• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. Nice Property Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. Nice Property Di Medan"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP

KINERJA PEMASARAN

PADA PT. NICE PROPERTY DI MEDAN

SKRIPSI DISUSUN OLEH :

ARIO PRIOMBODO

040903011

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran

Pada PT. Nice Property Di Medan

Nama : Ario Priombodo

Nim : 040903011

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Arlina SH, M.Hum

Sebagai salah satu instansi swasta, PT. Nice Property mempunyai tugas dalam mengembangkan usaha pemasaran perumahan kepada calon pembeli. Oleh sebab itu diperlukan kinerja karyawan dalam bidang pemasaran agar dapat meningkatkan omset penjualan.

Untuk mencapai kinerja karyawan yang maksimal, diperlukan langkah-langkah konkrit yang dapat membantu meningkatkan kecakapan karyawan. Salah satu cara adalah dengan memberikan program pendidikan dan pelatihan yang diharapkan agar kinerja pemasaran dapat optimal dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga tujuan perusahaan akan dengan mudah tercapai.

Pendidikan dan pelatihan adalah proses yang diberikan kepada karyawan agar ia memiliki kecakapan dan kemampuan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan cara mengembangkan diri dengan memiliki ketrampilan, sikap, wawasan, dan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran, serta menguji hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data, maka terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran sebesar. Ini berarti koefisien korelasi bersifat positif, sehingga terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dengan signifikansi %. Maka hasilnya sebesar. Sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dapat diterima.

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : ARIO PRIOMBODO

NIM : 040903011

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. Nice Property Di Medan.

Medan, Agustus 2008

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

(Arlina, SH. M,Hum) (Dr. Marlon Sihombing, MA) NIP. 131 570 480 NIP. 131 568 391

Dekan FISIP USU

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Segala Puji dan Syukur yang tiada putus penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa penulis juga mengucapkan shalawat beriring salam serta junjungan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan dan penuntun hidup yang telah membawa kita umatnya kepada alam yang terang benderang. Semoga kita mendapat safaatnya di yaumil akhir nanti, amin.

Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. Nice Property di Medan.” Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana 1 (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ilmu Administrasi Negara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan serta ketidaksempurnaan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini, dikarenakan masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis tidak menutup diri akan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

(5)

tercinta dan yang paling dihormati, Ayahanda : Hj. Soemardi KH dan Ibunda : Hj. Edyana Hasyim. Terima kasih atas doanya, segala perhatian dan kasih sayangnya, semangat, dan motivasi yang telah diberikan yang tidak dapat diukur dengan apapun juga. Terima kasih juga kepada yang tersayang Kakanda : Astri Mahanani dan Adinda : Ambar Murboreno, yang selalu setia menemani di dalam suka maupun duka, serta selalu memberikan dorongan, semangat, dan keceriaan kepada penulis.”Harta yang paling berharga bagi manusia yang pernah muncul di bumi ini adalah keluarga. Karena itu, tak ada bentuk lain

yang mampu digambarkan oleh kekuatan dan keindahan cinta kasih selain

keluarga”.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, dorongan, bimbingan, serta fasilitas-fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-USU.

3. Ibu Dra. Beti Nasution MSi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-USU.

4. Ibu Arlina, SH. M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Bapak Drs. M. Ridwan Rangkuti, MSi, selaku Dosen Wali yang telah memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis.

(6)

7. Kepada Bang Faisal (dosen) dan Bang Arza, yang telah memberikan banyak sumbangsih pemikiran kepada penulis selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

8. Kepada Bapak Drs. H. Nazarwin, Ibu Hj. Edyana Hasyim Soemardi, dan Ibu Hj. Sri Rezeki, selaku Direktur pada PT. Nice Property Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset di perusahaan tersebut. Dan seluruh karyawan PT. Nice Property Medan yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam skripsi ini, khususnya Ibu Syarah Diva, Bang Budi, dan Mbak Winda.

9. Terima kasih untuk Opa : H. Hasyim Numan, Oma : Hj. Malinar, atas segala doa dan dukungannya selama ini dan untuk masa yang akan datang.

10.Terima kasih kepada Pakde Iwan, Om Kiki, Om Bambang, Om Bobby, Om Chali, Bude Tuti, Tante Lin, Tante Wik, Tante Ipit beserta seluruh keluarga besar di Jakarta.

11.Terima kasih buat supupu-sepupuku Bang Ludi, Mbak Ica (happy wedding ya), Mbak Adis, Dita, Anton, Bram, Ojan, Yandi, Iedo, Ibnu, Iqbal, Idham, Ican, Nafis, Rania atas dukungan, doa, dan motivasinya.

12.Kepada sahabat-sahabat baikku, teman-teman AN’04 seperjuangan : Rajab (best pren awak), Asfar (jangan ngembong aja ko), Wan (baoe jigong, bukan baoe moeloet lagi), Arfan (ncit ntung), Akbar (camat tembung), Royan (asionga, jgn sering2 minta sms lagi ko), Ipul (cmana putsal?), Boris (ketua SC), Frans (the striker), Alex, Rudi (arsenal nothing), Roni, Oja (happy wedding), Sari, Melva, Ela, Rina, Tika, Ebet, Riska, Monic, Meta (sakit bodoh...!), Silvi, Lia, Ira terima kasih atas segala dukungan, bantuan, dan doanya. Semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya, amiiiin.

13. Teman-teman dari Riau : Debi C (makasi atas bantuan tabulasi data dan menjadi moderatorku saat seminar), Mahfud, Fuadi, Mandar, Tamrin, Fikri, Arif, Kholid, B’ Herman, B’ Ramli, dll.

14.Buat mahasiswa AN 05, 06, 07 adik-adikku Boy, Nuki, Pandi, Josua, Viktor, Feni, Mita, Rey, Ulfa22, Weni, Diah, Sobirin, Sonasa, Hafiz (ketua Imdian), Akbar, Lintang, Taufik, Anshor, tetap semangat untuk membangun IMDIAN. 15.Teman-teman komunikasi’04 : Tapi, Lia Srg, Ciko, Wiwid, Eni, Dian Ratna,

(7)

16.Buat yang udah wisuda duluan, semoga sukses buat Permai S.Sos, Dita S.sos, Leni S.Sos, Wiwik S.sos, Fauzi S.Sos, Indra Dolly S.Sos, Romean S.Sos, Ahmad Zurih S.Sos, Eric S.Sos. Mudah-mudahan dapat kerjaan yang baik dan halal, alaah.

