• Tidak ada hasil yang ditemukan

Shiitake Kinoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Shiitake Kinoko"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

SHIITAKE KINOKO

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

IDOLLA ADHA YANTI NIM: 082203047

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SHIITAKE KINOKO

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan

OLEH:

IDOLLA ADHA YANTI NIM: 082203047

Pembimbing, Pembaca,

Hj. Siti Muharami M, S.S., M.Hum Mhd. Pujiono, S.S., M.Hum Nip.196106282006042001 Nip.196910112002121001

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. Nip. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, S.S., M.Hum ( )

2. Hj. Siti Muharami M, S.S., M.Hum ( )

(4)

Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi, SS, M. Hum Nip. 196708072004011001

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan segala nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya ini, guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Jamur Shitake”.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Abdul Munir dan Ibunda Nurmayar atas semua dukungan berupa moril, material, dan do’a yang tiada hentinya serta kerja keras yang mennghantarkan penulis meraih cita-cita. Dan sebagai sifat manusia dengan segala kekhilafan dan segala kekurangannya, Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan kemampuan penulis dalam tata bahasa maupun isi pembahasan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi peningkatan mutu penulisan dan kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan oleh berabagai pihak yang membantu, baik berupa bimbingan maupun pengarahan, oleh sebab itu penulis pada kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mengorbankan semua waktu dan tenaganya untuk membantu menyelesaikan kertas karya ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

(6)

3. Ibu Hj. Siti Muharami M, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Mhd. Pujiono, S.S., M.Hum, selaku dosen pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca kertas karya ini.

5. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum, selaku dosen wali penulis serta seluruh staf pengajar Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara atas arahan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Untuk Tomo Sensei dan Mayumi Sensei, selaku dosen magang di jurusan Bahasa Jepang. Yang telah membantu kami lebih baik mengenal Bahasa Jepang.

7. Untuk adik tersayang Siti yang udah gangguin konsentrasi tapi juga sudah turut memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tugasnya.

8. Teman-teman yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan dan memberikan keceriaan di hari-hari penulis: Rebi, Tiwi, Tia Kecil, seluruh Anggota Cendana Kazoku dan masih banyak lagi.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan dan juga bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.

Medan, Juni 2011

(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 4

BAB II : GAMBARAN UMUM ... 5

2.1 Sejarah Jamur Shitake ... 5

2.2 Pengembangan Jamur Shitake di Jepang ... 8

BAB III : TATA LAKSANA BUDIDAYA DAN MANFAAT JAMUR SHITAKE ... 11

3.1 Tata Laksana Budidaya Jamur Shitake ... 11

3.1.1 Budidaya Jamur Shitake Secara Alami ... 11

3.1.2 Budidaya Jamur Shitake Secara Tradisonal ... 12

3.2 Manfaat Penting Jamur Shitake ... 22

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN... 26

4.1 Kesimpulan ... 26

4.2 Saran... 27

(8)

Abstrak

Jamur Shitake adalah jamur dari hutan, kalau di Cina jamur ini disebut jamur

shinggu atau bisa disebut dengan jamur hitam.Dan jamur ini pertama sekali

ditemukan di Cina, tetapi perkembangan penanaman jamur shitake di Jepang sangat pesat. Dikarenakan jamur shitake menduduki peringkat pertama yang dikonsusmsi oleh orang Jepang. Orang luar Jepang pun sudah mengenalnya, sehingga peluang pasar untuk jamur shitake ini cukup tinggi.Dapat diolah dalam keadaan segar atau kering yang lebih dulu direndam air sebelum dipakai. Dan bisa disantap dalam berbagai jenis hidangan. Yang paling populer adalah dikukus atau dibuat tempura. Dari segi khasiat, telah diakui di Jepang dan Amerika sebagai anti kanker.

(9)

kandungan kolestrol rendah dan dapat menggiatkan aksi pada tubuh yang menjurus kearah anti tumor dan anti virus. Jamur Shitake juga dipercaya dapat mencegah penuaan dini.

Di Jepang jamur shitake sangat terkenal dapat digunakan didalam masakan dan makanan yang dibuat di Jepang. Jamur Shitake ini sangat terkenal karena berguna untuk kesehatan contohnya untuk anti kanker.Dan juga pembudidayaan jamur shitake di Jepang sangat banyak dan pesat dikarenakan jamur shitake ini menguntungkan dan banyak nilai pentingnya. Karena kebutuhan dan permintaan yang meningkat di negara-negara luar, sehingga banyak negara-negara luar tersebut mengimpor jamur shitake. Contohnya adalah Hongkong yang mengimpornya dari Jepang. Jepang memasok jamur ini juga ke negara-negara lain seperti, Malaysia dan Singapura.

Dan jamur shitake segar atau dalam bentuk kering sering digunakan dalam berbagai masakan di banyak negara. Jamur Shitake segar biasanya dimakan sebelum payung bagian bawah berubah warna. Batang jamur ini agak keras dan umumnya tidak digunakan dalam masakan.

(10)
(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jamur Shitake adalah jamur yang banyak dikembangkan diberbagai negara, khususnya di Jepang. Jamur ini merupakan jamur utama nomor dua di dunia dan nomor satu yang dibudidayakan di Jepang. Para petani jamur di Jepang membudidayakan jamur shitake masih ada yang menggunakan cara tradisional, yaitu menggunakan balok-balok kayu. Dan sebagian lagi menggunakan teknologi modern, yaitu dengan media tanam polybag .

Jamur Shitake juga dikenal dengan nama jamur hitam Cina, karena aslinya memang berasal dari daratan Tiongkok dan sudah dibudidayakan sejak 1.000 tahun yang lalu. Sejarah tertulis pertama tentang budidaya jamur shitake ditulis zaman Tiongkok sejak tahun 199 Masehi.

(12)

Dikarenakan khasiatnya tersebutlah maka jamur shitake banyak dibudidayakan di banyak negara. Jamur ini juga umumnya mempunyai berbagai kandungan vitamin yang cukup banyak untuk tubuh dan kesehatan. Ditemukan pertama sekali didaerah pegunungan yang iklim daerahnya hangat dan juga lembab. Perkembangan dan penanaman jamur shitake memerlukan waktu yang cukup lama dan berliku-liku. Dan jamur ini juga hanya tumbuh pada pokok-pokok kayu yang tertentu saja , misalnya pohon yang mengeluarkan getah.

Pokok kayu yang digunakan untuk media tanam jamur shitake sebaiknya cukup tebal dan bentuknya seragam . Pokok kayu yang kecil pun dapat dipakai untuk menanam jamur shitake tetapi untuk dapat mendapatkan hasil yang sama dengan pokok kayu yang tebal penanamannya harus memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan jamur shitake tersebut.

Pokok kayu yang tua dapat menghasilkan jamur shitake yang baik dan banyak. Sebaliknya pokok kayu yang muda dan tipis menghasilkan jamur yang kecil yang memiliki khasiat yang kurang dari pada jamur shitake yang tumbuh di pokok yang tua. Dan juga persiapan penanamannya harus teliti agar tidak terjadi kesalahan dan menjadikan jamur tidak tumbuh secara baik dan akan kehilangan khasiatnya.

Banyak juga pengusaha yang menanamkan modalnya pada bisnis pembudidayaan jamur shitake ini. Banyaknya penanaman modal dan munculnya restoran-restoran yang mengunakan jamur shitake menyebabkan kebutuhan jamur ini makin meningkat. Banyaknya peluang besar untuk mendapatkan uang dari jamur shitake yang sangat menguntungkan para petani dan juga mendukung prospek pembudidayaan semakin meningkat.

(13)

merasa perlu untuk memperkenalkan jamur shitake ini agar menambah pengetahuan khususnya untuk diri sendiri dan juga selain itu untuk menambah referensi para pembelajar dan pembaca di jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.2 Tujuan Pemilihan Judul

Tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui tentang perkembangan jamur shitake di Jepang.

2. Untuk menambah pengetahuan pembaca dan khususnya bagi penulis tentang bagaimana cara pembudidayaan jamur shitake.

3. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai manfaat dan khasiat jamur shitake ini untuk kesehatan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam kertas karya ini penulis hanya menceritakan tentang jamur shitake yang banyak dibudidayakan di Jepang . Di Jepang jamur shitake sangat terkenal dapat digunakan didalam masakan dan makanan yang dibuat di Jepang. Jamur Shitake ini sangat terkenal karena berguna untuk kesehatan contohnya untuk anti kanker. Dalam kertas karya ini penulis membahas mengenai jamur shitake untuk khasiat, manfaat, dan kegunaanya dalam makanan. Dan juga pembudidayaan jamur shitake di Jepang sangat banyak dan pesat dikarenakan jamur shitake ini menguntungkan dan banyak nilai pentingnya.

(14)
(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Jamur Shitake

Jamur Shitake juga dikenal dengan nama jamur hitam dari hutan Cina. Di Cina, jamur shitake ini bernama shiangu dan di Jepang bernama shitake. Jamur Shitake ini merupakan makanan jamur utama nomor dua didunia karena bentuknya yang besar dan nomor satu di Jepang. Jamur Shitake merupakan rajanya jamur kayu disebabkan oleh harga, nilai gizi, dan juga khasiatnya yang memiliki potensi ekonomi dan penjualan yang tinggi. Jamur Shitake ini juga mempunyai rasa yang enak, baunya yang harum, dan memiliki khasiat obat. Jamur Shitake ini karena aslinya memang berasal dari daratan Tiongkok dan sudah dibudidayakan sejak 1.000 tahun yang lalu. Sejarah pertama tentang budidaya jamur shitake ditulis oleh zaman Tiongkok sejak tahun 199 Masehi.

Di zaman bahwa jamur shitake bukan hanya bisa digunakan sebagai makanan tapi juga sebagai obat untuk penyakit saluran nafas, melancarkan sirkulasi darah, meredakan gangguan hati, memulihkan kelelahan dan meningkatkan energi dipercaya dapat mencegah penuaan dini, bisa memperbaiki stamina, menambah kekebalan tubuh terhadap virus, memperbaiki pencernaan, dan menurunkan tekanan darah. Jamur Shitake mempunyai kandungan kolesterol rendah dan dapat meningkatkan aksi pada tubuh yang menjurus kearah anti-tumor dan anti-virus.

(16)

harafiah berarti jamur dari pohon shii pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake. Menurut sejarah, Raja Chui pada tahun 199 memberikan suatu hadiah berupa jamur ini kepada Kyushu. Dan wajarlah bahwa ada anggapan bahwa jamur shitake ini sudah ada pada masa Kerajaan Chui. Jamur Shitake ini semula dikumpulkan dari hutan, tetapi karena banyak orang yang memakannya maka semakin lama jamur ini jadinya semakin sedikit maka kemudian dilakukan penanaman secara tradisional oleh para petani. Dan sejak abad ke-17 dan awal abad ke-18 teknik penanaman jamur shitake semi modern pun telah dikembangkan di Jepang.

Dan untuk mengetahui khasiatnya, di Jepang juga telah banyak dilakukan penelitian yang intensif mengenai jamur shitake. Diantaranya, penelitian yang diadakan pada tahun 1970 menemukan bahwa asam amino yang terkandung di dalam jamur ini dapat membantu memproses kolesterol di dalam hati. Dan asam amino ini juga yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, yaitu; thiamin, riboflavin, niacin, serta beberapa jenis serat dan enzim. Kandungan asam amino jamur shitake membuatnya berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengatasi gangguan pencernaan, hati, meredakan serangan pilek, dan melancarkan peredaran darah. Jamur Shitake juga mengandung ergosterol, yang akan diolah tubuh menjadi vitamin D setelah kulit terkena sinar matahari.

(17)

Penelitian lainnya di Jepang yang dilakukan pada tahun 1980, menemukan bahwa jamur shitake ternyata sangat manjur untuk mengobati penyakit hepatitis B. Jamur berwarna cokelat ini terbukti mampu memproduksi zat antibodi. Penemuan ini telah diuji coba pada 40 orang penderita hepatitis B kronis. Mereka mengkonsumsi 60 gram jamur shitake segar setiap hari selama empat bulan. Hasilnya, hampir semua penderita hepatitis B mengalami pengurangan gejala dan 15% virus hepatitis B dapat di nonaktifkan.

Dan menurut penelitian juga, jamur shitake pertama sekali ditanam di daerah pegunungan dan sampai sekarang pun masih dilanjutkan dan dikembangkan. Daerah yang cocok untuk ditumbuhi jamur ini mempunyai iklim yang hangat dan lembab, mempunyai empat musim . Rata-rata curah hujannya berkisar 1200 mm, suhu rata-rata 170 C, dan selama 300 hari daerah tersebut harus terbebas dari hujan salju setiap tahunnya. Dan pepohonan yang tumbuh di daerah tersebut haruslah pohon berjenis daun lebar dan sebagian kecil tumbuhan berdaun jarum (cemara,paku). Perkembangan dan penanaman jamur ini juga memerlukan waktu lama dan beliku-liku dan tumbuh pada pokok –pokok kayu tertentu saja.

2.2 Pengembangan Jamur Shitake di Jepang

(18)

dari sekitar 53% jamur shitake kering. Pada tahun tersebut pula Jepang megekspor ribuan ton jamur shitake kering yang merupakan seperempat hasil produksi dari jamur shitake. Produksi jamur shitake di Jepang merupakan setengah produksi jamur shitake dunia.

Jika dulu orang Jepang harus rela pergi ke daerah pegunungan untuk mencari jamur shitake. Kini berkat kecanggihan teknologi, jamur ini mudah dinikmati. Untuk tumbuh, jamur ini tak harus menunggu musim hujan. Jamur Shitake menduduki peringkat pertama yang dikonsusmsi orang Jepang. Orang luar Jepang pun sudah mengakrabinya. Sehingga peluang pasar untuk jamur shitake ini cukup tinggi. Jamur Shitake diolah dalam keadaan segar atau kering yang lebih dulu direndam air sebelum dipakai. Jamur ini bisa disantap dalam berbagai jenis hidangan. Yang paling populer adalah nobi (hot pot), dikukus atau dibuat tempura. Dari segi khasiat, jamur shitake (Lentinula edodes) telah diakui Jepang, dan Amerika sebagai anti kanker.

(19)

Ukuran pertaniannya di Jepang ditentukan oleh jumlah pokok (balok) kayu yang ditanami jamur shitake. Pada tahun 1983, sejumlah 160.000 petani jamur shitake, yang mempunyai tidak kurang dari 600 rak pokok kayu dan mempunyai 600-3.000 rak pokok kayu. Dan hanya sedikit petani yang mempunyai 30.000 rak balok, untuk memproduksi jamur tersebut.

Karena kebutuhan dan permintaan yang meningkat di negara-negara luar, sehingga banyak negara-negara luar tersebut mengimpor jamur shitake. Contohnya adalah Hongkong yang mengimpornya dari Jepang. Jepang memasok jamur ini juga ke negara-negara lain seperti, Malaysia dan Singapura.

Pada tahun 1989, produksi jamur shitake di Jepang menurun karena bahan baku kayu yang diperlukan berkurang dan hutan lindung harus tetap dilestarikan. Para petani membudidayakan jamur shitake masih dengan cara tradisional, yaitu menggunakan balok-balok kayu sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk memproduksinya yaitu sekitar 1-2 tahun. Sebagian lagi para petani menggunakan teknologi modern, yaitu dengan media tanam polybag dari plastic atau dikembangkan di green house. Cara budidaya modern ini bisa menghasilkan jamur shitake dengan waktu yang lebih pendek, tetapi memerlukan upah pekerja yang mahal. Maka dari itu, produksi jamur shitake di Jepang terus merosot dan kebutuhan atau permintaan masyarakat Jepang terhadap jamur shitake semakin meningkat. Dengan demikian maka Jepang mengimpor jamur shitake dari Indonesia, dikarenakan kebutuhan terhadap jamur shitake semakin meningkat.

(20)
(21)

BAB III

TATA CARA PELAKSANAAN BUDIDAYA DAN MANFAAT

JAMUR SHITAKE

3.1 Tata Cara Pelaksanaan Budidaya Jamur Shitake 3.1.1 Budidaya Secara Alami

Budidaya jamur shitake secara alami belum menggunakan bibit buatan, tetapi masih mengandalkan spora yang beterbangan di udara atau dari calon jamur yang menempel di pepohonan ataupun di tanah. Budidaya alami ini caranya adalah sebagai berikut: • Lokasi yang dipilih adalah daerah yang ada dipegunungan yang hawanya

cukup dingin, tidak banyak sinar yang masuk, kelembapannya cukup tinggi, dan angin pun tidak terlalu kencang.

• Pokok kayu harus cocok ditanami jamur shitake, misalnya pohon getah manis

atau pohon yang lain.

• Pohon yang akan ditanami dipotong terlebih dahulu menjadi balok-balok,

kemudian diberi banyak lubang dan ditutup tanah. Setelah satu tahun, balok-balok tersebut akan lapuk. Balok kayu tersebut kemudian diletakkan dibawah pohon yang ada dihutan lindung sehingga kemungkinan besar banyak calon jamur yang akan jatuh ke balok-balok kayu.

• Balok-balok kayu tersebut ditutup lagi dengan reruntuhan cabang, ranting dan

(22)

• Pada permukaan balok pada suhu dan kelembapan yang cocok maka beberapa

waktu kemudian akan tumbuh jamur shitake. Munculnya jamur ini biasanya setelah turunnya hujan dan keadaan iklim yang hangat. Dan pada saat panen biasanya banyak jamur shitake yang akan siap dipanen.

Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, para petani pun berinisyatif untuk memilih lokasi lain untuk menambah hasil yang didapat dan untuk periode selanjutnya. Dengan demikian jika lokasi yang satunya sedang panen maka lokasi berikutnya sedang dalam proses pengarapan. Maka setiap waktu ada kegiatan yang dilakukan sehingga tidak menunggu lokasi yang hanya satu sehingga mendapatkan produksi jamur shitake yang banyak.

3.1.2 Budidaya Secara Tradisional

Budidaya jamur shitake secara tradisional dengan balok kayu tidak seperti budidaya jamur shitake secara alami yang hanya bisa dikembangkan di hutan lindung.

Tahapan-tahapan budidaya Jamur Shitake secara tradisional yaitu:

1. Persiapan Tempat Tanam

(23)

Pokok kayu yang tua dan tebal dapat menghasilkan jamur shitake yang besar, baik dan banyak. Sebaliknya, pokok kayu yang muda dan tipis dapat menghasilkan jamur yang kecil dengan tudung yang tipis. Sebabnya adalah dikarenakan pokok kayu yang tipis dan kayunya yang kurang keras dapat menyebabkan pertumbuhan jamur shitake kurang optimal. Sedangkan pokok kayu yang sudah tua yang mempunyai kulit tebal dan kayu yang keras dapat membuat pertumbuhan jamur shitake menjadi optimal dan menghasilkan buah yang banyak.

Persiapan tanam dan pembuatan balok-balok kayu yang perlu diperhatikan adalah hal-hal seperti berikut:

• Musim pemotongan pohon menjadi balok-balok kayu adalah:

Musim yang paling baik untuk melakukan pemotongan terhadap pohon atau cabang kayu. Waktu yang tepat adalah waktu pohon atau cabang kayu kulit luarnya tidak mudah terkelupas dan waktu tersebut biasanya periode antara musim gugur saat daun-daun berguguran dan tunas-tunas mulai tumbuh pada musim semi. Pada waktu tersebut pohon menimpan kandungan nutrisi tertinggi dan kulit kayu sedang mengalami masa istirahat. Pemotongan pokok atau cabang kayu harus diusahakan agar tidak merusak kulit kayu yang menjadikan kualitas produksinya menurun.

• Kandungan kelembapan kayu:

(24)

Pemotongan pohon sebaiknya didahului dengan pemotongan cabang-cabang dan ranting-ranting sampai ujungnya untuk mengurangi kelembapannya. Pokok-pokok kayu tersebut kemudian dipotong sepanjang 1 m- 1,5m. pengeringannya bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis pohonnya, yakni berkisar antara 20- 40 jamur shitake yang akan muncul. Kandungan kelembapannya antara 40%- 45% cocok bagi pertumbuahan jamur shitake. Pengeringan pokok-pokok kayu biasanya dengan sinar matahari, sinar matahari dapat membunuh mikroorganisme lain yang merusak calon jamur dan sekaligus menjaga kulit kayu tetap rapat pada kayunya dan tidak terkelupas.

Jika pokok kayu terlalu kering kekuatan bibit menjadi lemah karena kekeurangan kelembapan dan pekerjaan inokulasi kebih sulit. Dengan alasan itulah inokulasi bibit pada pokok kayu sebaiknya dilakukan pada saat balok-balok kayu masih sedikit agak basah. Dengan inokulasi waktu balok kayu masih sedikit basah maka pengeboran terhadap balok kayu akn lebih mudah. Dengan begitu calon jamur akan mulai merambat dan tumbuh bersamaan dengan proses keringnya balok kayu.

2. Pembuatan Bibit adalah sebagai berikut: • Bibit Induk

Bahan bibit yang dipakai berasal dari calon jamur yang tumbuh menjadi bibit induk dari membaurnya badan buah jamur. Bibit induk ini dapat dibuat dengan dua cara yaitu dengan mengambil bagian dari calon jamur atau dengan sebagian daging badan bauahnya lewat media agar.

(25)

Media tanam yang dipakai adalah pengembangan media tanam yang berasal dari bibit induk. Dengan pengembangan ini bibit menjadi murah dan memudahkan inokulasi. Media tanam bisa dibuat dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan media dari serbuk gergaji kayu dan dengan menggunakan media potongan- potongan kayu dengan bentuk silindris.

Di berbagai Negara pembuatan media tanam menggunakan formula yang berbeda-beda. Demikian pula setiap pengusaha dalam menentukan formula untuk media tanam serbuk gergaji berbeda-beda.

Contoh formulanya adalah sebagai berikut: serbuk gergaji sekitar 65%, dedak gandum sekitar 15%, daun teh kering sekitar 20%, kadar air sekitar 65%.

Pengolahannya adalah sebagai berikut:

(26)

Bentuk potongan kayu kecil-kecil ukuran diameter 0,5 cm dan panjang 1 cm, agar bahan bisa menempel.

3. Pemindahan Bahan atau Bibit

Pemindahan bibit ke dalam pokok kayu disebut spawing. Calon jamur shitake akan tumbuh dengan baik pada suhu 200C- 260C. Pemindahan pada pokok kayu membutuhkan waktu yang cukup lama karena berlangsung dari satu tempat ke tempat yang lain dan dari balok kayu satu ke balok kayu yang lai. Waktu yang baik untuk pemindahan jamur adalah pada bulan-bulan dingin, yang bersuhu rata-rata 100C sebagai suhu yang paling tepat. Pada suhu tersebut calon jamur masih bisa merambat dan tumbuh berkembang tetapi mikroorganisme lain tidak alan tumbuh pada suhu tersebut.

Pembuatan lubang pada balok kayu dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu melubangi dengan bor satu demi satu. Kemudian bahan tanam yang ada di botol plastic atau di kantong plastic terlebih dahulu dikeluarkan dan diletakan dialam kantong yang lebih kecil agar mudah dimasukan ke lubang bor pada kayu tersebut. Dan bahan tanam dimasukkan ke lubang bor yang telah disiapkan dengan berat bahan yang telah disiapkan yaitu 1 g setiap lubang. Diusahakan bibit jangan sampai jatuh ke tanah atau hancur. Usahakan bentuk bibit tetap seperti sewaktu ada dalam botol ataupun kantong plastic.

(27)

Sesudah penutupan dilakukan kemudian diatasnya lumuri dengan lilin cair untuk menjaga jamur lain tidak tumbuh dan menjaga kelembapannya.

Media tanam yang berasal dari potongan kayu yang telah terambati oleh calon jamur tentu saja lebih baik dan lebih terjamin, tetapi biayanya akan lebih mahal. Pekerjaan pemberian bibit sebaiknya dilakukan pada tempat telindung dan pada saat cuaca tidak hujan. Dan selama pemberian bibit, hal-hal yang menyebabkan rusaknya bibit jamur sebaiknya dihindari.

4. Penyimpanan Balok Kayu

Setelah pemasukan bahan tanam, balok-balok kayu kemudian ditempatkan di lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan calon jamur. Tempat yang cocok untuk menyimpan balok-balok kayu tersebut adalah tempat yang selalu mendapat sinar matahari pagi, menghadap kearah timur atau tenggara. Sinar matahari akan masuk dibawah lindungan cabang-cabang pohon dan sirkulasi udara sedikit lembab.

Dan kemudian balok kayu tersebut disusun untuk menghemat tempat maka setiap 15- 20 balok kayu diletakan secara menyilang. Kadang juga sejumlah 100- 150 balok kayu diletakkan pada tanah datar yang disusun secara berurutan sampai setinggi 50 cm dan ditutup jemari atau ranting pohon.

Apabila keadaan cocok maka calon jamur yang berwarna putih tumbuh di dalam lubang balok sekitar 20 hari setelah pemberian bibit dan merambat perlahan ke dalam balok. Pada tingkat ini penyebarannya terjadi pelan- pelan, kemudian menjalar lebih cepat menuju kearah permukaan di bawah kulit di dalam batang. Setelah 40- 50 hari calon jamur yang berwarna putih tersebut akan tumbuh dari lapisan luar balok kayu dan meluas ke kedua ujung balok.

(28)

kemampuan bibit dan jenis pokok kayu yang dipakai. Jika cuaca terlalu basah balok kayu menjadi mudah terserang oleh mikroorganisme lain yang biasanya tumbuh di tempat yang lembab dan pada saat cuaca yang jelek. Jika cuaca telalu kering bibit juga menjadi kering dan perkembangan calon jamur akan terhenti. Karena itu balok kayu perlu ditempatkan di tempat yang terlindungi. Bila tanahnya datar, maka diatas balok kayu sebaiknya diberi tutup yang tebal di atas dan juga dipinggir harus terbuka untuk sirkulasi udara.

5. Pemiliharaan Balok Kayu

Pertumbuhan jamur shitake memerlukan kondisi lingkungan yang sedikit lembap dan sedikit sinar matahari. Setelah calon jamur tumbuh dan menutupi lubang pokok kayu, balok-balok kayu tersebut bisa dipindahkan ke tempat lain yang lingkungannya memenuhi syarat untuk pembentukan badan buah dan sirkulasi udara di luar agar bisa dibandingkan dengan tempat penyimpanan balok kayu pada waktu penyimpanan.

(29)

6. Panen

Panen jamur shitake dimulai setelah rata-rata jamur segar yang bisa dipanen terlihat 20%. Waktu pemetikan pada jamur shitake ditentukan oleh jenis kayunya dan kebutuhan pemasaran. Pemetikan jamur shitake untuk jamur segar yang akan dijual dilakukan jika tudung sudah mulai terbuka dan mengembang.

Pada musim dingin badan buah jamur shitake membuka pelan dan pada suhu yang rendah jamur mempunyai tangkai yang pendek dan tudung yang tebal. Jika terjadi hujan, kelembapannya cukup tinggi dan suhun tinggi maka jamur segar akan mempunyai tudung yang tipis dan tangkainya panjang. Bila jamur shitake telah dipetik bagian bawah dipotong kemudian jamur shitake pun dikemas. Usahakan pemetikan tidak merusak balok kayu agar tidak menyebabkan banyak kehilangan air dan menimbulkan tumbuhnya jamur liar. Selain dapat menimbulkan tumbuhnya jamur liar dapat juga memperpendek waktu produksi jamur shitake.

3.2 Manfaat Penting Jamur Shitake

Jamur Shitake bukan hanya bisa digunakan menjadi makanan yang dikhususkan tetapi jamur shitake segar atau dalam bentuk kering dapat juga digunakan dalam berbagai masakan di banyak negara. Jamur Shitake segar biasanya dimakan sebelum payung bagian bawah berubah warna. Batang jamur yang agak keras umumnya tidak digunakan dalam masakan.

(30)

Di Jepang, shitake merupakan isi hingga garing dan dijual sebagai keripik shitake.

Selain rasanya enak, gizi jamur sangat sempurna. Penelitian menunjukkan rata-rata jamur mengandung 14-35% protein atau lebih tinggi dibandingkan beras (7,38%) dan gandum (13,2%). Istimewanya lagi, 72% lemak jamur adalah tidak jenuh (unsaturated). Inilah alasan utama mengapa secara turun temurun penduduk Jepang senantiasa memasukkan jamur dalam menu makanan mereka sehari-hari. Jika dulu orang Jepang harus rela pergi ke daerah pegunungan untuk mencari jamur. Kini berkat kecanggihan teknologi, jamur mudah dinikmati. Untuk tumbuh, jamur tak harus menunggu musim hujan.

Jamur Shitake menduduki peringkat pertama yang dikonsusmsi orang Jepang. Orang luar Jepang pun sudah mengakrabinya. Sehingga peluang pasar untuk jamur shitake ini cukup tinggi. Dapat diolah dalam keadaan segar atau kering yang lebih dulu direndam air sebelum dipakai. Dan bisa disantap dalam berbagai jenis hidangan. Yang paling populer adalah dikukus atau dibuat tempura. Dari segi khasiat, jamur shitake telah diakui Jepang, dan Amerika sebagai anti kanker.

Jamur Shitake bukan hanya bisa digunakan sebagai makanan tapi juga sebagai obat untuk penyakit saluran nafas, melancarkan sirkulasi darah, meredakan gangguan hati, memulihkan kelelahan dan meningkatkan energi chi. Dan dipercaya dapat mencegah penuaan dini, menghilangkan rasa lapar, menghangatkan tubuh.

(31)

oleh tubuh. Kandungan asam amino jamur shitake membuatnya berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengatasi gangguan pencernaan, hati, meredakan serangan pilek, dan melancarkan peredaran darah. Jamur Shitake juga mengandung ergosterol, yang akan diolah tubuh menjadi vitamin D setelah kulit terkena sinar matahari.

Kemudian pada tahun 1974 di Jepang, diadakan kembali penelitian terhadap 2 kelompok, kelompok 1 terdiri dari 420 orang wanita muda (17-30 tahun), kelompok ke 2 terdiri dari dari 40 orang wanita tua (40-60 tahun). Kedua kelompok tersebut mengkonsumsi 9 gram jamur shitake kering atau 90 gram jamur shitake segar setiap hari selama satu minggu. Setelah satu minggu hasil yang diperoleh adalah, kelompok wanita muda total kolesterol turun 5-12% dan untuk wanita yang lebih tua total kolesterol turun 7-15%.

Penelitian lainnya di Jepang yang dilakukan pada tahun 1980, menemukan bahwa jamur shitake ternyata sangat manjur untuk mengobati penyakit hepatitis B. Jamur berwarna cokelat ini terbukti mampu memproduksi zat antibodi. Penemuan ini telah diuji coba pada 40 orang penderita hepatitis B kronis. Mereka mengkonsumsi 60 gram jamur shitake segar setiap hari selama empat bulan. Hasilnya, hampir semua penderita hepatitis B mengalami pengurangan gejala. Sementara itu, para ilmuwan dunia barat juga menemukan fakta bahwa jamur ini mampu melawan serangan penyakit jantung, kanker dan virus penyakit. Jamur luar biasa ini mengandung substansi. Kandungan senyawa ini sudah diakui sejak lama khususnya di Jepang, dapat dimanfaatkan untuk penurun gula dan kolesterol darah.

(32)

81 persen. Pada tahun 1974 mempublikasikan khasiat jamur shitake yang sudah sejak lama diketahui mempunyai peran di dalam penurun gula dan kolesterol darah, juga sebagai antikanker dan antitumor.

Dalam jamur shitake selain protein serta sederet mineral yang larut di dalam air, yang sejak lama diakui memiliki kemampuan sebagai antitumor dan antikanker. Kandungan lentinan tertinggi akan didapatkan pada bagian batang dekat tudung dan bagian tudungnya. Sedang batang lainnya, umumnya merupakan makanan kaya serat yang sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya kanker usus. Manfaat jamur shitake yaitu menghambatan virus HIV-AIDS. Walau produk jamur shitake hasil olahan banyak beredar dalam bentuk pil, kapsul atau pun serbuk untuk campuran bahan lain, tetapi sangat dianjurkan penggunaan dalam bentuk segar atau dimasak menjadi sayur. Dan, bagi vegetarian, dengan mengkonsumsi jamur ini dapat menggantikan protein hewani.

(33)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian pustaka (Library Research) lalu menganalisa dan mengevakuasi data-data yang diperoleh mengenai Jamur Shitake maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Jamur Shitake adalah merupakan tanaman jamur yang paling penting di Jepang.

2. Jamur Shitake juga merupakan makanan jamur nomor dua di dunia dan di Jepang jamur ini merupakan makanan jamur nomor satu. Misalnya sebagai campuran chawan mushi, isi sop miso, digoreng sebagai tempura dan dapat juga dibuat menjadi keripik shitake.

3. Jamur Shitake juga tidak hanya bisa dibuat sebagai makanan tetapi juga mempunyai banyak khasiat dan manfaatnya contohnya: obat untuk penyakit saluran nafas, melancarkan sirkulasi darah, meredakan gangguan hati, memulihkan kelelahan dan meningkatkan energi chi. Shitake juga dipercaya dapat mencegah penuaan dini. Dapat menghilangkan rasa lapar, menghangatkan tubuh saat cuaca dingin serta dapat memperlancar sirkulasi darah di dalam tubuh.

(34)

4.2 Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Darjat. 2006. Siapa pun Bisa Hiragana dan Katakana. Yogyakarta : Andi Publisher. Dwidjoseputro. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Suhardiman, Patah

.

1983. Jamur Kayu. Jakarta : Swadaya.

Suhardiman, Patah. 1998. Jamur Shitake. Yogyakarta: Kanisius. Tjitrosoepomo G. 1981. Taksonomi Tumbuhan. Jakarta: Bhratara.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls

Gazte Mugimenduetan Ezker Abertzalearen proiektu politikoaren alde egiten duten kideak egonda ere, antolakuntza-espresio gisa autonomoak dira eta gazte problematika dute

2 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

Keragaman Jenis Tumbuhan Bawah pada Berbagai Tegakan Hutan Tanaman Di Benakat Sumatera Selatan.. Balai Penelitian

JENIS TUMBUHAN BAWAH DENGAN NILAI K, KR, F, FR dan INP PADA KAWASAN TAMAN DELENG MACIK HUTAN RAYA BUKIT BARISAN KABUPATEN KARO SUMATERA

Kestabilan titik tetap ( X*, Y*, C *x , C *y) memberikan arti bahwa berapapun tingkat produksi awal dan tingkat kapasitas produksi masing-masing produk, maka dalam jangka

kesejahteraan masyarakat, sehingga perlu meningkatkan metoda penyaluran dana denga cara peningkatan nilai pinjaman dengan mengukur nilai kebutuhan/ volume usaha dalam

[r]