• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kecemasan Akademik Siswa Di SMA N Unggul Aceh Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Kecemasan Akademik Siswa Di SMA N Unggul Aceh Timur"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

1

GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA

NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR

S k r i p s i

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

EMA SAFITRI

051301056

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

2

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK SISWA DI SMA N UNGGUL

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Oktober 2010

(3)

3

Gambaran Kecemasan Akademik Siswa Di SMA N Unggul Aceh Timur Ema Safitri Dan Tarmidi, M.Psi., Psikolog

ABSTRAK

Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas.

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kecemasan akademik siswa di SMA N unggul Aceh Timur. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecemasan akademik dengan reliabilitas (r) = 0.956 yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori kecemasan akademik terhadap empat karakteristik kecemasan akademik yaitu pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental, terganggunya perhatian, bahaya pada fisiologis dan perilaku yang tidak tepat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel berjumlah 100 orang siswa dan siswi di SMA N unggul Aceh Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan akademik pada siswa SMA unggul yang berada dalam kategori rendah sebanyak 15 orang (15%), kategori sedang sebanyak 68 orang (68%), dan kategori tinggi sebanyak 17 orang (17%). Pada karakteristik pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental 18 orang (18%) berada dalam kategori rendah, 52 orang (52%) berada dalam kategori sedang dan 30 orang (30%) berada pada kategori tinggi. Pada karakteristik terganggunya perhatian 24 orang (24%) berada dalam kategori rendah, 54 orang (54%) berada dalam kategori sedang dan 22 orang (22%) berada pada kategori tinggi. Pada karakteristik bahaya pada fisiologis 22 orang (22%) berada dalam kategori rendah, 53 orang (53%) berada dalam kategori sedang dan 25 orang (25%) berada pada kategori tinggi. Pada karakteristik perilaku yang tidak tepat 24 orang (24%) berada dalam kategori kecemasan rendah, 65 orang (65%) berada dalam kategori kecemasan yang sedang dan 11 orang (11%) berada pada kecemasan yang tinggi.

(4)

4

The discription of academic anxiety of students in high school excellence east aceh

Ema Safitri Dan Tarmidi, M.Psi., Psikolog ABSTRACT

When the anxiety felt by students excessive then it will have a negative impact because students are experiencing psychological distress so that students gain learning results are less good and more to avoid the task, this is caused by a decrease in attention span and memory konsentrsi students. But on the other hand anxiety has a positive influence on students because they can motivate students to complete the task.

This study aims to know the description of academic anxiety in middle school students excel N East Aceh. Measuring tool used is the academic anxiety scale with reliability (r) = 0956 which were prepared by the researcher based on the theory of academic anxiety than four academic anxiety characteristic pattern of activity that can cause mental anxiety, attention disorder, danger to the physiological and inappropriate behavior. The method used is descriptive quantitative method. The sampling technique used was simple random sampling. The sample totaled 100 students and high school students excel N East Aceh.

The results showed that the anxiety of academic excellence in high school students who are in the low category as many as 15 people (15%), the category of 68 people (68%), and high categories as many as 17 people (17%). On the characteristic pattern of activity that can cause mental anxiety 18 people (18%) is in the low category, 52 people (52%) is in the medium category and 30 people (30%) are in the high category. Impaired attention on the characteristics of the 24 people (24%) is in the low category, 54 people (54%) is in the medium category and 22 women (22%) are in the high category. On the dangers on the physiological characteristics of 22 people (22%) is in the low category, 53 people (53%) is in the medium category and 25 people (25%) are in the high category. On the behavioral characteristics that are not exactly 24 people (24%) are in the category of low anxiety, 65 people (65%) are in the category of anxiety which is and 11 women (11%) are in anxiety

(5)

5

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah diberikan selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Kecemasan Akademik Siswa Di SMA Unggul Aceh Timur. Penyusunan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Fakultas Psiklogi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari banyak pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Irmawati selaku dekan Fakultas Psikologi USU

2. Rr. Lita Hadiati W, S.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingan, saran, arahan dan waktu yang diluangkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Tarmidi, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan ilmunya kepada penulis dalam membuat skripsi ini.

(6)

6

5. Sahabat tercinta yang selalu mendampingi dan mendukung setiap langkah ku dalam menyusun skripsi ini (ayu, cici, citra, dhebby, noni, retno, risda dan qorin), jangan menyerah teman kita pasti bisa.

6. Pak Hanif , terima kasih atas semua bantuan dan kemudahannya dalam membagikan skalanya.

7. Siswa dan Siswi SMA N unggul makasi atas partisipasinya (wish U all the best...).

8. bang adi yang selama ini selalu mendengar keluh kesah dan selalu dengan setia menemani hari-hari indah ku.

9. semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Seluruh isi skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh kerena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Oktober 2010

(7)

7

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... . i

LEMBAR PENGESAHAN ... . ii

LEMBAR PERNYATAAN ... . iii

ABSTRAK ... . iv

ABSTRACT ... . v

KATA PENGANTAR ... . vi

DAFTAR ISI ... . iii

DAFTAR TABEL ... . iv

BAB I: PENDAHULUAN ... . 1

A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Rumusan Penelitian ... . 9

C. Tujuan Penelitian ... . 9

D. Manfaat Penelitian ... . 9

E. Sistematika Penulisan ... . 10

BAB II: LANDASAN TEORI... . 12

A. Kecemasan ... . 12

Pengertian Kecemasan ... . 12

(8)

8

Gejala Kecemasan Akademik ... . 16

Karakteristik Kecemasan Akademik ... . 17

Sumber Kecemasan Akademik... . 19

Komponen Kecemasan Akademik ... . 19

B. Sekolah Unggul ... . 20

Pengertian Sekolah Unggul ... . 20

Karakteristik Sekolah Unggul ... . 22

Penyenglegaraan Sekolah Unggul ... . 25

C. SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR ... . 28

Latar Belakang Sekolah ... . 28

Visi dan Misi ... . 30

Fasilitas ... . 30

Kegiatan Ekstrakulikuler ... . 30

Syarat-Syarat Penerimaan ... . 31

C. Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul.. .. . 31

BAB III: METODE PENELITIAN ... . 35

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... . 35

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... . 35

C. Metode Pengambilan Sampel ... . 36

Karakteristik Subjek Penelitian ... . 36

Prosedur Pengambilan Sampel ... . 36

(9)

9

Lokasi Penelitian ... . 37

Lokasi Penelitian ... . 37

D. Metode Pengumpulan Data ... . 37

Alat Ukur Penelitian ... . 38

E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur. ... . 40

Validitas Alat Ukur ... . 40

Reliabilitas Alat Ukur ... . 41

Hasil Uji Coba Alat Ukur ... . 37

F. Prosedur Penelitian... ... ... 44

Tahap Persiapan Penelitian ... . 44

Tahap Pelaksanaan Penelitian ... . 44

Tahap Pengolahan Data ... . 45

H. Metode Analisa Data... . 45

BAB IV: ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... . 46

A. Analisa Data ... . 46

Gambaran Umum Subjek Penelitian ... . 46

Hasil Penelitian ... . 47

B. Pembahasan ... . 62

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... . 67

A. Kesimpulan ... . 67

(10)

10

(11)

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Blue Print distribusi aitem Skala kecemasan akademik Sebelum

Uji Coba ... . 40 Tabel 2 Blue Print distribusi aitem Skala kecemasan akademik setelah Uji

Coba ... . 42 Tabel 3 Blue Print distribusi aitem Skala kecemasan akademik yang

digunakan dalam penelitian ... . 43 Tabel 4 Pengkategorisasian kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul . 48 Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan akademik siswa di SMA N

Unggul ... . 48 Tabel 6 Hasil Analisa Deskriptif kecemasan akademik siswa ... . 49 Tabel 7 Kriteria Kategorisasi Skor kecemasan akademik siswa di SMA N

Unggul ... . 50 Tabel 8 Hasil Analisa Deskriptif kecemasan akademik Berdasarkan

karakteristik pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental . 52 Tabel 9 Kriteria Kategorisasi Skor kecemasan akademik Berdasarkan

karakteristik pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental . 52 Tabel 10 Hasil Analisa Deskriptif kecemasan akademik pada siswa

Berdasarkan karakteristik terganggunya perhatian ... . 54 Tabel 11 Kriteria Kategorisasi Skor kecemasan akademik Berdasarkan

(12)

12

Tabel 12 Hasil Analisa Deskriptif kecemasan akademik pada siswa

Berdasarkan karakteristik bahaya pada fisiologis ... . 56 Tabel 13 Kriteria Kategorisasi Skor kecemasan akademik Berdasarkan

karakteristik bahaya pada fisiologis ... . 57 Tabel 14 Hasil Analisa Deskriptif kecemasan akademik pada siswa

Berdasarkan karakteristik perilaku yang tidak tepat ... . 58 Tabel 15 Kriteria Kategorisasi Skor kecemasan akademik Berdasarkan

karakteristik perilaku yang tidak tepat ... . 59 Tabel 16 Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul

berdasarkan jenis kelamin ... . 60 Tabel 17 Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul

(13)

13

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... . 46 Grafik 2 Penyebaran Subjek Berdasarkan Tingkatan Kelas ... . 47 Grafik 3 Gambaran Kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul ... . 50 Grafik 4 kecemasan akademik Berdasarkan karakteristik pola-pola

aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental ... . 53 Grafik 5 kecemasan akademik Berdasarkan karakteristik terganggunya perhatian

... . 55 Grafik 6 kecemasan akademik Berdasarkan karakteristik bahaya pada fisiologis

... . 57 Grafik 7 kecemasan akademik Berdasarkan karakteristik perilaku yang

(14)

3

Gambaran Kecemasan Akademik Siswa Di SMA N Unggul Aceh Timur Ema Safitri Dan Tarmidi, M.Psi., Psikolog

ABSTRAK

Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas.

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kecemasan akademik siswa di SMA N unggul Aceh Timur. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecemasan akademik dengan reliabilitas (r) = 0.956 yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori kecemasan akademik terhadap empat karakteristik kecemasan akademik yaitu pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental, terganggunya perhatian, bahaya pada fisiologis dan perilaku yang tidak tepat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel berjumlah 100 orang siswa dan siswi di SMA N unggul Aceh Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan akademik pada siswa SMA unggul yang berada dalam kategori rendah sebanyak 15 orang (15%), kategori sedang sebanyak 68 orang (68%), dan kategori tinggi sebanyak 17 orang (17%). Pada karakteristik pola-pola aktivitas yang dapat menyebabkan kecemasan mental 18 orang (18%) berada dalam kategori rendah, 52 orang (52%) berada dalam kategori sedang dan 30 orang (30%) berada pada kategori tinggi. Pada karakteristik terganggunya perhatian 24 orang (24%) berada dalam kategori rendah, 54 orang (54%) berada dalam kategori sedang dan 22 orang (22%) berada pada kategori tinggi. Pada karakteristik bahaya pada fisiologis 22 orang (22%) berada dalam kategori rendah, 53 orang (53%) berada dalam kategori sedang dan 25 orang (25%) berada pada kategori tinggi. Pada karakteristik perilaku yang tidak tepat 24 orang (24%) berada dalam kategori kecemasan rendah, 65 orang (65%) berada dalam kategori kecemasan yang sedang dan 11 orang (11%) berada pada kecemasan yang tinggi.

(15)

4

The discription of academic anxiety of students in high school excellence east aceh

Ema Safitri Dan Tarmidi, M.Psi., Psikolog ABSTRACT

When the anxiety felt by students excessive then it will have a negative impact because students are experiencing psychological distress so that students gain learning results are less good and more to avoid the task, this is caused by a decrease in attention span and memory konsentrsi students. But on the other hand anxiety has a positive influence on students because they can motivate students to complete the task.

This study aims to know the description of academic anxiety in middle school students excel N East Aceh. Measuring tool used is the academic anxiety scale with reliability (r) = 0956 which were prepared by the researcher based on the theory of academic anxiety than four academic anxiety characteristic pattern of activity that can cause mental anxiety, attention disorder, danger to the physiological and inappropriate behavior. The method used is descriptive quantitative method. The sampling technique used was simple random sampling. The sample totaled 100 students and high school students excel N East Aceh.

The results showed that the anxiety of academic excellence in high school students who are in the low category as many as 15 people (15%), the category of 68 people (68%), and high categories as many as 17 people (17%). On the characteristic pattern of activity that can cause mental anxiety 18 people (18%) is in the low category, 52 people (52%) is in the medium category and 30 people (30%) are in the high category. Impaired attention on the characteristics of the 24 people (24%) is in the low category, 54 people (54%) is in the medium category and 22 women (22%) are in the high category. On the dangers on the physiological characteristics of 22 people (22%) is in the low category, 53 people (53%) is in the medium category and 25 people (25%) are in the high category. On the behavioral characteristics that are not exactly 24 people (24%) are in the category of low anxiety, 65 people (65%) are in the category of anxiety which is and 11 women (11%) are in anxiety

(16)

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Dharma, 2008).

Agar tujuan-tujuan yang disebut di atas tercapai, perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan di indonesia yaitu dengan cara membuka sekolah-sekolah unggulan mulai dari sekolah dasar SD sampai SMA seperti sekolah Taruna Nusantara, SMA Plus Matauli dan lain-lain (Dharma, 2008).

(17)

15

(output) pendidikannya, sehingga untuk mencapai keunggulan (high achievement) tersebut maka masukan (input atau intake) misalnya guru dan tenaga pendidikan, layanan pendidikan, sarana penunjang serta program pendidikan diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Di samping itu sekolah juga memberikan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa agar dapat mencapai prestasi maksimal. Dimensi keunggulan sekolah unggul mengandung dua unsur utama yaitu : (1) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang lebih fungsional dalam kehidupan peserta didik, (2) penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkaitan dengan daya nalar, kemampuan meningkatkan kualitas kepribadiannya, kemampuan mengembangkan potensi dan prestasi diri (Rianti, 2000).

(18)

16

Berdasarkan amanah UUD 1945 bahwa salah satu tujuan pemerintah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilkinya. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan yang bermutu antara lain dikembangkan melalui pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah yang diarahkan untuk mendorong sekolah potensial menuju kategori di atas standar nasional dan internasional sehingga menjadi sekolah yang bertaraf nasional dan internasional (Dokumentasi dari Sekolah).

Dalam rangka mengembangkan amanat undang-undang serta meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah kabupaten Aceh Timur pada tahun 2004 mendirikan SMA Negeri Unggul sebagai salah Satu SMA unggulan di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk menampung dan mendidik generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa (Dokumentasi dari Sekolah).

(19)

17

Hal ini didukung oleh hasil komunikasi personal dengan siswa sebagaimana diungkapkan oleh Ayu (bukan nama sebenarnya) salah seorang siswa di sekolah unggul yang berada di Langsa , mengatakan bahwa :

”Saya merasa cemas masuk disekolah unggul, karena setiap semester bakalan ada yang di drop out atau remedial. Saya takut tidak bisa memenuhi standar yang telah ditetapkan disekolah ini”. (Komunikasi Personal, 16 April 2010).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa atau siswi mengalami kecemasan terutama dalam hal akademik dan ini disebabkan oleh adanya sistem atau standar yang telah ditetapkan oleh sekolah negeri unggul yang berada diaceh timur itu sendiri.

Kecemasan merupakan fenomena umum dalam kehidupan sehari-hari. Ini memainkan peran penting dalam kehidupan karena kita semua adalah korban kecemasan dengan cara yang berbeda (Cornell University 2007). Kecemasan adalah perasaan gelisah atau tekanan dalam reaksi terhadap situasi yang dianggap negatif. Menurut Cornell University (2007), kecemasan sama juga seperti dengan pesan karena tubuh akan memberikan tanda ketika ada sesuatu yang salah. Nevid (2003) menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : kesehatan, kondisi lingkungan sekolah dan ujian sekolah.

(20)

18

kecemasan akademis. Hal ini dapat dihubungkan dengan hampir semua tugas yang berhubungan dengan akademik yaitu mulai dari belajar di kelas dapat menimbulkan kecemasan akademik yang tinggi. Kecemasan akademik juga muncul akibat dari teguran dari guru, orang tua dan rekan-rekan tentang kegagalan melaksanakan tanggung jawab seorang akademis dengan benar.

Menurut Otten (1991) kecemasan akademik adalah masalah yang penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa tersebut. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Hal ini didukung oleh Fiyanti (2003) yang mengatakan bahwa beberapa dari siswa berfikir bagaimana cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing. Bersaing disini adalah melakukan perbuatan untuk menjadi menang atau mengungguli yang lain dan merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam bersaing, membutuhkan motivasi yang akan mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik dari siswa-siswa yang lain.

(21)

19

bisa memenuhi standar dari sekolah ini. Bagi saya ini adalah tantangan yang harus saya hadapi dan harus saya capai agar saya tidak di drop out ataupun remedial.” (Komunikasi Personal, 16 April 2010).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ada juga siswa yang tidak mengalami kecemasan ini disebabkan oleh motivasi yang dimilki siswa. Siswa menganggap bahwa sistem atau standar yang ditetapkan oleh sekolah negeri unggul itu adalah tantangan atau pencapaian yang harus berhasil siswa lakukan dan siswa lebih menanggapi kecemasan lebih kepada hal yang positif karena dapat memotivasi siswa untuk mencapai hasil prestasi yang baik.

(22)

20

kondisi belajar di SMA Negeri Unggul, seperti yang terjadi pada tahun ajaran 2007/2008 ada 5 orang siswa yang diremedi, 2 orang siswa yang di DO dan 2 orang siswa pindah ke sekolah lain (Komunikasi Personal, 06 Mei 2010). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Montana State University (2007), mengatakan bahwa individu yang sering terkena masalah seperti masalah dalam pendidikan, keluarga atau sejarah genetik, Ini akan sangat memungkinkan siswa mengalami kecemasan dalam hal akademik. Bagi banyak siswa, belajar untuk mengatasi kecemasan akademik menjadi penting bagi keberhasilan akademik. Banyak hal-hal yang menyebabkan terjadinya Kecemasan akademik ini diantaranya sulit memusatkan perhatian (melihat jam, kehilangan fokus), terganggu pikiran, percakapan-diri, atau kegiatan yang menyebabkan kecemasan (aku tidak akan pernah lulus ujian ini.), adanya aspek fisik dan emosi (seperti mual, berkeringat), munculnya perilaku yang tidak pantas (panik, menghindar dari belajar).

(23)

21

Sharma (1994) juga telah mengamati perempuan lebih menunjukkan mengalami kecemasan akademik dibandingkan laki-laki. Sejak masa kecil lingkungan yang berbeda disediakan untuk perempuan dan laki-laki yang mencerminkan kepibadian mereka. Laki-laki pada umumnya sudah mempunyai harga diri yang lebih baik dan tekanan bagi mereka terbatas dalam hal akademik dan masa depan, seperti anak laki-laki yang diharapkan untuk menjadi pencari nafkah. Sumber tekanan lebih rentan untuk perempuan dibandingkan laki-laki. perempuan lebih rentan untuk depresi, baik itu dari segi penampilan, perkawinan atau harga diri. Tetapi saat ini perempuan semakin terlibat dalam kompetisi yang kuat dan mengalami kecemasan dalam hal berkarier. Sumber depresi perempuan biasanya terlihat pada karier, pemilihan pasangan dan pernikahan. Semua ini membuat perempuan lebih rentan mengalami tekanan emosional dan masalah lain yang ditemukan adalah kecemasan akademik yang tinggi.

Jika dilihat dari hasil penelitian diatsa sangat bertolak belakang dengan hasil penelitian Pramod (1996) yang mengatakan bahwa pada budaya india, laki-laki lebih berorientasi pada masa depan dibandingkan anak perempuan dan oleh karena itu anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih dibandingkan anak perempuan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ojha (2005) menyatakan bahwa 25% anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang sangat tinggi sedangkan hanya 6,7% perempuan memiliki kecemasan akademik yang tinggi.

(24)

22

Berdasarkan uraian diatas, kecemasan akademik terjadi pada siswa di SMA unggul dan kecemasan tersebut berbeda antara laki-laki dan perempuan. Maka dari itu peneliti ingin mengadakan penelitian tentang gambaran kecemasan akademik ditinjau dari jenis kelamin pada siswa di SMA unggul.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul Aceh Timur.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul Aceh Timur

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah referensi pengetahuan dalam ruang lingkup psikologi, terutama psikologi pendidikan tentang gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul Aceh Timur.

b. Menambah informasi mengenai gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul Aceh Timur.

(25)

23

a. Untuk Siswa yang mengalami kecemasan akademik agar mampu mengatasi kecemasan yang dirasakannya dan untuk siswa yang belum mengalami kecemasan akademik agar mampu untuk mencegahnya.

b. Untuk Sekolah agar mengetahui sumber dan dampak dari kecemasan akademik yang dialami siswa sehingga dapat mencegah hal itu terjadi. c. Untuk orang-orang yang berkaitan dengan siswa seperti orang tua dan

guru agar lebih mengerti cara untuk mengatasi kecemasan akademik tersebut dan lebih bisa memahami kecemasan akademik yang dialami oleh siswa.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Bab ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian.

(26)

24

Bab IV : Analisa dan Interpretasi Data Hasil Penelitian

Bab ini membahas tentang interpretasi hasil dan analisis data-data sebagai hasil penelitian sesuai dengan tinjauan teoritis yang digunakan.

Bab V : Kesimpulan, Diskusi dan Saran

(27)

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Semua situasi yang akan mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan kecemasan. Konflik, frustasi, ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu diluar kemampuan akan menimbulkan kecemasan (Atkinson, 1996). Hilgard (dalam Atkinson, 1996) mejelaskan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Nevid (2003) juga menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya : kesehatan kita, relasi sekolah, ujian dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhawatiran.

(28)

26

bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk tidur (Gunarsa dkk., 1996).

Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti berkeringat berlebihan walaupun udara tidak panas dan bukan karena berolahraga, jantung berdegup ekstra cepat atau terlalu keras, dingin pada tangan atau kaki, mengalami gangguan pencernaan, merasa mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran dan lain-lain. Mereka juga sering mengeluh pada persendian, kaku otot, cepat merasa lelah, tidak mampu rileks, sering terkejut, dan ada kalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya pada saat duduk terus menerus, menggoyang-goyangkan kaki, meregangkan leher, mengernyitkan dahi dan lain-lain (Gunarsa dkk., 1996).

2. Pengertian Kecemasan Akademik

(29)

27

kimia yang ada diotak untuk membantu menahan rasa sakit). Perubahan ini dihasilkan dari keadaan meningkatnya perhatian pada sumber kecemasan. Tingkat kecemasan yang tinggi menyebabkan tubuh mempersiapkan untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman yang dirasakan - biasanya disebut sebagai "fight or flight." (center for learning & teaching, 2005)

Menurut Cornell University (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika ujian. Ketika kecemasan meningkat, tubuh akan memberikan reaksi atau respon untuk menolak atau memperjuangkannya.

Menurut Otten (1991), Kecemasan akademik adalah masalah yang penting yang akan mempengaruhi sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif karena siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Tetapi ada beberapa daftar pertanyaan yang dapat diisi yang dapat menunjukkan kecemasan akademik, yang sesuai dengan situasi :

(30)

28

2. Percaya bahwa hampir semua teman sekelas punya pengetahuan yang lebih, rentan terhadap kesalahan, atau lebih siap untuk sekolah.

3. Pikirkan tes sebelumnya atau situasi belajar untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menjawab tes.

4. Kecewa dengan diri sendiri setelah ujian karena telah membuat kesalahan

5. Pikiran panik, khawatir dan frustrasi berulang kali yang mengganggu berkonsentrasi.

6. Tekankan pada diri tentang pentingnya mendapatkan nilai bagus pada tes atau tugas.

7. Kesuksesan masa lalu akan meningkatkan kepercayaan diri. 8. Belajar dengan melakukan tugas yang berbeda.

9. Hadir lebih awal bagaimana siswa selama tes.

10. Tidak peduli berapa banyak waktu yang dicurahkan dan tidak pernah merasa cukup siap

11. Khawatir bahwa selama ujian akan kehilangan kontrol emosi 12. Terlibat dalam banyak jam-menonton selama ujian

13. Pengalaman tentang tangan gemetar atau kelemahan fisik selama tes

14. Gagal untuk menanyakan pertanyaan pada teman-teman atau instruktor karena takut memalukan diri sendiri dari informasi yang penting

15. Berulang kali ujian, waktu yang lebih untuk tugas 16. Pastikan jawaban PR atau tes.

(31)

29

18. reaksi Pengalaman fisik seperti berkeringat, otot kaku, atau sakit perut sehingga dapat menghambat efektivitas dalam belajar

19. belajar untuk cermat, seperti mencoba mengingat hampir segala hal atau menggarisbawahi hampir setiap kalimat yang penting yang ada dibuku

20. Bingung saat ujian sehingga lupa informasi yang telah kita ketahui sebelumnya 3. Gejala Kecemasan Akademik

O’Connor (2008), membagi gejala-gejala kecemasan akademik menjadi 2 berat dan ringan, yaitu :

a. Menurut O’Connor (2008), Ada beberapa gejala kecemasan akademik yang ringan, yaitu :

1. Pusing

2. Mual atau sakit perut

3. Berkeringat, lembap pada telapak tangan 4. Bercak merah di wajah

5. Merah kemalu-maluan 6. Sakit kepala

7. Kenaikan pada nada suara saat berbicara

8. Pikiran negatif tentang tugas gagal atau kehabisan waktu

9. Keraguan tentang diri akan hal kemampuan dibanding siswa lain 10. Takut malu di depan teman sekelas, dan guru

(32)

30

b. Menurut O’Connor, (2008) ada beberapa gejala kecemasan akademik yang berat, yaitu :

1. Mati rasa di tangan dan kaki 2. Hipokondria (sakit pada kaki) 3. Kesulitan tidur

4. Pusing berat atau kehilangan kesadaran

5. Kesulitan bernapas dan perasaan menjadi tersendat

6. Pikiran yang Paranoid seperti dinilai buruk oleh orang lain 7. Obsesif, pikiran berulang yang sulit berhenti

8. Takut malu di depan teman sekelas dan guru 9. Takut merasa cemas

10.Depresi

11. Kesedihan dan merasa khawatir terhadap beban yang berat

12. Panik dan kesal yang terus menerus tanpa masalah atau peristiwa tertentu. 4. Karakteristik-karakteristik kecemasan akademik

Ottens (1991), membagi-membagi karakteristik kecemasan akademik menjadi 4, yaitu :

a. Patterns of Anxiety-Engedering Mental activity.

(33)

31

bagaimana cara mengatasi kecemasan adalah berfikir yang salah sehingga kecemasan akademik itu muncul.

b. Misderected Attention

Ini adalah masalah yang besar dalam kecemasan akademik. Pada umumnya siswa diharapkan dapat berkonsentrasi penuh pada tugas-tugas akademik seperti membaca buku, mengikuti ujian, atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tetapi yang terjadi disini adalah siswa tidak perduli dan perhatian mereka menjadi teralihkan. Perhatian dapat terganggu melalui faktor eksternal (tindakan siswa lainnya, jam, suara-suara asing) atau faktor pengganggu internal (kecemasan, lamunan, dan reaksi fisik).

c. Physiological Distress.

Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh yang dihubungkan dengan kecemasan seperti kekakuan pada otot, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, dan tangan gemetar. Selain perubahan fisik, pengalaman kecemasan emosional juga berpengaruh seperti “mempunyai perasaan kecewa”. Aspek-aspek emosional dan fisik dari kecemasan terutama yang menganggu diinterpretasikan sebagai hal yang berbahaya atau menjadi fokus perhatian yang penting selama tugas akademik.

d. Innappropriate behaviours.

(34)

32

menjawab pertanyaaan-pertanyaan ujian secara terburu-buru. Tindakan lain yang tidak benar adalah memaksa diri ketika dalam waktu untuk bersantai.

5. Sumber-Sumber Kecemasan Akademik

Ada 4 Sumber-sumber kecemasan akademik, Divine & Kylen (1982), yaitu : 1. Reputasi akademik (sedikitnya pendapat yang kita kemukakan saat performansi) 2. Pendapat tengtang kompetensi dan kemampuan

3. Fokus pada pencapaian dari tujuan 4. Rasa khawatir akan ketidaksiapan

6. Komponen-Komponen Kecemasan Akademik

Center for learning & teaching, (2005), Mengatakan bahwa komponen-komponen

kecemasan akademik terbagi kedalam4 komponen, yaitu :

a. Worry : Pikiran yang mencegah untuk fokus pada keberhasilan

menyelesaikan tugas akademik. Misalnya, prediksi akan kegagalan, merendahkan diri, atau senang melakukan konsekuensi buruk.

b. Emotionality : gejala kecemasan biologi. Misalnya, jantung berdetak

cepat, berkeringat pada telapak tangan, ketegangan otot.

c. Task generated interference : Perilaku yang berhubungan dengan tugas

tetapi tidak maksimal dalam mengerjakan tugas .

d. study skills deficits : Masalah dengan metode belajar yang dapat

(35)

33

B. SEKOLAH UNGGUL

1. Pengertian Sekolah Unggul

Departeman pendidikan dan kebudayaan mendefenisikan sekolah uggul sebagai sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya, sehingga untuk mencapai keunggulan (high achievement) tersebut maka masukan (input atau intake) misalnya guru dan tenaga pendidikan, menejemen, layanan pendidikan, sarana penunjang sertaprogram pendidikan diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Di samping itu sekolah juga memberikan perlakuan kepada siswa berkemampuan biasa agar dapat mencapai prestasi maksimal. Dimensi keunggulan sekolah unggul mengandung dua unsur utama yaitu : (1) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang lebih fungsional dalam kehidupan peserta didik, (2) penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkaitan dengan daya nalar, kemampuan meningkatkan kualitas kepribadiannya, kemampuan mengembangkan potensi dan prestasi diri (Rianti, 2000).

(36)

34

melalui evaluasi yang sistematis yang diartikan sebagai mengetahui apakah tujuan instruksional telah tercapai, dengan eveluasi belajar terhadap nasional untuk mengukurperolehan belajar siswa dibandingkan rerata perolehan siswa tingkat nasional.

Banyaknya konsep mengenai defenisi sekolah unggul menyebabkan sekolah unggul yang berkembang terdiri dari beberapa tipe yaitu : (1) sekolah unggul tipe I yaitu sekolah unggul yang inputnya terdiri dari siswa-siwa yang berprestasi dan berkualitas unggul, (2) sekolah unggul tipe II yaitu sekolah unggul dari segi fasilitasnya, fasilitas mewah ini menyebabkan biaya sekolah tipe II ini cukup mahal, dan (3) sekolah unggul tipe III yaitu sekolah yang menekankan pada iklim beljar yang positif di lingkungan sekolah (Moedjiarto, 2001). Struktur sekolah unggul sangat tergantung pada bentuk organisasi yang melaksanakannya. Ada 3 tipe atau model manejmensekolah unggul : (1) yayasan swasta bekerjasama dengan sekolah umum, (2) sekolah unggul yang di dirikan oleh yayasan swastayang bekerjasama dengan yayasan swasta lain , dan (3) sekolah unggul yang di dirikan oleh yayasan swasta tunggal (Utami & Semiawan, 1996).

(37)

35

2. Karakteristik Sekolah Unggul

Sekolah unggul sebagai bentuk penyajian sistem pendidikan yang sangat khusus dan memiliki tujuan tertentu berbeda dengan bentuk-bentuk sekolah lainnya. Sekolah unggul memiliki karakteristik tertentu yang membuatnya unggul dan membedakan dengan sekolah lain yang tidak unggul.

Berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah yang unggul yang di lakukan oleh Effective School Consortia Network (Moedjiarto, 2001). Di samping prestasi akademik yang dimiliki juga memiliki karakteristik antara lain : (1) Iklim sekolah yang tidak positif, (2) ada proses perencanaan, (3) tujuan akademik, (4) kurikulum yang jelas, (5) pemantauan terhadap kemajuan siswa, (6) keefektifan guru, (7) kepemmimpinan administratif, (8) pelibatan orang tua dan siswa, (9) kesempatan, tanggung jawab, dan partisipasi siswa, (10) anjaran dan insentif, (11) tata trtib dan disiplin.

Hasil penelitian Lizzote (dalam Moedjiarto, 2001) menemukan beberapa karakteristik sekolah unggul, yaitu : (1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (2) iklim serta harapan yang tinggi, (3) kepemimpinan yang instruksional yang logis, (4) misi yang jels dan terfokus, (5) kesempatan belajr dan mengerjakan tugas bagi siswa, (6) pementauan yang sering dilakukan terhadap kemajuan siswa dan hubungan antara rumah dan sekolah yang paling mendukung.

(38)

36

1. Dimensi peserta didik dan siswa

Peserta didik harus melalui seleksi ketat dengan kriteria tertentu untuk bisa menjadi peserta didik sekolah unggul dalam konsep Depdikbud (1993). Kriteria itu antara lain prestasi belajar yang superior dengan indikator nilai rapor, NEM dan hasil tes prestasi akademik, skor psikotes yang meliputi intelegensi dan kreatifitas serta tes fisik.

2. Dimensi sarana prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sehingga memungkinkan terpenuhinya kebutuhan belajar didik guna menyalurkan bakat, minat dan kemampuan baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kulikuler. 3. Dimensi lingkungan belajar

Lingkungan belajar yang kondusif untuk mengembangkan potensi keunggulan menjadi keunggulan nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun psikis.

4. Tenaga pengajar

Tenaga pengajar harus terpilih memiliki keunggulan di atas rata-ratatenaga pengajar masal kovensional, keunggulan tenaga pengajar meliputi : penguasaan materi pengajaran, penguasaan metode pengajaran dan komitmen melaksanakan tugas.

5. Dimensi kuriukulum

(39)

37

dan kecepatan serta motivasi dari peserta didik. Jadi perlu adanya pengayaan dan percepatan kurikulum.

6. Dimensi rentang waktu belajar

Waktu belajar di sekolah unggul lebih lama di bandingkan sekolah masal konvensional. Kegiatan ekstrakulikulum di organisasikan sedemikian rupa dengan dukungan prasarana yang memadai. Nilai sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan belajar di luar kurikulum nasional, melalui pengembangan materi kurikulum, pengayaan, perluasan, remedial, pelayanan bimbingan, dan pembinaan kreativitas.

7. Dimensi pembinaan kemampuan kepemimpinan

Pembinaan kemampuan kepemiminan di sekolah unggul menyatu dalam keluruhan sistem pembinaan peserta didik melalui praktek langsung di lapangan bukan sekedar sebagian materi pengajaran.

(40)

38

3. Penyelenggaraan Sekolah Unggul

Aspek-aspek dalam manajemen penyelenggaraan sekolah unggul yang dalam penelitin ini adalah SMA unggul, (Budi, 2001) meliputi :

1. Rekrutmen peserta didik

Sekolah unggul ini di selenggarakan untuk memberikan perlakuan dan pelayanan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, minat dan kemamuannya secara cepat dan optimal, maka peserta didik sekolah unggul memiliki persyaratan tersebut dapat didefenisikan berdasarkan ciri-ciri keunggulan, yaitu :

a. Kemampuan umum di atas rata-rata merujuk pada perbendaharaan kata-kata yang lebih banyak dan lebih maju di baningkan anak biasa, cepat menangkap hubungan sebab akibat, cepat memahami prinsip dasar dari suatu konsep, seorang pengamat yang tekun dan waspada, mengingan dengan tepat serta memiliki informasi yang akurat selalu bertanya-tanya, cepat samapi kepada kesimpulan yang valid mengenai kejadian, fakta, orang atau benda.

b. Ciri-ciri kreativitas antara lain: menunjuk rasa ingin tahu luar biasa, enciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan persoalan, sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, tidak terhambat mengemukakan pendapat, berani menantang resiko, suka mencoba, elaboratif, peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungannya.

(41)

39

mendambakan dan mengajar hasil sempurna, lebih suka bekerja secara mandiri, sangat terikat pada nilai-nilai baik dan menjauhi nilai-nilai buruk, bertanggung jawab, berdisiplin, sulit mengubah pendapat yang telah diyakininya.

2. Tenaga kependidikan

Tenaga pendidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Tenaga pendidikan pada sekolah unggul berbeda baik dari segi bidang tugas maupun persyaratan kualifikasinya. Tenaga pendididkan pada sekolah unggul sekuramg-kurangnya terdiri dari: kepala sekolah, guru, tenaga bimbingan karir, pengembangan kurikulu, pustakawan, laboran, peneliti dan pengembang, pegawas dan tehnisi sumber belajar.

Tenaga kependidikan sekolah unggul diutamakan yang telah berpengalaman dan di tunjang leh adanya keunggulan dalam kemampuan intelektual, moral, keimanan ketaqwaan, disiplin dan tanggung jawab, keluasan wawasan kependidikan, kemampuan pengelolaan, terampil, kreatif, memiliki keterbukaan, profesional dalam memehami potensi, karakteristik-karakteristik dan masalah pengembangan peserta didik, mampu mengembangkan rencana studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan kurikulum.

3. Total Quality Management (TQM) dalam proses belajar mengajar

(42)

40

disampaikan pada peserta didik. TQM dalam proses belajar memusatkan perhatian pada fungsi manajemen yang ditransformasikan upaya guru dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.

4. Pengembangan inovasi dan kurikulum

Munandar (1999) menyatakan bahwa untuk melayani kebutuhan pendidikan akan berbakat perlu di usahakan suatu endidikan yang terdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang di sesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual peserta didik.

Pengembangan dan inovasi kurikulum terdiferensiasi adalah bagian integral dari lingkungan belajar peserta didik yang memberikan “pelayanan unggul” kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat diberikan layanan pendidikan yang optimal dan setelah mlalui proses di harapkan dapat melahirkan lulusan unggul. Konsep pengembangan dan inovasi kurikulum harus mampu mengembangkan kreativitas yang mencakup integrasi dari kondisi 4 ranah, yaitu : afektif, psikomotorik, konatif dan intuitif. Keunggulan merupakan perkembangan optimal dari kreativitas.

5. Pendekatan strategi belajar mengajar

Pendekatan strategi belajar mengajar sekolah unggul diarahkan pada terwujudnya proses belajar tuntas (mastery learning) yang mengacu pada peserta didik dapat belajar secara aktif dan kreatif sesuai bakat, minat dan kemampuannya masing-masing, dengan memperhatikan keselarasan dengan keseimbangan antara imensi tujuan-tujuan pembelajaran.

(43)

41

Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk tercapainya tujuan penyelenggaraan sekolah unggul. Sarana dan prasarana yang perlu dikembangkan pada sekolah unggul seharusnya memperhatikan efek efisiensi, yaini bahwa sarana dan prasarana tersebut dapat memberikan kemudahan tercapainya proses belajar mengajar secara efektif dan dapat dikembangkan potensi peserta didik. Selain itu juga sesuai dengan kondisi lingkungan, kebutuhan setempat, karakteristik program dan staf perkembangan psikologis peserta didik.

7. Pengembangan sistem evaluasi pengajaran

Evaluasi kegiatan dan kemajuan belajar pada hakikatnya adalah upaya mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik. Evaluasi pengajaran pada sekolah unggul tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik dalam rangka keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar peserta didik, melainkan juga untuk memperoleh umpan balik atau usulan bagi perbaikan pelaksanaanya kegiatan proses belajar mengajar.

8. Strategi managemen organisasi

Agar tujuan penyelenggaraan sekolah unggul tercapai secara efektif, perlu dikembangkan stategi pelaksanaan manajemen organisasi, yang didalamnya terkandung pemikiran.

C. SMA NEGERI UNGGUL ACEH TIMUR

1. Latar Belakang Sekolah

(44)

42

memperoleh pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilkinya. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan khusus. Pendidikan yang bermutu antara lain dikembangkan melalui pengembangan mutu dan keunggulan sekolah menengah yang diarahkan untuk mendorong sekolah potensial menuju kategori di atas standar nasional dan internasional sehingga menjadi sekolah yang bertaraf nasional dan internasional.

Untuk mengembangkan amanat undang-undang serta dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah kabupaten Aceh Timur pada tahun 2004 mendirikan SMA Negeri Unggul sebagai salah Satu SMA unggulan di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk menampung dan mendidik generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan dan bakat istimewa.

(45)

43

2. Visi dan Misi

Visi dari SMA Negeri Unggul ini adalah untuk mewujudkan pendidikan yang unggul dan berkualitas yang berdasarkan pada keimanan, ketaqwaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Misi dari SMA Negeri Unggul ini adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien. 2. Meningkatkan komitmen seluruh tenaga kependidikan terhadap tugas dan

fungsinya sehingga menjadi tenaga yang profesional dibidangnya masing-masing

3. Meningkatkan keimanan dan tetaqwaan kepada Allah SWT. 4. Mengintergrasikan pendidikan IPTEK dengan nilai-nilai islam. 5. Meningkatkan wawasan kebangsaan.

6. Pembinaan ketrampilan olah raga dan seni budaya.

7. Ikut serta dalam setiap even kompetisi di tingkat daerah, nasional dan internasional.

3. FASILITAS

Asrama Putera, Asrama Puteri, Mushalla, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia, Laboratorium Biologi, Laboratorium Komputer, Ruang Kelas Dengan Laptop Dan Infocus, Perpustakaan, Ruang Multi Media, Lapangan Olah Raga Dan Kantin.

4. KEGIATAN EKSTRAKULIKULER

(46)

44

2. Olah Raga

3. Seni Drama Dan Tari 4. Pramuka

5. PMR 6. Pencak Silat

7. Praktek Bahasa Inggris Dan Arab 8. Rohis (Rohani Islam)

9. Seni Nasyid

5. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN

1. Warga negara Indonesia lulusan SMP/MTs aceh timur atau oran tuanya yang berdomisili dan/atau bekerja dalam kabupaten aceh timur.

2. Lulus dan Berijazah SMP/MTs dan berusia maksimal 18 tahun

3. Lulus Seleksi (Nilai raport dan UN, tes baca al-quran, matematika, bahasa inggris dan IPA yang dilaksanakan langsung pada saat pendaftaran)

4. Bersedia Tinggal Diasrama

5. Bersedia Mematuhi Peraturan Sekolah/Asrama yang telah ditetapkan 6. Persyaratan Administrasi

D. Gambaran kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul

(47)

45

mengikutkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak meyenangkan itu sering kabur dan sulit meninjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu sendiri aelalu dirasakan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atau situasi yang diannggap berbahaya. Gejala kecemasan ada dalam bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah dikenali. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya atau diri orang lain yang dikenalnya dengan baik. Biasanya seseorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak sadar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk tidur (Gunarsa dkk., 1996).

Sekolah unggul tentunya juga mendatangkan konsekuensi tertentu pada siswanya. Penembahan jam pelajaran serta banyaknya tugas yang harus dikerjakan dalam waktu yang terbatas menjadi beban yang berpotensi menimbulkan kecemasan akademik pada siswa yang ada di SMA unggul . Sistem evaluasi yang menggunakan standar ketentuan dalam belajar maksimun yang harus dicapai oleh siswa serta adanya sistem droup out atau remedial bagi siswa yang tidak mampu mencapainya, sehingga dapat menyebabkan kecemasan akademik (Iw, komunikasi personal 16 April 2010).

(48)

46

siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas, hal ini disebabkan oleh penurunan rentang perhatian, konsentrsi dan memori pada siswa tersebut. Namun disisi lain kecemasan memiliki pengaruh yang positif terhadap siswa karena dapat memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas. Hal ini didukung oleh Fiyanti (2003) yang mengatakan bahwa beberapa dari siswa berfikir bagaimana cara untuk menghilangkan kecemasan yang mereka rasakan dengan cara bersaing. Bersaing disini adalah melakukan perbuatan untuk menjadi menang atau mengungguli yang lain dan merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam bersaing, membutuhkan motivasi yang akan mendorong siswa untuk menjadi yang terbaik dari siswa-siswa yang lain.

Pramod (1996) menyimpulkan, mengacu pada budaya india, laki-laki lebih berorientasi pada masa depan dibandingkan anak perempuan dan oleh karena itu anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih dibandingkan anak perempuan. Trivedi & Ojha (2005), Mereka menemukan bahwa anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Ojha (2005) mengungkapkan bahwa 25% anak laki-laki memiliki kecemasan akademik yang sangat tinggi sedangkan hanya 6,7% perempuan memiliki kecemasan akademik yang tinggi.

(49)

47

(50)

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan dalam suatu penelitian karena menyangkut cara yang tepat dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian, serta dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya (Hadi, 2001). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini karena penelitian ini bertujuan untuk melihat kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul Aceh Timur.

Menurut Azwar (1999), penelitian deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dengan tidak bermaksud menjelaskan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun implikasi. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi, tanpa bermaksud mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum (Hadi, 2000).

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini adalah kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul.

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

(51)

49

Kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala kecemasan akademik pada siswa di SMA Negeri Unggul yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan karakteristik-krakteristik kecemasan akademik Otten,1991 yaitu, pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan aktivitas mental (meliputi : rasa khawatir, sulit menyesuaikan diri dan percaya diri yang rendah), tidak fokus akan perhatian (meliputi : Melamun dan kesulitan dalam berkonsentrasi), aspek-aspek fisiologis (meliputi : perasaan kecewa, perasaan tidak berdaya atau takut dan perasaan tertekan dan perilaku yang tidak sesuai yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran (meliputi : menghindar dan memaksakan diri). Semakin tinggi nilai yang diperoleh siswa pada skala kecemasan akademik, berarti semakin tinggi tingkat kecemasan yang dimiliki siswa dan sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh pada skala kecemasan akademik menunjukkan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa.

C. METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun karakteristik-karakteristik subjek penelitian ini adalah Siswa dan siswi yang tercatat sebagai peserta didik di SMA Negeri Unggul Aceh Timur. 2. Prosedur Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yaitu suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam

(52)

50

semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti.

Menurut hadi (2000), dalam simple random sampling terdapat 3 cara atau prosedur yang digunakan, yaitu :

1. Cara undian 2. Cara ordinal

3. Randomisasi dari tabel bilangan random

Adapun cara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara ordinal yaitu dengan cara mengambil nomor sepuluh pertama dalam urutan absen siswa dan siswi pada setiap kelas.

3. Jumlah Sampel Penelitian

Dari seluruh populasi yang ada di SMA Negeri Unggul Aceh Timur, jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang.

4. LOKASI PENELITIAN

Peneliti mengadakan penelitian di SMA Negeri Unggul, yaitu SMA Negeri unggul yang berada di jalan Medan-Banda Aceh KM 431 Birem-Bayeun Aceh Timur karena fenomena kecemasan akademik terjadi pada siswa di SMA Negeri unggul tersebut ini dapat terlihat dari hasil wawancara.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

(53)

51

data yang ingin diukur berupa konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2002).

1. ALAT UKUR PENELITIAN

Alat ukur yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2002). Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala.

Skala merupakan suatu bentuk pengukuran terhadap performansi tipikal individu yang cenderung dimunculkan dalam bentuk respon terhadap situasi-situasi tertentu yang sedang dihadapi (Azwar, 2000). Menurut Hadi (2002), skala psikologis mendasarkan diri pada laporan–laporan pribadi (self report). Selain itu skala psikologis memiliki kelebihan dengan asumsi sebagai berikut :

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

2. Apa yang dikatakan oleh subjek tentang dirinya kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Interpretasi subjek tentang pernyataan–pernyataan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.

Selain itu metode skala psikologis digunakan dalam penelitian atas dasar pertimbangan:

1. Metode skala psikologis merupakan metode yang praktis.

(54)

52

Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2000).

Skala kecemasan akademik pada siswa di SMA Negeri Unggul yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan karakteristik-krakteristik kecemasan akademik Otten,1991 yaitu:

a. pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan aktivitas mental. b. Tidak fokus akan perhatian.

c. Aspek-aspek fisiologis

d. Perilaku yang tidak sesuai yang terjadi pada siswa selama proses pembelajaran Model skala kecemasan akademik menggunakan model skala Likert. Aitem-aitem dalam skala ini merupakan pernyataan dengan empat pilihan jawaban, yaitu:

STS = Sangat Tidak Sesuai TS = Tidak Sesuai S = Sesuai SS = Sangat Sesuai

Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan unfavorable. Skor yang diberikan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan bobot penilaian untuk

(55)

53

Tabel 1

Blue Print Skala kecemasan akademik Sebelum Uji Coba

No Karakteristik Kecemasan

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR.

1. Validitas Alat Ukur

(56)

54

berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi (content validity).

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item yang dilihat dari isinya dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi alat ukur ditentukan melalui pendapat professional (professional judgement) dalam proses telaah soal sehingga aitem-aitem yang telah dikembangkan memang mengukur (representatif bagi) apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2000).

2. Reliabilitas Alat Ukur

Pengujian reliabilitas terhadap hasil skala dilakukan bila item-item yang terpilih lewat prosedur analisis item telah dikompilasi menjadi satu. Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis (Azwar, 2000).

(57)

55

3. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala kecemasan akademik dilakukan terhadap 100 orang subjek siswa. Adapun distribusi hasil uji coba skala akan dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Blue Print Skala kecemasan akademik Setelah Uji Coba

No Karakteristik Kecemasan

Ket: Angka Aitem yang di cetak tebal adalah Aitem yang gugur

(58)

56

dianggap memiliki angka validitas yang memadai untuk dapat digunakan dalam penelitian dengan reliabilitas alpha () sebesar 0,956. Koefisien determinasi aitem-aitem yang valid bergerak dari 0.365 sampai 0.733.

Pada skala selanjutnya dilakukan perubahan tata letak urutan nomor aitem-aitem. Hal ini dilakukan karena aitem yang gugur tidak diikutsertakan lagi dalam skala penelitian. Distribusi aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(59)

57

 Memaksakan diri 10,33 11,31

Total 20 26 46 100%

H. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian. Tahap persiapan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan alat ukur penelitian

Pada tahap ini, peneliti membuat alat ukur yang berupa skala kecemasan akademik siswa di SMA Negeri Unggul Aceh Timur. Peneliti membuat 46 Aitem pertanyaan setelah sebelumnya telah mengkonstruksi 65 aitem pertanyaan yang telah dianalisa dan dievaluasi, sehingga ditemukan beberapa pertanyaan kurang layak untuk dijadikan aitem pertanyaan penelitian sebenarnya. Skala ini dibuat dalam bentuk booklet dimana di bawah pertanyaan disediakan tempat untuk menjawab.

b. Uji coba alat ukur penelitian

Uji coba skala kecemasan akademik pada siswa dilakukan pada tanggal 20 September 2010 dengan memberikan angket kepada 100 siswa SMA.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(60)

58

penelitian dilakukan dengan teknik random sampling. Pengambilan data berlangsung pada tanggal 1 Oktober 2010.

Pertama-tama, peneliti mendatangi SMA Negeri Unggul dan waktu pengambilan data dimulai dari pukul 15.00 WIB, dimana peneliti mendatangi kantor tempat guru berkumpul kemudian satu orang guru menunjukkan kelas-kelas mana yang harus dimasuki dan diberikan skala.

3 Tahap pengolahan data

Setelah data terkumpul seluruhnya, maka data tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS version 15.00 for Windows.

F. METODE ANALISA DATA

(61)

59

BAB IV

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan analisa dan interpretasi data penelitian serta hasil penelitian. A. Analisa Data

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 100 orang subjek yang mengisi skala yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan kelas.

a. Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

(62)

60

Berdasarkan grafik 1. dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 52 orang (52%), sedangkan subjek

yang lebih sedikit adalah subjek laki-laki, yaitu sebanyak 48 orang (48%).

b. Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Tingkatan Kelas

Penyebaran subjek dapat dilihat pada grafik 2.

Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa subjek terbanyak adalah subjek pada tingkatan kelas 2 yaitu sebanyak 36 orang dan subjek paling sedikit adalah subjek pada tingkatan kelas 3 yaitu sebanyak 30 orang.

2. Hasil Penelitian

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul.

(63)

61

deskriptif pada penelitian ini. Rumusan yang digunakan untuk pengkategorisasian kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Pengkategorisasian kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul

X ≥ (µ + 1.0ó) tingkat kecemasan tinggi µ - 1,0 ó) ≤ X < (µ + 1.0ó) tingkat kecemasan sedang

(X < (µ - 1,0 ó) tingkat kecemasan rendah Keterangan :

µ : mean

ó : standar deviasi

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan akademik siswa di SMA N

Unggul

Kecemasan akademik siswa di

SMA N Unggul

Kolmogorov-Smirnov Z 0,77

Signifikansi (p) 0,68

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4. Pengkategorisasian kecemasan akademik siswa di SMA N Unggul
Tabel 7. Kriteria Kategorisasi Skor kecemasan akademik siswa di SMA N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengukur efisiensi transmisi kebijakan moneter pada perbankan konvensional menggunakan empat variabel yaitu, sertifikat bank indonesia, pasar uang antar bank,

Dari semua pengertian itu, wisata dapat dirumuskan sebagai perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan sampel yang diujikan semua sampel negatif tercemar Coliform dan tardapat cemaran total bakteri (ALT) yang bervariasi

Peneliti menggunakan teori ini sebagai landasan atau acuan dasar untuk mengembangkan teori dengan fakta yang ada sekarang ini, dimana sekarang ini internet melalui media sosial

biaya, titik impas, periode kembali modal secara benar berupa analisis biaya, titik impas, periode kembali modal berupa analisis biaya, titik impas berupa analisis

.DUHW DODP GDQ VHOXORVD PHUXSDNDQ GXD PDWHULDO \DQJ PHPLOLNL NRPSDWLELOLWDV \DQJ VDQJDW EHUEHGD .DUHW DODP EHUVLIDW QRQSRODUVHGDQJNDQVHOXORVDEHUVLIDWSRODU .RPELQDVL DQWDUD NDUHW

Apakah anda sering memberikan nasehat kepada peserta didik untuk menjauhi. prilaku

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Empirik yaitu penelitian yang langsung dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan serta