17.Teman-teman di ESQ : Rajab (ketua Fosma), Maman, Riri, Ida, Yuki, Bang Afir, Bang Ferry, Bang Ikin, Bang Pian, Kak Khairi.

18.Juga teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan sabar dan tulus membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga budi baik dan jasa yang penulis terima selama ini, hanya Allah SWT jualah yang akan dapat membalasnya, Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.

Medan, Agustus 2008 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

Daftar Tabel... Daftar Lampiran...

Abstrak...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Perumusan Masalah………... 5

1.3 Tujuan Penelitian……….. 5

1.4 Manfaat Penelitian……… 6

1.5 Kerangka Teori………. 7

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan……… 7

1.5.2 Kinerja Pemasaran……… 15

1.6 Hipotesis……… 24

1.7 Defenisi Konsep……… 25

1.8 Defenisi Operasional………. 25

1.9 Sistematika Penulisan……… 28

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian………. 30

(9)

2.3 Populasi dan Sampel………. 30

2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 32

2.5 Teknik Penentuan Skor………. 33

2.6 Teknik Analisa Data………. 34

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 38

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan...39

3.3 Aktivitas Perusahaan...45

3.4 Laporan Keuangan Perusahaan...47

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1 Identitas Responden...48

4.2 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X)...50

4.3 Kinerja Pemasaran (Variabel Y)...56

4.4 Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y...71

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi...72

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA...73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...76

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar pertanyaan (kuesioner)

Lampiran 2 Daftar jawaban responden variabel X

Lampiran 3 Daftar jawaban responden variabel Y Lampiran 4 Hasil perhitungan product moment Lampiran 5 Perhitungan korelasi untuk X dan Y

Lampiran 6 Syarat pengajuan judul skripsi

Lampiran 7 Berita acara seminar proposal penelitian

Lampiran 8 Jadwal seminar proposal penelitian Lampiran 9 Daftar hadir peserta seminar proposal Lampiran 10 Penunjukan dosen pembimbing

Lampiran 11 Undangan seminar proposal Lampiran 12 Surat penelitian dari FISIP USU

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2: Jumlah responden berdasarkan usia

Tabel 3: Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 4: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.1 Tabel 5: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.2

Tabel 6: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.3 Tabel 7: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.4

Tabel 8: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.5 Tabel 9: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.6 Tabel 10: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.7

Tabel 11: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.8 Tabel 12: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.9

Tabel 13: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.10 Tabel 14: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.11 Tabel 15: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.12

Tabel 16: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.13 Tabel 17: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.14

Tabel 18: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.15 Tabel 19: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.16 Tabel 20: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.17

(12)

Tabel 23: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.20 Tabel 24: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.21

Tabel 25: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.22 Tabel 26: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.23 Tabel 27: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.24

Tabel 28: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.25 Tabel 29: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.26

Tabel 30: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.27 Tabel 31: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.28 Tabel 32: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.29

Tabel 33: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.30 Tabel 34: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.31

Tabel 35: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.32 Tabel 36: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.33 Tabel 37: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.34

Tabel 38: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.35 Tabel 39: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.36

(13)

ABSTRAK

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran

Pada PT. Nice Property Di Medan

Nama : Ario Priombodo

Nim : 040903011

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Pembimbing : Arlina SH, M.Hum

Sebagai salah satu instansi swasta, PT. Nice Property mempunyai tugas dalam mengembangkan usaha pemasaran perumahan kepada calon pembeli. Oleh sebab itu diperlukan kinerja karyawan dalam bidang pemasaran agar dapat meningkatkan omset penjualan.

Untuk mencapai kinerja karyawan yang maksimal, diperlukan langkah-langkah konkrit yang dapat membantu meningkatkan kecakapan karyawan. Salah satu cara adalah dengan memberikan program pendidikan dan pelatihan yang diharapkan agar kinerja pemasaran dapat optimal dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga tujuan perusahaan akan dengan mudah tercapai.

Pendidikan dan pelatihan adalah proses yang diberikan kepada karyawan agar ia memiliki kecakapan dan kemampuan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan cara mengembangkan diri dengan memiliki ketrampilan, sikap, wawasan, dan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran, serta menguji hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data, maka terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran sebesar. Ini berarti koefisien korelasi bersifat positif, sehingga terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dengan signifikansi %. Maka hasilnya sebesar. Sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dapat diterima.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini, setiap organisasi yang bergerak di bidang

pemasaran, baik pemasaran barang maupun jasa, menyadari bahwa berhasil atau

tidaknya usaha mempertinggi produksi tergantung pada manusia yang

melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun organisasi yang dapat

mengoperasikan faktor produksi tanpa memanfaatkan tenaga manusia. Karena

manusia adalah salah satu unsur yang penting di dalam memainkan peranan

untuk menjalankan kegiatan organisasi secara efektif dan efisien demi

pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam konteks menjaga dan mengelola organisasi agar mampu bertahan

hidup, peran sumber daya manusia (SDM) mempunyai kedudukan yang sentral.

Hal tersebut didasari oleh suatu pemikiran bahwa sumber daya manusia sebagai

salah satu faktor produksi merupakan unsur utama dalam menciptakan dan

merealisasikan peluang bisnis. Untuk meningkatkan perannya sebagai salah satu

faktor produksi dalam perusahaan atau organisasi, maka SDM tersebut harus

memiliki motivasi berprestasi karena salah satu karakteristik yang

mempengaruhi prestasi kerja (kinerja) SDM adalah motivasi berprestasi

tersebut.

Kinerja sendiri adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas

tertentu. Kinerja pada umumnya menunjukkan tingkat tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya, yang hendak dicapai. Kinerja didefinisikan sebagai

(15)

secara berkesinambungan. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta

dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk

organisasi yang digerakkan oelh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai

pelaku dalam mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Tercapainya

tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat

pada organisasi tersebut. Dengan kata lain, kinerja individu berhubungan dengan

kinerja organisasi. Bila sekelompok sumber daya manusia dan pimpinannya

mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja organisasi

yang baik pula.

Kenyataannya, kinerja sumber daya manusia yang buruk bisa

mengakibatkan rendahnya kinerja organisasi atau perusahaan. Walaupun

kadang-kadang ada pemberian upah, tidak secara otomatis meningkatkan kinerja

para karyawan. Akibat seringnya membuat kelalaian dalam melaksanakan

tugasnya membuat para karyawan kadang-kadang bisa kehilangan kecakapan

dan ketrampilan yang dimiliki.

Oleh karena itu, setiap organisasi perlu menyadari usaha untuk

mempertinggi mutu sumber daya manusia nya, baik dalam meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, bakat, maupun kecakapannya. Salah

satu jalan yang harus ditempuh oleh organisasi adalah dengan memberikan

pendidikan dan pelatihan kepada para pegawainya. Karena pendidikan dan

pelatihan merupakan salah satu cara yang optimal untuk meningkatkan hasil

kerja. Juga dapat menciptakan suatu keharmonisan dalam organisasi karena

pegawainya telah mendapatkan kesempatan yang lebih sehingga memudahkan

untuk menyesuaikan diri dengan perubahan budaya dan perkembangan

(16)

Hal inilah yang disadari oleh PT. Nice Property sebagai salah satu

organisasi atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa pemasaran. Sebagai

salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pemasaran tersebut, PT.

Nice Property dituntut dalam menghadapi era yang semakin terbuka

persaingannya. Berbeda seperti yang pernah dialami sebelumnya, PT. Nice

Property harus semakin gesit dalam menghadapi tantangan kompetisi industri,

terutama persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain yang juga bergerak di

bidang yang sama.

Selama ini, PT. Nice Property telah melaksanakan kinerja yang efektif

dalam mengembangkan pelayanan di bidang jasa pemasaran. Namun sering

terjadi kendala atau hambatan-hambatan akibat kesalahan-kesalahan teknis atau

kelalaian oleh para karyawan. Akibat dari kelalaian tersebut tentunya bisa

membuktikan bahwa kinerja pegawai di bidang pemasaran masih belum

maksimal dalam memberikan pelayanan.

Oleh sebab itu, penulis berpendapat bahwa kinerja pegawai harus

benar-benar diperbaiki agar tidak terjadi lagi kelalaian dan kesalahan teknis yang tidak

perlu terjadi. Apalagi dengan munculnya pesaing-pesaing baru di bidang jasa

pemasaran yang masing-masing berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan

yang terbaik. Ketatnya persaingan di bidang industri jasa pemasaran membuat

PT.Nice Property lebih terpacu untuk menghasilkan produk serta pelayanan

yang jauh lebih berkualitas kepada pelanggannya. Salah satu cara adalah

memberikan pendidikan dan pelatihan yang efektif dalam meningkatkan kinerja

(17)

Pendidikan dan pelatihan adalah sarana yang paling efektif dan banyak

sekali digunakan oleh organisasi atau instansi untuk meningkatkan kualitas

pegawai dari setiap perusahaan. Juga merupakan dua faktor yang hampir sama

dalam pelaksanaannya.

Pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara-cara

untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, baik

secara jasmaniah maupun rohaniah yang berguna untuk meningkatkan

pengetahuan dan kecakapan kerja.

Pelatihan adalah suatu proses untuk meningkatkan keahlian kerja, yang

merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar system pendidikan yang

berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih

mengutamakan praktek daripada teori.

Agar pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan baik, maka setiap

organisasi harus menentukan kebutuhan dan pedoman latihan serta

pengembangannya. Pemberian latihan terhadap pegawai adalah salah satu

kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan

yang terjadi, baik bagi karyawan baru maupun lama.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa pendidikan dan pelatihan yang diberikan

kepada pegawai akan dapat menghasilkan tugas serta tujuan yang efektif dan

efisien. Menurut penulis, pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu cara

yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan, dan juga

sebagai cara untuk mengembangkan kinerja para pegawai.

Dalam hal ini, para pegawai tersebut akan menciptakan suatu peningkatan

(18)

Pemberian pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja pemasaran

bagi para pegawai sangat mutlak diperlukan bagi kemajuan perusahaan,

terutama yang bergerak di bidang pemasaran.

Oleh sebab itu, tiap-tiap organisasi atau perusahaan yang bergerak di

bidang pemasaran dan ingin memajukan kegiatan pemasarannya, perlu

memberikan program pendidikan dan pelatihan kepada para pegawai agar

nantinya kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar,

terutama menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kinerja pemasaran.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas

untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang

masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian

yang akan dilakukan sebagai berikut :

“Bagaimanakah pengaruh pendidikan dan pelatihan pegawai terhadap kinerja pemasaran di PT. Nice Property Medan.”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui

sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya

bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

ilmu pengetahuan itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan program pendidikan dan

(19)

2. Untuk mengetahui peningkatan kinerja pemasaran oleh para

pegawai di PT. Nice Property.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan

pelatihan pegawai terhadap peningkatan kinerja pemasaran pada

PT. Nice Property di Medan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat diperoleh hasil yang

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat secara ilmiah.

Yaitu dapat meningkatkan kemampuan berfikir secara ilmiah dan

menuliskannya di dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian

teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat secara praktis.

Yaitu dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi bagi

penulis dan pihak terkait dalam menerapkan pendidikan dan pelatihan

pegawai dalam peningkatan kinerja pemasaran.

3. Manfaat secara akademis.

Yaitu dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca,

terutama sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu

Administrasi Negara, yang selain itu bermanfaat sebagai salah satu

syarat penyelesaian program studi sarjana Ilmu Administrasi Negara

(20)

1.5 KERANGKA TEORI

Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk melakukan penelitian

dan teori-teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena social yang

menjadi objek penelitian.

Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang saling

berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang

suatu fenomena, dimana gambaran sistematis ini dijabarkan dengan

menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya yang bertujuan

untuk menjelaskan fenomena tersebut (Singarimbun dan Efendi, 1989 : 48).

Dengan adanya kerangka teori tersebut, penulis akan mempunyai landasan

yang kuat untuk menetukan arah dan tujuan penelitian. Maka diperlukan

teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini.

Pada dasarnya teori merupakan landasan teoritis untuk pelaksanaan

penelitian. Namun landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian tersebut

mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perubahan coba-coba (trial

and error). Adanya landasan teori ini mempunyai ciri-ciri bahwa penelitian ini

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Oleh sebab itu, diperlukan pedoman dasar dalam berfikir dan kejelasan

titik tolak bagi peneliti untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu,

perlu disusun suatu kerangka teori sebagai pedoman yang menggambarkan dari

sudut mana suatu permasalahan penelitian tersebut disorot.

Adapun yang menjadi kerangka dasar dalam penelitian ini adalah :

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan

(21)

Setiap organisasi dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan,

ketrampilan, dan kecakapan para pegawai sehingga tujuan organisasi akan

tercapai secara efektif dan efisien. Maka dari itu, setiap oganisasi harus

memberikan salah satu sarana yang paling efektif yaitu dengan

memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pegawai untuk

memperlancar aktivitas organisasi.

Untuk mengetahui dan memperbaiki kemampuan para pegawai,

dapat dilakukan dengan cara memberikan latihan dan pendidikan kepada

mereka yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

operasional di dalam menjalankan suatu tugas pekerjaan.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 dalam Wursanto

(1999 : 59), “latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses

belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar sistem

pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan

metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.”

Pendidikan dan pelatihan sama juga dengan pengembangan yang

merupakan proses peningkatan ketrampilan kerja. “Latihan adalah suatu

kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya

dengan aktivitas ekonomi (Ranupandojo, 1993 : 77).

Latihan dapat membantu pegawai dalam melakukan semua aktivitas

pekerjaan suatu organisasi, juga dapat membantu bawahan memanfaatkan

pekerjaan tersebut sebagai pengalaman, pembelajaran, maupun bimbingan.

Pelatihan memberikan keuntungan secara langsung terhadap organisasi,

tepatnya memberikan sejumlah keuntungan dalam bentuk praktek kerja,

(22)

kerja sama, mengembangkan kreativitas, dan memiliki kesadaran bahwa

suatu pekerjaan tidak hanya dapat dilakukan dengan satu cara, tetapi dapat

menggunakan beberapa alternatif yang dapat mendukung tercapainya

tujuan organisasi, misalnya dengan adanya komunikasi yang baik serta

didukung oleh manajemen yang dikelola dengan baik.

Dari keterangan-keterangan tersebut, jelas bahwa pendidikan dan

latihan dapat mendorong para pegawai untuk dapat meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, serta keahliannya dalam melakukan

pekerjaan. Dengan demikian, pendidikan dan pelatihan digunakan untuk

menambah kecakapan pegawai dalam melakukan tugas pekerjaan sehingga

terciptalah sasaran dan tujuan yang efektif dan efisien yang diharapkan

oleh\suatu organisasi.

b. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Dalam setiap aktivitas organisasi, pasti memiliki sasaran dan arah

yang dituju, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Arah yang dituju

merupakan rencana yang dinyatakan sebagai hasil yang harus dicapai.

Manfaat dan dampak yang diharapkan dari pendidikan dan pelatihan harus

dirumuskan dengan jelas serta tidak mengabaikan kesanggupan dan

kemampuan perusahaan.

Manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan bagi pegawai adalah :

- meningkatkan stabilitas pegawai

- memperbaiki cara kerja pegawai

(23)

- meningkatkan keahlian dan produktivitas kerja

- mengurangi timbulnya kecelakaan dalam bekerja

- meningkatkan rasa tanggung jawab

- meningkatkan semangat dan kecakapan bekerja

- kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri dengan

mengeluarkan segala potensi yang dimiliki

- mampu melaksanakan tugas dengan baik

- meningkatkan produktivitas perusahaan

Menurut Matutina, Domi C. (1993 : 174-175), manfaat lain dari

penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan adalah :

- menaikan rasa puas pegawai

- mengurangi pemborosan

- mengurangi ketidakhadiran dan turn over pegawai

- memperbaiki metode dan sistem kerja

- menaikan tingkat penghasilan

- mengurangi biaya-biaya lembur

- mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin

- mengurangi keluhan-keluhan pegawai

- mengurangi kecelakaan-kecelakaan

- memperbaiki komunikasi

- meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai

- memperbaiki moral pegawai

(24)

Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa manfaat pendidikan dan

pelatihan sangat penting karena pegawai yang diberikan pendidikan dan

pelatihan akan sangat berproduktif daripada pegawai yang tidak diberikan

pendidikan dan pelatihan sama sekali. Dengan demikian, latihan pegawai

harus benar-benar disesuaikan dengan kepentingan instansi yang

menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan tersebut.

c. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai dapat

dilaksanakan di dalam perusahaan maupun lembaga atau badan lain di

luar perusahaan tergantung tujuan yang ingin dicapai setelah para pegawai

mengikuti pendidikan dan pelatihan. Menurut As’ad (1998 : 105), adapun

yang menjadi tujuan dari pendidikan dan pelatihan :

- Meningkatkan produktivitas kerja.

Latihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi

jabatannya yang sekarang. Jika level of performance nya naik,

maka akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

- Meningkatkan mutu kerja.

Ini berarti baik secara kualitas maupun kuantitas, pegawai yang

memiliki pengetahuan, jelas akan lebih baik dan lebih sedikit

berbuat kesalahan dalam operasionalnya.

- Meningkatkan ketepatan dalam human resource planning.

Latihan yang baik bisa mempersiapkan tenaga kerja untuk

(25)

lowongan-lowongan, maka secara mudah akan diisi oleh tenaga-tenaga dari

dalam perusahaan sendiri.

- Meningkatkan moral kerja.

Apabila perusahaan menyelenggarakan program latihan yang

tepat, maka iklim dan suasana organisasi pada umumnya akan

menjadi lebih baik. Dengan iklim kerja yang sehat, maka moral

dan semangat kerja juga akan meningkat.

- Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.

Suatu latihan yang tepat dapat membantu menghindarkan dari

timbulnya kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. Selain daripada

itu lingkungan kerja akan menjadi lebih aman dan tentram.

- Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growth).

Latihan yang tepat sebenarnya memberi keuntungan bagi kedua

pihak yaitu perusahaan dan tenaga kerja sendiri. Bagi tenaga

kerja, jelas dengan mengikuti program latihan, akan lebih

mematangkan diri dalam bidang kepribadian, intelektual, dan

ketrampilannya.

Agar tujuan pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan efektif,

sebaiknya penyelenggaraan diklat harus benar-benar dilaksanakan agar

tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat terencana dengan baik.

Menurut Handoko (2001 : 103), yang menjadi tujuan diadakannya

pendidikan dan pelatihan adalah untuk menutup gap (jurang pemisah)

antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.

Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

(26)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pendidikan dan pelatihan adalah meningkatkan keahlian kerja,

produktivitas kerja, kecakapan kerja, pemeliharaan alat-alat kerja serta

adanya rasa tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.

d. Sistem dan Metode Pendidikan dan Pelatihan

Metode pendidikan dan pelatihan adalah sebagai suatu cara yang

sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat

mengkondisikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk

mengembangkan kecakapan tenaga kerja terhadap tugasnya.

Metode adalah cara tertentu untuk melaksanakan tugas dengan

memberikan pertimbangan yang cukup kepada tujuan, fasilitas yang

tersedia, dan jumlah penggunaan uang, waktu, dan kegiatan.

Agar pelaksanaan diklat dapat berjalan secara efektif dan efisien,

maka perlu diperhatikan sistem yang digunakan dalam mengajarkan dan

memberikan latihan kepada pegawai. Adapun sistem diklat yang

digunakan oleh suatu organisasi adalah : (Moh. As’ad, 1998 : 105)

- Sasaran latihan.

Setiap latihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa

diuraikan ke dalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan

diukur. Mengapa demikian? Jika sasaran latihan ini tidak jelas,

maka tidak akan bisa diketahui efektivitas dari latihan itu sendiri

dengan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

- Pelatih.

Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan

(27)

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan sesuai

dengan sasaran-sasaran yang diinginkan oleh perusahaan.

- Bahan-bahan latihan.

Berdasarkan sasaran dari program diklat oleh suatu perusahaan,

barulah disusun untuk menentukan bahan-bahan latihan yang

relevan. Jika bahan-bahan tersebut tidak relevan, jelas sasaran

latihan juga tidak akan tercapai.

- Metode-metode latihan (termasuk alat bantu).

Setelah bahan-bahan latihan ditentukan, maka langkah berikutnya

adalah menyusun metode latihan yang tepat. Apabila suatu

metode latihan kurang tepat, maka sasaran latihan juga tidak bisa

didapat. Misalnya kalau sasaran latihan mengacu pada kecakapan

dalam bidang penjualan, sedangkan metode latihannya adalah

kuliah dan diskusi tanpa latihan-latihan untuk ketrampilan, maka

kemungkinan besar sasaran latihan juga tidak akan tercapai.

- Peserta.

Peserta adalah komponen yang cukup penting sebab berhasilnya

suatu program latihan tergantung pada kemampuan dan kemauan

mereka dalam mengikuti program diklat tersebut. Dan sejauh

mana peserta memang memerlukan dan merasa mampu untuk

mengikuti program latihan merupakan hal yang mempengaruhi

kadar keberhasilan suatu program latihan.

Untuk mendukung proses pendidikan dan pelatihan agar dapat

berjalan secara efektif dan efisien, maka diperlukan sistem-sistem dan

(28)

kemampuan dan ketrampilan yang akan diberikan kepada para pegawai

yang mengikuti suatu program diklat. Agar suatu program diklat dapat

bermanfaat bagi para pegawai, sebaiknya metode-metode yang diberikan

sesuai dengan bidangnya masing-masing agar terciptanya hasil yang

diinginkan.

1.5.2 Kinerja Pemasaran a. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

seseorang). Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama

periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya

standard target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan disepakati bersama. Jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya,

maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan.

Seperti juga perilaku manusia, tingkat, dan kualitas kinerja

ditentukan oleh sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan

(Laurensius, 2006 : 16).

Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan beberapa pengertian

kinerja. Menurut Mangkunegara (2000 : 67), kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

Kinerja (prestasi kerja) adalah sesuatu yang dikerjakan atau

produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau

(29)

Prawiro Suntoro dalam Tika (2006 : 121) mendefinisikan kinerja

sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam

periode waktu tertentu.

Menurut Pamungkas dalam Tjandra (2005 : 38) kinerja adalah

penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh

dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja. Dengan demikian

dari konsep yang ditawarkan tersebut dapat dipahami bahwa kinerja adalah

konsep utama organisasi yang menunjukkan seberapa jauh tingkat

kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan.

Sedharmayanti (2003 : 147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja

yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika. Yang paling

penting pada pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu

ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah

ditetapkan oleh organisasi.

Simanjuntak, Payaman J. (2005 : 1) dalam bukunya Manajemen Dan

Evaluasi Kinerja memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi

atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di

dalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja organisasi

(30)

Oleh sebab itu, untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling

dominan adalah sumber daya manusia itu sendiri. Walaupun perencanaan

yang dibuat telah tersusun dengan baik dan rapi, namun apabila orang

yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki kecakapan kerja,

maka perencanaan yang telah dibuat akan sia-sia.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja 1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari

kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal

keahlian. Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan

pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja

yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu ditempatkan pada

pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi penggerakkan

diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(Mangkunegara, 2000 : 67).

c. Tolak Ukur Kinerja

Menurut Hasibuan (2002 : 56), kinerja pegawai dapat dikatakan baik

atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu :

(31)

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi.

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas

dapat menjadi tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang

ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat

menjadi tolok ukur kinerja.

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan

pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil

guna.

5. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja

sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan

semakin baik.

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam

meningkatkan kinerja.

7. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan

(32)

8. Efektivitas dan Efisiensi

Pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara efektif

dan efisien agar dapat mencapai hasil kerja yang maksimal.

d. Pengertian Pemasaran

Pada dasarnya kata “pemasaran’ berkaitan dengan pengidentifikasian

dan pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu definisi paling singkat

tentang pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang

menguntungkan.

Menurut Kotler (2002 : 4), pemasaran merupakan proses sosial

dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran yang bebas

atas produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Menurut Sunarto (2006 : 4), pemasaran adalah proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Berdasarkan definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan

sebagai ‘seni menjual produk’. Peter Drucker dalam Sunarto (2006 : 4),

seorang ahli teori manajemen mengatakan sebagai berikut :

“Orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan

penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas

penjualan. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami

pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan

pelanggan dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran

(33)

Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa

itu.”

Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi bahwa pemasaran

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,

promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Sunarto, 2006

: 5).

Titik tolak dari pemasaran (marketing) adalah pemenuhan kebutuhan

dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan makan, udara, air,

pakaian, dan perumahan untuk dapat melangsungkan hidupnya. Setelah

kebutuhan-kebutuhan pokok tersebut telah terpenuhi, maka manusia pasti

menginginkan kebutuhan lainnya seperti rekreasi, pendidikan, dll.

Adanya kebutuhan dan keinginan manusia tersebut, menimbulkan

konsep produk, yaitu sesuatu yang dianggap mampu memuaskan

kebutuhan dan keinginan tertentu. Konsep produk tidak terbatas pada

objek fisik. Sifat terpenting dari produk ialah kemampuannya untuk

memuaskan sesuatu kebutuhan. Karena itu, segala sesuatu yang dapat

memuaskan kebutuhan tertentu, dapat dinamakan produk.

Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara tertentu, yang

disebut pertukaran. Pertukaran merupakan salah satu cara mendapatkan

produk guna memenuhi kebutuhan. Syarat yang diperlukan agar

pertukaran dapat terjadi adalah :

(34)

- masing-masing pihak harus memiliki sesuatu yang bernilai bagi

pihak yang lain

- masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan

menyerah-terimakan barang

- masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak

penawaran

e. Lingkup Pemasaran

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

perusahaan. Orang yang bergerak di bidang pemasaran selalu melakukan

pemasaran dari 8 jenis wujud atau ruang lingkup yang berbeda, yaitu :

1. Barang

Barang-barang fisik merupakan bagian yang terbesar dari

produksi dan usaha pemasaran. Di negara sedang berkembang,

barang-barang terutama bahan makanan, komoditas, pakaian, dan

perumahan merupakan bagian yang paling penting bagi

keberhasilan perekonomian.

2. Jasa

Jasa mencakup hasil kerja perusahaan, seperti perusahaan

penerbangan, hotel, penyewaan mobil, juga para profesional

seperti akuntan, pengacara, insinyur, dokter, atau konsultan

keuangan.

3. Peristiwa

Pemasar mempromosikan peristiwa yang terkait dengan waktu

(35)

pementasan seni. Ada profesi paripurna yang lazim dilakukan

oleh para perencana pertemuan yang menyusun rincian kegiatan

untuk suatu peristiwa dan menggelarnya sampai selesai.

4. Tempat

Baik kota-kota, wilayah-wilayah, dan bangsa-bangsa secara

keseluruhan bersaing secara aktif untuk menarik para turis,

pabrik, kantor pusat perusahaan, dan tempat tinggal.

5. Properti

Properti adalah hak kepemilikan yang tak berwujud, baik itu

berupa benda nyata atau finansial. Properti itu diperjualbelikan,

dan itu menyebabkan timbulnya upaya pemasaran.

6. Organisasi

Organisasi secara aktif bekerja untuk membangun citra yang kuat

dan menyenangkan pikiran masyarakat. Kita bias melihat iklan

identitas sebuah badan usaha yang ditayangkan oleh

perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan publik.

7. Informasi

Informasi dapat diproduksi dan dipasarkan sebagai sebuah

produk. Pada hakekatnya, informasi merupakan sesuatu yang

diproduksi dan didistribusikan dengan harga tertentu kepada

masyarakat.

8. Gagasan

Setiap penawaran pasar mencakup inti dari suatu gagasan dasar.

(36)

gagasan atau manfaat. Pemasar berusaha keras untuk mencari

kebutuhan inti yang ingin mereka penuhi.

f. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan

organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih

efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

mengkomunikasikan nilai kepada pasar sasaran yang terpilih.

Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar, yaitu pasar sasaran,

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan

laba. Keempatnya dikontraskan dengan orientasi penjualan. Konsep

penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep itu dimulai

dari pabrik, berfokus pada produk yang ada, dan menuntut penjualan dan

promosi untuk menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai

perspektif dari luar ke dalam. Konsep itu dimulai dari pasar, berfokus pada

kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan aktivitas yang mempengaruhi

pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan

(Sunarto, 2006 : 4).

Argumen setiap pemasar untuk menganut konsep pemasaran dapat

dijabarkan sebagai berikut :

- aktivitas perusahaan memiliki nilai yang kecil tanpa adanya

pelanggan.

- tugas utama perusahaan adalah menarik dan mempertahankan

pelanggan.

- pelanggan ditarik melalui penawaran yang unggul dibandingkan

(37)

- tugas pemasaran adalah mengembangkan tawaran yang unggul

dan memberikan kepuasan pelanggan.

- pemasaran perlu mempengaruhi departemen lain dalam

memberikan kepuasan pelanggan.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan kinerja pemasaran adalah

hasil kerja dari seorang pegawai selama pelaksanaan masa kerjanya

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berkaitan dengan

pencapaian sasaran, tujuan, atau target kerja yang berbasis pada kegiatan

operasional pemasaran.

1.6 HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu

rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan

melalui penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan

fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata.

Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan

pegawai terhadap kinerja pemasaran pada PT. Nice Property di Medan.

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Bahwa pendidikan dan pelatihan memberi pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap peningkatan kinerja pemasaran pada PT. Nice Property

(38)

1.7 DEFINISI KONSEP

Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok,

atau individu tertentu (Singarimbun dan Efendi, 1989 : 33). Dalam penelitian

ini, penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang akan digunakan.

Tujuan dari definisi konsep adalah untuk memudahkan pemahaman dan

menghindari terjadinya interpretasi ganda atau tumpang tindih atas variabel

yang menjadi subjek penelitian. Maka yang menjadi konsep dari penelitian ini

adalah :

a. Pendidikan dan Pelatihan

Adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

ketrampilan, serta keahlian seseorang baik yang diselenggarakan di

dalam maupun di luar dari organisasi. Dengan pendidikan dan

pelatihan, diharapkan pegawai dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya secara efektif dan efisien.

b. Kinerja Pemasaran

Adalah hasil kerja dari seorang pegawai selama pelaksanaan masa

kerjanya dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berkaitan

dengan pencapaian sasaran, tujuan, atau target kerja yang berbasis

pada kegiatan operasional pemasaran.

1.8 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang menjelaskan

(39)

dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang menjadi pendukung dari

variabel-variabel yang akan dianalisa tersebut (Singarimbun, 1989 : 46).

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah

dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam

operasionalisasi dari sudut penelitian. Operasionalisasi variabel dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan dan pelatihan sebagai variabel bebas (x) yaitu :

a. Materi atau bahan-bahan pendidikan dan latihan

Dimana materi atau bahan-bahan yang diajarkan harus relevan

dan jelas selama berlangsungnya program diklat tersebut.

b. Metode atau alat bantu pendidikan dan latihan

Yaitu metode atau cara-cara yang digunakan dalam

menyampaikan materi untuk diajarkan selama berlangsungnya

program diklat tersebut.

c. Pelatih

Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan dan

mengajarkan bahan-bahan materi diklat kepada peserta.

d. Peserta

Yaitu para pegawai yang mengikuti program diklat tersebut.

2. Kinerja pemasaran sebagai variabel terikat (y) yaitu :

a. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi.

(40)

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas

dapat menjadi tolak ukur kinerja.

c. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang

ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat

menjadi tolok ukur kinerja.

d. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan

pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil

guna.

e.Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja

sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan

semakin baik.

f.Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam

meningkatkan kinerja.

g.Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan

dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

h.Efektivitas dan Efisiensi

Pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara efektif

(41)

Dari indikator di atas, akan dihubungkan dengan pemasaran, dimana

pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan

harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisaasi.

1.9 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,

hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan

sistematika penulisan.

BAB II : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor,

dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang lokasi penelitian,

data atau karakteristik objek penelitian yang relevan dengan

topik penelitian.

(42)

Bab ini memuat penyajian data-data yang diperoleh selama

penelitian di lapangan atau berupa dokumen-dokumen yang

akan dianalisis.

BAB V : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah

diperoleh, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

korelasi hubungan antar variabel.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat tentang kesimpulan dari hasil-hasil penelitian

dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

(43)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang

menggambarkan kenyataan yang penulis teliti. Menurut Nawawi, Hadari (1990 :

64) metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau

fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang

bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang

diselidiki serta diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Dimana

penelitian ini menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba

menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data-data yang

diperoleh. Sedangkan pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan

rumus statistik untuk membantu dalam menganalisa data dan fakta yang

diperoleh (Arikunto, 1993 : 15).

2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kantor PT. Nice Property jln.

Setiabudi no. 234 Medan.

2.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

(44)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2005 : 90).

Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai yang bekerja pada kantor PT. Nice Property di Medan

yang berjumlah 24 orang.

2. Sampel

Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi

sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari

populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representasi dari

seluruh populasi sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menentukan sampel dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel yang tidak

didasarkan atas strata atau pedoman, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan

tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini, seluruh pegawai pada PT. Nice Property yang

berjumlah 24 orang dijadikan subjek dalam penelitian. Menurut Arikunto,

Suharsimi (1993 : 104), apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Apabila populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% -

25% sampel atau lebih.

Dengan demikian berdasarkan teori diatas, maka yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT. Nice Property yang

(45)

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan

data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data-data sebagai

berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada

lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan

instrumen :

- Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan

dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi

dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angket

kepada responden.

- Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek

penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di

lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai

acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Skunder

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dan

bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data

primer. Pengumpulan data skunder dilakukan dengan instrumen :

- Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki

(46)

- Studi dokumenter, yaitu pengumpulan data yang diperoleh

dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi

penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah

yang diteliti dengan instansi terkait.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara penentuan skor melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada

responden. Kemudian akan ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga

menjadi data yang kuantitatif. Dan dari setiap alternatif jawaban (a,b,c,d,e) akan

diberikan skor yang berbeda, yaitu :

- untuk jawaban yang memilih a diberi skor 5

- untuk jawaban yang memilih b diberi skor 4

- untuk jawaban yang memilih c diberi skor 3

- untuk jawaban yang memilih d diberi skor 2

- untuk jawaban yang memilih e diberi skor 1

Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara

memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung

kumulatif yang akhirnya dapat dihitung rata-rata persentasenya. Hasilnya dapat

digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan

terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya.

Untuk menentukan jawaban responden termasuk ke dalam golongan

jawaban yang tinggi, sedang, atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala

(47)

Skor tertinggi – Skor terendah

_______________________________

Banyaknya Bilangan

Maka diperoleh : (5 – 1) / 5 = 0,8. Sehingga dengan demikian, interval

adalah 0,8. Kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan dengan urutan

sebagai berikut :

- skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 - 5,00

- skor untuk kategoti tinggi = 3,41 - 4,20

- skor untuk kategori sedang = 2,61 - 3,40

- skor untuk kategori rendah = 1,81 - 2,60

- skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 - 1,80

Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban

responden termasuk dalam kategori mana.

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dengan menggunakan analisa kuantitatif untuk menguji pengaruh antar variabel

dan sejauh mana hubungan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)

yaitu dengan menggunakan instrumen :

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Menurut Hadi, Sutrisno (2002 : 275), cara ini digunakan untuk

(48)

bebas dengan variabel terikat. Cara perhitungannya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

( ) ( )( )

( )

[

2 2

]

[

2

( )

2

]

− − = y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :

rxy= koefsien korelasi antara gejala x dan gejala y

N= populasi

X= jumlah skor x

Y= jumlah skor y

xy= jumlah hasil kali antara x dan y

Adanya kesepakatan bahwa derajat kuat atau lemahnya hubungan

antara dua variabel selalu diukur dengan hasil yang dinyatakan dalam

lambang bilangan antara 0 dan 1 atau -1 dan 0, jika :

- Nilai r positif : menunjukkan hubungan langsung, kenaikan

dalam suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel

lainnya. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi derajat

variabel x, maka akan semakin tinggi pula variabel y.

- Nilai r negatif : menunjukkan hubungan tidak langsung,

kenaikan dalam suatu variabel akan menyebabkan penurunan

kepada variabel lainnya. Dengan kata lain, bahwa semakin

(49)

- Nilai r = 0 : menunjukkan bahwa kedua variabel tidak

mempunyai hubungan. Jika satu variabel tetap, maka variabel

yang lain mungkin saja berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara

kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan

penafsiran atau interpretasi dari korelasi tersebut menurut ukuran yang

konservatif adalah sebagai berikut :

r Interpretasi

Antara 0,80 – 1,00

Antara 0,60 - 0,79

Antara 0,40 – 0,59

Antara 0,20 – 0,39

Antara 0,00 – 0,19

Sangat kuat

Kuat

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

[image:49.595.162.505.292.419.2]

Jika nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai r dalam

tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya

apabila nilai r yang diperoleh lebih kecil dari nilai r dalam tabel, maka

nilai r yang diperoleh itu tidak signifikan.

Dari nilai r yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel

korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti

atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang

signifikan tertentu yang dalam hal ini signifikan 5 %. Bila nilai r

tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa dapat diterima.

(50)

Cara ini digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan

dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product

moment dan dikalikan dengan 100%. Cara perhitungannya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

D = (rxy)2x 100%

Keterangan :

D = koefisien determinasi

(51)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Nice Property adalah suatu perusahaan yang bergerak di dalam

pembangunan, pemasaran, dan pengembangan (properti). Perusahaan ini

berlokasi di Jalan Setia Budi No. 234 Medan. Perusahaan ini dipimpin oleh

Bapak Drs. H. Nazarwin Hasibuan (Direktur Utama), Ibu Hj. Edyana Hasyim

Soemardi (Direktur Keuangan), dan Ibu Hj. Sri Rezeki (Direktur Pemasaran).

Perusahaan ini memiliki tiga pimpinan dikarenakan ketiganya memiliki saham

yang besarnya sama. Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 1 September 2000

melalui Notaris Erwin Wahyu Purwanto, SH.

Kegiatan usaha perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang

pembangunan untuk proyek-proyek pekerjaan umum, termasuk perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pemborongan, serta pemasaran bangunan. Serta

menjadi pengembang (Developer) dan juga menjalankan usaha dalam bidang

kontraktor umum.

Perusahaan ini telah mendapat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) di

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan No. SIUP : 2155 /

02.13 / PK / VIII / 2004 pada tanggal 26 Agustus 2004, dan telah terdaftar di

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan SITU (Surat Izin

Tempat Usaha) No. 503 / 02138 / BI / WAS / VI / 2004 pada tanggal 28 Juni

2004, serta telah memiliki TDP (Tanda Daftar Perusahaan) No. 021217008643

dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pada tanggal 9

(52)

Perusahaan ini selalu berpacu dalam membenahi diri dari segi pelayanan

maupun mutu pekerjaan yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas hasil kegiatan usaha.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Bentuk organisasi yang dipakai suatu perusahaan sangat mempengaruhi

kebijaksanaan pimpinan dalam mengorganisir para bawahan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, dalam menetapkan suatu kebijaksanaan harus terlebih dahulu

menetapkan bentuk organisasi dengan sedemikian rupa terhadap jenjang jabatan

atau bagian-bagian, sehingga dalam penempatan pegawai disesuaikan dengan

keahlian, kecakapan, kemampuan, serta tingkat pendidikan pegawai dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Dengan adanya struktur organisasi yang baik dan teratur, maka setiap

pegawai akan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai

secara maksimal.

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.

Perusahaan sebagai suatu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu di

dalam pelaksanaannya akan berhubungan dengan pembagian tugas yang

menyangkut kepada pembagian wewenang dan tanggung jawab, sistem

komunikasi dan pembagian sistem kontrol yang dijalankan oleh perusahaan.

Dengan demikian akan dapat diketahui oleh karyawan tentang apa yang harus

dilakukan, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab atas segala pekerjaan

(53)

aktivitas secara keseluruhan dan juga menunjukkan dengan jelas fungsi dari

tiap-tiap bagian.

Bagi pimpinan perusahaan, struktur organisasi sangat berguna sebagai

pedoman dalam melaksanakan fungsi manajemen yang mencerminkan adanya

pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta komunikasi dan

koordinasi dalam pelaksanaan tugas masing-masing dalam perusahaan. Bagi

karyawan, struktur organisasi dapat menunjukkan tugas dan tanggung jawab

serta kedudukan dalam organisasi agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Setiap organisasi yang baik adalah merupakan persyaratan mutlak bagi

kemajuan suatu perusahaan. Tanpa mempunyai sistem organisasi yang baik,

suatu perusahaan lambat laun akan mengalami kemunduran.

PT. Nice Property menggunakan struktur organisasi lini dimana setiap

bawahan harus mempunyai seorang atasan. Garis komandonya adalah

bertingkat, sehingga setiap bawahan memperoleh suatu perintah dari atasannya.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dipaparkan struktur organisasi dari PT.

Nice Property :

(54)

Sumber : PT. Nice Property

Melalui struktur organisasi tersebut, dapat dilihat dengan jelas hubungan

wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur

organisasi. Uraian tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut :

Direktur atau Pimpinan Perusahaan

Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi pada PT. Nice Property

yang langsung dijabat oleh pemilik perusahaan. Pimpinan perusahaan bertugas

dalam hal forecasting (uji kelayakan), planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), staffing (penyusunan personalia), dan controlling

(pengendalian). Tentu saja dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dia dibantu

oleh direktur keuangan / umum yang bertugas memeriksa hasil laporan

keuangan perusahaan, dan direktur operasional / pemasaran yang bertugas

memeriksa hasil kerja bagian pemasaran dan proyek. Direktur keuangan / umum

dan direktur operasional / pemasaran juga memiliki peranan yang sama dalam

Gambar

tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT.Bank Sumut Cabang

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT.Bank Sumut Cabang

pemasaran yang tepat harus dilakukan oleh perusahaan agar mendapat hasil

a) Pemerintah diharapkan agar dapat mendukung peningkatan Diklat, memelihara, membina dan memberikan fasilitas yang memadahi agar kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

Tentu ada upaya meningkatkan kinerja dengan cara kualitas prodyk, sistem akuntanasi dan pemasaran online.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami pengaruh

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan dan pelatihan secara simultan terhadap kinerja pegawai pada PT.. PLN P3B Jawa Bali di Surabaya

Untuk menetapkan kinerja yang optimal diperlukan adanya pemberian pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja yang baik dimana kegiatan tersebut diberikan karena pada

Karyawan yang telah mengikuti pelatihan dan didukung dengan lingkungan kerja yang kondusif memiliki motivasi untuk menampilkan pekerjaan yang optimal dan meningkatkan