DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
BERBASIS CLIENT/SERVER
(STUDI KASUS DI KANREG III BKN BANDUNG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
SARWADI SIRAIT
10103390
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaanirrahiim…
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan syarat untuk
menyelesaikan program studi Strata I Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer pada Universitas Komputer Indonesia dengan judul “Aplikasi Kepegawaian Di Badan Kepegawain Negara Berbasis Client/Server (Study Kasus Di Kantor Regional III BKN Bandung”.
Selama pelaksanaan dan penyusunan laporan Skripsi ini banyak menemui
hambatan dan kesulitan. Namun berkat dorongan, bantuan dan bimbingan baik
secara moril ataupun materil dari berbagai pihak hingga dapat mengatasinya.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penulisan laporan ini.
2. Junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W.
3. Kedua orang tua-ku dan adik-ku yang sangat aku cintai dan sayangi, serta
saudaraku yang selalu membantu baik moril, materil maupun spirit.
4. Seseorang yang sangat aku cintai dan sayangi yang telah memberikan
iv
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, Msc. Selaku Dekan Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
6. Ibu Mira Kania S, S.T, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.
7. Ibu Mira Kania S, S.T, M.T, selaku Dosen wali IF.7 dan Pembimbing di
Universitas Komputer Indonesia yang sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan Staff pengajar jurusan Teknik Informatika Universitas
Komputer Indonesia.
9. Bapak Suhenda selaku pembimbing di KANREG III Badan Kepegawaian
Negara Bandung.
10.Staff Pegawai KANREG III Badan Kepegawaian Negara Bandung.
11.Pak Nur (Bpk Kos) yang telah banyak membantu dan memberikan tempat
penelitian kepada penulis (thank’s for all).
12.Teman-Teman seperjuangan (Veteran 2003) Yoga, Imaduddin, Dhani
(yang telah gugur di medan perang).
13.Teman-teman dekatku yang selalu membantu di saat kritis, Hakim, Ian
Antono, Tedi Budiman, Kemal, Nazaruddin.
14.Semua rekan – rekan IF-7 angkatan 2003 jurusan Teknik Informatika yang
telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
15.Semua pihak yang terlibat yang telah ikut membantu dalam penulisan
v
Penulis menyadari dengan segala ketawadhuan banyak sekali terdapat
kekurangan dan keterbatasan, dan jauh dari kesempurnaan karena penulis
sempurna dari ketidakberdayaan. Namun, penulis mencoba dengan ilmu yang
sedikit ini berusaha agar penulisan skripsi memenuhi persyaratan baik dalam
bentuk penulisan maupun isinya. Oleh karena itu kritik, arahan, serta saran yang
membangun kami harapkan agar nantinya bisa mendekati kesempurnaan.
Akhirnya penulis mengucapkan syukur alhamdullilah kehadirat ilahirobbi
yang tiada hentinya atas selesainya proses penulisan laporan Tugas Akhir ini
Amiin…..
Bandung, Februari 2009
vi LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR SIMBOL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.3.1 Maksud ... 3
1.3.2 Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 4
1.5 Metodologi Penelitian ... 5
1.5.1 Tahap Pengumpulan Data ... 5
1.5.2 Tahap Pengembangan Perangkat Lunak ... 6
1.6 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Tinjauan Instansi ... 10
2.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara ... 10
2.1.2 Kedudukan ,Tugas, Fungsi Dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara ... 12
2.1.3 Struktur Organisasi KANREG III ... 15
vii
2.2.2 Komponen Sistem Informasi ... 24
2.2.3 Data ... 26
2.2.4 Model Proses Rekayasa perangkat Lunak ... 26
2.2.5 Model Analisis Terstruktur ... 29
2.2.5.1 Pemodelan Data ... 29
2.2.5.2 Pemodelan Fungsional dan Aliran Informasi ... 31
2.2.5.2 Kamus Data ... 33
2.2.6 Borland Delphi ... 34
2.2.7 MySQL 4.1 ... 35
2.2.8 Konsep Dasar Client/Server ... 37
2.2.8.1 Pengertian LAN (Local Area Network) ... 38
2.2.8.2 Topologi Jaringan ... 39
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 41
3.1 Analisis Sistem ... 41
3.2 Analisis Masalah ... 41
3.3 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 43
3.3.1. Prosedur Pengadaan PNS ... 43
3.3.2. Prosedur Pengusulan Kenaikan Pangkat Reguler ... 44
3.3.3. Prosedur Pemberian Kenaikan Gaji Berkala ... 49
3.4 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 51
3.4.1. Analisis Jaringan ... 51
3.4.2. Analisis Perangkat Keras ... 52
3.4.3. Analisis Perangkat Lunak ... 53
3.4.4. Analisis Pengguna ... 53
3.4.5. Analisis Kode ... 54
3.5 Analisis Basis Data ... 56
3.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 57
viii
3.9 Perancangan Sistem ... 121
3.10 Perancangan Data ... 121
3.11 Struktur Tabel ... 123
3.12 Perancangan Kode ... 130
3.13 Perancangan Struktur Menu ... 131
3.14 Perancangan Antarmuka (Interface) ... 132
3.12.1 Perancangan Tampilan ... 132
3.12.2 Perancangan Pesan ... 142
3.15 Jaringan Semantik ... 143
3.16 Perancangan Prosedural ... 144
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 147
4.1 Implementasi ... 147
4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras ... 147
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ... 148
4.1.3. Implementasi Basis Data ... 148
4.1.4. Implementasi Antarmuka ... 162
4.1.5. Tampilan Aplikasi ... 163
4.2 Pengujian Alpha ... 170
4.2.1.Rencana Pengujian ... 170
4.2.2.Kasus Dan Hasil Pengujian ... 173
4.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 198
4.4 Pengujian Beta ... 198
4.5 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 203
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 204
5.1. Kesimpulan ... 204
5.2. Saran ... 205
ix
Tabel 3. 2 Spesifikasi perangkat keras yang diharapkan ... 52
Tabel 3. 3 Karakteristik User ... 53
Tabel 3. 4 Spesifikasi Proses ... 82
Tabel 3. 5 Tabel Kamus Data ... 114
Tabel 3. 6 tuser ... 123
Tabel 3. 7 tpns ... 123
Tabel 3. 8 tpengangkatancpns ... 124
Tabel 3. 9 tpengangkatanpns ... 124
Tabel 3. 10 tpangkatterakhir... 124
Tabel 3. 11 tkenaikangajiberkala ... 124
Tabel 3. 12 ttempatbekerja ... 125
Tabel 3. 13 tseting ... 125
Tabel 3. 14 tgolongan ... 125
Tabel 3. 15 tkeanggotaanorganisasi ... 125
Tabel 3. 16 ttandajasa ... 125
Tabel 3. 17 tpenugasanluarnegeri... 126
Tabel 3. 18 tpenguasaanbahasa ... 126
Tabel 3. 19 triwayatpendidikanumum ... 126
Tabel 3. 20 triwayatdiklatstruktural ... 126
Tabel 3. 21 triwayatdiklatfungsional ... 127
Tabel 3. 22 triwayatdiklatteknis ... 127
Tabel 3. 23 triwayatseminar ... 127
Tabel 3. 24 triwayatkursus ... 127
Tabel 3. 25 tjabatan ... 128
Tabel 3. 26 tpangkatterakhir... 128
Tabel 3. 27 torangtua ... 128
Tabel 3. 28 tpasangan ... 128
x
Tabel 4. 5 Generate tpangkatterakhir ... 152
Tabel 4. 6 Generate tkenaikangajiberkala... 152
Tabel 4. 7 Generate tgolongan ... 153
Tabel 4. 8 Generate tsetting ... 153
Tabel 4. 9 Generate ttempatbekerja ... 154
Tabel 4. 10 Generate tjabatan ... 154
Tabel 4. 11 Generate tkeanggotaanorganisasi ... 155
Tabel 4. 12 Generate ttandajasa ... 155
Tabel 4. 13 Generate tpenugasanluarnegeri ... 156
Tabel 4. 14 Generate tpenguasaanbahasa ... 156
Tabel 4. 15 Generate triwayatpendidikanumum ... 157
Tabel 4. 16 Generate triwayatdiklatstruktural ... 157
Tabel 4. 17 Generate triwayatdiklatfungsional ... 158
Tabel 4. 18 Generate triwayatdiklatteknis ... 158
Tabel 4. 19 Generate triwayatseminar ... 159
Tabel 4. 20 Generate triwayatkursus ... 159
Tabel 4. 21 Generate torangtua ... 160
Tabel 4. 22 Generate tpasangan ... 161
Tabel 4. 23 Generate tanak ... 161
Tabel 4. 24 Antarmuka analis kepegawaian(admin) ... 162
Tabel 4. 25 Rencana Pengujian Aplikasi kepegawaian ... 171
Tabel 4. 26 Pengujian analis kepegawaian (admin) ... 173
Tabel 4. 27 Pengujian Tambah Data Master PNS ... 174
Tabel 4. 28 Pengujian Tambah Data Pengangkatan CPNS ... 177
Tabel 4. 29 Pengujian Tambah Data Pengangkatan PNS ... 179
Tabel 4. 30 Pengujian Tambah Data Pangkat Terakhir ... 180
xi
Tabel 4. 36 Pengujian Tambah Data Keanggotaan Organisasi ... 190
Tabel 4. 37 Pengujian Tambah Data Tanda Jasa ... 192
Tabel 4. 38 Tambah Data Penugasan Luar Negeri... 193
Tabel 4. 39 Pengujian Tambah Data Penguasaan Bahasa ... 194
Tabel 4. 40 Pengujian Tambah Data Kenaikan Pangkat ... 196
xii
Gambar 1.1 Model Sekuensial Linear (Waterfall) ... 7
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi KANREG III BKN Bandung ... 14
Gambar 3.1 FlowMap Prosedur Pengadaan PNS ... 45
Gambar 3.2 FlowMap Prosedur Pengusulan Kenaikan Pangkat Reguler ... 48
Gambar 3.3 FlowMap Prosedur Pemberian Kenaikan Gaji Berkala ... 50
Gambar 3.4 Arsitektur Jaringan yang akan dibangun ... 51
Gambar 3.5 Pengkodean NIP ... 55
Gambar 3.6 Pengkodean Golongan ... 55
Gambar 3.7 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 56
Gambar 3.8 Diagram Konteks Sistem Informasi Kepegawaian ... 57
Gambar 3.9 DFDLevel 0 ... 59
Gambar 3.10 DFDLevel 1 Proses 1.0 Login ... 60
Gambar 3.11 DFDLevel 1 Proses 2.0 Pengolahan Data Master ... 61
Gambar 3.12 DFDLevel 1 proses 3.0 pengolahan data pns ... 62
Gambar 3.13 DFDLevel 1 proses 4.0 Pengolahan Laporan ... 62
Gambar 3.14 DFDLevel 1 proses 5.0 Pengolahan Konfigurasi sistem ... 63
Gambar 3.15 DFDLevel 2 Proses 2.1 Pengolahan Data PNS ... 63
Gambar 3.16 DFDLevel 2 Proses 2.2 Pengolahan Data Detail PNS ... 64
Gambar 3.17 DFDLevel 2 Proses 2.3 Pengolahan Data Riwayat Pegawai ... 64
Gambar 3.18 DFDLevel 2 Proses 2.4 Pengolahan Data Riwayat Pendidikan ... 65
Gambar 3.19 DFDLevel 2 Proses 2.5 Pengolahan Data Riwayat Keluarga ... 66
Gambar 3.20 DFDLevel 2 Proses 2.6 Pengolahan Data user ... 66
Gambar 3.21 DFDLevel 2 Proses 2.7 Pengolahan Data Golongan ... 67
Gambar 3.22 DFDLevel 2 Proses 3.1 Pengolahan Data kenaikan Pangkat ... 67
Gambar 3.23 DFDLevel 2 Proses 3.2 Pengolahan Data Kenaikan Gaji Berkala ... 68
Gambar 3.24 DFDLevel 2 Proses 4.1 Pengolahan Data Lap.Kenaikan Pangkat ... 68
Gambar 3.25 DFDLevel 2 Proses 4.2 Pengolahan Data Lap.KGB ... 69
Gambar 3.26 DFDLevel 3 Proses 5.1 Pengolahan Backup Database ... 69
Gambar 3.27 DFDLevel 3 Proses 5.2 Pengolahan Ubah Background ... 70
xiii
Gambar 3.33 DFDLevel 3 Proses 2.2.5 Pengolahan data tempat bekerja ... 73
Gambar 3.34 DFDLevel 3 Proses 2.2.6 Pengolahan data KGB ... 73
Gambar 3.35 DFDLevel 3 Proses 2.3.1 Pengolahan Riwayat kepangkatan ... 74
Gambar 3.36 DFDLevel 3 Proses 2.3.2 Riwayat penguasaan bahasa ... 74
Gambar 3.37 DFDLevel 3 Proses 2.3.3 Riwayat Penugasan luar negeri ... 75
Gambar 3.38 DFDLevel 3 Proses 2.3.4 Pengolahan Data Riwayat jabatan ... 75
Gambar 3.39 DFDLevel 3 Proses 2.3.5 Riwayat Riwayat tanda jasa ... 76
Gambar 3.40 DFDLevel 3 Proses 2.3.6 Riwayat keanggotaan organisasi ... 76
Gambar 3.41 DFDLevel 3 Proses 2.4.1 Riwayat Pendidikan Umum ... 77
Gambar 3.42 DFDLevel 3 Proses 2.4.2 Riwayat Diklat Struktural ... 77
Gambar 3.43 DFDLevel 3 Proses 2.4.3 Riwayat Diklat Fungsional ... 78
Gambar 3.44 DFDLevel 3 Proses 2.4.4 Pengolahan Riwayat Diklat Teknis ... 78
Gambar 3.45 DFDLevel 3 Proses 2.4.5 Pengolahan Riwayat Seminar ... 79
Gambar 3.46 DFDLevel 3 Proses 2.4.6 Riwayat Kursus dalam/luar negeri ... 79
Gambar 3.47 DFDLevel 3 Proses 2.5.1 Pengolahan Data Orang Tua ... 80
Gambar 3.48 DFDLevel 3 Proses 2.5.2 Pengolahan Data Pasangan ... 80
Gambar 3.49 DFDLevel 3 Proses 2.5.3 Pengolahan Data Anak ... 81
Gambar 3.50 Skema Relasi ... 122
Gambar 3.51 Perancangan Kode NIP ... 130
Gambar 3.52 Perancangan Kode Golongan ... 130
Gambar 3.53 Struktur Menu Program ... 131
Gambar 3.54 Tampilan Form Login ... 132
Gambar 3.55 Tampilan Form Menu Utama ... 132
Gambar 3.56 Tampilan Form Data Master PNS ... 133
Gambar 3.57 Tampilan Form Tambah dan ubah data master pns ... 133
Gambar 3.58 Tampilan Form Laporan data master pns ... 134
Gambar 3.59 Tampilan Form Data Pengangkatan CPNS ... 134
Gambar 3.60 Tampilan Form Pengangkatan PNS ... 135
Gambar 3.61 Tampilan Form Data Pangkat Terakhir ... 135
xiv
Gambar 3.67 Tampilan Form Data Orang Tua Kandung ... 138
Gambar 3.68 Tampilan Form Data User ... 139
Gambar 3.69 Tampilan Form Pengolahan Data Kenaikan Pangkat ... 139
Gambar 3.70 Tampilan Form Pengolahan Data Kenaikan Gaji Berkala ... 140
Gambar 3.71 Tampilan Form Laporan Kenaikan Pangkat ... 140
Gambar 3.72 Tampilan Form Laporan Kenaikan Gaji Berkala ... 141
Gambar 3.73 Tampilan Pesan M01 ... 141
Gambar 3.74 Tampilan Pesan M02 ... 142
Gambar 3.75 Tampilan Pesan M03 ... 142
Gambar 3.76 Tampilan Pesan M04 ... 142
Gambar 3.77 Tampilan Pesan M05 ... 142
Gambar 3.78 Tampilan Pesan M06 ... 142
Gambar 3.79 Tampilan Pesan M07 ... 142
Gambar 3.80 Tampilan Pesan M08 ... 142
Gambar 3.81 Jaringan Semantik Analis Kepegawaian Penyelia ... 143
Gambar 3.82 Prosedural Login ... 144
Gambar 3.83 Prosedural Tambah ... 145
Gambar 3.84 Prosedural Ubah ... 135
Gambar 3.85 Prosedural Cari ... 146
Gambar 3.86 Prosedural Hapus... 146
Gambar 3.87 Tampilan FormLogin ... 163
Gambar 3.88 Tampilan Menu Utama ... 163
Gambar 3.89 Master Pegawai Negeri Sipil ... 164
Gambar 3.90 Tambah Data Pns ... 164
Gambar 3.91 Laporan Master Pegawai Negeri Sipil... 165
Gambar 3.92 Data Detail PNS ... 165
Gambar 3.93 Data Riwayat Pegawai ... 166
Gambar 3.94 Riwayat Pendidikan ... 166
Gambar 3.95 Laporan Riwayat Pendidikan ... 167
xv
xviii
Lampiran B Listing Program ... 215
Lampiran C Hasil Kuesioner ... 224
Lampiran D Dokumen Manual dari Sistem Lama
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Badan Kepegawaian Negara (BKN) adalah badan yang berfungsi untuk
menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara di
bidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan. Data
kepegawaian yg dikelola meliputi data pokok pegawai, data riwayat pegawai, data
mutasi pegawai. Namun pada kenyataannya instansi tersebut belum mempunyai
suatu sistem terintegrasi yang dapat menyajikan data Pegawai Negeri Sipil (PNS)
secara akurat. Selama ini pengelolaan data kepegawaian yg di lakukan masih
secara manual, yakni diimplementasikan dalam bentuk excel dan acces.
Permasalahan yang sering terjadi adalah terkait dengan data yang tersimpan
kurang terstruktur. Disamping itu ditemukan pula PNS yang punya NIP ganda,
ataupun satu NIP dipakai lebih dari satu orang PNS, dan ada pula yang
menggunakan NIP dari PNS yang sudah pensiun. permasalahan ini tentu menjadi
fatal karena baru diketahui disaat salah satu dari yang bersangkutan akan pensiun,
dan tentu ini hal ini akan sangat merugikan keuangan negara. Sehingga terjadi
proses pengulangan pekerjaan pada pendataan pegawai, yang menyebabkan
pekerjaan yang ditangani menjadi tidak efektif dan efisien.
Permasalahan lain yaitu terkait dengan pemutakhiran data yang tidak
berjalan dengan semestinya, sehingga jumlah PNS tidak diketahui secara pasti,
dan data yang ada saling berbeda. Masalah ini diketahui ketika pihak pimpinan
tentang kenaikan pangkat dan gaji berkala, dimana kebijakan dan keputusan
tersebut membutuhkan data-data kepegawaian. Data yang lambat diperbaharui
menyebabkan tidak sahnya kebijakan dan keputusan tersebut.
Permasalahan terakhir yaitu terkait dengan tidak terintegrasinya data. Satu
hal yang sangat mendasar bahwa selama ini terjadi perbedaan data antara BKN
dengan kantor regional lainnya, padahal objek dari operasionalnya adalah satu
yaitu PNS, yang berakibat pemborosan anggaran, seperti duplikasi data karena
masing-masing instansi memiliki data kepegawaian, yang semestinya dapat
dihindari apabila setiap instansi ataupun Pemerintah daerah terintegrasi dalam
satu sistem informasi kepegawain nasional
Berdasarkan latar belakang diatas, maka Badan Kepegawaian Negara (BKN)
memerlukan suatu aplikasi kepegawaian berbasis client/server.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yg telah dijelaskan, maka pada
penelitian ini dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu : Bagaimana
membangun Aplikasi Kepegawaian Di Badan Kepegawaian Negara berbasis
client/server melalui Studi Kasus Di Kantor Regional (KANREG) III Badan
1.3. Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah membangun Aplikasi kepegawaian Di
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Berbasis Client/Server melalui Studi Kasus
Di Kantor Regional (KANREG) III Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bandung.
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari sistem informasi kepegawaian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan Aplikasi Kepegawaian yang dapat mengolah data kenaikan
pangkat dan gaji berkala, yang dibutuhkan oleh para pengambil kebijakan
untuk perencanaan, pengembangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
2. Pemutakhiran data dapat berjalan dengan semestinya, sehingga data
Pegawai Negeri Sipil (PNS) akurat setiap saat ketika digunakan dalam
pengambilan kebijakan kenaikan pangkat dan gaji berkala.
3. Terciptanya sistem yang terintegrasi secara nasional, bersifat standard dan
seragam dengan cara pengolahan data tersebar (distributed data
processing), sehingga data Pegawai Negeri Sipil (PNS) akurat disetiap
1.4. Batasan Masalah
Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu diterapkan batasan-batasan permasalahan yang akan
dibahas didalamnya, antara lain :
1. Sistem ini akan mengelola data kepegawaian yg meliputi data pokok
pegawai, data riwayat pegawai, kenaikan pangkat dan gaji berkala. Serta
laporan KGB, Laporan Kepangkatan.
2. Data yang digunakan untuk pengujian dalam membangun sistem ini adalah
data pegawai negeri sipil KANREG III BKN Bandung.
3. Metode analisis yang digunakan dalam pembangunan sistem ini adalah
berdasarkan aliran data tersrtuktur, dimana alat yang digunakan untuk
menggambarkan model data yaitu Entity Relationship Diagram (ERD),
sedangkan untuk menggambarkan model fungsional yaitu Diagram Konteks,
dan Data Flow Diagram (DFD).
4. Tools yang digunakan adalah Borland Delphi 7 sebagai aplikasi dalam
perancangan interface dan MySQL sebagai database.
5. Perangkat lunak yang akan dibangun akan diterapkan pada komputer yang
terpasang melalui jaringan client/server berupa LAN (Local Area Network)
1.5. Metodologi Penelitian
Metodologi yang dilakukan untuk penelitian ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu sebagai berikut :
1.5.1.Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak internal instansi dalam mengumpulkan
data dan informasi mengenai kebutuhan sistem, selain itu dengan orang
yang akan bertindak sebagai admin yang akan mempergunakan sistem.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati kinerja para pegawai di instansi
tersebut dalam mengolah data pegawai secara langsung untuk pengumpulan
data yang lebih efektif.
3. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan memepelajari teori-teori yang mempunyai kaitan
1.5.2.Tahap Pengembangan Perangkat Lunak
Tahap yang dilakukan untuk pengembangan sistem ini adalah menggunakan
metode waterfall, dimana tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
Gambar 1. 1 Model Sekuensial Linear (Waterfall)
1. Rekayasa dan Pemodelan Sistem informasi
Pada tahap ini, rekayasa informasi mencakup pengumpulan kebutuhan pada
tingkat strategi dan areanya, pandangan sistem ini penting ketika perangkat
lunak harus berhubungan dengan elemen-elemen yang lain yaitu perangkat
lunak, manusia, dan database.
2. Analisis
Pada tahap ini, proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan
difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat
program yang dibangun, perekayasa perangkat lunak (analis) harus
memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka
3. Desain
Pada tahap ini, desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi
langkah yang berfokus pada stuktur data, arsitektur perangakat lunak,
representasi interface.
4. Generasi Kode
Pada tahap ini, setelah tahap desain maka program diterjemahkan ke dalam
bentuk mesin yang bisa dibaca. Jika desain dilakukan dengan cara yang
lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.
5. Pengujian
Pada tahap ini, sekali kode dibuat maka pengujian program dimulai. Proses
pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan
bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan memastikan apakah hasil yang
diinginkan sudah tercapai atau belum.
6. Pemeliharaan
Pada tahap ini, pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap
fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru. Perangkat lunak
akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pemakai.
Perubahan akan terjadi dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan, karena
perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodasi
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penyusunan laporan
ini, maka ditetapkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud
dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori-teori yg berkaitan dengan
sistem informasi kepegawaian yg akan dibangun.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis kebutuhan sistem dan pengguna diantaranya
yaitu : analisis masalah, analisis prosedur yang sedang berjalan,
analisis basis data, analisis non fungsional. Perancangan sistem
dimulai dari perancangan prosedural, perancangan alir data,
perancangan menu dan perancangan antar muka program
(interface).
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi tahap implementasi sistem terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menerapkan rencana implementasi;
(2) Melakukan kegiatan implementasi; (3) Tindak lanjut
implementasi. Selain itu juga berisi pengujian program yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang di dapat selama penulisan laporan
tugas akhir dari pembahasan masalah, selain itu juga berisi saran
10 2.1 Tinjauan Instansi
Pada tinjauan Instansi ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya
Instansi, tempat dan kedudukan Instansi, lingkup usaha Instansi, divisi/bidang
pekerjaan Instansi, dan struktur organisasi serta uraian tugas dari masing-masing
bagian yang terlibat.
2.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara (BKN)
Situasi pada saat itu sebagian Pegawai Negeri berada di bawah pemerintah
Republik Indonesia dan sebagian lagi berada di bawah pemerintah Hindia
Belanda. Keadaan seperti itu menyebabkan pembinaannya dilakukan oleh dua
lembaga.
Kantor Urusan Pegawai Negeri yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 1948 tanggal 30 Mei 1948, berkedudukan di ibukota
pemerintahan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala yaitu Raden
Pandji Soeroso. Pada tahun yang sama Pemerintah juga menetapkan pembentukan
perwakilan KUP untuk wilayah Indonesia bagian timur yang berkedudukan di
Makasar. Dalam perkembangan selanjutnya, Kantor Urusan Pegawai (KUP) inilah
yang menjadi cikal bakal BAKN, sehingga tanggal 30 Mei 1948 ditetapkan
Dienst voor Algemene Personele (DAPZ) yang lebih dikenal dengan DUUP
(Djawatan Umum Urusan Pegawai) yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur
Jenderar Hindia Belanda Nomor 13 tanggal 9 Juni 1948, dikepalai oleh Mr. J.W.
Van Hoogstraken dan berkedudukan di Jakarta.
Tugas pokok KUP adalah mengurus segala sesuatu mengenai kedudukan
dan gaji Pegawai Negeri serta mengawasi supaya peraturan-peraturan itu
dijalankan dengan tepat. KUP dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden atas usul Perdana Menteri dan langsung berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana Menteri.
Kebijakan pemerintah yang dipandang cukup penting pada masa itu adalah
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1948 tentang Peraturan
Gaji Pegawai yang dikenal dengan nama PGP-48. Dalam peraturan pemerintah
ini, gaji permulaan golongan terendah adalah Rp. 45,- sebulan. Gaji pokok
seorang pegawai dengan isteri dan seorang anak tidak akan kurang dari Rp. 65,-
sebulan. Azas-azas peraturan penghargaan pengalaman bekerja mulai berlaku
pada PGP-48 ini. Ijazah sekolah tidak mempunyai arti penting tetapi hanya
sebagai ukuran derajat atau kepandaian. Untuk menentukan kedudukan pegawai
selanjutnya salah satu syarat adalah kecakapannya. Sistem penggajian yang dianut
dalam PGP-48 adalah sistem horizontal dan masa kerja yang berhubungan dengan
gaji lama dihitung serta untuk kenaikan gaji berikutnya dalam pangkat baru.
Peraturan Gaji pegawai kemudian diatur kembali dengan PGPN-1955 yang
berlaku mulai tahun 1955. Dalam PGPN-1955 dikenal sembilan golongan dan 31
tunjangan-tunjangan yaitu tunjangan keluarga, tunjangan anak, tunjangan
kemahalan setempat, kemahalan umum, kemahalan daerah, tunjangan tanggung
jawab keuangan, perwakilan, ujian dinas, tunjangan jabatan dan uang pengganti,
serta tunjangan bahaya.
Sejak pembubaran RIS dan pembentukan Negara Kesatuan Republik
Indonesia tanggal 15 Agustus 1950, pemerintah memandang perlu untuk
memusatkan urusan kepegawaian yang sebelumnya diselenggarakan oleh KUP di
Yogyakarta dan DUUP di Jakarta. Untuk maksud tersebut ditetapkanlah Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tanggal 15 Desember 1950. Dengan Peraturan
Pemerintah tersebut, KUP di Yogyakarta dan DUUP di Jakarta digabungkan
menjadi satu.
Meskipun KUP berkedudukan di Jakarta, dalam pelaksanaan tugasnya
masih ada unit kerja yang berkedudukan di daerah, yaitu Bagian Tata Usaha
Kepegawaian (Biro TUK) di Yogyakarta dan Bagian Pensiun dan Tunjangan
(Biro P&T) di Bandung.
2.1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Kewenangan Badan Kepegawaian Negara (BKN)
BKN Adalah Lembaga Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk
melaksanankan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden. BKN berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden & dalam pelaksanaan
tugas operasionalnya dikoordinasikan oleh Menteri Negara Pendayagunaan
BKN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
manajemen kepegawaian negara sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku . BKN menyelengarakan fungsi sebagai berikut :
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang kepegawaian &.
Penyelengaraaan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan
,pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil
2. Penyelengaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan
pejabat negara
3. Penyelegaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian dan mutasi
antar propinsi & Penyelengaraan koordinasi penyusunan norma standar dan
prosedur
4. Penyelengaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dibidang kepegawaian kepada instansi pemerintah & Koordinasi
kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN
5. Pelancaran kegiatan instansi pemerintah dibidnag administrasi kepegawaian.
6. Penyelengaraan pembianaan dan pelayanan administrasi umum dibidang
perencanaan umum ketatausahaan organisasi dan tata laksana kepegawaian
keuangan kearsipan persandian perlengkapan dan rumah tangga .
7. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya & . Perumusan
kebijakan dibidangnnya untuk mendukung pembangunan secara makro .
9. Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar propinsi & Perumusan dan
pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang kepegawaian.
10.Penyusunan norma standar dan prosedur kepegawaian negara dan
pengendaliannya & Penyusunan program kepegawaian secara nasional
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah .
11.Penyelengaraan administrasi mutasi kepegawaian antar propinsi serta
perumusan standar dan prosedur mengeani perencaan pengangkatan
pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gaji tunjangan kejsejahteraan
hak dan kewajiban serta kedudukan hukum PNS
12.Penyelengaraan administrasi kepegawaian secara nasional dan perencanaan
kebijakan dan pemantaun pemanfaatan pendidikan dan pelatihan struktural
2.1.3 Struktur Organisasi KANREG III
Gambar 2.1 Struktur Organisasi KANREG III BKN Bandung.
2.1.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sub Kepegawaian KANREG III Badan Kepegawain Negara
Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara (BKN) adalah instansi BKN
di daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung Kepala BKN
yang berada di dalam Departemen Pendayagunaan aparatur negara, didalam setiap
Kanreg III BKN mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas pokok
dan fungsi BKN di bidang administrasi dan manajemen kepegawaian Negara di
wilayah kerjanya, yang kewenangannya masih melekat pada pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya Kanreg III BKN menyelenggarakan
fungsi :
a. Koordinasi, bimbingan, pemberian petunjuk teknis, dan pengendalian
terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang
kepegawaian.
b. Pemberian petimbangan dan atau penetapan mutasi kepegawaian bagi
Pegawai Negeri Sipil Pusat (PNS Pusat) dan daerah di wilayah kerjanya
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Penetapan Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat dan penetapan status
kepegawaian di wilayah kerjanya.
d. Pemberian pertimbangan pensiun PNS Daerah dan penetapan status
kepegawaian di wilayah kerjanya.
e. Penyelenggaraan dan pemeliharaan jaringan informasi data kepegawaian
PNS Pusat dan daerah di wilayah kerjanya.
f. Penetapan pemindahan pegawai negeri sipil antar daerah propinsi atau antar
daerah kabupaten/kota dan daerrah kabupaten/kota lain propinsi.
Struktur organisasi serta fungsi dari masing-masing jabatan, diatur
didalam Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.
59/KEP/2001, tanggal 27 agustus 2001.
1) Kepala
Fungsinya :
Kepala kantor Regional BKN mempunyai tugas membantu Kepala BKN dalam
menyelenggarakan administrasi dan manajemen kepegawaian pegawai negeri sipil
pusat dan daerah di wilayah kerjanya, melaksanakan koordinasi dan kerja sama di
bidanga kepegawaian dengan pemerintah daerah, instansi vertical, dan instansi
pusat yang berada di daerah di dalam wilayah kerjanya,serta memberikan laporan
secara berkala dan sewaktu-waktu kepada kepala BKN.
2) Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan
administrasi bagi seluruh satuan organisasi Kanreg III BKN, dimana
tugas-tugasnya antara lain melakukan :
a. Penyusunan rencana dan program
b. Pengelolaan administrasi keuangan
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian
d. Pengelolaan tata usaha kantor, dokumentasi dan kehumasan, serta
Bagian umum terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
3) Bagian Mutasi
Bagian mutasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertimbangan teknis
mutasi kepegawaian kepada pejabat Pembina kepegawaian daerah dan pejabat
instansi pusat yang berwenang di daerah dan menetapkan kenaikan pangkat
anumerta, pengabdian, di wilayah kerjanya.
Bidang mutasi terdiri dari :
a. Seksi administrasi mutasi
b. Seksi Mutasi I
c. Seksi mutasi II
d. Seksi mutasi III
Seksi administrasi mutasi mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan
administrasi mutasi sementara ketiga seksi mutasi lainnya bertugas melakukan
penelitian persyaratan dan penyiapan bahan pertimbangan mutasi bagi Pegawai
Negeri Sipil Daerah untuk menjadi juru muda tingkat I golongan ruang I/b sampai
dengan Pembina utama golongan ruang IV/e dan begitu juga dengan pegawai
negeri sipil pusat. Serta penyiapan bahan penetapan kenaikan pangkat anumerta
dan pengabdian bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan penyiapan pertimbangan
4) Bagian Status Kepegawaian dan Pensiun
Bagian ini mempunayi tugas melaksanakan penyiapan penetapan Nomor Induk
Pegawai Negeri Sipil, kartu pegawai, kartu istri/suami, pemberhetian dan
pemberian pension bagi PNS Pusat dan janda/dudanya dan penyiapan
pertimbangan teknis bagi PNS Daerah dan janda/dudanya yang telah mencapai
batas usia pensiun serta penyiapan pertimbangan status kepegawaian lainnya :
Bagian Status Kepegawaian dan Pensiun terdiri dari :
a. Seksi Administrasi Status Kepegawaian dan Pensiun
b. Seksi Status Kepegawaian
c. Seksi Pensiun I dan Seksi Pensiun II
5) Bagian Informasi dan Kepegawaian
Bidang Informasi kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan sistem
informasi kepegawaian PNS pusat dan daerah dan memfasilitasi pengembangan
sistem informasi kepegawaian pada instansi daerah di wilayah kerjanya.
Bidang informasi kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan data masukan hasil mutasi kepegawaian
b. Pelaksanaan penyuntingan dan penyandian data kepegawaian
c. Pelaksanaan pengolahan data kepegawaian
d. Penyelenggaraan sistem kepegawaian dan pertukaran informasi
e. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi kepegawaian
Bidang informasi kepegawaian terdiri dari :
a. Seksi penyiapan dan pengelolaan data kepegawaian I
b. Seksi penyiapan dan pengelolaan data kepegawaian II
c. Seksi pengolahan data kepegawaian
d. Seksi Penyajian dan Pertukaran Informasi
6) Bagian Bimbingan Teknis dan Kepegawaian
Bagian bimbingan teknis kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
bimbingan teknis kepegawaian dan diklat kepegawaian, melakukan pengawasan
kompetensi jabatan, dan penedalian pemanfaatan lulusan diklat PNS pusat
maupun daerah.
Bagian bimbingan teknis kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. Pemberian bimbingan dan petunjuk teknis kepegawaian
b. Perencanaan kebutuhan diklat
c. Penyiapan penyelenggaraan diklat kepegawaian
d. Penyiapan kerja sama, monitoring, dan pengemdalian pemanfaatan diklat
e. Pengawasan standar kompetensi jabatan
f. Koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang kepegawaian
g. Pengawasan dna pengendalian kinerja dan disiplin PNS di lingkungan
Bidang bimbingan teknis terdiri dari :
a. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian I
b. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian II
c. Seksi Pengembangan Kepegawaian
7) Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas dari jabatan fungsional antara lain :
a. Di lingkungan Kanreg III BKN terdapat kelompok jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian atau
ketrampilannya
b. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari analis kepegawaian, pranata
komputer dan jabatan fungsional lainnya
c. Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga
fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kanreg III BKN
d. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.5 Tata Kerja Kanreg III Badan Kepegawaian Negara
Sebagai badan pemerintahan yang bertugas di dalam melaksanakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah kepegawaian, Badan Kepegawaian
Kepegawaian Negara No. 59/KEP/2001, tanggal 27 Agustus 2001, yang terdiri
dari pasal 36 sampai dengan pasal 44.
a. Dalam melaksanakan tugasnya kepala bagian, kepala bidang, kepala sub
bagian/seksi dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan Kanreg III BKN
sesuai dengan tugas masing-masing.
b. Setiap pimpinan sutu organisasi wajib mengawasi bawahannya
masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kanreg III BKN
bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya
masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya.
d. Kepala bagian, kepala bidang, dan kepala sub bagian/seksi wajib mengikuti
dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasannya dan
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
e. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya, wajib diolah dan dilaporkan lebih lanjut dan untuk
memberikan petunjuk bagi bawahan.
f. Kepala bidang menyampaikan lapaoran kepada kepala melalui kepala
bagian uum. Laporan sebagaimana di himpun dan diisi oleh Kepala Bagian
g. Setiap laporan kepada atasan tembusan wajib disampaikan kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
h. Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu
oleh kepala satuan organisasi bawahannya dan dalam rangka pemberian
bimbingan kepada bawahan, wajib mengadakan rapat berkala.
i. Pembagian tugas dan beban kerja bagi masing-masing seksi sebagaimana
yang diinginkan diatur dan dilanjutkan dengan keputusan Kepala Kanreg III
BKN yang bersangkutan.
j. Apabila terjadi perubahan tehadap tata kerja BKN maka hanya sah apabila
ditetapkan oleh Kepala BKN setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan
tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur Negara.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1.Definisi Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari
sistem informasi atau information processing systems atau juga
information-generating systems. Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K.
Roscoe Davis sebagai berikut: [4]
2.2.2.Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block),
blok keluaran (output block), blok teknologi (technologi block), blok basis data
(database block), dan blok kendali (control block). Sebagai suatu sistem, keenam
blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima output, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi
terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),
perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat
berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat
beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemrogram,
operator pengolah kata, spesialis telekomunikasi, analis sistem, dan lain
sebagainya.
5. Blok Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi
lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian
rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data
yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis
data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).
6. Blok Kendali
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana
alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan,
kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem
dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
2.2.3.Data
Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk
gambar, kata, dan/atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi
yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi.
Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata
sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman
catatan tentang fakta. Data yang baik, adalah yang sesuai dengan faktanya.
2.2.4.Model Proses Rekayasa Perangkat Lunak
Model proses untuk rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat
aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat bantu yang akan dipakai, dan kontrol
serta penyampaian yang dibutuhkan.
Perkembangan perangkat lunak bisa dianggap sebagai lingkaran pemecahan
masalah dimana terdapat empat keadaan berbeda, yaitu status quo, definisi
banyak aplikasi, dan integrasi pemecahan menyampaikan hasil kepada siapa yang
membutuhkan pertama kali.
Bermacam-macam model proses yang berbeda pada perangkat lunak
sebagai berikut :
1. Model Sekuensial Linier atau Waterfall
Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan
perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan
kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan
pemeliharaan.
2. Model Prototipe
Prototyping paradigma dimulai dengan pengumpulan kebutuhan.
Pengembang dan pelanggan bertemu dan mendefinisikan obyektif
keseluruhan dari perangkat lunak, mengidentifikasi segala kebutuhan yang
diketahui, dan area garis besar dimana definisi lebih jauh merupakan
keharusan kemudian dilakukan “perancangan kilat”. Perancangan kilat
berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut,yang
akan nampak bagi pelanggan / pemakai (contohnya pendekatan input dan
format output).
3. Model RAD
Rapid Application Development (RAD) adalah sebuah model proses
perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah
perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi
berbasis komponen.
4. Model Proses Perangkat Lunak Evolusioner
Model evolusioner adalah model iteratif. Model itu ditandai dengan tingkah
laku yang memungkinkan perekayasa perangkat lunak mengembangkan
versi perangkat lunak yang lebih lengkap sedikit demi sedikit.
a. Model Pertambahan
Model inkeremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial
linier (diaplikasikan secara berulang) dengan filosofi prototipe iteratif.
Model pertambahan memakai urutan-urutan linier di dalam model yang
membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Model
pertambahan berfokus pada penyampaian produk operasional dalam
setiap pertambahannya.
b. Model Spiral
Model spiral (spiral model) adalah model proses perangkat lunak yang
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara
komputer dan aspek sistematis dari model sekuensial linier.
c. Model Rakitan Komponen
Model rakitan komponen menggabungkan beberapa karakteristik model
spiral. Model ini bersifat evolusioner, sehingga membutuhkan
pendekatan iteratif untuk mencapai perangkat lunak. Tetapi model
rakitan komponen merangkai aplikasi dari komponen perangkat lunak
d. Model Perkembangan Konkuren
Model proses yang konkuren dapat disajikan secara skematis sebagai
sederetan aktivitas teknik mayor, tugas-tugas, dan keadaannya yang lain.
Contohnya aktivitas rekayasa yang dibatasi untuk model spiral dipenuhi
dengan melakukan tugas-tugas sebagai berikut: prototyping dan atau
pemodelan analisis, spesifikasi kebutuhan, dan rancangan.
5. Model Formal
Model metode formal mencakup sekumpulan aktivitas yang membawa
kepada spesifikasi matematis perangkat lunak komputer. Metode formal
memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mengkhususkan,
mengembangkan, dan memverifikasi sistem berbasis komputer dengan
menggunakan notasi matematis yang tepat.
2.2.5.Model Analisis Terstruktur
2.2.5.1. Pemodelan Data
Pemodelan data menjawab serangkaian pertanyaan spesifik yang relevan
dengan berbagai aplikasi pemrosesan data. ERD (Entity Realtionship Diagram) memunginkan perekayasa perangkat lunak mengidentifikasi objek data dan
hubungannya dengan menggunakan notasi grafis. Pada konteks analisis
terstruktur, ERD menetapkan semua data yang dimasukan, disimpan,
1. Objek Data, Atribut, dan Hubungan
a. Objek data adalah representasi dari hampir semua informasi gabungan
yang harus dipahami oleh perangkat lunak. Objek data dapat berupa
entitas eksternal, benda, peristiwa, peran, unit organisasional, tempat atau
struktur. Objek data digambarkan dengan empat persegi panjang.
b. Atribut menentukan properti suatu objek data dan mengambil salah satu
dari tiga karakteristik yang berbeda. Atribut dapat digunakan untuk: (1)
menamai sebuah contoh dari objek data, (2) menggambarkan contoh, (3)
membuat referensi ke contoh lain pada tabel yang lain. Atribut adalah
komponen untuk mendeskripsikan entitas yang digambarkan dengan
bentuk elips.
c. Hubungan objek data disambungkan satu dengan lainnya dengan
berbagai macam cara. Hubungan objek data dapat dibaca dari dua arah.
Hubungan (relasi) adalah hubungan antara beberapa entitas yang
digambarkan dengan belah ketupat. Relasi antar tabel dapat
dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu: (1) One to One Relationship,
(2) One to Many Relationship, dan (3) Many to Many Relationship.
Simbol yang menyatukan atribut-atribut pada entitas tertentu serta
menyatukan entitas-entitas dalam suatu relasi tertentu adalah garis.
2. Kardinalitas dan Modalitas
a. Kardinalitas model data harus merepresentasikan jumlah peristiwa dari
objek di dalam hubungan yang diberikan. Kardinalitas merupakan
dihubungkan ke sejumlah peristiwa dari [objek] yang lain. Kardinalitas
biasanya diekspresikan secara sederhana ‘satu’ atau ‘banyak’.
b. Modalitas dari suatu hubungan adalah nol bila tidak ada kebutuhan
eksplisit untuk hubungan yang terjadi atau hubungan itu bersifat
opsional. Modalitas bernilai 1 jika suatu kejadian dari hubungan
merupakan perintah.
3. Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD pada mulanya diusulkan oleh Peter Chen untuk desain sistem database
relasional dan telah dikembangkan oleh yang lainnya. Serangkaian
komponen utama diidentifikasikan untuk ERD: objek data, atribut,
hubungan dan berbagai tipe indikator. Tujuan utama dari ERD adalah untuk
mewakili objek data dan hubungan mereka. Pemodelan data dan ERD
memberi notasi yang singkat untuk mengamati data di dalam konteks
aplikasi pemrosesan data kepada analisis. Digunakan untuk menciptakan
satu analisis, perancangan database dan untuk mendukung metode analisis
persyaratan yang lain.
2.2.5.2. Pemodelan Fungsional dan Aliran Informasi
Informasi ditransformasikan pada saat dia mengalir melalui sebuah
sistem berbasis komputer. Sistem tersebut menerima input dalam berbagai cara;
mengaplikasikan perangkat keras dan elemen manusia untuk mentransformasikan
1. Diagram Konteks
Diagram konteks menggambarkan hubungan antara sistem dengan entitas
luarnya. Diagram konteks berfungsi sebagai transformasi dari satu proses yang
melakukan transformasi data input menjadi data output. Entitas yang
dimaksud adalah entitas yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.
Suatu diagram konteks selalu mengandung satu dan hanya satu proses saja.
Diagram konteks ini menggambarkan hubungan input atau output antara
sistem dengan dunia luarnya (kesatuan luar).
2. Data Flow Diagaram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD–DAD/Diagram Alir Data) memperlihatkan
hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem, termasuk nilai
masukan, nilai keluaran, serta tempat penyimpanan internal. DFD adalah
gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek
kemudian melewati proses yang mentransformasinya ke tujuan yang lain, yang
ada pada objek lain.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbang-kan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang
terstruktur (structured analysis and design). DFD merupakan alat yang cukup
populer sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem
dengan terstruktur jelas . Beberapa simbol yang digunakan dalam Data Flow
(batas sistem), (2) Data Flow (arus data), (3) Process (proses), dan (4) Data
Store (simpanan luar).
3. Spesifikasi Proses
Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan semua proses model
aliran yang nampak pada tingkat akhir penyaringan. Kandungan dari
spesifikasi proses dapat termasuk teks naratif dari algoritma proses, persamaan
matematika, tabel, diagram, atau bagian. Speseifikasi proses ini berfungsi
sebagai sebuah langkah pertama di dalam kreasi spesidikasi persyaratan
perangkat lunak dan sebagai penuntun bagi desain komponen program yang
akan mengimplementasikan program.
2.2.5.3. Kamus Data
Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis
sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus
data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis
maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis dan perancangan,
kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analsisis sistem
dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data
yang masuk ke sistem dana tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai
sistem. Pada tahap perancangan, kamus data digunakan untuk merancang input,
merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus
data yang ada di DFD. Arus data di DFD sifatnya global, hanya ditunjukkan nama
DFD secara lebih rinci dapat dilihat di kamus data. Kamus data harus dapat
mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya, maka kamus
data harus memuat nama arus data, alias, bentuk data, arus data, penjelasan,
periode, volume, dan struktur data.
2.3 Borland Delphi
Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi berbasis
Windows. Delphi digolongkan ke dalam bahasa pemrograman visual yang
menitik beratkan pada pemrograman berorientasi objek (object oriented
programming). Membuat program menggunakan Delphi tidaklah terlalu sulit,
karena bahasa pemrograman ini dikembangkan menggunakan bahasa pascal. Bagi
yang sudah terbiasa dengan bahasa pemrograman pascal, akan merasa lebih
mudah dalam mempelajari Delphi. Karena bentuk penulisan listing programnya
tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. Dalam perkembangannya, Delphi
memiliki beberapa objek-objek yang canggih, dalam bentuk kontrol program yang
dikelompokkan ke dalam toolbox yang biasa disebut dengan component palette.
Apabila dibandingkan dengan bahasa pemrograman lain yang berbasis
visual, Delphi memiliki kelebihan yang terletak pada ketersediaan berbagai
macam kontrol program yang lebih banyak dan lebih canggih. Walaupun sedikit
mirip dengan kontrol program yang dimiliki Visual Basic, Delphi memiliki
keunggulan dalam penulisan listing program yang lenih canggih dan serba
Menggunakan bahasa pemrograman Delphi kita dapat menghasilkan
program-program yang canggih, dimulai dari pemrograman multimedia, grafis
sampai dengan pemrograman database yang menggunakan jaringan. Bahkan
dengan Delphi kita juga bisa membuat program yang dapat mengakses data dari
internet.
2.4 MySQL
Mysql merupakan sofware sistem manajemen database (Database
Management System - DBMS) yang sangat populer di kalangan pemrograman.
MySQL merupakan database yang paling populer digunakan untuk membangun
aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengelola data.
Kepopuleran MySQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk
digunakan , cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan database
perusahaan-perusahaan skala menengah kecil.
Keistimewaan MySQL yaitu :
1. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows,
Unix, Free BSD, Mac OS X Server dan lain-lain.
2. Open Source
MySQL di distribusikan secara Open Source sehingga dapat digunakan
secara bebas.
3. Multi User
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan
tanpa mengalami masalah.
4. Performance Tuning
MySQL memiliki kecepatan yang tinggi dalam menangani Query, dengan
kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
5. Column Types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti
Signed/Unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob, date, time,
times stamp, year, set dan enum.
6. Command dan Function
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung
perintah Select dan Where dalam Query
7. Security
MySQL memiliki lapisan-lapisan sekuritas seperti level Subnetmask, nama
host, dan ijin akses user dengan system, perijinan yang mendetail seperti
password terenkripsi.
8. Scalability dan Limits
MySQL mampu menangani database dengan skala besar, dengan jumlah
records lebih dari 50 juta dan 60 juta tabel serta 5 miliar baris. Selain itu,
batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada setiap
9. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protocol
TCP/IP, Unix Socet (Unix), atau Named Pipe (NT).
10.Localitation
Deteksi pesan kesalahan pada Client dengan menggunakan lebih dari 20
bahasa
11.Interface
Interface terhadap berbagai palikasi dan bahasa pemrograman dengan
menggunakan fungsi API (Application Programming Interface ).
12.Client dan Tools
Dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan sebagai
administrasi database, dan pada setiap tool yang ada di sertakan petunjuk
online.
13.Struktur Table
Struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, di
banding database lainnya semacam postgre SQL ataupun oracle.
2.5 Konsep Dasar Client/Server
Sistem Client / server mempunyai dua komponen utama, yaitu komputer
client dan komputer server. Server merupakan komputer induk yang melakukan
pemrosesan terbanyak untuk memenuhi permintan-permintaan dari komputer
client dan bertindak sebagai database server yang menyimpan data. Client yaitu
pada server kemudian menampilkan data tersebut pada interface aplikasi yang
dimilikinya.
Sistem client / server merupakan suatu sistem komputer yang melibatkan
proses-proses client yang meminta suatu pelayanan data kepada komputer server
yang menyediakan layanan data tersebut, sehingga baik client maupun server
sama-sama melakukan suatu pekerjaan. Dengan adanya kombinasi client dan
server ini maka kumpulan dari modul-modul program tidak dieksekusi dalam
memori yang sama namun terbagi dalam komputer client dan server. Dengan
arsitektur seperti ini, modul yang memanggil menjadi client yang meminta suatu
layanan data dan modul yang dipanggil mencari server yang menyediakan
layanan tersebut.
2.5.1.Pengertian LAN (Local Area Network)
Local Area Network merupakan salah satu arsitektur jaringan yang paling
sederhana dan dapat dikembangkan menjadi arsitektur jaringan yang cakupannya
lebih luas. Luas cakupan LAN itu sendiri tidak melebihi dari satu area yang terdiri
dari beberapa terminal yang saling dihubungkan sehingga menambahkan fungsi
dari terminal itu sendiri layanan-layanan yang dapat diberikan LAN adalah
penggunaan file bersama (file sharing) atau penggunaan printer bersama (printer
sharing).
Biasanya LAN menggunakan satu server untuk melayani kebutuhan
client-nya, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan lebih dari satu
pertimbangan adalah jenis layanan yang dibutuhkan dan performansi jaringan itu
sendiri.
2.5.2.Topologi Jaringan
Apabila dilihat dari jenis hubungannya, maka topologi jaringan dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. Topologi bus
Topologi bus berupa komputer-komputer yang dihubungkan melalui satu
jalur kabel. Kelemahan topologi bus adalah bila pada sutau titik jaringan
mengalami kerusakan, seluruh jaringan akan mati. Implementasi topologi
ini menggunakan kabel koaksial dan membutuhkan sedikitnya duah buah
alat yang disebut terminator pada ujung-ujung kabel. Terminator berfungsi
untuk memberikan hambatan sebesar 50 ohm antara kabel inti dengan
serabut kawat.
2. Topologi cincin (ring topology)
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri
satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup.
Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi
dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian
kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral. Keuntungan dari
topologi jaringan ini antara lain : tingkat kerumitan jaringan rendah
(sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu sentral maka
3. Topologi bintang (star topology)
Implementasi topologi star memerlukan hardware tambahan, yaitu
konsentrator berupa switch atau hub yang berfungsi untuk mengatur lalu
lintas data. Topologi ini lebih tahan terhadap gangguan dibandingkan
topologi bus karena kerusakan di salah satu titik tidak akan mematikan
seluruh jaringan, tetapi membutuhkan biaya lebih karena membutuhkan
147
Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem
yang baru. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan
selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan
digunakan. Setelah implementasi maka dilakukan pengujian sistem yang baru
dimana akan dilihat kekurangan-kekurangan pada aplikasi yang baru untuk
selanjutnya diadakan pengembangan sistem.
4.1. Implementasi
Tujuan Implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul program
perancangan pada para pelaku sistem sehingga user dapat memberi
masukankepada pembangun sistem.
4.1.1.Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras yang diperlukan untuk mengimplementasikan Aplikasi
kepegawaian di badan kepegawaian negara, antara lain:
1. Komputer Client
a. Prosesor Pentium IV
b. RAM sebesar 128 MB
c. Hard disk 20 GB
2. Komputer Server
a. Prosesor Pentium IV
b. RAM sebesar 256 MB
c. Hard disk 80 GB
d. Monitor SVGA
4.1.2.Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan Aplikasi
kepegawaian di BKN adalah sebagai berikut:
1. Sistem operasi Microsoft Windows XP Professional.
2. Borland Delphi 7.0 untuk penulisan kode program.
3. MySql untuk penyimpanan database.
4.1.3.Implementasi Basis Data
Langkah pertama dalam pembuatan perangkat lunak ini yaitu membuat
basis datanya, adapun hasil generate database dengan mysql adalah sebagai
Tabel 4.1 Generate tuser Nama table : tuser
Hasil generate :
CREATE TABLE `tuser` (
`idUser` varchar(15) NOT NULL default '', `namaUser` varchar(25) default NULL, `pass` varchar(20) default NULL, `idPegawai` varchar(20) default NULL,
`akses_datapns` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_detailpns` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_riwayatpegawai` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_riwayatpendidikan` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_riwayatkeluarga` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_user` enum('Y','N') NOT NULL default 'N',
`akses_golongan` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_kenaikanpangkat` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_kenaikangajiberkala` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_lapkenaikanpangkat` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `akses_lapkenaikangaji` enum('Y','N') NOT NULL default 'N', `karakter` mediumblob,
Tabel 4.2 Generate tpns Nama table : tpns
Hasil generate :
CREATE TABLE `tpns` (
`NIP` varchar(9) NOT NULL default '', `Nama` varchar(30) default NULL, `Tempat_lahir` varchar(15) default NULL, `Tgl_lahir` date default NULL,
`Jenis_kelamin` varchar(9) default NULL, `Status_kepegawaian` varchar(30) default NULL, `Jenis_kepegawaian` varchar(25) default NULL, `Kedudukan_pegawai` varchar(30) default NULL, `Status_perkawinan` varchar(15) default NULL, `Agama` varchar(15) default NULL,
`Alamat` varchar(50) default NULL, `RT` char(3) default NULL, `RW` char(3) default NULL, `Telp` varchar(15) default NULL, `Kode_pos` varchar(8) default NULL, `Desa_kel` varchar(20) default NULL, `Kec` varchar(20) default NULL, `Kab_kota` varchar(15) default NULL, `Provinsi` varchar(20) default NULL, `Gol_darah` char(2) default NULL, `No_KARPEG` varchar(15) default NULL, `No_ASKES` varchar(15) default NULL, `No_Taspen` varchar(15) default NULL, `No_KARIS` varchar(25) default NULL, `NPWP` varchar(25) default NULL, `No_Penduduk` varchar(25) default NULL, PRIMARY KEY (`NIP`)
Tabel 4.3 Generate tpengangkatancpns Nama table : pengangkatan cpns
Hasil generate :
CREATE TABLE `tpengangkatancpns` ( `NIP` varchar(9) default NULL,
`No_Nota_CPNS` varchar(15) default NULL, `Tgl_Nota_CPNS` date default NULL, `Pejabat_CPNS` varchar(30) default NULL, `No_SK_CPNS` varchar(25) default NULL, `Tgl_SK_CPNS` date default NULL, `Pangkat_CPNS` varchar(20) default NULL, `Gol_ruang_CPNS` varchar(5) default NULL, `TMT_CPNS` date default NULL
) TYPE=MyISAM;
Tabel 4.4 Generate tpengangkatanpns Nama table : pengangkatan pns
Hasil generate :
CREATE TABLE `tpengangkatanpns` ( `NIP` varchar(9) default NULL,
`Pejabat_PNS` varchar(30) default NULL, `No_SK_PNS` varchar(25) default NULL, `Tgl_SK_PNS` date default NULL, `Pangkat_PNS` varchar(25) default NULL, `Gol_Ruang_PNS` varchar(5) default NULL, `TMT_PNS` date default NULL,
[image:62.612.156.488.396.658.2]Tabel 4.5 Generate tpangkatterakhir Nama table : pangkatterakhir
Hasil generate :
CREATE TABLE `tpangkatterakhir` ( `NIP` varchar(9) default NULL,
`Pejabat_Pkt` varchar(30) default NULL, `No_SK_Pkt` varchar(25) default NULL, `Tgl_SK_Pkt` date default NULL, `Pangkat_Pkt` varchar(25) default NULL, `Gol_Ruang_Pkt` varchar(5) default NULL, `TMT_Pkt` date default NULL
) TYPE=MyISAM;
Tabel 4.6 Generate tkenaikangajiberkala Nama table : tkenaikangajiberkala
Hasil generate :
CREATE TABLE `tkenaikangajiberkala` ( `NIP` varchar(9) default NULL,
`No_Surat` varchar(20) default NULL, `Tgl_KGB` date default NULL,
[image:63.612.147.494.364.651.2]