• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN

2. Information, Communication and Technology (ICT)

Information, Communication and Technology atau di singkat ICT, lebih dikenal di Indonesia sebagai TIK (Tekhnologi Informasi Dan Komunikasi). Menurut Dr. Deni Darmawan, S.pd., M.Si. bahwa

tekhnologi informasi dan komunikasai sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua tekhnologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian

16

Arif Sadiman Dkk,Media Pendidikan Pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya,

informasi serta semua perangkat lunak, perangkat keras, kandungan isi dan instrukur komputer maupun kominikasi17.

Khoiru Dkk mendefinisikan “ICT sebagai sekumpulan perangkat atau sumber daya teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi,penciptaan, penyebaran, penyimpanan dan pengelolaan informasi. Teknologi ini termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran dan telepon”.18 ICT adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. Teknologi berkaitan dengan segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.19

Tercakup dalam definisi tersebut isilah TIK atau ICT atau yang dikalangan asia berbahasa inggris di sebut Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras atau perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke 20. Perpaduan teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke 21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus berkembang pesat dan belum terlihat ititik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global perkembangan TIK telah mempengaruhi semua bidang kehidupan manusia. “Intrusi” TIK kedalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.

b. Kedudukan TIK Dalam Pendidikan

TIK sudah digunakan dalam dunia pendidikan semenjak pertama kali diperkenalkan, namun penggunaan TIK secara besar-besaran oleh

17

Deni darmawan,Teknologi pembelajaran,(Bandung: Remaja pusdikarya, 2011), hal. 1

18

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.193

19

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.186

negara maju dimulai tahun 1980-an.20 Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan dan memulai penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir.Hal ini penting, mengingat penggunaan TIK merupakan salah satu faktor yang penting yang memungkinkan kecepatan informasi ilmu lebih luas.Dalam konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan penyelenggaraan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat harus mampu memberiakn akses pemahaman dan penguasaan tekhnologi mutakhir yang luas kepada para peserta didik21.

Program pembangunan pendidikan yang terpadu, terarah dan berbasis tekhnologi paling tidak akan memberikan multiplier effect dannurturing effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan. Sehingga TIK berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan tekhnologi mutakhir, khususnya dalam dunia pendidikan.Pembangunan pendidikan berbasis TIK setidaknya memberiakan dua keuntungan.Pertama, sebagai pendorong komunitas pendidikan (termasuk guru) untuk lebih apresiatif dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan.Kedua, memberikan kesempatan luas pada pserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat di perolah dari sumber-sumber yang tidak terbatas.

Adapun kedudukan TIK dalam peendidikan yaitu :

1) Mempermudah kerja sama antar pakar dan peserta didik, menghilangkan batasan ruang, jarak dan waktu.

2) Sharing information, sehingga hasil penelitian dapat di gunakan bersama-sama dan mempercepat pengembangan ilmu pengeetahuan.

20

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.195

21

3) Virtual university, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang di akses oleh banyak orang.

TIK dapat selayaknya meningkatkan beragam peran disekolah, yang paling penting diantaranya peran dalam meningkatkan pedagogi, peran kultural, sosial, profesionalisme serta peran administratif. Berikut peran TIK dalam pendidikan menurut Khoiru Dkk:22

1) Peran TIK Sebagai Perangkat Pedagogi.

TIK hmemiliki peran memberikan sebuah kerangka baru yang mampu mengakomodasikan revisi dan praktik-praktik pembelajaran. Guru harusa mampu mengintegrasikan dan menggunakan bahan yang tesedia secara efektif, strategi belajar yang baru yang mampu menciptakan kondisi siswa lebih aktif, interaktif dan terlibat dalam pembelajran.

2) Peran TIK Sebagai Agen Kultur, Sosial Dan Profesional.

TIK sebagi agen kultur terwujud dari penggunaan maupun pelayanan sumber informasi dan pelayanan yang tersedia melalui internet atau bahan informasi dalam CD. Secara profesionalisme peningkatan kompetensi pendidik dapat tercapai melaui penerapan TIK, yaitu pendidik dapat saling bertukar pengalaman permasalahan dan alternatif solusi yang didiskusikan secara maya, bahkan pendidik dapat meningkatkan pengetahuannya dengan informasi atau melalui keterlibatannya dalam sebuah forum diskusi maya.

3) Peran Administrasi TIK.

Pada ruang lingkup sistem pendidikan, penerapan sistem informasi sekolah atau sistem manajemen sekolah berbasis database, akan mampu membuat proses pencapaian kualitas sekolah dengan visi, misi serta strategi dan rencana kerja sekolah menjadi lebih tegas,

22

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.1197-201

kelas dan dipahami oleh orang banyak ketimbang hanya dibenak kepala sekolah atau sekedar tertulis dipapan ruang kepala sekolah.

c. Manfaat ICT Sebagai Media Pembelajaran

Teknologi informasi dan komunikasi mutakhir yang telah berkembang sejauh ini sudah sangat memadai untuk memfasilitasi, membekali dan memudahkan beragam pekerjaan siswa. Berbagai macam pekerjaan seperti eksplorasi, pencatatan, pendataan,, perhitungan atau pengolahan data, analisis, penggambaran, visualisasi, dan pengemasan dalam format akhir laporan, dapat dilakukan dengan berbagai macam manfaat aplikasi yang disediakan, antara lain Aplikasi Ensiklopedia, World-Wide-Web, pengolah kata, spread sheet, grapich desaign, presentation tools dan sebagainya. Sementara interaksi dalam bertukar pikiran antar siswa dan antar siswa dan guru, searching, dan lain-lain, dapat memanfaatkan aplikasi networking seperti e-mail, world-wide-web, chat, voice mail,dantele-conference.

Menggunakan teknologi dalam pembelajaran niscaya mempunyai berbagai fungsi. Antara lain adalah23:

1) Teknologi ICT berfungsi menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan mengasikkan (efek emosi). Ini dikarenakan siswa dapat berinteraksi dengan gambar, warna-warna, suara, video dan sesuatu yang instant. Kondisi dan situasi yang menyenangkan inisebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas belajar. Di sini tekhnologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses belajar.

2) Membekali kecakapan siswa untuk menggunakan tekhnologi tinggi. Ini menjawab relevansi dengan dunia luar di sekolah.

3) Teknologi berfungsi sebagai Learning tools dengan program aplikasi dan utilitas yang selain dapat mempermudah dan

23

Ace Suryadi,Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007)

mempercepat pekerjaan, juga memperbanyak teknik-teknik dan variasi analisis dan interpretasi.

Gambar 2.1Model Integrasi Dalam Teknologi Pembelajaran23

Khoiru Dkk menyebutkan dalam bukunya bahwa ICT dalam pendidikan dapat diintrogasikan menjadi 4 kelompok manfaan, yaitu :24

1) TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan. Dikelompok ini TIK dimanfaatkan sebagai referensi ilmu pengetahuan terkini, manajemen pengetahuan, jaringan pakar beragam bidang ilmu, jaringan antar institusi pendidikan, pusat pengembangan materi

23

Ace Suryadi,Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007)

24

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.189-191

ajar, wahana pengembangan kurikulum, dan komunitas perbandingan standar kompetensi.

2) TIK sebagai alat bantu pembelajaran. Didalam kelompok ini sekurang-kurangnya ada tiga fungsi TIK (ICT) yang dapat dimanfaatkan sehari-hari didalam proses belajar mengajar, yaitu :

a) TIK sebagai alat bantu gutu yang meliputi animasi, peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat uji siswa, alat praga visual dan media komunikasi antar guru.

b) TIK sebagai alat bantu interaksi guru-siswa yang meliuti komunikasi guru-siswa, kolaborasi kelompok study\i, dan manajemen kelas terpadu.

c) TIK sebagai alat bantu siswa meliputi buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan media komunikasi antar siswa.

3) TIK sebagai fasilitas pembelajaran. Didalam kelompok ini TIK dapat dimanfaatkan sebagai perpstakaan elektronik, kelas virtual, aplikasi multimedia, kelas jarak jauh, papan elektronik sekolah, dan komunikasi kolaborasi kooperasi (internet sekolah).

4) TIK sebagai infrastruktur pembelajaran. Didalam kelompok ini TIK kita temukan dukungan teknis dan aplikatif untuk pembelajran, baik dalam skala menengah maupun luas.

Khoiru juga memberikan manfaat lain dari media ICT terhadap pembelajaran disekolah antara lain adalah lebih efektif, siswa yang terlibat lebih semangat, meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan mudah dalam mencari informasi. Selain itu ICT juga dapat memberikan dampat negatif, antara lain adalah :25

25

Iif Khoiru Ahmadi, Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,(Jakrta: Prestasi Pustakarya, 2011), h.248-249

1) Siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran. 2) Media ICT mempunyai banyak aplikasi yang memudahkan

pemakainya. Namun terkadang karena terlalu berlebihan siswa malah memperhatikan penggunaan aplikasinya bukan materinya. 3) Siswa kurang memahami materi yang disampaikan.

