commit to user
PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN
BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN I KARANGDUREN
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh :
IKE LIGASARI DEWI NIM X1808019
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN
BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN I KARANGDUREN
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
IKE LIGASARI DEWI NIM X1808019
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program PJJ ICT PGSD
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program PJJ ICT PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juni 2011
Persetujuan pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 22 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. ...
Sekretaris : Taufiq Lilo, S. T., M. T. ...
Anggota I : Drs. Usada, M. Pd. ...
Anggota II : Dr. Riyadi, M. Si. ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.
commit to user
Ike ligasari dewi, PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KARANGDUREN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Maret 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri I Karangduren dan mendiskripsikan cara penggunaan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah: kemampuan berhitung bilangan bulat, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media garis bilangan.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua sikus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data yang dib gunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis statistis diskriptif yaitu membuat rata-rata nilai, nilai maksimal, nilai minimal, menghitung persentase, membuat grafik kemudian mendiskripsikan data-data penelitian tersebut, dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat, setelah dilakukan tindakan kelas melalui media garis bilangan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Pada Siklus I ada peningkatan dari rata-rata 52,28 meningkat menjadi 56,25. Pada Siklus II ada peningkatan dari rata-rata 56,25 meningkat menjadi 73,93. Dengan demikian dapat disimpulkan suatu kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)’
~ (QS. Al-Insyirah : 6-7) ~
“Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka ia
mengerjakan dengan sempurna”
~ (HR. Baihaqi) ~
“Manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu mencari teman.
Namun yang lebih lemah dari itu ialah orang yang mendapatkan banyak
teman tetapi menyia-nyiakannya.”
commit to user PERSEMBAHAN
Dengan segenap hati yang paling dalam, penulis mempersembahkan skripsi ini
kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta
2. Suamiku Adhie Listia Whidia Wardhana
3. Putraku Muhammad Dzaky Hisyam Wardhana
4. Adik-adikku
5. Rekan- rekan S1 PGSD
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nya penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Skripsi
ini merupakan salah satu tugas dalam menempuh mata kuliah Elektronik Tugas
Akhir ( E-TA ) pada program studi PJJ S1 PGSD di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan
petunjuk serta saran-saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberi bantuan
berharga. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Univaersitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. Ketua Program Studi PGSD dan sekaligus Ketua
Program PJJ PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Usada, M. Pd. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Riyadi, M. Si. Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ruwanto, S. Pd. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Karangduren yang telah
memberikan izin tempat penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang saya sampaikan pula kepada semua pihak yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini atas segala bantuan dan
dorongannya, mudah-mudahan budi baik semua pihak yang memberikan bantuan
commit to user
Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak,
khususnya Bapak Pembimbing selaku supervisor sangan saya harapkan guna
perbaikan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat, untuk penulis sendiri pada
khususnya dan untuk rekan sejawat pada umumnya, sehingga meningkatkan mutu
pembelajaran dalam melaksankan tugas di kemudian hari.
Amin.
Klaten, 14 Maret 2011
commit to user
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
3. Tinjauan Tentang Kemampuan Hitung Bilangan Bulat 18
B. Kerangka Berpikir 21
C. Hipotesis Tindakan 23
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 24
B. Subjek Penelitian 25
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data 26
E. Validitas Data 27
F. Teknik Analisis Data 27
G. Indikator/Kinerja Keberhasilan 28
H. Prosedur Penelitian 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 31
1. Hasil Penelitian Siklus I 31
a. Perencanaan 31
b. Tindakan 32
c. Pengamatan 34
d. Refleksi 37
2. Hasil Penelitian Siklus II 42
a. Perencanaan 42
b. Tindakan 43
c. Pengamatan 45
d. Refleksi 48
B. Pembahasan Hasil Penelitian 54
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan 59
B. Implikasi 59
C. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 62
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian 24
Tabel 2. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus I Pertemuan 1 38
Tabel 3. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus I Pertemuan 2 40
Tabel 4. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus I Pertemuan 3 41
Tabel 5. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus II Pertemuan 1 50
Tabel 6. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus II Pertemuan 2 52
Tabel 7. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus II Pertemuan 3 53
Tabel 8. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Siswa
Sebelum Tindakan. 55
Tabel 9. Data Frekuansi Nilai Kemampuan Berhitung Siklus I. 56
Tabel 10. Data Frekuansi Nilai Kemampuan Berhitung Siklus II. 57
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Garis Bilangan Bulat 13
Gambar 2 Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Positif 14
Gambar 3. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif. 14
Gambar 4. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif. 15
Gambar 5. Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dan Bilangan Bulat Negatif 15
Gambar 6. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Positif. 16
Gambar 7. Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dan Bilangan Bulat Positif. 16
Gambar 8. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif 17
Gambar 9. Pengurangan Bilangan Bulat negatif dan Bilangan Bulat Negatif. 17
Gambar 10. Hitung Campuran Bilangan Bulat 17
Gambar 11. Hitung Campuran Bilangan Bulat 18
Gambar 12. Kerangka Berpikir 22
Gambar 13. Siklus Observasi 26
Gambar 14. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada
Siklus I Pertemuan 1 39
Gambar 15. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada
Siklus I Pertemuan 2 40
Gambar 16. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada
Siklus I Pertemuan 3 42
Gambar 17. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada
Siklus II Pertemuan 1 50
Gambar 18. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada
Siklus II Pertemuan 2 52
Gambar 19. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
1. RPP Siklus I 64
2. RPP Siklus II 78
3. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 92
4. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 93
5. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 94
6. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 95
7. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 3 96
8. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 3 97
9. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 98
10. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 99
11. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 100
12. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 101
13. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 3 102
14. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 3 103
15. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan 104
16. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus I 106
17. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus II 108
18. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan,
Siklus I, Siklus II 110
19. Foto Siklus I Pertemuan 1 112
20. Foto Siklus I Pertemuan 2 113
21. Foto Siklus I Pertemuan 3 114
22. Foto Siklus II Pertemuan 1 115
23. Foto Siklus II Pertemuan 2 116
24. Foto Siklus II Pertemuan 3 117
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan yang sangat diinginkan
oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah dan
masyarakat pendidikan telah melakukan berbagai upaya pada berbagai jenjang
persekolahan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan secara nasional yang
memuat berbagai mata pelajaran termasuk matematika.
