POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID
PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR
BINTANG PELAJAR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Rosalina NIM: 105051001872
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR
BINTANG PELAJAR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Rosalina NIM: 105051001872
Di Bawah Bimbingan,
Dr. Arief Subhan, MA NIP: 19660110 199303 1 004
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Tangerang, 11 Juni 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota
Dr. Murodi, M.A. Faza Amri, S.Th.I
NIP: 19640705 199203 1 003 NIP: 19780703 200501 1 006
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. Study Rizal LK, M.A. Umi Musyarofah,M.A. NIP: 19640428 199303 1 002 NIP: 19710816 199703 2 002
Pembimbing,
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bogor, 5 Juni 2009
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim
Puji Syukur penulis haturkan kepada Zat Allah SWT, atas limpahan karunia dan atas Ridho-Nya penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada baginda alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kesesatan menuju alam berperadaban, dari kegelapan menuju cahaya.
Dengan rahmat Allah SWT, penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terwujud dengan lancar. Semoga karya yang kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Penelitian dan penulisan ini, tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan, motivasi dan bantuan semua pihak. Penulis berterima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Para Pembantu Dekan: Dr. Murodi, MA; Dr. Arief Subhan, MA sebagai dosen pembimbing; Drs. Mahmud Jalal, MA; dan Drs. Studi Rizal, LK, MA.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam: Drs. Wahidin Saputra, M.A., dan Umi Musyarofah, M.A.
3. H. Abd. Komala Kartawinatta dan Hj. Diani Puspitawati selaku orang tua penulis yang telah mencurahkan kasih sayang serta dukungan baik moril serta materil untuk penulis.
4. Pimpinan Les Privat dan Kelompok Bintang Pelajar Bapak Chairat, Manager Divisi SDM Bapak Tri Muchdi H., Mas Rizqi Amali terima kasih untuk bantuannya meminta izin ke Pak Muchdi dan Pak Adrian agar penulis dapat melakukan penelitian di Bintang Pelajar, Kepala cabang BP Pajajaran Bapak Adrian, Staf-Staf BP Pajajaran Mas Azis, Mas Ardi, Mbak Iim, Mbak Liza, Mbak Widi, mas-mas office boy. Untuk guru-guru Mbak Wahyu, Mbak Ida, Mas Burhan, Mas Yudha serta murid-murid Dina, Fifi, Chika, Fathia, Shynna, Farah, dan Sani yang mengizinkan kelasnya di observasi oleh penulis.
5. Sahabat-sahabat di BP: Mas Ruchul, Mbak Zenita, Bunda Novi, Mbak Betty, Mbak Uli, Mbak Irma, Mbak Milla, Mbak Festy, Mbak Partini, Mbak Herma, Mbak Lilis, Mas Nandar, Mas Imam, Teh Ina dan semua guru dan staf yang dikenal oleh penulis yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih untuk dukungan dan kebaikan dari semuanya.
7. Keluarga besar H. Daan Yahya kakekku tercinta, nenek ade, sembilan tanteku sayang: tante dini, tante devi, tante lusi, tante dewi, tante linda, tante desi, tente ajeng, tante rika, tante meta, sepupu-sepupu tercinta, dan juga untuk para om, khususnya om bugi. Terima kasih atas dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang dan cinta yang kalian beri untuk penulis.
8. Keluarga (alm.) Dapung Kartawinatta, om chandra, tante remmy, tante kenny, om uung terima kasih banyak untuk support-nya dari segi moril dan materil. 9. Bapak Asep Usman Ismail yang selalu memberi semangat kepada saya sejak
sebelum kuliah di UIN hingga saya lulus.
10. Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi tempat curhat di saat senang maupun susah, chika, nanda, lita, nadya, ranita, nada safira, ummu, dan aryo.
11. Teh Ella beserta anak-anak yatim yayasan Innayatullah yang senantiasa selalu mendoakan penulis.
12. Para dosen, karyawan, Staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Perpustakaan Utama.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT untuk orang-orang yang begitu ikhlas membantu dalam penulisan skripsi ini agar diberikan kasih sayang-Nya yang sempurna. Semoga Allah SWT semakin menambahkan karunia-Nya kepada kita semua.
Bogor, 5 Juni 2009
ABSTRAK
Rosalina
Pola Komunikasi Guru dan Murid Pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar
Komunikasi dalam pendidikan dan pengajaran berfungsi sebagai pengalihan ilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. Komunikasi antara guru dan murid bisa menjadi faktor penentu keberhasilan belajar murid dan pola komunikasi yang baik antara guru dan murid bisa dijadikan salah satu faktornya.
Dalam penulisan skripsi ini akan dibahas permasalahan bagaimana pola komunikasi guru dan murid yang terjadi di lembaga bimbingan belajar. Fokus dalam penelitian ini adalah pola komunikasi antara guru dan murid yang terjadi di dalam kelas pada lembaga bimbingan belajar Bintang Pelajar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Lembaga bimbingan belajar Bintang Pelajar sebagai salah satu perintis bimbingan belajar yang memiliki visi dan misi menjadi bimbingan belajar terbaik yang islami dalam rangka mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan mempunyai konsep belajar satu kelas maksimal hanya lima siswa, hal ini menjadikan komunikasi di dalam kelas menjadi lebih terarah.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR... v
ABSTRAK... vii
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Metodologi Penelitian ... 5
1. Jenis Penelitian ... 5
2. Metode Penelitian ... 6
3. Subjek dan Objek dan Penelitian ... 6
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 7
5. Populasi dan Sampel ... 7
6. Tahapan Penelitian... 8
7. Teknik Penulisan... 10
E. Tinjauan Pustaka ... 10
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Pengantar ... 12
B. Pengertian Pola Komunikasi... 12
C. Jenis-jenis Komunikasi... 23
D. Macam-macam Pola Komunikasi... 25
E. Teknik-teknik Komunikasi ... 26
F. Pola-pola Komunikasi Guru-Murid... 28
BAB III GAMBARAN UMUM ... 30
A. Pengantar ... 30
B. Profil Bintang Pelajar ... 30
C. Bintang Pelajar Cabang Pajajaran ... 32
1. Letak Geografis... 32
2. Posisi Bintang Pelajaran Cabang Pajajaran ... 32
D. Program Bintang Pelajar ... 34
1. Sistem Belajar Bintang Pelajar ... 34
2. Program Akademik ... 35
a. Program Tembus SMP-SMA-PTN Favorit ... 35
b. Program Sukses Semester... 35
c. Program Calistung Plus ... 35
d. Kelas Super... 36
E. Fasilitas dan Penanganan Bintang Pelajar ... 36
G. Pilihan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Bintang Pelajar... 40
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID ... 42
A. Pengantar ... 42
B. Pola Komunikasi Guru dan Murid ... 42
1. Pola Komunikasi Guru 1 ... 43
2. Pola Komunikasi Guru 2 ... 49
3. Pola Komunikasi Guru 3 ... 57
4. Pola Komunikasi Guru 4 ... 65
BAB V PENUTUP ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 69
! " # $
!"
#$%&'
(
)*!+
- .
/
%
&
' (
' ( %
)
) "
&
* +
,
-&
1
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta, 2005), Cet. Ke-1, h.11.
2
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. Ke-3, h. 11.
3
&
&
,
.
% ,
/ % )
%
,
0
0 1 ' 2 -3(
#
) %
4
,
) ) %
4 ').) .&4 )( 55 !. 46 *3 7 *33- .. % - $
8%
0
7 9 :
0 4
8;
7
<
< %
0 %
,
) , /
%
0 % ; ' (
5
Redaksi Sinar Grafika,! "! # $ % & !! '(
% $ = = ,
%
! !
" %
% 7& )
0 %
% & /
) % & * > % 0
%
* %
" # ! $
0 > %
$
" 7
% 2
<. +
&
%
* %
%
! > '.
( 0
' (
* %
5
.
0
0
A
@ !
B
0 0
,
0 8C
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-24, h. 9-10.
7
Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja
- ) 6 %
) * ) %
% 9
% " 9
% * - D # .
# 7 D %
% % 0 %
@ % 4 *- D
*# + *33E F *" *33E
; % )
%
G
) % % 0
%
) 0 % 0 %
7& ) A-# ) % "
- *-* 0 " ) % "E
E "3 7 * ) % -;
*" "# 7 - ) % "CG C;
"3-8
0
' & / (
* ) % "A 33 "C #; )
& @
9 %
.
D .%) .
.% 7
* ) % -3
A 7 %
7 %
$
"( ( / 0' 0 (
9 0
0 ,
E
> %
9
/ 0
9 %
.
D .%)
. .%
&
) 0
*( 6 , ' (
% 0
"3%
0
> %
%
*#
+ *33E F *" *33E
-(
9
0 0
10
7
5
. 1 .
