• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

NON ELEKTROLIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

RIAN KADARUSMAN 108016200026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media ICT pada PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 86 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan memberikan pretest kepada dua kelas yang dipilih secara random untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Kemudian pada kelompok eksperiment memberikan pembelajaran dengan menggunakan media ICT pada PBL sedangkan pada kelompok kontrol hanya menggunakan metode demonstrasi. Kemudian setelah pembelajaran selesai diakhiri dengan posttest. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media ICT pada PBL memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Ini ditunjukkan dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabelyaitu 2,2 > 1,671 dan nilai posttest kelompok eksperiment yang lebih besar dari kelompok kontrol.

(6)

ii

Faculty Of Tarbiyah’ And Teacher Training, State Islamic University Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2013.

This aims of this research is to determine the effect of ICT on the PBL media on student learning outcomes in the material Elektrolyte and non-electrolyte solution. The subjects were students of class X SMA N 86 Jakarta. The research method used is a quasi experiment by giving a pretest to the two classes were randomly selected to determine the initial state of the experiment group and the control group. Later in the experiment group provides lessons using ICT in PBL media while in the control group using the method demonstration. Then after learning is complete end with the posttest. The data is then processed and analyzed. The results of the analysis can be concluded that the use of ICT in PBL media a positive impact on student learning outcomes. It is shown from the values of tcount greater than ttable is 2.2> 1.671 and the value of the posttest experiment bigger group than the control group.

(7)

iii

memperoleh gelar sarjana pendidikan. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari jalan jahiliyah ke jalan yang berilmu pengetahuan, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” ini dapat diselesaikan oleh penulis. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih, penghargaan serta rasa hormat kepada :

1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiqhana Susanti selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Salamah Agung, MA., Ph.D, selaku pembimbing 1 yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nanda Saridewi, M.Si., selaku pembimbing 2 yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di jurusan IPA, Prodi Kimia yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.

7. Kepala sekolah, Guru dan Staf di SMA N 86 Jakarta, khususnya guru Kimia yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

8. Ayahanda dan Ibu tercinta yang tiada kenal lelah dalam mensuport baik materi dan doa yang selalu berlimpah.

(8)

iv

ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal baik kalian semua.

Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.

Jakarta, 24 Desember 2013

(9)

v

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ... 7

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Media Pembelajaran... 7

b. Macam-macam Media Pembelajaran... 9

c. Kegunaan Media Pembelajaran ... 10

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran... 15

2.Information, Communication and Technology(ICT)... 16

a. Pengertian ICT ... 16

b. Kedudukan TIK Dalam Pendidikan... 17

c. Manfaat ICT Sebagai Media Pembelajaran ... 20

(10)

vi

d. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 29

e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Tradisional ... 30

4. Hakikat Hasil Belajar Kimia ... 32

a. Pengertian Belajar ... 32

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 33

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 34

d. Pengertian Ilmu Kimia... 38

e. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit ... 39

B. Penelitian Yang Relevan ... 41

C. Kerangka Berfikir ... 43

D. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

B. Metode dan Desain Penelitian ... 46

C. Populasi dan Sampel... 47

D. Prosedur Penelitian ... 47

1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian... 47

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 48

3. Tahap Penyelesaian Penelitian ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data... 49

F. Instrument Penelitian ... 50

G. Teknik Analisi Data... 50

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 51

2. Uji Hipotesis Statistik Parametrik ... 51

(11)

vii

dan Kelompok Kontrol ... 54

3. Deskripsi Data Nilai N-Gain ... 55

4. Hasil Pengujian Hipotesis... 56

B. Pembahasan ... 57

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan... 62

B. Saran ... 62

(12)

viii

Tabel 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar... 37 Tabel 3.1. Desain Penelitian... 46 Tabel 4.1. Data Hasil Uji Normalitas Kelompok Eksperiment

dan Kelompok Kontrol... 53 Tabel 4.2. Data Hasil Uji Homogenitas ... 54 Tabel 4.3. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperiment

(13)

ix

(14)

x

Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperiment ... 88

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol)... 91

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol... 97

Lampiran 6 : Lembar Penilaian Hasil Proyek Siswa ... 98

Lampiran 7 : Uji Hipotesis ... 102

Lampiran 8 : Uji Homogenitas... 107

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam membangun karakter bangsa.Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah pendidikan yang merata, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan tujuan tersebut, Indonesia sebagai Negara yang berkembang selalu berupaya untuk memajukan mutu pendidikannya dengan berbagai inovasi yang terus dilakukan oleh pemerintah. Antara lain pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kompetensi guru melalui penataran, pengadaan sertifikasi guru, sampai pada perubahan dan pengembangan kurikulum.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan salah satu inovasi dalam memajukan kurikulum di Indonesia saat ini. “KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional”.1 Pada pelaksanaanya guru dituntut untuk lebih kreatif memahami setiap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar, serta mampu menentukan strategi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkann sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efesien.2

1

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,Strategi Pembelajaran Sains,(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 9

2

(16)

Pelajaran kimia merupakah salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa sehingga selalu berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi yang dapat menimbulkan minat para siswa untuk mempelajari ilmu kimia serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa kimia merupakan pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar kimia rendah adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Namun dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah menoton masih cukup populer. Keterbatasan media disatu pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut dipihak lain membuat penerapan metode ceramah semakin menjamur. Terbatasnya alat-alat teknologi pembelajaran yang dipakai dikelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu pendidikan pada umumnya. 3

Dalam proses pembelajaran, media memiliki konstribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarannya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran.4 Adanya media pembelajaran ini didukung oleh perkembangan pengetahuan dan tekhnolgi, khususnya tekhnologi informasi dan komunikasi (ICT) yang telah berkembang disemua aspek kehidupan kita. Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis ICT sudah dilakukan diberbagai sekolah dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop, LCD, dan perangkat audio. Tujuannya agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Namun, pembelajaran seperti ini belum diarahkan untuk pelajaran kimia, karena fasilitas pembelajaran kimia yang sering digunakan hanya

3

Yudhi Munandi,Media Pembelajaran,(Jakarta: GP Press, 2008), h 2

4

Hamzah B Uni & Nina Lamatenggo,Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran,

(17)

laboratorium. Padahal sekarang ini, banyak paket program yang disusun oleh para ahli komputer yang dengan inovasinya mengangkat materi pembelajaran kedalam perangkat lunak. Dalam implementasinya, media ini memang diterima dengan serta merta sebagai suatu perubahan. Namun demikian, untuk pembelajaran Kimia, selain kegiatan belajar dilakukan di laboratorium dengan menggunakan media untuk praktikum, guru tidak sering menggunakan media presentasi berbasis ICT dikelas. Mereka biasa menggunakan penyampaian informasi yang dilakukan tanpa media ini. Padahal media presentasi dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas, walaupun media presentasinya bukan hasil karya sendiri melainkan membeli paket-paket yang sudah dijual bebas atau didapat dari internet.

Dalam proses pembelajaran, penggunaan media ini perlu dipilih secara tepat agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Penggunaan media juga harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.5 Oleh karena itu, guru juga perlu memperhatikan media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang disampaikan, serta menarik untuk dipelajari siswa sehingga materi pelajaran dapat diterima dengan mudah dan hasil belajar juga dapat meningkat. Salah satu materi yang menarik untuk di integrasikan dengan media berbasis ICT adalah materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit. Biasanya guru menyampaikan materi ini dengan praktikum sederhana atau dengan demonstrasi sederhana saja tanpa menggunakan media lain dalam penyampaian materinya. Padahal jika penyampaian materi ini dikombinasikan dengan ICT maka akan menciptakan pembelajaran yang sangat menarik bagi siswa. Selain siswa dapat mengamati demonstrasi percobaan yang dilakukan oleh guru didepan kelas, siswa juga dapat lebih jelas memahami peristiwa yang sebenarnya terjadi dengan bantuan media presentasi pembelajaran audio visual yang dapat didesain dengan memanfaatkan animasi, gambar dan

5

(18)

gerakan yang digabungkan dalam penyajian pembelajaran. Dengan mengkombinasikan teknik ini, maka selain dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi juga dapat menyebabkan pembelajaran dikelas dapat jauh lebih inovatif dan menarik sehingga meningkatkan daya tarik minat belajar siswa yang diharapkan dapat berimbas pada hasil belajar siswa yang meningkat pula.

Pada pembelajaran ini, jika guru menggunakan video pembelajaran biasanya video ini didapat dengan cara mendownload dari internet yang kemudian disajikan dikelas. Padahal akan lebih menarik minat siswa lagi dalam belajar jika video pembelajaran yang mereka gunakan dikelas adalah hasil karya dari siswa tersebut. Siswa tersebut yang membuat sekaligus menjadi aktor dalam video pembelajaran yang digunakan dikelas. Dengan demikian siswa lebih bisa tertarik secara emosional ketika melihat dirinya atau teman mereka dalam video pembelajaran. Terlebih jika alat praga yang mereka gunakan adalah hasil proyek yang mereka buat sendiri. Pembelajaran seperti ini yang biasa disebut sebagai pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning”. Dakam pembelajaran berbasis proyek ini siswa bisa mengembangkan kreativitas dan inovatis mereka dalam membuat alat praktikum mereka sendiri untuk menunjang proses pembelajaran. Selain itu mereka tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli alat praga yang mahal karena mereka dapat mebuat alat praga yang sederhana tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

Inilah yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit”Kelas X Di SMA Negeri 86 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa masalah yang teridentifikasi. Antara lain adalah :

(19)

2. Keterbatasan guru dalam menguasai tekhnologi.

3. Metode yang digunakan tidak memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran kimia.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat sangat luasnya aspek penelitian ini, maka agar lebih fokus dan sistematis, penelitian ini akan di batasi pada :

1. Hasil belajar dibatasi hanya pada aspek kognitif yang diambil dari instrument yang penelitian yang dibuat oleh penulis.

2. Pokok bahasan yang diukur hanya pada sub materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

3. ICT yang dimaksudkan adalah penggunaan media presentasi seperti Laptop, LCD, perangkat Audio dan sumber informasi tak terbatas (Internet) bagi siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Media Information, Communication And Technology (ICT) Pada Project Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah guna mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis ICT pada PBL terhadap hasil belajar Kimia siswa, dan sebagai sumber belajar kimia siswa kelas X di SMA Negeri 86 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

(20)

1. Bagi guru, hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya guru kimia dalam memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran dan sumber belajar kimia.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang bagaimana memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran, sumber belajar Kimia dan seberapa besar manfaatnya bagi proses pembelajaran Kimia di kelas.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantarra (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampiln atau sikap.1

Menurut Martin dan Briggs yang dikutip oleh Made Wena, “media adalah sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras seperti komputer, proyektor, televisi dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras tersebut”.2

Munandi dalam bukunya mengatakan bahwa “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan meyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif”.3

Definisi diatas sejalan dengan definisi yang diantaranya disampaikan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technolgy/AECT) di amerika, yakni sebagai segala bentuk saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.

1

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013 ), hal. 3

2

Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal.9

3

(22)

Sadiman dalam bukunya mengutip beberapa pendapat tentang pengertian media, antara lain adalah pendapat Gagne yang menyatakan bahwa media adalah berbagai macam komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sadiman menyimpulkan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.4

Menurut Hamzah dan Nina, pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran media. Selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, membarikan penguatan maupun motivasi.5

“Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National Education Association/NEA) mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut”.6

Berdasarkan definisi-definisi media diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tak terpisahkan dalam dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat merangsang pikiran, minat dan perhatian siswa sedemikian rupa agar mencapai tujuan pembelajran yang diinginkan.

Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Dengan kata lain,

4

Arif Sadiman Dkk,Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.6-7

5

Hamzah & Nina,Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Akasara), h.122

6

(23)

terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya siswa dengan penyalur pesan (guru). Dengan demikian dapat dikatakan proses pembelajaran telah terjadi. Media tersebut dapat dikatakan berhasil menyalurkan pesan atau bahan ajar apabila kemudian terjadu perubahan tingkah laku pada diri si belajar (siswa).

b. Macam–macam Media Pembelajaran

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup banyak ragamnya, mulai dari media yang sederhana, sampai media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuannya dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.7 Menurut Seels & Richey yang dikutip Arsyad, dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Sehingga saat ini media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu : (1) Media hasill teknologi cetak, (2) Media hasil teknologi audia visual, (3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, (4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.8

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber berbasis mikro prosesor. Sedangkan teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

7

Hamzah & Nina,Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Akasara), h.122

8

(24)

Wena mengutip dari Leshin, Pallock dan Reigeluth mengklasifikasikan media kedalam kelompok, yaitu (1) Media berbasis manusia (pengjar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok field trip); (2) Media berbasis cetak (buku, buku latihan dan modul): (3)

Media berbasis visual (buku, bagan grafik, peta, gambar); (4) Media berbasis audio visual (video, film program slide tape, dan televisi); (5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer).9

c. Kegunaan Media Pembelajaran

Miarso menyebutkan berbagai macam kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :10

1) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.

2) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.

3) Media dapat melampui batas ruang dan waktu.

4) Media menungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya.

5) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. 8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari

sesuatu yang konkret maupun abstrak.

9) Media memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

10) Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru.

9

Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011),,h. 9-10

10

(25)

11) Media mampu meningkatkan efek sosialisasi dengan meningkatnya kesadaran akan dunia sekitar.

12) Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru/dosen maupun peserta didik.

Menurut Munandi dalam bukunya, Ia menyebutkan ada beberapa kegunaan dari media pembelajaran, antara lain yaitu:

1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar11

Secara teknis media berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Sehingga dapat diartikan bahwa media adalah bahasanya guru.Maka untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan guru terutama sebagai sumber belajar.

Munandi dalam bukunya media pembelajaran yang mengutip pendapat Mudhoffir menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang melputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

2) Fungsi Semantik

Pada fungsi semantik ini dimaksudkan yakni kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik).Misalkan jika guru ingin menjelaskan tentang sebuah candi maka guru tersebut tinggal menyajikan foto candi tersebut. Sehingga dari foto tersebut siswa sudah dapat memiliki gambaran tentang candi yang akan dijelaskan.

11

(26)

3) Fungsi Manipulatif

Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya.Berdasarkan karakteristik umum ini media memilki dua fungsi, yakni mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.

4) Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis dalam media pembelajaran dapat berdampak pada beberapa hal. Pertama, fungsi atensi dimana media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Dengan demikian media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa.

Kedua fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.Ketiga fungsi Kognitif, semakin banyak peserta didik dehadapkan pada objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya atau semakin kaya dan luas pikiran kognitifnya. Kognitif disini meliputi persepsi, mengingat, berfikir dan sebagainya.

Keempat fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan imajinatif siswa.Dengan media pembelajaran siswa dapat mengembangkan imajinaif dan fantasi pemikiran mereka.

Kelima fungsi motivasi, harapan atau hasrat akan tercapainya tujuan pembelajaran dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru kedalam diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran, yakni melalui pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.

(27)

Fungsi media dari sosio-kultiral, yakni mengatasi hambaatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.Dimana biasanya dengan jumlah siswa yang cukup banyak, mereka masing-masing meiliki karakteristik yang berbeda.Apalagi jika dihubungkan dengan adat, kebudayaan, keyakinan, lingkungan dan pengalaman. Masalah ini dapat diatasi dengan media pembelajaran, karena media pembelajarn memiliki kemampuan dalam meberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang sama.

Sadiman menyimpulkan secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :12

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruangw waktu dan daya indera, seperti misalnya :

a) Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.

b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikri, film bingkai, film atau gambar.

c) Gerak yang telalu lambar atau terlalu cepat dapat dibantu dengan TimelapseatauHigh-Speed Photography.

d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film.

e) Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.

f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film.

12

Arif Sadiman Dkk,Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(28)

3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dala memberikan perasaan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan presepsi yang sama.

Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam mutu dan kualitas peembelajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajarn. Hamzah dan Nina yang mengutip pendapat Kemp, menjabarkan sejumlah konstribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut :13

1) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. 2) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 3) Kegiatan belajar menjadi lebih interaktif.

4) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi 5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan.

13

(29)

6) Pembelajran dapat disajikan dimana dan kapan sajar sesuai dengan yang diinginkan.

7) Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik.

8) Memberikan nilai positif bagi pengajar.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Seperti apa yang telah dikatakan bahwa media adalah bahasanya guru. Artinya guru harus pandai-pandai memilih bahasa apa yang paling mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.14 Dalam artian lain guru harus pandai dalam meilih media apa yang tepat dalam proses pembelajaran tertentu.

Ada beberapa kriteria-kriteria yang menjadi fokus disini dalam pemilihan media yang tepat guna. Antara lain adalah :15

1) Karakteristik siswa, adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Karakteristik ini berkenaan dengan kemampuan awal, latar belakang lingkungan hidup atau status sosial, dan perbedaan-perbedaan kepribadian.

2) Tujuan belajar, secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. 3) Sifat bahan ajar, setiap kategori pembelajaran itu memiliki aktivitas

atau prilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akanmempengaruhi pemilihan media beserta tekhnik pemanfaatannya.

14

Yudhi Munandi,Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Jakarta : GP Press. 2008), h. 185

15

(30)

4) Pengadaan media, dapat berupa media jadi yang sudah menjadi komoditi perdagangan atau media yang dirancang sendiri khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.

Sadiman mengutip pendapat Dick dan Carey yang mengatakan bahwa setidaknya ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang besangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.Kedua apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada jenis media yang biaya produksinya mahal (seperti film). Namun bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu panjang, program film mungkin lebih murah dari media yang biaya produskinya murah (seperti brosur) tetapi setiap waktu materinya berganti.16

2. Information, Communication and Technology(ICT) a. Pengertian ICT

Information, Communication and Technology atau di singkat ICT, lebih dikenal di Indonesia sebagai TIK (Tekhnologi Informasi Dan Komunikasi). Menurut Dr. Deni Darmawan, S.pd., M.Si. bahwa

tekhnologi informasi dan komunikasai sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua tekhnologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian

16

Arif Sadiman Dkk,Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya,

(31)

informasi serta semua perangkat lunak, perangkat keras, kandungan isi dan instrukur komputer maupun kominikasi17.

Khoiru Dkk mendefinisikan “ICT sebagai sekumpulan perangkat atau sumber daya teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi,penciptaan, penyebaran, penyimpanan dan pengelolaan informasi. Teknologi ini termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran dan telepon”.18 ICT adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi berkaitan dengan segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.19

Tercakup dalam definisi tersebut isilah TIK atau ICT atau yang dikalangan asia berbahasa inggris di sebut Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras atau perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke 20. Perpaduan teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke 21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus berkembang pesat dan belum terlihat ititik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global perkembangan TIK telah mempengaruhi semua bidang kehidupan manusia. “Intrusi” TIK kedalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.

b. Kedudukan TIK Dalam Pendidikan

TIK sudah digunakan dalam dunia pendidikan semenjak pertama kali diperkenalkan, namun penggunaan TIK secara besar-besaran oleh

17

Deni darmawan,Teknologi pembelajaran,(Bandung: Remaja pusdikarya, 2011), hal. 1

18

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.193

19

(32)

negara maju dimulai tahun 1980-an.20 Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan dan memulai penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir.Hal ini penting, mengingat penggunaan TIK merupakan salah satu faktor yang penting yang memungkinkan kecepatan informasi ilmu lebih luas.Dalam konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan penyelenggaraan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat harus mampu memberiakn akses pemahaman dan penguasaan tekhnologi mutakhir yang luas kepada para peserta didik21.

Program pembangunan pendidikan yang terpadu, terarah dan berbasis tekhnologi paling tidak akan memberikan multiplier effect dannurturing effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan. Sehingga TIK berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan tekhnologi mutakhir, khususnya dalam dunia pendidikan.Pembangunan pendidikan berbasis TIK setidaknya memberiakan dua keuntungan.Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan.Kedua, memberikan kesempatan luas pada pserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat di perolah dari sumber-sumber yang tidak terbatas.

Adapun kedudukan TIK dalam peendidikan yaitu :

1) Mempermudah kerja sama antar pakar dan peserta didik, menghilangkan batasan ruang, jarak dan waktu.

2) Sharing information, sehingga hasil penelitian dapat di gunakan bersama-sama dan mempercepat pengembangan ilmu pengeetahuan.

20

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.195

21

(33)

3) Virtual university, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang di akses oleh banyak orang.

TIK dapat selayaknya meningkatkan beragam peran disekolah, yang paling penting diantaranya peran dalam meningkatkan pedagogi, peran kultural, sosial, profesionalisme serta peran administratif. Berikut peran TIK dalam pendidikan menurut Khoiru Dkk:22

1) Peran TIK Sebagai Perangkat Pedagogi.

TIK hmemiliki peran memberikan sebuah kerangka baru yang mampu mengakomodasikan revisi dan praktik-praktik pembelajaran. Guru harusa mampu mengintegrasikan dan menggunakan bahan yang tesedia secara efektif, strategi belajar yang baru yang mampu menciptakan kondisi siswa lebih aktif, interaktif dan terlibat dalam pembelajran.

2) Peran TIK Sebagai Agen Kultur, Sosial Dan Profesional.

TIK sebagi agen kultur terwujud dari penggunaan maupun pelayanan sumber informasi dan pelayanan yang tersedia melalui internet atau bahan informasi dalam CD. Secara profesionalisme peningkatan kompetensi pendidik dapat tercapai melaui penerapan TIK, yaitu pendidik dapat saling bertukar pengalaman permasalahan dan alternatif solusi yang didiskusikan secara maya, bahkan pendidik dapat meningkatkan pengetahuannya dengan informasi atau melalui keterlibatannya dalam sebuah forum diskusi maya.

3) Peran Administrasi TIK.

Pada ruang lingkup sistem pendidikan, penerapan sistem informasi sekolah atau sistem manajemen sekolah berbasis database, akan mampu membuat proses pencapaian kualitas sekolah dengan visi, misi serta strategi dan rencana kerja sekolah menjadi lebih tegas,

22

(34)

kelas dan dipahami oleh orang banyak ketimbang hanya dibenak kepala sekolah atau sekedar tertulis dipapan ruang kepala sekolah.

c. Manfaat ICT Sebagai Media Pembelajaran

Teknologi informasi dan komunikasi mutakhir yang telah berkembang sejauh ini sudah sangat memadai untuk memfasilitasi, membekali dan memudahkan beragam pekerjaan siswa. Berbagai macam pekerjaan seperti eksplorasi, pencatatan, pendataan,, perhitungan atau pengolahan data, analisis, penggambaran, visualisasi, dan pengemasan dalam format akhir laporan, dapat dilakukan dengan berbagai macam manfaat aplikasi yang disediakan, antara lain Aplikasi Ensiklopedia, World-Wide-Web, pengolah kata, spread sheet, grapich desaign, presentation tools dan sebagainya. Sementara interaksi dalam bertukar pikiran antar siswa dan antar siswa dan guru, searching, dan lain-lain, dapat memanfaatkan aplikasi networking seperti e-mail, world-wide-web, chat, voice mail,dantele-conference.

Menggunakan teknologi dalam pembelajaran niscaya mempunyai berbagai fungsi. Antara lain adalah23:

1) Teknologi ICT berfungsi menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasikkan (efek emosi). Ini dikarenakan siswa dapat berinteraksi dengan gambar, warna-warna, suara, video dan sesuatu yang instant. Kondisi dan situasi yang menyenangkan inisebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar. Di sini tekhnologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar.

2) Membekali kecakapan siswa untuk menggunakan tekhnologi tinggi. Ini menjawab relevansi dengan dunia luar di sekolah.

3) Teknologi berfungsi sebagai Learning tools dengan program aplikasi dan utilitas yang selain dapat mempermudah dan

23

(35)

mempercepat pekerjaan, juga memperbanyak teknik-teknik dan variasi analisis dan interpretasi.

Gambar 2.1Model Integrasi Dalam Teknologi Pembelajaran23

Khoiru Dkk menyebutkan dalam bukunya bahwa ICT dalam pendidikan dapat diintrogasikan menjadi 4 kelompok manfaan, yaitu :24

1) TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan. Dikelompok ini TIK dimanfaatkan sebagai referensi ilmu pengetahuan terkini, manajemen pengetahuan, jaringan pakar beragam bidang ilmu, jaringan antar institusi pendidikan, pusat pengembangan materi

23

Ace Suryadi,Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007)

24

(36)

ajar, wahana pengembangan kurikulum, dan komunitas perbandingan standar kompetensi.

2) TIK sebagai alat bantu pembelajaran. Didalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada tiga fungsi TIK (ICT) yang dapat dimanfaatkan sehari-hari didalam proses belajar mengajar, yaitu :

a) TIK sebagai alat bantu gutu yang meliputi animasi, peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat uji siswa, alat praga visual dan media komunikasi antar guru.

b) TIK sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliuti komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok study\i, dan manajemen kelas terpadu.

c) TIK sebagai alat bantu siswa meliputi buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan media komunikasi antar siswa.

3) TIK sebagai fasilitas pembelajaran. Didalam kelompok ini TIK dapat dimanfaatkan sebagai perpstakaan elektronik, kelas virtual, aplikasi multimedia, kelas jarak jauh, papan elektronik sekolah, dan komunikasi kolaborasi kooperasi (internet sekolah).

4) TIK sebagai infrastruktur pembelajaran. Didalam kelompok ini TIK kita temukan dukungan teknis dan aplikatif untuk pembelajran, baik dalam skala menengah maupun luas.

Khoiru juga memberikan manfaat lain dari media ICT terhadap pembelajaran disekolah antara lain adalah lebih efektif, siswa yang terlibat lebih semangat, meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan mudah dalam mencari informasi. Selain itu ICT juga dapat memberikan dampat negatif, antara lain adalah :25

25

(37)

1) Siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran. 2) Media ICT mempunyai banyak aplikasi yang memudahkan

pemakainya. Namun terkadang karena terlalu berlebihan siswa malah memperhatikan penggunaan aplikasinya bukan materinya. 3) Siswa kurang memahami materi yang disampaikan.

4) Untuk beberapa mata pelajaran siswa mungkin dapat memahami dengan mudah materi yang disampaikan. Namun untuk beberapa siswa kurang memahami materi tersebut. Ini dikarenakan penggunaan media kurang sesuai dengan harapannya meningkatkan kreatifitas siswa. Yang terjadi adalah komunikasi searah yang kemudian pembelajaran tersebut menjadi kurang diminati siswa. 5) Memberikan masalah baru kepada sekolah.

d. ICT Sebagai Sumber Belajar Kimia

(38)

bahkan secara agregatif menjadi kontra-produktif terhadap pengembangan diri dan intelektual siswa26.

Waryono, dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran berbasis ICT mengatakan bahwa, walaupun terdapat perbedaan cara pandang terhadap pengertian pembelajaran berbasis ICT, tetapi pada hakekatnya memiliki makna yang sama. Pembelajaran berbasis ICT atau TIK adalah pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi kedalam proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran ini meliputi dengan segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa27

Ketersediaan internet sebagai hasil perkembangan dunia teknologi informasi memungkinkan siswa belajar secara global.Akses informasi dapat terjadi tanpa terkendala tempat, jarak dan waktu.Keadaan inilah yang menjadikan internet lebih unggul sebagai sumber informasi tak terbatas dibandingkan dengan sumber informasi lainnya.

Pemerintah melalui program internet masuk sekolah (internet goes to school) berusaha memberikan fasilitas bagi pembelajaran agar bersifat global dan selaluberkembang secara dinamis. Sosialisasi manfaat dan dampak penggunaan internet puntelah dilakukan oleh beberapa lembaga terkait. Bentuk dari peran pemerintah untukmemajukan dunia pendidikan melalui perkembangan teknologi informasi adalahdimasukkannya pelajaran informatika (TIK) ke dalam kurikulumpendidikan. Adanyamuatan TIK di dalam kurikulum memberikan peluang bagi guru maupun siswa untukmengakses bahan ajar yang tak terbatas khususnya bahan ajar Kimia28

26

Ace Suryadi,Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007)

27

Alaysious Waryono,Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Metode Evaluasi Presentasi.(Jurnal DIDAKTIKA. 2009)

28

(39)

Informasi maupun data yang tersedia di internet senantiasa berkembang dan selalu mengikuti perkembangan isu-isu yang terkini (up to date). Hal inilah yang memungkinkan internet sebagai salah satu referensi atau rujukan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran Kimia di sekolah. Isu-isu yang selalu di up date ini menjadikan internet sebagai sumber bahan rujukan bagi siapapun yang ketersediaannya tak terbatas.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberika kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan proyek. Dengan pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat, karena dalam kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.29

PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Berikut ini pengertian PBL menurut beberapa ahli :

29

(40)

1. PBL adalah model pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupan nyata.

2. PBL adalah model komperhensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata.

3. PBL adalah model yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalah sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas siswa.

4. PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada aktifitas siswa, mengajak siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.

Model pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain dan merefleksikan ide sendiri pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan pengetahuan (meaning making process). Selain itu siswa juga unuk mengalami tahap pembelajaran yang disebut “Interactive Research Cycle” yang terdiri dari tahap pertanyaan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis pengetahuan dan evaluasi.

(41)

mengalami pembelajaran yang bermakna dengan membangun pengetahuannya sendiri.

Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran seperti belajar bersama dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat konstruktivis, yaitu siswa juga bersifat multiple intelligence, karena siswa menggunakan berbagai intelegensi

dalam melakukan proyek yang dilakukan seperti intelegensi matematis-logis, ruang visual, kinestetik, interpersonal, linguistik, lingkungan dan lain-lain.30

b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pembelajran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan–kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkonstruks pengetahuan mereka sendiri dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.31

Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Siswa membuat keputusan dan membuat langkah kerja.

2) Terdapat masalah yang langkah penyelesaianya tidak di tentukan sebelumnya.

3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

4) Siswa bertanggung jawab untuk mengelola dan mendapatkan informasi yang dikumpulkan.

5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinue.

30

Martinis Yamin,Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Pamulang: Gaung Persada Pers, 2004), h.76

31

(42)

6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka lakukan.

7) Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya.

8) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek.

Sebagai sebuah model pembelajaran, PBL mempunyai beberapa prinsip. Prinsip itu antara lain adalah :32

1) Prinsip sentralistis, menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, diamana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Dalam PBL, proyek adalah strategi pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. 2) Prinsip pertanyaan pendorong atau penuntun. Berarti bahwa

kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.

3) Prinsip investigasi konstruktif, merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi. Disampig itu dalam kegiatan berbasis proyek ini hars tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan. Jika kegiatan utama dalam proyek ini tinggal menimbulkan masalah bagi siswa tau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa melalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar latihan, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis poyek. Oleh dari itu guru harus bisa menumbuhkan

32

(43)

rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masala dan rasa ingin tahu yang tinggi.

4) Prinsip otonomy dalam pembelajaraqn berbasi proyek dapat diartikan sebagai kemandrian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Yaitu bebeas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggung jawab.

5) Prinsip realistis, berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah. pembelajaran berbasis proyek mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan dibuat-buat, dan solusinya dapat di implementasikan dilapangan. Untuk itu guru harus bisa merancang proses pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilaukan dengan engajak siswa belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya.

d. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut33:

1) Increased Motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek. Siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang.

2) Increased problem solving ability. Beberapa sumber mendreskipsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat menngkatkan kemampuan memecahkan

33

(44)

masalah, membuat sswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks.

3) Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.

4) Inreased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

5) Inreased resourch–management skills.Pembelajaran berbasis proyek yang diimplemantasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti erlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

(45)

e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Pembelajaran Traadisional.

Terdapat sejumlah perbedaan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran tradisional. Perbedaan itu antara lain adalah:

Tabel 2.1Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Pembelajaran Tradisional34

Penguasaan konsep dan prinsip

Unit-unit besar terbentik dari problem dan isu Peranan guru Penceramah dan

direktur pembelajaran

Penyedia sumber belajar dan partisipan di dalam

Skor tes Pencapaian yang nyata

Membandingkan

Langsng sumber asli, bahan-bahan tercerak , interview, dokumen dan lain-lain.

Kegiatan dan lembar latihan di kembangkan

(46)

Teknologi Dijalankan guru Diarahkan siswa siswa atau penguatan kemampuan siswa

Konteks kelas Siswa bekerja sendri Siswa bekerja dalam kelompok

Siswa kompetisi satu dengan yang lainnya

Siswa kolaboratif satu dengan yang lainnya

Peranan siswa Menjalankan perintah guru

Melakukan kegiatan belajar yang diarahkan oleh penyaji ide

Pengingat dan

pengulang fakta

Pengkaji, integrator dan penyaji ide

Pembelajaran menerima dan menyelesaikan tugas-tugas laporan pendek

Siswa menentukan tugas mereka sendiri dan

bekerja secara

Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kempleks

Tujuan jangka panjang

Luas pengetahuan Pemahaman dan aplikasi ide dan proses yang kompleks

Lulusan yang memiliki pengetahuan yang berhasil pada tes standar pencapaian

Lulusan yang berwatak

dan terampil

mengembangkan iri, mandiri dan belajar sepanjang hayat

4. Hakikat Hasil Belajar Kimia a. Pengertian belajar

“Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih nayi hingga keliang lahat nanti”.35Salah satu petanda bahwa seseorang telah

35

(47)

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan atau psikomotr maupun yang menyangkut nilai dan sikap atau afektif.36

Seperti yang dikutip oleh Warsita, “belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain”.

Menurut Dimyati yang mengutip pendapat Gagne mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) Stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) Proses kognitif yang dilakukan pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.37

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang semenjak lahir untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dari interaksinya dengan lingkungan. Belajar dapat terjadi dimanapun dan dengan cara apapun. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:38

36

Arief S. Sadiman,Media Pendidikan Pengertain, Pengembangan dan Pemanfaatanya,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.2

37

Dimyati,Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: PT. Rieka Cipta, 2006), h.10

38

(48)

1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Misal, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tua (faktor eksternal), kemungkinan akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Dari pengaruh faktor0faktor tersebut dapat timbul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Sebagai seorang guru, diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses mereka.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang dapat mengpengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor Internal

(49)

pelajaran. Salah satu contoh lain adalah cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kirang baik atau kurang sempurnanya anggota tubuh atau badan. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau patah tangan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi proses belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan yang khusus mengenai cacat tubuh.39

Disamping kondisi diatas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi pancaindera. Munandi dalam bukunya yang mengutip pendapat Aminuddun Rasyad, mengatakan bahwa “pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan.Artinya kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar”.40

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada daarnya memilki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis. Tentunya perbedaan ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa masing-masing. Beberapa faktor psikologis itu antara lain adalah intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

Syah mengatakan sekurang-kurangnya ada lima faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan belajar siswa, yaitu:41

a) Intelegensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikomotor untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

39

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h.54-55

40

Yudhi Munandi,Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : GP Press. 2008), h. 26

41

(50)

tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang bedimensi efektif yang berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap ibjel orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.

c) Bakat Siswa

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan akan terealisasikan sesudah belajar atau berlatih. Bakatpun merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

d) Minat Siswa

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Semakin besar minat seseorang dalam belajar, maka semakin besar kemungkinan hasil belajar kimia meningkat pula dan sebagainya.

e) Motivasi Siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa dan dapat pula berasal dari pengaruh luar.

2) Faktor Eksternal

(51)

misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Belajar pada tengah hari diruangan yang memilki ventilasi yang kurang tentunya berbeda dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di ruangan yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

Lingkungan sosial yang baik berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Hiruk pikuk suara lingkungan sosial disekitar ruang belajar, seperti gemuruh jalan raya, mesin pabrik, perlintasan kereta api dan sebagainya, seringkali dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pembelajaran disekolah. Karena itu sekolah hendaknya didirikan di dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Kedua adalah faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.Faktor-faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas belajar baik media pembelajaran, dan guru. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar.

Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor yang menpengaruhi belajar, dibawah ini disajikan tabel mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.42

Tabel 2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Ragam Faktor dan Elemennya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar 1. Aspek Fisiologis

(52)

2. Aspek

Ilmu yang mempelajari alam semesta adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu cabang dari Ilmu IPA adalah Ilmu Kimia. Sulit mendefinisikan ilmu kimia sehingga mencakup semua ruang lingkup Kimia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa “ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi, yaitu merubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu mengetahui susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut”.43

Mungkin ada yang bertanya manfaat dari mempelajari ilmu kimia. Manfaat yang segera kita dapatkan ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung yang ada didalamnya. Manfaat yang lebih jauh dari belajar ilmu kimia adalah untuk merubah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhui kebutuhan kita.Selanjutnya, manfaat dari belajar kimia adalah masalah pembentukan sikap. Dalam mempelajari ilmu kimia, kita senantiasa berhadapan dengan masalah dan memecahkannya secara sistematis.Seringkali masalah ilmu kimia tergolong komplit dan rumit sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar. Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar. Kita jadi terbiasa menghadapi masalah, memecahkannya

43

(53)

secara logis dan terencana. Kebiasaan itu akan membantu kita dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Di atas segalanya ilmu kimia akan menunjukan kepada anda betapa teraturnya alam semesta ini, baik dalam makro ataupun mikro. Kiranya itu semua akan menambah keagungan kita terhadap Tuhan yang maha pencipta.

e. Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit.

Berdasarkan kemampuanya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Sementara itu, berdasarkan kekuatanya menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dapat dibagi menjadi elekrolit kuat dan elektrolit lemah.Elektrolit kuat mempunyai kemampuan menghantarkan listrik lebih tinggi dari pada elktolit lemah44.

1) Membedakan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit

Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit dapat menggunakan percobaan dengan menggunakan rangkaian listrik sederhana. Jika elektroda dicelupkan kedalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu menyala merupakan ciri bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Akan tetapi jika lampu dimasukkan kedalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan menyalakan lampu merupakan ciri bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal lain yang dapat diamati adalah adanya gelembung gas pada saat pengujian menggunakan rangkaian listrik sederhana. Pada larutan elektrolit muncul gelembung gas, sedangkan pada larutan non elektrolit tidak muncul gelembung gas.

2) Membedakan Larutan Elektrolit Kuat Dan Lemah

44

(54)

Membedakan larutan elekrolit kuat dan lemah juga dapat menggunakan rangkaian listrik sederhana. Larutan elektrolit kuat akanmenghasilkan nyala lampu terang, sedangkan elektrolit lemah akan menghasilkan nyala lampu redup. Larutan elektrolit kuat akan menghasilkan gelembung yang jumlahnya banyak, sedangkan larutan elektrolit lemah akanmenhasilkan gelembung yang jumlahnya sedikit. Larutan elektrilit lemah dapat menghantarkan arus listrik, hanya saja daya hantarnya tidak sebesar elektrolit kuat. 3) Sifat Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Pada saat senyawa seperti HCl, NaCl dan H2SO4 dilarutkan dalam air, senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi membentuk ion-ion. Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Semakin banyak ion yang terkandung dalam larutan elekrolit, maka akan semakin tinggi pula daya hantar listriknya. Sumber senyawa larutan elektrolit adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar. a) Reaksi Ionisasi Pada Senyawa Ion

Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi.Senyawa ion tersusunatas ion positif dan ion negatif. Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionya ketika dilarutkan didalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas didalam air.

( ) ( ) + ( )

Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dapat menghantarkan listrik. Pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas. Adapaun padatan senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion penyusunnya tidak dapat terurai.

b) Reaksi Ionisasi Pada Senyawa Kovalen

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dan
Gambar 2.1 Model Integrasi Dalam Teknologi Pembelajaran.........................21
Gambar 2.1 Model Integrasi Dalam Teknologi Pembelajaran23
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru tentang materi karakteristik komponen dan sirkit instalasi tenaga tegangan rendah tiga fasa yang digunakan untuk

Pemilihan e-learning menjadi sangat tepat karena pada mahasiswa tempat penelitian dilakukan adalah para generasi muda era milenial yang notabene menyukai segala jenis

Sebagian pengguna jalan sangat menyukai untuk persimpangan antara jalan-jalan yang lebih besar, misalnya antara dua buah jalan empat lajur, penutupan daerah konflik

Bagi generasi penerus demi integritas NKRI.Demi tegaknya integritas sistem kenegaraan Pancasila dan visi-misi negara , nation and character building melalui pendidikan dan

Waktu wisatawan diperhitungkan dengan mempertimbangkan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt). Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata disajikan

Hasil pengamatan terhadap konsumsi kulit sadapan pada sistem sadap sorong ¼ S d/3 panel HOI-2 menunjukkan bahwa tebal irisan sadap rata-rata yang dihasilkan

Tujuan penelitian dan pengembangan ini meliputi: 1) mendesain dan menjelaskan kelayakan buku ajar trampil Basa Jawi piwulang 5 pengalamanku berbasis karakter islam di kelas

Rasio REO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien