• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Nilai Resiko Saham Pada PT. Astra International Tbk Dengan Menggunakan Metode Statistika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Nilai Resiko Saham Pada PT. Astra International Tbk Dengan Menggunakan Metode Statistika"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR PUSTAKA

Antasari, T. S dan Dodge Yadolah. 1981 . Matematical Programming In Statistics. New

York: wiley.

Hosmer, D.W. dan Lemeshow 1989, Applied Logistic Regression, John Wiley, New York.

Sunaryo, T. 2007. Manajemen Risiko Finansial, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskritptif, Inferensi dan Non Parametric,

Prenada Medai Group. Jakarta.

http://statistik4life.blogspot.com/2009/12/regresi-logistik.html.

http://en.wikipedia.org/wiki/Maximum_kurtosis

(3)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Metode Nilai Risiko

Dalam iklim globalisasi yang begitu dinamik, ketidakpastian merupakan hal yang mau tidak

mau perlu diperhatikan. Dengan demikian besarnya ketidakpastian, berimplikasi pada

semakin besar risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, pengukuran risiko menjadi kata kunci

dalam berbisnis saat ini. Pengukuran risiko secara formal, sudah lama dilakukan oleh institut

finansial, terutama bank. Akhir-akhir ini, pengukuran secara formal juga mulai dilakukan

pada sektor lainnya seperti pada sektor energi, dan telekomunikasi.

Tingginya kebutuhan untuk mengukur risiko secara lebih tepat, menyebabkan banyak

metode-metode pengukuran yang diusulkan baik dari peneliti maupun praktisi. Dari sekian

banyak metode pengukuran risiko yang ada, hanya nilai risiko yang paling banyak digunakan

dan menjadi faktor standar pengukuran risiko. Nilai risiko menjadi populer karena metode ini

menggabungkan keunggulan dari pengukuran-pengukuran risiko sebelumnya.

Nilai risiko merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam pengukuran risiko

dalam manajemen risiko. Dalam analisis risiko keuangan perhitungan nilai risiko, merupakan

pengukuran kemungkinan kerugian terburuk dalam kondisi pasar yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayaan tertentu α.

3.2 Nilai Risiko Pada Data Keuangan

Data keuangan di Indonesia menunjukkan pola skewness sehingga ada keinginan untuk

memperhatikan fakta empiris ini dalam perhitungan nilai risiko dalam berinvestasi di pasar

modal.

Parameter skewness menunjukkan derajat ketaksimetrisan dari distribusi di antara

nilai rata-ratanya. Nilai negatif dari skewness menunjukkan asimetris yang condong ke kiri

sementara sebaliknya condong ke kanan. Nilai skewness ini memberikan gambaran intuitif ke

arah mana kira-kira bentuk asimetri dari ekor gemuk distribusinya. Di sisi lain kurtosis

(4)

keuangan yang sering kali menunjukkan pola skewness dan kurtosis (platikurtik dan

leptokurtik) menunjukkan bahwa terdapat banyak kejadian yang ternyata berada jauh dari

nilai rata-rata, kontras dengan apa yang ditunjukkan dengan distribusi normal.

Dalam analisis data keuangan, yang terjadi pusat perhatian adalah fluktuasi harga

yang merupakan variabel yang menunjukkan naik turunnya harga dari mekanisme pasar yang

berimbas terhadap keuntungan. Yang menjadi pertanyaan tentunya adalah bagaimana jika

keuntungan data keuangan yang dianalisis ternyata tidak membentuk distribusi normal. Ini

tentu saja menjadi masalah yang harus di teliti.

3.3 Contoh Data Nilai Harga Saham

Berikut ini adalah data deret waktu keuangan yang dipilih untuk dianalisis menggunakan

saham PT. Astra International Tbk. Data amatan diambil sebanyak 30 hari dari

masing-masing saham terhitung pada tanggal 20 Mei 2016 sampai dengan tanggal 30 Juni 2016.

(5)

Tabel 3.1 Data nilai harga saham PT Astra International Tbk di Bursa Efek Jakarta

Tanggal Harga Saham

20 Mei 2016 6.350/Lot

23 Mei 2016 6.375/Lot

24 Mei 2016 6.375/Lot

25 Mei 2016 6.575/Lot

26 Mei 2016 6.550/Lot

27 Mei 2016 6.700/Lot

30 Mei 2016 6.750/Lot

31 Mei 2016 6.600/Lot

01 Juni 2016 6.675/Lot

02 Juni 2016 6.500/Lot

03 Juni 2016 6.600/Lot

06 Juni 2016 6.850/Lot

07 Juni 2016 6.850/Lot

08 Juni 2016 6.900/Lot

09 Juni 2016 6.875/Lot

10 Juni 2016 6.625/Lot

13 Juni 2016 6.575/Lot

14 Juni 2016 6.700/Lot

15 Juni 2016 6.725/Lot

16 Juni 2016 6.575/Lot

17 Juni 2016 6.600/Lot

20 Juni 2016 6.750/Lot

21 Juni 2016 6.750/Lot

22 Juni 2016 6.975/Lot

23 Juni 2016 6.950/Lot

24 Juni 2016 6.700/Lot

27 Juni 2016 6.625/Lot

28 Juni 2016 6.975/Lot

29 Juni 2016 7.200/Lot

(6)

3.4. Analisa Perhitungan Pada Instrumen Saham

Banyak pengukuran nilai risiko yang didasari pada asumsi distribusi normal, dan banyak juga

return instrumen saham yang tidak mengikuti pola distribusi normal. Metode nilai risiko

dihitung berdasarkan dua momen distribusi saja yaitu rata-rata dan standar deviasi, sementara

banyak data keuangan memiliki informasi yang penting juga pada momen ketiga dan

keempat yaitu skewness dan kurtosis, yang akan diperkenalkan untuk mengatasi kesulitan

dalam analisis risiko yang bersandar pada normalitas distribusi data.

Untuk itu akan dihitung terlebih dahulu nilai statistik deskriptif yang meliputi nilai

rata-rata, modus, median dan standar deviasi. Sebagai contoh akan dihitung nilai saham PT. Astra

International Tbk dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar

6350 6375 6375 6500 6550 6575 6575 6575 6600 6600

6600 6625 6625 6675 6700 6700 6700 6725 6750 6750

6750 6850 6850 6875 6900 6950 6975 6975 7200 7400

2. Hitung rentang yaitu data terbesar – data terkecil

= 7400 – 6350

= 1050

3. Hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu:

Banyak kelas = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) (1,4771)

= 1 + 4,87443

= 5,87443

Banyaknya kelas sebanyak enam kelas.

