PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP
KINERJA PEMASARAN
PADA PT. NICE PROPERTY DI MEDAN
SKRIPSI DISUSUN OLEH :
ARIO PRIOMBODO
040903011
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran
Pada PT. Nice Property Di Medan
Nama : Ario Priombodo
Nim : 040903011
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Pembimbing : Arlina SH, M.Hum
Sebagai salah satu instansi swasta, PT. Nice Property mempunyai tugas dalam mengembangkan usaha pemasaran perumahan kepada calon pembeli. Oleh sebab itu diperlukan kinerja karyawan dalam bidang pemasaran agar dapat meningkatkan omset penjualan.
Untuk mencapai kinerja karyawan yang maksimal, diperlukan langkah-langkah konkrit yang dapat membantu meningkatkan kecakapan karyawan. Salah satu cara adalah dengan memberikan program pendidikan dan pelatihan yang diharapkan agar kinerja pemasaran dapat optimal dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga tujuan perusahaan akan dengan mudah tercapai.
Pendidikan dan pelatihan adalah proses yang diberikan kepada karyawan agar ia memiliki kecakapan dan kemampuan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan cara mengembangkan diri dengan memiliki ketrampilan, sikap, wawasan, dan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran, serta menguji hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data, maka terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran sebesar. Ini berarti koefisien korelasi bersifat positif, sehingga terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dengan signifikansi %. Maka hasilnya sebesar. Sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dapat diterima.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : ARIO PRIOMBODO
NIM : 040903011
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. Nice Property Di Medan.
Medan, Agustus 2008
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara
(Arlina, SH. M,Hum) (Dr. Marlon Sihombing, MA) NIP. 131 570 480 NIP. 131 568 391
Dekan FISIP USU
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Segala Puji dan Syukur yang tiada putus penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa penulis juga mengucapkan shalawat beriring salam serta junjungan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan dan penuntun hidup yang telah membawa kita umatnya kepada alam yang terang benderang. Semoga kita mendapat safaatnya di yaumil akhir nanti, amin.
Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran Pada PT. Nice Property di Medan.” Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana 1 (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ilmu Administrasi Negara.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan serta ketidaksempurnaan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini, dikarenakan masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis tidak menutup diri akan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
tercinta dan yang paling dihormati, Ayahanda : Hj. Soemardi KH dan Ibunda : Hj. Edyana Hasyim. Terima kasih atas doanya, segala perhatian dan kasih sayangnya, semangat, dan motivasi yang telah diberikan yang tidak dapat diukur dengan apapun juga. Terima kasih juga kepada yang tersayang Kakanda : Astri Mahanani dan Adinda : Ambar Murboreno, yang selalu setia menemani di dalam suka maupun duka, serta selalu memberikan dorongan, semangat, dan keceriaan kepada penulis.”Harta yang paling berharga bagi manusia yang pernah muncul di bumi ini adalah keluarga. Karena itu, tak ada bentuk lain
yang mampu digambarkan oleh kekuatan dan keindahan cinta kasih selain
keluarga”.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, dorongan, bimbingan, serta fasilitas-fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-USU.
3. Ibu Dra. Beti Nasution MSi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-USU.
4. Ibu Arlina, SH. M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Bapak Drs. M. Ridwan Rangkuti, MSi, selaku Dosen Wali yang telah memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis.
7. Kepada Bang Faisal (dosen) dan Bang Arza, yang telah memberikan banyak sumbangsih pemikiran kepada penulis selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.
8. Kepada Bapak Drs. H. Nazarwin, Ibu Hj. Edyana Hasyim Soemardi, dan Ibu Hj. Sri Rezeki, selaku Direktur pada PT. Nice Property Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset di perusahaan tersebut. Dan seluruh karyawan PT. Nice Property Medan yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam skripsi ini, khususnya Ibu Syarah Diva, Bang Budi, dan Mbak Winda.
9. Terima kasih untuk Opa : H. Hasyim Numan, Oma : Hj. Malinar, atas segala doa dan dukungannya selama ini dan untuk masa yang akan datang.
10.Terima kasih kepada Pakde Iwan, Om Kiki, Om Bambang, Om Bobby, Om Chali, Bude Tuti, Tante Lin, Tante Wik, Tante Ipit beserta seluruh keluarga besar di Jakarta.
11.Terima kasih buat supupu-sepupuku Bang Ludi, Mbak Ica (happy wedding ya), Mbak Adis, Dita, Anton, Bram, Ojan, Yandi, Iedo, Ibnu, Iqbal, Idham, Ican, Nafis, Rania atas dukungan, doa, dan motivasinya.
12.Kepada sahabat-sahabat baikku, teman-teman AN’04 seperjuangan : Rajab (best pren awak), Asfar (jangan ngembong aja ko), Wan (baoe jigong, bukan baoe moeloet lagi), Arfan (ncit ntung), Akbar (camat tembung), Royan (asionga, jgn sering2 minta sms lagi ko), Ipul (cmana putsal?), Boris (ketua SC), Frans (the striker), Alex, Rudi (arsenal nothing), Roni, Oja (happy wedding), Sari, Melva, Ela, Rina, Tika, Ebet, Riska, Monic, Meta (sakit bodoh...!), Silvi, Lia, Ira terima kasih atas segala dukungan, bantuan, dan doanya. Semoga persahabatan kita tetap abadi selamanya, amiiiin.
13. Teman-teman dari Riau : Debi C (makasi atas bantuan tabulasi data dan menjadi moderatorku saat seminar), Mahfud, Fuadi, Mandar, Tamrin, Fikri, Arif, Kholid, B’ Herman, B’ Ramli, dll.
14.Buat mahasiswa AN 05, 06, 07 adik-adikku Boy, Nuki, Pandi, Josua, Viktor, Feni, Mita, Rey, Ulfa22, Weni, Diah, Sobirin, Sonasa, Hafiz (ketua Imdian), Akbar, Lintang, Taufik, Anshor, tetap semangat untuk membangun IMDIAN. 15.Teman-teman komunikasi’04 : Tapi, Lia Srg, Ciko, Wiwid, Eni, Dian Ratna,
16.Buat yang udah wisuda duluan, semoga sukses buat Permai S.Sos, Dita S.sos, Leni S.Sos, Wiwik S.sos, Fauzi S.Sos, Indra Dolly S.Sos, Romean S.Sos, Ahmad Zurih S.Sos, Eric S.Sos. Mudah-mudahan dapat kerjaan yang baik dan halal, alaah.
