• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kebiasaan Berolahraga Pada Pasien Depresi Di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Kebiasaan Berolahraga Pada Pasien Depresi Di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEBIASAAN BEROLAHRAGA PADA PASIEN

DEPRESI DI POLIKLINIK PSIKIATRI RUMAH SAKIT UMUM

dr. PIRNGADI MEDAN

Oleh:

SUKRI HABIBI P. DAULAY

070100078

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

TINGKAT KEBIASAAN BEROLAHRAGA PADA PASIEN

DEPRESI DI POLIKLINIK PSIKIATRI RUMAH SAKIT UMUM

(2)

KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA

KEDOKTERAN

Oleh:

SUKRI HABIBI P. DAULAY

070100078

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT KEBIASAAN BEROLAHRAGA PADA PASIEN

DEPRESI DI POLIKLINIK PSIKIATRI RUMAH SAKIT UMUM

dr. PIRNGADI MEDAN

Nama : SUKRI HABIBI P. DAULAY NIM : 070100078

Pembimbing Penguji I

(3)

(dr. Mustafa M. Amin, Sp.KJ) (dr. Muara P. Lubis, Sp. OG)

NIP:

19780330 200501 1 003

NIP: 19751023 200812 1 001

Penguji II

(dr. T. Azhar Djohan, Sp. PK) NIP : 19490717 198011 1 001

Medan, 15 Desember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001

ABSTRAK

Olahraga merupakan petualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis.

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang mendapat perhatian serius. Di negara-negara berkembang, (world healh organization) WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang paling banyak di alami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun 1980 hampir 20%-30% dari pasien rumah sakit di negara berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti depresi.

Survei yang dilakukan perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa indonesia (PDSKJI) menyebutkan sekitar 94% masyarakat indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan sampai berat.

(4)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan, paling banyak pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan adalah perempuan, dengan perbandingan 19 orang laki-laki (38%) dan 31 orang perempuan (62%). Usia pasien Paling banyak adalah antara 31-40 tahun. dan pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan memiliki kebiasaan tidak melakukan olahraga dan tidak berencana melakukan olahraga selama enam bulan kedepan.

Bagi pihak tim medis di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan supaya memperhatikan dan menyarankan pasien Depresi untuk berolahraga secara teratur agar dapat memperbaiki mood-nya. Bagi pasien depresi agar membiasakan berolahraga secara teratur supaya dapat memperbaiki mood-nya

kata kunci: pasien depresi, kebiasaan berolahraga

ABSTRACT

Sport is an adventure of the human body and soul into a harmonious unity. Depression is one of the major mental health problems nowadays, which needs serious attention. In developing countries, WHO predicts that by the year 2020 depression will become one of the mental illnesses mostly experienced and major depression will be the second highest cause of death after heart attacks. Based on data from the WHO in 1980 nearly 20% -30% of hospital patients in developing countries had mental disorder such as depression. Surveys conducted by indonesian psychiatric association (IPA) mentioned that about 94% of Indonesian people began to suffer from depression from mild to severe.To determine the exercise habits of the depressed patients at the Psychiatry

Clinic of dr. Pirngadi a general hospital Medan descriptive research, with cross sectional approach had been conducted, with a

calculation single sample estimates of the proportion of a population.The sample for this study were 50 people (consecutive sampling).

Based on the result of this research, performed to patients with depression at psychiatric clinic dr. Pirngadi general hospital Medan . and most of the depression patients are female which is 31 patient (62%) and 19 male patients (38%). Most of the patients are with in 31-40 year of age. And they does not exercise regularly, neithert plan to exercise for the next 6 months.

The Medical practitiones of the psychiatric clinic of dr. Pirngadi Medan general hospital should pay attention and suggest the patients to exercise regularly in order to improve their mood. For patients, they should exescise regularly so that they can improve their mood.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, Sumber dari segala ilmu pengetahuan dan memiliki jangkauan ilmu yang tak terbatas. Berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Tingkat Kebiasaan Berolahraga Pada Pasien Depresi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan”. Proposal penelitian ini dibuat sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran..

Secara khusus Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua

orang tua tercinta H. Abdul Muluk Daulay dan Hj. Henny Yusrida Hasibuan, yang sudah memberikan kasih sayang yang begitu berharga, dan selalu memberi dukungan yang begitu besar bagi penulis untuk penyelesaian pendidikan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang begitu tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Selvi Nafianti, Sp.A selaku dosen pembimbing akademik penulis di FKUSU.

3. Bapak dr. Mustafa M. Amin, Sp.KJ sebagai dosen pembimbing KTI yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan KTI ini.

(6)

dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritikan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh dosen pengajar dan pegawai staf akademik FK USU yang telah banyak Memberikan ilmu dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di FK USU.

6. Direktur rumah sakit umum dr. Pirngadi Medan dan kepala SMF psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan penulis kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian di RSU dr. Pirngadi Medan. 7. Abang, Kakak, Adik, dan Teman-teman semua yang telah memberikan

bantuan Dan dorongan yang besar dalam menyelesaikan KTI ini.

8. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu pe nulis dalam menyelesaikan KTI ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang memerlukan.

Medan, 10 Desember 2010

Sukri Habibi P. Daulay

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan……….. i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar……….. iv

Daftar Isi………..………... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Singkatan………... viii

BAB 1 PENDAHULUAN………...…... 1

(7)

1.2. Rumusan Masalah………..………. 4

1.3. Tujuan Penelitian………..………….... 4

1.4. Manfaat Penelitian………. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 6

2.1 Gangguan depresif mayor ………..……… 6

2.2 Gambaran Klinis ……… 7

2.3 Faktor penyebab depresi…... 9

2.4 Faktor Fisik………... 9

2.4.a. Faktor genetik ... 9

2.4.b. Susunan kimia otak dan tubuh ... 9

2.4.c. Faktor Usia ... 9

2.4.d. Gender ... 10

2.4.e. Penyakit Fisik ... 10

2.4.f. Obat-obatan ... 10

2.4.g. Obat-obatan terlarang ... 11

2.5 Faktor Psikologis………... 11

2.5.a. Kepribadian ... 11

2.5.b. Pola pikir ... 11

2.5.c. Harga diri ... 12

2.5.d. Stres... 12

2.5.e. Lingkungan keluarga ... 12

2.5.f. Penyakit jangka panjang ... 12

2.6 Pentingnya Olahraga bagi seseorang agar tidak Terkena depresi... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL… 15 3.1. Kerangka Konsep ………... 15

3.2. Defenisi Operasional………... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN………... 17

4.1. Jenis Penelitian…………...……….…………... 17

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian….……… 17

4.2.1 Waktu penelitian ... 17

4.2.2 Tempat penelitiaan ... 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 17

4.3.1 Populasi ... 17

4.3.2 Sampel ... 17

4.4. Teknik Pengumpulan Data……….……….. 18

4.5. Pengolahan dan Analisis Data………... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ……….. 20

5.1. Hasil Penelitian ……… 20

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……… 20

(8)

Jenis Kelamin Pasien ... ... 20

5.1.2.2. Tabel 2.Usia respon penelitian ... 21

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 21

5.1.3.1. Tingkat Kebiasaan Berolahraga ... 21

5.1.3.1.1. tabel tingkat kebiasaan berolahraga pasien .... 22

5.2. Pembahasan ... 22

5.2.1. Tingkat Kebiasaan Berolahraga ... 22

6.1. Kesimpulan ... 24

6.2. saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25

LAMPIRAN DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 5.1.2.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Responden 19

5.1.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden 20

(9)

DAFTAR SINGKATAN

APA

= (American Psychiatric Association)

ACE

= (American Council of Exercise)

DKK

= (Dan Kawan-Kawan)

DSM-IV

= (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder

Fourth edition)

IDI

= ( Ikatan Dokter Indonesia)

PDSKJI

= (Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di

Indonesia)

SES

= (Stage of Exercise Scale)

(10)

(dr. Mustafa M. Amin, Sp.KJ) (dr. Muara P. Lubis, Sp. OG)

NIP:

19780330 200501 1 003

NIP: 19751023 200812 1 001

Penguji II

(dr. T. Azhar Djohan, Sp. PK) NIP : 19490717 198011 1 001

Medan, 15 Desember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001

ABSTRAK

Olahraga merupakan petualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis.

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang mendapat perhatian serius. Di negara-negara berkembang, (world healh organization) WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang paling banyak di alami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun 1980 hampir 20%-30% dari pasien rumah sakit di negara berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti depresi.

Survei yang dilakukan perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa indonesia (PDSKJI) menyebutkan sekitar 94% masyarakat indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan sampai berat.

(11)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan, paling banyak pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan adalah perempuan, dengan perbandingan 19 orang laki-laki (38%) dan 31 orang perempuan (62%). Usia pasien Paling banyak adalah antara 31-40 tahun. dan pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan memiliki kebiasaan tidak melakukan olahraga dan tidak berencana melakukan olahraga selama enam bulan kedepan.

Bagi pihak tim medis di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan supaya memperhatikan dan menyarankan pasien Depresi untuk berolahraga secara teratur agar dapat memperbaiki mood-nya. Bagi pasien depresi agar membiasakan berolahraga secara teratur supaya dapat memperbaiki mood-nya

kata kunci: pasien depresi, kebiasaan berolahraga

ABSTRACT

Sport is an adventure of the human body and soul into a harmonious unity. Depression is one of the major mental health problems nowadays, which needs serious attention. In developing countries, WHO predicts that by the year 2020 depression will become one of the mental illnesses mostly experienced and major depression will be the second highest cause of death after heart attacks. Based on data from the WHO in 1980 nearly 20% -30% of hospital patients in developing countries had mental disorder such as depression. Surveys conducted by indonesian psychiatric association (IPA) mentioned that about 94% of Indonesian people began to suffer from depression from mild to severe.To determine the exercise habits of the depressed patients at the Psychiatry

Clinic of dr. Pirngadi a general hospital Medan descriptive research, with cross sectional approach had been conducted, with a

calculation single sample estimates of the proportion of a population.The sample for this study were 50 people (consecutive sampling).

Based on the result of this research, performed to patients with depression at psychiatric clinic dr. Pirngadi general hospital Medan . and most of the depression patients are female which is 31 patient (62%) and 19 male patients (38%). Most of the patients are with in 31-40 year of age. And they does not exercise regularly, neithert plan to exercise for the next 6 months.

The Medical practitiones of the psychiatric clinic of dr. Pirngadi Medan general hospital should pay attention and suggest the patients to exercise regularly in order to improve their mood. For patients, they should exescise regularly so that they can improve their mood.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Olahraga merupakan petualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis. Latihan olahraga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu latihan aerobik dan anaerobik. Latihan anaerobik dilakukan tanpa mengonsumsi oksigen yang tinggi dalam setiap detak jantung. Contohnya pada saat push-up adakalanya kita

menahan nafas selama beberapa detik sementara jantung kita terus berdetak ( Leonardo dalam Gunarsa, dkk, 1999 ).

Latihan aerobik adalah latihan dengan menggunakan oksigen. Artinya bahwa seseorang mengonsumsi volume oksigen yang tinggi setiap detak jantung selama melakukan kegiatan kegiatan olahraga. Jadi olahraga aerobik bukan hanya senam aerobik tetapi banyak jenis olahraga lain seperti jogging, bersepeda, berenang, jalan cepat, dan lari lintas alam yang merupakan bentuk-bentuk pilihan olahraga yang

dapat meningkatkan harapan hidup yang lebih lama dan untuk hidup sehat ( Dinata, 2003).

Pribahasa yang berbunyi ” mens sana in corpore sano ” yang menyatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, sampai sekarang ini masih banyak

digunakan dalam penelitian mengenai olahraga, hubungan antara tubuh dan jiwa juga diperkuat oleh pemberitaan diberbagai media mengenai olahraga dan kebugaran fisik yang dapat melindungi kita dari stres dan bahaya yang ditimbulkan terhadap kesehatan (Kremer dan Deidre, 1994).

(13)

dari pada mereka yang tidak berolahraga (Bryant, psikologi olahraga di ACE dalam Lubis dan Simanjuntak ).

Istilah depresi sudah begitu populer dalam masyarakat dan semua orang yang mengetahiunya, termasuk orang yang awam dalam kedokteran dan psikologi. Akan tetapi, arti depresi yang sebenarnya sukar didefenisikan secara tepat. Istilah dan kata yang identik maknanya dengan depresi dalam bahasa indonesia sehari-hari tidak ada. ”sedih” tidak identik dengan depresi demikian juga dengan ”putus asa”, meski keduanya merupakan gejala penting bagi depresi.

Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar diantaranya kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan, dan frustasi, dengan mudah menimbulkan ketidak bahagiaan dan keputusasaan. Namun, secara umum perasaan demikian itu

cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah dihalau (Lubis, 2009).

Depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh, mulai deri perasaan murungsedikit sampai pada keadaan tidak berdaya (Jonatan Trisna). Depresi sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tidak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tidak mampu mengambil keputusan melalui suatu kegiatan, tidak mampu konsentrasi, tidak punya semangat hidup, selalu tegang, dan mencoba bunuh diri (Atkinson, 1991).

Menurut kriteria dari DSM IV-TR (2000) seseorang dikatakan menderita depresi jika mengalami keadaan mood depresi lebih dari 2 minggu, dan pada seseorang yang baru mengalami kejadian yang menimbulkan kesedihan berat, misalnya baru saja mengalami kematian orang yang sangat dicintai, depresi harus sudah berlangsung selama 5 minggu.

(14)

kecemasan ringan sampai berat, dan 50% dari mereka yang melakukan olahrga secara teratur mengalami penurunan depresi dan kecemasan setelah enam bulan (Cox, 2002).

Penelitian yang dilakukan di university of texas dari 40 orang penderita gangguan depresi mayor yang berumur antara 18 hingga 55 tahun, tidak sedang mengkonsumsi obat anti depresan dan tidak berolahraga dengan teratur. Mereka kemudian dibagi sama banyak kedalam dua grup, grup pertama diperintahkan untuk berjalan diatas treadmill selama 30 menit sementara grup kedua hanya duduk diam dalam jangka waktu yang sama. Mood mereka di survei lima menit sebelum sesi

dimulai, juga 5, 30, 60 menit setelahnya. Dari hasil survei tersebut pada kedua grup ditemukan penurunan dalam perasaan-perasaan negatif (seperti ketegangan, depresi, rasa marah, dan kelelahan) usai sesi dilakukan. Namun hanya grup pertama yang merasa lebih baik, lebih bersemangat, dan merasa lebih sejahtera secara psikologis.

Dalam penelitian ini efek dari olahraga yang singkat memang tidak bertahan cukup lama ( mood partisipan kembali seperti semula dalam satu jam ), namun olahraga jika dilakukan bersama-sama dengan pengobatan dan konseling yang teratur dapat membantu untuk mengatasi depresi berat. Untuk orang-orang yang mengalami depresi ringan atau sedang, olahraga juga dapat membantu mengurangi perasaan tidak berdaya atau kesepian.

Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang mendapat perhatian serius. Dinegara-negara berkembang, WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang paling banyak di alami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelah serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun 1980 hampir 20%-30% dari pasien rumah sakit di negara berkembang mengalami gangguan mental emosional seperti depresi ( pujiastuti, 2001 ).

(15)

Survei yang dilakukan perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa indonesia (PDSKJI) menyebutkan sekitar 94% masyarakat indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan sampai berat. Pada tahun 2008, telah terjadi peningkatan tajam jumlah orang yang mengalami stres, dan gila dibandingkan pada tahun 2007 di berbagai kota seperti di Kediri, Pangkal Pinang, Bogor dan Surabaya. Mereka yang datang rata-rata mengalami gangguan kejiwaan seperti fobia, cemas, dan depresi (Republika, 12 Maret 2009).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang kebiasaan berolahraga pada pasien yang mengalami gangguan jiwa (depresi).

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah kebiasaan berolahraga pada pasien Depresi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui kebiasaan berolahraga pasien depresi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat kebiasaan berolahraga pada pasien depresi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi medan.

2. Untuk mengetahui frekuensi olahraga pasien depresi di Poliklinik

Psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

(16)
(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan Depresif Mayor

Seperti DSM-III-R, DSM-IV penulisan kriteria diagnostik untuk gangguan depresif mayor secara terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis berhubungan

depresi (depression-related diagnoses). Dan juga menuliskan deskriptor keparahan untuk episode depresif mayor. Suatu perubahan yang jelas telah dibuat dari DSM-III-R ke DSM-IV. Nama gangguan telah di ubah dari depresif mayor menjadi gangguan depresif mayor. Perubahan lain dalam DSM-IV adalah penambahan suatu kriteria bahwa gangguan telah menyebabkan gangguan sosial dan pekerjaan atau telah menyebabkan penderitaan yang lebih berat bagi pasien. DSM-III-R tidak memasukkan kriteria tersebut karena dianggap bahwa adanya gejala saja tidak menjamin bahwa gangguan atau penderita tersebut ada. Penelitian telah menyatakan hal tersebut tidak begitu, dengan demikian, kriteria sekarang telah secara resmi dimasukkan (Sadock & Sadock, 2007) .

Dengan ciri psikotik.

Adanya ciri psikotik pada gangguan depresif mayor mencerminkan penyakit yang parah dan merupakan indikator prognostik yang buruk. Klinis dan peneliti telah memisahkan penyakit depresif bersama suatu rangkaian psikotik-neurotik. Suatu tinjauan kepustakaan yang membandingkan gangguan depresif mayor psikotik dan

nonpsikotik menyatakan bahwa kedua keadaan tersebut adalah berbeda dalam patogenesisnya. Suatu perbedaan adalah bahwa gangguan bipolar I adalah lebih sering pada keluarga penderita depresi psikotik dibandingkan dengan keluarga penderita depresi nonpsikotik.

(18)

(mood-incongruent)-yaitu, tidak dalam kesesuaian dengan gangguan mood. Walaupun pasien gangguan mood dengan psikosis dengan psikosis sesuai mood menderita gangguan mood tipe psikotik, pasien gangguan mood dengan gejala psikotik tidak sesuai mood secara bervariasi digolongkan. Sebagai menderita gangguan skizoafektif atau subtipe skizofrenia atau kesatuan diagnostik yang berbeda.

Gangguan depresif mayor, episode tunggal. DSM-IV menyebutkan : a. adanya episode depresif berat tunggal

b. episode depresif tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan skizoafektif, dan

tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan delusional, atau gangguan psikotik yang tidak ditentukan di tempat lain.

c. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran, atau episode

hipomanik.

Perbedaan antara pasien pasien yang menderita episode tunggal gangguan depresif mayor dan pasien yang memiliki dua atau lebih episode gangguan depresif mayor adalah ditekankan karena katidakpastian perjalanan penyakit pasien yang hanya menderita satu episode ( Sadock & Sadock, 2007).

2.2 Gambaran Klinis

Episode depresif

Suatu mood depresi dan hilangnya minat atau kesenangan merupakan gejala utama dari depresi. Pasien mungkin mengatakan bahwa mereka merasa murung, putus asa, dalam kesedihan, atau tidak berguna. Bagi pasien mood depresi seringkali

(19)

nyeri emosional yang menderita sekali. Pasien terdepresi kadang-kadang mengeluh tidak dapat menangis, suatu gejala yang menghilang saat mereka membaik.

Kira-kira dua per tiga dari semua pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, dan 10-15% melakukan bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari depresinya dan tidak mengeluh suatu gangguan mood, walaupun mereka menunjukkan penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktivitas yang sebelumnya menarik diri mereka.

Hampir semua pasien terdepresi (97%) mengeluh adanya penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas, sekilah dan pekerjaan, dan

penurunan motipasi untuk mengambil proyek baru. Kira-kira 80% pasien mengeluh sulit tidur, khususnya terbangun pada dini hari (yaitu, insomnia terminal) dan sering terbangun pada malam hari, selama mana mereka mungkin merenungkan masalahnya.

Banyak pasien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan. Tetapi beberapa pasien mengalami peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan, dan tidur yang bertambah. Pasien tersebut di klisifikasikan di dalam DSM-IV sebagai memiliki ciri atipikal dan juga dikenal sebagai memiliki disforia histeroid. Pada kenyataannya, kecemasan merupakan geja yang sering pada depresi, yang mengenai sebanyak 90% pasien depresi. Berbagai perubahan didalam asupan makanan dan istirahat dapat memperberat penyakit medis yang menyertai, seperti diabetes,hipertensi, penyakit paru-paru obstruktif kronis, dan penyakit jantung. Gejala pegetatif lainnya adalah menstruasi yang tidak normal dan penurunan minat dan kinerja di dalam aktifitas seksual.masalah seksual dapat menyebabkan rujukan yang tidak tepat, seperti kepada konseling perkawinan dan terapi seks, jika klinisi gagal mengenali gangguan depresif yang mendasari.

(20)

malam hari. Gejala koknitif adalah laporan subjektif yang berupa ketidak mampuan berkonsentrasi (84% pasien didalam satu penelitian) dan gangguan dalam berpikir (67% pasien pada penelitian lain) ( Sadock & Sadock, 2007).

2.3. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya depresi atau meningkatkan

risiko terkena depresi

2.4. Faktor Fisik

2.4.a Faktor Genetik

Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat

memiliki risiko lebih besar menderita gangguan depresi daripada masyarakat pada umumnya. Gen ( kode biologis yang diwariskan dari orang tua ) berpengaruh dalam terjadinya depresi, tetapi ada banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ada seorangpun peneliti yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja. Dan tidak

ada bukti langsung bahwa ada penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan ( McKenzie, 1999 ).

2.4.b Susunan Kimia Otak dan Tubuh

Diketahui bahwa stres dapat melemahkan respon imunitas atau kekebalan tubuh. Masalah emosional akan merangsang hipotalamus dalam otak. Lalu hipotalamus akan merangsang kelenjar pituitary ( kelenjar lendir ) kemudian pituitary ini akan merangsang kelenjar adrenal. Dan adrenal mulai mengeluarkan semacam hormon, yang dinamakan glukokortikoid, dalam jumlah besar. Kelebihan glukokortikoid inilah yang menyebabkanterjadinya kerusakan. Dibawah pengaruh glukokortikoid ini, seseorang tidak cukup banyak antibodi (McQuade & Aikman, 1991).

2.4.c Faktor usia

(21)

tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting. Yaitu peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-rata penderita depresi semakin menurun yang menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak yang terkena depresi. Survei masyarakat terakhir melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-44 tahun (Wilkinson, 1995).

2.4.d Gender

Data yang dihimpun oleh World Bank menyebutkan prevalensi terjadinya depresi sekitar 30% terjadi pada wanita dan 12,6% dialami oleh pria (Desjarlais, 1995).

Lebih banyaknya jumlah wanita tercatat mengalami depresi bisa juga disebabkan oleh

pola komunikasinya. Menurut (Pease & Pease, 2001), pola komunikasi wanita berbeda dengan pria. Jika seorang wanita mendapat masalah, maka wanita tersebut ingin mengkomunikasikannya dengan orang lain dan memerlukan dukungan/bantuan orang lain, sedangkan pada pria cenderung untuk memikirkannya sendiri hingga mendapat jawaban atas masalahnya, pria juga jarang menunjukkan emosinya sehingga kasus depresi ringan dan sedang pada pria jarang diketahui.

2.4.e Penyakit Fisik

Penelitian ( Starkstein, 1990 ) menunjukkan bahwa dari 105 penderita penyakit parkinson, 21% mengalami depresi berat dan 20% mengalami depresi ringan, sisanya tidak depresi.

2.4.f Obat-obatan

(22)

• Obat anti tekanan darah tinggi • Obat anti malaria

• Pil kontrasepsi ( kontrasepesi yang digabung dan kemungkinan pada pil progesteron saja ).

2.4.g Obat-obatan terlarang

Menurut ( Brees, 2008 ) beberapa obat-obatan terlarang yang menimbulkan depresi yaitu:

• Marijuana/ganja • Heroin/putaw • Kokain • Ekstasi

Meth/sabu-sabu

2.5. Faktor Psikologis

2.5. a Kepribadian

Ada individu-individu yang lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatip, pesimis, juga tipe kepribadian introvert ( Retnowati, 1990; Culbertson, 1997 ).

2.5.b Pola Pikir

McWilliam dan Bloomfield ( 2008 ) mengatakan seseorang dengan pikiran negatip dapat mengembangkan kebiasaan buruk dan perilaku yang merusak diri

sendiri. Diantara gaya hidup yang negatif dapat menyebabkan atau memperparah depresi:

• Makan terlalu banyak

• Penyalahgunaan obat-obatan • Alkoholisme

(23)

• Pecandu judi

• Mengutil/mencuri di toko • Gangguan seksual

• Workaholisme ( kecanduan kerja ) ( McWilliam, 2008 ).

2.5.c Harga Diri

Orang yang mempunyai harga diri tinggi menurut ( Berne dan Savari, 1994 ) adalah orang yang mengenal dirinya sendiri dengan segala keterbatasannya, merasa tidak malu atas keterbatasannya yang dimiliki, memandang keterbatasan dengan suatu realitas dan menjadikan keterbatasan itu sebagai tantangan untuk berkembang.

2.5.d Stres

Beberapa orang lebih mampu menanggulangi stres daripada yang lain dan apa yang membuat stres seseorang belum tentu mengganggu yang lain (McKenzie, 1999)

2.5.e Lingkungan Keluarga

Kehilangan orang tua ketika masih anak-anak Jenis pengasuhan

Penyiksaan fisik dan seksual ketika masih kecil

2.5.f Penyakit Jangka panjang

Penelitian (Von Korff 1992) menunjukkan pasien medis yang mengalami ketikmampuan fisik dan memerlukan perawatan beresiko terkena depresi berat.

2.6. Pentingnya Olahraga Bagi Seseorang Agar Tidak Terkena Depresi

Olahraga merupakan putualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan

(24)

aerobik dan anaerobik. Latihan anaerobik dilakukan tanpa mengonsumsi oksigen

yang tinggi dalam setiap detak jantung. Contohnya pada saat pushup adakalanya kita

menahan nafas selama beberapa detik sementara jantung kita terus nerdetak (Leonard

dalam Gunarsa, dkk, 1999). Latihan aerobik adalah latihan dengan menggunakan

oksigen. Artinya bahwa seseorang mengonsumsi volume oksigen yang tinggi setiap

detak jantung selama melakukan kegiatan olahraga. Jadi olahraga aerobic bukan

hanya senam aerobik tetapi banyak jenis olahraga lain seperti jogging, bersepeda,

berenang, jalan cepat, dan lari lintas alam yang merupakan bentuk-bentuk pilihan

olahraga yang dapat meningkatkan harapan hidup yang lebih lama dan untuk hidup

sehat ( Dinata, 2003).

Pribahasa yang berbunyi ‘ mens sana in corpore sano ‘ yang menyatakan

didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, sampai sekarang ini masih banyak

digunakan dalam penelitian mengenai olahraga, hubungan antara tubuh dan jiwa juga

diperkuat oleh pemberitaan di berbagai media mengenai olahraga dan kebugaran

pisik yang dapat melindungi kita dari stress dan bahaya yang di timbulkan terhadap

kesehatan (Kremer dan Deidre, 1994).

Olahraga dapat membantu individu mengatasi stres, depresi ringan dan

memperbaiki mood. Olahraga berhubungan negatif dengan depresi dan kecemasan

artinya dengan berolahraga secara teratur maka depresi dan kecemasan semakin

menurun sebagian studi menunjukkan bahwa orang yang berolahraga atau yang

(25)

kecil dari pada mereka yang tidak berolahraga (Bryant, psikolog olahraga di ACE

dalam Lubis dan Simanjuntak).

Kuesioner Kebiasan Berolahraga

Olahraga merupakan gaya hidup, Olah raga dan keadaan fisik yang fit dapat melindungi seseorang dari stres, depresi, dan tekanan hidup yang lebih kecil dari pada mereka yang tidak berolahraga.

Fakta-fakta yang ingin di ungkap dalam kuesioner ini adalah mengenai kebiasaan berolahraga serta identitas diri lainnya dari subyek penelitian ini di buat berdasarkan tahapan prilaku berolahraga (Stage of Exercise Scale/SES) yang dibuat oleh Cardinal ( dalam Cox, 2002). Tahapan tersebut terbagi dalam lima bagian antara lain:

a. Saya sudah berolahraga secara teratur dalam enam bulan dan masih melanjutkannya.

b. Saya hanya berolahraga secara teratur selama enam bulan dan tidak melanjutkannya.

c. Saya berolahraga secara tidak teratur.

d. Saya tidak berolahraga tetapi berpikir untuk mulai berolahraga selama enam bulan kedepan.

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Kebiasaan adalah Sesuatu yang biasa dilakukan secara berulang-ulang.

3.2.2 Olahraga merupakan putualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis. Latihan olahraga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu latihan aerobik dan anaerobik.

PASIEN

DEPRESI

SES

(27)

3.2.3 Pasien adalah Seseorang yang mendapat perawatan medis.

3.2.4 Depresi adalah Suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebuah atau respons dari kondisi penyakit lain dan stress terhadap lingkungan. Depresi ditandai dengan perasaan depresi atau hilangnya minat terhadap suatu hal atau kesenangan, disertai dengan perubahan selera makan atau berat badan, tidur, dan aktivitas

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Kebiasaan adalah Sesuatu yang biasa dilakukan secara berulang-ulang.

3.2.2 Olahraga merupakan putualangan tubuh dan jiwa manusia menuju suatu kesatuan yang harmonis. Latihan olahraga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu latihan aerobik dan anaerobik.

PASIEN

DEPRESI

SES

(29)

3.2.3 Pasien adalah Seseorang yang mendapat perawatan medis.

3.2.4 Depresi adalah Suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebuah atau respons dari kondisi penyakit lain dan stress terhadap lingkungan. Depresi ditandai dengan perasaan depresi atau hilangnya minat terhadap suatu hal atau kesenangan, disertai dengan perubahan selera makan atau berat badan, tidur, dan aktivitas

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebiasaan berolahraga pada pasien depresi di poliklinik psikiatri rumah sakit umum dr. pirngadi Medan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan Juli 2010 sampai bulan September 2010.

4.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien depresi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara consecutive sampling, sehingga dianggap mewakili populasinya.

Kriteria inklusi adalah:

(31)

• Pasien yang bersedia menjadi responden. Kriteria Eksklusi:

• Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.

Jumlah sampel pada penelitian ini diperoleh dengan perhitungan sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi, yaitu dengan rumus.

2 2

d

PQ

Z

n

=

α

n = Besar Sampel

Zά = Tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti ( peneliti menetapkan

ά =0,05 dan Zά penelitian ini sebesar 1,96 )

P = Proporsi kategori ( 0,15 )

Q =1-P = 1-0,15 = 0,85

d= tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki 10% atau 0,1

untuk mengetahui jumlah subyek penelitian yang diperlukan dalam mengetahui proporsi olah raga pada pasien depresi, perhitungannya adalah

sebagai berikut :

2 2

)

1

,

0

(

)

85

,

0

).(

15

,

0

.(

)

96

,

1

(

=

n

49

=

n

Berdasarkan rumus diatas, Maka didapatkan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 49 subjek.

4.4 Teknik pengumpulan data

(32)

memberikan kuesioner Stage of Exercise Scale ( SES ) Yang dibuat oleh (Cardinal dalam Cox, 2002 ). Dengan jumlah pertanyaan lima butir.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan

Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan adalah suatu unit pelayanan kesehatan milik pemerintah kota medan yang berdiri sejak 80 tahun yang lalu. yang letaknya sangat strategis, merupakan “segi tiga emas“ ditengah kota medan yang dibatasi oleh jalan Prof. HM Yamin SH sebelah barat, jalan perintis kemerdekaan timur dan jalan HM Thamrin sebelah utara.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pasien depresi yang datang ke poliklinik psikiatri Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan yang dipilih secara Stratified Random Sampling yang terdiri dari pasien laki-laki dan perempuan yang terlihat dalam tabel berikut:

5.1.2.1. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Poliklinik Psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan.

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 19 38

Perempuan 31 62

(34)

Dari tabel 1. diatas bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki. responden perempuan berjumlah 31orang (62%), dan responden laki-laki berjumlah 19 orang (38%).

[image:34.612.135.509.314.510.2]

5.1.2.2. Tabel 2.Usia respon penelitian dirincikan sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan.

Usia Responden

Umur (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

20-30 15 30

31-40 22 44

41-50 13 26

Total 50 100

Dari tabel 2. diatas, umur responden yang memiliki persentase terbanyak adalah berumur antara 31-40 tahun yang berjumlah 22 orang (44%).

5.1.3 Hasil Analisa Data

5.1.3.1Tingkat kebiasaan berolahraga

(35)

5.1.3.1.1 Tabel 3. Distribusi tingkat kebiasaan berolahraga pada pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan.

Tingkat kebiasaan Frekuensi (n) Persentase (%)

P1 0 0

P2 0 0

P3

P4

P5

15

7

28

30

14

56

Total 50 100

Dari tabel 3. dapat dilihat tingkat kebiasaan berolahraga pasien, yaitu paling banyak pasien yang tidak berolahraga dan tidak berencana untuk berolahraga selama enam bulan kedepan dengan frekuensi 28 (56%), setelah itu pasien memilih berolahraga secara tidak teratur dengan frekuensi 15 (30%), baru disusul dengan pertanyaan ke-4 yaitu saya tidak berolahraga tetapi berpikir untuk memulai berolahraga selama enam bulan kedepan dengan frekuensi 7 (14%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat kebiasaan berolahraga

(36)

(dalam cox, 2002) terhadap 58% orang dewasa Amerika yang bekerja di kantor (bekerja dengan duduk) menemukan bahwa 10 sampai 25% dari mereka mengalami depresi kecemasan ringan sampai berat, dan 50% dari mereka yang melakukan olahraga secara teratur mengalami penurunan depresi dan kecemasan setelah 6 bulan. Penelitian ini didukung oleh penelitian oleh Lubis dan Simanjuntak (2007) yang dilakukan di medan terhadap orang dewasa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mood ditinjau dari kebiasaan berolahraga. Subjek yang berolahraga secara teratur selama 6 bulan memiliki mood yang lebih positif dibandingkan dengan subjek yang berolahraga secara tidak teratur dan subjek yang tidak berolahraga dan tidak berpikir

untuk olahraga selama 6 bulan kedepan.

Tingkat kebiasaan berolahraga pada pasien depresi yang diperoleh dari hasil kuesioner ternyata menunjukkan hasil sebanyak 56% tidak berolahraga dan tidak

(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Paling banyak pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan adalah perempuan, dengan perbandingan 19 orang laki-laki (38%) dan 31 orang perempuan (62%).

2. Jumlah Pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan paling banyak dengan usia 31-40 tahun.

3. Pasien depresi di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan memiliki kebiasaan berolahraga yang tidak melakukan olahraga dan

tidak berencana melakukan olahraga selama enam bulan kedepan

6.2 Saran

1. Bagi pihak tim medis di poliklinik psikiatri RSU dr. Pirngadi Medan suapaya memperhatikan dan menyarankan pasien Depresi untuk berolahraga secara teratur agar dapat mood pasien.

2. Bagi pasien depresi agar membiasakan olahraga secara teratur supaya membantu keadaan mood-nya.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. Diagnosti and Statistical Manual of Mental Disorders.4th ed., text revised.washingthon, DC: American Psychiatric press, inc., 2000.

Atkinson, R. L., Atkinson R. C., & Hilgrad. 1991. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

Beck, A.T. 1967. Depression: Clinical, Experimental, and Theoritical Aspects. New York: Harper & Row Publisher, inc.

Bress, K.K. 2008. The Everything Healthy Guide to Depression. Avon:Adams Media.

IDI. 2008. 94 Persen Masyarakat Indonesia Mengidap Depresi. Tersedia di

Lubis, N.L., 2009. Depresi Tinjauan Psiologis. Jakarta: Kencana.

MacKeinzie, K. 1999. Understanding Depression. London: Family Doctor publications Ltd.

Major Depression Fact 2008. Tersedia dari Word Wide Web:

(39)

Sadock, B.J. and Sadock, V.A., 2007. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Pyshiciatry: behavioral Science/Clinical Pyshiciatry. 10th ed Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Sarason, I.G. & Sarason, B.R. 1993. Abnormal Pyshicology: The Problem of Mal-Adaptive Behavior. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

(40)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sukri Habibi P.

Daulay

Tempat/Tanggal Lahir : Ramba, 09 Agustus 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Rahmadsyah no. 329 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 145672 Ampolu (1995-2001) 2. MTs Negeri Sibuhuan (2001-2004) 3. SMA Negeri 2 Plus Sipirok (2004-2007)

4. Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera Utara (2007- sekarang )

Riwayat Pelatihan : Workshop RJPO & Traumatologi TBM FK USU Riwayat Organisasi : 1. PHBI FK USU 2007-2008

2. KPU FK USU 2009

LAMPIRAN I

Data Induk No Usia

Jenis

(41)
(42)

Frequencies

Statistics

P1 JK umur

N Valid 50 50 50

Missing 0 0 0

Mean 4.26 1.62 34.00 Median 5.00 2.00 32.50

Mode 5 2 29(a)

Minimum 3 1 21

Maximum 5 2 48

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent 43 31 perempuan 5

(43)

Valid 3 15 30.0 30.0 30.0

4 7 14.0 14.0 44.0

5 28 56.0 56.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Laki-laki 19 38.0 38.0 38.0

perempuan 31 62.0 62.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 21 1 2.0 2.0 2.0

22 1 2.0 2.0 4.0

23 1 2.0 2.0 6.0

24 1 2.0 2.0 8.0

25 3 6.0 6.0 14.0

26 2 4.0 4.0 18.0

27 1 2.0 2.0 20.0

28 2 4.0 4.0 24.0

29 4 8.0 8.0 32.0

30 2 4.0 4.0 36.0

31 3 6.0 6.0 42.0

32 4 8.0 8.0 50.0

33 3 6.0 6.0 56.0

34 2 4.0 4.0 60.0

35 1 2.0 2.0 62.0

36 1 2.0 2.0 64.0

37 1 2.0 2.0 66.0

38 2 4.0 4.0 70.0

39 1 2.0 2.0 72.0

40 4 8.0 8.0 80.0

42 2 4.0 4.0 84.0

43 1 2.0 2.0 86.0

(44)

46 1 2.0 2.0 92.0

47 2 4.0 4.0 96.0

48 2 4.0 4.0 100.0

(45)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Sukri Habibi P. Daulay Nim : 070100078

Fakultas : Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Sedang melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Kebiasaan

Berolahraga Pada Pasien Depresi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Umum

dr. Pirngadi Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu proses belajar

mengajar pada blok Community Research Programme.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan berolahraga pasien depresi di poliklinik psikiatri rumah sakit umum dr. Pirngadi Medan. Untuk

keperluan tersebut peneliti sangat mengharapkan bentuan bapak dan ibu atau saudara-saudari agar bersedia mengisi lembar pertanyaan yeng diberikan oleh peneliti dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya. Apabila bapak dan ibu atau saudara-saudari bersedia harap menandatangani surat persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan bapak dan ibu ataupun saudara-saudari.

Identitas pribadi saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan. Dan semua informasi yang diberikan hanya dipergunakan untuk penelitian ini.atas kesediaannya peneliti mengucapkan terima kasih kepada para partisipan.

Medan, 2010 Partisipan

Peneliti

Responden Sukri Habibi P. Daulay

Lampiran 3

No. Subjek :

(46)

KUESIONER

Identitas Pasien (Wajib Diisi) Nama :

Usia : Jenis Kelamin : Status :

Lingkarilah salah satu jawaban yang paling benar menurut anda.

a. Saya sudah berolahraga secara teratur dalam enam bulan dan masih melanjutkannya.

b. Saya hanya berolahraga secara teratur selama enam bulan dan tidak

melanjutkannya.

c. Saya berolahraga secara tidak teratur.

d. Saya tidak berolahraga tetapi berpikir untuk mulai berolahraga selama enam bulan kedepan.

Gambar

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur pasien depresi di poliklinik psikiatri

Referensi

Dokumen terkait

Suhaidi, S.H., M.H., selaku Ketua Program Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis sehingga penulis

Isikan besarnya nilai yang dikeluarkan untuk penggunaan sarana produksi selama tahun 2012 sesuai dengan jenis tanaman perkebunan semusim yang diusahakan yang terdapat pada sudut

nyawane sakihe Islam// (P1.6-7). Kawawas saka pethikan naskah KK ing ndhuwur wis cetha kaandharake yen ta sekabehane wong iku sawijine dina bakal mati. Kita minangka

Metode pergerakan mobile robot dalam menuju target menggunakan fuzzy logic dengan input dari kamera, sedangkan untuk pergerakan manipulator menggunakan trajectory

Oleh karena itu Balai Pemasyarakatan, khususnya pembimbing kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Kelas II Palopo, dituntut untuk melakukan tugas dan fungsinya secara

Jasa Rumah sakit pada tindakan medik non Operatif sebesar 80% dari tarif tindakan

Dari pernyataan-pernyataan pada masalah no 2 dan 3 di atas, yaitu benda yang diam akan tetap diam jika tidak dipengaruhi oleh gaya apapun dan sebuah benda yang bergerak

Berdasarkan hasil dapatan kajian daripada setiap laluan khas, didapati keputusan ujian korelasi yang diperolehi menunjukkan nilai pekali korelasi di antara kekuatan bahagian atas