0 0
0
""
0
', (
C 7 %
B% % ) 7
H 5.4 ) @
7 *33C8
11
# !
0
$
" % & 7 % %
% & 9 H )
*33C )
* % & 2 ) 9 4
5 & )
2
- % & 7 : ) ':) (
"A; ! )
:) :) )
5
$
. % >
%
% 7 %
% 7 % ) %
.. 7 7 % % %
& @ & 0 0 %
& 7 & % &
/
... / 5 > %
% % %
0 % % % +
% % > %
% & '& ( %
.I % & /
% & /
> %
# ' # () # & ( ( & ) )
%
5
) 0
0 0
& .
"* & . % B 8
0 ' 0 ("- %
) 0 >
& & &
12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 885.
13
B 8 Remaja Rosdakarya, 1990), h. 9.
15
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, h. 10. 16
D. Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm, Azas-azas Komunikasi antar Manusia. Penerjemah Agus Setiadi (Jakarta: LP3ES bekerja sama dengan East – West Communication Institute, 1977), h. 6.
17
*
0 $"G
2 & ' (
' (
2 ' (
0 2 & ' ( /
' (
3 ' (
4.. ' (
'. (
% 0
0
6
B 8 & &
"E
18
Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, h. 16-17. 19
0
$ +
& , 0
, *3
, .
.
0
H 0
$*"
" & 0 0 $
20
A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 12. 21
. 0
0 7
* & 0 0 $
%
- & 0 0 $
> &
)
# & 0 0 $
>
>
0 )
,
**
% , , %
, 0 $
0 0
0
% ,
*-%
% ' (
% 0
*#
$*;
22
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 17. 23
Ibid., h. 18. 24
Effendy, Dunamika Komunikasi, h. 6. 25
% 0 ' ( 0 0
%
0 %
% $*A
5
<
@
% @
0
0
)
0 0
%
26
) 0
6
) %
% 6
$
5
-&
&
*C
&
- $*G
27
. , /
&
* $
" & 0 ' & & & (
'. " &". (
0
*E
* & ' & &(
< 0
06 ' ( ,
0
.
28
Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, Human Communication(Konteks-Konteks Komunikasi). Penerjemah Deddy Mulyana (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 164.
29
-3
7 < 0
0 -"
, )
-*
6 0
0
%
$ )
30
I.B. Mantra, MPH, Komunikasi (Jakarta: Dep Kes RI (Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat), 1994), h. 3.
31
Wiryanto, Teori Komuniaksi Massa (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h. 7. 32
)
&
' (
$
& 0
--%
4
) )
-#
/ $
33
A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 17. 34
:
: $-;
<
%
0 ,
9
0 1 2 3
5 '. ( <
&
-A
35
Ibid., h. 20. 36
5
0 6
5 < <
0 )
-C
5 , , -G
5 0 ,
0 ,
@
0 0
0 & )
B 8
' (
" ' 4!
+ 5
37
Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 14. 38
9
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007), Cet ke-1, h. 93.
40
Ibid., h. 93. 41
, 0
#*
'"EG"( # 5
( 3& & &. 4 & &
$ CJ , -GJ , ;;J
,
#-- &
%
.
&
. ##
6 4 6
D D ( 1& $
#
&
#;$
42
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal (Yogyakarta: Kanisius, 2003), cet ke-1, h. 26.
43
Ibid., h. 95. 44
A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 100. 45
: H H
% ! % !
: :
H H
% > %
% $
" % ' (
$ H :
* % ' (
' ( 'H( ' ( ':(
- %
':( ' (
# %
. 9 &
#A
$#C
" $ $
' (
0
* $
' (
%
- $7 $
' ( &
46
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu pengantar (Bandung: Rosda Karya, 2007), h.55.
47
0
# *
' & & & (
0
&
&
% 41 4
> H#G$
" % / F
• /
° ° °
* % / /
#G) / 9 ) / $ & &
$ ' '@ $ %& / "EE;( ""G "*3
- % /
• /
# % / /
/
@
) ' )
# ' )
%
% ) 0 0
% %
% % & '&
( %
$ !
%
0 )
%
,
> ; ) "EE;
"" 0 @
7 * 0 % *33C *33G
-G"C %
7& ) ) % ) )
7 0
% #"# >
% .8
) % ; ,
) %
,
/ %
0 0 1
' 2 -3(
) EE #*E
.
% %
&
0
49
)
% <.
<
" # ' ) " ' ' )
+ $
% %
"" G;3 A 0 AG
&
"E3 --3
*A1 H *" G1 H
-3 #1H
@ C;3 *;3
7 0 K
, (& & # ' ) ' ' )
@ % 4 *- % H
% ";3
& #
;33
% 0 -33 % )
7 &
%
%
> ;3
*3 *3
) ,
" ;L" 3 * 3L" ; * ;L* ; %
0
) 0 D
+
& +
%
.
;
0 % H %
& & &
& -*
0
! /9
+ & ! !
) %
) ;* ' 0 $ > & ( ) *
# ! : ! :
7 %
=
, %
5 %
0 0 $
( >
%
50
(
0( 9 &.4
( ! ) ; '"C ! (
( 7
0
,
# & 4& 4 # % ;
5 $ & A ) - ) % - )
7 $
> ) % ) %74 + ,
$ .% .%) . .
& + : /
.% .% 7 .%) 7
& &
5 $ & " ; ) " * ) % " * )
7 $
,
$ .% .%) . . &
+ :
.%
6 "
5 $ ) 7 &
7 $ > 0 0
$ 0 .=
& 1 $ &
5 $ & A ) - ) % - )
7 $
7 $ > 4
) %<) <%74 + , < ,
% ! /+
+
51
M
, M > M
% 0 .
, & *
% 0 0
,
-& ' (
0 0 0
. & !
& & .
/
M , M
& & , 7 M
, 0 " #
< = : "
% M
> # : (
7 M 0 M
) 8
% %
D ' 0 (
+9
% 0
++
% * ' . M
. ( 0 .
+, = ? ) &
+- ) 1
%
0
+. 1
>
, 0 %
+/
!
.
+0
> ! H 7
+< )
+> )
%
+8 )
) & )%
! ' ' (
0
% !
% ' %( "" 0 @
@ - 0 % ! @
% 4 AA > - ! ' > 0 ( %
@ ) 4 -C & @ )
# 0 % % @
% 4 *- % I.% ! I.% @ % 4 GG % %
% @ % 4 A % @
@ ) . 4 "3
7 * 0 % )
! / ! ) I.. ; 4 ""; %
@ % ! 4 GG
* 0 % & % %
& % @ & % ! #
% @ % ! % .. 4 *# @ &
4 &
2 ! ! 3 ! /,
% - & $
+ ( ( $
( ) ; ' (
( 0 %
0( " -3 " #;
(
( %
( %
, ( ( ) $
52
( 7 * ; (
0( % ( (
( " -3
( % 'D
(
( %
- ) 5 # $
( "
( %
0( %
(
( " -3
( @ &
(
BAB IV
ANALISIS POLA KOMUNIKASI GURU DAN MURID
A. Pengantar
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya mengenai
permasalahan apa yang ingin dijawab oleh skripsi ini, pada bab ini akan
dipaparkan hasil observasi dan penelitian yang telah di analisis oleh penulis.
Fokus utama bab ini adalah mengetahui pola komunikasi guru dan murid di
Bintang Pelajar.
B. Pola Komunikasi Guru dan Murid
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah empat orang guru yang mengajar
kelompok Dina Anjani pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pada pukul 16.00
WIB. Untuk mengetahui pola komunikasi guru dan murid pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, sebelumnya akan dipaparkan mengenai data
personal keempat guru tersebut.
No. 125
Januari 2008 2006 2001 Agustus 2008
Mata
1. Pola Komunikasi Guru 1
Guru 1 adalah Yudha Adi Pradana. Pria berlatar belakang pendidikan
Sarjana Teknologi Hasil Perairan ini dipanggil oleh murid-muridnya Mas Yudha.
Guru 1 mengajarkan Matematika setiap hari Kamis pukul 16.00 WIB. Murid di
Tabel 2
Data Personal Murid Mata Pelajaran Matematika No.
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Asal Sekolah SMP Negeri 1 Bogor
Hobi Berenang dan
nonton tv
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, ketika guru masuk kelas sudah ada
dua murid yang telah hadir yaitu Dina dan Chika. Guru membuka kelas dengan
Assalamu’alaikum wr. wb. dan murid yang sudah hadir menjawab dengan sopan.