Materi matematika yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan
konsep dasar yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu diperlukan penguasaan yang memadai terhadap konsep matematika.
Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan secara
menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kecakapan hidup (life skill) melalui seperangkat kompetensi,
agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri dan berhasil di masa datang.
Matematika memiliki peranan yang sangat penting karena banyak persoalan
dalam kehidupan yang memerlukan kemampuan matematika, seperti menghitung,
mengukur dan menimbang misalnya untuk menghitung banyaknya benda,
mengukur jarak atau luas suatu benda, sampai dengan menimbang berat benda
tersebut. Menyadari akan peran penting matematika dalam kehidupan, maka
belajar untuk selayaknya merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang
menyenangkan. Namun kenyataannya bahwa belajar matematika seakan
menakutkan bagi mereka.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya salah satu komponen yang sangat
penting adalah guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini,
guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena gurulah yang
berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung
commit to user
mencakup kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
penanaman nilai-nilai positif melalui bimbingan dan tauladan. Untuk itu, guru
harus dapat memberikan pembelajaran yang baik kepada seluruh peserta didik.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara pendidik, peserta didik, media dan lingkungan belajar.
Dengan adanya interaksi yang baik antara pendidik, peserta didik, alat/ media, dan
lingkungan belajar, maka tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
Dalam hal ini guru dituntut aktif, kreatif, dan inovatif serta mempunyai
kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran.
Siswa dapat dikatakan berhasil dalam mengikuti pembelajaran jika telah
menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Penguasaan materi tersebut
dinyatakan dalam perolehan nilai. Nilai dapat diperoleh dari tes lisan maupun tes
tertulis. Kegiatan evaluasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi tentang
hasil pembelajaran siswa.
Dari data nilai yang diperoleh, maka guru dapat melakukan tindak lanjut.
Apabila nilai yang dicapai siswa dalam kegiatan evaluasi itu baik, maka guru
melakukan tindakan pengayaan. Tetapi jika nilai kurang baik, upaya guru adalah
mengadakan perbaikan pembelajaran, agar masalahnya dapat segera teratasi,
sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian
besar guru dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa jarang memakai
sarana atau media pengajaran, sehingga terasa sekali bahwa Proses Belajar
Mengajar yang dikelolanya membosankan siswa, tidak menarik dan hasilnya tidak
memuaskan. Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran matematika di SD
seperti; malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik,
dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, adalah permasalahan mendasar yang
harus segera diatasi. Dalam ilmu psikologi, gejala ini disebabkan oleh kurangnya
motivasi belajar siswa. Hal demikianlah yang terjadi di SDN I Karangduren
Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten.
commit to user
semester II tahun pelajaran 2009/2010 pada KD Pengerjaan hitung bilangan bulat
dari 24 siswa hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai > 60 (Nilai KKM). Dari data
tersebut ternyata selama proses pembelajaran berlangsung terlihat siswa kurang
memperhatikan, kurang termotivasi untuk belajar, tidak mau bertanya pada guru
dan sulit menangkap pelajaran.
Berdasarkan data di atas, peneliti akan memperbaiki proses pembelajaran
melalui PTK untuk meningkatkan pemahaman materi dan motivasi serta hasil
belajar siswa.
Setelah mengidentifikasi permasalahan dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan, ditemukan beberapa permasalahan, yaitu :
1. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar.
2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
3. Siswa tidak mau bertanya kepada guru.
4. Siswa sulit menangkap materi pelajaran.
5. Pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi rendah.
Dari beberapa permasalahan yang teridentifikasi, peneliti berdiskusi dengan
teman sejawat tentang penyebab rendahnya pemahaman dan penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan. Dari hasil diskusi ditemukan bahwa penyebab
pemahaman dan hasil siswa rendah adalah :
1. Penjelasan guru kurang jelas.
2. Guru kurang variatif dan monoton dalam menyampaikan materi.
3. Tidak digunakan media/ alat peraga yang tepat.
4. Guru tidak memotivasi siswa.
5. Siswa merasa bosan.
6. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran.
7. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
8. Guru mendominasi jalanya pembelajaran.
Berdasarkan data di atas, peneliti ingin meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi pengerjaan hitung bilangan bulat dengan melakukan perbaikan
pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang peneliti laksanakan
commit to user
dalam meningkatkan penguasaan materi pelajaran matematika tentang pengerjaan
hitung bilangan bulat adalah dengan menggunakan media garis bilangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan media garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN I
Karangduren Klaten?”
C. Tujuan Penelitian
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran yang merupakan tindak
lanjut setelah proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah dengan media garis bilangan dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat.
2. Mendiskripsikan cara penggunaan garis bilangan untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Adapun manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
a. Mendapatkan teori cara meningkatkan kemampuan berhitung bilangan
bulat dengan media garis bilangan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran matematika, umumnya pada peningkatan mutu pendidikan
matematika melalui media garis bilangan.
c. Dapat memberikan sumbangan pada sekolah dalam meningkatkan
kemampuan berhitung bilangan bulat
d. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya
2. Manfaat praktis :
commit to user
1) Dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya.
2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3) Dapat memperbaiki kinerja.
4) Dapat menambah rasa percaya diri.
b. Manfaat bagi siswa:
1) Motivasi belajar siswa meningkat.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
3) Meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
4) Merangsang siswa untuk mengungkapkan ide.
5) Prestasi belajar siswa meningkat.
c. Manfaat bagi sekolah :
1) Memotivasi guru lain untuk melaksanakan model pembelajaran yang
bervariasai.
2) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Media
a. Pengertian Media
Secara harfiah kata ”media” dari bahasa Latin, yang merupakan
bentuk jamak dari ”medium” yang berarti perantara dan alat (sarana)
untuk mencapai sesuatu. Association for Education and Communication
Technology (AECT) mendefinisikan media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Sedangakan Education Association mendefinisikan media sebagai
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas
program instruksional. Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst,
(1983)mendefinisikan media sebagai berikut ”Media adalah sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar
pada dirinya”.
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media
merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses
belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memungkinkan
siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan
pengertiannya identik dengan keperagaan. Keperagaan berasal dari kata
”raga” yang berarti sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan
yang dapat diamati melalui indera kita (Husesin Achmad, 1981:102).
commit to user
metode,dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah (Oemar Hamalik, 1977:23).
Sedangkan media pengajaran (Kosasih Djahiri, 1978/1979:66)
adalah segala alat bantu yang dapat memperlancar keberhasilan mengajar.
Alat bantu mengajar ini berfungsi membantu efisiensi pencapaian tujuan.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus menghubungkan
alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media
adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk
menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi yang di dalamnya ada unsur: sumber pesan
(guru), penerima pesan (siswa), dan pesan yaitu materi pelajaran yang
diambil dari kurikulum.
b. Fungsi Media
Di dalam proses belajar mengajar dewasa ini, masih banyak guru
yang enggan memanfaatkan media yang tersedia. Tetapi terjadi
kecenderungan para siswa dibiasakan sekedar mendengarkan apa yang
dianjurkan oleh guru, kemudian mencatat, dan kemudian dipaksa
menghafalkan di luar kepala, atau sering dikenal dengan istilah duduk,
dengar, catat, hafal.
Keadaan seperti ini akan menghasilkan sikap verbalisme yang
mengakibatkan siswa hanya pasif di dalam proses belajar mengajar. Dalam
rangka menciptakan CBSA serta mengembangkan keterampilan proses
pada siswa, penggunaan berbagai macam media (multi media) sangat
membantu proses pembelajaran.
Pada kakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi
antara pengajar dengan objek pengajaran. Kegiatan di kelas merupakan
tempat guru dan siswa melakukan tukar pikiran dan mengembangkan
commit to user
sehingga komunikasi menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan
verbalisme, ketidaksiapan, dan kurangnya minat siswa. Salah satu usaha
mengatasinya adalah dengan menggunakan media secara terintegrasi
dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan fungsi media dalam
kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus informasi dan
sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.
Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur
langkah-langkah kemajuan serta memberikan umpan balik.
Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pengertian belajar
mengajar, maka berubah pula pandangam terhadap media. Dewasa ini
media tidak lagi dipandang sebagai alat bantu yang digunakan jika perlu
atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem
instruksional. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang,
disiapkan, dipilih dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan
instruksional yang hendak dicapai. Sebagai salah satu komponen sistem,
maka media ikut mempengaruhi bekerjanya komponen lain, dengan
demikian ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dapat
disimpulkan bahwa media bukan lagi hanya sekedar alat bantu, tetapi
merupakan bagian integral dari sistem instruksional. Maka penggunaan
media dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut
Basyaruddin Usman dan H. Asnawir (2002;13-15) mempunyai nilai-nilai
praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa
Pengalaman masing-masing individu sangat beragam, misalnya
dua siswa yang berasal dari dua lingkungan keluarga dan masyarakat
yang berbeda akan menampakkan pengalaman yang berbeda pula.
commit to user 2. Media dapat mengatasi ruang kelas
Di dalam kelas banyak hal yang sulit untuk dialami langsung
oleh siswa. Misalnya obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil,
gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dan hal-hal
yang terlalu komplek, semuanya dapat diperjelas dengan menggunakan
media.
3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan
Misalnya mengamati, mengidentifikasi gejala fisik / lingkungan
dan masalah-masalah sosial di masyarakat
4. Media menghasilkan keragaman pengamatan
Pengamatan yang dilakukan secara bersama-sama dapat
diarahkan kepada hal-hal yang penting sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai
5. Media dapat menanamkan konsep dasar, yang benar, konkrit, dan
realistis
Penggunaan media gambar, film, model, grafik, atau bahkan
benda aslinya dapat memberikan konsep yang benar.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru
Dengan menggunakan media, pengalaman anak semakin luas,
persepsi semakin tajam, pemahaman konsep-konsep semakin lengkap.
Dengan demikian menambah rasa ingin tahu siswa, selanjutnya dapat
menimbulkan minat baru untuk belajar.
7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk
belajar
Pemasangan gambar dengan warna yang menarik di papan tulis,
mendengarkan siaran radio, pemutaran film, semuanya itu dapat
menimbulkan rangsanagan untuk belajar lebih lanjut.
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang
commit to user
Media dalam pembelajaran harus dipersiapkan secara matang.
Sebelum menetapkan jenis media apa yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan hal-hal penting
tentang media pengajaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan
media pengajaran adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian
yang (integrated) dengan proses atau sistem mengajar, bukan
merupakan tambahan atau ekstra yang digunakan apabila waktu
mengijinkan atau mengisi waktu senggang saja Sebab penggunaan
media pengajaran diperuntukkan mencapai tujuan tertentu.
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dari pada
data. Hal ini sangat dibutuhkan dalam metode inquiry, problem solving
dan diskusi.
3. Dalam penggunaan media pengajaran guru hendaknya memahami
benar hirarkhi (sequance) dari pada jenis alat dan kegunaannya. Sebab
kita pahami siswa lebih mudah menghayati hal yang langsung dari
pada yang tidak langsung, begitu pula lebih mudah memahami hal-hal
yang konkrit dari pada hal yang abstrak.
4. Dalam penggunaan media pengajaran hendaknya diuji kegunaannya,
sebelum, selama, dan sesudah penggunaannya. Artinya guru harus
memperhitungkan untung rugi dan kebaikan dari penggunaan atau
memilih media tersebut.
5. Media pengajaran akan sangat efektif dan efisien penggunaannya
apabila diorganisir secara sistematis, jadi jangan hanya sekadar
menggunakan
6. Penggunaan multi media sangat menguntungkan dan akan
memperlancar proses dan merangsang semangat belajar siswa. Dengan
commit to user
memfungsikan aneka jenis inderanya, sehingga proses belajar siswa
akan lebih mudah dan mantap (Kosasih Djahiri, 1978/1979:66-68)
Mengajar dengan menggunakan alat peraga ( media ) akan lebih
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Informasi
yang di dapat akan lebih kuat tertanam dalam pikiran siswa. Hal ini
membuktikan pula bahwa alat peraga sangat penting peranannya dalam
keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran.
Penggunaan alat peraga harus benar-benar sesuai dengan materi
pelajaran. Ini juga diperkuat oleh pendapat beberapa ahli pendidikan yang
mengatakan bahwa penggunaan media/alat peraga sangat penting untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran antara lain
Jean Piaget (Swiss). Perkembangan intelektual manusia menurut Jean
Piaget dibagi menjadi 4 Tahap yaitu : Tahap Gerak sensoris (0 - 12
Tahun), Tahap Pra Operasional (2 – 7 Tahun), Tahap Operasional Konkret
(7 – 12 Tahun), dan Tahap Operasional Formal (13 Tahun atau lebih). Jean
Piaget menganjurkan agar dalam mengajarkan Matematika di Pendidikan
Dasar perlu memanfaatkan alat peraga benda konkret. Sebab anak-anak
SD perkembangan intelektualnya cenderung masih berada dalam Tahap
Operasional Konkret.
Pendapat Jean Piaget diperkuat pula oleh William Brownell dalam
teori belajar “Meaning Theory”. Menurut William Brownell, dalam
mengajarkan Matematika di Pendidikan Dasar sebaiknya menggunakan
alat peraga benda konkret dan materi disajikan secara permanen dan terus
menerus dalam waktu yang lama.
Ahli pendidikan lain yaitu Jerome S. Brunner dalam teori belajarnya
mengatakan dalam pembelajaran Matematika ada tiga tahapan
pembelajaran yang hendaknya digunakan secara berurutan yaitu : Tahap
Enactive yaitu penggunaan benda konkret dalam belajar, Tahap Econic
yakni tahap penggunaan gambar atau grafik dan Tahap Symbolic dimana
commit to user
Pembelajaran Matematika di SD sebaiknya menggunakan alat
peraga dan alat peraga yang digunakan lebih baik adalah benda konkret.
Guru harus kreatif merancang dan menciptakan alat peraga sendiri, alat
peraga tidak harus yang mahal. Meskipun hanya sederhana tetapi sesuai
dengan materi pelajaran akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Dari uraian tersebut penulis menggunakan media berupa garis
bilangan karena dengan alat peraga ini dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam proses pembelajaran. Hal
ini sesuai dengan pendapat Miarso (1980) yang menegaskan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Penggunaan media garis bilangan juga memudahkan siswa dalam
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif.
Siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif jika dalam proses
pembelajaran digunakan media garis bilangan. Sesuai dengan pendapat
Jerome Bruner yang menyatakan bahwa kemampuan mental anak
berkembang secara bertahap mulai dari yang sederhana ke yang rumit,
mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata/ konkrit
ke yang abstrak. Sehingga diharapkan dengan penggunaan media garis
bilangan dapat memperbaiki hasil belajar siswa terhadap materi operasi
bilangan bulat positif dan negatif.
2. Tinjauan Tentang Garis Bilangan a. Garis Bilangan
Menurut Baharim Shamsudin (2007:42) garis bilangan adalah garis
lurus yang ditandai dengan sejumlah titik jarak dari satu titik ke titik lain
sama panjang. Pada setiap titik tertulis satu bilangan, bilangan-bilangan itu
merupakan rangkaian bilangan berurutan dari bilangan negatif terkecil di
commit to user
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa garis bilangan
adalah garis lurus yang ditandai dengan titik-titik yang berjarak sama, pada
setiap titik tertulis satu bilangan yang berurutandari blangan negatif
terkecil di sebelah kiri nol sampai dengan positif terbesar di sebelah kanan
nol.
Gambar 1 : Garis Bilangan Bulat
b. Penggunaan Garis Bilangan Dalam Pembelajaran Hitung Bilangan Bulat
Menurut Karso (1998:6.15) untuk menjelaskan sebagian pengerjaan
hitung pada bilangan bulat, akan kita gunakan garis bilangan (Karso,
1998:6.15), karena dengan garis bilangan ini akan memudahkan anak
dalam memahami pengerjaan hitung. Dalam menggunakan garis bilangan
ini sebaiknya kita menyiapkan kapur atau spidol berwarna, sehingga warna
untuk lambang bilangan pada garis bilangan dengan lambang bilangan
yang menunjukkan langkah-langkah pengerjaannya berbeda (Karso,
1998:6.15). Dalam penjumlahan ditunjukkan dengan melangkah ke
sebelah kanan atau maju dan langkah pada garis bilangan dengan arah
panah ke kanan, sedangkan pengurangan dengan melangkah ke sebelah
kiri atau mundur dalam langkah garis bilangan dengan arah panah ke kiri
(Nur Akhsin, 2006:169)
1) Penjumlahan bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai
berikut.
a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
commit to user
Gambar 2 : Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif
Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kanan sampai bilangan 2.
Dari titik 2, melangkah 3 satuan ke kanan sampai pada bilangan 5.
Garis bilangan tersebut menunjukkan, 2 + 3 = 5
b) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh : -2 + 4 =……
Gambar 3 : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan
Bulat Negatif.
Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2.
Dari titik -2, melangkah 4 satuan ke kanan sampai pada bilangan 2.
c) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh : 5 + (-7) =….
2
3
- 2
commit to user
Gambar 4 : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan
Bulat Negatif.
Dari titik 0, melangkah 5 satuan ke kanan sampai pada bilangan 5.
Dari titik 5, melangkah 7 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2
Garis bilangan tersebut menunjukkan, 5 + (-7) = -2
d) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh : -2 + (-2) =…..
Gambar 5 : Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif Dengan
Bilangan Bulat Negatif
Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2
Dari titik -2, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -4
Garis bilangan tersebut menunjukkan, -2 + (-2) = -4
2) Pengurangan bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai berikut
a) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Contoh : 4 – 7 =….
- 7
5
commit to user
Gambar 6 : Pengurangan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan
Bulat Positif.
Dari titik 0, melangkah 4 satuan ke kanan sampai pada bilangan 4
Dari titik 4, melangkah 7 satuan ke kiri sampai pada bilangan -3
Garis bilangan tersebut menunjukkan 4 – 7 = -3
b) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
Contoh : -2 – 3 =…….
Gambar 7 : Pengurangan Bilangan Bulat negatif Dengan Bilangan
Bulat Positif.
Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2
Dari titik -2, melangkah 3 satuan ke kiri sampai pada bilangan -5
Garis bilangan tersebut menunjukkan -2 – 3 = -5
c) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh : 2 – (-2) =…….
7
4
commit to user
Gambar 8 : Pengurangan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan
Bulat Negatif
Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kanan sampai pada bilangan 2
Dari titik 2, melangkah 2 satuan ke kanan sampai pada bilangan 4
Garis bilangan tersebut menunjukkan 2 – (-2) =4
d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh : -1 – (-3)=….
Gambar 9 : Pengurangan Bilangan Bulat negatif Dengan
Bilangan Bulat Negatif.
Dari titik 0, melangkah 1 satuan ke kiri sampai pada bilangan -1
Dari titik -1, melangkah 3 satuan ke kanan sampai pada bilangan 2
Garis bilangan tersebut menunjukkan, -1 – (-3) =2
3) Pengerjaan Hitung Campuran dengan Garis Bilangan
Contoh :
1. 3 + (-4) - 5 =….. -…… =……
Gambar 10 : Hitung Campuran Bilangan Bulat
Dari titik Nol, melangkah 3 satuan ke kanan sampai bilangan 3
2 - (-2)
- 1
- 3 - (-3)
- 4 - 5
commit to user
Dari titik 3, melangkah 4 satuan ke kiri sampai pada bilangan -1
Dari titik -1, melangkah 5 satuan ke kiri sampai pada bilangan -6
Jadi : 3+(-4)-5 = -1 – 5 = -6
2. 8 – 7 + (-6) = …. + ….. = …..
Gambar 11 : Hitung Campuran Bilangan Bulat
Dari titik nol, melangkah 8 satuan ke kanan sampai bilangan 8
Dari titik 8, melangkah 7 satuan ke kiri sampai bilangan 1
Dari titik 1, melangkah 6 satuan ke kiri sampai bilangan -5
Jadi : 8-7+(-6) = -5
3. Tinjauan Tentang Kemampuan berhitung bilangan bulat a. Hakikat Matematika
Menurut Johnson and Myklebust dalam Mulyono Abdurrohman
(2003:252). Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan,
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Sedangkan menurut Lerner dalam Mulyono Adurrahman (2003:252).
Matematika disampinga sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa
universal yang memungkinkann manusia memikirkan, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengetahui elemen dan kuantitas.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
matematika sebagai bahasa simbolis dan universal yang berhubungan
dengan kuantitas.
- 6
8
commit to user
Pembelajaran Matematika harus memberikan siswa situasi masalah
yang dapat mereka bayangkan atau memiliki hubungan dengan dunia
nyata. Sedangkan menurut Gail A. Williams (1983:3) menyatakan
Mathematics is beautiful and useful creation of the human mind and spirit
“ Matematika adalah sebuah kreasi yang indah dan berguna dalam pikiran
dan jiwa manusia”.
Menurut Cockroft dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253)
mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena :
1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan. 2) Semua bidang studi
memerlukan keterampilan matematika yang sesuai. 3) Merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat dan jelas. 4) Dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara. 5) Meningkatkan kemampuan
berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan. 6) Memberikan
kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
b. Tujuan Belajar Matematika
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2008:135)
mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik mempunyai
kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
alogaritma, secara luwes, akurat efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah, 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh,
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram atau
media lainnya untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5)Memiliki sikap
menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika,serta sikap
commit to user
c. Pengertian Berhitung
Menurut David Glover (2007:30) In Arith Matic you add subtract
multy play and devide numbers. Aritmatika berhubungan dengan
menjumlah, mengurang, mengali dan membagi bilangan.
Menurut Purwodarminto (1993:311), berhitung adalah mengerjakan
hitungan (menjumlahkan, mengurangkan, dsb). Menurut Nurkhasanah dan
Didik Tumianto (2007:243), berhitung adalah mengerjakan hitungan.
Menurut Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurahman (2003:253)
aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang berkenaan
dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan
perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Secara singkat berhitung adalah pengetahuan
tentang bilangan.
Berhitung merupakan salah satu tahapan belajar yang harus dilalui
setiap anak oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua
atau guru mengajari anak untuk berhitung sedini mungkin, dikarenakan
berhitung sangat erat dengan angka-angka
(http//Indonesia.com/belajar-berhitung-dengan-aritmagic.html,3 januari 2011) .
Dalam perkembangan aritmatika atau berhitung selanjutnya,
penggunaan bilangan sering diganti dengan objek, penggunaan objek
dalam aritmatika inilah yang kemungkinan disebut aljabar Dali S. Naga,
dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253)
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
berhitung adalah cabang Matematika yang berhubungan dengan
perhitungan yang menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
d. Kemampuan Berhitung
Menurut Purwodarminto, kemampuan berarti menguasai.
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan (Nurkhasanah
commit to user
dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan untuk
menguasai sesuatu.
Menurut Nyimas Aisyah, dkk (2007:6.5) kemampuan berhitung
merupakan salah satu kemampuan yang pentinga dalam kehidupan
sehari-hari, dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kehidupan semua manusia
memerlukan kemampuan ini.
Menurut Dewa Ketut Sukardi dalam Sulis (2007:14) bahwa
kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran
dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran
dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung yang diperlukan dalam
semua aktifitas kehidupan manusia sehari-hari.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siswa sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran adalah
siswa kurang antusias terhadap pembelajaran, sehingga kemampuan berhitung
siswa kelas IV SDN I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten
rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilaksanakan guru masih
bersifat konvensional dan guru tidak menggunakan media yang tepat.. Sehingga
siswa akan kesulitan memahami materi yang diajarkan.
Pada perbaikan pembelajaran guru menggunakan media garis bilangan.
Jika menggunakan media ini siswa menjadi lebih aktif dan antusias terhadap
pembelajaran, bersemangat untuk menyalesaikan soal-soal penjumlahan bilangan
bulat dan menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran setelah digunakan
mediagaris bilangan.
Dalam pembelajaran jika menggunakan media garis bilangan pada
pembelajaran berhitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN I Karangduren,
Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011, maka
diduga kemampuan berhitung bilangan bulat siswa akan meningkat. Berdasarkan
commit to user
Gambar 12 : Kerangka Berpikir Kondisi awal bulat siswa kelas IV meningkat, siswa
Guru dalam proses belajar mengajar secara konvensional
commit to user
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Dengan menggunakan
media garis bilangan dalam pembelajaran berhitung bilangan bulat, maka
kemampuan berhitung bilangan bulat bulat siswa kelas IV SDN I Karangduren,
Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Tahun Pelajaran 2010/2011 diduga
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karangduren,
Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten dengan jumlah siswanya 150
orang, rata-rata tiap kelas mencapai kurang lebih 25 orang siswa. Pemilihan
tempat tersebut didasarkan pertimbangan sebagai berikut :
a. Peneliti merupakan guru tetap di sekolah tersebut.
b. Peneliti telah memahami karakteristik siswa yang akan diteliti.
c. Kemampuan berhitung bilangan bulat masih rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011
selama 3 bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011. lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret
1 Penyusunan dan
4 Pelaksanaan penelitian
x x x x
commit to user
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas IV SD Negeri 1
Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten tahun pelajaran
2010/2011 yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putri dan 16 siswa
putra.
Pada dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda tapi sebagian
besar dari mereka adalah siswa dari golongan menengah kebawah yaitu ekonomi
rendah.
C. Data dan Sumber Data
Data atau informasi adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
maupun angka (Arikunto, 1993:91).
Suharsimi Arikunto (1996:114) berpendapat bahwa apabila peneliti
menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak
atau proses sesuatu. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data
adalah subyek berupa manusia, benda, gerak atau proses dari subyek tersebut
dapat diperoleh data yang diperlukan.
Ada 3 sumber data yang dijadikan pengumpulan data seta informasi dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Informan
Informan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 1
Karangduren, kecamatan Kebonarum, kabupaten Klaten.
2. Peristiwa
Peristiwa dalam penelitian ini adalah berbagai kegiatan dalam proses
pembelajaran Matematika dengan media.
3. Dokumen
Dokumen yang dijadikan sumber data berupa hasil pekerjaan siswa, hasil tes
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data
Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada,
selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut antara lain :
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran berlangsung
yaitu pengerjaan hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV. Observasi
bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam
kelas sejak kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.
Hasil observasi didiskusikan bersama dengan guru pengamat untuk
kemudian dianalisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan atau
kelebihan dalam menggunakan media kartu positif negatif dalam
pembelajaran berhitung penjumlahan bilangan bulat untuk kemudian
diupayakan solusinya.
Selain itu observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak
pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar
lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan
pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya (Amir,
2007:134).
Langkah-langkah observasi meliputi :
a. Perencanaan (planning)
b. Pelaksanaan observasi kelas (class room)
c. Pembahasan balikan (Feed back)
Gambar 13 : Siklus observasi (David Hopkins dalam Amir, 2007:135).
Feed back Class room
commit to user 2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen dan arsip.
Dokumen berupa daftar nilai, daftar hadir siswa, kurikulum KTSP dan
arsip-arsip lain yang dimiliki guru kelas IV.
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah diadakan tindakan. Tes diberikan pada awal kegiatan
penelitian untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dalam penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dan setiap akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat pada siswa. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat
perkembangan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa sesuai dengan
siklus yang ada.
E. Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan validitas isi, yaitu
validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan
analisi rasional.
Penggunaan pendekatan ini menggunakan kiteria berupa tabel spesifikasi
yang berisi domain dari berupa tes. Domain ini berasal dari kurikulum karena
pengukuran dilakukan pada hasil prestasi belajar siswa.
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistis diskriptif yaitu membuat rata-rata nilai, nilai maksimal, nilai minimal,
menghitung prosentase, membuat grafik kemudian mendiskripsikan data-data
commit to user
G. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakna rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang menjadi
indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 80% dari jumlah siswa
dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai > 60.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap
siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui
permasalahan yang merupakan rendahnya kemampuan berhitung bilangan bulat
pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Karangduren, Kecamatan Kebonarum,
Kabupaten Klaten dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan dalam tahap-tahap
sebagai berikut :
Siklus Pertama (Siklus I)
1. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika
dengan KD : Pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan
media garis bilangan.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Menyiapkan soal tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran.
d. Menyiapkan lembar penilaian.
e. Membuat lembar observasi
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika dengan KD pengerjaan
hitung bilangan bulat.
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
commit to user
bilangan bulat dengan media garis bilangan. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah :
a. Memonitor siswa selama proses pembelajaran.
b. Menilai hasil tes siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Guru mengadakan refleksi setelah diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat
digunakan untuk menetukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
Siklus Kedua (Siklus II)
1. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Matematika dengan KD : pengerjaan hitung bilangan bulat dengan
menggunakan media garis bilangan.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran
d. Menyiapkan lembar penilaian
e. Membuat lembar observasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah
dibuat dalam mata pelajaran Matematika dengan KD : pengerjaan hitung
bilangan bulat.
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
yaitu pada proses pembelajaran Matematika pada KD : pengerjaan hitung
bilangan bulat dengan media garis bilangan. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah :
a. Memiliki monitor siswa selama proses pembelajaran.
b. Peneliti menilai hasil yang dicapai siswa setelah pelaksanaan
commit to user 4. Tahap Refleksi
Guru dan kepala sekolah bersama-sama membahas hasil pembelajaran.
Siswa dikatakan berhasil jika kemampuan berhitung bilangan bulat siswa
kelas IV benar-benar meningkat sesuai KKM yang ditentukan yaitu bila 80%
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( 6 x 35
menit ) dalam bulan Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan
prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data
awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 26 siswa kelas IV SD
Negeri 1 Karangduren terdapat 20 siswa atau kurang lebih 77% yang nilai
prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan
minimal.Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan
siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami
tentang konsep operasi penjumlahan bilangan bulat. Atas dasar hal
tersebut, guru kelas melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru
kelas lain tentang alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut di atas. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala
sekolah dan guru-guru lain, guru kelas memilih penggunaan media garis
bilangan untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan
bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Karangduren.
Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran
Matematika, guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan media garis bilangan. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator
yang hendak dicapai.
commit to user
3) Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan
bersama.
b. Tindakan
Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun.
Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
1) Pertemuan ke 1
Pada pertemuan pertama materi yang yang diajarkan adalah
penjumlahan bilangan bulat dengan indicator menjumlahkan dua
bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan
dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai
kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.
Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk
mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan
lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis
bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas
bersama.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa,
dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi
siswa.
2) Pertemuan ke 2
Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah
commit to user
bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan
dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai
kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.
Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk
mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan
lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis
bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas
bersama.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa,
dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi
siswa.
3) Pertemuan ke 3
Pada pertemuan ketiga materi yang yang diajarkan adalah
pengerjaan hitung campuran dengan indicator menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan
dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai
kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang pengerjaan
hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang
sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan
commit to user
soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk
dikerjakan secara kelompok dengan media garis bilangan. Setelah
selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa,
dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi
siswa.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan
kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo. Observasi
ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta
mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV
SD negeri 1 Karangduren. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya
ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga
pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk
suasana kelas pada setiap pertemuan.
Adapun uraian pengamatan tiap pertemuan pada siklus I adalah
sebagai berikut :
Pertemuan : I ( satu )
Indikator : Menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua
bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat negatif.
Media : Garis Bilangan
Hasil Pengamatan :
1) Kegiatan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 4 maka dipaparkan hasil
commit to user
guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa
meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun
kelompok.
2) Kegiatan Guru
Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 3 maka dipaparkan hasil
pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b)
Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru
sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media
dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru
penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan
dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru
telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan
siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.
Pertemuan : 2 ( dua )
Indikator : Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat negatif atau bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat positif dan mengurangkan bilangan bulat positif
dengan bilangan bulat positif.
Media : Garis bilangan
Hasil Pengamatan :
1) Kegiatan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 6 maka dipaparkan hasil
pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan
guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa
meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun
commit to user 2) Kegiatan Guru
Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 5 maka dipaparkan hasil
pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b)
Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru
sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media
dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru
penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan
dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru
telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan
siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.
Pertemuan : 3 ( tiga )
Indikator : Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat negatif
dan bilanagan bulat positif.
Media : Garis bilangan
Hasil Pengamatan :
1) Kegiatan Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 8 maka dipaparkan hasil
pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan
guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa
meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun
kelompok.
2) Kegiatan Guru
Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 7 maka dipaparkan hasil
pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b)
Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru
sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media
dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru
commit to user
dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru
telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan
siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses
tindakan, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan materi
penjumlahan bilangan bulat dan pada pertemuan kedua dengan materi
pengurangan bilangan bulat, telah menunjukkan peningkatan prestasi lebih
baik walaupun dikatakan belum berhasil, sedangkan pada pertemuan
ketiga dengan materi pengerjaan hitung campuran bilangan bulat, belum
menunjukkan perubahan yang berarti.
Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertemuan : 1 ( satu )
Indikator : Menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau du
bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat
positif dengan bilangan bulat negatif.
Media : Garis bilangan
Hasil Refleksi :
Hasil refleksi pada pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa
siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab
pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi penjumlahan
bilangan bulat sudah mulai meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥60 sebanyak 18 siswa
dari 26 siswa atau 69,23% dengan rata-rata kelas mencapai 60,38.
Berdasarkan usulan penelitian yang sudah disetujui bersama bahwa
pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa atau
minimal sebanyak 21 siswa dari 26 siswa mendapat nilai > 60 dan rata-rata
kelas mencapai 60,0. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai ≥
commit to user
nilai rata-rata kelas yang mencapai 60,38 menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan yang dilakukan
sudah meningkat walaupun belum berhasil. Data nilai kemampuan
berhitung siswa pada pertemuan 1 siklus I selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2 : Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I
Pertemuan 1
No. Rentang Nilai
Frekuensi Persentase ( % )
1. 21 – 30 2 7,69
2. 31 – 40 1 3,85
3. 41 – 50 5 19,23
4. 51 – 60 7 26,92
5. 61 – 70 8 30,77
6. 71 – 80 3 11,54
7. 81 – 90 0 0
8. 91 – 100 0 0
Jumlah 26 100
Rata-rata 60,38
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus
I pertemuan 1 untuk materi penjumlahan bilangan bulat telah
menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai sebelum tindakan dengan
rata-rata kelas pada siklus I pertemuan 1 mencapai 60,38 walaupaun
dikatakan belum berhasil. Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan