• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pegawai Negri Sipil (PNS) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kinerja Pegawai Negri Sipil (PNS) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hadiratkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya yang melimpah, serta kemampuan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Kinerja Pegawai Negri

Sipil (PNS) dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di

Kabupaten Mandailing Natal”.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan di Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara, dalam memperoleh gelar sarjana ilmu administrasi negara. Semoga

rahmata dan karunia dari Allah SWT selalu mengalir dan menyertai penulis dalam

menyempurnakan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk ide atau gagasan, moral,

maupun materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Ilmu Sosial Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara,

3. Ibu Dra, Elita Dewi, M.Sp, selaku sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

(3)

4. Bapak Ridwan Rangkuti sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

skirpsi ini baik dalam keadaan penulis kesulitan Bapak selalu memberikan

dukungan dan semangat.

5. Dosen-Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

politik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing penulis dari

awal hingga detik ini.

6. Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak membantu penulis dalam

urusan administrasi di kampus.

7. Terkhusus dan teristimewa, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya untuk kedua orang tua penulis, Bapak Najamuddin Lubis

dan Ibu Siti Hafsah Lubis , yang selama ini telah membesarkan penulis

dengan penuh kasih sayang, mendidik dan mengajari penulis hingga detik

ini dan semua yang kalian berikan takkan tergantikan hanya do’a yang

dapat ku persembahkan semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan

panjang umur hingga nanti kalian dapat melihat putri mu berhasil seperti

yang kalian harapkan selama ini kepada ku dan aku akan menyanyangi

kalian selama hidupku . Tak lupa juga kepada adik-adik ku yang paling

ku sayangi di dalam hidup ku Riski Maulida Lubis, Muhammad Huzein

Lubis, dan si bungsu Ahmad Rizal Lubis, maaf jika kakak kalin ini

(4)

8. Terkhusus juga buat Bou ku, Rosmaida Lubis yang selalu memberikan

dukungan dan jalan bagi penulis,apabila penulis menemui jalan buntu di

dalam masa perkuliahan.

9. Buat keluarga besar ku , tante-tente ku terimakasih penulis ucapkan

kepada kalian semua yang selama nih telah membantu penulis baik dalam

materi maupun non materi,dan buat semua sepupu ku Lanni Sari, Nila

Sari, Zahira Kayla Ikhwan yang selalu buat penulis tertawa dengan tingkah

lucunya dan yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu namanya

maksih atas semua kebersamaanya.

10.Bapak H. Imron Lubis, S.pd. MM., selaku Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal.

11. Bapak H. Khoirul Bahri, S.sos selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal.

12.Buat Bapak / Ibu Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

yang telah membantu penulis selama penelitian di lapangan . terima kasih

khususnya buat Bapak Sahrin nasution atas informasi yang diberikan ,

sehingga penulis bisa menyelesaikan skiripsi.

13.Buat Bapak Khairil Anwar Piliang Dan Bapak Aliruddin Dari SMA 3 Dan

1 Siabu , yang telah memberikan penulis mengenai informasi tentang

pelayanan Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

14.Kepada sahabat ku tersayang Sortauli Purba , Rintin Rinanda, Hadiyanti

Arini Lina Susanti Dhuha, Afrita Fatma Dwi, yang senantiasa menjadi

(5)

15.Kepada, Benny Sianturi, bang Bontor Tambunan, Renaldi, Rio Calvary

dan Mianhot, Rizal Mahfud , yang telah memotivasi, dan kawan berbagi

dikala jenuh dan rasa bosan melanda dan menjadi keluarga baru penulis di

AN.

16.Kelompok magang Desa Petuaran Hilir (Fitri, Amel, Nurul, Decy, Ana,

Benny, Rio, Mianhot, Bontor, Syahprizal) yang selalu saling memotivasi

dan menjadi keluarga baru di AN.

17.Buat teman-teman Kebijakan Publik (Rintin Rinanda, Sortauli purba, Sri

Amelia, Ana kehe, Widodo, Syafrizal, Beni Sianturi, Beni Sihombing,

Bontor Tambunan, Mianhot, Renaldi, Rio Calvary, Doli Ompusungu,

18.Teman-Teman AN’09 yang tidak dapat disebut satu per satu. Terima kasih

sudah membagi banyak cerita selama masa perkuliahan kita. Semoga kita

selalu menjadi keluarga yang tidak pernah putus.

19.Kepada kakak kos ku di Jln. Dr Sofyan 88, terimakasih atas

kebersamaannya dan telah banyak mengajari penulis tentang artinya

berbagi dan saling menyanyangi di kala senang dan duka.

20.Dan kepada kedua Ibu kos ku Buk Lidya dan Bu, Maryam terimakasih

telah menjadi pengganti kedua orang tua penulis selama masa perkuliahan,

dan telah memberikan nasihat-nasihat terhadap penulis.

21.Spesial buat seseorang yang ku sayangi ( Ali Akbar Sigalingging ) yang

selalu menyediakan waktunya dan membantu penulis menyelesaikan tugas

akhir,dan sebagai kawan sharing bagi penulis dan berbagi dalam suka dan

(6)

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran

yang bermanfaat demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini

dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama.

Terima kasih.

Medan, Mei 2013

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTARLAMPIRAN...xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...6

1.3. Tujuan Penelitian...7

1.4. Manfaat Penelitian...7

1.5. Kerangka Teori...8

1.5.1.Kebijakan Publik...8

1.5.2.Analisis Kebijakan Publik...12

1.5.2.1. Prosedur Analisis Kebijakan Publik...16

1.5.2.2. Proses Pembuatan Kebijakan ...17

1.5.3. Kinerja Pegawai Negri Sipil...17

1.5.3.1. Pengertian Kinerja Pegawai Negri Sipil...17

1.5.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ..…18

1.5.3.3. Unsur-Unsur Penilaian Kinerja Pegawai Negri Sipil….…...19

1.5.3.4. Tata Cara Penilaian ………...24

1.5.3.5. Penyampaian Daftar Penilaiaan Pelaksanaan Pekerjaan …....25

(8)

1.5.4. Kualitas Pelayanan...28

1.5.4.1. Pengertian Kualitas Pelayanan …...……28

1.5.4.2. Prinsip Pelayanan Publik.………...31

1.5.5. Pendidikan...32

1.5.5.1. Pengertian Pendidikan ………...32

1.5.5.2. Tujuan dan Proses Pendidikan………...33

1.5.5.3.Kriteria dan Kebijakan Pendidikan………...33

1.6. Defenisi Konsep ………...35

1.7. Defenisi Operasional………...….36

1.8. Sistematika Penulisan………...40

BAB 2 METODE PENELITIAN 2.1.Bentuk Penelitian...41

2.2.Lokasi Penelitian...41

2.3.Informan Penelitian...41

2.4.Instrument Penelitian...42

2.5.Teknik Pengumpulan Data ...43

2.6. Teknik Analisa Data...44

2.5.Rencana Pengujian Keabsahan Data...44

BAB 3 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Mandailing Natal………...45

(9)

