1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja praktek
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu membutuhkan
barang. Untuk mendapatkan barang-barang tersebut maka perusahaan harus
mendapatkannya dari pihak lain dengan cara melakukan transaksi yang disebut
pembelian. Jenis transaksi pembelian ada 2 yaitu pembelian tunai dan pembelian
kredit. Pembelian tunai adalah pembelian barang yang pembayarannya secara
tunai, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian barang yang pembayarannya
dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua
pihak.
Pembelian digunakan untuk pengadaan barang yang diperlukan, pembelian
barang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pembelian lokal dan pembelian impor.
Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri sedangkan
pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Istilah yang
digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki perusahaan akan
tergantung pada jenis usaha perusahaan. Jenis usaha perusahaan dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan prusahaan manufaktur.
Perusahaan jasa yaitu perusahaan yang kegiatannya menjual jasa sedangkan
perusahaan dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dagang dan
menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang dan perusahaan
untuk dapat dijual. Dalam perusahaan dagang barang-barang yang dibeli dengan
tujuan akan dijual kembali disebut persediaan barang dagang. Sedangkan dalam
perusahaan manufaktur barang-barang yang dibeli yaitu bahan baku yang akan
diolah kembali menjadi barang yang siap dijual.
Barang jadi dalam pengertian ekonomi adalah barang yang langsung
dikonsumsi dan bukan dipergunakan untuk produksi barang lain. Biasanya
barang-barang yang dibeli oleh perusahaan dagang adalah barang jadi.
PT.INTI (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan BUMN dengan
status perseroan yang dibawahi oleh pemerintah yaitu departemen keuangan
sebagai pemilik saham. PT. INTI (persero) barang-barang yang dijual berupa
barang jadi. Setiap perusahaan di dalam melakukan pembelian barang pasti
melakukan pencatatan transaksi akuntansi. Di PT. INTI (persero) ada pedoman
untuk melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian yaitu untuk mengatur
pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan transaksi-transaksi keuangan serta
penyajian kedalam laporan keuangan intern perusahaan induk dan konsolidasi.
Tujuan dari pencatatan transaksi akuntansi pembelian pada PT. INTI
(persero) adalah untuk mencatat seluruh aktivitas pembelian produk dan jasa yang
dimulai dari pelaksanaan kontrak pembelian atau pengadaan, pencatatan utang
usaha, sampai dengan pembayaran utang usaha oleh perusahaan. Berbeda dengan
perusahaan lain PT. INTI (persero) melakukan pencatatan transaksi akuntansi
pembelian barangnya ada yang digunakan untuk diperniagakan dan untuk
operasional dan pemasok barangnya dari dalam negeri dan luar negeri. Di PT.
pembelian barang jadi yaitu fungsi manajemen proyek, fungsi logistik, fungsi
administrasi dan keuangan, fungsi pendanaan (korporasi). Masalah yang ada
dalam melakukan transaksi pembelian di PT. INTI (persero) yaitu barang yang
dipesan tidak sesuai dengan yang dipesan sehingga adanya retur pengembalian
dan barang yang sudah masuk ke gudang di dalam pencatatan pengakuan
barangnya terlambat karena faktur-faktur yang ada di dalam transaksi pembelian
barang jadi terlambat datang ke fungsi-fungsi yang terkait dalam pencatatan
transaksi akuntansi pembelian, mengingat pentingnya masalah tersebut maka
dalam membuat laporan kerja praktek ini penulis tertarik untuk mengangkat judul
: “Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) Persero”.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud yang ingin dicapai dalam pembuatan Laporan Kerja
Praktek ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Prosedur Pencatatan
Transaksi Pembelian Barang Jadi Pada PT. INTI persero. Sedangkan tujuan dari
Kerja Praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pembelian barang jadi dalam
negeri untuk diperniagakan dan untuk operasional pada PT. INTI (persero)
2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan dalam pencatatan transaksi
3. Untuk mengetahui pedoman pencatatan dalam pencatatan transaksi
akuntansi pembelian barang jadi pada PT. INTI (persero)
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan dari hasil kerja praktek ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Hasil kegiatan ini bermanfaat bagi penulis yaitu kesempatan untuk menguji
kemampuan diri dalam mengaplikasikan dan menganalisa ilmu serta
kemampuan yang telah dimiliki. Dengan demikian dapat memberikan
pengetahuan dan kemampuan yang terbentuk baik dari ilmu yang dipelajari
sebelumnya maupun ilmu yang diperoleh dari kegiatan kerja praktek.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan yang diharapkan dapat menjadikan sumbangan pemikiran
bagi perusahaan, yang berupa saran sebagai bahan pertimbangan untuk
kemajuan perusahaan tersebut.
3. Bagi Pembaca
Dari segi keilmuan, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang berarti
dalam ilmu pengetahuan khususnya kegiatan akuntansi. Kegiatan ini sangat
bermanfaat karena memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan
akuntansi khususnya mengenai prosedur pencatatan transaksi akuntansi
1.4 Metode Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode yang digunakan oleh penulis dalam pelaksanaan laporan ini adalah
metode Block Release ,yaitu metode pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode
tertentu. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai
berikut :
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun laporan kerja
praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
Penulis mengumpulkan data dengan mengadakan peninjauan langsung
untuk memperolehh informasi tentang perumusan yang dibahas pada PT.
INTI (presero) , yaitu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Praktek Langsung (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan langsung terhadap data yang berkaitan
dengan masalah yang akan dibahas.
b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan
cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten di
biro sub bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa
Barat .
2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data
dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literatur yang ada, baik
berasal dari peraturan mengenai kegiatan pelaporan keuangan, karangan
maupun tulisan, hasil kuliah dan bahan lainnya yang mempunyai
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(PT. INTI) yang beralamat di Jalan Moch. Toha No.77 Bandung. Adapun waktu
kerja praktek yang ditempuh penulis yaitu dimulai dari tanggal 1 Agustus 2010
sampai 6 September 2010. Hari kerja praktek yang berlaku dari hari senin sampai
jumat dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja praktek dimulai pukul 13.00 WIB
hingga pukul 16.30 WIB atau sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan
Tabel 1.1
Tabel Kegiatan Dalam Penulisan Kerja Praktek
NO KEGIATAN BULAN
Maret'10 Juni'10 Juli'10 Agustus'10 Sep.'10
Oktober’
November'10
3 4 1 2 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 TAHAP PENDAHULUAN
1.Membuat Surat izin Kerja Praktek
2.Mencari tempat Kerja Praktek
3.Menentukan Tempat Kerja Praktek
2 TAHAP PELAKSANAAN
1.Menganbil Surat Pengantar
2.Menyerahkan Surat Pengantar
3.Melaksanakan Kerja Praktek
4.Mengajukan Judul
5.Menyusun Laporan Kerja Praktek
3 TAHAP PELAPORAN
1.Menyiapkan Laporan Kerja Praktek
2.Bimbingan KP di Perusahaan
3.Bimbingan KP
[image:7.842.66.779.186.507.2]8 2.1 Sejarah Singkat PT. INTI (persero)
PT.INTI (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan BUMN dengan
status perseroan yang dibawahi oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham.
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia resmi berdiri melalui peraturan
pemerintah No.34 Tahun 1974. Sejak tanggal 28 Desember 1974 dengan keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia No.34 Kep.171/MK/IV/12/1974 merupakan
suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status perseroan yang dibawahi
oleh departemen keuangan sebagai pemilik saham. Dengan demikian PT.INTI
(persero) setiap tahunnya diaudit oleh badan pengawas keuangan dan pembangunan
(BPKP). Selain itu PT.INTI (persero) memiliki auditor internal dibawah Satuan
Pengawas Intern (SPI).
Berdasarkan PP No.59 Tahun 1989,PT.INTI dimasukan kedalam kelompok
BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis) bersama sembilan perusahaan
lainnya,yaitu: PT.PINDAD, PT.PAL Indonesia, PT.DAHANA, PT.KRAKATAU
STEEL, PT.IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), PT.LEN (Lembaga
Elektronika Nasional), PT.BOMA BISMA INDRA, PT.BARATA, PT.INKA
Tahap-tahap perkembangan PT.INTI • Sebelum tahun 1945
Tahun 1926 didirikan Laboratorium PTT (Pos,Telepon,Telegram) di Tegalega
(sekarang JL.Moch.Toha No.77).Kemudian pada tahun 1929, Laboratorium ini
menjadi bagian penting bagi penelitian dan pengembangan pertelekomunikasian
di indonesia. • Tahun 1945-1960
Setelah perang dunia ke-2 selesai, Laboratorium tersebut ditingkatkan
kedudukannya menjadi labolatorium telekomunikasi yang mencakup seluruh
bidang telepon,telegrap dan radio.Sedangkan bengkel pusat diubah menjadi
pusat telekomunikasi. • Tahun 1960-1968
Perkembangan PT.INTI dimulai sejak terjalin kerjasama antara perusahaan
negara telekomunikasi dengan Siemen AG pada tanggal 26 mei 1966 dan
pelaksanaannya dibebankan pada Lembaga Penelitian danPengembangan POS
dan Telekomunikasi (LPP POSTEL). Dengan adanya unsur industri pada
lembaga ini, maka selanjutnya LPP POSTEL diubah menjadi Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Industri pos dan telekomunikasi (LPPI
POSTEL). Pada tanggal 22 juni 1968, industri telekomunikasi yang berpangkal
pada bagian telepon diresmikan oleh Presiden RI yang diwakilkan pada menteri
• Tahu 1968-1974
Pada tanggal 1-3 Oktober 1970, diadakan rapat kerja pos dan telekomunikasi di
Jakarta. Selanjutnyan, berdasarkan surat keputusan Menteri perhubungan RI
nomor : KM.32/R/PHB/1973 ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dalam tubuh LPP POSTEL, diresmikan bagian Industri Telekomunikasi
oleh Presiden RI pada tanggal 22 juni 1968 di bandung.
2. Untuk keperluan industri diatas, ditetapkan bentuk hukum
sebaik-baiknya sehingga cakup kualiatas di LPPI POSTEL telah diubah menjadi
LPP POSTEL.
3. Sehubungan dengan itu, dianggap tepat apabila proyek tersebut
ditetapkan. Sebagai proyek industri yang dipimpin oleh Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Pos dan Telekomunikasi.
Kemudian dengan PP RI nomor 34 tahun 1974, proyek industri pada
Departemen Perhubungan dijadikan sebagai suatu badan pelaksana kegiatan
produksi alat-alat dan perangkat telekomunikasi dalam memenuhi sarana dan
prasarana telekomunikasi.
Agar pelaksanaan kegiatan produksi tersebut dapat berjalan dan berkembang
secara wajar berdasarkan kemampuan sendiri, maka dipandang perlu untuk
perusahaan PERSEROAN. Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI
no.Kep.1711/MK/IV/12/1974 akta notaris Abdul Latief, Jakarta no.332, proyek
industri telekomunikasi diubah menjadi PT.INTI (persero) sejak tanggal 30
Desember 1974 • Tahun 1974-1979
Tahap ini merupakan percobaan menuju industri dengan tingkat perkembangan
yang masih belum stabil. Hasil produksi yang penting adalah pesawat radio
HF/SBB dan alat penunjang kelancaran pemilu berupa Sambungan Telepon
Kendaraan Bermotor (STKB). • Tahun 1980-1990
Periode ini merupakan periode pemantapan struktur menuju lepas landas pelita
IV. Perkembangan terutama didukung oleh keputusan pemerintah dengan
sasaran program dan ditetapkan sistem telekomunikasi nasional sehingga
melahirkan pabrik telekomunikasi digital pertama di indonesia. • Tahun 1991- sekarang
Masih merupakan rencana dimana PT.INTI (persero) bersama dengan industri
dalam negri lainnya, harus mampu untuk tumbuh dan berkembang secara
mandiri. Hal ini karena usaha pencapaian teknologi merupakan dasar bagi
pencapaian sasaran tersebut.
Perkembangan yang telah dicapai dengan didukung oleh proyeksi arah
merupakan faktor yang mempercepat laju pertumbuhan perusahaan. Oleh
karena itu, dalam keppres no.59, pemerintah menetapkan PT.INTI(persero)
sebagai salah satu dari 9 jajaran strategis di indonesia.
2.1.1 Visi PT.INTI (persero)
Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi
perusahaan harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,
antisipatif, inovatif serta produktif.
Dengan pernyataan visi tersebut maka ditetapkan Visi PT. INTI yaitu :
“ Menjadi pilihan pertama bagi para pelanggan untuk mentransformasikan
mimpi menjadi realita “
2.1.2 Misi PT.INTI (persero)
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh PT. INTI
sesuai visi yang diterapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik.
Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak
berkepentingan dapat mengenal PT. INTI, dan mengetahui peran dan
program-programnya serta hasil yang diperoleh di waktu-waktu yang akan datang. Misi
PT. INTI adalah:
1. Fokus bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan
2. Memaksimalkan nilai perusahaan serta mengupayakan pertumbuhan yang
berkesinambungan
3. Berperan sebagai penggerak utama bangkitnya industri dalam negeri
2.1.3 Logo Instansi
Gambar 2-1: Logo PT.INTI (Persero) Bandung 2.1.4 Badan Hukum Instansi
Dengan berdasarkan pada keputusan Mentri Negara Republik Indonesia
No.Kep.1771/MK/IV/12/1974 tertanggal 28 Desember 1974, Akte Notaris
Abdul Latif, Jakarta No.322 tertanggal 30 Desember 1974, proyek industri
telekomunikasi ini diubah status hukumnya menjadi PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia atau PT. INTI (Persero).
2.2 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan PT INTI (Persero)
Struktur organisasi perusahaan merupakan gambaran skematis tentang
hubungan kerja sama yang ada dalam perusahaan untuk mencapai sasaran. Struktur
organisasi ini menggambarkan pembagian kerja, garis-garis wewenang, pembatasan
Struktur organisasi adalah keseluruhan yang menunjukan antara fungsi-fungsi
dan otoritas relatif serta tanggung jawab individu yang memimpin atau bertanggung
jawab atas masing- masing fungsi respektif.
Bentuk yang digunakan adalah struktur organisasi fungsional, namun secara
bertahap perusahaan mulai mengoorientasikan ke bentuk divisional sejalan dengan
Dalam rangka menghadapi perubahan dan persaingan yang semakin ketat
serta untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan internal maupun eksternal
perusahaan, maka diperlukan perubahan yang bersifat strategis untuk mendukung
misi dan visi perusahaan tersebut. Untuk melakukan perubahan strategis perlu
dilakukan restrukturisasi sebagai salah satu langkah penyesuaian strategi pengelolaan
perusahaan agar perusahan mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan memiliki
keunggulan bersaing. Oleh karena itu, diperlukan struktur organisasi agar semuanya
berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Struktur Organisasi adalah struktur unit-unit kerja yang melaksanakan fungsi
strategis maupun operasional dalam perusahaan.
Adapun struktur organisasi PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)
adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama
2. Direktur SDM & Umum
3. Direktur Operasi & Teknik
5. Direktur Keuangan
6. Kepala Satuan Pengawas Intern
7. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan
8. Kepala Divisi Pengembangan Bisnis
9. Kepala Divisi Akuntansi
10. Kepala Divisi Keuangan
11. Kepala Divisi Sistem & Teknologi Informasi
12. Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia
13. Kepala Divisi Umum
14. Kepala Divisi Hukum & Kepatuhan
15. Kepala Divisi Account – Group Telkom
16. Kepala Divisi Account – Group Indosat
17. Kepala Divisi Account – Group Other Carriers
18. Kepala Divisi Account – Group Enterprises
19. Kepala Divisi Sales Engineering
20. Kepala Divisi Operasional Penjualan
21. Kepala Divisi Manajemen Proyek
22. Kepala Divisi Operasi
23. Kepala Divisi Pengadaan & Logistik
24. Kepala Divisi Produksi & Purna Jual
26. Manajer Hukum
27. Manajer Umum & Rumah Tangga
Unit Bisnis yang terdiri dari;
a. Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT)
b. Divisi Jaringan Telekomunikasi Seluler (JTS)
c. Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT)
d. Divisi Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP)
e. Divisi OSP (Out Sise Plant)
Struktur organisasi di atas dalam perusahaan terdiri dari beberapa direksi yaitu
Direktorat Utama membawahi Pengembangan Bisnis, Sekretaris Perusahaan dan
Satuan Pengawas Intern. Direktorat Keuangan membawahi Akuntansi, Keuangan
serta Sistem & Teknologi Informasi. Direktorat SDM & Umum membawahi SDM,
Umum serta Hukum & Kepatuhan. Direktorat Pemasaran membawahi Account –
Group TELKOM, Account – Group Indosat, Account – Group Other Carriers,
Account – Group Private Enterprises, Sales Engineering dan Operasional Penjualan.
Sedangkan Direktorat Operasi & Teknik membawahi Manajemen Proyek, Operasi,
2.3 Uraian Tugas Jabatan PT INTI (Persero)
Tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi pada PT. INTI
(persero) adalah sebagai berikut:
1. Direksi
Direksi tersebut berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik dalam maupun luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi dibantu oleh Kepala Divisi dan/atau
Kepala Unit Organisasi serta dibantu oleh Staf Ahli Direksi. Staf Ahli Direksi
terdiri dari Staf Ahli Utama dan Staf Ahli Pratama. Staf Ahli Direksi ini
mendukung dan membantu Direksi dalam mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan perusahaan.
Direksi terdiri dari:
a. Direktur utama, bertanggung jawab atas berjalannya semua fungsi organisasi
di perusahaan dan berwenang menetapkan arah kebijakan serta strategi
perusahaan yang menyeluruh.
b. Direktur Pemasaran, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah ini:
1. Fungsi pemasaran
2. Fungsi Account Manager
3. Kebijakan Promosi
5. Kebijakan Harga
6. Kebijakan Pemasok
7. Kebijakan Hubungan Pelanggan (CRM)
c. Direktur Operasi dan Teknik, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi dibawah
ini:
1. Fungsi Enginering/ Rekayasa atatu apengembangan Produk/Jasa
2. Fungsi Manajemen Proyek
3. Fungsi Operasi
4. Fungsi Logistik
5. Fungsi Pelayanan Purna Jual
d. Direktur Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab atas fungsi-fungsi
dibawah ini:
1. Fungsi Akuntansi dan Keuangan
2. Fungsi Administrasi
3. Fungsi Hukum
4. Fungsi Humas
5. Funsi pengelola Sumber Daya Alam
6. Fungsi Kesekretariatan Perusahaan
7. Fungsi Sistem Informasi Manajemen
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya direksi dibantu oleh Kepala Divisi
dan atau Kepala Unit Organisasi serata dibantu oleh Staf Ahli Direksi.
2. Satuan Pengawas Intern
Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengawasi jalannya
kegiatan Perusahaan meliputi bidang Audit Keuangan, Audit Operasi serta
Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pengembangan Audit.
3. Divisi Sekretaris Perusahaan
Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi Bidang Biro Direksi dan Pelaporan
Manajemen.
a. Fungsi Biro Direksi adalah menangani pelayanan yang berhubungan dengan
kebutuhan administrasi dan operasional Direksi.
b. Fungsi Pelaporan Manajemen adalah menangani hal yang berhubungan
dengan Pelaporan Manajemen.
4. Divisi Pengembangan Bisnis
Untuk mendukung dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pengembangan Bisnis dan
Regional Infocomm Centre of Excellence (RICE).
a. Pengembangan Bisnis tersebut berfungsi untuk menangani aktifitas
pengembangan bisnis yang ada dan mencari peluang bisnis baru yang
b. Regional Infocomm Centre of Excellence (RICE) berfungsi untuk menangani
pengembangan RICE, urusan Operasional & Pemeliharaan dan Administrasi
& Keuangan.
Untuk melaksanakan fungsinya Kepala Divisi ini dibantu oleh tenaga
fungsional sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan.
5. Divisi Akuntansi
Untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Akuntansi Manajemen,
Akuntansi Keuangan, Anggaran & Pelaporan dan Sistem Akuntansi.
a.Akuntansi Manajemen berfungsi untuk menangani urusan Biaya & HPP dan
Persediaan.
b.Akuntansi Keuangan berfungsi untuk menangani urusan Penjualan, Piutang
dan Hutang.
c. Anggaran & Pelaporan menangani urusan Anggaran & Pelaporan.
d.Sistem Akuntansi berfungsi untuk menangani urusan Sistem & Prosedur.
6. Divisi Keuangan
Untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Penagihan & Penerimaan.
Strategi Pendanaan, Pendanaan Operasional, Pajak dan Asuransi serta
a. Penagihan dan Penerimaan berfungsi untuk menangani urusan Penagihan
Telkom Group, Penagihan Indosat Group & Private, Penagihan Operator
Lainnya dan Administrasi & Pendukung.
b. Strategi Pendanaan berfungsi untuk menangani urusan Pengelolaan Dana dan
Perencanaan Keuangan.
c. Pendanaan Operasional berfungsi untuk menangani urusan Verifikasi,
Bendahara dan Bank.
d. Pajak & Asuransi berfungsi untuk menangani urusan Pajak dan Asuransi.
e. Manajemen Aset berfungsi untuk menangani urusan yang berhubungan
dengan Optimasi Aset dan Portofolio Investasi.
7. Divisi Sistem & Teknologi Informasi
Untuk mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Infrastruktur Teknologi
Informasi, Sistem Informasi Manajemen serta Pengembangan Sistem &
Teknologi Informasi.
a. Infrastruktur Teknologi Informasi berfungsi untuk menangani urusan
Infrastruktur Jaringan, Pengadaan Korporasi dan yang berhubungan dengan
pelayanaan Infrastruktur Teknologi Informasi.
b. Sistem Informasi Manajemen berfungsi untuk menangani urusan yang
berhubungan dengan pelayanan IT dalam mendukung proses bisnis internal
c. Pengembangan Sistem & Teknologi Informasi berfungsi untuk menangani hal
yang berhubungan dengan rencana strategis IT, pengembangan layanan IT dan
dukungan teknis pada internal dan penjualan eksternal.
8. Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola
dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pelayanan SDM &
Remunerasi, Pengembangan Sistem SDM & Organisasi, Pengembangan SDM &
Penilaian Kinerja serta Manajemen Kualitas.
a. Pelayanan SDM & Remunerasi berfungsi untuk menangani urusan Hubungan
Pegawai, Pendukung Pelayanan SDM dan Remunerasi.
b. Pengembangan Sistem SDM & Organisasi berfungsi menangani urusan
Pengembangan Sistem SDM, Pengembangan Sistem Organisasi & Man
Power Planning, Pengembangan Sistem Informasi SDM dan Pelayanan
Pengembangan Sistem SDM & Organisasi.
c. Pengembangan SDM & Penilaian Kinerja berfungsi untuk menangani urusan
yang berhubungan dengan Pendidikan & Latihan serta Penilaian Kinerja &
Karir.
d. Manajemen Kualitas berfungsi untuk menangani hal yang berhubungan
dengan penerapan Manajemen Kualitas di Perusahaan dan urusan
9. Divisi Umum
Untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola
dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Umum & Rumah Tangga,
Humas dan CSR/PKBL.
a. Fungsi Umum & Rumah Tangga adalah untuk menangani urusan Rumah
Tangga & Pemeliharaan, Administrasi Perkantoran dan dukungan dan/atau
pelayanan Umum & Rumah Tangga.
b. Humas berfungsi untuk menangani urusan Komunikasi Eksternal, Komunikasi
Internal, Hubungan Pemerintah dan dukungan dan/atau pelayanan public
relation.
c. CSR/PKBL berfungsi untuk menangani urusan Perencanaan & Pengendalian
PKBL dan operasional PKBL.
10. Divisi Hukum & Kepatuhan
Untuk mendukung dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola
dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Hukum, GCG dan
Kepatuhan.
a. Hukum berfungsi untuk menangani urusan Administrasi Legal, GCG &
Kepatuhan serta dukungan dan/atau pelayanan Hukum.
b. Fungsi GCG adalah untuk menangani urusan pelayanan GCG.
11. Divisi Account-Group Telkom
Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan dalam hal memasarkan produk dan jasa untuk
area telkom group dan account lainnya.
Fungsi yang dilakukan telkom group adalah memperoleh kontrak penjualan
berkualitas dan sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.
12. Divisi Account Group Indosat
Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan dalam hal memasarkan produk dan jasa untuk
area Indosat Group dan account lainnya.
Fungsi yang dilakukan indosat group adalah memperoleh kontrak penjualan
berkualitas dan sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.
13. Divisi Account Group Other Carriers
Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan memasarkan produk dan jasa untuk area Other
Carriers Group dan Account lainnya.
Fungsi divisi ini adalah memperoleh kontrak penjualan berkualitas dan sebagai
14. Divisi Account Group Private Enterprises
Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan serta memasarkan produk dan jasa untuk area
Private Enterprises dan account lainnya.
Fingsi Divisi ini adalah memperoleh kontrak penjualan berkualitas dan sebagai
agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.
15. Divisi Sales Engineering
Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang jaringan wireline, jaringan
selular, produk pendukung, TI dan Konten serta Manajemen Channel.
a. Fungsi jaringan wireline untuk pemasaran produk dan jasa pada jaringan
wireline.
b. Fungsi jaringan seluler untuk pemasaran produk dan jasa pada jaringan
seluler, Fungsi produk pendukung untuk pemasaran produk dan jasa pada
produk pendukung.
c. Fungsi TI & Konten untuk pemasaran produk dan jasa pada TI & Konten.
d. Fungsi manajemen channel untuk yang berhubungan dngan koordinasi antara
principal/vendor dengan sales engineering dan unit account.
16. Divisi Operasional Penjualan
Untuk mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
komersial pemeliharaan, perencanaan & pengendalian penjualan serta pendukung
penjualan.
a. Fungsi Komersial system integrator menyiapkan segala aspek komersial yang
berhubungan dengan pembangunan system integrator.
b. Fungsi komersial pemeliharaan menyiapkan segala aspek komersial yang
berhubungan dengan pemeliharaan dan manage service.
c. Fungsi Perencanaan & Pengendalian menangani urusan penanganan dan
pengendalian kontrak dan perencanaan & pengendalian penjualan.
d. Fungsi pendukung penjualan menangani urusan administrasi pendukung
pemasaran.
17. Divisi Manajemen Proyek
Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang pendukung
manajemen proyek, perencanaan & pengendalian proyek dan kualitas proyek.
a. Fungsi pendukung manajemen proyek menangani urusan perencanaan
anggaran dan biaya, pendanaan proyek dan fungsi dukungan dan/atau
pelayanan perencanaan & pengendalian.
b. Fungsi perencanaan & pengendalian material menangani urusan perencanaan
dan pengendalian material, perencanaan & pengendalian distribusi dan fungsi
c. Fungsi perencanaan & pengendalian proyek menangani urusan perencanaan &
pengendalian proyek, pendukung administrasi proyek dan fungsi PMO.
d. Fungsi kualitas proyek menangani urusan standarisasi & metode kerja,
evaluasi proyek dan fungsi dukungan yang berhubungan dengan kualitas
proyek.
e. Fungsi PMO membantu bagian-bagian yang berada di bawah divisi
manajemen proyek.
18. Divisi Operasi
Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang pendukung
operasi, instalasi, test & commissioning. CME serta OSP.
a. Fungsi pendukung operasi menangani urusan administrasi pendukung operasi,
fungsi engineering yang berhubungan dengan pelayanan operasi serta fungsi
pendukung operasi.
b. Fungsi instalasi, test & commissioning menangani urusan administrasi
pendukung operasi, instalasi, test & commissioning serta fungsi dukungan
dan/atau pelayanan instalasi, test & commissioning.
c. Fungsi CME menangani urusan yang berhubungan dengan kegiatan
operasional dan administrasi CME serta fungsi dukungan supervisor CME.
d. Fungsi OSP menangani urusan yang berhubungan dengan kegiatan
e. Fungsi operasi membantu bagian-bagian yang berada di bawah divisi operasi.
19. Divisi Pengadaan & Logistik
Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang perencanaan &
pengendalian logitik, pengadaann serta gudang & distribusi.
a. Fungsi perencanaan & pengendalian logistik menangani urusan perencanaan
& pengendalian dan fungsi yang berhubungan dengan analisa harga &
sourcing.
b. Fungsi pengadaan I menangani urusan yang berhubungan dengan pemasok
dalam negeri.
c. Fungsi pengadaan II menangani urusan kepabeanan, pengadaan luar negeri,
urusan pengadaan IV
d. Fungsi gudang & distribusi menangani urusan gudang, pengepakan dan
distribusi.
20. Divisi Produksi & Purna Jual
Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang managed
service, produksi dan perbaikan, pelayanan spare part, perencanaan &
pengendalian produksi & purna jual serta pendukung produksi & purna jual.
a. Fungsi managed service menangani urusan maintenance service dan fungsi
b. Fungsi produksi dan perbaikan menangani urusan produksi, perbaikan dan
fungsi yang berhubungan dengan dukungan pelayanan produksi & perbaikan.
c. Fungsi pelayanan spare part menangani urusan maintenance support (help
desk), pengelolaan spare part, warehouse & distribution dan fungsi yang
berhubungan dengan dukungan pelayanan warehouse.
d. Fungsi perencanaan & pengendalian produksi & purna jual menangani urusan
perencanaan & pengendalian produksi & purna jual, perencanaan &
pengendalian material dan gudang komponen.
e. Fungsi pendukung produksi & purna jual menangani urusan rekayasa
produksi, technical & system support dan fungsi yang berhubungan dengan
dukungan engineering untuk produksi & purna jual.
f. Fungsi purna jual membantu bagian-bagian yang berada di bawah divisi purna
jual.
21. Divisi Pengembangan Produk
Untuk mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang pengembangan
produk dan pendukung pengembangan produk.
a. Fungsi pengembangan produk menangani urusan fungsi yang berhubungan
b. Fungsi pendukung pengembangan produk menangani urusan rekayasa produk,
dokumentasi & infrastruktur pendukung & fungsi yang berhubungan dengan
[image:31.612.115.513.227.712.2]dukungan terhadap aktifitas pengembangan produk.
Tabel 2.1 Area Bisnis
DIVISI AREA BISNIS
JTT
1. Perangkat telekomunikasi yang menjadi kebutuhan pelanggan
dari operator telekomunikasi fix (TelCo).
2. Solusi IT yang menjadi VAS (Value Added Service), Embedded
SW bagi operator telekomunikasi fix
JTS
1.Perangkat telekomunikasi yang mrenjadi kebutuhan pelanggan
dari operator telekomunikasi seluler.
2.Solusi IT yang menjadi VAS (Value Added Service), Embedded
SW bagi operator telekomunikasi seluler.
JIT
1.Repair and maintance baik dari operator telekomunikasi fix
maupun operator telekomunikasi seluler.
2.Jasa produksi.
3.Solusi IT atau VAS (Value Added Service), Embedded SW bagi
pelanggan enterprice diluar dari area IT Div. JTS dan Div JIT
nonpublik (komunitas tertutup / privat) antara lain: Hankam,
Polri, dan komunitas tertutup lainnya.
2.KWH meter.
3.Jasa pelayanan IDC.
4.Aplikasi MIS (INTI-MED dan Aplikasi MIS lainnya). 5.I-GOS (Indonesia Go Open Source).
6.INTI tone.
7.Solusi IT / MIS yang mengarah pada bisnis Manage Service
OSP Mencakup area bisnis jaringan optik dan tembaga.
2.4 Kegiatan Instansi PT INTI (Persero)
Dalam masa 3 tahun mendatang, dimana tekanan persaingan global semakin
kuat, PT INTI (Persero) akan lebih memfokuskan pada kompetensi bidang jasa
engineering-nya dengan produk perangkat keras yang di-out source ke Vendor global
yang kompetitif. Jasa engineering yang akan ditekuni oleh PT INTI (Persero)
meliputi Sistem Infokom :
a. Manajemen jaringan
b. Pengembangan piranti lunak dan piranti keras
c. Optimalisasi jaringan
Integrasi Teknologi :
a. Manajemen proyek pembangunan
b. Desain Jaringan (tetap dan nirkabel)
c. Integrasi logistic berbasis pengetahuan
d. Integrasi system komunikasi
e. Penyedia jasa aplikasi
Selain itu sesuai dengan kebutuhan pengguna, PT INTI (Persero) juga
menyiapkan diri untuk menjadi Penyedia Solusi Total Infokom, termasuk mencarikan
penyelesaian permasalahan pendanaan yang dihadapi konsumen.
Sejak tahun 1975 sampai dengan sekarang PT. INTI ( persero ) telah
melakukan kerja sama dengan perusahaan dari Negara lain seperti :
a SIEMENS AG Jerman
b Japan Radio Co. Ltd. Jepang
c Bell Telecommunication Manufacturing Ltd./ ITT Belgia
d Nippon Electric Ltd. Philadlphia, Amerika
e VIZ Manufacturing Ltd. Philadelphia, Amerika
f ERICCSON, Swedia
Adapun kegiatan utama yang meliputi seluruh tata kerja PT. INTI, yaitu :
a. Engineering system
c. Pabrikasi
d. Perakitan
35 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan selama satu
bulan yaitu penulis ditempatkan di Divisi Pengadaan dan Logistik yaitu di Bagian
Persediaan PT. INTI. Dalam pelaksanaan tersebut bidang kajian yang diambil
penulis adalah Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi,
karena prosedur pencatatan transaksi dirasakan sangat penting dan berperan dalam
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari yang dapat membantu
perusahaan dalam hal pengawasan terhadap kegiatan perusahaannya yang
berkaitan dengan alur keluar masuknya barang jadi yang diperjualbelikan dan
dapat mempermudah dalam pencatatan, penggolongan dan pengklasifikasian
transaksi pembelian barang yang terjadi, sehingga perusahaan dapat berjalan
dengan baik dan efisien. Pelaksanaan kuliah kerja praktek pada bagian keuangan
dibimbing oleh Bapak Agus .
3.1.1 Pengertian Prosedur
Pengertian Prosedur menurut Muhammad Ali adalah sebagai berikut : “Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”
Sedangkan menurut pandapat Azhar Susanto adalah :
“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”
(2008:246) Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
prosedur yaitu tata cara kerja atau suatu rangkaian aktifitas yang saling
berhubungan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.
3.2.2 Pengertian Kebijakan
Pengertian Kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, yaitu :
“Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintah, organisasi, dsb), pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran, garis haluan.”
(2008 : 190) Sedangkan menurut pendapat Widodo J. Pudjirahardjo, 2009 adalah: “Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal
organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah konsep
atau aturan tertulis yang menjadi dasar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang
3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Teknik pelaksanaan kerja praktek pada divisi pengadaan dan logistik,
ditujukan untuk mendukung dan membantu direktur operasi dan teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang perencanaan
dan pengendalian logistik, pengadaan serta gudang dan distribusi memiliki fungsi
untuk menangani urusan perencanaan & pengendalian dan fungsi yang
berhubungan dengan analisa harga & sourcing, menangani urusan yang
berhubungan dengan pemasok dalam negeri dan menangani urusan kepabeanan,
pengadaan luar negeri, urusan pengadaan, dan menangani urusan gudang,
pengepakan dan distribusi.
. Selama penulis melakukan kuliah kerja praktek, kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Mendengarkan pengarahan dari Bapak Agus Rahmat mengenai tata cara
pelaksanaan kuliah kerja praktek, gambaran umum PT. INTI (persero), dan
prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi
2. Wawancara dengan pembimbing dan PT. INTI (persero) mengenai prosedur
pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi.
3. Mengambil data pada PT. INTI (persero) mengenai prosedur pencatatan
transaksi akuntansi pembelian barang jadi. Data tersebut diambil untuk
bahan laporan kuliah kerja praktek.
4. Menginput data-data barang jadi ke komputer sebagai persediaan
5. Mutasi Barang Jadi
7. Menjurnal transaksi persediaan
8. Membandingkan BPH dan SPK
3.3Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.1 Prosedur Pelaksanaan Pembelian Barang Jadi Dalam Negeri untuk Diperniagakan dan untuk Operasional pada PT. INTI (persero)
Dalam pelaksanaan pembelian barang jadi perusahaan harus bisa menetukan
apakah barang jadi tersebut digunakan untuk diperniagakan atau untuk
operasional, maka perusahaan perlu menyusun suatu prosedur pelaksanaan
pembelian barang jadi yang harus dipatuhi oleh pihak yang bersangkutan, yaitu
direktur, staf-staf dan karyawan.
Prosedur pelaksanaan pembelian barang jadi disetiap perusahaan itu
berbeda-beda. Setiap perusahaan berhak mengatur prosedur pelaksanaan
pembelian barang jadi seauai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di
perusahaan.
Prosedur Pelaksanaan Pembelian Barang Jadi untuk Diperniagakan pada PT.
INTI (persero) adalah sebagai berikut :
1. Pembelian barang jadi dalam negeri untuk diperniagakan harus
berdasarkan kontrak/PO/PKS yang diterima
2. Berdasarkan Surat Order Kerja (SOK), fungsi manajemen proyek
menerbitkan SPPB/J dan menyampaikan ke Fungsi Longistik. Selanjutnya
Fungsi Longistik mengirimkan SPPH ke Rekanan dalam negeri yang
3. Fungsi Longistik menerima SPH dari Rekanan dalam negeri (proses
negosiasi dan penunjukan rekanan sesuai dengan tata cara pengadaan
barang yang berlaku). Dan jika sudah diketahui pemenangnya dibuatkan
SP/SPK/KTR dan mendistribusikan ke Fungsi Manajemen Proyek,
Rekanan serta Fungsi Administrasi & Keuangan
4. Berdasarkan SP/SPK/KTR, Rekanan mengirimkan barang disertai DO ke
Fungsi Longistik
5. Fungsi Penerimaan Barang melakukan pemeriksaan barang dan
selanjutnya menerbitkan Laporan Pemeriksaan Barang (LPB)
6. Berdasarkan LPB, Fungsi Longistik menerbitkan BAPB/J dan
mengirimkannya ke Fungsi Administrasi & Keuangan serta Rekanan
7. Fungsi Longistik mengirimkan daftar pengantar pengiriman sementara ke
Fungsi Operasi, selanjutnya dilakukan pengecekan sebelum dikirim ke
lokasi
8. Setelah BAPB diterima oleh Fungsi Administrasi & Keuangan selanjutnya
mencatat atas transaksi tersebut
9. Fungsi Administrasi & Keuangan menerima dokumen penagihan dari
Rekanan, dilakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen penagihan. Jika
terdapat kekurangan dokumen pendukung maka dikembalikan ke Rekanan
10.Jika dokumen penagihan lengkap maka dibuatkan Bukti Pengeluaran
11.Fungsi Administrasi & Keuangan (Fungsi Pendanaan-Korporasi)
menerbitkan Cek/BG sesuai dokumen penagihan untuk dibayarkan baik
tunai melalui kas maupun dengan Bilyet Giro melalui bank
Prosedur Pelaksanaan Pembelian Barang Jadi untuk Operasional pada PT.
INTI (persero) adalah sebagai berikut :
1. Pembelian barang dalam negeri untuk operasional harus berdasarkan
kebutuhan dan tersedianya anggaran
2. Berdasarkan kebutuhan pembelian barang untuk operasional, user
menerbitkan SPPB/J dan menyampaikan ke fungsi longistik. Selanjutnya
Fungsi Longistik mengirimkan SPPH ke rekanan dalam negeri yang
tercatat dalam mitra usaha terseleksi
3. Fungsi Longistik menerima SPH dari Rekanan dalam negeri (proses
negosiasi dan penunjukan rekanan sesuai dengan tata cara pengadaan
barang yang berlaku). Dan jika sudah diketahui pemenangnya dibuatkan
SP/SPK/KTR dan mendistribusikan ke Rekanan serta Fungsi Administrasi
& Keuangan
4. Berdasarkan SP/SPK/KTR, Rekanan mengirimkan barang disertai DO ke
Fungsi Longistik
5. Fungsi Penerimaan Barang melakukan pemeriksaan barang dan
selanjutnya menerbitkan Laporan Pemeriksaan Barang (LPB)
6. Berdasarkan LPB, Fungsi Longistik menerbitkan BAPB/J dan
mengirimkannya ke Fungsi Administrasi & Keuangan serta Rekanan
7. Setelah BAPB diterima oleh Fungsi Administrasi & Keuangan selanjutnya
8. Fungsi Administrasi & Keuangan menerima dokumen penagihan dari
rekanan, dilakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen penagihan. Jika
terdapat kekurangan dokumen pendukung maka dikembalikan ke Rekanan
9. Jika dokumen penagihan lengkap maka dibuatkan Bukti Pengeluaran
Keuangan dan Slip Realisasi Anggaran
10.Fungsi Administrasi & Keuangan (Fungsi Pendanaan-Korporasi)
menerbitkan Cek/BG sesuai dokumen penagihan untuk dibayarkan baik
tunai melalui kas maupun dengan Bilyrt Giro melalui bank
3.3.2 Kebijakan-Kebijakan dalam Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. INTI (persero)
Pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi pada PT. INTI
(persero) ditandai dengan diterapkannya kebijakan-kebijkan prosedur pencatatan
transaksi akuntansi pembelian barang jadi serta pembuatan dokumen dan jurnal
akuntansi yang mendukung transaksi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh
kebijakan-kebijakan dalam melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian
barang jadi meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Pencatatan Transaksi Akuntansi Persediaan
Persediaan adalah aktiva, yang memenuhi kriteria :
a. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal
b. Dalam proses produksi
c. Dalam bentuk bahan baku dan bahan tambahan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa
Kebijakan
Persediaan barang jadi dinyatakan dengan nilai yang terendah antara harga
perolehan atau nilai realisasi bersihnya. Nilai realisai bersih adalah taksiran
harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya
penyeleseaian dan taksiran yang dilaksanakan untuk melaksanakan penjualan.
Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode antara lain
rata-rata bergerak maju (moving avarage methode) dan atau identivikasi khusus.
Harga perolehan persediaan dari bahan baku tenaga kerja serta alokasi biaya
atau jasa baik yang bersifat tetap maupun variabel. Identikasi khusus
digunakan untuk pengadaan built up dalam rangka memenuhi kontrak jual atau
proyek. Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai.
Penurunan nilai persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi
dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. Penurunan nilai persediaan
tidak bergerak dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi
penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa
mendatang Persediaan usang dan rusak direklasifikasi ke aktiva lain-lain.
Ruang Lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi persediaan dimulai dari diterimanya barang
jadi, barang dalam proses, bahan baku, bahan tambahan dan pekerjaan dalam
penyelesaian yang dibuktikan dengan BAPB/J (Berita Acara Penerimaan
Barang/Jasa), atas bukti transaksi tersebut fungsi Administrasi dan Keuangan
melakukan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)
Dokumen
1) Bukti Internal Akuntansi
2) Bukti Pengeluaran Keuangan
3) Surat Perintah Kerja (SPK)/Kontrak
4) Kwitansi
6) Nota debet, pembayaran PIB
7) Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam kontrak
2. Pencatatan Transaksi Akuntansi Biaya Dibayar Dimuka (UM. Pembelian)
Uang Muka Pembelian adalah pengeluaran uang yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka pengadaan barang/jasa yang karena persyaratan
pembayarannya, mengharuskan perusahaan untuk membayar terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengiriman barang oleh supplier
Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang telah dikeluarkan, namun pada
hakekatnya merupakan beban yang memberikan manfaat untuk periode
mendatang.
Kebijakan
Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai dengan masa manfaatnya. Biaya
pegawai dibayar dimuka dicatat pada saat pembayaran dan pengurangannya
dicatat pada saat penerimaan
Ruang lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi iterimanya Biaya Dibayar Dimuka dimulai
diterimanya Bukti Pengeluaran Keuangan atas transaksi pembelian, di fungsi
akuntansi, dilakukan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)
Dokumen
1) Bukti Pengeluaran Keuangan
2) Kwitansi
3) Dokumen pendukung
Utang usaha adalah semua kewajiban jangka pendek kepada pihak ke tiga
yang timbul dari pembelian/pengadaan produk atau jasa dan atau aktiva
Pencatatan utang usaha, dikategorikan dalam:
a. Utang Usaha kepada Pemasok dalam negeri yaitu pencatatan utang usaha
pada saat barang atau jasa dan atau aktiva tetap diterima yang dinyatakan
dalam Berita Acara Penerimaan Barang/ Jasa (BAPB/J)
b. Utang Usaha kepada Pemasuk luar negeri yaitu pencatatan utang usaha
pada saat BL/AWB/Invoice diterima perusahaan atas suatu barang atau
jasa dan atau aktiva tetap
Kebijakan
Utang usaha diakui dan dicatat pada saat barang atau jasa dan atau aktiva
tetap yang diterima perusahaan yang dinyatakan dalam Berita Acara
Penerimaan barang/jasa (BAPB/J) sebesar harga perolehan atau aktiva tetap
setelah dikurangi dengan uang muka pembelian yang telah dibayarkan.
Ruang Lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi utang usaha dimulai dari diterimanya
barang atau jasa dan atau aktiva tetap yang dinyatakan dalam Berita Acara
Penerimaan Barang/Jasa (BAPB/J), BL/AWB, invoice sebesar harga perolehan
atau aktiva tetap setelah dikurangi dengan uang muka pembelian yang telah
dibayarkan, dan fungsi akuntansi melakukan penjurnalan dan input ke program
GL (general Ledger)
Dokumen
2) Kwitansi
3) BL/AWB/Invoice/BAPB/J
4) Dokumen pendukung lainnya sesuai persyaratan pengadaan barang/jasa
4. Pencatatan Transaksi Akuntansi Penurunan Nilai Persediaan
Penurunan Nilai Persediaan adalah berkurangnya nilai persediaan
dikarenakan suatu kondisi tertentu
Kebijakan
Untuk menutup kemungkinan timbulnya persediaan tidak bergerak dan
bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan
masing- masing jenis persediaan pada masa mendatang.
Terhadap persediaan tidak bergerak dan bergerak lambat dilakukan penyisihan
sebagai Penurunan Nilai Pesediaan pada pos neraca dan beban lain-lain tahun
berjalan dalam pos Laba/(rugi)
Ruang Lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi penurunan persediaan dimulai dengan
ditertibkan estimasi penurunan nilai persediaan dan Fungsi Akuntansi
melakkan penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)
Dokumen
1) Bukti memorial
2) Bukti Perhitungan estimasi penurunan nilai persediaan
5. Pencatatan Transaksi Akuntansi Penghapusan Persediaan
Penghapusan Persediaan adalah penghapusbukuan nilai persediaan yang
dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan pada akhir periode
Kebijakan
Penhapusan persediaan dilakukan pada saat persediaan tersebut acara
ekonomis dipastikan tidak dapat dipakai dan atau dijual setelah mendapat
persetujuan yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Ruang Lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi dan penghapusan persediaan dimulai setelah
diterimanya risalah keputusan dari dewan komisaris atau pemegang saham atas
persetujan penghapusan persediaan di Fungsi Akuntansi,dan melakukan
penjurnalan dan input ke program GL (General Ledger)
Dokumen
1) Bukti memorial
2) Hasil penilaian inventaris
3) Risalah Rapat Komisaris
4) Risalah RUPS
6. Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Tunai
Pembelian tunai adalah proses pembelian suatu barang /jasa dengan cara
pembayaran tunai.pembelan tunai dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
operasional akan barang/jasa dan atau aktiva tetap yang ditujukan untuk
memenuhi dan menunjang kebutuhan operasional perusaan.
Pencatatan transaksi akuntansi pembelian tunai dimulai setelah diterimanya
barang atau jasa dan aktiva tetap.
Ruang Lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi pembelian tunai dimulai setelah diterimanya
barang atau jasa dan atau aktiva tetap sebesar harga perolehan sesuai bukti
pengeluaran keuangan di Fungsi Akuntansi, dan melakukan penjurnalan dan
pengeluaran keuangan di Fungsi Akuntansi, dan melakukan penjurnalan dan
input ke program GL (General Ledger)
Dokumen
1) Bukti- bukti pembelian tunai
2) Bukti pengeluaran keuangan
3) Tanda terima penyerahan barang
7. Pencatatan Transaksi Akuntansi Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok penjualan adalah nilai pengorbanan yang dapat diukur dalam
bentuk uang dan digunakan untuk menghasilkan atau mengadakan barang/jasa
tertentu yang berhubungan dengan barang/jasa yang akan dijual
Kebijakan
Beban diakui dan dicatat pada saat terjadinya
Ruang Lingkup
Pencatatan transaksi akuntansi harga pokok penjualan dimulai dari
diterimanya rekapitulasi seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan
harga pokok penjualan barang/jasa dan fungsi administrasi & keuangan
Dokumen
1) Bukti Internal Akuntansi
2) Rekapitulasi perhitungan harga pokok
3) BAPB/BAST
3.3.3 Pedoman Pencatatan dalam Pencatatan Transaksi akuntansi Pembelian Barang Jadi Pada PT. INTI (persero)
Didalam melakukan pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi,
PT. INTI (persero) memiliki pedoman pencatatan tersendiri dalam mencatat
transaksinya yaitu sebagai berikut:
A.Pedoman Pencatatan Transaksi Pembelian Barang/Jasa Dalam Negeri Untuk
Diperniagakan ;
1) Pada saat Pencatatan Biaya Dibayar Dimuka-Uang Muka Pembelian ;
Deskripsi Dr Cr
Biaya Dibayar Dimuka (um pembelian) xxx
Kas / Bank xxx
2) Pada saat Pencatatan Persediaan:
Deskripsi Dr Cr
Persediaan xxx
Biaya dibayar dimuka (um pembelian) xxx
3) Pada saat pembayaran Utang Usaha
Deskripsi Dr Cr
Utang Usaha xxx
PPN masukan xxx
Kas / Bank xxx
B. Pedoman Pencatatan Transaksi Pembelian Barang/Jasa Dalam Negeri
Untuk Operasional:
1) Pada saat pencatatan biaya dibayar dimuka-uang muka pembelian:
Deskripsi Dr Cr
Biaya dibayar dimuka (um pembelian) xxx
Kas / Bank xxx
2) Pada saat Pencatatan Penerimaan Barang:
Deskripsi Dr Cr
Biaya xxx
Biaya dibayar dimuka (um pembelian) xxx
3) Pada saat Pembayaran Utang Usaha
Deskripsi Dr Cr
Utang Usaha xxx
PPN masukan xxx
Kas / Bank xxx
C. Pedoman Peencatatan Transaksi Penurunan Nilai Persediaan
Pada saat setiap akhir tahun dilakukan inventarisasi dan evaluasi
persediaan, dan terdapat penurunan nilai persediaan yang nilai pasarnya
lebih rendah daripada nilai perolehannya, maka dijurnal sebagai berikut:
Deskripsi Dr Cr
HPP xxx
Penurunan Nilai Persediaan xxx
D. Pedoman Pencatatan Transaksi pada saat penghapusan persediaan
Deskripsi Dr Cr
Penurunan Nilai Persediaan xxx
E. Pedoman Pencatatan Transaksi pada saat Pembelian tunai
1) Pada saat pembayaran, dilengkapi bukti pendukung:
Jika pembelian tubai dilakukan oleh SBU/Divisi: SBU/Divisi menjurnal
Deskripsi Dr Cr
Persediaan barang/jasa/by.usaha/by
Produksi/Aktiva tetap
xxx
R/K Korporasi-PPN masukan xxx
R/K Korporasi-PPh Pasal 23 xxx
Kas / Bank xxx
Korporasi menjurnal :
Deskripsi Dr Cr
Piutang pajak- PPN masukan xxx
Utang pajak-PPh Ps.23 xxx
Jika pembelian Tunai dilakukan oleh Korporasi :
Deskripsi Dr Cr
Persediaan barang/Jasa/by. Usaha/by
Produksi/Aktiva tetap
xxx
Piutang pajak-PPN masukan xxx
Utang pajak-PPh Ps.23 xxx
Kas/Bank xxx
F. Pedoman Pencatatan Transaksi Harga Pokok Penjualan
1) Pada saat Pembebanan Harga Pokok Penjualan yang dilengkapi
dengan dokumen BAPB dan BAST :
Deskripsi Dr Cr
Harga Pokok Penjualan Barang xxx
Harga Pokok Penjualan Jasa xxx
Persediaan barang xxx
Persediaan Jasa xxx
2) Pada saat pembebanan penurunan nilai persediaan:
Deskripsi Dr Cr
Penurunan nilai persediaan xxx
57 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya dan berdasarkan
pengamatan selama mengikuti Kerja Praktek pada PT. INTI (persero)
sehubungan dengan judul laporan Kerja Praktek yaitu “Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi pada PT. INTI (persero)”, maka kesimpulan yang didapat adalah:
1. Pelaksanaan prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang
jadi pada PT. INTI (persero) sudah sesuai dengan pokok-pokok prosedur
yang ada dan sesuai dengan alur flow chart yang ada.
2. Kebijakan-kebijakan dalam pencatatan transaksi akuntansi pembelian
barang jadi yang diterapkan di PT. INTI (persero) sudah baik, terlihat dari
tujuan pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi prosedur
pencatatanya sudah berjalan dengan baik.
3. Pedoman pencatatan transaksi yang diterapkan di PT. INTI (persero)
sudah terrealisasikan dengan baik didalam melakukan pencatatan ke GL
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT. INTI (persero),
penulis akan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai
pertimbangan dan masukan bagi Dinas Pendapatan pada masa yang akan datang,
yaitu :
1. Sebaiknya prosedur pencatatan transaksi akuntansi pembelian pada PT.
INTI (persero) harus benar-benar dirancang sedemikian rupa dan
dijalankan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan dalam pencatatan transaksi akuntansi pembelian
2. Kebijakan lama perlu dievaluasi secara menyeluruh untuk mengetahui
apakah kebijakan tersebut dapat mengefektivkan pencatatan transaksi
akuntansi pembelian atau tidak, sehingga prosedur pencatatan transaksi
akuntansi pembelian barang jadi lebih akurat.
3. Diharapkan para karyawan PT. INTI (persero) melakukan prosedur
pencatatan transaksi akuntansi pembelian barang jadi mengikuti pedoman
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
ANISA NELI 21107043
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung : Lingga Jaya.
Soemarso S.R. 2004. Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta : Salemba 4.
Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Empat”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
www.google.com
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Anisa Neli
NIM : 21107043
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 1 Maret 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Raya Rancaekek no. 223 Majalaya
DATA PENDIDIKAN
1. Tk. Aisyiyah 1994 - 1995
2. SDN Rancakasumba 1 1995 - 2001
3. SMPN 1 Majalaya 2001 - 2004
4. SMAN 1 Majalaya 2004 - 2007
ii
rahmat dan hidayah – Nya Laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat tersusun
hingga selesai.Penulisan laporan kuliah kerja praktek ini berjudul “ Tinjauan
Atas Prosedur Pencatatan Transaksi Akuntansi Pembelian Barang Jadi pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero) “.
Laporan ini merupakan hasil kegiatan Kerja Praktek di PT. INTI (persero)
Bandung, untuk memenuhi persyaratan mata kuliah dan kelulusan yang telah
ditentukan oleh Universitas Komputer Indonesia.
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Praktek dan menyusun Laporan ini, penyusun telah
melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penyusun
sampaikan kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia.
2. Hj. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE. ,M.Si, Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Angadini, SE. M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
4. Ely Suhayati SE. M.Si. Ak., selaku dosen wali penulis di kelas Ak-1
angkatan 2007.
5. Wati Aris Astuti, SE., M. Si Selaku Dosen Pembimbing yang penuh
keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan
iii
6. Bapak Agus selaku Kepala SDM yang telah menerima penulis untuk
melakukan kerja praktek di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(persero)
7. Direksi beserta Staff PT. INTI (persero), terutama Ibu Ela Diana Ayu A
selaku pimpinan divisi keuangan yang telah mengizinkan penulis untuk
kerja praktek pada bagian persediaan.
8. Bapak Agus Rahmat selaku pembimbing langsung penulis di lapangan
yang telah bersedia meluangkan waktu senggangnya dalam membimbing
kegiatan penulis dalam Kegiatan Kerja Praktek (KKP).
9. Pak Prama, Pak Yuda yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
penulisan dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam
penyusunan laporan ini.
10.Untuk Ayah ku tersayang Bapak Maman Nugraha dan Ibuku tersayang
Heni Hendrayani, penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua
yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan dan kasih sayang.
Semoga kalian diberi kesehatan dan rezeki yang berlimpah serta dalam
lindungan Allah SWT.
11.Untuk Mahesa Al Hafeezy terima kasih atas dukungan dan doanya
sehingga penulis bersemangat dalam menyusun laporan ini.
12.Untuk nenek ku Hj. Siti Empat Fatmah, kakak ku R. Angga Muhammad
Sarja Nugraha, adikku Mahmud Yusuf terima kasih ata