4. Hitung panjang kelas interval dengan rumus:

=

=1050

(7)

= 175

5. Tentukan panjang kelas interval pertama. Biasanya diambil data terkecil

= 6350

Tabel 3.2 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Interval Frekuensi

( )

Frekuensi

Kumulatif

( )

Tanda

Kelas ( )

Produk

( � �)

6350 – 6525 4 4 6437,5 25750

6526 – 6701 13 17 6613,5 85975,5

6702 – 6877 7 24 6789,5 47526,5

6878 – 7053 4 28 6965,5 27862

7054 – 7229 1 29 7141,5 7141,5

7230 – 7405 1 30 7317,5 7317,5

Jumlah 30 201573

 Mean :

= � �

= 201573 30

= 6719,1

 Modus

� = + 1

1+ 2

dengan:

b = batas bawah kelas modus

(8)

1= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi satu kelas sebelumnya

2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi satu kelas berikutnya

Dari kelas modus ini didapat:

b = 6525,5

1= 13 - 4 = 9

2= 13 – 7 = 6

p = 175

Sehingga: � = 6525,5 + 175 13−4

13−4+13−7

= 6525,5 + 175 9

6

= 6525,5 + 175 1,5

= 6525,5 + 262,5

= 6788

 Median

� = + 1

2 − �

dengan:

b = tepi batas bawah kelas median

p = panjang interval median

n = jumlah seluruh frekuensi

F = jumlah frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

Setengah dari seluruh data adalah 15 buah. Jadi median akan terletak di kelas

(9)

Dari kelas median didapat:

b = 6525,5 f = 13

p = 175

n = 30

F = 4

Sehingga:

� = 6525,5 + 175 30

2 − 4 13

= 6525,5 + 175 11

13 = 6525,5 + 148,07

= 6673,57

 Standard deviasi

�2 = � �� − � 2

dengan: σ = Varian

= Nilai x ke i

= rata – rata

n = jumlah sampel

(10)

Tabel 3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Lanjutan

Sehingga:

�= � ��− �

2

�= 1276211

30

�= 42540,36

= 206,25

 Skewness

=3( − � )

=

3(6719,1−6673,57)

206,25

= 0,6622

 Kurtosis

Kelas Interval f � � − − 2 − 2

6350 – 6525 4 4 6437,5 25750 -281,6 79298,56 317194,2

6526 – 6701 13 17 6613,5 85975,5 -105,6 11151,36 144967,7

6702 – 6877 7 24 6789,5 47526,5 70,4 4956,16 34693,12

6878 – 7053 4 28 6965,5 27862 246,4 60712,96 242851,8

7054 – 7229 1 29 7141,5 7141,5 422,4 178421,76 178421,8

7230 – 7405 1 30 7317,5 7317,5 598,4 358082,56 358082,6

(11)

=

��

90− 10

=

1

2 �3−�1 90− 10

dimana:

SK = rentang semi antar kuartil

K1 = kuartil kesatu

K3 = kuartil ketiga

P10 = persentil kesepuluh

P90 = persentil ke-90

P90– P10 = rentang 10 – 90 persentil

Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya �1 dan �3 dihitung

dengan rumus:

�� = + �

4 − �

dengan:

b = batas kelas � ilah interval dimana � akan terletak

p = panjang kelas �

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas �

f = frekuensi kelas �

i = 1,2,3

untuk menghitung �1 maka 1

4 x 30 data = 7,5 data. Dengan demikian �1 terletak dalam kelas interval kedua, dan kelas ini merupakan kelas �1. Dari kelas �1 didapatkan:

b = 6525,5

p = 175

F = 4

f = 13

i = 1

n = 30

(12)

�1 = 6525,5 + 175

1(30)

4 −4

13

= 6525,5 + 175 (7,192)

= 6525,5 + 1258,6

= 7784,1

Untuk menghitung �3 maka 3

4 x 30 data = 22,5 data. Dengan demikian �3 terletak dikelas ketiga, dan kelas ini merupakan kelas �3. Dari kelas �3 didapatkan:

b = 6701,5

p = 175

F = 17

f = 7

i = 3

n = 30

Sehingga:

�3 = 6701,5 + 175

3(30)

4 −17

7

= 6701,5 + 175 (0,785)

= 6701,5 + 145,225

= 6556,27

Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya 10 dan 90 dihitung dengan

rumus:

� = +

100− �

dengan:

(13)

p = panjang kelas

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

f = Frekuensi kelas

i = 1,2,3,...,99

Untuk menghitung 10 maka 10% x 30 data = 3 data. Dengan demikian 10 terletak dikelas

pertama, dan kelas ini merupakan kelas 10. Dari kelas 10 didapatkan:

b = 6249,5

p = 175

F = 0

f = 4

Sehingga:

10 = 6349,5 + 175

10 30 100 −0

4

= 6349,5 + 175(0,75)

= 6480,75

Untuk menghitung 90 maka 90% x 30 data = 27 data. Dengan demikian 90 terletak dikelas

pertama, dan kelas ini merupakan kelas 90. Dari kelas 90 didapatkan:

b = 6877,5

p = 175

F = 24

f = 4

Sehingga

90 = 6877,5 + 175

90 30 100 −24

4

= 6877,5 + 175(0,75)

= 7008,75

(14)

= ��

10− 90

= 1

2(�3− �1) 90− 10

= 1

2(6556,27−7784,1) 7008,75−6480,75

=−613,915 528 = −1,16

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan nilai saham

Nama Saham Mean Standard

deviasi

Skewness Kurtosis

PT. Astra

International

6719,1 206,25 0,6622 -1,16

Dengan memperhatikan tabel 3.3, dapat dilihat bahwa nilai skewness menunjukkan data yang

simetris dengan nilai rata-ratanya. Nilai positif dari skewness menunjukkan kurva condong

kanan. Sedangkan nilai negatif pada kurtosis menunjukkan rendahnya sebuah data terhadap

distribusi normal.

(15)

Tabel 3.5 Nilai yang didapat dari distribusi Z

Dari tabel 3.3 akan dihitung kesalahan dengan asumsi norma dan kesalahan dengan skewness

dan kurtosis menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Perhitungan nilai risiko dengan kesalahan normal disimbolkan dengan Ѱnormal dinyatakan

sebagai:

Ѱnormal = mean−aσ

Perhitungan nilai risiko dengan kesalahan skewness dan kurtosis disimbolkan ѰSK

dinyatakan sebagai:

a׳(α) = α +

6 (α) – 1) + 24(α) –3(α) – 2

36 (2(α) –5(α)) dengan:

sk = nilai skewness

k = nilai kurtosis

sehingga rumusnya dapat diperoleh:

ѰSK = mean−a׳σ

Pada saham PT. Astra International Tbk dapat dihitung Ѱnormal dan ѰSK menggunakan

tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Ѱnormal = mean−aσ

= 6719,1− 1,645 206,25

= 6719,1−339,28

= 6379,82

a׳(α) = α + SK

6 (α) – 1) + k

24 (α) –3(α) – SK²

36 (2(α) –5(α)

= 0,95 +0,6622

6 0,95−1 +

−1,16

24 0,95−3 0,95 −

0,6622²

36 (2 0,95 −5 0,95 )

(16)

= 0,95 + −0,00551 + 0,09177)−(−0,03448)

= 1,0707

Sehingga:

ѰSK = mean−a׳σ

= 6719,1−1,0707 206,25

= 6719,1−220,84

= 6498,26

Tabel 3.6 Hasil perhitungan perbandingan Ѱ � � dan Ѱ�� dengan tingkat kepercayaan 95%

Nama Saham Ѱnormal ѰSK

PT Astra International Tbk 6379,82 6498,26

Dari tabel di atas terlihat bahwa (Ѱ ) sebesar Rp.6.379,82 dan harga saham dalam

keadaan tertinggi (Ѱ��) sebesar Rp.6.498,26 sehingga perhitungan skewness dan kurtosis

pada nilai risiko menghasilkan nilai risiko yang lebih besar daripada perhitungan nilai risiko

(17)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Untuk saham PT Astra International pada tanggal 20 Mei s/d 30 Juni 2016 cenderung

mengalami kenaikan. Setelah dihitung Value at Risk dengan α = 95% dapat diketahui bahwa

harga saham dalam keadaan normal (Ѱ ) sebesar Rp.6.379,82 dan harga saham dalam

keadaan tertinggi (Ѱ��) sebesar Rp.6.498,26. Sehingga pada bulan berikutnya harga saham

tersebut mengalami kenaikan, jadi disarankan untuk membeli saham PT Astra International

Tbk.

4.2 SARAN

1. Kepada pihak perusahaan, Bank, dan manajemen perbankan lainnya yang ingin

menggunakan pendekatan nilai risiko untuk mengukur risiko instrumen financial,

sebaiknya menghitung nilai risiko dengan memperhatikan tidak hanya momen pertama

dan kedua, tetapi juga momen ketiga dan keempat, yaitu skewness dan kurtosis dari

distribusi data sehingga diperoleh nilai keuntungan yang tertinggi.

2. Pengukuran risiko financial dengan menggunakan model nilai risiko melalui sifat

disribusi, diharapkan dapat menjadi nilai tambah dan bermanfat bagi manajemen

perusahaan untuk memberikan gambaran seberapa besar tingkat risiko dalam keadaan

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial

Risiko adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Risiko tidak dapat dan tidak

perlu dihindari, tetapi dapat dikelola sehingga bisa menjadi suatu peluang untuk mendapatkan

hasil yang diinginkan.

Risiko dalam konteks bisnis merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat

diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang

berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan perusahaan. Kerugian yang dapat

diperkirakan adalah kerugian yang timbul karena dilaksanakannya kegiatan usaha perbankan

secara normal. Secara sederhana kerugian yang diperkirakan juga dapat didefenisikan sebagai

biaya pelaksanaan kegiatan usaha. Selama pelaksanaan kegiatan sehari-hari, dapat

diasumsikan bahwa kerugian yang diperkirakan kemungkinan besar akan terjadi. Kerugian

yang tidak diperkirakan adalah kerugian yang besarnya secara signifikan jauh berada di atas

batas yang dapat dikategorikan sebagai kerugian yang diperkirakan. Kerugian tersebut

berasal dari kejadian yang tidak diperkirakan sebelumnya atau kejadian luar biasa yang

menurut perusahaan perbankan kecil kemungkinannya akan terjadi dan bukan merupakan

kerugian yang dialami sebagai bagian kegiatan usaha sehari-hari.

Risiko diidentifikasikan berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena

pergerakan harga saham, nilai tukar atau suku bunga yang dikategorikan sebagai risiko pasar.

Seperti diketahui bahwa risiko yang selalu ada dalam perusahaan menyangkut dua hal, yaitu

masalah yang diharapkan dan ketidakpastian. Kalau hasil yang dicapai itu pasti, maka jelas

tidak ada risiko dalam arti hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Biasanya, orang

mengatakan bahwa krisis moneter datang seperti pencuri, tidak terantisipasi. Sebagian kecil

lainnya mengatakan bahwa indikasi krisis moneter sudah muncul sejak lama. Kondisi harga

selalu bergerak. Potensi pergerakan harga ini memunculkan risiko potensial. Kebanyakan

posisi finansial yang awalnya tidak berisiko, pada periode berikutnya posisi tersebut dapat

(19)

Sektor finansial mempunyai potensi untuk menghasilkan imbal hasil yang tinggi.

Salah satu prinsip yang abadi dalam ilmu ekonomi keuangan adalah imbal hasil tinggi yang

berdampingan dengan risiko. Di mana terdapat imbal hasil tinggi, maka risiko menemani.

Kejadian yang mengakibatkan kerugian besar membuat orang cenderung untuk bertindak

hati-hati. Manajemen risiko bukan berarti menekan risiko seminimum mungkin. Aktivitas

bisnis pada dasarnya adalah pilihan yang melibatkan return (keuntungan) dan risiko.

Perusahaan dapat meningkatkan return dengan menerima risiko yang lebih tinggi. Tentu saja,

perusahaan tersebut tidak akan menambah return apabila harus menerima tambahan risiko

besar. Toleransi seseorang atau perusahaan terhadap risiko tentu saja terbatas. Oleh karena

itu, pelaku ekonomi perlu memanajemeni risikonya. Manajemen risiko menempatkan pelaku

ekonomi untuk menanggung risiko yang sesuai dengan toleransi risiko mereka.

Dengan manajemen risiko yang baik diharapkan dapat memproyeksikan seberapa

jauh risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan serta pengendalian yang diperlukan.

Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan

usaha. Sebagai sebuah proses menyeluruh manajemen menyentuh hampir setiap aspek

aktifitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan keputusan untuk

menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan untuk menerima seorang karyawan

baru.

Hal yang perlu ditekankan dalam manajemen risiko adalah bahwa manajemen risiko

bukan sekedar mengidentifkasi, mengukur dan menyediakan cadangan, namun aktivitas

keseharian harus mencerminkan semangat manajemen risiko tersebut. Pola hidup sehat

adalah salah satu implementasi manajemen risiko. Manfaat penerapan manajemen risiko

adalah:

1. Meningkatkan pelaksanaan GCG (Good Coorporate Governance) 2. Meningkatkan Shareholders value.

3. Memberikan gambaran potential loss pada masa yang akan datang.

4. Meningkatkan kualitas metode dan proses pengambilan bisnis.

5. Meningkatkan sistem deteksi dini terhadap high risk bussiness area, product, dan service.

(20)

Risiko keuangan dapat didefenisikan sebagai estimasi perubahan faktor-faktor risiko

yang dapat mengakibatkan hasil yang tidak diinginkan. Untuk melakukan estimasi

kemungkinan terjadinya peristiwa (event) di waktu mendatang diperlukan metode statistik.

Tidak terdapat kepastian yang diperoleh dari hasil estimasi secara statistik karena kejadian di

waktu mendatang tidak dapat diketahui (unknown) dan tidak dapat diramalkan. Namun

demikian metode statistik dapat memberikan estimasi mengenai probabilitas terjadinya

sebuah peristiwa di waktu yang akan datang. Metode tersebut merupakan alat yang sangat

bermanfaat untuk mengestimasi perubahan faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan

risiko kerugian finansial. Biasanya institut finansial mempublikasikan kinerjanya dengan

menampilkan risikonya (volatilitasnya). Hal yang perlu diingat adalah prinsip bahwa tidak

ada sesuatu yang gratis. Sangat tidak mungkin jika instrumen investasi memberikan return

tinggi tanpa disertai peningkatan risiko. Apabila sebuah instrumen menawarkan keuntungan

besar, instrumen ini juga menawarkan kerugian yang besar. Harga pasar digunakan untuk

menggambarkan perubahan faktor-faktor risiko. Untuk melakukan pengukuran risiko yang

timbul atas perubahan harga pasar di waktu mendatang, maka perlu dibuat skenario untuk

seluruh perubahan yang mungkin terjadi dalam kurun waktu (time hirizon) tertentu.

2.2. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko kerugian yang timbul akibat pergerakan harga pasar yaitu timbul

dari perubahan tingkat bunga, timbul sebagai akibat dari traded market risk yaitu risiko

kerugian nilai investasi yang terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan (trading)

instrumen keuangan di pasar secara berkesinambungan untuk mendapatkan keuntungan dari

risiko yang diambil. Risiko pasar terdiri atas :

1. Risiko khusus (specific risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan harga suatu

surat berharga karena faktor keamanan atau faktor penerbitnya. Sebagai contoh adalah

harga obligasi akibat memburuknya peringkat kredit penerbitnya. Informasi ini akan

secara khusus berpengaruh terhadap penerbit obligasi dan bukan mempengaruhi harga

obligasi secara umum.

2. Risiko pasar umum (general market risk) adalah risiko yang timbul dari pergerakan

harga-harga instrumen keuangan secara umum di pasar. Sebagai contoh, kebijakan

penurunan suku bunga oleh pemerintah menyebabkan penurunan suku bunga di pasar

sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan

(21)

Risiko pasar umum di bagi menjadi 4 jenis sebagai berikut :

1. Risiko suku bunga

2. Risiko posisi ekuitas

3. Risiko nilai tukar

4. Risiko posisi komoditi

Harga pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya :

1. Penawaran dan permintaan produk akan berpengaruh terhadap tingkat harga jangka pendek ketika market makers melakukan penyesuaian harga dalam aktivitas pasar. Waktu

yang diperlukan untuk berubahnya harga bervariasi antar pasar dan tergantung dari volume

usaha market makers.

2. Likuiditas dapat mempengaruhi secara substansial terhadap harga pasar. Pasar yang likuid memiliki jumlah market makers yang besar serta volume usaha yang besar. Spread transaksi

kecil sehingga cost transaksi juga rendah. Pasar yang tidak likuid memiliki spread yang besar

dan transaksi tidak terjadi secara aktif. Pasar yang likuid dapat menjadi tidak likuid sebelum

libur nasional maupun pengumuman kebijakan ekonomi oleh pemerintah.

3. Intervensi oleh otoritas keuangan memberikan efek jangka pendek terhadap tingkat harga pasar. Jangka waktu dapat berubah menjadi panjang jika, misalnya intervensi memberikan

sinyal perubahan kebijakan ekonomi.

4. Arbitrase, di mana tingkat harga pasar lainnya, akan mempengaruhi pergerakan harga harian. Sebagai contoh, jika sebuah saham diperdagangkan di pasar london dan New York

dan harga di London lebih tinggi dibandingkan harga di New York, maka trader akan

menjual saham di pasar London dan membeli di pasar New York untuk memperoleh

keuntungan dengan cepat. Faktor ini memastikan bahwa harga konsisten antar pasar sehingga

tidak memungkinkan bagi trader untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan trading

sebagaimana contoh di atas. Namun demikian, kemungkinan untuk melakukan arbitrase dapat

saja muncul untuk periode-periode jangka pendek.

5. Kondisi ekonomi, politik dan bencana alam dapat mengakibatkan perubahan harga jangka pendek. Hal ini dapat terjadi dalam skala pasar lokal namun jika kejadian cukup besar

(22)

6. Faktor-faktor fundamental ekonomi merupakan pembentuk utama tingkat harga jangka panjang. Sebagai contoh, dalam jangka panjang nilai tukar antar dua negara secara relatif

dapat menggambarkan tingkat inflasi dan kinerja perekonomian masing-masing negara

tersebut. Namun demikian banyak hal-hal lain yang bersifat jangka pendek yang

mengakibatkan sulitnya melihat hubungan semacam itu dalam satu periode waktu tertentu.

2.3. Pasar Modal dan Manfaat Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal

sendiri. Ada banyak instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal

salah satunya adalah saham.

Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana

yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor)

dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan,

karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return)

bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan

adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal

merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan

pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang

lebih luas. Secara umum, manfaat keberadaan pasar modal adalah :

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus

memungkinkan alokasi dana secara optimal.

2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan

untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberi potensi keuntungan

dengan tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

3. Menyediakan leading indikator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.

4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim

(23)

2.4. Pengertian Saham

Setelah sedikit membahas pasar modal, salah satu produk yang diperjualbelikan di pasar

modal adalah saham. Pengertian saham secara umum dan sederhana adalah “surat berharga

yang dapat di beli atau di jual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut

diperjualbelikan”.

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu

perusahaan. Jika membeli saham berarti membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan

tersebut. Dan anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika perusahaan

mebukukan keuntungan berarti bisa mengambil keuntungan dari naiknya harga saham

tersebut dari waktu ke waktu.

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer.

Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk

pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang

banyak di pilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik.

Saham di bagi menjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham

preferen (preferred stock). Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya

paling akhir, terhadap pembagian diveden dan hak terhadap harta kekayaan perusahaan

apabila perusahaan tersebut dilikuiditas (tidak memiliki hak-hak istimewa). Karakteristik dari

saham biasa adalah diveden dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Sedangkan

saham preferen, merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan

saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap.

Risiko saham adalah peluang terjadinya kerugian atau kerusakan pada saham, jika

ingin memperoleh hasil yang besar, akan dihadapkan pada risiko yang besar pula. Contohnya

dalam investasi saham Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan

membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga

bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.

Daya tarik dari investasi saham, yaitu diveden dan capital gain. Dividen merupakan

(24)

perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan di

lakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus

memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut

diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan

perusahaan dapat berupa dividen tunai, di mana pemodal atau pemegang saham mendapatkan

uang tunai sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki dan dividen saham di mana pemegang

saham mendapatkan jumlah saham tambahan.

2.4.1 Karakteristik Jenis Saham

Dalam melakukan investasi dalam instrumen saham diharapkan investor juga harus

mengetahui jenis-jenis saham. Dan setiap jenis saham memiliki karakteristik tersendiri di

mana di dalamnya melekat imbal hasil dan risiko yang berbeda-beda. Secara umum ada 7

macam jenis saham yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan unik.

1. Saham Bue Chip

Saham blue chip adalah saham-saham perusahaan yang mempunyai reputasi yang sangat

baik. Biasanya ini ditunjukkan dengan kinerja emiten yang konsisten, pertumbuhan laba yang

konsisten dari tahun ketahun, konsisten memberikan dividen dan di jalankan dengan

profesional. Biasanya emiten ini adalah perusahaan yang sudah mature ternama. Hal ini

membuat kapitalisasi sahamnya dan likuiditasnya tinggi, oleh karena itu menjadi motor

penggerak IHSG.

2. Growth Stock

Growth stock adalah saham perusahaan yang pertumbuhan pendapatannya dan labanya lebih

tinggi dari rata-rata industri. Oleh karena itu harga sahamnya akan bertumbuh pula. Saham

ini biasanya ada pada emiten yang industrinya atau produknya baru. Contoh ialah BTEL yang

akan terus meningkat seiring biaya telepon CDMA yang lebih murah dari GSM. Akan tetapi

bila ada substitusi produk yang baru, maka harga saham jenis ini akan jatuh.

(25)

Defensive Stock adalah saham-saham yang kinerjanya tidak banyak terpengaruh oleh shock

atau siklus perekonomian. Biasnya emiten dari jenis saham ini ialah saham makanan dan

industri farmasi ataupun produk-produk keperluan sehari-hari. Saham jenis ini, kenaikan dan

penurunannya amat moderat.

4. Cyclical Stock

Cyclical stock adalah saham-saham yang kinerja fundamentalnya meningkat pada

musim-musim tertentu. Misalnya saham HERO, Ramayana (RALS), Matahari (MPPA), yang

nilainya meningkat akibat kenaikan penjualan di masa-masa menjelang hari raya seperti

lebaran.

5. Income Stock

Income Stock adalah perusahaan yang rajin memberikan dividen kepada pemegang

sahamnya. Hal ini karena perusahaan sudah mature dan tidak memerlukan biaya ekspansi

yang tinggi. Contohnya Astra (ASII).

6. Speculative Stock

Saham ini adalah saham yang tidak konsisten dalam kinerja fundamentalnya, tapi

kemungkinan kedepan akan menciptakan perbaikan kinerja. Saham ini sangat berisiko

walaupun memberikan return yang besar pula.

7. Junk Stock

Junk Stock adalah saham perusahaan yang memiliki kinerja buruk, sering kali merugi, jarang

membagikan dividen dan tidak memiliki prospek yang cerah. Harga sahamya sangat

fluktuatif. Harap berhati-hati berinvestasi pada jenis saham ini.

2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gejolak Harga Saham

Faktor-faktor yang menyebabkan harga saham dapat di bagi menjadi faktor-faktor makro dan

mikro.

Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.

Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain

sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan hingga pada

(26)

Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan

itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas

pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan

tersebut secara individual.

2.5. Data Keuangan Indonesia

Sangat sedikit literatur yang membahas tentang sifat-sifat statistik dari sekian banyak data

deret waktu keuangan yang kita miliki. Lebih lanjut lagi, analisis sistem ekonomi keuangan

di Indonesia saat ini cenderung sangat menyederhanakan permasalah kuantatif ekonomi

keuangan dengan analisis kualitatif yang sering terdengar sangat spekulatif. Dalam analisa

data ekonomi keuangan, yang menjadi pusat perhatian adalah fluktuasi harga yang terjadi.

Pada dasarnya fluktuasi harga yang terjadi adalah variabel yang menunjukkan naik turunnya

harga sebagai bentuk kausal dari mekanisme pasar yang berimbas terhadap return. Fluktuasi

telah sedemikian menarik perhatian berbagai kalangan analisis hingga saat ini terdapat

banyak sekali defenisi yang diberikan untuk mempresentasikan fluktuasi harga. Data

keuangan di Indonesia menunjukkan pola skewness (kemiringan) dan kurtosis dalam hal ini

platikurtik dan leptokurtik. Parameter skewness menunjukkan derajat ketidaksimetrisan dari

distribusi di antara nilai rata-rata. Di sisi lain, kurtosis menunjukkan tinggi rendahnya sebuah

distribusi data relatif terhadap distribusi normal. Sedangkan asumsi metode Value at Risk

adalah bersifat distribusi normal. Data keuangan yang sering kali menunjukkan pola

skewness (kemiringan) menunjukkan bahwa terdapat banyak kejadian yang ternyata berada

jauh dari nilai rata-rata, kontras dengan apa yang ditunjukkan dengan distribusi normal. Sifat

lain yang sangat unik dalam deret data keuangan adalah sifatnya yang mengikuti distribusi

non-Gauss.

2.6 Ukuran Statistik

Statistika sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan data,

pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data

dan penganalisisan yang telah dilakukan (Sudjana 1986:3).

Sedangkan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka

yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan persoalan. Menurut

Sudjana (1986:3), kata statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan data bilangan, maupun

bilangan yang disusun dalam tabel atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu

(27)

Metode statistik digunakan untuk memperkirakan kemungkinan kejadian di masa

depan. Tidak ada kepastian dalam perkiraan statistik karena masa depan tidak diketahui dan

tidak dapat diketahui.

Namun metode statistik bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan) suatu kejadian

terjadi di masa depan. Dengan demikian metode tersebut berguna untuk memperkirakan

perubahan faktor risiko yang bisa menciptakan risiko kerugian finansial. Ada sejumlah

konsep statistik dan ukuran yang perlu diketahui ketika menganalisa distribusi menggunakan

statistik. Satu distribusi yang penting adalah distribusi normal yang digunakan pada metode

Value at Risk, yang memilki sejumlah sifat yang berguna untuk memperkirakan risiko.

2.6.1. Sifat-sifat penting distribusi normal

Distribusi normal atau sering pula disebut distribusi Gauss yang variable acaknya bersifat

kontinu. Distribusi ini merupakan salah satu yang paling penting dan banyak digunakan.

Gambar 2.1 Bentuk kurva normal umum Sifat-sifat penting distribusi normal :

1. Grafiknya selalu ada di atas sumbu datar x.

2. Bentuknya simetrik terhadap x = μ

3. Mempunyai satu modus, jadi kurva unimodal, tercapai pada x = μ sebesar 0,3989

4. Grafiknya mendekati (berasimtutkan) sumbu datar x dimulai dari x = μ + 3σ ke kanan dan x = μ - 3σ ke kiri.

(28)

Untuk tiap pasang μ dan σ, sifat-sifat di atas selalu dipenuhi, hanya bentuk kurvanya

saja yang berlainan. Jika σ makin besar, kurvanya semakin rendah (platikurtik) dan untuk σ

makin kecil, kurvanya makin tinggi (leptokurtik).

2.6.2 Statiktik Deskriptif, Skewness dan Kurtosis

Ada sujumlah konsep statistik dan ukuran yang perlu diketahui ketika menganalisa distribusi

menggunakan satatistik. Statistik deskriptif salah satu ukuran statistik yang akan di bahas

dalam menghitung pengukuran risiko.

7. Nilai rata-rata (Mean)

Teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok

tersebut. Rata-Rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu

dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada

kelompok tersebut.

Menghitung rata-rata data tunggal dibedakan antara data tunggal yang berfrekuensi

satu dengan data tunggal yang berfrekuensi lebih dari satu.

Menghitung rata-rata yang berfrekuensi satu dengan rumus:

= 1+ 2 + 3…+

atau:

= 1=1 �

dimana:

= mean (rata-rata)

� = data ke i

n = banyak data

Menghitung rata-rata data yang sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi,

maka data tersebut akan berbaur sehingga keaslian data itu akan hilang bercampur dengan

data lain menurut kelasnya, hanya dalam perhitungan mean kelompok diambil titik tengahnya

yaitu setengah dari jumlah ujung bawah kelas dan ujung atas kelas untuk mewakili setiap

(29)

mempunyai nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari titik tengah. Dari mean kelompok

dapat dicari dengan rumus:

= �=1 � �

dengan:

= mean (rata-rata)

= tanda kelas interval

� = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas �

8. Modus adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk distribusi, atau nilai yang sering muncul dalam

kelompok data.

Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan

cara mencari nilai yang sering muncul diantara sebaran data. Penggunaan modus bagi

data kualitatif maupun kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi terbanyak

diantara data yang ada.

Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, rumus modus

adalah:

� = + 1

1+ 2 Dengan:

b = batas bawah kelas modal ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas modus

1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modus

2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas

interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus

(30)

Mencari median data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data terkecil

sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil, dengan

rumus:

 Data ganjil

� = + 1

2  Data Genap

� =

2

+� +1

2 2 dimana:

n = banyak data

Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, mediannya dihitung

denngan rumus:

� = + 1

2 − �

dengan:

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

n = banyak data

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median

f = frekuensi kelas median

10. Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari mean atau

rata-ratanya. Standar deviasi (simpangan baku) merupakan alat kuadrat dari varian suatu

data.

Jika mempunyai sampel berukuran n dengan data x1, x2,..., xn dan rata-rata , maka

statistik s2 dihitung dengan:

2 = �=1 � −

−1 2

(31)

Jika data dari sampel telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, maka untuk

menentukan varians s2 dipakai rumus:

2

= �=1 � � −

−1 2

atau yang lebih baik digunakan:

2

= � �

2

� �=1 − �

�=1

−1

2

dengan:

� = tanda kelas

� = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas �

= =1

Sedangkan standar deviasi (simpangan baku) untuk data populasi digunakan rumus:

�2 = ��

2 − �=1 ��� 2

�=1

2

atau

�2 = � �� − � 2

�=1

dengan:

� = standar deviasi

� = frekuensi data ke i �� = data ke i

� = rata-rata

11. Skewness atau kemiringan adalah derajat ketidaksimetrisan suatu distribusi. Jika kurva frekuensi suatu distribusi memiliki ekor yang lebih memanjang ke kanan

(dilihat dari rata-ratanya) makan dikatakan menceng kanan (positif) dan jika

sebaliknya maka menceng kiri (negatif). Dalam kedua hal terjadi sifat taksimetri.

(32)

Gambar 2.2 Bentuk Kurva Miring Positif (menceng kanan) dan Negatif (menceng kiri)

Untuk mengetahui derajat taksimetri sebuah model, digunakan ukuran kemiringan

yang ditentukan oleh:

� = − �

dengan: Sk = koefisien kemiringan

= rata-rata Mo = modus

σ = simpangan baku

Maka rumus empirik untuk kemiringan, adalah:

� = 3 − �

dengan:

Sk = koefisien kemiringan

= rata-rata

Me = median

σ = simpangan baku

Catatan:

e.

(33)

g. TK > 0 maka kurva positif (menceng/landai ke kanan)

h. TK < 0 maka bentuk kurva negatif (menceng/landai ke kiri)

Kriteria: jika -2,0 < TK < 2,0 maka data dapat diinterprestasikan berdistribusi normal

atau hampir normal.

12.Kurtosis

Kurtosis (keruncingan) adalah derajat kepuncakan dari sebuah distribusi yang

biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan

keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:

a. Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.

b.Platikurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar.

c. Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak

mendatar.

Gambar 2.3 Jenis Kurva

Kriteria untuk menafsirkan koefisien kurtosis yaitu:

�4 > 3, distribusi leptokurtik (runcing)

�4 < 3, distribusi platikurtik (datar/landai)

�4 = 3, distribusi normal

Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi dan menyelidiki apakah distribusi

normal atau tidak, salah satu ukuran yang sering digunakan adalah koefisien

(34)

= �� 90− 10

= 1 2 �3−�1

90− 10 dimana:

SK = rentang semi antar kuartil

K1 = kuartil kesatu

K3 = kuartil ketiga

P10 = persentil kesepuluh

P90 = persentil ke-90

P90– P10 = rentang 10 – 90 persentil

Kriteria: penafsiran model distribusi, yaitu:

= 0,263, distribusi normal

> 0,263, distribusi leptokurtik (runcing)

(35)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Risiko adalah suatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang

merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan atau penyimpangan antara tingkat

pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual

return). Pengukuran resiko merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan investasi

dana yang cukup besar. Seperti halnya dalam pasar modalyang merupakan wadah alternatif

bagi pemilik modal (investor) untuk menanamkan modal (investasi).Dalam pasar modal

tersedia berbagai financial assets yang menawarkan tingkat keuntungan dan resiko yang

berbeda. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang beresiko, pilihan investasi

tidak hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi juga tingkat

kerugian yang mungkin akan investor hadapi dari investasi yang ditanamkan.

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu

perusahaan. Jika membeli saham berarti membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan

tersebut. Dan berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika perusahaan

mebukukan keuntungan berarti juga bisa mengambil keuntungan dari naiknya harga saham

tersebut dari waktu ke waktu.

Diperlukan alat ukur yang bisa digunakan menggunakan resiko pasar tersebut, agar

dapat diketahui sejauh mana investor dapat dengan aman berinvestasi. Value at Risk (VaR)

merupakan salah satu bentuk pengukuran resiko yang cukup baik. Hal ini mengingat

kesederhanaan dari konsep VaR, selain juga memiliki kemampuan implementasi dalam

berbagai metodologi statistika yang beragam dan mutakhir. Namun, untuk menghasilkan nilai

resiko yang valid pada bursa saham, dibutuhkan teknikal analisis, yang menggunakan data

historis mengenai perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham sehingga

dapat diketahui pola-pola pergerakan harga saham berdasarkan observasi pergerakan harga

saham dimasa yang lalu.

Salah satu aspek yang penting dalam analisis resiko keuangan adalah perhitungan

(36)

kondisi pasar yang normal pada kurun waktu t dengan tingkat kepercayaan α. Secara

sederhana VaR ingin menjawab pertanyaan, seberapa besar (dalam persen atau sejumlah uang

tertentu) perusahaan dapat merugi selama waktu investasi t dengan tingkat kepercayaan

sebesar α. Dengan menggunakan standart normalitas dan memperhitungkan sifat statistika yaitu skewness dan kurtosis, kemudian akan di hitung nilai resiko tersebut. Dalam hal ini

penulis mengambil judul “PENENTUAN NILAI RESIKO SAHAM PADA PT. ASTRA

INTERNATIONAL TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTIKA”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Semakin tinggi harga pasar menunjukkan bahwa saham tersebut juga semakin diminati oleh

investor, karena semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital again yang semakin

besar pula. Capital again merupakan selisih antara harga pasar pada periode sekarang dengan

periode sebelumnya. Oleh karena itu penelitian ini akan mencari besar kemungkinan return

(keuntungan) pada PT Astra International Tbk menggunakan nilai risiko dengan standard

normalitas, serta memperhitungkan sifat statistika yaitu skewness dan kurtosis.

1.3 BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel akan didasarkan pada batasan-batasan sebagai

berikut:

1. Data yang digunakan merupakan data yang secara resmi dipublikasikan oleh

Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia.

2. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dan

potensi terjadinya kerugian maksimum Value at Risk (VaR), dihitung selama 30

hari.

3. Risiko pasar yang diamati pada penelitian ini hanya mencakup risiko nilai

perubahan harga dengan asumsi harga yang ada bersifat tetap selama periode

penelitian.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Menentukan nilai risiko pada keadaan saham PT Astra International Tbk dengan

(37)

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

1. Para analis dan investor di pasar saham Indonesia akan dapat memperoleh

gambaran yang jelas mengenai model yang tepat dari Value at Risk untuk mengukur

salah satu risiko pasar yaitu menggunakan statistik distribusi dari saham-saham PT

Astra International Tbk, sehingga dalam pengambilan keputusan investasinya dapat

memperhitungkan apakah risiko yang ditanggung sesuai dengan keuntungan

(return) yang diharapkan.

2. Perusahaan yang sahamnya tergabung dalam PT Astra International Tbk dapat

mengevaluasi performa saham perusahaan tersebut dengan mengetahui nilai risiko

dari sekumpulan keadaan saham yang terpilih.

3. Para akademisi dapat mengambil manfaat penelitian ini sebagai kasus nyata yang

dapat digunakan dalam penelitian manajemen keuangan dan dapat menjadi

pelengkap penilitian-penelitian yang lain serta dapat mengembangkan

penelitian-penelitian selanjutnya.

1.6 TINJAUAN PUSTAKA

Sudjana (1992) dan Supangat, Andi (2007), memaparkan bahwa distribusi normal atau sering

pula disebut distribusi Gauss yang variabel acaknya bersifat kontinu. Distribusi ini merupakan

salah satu yang paling penting dan banyak digunakan.

Ada sejumlah konsep statistik dan ukuran yang perlu diketahui ketika menganalisa

distribusi menggunakan statistik. Statistik deskriptif adalah salah satu ukuran statistik yang

akan di bahas dalam menghitung pengukuran risiko.

1. Nilai rata-rata (Mean)

Teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok

tersebut. Rata-Rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu

dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada

kelompok tersebut.

Menghitung rata-rata data tunggal dibedakan antara data tunggal yang berfrekuensi

satu dengan data tunggal yang berfrekuensi lebih dari satu.

(38)

=

1

+

2

+

3

+

atau:

=

1=1 �

dimana:

= mean (rata-rata)

� = data ke i

n = banyak data

Menghitung rata-rata data yang sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi,

maka data tersebut akan berbaur sehingga keaslian data itu akan hilang bercampur dengan

data lain menurut kelasnya, hanya dalam perhitungan mean kelompok diambil titik tengahnya

yaitu setengah dari jumlah ujung bawah kelas dan ujung atas kelas untuk mewakili setiap

kelas interval. Hal ini untuk menghindari kemungkinan data yang ada disetiap interval

mempunyai nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari titik tengah. Dari mean kelompok

dapat dicari dengan rumus:

=

�=1 � �

dengan:

= mean (rata-rata)

= tanda kelas interval

� = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas �

2. Modus adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk distribusi, atau nilai yang sering muncul dalam

kelompok data.

Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan

(39)

data kualitatif maupun kuantitatif dengan cara menentukan frekuensi terbanyak

diantara data yang ada.

Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, rumus modus

adalah:

� = + 1

1+ 2 Dengan:

b = batas bawah kelas modal ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas modus

1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang

lebih kecil sebelum tanda kelas modus

2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas

interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus

3. Median adalah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan (disusun) dari data

terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil.

Mencari median data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari data terkecil

sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil, dengan

rumus:

 Data ganjil

� =

+ 1 2

 Data Genap

� =

2

+� +1 2

2

dimana:

n = banyak data

Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, mediannya dihitung

denngan rumus:

� = +

(40)

dengan:

b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

n = banyak data

F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median

f = frekuensi kelas median

4. Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari mean atau rata-ratanya.

Standar deviasi (simpangan baku) merupakan alat kuadrat dari varian suatu data.

Jika mempunyai sampel berukuran n dengan data x1, x2,..., xn dan rata-rata , maka

statistik s2 dihitung dengan:

2 = �=1 � − −1

2

Untuk mencari simpangan baku s, dari s2 diambil harga akarnya yang positif.

Jika data dari sampel telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, maka untuk

menentukan varians s2 dipakai rumus:

2= �=1 � � − −1

2

atau yang lebih baik digunakan:

2 = � � 2

− �=1 � − � �=1

−1

2

dengan:

� = tanda kelas

� = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas � = =1

Sedangkan standar deviasi (simpangan baku) untuk data populasi digunakan rumus:

�2 = ��

2 − �=1 ��� 2 �=1

2

(41)

�2 = � �� − � 2 �=1

� dengan:

� = standar deviasi � = frekuensi data ke i �� = data ke i

� = rata-rata

5. Skewness atau kemiringan adalah derajat ketidaksimetrisan suatu distribusi. Jika kurva frekuensi suatu distribusi memiliki ekor yang lebih memanjang ke kanan

(dilihat dari rata-ratanya) makan dikatakan menceng kanan (positif) dan jika

sebaliknya maka menceng kiri (negatif). Dalam kedua hal terjadi sifat taksimetri.

Untuk mengetahui derajat taksimetri sebuah model, digunakan ukuran kemiringan

yang ditentukan oleh:

� = − �

dengan: Sk = koefisien kemiringan

= rata-rata

Mo = modus

σ = simpangan baku

Maka rumus empirik untuk kemiringan, adalah:

=

3

dengan:

Sk = koefisien kemencengan

= rata-rata

Me = median

σ = simpangan baku

(42)

a.

3 = TK = koefisien Tingkat Kemencengan (Skewness) b. TK = 0 maka bentuk kurva simetris

c. TK > 0 maka kurva positif (menceng/landai ke kanan)

d. TK < 0 maka bentuk kurva negatif (menceng/landai ke kiri)

Kriteria: jika -2,0 < TK < 2,0 maka data dapat diinterprestasikan berdistribusi normal

atau hampir normal.

6. Kurtosis

Kurtosis (keruncingan) adalah derajat kepuncakan dari sebuah distribusi yang

biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan

keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:

a. Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.

b.Platikurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar.

c. Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak

mendatar.

Kriteria untuk menafsirkan koefisien kurtosis yaitu:

�4> 3, distribusi leptokurtik (runcing)

�4< 3, distribusi platikurtik (datar/landai)

�4= 3, distribusi normal

Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi dan menyelidiki apakah distribusi

normal atau tidak, salah satu ukuran yang sering digunakan adalah koefisien

keruncingan atau koefisien kurtosis persentil dengan rumus:

=

��

90− 10

=

1

2 �3−�1

90− 10

dimana:

SK = rentang semi antar kuartil

K1 = kuartil kesatu

K3 = kuartil ketiga

(43)

P90 = persentil ke-90

P90– P10 = rentang 10 – 90 persentil

Kriteria: penafsiran model distribusi, yaitu:

= 0,263, distribusi normal

> 0,263, distribusi leptokurtik (runcing)

< 0,263, distribusi platikutik (datar/landai)

Situngkir, Hokky dan Surya, Yohanes (2004) memaparkan bahwa untuk

menghitung nilai VaR dengan kesalahan normal disimbolkan dengan Ψnormal, dinyatakan sebagai:

Ψ

normal = mean –aσ

Dimana nilai a merupakan nilai dari distribusi normal yang di dapat dari tabel Z

untuk tingkat kepercayaan α.

Perhitungan VaR dengan kesalahan skewness dan kurtosis disimbolkan dengan

ΨSK dinyatakan sebagai:

a

׳

(α) = α +

6

(α) –

1) +

24

(α) –

3(α) –

2

36

(2(α) –

5(α))

dengan:

sk = nilai skewness

k = nilai kurtosis

sehingga rumusnya dapat diperoleh:

(44)

1.7 METODE PENELITIAN

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui hasil penelitian

lainnya yang relevan serta buku-buku maupun artikel-artikel yang didapatkan melalui

internet.

2. Proses identifikasi risiko dengan menguraikan jenis risiko yang melekat dalam transaksi

trading untuk memastikan bahwa pengukuran resiko dapat dilakukan secara akurat yang

meliputi risiko harga pasar (price risk).

3. Memperoleh data dari Bursa Efek Indonesia.

4. Menghitung Value at Risk (VaR) dengan kesalahn normal Ѱ = − � dan

menghitung VaR dengan kesalahan skewness dan kurtosis Ѱ�� = − ′�

5. Kemudian mengambil kesimpulan untuk membandingkan nilai VaR dengan kesalahan

normal dengan VaR dengan kesalahan skewness dengan menggunkan tingkat kepercayaan

(45)

PENENTUAN NILAI RESIKO SAHAM PADA PT. ASTRA

INTERNATIONAL TBK DENGAN MENGGUNAKKAN

METODE STATISTIKA

ABSTRAK

Model Value at Risk (VaR) adalah alat ukur risiko yang merupakan pengukuran kemungkinan kerugian terburuk dalam kondisi pasar yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayan. Salah satu aspek yang sering menjadi perhatian adalah analisis risiko pada sistem keuangan, dalam hal ini perhitungan yang digunakan yaitu Value at Risk. Capital again merupakan selisih antara harga pasar pada periode sekarang dengan periode sebelumnya. Pengukuran ini menunjukkan perbandingan dua metodologi perhitungan VaR yang menggunakan standar normalitas dan yang memperhitungkan dua momen statistika lain dari data keuangan, yaitu skewness dan kurtosis. Kemudian membandingkan VaR tersebut pada data awal.

(46)

DETERMINATION OF VALUE AT RISK STOCKS IN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK BY USING STATISTICA METHODS

ABSTRACT

Model Value at Risk (VaR) risk measuring instrument that be unsightly loss possibility measurement in a condition normal market in range of time t with certain belief level a. One of the aspect wring be attention risk analysis in financial system, in this case calculation value at risk.Capital again is the difference between the market price in the current period to the previous period. This measurement shows comparison two calculation methodologies var that use standard normalitas and calculate two moment statistika other from finance data, that is skewness and kurtosis. Result that go to show that latest methodology shows calculation accuracy better than approach tradisional that show standard normalitas.

(47)

PENENTUAN NILAI RESIKO SAHAM PADA PT. ASTRA

INTERNATIONAL TBK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE STATISTIKA

WINDI WULANDARI 140823023

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(48)

PENENTUAN NILAI RESIKO SAHAM PADA PT. ASTRA

INTERNATIONAL TBK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE STATISTIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

WINDI WULANDARI 140823023

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(49)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Nilai Resiko Saham Pada PT. Astra International Tbk Dengan Menggunakan Metode Statistika

Kategori : Skripsi

Nama : Windi Wulandari

Nomor Induk Mahasiswa : 140823023

Program Studi : Sarjana (S1) Matematika

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Agustus 2016

Komisi Pembimbing:

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Ujian Sinulingga, M.Si Drs. Gim Tarigan, M.Si NIP. 19560303 198403 1 004 NIP. 19550202 198601 1 001

Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si

(50)

PERNYATAAN

PENENTUAN NILAI RESIKO SAHAM PADA PT. ASTRA

INTERNATIONAL TBK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE STATISTIKA

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

(51)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Penentuan Nilai Resiko Saham Melalui Sifat Statistik Distribusi Pada PT. Astra International Tbk.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si selaku pembimbing 1, dan Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku pembimbing 2 yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan masukan, bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si selaku dosen pembanding atas kritik dan saran dalam menyempurnakan skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU, seluruh Staff dan Dosen Matematika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah.

Akhirnya teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua dan saudara-saudara saya, M. Effendy (Ayah), Harmiani (Ibu), Anissa Nirmala Effendy (Adik), serta seluruh teman-teman, atas doa, dukungan dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ni, baik dalam teori maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi perbaikan bagi penulis. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(52)

PENENTUAN NILAI RESIKO SAHAM PADA PT. ASTRA

INTERNATIONAL TBK DENGAN MENGGUNAKKAN

METODE STATISTIKA

ABSTRAK

Model Value at Risk (VaR) adalah alat ukur risiko yang merupakan pengukuran kemungkinan kerugian terburuk dalam kondisi pasar yang normal pada kurun waktu T dengan tingkat kepercayan. Salah satu aspek yang sering menjadi perhatian adalah analisis risiko pada sistem keuangan, dalam hal ini perhitungan yang digunakan yaitu Value at Risk. Capital again merupakan selisih antara harga pasar pada periode sekarang dengan periode sebelumnya. Pengukuran ini menunjukkan perbandingan dua metodologi perhitungan VaR yang menggunakan standar normalitas dan yang memperhitungkan dua momen statistika lain dari data keuangan, yaitu skewness dan kurtosis. Kemudian membandingkan VaR tersebut pada data awal.

(53)

DETERMINATION OF VALUE AT RISK STOCKS IN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK BY USING STATISTICA METHODS

ABSTRACT

Model Value at Risk (VaR) risk measuring instrument that be unsightly loss possibility measurement in a condition normal market in range of time t with certain belief level a. One of the aspect wring be attention risk analysis in financial system, in this case calculation value at risk.Capital again is the difference between the market price in the current period to the previous period. This measurement shows comparison two calculation methodologies var that use standard normalitas and calculate two moment statistika other from finance data, that is skewness and kurtosis. Result that go to show that latest methodology shows calculation accuracy better than approach tradisional that show standard normalitas.

(54)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 3

1.6 Tinjauan Pustaka 3

1.7Metode Penelitan 11

BAB 2 LANDASAN TEORI 12 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial 12

2.2 Risiko Pasar 14

2.3 Pasar Modal dan Manfaat Pasar Modal 16

2.4 Pengertian Saham 17

2.4.1 Karakteristik Jenis Saham 18 2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gejolak Harga Saham 20

2.5 Data Keuangan Indonesia 20

2.6 Ukuran Statistik 21

2.6.1 Sifat-sifat Penting Distribusi Normal 21 2.6.2 Statistik Deskriptif, Skewnes, dan Kurtosis 22

BAB 3 PEMBAHASAN 30

3.1 Metode Nilai Risiko 30

3.2 Nilai Resiko Pada Data Keuangan 30

3.3 Contoh Data Nilai Harga Saham 31

3.4 Analisa Perhitungan Pada Instrumen Saham 33

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 44

5.1 Kesimpulan 44

5.2 Saran 44

(55)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dibuktian dari hasil wawancara terstruktur pertanyaan tentang “keluarga memberikan informasi tentang cara memakai bed pen atau pispot dengan benar” jawaban

Apabila kita mau lebih meningkatkan konsumsi serat (bersumber dari pangan nabati, seperti sayuran dan buah), maka kita akan terhindar dari penyakit kanker,

Penelitian yang dilakukan oleh Agung Nugraha (2014) dengan judul Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan ( Studi Kasus Pada Mie Sedaap ) Hasil

Bisnis perbankan Wholesale Banking PermataBank, melalui Client Relationship-nya, memberikan layanan cash management yang terstandar dan terintegrasi, trade, securities and

Sebab, bagi pengguna website, bagaimana website dikelola merupakan sebuah “black box” yang tidak mereka ketahui. Apa yang dihasilkan oleh pengelola website

Merujuk pada uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu masalah bagaimanakah profile UMKM Tenant Inkubator Bisnis Universitas Muria Kudus, bagaimana kinerja UMKM Tenant

BAB IV: Membahas tentang jumlah peningkatan kasus perceraian karena perselingkuhan yang terjadi di wilayah Hukum Pengadilan Negeri. Pematangsiantar, serta

Satu tujuan pokok, yaitu membantu diri kamu sendiri menjadi lebih menyadari bagaimana kamu harus memanfaatkan waktu sebagai suatu sumber dalam mengorganisasi,