• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Dangkal di Wilayah DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Dangkal di Wilayah DKI Jakarta"

Copied!
264
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)

INTRUSI AIR

LAUT

PADA AIR TANAH DANGKAL

DI WILAYAH DIU JAKARTA

OLEH

:

DJIJONO

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(139)

ABSTRAK

DJIJONO. Intrusi Air Laut

Pada

Air Tanah Dangkal di Wilayah DKI Jakarta (Sea Water Intrusion on Shnllow Groundwater at Jakarta and Vicinity). Dibimbing oleh RT-M. SUTAlvlIHARDJA dan PASTON SIDAURUK.

Intrusi air laut merupakan pencemaran air laut pada air tanah dangkal yang disebabkan oLeh terganggunya keseimbangan air tanah di wilayah .tersebut. faktoz yang menyebabkan terganggunya keseimbangan air tanah tersebut adalah lingkungan fisik akibat aktivitas rnanusia atau faktor

alam

Tujuan dari penelitian

ini

adalah memetakan lokasi ah tanah dangkal yang terintrusi air laut dan menelusuri kondisi fisik limgkungan yang air tanah dangkahya terintrusi air laut. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengambilan sampel secara acak pada tiap kecamatan di seluruh wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, kemudian dilakukan analisis kirnia dan isotop

alam

(deuterium dan oksigen-18) terhadap sampel tersebut. Data lingkungan meliputi data geologi, curah hujm eksploitasi air tanah, dan luas wilayah terbangun adalah merupakan data sekunder yang diperoleh dari Pemda DKI dan Badan Pusat Statistik. Berdasar pada hasil analisis kirnia dan isotop dapat diketahui sebaran tingkat keasinan

air

tanah dangkal yang terintrusi air laut dengan metode klasifikasi StuiEzand. Tipe dan dinamika air

tanah

dangkal ditentukan dengan metode diagram Piper dan Stiff. Deuterium dan oksigen-18 digwakan untuk menghitung rasio air tanah yang terintrusi air laut terhadap air tanah dangkal yang t a m .
(140)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul :

INTRUSI AIR LAUT PADA AIR TANAH DANGKAL

DI WILAYAH DKI JAKARTA

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang telah digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 4 April 2002

(141)

INTRUSI AIR LAUT

PADA AIR TANAH DANGKAL

DI VVILAYAH DIU JAKARTA

DJI JON0

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lmgkungan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

(142)

Judul Tesis : Intrusi Air Laut Pada Air Tanah Dangkal di Wilayah DKI Jakarta

Narna : Djijono

NRP : P10500022

Program Studi : Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Menyetujui,

1. Kornisi Pembimbing

.

MSc

Ketua Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi PSL Program Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni. MS

(143)

Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 12 April 1951, m e ~ p a k a n anak bungsu dari pasangan Djosutomo dan Sudiroh. Pendidikan Sarjana Muda ditempuh di Akaderni Ilmu Komputer Jakarta, lulus pada t a b 1982. Pendidikan Sarjana S1 diempuh di Fakultas Ekonorni Universitas Indonesia pada tahun 1995. Berbagai pendidikan non formal telah penulis ikuti, baik di dalam rnaupun luar negeri terutarna dalam bidang hidrologi isotop. Pada tahun 2000 penulis diizinkan mengikuti pendidikan program pascasarjana di Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

(144)

PRAKATA

Penelitian ini dilaksmakan d a b rangka penulisan tesis pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Masalah pokok yang diteliti adalah pencemaran air asin pada air tanah dangkd di wilayah DKI Jakarta. Analisis k i i i a dan isotop alam dilakukan untuk evaluasi dan penarikan kesimpulan. Data lingkungan diperlukan untuk mengevaluasi keterkaitan hubungan ant- daerah yang terkontaminasi air asin dan kondisi lingkungan setempat.

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya tesis h i . Penulis juga mengucapkan penghargaan clan terima kasih yang sangat tulus atas bimbingan dan saran-saran yang diberikan dalam penulisan tesis ini, kepada Bapak Dr. RTM. Sutamihardja, M. Ag, sebagai ketua komisi pembimbing dan Dr. Paston Sidauruk, M. Sc, sebagai anggota kornisi pembimbiig. Kepada Direktur Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, dan Kepala Bidang Sumberdaya Alam dan

Lingkungan, yang telah memberikan ijin, sarana clan fasilitas laboratorium guna melaksanakan penelitian dan penulisan tesis ini, teman-teman di Laboratorium Hidrologi Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN yang tidak &pat saya sebutkan satu persatu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan moril, material serta saran dan diskusi yang sangat berguna. Orang tua, istfi dan anak-

anakku Lingga dan Dita tercinta yang telah sangat membantu clan memberikan dorongan moril selama menjalankan p e n d i d i i di program Pascasarjana IPB

ini.

Semoga tesis ini dapat berguna bagi kaIangan yang membutuhkan informasi terutama yang berkaitan dengan intrusi air laut khususnya di Jakarta, serta wacana

aplikasi isotop alam dalam bidang hidrologi dan lingkungan.

Bogor, April 2002

(145)

DAF'TAR

IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

k

DAFTAR GAME%=

...

x

DAFTAR LAMFIRAN

...

xi

I

.

PENDAHULUAN

...

1

1 . I

.

Latar Belakang

...

1

1.2. Kerangka Pemikiran

...

4

1.3. Tujuan Penelitian

...

9

1.4. Hipotesis

...

10

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Siklus Hidrologi

...

2.2. Air Tanah

...

2.3. Infiltrasi Air Hujan dalam Tanah

...

2.4. Pergerakan Air Tanah

...

2.5. Kualitas Air Tanah

...

2.6. Kimia Air Tanah

...

2.7. Isotop Alam Hidrologi

...

2.8. Kriteria Baku Mutu Air Minurn

...

2.9. Cara Pengambilan Air Tanah

...

2.10. Intrusi Air Laut

...

(146)

111

.

BAHAN NAN METODE PENELITIAN

3.1. Pengarnbilan Sampel Air

...

51

3.2. Bahan Penelitian

...

5 2

3.3. Peralatan Penelitiap

...

54

3.4. Metode Evaluasi dan Interpretasi Data

...

54

IV

.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kandungan Klorida dan DHL

...

4.2. Elevasi Permukaan Air Tanah

...

4.3. Diagram Piper

...

4.4. Diagram Stiff

...

4.5. Deuterium

dan

Oksigen-18 (Hidroisotop)

...

...

4.6. Kondisi Lingkungan

4.6.1. Jenis Tanah

dan

Batuan

...

...

4.6.2. Jarak Air Tanah Tercernar Air Asin dari Garis Pantai

4.6.3. Jumlah Penggunaan Sumur Bor

...

4.6.4. Luas Wilayah Terbangun

...

4.6.5. Curah Hujan

...

...

V

.

KESIMPULAN DAN SARAN
(147)

DAFTAR

TABEL

Halaman

1

.

Klasifikasi tingkat keasinan air tanah menurut SNifiand I988

...

54

2

.

Hasil analisis klorida dan daya hantar listrik (DHL)

...

59

3

.

Hasil analisis kimia air tanah dangkal DKI Jakarta

...

68 4

.

Tipe air tanah dangkal DKI Jakarta hasil analisis dengan diagram Stiff

..

7 1

5

.

Data hasil analisis deuterium dan oksigen- 18 air hujan

...

73

6

.

Data rata-rata tertimbang D dan "0 air hujan Jakarta tahun 2001

...

74 7

.

Sumber air bersih penduduk Jakarta untuk mandi, cuci clan minum

...

85

8

.

Sumber air minum penduduk Jakarta

...

85

9

.

Luas wilayah terbangun DKI Jakarta tahun 2000

...

8 6
(148)

DAFTAR GAMBAR

1

.

Kerangka pemikiran penentuan dinamika pencemaran air tanah oleh air laut dengan teknologi hidrokimia dan isotop ahm

...

8 2

.

Skematik dkgramn siklus hidrologi

...

12 3

.

Keseimbangan hubungan antara air tawar dan intrusi air laut di daerah pantai

dengan asumsi batuan homogen (Badon.Ghyben.Herzberg

.

1901)

...

38 4

.

Lokasi penelitian

...

41 5

.

Peta Geologi DKI Jakarta dan sekitamya

...

44 6

.

Sistem akuifer DKI Jakarta dan s e k i i y a

...

50

...

7

.

Peta lokasi pengambilan sampel dan stasiun curah hujan 53 8

.

Kontur sebaran klorida pada air tanah dangkal DKI Jakarta

...

61 9

.

Kontur sebaran daya hantar listrik pada air tanah dangkal DKI Jakarta

...

62

10

.

Kontur elevasi permukaan air tanah dangkal DKI Jakarta

...

64
(149)

DAPTAR

LAMPIRAN

1. Tabel garis regresi linear hubungan antara oksigen-18 (x), dan deuterium (Y) air tanah dangkal dan

air

hujan DKI Jakarta

dan

sekitarnya

...

2. Tabel garis regresi linear hubungan antara kandungan klorida (y)

dan

oksigen- 18 (x)

...

3. Tabel garis regresi linear hubungan antara kandungan klorida (y) dan jarak dari garis pantai (x)

...

4. Tabel garis regresi linear antara rata-rata kandungan klorida (y) dan

rata-rata curah hujan (x)

...

5. Tabel garis regresi linear hubungan antara rata-rata kandungan klorida

...

(y) dan rata-rata luas wilayah terbangun (x)

6. Tabel garis regresi linear hubungan antara rata-rata kandungan klorida

...

(y) dan rata-rata penggunaan swmber air bersih (x)

...

7. Diagram Stiffair tanah dangkal DIU Jakarta d m sekitarnya

8. Prosedur analisis deuterium dengan menggunakan spektrome- meter lnassa

...

9. Prosedur analisis oksigen-18 dengan menggmakan spektrometer

massa

...

1 1 . Daftar persyaratan kualitas air minum berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 4 16/MEFKES/PER/IX/l990, tanggal 3 September 1990, tentang Syarat-syarat d m pengawasan kualitas air

...

12. D a k persyaratan kualitas air bersih berdasarkan pada Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, tanggal 3

.

(150)

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumberdaya d a m utama &lam kehidupan m u s i a , hewan dan tumbuhan. Pada masa yang akan datang kebutuhan air akan semakin rneningkat seiring dengan perturnbuhan penduduk, kebutuhan air perkapita akan sernakin rneningkat sesuai perkembangan sosial budaya masyarakat. Sementara persediaan sumberdaya air adalah terbatas dan tersebar tidak merata &lam ruang dan waktu akibat perbedaan iklim, kondisi geologi dan penggunaan lahan. Penggunaan air yang tidak terarah dapat rnenyebabkan pencemaran air tanah perrnukaan dan mengurangi daya dukung air tanah sebagai salah satu sumberdaya utama bagi kehidupan.

Diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi atau terpadu untuk menghindari resiko kelangkaan air bagi kehidupan sekarang maupun generasi berikut. Pengelolaan sumberdaya air terrnasuk tataguna lahan yang tepat merupakan tantangan manusia agar setiap generasi dapat mewariskan sumberdaya air yang mencukupi baik kualitas maupun kuantitas kepada generasi berikutnya.

(151)

penggunaan sumberdaya air. Penggunaan tata guna lakan yang tidak tepat &pat mengurangi resapan air tanah yang dipasok oleh air hujan. Gangguan perubahan rnasukan dan keluaran air tanah tersebut &pat menyebabkan penurunan muka air tanah,

dan

pada akhirnya t e a d i intrusi air laut (Todd, 1980).

Berbagai macam bahan kontaminan ditemukan dalam air tanah dan air

permukaan. Pengelolaan sistem d r a b pada herah perkotaan tidak &pat mengikuti derasnya kontarninan yang mengancam kualitas air tanah dangkal. Makin berat tekanan kontaminan terhadap kualitas air tanah rnaka semakin kecil kemungkinan penggunaan air tanah untuk keperluan rumah tangga tanpa pengolahan dengan teknologi yang semakin rumit dan mahal. Biaya rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan air semakin tinggi, dan ini merupakan salah satu bentuk eksternalitas yang h a m ditanggung oleh setiap rumah tangga akibat aktivitas manusia yang tidak serasi dalam pengelolaan tata guna air.

(152)

peneluswan tentang kondisi lingk~mgan dan kualitas air tanah serta -or-faktor yang dapat mempengaruhinya secara cermat. Intrusi air laut

adalah

salah satu penyebab te rjadinya penurunan kualitas air tanah.

Menurut hasii sensus, penduduk Jakarta pada tahun 2000 berjumlah

8.384.853 orang. Berdasarkan kriteria kebutuhan air bersih untuk daerah perkotaan pada negara berkembang sebesar 1 SO - 200 l/kapita/bari, maka kebutuhan air bersih untuk penduduk DKI Jakarta adalah antara 1,2S

-

1,65 juta m3/hari. Berdasarkan data yang ada, PAM Jaya pada tahun 2000 memproduksi air bersih sebanyak 228,3

juta m3 atau rata-rata 634 ribu m3 Mi. Dengan demikian sekitar 38-50 % dari kebutuhan air bersih penduduk DKI Jakarta dapat dipenuhi oleh PAM Jaya

Sedangkan kekurangannya antara 62-50 O h d i i b i I dari air tanah dangkal dan

(153)

pihak telah terjadi peningkatan penggunaan sumur bor di wilayah DKI Jakarta. Dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000 jumlah sumur bor yang terdaftar di Jakarta meningkat dari 2640 menjadi 3440, atau terjadi peningkatan rata-rata s e k i 3%/tahun (DGTL, 2000).

Dari penelitian-penelitian sebelumnya diketabui bahwa eksploitasi air tanah

dangkal di DKI Jakarta menyebabkan penurunan muka air

tanah

dangkal sampai di bawah permukaan air laut. Kondisi ini dapat menyebabkan intrusi air laut ke dalarn air tanah dangkal, menyebabkan air tanah berubah rasa, dari tawar menjadi payau atau asin. Untuk rnengantisipasi agar tidak terjadi kondisi lingkungan yang lebii buruk lagi, maka diperlukan upaya pengendalian terhadap eksploitasi sumberdaya air tanah dan p e m b i i liigkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung

(Makarim, 1 994).

1.2. Kerangka Pemikiran

(154)

Tanpa adanya penceman, air tanah dangkal merupakan sumber air bersih yang mempunyai kualitas terjamin. Sehingga kebiasaan menggunakan sumur untuk sum& air bersih mash berlangsung sampai sekarang dan bahkan ada kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Tetapi kenyataan menunjukkan lain, dari beberapa penelitian terdahulu diketahui bahwa air tanah dangkal di wilayah perkotaan tidak bebas sama sekali dari kontaminan. Beberapa parameter liigkungan menunjukkan adanya tingkat pencemaran yang kritis untuk air minum. Mekanisme masuknya bahan kontaminan ke dalam air tanah dangkal melalui infiltrasi dan dispersi ke dalam akuifer, kemudian menyebar searah aliran air tanah.

Intrusi air laut ke dalam lapisan air tanah dangkal adalah salah satu bentuk pencemaran air asin ke dalarn lapisan air tanah dangkal. Air tanah yang terintrusi air

ash ini mempunyai rasa yang payau atau bahkan asin, sehingga tidak dapat diminum wafaupun melewati proses pengolahan sekalipun. Lapisan air tanah yang sudah terlanjur terintrusi air asin sangat sulit dibersihkan sampai menjadi tawar, bahkan hampir tidak mungkin sarna sekali. Kalaupun dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi yang sangat mahal (Domenico, 1990).

(155)

berkepentingan untuk mengelola sumberdaya air dan lingkungan. Batas wilayah yang air tanahnya tercemar air asin serta tingkat keasinan tiap wilayah perlu dikaji secara cerrnat agar dapat dipastikan Mctor lingkungan apa saja yang mempengaruhinya.

Air hujan merupakan sumber masukan dari air tanah pada suatu wilayah. Sistem cadangan sumberdaya air tanah yang berasal dari air hujan dipengaruhi oleh

s t r u k t u r geologi, geomorfologi, dan hidrologi daerah setempat. Struktur tersebut akan menentukan jurnlah dan kualitas cadangan air tanah suatu wilayah. Keseirnbangan sistem air

tanah

yang dilandasi oleh struktur tersebut &pat terganggu oleh aktivitas manusia, akibat dari kegiatan rumah tangga, industri, dan tataguna lahan. Terganggunya keseimbangan &bat aktivitas manusia tersebut mengakibatkan kuantitas dan kualitas air tanah menurun (Appelo dan Postma, 1996).

Dengan metode analisis hidrokimia kualitas air tanah &pat diketahui dan dibandingkan dengan standar baku mutu air untuk menentukan tingkat pencemaran lingkungan, selanjutnya dijadikan dasar program perbaikan lingkungan. Teknologi isotop a h digunskan untuk melengkapi kesenjangan informasi tentang penentuan daerah resapan akuifer dalam yang dengan telcnologi lain sangat sulit dilakukan. Teknologi ini juga menjawab dinamika aliran air tanah dan intrusi air laut ke lapisan akuifer.

(156)

menjadi konflik antara aktifitas ekonomi clan usaha pelestarian lingkungan yang seharusnya &pat dihjndari demi kepentingan rakyat banyak yang sangat membutuhkan sumberdaya air tanah Peraturan dan kebijakan pemerintah hams tertuang dalam program perbaikan lingkungan yang mengarah kepada per-

lcualitas dan kuantitas airtanah. Diagram du kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1.

Dengan alasan dan pemikiran yang dibahas di atas dapat diimuskan rnasalah-masalah yang perlu mendapatkan perhatian di dalarn penelitian ini antara lain :

1. Bagahanakah tingkat kualitas air tanah dangkal yang ada di wilayah penelitian.

2. Wilayah mana saja yang air tanahnya tercemar air asin sehingga tidak layak untuk air minum.

3. Faktor-%or lingkungan fisik apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya pencemaran air asin.

(157)

ada kaitannya dengan poIa d idan kriteria serta mekanisme pergerakan aliran

bahan konta ' air asin.

Gambar 1 . Kerangka pemikiuan penentuan dinamika pencemaran air tanah oleh air laut

dengan teknologi hidrokimia, isotop a h : deuterium, oksigen- 18

Setiap wilayah peneLitian mempunyai karakteristik kondisi lingkungan yang

berbeda yang diperkirakan ikut memberikan andil &lam menambah tekanan

[image:157.536.104.456.126.408.2]
(158)

melalui mekanisme intiltrasi dan dispersi rnaka kondisi geologi dan iklim ikut memberikan pengaruh pada proses terjadinya pencemaran air asin.

Di dalam penelitian ini diasumsikan bahwa bahan pencemaran air asin adalah berasal dari air laut melalui intrusi (penerobosan) air laut ke &lam lapisan air tanah dangkal, sehingga air tanah dangkal terkontaminasi menjdi payau dan asin.

Walaupun terdapat bahan kontaminan lain selain air laut yang dapat meningkatkan kandungan garam dan menyebabkan air tanah berasa payau d m asin, tetapi konsentrasinya sangat kecil. Mekanisme selain penerobosan air laut secara horisontaI dari laut ke daratan bukan m e ~ p a k a n intrusi air laut tetapi ITIeNpZIkaII kontaminasi air asin pada air tanah dangkal akibat infiltrasi dan dispersi secara v e r t W melalui bekas-bekas sumur gali atau sumur bor yang sudah tidak dipergunakan dan tercemar oleh air pasang dari badan-badan air seperti sungai dan rawa (Haryadi, 1996).

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dimmuskan di dalarn penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memetakan lokasi air tanah dangkal yang terintrusi air laut di wiiayah DKI Jakarta.

(159)

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini rnemberikan informasi mengenai wihyah air tanah dangkal yang terintrusi air laut di DKI Jakarta dan keadaan kondisi fisik lingkungannya, yang dapat dijadiian dasar pengambilan keputusan bagi pihak pengelola sumberdaya alam dalam membuat kebijakan.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sumbangan terhadap wacana pengembangan ilmu pengetahwin, khususnya penggunaan teknologi isotop alam dalarn penentuan intrusi air laut dan pengelolaan lingkungan hidup.

1.4. Hipotesis

I . Air tanah dangkal di daerah Jakarta bagian utara telah terintrusi air laut.

(160)

11.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidrologi

(161)
[image:161.536.64.477.58.535.2]

Gambar 2. Skematik diagram siklus hidrologi *

-

I

v

Kondensasi

Evaporasi / Evapo- ranspirasi

Evaporasi / Evapo-

mnsnirasi

A l'resipitasi

*

P

Badan Air :

Laut, wad& dl1

-

Aliran permukaan

A

Air t a n a l h Aliran keluar

I

(162)

-2.2. Air Tanah

Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam

ruang-ruang antma butir-butir tanah dan di dalam retak-retak batuan. Lapisan tanah yang telah jenuh dengan air tanah dapat diitakan sebagai lapisan pengandung air atau sering disebut dengan lapisan akuifer (aquifer). Apabila permukaan air tanah ini bersifat bebas tanpa dibatasi oleh lapisan tanah yang kedap air (impermeable) di bagian atasnya maka lapisan tersebut merupakan aknifer bebas (unconfined aquifer). Bagian dasar lapisan a k u i ini bersifat kedap air dan terdapat pada bagian lapisan tanah yang jenuh air. Apabila yang mendasari lapisan ini merupakan Iapisan yang tidak jenuh air maka lapisan air tanah tersebut merupakan lapisan akuifier turnpang.