2. Letak Geografis………...………...46

3.2. Ganbaran Umum Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Nata…..47

1. Visi Dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal...…47

2. Sturuktur Perangkat Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal...50

3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal...52

4.Rencana Strategis 2011 ………..…....80

3.3. Gambaran Umum Pegawai Negri Sipil Dinas Pendidikan ………...81

3.4. Lembaga Pendidikan Dinas Pendidikan ………..88

3.5. Gambaran SMAN 3 Panyabungan………....89

3.6. Gambaran SMAN1 Siabu ……….90

BAB 4 PENYAJIAN DATA 1. Deskirpsi Hasil Wawancara …………...91

2. Deskripsi Data Sekunder……….96

BAB 5 ANALISIS DATA Analisis Data………….………...…104

BAB 6 PENUTUP Kesimpulan………...………….117

Saran………...………..……….120

DAFTAR PUSTAKA………...…..122

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel.1 :Gambaran Umum Pegawai Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal………...81

Tabel.2 : Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal………...82

Tabel.3 : Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kualitas Tahun 2011…………...83

Tabel.4 : Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Kuantitas Tahun 2011………...84

Tabel.5 : Pendidikan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011………..85

Tabel. 6 : Karakteristik Pengawasan Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011………...86

Tabel.7 : Tingkat Kehadiran dan Absensi Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011………...87

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar wawancara dan hasil wawancara

Lampiran 2 : Rahasia Daftar Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negri Sipil Dinas

Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 3 : Gambar Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 4 : Gambar SMAN3 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 5 : Gambar SMAN 1 Siabu Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 6 : Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 7 : Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skiripsi

Lampiran 8 : Berita Acara Seminar Rencana Usulan Penelitian

Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 11 : Surat Izin Melakukan Penelitian Dari Kantor Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 12 : Surat Izin Melakukan Penelitian Dari SMAN 3 Panyabungan

Kabupaten Mandailing Natal

Lampiran 13 : Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

(12)

ABSTRAK

NAMA : NUR FITRI HAYATI LUBIS

NIM : 090903021

DEPARTEMEN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

DOSEN : DRS. M.RIDWAN RANGKUTI , M.SI

JUDUL : PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS ) DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja secara maksimal.. Kinerja menunjuk pada suatu hasil kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang di dasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan.Kinerja Pegawai Negri Sipil (PNS) merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kinerja Pegawai Negri Sipil Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan unsur- unsur Penilaian Pelaksanaan Kinerja Pegawai Negri Sipil yaitu Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, dan Kerjasama.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan sumber data infoman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi kasus/ kepustakaan.Dari analisis data dapat diketahui bahwa informan mengatakan Kualitas Pelayanan Pendidikan Di Kabupaten Mandailing Natal sudah baik. Dapat dilihat dari unsur Penilaian Pelaksanaan Kinerja Pegawai Negri Sipil yaitu, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Dan Kerjasama.

Dan dari hasil wawancara dengan kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pendidikan bahwasanya Pegawai Negri Sipil Dinas sudah sesuai dengan unsur-unsur Pelaksanaan Penilaian Kinerja yaitu Prestasi Kerja,Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, dan Kerjasama Pegawai Negri Sipil, hanya saja Peningkatan Kinerja Pegawai Negri Sipil Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal masih perlu di tingkatkan terutama dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan sesuai bidang tugas masing-masing kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal. Kata Kunci: Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), Prestasi Kerja, Tanggung

(13)

ABSTRAK

NAMA : NUR FITRI HAYATI LUBIS

NIM : 090903021

DEPARTEMEN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

DOSEN : DRS. M.RIDWAN RANGKUTI , M.SI

JUDUL : PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS ) DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL

Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktifitas dalam mencapai tujuan yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai dari usaha mengelola sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja secara maksimal.. Kinerja menunjuk pada suatu hasil kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang di dasarkan pada tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan.Kinerja Pegawai Negri Sipil (PNS) merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan organisasi.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kinerja Pegawai Negri Sipil Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan unsur- unsur Penilaian Pelaksanaan Kinerja Pegawai Negri Sipil yaitu Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, dan Kerjasama.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan sumber data infoman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi kasus/ kepustakaan.Dari analisis data dapat diketahui bahwa informan mengatakan Kualitas Pelayanan Pendidikan Di Kabupaten Mandailing Natal sudah baik. Dapat dilihat dari unsur Penilaian Pelaksanaan Kinerja Pegawai Negri Sipil yaitu, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Dan Kerjasama.

Dan dari hasil wawancara dengan kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pendidikan bahwasanya Pegawai Negri Sipil Dinas sudah sesuai dengan unsur-unsur Pelaksanaan Penilaian Kinerja yaitu Prestasi Kerja,Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, dan Kerjasama Pegawai Negri Sipil, hanya saja Peningkatan Kinerja Pegawai Negri Sipil Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal masih perlu di tingkatkan terutama dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan sesuai bidang tugas masing-masing kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal. Kata Kunci: Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), Prestasi Kerja, Tanggung

(14)

  BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Peranan sumber daya manusia dalam organisasi sangatlah penting karena

sebagai penggerak utama dari seluruh kegiatan atau aktivitas dalam mencapai

tujuan, yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Berhasil

tidaknya suatu organisasi dalam mempertahankan eksistensi organisasi dimulai

dari usaha mengelola sumber daya manusia, khususnya dalam meningkatkan

kinerja secara maksimal.Kinerja harus dipahami oleh seluruh kepentingan

organisasi sebagai metode untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap

menurun atau memburuknya kinerja individu, kelompok, atau tim organisasi.

Kinerja menunjuk pada suatu hasil kegiatan sumber daya manusia yang ada dalam

organisasi secara bersama-sama membawa hasil akhir yang didasarkan pada

tingkat mutu dan standar yang telah ditetapkan.

Kemampuan sumber daya manusia tersebut dititikberatkan pada

pelaksanaaan keseluruhan tugas-tugas dalam tingkatan kinerja.Tugas-tugas

tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang sudah

ditetapkan. Untuk hasil yang maksimal, memerlukan sumber daya manusia yang

memiliki keahlian dan kemampuan yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan

organisasi, untuk mencapai kinerja yang diharapkan dalam suatu sorganisasi atau

(15)

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang

pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas Pendidikan

Kabupaten Mandailing Natal berupaya seoptimal mungkin dalam menggali dan

memanfaatkan segenap potensi yang ada. Pemanfaatan tersebut diarahkan pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dengan tetap

mengembangkan ketahanan sosial budaya sebagai landasan dalam rangka

kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan melalui pemanfaatan

sumber daya daerah secara berkesinambungan.Berdasarkan konteks tersebut

Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal menetapkan tujuan untuk

memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional di bidang pendidikan

khususnya Daerah Mandailing Natal, sehingga dengan demikian diharapkan

sektor pendidikan dapat memberikan nilai tambah dalam rangka mendorong

terwujudnya Madina yang Madani. Untuk menerapkan tujuan yang

menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan di Kabupaten

Mandailing Natal, dihadapkan pada tantangan yang kompleks dalam berbagai

tugas dan pekerjaan yang dihadapinya.

Fenomena yang terjadi di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten

Mandailing Natal, kinerja pegawai berdasarkan kualitas dan kuantitas belum

seperti yang diharapkan.Hal ini terlihat dari kemampuan pegawai yang tidak

menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana mestinya, sehingga terjadi

permasalahan dalam bidang pekerjaan pegawai yang dilihat berdasarkan kualitas

seperti pada bidang program sarana dan prasarana, bidang pendidikan dasar, dan

(16)

kualitas seharusnya sesuai dengan pencapaian hasil dari standar kerja yang telah

ditetapkan untuk memberikan gambaran akurat mengenai keberhasilan kinerja

dari pelaksanaan suatu pekerjaan.

Kinerja pegawai secara kuantitas dapat dilihat dari program kerja yang

belum terealisasi sesuai dengan target yang telah di tetapkan organisasi. Program

kerja yang tidak terlepas dari visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

jangka pendek atau jangka panjang di Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing

Natal tidak terorganisir dengan baik dalam mencapai keberhasilan

organisasi.Untuk mewujudkan tujuan kinerja yang efektif, keberhasilan kinerja

pegawai baik secara kualitas maupun kuantitas umumnya dikaitkan dengan

pencapaian hasil kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan sasaran

akhir organisasi.Berdasarkan kualitas dan kuantitas kinerja yang dicapai oleh

pegawai belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Akhir- akhir ini dunia pendidikan Indonesia diresahkan oleh merosotnya

mutu hampir disemua jenjang dan jenis pendidikan, ditandai oleh rendahnya hasil

ujian akhir yang diperoleh siswa serta makin lebarnya ketidaksesuaian antara

lulusan lembaga pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang ada. Hal

ini disebabkan oleh berbagai factor, antara lain kurikulum yang kurang

mendorong siswa untuk memiliki kompetensi, proses pembelajaran yang kurang

efektif, kualitas guru yang rendah karena kurangnya kesempatan mengembangkan

diri, bahan ajar yang terlalu padat dan tidak mampu membuat anak belajar.

Disamping itu lingkungan belajar yang tidak kondusif untuk mendorong anak

(17)

biaya pendidikan yang makin terbatas, serta sarana dan prasarana pendidikan yang

kurang serta tidak mampu mengikuti perkembangan kebutuhan dilapangan.

Masyarakat masih merasakan kenyataan bahwa mutu pendidikan kita yang

belum memuaskan.Hal ini disebabkan oleh belum sepakatnya para penyelenggara

pendidikan menetapkan standar mutu yang harus dicapai serta beberapa

departemen penyelenggara pendidikan, yang ternyata tidak mudah untuk

mencapai kesepakatan tentang standar mutu tersebut. Salah satu indikasi bahwa

mutu pendidikan kita masih rendah, yakni sangat kecilnya jumlah lulusan yang

mampu memperoleh nilai yang baik, minimnya jenis keterampilan yang sesuai

dengan kebutuhan lapangan kerja, sulitnya menembus pasar kerja tingkat nasional

dan global, sehingga terjadi penumpukan kelompok pengangguran terdidik.

Panyabungan.Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menyiapkan sejumlah program untuk mewujudkan dan mengembangkan pelayanan pendidikan yang prima dan bermutu. Menurut Kadis Pendidikan Imron Lubis, Selasa (4/10), program tersebut tercantum dalam RPJM. “Kita sudah membuat rencana program mulai dari pendidikan anak usia dini, wajib belajar 12 tahun, pendidikan nonformal dan informal dan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan,” sebutnya.Dikatakannya, untuk program pendidikan anak usia dini, pihaknya sudah menyiapkan workshop Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bantuan operasional play group, dana rintisan desa binaan, peringatan hari anak nasional , bantuan operasional PAUD lanjutan, biaya operasional TK hingga lomba melukis dan mewarnai TK.

(18)

program-program pendidikan nonformal, di antaranya bantuan PAUD, pelatihan kursus bordir untuk warga belajar, bantuan dana pengelolaan TBM, pelatihan kursus menjahit untuk warga belajar, kursus komputer, kursus bahasa Inggris di SKB, pelatihan gordang sembilan, tari multi etnis Sumatera Utara, pembinaan sanggar kesenian dan pagelaran seni.“Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan akan kita buat lomba kreativitas pendidik PAUD, workshop PAUD, pelatihan tutor PAUD, pembinaan penilik luar sekolah, pembekalan guru kelas VI untuk bidang studi yang di UN kan, pelatihan tutor kesetaraan paket A, B dan C,” terangnya.Permasalahan Disdik Madina saat ini adalah ketersediaan pelayanan PAUD yang berkualitas masih terbatas. Kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu belum sepenuhnya dapat terwujud, ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi pendidikan jenjang menengah masih belum memadai dan pelaksanaan sistim tata kelola dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan masih belum mantap.1

(19)

cobaan, dan kami tetap bersyukur masih bisa mendapatkan pendidikan walapun tidak seperti saudara-saudara saya yang sekolah di kota sana,” ujar Rafiin diamini Maisaroh.Sementara Kepala SD 109 Siobon menuturkan, siswa yang terlambat sekolah sudah lumrah, itu sudah dimaklumi mengingat jarak sekolah dengan sebagian kampung siswa sangat jauh.“Memang itulah salah satu kendala di sekolah ini, tapi kita tidak bisa berbuat banyak, kita maklum saja karena jauhnya sekolah dengan rumah mereka.Jarak 6 kilometer itu bukan jarak yang dekat. Jadi solusi yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi itu, agar jam belajar tidak berkurang, kita memperlambat jam masuk, yang seharusnya pukul 07.30 WIB kita buat menjadi pukul 08.00 WIB dan untuk jam pulang kita perpanjang yang seharusnya pukul 13.00 WIB menjadi pukul 13.30 WIB,” ujarnya.Masih kata Kepala Sekolah, kondisi seperti ini sudah lama terjadi, ini di karenakan sulitnya angkutan di Desa Siobon. Kalau angkutan ada, mungkin siswa tidak akan terlambat tiba di sekolah. (BS-026.beritasumut).2

1

http://www.speedtest.net/?utm_source=tb&utm_medium=button&utm_term=Speed%2BTest&ut m_campaign=AVG.(diakses pada 21.00 Wib, 15 Desember 2012)

2

http://www.mandailingonline.com/2012/05/murid-sd-di-madina-harus-jalan-kaki-6-km-ke-sekolah/(diakses pada 22.00 Wib, 15 Desember 2012)

Melihat kutipan tersebut, kita bisa menganalisis bahwa pelayanan

pendidikan di Kabupaten Mandailing Natal masih kurang dimana pelayanan

pendidikan belum merata dan masih terjadi kesenjangan antara pelayanan

pendidikan di kota dan di desa, termasuk sarana dan prasarana dalam menunjang

proses pendidikan bagi siswa di daerah. Dan bisa kita bandingkan dari jumlah

siswa, sekolah, dan guru yang terdapat di kota dan di desa. Dan ini menunjukkan

bahwa kinerja Pegawai Negri Sipil belum optimal dalam hal Peningkatan Kualitas

(20)

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dan juga penjelasan diatas maka

penulis pun tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan judul:

" Pelaksanaan Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Pendidikan dengan Unsur- unsur Penilaian Kinerja

yaitu Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, dan kerjasama

(Studi Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Madina )”.

1.2.Rumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan penelitian ini selanjutnya dan supaya peneliti

dapat terarah dalam menginterpretasikan fakta dan data dalam pembahasannya.

Masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian dimana penulis

mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal hal yang akan dicari

jawabnya melalui kegiatan penelitian. (Arikunto,2002:47). Berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang menjadi perhatian

penulis dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan unsur-

unsur penilaian pelaksanaan kinerja Pegawai Negri Sipil (PNS) yaitu

Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan , Kejujuran, dan Kerjasama

dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten

(21)

1.3.Tujuan Penelitian

Sejauh mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang

hendak dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Adapun yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui “ Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten

Mandailing Natal dengan unsur- unsur penilaian pelaksanaan kinerja

Pegawai Negri Sipil yaitu Prestasi Kerja, Tanggung Jawab,Ketaatan,

Kejujuran, dan Kerjasama”.

1.4.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian

ini adalah:

1. Secara ilmiah, untuk menambah khasanah ilmiah dan sumbangan bagi

pengembangan teori-teori dalam ilmu Administrasi Negara khususnya

dalam kaitannya dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan di Kabupaten Mandailing

Natal

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan

Departemen Ilmu Administrasi Negara

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau

sumbangan pemikiran bagi Pegawai Negeri Sipil dalam Meningkatkan

(22)

1.5.Kerangka Teori

Menurut Hoy dan Miskel (Sugiyono. 2004:55) teori adalah seperangkat

konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.Sebelum melakukan penelitian

yang lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai

landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti

masalah yang dipilihnya. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat

peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan

variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.

(Arikunto. 2002:92).

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah

yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang membantu dan sebagai bahan

referensi dalam penelitian.Kerangka teori diharapkan dapat memberikan

pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang

diteliti.

1.5.1.Kebijakan Publik

Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari bahasa

Inggris. Kata policy diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau pernyataan

mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan,

partai politik, dan lain-lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

kebijakan dapat diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang

(23)

kepemimpinan, dan cara bertindak. Sedangkan pengertian publik itu sendiri bisa

diartikan sebagai, umum, masyarakat ataupun negara.

Menurut Thomas R. Dye (1981), kebijakan publik adalah apapun yang

dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan.3 Namun para ahli

menganggap pengertian ini belum bisa mendefenisikan kebijakan publik dengan

rinci. Banyak para ahli yang mencoba untuk mendefenisikan pengertian kebijakan

publik dengan lebih luas. Menurut Easton (1969) dalam Hesel N Tangkilisan

(2003 : 2) kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk

seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.

Sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan sesuatu tindakan

kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang

dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian nilai-nilai

kepada masyarakat.4 Sedangkan menurut Budi Winarno, pendapat James

Anderson (1975) adalah defenisi yang lebih tepat dibandingkan pendapat para ahli

yang lain.

Menurut Anderson, kebijakan publik merupakan arah tindakan yang

mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor

dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep kebijakan ini

dianggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan

atau bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.5

Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah yang dirumuskan dan

(24)

langsung maupun melalui lembaga lembaga lain yang mampu mempengaruhi

kehidupan masyarakat. Jadi pada dasarnya kebijakan publik berorientasi pada

pemecahan masalah riil yang terjadi di tengah masyarakat.

Kebijakan dalam konteks program biasanya mencakup serangkaian

kegiatan yang menyangkut pengesahan/legislasi, pengorganisasian dan

pengerahan atau penyediaan sumber sumber daya yang diperlukan. Program itu

sendiri memiliki ruang lingkup yang relatif khusus dan cukup jelas

batas-batasnya. Program- program atau sub-sub program dipandang sebagai sarana

(instrumen) untuk mewujudkan berbagai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh

pemerintah. Menurut Anderson (1975) terdapat beberapa implikasi dari suatu

kebijakan, yaitu6:

1. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai

tindakan tindakan yang berorientasi pada tujuan

2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah

3. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh

pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk

dilakukan

4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan

tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau

bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak

melakukan sesuatu

5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti positif didasarkan pada

(25)

3Budi warno.2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik.(Yogyakarta : Media Pressindo ) hal 15

4

Hesel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta : YP 5

Budi Winarno. op. cit,hal 16

Adapun kebijakan publik memiliki tahap tahap yang cukup kompleks karena

memiliki banyak proses dan variable yang harus dikaji. Menurut William Dunn

(1998) tahap tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut7:

1. Tahap Penyusunan Agenda (Agenda Setting)

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda

publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu

untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa

masalah masuk ke agenda kebijakan pada perumusan kebijakan. Pada

tahap ini suatu masalah mungkin tidak tersentuh sama sekali dan beberapa

yang lain pembahasan untuk masalah tersebut ditunda untuk waktu yang

lama.

2. Tahap Formulasi Kebijakan (Policy Formulation) Masalah yang telah

masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat

kebijakan.Masalah-masalah tadi didefenisikan untuk kemudian dicari

pemecahan masalah terbaik.Pemecahan masalah tersebut berasal dari

berbagai alternatif yang ada.Sama halnya dengan perjuangan suatu

(26)

perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk

memcahkan masalah.

3. Tahap Adopsi Kebijakan (Policy Adoption)

Dari sekian banyak alternative kebijakan yang ditawarkan oleh para

perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan

tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus

antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.

4. Tahap Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika program

tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, program kebijakan yang telah

diambil sebagai alternative pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni

dilaksanakan oleh badan badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di

tingkat bawah.Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-uit

administrasi yang memobilisasikan sumber daya financial dan manusia. Pada

tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa

implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana, namun beber

1.5.2.Analisis Kebijakan Publik

Berdasarkan pengertian terhadap kebijakan publik sebagai substansi

maupun proses, tentu akan lebih mudah dipahami pengertian analisis kebijakan.

Analisis secara harfiah berarti menguraikan, memilah-milah sesuatu menjadi

unsur-unsur yang lebih kecil, dan berupaya untuk mencari keterangan dan

(27)

Lantas, apabila analisis digabungkan dengan kebijakan menjadi kalimat”

analisis kebijakan”, maka pengertiannya adalah menguraikan kebijakan (baik

substansi dan prosesnya) untuk memperoleh pengertian yang mendalam tentang

rincian atau detil kebijakan. Perlu diingat, memperoleh pengertian yang

mendalam, bukan berfilsafat (mencari makna yang hakiki).

6.Hesel Nogi Tangkilisan.Op.cit, hal 2

7 Budi Winarno.Op.cit, hal 28-30

8

Nugroho, Riant, 2003, Kebijakan Publik Formulasi,Impelementasi,dan Evaluasi, Jakarta:Elex Media Komputindo.h.88.

Carl W.Patton dan David S.Savicky, menjelaskan bahwa analisis

kebijakan adalah tindakan yang diperlukan untuk dibuatnya sebuah kebijakan,

baik kebijakan yang baru sama sekali, atau kebijakan yang baru sebagai

konsekuensi kebijakan yang ada9. Analisis kebijakan (policy analysis) merupakan

suatu aktifitas intelektual dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan, secara

kritis menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan di dalam proses

kebijakan.

Analisis kebijakan dapat diharapkan untuk menghasilkan informasi dan

argumen-argumen yang masuk akal mengenai tiga macam pertanyaan, yaitu10:

1. Nilai yang pencapaiannya merupakan tolok ukur utama yang melihat

apakah masalah telah teratasi.

2. Fakta yang keberadaannya dapat membatasi atau meningkatkan

(28)

3. Tindakan yang penerapannya dapat mengahasilkan pencapaian nilai- nilai.

Riant Nugroho mengatakan bahwa analisis kebijakan yang baik adalah

analisis kebijakan prespektif, karena memang peranannya adalah memberikan

rekomendasi kebijakan yang patut diambil oleh eksekutif. Oleh karena itu, setiap

analisis kebijakan banyak dipakai selalu menyusun sturuktur analisisnya sebagai

berikut:

9

Dunn,William N,2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, Yogyakarta:Gajah MadaUniversity Press.h 44

10

Nugroho,Riant.op.cit,h.

Alternatif Kebijakan

Alternative Terpilih

Rencana impelemnetasi Masalah Kebijakan

(29)

Kebijakan merupakan objek analisis dalam analisis kebijakan.objek ini

dapat sebagai substansi (kebijakan itu sendiri) maupun prosesnya (masukan

kebijakan pembuatan kebijakan, hasil kebijakan, dampak kebijakan). Berdasarkan

objek ini, maka secara umum analisis kebijakan dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu 11:

1. Analisis kebijakan yang menekankan pada isi kebijakan (policy content),

yaitu menguraikan unsur- unsur dari kebijakan itu sendiri dalam suatu

perspektif atau sudut pandang tertentu.

2. Analisis kebijakan yang menekankan pada proses kebijakan (policy

process), yaitu menguraikan bagaimana cara, teknik, jalan, hubungan dan

jaringan suatu kebijakan dibuat, dilaksanakan dan dinilai. Pada umumnya

lebih banyak berurusan dengan isu-isu organisasi dan pengambilan

keputusan (decision making process) dalam organisasi.

Analisis terhadap isi kebijakan tidak dapat dipisahkan dengan analisis

terhadap proses kebijakan. Dalam kerangka ini, analisis terhadap keduanya yaitu

isi dan proses kebijakan juga disebut sebagai studi kebijakan (policy studies).

Dalam studi kebijakan, analisis dapat dikategorikan menjadi dua jenis , yaitu12:

1) Analisis kebijakan (analiysis for policy), yaitu analisis isi kebijakan dalam

(30)

2) Analisis dari kebijakan (analysis of policy), yaitu analisis isi kebijakan

dalam tahap pelaksanaan kebijakan (policy implementation) dalam rangka

evaluasi kebijakan (policy evaluative)

Seorang penganalisis kebijakan umumnya lebih menaruh perhatian kepada

hal yang disebutkan terakhir, yaitu analisis dari kebijakan yang menekankan pada

tahap pelaksanaan dalam rangka penilaian kebijakan. Sedangkan analisis untuk

kebijakan lebih banyak dilakukan oleh politisi, junalis, pengamat politik dalam

bentuk pengembangan isu-isu kebijakan(policy advocacy).

11

http://elib.pdii.lipi.go.id/catalog/imdex.php/searchkatalog/byld/1449 12

Aminullah, Erman; Analisis Kebijakan(Pendekatan, Metode,dan Teknik Analisis), Warta Pengelolaan LITBANG Pengembangan IPTEK, Vol,8,No.20,1997:6.

1.5.2.1. Prosedur Analisis Kebijakan

Dalam menggunakan analisis kebijakan sebagai proses pengkajian

(inqury), maka perlu dibedakan anatara metodologi, metode, dan teknik

metodologi analisis kebijakan menggabungkan standar, aturan, dan prosedur.

Prosedur merupakan subordinat dari standar plausabilitas dan relevansi kebijakan,

sehingga peranan prosedur adalah mengahasilkan informasi mengenai masalah

kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, hasil kebijakan, dan kinerja

(31)

kebijakan. Metodologi analisis kebijakan menggabungkan lima prosedur umum

yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah manusia: Defenisi,

Prediksi,Preskripsi, Deskripsi, dan Evaluasi.

Dalam analisis kebijakan, prosedur-prosedur tersebut memiliki nama

khusus. Perumusan masalah (defenisi) menghasilkan informasi mengenai

kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Peramalan (Prediksi) menyediakan

informasi mengenai konsekuensi dimasa mendatang dari penerapan alternative

kebijakan, termasuk tidak melakukan sesuatu. Rekomendasi (Preskripsi)

menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relative dari konsekuensi di

masa depan dari suatu pemecahan masalah. Pemantauan (Deskripsi) menghasilkan

informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya

alternatif kebijakan. Evaluasi, yang mempunyai nama yang sama dengan yang

dipakai dalam bahasa sehari-hari, menyediakan informasi mengenai nilai atau

kegunaan dari konsekuensi pemecahan masalah. Kelima Prosedur Analisis

Kebijakan tersebut berguna sebagai alat untuk menggambarkan keterkaitan antar

metode-metode dan teknik-teknik analisis.

1.5.2.2.Proses Pembuatan Kebijakan

Proses Analisis Kebijakan adalah serangkaian aktifitas intelektual

yang dilakukan didalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis.

Aktifitas politik tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan

divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung satu dengan

(32)

Kebijakan,Adopsi Kebijakan, Implementasi Kebijakan, Dan Penilaian Kebijakan.

Proses Pembuatan Kebijakan Publik melibatkan aktivitas pembuatan keputusan

yang cenderung mempunyai percabangan yang luas, mempunyai persektif jangka

panjang dan penggunaan sumber daya kritis untuk meraih kesempatan yang

diterima dalam kondisi lingkungan yang berubah pembuatan kebijakan

merupakan proses sosial yang dinamis dengan proses intelektual yang lekat

didalamnya.

1.5.3. Kinerja Pegawi Negri Sipil

1.5.3.1. Pengertian Kinerja Pegawai Negri Sipil

Kinerja birokrasi pada Era Reformasi telah menjadi masalah strategis,

bahkan menjadi isu publik bagi setiap kalangan. Pada akhirnya istilah kinerja

bagaikan barang komditi yang laris di jual baik oleh mereka dari kalangan

praktisi, pemerhati, maupun akademisi.

Joko Widodo (2005:77) mengatakan kinerja berasal dari kata”to

performance”. Istilah kinerja sendiri menurut beberapa ahli diartikan

Mangkunegara (2005:9) kinerja (prestasi kerja) Kinerja adalah melakukan suatu

kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang sedang diharapkan. Sedangkan kinerja menurut suryadi

prawirosentono (dalam joko widodo 2005 : 78 ) kinerja yaitu hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

(33)

Kinerja Pegawai juga merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang

dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman , serta kesungguhan waktu ( Hasibuan , 2002: 34 ).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pegawai merupakan

prestasi kerja yang dicapai oleh Pegawai pada periode waktu tertentu dalam

melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan dalam

mencapai tujuan organisasi.

1.5.3.2.Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Pegawai

Faktor Kinerja Pegawai adalah kecenderungan apa yang membuat

Pegawai dalam menghasilkan produktivitas kerja yang baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan.

Menurut Keith Davis (dalam Anwar Prabu Mangkunegara 2006 : 67 ) ada

beberapa factor yang mempengaruhi pencapaian Kinerja Pegawai yaitu :

1. Factor Kemapuan (Ability )

Secara psikologis, kemampuan (Ability ) Pegawai terdiri dari Kemampuan

Potensi (IQ) dan Kemampuan Reality (Knowledge+Skill). Artinya , setiap

pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ110-120 ) apalagi IQ superior, very

superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan

(34)

2. Faktor Motivasi (Motivation )

Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja.

Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk

berusaha mencapai kinerja secara maksimal. Sikap mental pegawai harus sikap

mental yang siap secara psikofisik( siap secara mental, fisik, tujuan dan situasi ).

Artinya, seorang pegawai harus memiliki sikap mental, mampu secara fisik,

mamahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai , mampu

memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

1.5.3.3. Unsur- Unsur Penilaian Kinerja Pegawai Negri Sipil

Hasil Penilaian Kinerja Pegawai Negri Sipil digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negri Sipil , antara lain pengangkatan,

kenaikan pangkat , pendidikan dan pelatihan serta pemberian penghargaan.

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1997 adapun unsur-

unsur yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :

a. Kesetiaan

Yang dimaksud dengan kesetiaan, adalah kesetiaan, ketaatan, dan

pengabdian kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan

Pemerintah. Unsur kesetiaan terdiri atas sub-sub unsur penilaian sebagai berikut:

1. Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan,

(35)

2. Menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta

senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri

sendiri, seseorang, atau golongan;

3. Berusaha memperdalam pengetahuan tentang Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, serta selalu berusaha mempelaiari haluan Negara,

politik Pemerintah, dan rencana-rencna Pemerintah dengan tujuan untuk

melaksanakan tugasnya secara berdayaguna dan berhasilguna;

4. Tidak menjadi simpatisan/anggota perkumpulan atau tidak pernah terlibat

dalam gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang Pancasila

Undang-Undang Dasar 1945, bentuk Negara Kesatuan Republik

Indonesia, atau Pemerintah;

5. Tidak mengeluarkan ucapan, membuat tulisan, atau melakukan tindakan

yang dapat dinilai bertujuan mengubah atau menentang Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.

b. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seorang Pegawai Negeri Sipil

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi

kerja seorang Pegawai Negeri Sipil dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan ,

pengalaman dan kesungguhan Pegawai Negri Sipil yang bersangkutan. Unsur

prestasi kerja terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:

1. Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasnya

dan bidang lain yang berhubungan dengan tugasnya;

(36)

3. Mempunyai pengalaman di bidang tugasnya dan bidang lain yang

berhubungan dengan tugasnya;

4. Bersungguh-sungguh dan tidak mengenal waktu dalam melaksanakan

tugasnya;

5. Mempunyai kesegaran dan kesehatan jasmani dan rohani yang baik;

6. Melaksanakan tugas secara berdayaguna dan berhasilguna;

7. Hasil kerjanya melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam

arti mutu maupun dalam arti jumlah.

c. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan

tepat pada waktunya serta berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya

atau tindakan yang dilakukannya. Unsur tanggung jawab terdiri atas sub-sub

unsur sebagai berikut:

1. Selalu menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya dan tepat pada

waktunya;

2. Selalu berada di tempat tugasnya dalam segala keadaan;

3. Selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri,

orang lain, atau golongan;

4. Tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dibuatnya kepada

orang lain;

5. Berani memikul risiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang

(37)

6. Selalu menyimpan dan atau memelihara dengan sebaik-baiknya

barang-barang milik Negara yang dipercayakan kepadanya.

d. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menaati

segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,

menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta

kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. Unsur ketaatan

terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:

1. Menaati peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang

berlaku

2. Menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang

dengan sebaik-baiknya;

3. Memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan bidang tugasnya;

4. Bersikap sopan santun

e. Kejujuran

Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran, adalah ketulusan hati

seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk

tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Unsur kejujuran

terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas dengan ikhlas;

(38)

3. Melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya menurut keadaan yang

sebenarnya

f. Kerjasama

Kerjasama adalah kemampuan seseorang Pegawai Negeri Sipil untuk

bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang

ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

Unsur kerjasama terdiri atas sub-sub unsur sebagai berikut:

1. Mengetahui bidang tugas orang lain yang ada hubungannya dengan bidang

tugasnya;

2. Menghargai pendapat orang lain;

3. Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, apabila

yakin bahwa pendapat orang lain itu benar;

4. Bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari orang

lain;

5. Selalu mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu

dan bidang tugas yang ditentukan;

6. Selalu bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun

tidak sependapat

g. Prakarsa

Prakarsa adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk

mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari

(39)

1. Tanpa menunggu petunjuk atau perintah dari atasan, mengambil keputusan

atau melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya,

tetapi tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum pimpinan

2. Berusaha mencari tatacara yang baru dalam mencapai dayaguna dan

hasilguna yang sebesar besarnya;

3. Berusaha memberikan saran yang dipandangnya baik dan berguna kepada

atasan, baik diminta atau tidak diminta mengenai sesuatu yang ada

hubungannya dengan pelaksanaan tugas

h. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk

meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk

melaksanakan tugas pokok. Unsur kepemimpinan terdiri atas sub-sub unsur

sebagai berikut:

1. Menguasai bidang tugasnya;

2. Mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat;

3. Mampu mengemukakan pendapat dengan jelas kepada orang lain;

4. Mampu menentukan prioritas dengan tepat

5. Bertindak tegas dan tidak memihak;

6. Memberikan teladan baik;

7. Berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama;

(40)

9. Berusaha menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam

melaksanakan tugas;

10.Memperhatikan dan mendorong kemajuan bawahan:

11.Bersedia mempertimbangkan saran-saran bawahan.

1.5.3.4. Tata Cara Penilaian

Penilaian dilakukan oleh Pejabat Penilai, yaitu atasan langsung Pegawai

Negeri Sipil yang dinilai, dengan ketentuan serendah-rendahnya Kepala Urusan

atau pejabat lain yang setingkat dengan itu. Pejabat Penilai melakukan penilaian

pelaksanaan pekerjaan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang berada dalam

lingkungannya pada akhir bulan Desember tiap-tiap tahun.Jangka waktu penilaian

adalah mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang

bersangkutan. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka

sebagai berikut:

1. Amat Baik = 91 - 100

2. Baik = 76-90

3. Cukup = 61-75

4. Sedang = 51-60

5. Kurang = 50 ke bawah

Nilai untuk masing-masing unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan, adalah

rata-rata dari nilai sub-sub unsur penilaian.Setiap unsur penilaian ditentukan dulu

nilainya dengan angka, kemudian ditentukan nilai sebutannya.Hasil penilaian

pelaksanaan pekerjaan dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.

