• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

4. Hakikat Hasil Belajar Kimia

“Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih nayi hingga keliang lahat nanti”.35Salah satu petanda bahwa seseorang telah

35

Bambang Warsita,Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.62

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan keterampilan atau psikomotr maupun yang menyangkut nilai dan sikap atau afektif.36

Seperti yang dikutip oleh Warsita, “belajar adalah perubahan prilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain”.

Menurut Dimyati yang mengutip pendapat Gagne mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) Stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) Proses kognitif yang dilakukan pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.37

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang semenjak lahir untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dari interaksinya dengan lingkungan. Belajar dapat terjadi dimanapun dan dengan cara apapun. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar akan memperoleh perubahan dalam dirinya dan akan memperoleh pengalaman baru dalam hidupnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:38

36

Arief S. Sadiman,Media Pendidikan Pengertain, Pengembangan dan Pemanfaatanya,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.2

37

Dimyati,Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: PT. Rieka Cipta, 2006), h.10

38

Muhbibin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), h.129

1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Misal, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tua (faktor eksternal), kemungkinan akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Dari pengaruh faktor0faktor tersebut dapat timbul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah. Sebagai seorang guru, diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses mereka.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang dapat mengpengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal dalam mempengaruhi hasil belajar dapat dibagi menjadi dua. Antara lain adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis secara umum, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternayata akan membuat mereka cepat lelah dan cenderung untuk cepat mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima

pelajaran. Salah satu contoh lain adalah cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kirang baik atau kurang sempurnanya anggota tubuh atau badan. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, patah kaki atau patah tangan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi proses belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan yang khusus mengenai cacat tubuh.39

Disamping kondisi diatas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi pancaindera. Munandi dalam bukunya yang mengutip pendapat Aminuddun Rasyad, mengatakan bahwa “pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan.Artinya kondisi pancaindera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar”.40

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada daarnya memilki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis. Tentunya perbedaan ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa masing-masing. Beberapa faktor psikologis itu antara lain adalah intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

Syah mengatakan sekurang-kurangnya ada lima faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan belajar siswa, yaitu:41

a) Intelegensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikomotor untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

39

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h.54-55

40

Yudhi Munandi,Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : GP Press. 2008), h. 26

41

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.131-134

tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

b) Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang bedimensi efektif yang berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap ibjel orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.

c) Bakat Siswa

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan akan terealisasikan sesudah belajar atau berlatih. Bakatpun merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

d) Minat Siswa

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Semakin besar minat seseorang dalam belajar, maka semakin besar kemungkinan hasil belajar kimia meningkat pula dan sebagainya.

e) Motivasi Siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa dan dapat pula berasal dari pengaruh luar.

2) Faktor Eksternal

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi faktor eksternal. Pertama adalah kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Lingkungan alam

misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Belajar pada tengah hari diruangan yang memilki ventilasi yang kurang tentunya berbeda dengan belajar di pagi hari yang udaranya masih segar, apalagi di ruangan yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

Lingkungan sosial yang baik berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Hiruk pikuk suara lingkungan sosial disekitar ruang belajar, seperti gemuruh jalan raya, mesin pabrik, perlintasan kereta api dan sebagainya, seringkali dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pembelajaran disekolah. Karena itu sekolah hendaknya didirikan di dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Kedua adalah faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.Faktor-faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas belajar baik media pembelajaran, dan guru. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar.

Untuk memperjelas uraian mengenai faktor-faktor yang menpengaruhi belajar, dibawah ini disajikan tabel mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.42

Tabel 2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Ragam Faktor dan Elemennya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan Belajar 1. Aspek Fisiologis - Jasmani 1. Lingkungan Sosial 1. Pendekatan Tinggi - Speculative 42

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.137

2. Aspek Psikologis - Intelegensi - Sikap - Minat - Bakat - motivasi - Keluarga - Guru & staf - Masyarakat - Teman 2. Lingkungan non-sosial - Rumah - Sekolah - Peralatan - alam - Achieving 2. Pendekatan sedang - Analytical - Deep 3. Pendekatan Rendah - Reproductive - Surface

d. Pengertian Ilmu Kimia

Ilmu yang mempelajari alam semesta adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu cabang dari Ilmu IPA adalah Ilmu Kimia. Sulit mendefinisikan ilmu kimia sehingga mencakup semua ruang lingkup Kimia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa “ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi, yaitu merubah suatu materi menjadi materi yang lain. Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut, para ahli perlu mengetahui susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi tersebut”.43

Mungkin ada yang bertanya manfaat dari mempelajari ilmu kimia. Manfaat yang segera kita dapatkan ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung yang ada didalamnya. Manfaat yang lebih jauh dari belajar ilmu kimia adalah untuk merubah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhui kebutuhan kita.Selanjutnya, manfaat dari belajar kimia adalah masalah pembentukan sikap. Dalam mempelajari ilmu kimia, kita senantiasa berhadapan dengan masalah dan memecahkannya secara sistematis.Seringkali masalah ilmu kimia tergolong komplit dan rumit sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar. Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar. Kita jadi terbiasa menghadapi masalah, memecahkannya

43

secara logis dan terencana. Kebiasaan itu akan membantu kita dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Di atas segalanya ilmu kimia akan menunjukan kepada anda betapa teraturnya alam semesta ini, baik dalam makro ataupun mikro. Kiranya itu semua akan menambah keagungan kita terhadap Tuhan yang maha pencipta.

e. Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit.

Berdasarkan kemampuanya menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Sementara itu, berdasarkan kekuatanya menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit dapat dibagi menjadi elekrolit kuat dan elektrolit lemah.Elektrolit kuat mempunyai kemampuan menghantarkan listrik lebih tinggi dari pada elktolit lemah44.

1) Membedakan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit

Membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit dapat menggunakan percobaan dengan menggunakan rangkaian listrik sederhana. Jika elektroda dicelupkan kedalam larutan elektrolit, maka lampu akan menyala. Lampu menyala merupakan ciri bahwa larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Akan tetapi jika lampu dimasukkan kedalam larutan non elektrolit, maka lampu tidak akan menyala. Ketidakmampuan larutan menyalakan lampu merupakan ciri bahwa larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal lain yang dapat diamati adalah adanya gelembung gas pada saat pengujian menggunakan rangkaian listrik sederhana. Pada larutan elektrolit muncul gelembung gas, sedangkan pada larutan non elektrolit tidak muncul gelembung gas.

2) Membedakan Larutan Elektrolit Kuat Dan Lemah

44

Membedakan larutan elekrolit kuat dan lemah juga dapat menggunakan rangkaian listrik sederhana. Larutan elektrolit kuat akanmenghasilkan nyala lampu terang, sedangkan elektrolit lemah akan menghasilkan nyala lampu redup. Larutan elektrolit kuat akan menghasilkan gelembung yang jumlahnya banyak, sedangkan larutan elektrolit lemah akanmenhasilkan gelembung yang jumlahnya sedikit. Larutan elektrilit lemah dapat menghantarkan arus listrik, hanya saja daya hantarnya tidak sebesar elektrolit kuat. 3) Sifat Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Pada saat senyawa seperti HCl, NaCl dan H2SO4 dilarutkan dalam air, senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi membentuk ion-ion. Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Semakin banyak ion yang terkandung dalam larutan elekrolit, maka akan semakin tinggi pula daya hantar listriknya. Sumber senyawa larutan elektrolit adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar. a) Reaksi Ionisasi Pada Senyawa Ion

Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut juga reaksi disosiasi.Senyawa ion tersusunatas ion positif dan ion negatif. Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionya ketika dilarutkan didalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas didalam air.

( ) ( ) + ( )

Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dapat menghantarkan listrik. Pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya yang bergerak bebas. Adapaun padatan senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion penyusunnya tidak dapat terurai.

b) Reaksi Ionisasi Pada Senyawa Kovalen

Ionisasi atau terbentuknya ion-ion tidak terbatas untuk senyawa ion saja. Zat yang merupakan senyawa kovalen yang

bereaksi dengan air juga akan menghailkan ion-ion sehingga senyawa kovalen juga merupakan senyawa elektrolit. Contohnya adalah HCl. Jika gas HCl dilarutkan dalam air, maka reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

( ) + ( ) ( ) + ( )

4) Kekuatan Larutan Elektrolit

Kekuatan ionisasi larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (α).Nilai derajat ionisasi merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terionisasi dengan jumlah mol yang dilarutkan.

=

Derajat ionisasi elektrolit kuat adalah 1 atau mendekati 1.Derajat ionisasi elektrolit lemah antara 0-1.Sedangkan derajat ionisasi non elektrolit adalah 0.Nilai tersebut menggambarkan sempurna atau tidaknya suatu reaksi ionisasi. Pada elektrolit kuat, ion-ion akan terionisasi sempurna. Elektrolit lemah terionisasi sebagian, sedangkan non elektrolit tidak terionisasi.

Dokumen terkait