Sumber utama dari air tanah adalah air hujan yang masuk ke dalarn tanah

atau rnelalui badan air seperti sungai kemudian mengalami proses perkolasi menuju akuii. Air yang mengalami proses infiltrasi masuk ke dalam tanah

akan

meningkatkan kelembaban tanah

dan

sesudah ~nelampaui kapasitas jenuh rnaka air akan bergerak vertikal rnasuk ke dalam lapisan air tanah oleh pengaruh grafitasi. Akuifer merupakan lapisan pembawa air yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air. Batuan akuifer rnempunyai sifat permeabel, terbent.uk dari batuan sedirnen, belurn mengalami konsolidasi bertekstur kasar seperti pasir

dan

batuan sedirnen lain yang febih kasar dari itu (Bowner, 1978).

Gerakan air tanah pada lapisan a k u i i mengikuti hukurn Darcy sebagai berikut :

(163)

Q = debit air yang mengalir melalui potongan melintang tanah seluas A cm2 A = penampang dari saluran air

k = koefisien konduktiitas

I = gradien potensial kapiler dan gradien grafitasi.

Jiia potensial kapiler dinyatakan dalam tekanan air h c m , maka gradien potensial akan sesuai dengan jarak 1 cm akan menjadi WZ. D e m i k h juga jika be& elevasi antara kedua ujung pada jarak 1 cm itu s a m a dengan z, maka gradien grafitasi menjadi zfl.

Maka I =

WI

2 z4 = (h

+/-

z)/Z

Pada aliran yang menurun maka I = (71

+

z)/I Sedangkan pada aliran yang naik maka I = (TI - z)/I

Besaran k (koefisien konduktifitas) tergantung kepada macam

tanah,

kebmbaban tanah dan tegangan kapiler tanah, yang menumt Richards antara lempung, liat dan pasir mempunyai besaran koefisien konduktifitas yang berbeda- beda (Suyono dan Takeda, 1979), dimana

k

= W p p .

Lapisan tanah yang berada diantara permukaan tanah dan permukaan air tanah pada akuifer bebas merupakan lapisan tanah yang tidak jenuh air (unsaturated zone). Jenis, tekstur dan struktur tanah pada lapisan ini ikut menentukan bahan-bahan terlarut dari air tanah yang melewatinya dan sekaligus berhngsi sebagai filter. Sifat dan kimia lapisan tanah ini juga menentukan kualitas air tanah terutama pada lapisan

(164)

Sumber air tanah selain air hujan dapat berasal dari &lam bumi sendiri

meskipun dalam jumlah yang relatif kecil. Sumber tersebut meliputi: (1) connate water atau kantong air yang terperangkap dalarn lapisan tanah dan te jadi pada saat proses pengenhpan; (2) air metamorfik m e ~ p a k a n air yang keluar pada saat batuan mengalami proses metarnorfose; kedua jenis air tersebut diatas disebut air rejuvenil atau rejwened water; (3) air magma atau plutonik yaitu merupakan air juvenil yang berasal dari aktivitas magma; (4) air meteorik yang berasal dari atmosfir dan dapat mencapai lapisan jenuh secara langsung dan tidak langsung; (5) serta air marin yang berasal dari laut menerobos masuk ke dalam akuifer (Tood, 1980).

2.3. Infiltrasi Air Hujan dalarn Tanah

Roses masuknya air hujan dari perrnukaan tanah ke &lam bumi sampai ke lapisan akuifer disebut infiltrasi. Pengertian ini menyatakan bahwa infiltrasi terbatas pada proses masuknya air permukaan sampai lapisan akuifkr. Selanjutnya gerakan air pada lapisan akuifer disebut perkolasi (Bouwer, 1979).

(165)

daerah yang elevasinya lebih rendah dan masuk ke &lam badan-badan air seperti sungai, danau dan sebagainya. Tetapi pada daerah yang dilewati kemunglcinan melaui tanah yang mempunyai kapasitas infiitrasi yang lebih besar sehingga terinfiltrasi rnasuk ke dalarn lapisan tanah, demikian seterusnya sampai air limpasan tersebut masuk ke laut (Fetter, 1988).

-

Laju infiltrasi tertinggi terjadi pada lapisan tanah yang paling atas karena

kelembaban tanah yang relatif kering dan kecepatan infiltrasinya akan semakin menurun pada lapisan

tanah

yang semakii lembab di bagian bawah. Lapisan aerasi ini semakin meiuas ke arah lapisan tanah di bagian bawah. Pada lapisan t dyang sudah jenuh maka kecepatan infiltrasi menjadi stabil, misalnya lapisan tanah pa& dasar sungai atau danau. Suatu wilayah yang pada permukaan tanahnya terjadi infiltrasi dan lansung masuk ke dalam lapisan air

tanah

dalam disebut suatu daerah resapan (recharge area). Pada akuifer bebas, daerah resapannya meliputi seluruh permukaan tanah yang ada di atasnya. Pada lapisan akuifer dalam, luas daerah resapannya lebih sempit dan terletak pada elevasi yang lebih tinggi (Hoefk, 1980).
(166)

Lapisan tanah yang terdapat di atas lapisan permdcaan air tanah merupakan lapisan yang tidak saturasi (unsaturated zone). Berbagai mekanisme f i s h dan kimia tejadi pada lapisan ini sehingga &pat menghambat bahan-bahan yang terlarvt maupun partikel yang ada &lam air merupakan sifkt adsorbsi oleh partikel-partikel

tanah baik sifat ion& maupun koloidal. Pada lapisan tanah yang semi permeabel

material tanah mempunyai tekstur yang halus dapori-pori antar partikel tanah sangat kecil, sehingga air dan bahan yang terlarut tidak bebas melewatinya. Lapisan

tanah

yang berstruktur halus ini mempunyai sifat penyaring air yang sangat halus (ultra f&asi), penyaring aktif, dan selektor ionik sehingga memungkinkan terjadiiya tekanan osmotik dan perbedaan potensial listrik dalam lapisan tanah. Impermeabilitas lapisan tanah yang ditentukan oleh porositas antar partikel ditarnbah

dengan sifat ionik dan koloidal ini b e r b g s i sebagai penyaring air tanah atau berfimgsi sebagai purifikasi (Appelo dan Postma, 1996).

2.4. Pergerakan Air Tanah

Secara umum yang disebut dispersi air tanah adalah mekanisme pergerakan bahan-bahan material yang terkandung di dalam air pada suatu medium yang

(167)

sama membentuk konus terbuka searah aliran air

tanah.

Besar kecilnya sudut konus ditentukan oleh ukuran but- tanah dan partikel yang mengalami diipersi

(Stum

dan Morgan, 1970).

Dispersi kimia fisik adalah proses difusi molekuler pada air tanah yang mempunyai perbedaan gradien konsentrasi molekuler. Apabila tidak terdapat penganrh lain, maka sebaran konsentrasi akan berbentuk normal. Makin jauh *i titik sumber dispersan maka konsentrasi dispersan akan semakin mengecil sampai akhirnya seluruh konsentrasi mengandung dispersan. Jarak tersebut dapat dikatakan sebagai kapasitas dispersi. Pengertian ini hanya terbatas pada medium air yang tidak terdapat pengaruh mekanis dalam aliran air tanah. Jarak pencapaian dispersan dipengaruhi oleh waktu, konsentrasi awal bahan dispersan, tekanan dan kecepatan aliran air tanah.

Bahan-bahan dispersan yang masuk ke dalam sistem lapisan akuifer yang tidak terdapat secara alarni pada air

tanah

tersebut diitakan sebagai bahan kontaminan Bahan kontaminan yang dapat mempengaruhi sistem kehidupan pada lingkungan air tanah baik secara kimia, fisika, atau sebaran organisme, dikategorikan sebagai bahan pencemar lingkungan hidup. Bahan pencemar ini &pat berasal dari alam maupun aktivitas kegiatan m u s i a (h4amhm, 1994).

2.5. Kualitas Air Tanah

Salah

satu m a d k t air air bagi kehidupan manusia adalah untuk mernenuhi
(168)

kualitas air tanah yang berbeda satu sama lain. Kualitas

air tanah

adalah kondisi fisik kimia air tanah yang digambarkan oleh parameter fisik, kimia dan biologi dari air tanah tersebut yang dikaitkan dengan kualitas hidup. Istilah lain ymg digunakan adalah mutu air tanah, yaitu kualitas air tanah yang digunakan bagi peruntukan tertentu. Penentuan kualitas air tanah didasarkan pada parameter konsentrasi zat kimia yang terkandung di dalarrmya. Air tanah merupakan bahan pelarut dari unsur- unsur atau senyawa kirnia yang terlarut di dalarnnya. Secara m u m kualitas air tanah dapat d i u k ~ ~ dengan analisis kimia fisik dan biologi (Odum, 197 1).

Kualhs air tergantung pada perpaduan antara air yang masuk ke dalam tanah, batuan yang diiewati, dan pada akhirnya mencapai lapisan air tanah yang

ada

dalam a k u i . Dengan kata lain kualitas air tanah ditentukan oleh material yang dilewatinya yaitu jenis tanah dan batuan, macam aliran, dan proses perubahan fisik k i i maupun biologi air. Konsentrasi material yang terlarut d a b air tanah dapat meningkat atau turun sejalan dengan pergerakan air dalam siklus hidrologi. Jadi kualitas air tanah ditentukan oleh lingkungan yang mempengaruhi selama dalam pe rjdanannya (Waite, 1984). Faktor-falctor lingkungan yang mempengaruhi tersebut diantaranya adalah :

1. Faktor iklim, yaitu meliputi curah hujan, temperatur, tekanan, dan kelembaban udara. Air hujan melarutkan unsur-unsur kimia yang

ada

di atmosfk seperti Oz,
(169)

2. Faktor litologi tanah dan bat- merupakan sumber mineral yang terlarut di dalam air tanah. Batuan beku seperti batuan v u b i k tidak mudah larut dalam air, tetapi melarutkan sedikit silika. Batuan sedimen umumnya melarutnan kalsium, sodium, sulfat

dan

bikatbonat.

3. Kandungan karbon dioksida dan oksien l e b i banyak dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan transpirasi dari tanaman

4. Waktu tinggal (residence time) air, ikut menentukan jumlah konsentrasi mineral yang terlarut. Makin lama air tersebut tinggal &lam batuan tertentu maka semakin besar mineral tersebut terlarut dalam air.

Kualitas air

tanah

berbeda pada dirnensi dan waktu dimana air tanah tersebut berada Pada liigkungan perkotaan yang padat penduduknya, pada lingkungan industri, dan pada daerah pegunungan yang tidak tercemar lindi air limbah akan mempunyai kualitas yang tidak sama. Musim penghujan d m kernarau dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi unsur-unsur tertentu yang terlarut dalam air. Bahkan dalam waktu yang singkat dapat terjadi perubahan tingkat konsentrasi w u r - unsur tertentu (Wuryadi, 198 1).

2.6. Kimia Air Tanah

(170)

akuiier tertentu pada lokasi yang sama akan sangat mungkin mempunyai jenis unsur dan senyawa kirnia yang sama T i e dari air tanah didasarkan pada unsur-unsur mayor kation yang ada dalam air tanah tersebut yakni Mg,

Ca,

Na, clan K. Sedan&an unsur anion meliputi Cl, S O c HC03, dan COs. Tipe air tanah didasarkan atas k l a s i f i i Stui&and, trililier Piper, clan diagram Stiff (Appelo clan Postma, 1996).

Secara ahmi air hujan mempunyai tingkat kernasaman &man pH sekitar 5,6

yang disebabkan oleh terlarutnya karbon dioksida dalam udara. Kepadatan lalu lintas dan daerah industri menyumbangkan pencemaran karbon dioksida terbesar dalam udara clan dapat menyebabkan penurunan kua- hujan di lokasi tersebut. Para peneliti menemukan bahwa jumlah curah hujan mempunyai korelasi yang signifrkan dengan pH, DHL, dan anion kation air hujan. Sernakin besar jurnlah curah hujan semakin rendah tingkat keasaman, DHL, serta anion dan kationnya.

Faktor-&&tor yang mempengaruhi kualitas air hujan secara urnum adalah sumber uap air dan inateri yang terkandung dalam atmasfer baik gas maupun debu. Materi gas terdiri atas NO*, C02, dan 02. h4aterj padat antara lain debu clan asap

terdii atas partikel-partikel garam, beberapa spora j a m dan bakteri. Partikel tersebut mengikat uap air dan pada temperatur tertentu kemudian terjadi kondensasi partikel-partikel tersebut dan jatuh ke bumi sebagai air hujan (Manahan, 1994).

.

(171)

menghasillcan polutan sulfat dan nitrat. Semakin kompoleks kehidupan di atas bumi akan semakin banyak bahan polutan yang mencemari atmosfer bum< clan kualitas air hujan akan semakin menurun Reaksi kimia yang tejadi antar rnateri di atmosfir diebabkan oleh adanya katalis beberapa unsur logam, sinar matahari dan sinar ultra violet (Manafian, 1994).

(172)

Di daerah pantai air t-ya sering tercemar oleh air laut yang menerobos mas& ke dalam lapian air tanah. Intrusi air hut dapat menyebabkan perubahan komposisi kimia pada air tanah. Reaksi yang terjadi dapat berupa reaksi sulfat, karbon, kalsium, natrium, atau asam-asam lemah yang lain. Prosesnya k e m u n g k i i berupa pelarutan atau pengendapan. Pada suatu daerah yang terintrusi air laut terjadi proses kontaminasi air laut terhadap lapisan air tanah. Indikator terbdap terjadinya intrusi air laut pada air tanah yang urnum dipergunakan adalah peningkatan konsentrasi klorida dalam air tanah, dan daya hantar listrik (DHL). Indikator lain adalah ion bikarbonat, yang pada umumnya mempunyai konsentrasi tinggi pada air

(173)

2.7. Isotop Alam Air Tanah

Isotop alam adalah isotop yang secara damiah terdapat di alam, atau keberadaannya disebabkan oleh adanya peristiwa-peristiwa yang te jadi di alam. Dalam kaitannya dengan riset intrusi air laut ini maka isotop

alam

yang dimalcsudkan adalah isotop dari atom penyusun molekul air (H20) yang terdiri atas isotop deuterium (HZ) dan oksigen-18 ('80). Dengan kedua jenk isotop air i@ maka

berapa fenomena hidrologis sistem hidrologi air tanah dapat diungkapkan, antara lain mekanisme intrusi air laut

dan

asal usul air tanah (IAEA-TRS 210, 198 1).

Deuterium. Ada tiga jenis isotop hidrogen yang ada di d a m diantaranya adalah hidrogen yang bermasa satu ('H), isotop dengan masa dua yaitu deuterium

('H),

dan

isotop hidrogen bermasa tiga yaitu tritium ( 3 ~ ) . Ketiga jenis isotop tersebut &pat membentuk senyawa molekul air (HzO). Besarnya kelimpahan atom 'H terhadap 'H di alam adalah berkisar antara (l,5 - 2) 1

o4

.

Oksigen-18. Di alam terdapat tiga jenis isotop oksigen yaitu isotop oksigen dengan masa 16 (160), isotop oksigen dengan rnasa 17 (170), dan oksigen dengan masa 18 ("0). Kelimpahan atom "0 clan ''0 terhadap '"0 masing-masing ada&

1/10.000 dan 1/1.250.

Berbagai kemungkinan komposisi hidrogen dan oksigen di dalarn molekul air

adalah HZ'"O, H2H160, z~2160, H2170, H2H170, 2 ~ 2 1 7 0 , ~ ~H*H'~O, ~ dan ~ 0 ,

(174)

harga selisih relatif terhadap standar, yaitu Standard Mean Ocean Water (SMOW). Nilai kandungan isotop alam dinyatakan dalam hubungan :

Rs - Rst

6 = x lo00 o / 00

Rst

dimana nilai kandungan rasio isotop relatif 6 (delta) dinyatakan dalam satuan permil, Rs a d a h rasio isotop 'HA3 ittau 180/160 dari -pel dan Rst adalah rasio isotop

2~~ dan '80/160 daxi standar. Nilai delta yang positip menunjukkan kandungan

isotop berat suatu sampel lebih besar dari standar (enriched). Sedangkan delta dengan nilai negatif menunjukkan bahwa sampel tersebut mempunyai komposisi isotop berat yang lebih kecil dari standar (depleted).

Fraksnasi Isotop. Fraksinasi isotop dapat terjadi apabila suatu sampel yang memiliii N molekul isotop ringan dan Ni molekul isotop berat mengalami proses penguapan dan mengakibatkan perubahan komposisi molekul isotop ringan menjadi N* dan isotp berat menjadi Ni*. Apabila komposisi isotop Ni/N tidak sarna dengan Ni*M*, maka sampel tersebut telah mengalami proses fraksinasi isotop. Di dalam sampel air, yang dimaksud dengan NVN tidak lain adalah molekul H2180/ H2160 untuk oksigen dan H ~ H ' ~ O / H2160 untuk hidrogen.

Penyebab utama terjadinya proses hksinasi dalam penguapan, pertama

adalah perbedaan berat molekul dari senyawa air yang mengandung isotop berat dan yang mengandung isotop ringan. Penyebab lain adalah perbedaan difusitas antara

2 16

molekul HzO, H H 0 , dan ~ 2 ~Di &lam proses penguapan, masa air menerima ~ 0 .

(175)

masa air dengan kecepatan yang berbeda. M a k i kecil berat molekulnya

,

maka s e m a k i cepat molekul air tersebut meninggallcan masa sampel air. Pada suhu rendah, energi kinetik dari molekul air juga rendah sehingga kecepatan menguap juga rendah. Ada kemmgkinan molekul yang menguap akan terkondensasi kembaii ke permukaan -pel air. Tetapi pada suhu yang tinggi energi panas yang diterima oleh masing-masing molekul air juga tinggi, sehingga masing-masing molekul mempunyai kesempatan sama untuk meninggalkan fiise cair. Faktor fiaksinasi atau

koefisien eaksinasi isotop d a m (a) merupakan fimgsi dari suhu yaitu rasio uap/ rasio cair, pada deuterium clan oksigen-18 (Hoefs, 1980).

(176)

dari sampel air hujan pada wifayah tertentu disebut local meteorik water line. Sedangkan untuk seluruh dunia disebut global meteorik water line dengan persamaan 6 'H = 8 6

'80

+

10 (IAEA-TRS 206, 198 1).

2.8. Kriteria Baku Mutu Air Minum

Air yang dipergunakan untuk memenuhi peruntukan tertentu memerlukan persyaratan tertentu agar penggunaannya tidak menimbullcan akibat yang tidak diinginkan. Peruntukan air rninum bagi penduduk menuntut persyaratan yang tertinggi karena menyangkut kehidupan manusia secara langsung tanpa peluang terjadinya penguraian atau pengurangan kadar bahan yang membahayakan dan tanpa peluang untuk menambah bahan yang dibutuhkan.

Bahan-bahan yang terkandung di dalam air minum d i i a p k a n mengandung ukuran yang cukup bagi bahan yang dibutuhkan dan mengandung ukuran yang sekecil mungkii bagi bahan yang membahayakan kehidupan rnanusia. Oleh karena itu dalam hal kriteria ukuran maka ditentukan ukuran maksimum bagi pembatasan bahan yang membahayakan dan ukuran minimum bagi bahan yang tidak dibutuhkan atau diajukan ukuran minimum clan maksimum bagi bahan yang dibutuhkan sampai pada kadar tertentu. Kurang dari minimum akan mengalami defisiensi dan lebih dari maksimum akan mengalami toksisitas (Waite, 1984).

(177)

dimengerti kalau kemudian dari berbagai parameter yang diajukan untuk suatu peruntukan tertentu terdapat perbedaan antara satu peratman dengan peraturan yang lain, mengingat kernungkinan bentuk tangapan yang berbeda antara kelompok rnanusia di suatu tempat dengan tempat lainnya.

Kedua rnacam kriteria tersebut yaitu kriteria macam dan ukuran parameter kualitas air dapat dikatakan sebagai pembatas peruntukan pada tiap surnberdaya air yang ada. Apabila ini diabaikan apalagi dilewati, maka kemungkinan dapat terjadi akibat yang tidak diinginkan. Ada dua macam akibat yang &pat terjadi kalau kendala tersebut diewati, yaitu akibat yang segera tamp& (akut) dan akibat yang penampakannya bejalan &lam waktu yang lama (kronis) (Fergusson, 1991).

Dengan mernperhatikan kemungkinan timbulnya akibat yang akut maupun

yang kronis tersebut, mendorong diadakannya aturan-aturan yang memberi batas aman bagi penggunaan suatu sumber air bagi peruntukan tertentu. Aturan yang

-

dibuat dimaksud untuk memberikan batasan macam parameter yang perlu

diperhatikan berikut ukuran yang dapat diterima, apabila air dari suatu sumber akan digunakan langsung bagi suatu peruntukan tanpa pengolahan. Pengolahan air bagi peruntukan tertentu dengan demikian diarahkan untuk tercapainya kriteria ukuran yang ditetapkan di dalam aturan tersebut.

(178)

mempergunakan suatu kisaran (range). Oleh karena itu wajar kalau suatu aturan kelak akan muncul dengan dua macam kriteria : yang dianjurkan (suggested) dan yang diperbolehkan. Kriteria "yang dianjurkan" dekat sekali dengan ukuran ideal, sedang kriteria "yang diperbolehkan" ditetapkan dengan sangat memperhatikan kenyataan-kenyataan lingkungan yang ada dengan demikian a k a lebii mudah untuk dilaksanakan.

Di Indonesia dewasa ini yang dipergunakan sebagai dasar aturan yang menyangkut peruntukan air-rninum adalah Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 41 6/MENKES/PER/IX/l990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Dari peraturan ini diajukan macam-macam parameter menyangkut parameter fisika, kimia, radioaktivitas dan mikrobiologi. Peraturan hi mempergunakan juga dua macam kriteria batas yaitu minimal dan maksimal yang diperbolehkan dan dengan demikian memberi peluang bagi penyesuaian terhadap keadaan Indonesia.

Penetapan kriterk lcualitas air-minum, baik kriteria p m t e m y a maupun ukurannya, memerlukan rangkaian penelitian yang cukup lama dan meliputi beberapa tahap penelitian yang tidak mudah dan memerlukan paduan beberapa disiplin kegiatan. Tahap-tahap penelitian penetapan kriteria kualitas air minum antara lain :

(179)

kandungan dan kecenderungan kandungan bahan yang terdapat di dalam tubuh makbluk tersebut beserta gejala-gejala yang diakibatkan

Dari tahap ini akan diketahui sifat dan kecenderungan sifat air (dilihat dari parameter-parameter yang diukur) dan akibat serta kecenderungan akibat yang tejadi atas makhluk hidup yang mempergunakan air tersebut, terrnasuk manusia. Hasil terakhir tahap ini adalah ditemukannya kriteria parameter (macam parameter apa saja yang perlu dibatasi) clan kriteria ukuran (berapa batas ukuran yang &pat diterima tanpa memberi akibat baik akut Inaupun kronis) untuk suatu lingkungan. Dapat dirnengerti bahwa tahap ini membutuhkan waktu lama dan melibatkan banyak tenaga, pikiian dan biaya. Kesulitanya adalah keadaan Iingkungan cepat sekali berubah dan adakalanya dapat rnenyimpang sama sekali dari kecenderungan yang teIah ditemukan melalui penelitian yang sebelumnya. Ini salah satu kendala yang dihadapi dalam penetapan kriteria kualitas air untuk suatu peruntukan.

(180)

kualitas air pada surnber air tertentu, clan pedoman dari segi lain misalnya hukum, ekonomi, sosial, budaya. Pemikiran, percobaan dan berbagai pertimbangan-pertimbangan di butuhkan agar diperoleh pemantapan bagi kriteria yang telah ditetapkan, atau kalau memang ditemukan hal-ha1 lain dapat dilakukan perubahan-pe~bahan kriteria yang lebii sesuai dengan kebutuhan hidup.

3) Tahap ketiga merupakan tahap pembakuan menyangkut peraturan perundangan dengan segala sanksinya setelah memperhatikan kesiapan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.

Ketiga tahap tersebut di atas analog dengan pemikian Waldbot dan George L. 1973, yang mengajukan pemikirannya ddam bidang kesehatan industri : yang diajukan adalah 3 langkah dasar, yaitu criteria establishment, guideline establishment

dan

standard establishment.

Tiap peraturan yang diundangkan hanya dapat berlaku dengan baii kalau manusia yang terlibat menyadari sepenuhnya keterlibatan mereka dalam kepentingan yang sarna dengan diundangkannya peraturan tersebut. Penyuluhan, penerangan dan pendidikan dengan demikian sangat diperlukan untuk memantapkan pelaksanaan peraturan yang telah ditetapkan (Soetaryono, 1997).

(181)

ditetapkan, oleh karena umumnya dilakukan dengan pendekatan berbagai bio-assay dengan mempergunakan hewan-coba. Hasil penelitian

ini

dicoba untuk dialogikan pada berbagai kemungkinan yang &pat terjadi pada manusia dengan berbagai bentuk penyesuian yang dianggap perlu. Hal ini kadang-kadang disesuaikan dengan ditemukannya beberapa kasus toksisitas yang dialami oleh manusia oleh bahan- bahan sintetik maupun a*, sehingga dapat ditelusuri berbagai akibat yang dapat dialami oleh manusia. Oleh karena itu penentuan batas ukuran suatu parameter bagi air-minum, sudah mwpakan pekerjaan yang cukup panjang. Mulai dari menetapkan ada dan tidaknya (eksistensinya) sampai dengan akibat-akibat yang d i t i m b u l k . Pengukuran yang dapat ditunjukkan oleh parameter kualitas air itu sendiki, disebut sebagai parameters of exposure, termasuk pengukuran yang ada di dalam air (Laws,

1981).

Kontaminan dapat ditemukan dalam contoh

air

yang diambil dari suatu air

tanah, tetapi belum term bahan tersebut dapat dijumpai dalam tubuh organisme yang mempergunakan air tersebut atau hidup dalam air tersebut. Ada dua macam kemungkinan yang dapat terjadi : bahan kontaminan tersebut tidak terserap oleh organisme yang bersan&utan atau kemampuan elirninasi terhadap bahan tersebut sangat sempurna sehingga semua bahan yang mmuk dikeluarkan kembali dari dalam tubuh (Fergusson, 1991).

(182)

tersebutdalam tub& (internal exposure). Pengukuran yang dapat dilakukan pada rnanusia

adalah

pengukuran pada tinja, kemih, dan darah.

Kesulitan lain ddam penetapan kriteria ukuran adalah kemungkinan yang dapat terjadi yang mempunyai sifat bahan kontaminan yang dapat terjadi yang mempunyai sifat bahan kontaminan baik di dalam lingkungan air rnaupun dalam jaringan tubuh. SX3t toksisitas suatu bahan kontaminan terhadap tubuh manusia

adakalanya sangat dipengaruhi oleh kehadiran bahan lain. Dua bahan toksis &pat saling menguatkan (sinergistik) atau saling melemahkan (antagonistik) pengaruhnya pada tubuh. Hal ini mestinya diperhitungkan dengan seksarna dalam penetapan kriteria ukuran, sehingga &pat diketahui batas-batasnya kalau kontaminan itu sendiri atau ada bersama kontarninan lain yang saling berpengaruh. Sebagai contoh misalnya Cd yang bersifat antagonistik dengan Fe, Cu dan Zn; semisalnya dapat mengamankan pengaruh Hg, pada Mo yang rendah, maka retensu Cu dalam hati akan meningkat, Pb dapat bersifat antagonist& dengan Ca, Fe

dan

Cu (Manahan,

1994)

Pengaruh bahan kontaminan ada yang baru &pat dilihat setelah jangka waktu yang cukup lama clan bahkan bersifat mutagenik misalnya baru dapat dilihat pada generasi berikutnya. Hal ini akan mempersulit penetapan segera suatu kriteria ukuran kualitas air-minum bagi kepentingan manusia.

(183)

untuk tingkat ekonomi penduduk, keadaan sosial budaya dan lingkungan Indonesia yang tropis. Namun demikian untuk penyesuaian inipun diperlukan data penelitian yang memadaii menyangkut kecenderungan kualitas air, adat kebiasaan penduduk dalam menggunakan

air,

jumlah pengc-, daya adaptasi penduduk terhdap kontaminan-bahan konta ' tertentu (Fardiaz, 1995).

. .

2.9. Cara Pengambilan Air Tanah

Pengambilan air tanah (water yield) &pat dilakukan dengan berbagai cara clan sumber air yang dipergunakan dapat berupa akifer terkekang akifer bebas atau akifer tumpang. ~embuatan sumur sebagai upaya pengambilan air tanah sudah lama dipergunakan orang. Pembuatan sumur dapat pengertian ini adalah pembuatan lubang dari permukaan

tanah

menembus lapisan-lapisan tanah sampai mencapai lapisan akifer, menampung untuk sementara waktu air yang terkumpul dari akifer kedalam lubang yang dibuat dan k e m u d i i mengambilnya dengarL tirnba atau pornpa. Kualitas dan kuantitas air tanah yang diambil dari sumur i@ dipengaruhi oleh kondisi akifer yang dijadikan sumber, Singh (1980), menunjukkan adanya 3 -or yang mengatur perkembangan penggunaan surnur, yaitu :

1) Geologi permukaan burni

2) Porositas dan permeabilitas akifer

3) Jurnlah air yang tersimpan pada lapisan tanah

(184)

tarnpungnya dan akan mudah mengalami fluktuasi akibat h b u h a n (recharge) yang tidak sesuai dengan jumlah pengambilannya (water yield). Surnur yang terletak pada bagian atas dari lapisan akifer yang miring (sloping) ke bawah, akan menerima air hanya pada saat permukaan a k i f i cukup tinggi, yang hanya terjadi pada m u s h hujan. Sebaliknya sumur yang terletak pada dataran di bagian bawahnya, akan Iebih banyak menyimpan air dan tidak akan mengalami kekeringan walaupun musim kernarau.

Pengaruh geologi pada permukaan bumi terhadap sumur-sumur yang bersumber pada akifer ikut menentukan jumlah air yang terkandung dalam akifer, dan akan menentukan junk& air yang &pat diambil dari sumur yang bersumber pada akifer tersebut. Pada lapisan akifer terkekang, umumnya mengandung jumlah air yang relatif tetap dan dibeberapa daerah dapat dilcatakan tidak banyak dipengaruhi oleh penbahan musim, terutama di daerah yang jauh dari wilayah pengisian kembali (recharge-area). Pada akifer bebas tebal lapisan tanah yang mengandung air sangat tergantung pada m u s h dan ini &an menentukan jumlah air yang dapat diambil melalui sumur-sumur yang bersumber pada akifer tersebut (Singh, 1980).

(185)

Sumur dangkal menggunakan akifer bebas atau kadang-kadang pada suatu daerah dapat juga berupa akifer tumpang sebagai sumber airnya Sifatnya sesuai dengan sifat akiiernya, yaitu : fluktuatif, mudah dipengaruhi oleh -or--or

lingkungan, kualitas airnya sangat b e ~ a r i a s i tergantung dari kondisi lingkungannya Sumur dalam karena bersumber pada akifer-terkekang, maka kuantitas airnya tidak fldctmtii, tidak banyak dipengaruhi oleh lingkungan kecuali di daerah pengisian kembali, kualitasnya hanya bervariasi oleh macam tanah yang menyusun akiiernya, sehingga hanya bervariasi pada kandungan bahan-bahan anorganik alami. Hal ini dengan sendirinya tidak akan berlaku apabii terjadi retakan dindiig akiier, sehingga memungkinkan terjadinya perkolasi dari daerah sekitarnya.

Apabila didasarkan atas cara pembuatannya, maka jenis sum= dibedakan menjadi : sumur gali, dan sumur bor. Cara penggalian umumnya dilakukan pada pembuatan sumur dangkal, dan secara tr&isional umumnya bersifat terbuka dengan cara pengambilan air baik dengan mempergunakan timba atau dengan pompa. Cata pengeboran atau pembuatan lubang dengan cara rnenekan dan memukul (driving). Sumur dalam dengan sumber air akifer tykekang mi adakalanya disebut juga s u m artesis dan artois apabila permdcaan airnya &pat mencapai permukaan tanah atau lebih tinggi.

2.10. Intrusi AirLaut

(186)

memperhitungkan daya dukung lingkungan termasuk sumberdaya air yang tersedia, maka akan memperbesar kemungkinan terjadinya penyusupan air laut. Parameter yang hams menjadi perhatian utarna adalah keseimbangan jumlah air yang mas& ke dalarn tanah sebagai hasil infiltrasi air permukaan terhadap air bersih yang disedot dari bawah permukaan (Stuifzand, 1988).

Kondisi daur hidro-geohidrologi secara alamiah bagi wilayah DKI Jakarta &m sekitarnya sudah tidak mungkin dapat dipertahankan lagi. Dengan demikian konservasi secara modern sudah hams dilakukan dengan jalan mempercepat proses peresapan air yang berada di pennukaan ke bawah permukaan secara gravitasi dengan sumur peresapan dan dengan sistem mekanis (injeksi) ke dalam perut bumi

Sebagai ilustrasi yang sangat ideal dengan anggapan bahwasanya tanah dalam keadaan homogen, maka Baden-Ghyben dan Herzberg menyusun suatu fenornena tentang keseimbangan yang terjadi antara air tanah segar dan air tanah asin (air laut) pada suatu pulau atau

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiuan penentuan dinamika pencemaran air tanah oleh air laut
Gambar 2. Skematik diagram siklus hidrologi
Gambar 3. Keseimbangan hubungan antara air tawar dan air asin di daerah pantai
Gambar 4. Peta lokasi penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kesulitan suatu jenis matematika disebabkan oleh sulit dan kompleksnya gejala yang penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model

Remaja merupakan suatu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa inilah terbentuk hubungan kematangan seksual dan psikososial yang ditandai oleh pubertas.

Tutkimusaineisto käsittää 25 Alkoholipolitiikka- ja Yhteiskuntapolitiikka-lehtien vuosina 1970– 2012 ilmestynyttä pääkirjoitusta (ks. Alkoholipolitiikka-lehti perustettiin

QFOHVLVSBO LBEBSVSFB NBVQVO LSFBUJOJO QMBTNB EBO IBTJM QFOHBNBUBO UFSIBEBQ HBNCBSBO IJTUPMPHJT HJOKBM NFOVOKVLLBO CBIXB FGFLUJWJUBT OFGSPQSPUFLUJG JOGVT EBVO TVLVO

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen

Wahana Komputer. Microsoft PowerPoint 2007 untuk Menyusun Presentasi Profesional. Yogyakarta: Penerbit Andi.. Beberapa hal yang mendukung program presentasi untuk dimanfaatkan

kriopreservasi, pengencer Andromed dengan tris-kuning telur tidak berbeda nyata (P&gt;0,05) terhadap motilitas (Tabel 1) dan persentase hidup spermatozoa (Tabel 2) setelah

Berdasarkan sifat ciri peralihan yang dimiliki oleh kelompok ini, seperti ukuran buah, bintik pada buah, pangkal dan pucuk buah, warna kulit muda, kelompok utama ini