(41)

telah membawahkan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan

sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan. Apabila Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

diperlukan untuk suatu mutasi kepegawaian, sedangkan Pejabat Penilai belum 6

(enam) bulan membawahi Pegawai Negeri Sipil yang dinilai, maka Pejabat Penilai

tersebut dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan mengunakan

bahan-bahan yang ditinggalkan oleh Pejabat Penilai yang lama.

1.5.3.5. Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah diisi diberikan oleh

Pejabat Penilai kepada Pegawai Negeri Sipil yang dinilai. Apabila Pegawai Negeri

Sipil yang dinilai menyetujui penilaian terhadap dirinya seperti tercantum dalam

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, maka ia membubuhkan tanda tangannya

pada tempat yang tersedia. Pegawai Negeri Sipil wajib mengembalikan Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah ditandatangani olehnya kepada

Pejabat Penilai selambat-lambatnya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari

sejak tanggal diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Pejabat Penilai

dan oleh Pegawai Negeri Sipil yang dinilai dikirimkan oleh Pejabat Penilai kepada

Atasan Pejabat Penilai, yaitu atasan langsung dari Pejabat Penilai,

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai diterimanya kembali Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.

(42)

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam

Daftar Penilaian Pekerjaan baik sebagian atau seluruhnya, maka ia dapat

mengajukan keberatan secara tertulis kepada Atasan Pejabat Penilai. Keberatan

tersebut dikemukakan dalam tempat yang tersedia dalam Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan disertai alasan-alasannya.Keberatan tersebut di atas

disampaikan melalui saluran hirarki dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari

sejak tanggal diterimanya Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

tersebut.Keberatan yang diajukan melebihi batas waktu 14 (empat belas) hari

tidak dapat dipertimbangkan lagi. Pejabat Penilai memberikan tanggapan tertulis

atas keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dinilai pada tempat yang tersedia

dan mengirimkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut kepada Atasan

Pejabat Penilai selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai saat ia

menerima kembali Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dari Pegawai Negeri

Sipil yang dinilai.

A. Keputusan Atasan Pejabat Penilai

Atasan Pejabat Penilai memeriksa dengan saksama Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan yang disampaikan kepadanya.Apabila terdapat

alasan-alasan yang cukup, Atasan Pejabat Penilai dapat mengadakan perubahan nilai

yang tercantum dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Perubahan yang

dilakukan oleh Atasan Pejabat Penilai tidak dapat diganggu gugat.Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan baru berlaku sesudah ada pengesahan dari Atasan Pejabat

Penilai Pejabat Penilai Yang merangkap Sebagai Atasan Pejabat Penilai Pejabat

(43)

Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai tertinggi dalam lingkungan

masing-masing.

Daftar Penilaian Pekerjaan yang dibuat oleh Pejabat Penilai yang

merangkap menjadi Atasan Pejabat Penilai tidak dapat diganggu gugat Daftar

Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Yang Menjabat Sebagai

Pejabat Negara Atau Ditugaskan Di Luar Instansi Induknya.Daftar Penilaian

Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil dibuat oleh Pejabat Penilai dari

instansi asal tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan bertugas sebelum

diangkat sebagai Pejabat Negara. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil yang dipekerjakan/ diperbantukan pada instansi pemerintah lain

dibuat oleh Pejabat Penilai pada instansi tempat Pegawai Negeri Sipil yang

bersangkutan dipekerjakan/diperbantukan.Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan diinstansi/badan lain diluar instansi

induknya dibuat oleh Pejabat Penilai dengan bahan-bahan yang diperoleh dari

instansi/badan lain tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan ditugaskan.

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil menjalankan

tugas belajar oleh Pejabat Penilai dengan bahan-bahan yang diperoleh dari

pimpinan lembaga pendidikan tempat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan

menjalankan tugas belajar.Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil yang menjalankan tugas belajar di luar negeri dibuat oleh Pejabat

Penilai dengan bahan-bahan yang diperoleh dari Kepala Perwakilan Republik

(44)

B.Penyampaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan merupakan dokumen kepegawaian

yang bersifat rahasia. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan disimpan untuk

selama 5 (lima) tahun mulai tahun pembuatannya. Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan yang telah lebih dari 5 (lima) tahun tidak digunakan lagi dan dapat

dimusnahkan menurut tata cara yang diatur dalam perundang-undangan yang

berlaku.

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang

berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d ke bawah dibuat dalam 1 (satu)

rangkap. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang

berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas dibuat dalam 2 (dua) rangkap,

yaitu 1 (satu) rangkap dikirimkan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara dan

l (satu) rangkap disimpan oleh instansi yang bersangkutan.

1.5.4. Kualitas Pelayanan

1.5.4.1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasamanusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Kinerja pelayanan publik akan menyentuh masalah kualitas layanan yang

diberikan oleh organisasi publik padamasyarakat sebagai pelanggan. Kualitas

pelayanan umumnya berfokus pada masyarakat,sehingga produk pelayanan

didesain, diproduksi serta diberikan untuk memenuhi keinginanan kepuasan

(45)

Birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih

profesional,efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan

adaptif serta sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam arti

meningkatkan kapasitas individu danmasyarakat untuk secara aktif menentukan

masa depannyasendiri (Effendi dalam Widodo, 2001). Arah pembangunan

kualitas manusia tadi adalahmemberdayakan kapasitas manusia dalam arti

menciptakan kondisi yang memungkinkansetiap anggota masyarakat

mengembangkan kemampuan dan krativitasnya untuk mengaturdan menentukan

masa depannya sendiri

Pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan

oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur

pemerintah). Dalam hal peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat,

pemerintah telah mengeluarkan kebijakan berupa keputusan MenPAN (Menteri

Pendayagunaan Aparatur) Nomer 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum

penyelenggaraan pelayanan publik sebagai penyempurnaan dari keputusan

menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995 tentang pedoman

tata laksana pelayanan umum, bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya

sesuai dengan sendi – sendi pelayanan prima yaitu :

1) Kesederhanan, dalam arti bahwa prosedur / tata cara pelayanan

diselenggarakan dengan :

a. Prosedur mudah

b. Pelayanan lancar

(46)

d. Pelayanan tidak berbelit – belit

2) Kejelasan dan kepastian , dalam arti adanya kejelasan dan kepastian

mengenai :

a. Prosedur / tatacara

b. Persyaratan pelayanan

c. Pengetahuan petugas

d. Tanggung jawab petugas

3) Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat

memberikan

pelayanan dalam hal :

a. Keamanan pelayanan

b. Kenyamanan pelayanan

c. Kemampuan petugas

d. Kepastian hukum

4) Keterbukaan, dalam arti prosedur / tatacara, persyaratan, satuan kerja / pejabat

penanggung jawab pemberi pelayanan umum dalam hal :

a. Waktu penyelesaian

b. Kepastian biaya

c. Akurasi sistem

d. Fasilitas dan peralatan

5). Efisien dan Ekonomis dalam arti

a. Persyaratan ringan.

(47)

c. Kewajaran biaya pelayanan

d. Sesuai kemampuan ekonomis mayarakat

6) Keadilan yang merata, dalam arti cakupan / jangkauan pelayanan umum

diusahakan

a. Keadilan mendapatkan pelayanan

b. Perhatian terhadap kepentingan masyarakat

c. Kesediaan dan ketanggapan petugas membantu

d. Pendistribusian yang merata

7) Ketepatan waktu dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat

diselesaikan.

a. Informasi waktu

b. Kecepatan pelayanan

c. Realisasi waktu

d. Kepastian jadwal pelayanan

1.5.5.2. Prinsip Pelayanan Publik

(Skelcher, 1992) mengungkapkan tujuh prinsip dalam pelayanan kepada

masyarakat yaitu :

1. Standar, yaitu adanya kejelasan secara eksplisit mengenai tingkat

pelayanan di dalamnya termasuk pegawai dalam melayani masyarakat

2. Openness, yaitu menjelaskan bagaiman pelayanan masyarakat

dilaksanakan, berapa biayanya, dan apakah suatu pelayanan sudah sesuai

(48)

3. Informationyaitu informasi yang menyeluruh dan mudah dimengerti

tentang suatu pelayanan

4. Choice, yaitu memberikan konsultasi dan pilihan kepada masyarakat

sepanjang diperlukan,

5. Non Discrimination, yaitu pelayanan diberikan tanpa membedakan ras dan

jenis kelamin,

6. Accessbility, pemberian pelayanan harus mampu menyenangkan

pelanggan atau memberikan kepuasan kepada pelanggan

7. Redress, adanya sistem publikasi yang baik dan prosedur penyampaian

komplain yang mudah. Keberhasilan dalam melaksanakan prinsip dan

hakekat pelayanan berkualitas sangat tergantung pada proses pelayanan

publik yang dijalankan. Proses pelayanan publik pada dua pihak yaitu

birokrasi (pelayan) dan masyarakat (yang dilayani).

1.5.5.Pendidikan

1.5.5.1.Pengertian Pendidikan

Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan

setiap warga negara menjadi suatu bangsa.melalui pendidikan, setiap peserta didik

difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warganegara yang menyadari dan

merealisasikan hak dan kewajibannya. Pendidikan juga merupakan alat yang

ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat duduk sama rendah dan

berdiri sama tinggi.Undang - Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

(49)

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

1.5.5.2. Tujuan dan Proses Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,

pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.Karena itu tujuan pendidikan memiliki

dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.Sebagai

komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara

komponen-komponen pendidikan lainnya.

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen

pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.

Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil

pencapaian tujuan pendidikan. Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang

lingkup makro,meso,dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa

kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU

Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Mentri,SK Dirjen, serta

dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain.

1.5.5.3. Kriteria Kebijakan Pendidikan

(50)

1. Memiliki tujuan pendidikan.

Kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan, namun lebih khusus, bahwa

ia harus memiliki tujuan pendidikan yang jelas dan terarah untuk

memberikan kontribusi pada pendidikan.

2. Memenuhi aspek legal-formal.

Kebijakan pendidikan tentunya akan diberlakukan, maka perlu adanya

pemenuhan atas pra-syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan pendidikan

itu diakui dan secara sah berlaku untuk sebuah wilayah.

3. Memiliki konsep operasional

Kebijakan pendidikan sebagai sebuah panduan yang bersifat umum,

tentunya harus mempunyai manfaat operasional agar dapat

diimplementasikan dan ini adalah sebuah keharusan untuk memperjelas

pencapaian tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Apalagi kebutuhan akan

kebijakan pendidikan adalah fungsi pendukung pengambilan keputusan.

4. Dibuat oleh yang berwenang

Kebijakan pendidikan itu harus dibuat oleh para ahli di bidangnya yang

memiliki kewenangan untuk itu, sehingga tak sampai menimbulkan

kerusakan pada pendidikan dan lingkungan di luar pendidikan. Para

administrator pendidikan, pengelola lembaga pendidikan dan para politisi

yang berkaitan langsung dengan pendidikan adalah unsur minimal

pembuat kebijakan pendidikan.

(51)

Kebijakan pendidikan itu pun tentunya tak luput dari keadaan yang

sesungguhnya untuk ditindaklanjuti. Jika baik, maka dipertahankan atau

dikembangkan, sedangkan jika mengandung kesalahan, maka harus bisa

diperbaiki. Sehingga, kebijakan pendidikan memiliki karakter dapat

memungkinkan adanya evaluasi terhadapnya secara mudah dan efektif

6. Memiliki sistematika

Kebijakan pendidikan tentunya merupakan sebuah sistem juga, oleh

karenanya harus memiliki sistematika yang jelas menyangkut seluruh

aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika itu pun dituntut memiliki

efektifitas, efisiensi dan sustainabilitas yang tinggi agar kebijakan

pendidikan itu tidak bersifat pragmatis, diskriminatif dan rapuh

strukturnya akibat serangkaian faktor yang hilang atau saling berbenturan

satu sama lainnya.

1.6.Defenisi Konsep

Defenisi konsep diperlukan peneliti dalam melakukan penelitian yakni

dengan penggunaan istilah yang khusus untuk menggambarkan sebuah fenomena

yang hendak diteliti secara tepat.

Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

(52)

kualitas layanan yang diberikan oleh organisasi publik pada masyarakat

sebagai pelanggan. Kualitas pelayanan umumnya berfokus pada

masyarakat,sehingga produk pelayanan didesain, diproduksi serta

diberikan untuk memenuhi keinginanan kepuasan pelanggan.

2. Kinerja pegawai merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai

pada periode waktu tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai

tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai organisasi.

Adapun indicator dalam Penilaian Kinerja Pegawai Negri Sipil dalam

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan dalam Penelitian ini adalah :

1. Prestasi Kerja

2. Tanggung Jawab

3. Ketaatan

4. Kejujuran

5. Kerjasama

1.7.Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur satu variabel. Sehingga dengan pengukuran ini dapat

diketahui indicator- indicator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari

variabel-variabel tersebut (Singarimbun 1995:46).

Gambar

Tabel 2. Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 3. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 4. Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 5. Pendidikan dan Bidang Kerja Pegawai Dinas Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Seluruh sahabat penulis yang turut dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah

2) Pengimplementasian dan analisis keluaran simulasi ke peta digital menggunakan program ArcGIS 9.2. 4) Proses perancangan yang dilakukan hanya pada layanan suara GSM.. 5)

PERAN GURU PKn DALAM UPAYA MEMBINA PERILAKU ANTIKORUPSI SISWA di SMK NEGERI 9 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas dan rasio profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusahaan perbankan yang

Penulisan ilmiah ini menjelaskan proses pembuatan aplikasi registrasi pasien rawat inap rumah sakit mulai dari tahap perancangan, pembuatan dan penulisan program hingga penjelasan

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), Return on Asset (ROA), dan Return on

1. Rasa ingin tahu: memiliki keingingtahuan untuk menambah wawasan dengan menggali dari berbagai sumber terkait limbah pada kendaraan bermotor. Tanggung jawab: