• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PELAJAR

SEKOLAH MENENGAH SAINS HULU SELANGOR

MENGENAI EFEK ROKOK TERHADAP KESEHATAN

Oleh :

FARIZA AZWA BINTI MUHIBAH

070100434

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN PELAJAR

SEKOLAH MENENGAH SAINS HULU SELANGOR

MENGENAI EFEK ROKOK TERHADAP KESEHATAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

FARIZA AZWA BINTI MUHIBAH

NIM : 070100434

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai

Efek Rokok Terhadap Kesehatan

Nama : Fariza Azwa binti Muhibah

NIM : 070100434

Pembimbing/Penguji III

NIP: 19511202 197902 1 001

Penguji I

(dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.Med.Ed.) NIP: 19741019 200112 2 001

Medan, 17 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Merokok kini merupakan pembunuh nomor satu dunia. Asap rokok dikenal mengandung lebih dari 4000 substansi berbahaya dalam bentuk patikel maupun gas, dan setiap hisapan asap rokok dapat mengandung sampai 3,5 milyar partikel. Walaupun rokok bisa membunuh seseorang individu setiap 8 detik di seluruh dunia, rokok masih lagi menjadi suatu budaya dan kemestian bagi rata-rata penduduk dunia. Titik tolak bermulanya merokok bagi rata-rata penduduk dunia adalah ketika usia remaja.

Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor mengenai efek rokok terhadap kesehatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif potong lintang dengan populasi seluruh pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor yang bersetuju dan dibenarkan oleh pihak administrasi sekolah untuk menjadi responden, yaitu seramai 100 orang. Pengumpulan data dibuat melalui angket dengan alat ukur kuesioner, dan analisis dilakukan dengan program SPSS dan data disediakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan carta pai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 49% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, 50% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang sederhana, dan 1% responden mempunyai tingkat pengetahuan buruk.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor adalah sedang, diikuti rapat dengan tingkat pengetahuan baik, dan akhir sekali diikuti dengan tingkat pengetahuan buruk. Diharapkan agar kepala sekolah dan guru-guru lebih proaktif dalam melaksanakan program-program ilmiah yang bertemakan rokok dan kesehatan, bagi melahirkan generasi sehat yang sadar akan keburukan merokok dan tahu akan cara-cara untuk mengatasi rokok.

(5)

ABSTRACT

Tobacco is now the number one killer in this world. It is known that cigarette smoke contains more than 4000 harmful substances, in many forms such as gas and particles, and each puff contains up to 3.5 million of particles. Even though tobacco can kill an individual in every 8 seconds, people still consider smoking as their habit and necessities in their life. Usually, smokers experienced their very first cigarette in their teenage age.

The objective of this research is to study the level of knowledge of Hulu Selangor Science School’s students about the effects of tobacco on health. This was a descriptive cross-sectional study with sample of 100 students who participated willingly with the approval from school authorities to become respondents for this study. The data was taken by distributing the questionnaires and finally the data has been analyzed by SPSS software. The results were prepared in distributive frequencies table and pie charts.

The result from the study shows that 49% of the respondents possess good knowledge on the effects of tobacco on health, 50% with moderate knowledge, and 1% respondents with poor knowledge.

From this study, we can conclude that the level of knowledge of Hulu Selangor Science School’s students is moderate, followed almost equally by good level, and finally followed by poor level. As a suggestion, the staffs of Hulu Selangor Science School should be proactive in managing academic programs. In order to instill tobacco awareness among future generations, the programs should be comprehensively cover topics revolving the nature of tobacco and how it can be avoided.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Allah SWT karena dengan izin dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul ‘Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan’ dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Sekalung perhargaan saya sampaikan kepada dosen pembimbing penulis, yaitu Prof. Dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang sentiasa sudi meluangkan waktu beliau untuk memberi tunjuk ajar dan bimbingan selama proses bimbingan proposal dan hasil berlangsung.

Ucapan berbanyak terima kasih juga penulis tujukan kepada dosen-dosen yang mengajar Ilmu Kedokteran Komunitas yang banyak membimbing dalam mengerjakan karya tulis ilmiah yang baik dan benar.

Jutaan terima kasih buat ayahanda dan bonda yang sentiasa memberikan perangsang dan doa, serta ahli keluarga tercinta yang jauh di mata tetapi dekat di hati. Jasa dan pengorbanan kalian akan sentiasa diingati.

Tidak lupa juga pada sahabat-sahabat angkatan 2007, yang turut sama bertungkus-lumus membantu memberikan ide-ide yang bernas disamping berusaha sebaik mungkin menyiapkan karya tulis ilmiah masing-masing.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga ia bisa mendatangkan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Kepala Batas, 20 November 2010 Penyusun

(7)

DAFTAR ISI

1.4.Manfaat Penelitian... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6

1.1.Pengetahuan... 6

1.1.1. Definisi Pengetahuan... 6

1.1.2. Tingkat Pengetahuan... 6

1.2.Rokok... 7

1.2.1. Definisi Rokok... 7

1.2.2. Kandungan Rokok... 8

1.2.3. Dewasa Muda Sebagai Golongan Sasaran Merokok... 10

1.3.Kesehatan... 11

1.3.1. Definisi Sehat... 11

1.4.Rokok dan Kesehatan... 12

1.4.1. Efek Rokok Terhadap Tubuh... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 20

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 20

3.2. Definisi Operasional... 21

BAB 4 METODE PENELITIAN... 22

4.1. Jenis Penelitian... 22

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 22

(8)

4.4. Teknik Pengumpulan Data... 24

4.4.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas... 24

4.5. Ethical Clearance... 25

4.6. Pengolahan dan Analisa Data... 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 26

5.1. Hasil Penelitian………. 26 Terhadap Sistem Kardiovaskuler dan Sistem Respiratori…. 38 5.2.2. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap Kulit, Sistem Otot, Sistem Imun dan Sistem Endokrin... 40

5.2.3. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap Sistem Skeletal, Sistem Genitourinaria dan Sistem Gastrointestinal………... 39

5.2.4. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap Janin (Pada Ibu Hamil Merokok)……….. 41

5.2.5. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan... 42

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 44

6.1. Kesimpulan... 44

6.2. Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA... 46

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian 19 Gambar 5.0. Distribusi Jenis Kelamin Dalam Penelitian 26 Gambar 5.1. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Kardiovaskuler 27 Gambar 5.2. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Respiratori 28 Gambar 5.3. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Kulit dan Rambut 29 Gambar 5.4. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Otot 30 Gambar 5.5. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Skeletal 31 Gambar 5.6. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Imun 32 Gambar 5.7. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Endokrin 33 Gambar 5.8. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Genitourinaria 34 Gambar 5.9. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Janin (Pada Ibu Hamil Merokok) 35 Gambar 5.10. Persentase Pengetahuan Pelajar Mengenai Efek

Rokok Terhadap Sistem Gastrointestinal 36 Gambar 5.11. Persentase Tingkat Pengetahuan Pelajar SEMASHUR

(10)

DAFTAR SINGKATAN

FSH Follicle-stimulating hormone

GnRH Gonadotropin-releasing hormone

GYTS Global Youth Tobacco Survey

LH Luteinizing hormone

SEMASHUR Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor

SPSS Statistical Package for the Social Sciences

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Informed Consent 51 Lampiran 2 Lembar Kuesioner 53 Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Peneliti 56

Lampiran 4 Data Induk 57

(12)

ABSTRAK

Merokok kini merupakan pembunuh nomor satu dunia. Asap rokok dikenal mengandung lebih dari 4000 substansi berbahaya dalam bentuk patikel maupun gas, dan setiap hisapan asap rokok dapat mengandung sampai 3,5 milyar partikel. Walaupun rokok bisa membunuh seseorang individu setiap 8 detik di seluruh dunia, rokok masih lagi menjadi suatu budaya dan kemestian bagi rata-rata penduduk dunia. Titik tolak bermulanya merokok bagi rata-rata penduduk dunia adalah ketika usia remaja.

Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor mengenai efek rokok terhadap kesehatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif potong lintang dengan populasi seluruh pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor yang bersetuju dan dibenarkan oleh pihak administrasi sekolah untuk menjadi responden, yaitu seramai 100 orang. Pengumpulan data dibuat melalui angket dengan alat ukur kuesioner, dan analisis dilakukan dengan program SPSS dan data disediakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan carta pai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 49% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, 50% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang sederhana, dan 1% responden mempunyai tingkat pengetahuan buruk.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor adalah sedang, diikuti rapat dengan tingkat pengetahuan baik, dan akhir sekali diikuti dengan tingkat pengetahuan buruk. Diharapkan agar kepala sekolah dan guru-guru lebih proaktif dalam melaksanakan program-program ilmiah yang bertemakan rokok dan kesehatan, bagi melahirkan generasi sehat yang sadar akan keburukan merokok dan tahu akan cara-cara untuk mengatasi rokok.

(13)

ABSTRACT

Tobacco is now the number one killer in this world. It is known that cigarette smoke contains more than 4000 harmful substances, in many forms such as gas and particles, and each puff contains up to 3.5 million of particles. Even though tobacco can kill an individual in every 8 seconds, people still consider smoking as their habit and necessities in their life. Usually, smokers experienced their very first cigarette in their teenage age.

The objective of this research is to study the level of knowledge of Hulu Selangor Science School’s students about the effects of tobacco on health. This was a descriptive cross-sectional study with sample of 100 students who participated willingly with the approval from school authorities to become respondents for this study. The data was taken by distributing the questionnaires and finally the data has been analyzed by SPSS software. The results were prepared in distributive frequencies table and pie charts.

The result from the study shows that 49% of the respondents possess good knowledge on the effects of tobacco on health, 50% with moderate knowledge, and 1% respondents with poor knowledge.

From this study, we can conclude that the level of knowledge of Hulu Selangor Science School’s students is moderate, followed almost equally by good level, and finally followed by poor level. As a suggestion, the staffs of Hulu Selangor Science School should be proactive in managing academic programs. In order to instill tobacco awareness among future generations, the programs should be comprehensively cover topics revolving the nature of tobacco and how it can be avoided.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman moderen ini, rokok bukanlah suatu benda asing lagi. Bagi mereka yang hidup di kota maupun di desa, umumnya mereka sudah mengenal rokok. Bahkan bagi sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa alasan yang jelas, seseorang akan merokok; baik setelah makan, setelah minum kopi atau teh, bahkan sambil bekerja pun seringkali diselangi dengan rokok. Rokok sudah menjadi budaya manusia (Jaya, 2009).

Menurut sejarah, masyarakat di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, dimana merokok merupakan keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu juga mencoba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian, kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, orang Eropa merokok semata-mata hanya untuk kesenangan. Pada abad ke-17 Masehi, para pedagang Spanyol masuk ke Turki. Saat itu, kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Jadi, usia rokok belumlah terlalu lama; lebih dari 3 abad (Jaya, 2009).

(15)

Pada tahun 2000, terjadi sekitar 4,8 juta kasus kematian prematur di seluruh dunia yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Angka rata-rata itu diambil dari sedikitnya 3,9 juta sampai 5,9 juta kasus kematian akibat rokok. Dari 4,8 juta kematian itu, 2,4 juta kematian terjadi di negara-negara yang sedang berkembang dan 2,4 juta lainnya di sejumlah negara industri maju. Penyakit-penyakit kardiovaskuler tercatat sebagai penyebab 1,7 juta kasus kematian itu, 970.000 kasus penyempitan pernafasan akut, dan 850.000 lainnya karena kanker paru-paru (Jaya, 2009).

Di kalangan anak remaja (usia 13-15), 1 dari 5 orang penduduk dunia merokok, dan rata-rata jumlah dari mereka yang merokok setiap hari adalah 80,000 sampai 100,000 orang. Bukti menunjukkan bahwa, 50% dari perokok mulai merokok sejak umur 13-15 tahun dan akan terus-menerus merokok sampai 15-20 tahun yang akan datang. Hampir 25% anak remaja di kawasan pasifik barat mati akibat penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok (WHO Western Pacific, 2002) .

Di Malaysia, satu dari lima kematian diakibatkan oleh rokok. Merokok merupakan penyebab utama kematian awal yang dapat dihindari. Diprediksikan sebanyak 10,000 rakyat Malaysia mati setiap tahun akibat merokok. Penelitian pada awal tahun 1950 dan 1960 telah mengumpulkan banyak bukti epidemiologi yang berkait dengan efek merokok terhadap kesehatan. Penelitian cohort studies, case

studies dan sumber data-data yang lain telah menghasilkan bukti-bukti yang konsisten

dan meyakinkan tentang hubungan antara penggunaan tembakau dan merokok dengan penyakit-penyakit pulmonari dan kardiovaskular yang berat serta hubungannya dengan penyakit-penyakit kanker (Kementerian Kesihatan Malaysia, 2005).

(16)

sendiri. Diprediksikan kematian yang disebabkan oleh efek rokok akan meningkat 3 kali lipat dalam 3 dekade yang akan datang yaitu 10,000 pada tahun 1998 dan 30,000 pada tahun 2030 (Kementerian Kesihatan Malaysia, 2005).

Di Indonesia, jumlah konsumsi rokok menempati posisi kelima tertinggi di dunia, yaitu sebesar 215 miliar batang, diikuti Cina sebanyak 1,634 trilium batang, Amerika Serikat sebanyak 451 miliar batang, Jepang sebanyak 328 miliar batang, dan Rusia sebanyak 258 miliar batang (The Tobacco Atlas, 2002 dalam Jaya 2009).

Penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok ini bukan satu atau dua jenis saja, tetapi sangat banyak. Di Australia, perokok aktif dapat mendapat penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker orofaring dengan jumlah kematian 295 orang (214 pria, 81 wanita), kanker esofagus dengan jumlah kematian 512 orang (360 pria, 152 wanita), kanker lambung dengan jumlah kematian 54 orang (39 pria, 15 wanita), kanker pankreas dengan jumlah kematian 406 orang (208 pria, 198 wanita), kanker paru dengan jumlah kematian 6057 orang (4164 pria, 1893 wanita), kanker serviks dengan jumlah kematian 30 orang, penyakit jantung iskemik dengan jumlah kematian 1643 orang (1282 pria, 361 wanita), penyakit pulmonari obstruktif kronik dengan jumlah kematian 3870 orang (2226 pria, 1644 wanita), strok dengan jumlah kematian 554 orang (338 pria, 215 wanita), dan lain-lain penyakit seperti gagal jantung, penyakit Crohn serta infeksi saluran nafas bawah (Collins, et al, 2005).

