Lampiran 1 Sampel dan Populasi
No Kode Nama
Kriteria Sampel 1 2 3 Jumlah 1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk, PT
3 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, PT ( d.h Cahaya
Kalbar Tbk, PT ) √ √ √ 1
4 DLTA Delta Djakarta Tbk, PT √ √ √ 2
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT √ √ √ 3 6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, PT √ √ √ 4 7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk, PT √ √ √ 5
8 MYOR Mayora Indah Tbk, PT √ √ √ 6
9 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk, PT
10 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk, PT √ √ √ 7 11 SKBM Sekar Bumi Tbk, PT
12 SKLT Sekar Laut Tbk, PT √ √ √ 8
13 STTP Siantar Top Tbk, PT √ √ √ 9
14 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
Lampiran 2
Variabel Profitabilitas (X1)
No Kode
Profitabilitas
2011 2012 2013 2014 2015
1 CEKA 0,238 0,125 0,123 0,076 0,166 2 DLTA 0,264 0,356 0,399 0,376 0,226 3 ICBP 0,192 0,190 0,168 0,168 0,178 4 INDF 0,154 0,139 0,089 0,124 0,086 5 MLBI 0,956 1,374 1,186 1,435 0,648 6 MYOR 0,199 0,242 0,268 0,099 0,240 7 ROTI 0,212 0,223 0,200 0,196 0,227 8 SKLT 0,048 0,061 0,081 0,122 0,131 9 STTP 0,087 0,128 0,164 0,151 0,184 10 ULTJ 0,072 0,210 0,161 0,124 0,186
Variabel Leverage (X2)
No Kode
Leverage
2011 2012 2013 2014 2015
Variabel Ukuran Perusahaan (X3)
No Kode
Ukuran Perusahaan
2011 2012 2013 2014 2015
1 CEKA 27.43666 27.65834 27.69833 27.88112 28.02699 2 DLTA 20.3611 20.42931 20.5806 20.71518 20.76087 3 ICBP 16.53831 16.69209 16.87269 17.03079 17.09494 4 INDF 17.7968 17.89853 18.17341 18.26915 18.33547 5 MLBI 14.01503 13.95705 14.39333 14.61798 14.55785 6 MYOR 29.51807 29.74758 29.90416 29.9623 30.0596 7 ROTI 27.35545 27.81745 28.23133 28.39318 28.62661 8 SKLT 26.09035 26.24371 26.43366 26.54315 26.6558 9 STTP 27.56356 27.85404 28.01632 28.16177 28.28312 10 ULTJ 28.40997 28.51512 28.66478 28.70197 28.89515
Variabel Nilai Perusahaan (Y)
No Kode
Nilai Perusahaan
2011 2012 2013 2014 2015
1 CEKA 0,996 1,628 2.283 3.623 1,396
Lampiran 3
HASIL STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 50 .048 1.435 .26904 .310081
Valid N (listwise) 50
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X2 50 1.215 4.028 1.99088 .571850
Valid N (listwise) 50
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X3 50 13.957 30.060 2.38488E1 5.532151
Valid N (listwise) 50
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 50 .000 8.673 1.38680 1.799925
Lampiran 4
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.68831435
Most Extreme Differences Absolute .239
Positive .239
Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z 1.690
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Lampiran 5
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.215 .617 -.348 .730
X1 -.757 .481 -.192 -1.574 .122 .454 2.202
X2 .469 .216 .219 2.174 .035 .663 1.509
X3 .027 .023 .121 1.138 .261 .599 1.669
Unstandardized
Residual .567 .060 .783 9.526 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: RES2
Lampiran 6
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) -.215 .617 -.348 .730
X1 -.757 .481 -.192 -1.574 .122
X2 .469 .216 .219 2.174 .035
X3 .027 .023 .121 1.138 .261
Unstandardized
Residual .567 .060 .783 9.526 .000
Lampiran 7
HASIL UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 1.000a 1.000 1.000 .000000 1.651
a. Predictors: (Constant), Unstandardized Residual, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Lampiran 8 HASIL UJI F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 112.444 4 28.111 27.320 .000a
Residual 46.303 45 1.029
Total 158.747 49
a. Predictors: (Constant), RES2, X2, X3, X1
Lampiran 9 HASIL UJI t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.789 .891 -.885 .381
X1 -.072 .700 -.012 -.103 .918
X2 -.107 .317 -.034 -.337 .738
X3 .044 .034 .135 1.292 .203
RES2 1.179 .124 .801 9.526 .000
a. Dependent Variable: Y
Lampiran 10
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .842a .708 .682 1.014373 1.939
a. Predictors: (Constant), RES2, X2, X3, X1
DAFTAR PUSTAKA
A. Ross, Stephen, Westerfield, Randolph W, Jaffe, Jeffrey, 2008. Corporate Finance Eighth Edition, McGraw- Hill/Irwin, New York.
Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen terhadap nilai perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2008). Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Bob Sabran Ali. Jakarta: Erlangga.
Dewi dan Wirajaya, 2013. “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan” Jurnal. Bali: Fakultas Ekonomi, Universtitas Udayana.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketujuh, Penerbit Universitas Diponegoro.
Handayani, D.R. dan Hadinugroho. B. 2009. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Fokus Manajerial. Vol.7, No.1, 64-71.
Hasnawati dan Sawir, 2015. “Keputusan Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan Dan Nilai Perusahaan Publik Di Indonesia” Jurnal. Bandar Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory of the firm: Managerial behaviour, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3, 305– 360.
Kasmir. 2009. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali Pers.
Nurmayasari, Andi. 2012. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2007-2010). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Oka Kusumajaya, D.K. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Tesis Program Magister, Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Prasetyorini, Bhekti Fitri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1), h: 183-196.
Rahmawati, D., dan W. Jaka, 2002. Peran Pengajaran Auditing terhadap Pengurangan Expectation Gap: Dalam Isu Peran Auditor dan Aturan serta Larangan pada Kantor Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan . Dalam Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.Edisi ke 4. Yogyakarta: BPFE.
Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan Dan Restrukturasi Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setia, Lukas A. 2008. Teori dan Praktik : Manajemen Keuangan.Yogyakarta. Andi.
Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Labadan Nilai Perusahaan. Dalam Simposium Nasonal Akuntansi IX, Padang.
Sujoko dan Soebiantoro. 2007. Pengaruh Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperik Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1):h:41-48.
Sularso, Sri, 2003. Metode Penelitian Akuntansi: Sebuah Pendekatan Replikasi, Edisi pertama, BPFE, Yogyakarta.
Suranta, Eddy dan Mas’ud Machfoeds. 2003.” Analisis struktur kepemilikan, nilai perusahan, investasi dan ukuran dewan direksi”.
Yuyetta, Etna, 2009. “Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Masa Krisis : Pengujian Empiris Di Indonesia” Jurnal. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
www.idx.com
www.google.com
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan pada penelitian kausatif. Penelitian kausatif
merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
melihat bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
dan Minuman yang sudah tercatat dalam bursa efek indonesia (BEI). Adapun data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan telah dipublikasikan secara
umum kepada masyarakat dan bersumber dari www.idx.com. Data sekunder
berupa laporan keuangan industri Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 - 2015.
Waktu penelitian dimulai dari Februari 2016 sampai dengan penelitian ini selesai.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dari penelitian ini terletak pada perusahaan
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 3.4.1 Variabel Bebas (independent variable)
“Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependent baik secara positif maupun negatif. Perubahan yang terjadi dalam
variabel dependent disebabkan oleh variabel independent” (Sularso, 2003 :17).
Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Menurut Kasmir (2009:162), profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam
suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Dalam penelitian
ini rasio yang digunakan yaitu Return On Equity (ROE) merupakan rasio
yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam
perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase perusahaan
untuk menghasilkan laba dari aset yang digunakan dari setiap penjualan.
Semakin besar rasio ini dianggap semakin baik kemajuan perusahaan
untuk mendapatkan laba yang tinggi.
b. Menurut Kasmir (2009:158), leverage merupakan rasio yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
membayarkan seluruh kewajibannya (baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang). Jenis rasio hutang (leverage ratio) dalam
rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini
menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan
tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus untuk mencari
debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total hutang
dengan total ekuitas.
c. Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan ditentukan
oleh total aset. Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor
yang dapat dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi.
Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki
pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan membayar
dividen besar kepada pemegang saham. Sementara perusahaan yang baru
dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki
akses ke pasar modal sehingga kemampuannya untuk mendapatkan
modal dan memperoleh pinjaman dari pasar modal juga terbatas.
Oleh karena itu maka mereka cenderung untuk menahan labanya guna
membiayai operasinya, dan ini berarti dividen yang akan diterima
oleh pemegang saham akan semakin kecil (Handayani dan Hadinugroho,
2009:66).
3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat yang menjadi fokus penelitian ini adalah Nilai
Perusahaan yang diartikan sebagai pengambilan keputusan keuangan,
Keputusan keuangan yang tepat dapat memaksimumkan nilai perusahaan
sehingga mampu meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Nilai
perusahaan sendiri merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusaahaan tersebut dijual.
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
VARIABEL DEFENISI OPERASIONAL PENGUKURAN PENELITIAN SKALA PENGUK URAN Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sendiri merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusaahaan tersebut dijual. Rasio Profitabilitas (X1) Profitabilitas atau laba merupakan pendapatan dikurangi beban dan kerugian selama periode
pelaporan. Analisis mengenai profitabilitas sangat penting bagi kreditor dan
investor ekuitas. Bagi kreditor, laba merupakan
sumber pembayaran bunga dan pokok
pinjaman. Sedangkan bagi
investor ekuitas, laba merupakan salah satu faktor
penentu perubahan nilai
efek. Hal yang terpenting bagi
perusahaan adalah bagaimana
laba tersebut bisa memaksimalkan pemegang saham
bukan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Leverage (X2)
Merupakan rasio antara total kewajiban dengan total asset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang
perusahaan. Rasio Ukuran Perusahaan
(X3)
Variabel gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditentukan dengan batas-batas tertentu yang sudah ditentukan. Proksi Firm size (ukuran
perusahaan)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah “kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang
diselidiki oleh peneliti” (Sularso, 2003 : 67). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang berjumlah 41 perusahaan.
Menurut Sularso (2003 : 67), “sampel adalah beberapa anggota atau bagian
yang dipilih dari populasi. Dengan mempelajari sampel peneliti berharap dapat mengambil kesimpulan yang akan digeneralisasikan keseluruhan populasi”.
Dengan pertimbangan peneliti, maka kriteria dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama
tahun 2011 - 2015. (www.idx.co.id)
3. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif,
yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang
diperoleh. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
statistik, yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan pengujian
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang
pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan
nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and
Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan
estimator yang tidak bisa. Maka, data-data yang digunakan dalam analisis regresi
terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini
berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal,
maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan
statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik
adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat
normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data
normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal,
2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk
menguji normalitas data. Kriteria pengujian dengan melihat besaran
Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah :
1) Jika signifikasi > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal (H0)
2) Jika signifikasi < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi
normal (Ha)
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013:105), “uji ini bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna
diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada
tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi
variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan
terbebas dari multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2013:139) Model regresi yang baik
adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.Cara
memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari
pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang
menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier
terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi.
Menurut Ghozali (2013:110). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi
tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW).
Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2. nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3. nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negative.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
karena analisis regresi digunakan untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat serta menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut.
Berdasarkan pembahasan teori, data penelitian, variabel-variabel
penelitian, dan penelitian terdahulu maka bentuk persamaan regresi berganda
penelitian ini menggunakan model sebagai berikut:
Rumus:
NPt = β + β1PROt+ β2LEVt+ β3 UKt + e (3.1)
Keterangan:
β : koefisien regresi
NPt : Nilai Perusahaan
PROt : Profitabilitas pada tahun t
LEVt : Leverage pada tahun t
UKt : Ukuran Perusahaan yang dihitung dari jumlah asset perusahaan pada
tahun t
Persamaan di atas kemudian dianalisis dengan SPSS dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji
t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H0 diterima bila ttabel > thitung, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
2. Ha diterima bila thitung> ttabel, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya
apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Uji F (Uji Secara Serentak)
Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
1. Terima H0 (tolak Ha) bila Fhitung ≤ Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang
2. Tolak H0 (terima Ha) bila Fhitung> Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
c. Pengujian Koefisien Determinan (R2 )
Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran
non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah ( . Jika
koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka
ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel
bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dari data-data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 50 .000 8.673 1.38680 1.799925
Valid N (listwise) 50
Berdasarakan tabel 4.1 dapat dideskripsikan bahwa Nilai Perusahaan sebagai variabel Y memiliki nilai minimum 0.000nilai maksimum 8.673 nilai rata – rata 1.38680 dan standar deviasinya 1.799925 dengan jumlah pengamatan 50 unit analisis.
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 50 .048 1.435 .26904 .310081
Valid N (listwise) 50
Tabel 4.3
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X2 50 1.215 4.028 1.99088 .571850
Valid N (listwise) 50
Berdasarakan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa Leverage sebagai variabel X2 memiliki nilai minimum 1.215 nilai maksimum 4.028 nilai rata – rata 1.99088 dan standar deviasinya 0.571850 dengan jumlah pengamatan 50 unit analisis.
Tabel 4.4
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X3 50 13.957 30.060 2.38488E1 5.532151
Valid N (listwise) 50
Berdasarakan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa Ukuran Perusahaan sebagai variabel X3 memiliki nilai minimum 13.957 nilai maksimum 30.060 nilai rata – rata 2.38488 dan standar deviasinya 5.532151 dengan jumlah pengamatan 50 unit analisis.
4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
(Ghozali,2013). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal.
Tabel 4.5 Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.68831435
Most Extreme Differences Absolute .239
Positive .239
Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z 1.690
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan besarnya
Kolmograv-Smirnov (K-S) adalah 1.690 dan signifikansi 0.007. Hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena nilai
signifikansinya atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yakni
0.007.
Selain uji Kolmograv-Smirnov, hasil uji normalitas juga dapat
dilihat pada diagram histogram dan Normal Probability Plot yang
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Grafik histogram pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa
distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng dimana distribusi data
tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini menunjukkan
bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga didukung dengan
Gambar 4.2
Grafik Normal P-Plot
Gambar 4.3 merupakan grafik normal probability plot yang
menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal. Hal
tersebut menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini
sejalan dengan pengujian yang menggunakan histogram dan model
Kolmograv-Smirnov yang juga menyatakan bahwa data telah terdistribusi
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.215 .617 -.348 .730
X1 -.757 .481 -.192 -1.574 .122 .454 2.202
X2 .469 .216 .219 2.174 .035 .663 1.509
X3 .027 .023 .121 1.138 .261 .599 1.669
Unstandardiz
ed Residual .567 .060 .783 9.526 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen. Selain itu juga, hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal
yang sama tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak ada
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.215 .617 -.348 .730
X1 -.757 .481 -.192 -1.574 .122
X2 .469 .216 .219 2.174 .035
X3 .027 .023 .121 1.138 .261
Unstandardized
Residual .567 .060 .783 9.526 .000
a. Dependent Variable: RES2
Dari tabel 4.7 dapat diketahui masing – masing signifikansi variabel lebih besar
dari 0,05 yakni variabel Profitabilitas sebesar 0.122, Leverage sebesar 0.035,
Ukuran Perusahaan sebesar 0.261. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini bebas dari gejala heteroskedastisitas.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi
karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama
lainnya.(Ghozali,2013).
Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan Uji Durbin-Watson.
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 1.000a 1.000 1.000 .000000 1.651
a. Predictors: (Constant), Unstandardized Residual, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Hasil ouput SPSS diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp sig
(2-tailed) lebih besar dari 0,05 yakni 1.651. Hal ini dapat menyimpulkan
bahwa data pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.
4.3 Uji Hipotesis Penelitian
4.3.1 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dari pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2011-2015 memiliki hasil sebagai
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.215 .617 -.348 .730
X1 -.757 .481 -.192 -1.574 .122
X2 .469 .216 .219 2.174 .035
X3 .027 .023 .121 1.138 .261
Unstandardize
d Residual .567 .060 .783 9.526 .000
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.9 diperoleh persamaan model regresi
sebagai berikut:
Y = -0.215 – 0.757X1 + 0.469X2 + 0.027X3
Dimana:
Y : Nilai Perusahaan
X1 : Profitabilitas
X2 : Leverage
X3 : Ukuran Perusahaan
1. Konstanta (a) sebesar -0.215 diinterpretasikan bahwa apabila variabel
Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan sama dengan nol maka
2. Koefisien regresi Profitabilitas sebesar -0.757 diinterpretasikan bahwa
Profitabilitas memiliki koefisien regresi negatif. Hal ini
menggambarkan setiap kenaikan rasio Profitabilitas sebesar 1% akan
berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan sebesar -0.757.
3. Koefisien regresi Leverage sebesar 0.469 diinterpretasikan bahwa
Leverage memiliki koefisien regresi positif. Hal ini menggambarkan
setiap kenaikan rasio Leverage sebesar 1% akan berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan sebesar 0.469.
4. Koefisien regresi Ukuran Perusahaan sebesar 0.027 diinterpretasikan
bahwa Ukuran Perusahaan memiliki koefisien regresi positif. Hal ini
menggambarkan setiap kenaikan rasio Ukuran Perusahaan sebesar 1%
akan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan sebesar 0.027.
[image:34.595.113.511.564.661.2]4.3.2 Uji Statistik F
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 112.444 4 28.111 27.320 .000a
Residual 46.303 45 1.029
Total 158.747 49
a. Predictors: (Constant), RES2, X2, X3, X1
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 27.320
dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Dengan demikian Ho diterima dan
Ha ditolak. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama atau secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan manufatur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2015.
4.3.3 Uji Statistik t
Menurut Ghozali (2005), uji parsial digunakan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H0 diterima bila ttabel > thitung, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikat.
2. Ha diterima bila thitung> ttabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel
Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial (t)
[image:36.595.113.512.260.433.2]pada tabel:
Tabel 4.11 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.789 .891 -.885 .381
X1 -.072 .700 -.012 -.103 .918
X2 -.107 .317 -.034 -.337 .738
X3 .044 .034 .135 1.292 .203
RES2 1.179 .124 .801 9.526 .000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat dijelaskan pengaruh
variable independen secara satu per satu (parsial) terhadap variabel
dependen yakni sebagai berikut:
1. Pengaruh Profitabilitas (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y).
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X1 menunjukkan
nilai t hitung sebesar -0.103 dengan signifikansi sebesar 0.918. Maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Profitabilitas (X1) secara
2. Pengaruh Leverage (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y).
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X2 menunjukkan
nilai t hitung sebesar -0.337 dengan signifikansi sebesar 0.738. Maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Leverage (X2) secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y).
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X3 menunjukkan
nilai t hitung sebesar 0.1292 dengan signifikansi sebesar 0.203. Maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel Ukuran Perusahaan
(X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan (Y).
4.3.4 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai
yang digunakan untuk mengetahui hasil uji koefisien determinasi adalah nilai adjusted R2. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai
Tabel 4.12
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .842a .708 .682 1.014373 1.939
a. Predictors: (Constant), RES2, X2, X3, X1
b. Dependent Variable: Y
Dari tampilan tabel diatas besarnya adjusted R square adalah
0,682, hal ini berarti 68,2 % variabel Nilai Perusahaan (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan,
sedangkan sisanya 31,8% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar
model.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Profitabilitas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode pengamatan yaitu
tahun 2011-2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
sehingga jumlah pengamatan (n) sebanyak 50 yaitu 10 x 5 tahun
pengamatan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik yang
terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan
uji autokorelasi. Setelah melakukan uji asumsi klasik, maka dilakukan uji
hipotesis yaitu dengan analisis regresi linear berganda, uji signifikansi
simultan (uji F), uji signifikansi parsial (uji t), dan juga dilakukan uji
koefisien determinasi. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang
dilakukan, diperoleh nilai adjusted R Square sebesar 0,682, hal ini berarti
68,2% variabel Nilai Perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel
Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan, sedangkan sisanya
31,8% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 27.320
dan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Dengan demikian Ho diterima dan
Ha ditolak. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa variabel Profitabilitas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama atau secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan manufatur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
1. Pengaruh Profitabilitas (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X1 menunjukkan
nilai t hitung sebesar -0.103 dengan signifikansi sebesar 0.918. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Profitabilitas (X1)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
(Y).
2. Pengaruh Leverage (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X2 menunjukkan
nilai t hitung sebesar -0.337 dengan signifikansi sebesar 0.738. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Leverage (X2)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
(Y).
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X3 menunjukkan
nilai t hitung sebesar 0.1292 dengan signifikansi sebesar 0.203. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel Ukuran
Perusahaan (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F hitung sebesar 27.320 dan
tingkat signifikansi sebesar 0.000. Dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama atau secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan manufatur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2015.
2. Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel
independen secara satu per satu (parsial) terhadap variabel dependen yakni
sebagai berikut:
a. Pengaruh Profitabilitas (X1) terhadap Nilai Perusahaan (Y).
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X1 menunjukkan
nilai t hitung sebesar -0.103 dengan signifikansi sebesar 0.918. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Profitabilitas (X1)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
b. Pengaruh Leverage (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y).
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X2 menunjukkan
nilai t hitung sebesar -0.337 dengan signifikansi sebesar 0.738. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Leverage (X2)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
(Y).
c. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y)
Hasil analisis uji t pada tabel diatas untuk variabel X3 menunjukkan
nilai t hitung sebesar 0.1292 dengan signifikansi sebesar 0.203. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel Ukuran
Perusahaan (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan (Y).
5.2 Keterbatasan
1. Jumlah sampel untuk penelitian ini terbilang sedikit yaitu hanya 10
perusahaan sehingga hasil penelitian yang diperoleh belum maksimal.
2. Populasi penelitian yang hanya terfokus pada Perusahaan Manufaktur
5.3 Saran
1. Peneliti mendatang disarankan untuk menambah sub sektor pada
perusahaan manufaktur sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
2. Peneliti mendatang disarankan untuk menambah variabel penelitian yang
tidak diteliti oleh peneliti ini sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
3. Peneliti mendatang disarankan untuk menambah referensi penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)
Konsep teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan
agen. Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan
prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal
kepada agen. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang
saham bertindak sebagai prinsipal, dan CEO (Chief Executive Officer ) sebagai
agen mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan prinsipal.
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan
dalam hubungan keagenan. Adanya perbedaan posisi, fungsi, situasi, tujuan,
kepentingan dan latar belakang antara prinsipal dan agen yang saling bertolak
belakang dapat menimbulkan conflict of interest atau pertentangan tarik menarik
kepentingan dan pengaruh antara yang satu dengan lainnya. Prinsipal dan agen
diasumsikan termotivasi oleh kepentingan sendiri. Perbedaan kepentingan dapat
menimbulkan asimetri informasi (kesenjangan informasi). Teori agensi
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka
sendiri. Prinsipal hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau
investasi dalam perusahaan. Sedangkan agen diasumsikan menerima kepuasan
berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan biaya agensi dalam tiga jenis:
1. Biaya monitoring (monitoring cost), pengeluaran biaya yang dirancang
untuk mengawasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh agen.
2. Biaya bonding (bonding cost), untuk menjamin bahwa agen tidak akan
bertindak yang dapat merugikan prinsipal, atau untuk meyakinkan bahwa
prinsipal akan memberikan kompensasi jika agen benar-benar melakukan
tindakan yang tepat.
3. Kerugian residual (residual cost), merupakan nilai uang yang ekuivalen
dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh prinsipal sebagai
akibat dari perbedaan kepentingan.
2.1.2 Nilai Perusahaan
Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer keuangan perlu
menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan keuangan yang tepat
dapat memaksimumkan nilai perusahaan sehingga mampu meningkatkan
kemakmuran pemilik perusahaan. Nilai perusahaan sendiri merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusaahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan merupakan pencapaian sebuah perusahaan sebagai
indikator dari kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sejak pendirian
perusahaan sampai saat ini. Nilai perusahaan merupakan perbandingan antara
2.1.3 Profitabilitas
Menurut Kasmir (2009:162), profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi. Dalam penelitian ini rasio yang
digunakan yaitu Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukan hasil
(return) atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar persentase perusahaan untuk menghasilkan laba dari
aset yang digunakan dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini dianggap
semakin baik kemajuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
2.1.4 Leverage
Menurut Kasmir (2009:158) leverage merupakan rasio yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan
seluruh kewajibannya (baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang).
Jenis rasio hutang (leverage ratio) dalam penelitian ini adalah debt to equity
ratio. Debt to Equity merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang
dengan ekuitas. Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus untuk
mencari debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan ditentukan
oleh total aset. Besar kecilnya perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dapat dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi. Perusahaan yang
memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga
dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang
saham. Sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami
banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal sehingga
kemampuannya untuk mendapatkan modal dan memperoleh pinjaman dari
pasar modal juga terbatas. Mereka cenderung untuk menahan labanya guna
membiayai operasinya, dan ini berarti dividen yang akan diterima oleh
pemegang saham akan semakin kecil (Handayani dan Hadinugroho, 2009:66).
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak
pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan
penambahan variabel. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Dewi dan Wirajaya (2013) Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Variabel Independen:
- Struktur Modal - Profitabilitas - Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan Etna Nur Afri Yuyetta (2009) Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Pada Masa Krisis : Pengujian Empiris Di Indonesia Variabel Independen: Leverage Variabel Dependen: Nilai Perusahaan
Tingkat leverage tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan baik pada masa krisis
maupun pada masa ekonomi
Sri Hasnawati dan Agnes Sawir (2015) Keputusan Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan Dan Nilai Perusahaan Publik Di Indonesia Variabel Independen: - Keputusan Keuangan - Ukuran Perusahaan - Struktur Kepemilikan Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
Bahwa variabel yang paling mempengaruhi nilai
perusahaan selama tiga situasi ekonomi secara konsisten yaitu
ukuran perusahaan
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016
Dewi dan Wirajaya (2013) meneliti Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah diajukan dapat disimpulkan
bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada nilai perusahaan,
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada nilai perusahaan dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.
Yuyetta (2009) juga meneliti Pengaruh Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Masa Krisis : Pengujian Empiris Di Indonesia. Hasil
penelitian diatas menunjukkan bahwa , dapat disimpulkan bahwa tingkat leverage
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik pada masa krisis maupun pada
ekonomi normal.
Hasnawati dan Sawir (2015) juga meneliti Keputusan Keuangan, Ukuran
Perusahaan, Struktur Kepemilikan Dan Nilai Perusahaan Publik Di Indonesia. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa variabel yang paling mempengaruhi
perusahaan.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan
antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari
tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar
variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah
penelitian serta merumuskan masalah.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab
akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Profitabilitas
(X1), Leverage (X2), dan Ukuran Perusahaan (X3) akan mempengaruhi variabel
Nilai Perusahaan (Y).
Profitabilitas (X1)
Leverage (X2)
NILAI PERUSAHAAN
(Y) Ukuran Perusahaan (X3)
H1
H2
H3
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Sularso (2003:26) adalah “suatu pernyataan dugaan yang
logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji. Berdasarkan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual yang telah
diuraikan maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
2.4.1 Hubungan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Semakin baik pertumbuhan profitabilitas berarti prospek perusahaan di
masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan
dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan, 2001:317).
Berdasarkan kajian di atas, maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 2.4.2 Hubungan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Leverage merupakan kebijakan pendanaan yang berkaitan dengan
keputusan perusahaan dalam membiayai perusahaan. Perusahaan yang
menggunakan hutang mempunyai kewajiban atas beban bunga dan beban pokok
pinjaman. Penggunaan hutang (external financing) memiliki risiko yang cukup
besar atas tidak terbayarnya hutang, sehingga penggunaan hutang perlu
memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Prasetyorini,
Berdasarkan kajian di atas, maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
2.4.3 Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Riyanto (2011:299), suatu perusahaan yang besar dimana
sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau
tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Sebaliknya perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan
kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian, pada perusahaan yang besar dimana sahamnya
tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi
kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan
perusahaan yang kecil.
Berdasarkan kajian di atas, maka hipotesis alternatif yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
2.4.4 Hubungan Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Berpengaruh Secara Simultan terhadap Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan hal penting yang harus terus diperhatikan
perusahaan juga akan meningkatkan kemakmuran para pemegang sahamnya dan
perusahaan akan lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan pendanaan.
Dengan begitu maka perusahaan akan dapat terus bersaing dan dapat terus
bertahan di dalam persaingan pasar global yang seiring berjalannya waktu
persaingan akan semakin ketat.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang juga perlu
diperhatikan terutama bagi para investor dan juga kreditor. Perusahaan yang
cenderung berukuran besar tentunya akan memiliki kekuatan yang lebih untuk
mendapatkan dana dari kreditor (Sawir, 2004:101). Ukuran suatu perusahaan
dapat dilihat dari keseluruhan asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan, semakin
besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka manajemen dapat lebih
leluasa untuk mengendalikan dan menggunakan aset perusahaan dalam rangka
meningkatkan nilai dari perusahaan yang dikelolanya.
Rasio leverage merupakan suatu rasio yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi
utang-utang yang dimiliki perusahaan tersebut. Rasio leverage dapat diukur
dengan membandingkan antara kewajiban dengan total aset. Dengan utang yang
dimiliki perusahaan, maka diharapkan perusahaan mampu mendanai dan
mengelola aset yang dimiliki untuk mendapatkan laba sehingga nilai perusahaan
akan semakin meningkat.
Laba merupakan angka yang penting bagi perusahaan. Dengan laba,
perusahaan dapat memberikan kesejahteraan pengelola perusahaan maupun para
al, 2007:80). Profitabilitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan. Profitabilitas dapat di hitung
dengan menggunakan rasio profitabilitas.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan
manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai.
Salah satu tujuan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham
melalui memaksimalkan nilai perusahaan (Sartono, 2010:8). Menurut Suharli
(2006:23), nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja
perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan.
Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Menurut Oka
(2011:20), nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan
ditambah dengan nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah
ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai
perusahaan.
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham. Nilai pemegang
saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan
tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Untuk
perusahaan yang masih bersifat private atau belum go public, nilai perusahaan
ditetapkan oleh lembaga penilai atau apprisial company (Suharli, 2006:23). Untuk
perusahaan yang akan go public nilai perusahaan dapat diindikasikan atau tersirat
dari jumlah variabel yang melekat pada perusahaan tersebut. Misalnya saja asset
yang dimiliki perusahaan, keahlian manajemen mengelola perusahaan. Setiap
perusahaan mereka tepat sebagai alternatif investasi maka apabila pemilik
perusahaan tidak mampu menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan,
nilai perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya.
Sedangkan nilai perusahaan bagi perusahaan yang sudah go public, dapat
ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin
dari listing price.
Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan. Dengan
baiknya nilai perusahaan, maka perusahaan akan dipandang baik oleh para calon
investor. Demikian pula sebaliknya, nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik. Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi
pihak kreditur. Bagi pihak kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan likuiditas
perusahaan, yaitu perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan
pinjaman yang diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat
tidak baik maka investor akan menilai perusahaan dengan nilai rendah. Nilai
perusahaan yang telah go public dari harga saham yang dikeluarkan oleh
perusahaan tersebut (Suharli, 2006:24).
Namun terkadang perusahaan tidak berhasil untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Hal tersebut dapat dikarenakan ketika pihak manajemen bukanlah
pemegang saham. Ketika pemegang saham mempercayakan pengelolaan kepada
pihak lain, para pemilik mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat
tenaga untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang akhirnya akan meningkatkan
nilai kemakmuran pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa
saham., yaitu kesejahteraan pemegang saham. Agency theory menyatakan
berbeda, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan
dirinya. Oleh karena itu, terjadilah konflik antara pemegang saham dan pihak
manajemen. Ketidak berhasilan tersebut juga dapat dikarenakan tidak cermatnya
pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalisasi
nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal maupun
faktor eksternal dari perusahaan.
Menurut Rahmawati (2002), faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi
nilai perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas dan keadaan pasar
modal. Namun nilai perusahaan juga dapat turun oleh faktor eksternal tersebut.
Misalnya keadaan krisis ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang lalu
mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham sebuah
perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang
telah go public. Nilai perusahaan dapat dinilai dengan permintaan terhadap
perusahaan tersebut (Suharli, 2006:23).
Terdapat banyak faktor-faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena
semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula
perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan (Rachmawati dan Hanung, 2007). Namun ukuran
perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan oleh Siallagan dan Mas’ud
Setia (2008) menyatakan bahwa jika perusahaan sensitif terhadap variasi
ukuran perusahaan, perusahaan lebih besar menyukai prosedur (metode) yang
dapat menunda pelaporan laba. Ada berdasarkan asumsi bahwa perusahaan besar
sensifitasnya lebih besar dan transfer kekayaan secara relatif besar dibebankan
diantaranya dari pada perusahaan yang lebih kecil. Transfer kekayaan yang secara
langsung dengan sistem perpajakan dan biaya politik. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa leverage memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan (Suranta dan Mas’ud, 2003). Sedangkan Sujoko dan
Soebiantoro (2007) meneliti struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intern,
dan faktor eksternal terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitiannya leverage
memiliki pengaruh negative terhadap nilai perusahaan.
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2010:122). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan
return on equity (ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang
menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih untuk pengembalian ekuitas terhadap pemegang saham. Penelitian yang
dilakukan oleh Nurmayasari (2012), variabel profitabilitas yang diukur dengan
Return On Equity (ROE). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan berbeda
dengan penelitian Suranta dan Mas’ud (2003) dalam Analisa (2011) menyatakan
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai
Perbedaan hasil penelitian inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti
kembali skripsi ini, untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara
profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Banyak perusahaan yang telah go public yang terdaftar di bursa efek
Indonesia, diantaranya perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman.
Alasan objek penelitian pada perusahan manufaktur karena perusahaan manufaktur
memiliki kinerja dan performa saham yang bagus dan masih menjadi prioritas
investasi karena memiliki peluang yang besar.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah
penelitian, yaitu:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
4. Apakah Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
secara simultan terhadap Nilai Perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
4. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran
Perusahaan secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.
1.4. Manfaat Penelitian
a) Bagi peneliti, berguna untuk memberikan pemahaman mengenai pengaru