4) Untuk beberapa mata pelajaran siswa mungkin dapat memahami dengan mudah materi yang disampaikan. Namun untuk beberapa siswa kurang memahami materi tersebut. Ini dikarenakan penggunaan media kurang sesuai dengan harapannya meningkatkan kreatifitas siswa. Yang terjadi adalah komunikasi searah yang kemudian pembelajaran tersebut menjadi kurang diminati siswa. 5) Memberikan masalah baru kepada sekolah.

d. ICT Sebagai Sumber Belajar Kimia

Sistem pembelajaran konvensional di sekolah kian di yakini sebagai sistem yang tidak efektif lagi.Konsep-konsep kemampuan otak, kecerdasan, dan kreativitas telah berkembang pesat dan makin menguatkan argumentasi yang ingin mengoreksi kelemahan sistem pembelajaran konvensional. Sistem pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri antara lain kelas yang tertutup di sekolah yang juga tertutup dari lingkungan sekitarnya, setting ruangan yang statis dan sangat formal, guru menjadi satu-satunya sumber ilmu dan pengetahuan bagi siswa dan mengajar secara linier, menggunakan papan tulis sebagai sarana utama dalam proses transfer of knowledge, mengupayakan situasi dan kondisi belajar yang hening untuk mendapatkan konsentrasi belajar yang maksimal, menggunakan buku wajib yang cenderung menjadi satu-satunya referensi yang sah di kelas, serta model ujian dengan soal-soal pilihan ganda (multiple choices) yang hasilnya menjadi ukuran kemampuan siswa. Semua aspek dalam proses pembelajaran itu kini dinilai mengandung banyak kelemahan yang

bahkan secara agregatif menjadi kontra-produktif terhadap pengembangan diri dan intelektual siswa26.

Waryono, dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran berbasis ICT mengatakan bahwa, walaupun terdapat perbedaan cara pandang terhadap pengertian pembelajaran berbasis ICT, tetapi pada hakekatnya memiliki makna yang sama. Pembelajaran berbasis ICT atau TIK adalah pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi kedalam proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran ini meliputi dengan segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa27

Ketersediaan internet sebagai hasil perkembangan dunia teknologi informasi memungkinkan siswa belajar secara global.Akses informasi dapat terjadi tanpa terkendala tempat, jarak dan waktu.Keadaan inilah yang menjadikan internet lebih unggul sebagai sumber informasi tak terbatas dibandingkan dengan sumber informasi lainnya.

Pemerintah melalui program internet masuk sekolah (internet goes to school) berusaha memberikan fasilitas bagi pembelajaran agar bersifat global dan selaluberkembang secara dinamis. Sosialisasi manfaat dan dampak penggunaan internet puntelah dilakukan oleh beberapa lembaga terkait. Bentuk dari peran pemerintah untukmemajukan dunia pendidikan melalui perkembangan teknologi informasi adalahdimasukkannya pelajaran informatika (TIK) ke dalam kurikulumpendidikan. Adanyamuatan TIK di dalam kurikulum memberikan peluang bagi guru maupun siswa untukmengakses bahan ajar yang tak terbatas khususnya bahan ajar Kimia28

26

Ace Suryadi,Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran.(Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Volume 8.No. 1. 2007)

27

Alaysious Waryono,Pembelajaran Berbasis ICT Dengan Metode Evaluasi Presentasi.(Jurnal DIDAKTIKA. 2009)

28

Dyah Purwaningsih dan Pujianto.Pemanfaatan ICT Sebagai Sumber Belajar Sains Dalam Penerapan Problem Based Learning Di Sekolah. (Jurnal. 2009)

Informasi maupun data yang tersedia di internet senantiasa berkembang dan selalu mengikuti perkembangan isu-isu yang terkini (up to date). Hal inilah yang memungkinkan internet sebagai salah satu referensi atau rujukan bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran Kimia di sekolah. Isu-isu yang selalu di up date ini menjadikan internet sebagai sumber bahan rujukan bagi siapapun yang ketersediaannya tak terbatas.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberika kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan proyek. Dengan pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat, karena dalam kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan pada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan untuk bekerja mandiri. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.29

PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Berikut ini pengertian PBL menurut beberapa ahli :

29

1. PBL adalah model pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupan nyata.

2. PBL adalah model komperhensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata.

3. PBL adalah model yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalah sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas siswa.

4. PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada aktifitas siswa, mengajak siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.

Model pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain dan merefleksikan ide sendiri pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan pengetahuan (meaning making process). Selain itu siswa juga unuk mengalami tahap pembelajaran yang disebut “Interactive Research Cycle” yang terdiri dari tahap pertanyaan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis pengetahuan dan evaluasi.

Jadi, dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu maslah dan mencari suatu solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga siswa

mengalami pembelajaran yang bermakna dengan membangun pengetahuannya sendiri.

Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran seperti belajar bersama dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat konstruktivis, yaitu siswa juga bersifat multiple intelligence, karena siswa menggunakan berbagai intelegensi dalam melakukan proyek yang dilakukan seperti intelegensi matematis-logis, ruang visual, kinestetik, interpersonal, linguistik, lingkungan dan lain-lain.30

b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pembelajran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan–kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengkonstruks pengetahuan mereka sendiri dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.31

Pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Siswa membuat keputusan dan membuat langkah kerja.

2) Terdapat masalah yang langkah penyelesaianya tidak di tentukan sebelumnya.

3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

4) Siswa bertanggung jawab untuk mengelola dan mendapatkan informasi yang dikumpulkan.

5) Siswa melakukan evaluasi secara kontinue.

30

Martinis Yamin,Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Pamulang: Gaung Persada Pers, 2004), h.76

31

6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka lakukan.

7) Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya.

8) Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek.

Sebagai sebuah model pembelajaran, PBL mempunyai beberapa prinsip. Prinsip itu antara lain adalah :32

1) Prinsip sentralistis, menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, diamana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Dalam PBL, proyek adalah strategi pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. 2) Prinsip pertanyaan pendorong atau penuntun. Berarti bahwa

kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.

3) Prinsip investigasi konstruktif, merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi. Disampig itu dalam kegiatan berbasis proyek ini hars tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan. Jika kegiatan utama dalam proyek ini tinggal menimbulkan masalah bagi siswa tau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa melalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar latihan, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis poyek. Oleh dari itu guru harus bisa menumbuhkan

32

Made Wena,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: bumi aksara, 2011). h.145-147

rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masala dan rasa ingin tahu yang tinggi.

4) Prinsip otonomy dalam pembelajaraqn berbasi proyek dapat diartikan sebagai kemandrian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Yaitu bebeas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi dan bertanggung jawab.

5) Prinsip realistis, berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata, bukan seperti disekolah. pembelajaran berbasis proyek mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan yang autentik (bukan simulasi), bukan dibuat-buat, dan solusinya dapat di implementasikan dilapangan. Untuk itu guru harus bisa merancang proses pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilaukan dengan engajak siswa belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya.

d. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Beberapa keuntungan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut33:

1) Increased Motivation. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek. Siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang.

2) Increased problem solving ability. Beberapa sumber mendreskipsikan bahwa lingkungan belajar pembelajaran berbasis proyek dapat menngkatkan kemampuan memecahkan

33

masalah, membuat sswa lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks.

3) Improved library research skills. Karena pembelajaran berbasis proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi akan meningkat.

4) Inreased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek.

5) Inreased resourch–management skills.Pembelajaran berbasis proyek yang diimplemantasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti erlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah dapat diwujudkan juka keadaan memang ideal. Namun jika sekolah belum bisa mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat memaksimalkan fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi dan berinovasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.

e. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Pembelajaran Traadisional.

Terdapat sejumlah perbedaan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pembelajaran tradisional. Perbedaan itu antara lain adalah:

Tabel 2.1Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dan Pembelajaran Tradisional34 Aspek pendidikan Penekanan pembelajaran tradisional Penekanan pembelajaran berbasis proyek Fokus kurikulum

Cakupan isi Kedalaman pemahaman

Pengetahuan tentang fakta

Penguasaan konsep dan prinsip Belajar keteramkpilan “Building block” dalam isiolasi Pengembangan keterampilan pemecahan masalah kompleks Lingkup dan urutan Mengikuti urutan kurikulum secara ketat

Mengikuti minat siswa

Berjalan dari blok ke blok atau dari unit ke unit

Unit-unit besar terbentik dari problem dan isu yang kompleks

Memusat, fokus

berbasis disiplin

Meluas, fokus,

interdisipliner Peranan guru Penceramah dan

direktur pembelajaran

Penyedia sumber belajar dan partisipan di dalam kegiatan belajar

Ahli Pembimbing atau partner

Fokus pengukutan

Produk Proses dan produk

Skor tes Pencapaian yang nyata

Membandingkan dengan yang lain

Unjuk kerja yang standar dan kemajuan dari waktu ke waktu

Reproduksi informasi Demonstrasi pemahaman Baham-bahan

pembelajaran

Teks, ceramah dan presentasi

Langsng sumber asli, bahan-bahan tercerak ,

Dokumen terkait