Berdasarkan data-data penelitian yang telah didapatkan, masyarakat dunia masih banyak yang merokok walaupun banyak individu yang mati akibat rokok itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menilai apakah masyarakat mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai efek merokok terhadap kesehatan.

1.2.1. Rumusan Masalah

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap kesehatan.

1.3.2. Tujuan khusus,

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler.

2. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem respiratori.

3. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap kulit dan rambut.

4. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem otot.

5. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem skeletal.

6. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem imun.

7. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem endokrin.

8. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem genitourinaria.

9. Untuk mengukur tahap pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap janin (pada ibu hamil yang merokok).

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

2. Data atau informasi dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak administrasi SEMASHUR agar memperbanyak penyuluhan pelajar mengenai efek rokok terhadap kesehatan apabila hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pelajar berada pada tingkat yang rendah. 3. Data atau informasi dari penelitian ini dapat memicu responden (yang

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui pancaindera manusia; penglihatan, pendengaran, penghiduan, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang penting terbentuknya perilaku seseorang ( Notoatmodjo, 2003).

2.1.2. Tingkat pengetahuan

Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki enam tingkatan, yaitu :

1. Tahu

Adalah sesuatu kemampuan dalam mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Mengingat kembali terhadap suatu hal spesifik yang dipelajari dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima termasuk dalam tingkat pengetahuan ini. ”Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur pengetahuan ini adalah mengidentifikasi, menyatakan, dan lain-lain.

2. Paham

(20)

3. Aplikasi

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi-situasi dan kondisi yang sebenarnya. Mengaplikasikan dapat diartikan dengan menggunakan hukum- hukum, rumus-rumus, metode, atau prinsip dalarn konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu saran lain. Kemampuan menganalisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan lain-lain.

5. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain, mensintesis adalah kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, terhadap suatu rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi

Mengevaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang dilakukan sendiri atau kriteria-kriteria yang sudah ada.

2.2. Rokok

2.2.1. Definisi rokok

(21)

Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan kegiatan atau aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang suka merokok (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).

2.2.2. Kandungan rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4000 bahan kimia beracun yang berbahaya dan dapat mengakibatkan maut. Dengan ini, setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah aceton (bahan pembuat cat), naftalene (bahan kapur barus), arsen, tar (bahan karsinogen penyebab kanker), methanol (bahan bakar roket), vinyl

chloride (bahan plastik PVC), phenol butane (bahan bakar korek api), potassium nitrate (bahan baku pembuatan bom dan pupuk), polonium-201 (bahan

radioaktif), ammonia (bahan pencuci lantai), dan sebagainya (Jaya, 2009). Racun yang paling utama ialah tar, nikotin, dan karbon monoksida (Universiti Teknologi Malaysia, 2005).

Terdapat penjelasan yang lebih jelas bagi beberapa jenis bahan yang terkandung dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut:

1) Nikotin

(22)

2) Tar

Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga diklasifikasikan sebagai tar. Di dalam tar, dijumpai zat-zat karsinogen seperti polisiklik hidrokarbon aromatis, yang dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Selain itu, dijumpai juga N nitrosamine di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai zat karsinogenik terhadap jaringan paru-paru (Sitepoe, 2000). Tar juga dapat merangsang jalan nafas, dan tertimbun di saluran nafas, yang akhirnya menyebabkan batuk-batuk, sesak nafas, kanker jalan nafas, lidah atau bibir (Jaya, 2009).

3) Karbon Monoksida

Gas ini bersifat toksik dan dapat menggeser gas oksigen dari transport hemoglobin. Dalam rokok, terdapat 2-6% gas karbon monoksida pada saat merokok, sedangkan gas karbon monoksida yang diisap perokok paling rendah 400 ppm (part per million) sudah dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%. Kadar normal karboksi-hemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Seiring berjalannya waktu, terjadinya polisitemia yang akan mempengaruhi saraf pusat (Sitepoe, 2000).

4) Timah Hitam

(23)

2.2.3. Dewasa Muda Sebagai Golongan Sasaran Merokok

Sebanyak 8000 perokok di seluruh dunia mati setiap hari akibat penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok. Bagi industri-industri yang terlibat dalam penghasilan rokok, mereka perlu mencari perokok baru untuk menggantikan mereka yang telah mati, untuk mendapatkan keuntungan yang terus-menerus. Sasaran perokok baru adalah individu-individu dewasa muda. Hal ini dilihat sebagai suatu masalah serius karena golongan dewasa muda ini adalah golongan yang paling banyak memiliki kebiasaan merokok, sekaligus menjadikan mereka sebagai sasaran yang tepat oleh industri-industri penghasil rokok. Apabila individu dewasa merokok, peluang mereka untuk terus merokok sampai tua adalah tinggi (Kementerian Kesihatan Malaysia, 2006).

Strategi yang dilaksanakan oleh industri-industri penghasil rokok dalam mencapai target mereka adalah dengan cara menjadikan rokok sebagai suatu bahan yang mudah terjangkau; baik dari segi tempat jualan maupun harga. Selain itu, mereka juga meyakinkan golongan sasaran bahwa dengan merokok, individu tersebut akan kelihatan lebih matang dan dewasa, moderen, riang, bergaya, tenang, dan disenangi khalayak ramai. Tetapi pada masa yang sama juga, mereka menyembunyikan fakta sebenarnya bahwa rokok mengakibatkan ketagihan yang parah, membahayakan kesehatan, dan menyebabkan kematian lebih awal(Kementerian Kesihatan Malaysia, 2006).

(24)

dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 persen terpapar iklan yang berada di majalah dan koran (Jaya, 2009).

Slogan-slogan ini tidak hanya dipublikasi melalui berbagai iklan di media elektronik, cetak, dan luar ruang, tetapi industri rokok pada saat ini sudah masuk pada tahap pemberian sponsor bagi setiap majelis-majelis penting anak muda, seperti konser musik dan olahraga. Dalam majelis-majelis tersebut, pelaku industri rokok ini dengan mudahnya membagikan rokok gratis atau memberikan potongan harga tiket masuk acara tersebut (Jaya, 2009).

Kedekatan remaja dengan rokok tidak hanya disebabkan oleh hebatnya iklan-iklan rokok di media, tetapi mulai dari lingkungan terkecilnya, yaitu keluarga. Menurut Wisyastuti, pada tahun 2004, hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, artinya minimal terdapat satu perokok di dalam rumah (Jaya, 2009).

Fase transisi dari dewasa muda ke dewasa merupakan suatu fase kritikal dalam memulai aktivitas rokok. Faktor-faktor seperti perilaku makan dan jumlah saudara terdekat berperan sangat penting di samping faktor-faktor lain, seperti orang tua yang merokok, rasa percaya diri yang kurang, dan sebagainya. Berdasarkan suatu penelitian, prevalensi merokok meningkat seiring dengan kurangnya mengkonsumsi sayur-sayuran, suka mengkonsumsi makanan cepat saji yang banyak, dan jumlah saudara terdekat yang banyak (Yorulmaza, et al, 2002).

2.3. Kesehatan

2.3.1. Definisi Sehat

(25)

mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).

Kesehatan juga membawa diartikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.23, 1992).

2.4. Rokok dan Kesehatan

2.4.1. Efek Rokok Terhadap Tubuh

Secara keseluruhan, tubuh manusia mempunyai 11 jenis sistem, dan semuanya terintegrasi dalam menjalankan fungsi tubuh, sehingga tubuh mampu beraktivitas secara optimal antara lain adalah sistem integumentari, sistem skeletal, sistem otot, sistem saraf, sistem endokrin, sistem limfatik dan imunitas, sistem kardiovaskular, sistem respiratori, sistem gastrointestinal, sistem reproduksi, dan sistem genitourinaria (Tortora dan Derrickson, 2006). Rokok dapat mempengaruhi beberapa sistem tubuh tersebut.

Efek Rokok Pada Sistem Respiratori

Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, serta penyakit paru-paru lain yang bersifat kronis dan obstruktif, seperti bronkitis dan emfisema. Sekitar 85% dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk kronik, berdahak, dan gangguan pernafasan. Apabila diadakan tes fungsi paru-paru, maka hasil tes pada perokok lebih buruk berbanding dengan bukan perokok. Merokok juga terkait dengan influenza dan radang paru-paru lainnya. Perokok lebih mudah terserang influenza dan radang paru-paru lainnya berbanding yang bukan perokok. Pada penderita asma, merokok akan memperparah gejala asma karena asap rokok akan meyempitkan lagi saluran pernafasan (Sitepoe, 2000).

(26)

membuat kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Metastase kanker ke otak dan bagian kritis lainnya menjadi penyebab kematian (Jaya, 2009).

Efek Rokok Pada Sistem Kardiovaskuler

Dalam sistem kardiovaskular, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga mempunyai akibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Asap yang dihembus oleh para perokok dapat dibagikan atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain, atau perokok pasif.

Telah ditemukan hampir 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik, di mana bahan racun ini lebih banyak terdapat pada asap samping. Misalnya, karbon monoksida ditemukan 5 kali lipat lebih banyak pada asap samping berbanding asap utama. Begitu juga dengan benzopiren, dengan 3 kali lipat, dan amoniak dengan 50 kali lipat. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya, rokok akan lebih difokuskan pada peran nikotin dan karbon monoksida. Kedua-dua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung sehingga akhirnya merugikan kerja otot jantung.

(27)

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk ke otot jantung. Karbon monoksida menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan mempercepat arterosklerosis. Dengan demikian, karbon monoksida menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Jika dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah (Tandra, 2003).

Efek Rokok Pada Sistem Limfatik dan Imunitas

Rokok juga dapat mengakibatkan melemahnya sistem imun. Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Terjadinya perubahan dalam rongga mulut adalah disebabkan oleh mulut merupakan tempat awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok. Temperatur rokok pada bibir adalah 30°C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu 900°C.

Asap panas yang berhembus secara terus-menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran saliva. Akibatnya, rongga mulut menjadi kering dan hal ini mewujudkan suasana anaerob sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri anaerob dalam plak. Secara automatik, perokok berisiko lebih besar untuk mendapat infeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi berbanding mereka yang bukan perokok.

(28)

Efek Rokok Pada Sistem Gastrointestinal

Bagi sistem pencernaan terutama gusi, efek rokok itu sudah dapat dilihat. Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan kekenyalannya berkurang. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan aliran darah ke gusi tidak adekuat, dan akhirnya meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi (Sitepoe, 2000).

Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan sebarang faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian, plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok berbanding yang bukan perokok. Rokok juga melemahkan katup esofagus distal maupun proksimal, sehingga mengakibatkan regurgitasi asam lambung ke esofagus. Hal ini akhirnya memicu terjadinya erosi yang disebabkan oleh asam lambung pada esofagus (Sitepoe, 2000).

Di dalam perut dan usus, terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus. Perokok menderita gangguan dua kali lebih tinggi dari bukan perokok (Gondodiputro, 2007).

Efek Rokok Pada Sistem Saraf Pusat

(29)

menyebabkan mual dan muntah. Di sisi lain, nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya rangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor (Gondodiputro, 2007).

Efek Rokok Pada Sistem Reproduksi

Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria ataupun wanita yang merokok akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita perokok akan mengalami menopause lebih cepat berbanding wanita yang bukan perokok (Sitepoe, 2000).

Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami penurunan berat badan, bayi lahir prematur, karena bayi juga akan turut merokok secara tidak langsung. Merokok pada wanita hamil juga berisiko tinggi mengalami keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir, dan kematian mendadak pada bayi. Kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh kembang itu juga turut terganggu (Sitepoe, 2000).

(30)

Dengan terhambatnya pembentukan FSH dan LH, maka spermatogenesis berjalan tidak normal (Sukmaningsih, 2009).

Pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh (Gondodiputro, 2007).

Efek Merokok Pada Sistem Integumentari

Rokok mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat, dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang dijumpai di dalam rokok yang mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka, misalnya pada wajah. Bagi individu yang berkulit putih, kulit menjadi coklat, mengeriput terutama di daerah pipi dengan adanya penebalan di antara bagian yang mengeriput; disebut kulit perokok (Sitepoe, 2000).

Efek Terhadap Otak dan Daya Ingat

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk :

• Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan. • Tingkat II : defisit neurologis sementara.

(31)

neurologis yang menetap.

Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru – baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute

University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel

yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok (Gondodiputro, 2007).

Efek Rokok Terhadap Mata

Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklir, yang terjadi di bagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, banyak logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok dapat merusak protein lensa. Merokok juga dikatakan dapat meningkatkan risiko terjadinya

posterior subcapsular opacity. Namun demikian, beberapa penelitian masih

dilakukan bagi membuktikan kebenaran teori ini (Winstanley, 2008).

Efek Rokok Pada Sistem Skeletal

Banyak bukti menunjukkan bahwa merokok dapat menurunkan densitas tulang, dan menyebabkan fraktur tulang panggul pada wanita yang sudah mati haid. Terdapat mekanisme yang terlibat dalam proses ini. Zat nikotin dan zat kadmium yang terdapat dalam asap rokok mempunyai efek langsung pada sel-sel tulang. Densitas tulang pada perokok juga dipercayai berkurang akibat rendahnya absorpsi kalsium dan vitamin D, serta terdapat perubahan metabolisme dari beberapa hormon tubuh, terutamanya estrogen, yang terlibat secara tidak langsung dalam pembentukan tulang (Winstanley, 2008).

(32)
(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Pengetahuan mengenai efek rokok terhadap:

1- Sistem

kardiovaskuler 2- Sistem respiratori 3- Kulit dan rambut 4- Sistem otot 5- Sistem skeletal 6- Sistem imun 7- Sistem endokrin 8- Sistem

genitourinaria 9- Janin (pada ibu

hamil merokok) 10-Sistem

gastrointestinal

Tingkat pengetahuan mengenai efek rokok terhadap

(34)

3.2. Definisi Operasional

Judul penelitian: Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan.

 Tingkat pengetahuan diartikan sebagai pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok, dan bisa dikategorikan menjadi baik, sedang atau buruk. Efek rokok diartikan sebagai perkara yang muncul akibat penggunaan rokok.  Kesehatan mencakupi sistem tubuh yang terdiri dari sistem kardiovaskuler,

respiratori, kulit dan rambut, otot, skeletal, imun, endokrin, genitourinaria, janin (yang sedang dikandung ibu hamil yang merokok), serta gastrointestinal.  Metode pengukuran: Angket

 Alat ukur: Kuesioner, pertanyaan yang diajukan adalah sebanyak 10 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban.

- Jawaban yang tepat diberi skor 2 - Jawaban kurang tepat diberi skor 1 - Jawaban yang ’tidak tahu’ diberi skor 0

Maka, skor tertinggi yang dapat dicapai oleh responden adalah 20  Hasil ukur:

Hasil jawaban responden masing-masing akan dikategorikan sebagai baik, sedang, kurang, dengan definisi berikut: (Pratomo,1986)

a. Pengetahuan baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang efek rokok terhadap kesehatan (skor jawaban responden>75% dari nilai tertinggi, yaitu >15).

b. Pengetahuan sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang efek rokok terhadap kesehatan (skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 8-15).

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini mendeskripsikan tingkat pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap kesehatan, dimana dilakukan penilaian terhadap pengetahuan yang dimiliki pelajar sewaktu menjawab kuesioner.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan (Februari 2010- Oktober 2010) terhadap pelajar SEMASHUR. SEMASHUR dipilih menjadi lokasi penelitian karena:

 Semua pelajar di sekolah itu mempunyai rentang usia 13-17 tahun; usia dimana rata-rata individu mula mengenal dan menghisap rokok.

 Semua pelajar tersebut mengambil jurusan sains; maka kemungkinan bias berlaku akibat penggunaan istilah-istilah sains yang mungkin dapat disalahartikan atau yang kurang dipahami oleh masyarakat umum adalah minimal.

(36)

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua pelajar yang sedang menuntut di SEMASHUR pada tahun 2010. Perkiraan besar sampel untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 dapat menggunakan formula yang lebih sederhana, yaitu berdasarkan jumlah minimal menurut Notoatmodjo (2003), maka jumlah sampel ditentukan dengan rumus:

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik simple random

sampling (acak sederhana). Simple random sampling adalah sampel yang diambil dari

suatu populasi dan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Efendi, 1987). Cara yang dipilih dalam pengambilan simple random sampling ini adalah teknik undian (lottery technique).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua pelajar SEMASHUR, berusia 13-17 tahun, dan bersedia mengikuti penelitian. Penelitian ini tidak

N n = __________

1+ N (d2)

785 n = __________ 1+ 785 (0,12)

(37)

penelitian ini adalah pelajar yang tidak dibenarkan oleh kepala sekolah untuk menjadi subjek penelitian dan pelajar yang tidak berada dalam kawasan sekolah sewaktu kuesioner diedarkan atas sebab-sebab tertentu.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data mengenai tingkat pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap kesehatan diperoleh melalui angket dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Sebelum kuesioner diedarkan, peneliti telah menerangkan tujuan dan konsekuensi penelitian kepada subjek penelitian, kemudian meminta persetujuan dan kesediaan subjek untuk menjadi responden dalam penelitian. Setelah mengisi lembar kesediaan, subjek diberi kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup.

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang baik untuk memenuhi 2 persyaratan yaitu valid dan reliabel, pembuatan instrumen harus dilandasi dengan kajian pustaka. Oleh karena itu, kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitas dengan cara melakukan uji coba pada sekelompok responden yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan kelompok populasi. Untuk uji validitas ini, peneliti telah melakukannya di Maktab Rendah Sains MARA Kuala Kubu Bharu.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson atau metode Product

Moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan

(38)

2. Uji Reliabilitas

Metode yang digunakan pada uji reliabilitas adalah metode

Cronbach’s Alpha, dan dilakukan setelah uji validitas selesai. Uji reliabilitas

ini dianalisa menggunakan bantuan program SPSS.

4.5. Ethical Clearance

Penelitian ini tidak menyalahi etika sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Komiti Etik Kesehatan dan Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Setiap kuesioner yang telah diedarkan diperiksa di lapangan penelitian. Setiap informasi dari kuesioner dipastikan lengkap sebelum meninggalkan lapangan. Seterusnya, hasil informasi dari kuesioner diolah dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS, dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram batang. Variabel

Nomor Pertanyaan

Total Pearson

Correlation Status Alpha Status

(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor (SEMASHUR) merupakan salah satu dari 60 buah Sekolah Berasrama Penuh (SBP), sejenis sekolah menengah elit di Malaysia. SEMASHUR terletak di daerah Batang Kali, Hulu Selangor, Malaysia. Sewaktu penelitian sedang dijalankan (tahun 2010), sekolah ini mempunyai 885 orang pelajar, dimana mereka merupakan populasi bagi penelitian ini.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(40)

Gambar 5.0. Distribusi Jenis Kelamin Dalam Penelitian

5.1.3. Hasil Analisis Statistik

Setelah dianalisa menggunakan SPSS, didapati bahwa distribusi frekuensi pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap sistem-sistem tertentu adalah seperti berikut:

Gambar 5.1 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler, didapati majoritas pelajar (94%) tahu bahwa merokok mengakibatkan

(41)

Terdapat 2% yang tergolong dalam kategori ‘kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok hanya menyebabkan takikardia, tetapi tidak mengakibatkan gangguan ritma jantung. Empat persen pelajar didapati tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler.

Gambar 5.2 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem respiratori

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem respiratori, didapati bahwa majoritas pelajar (95%) tahu bahwa rokok bisa mendatangkan efek buruk pada seluruh struktur pernafasan, dan menjadi penyebab utama kanker paru-paru. Terdapat 5% pelajar yang tergolong dalam kategori ‘kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok hanya menyebabkan kanker paru-paru, tanpa mengganggu struktur-struktur lain pada sistem dan saluran pernafasan. Didapati tiada pelajar yang tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem respiratori.

Sistem Respiratori

tidak tahu 0%

kurang tahu 5%

tahu 95%

tidak tahu

kurang tahu

(42)

Gambar 5.3 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap kulit

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap kulit, didapati bahwa majoritas pelajar (54%) tahu bahwa rokok bisa menyebabkan kulit lebih mudah mengeriput dan rambut lebih mudah rontok. Terdapat 27% pelajar yang tergolong dalam kategori ‘kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok menyebabkan kulit sering terkelupas dan rambut lebih mudah rontok. Sembilan belas persen pelajar didapati tidak tahu akan efek rokok terhadap kulit dan rambut.

Kulit dan Rambut

tidak tahu 19%

kurang tahu 27% tahu

54%

tidak tahu

(43)

Gambar 5.4 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem otot

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem otot, didapati bahwa majoritas pelajar (94%) tahu bahwa rokok bisa menyebabkan kelemahan pada otot rangka akibat suplai darah ke otot yang berkurang. Terdapat 1% pelajar yang tergolong dalam kategori ‘kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok bisa melemahkan otot akibat bertambahnya bekalan oksigen ke otot. Manakala terdapat 5% pelajar yang tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem otot.

Sistem Otot

tidak tahu 5%

kurang tahu 1%

tahu 94%

tidak tahu

kurang tahu

(44)

Gambar 5.5 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem skeletal

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem skeletal, didapati bahwa majoritas pelajar (58%) kurang tahu bahwa rokok bisa meningkatkan risiko tulang menjadi rapuh akibat berkurangnya suplai oksigen ke tulang. Mereka lebih bersetuju bahwa rokok bisa meningkatkan risiko tulang menjadi rapuh akibat menumpuknya tar di jaringan tulang. Terdapat 28% pelajar yang sememangnya tahu bahwa rokok bisa meningkatkan risiko tulang menjadi rapuh akibat berkurangnya suplai oksigen ke tulang. Manakala terdapat 14% pelajar yang tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem skeletal.

Sistem Skeletal

tidak tahu 14%

kurang tahu 58% tahu

28%

tidak tahu

kurang tahu

(45)

Gambar 5.6 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem imun

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem imun, didapati bahwa majoritas pelajar (69%) tahu bahwa rokok bisa melemahkan lagi sistem imun tubuh dan lebih mudah mendapat infeksi. Terdapat 12% pelajar yang tergolong dalam kategori ‘kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok bisa melemahkan lagi sistem imun dalam menghadapi infeksi jamur dan bakteri sahaja. Manakala terdapat 19% pelajar tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem imun.

.

Sistem Imun

tidak tahu 19%

kurang tahu 12%

tahu 69%

tidak tahu

kurang tahu

(46)

Gambar 5.7 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem endokrin

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem endokrin, didapati bahwa majoritas pelajar (63%) tahu bahwa rokok bisa mengganggu keseimbangan banyak hormon, terutamanya noradrenalin. Terdapat 18% pelajar yang tergolong dalam kategori ‘kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok hanya bisa mengganggu hormon-hormon yang mempunyai reseptor di paru-paru dan jantung. Manakala terdapat 19% pelajar yang tidak tahu akan efek rokok terhadap kesehatan.

Sistem Endokrin

tidak tahu 19%

kurang tahu 18% tahu

63%

tidak tahu

kurang tahu

(47)

Gambar 5.8 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem genitourinaria

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem genitourinaria, didapati bahwa majoritas pelajar (38%) kurang tahu bahwa rokok paling sering menyebabkan kanker kandung kemih. Mereka lebih bersetuju bahwa rokok sememangnya bisa menyebabkan kanker kandung kemih, tapi tidak begitu sering. Terdapat 28% pelajar yang sememangnya tahu bahwa rokok paling sering menyebabkan kanker kandung kemih. Manakala terdapat 34% pelajar tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem genitourinaria.

.

Sistem Genitourinaria

tidak tahu 34%

kurang tahu 38% tahu 28%

tidak tahu

kurang tahu

(48)

Gambar 5.9 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap janin (pada ibu hamil merokok)

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap janin (sewaktu ibu hamil), didapati bahwa majoritas pelajar (91%) tahu bahwa merokok pada wanita hamil bisa mengganggu proses tumbuh kembang janin yang masih berada dalam kandungan ibu. Terdapat 8% pelajar yang tergolong dalam kategori ’kurang tahu’ berpendapat bahwa rokok mengganggu perkembangan intelektual janin sahaja, tetapi tidak mengganggu proses tumbuh kembang janin. Manakala terdapat 1% pelajar yang tidak tahu akan efek rokok terhadap janin (pada ibu hamil yang merokok).

Janin

tidak tahu 1%

kurang tahu 8%

tahu 91%

tidak tahu

kurang tahu

(49)

Gambar 5.10 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem gastrointestinal

Bagi pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem gastrointestinal, didapati bahwa majoritas pelajar (50%) kurang tahu bahwa rokok bisa menyebabkan sakit maag dan menyebabkan pemuntahan asam lambung ke saluran cerna atas. Mereka lebih bersetuju bahwa merokok bisa menyebabkan radang gusi akibat terjadinya pelebaran pembuluh darah di daerah gusi. Terdapat 34% pelajar yang sememangnya tahu bahwa rokok bisa menyebabkan sakit maag dan menyebabkan pemuntahan asam lambung ke saluran cerna atas. Manakala terdapat 16% pelajar yang tidak tahu akan efek rokok terhadap sistem gastrointestinal.

Sistem Gastrointestinal

tidak tahu 16%

kurang tahu 50% tahu

34%

tidak tahu

kurang tahu

(50)

Gambar 5.11 Persentase tingkat pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap kesehatan

Secara keseluruhan, didapati 49% pelajar SEMASHUR mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai efek rokok terhadap kesehatan, 50% tergolong dalam tingkat pengetahuan sedang, dan hanya 1% yang tergolong dalam tingkat pengetahuan buruk, dimana kesehatan tubuh itu diwakili oleh sistem kardiovaskuler, respiratori, kulit dan rambut, otot, skeletal, imun, endokrin, genitourinaria, janin dan gastrointestinal.

5.2. Pembahasan

Berdasarkan angket yang telah didistribusikan pada 100 orang pelajar SEMASHUR, telah diperoleh data-data yang ingin diukur oleh peneliti. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan.

Distribusi Persentas e Tingkat Penge tahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap

Kesehatan

baik 49%

buruk 1% sedang

50%

baik

buruk

(51)

5.2.1. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap

Sistem Kardiovaskuler dan Sistem Respiratori

Berdasarkan gambar 5.1 dan 5.2, majoritas dari pelajar SEMASHUR tahu mengenai efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler dan respiratori, dimana 94% responden tahu akan efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler manakala terdapat 95% responden tahu akan efek rokok terhadap sistem respiratori. Hal ini berkemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh media masa, terutamanya televisi. Media massa merupakan medium pilihan bagi pemerintah Malaysia untuk memberi gambaran kepada penduduk Malaysia mengenai rokok dan efek-efeknya. Sejak tahun 2004, pemerintah Malaysia telah melancarkan kampanye anti-rokok secara besar-besaran, yang dinamakan sebagai kampanye ‘Tak Nak’, dan sasaran utama bagi kampanye ini adalah pada golongan remaja. Namun demikian, efek yang kerap ditampilkan adalah efek-efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler dan respiratori. Oleh yang demikian, penduduk Malaysia, termasuk pelajar SEMASHUR mempunyai pengetahuan yang baik mengenai efek rokok terhadap sistem-sistem tersebut.

(52)

5.2.2. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap

Kulit, Sistem Otot, Sistem Imun dan Sistem Endokrin

Berdasarkan gambar 5.3, 5.4, 5.6 dan 5.7, didapati bahwa majoritas dari pelajar SEMASHUR tahu mengenai efek rokok terhadap kulit, sistem otot, sistem imun, dan sistem endokrin, dimana terdapat 54% responden tahu mengenai efek rokok terhadap kulit, 94% responden tahu mengenai efek rokok terhadap sistem otot, 69% responden tahu mengenai efek rokok terhadap sistem imun dan 63% responden tahu mengenai efek rokok terhadap sistem endokrin. Sumber informasi mengenai efek rokok terhadap kulit, sistem otot dan sistem imun tidak begitu banyak didapati di media massa dan media elektronik di Malaysia. Terdapat kemungkinan bahwa pelajar SEMASHUR mendapat informasi tersebut dari beberapa guru SEMASHUR yang berkongsi informasi mengenai rokok. Hal ini dapat disandarkan pada sebuah penelitian yang dijalankan pada guru-guru di sebuah sekolah dasar di daerah Samsun, Turki, tahun 2005, yang berjudul Smoking Status and Levels

of Knowledge Regarding Cigarettes Among Primary School Teachers. Hasil

penelitian tersebut, didapati bahwa majoritas guru (73,7%) dari sekolah tersebut mengetahui bahwa rokok bisa menyebabkan efek yang buruk terhadap beberapa sistem, seperti kanker kandung kemih, penyakit arteri koroner, kanker paru-paru, mempunyai efek supresif pada sistem imun, melemahkan otot, bronkitis kronis dan kulit lebih mudah mengeriput. Dengan pengetahuan yang sedemikian, didapati majoritas dari guru-guru tersebut (90,4%) menyatakan bahwa mereka pernah memberi amaran mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan kepada pelajar-pelajar sekolah tersebut (Unsal, et al, 2008).

(53)

tersebut didapati agak mudah karena pilihan jawabannya tidak cukup bervariasi dan tidak menjebak. Maka responden mudah untuk memilih jawaban yang paling benar.

5.2.3. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok Terhadap

Sistem Skeletal, Sistem Genitourinaria dan Sistem Gastrointestinal

Berdasarkan gambar 5.5, 5.8, dan 5.10, didapati bahwa majoritas dari pelajar SEMASHUR kurang tahu mengenai efek rokok terhadap sistem skeletal, sistem genitourinaria dan sistem gastrointestinal, dimana 58% responden kurang tahu mengenai efek rokok terhadap sistem skeletal manakala 38% responden kurang tahu mengenai efek rokok terhadap sistem genitourinaria, dan 50% responden kurang tahu efek rokok terhadap sistem gastrointestinal. Informasi mengenai efek rokok yang spesifik terhadap sistem skeletal seperti efek mempermudah terjadinya osteoporosis terutama pada tulang vertebra dan tulang panggul, dan efek rokok spesifik pada sistem gastrointestinal seperti penyakit tukak lambung, gastroesophageal reflux

disease hanya bisa diketahui sekiranya individu tersebut membacanya pada

buku-buku ilmiah atau membuka laman situs ilmiah yang terkait.

(54)

sistem kardiovaskuler dan sistem respiratori secara mendalam dan terperinci pada saat kuliah. Walaubagaimanapun, hanya 38% dari responden menyatakan bahwa mereka pernah mendapat perkuliahan mengenai efek rokok terhadap sistem genitourinaria (Fadhil, 2007).

Dari penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa informasi mengenai efek rokok yang spesifik pada sistem genitourinaria tidak ketahui sepenuhnya oleh dokter, apatah lagi bagi pelajar-pelajar sekolah seperti pelajar SEMASHUR.

Kurangnya akses pelajar SEMASHUR pada kemudahan internet dan terbatasnya pergerakan mereka ke luar sekolah menyebabkan kemungkinan terjadinya keterbatasan untuk memperoleh informasi mengenai efek rokok terhadap sistem skeletal dan sistem genitourinaria dan sistem gastrointestinal.

5.2.4. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok

Terhadap Janin (Pada Ibu Hamil Merokok)

Berdasarkan gambar 5.9, didapati bahwa majoritas responden tahu mengenai efek rokok terhadap janin, yaitu sebanyak 91%. Terdapat banyak penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat awam, contohnya seperti remaja dan ibu hamil adalah baik. Namun demikian, tidak dinyatakan dengan jelas mengenai cara-cara mereka mendapatkan informasi mengenai efek rokok terhadap janin.

(55)

5.2.5. Pengetahuan Pelajar SEMASHUR Mengenai Efek Rokok

Terhadap Kesehatan

Pada gambar 5.11, dapat diamati bahwa pengetahuan pelajar SEMASHUR mengenai efek rokok terhadap kesehatan sebagian besar berpengetahuan sedang, yaitu sebanyak 50%, diikuti dengan pelajar yang berpengetahuan baik, yaitu sebanyak 49%, dan hanya sebagian kecil sahaja berpengetahuan kurang, yaitu sebanyak 1%.

(56)

Bagi pelajar yang mempunyai pengetahuan yang buruk mengenai efek rokok terhadap kesehatan, mereka lebih cenderung untuk merokok dan terpapar dengan asap-asap rokok, yang akhirnya menjurus mereka untuk mendapat penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh rokok itu sendiri. Menurut sebuah penelitian yang telah dilakukan di Institusi Pergigian di London, 52% responden perokok yang menderita penyakit-penyakit periodontal tidak mengetahui bahwa rokok bisa berakibat buruk pada kesehatan oral. Dari penelitian itu juga didapati bahwa, kebanyakan responden yang mengetahui mengenai efek negatif rokok pada kesehatan oral didapati tidak merokok (Lung, et al, 2006).

(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor mengenai efek rokok terhadap kesehatan, diperoleh kesimpulan bahwa:

(1) Didapati bahwa majoritas pelajar SEMASHUR tahu akan efek rokok terhadap sistem kardiovaskuler, respiratori, kulit dan rambut, otot, imun, endokrin, dan janin (bagi ibu hamil yang merokok).

(2) Didapati majoritas pelajar SEMASHUR kurang tahu akan efek rokok terhadap sistem skeletal, genitourinaria dan gastrointestinal.

(3) Secara keseluruhannya, terdapat 49% pelajar yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, 50% pelajar mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan 1% pelajar mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk mengenai efek rokok terhadap kesehatan.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu: a. Bagi responden (pelajar SEMASHUR)

(1) Diharapkan pertubuhan organisasi pelajar aktif dalam mencetuskan ide dan melaksananakan program seperti seminar anti-rokok, supaya pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap semua sistem tubuh dapat ditingkatkan.

(58)

b. Bagi pihak administrasi SEMASHUR

(1) Diharapkan kepala sekolah untuk memperluas dan memperbanyak lagi akses internet kepada pelajar-pelajar, supaya pelajar SEMASHUR dapat menggunakan internet sebagai medium mendapatkan informasi mengenai rokok. Namun demikian, pelajar harus diawasi dan diingatkan supaya mereka tidak melayari laman situs yang tidak mendatangkan manfaat.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Haqwi, A., Tamim, H., Asery, A., 2010. Knowledge, Attitude and Practice of Tobacco Smoking by Medical Students in Riyadh, Saudi Arabia. Annals of

Thoracic Medicine, Vol. 5 No. 3: 145-148.

Bahagian Pendidikan Kesihatan, 2006. Berhenti Merokok. Kementerian Kesihatan

Malaysia. Available from:

[Accessed 1 April 2010].

Bahagian Pendidikan Kesihatan, 2006. Merokok. Kementerian Kesihatan Malaysia.

Available from:

[Accessed 1 April 2010].

CEPP Resourse Centre, Universiti Teknologi Malaysia, 2005. Kandungan Berbahaya

dalam Rokok. Available from: [Accessed 9 April 2010].

Cornelius, M.D. & Day, N.L., 2000. The Effects of Tobacco Use During and After Pregnancy on Exposed Children. Alcohol Research & Health, Vol. 24 No. 4: 242-248.

Fadhil, 2009. Tobacco Education in Medical Schools: Survey Among Primary Care Physicians in Bahrain. Eastern Mediterranean Health Journal, Vol. 15 No. 4: 969-975.