17.Teman-teman di ESQ : Rajab (ketua Fosma), Maman, Riri, Ida, Yuki, Bang Afir, Bang Ferry, Bang Ikin, Bang Pian, Kak Khairi.
18.Juga teman-teman yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan sabar dan tulus membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga budi baik dan jasa yang penulis terima selama ini, hanya Allah SWT jualah yang akan dapat membalasnya, Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin.
Medan, Agustus 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi...
Daftar Tabel... Daftar Lampiran...
Abstrak...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……… 1
1.2 Perumusan Masalah………... 5
1.3 Tujuan Penelitian……….. 5
1.4 Manfaat Penelitian……… 6
1.5 Kerangka Teori………. 7
1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan……… 7
1.5.2 Kinerja Pemasaran……… 15
1.6 Hipotesis……… 24
1.7 Defenisi Konsep……… 25
1.8 Defenisi Operasional………. 25
1.9 Sistematika Penulisan……… 28
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1Bentuk Penelitian………. 30
2.3 Populasi dan Sampel………. 30
2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 32
2.5 Teknik Penentuan Skor………. 33
2.6 Teknik Analisa Data………. 34
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 38
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan...39
3.3 Aktivitas Perusahaan...45
3.4 Laporan Keuangan Perusahaan...47
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1 Identitas Responden...48
4.2 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X)...50
4.3 Kinerja Pemasaran (Variabel Y)...56
4.4 Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y...71
4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi...72
BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA...73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar pertanyaan (kuesioner)
Lampiran 2 Daftar jawaban responden variabel X
Lampiran 3 Daftar jawaban responden variabel Y Lampiran 4 Hasil perhitungan product moment Lampiran 5 Perhitungan korelasi untuk X dan Y
Lampiran 6 Syarat pengajuan judul skripsi
Lampiran 7 Berita acara seminar proposal penelitian
Lampiran 8 Jadwal seminar proposal penelitian Lampiran 9 Daftar hadir peserta seminar proposal Lampiran 10 Penunjukan dosen pembimbing
Lampiran 11 Undangan seminar proposal Lampiran 12 Surat penelitian dari FISIP USU
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 2: Jumlah responden berdasarkan usia
Tabel 3: Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan Tabel 4: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.1 Tabel 5: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.2
Tabel 6: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.3 Tabel 7: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.4
Tabel 8: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.5 Tabel 9: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.6 Tabel 10: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.7
Tabel 11: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.8 Tabel 12: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.9
Tabel 13: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.10 Tabel 14: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.11 Tabel 15: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.12
Tabel 16: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.13 Tabel 17: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.14
Tabel 18: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.15 Tabel 19: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.16 Tabel 20: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.17
Tabel 23: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.20 Tabel 24: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.21
Tabel 25: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.22 Tabel 26: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.23 Tabel 27: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.24
Tabel 28: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.25 Tabel 29: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.26
Tabel 30: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.27 Tabel 31: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.28 Tabel 32: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.29
Tabel 33: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.30 Tabel 34: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.31
Tabel 35: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.32 Tabel 36: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.33 Tabel 37: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.34
Tabel 38: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.35 Tabel 39: Distribusi responden terhadap pertanyaan no.36
ABSTRAK
Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemasaran
Pada PT. Nice Property Di Medan
Nama : Ario Priombodo
Nim : 040903011
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Pembimbing : Arlina SH, M.Hum
Sebagai salah satu instansi swasta, PT. Nice Property mempunyai tugas dalam mengembangkan usaha pemasaran perumahan kepada calon pembeli. Oleh sebab itu diperlukan kinerja karyawan dalam bidang pemasaran agar dapat meningkatkan omset penjualan.
Untuk mencapai kinerja karyawan yang maksimal, diperlukan langkah-langkah konkrit yang dapat membantu meningkatkan kecakapan karyawan. Salah satu cara adalah dengan memberikan program pendidikan dan pelatihan yang diharapkan agar kinerja pemasaran dapat optimal dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga tujuan perusahaan akan dengan mudah tercapai.
Pendidikan dan pelatihan adalah proses yang diberikan kepada karyawan agar ia memiliki kecakapan dan kemampuan dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawabnya dengan cara mengembangkan diri dengan memiliki ketrampilan, sikap, wawasan, dan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang dibebankan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran, serta menguji hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar variabel untuk membuktikan pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data, maka terdapat hubungan yang kuat antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pemasaran sebesar. Ini berarti koefisien korelasi bersifat positif, sehingga terdapat hubungan yang positif antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dengan signifikansi %. Maka hasilnya sebesar. Sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja pemasaran dapat diterima.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, setiap organisasi yang bergerak di bidang
pemasaran, baik pemasaran barang maupun jasa, menyadari bahwa berhasil atau
tidaknya usaha mempertinggi produksi tergantung pada manusia yang
melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun organisasi yang dapat
mengoperasikan faktor produksi tanpa memanfaatkan tenaga manusia. Karena
manusia adalah salah satu unsur yang penting di dalam memainkan peranan
untuk menjalankan kegiatan organisasi secara efektif dan efisien demi
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam konteks menjaga dan mengelola organisasi agar mampu bertahan
hidup, peran sumber daya manusia (SDM) mempunyai kedudukan yang sentral.
Hal tersebut didasari oleh suatu pemikiran bahwa sumber daya manusia sebagai
salah satu faktor produksi merupakan unsur utama dalam menciptakan dan
merealisasikan peluang bisnis. Untuk meningkatkan perannya sebagai salah satu
faktor produksi dalam perusahaan atau organisasi, maka SDM tersebut harus
memiliki motivasi berprestasi karena salah satu karakteristik yang
mempengaruhi prestasi kerja (kinerja) SDM adalah motivasi berprestasi
tersebut.
Kinerja sendiri adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu. Kinerja pada umumnya menunjukkan tingkat tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya, yang hendak dicapai. Kinerja didefinisikan sebagai
secara berkesinambungan. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk
organisasi yang digerakkan oelh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai
pelaku dalam mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Tercapainya
tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat
pada organisasi tersebut. Dengan kata lain, kinerja individu berhubungan dengan
kinerja organisasi. Bila sekelompok sumber daya manusia dan pimpinannya
mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja organisasi
yang baik pula.
Kenyataannya, kinerja sumber daya manusia yang buruk bisa
mengakibatkan rendahnya kinerja organisasi atau perusahaan. Walaupun
kadang-kadang ada pemberian upah, tidak secara otomatis meningkatkan kinerja
para karyawan. Akibat seringnya membuat kelalaian dalam melaksanakan
tugasnya membuat para karyawan kadang-kadang bisa kehilangan kecakapan
dan ketrampilan yang dimiliki.
Oleh karena itu, setiap organisasi perlu menyadari usaha untuk
mempertinggi mutu sumber daya manusia nya, baik dalam meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, bakat, maupun kecakapannya. Salah
satu jalan yang harus ditempuh oleh organisasi adalah dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan kepada para pegawainya. Karena pendidikan dan
pelatihan merupakan salah satu cara yang optimal untuk meningkatkan hasil
kerja. Juga dapat menciptakan suatu keharmonisan dalam organisasi karena
pegawainya telah mendapatkan kesempatan yang lebih sehingga memudahkan
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan budaya dan perkembangan
Hal inilah yang disadari oleh PT. Nice Property sebagai salah satu
organisasi atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa pemasaran. Sebagai
salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pemasaran tersebut, PT.
Nice Property dituntut dalam menghadapi era yang semakin terbuka
persaingannya. Berbeda seperti yang pernah dialami sebelumnya, PT. Nice
Property harus semakin gesit dalam menghadapi tantangan kompetisi industri,
terutama persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain yang juga bergerak di
bidang yang sama.
Selama ini, PT. Nice Property telah melaksanakan kinerja yang efektif
dalam mengembangkan pelayanan di bidang jasa pemasaran. Namun sering
terjadi kendala atau hambatan-hambatan akibat kesalahan-kesalahan teknis atau
kelalaian oleh para karyawan. Akibat dari kelalaian tersebut tentunya bisa
membuktikan bahwa kinerja pegawai di bidang pemasaran masih belum
maksimal dalam memberikan pelayanan.
Oleh sebab itu, penulis berpendapat bahwa kinerja pegawai harus
benar-benar diperbaiki agar tidak terjadi lagi kelalaian dan kesalahan teknis yang tidak
perlu terjadi. Apalagi dengan munculnya pesaing-pesaing baru di bidang jasa
pemasaran yang masing-masing berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan
yang terbaik. Ketatnya persaingan di bidang industri jasa pemasaran membuat
PT.Nice Property lebih terpacu untuk menghasilkan produk serta pelayanan
yang jauh lebih berkualitas kepada pelanggannya. Salah satu cara adalah
memberikan pendidikan dan pelatihan yang efektif dalam meningkatkan kinerja
Pendidikan dan pelatihan adalah sarana yang paling efektif dan banyak
sekali digunakan oleh organisasi atau instansi untuk meningkatkan kualitas
pegawai dari setiap perusahaan. Juga merupakan dua faktor yang hampir sama
dalam pelaksanaannya.
Pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara-cara
untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, baik
secara jasmaniah maupun rohaniah yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan kerja.
Pelatihan adalah suatu proses untuk meningkatkan keahlian kerja, yang
merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar system pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori.
Agar pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan baik, maka setiap
organisasi harus menentukan kebutuhan dan pedoman latihan serta
pengembangannya. Pemberian latihan terhadap pegawai adalah salah satu
kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan
yang terjadi, baik bagi karyawan baru maupun lama.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa pendidikan dan pelatihan yang diberikan
kepada pegawai akan dapat menghasilkan tugas serta tujuan yang efektif dan
efisien. Menurut penulis, pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan, dan juga
sebagai cara untuk mengembangkan kinerja para pegawai.
Dalam hal ini, para pegawai tersebut akan menciptakan suatu peningkatan
Pemberian pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja pemasaran
bagi para pegawai sangat mutlak diperlukan bagi kemajuan perusahaan,
terutama yang bergerak di bidang pemasaran.
Oleh sebab itu, tiap-tiap organisasi atau perusahaan yang bergerak di
bidang pemasaran dan ingin memajukan kegiatan pemasarannya, perlu
memberikan program pendidikan dan pelatihan kepada para pegawai agar
nantinya kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar,
terutama menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kinerja pemasaran.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas
untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang
masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian
yang akan dilakukan sebagai berikut :
“Bagaimanakah pengaruh pendidikan dan pelatihan pegawai terhadap kinerja pemasaran di PT. Nice Property Medan.”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak
dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui
sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
ilmu pengetahuan itu sendiri.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan program pendidikan dan
2. Untuk mengetahui peningkatan kinerja pemasaran oleh para
pegawai di PT. Nice Property.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan dan
pelatihan pegawai terhadap peningkatan kinerja pemasaran pada
PT. Nice Property di Medan.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat diperoleh hasil yang
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat secara ilmiah.
Yaitu dapat meningkatkan kemampuan berfikir secara ilmiah dan
menuliskannya di dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian
teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Manfaat secara praktis.
Yaitu dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi bagi
penulis dan pihak terkait dalam menerapkan pendidikan dan pelatihan
pegawai dalam peningkatan kinerja pemasaran.
3. Manfaat secara akademis.
Yaitu dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca,
terutama sebagai referensi bagi kepustakaan Departemen Ilmu
Administrasi Negara, yang selain itu bermanfaat sebagai salah satu
syarat penyelesaian program studi sarjana Ilmu Administrasi Negara
1.5 KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk melakukan penelitian
dan teori-teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena social yang
menjadi objek penelitian.
Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang saling
berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang
suatu fenomena, dimana gambaran sistematis ini dijabarkan dengan
menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya yang bertujuan
untuk menjelaskan fenomena tersebut (Singarimbun dan Efendi, 1989 : 48).
Dengan adanya kerangka teori tersebut, penulis akan mempunyai landasan
yang kuat untuk menetukan arah dan tujuan penelitian. Maka diperlukan
teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini.
Pada dasarnya teori merupakan landasan teoritis untuk pelaksanaan
penelitian. Namun landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian tersebut
mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perubahan coba-coba (trial
and error). Adanya landasan teori ini mempunyai ciri-ciri bahwa penelitian ini
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Oleh sebab itu, diperlukan pedoman dasar dalam berfikir dan kejelasan
titik tolak bagi peneliti untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu,
perlu disusun suatu kerangka teori sebagai pedoman yang menggambarkan dari
sudut mana suatu permasalahan penelitian tersebut disorot.
Adapun yang menjadi kerangka dasar dalam penelitian ini adalah :
1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan
Setiap organisasi dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan,
ketrampilan, dan kecakapan para pegawai sehingga tujuan organisasi akan
tercapai secara efektif dan efisien. Maka dari itu, setiap oganisasi harus
memberikan salah satu sarana yang paling efektif yaitu dengan
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pegawai untuk
memperlancar aktivitas organisasi.
Untuk mengetahui dan memperbaiki kemampuan para pegawai,
dapat dilakukan dengan cara memberikan latihan dan pendidikan kepada
mereka yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
operasional di dalam menjalankan suatu tugas pekerjaan.
Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 dalam Wursanto
(1999 : 59), “latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan
metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.”
Pendidikan dan pelatihan sama juga dengan pengembangan yang
merupakan proses peningkatan ketrampilan kerja. “Latihan adalah suatu
kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya
dengan aktivitas ekonomi (Ranupandojo, 1993 : 77).
Latihan dapat membantu pegawai dalam melakukan semua aktivitas
pekerjaan suatu organisasi, juga dapat membantu bawahan memanfaatkan
pekerjaan tersebut sebagai pengalaman, pembelajaran, maupun bimbingan.
Pelatihan memberikan keuntungan secara langsung terhadap organisasi,
tepatnya memberikan sejumlah keuntungan dalam bentuk praktek kerja,
kerja sama, mengembangkan kreativitas, dan memiliki kesadaran bahwa
suatu pekerjaan tidak hanya dapat dilakukan dengan satu cara, tetapi dapat
menggunakan beberapa alternatif yang dapat mendukung tercapainya
tujuan organisasi, misalnya dengan adanya komunikasi yang baik serta
didukung oleh manajemen yang dikelola dengan baik.
Dari keterangan-keterangan tersebut, jelas bahwa pendidikan dan
latihan dapat mendorong para pegawai untuk dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, serta keahliannya dalam melakukan
pekerjaan. Dengan demikian, pendidikan dan pelatihan digunakan untuk
menambah kecakapan pegawai dalam melakukan tugas pekerjaan sehingga
terciptalah sasaran dan tujuan yang efektif dan efisien yang diharapkan
oleh\suatu organisasi.
b. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan
Dalam setiap aktivitas organisasi, pasti memiliki sasaran dan arah
yang dituju, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Arah yang dituju
merupakan rencana yang dinyatakan sebagai hasil yang harus dicapai.
Manfaat dan dampak yang diharapkan dari pendidikan dan pelatihan harus
dirumuskan dengan jelas serta tidak mengabaikan kesanggupan dan
kemampuan perusahaan.
Manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan bagi pegawai adalah :
- meningkatkan stabilitas pegawai
- memperbaiki cara kerja pegawai
- meningkatkan keahlian dan produktivitas kerja
- mengurangi timbulnya kecelakaan dalam bekerja
- meningkatkan rasa tanggung jawab
- meningkatkan semangat dan kecakapan bekerja
- kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri dengan
mengeluarkan segala potensi yang dimiliki
- mampu melaksanakan tugas dengan baik
- meningkatkan produktivitas perusahaan
Menurut Matutina, Domi C. (1993 : 174-175), manfaat lain dari
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan adalah :
- menaikan rasa puas pegawai
- mengurangi pemborosan
- mengurangi ketidakhadiran dan turn over pegawai
- memperbaiki metode dan sistem kerja
- menaikan tingkat penghasilan
- mengurangi biaya-biaya lembur
- mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin
- mengurangi keluhan-keluhan pegawai
- mengurangi kecelakaan-kecelakaan
- memperbaiki komunikasi
- meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai
- memperbaiki moral pegawai
Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa manfaat pendidikan dan
pelatihan sangat penting karena pegawai yang diberikan pendidikan dan
pelatihan akan sangat berproduktif daripada pegawai yang tidak diberikan
pendidikan dan pelatihan sama sekali. Dengan demikian, latihan pegawai
harus benar-benar disesuaikan dengan kepentingan instansi yang
menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan tersebut.
c. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai dapat
dilaksanakan di dalam perusahaan maupun lembaga atau badan lain di
luar perusahaan tergantung tujuan yang ingin dicapai setelah para pegawai
mengikuti pendidikan dan pelatihan. Menurut As’ad (1998 : 105), adapun
yang menjadi tujuan dari pendidikan dan pelatihan :
- Meningkatkan produktivitas kerja.
Latihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi
jabatannya yang sekarang. Jika level of performance nya naik,
maka akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.
- Meningkatkan mutu kerja.
Ini berarti baik secara kualitas maupun kuantitas, pegawai yang
memiliki pengetahuan, jelas akan lebih baik dan lebih sedikit
berbuat kesalahan dalam operasionalnya.
- Meningkatkan ketepatan dalam human resource planning.
Latihan yang baik bisa mempersiapkan tenaga kerja untuk
lowongan-lowongan, maka secara mudah akan diisi oleh tenaga-tenaga dari
dalam perusahaan sendiri.
- Meningkatkan moral kerja.
Apabila perusahaan menyelenggarakan program latihan yang
tepat, maka iklim dan suasana organisasi pada umumnya akan
menjadi lebih baik. Dengan iklim kerja yang sehat, maka moral
dan semangat kerja juga akan meningkat.
- Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
Suatu latihan yang tepat dapat membantu menghindarkan dari
timbulnya kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. Selain daripada
itu lingkungan kerja akan menjadi lebih aman dan tentram.
- Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growth).
Latihan yang tepat sebenarnya memberi keuntungan bagi kedua
pihak yaitu perusahaan dan tenaga kerja sendiri. Bagi tenaga
kerja, jelas dengan mengikuti program latihan, akan lebih
mematangkan diri dalam bidang kepribadian, intelektual, dan
ketrampilannya.
Agar tujuan pendidikan dan pelatihan dapat berjalan dengan efektif,
sebaiknya penyelenggaraan diklat harus benar-benar dilaksanakan agar
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat terencana dengan baik.
Menurut Handoko (2001 : 103), yang menjadi tujuan diadakannya
pendidikan dan pelatihan adalah untuk menutup gap (jurang pemisah)
antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.
Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pendidikan dan pelatihan adalah meningkatkan keahlian kerja,
produktivitas kerja, kecakapan kerja, pemeliharaan alat-alat kerja serta
adanya rasa tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.
d. Sistem dan Metode Pendidikan dan Pelatihan
Metode pendidikan dan pelatihan adalah sebagai suatu cara yang
sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat
mengkondisikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk
mengembangkan kecakapan tenaga kerja terhadap tugasnya.
Metode adalah cara tertentu untuk melaksanakan tugas dengan
memberikan pertimbangan yang cukup kepada tujuan, fasilitas yang
tersedia, dan jumlah penggunaan uang, waktu, dan kegiatan.
Agar pelaksanaan diklat dapat berjalan secara efektif dan efisien,
maka perlu diperhatikan sistem yang digunakan dalam mengajarkan dan
memberikan latihan kepada pegawai. Adapun sistem diklat yang
digunakan oleh suatu organisasi adalah : (Moh. As’ad, 1998 : 105)
- Sasaran latihan.
Setiap latihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa
diuraikan ke dalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan
diukur. Mengapa demikian? Jika sasaran latihan ini tidak jelas,
maka tidak akan bisa diketahui efektivitas dari latihan itu sendiri
dengan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
- Pelatih.
Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan sesuai
dengan sasaran-sasaran yang diinginkan oleh perusahaan.
- Bahan-bahan latihan.
Berdasarkan sasaran dari program diklat oleh suatu perusahaan,
barulah disusun untuk menentukan bahan-bahan latihan yang
relevan. Jika bahan-bahan tersebut tidak relevan, jelas sasaran
latihan juga tidak akan tercapai.
- Metode-metode latihan (termasuk alat bantu).
Setelah bahan-bahan latihan ditentukan, maka langkah berikutnya
adalah menyusun metode latihan yang tepat. Apabila suatu
metode latihan kurang tepat, maka sasaran latihan juga tidak bisa
didapat. Misalnya kalau sasaran latihan mengacu pada kecakapan
dalam bidang penjualan, sedangkan metode latihannya adalah
kuliah dan diskusi tanpa latihan-latihan untuk ketrampilan, maka
kemungkinan besar sasaran latihan juga tidak akan tercapai.
- Peserta.
Peserta adalah komponen yang cukup penting sebab berhasilnya
suatu program latihan tergantung pada kemampuan dan kemauan
mereka dalam mengikuti program diklat tersebut. Dan sejauh
mana peserta memang memerlukan dan merasa mampu untuk
mengikuti program latihan merupakan hal yang mempengaruhi
kadar keberhasilan suatu program latihan.
Untuk mendukung proses pendidikan dan pelatihan agar dapat
berjalan secara efektif dan efisien, maka diperlukan sistem-sistem dan
kemampuan dan ketrampilan yang akan diberikan kepada para pegawai
yang mengikuti suatu program diklat. Agar suatu program diklat dapat
bermanfaat bagi para pegawai, sebaiknya metode-metode yang diberikan
sesuai dengan bidangnya masing-masing agar terciptanya hasil yang
diinginkan.
1.5.2 Kinerja Pemasaran a. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
seseorang). Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai / karyawan selama
periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya
standard target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan disepakati bersama. Jika pegawai tidak melakukan pekerjaannya,
maka suatu organisasi akan mengalami kegagalan.
Seperti juga perilaku manusia, tingkat, dan kualitas kinerja
ditentukan oleh sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan
(Laurensius, 2006 : 16).
Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan beberapa pengertian
kinerja. Menurut Mangkunegara (2000 : 67), kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
Kinerja (prestasi kerja) adalah sesuatu yang dikerjakan atau
produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau
Prawiro Suntoro dalam Tika (2006 : 121) mendefinisikan kinerja
sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu.
Menurut Pamungkas dalam Tjandra (2005 : 38) kinerja adalah
penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh
dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja. Dengan demikian
dari konsep yang ditawarkan tersebut dapat dipahami bahwa kinerja adalah
konsep utama organisasi yang menunjukkan seberapa jauh tingkat
kemampuan pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan.
Sedharmayanti (2003 : 147) menyatakan kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika. Yang paling
penting pada pengertian itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu
ataupun kelompok kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah
ditetapkan oleh organisasi.
Simanjuntak, Payaman J. (2005 : 1) dalam bukunya Manajemen Dan
Evaluasi Kinerja memberikan gambaran bahwa kinerja suatu organisasi
atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di
dalamnya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kinerja organisasi
Oleh sebab itu, untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling
dominan adalah sumber daya manusia itu sendiri. Walaupun perencanaan
yang dibuat telah tersusun dengan baik dan rapi, namun apabila orang
yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki kecakapan kerja,
maka perencanaan yang telah dibuat akan sia-sia.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja 1. Faktor Kemampuan
Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari
kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal
keahlian. Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan
pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja
yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi penggerakkan
diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi
(Mangkunegara, 2000 : 67).
c. Tolak Ukur Kinerja
Menurut Hasibuan (2002 : 56), kinerja pegawai dapat dikatakan baik
atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu :
Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan
tanggung jawabnya dalam organisasi.
2. Prestasi Kerja
Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas
dapat menjadi tolak ukur kinerja.
3. Kedisiplinan
Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang
ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat
menjadi tolok ukur kinerja.
4. Kreativitas
Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan
mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan
pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil
guna.
5. Kerja Sama
Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja
sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan
semakin baik.
6. Kecakapan
Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah
dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam
meningkatkan kinerja.
7. Tanggung Jawab
Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan
8. Efektivitas dan Efisiensi
Pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara efektif
dan efisien agar dapat mencapai hasil kerja yang maksimal.
d. Pengertian Pemasaran
Pada dasarnya kata “pemasaran’ berkaitan dengan pengidentifikasian
dan pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu definisi paling singkat
tentang pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan.
Menurut Kotler (2002 : 4), pemasaran merupakan proses sosial
dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran yang bebas
atas produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Menurut Sunarto (2006 : 4), pemasaran adalah proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan
sebagai ‘seni menjual produk’. Peter Drucker dalam Sunarto (2006 : 4),
seorang ahli teori manajemen mengatakan sebagai berikut :
“Orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan
penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas
penjualan. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan
pelanggan dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran
Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa
itu.”
Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi bahwa pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Sunarto, 2006
: 5).
Titik tolak dari pemasaran (marketing) adalah pemenuhan kebutuhan
dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan makan, udara, air,
pakaian, dan perumahan untuk dapat melangsungkan hidupnya. Setelah
kebutuhan-kebutuhan pokok tersebut telah terpenuhi, maka manusia pasti
menginginkan kebutuhan lainnya seperti rekreasi, pendidikan, dll.
Adanya kebutuhan dan keinginan manusia tersebut, menimbulkan
konsep produk, yaitu sesuatu yang dianggap mampu memuaskan
kebutuhan dan keinginan tertentu. Konsep produk tidak terbatas pada
objek fisik. Sifat terpenting dari produk ialah kemampuannya untuk
memuaskan sesuatu kebutuhan. Karena itu, segala sesuatu yang dapat
memuaskan kebutuhan tertentu, dapat dinamakan produk.
Kegiatan pemasaran timbul apabila manusia memutuskan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan cara tertentu, yang
disebut pertukaran. Pertukaran merupakan salah satu cara mendapatkan
produk guna memenuhi kebutuhan. Syarat yang diperlukan agar
pertukaran dapat terjadi adalah :
- masing-masing pihak harus memiliki sesuatu yang bernilai bagi
pihak yang lain
- masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan
menyerah-terimakan barang
- masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak
penawaran
e. Lingkup Pemasaran
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan
perusahaan. Orang yang bergerak di bidang pemasaran selalu melakukan
pemasaran dari 8 jenis wujud atau ruang lingkup yang berbeda, yaitu :
1. Barang
Barang-barang fisik merupakan bagian yang terbesar dari
produksi dan usaha pemasaran. Di negara sedang berkembang,
barang-barang terutama bahan makanan, komoditas, pakaian, dan
perumahan merupakan bagian yang paling penting bagi
keberhasilan perekonomian.
2. Jasa
Jasa mencakup hasil kerja perusahaan, seperti perusahaan
penerbangan, hotel, penyewaan mobil, juga para profesional
seperti akuntan, pengacara, insinyur, dokter, atau konsultan
keuangan.
3. Peristiwa
Pemasar mempromosikan peristiwa yang terkait dengan waktu
pementasan seni. Ada profesi paripurna yang lazim dilakukan
oleh para perencana pertemuan yang menyusun rincian kegiatan
untuk suatu peristiwa dan menggelarnya sampai selesai.
4. Tempat
Baik kota-kota, wilayah-wilayah, dan bangsa-bangsa secara
keseluruhan bersaing secara aktif untuk menarik para turis,
pabrik, kantor pusat perusahaan, dan tempat tinggal.
5. Properti
Properti adalah hak kepemilikan yang tak berwujud, baik itu
berupa benda nyata atau finansial. Properti itu diperjualbelikan,
dan itu menyebabkan timbulnya upaya pemasaran.
6. Organisasi
Organisasi secara aktif bekerja untuk membangun citra yang kuat
dan menyenangkan pikiran masyarakat. Kita bias melihat iklan
identitas sebuah badan usaha yang ditayangkan oleh
perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan publik.
7. Informasi
Informasi dapat diproduksi dan dipasarkan sebagai sebuah
produk. Pada hakekatnya, informasi merupakan sesuatu yang
diproduksi dan didistribusikan dengan harga tertentu kepada
masyarakat.
8. Gagasan
Setiap penawaran pasar mencakup inti dari suatu gagasan dasar.
gagasan atau manfaat. Pemasar berusaha keras untuk mencari
kebutuhan inti yang ingin mereka penuhi.
f. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih
efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai kepada pasar sasaran yang terpilih.
Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar, yaitu pasar sasaran,
kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan
laba. Keempatnya dikontraskan dengan orientasi penjualan. Konsep
penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep itu dimulai
dari pabrik, berfokus pada produk yang ada, dan menuntut penjualan dan
promosi untuk menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai
perspektif dari luar ke dalam. Konsep itu dimulai dari pasar, berfokus pada
kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan aktivitas yang mempengaruhi
pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan
(Sunarto, 2006 : 4).
Argumen setiap pemasar untuk menganut konsep pemasaran dapat
dijabarkan sebagai berikut :
- aktivitas perusahaan memiliki nilai yang kecil tanpa adanya
pelanggan.
- tugas utama perusahaan adalah menarik dan mempertahankan
pelanggan.
- pelanggan ditarik melalui penawaran yang unggul dibandingkan
- tugas pemasaran adalah mengembangkan tawaran yang unggul
dan memberikan kepuasan pelanggan.
- pemasaran perlu mempengaruhi departemen lain dalam
memberikan kepuasan pelanggan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kinerja pemasaran adalah
hasil kerja dari seorang pegawai selama pelaksanaan masa kerjanya
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berkaitan dengan
pencapaian sasaran, tujuan, atau target kerja yang berbasis pada kegiatan
operasional pemasaran.
1.6 HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu
rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan
melalui penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan
fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata.
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan
pegawai terhadap kinerja pemasaran pada PT. Nice Property di Medan.
2. Hipotesis Kerja (Ha)
Bahwa pendidikan dan pelatihan memberi pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap peningkatan kinerja pemasaran pada PT. Nice Property
1.7 DEFINISI KONSEP
Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan
atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok,
atau individu tertentu (Singarimbun dan Efendi, 1989 : 33). Dalam penelitian
ini, penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang akan digunakan.
Tujuan dari definisi konsep adalah untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari terjadinya interpretasi ganda atau tumpang tindih atas variabel
yang menjadi subjek penelitian. Maka yang menjadi konsep dari penelitian ini
adalah :
a. Pendidikan dan Pelatihan
Adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan,
ketrampilan, serta keahlian seseorang baik yang diselenggarakan di
dalam maupun di luar dari organisasi. Dengan pendidikan dan
pelatihan, diharapkan pegawai dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif dan efisien.
b. Kinerja Pemasaran
Adalah hasil kerja dari seorang pegawai selama pelaksanaan masa
kerjanya dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berkaitan
dengan pencapaian sasaran, tujuan, atau target kerja yang berbasis
pada kegiatan operasional pemasaran.
1.8 DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang menjelaskan
dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang menjadi pendukung dari
variabel-variabel yang akan dianalisa tersebut (Singarimbun, 1989 : 46).
Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah
dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam
operasionalisasi dari sudut penelitian. Operasionalisasi variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan dan pelatihan sebagai variabel bebas (x) yaitu :
a. Materi atau bahan-bahan pendidikan dan latihan
Dimana materi atau bahan-bahan yang diajarkan harus relevan
dan jelas selama berlangsungnya program diklat tersebut.
b. Metode atau alat bantu pendidikan dan latihan
Yaitu metode atau cara-cara yang digunakan dalam
menyampaikan materi untuk diajarkan selama berlangsungnya
program diklat tersebut.
c. Pelatih
Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan dan
mengajarkan bahan-bahan materi diklat kepada peserta.
d. Peserta
Yaitu para pegawai yang mengikuti program diklat tersebut.
2. Kinerja pemasaran sebagai variabel terikat (y) yaitu :
a. Kesetiaan
Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan
tanggung jawabnya dalam organisasi.
Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas
dapat menjadi tolak ukur kinerja.
c. Kedisiplinan
Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang
ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat
menjadi tolok ukur kinerja.
d. Kreativitas
Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan
mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan
pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil
guna.
e.Kerja Sama
Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja
sama dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan
semakin baik.
f.Kecakapan
Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah
dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam
meningkatkan kinerja.
g.Tanggung Jawab
Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karyawan
dalam mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.
h.Efektivitas dan Efisiensi
Pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara efektif
Dari indikator di atas, akan dihubungkan dengan pemasaran, dimana
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan
harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisaasi.
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,
hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan
sistematika penulisan.
BAB II : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi
dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor,
dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran umum tentang lokasi penelitian,
data atau karakteristik objek penelitian yang relevan dengan
topik penelitian.
Bab ini memuat penyajian data-data yang diperoleh selama
penelitian di lapangan atau berupa dokumen-dokumen yang
akan dianalisis.
BAB V : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah
diperoleh, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
korelasi hubungan antar variabel.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat tentang kesimpulan dari hasil-hasil penelitian
dan saran-saran yang dianggap penting bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang
menggambarkan kenyataan yang penulis teliti. Menurut Nawawi, Hadari (1990 :
64) metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau
fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang
bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang
diselidiki serta diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Dimana
penelitian ini menjelaskan keadaan dari objek penelitian dan mencoba
menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data-data yang
diperoleh. Sedangkan pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan
rumus statistik untuk membantu dalam menganalisa data dan fakta yang
diperoleh (Arikunto, 1993 : 15).
2.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kantor PT. Nice Property jln.
Setiabudi no. 234 Medan.
2.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2005 : 90).
Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai yang bekerja pada kantor PT. Nice Property di Medan
yang berjumlah 24 orang.
2. Sampel
Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari
populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representasi dari
seluruh populasi sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menentukan sampel dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel yang tidak
didasarkan atas strata atau pedoman, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan
tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini, seluruh pegawai pada PT. Nice Property yang
berjumlah 24 orang dijadikan subjek dalam penelitian. Menurut Arikunto,
Suharsimi (1993 : 104), apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Apabila populasi lebih dari 100, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% -
25% sampel atau lebih.
Dengan demikian berdasarkan teori diatas, maka yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada PT. Nice Property yang
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan
data-data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data-data sebagai
berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada
lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
instrumen :
- Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi
dengan alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angket
kepada responden.
- Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek
penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di
lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai
acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Skunder
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dan
bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data
primer. Pengumpulan data skunder dilakukan dengan instrumen :
- Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki
- Studi dokumenter, yaitu pengumpulan data yang diperoleh
dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi
penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah
yang diteliti dengan instansi terkait.
2.5 Teknik Penentuan Skor
Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara penentuan skor melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada
responden. Kemudian akan ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga
menjadi data yang kuantitatif. Dan dari setiap alternatif jawaban (a,b,c,d,e) akan
diberikan skor yang berbeda, yaitu :
- untuk jawaban yang memilih a diberi skor 5
- untuk jawaban yang memilih b diberi skor 4
- untuk jawaban yang memilih c diberi skor 3
- untuk jawaban yang memilih d diberi skor 2
- untuk jawaban yang memilih e diberi skor 1
Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara
memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis dan kemudian dihitung
kumulatif yang akhirnya dapat dihitung rata-rata persentasenya. Hasilnya dapat
digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan
terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya.
Untuk menentukan jawaban responden termasuk ke dalam golongan
jawaban yang tinggi, sedang, atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala
Skor tertinggi – Skor terendah
_______________________________
Banyaknya Bilangan
Maka diperoleh : (5 – 1) / 5 = 0,8. Sehingga dengan demikian, interval
adalah 0,8. Kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan dengan urutan
sebagai berikut :
- skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 - 5,00
- skor untuk kategoti tinggi = 3,41 - 4,20
- skor untuk kategori sedang = 2,61 - 3,40
- skor untuk kategori rendah = 1,81 - 2,60
- skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 - 1,80
Dari hasil pembagian tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban
responden termasuk dalam kategori mana.
2.6 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dengan menggunakan analisa kuantitatif untuk menguji pengaruh antar variabel
dan sejauh mana hubungan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)
yaitu dengan menggunakan instrumen :
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Menurut Hadi, Sutrisno (2002 : 275), cara ini digunakan untuk
bebas dengan variabel terikat. Cara perhitungannya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
( ) ( )( )
( )
[
2 2]
[
2( )
2]
∑
∑
∑
∑
∑
−∑
∑
− − = y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :rxy= koefsien korelasi antara gejala x dan gejala y
N= populasi
X= jumlah skor x
Y= jumlah skor y
xy= jumlah hasil kali antara x dan y
Adanya kesepakatan bahwa derajat kuat atau lemahnya hubungan
antara dua variabel selalu diukur dengan hasil yang dinyatakan dalam
lambang bilangan antara 0 dan 1 atau -1 dan 0, jika :
- Nilai r positif : menunjukkan hubungan langsung, kenaikan
dalam suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel
lainnya. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi derajat
variabel x, maka akan semakin tinggi pula variabel y.
- Nilai r negatif : menunjukkan hubungan tidak langsung,
kenaikan dalam suatu variabel akan menyebabkan penurunan
kepada variabel lainnya. Dengan kata lain, bahwa semakin
- Nilai r = 0 : menunjukkan bahwa kedua variabel tidak
mempunyai hubungan. Jika satu variabel tetap, maka variabel
yang lain mungkin saja berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara
kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan
penafsiran atau interpretasi dari korelasi tersebut menurut ukuran yang
konservatif adalah sebagai berikut :
r Interpretasi
Antara 0,80 – 1,00
Antara 0,60 - 0,79
Antara 0,40 – 0,59
Antara 0,20 – 0,39
Antara 0,00 – 0,19
Sangat kuat
Kuat
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
[image:49.595.162.505.292.419.2]
Jika nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai r dalam
tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya
apabila nilai r yang diperoleh lebih kecil dari nilai r dalam tabel, maka
nilai r yang diperoleh itu tidak signifikan.
Dari nilai r yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel
korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti
atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang
signifikan tertentu yang dalam hal ini signifikan 5 %. Bila nilai r
tersebut adalah signifikan, berarti hipotesa dapat diterima.
Cara ini digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan
dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product
moment dan dikalikan dengan 100%. Cara perhitungannya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
D = (rxy)2x 100%
Keterangan :
D = koefisien determinasi
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Nice Property adalah suatu perusahaan yang bergerak di dalam
pembangunan, pemasaran, dan pengembangan (properti). Perusahaan ini
berlokasi di Jalan Setia Budi No. 234 Medan. Perusahaan ini dipimpin oleh
Bapak Drs. H. Nazarwin Hasibuan (Direktur Utama), Ibu Hj. Edyana Hasyim
Soemardi (Direktur Keuangan), dan Ibu Hj. Sri Rezeki (Direktur Pemasaran).
Perusahaan ini memiliki tiga pimpinan dikarenakan ketiganya memiliki saham
yang besarnya sama. Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 1 September 2000
melalui Notaris Erwin Wahyu Purwanto, SH.
Kegiatan usaha perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang
pembangunan untuk proyek-proyek pekerjaan umum, termasuk perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pemborongan, serta pemasaran bangunan. Serta
menjadi pengembang (Developer) dan juga menjalankan usaha dalam bidang
kontraktor umum.
Perusahaan ini telah mendapat SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan No. SIUP : 2155 /
02.13 / PK / VIII / 2004 pada tanggal 26 Agustus 2004, dan telah terdaftar di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan dengan SITU (Surat Izin
Tempat Usaha) No. 503 / 02138 / BI / WAS / VI / 2004 pada tanggal 28 Juni
2004, serta telah memiliki TDP (Tanda Daftar Perusahaan) No. 021217008643
dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan pada tanggal 9
Perusahaan ini selalu berpacu dalam membenahi diri dari segi pelayanan
maupun mutu pekerjaan yang berguna untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil kegiatan usaha.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk organisasi yang dipakai suatu perusahaan sangat mempengaruhi
kebijaksanaan pimpinan dalam mengorganisir para bawahan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, dalam menetapkan suatu kebijaksanaan harus terlebih dahulu
menetapkan bentuk organisasi dengan sedemikian rupa terhadap jenjang jabatan
atau bagian-bagian, sehingga dalam penempatan pegawai disesuaikan dengan
keahlian, kecakapan, kemampuan, serta tingkat pendidikan pegawai dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Dengan adanya struktur organisasi yang baik dan teratur, maka setiap
pegawai akan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai
secara maksimal.
Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.
Perusahaan sebagai suatu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu di
dalam pelaksanaannya akan berhubungan dengan pembagian tugas yang
menyangkut kepada pembagian wewenang dan tanggung jawab, sistem
komunikasi dan pembagian sistem kontrol yang dijalankan oleh perusahaan.
Dengan demikian akan dapat diketahui oleh karyawan tentang apa yang harus
dilakukan, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab atas segala pekerjaan
aktivitas secara keseluruhan dan juga menunjukkan dengan jelas fungsi dari
tiap-tiap bagian.
Bagi pimpinan perusahaan, struktur organisasi sangat berguna sebagai
pedoman dalam melaksanakan fungsi manajemen yang mencerminkan adanya
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta komunikasi dan
koordinasi dalam pelaksanaan tugas masing-masing dalam perusahaan. Bagi
karyawan, struktur organisasi dapat menunjukkan tugas dan tanggung jawab
serta kedudukan dalam organisasi agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Setiap organisasi yang baik adalah merupakan persyaratan mutlak bagi
kemajuan suatu perusahaan. Tanpa mempunyai sistem organisasi yang baik,
suatu perusahaan lambat laun akan mengalami kemunduran.
PT. Nice Property menggunakan struktur organisasi lini dimana setiap
bawahan harus mempunyai seorang atasan. Garis komandonya adalah
bertingkat, sehingga setiap bawahan memperoleh suatu perintah dari atasannya.
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dipaparkan struktur organisasi dari PT.
Nice Property :
Sumber : PT. Nice Property
Melalui struktur organisasi tersebut, dapat dilihat dengan jelas hubungan
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur
organisasi. Uraian tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut :
Direktur atau Pimpinan Perusahaan
Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi pada PT. Nice Property
yang langsung dijabat oleh pemilik perusahaan. Pimpinan perusahaan bertugas
dalam hal forecasting (uji kelayakan), planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), staffing (penyusunan personalia), dan controlling
(pengendalian). Tentu saja dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dia dibantu
oleh direktur keuangan / umum yang bertugas memeriksa hasil laporan
keuangan perusahaan, dan direktur operasional / pemasaran yang bertugas
memeriksa hasil kerja bagian pemasaran dan proyek. Direktur keuangan / umum
dan direktur operasional / pemasaran juga memiliki peranan yang sama dalam