 2. Sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti perbandingan bahan

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Kristanto, P., 2015. Motor Bakar Torak. Yogyakarta.

Setiawan, E., 2015. Kinerja Motor 2-Langkah 150cc.

Sumito. 2013. Pengaruh Penggunaan Karburator Racing Terhadap Kinerja Motor Bore Up 4-langkah 150cc.

Sukoco, I., 2010. Kajian Eksperimental Tentang Pegaruh Variasi Posisi Jarum Skep dan Gas Screw Karburator Terhadap Kinerja Motor Suzuki Shogun

4-Langkah 110cc Pada Kondisi Karbu Standar.

(72)

RPM DAYA KS PERTALITE RPM DAYA KS PERTAMAX RPM DAYA KS PERTAMAX PLUS

4000 6,7 4000 5,9 4000 4,9

4250 5,9 4000 4,8 4250 4,8

4250 6,4 4250 7,3 4250 6,9

4250 7 4250 5,5 4250 4,9

4500 8 4500 9,1 4500 10,3

4500 8,9 4500 9,5 4500 9,5

4500 8,5 4750 10,3 4500 9,1

4750 9,9 4750 10,5 4750 11,1

4750 10,4 5000 11,4 4750 10,5

4750 10,1 5000 11,5 4750 10,8

5000 10,7 5250 12,5 5000 11,9

5000 11,3 5250 12,4 5000 11,6

5000 11,4 5500 13,3 5000 11,8

5250 12,2 5500 13,3 5250 12,5

5250 12,4 5750 14,2 5250 12,5

5250 12,2 5750 14,1 5250 12,5

5500 13 6000 15,1 5500 13

5500 13,4 6000 14,8 5500 13,3

5500 13,2 6250 15,8 5500 13,3

5750 14 6250 15,8 5750 14

5750 14,1 6500 16,6 5750 13,9

5750 14 6500 16,5 5750 14,1

6000 14,9 6645 17 6000 14,8

6000 15 6750 17,2 6000 14,9

6000 15 6750 17,2 6000 14,9

6250 15,6 6790 17,3 6250 15,6

6250 16,1 7000 17,8 6250 15,7

6250 15,8 7000 17,6 6250 15,9

6490 16,4 7250 18 6500 16,6

6500 16,5 7250 18 6500 16,6

6500 17 7500 18,1 6500 16,5

6500 16,5 7500 18,2 6576 16,7

6543 17,1 7610 18,2 6586 16,8

6750 17,1 7728 18,2 6648 17

6750 17,5 7750 18,2 6750 17,1

6750 17,1 7750 18,2 6750 17,2

7000 17,8 8000 17,8 6750 17,1

7000 18 8000 17,9 7000 17,7

(73)

7500 18,3 8750 15,8 7500 18,1

7500 18,4 9000 14,7 7500 18,1

7500 18,3 9000 15,3 7500 18,1

7533 18,4 9250 14,1 7591 18,2

7651 18,3 9250 14,6 7750 18,2

7657 18,4 9500 13 7750 18,1

7750 18,3 9500 13,8 7750 18,2

7750 18,3 9750 11,6 7754 18,2

7750 18,3 9750 11,5 7806 18,3

8000 17,9 10000 11 8000 17,8

8000 17,9 8000 17,9

8000 17,9 8000 17,9

8250 17,4 8250 17,2

8250 17,4 8250 17,5

8250 17,3 8250 17,2

8500 16,7 8500 16,5

8500 16,8 8500 16,6

8500 16,8 8500 16,7

8750 15,9 8750 15,4

8750 16,1 8750 15,5

8750 16,1 8750 15,4

9000 14,5 9000 15,2

9000 15,1 9000 14,9

9000 15,4 9000 14,7

9250 14,5 9250 14,6

9250 14,4 9250 14,2

9250 14,6 9350 14,3

9500 13,4 9500 13,3

9500 13,1 9500 13,5

9500 13,6 9500 13

9750 12,6 9750 11,1

9750 12,5 9750 11,9

9750 12,8 9750 12,7

10000 10,7 10000 11,7

(74)

4000 11,27 4000 10 4000 8,45

4250 9,79 4000 8,07 4250 8

4250 10,67 4250 12,23 4250 11,63

4250 11,7 4250 9,17 4250 8,22

4500 12,67 4500 14,31 4500 16,19

4500 14,03 4500 15,03 4500 15,05

4500 13,44 4750 15,44 4500 14,37

4750 14,81 4750 15,69 4750 16,59

4750 15,57 5000 16,2 4750 15,8

4750 15,03 5000 16,39 4750 16,11

5000 15,19 5250 16,95 5000 16,89

5000 16,11 5250 16,81 5000 16,47

5000 16,23 5500 17,12 5000 16,78

5250 16,49 5500 17,15 5250 16,95

5250 16,75 5750 17,55 5250 17,02

5250 16,56 5750 17,36 5250 16,93

5500 16,81 6000 17,91 5500 16,86

5500 17,23 6000 17,55 5500 17,11

5500 17,08 6250 17,96 5500 17,11

5750 17,29 6250 17,93 5750 17,26

5750 17,43 6500 18,15 5750 17,17

5750 17,32 6500 18,08 5750 17,32

6000 17,67 6645 18,16 6000 17,49

6000 17,78 6750 18,16 6000 17,63

6000 17,7 6750 18,1 6000 17,63

6250 17,77 6790 18,16 6250 17,79

6250 18,24 7000 17,99 6250 17,92

6250 17,97 7000 17,89 6250 17,97

6490 18,03 7250 17,6 6500 18,7

6500 18,03 7250 17,6 6500 18,12

6500 18,57 7500 17,05 6500 18,03

6500 17,95 7500 17,16 6576 18,07

6543 18,59 7610 17,02 6586 18,12

6750 18,02 7728 16,68 6648 18,15

6750 18,44 7750 16,61 6750 18,02

6750 18,02 7750 16,68 6750 18,03

7000 18,01 8000 15,73 6750 17,91

7000 18,2 8000 15,86 7000 17,97

7000 18,08 8250 14,54 7000 17,93

(75)

7500 17,38 9000 11,56 7500 17,17

7500 17,23 9000 12,02 7500 17,11

7533 17,38 9250 10,76 7591 17,02

7651 17,01 9250 11,13 7750 16,68

7657 17,06 9500 9,64 7750 16,57

7750 16,67 9500 10,29 7750 16,67

7750 16,67 9750 8,39 7754 16,68

7750 16,71 9750 8,31 7806 16,62

8000 15,87 10000 7,77 8000 15,75

8000 15,91 8000 15,85

8000 15,78 8000 15,83

8250 14,87 8250 14,73

8250 14,94 8250 15,01

8250 14,83 8250 14,76

8500 13,92 8500 13,74

8500 13,94 8500 13,85

8500 13,94 8500 13,91

8750 12,87 8750 12,47

8750 13,05 8750 12,55

8750 12,96 8750 12,47

9000 11,41 9000 11,9

9000 11,84 9000 11,7

9000 12,12 9000 11,53

9250 11,1 9250 11,17

9250 11,03 9250 10,84

9250 11,14 9350 10,9

9500 10 9500 9,9

9500 9,73 9500 10,05

9500 10,09 9500 9,65

9750 9,1 9750 8,04

9750 9,03 9750 8,61

9750 9,23 9750 9,18

10000 7,55 10000 8,25

(76)

4250 6,9 4250 7 4000 5,7

4250 8,3 4250 6,6 4250 8

4250 6,9 4250 6,3 4250 6,9

4500 8,9 4500 9,5 4250 9,1

4500 9,2 4500 8,6 4500 9,4

4500 8,9 4500 9,2 4500 9,9

4750 10,5 4750 10 4500 9,3

4750 10,6 4750 9,6 4750 10,9

4750 10,5 4750 9,8 4750 11,1

5000 11,7 5000 10,5 4750 11,1

5000 11,5 5000 10,7 5000 11,7

5000 11,7 5000 10,7 5000 11,9

5250 12,3 5250 11,6 5000 11,9

5250 12,1 5250 11,7 5250 12,7

5250 12,3 5250 11,8 5250 12,6

5500 13 5500 12,5 5250 12,6

5500 12,7 5500 12,4 5500 13,4

55

Gambar

Gambar 2.10 Batang penggerak
Gambar 2.15 Karburator PWK 28
Gambar 2.19 Mainjet
Gambar 2.22 CDI
+7

Referensi

Dokumen terkait

2. Apakah minat wirausaha berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada umkm desa jarak kecamatan plosoklaten kabupaten kediri?. Apakah motivasi berpengaruh

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya Harga saham yang tinggi membuat nilai

DAMPAK FASILITAS KANTOR DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS ATMA JAYA

Merkuri, timbal, dan arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung koenzim metilokoba- lamin akan mengubah logam berat menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang

Aplikasi fisika ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic, sehingga dapat menghasilkan tampilan atau interface yang menarik dan mudah dikuasai atau

Aktivitas katalitik tertinggi dari TS-1 mesopori pada oksidasi Aktivitas katalitik tertinggi dari TS-1 mesopori pada oksidasi fenol diperoleh pada kondisi reaksi : pelarut

Aplikasi ini diharapkan membantu bagian kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kota Palembang dalam mengelolah data pensiun PNS (Pegawai Negeri Sipil)

[r]