(60)

Gondodiputro, S., 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau,

Universitas Padjadjaran. Available from:

Jaya, M., 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. 1st ed. Yogyakarta: Riz’ma.

Kementerian Kesihatan Malaysia, 2005. Modul Berhenti Rokok. Available from:

Lung, Z.H.S., Kelleher M.G.D., Porter, R.W.J., Gonzalez, J., Lung, R.F.H., 2006. Poor Patient Awareness Of The Relationship Between Smoking and Periodontal Disease. British Dental Journal, Vol. 199: 731-737.

Notoatmodjo, S., 2003. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 85-92.

Pratomo, H., 1990. Pedoman Ususlan Penelitian Badan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Scollo, M.M. & Winstanley, M.H., 2008. Tobacco in Australia: Facts and Issues. Third Edition. Melbourne: Cancer Council Victoria. Available from:

(61)

Sitepoe, M., 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Cetakan pertama. Jakarta: PT Grasindo.

Sukmaningsih, A.A., 2009. Penurunan Jumlah Spermatosit Pakiten dan Spermatid Tubulus Seminiferus Testis Pada Mencit (Mus musculus) Yang Dipaparkan Asap Rokok. Jurnal Biologi, 13(2): 31-35.

Susanna, D., Hartono, B., & Fauzan, H., 2003. Penentuan Kadar Nikotin Dalam Asap Rokok. Makara, Kesehatan, Vol. 7, No. 2: 47-49.

Tandra, H., 2003. Merokok dan Kesehatan, Kompas. Available from:

[Accessed 29

April 2010].

Tortora, G.J., & Derrickson, B., 2006. An Introduction to The Human Body.

Principles of Anatomy and Physiology. 11th ed. USA: John Wiley & Sons, Inc, 4-7.

Unsal, M., Hamzacebi, H., Dabak, S., Terzi, O. & Kirisoglu, T., 2008. Smoking Status and Levels of Knowledge Regarding Cigarettes Among Primary School Teachers. Southern Medical Journal, Vol. 101,12:1227-1231.

World Health Organization, 2002. Cigarette Consumption. Available from:

World Health Organization, 2002. Health Risks. Available from:

(62)

World Health Organization, 2002. Smoking Statistics. Available from:

9 April 2010].

(63)

Lampiran 1: Informed consent

INFORMED CONSENT.

Kepada Yth Calon Respoden Penelitian

Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Selangor, Malaysia.

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Fariza Azwa binti Muhibah

NIM : 070100434

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara/saudari sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/saudari tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi saudara/saudari serta memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.

Apabila saudara/saudari bersetuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya telah buat. Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2010 Peneliti,

(64)

PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bernama Fariza Azwa binti Muhibah, NIM 070100434 dengan judul penelitian “ Tingkat Pengetahuan Pelajar Sekolah Menengah Sains Hulu Selangor Mengenai Efek Rokok Terhadap Kesehatan”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, Mei 2010 Responden

(65)

Lampiran 2: Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER

Nama:

Identitas responden

Usia:

Pilihlah jawaban yang paling benar menurut anda.

1- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap sistem pencernaan?

A. Merokok menyebabkan radang gusi akibat terjadinya pelebaran pembuluh darah di daerah gusi.

B. Merokok bisa menyebabkan sakit maag dan menyebabkan pemuntahan asam lambung ke saluran cerna atas.

C. Tidak tahu

2- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap sistem kardiovaskular?

A. Merokok hanya meningkat frekuensi jantung, tetapi tidak mengakibatkan gangguan irama jantung.

B. Merokok mengakibatkan penyakit jantung koroner, berakibat buruk pada pembuluh darah otak dan perifer.

(66)

3- Di antara yang berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap rambut dan kulit?

A. Kulit akan sering menggelupas dan rambut lebih mudah rontok B. Kulit lebih mudah berkedut dan rambut lebih mudah rontok C. Tidak tahu

4- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap tulang manusia?

A. Risiko tulang menjadi rapuh meningkat akibat berkurangnya suplai oksigen ke tulang

B. Risiko tulang menjadi rapuh meningkat akibat menumpuknya tar di jaringan tulang

C. Tidak tahu

5- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap sistem pernafasan?

B. Berefek pada seluruh struktur pernafasan, dan menjadi penyebab utama kanker paru-paru

C. Hanya menyebabkan kanker paru-paru, tanpa mengganggu struktur-struktur lain pada sistem dan salur pernafasan

D. Tidak tahu

6- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap sistem imun?

A- Melemahkan lagi sistem imun untuk melawan serangan jamur dan bakteri sahaja.

(67)

7- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap sistem endokrin?

A- Mengganggu keseimbangan banyak hormon, terutamanya noradrenalin

B- Hanya mengganggu hormon-hormon yang mempunyai reseptor di paru-paru dan jantung

C- Tidak tahu

8- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap sistem genitourinaria?

A- Menyebabkan kanker kandung kemih, tapi tidak sering B- Paling sering menyebabkan kanker kandung kemih C- Tidak tahu

9- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap otot? A- Melemahkan otot rangka akibat suplai darah ke otot yang berkurang B- Melemahkan otot rangka akibat suplai darah ke otot yang bertambah C- Tidak tahu

10- Di antara berikut, yang manakah merupakan efek rokok terhadap janin? A- Mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin yang sedang

dikandung

(68)

Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fariza Azwa binti Muhibah

Tempat/ Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, Malaysia/19 Disember 1988

Agama : Islam

Alamat : Kepala Batas, Pulau Pinang Riwayat Pendidikan :1. Sek. Keb. Taman Bukit Maluri

2. Sek. Men. Sains Hulu Selangor 3. Allianze College Of Medical Sciences 4. Universitas Sumatera Utara (USU)

Riwayat Pelatihan :1. Pelatihan Kepimpinan ‘Pembimbing Rakan Sebaya’

2. Pelatihan Biro Tatanegara Malaysia

Gambar

Gambar 5.0. Distribusi Jenis Kelamin Dalam Penelitian
Gambar 5.2 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem
Gambar 5.3 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap kulit
Gambar 5.4 Persentase pengetahuan pelajar mengenai efek rokok terhadap sistem otot
+7

Referensi

Dokumen terkait

kecelakaan lalu lintas yang terjadi dari Tahun 2015 sampai dengan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kemitraan yang terjalin antara

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah deskripsi proses penerapan pembelajaran reciprocal teaching dipadu think pair share diperoleh melalui pengamatan dengan

Tujuan ini diharapkan dapat tercapai melalui pencapaian tiga target khusus berikut ini: (1) tersusunnya kerangka kerja memahami matematika sekolah menengah yang dapat

Kurva hubungan antara nilai konsentrasi sampel (µg/mL) dengan nilai rata-rata absorbansi dari hasil uji MTT ekstrak metanol alga Spirulina platensis terhadap sel

persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba kotor dengan sistem fisik ( menggunakan 3 metode yaitu FIFO, LIFO, Rata- Rata Tertimbang). 1,2&3 Esai

tidak betah tinggal di sekitar sekolah dan peserta didik yang cenderung tidak masuk, (2) belum sepenuhnya menyediakan fasilitas perumahan yang berdekatan dengan sekolah

menunjukkan bahwa untuk perlakuan dosis pupuk hayati Petrobio tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap variabel jumlah buah per plot. Pupuk hayati petrobio yang