Guru 1 tipe guru yang pendiam seperti yang diungkapkan seorang murid dalam
wawancara “Mas yudha itu pendiam, tapi hal itu yang membuat kami malah
senang untuk belajar.”53
Murid yang bernama Chika langsung memberikan soal PR dari sekolahnya,
guru sekilas membaca soal sambil sedikit bertanya keberadaan kedua teman
mereka yang belum hadir. Karena mereka berempat berasal dari sekolah yang
53
sama. Sambil menunggu kemungkinan teman mereka yang belum datang, guru 1
memberikan kuis berupa pertanyaan logika sambil mengeluarkan minuman “fruit tea”. Bagi yang bisa menjawab pertanyaan tersebut akan mendapat hadiah minumannya. Kuisnya sebagai berikut:
Lampu
A B C
Lantai 2
Lantai 1
Saklar
Pertanyaan: Bagaimana caranya mengetahui saklar mana yang cocok untuk lampu
yang mana?
Syaratnya: Orang itu hanya boleh naik 1 kali ke lantai 2 dan tidak boleh turun
lagi.
Setelah selesai menuliskan pertanyaan di papan tulis, murid yang bernama
Fathia datang dengan ceria. Setelah menempati kursi, Fathia bertanya apa yang
sedang terjadi di kelas itu, dia diberi tahu untuk menjawab pertanyaan yang ada di
-papan tulis, dia langsung bertanya kepada kedua temannya yang telah hadir
apakah mereka bisa menjawabnya. Mereka bertiga tidak ada yang bisa menjawab,
maka guru pun menjelaskan jawabannya. Jawabannya:
Pertama orang itu harus menyalakan satu saklar misalnya saklar no. 2 lalu
menunggu selama tiga puluh menit, setelah tiga puluh menit, saklar no.2
dimatikan. Setelah itu ia menyalakan satu saklar lagi misalnya saklar no. 3 lalu ia
bisa naik ke lantai 2. Ketika sampai di lantai 2 ia melihat lampu A yang menyala,
sudah ketahuan kalau saklar no. 3 untuk lampu A. Lalu bagaimana mengetahui
saklar mana untuk lampu yang tidak nyala? Tadi kan di awal ia sudah menyalakan
saklar no. 2 selama tiga puluh menit, pastinya lampu yang sudah dinyalakan 30
menit itu akan menjadi panas, jadi untuk mengetahui lampu mana yang cocok
untuk saklar no. 2, dari lampu yang tidak nyala tersebut dapat dipegang
dua-duanya dan ketika merasa satu lampu yang masih panas, berarti lampu itu adalah
lampu pasangan saklar no. 2. Anggap saja lampu itu adalah lampu C. Berarti
sudah jelas kalau lampu yang satu lagi yaitu lampu B pasangannya adalah saklar
no. 1.
Setelah kuis terjawab, maka kelas mulai belajar. Pembahasan materi hari itu
tentang sabuk lilitan luar dan sabuk lilitan dalam. PR yang diberikan Chika
kepada guru juga tentang sabuk lilit. Murid-murid memperhatikan dengan fokus
dan serius ketika guru menjelaskan di papan tulis mulai dari menjelaskan rumus
hingga memberi contol soal yang sederhana namun mencakup semuanya.
Dalam memberikan materi, guru 1 hanya menjelaskan secara singkat dan
langsung dilanjutkan dengan meminta murid-murid mengerjakan soal dari modul
wawancara, lebih baik langsung sambil mengerjakan soal dan saya tidak
menunggu untuk membahas soal. Misalnya mereka harus menyelesaikan dulu no.
1-10 baru saya bahas, tetapi ketika salah satu merasa kesulitan di satu nomor dia
bisa langsung bertanya ke saya dan saya akan menjelaskan secara personal ke
dia.54
Semua murid mengerjakan latihan soal dengan antusias dan serius, mereka
juga aktif bertanya kepada guru, kegiatan latihan soal ini dilakukan sampai waktu
belajar selama 1 jam 45 menit itu hampir selesai, di lima belas menit terakhir guru
kembali memberikan games berupa kuis logika atas permintaan murid. Guru
memberi soal sebagai berikut:
Beni, Banu dan Badu hendak membeli bola seharga Rp 25.000, mereka lalu
patungan masing-masing Rp 10.000 dan mereka meminta tolong Mamat untuk
membelikannya.
Beni Rp 10.000
Banu Rp. 10.000 Rp. 30.000
Badu Rp 10.000
Setelah Mamat mengantarkan bolanya, ada uang kembalian Rp 5.000, lalu
mereka memberi upah ke mamat Rp 2.000. Uang sisa ada Rp 3.000 lalu dibagi
tiga sehingga masing-masing mendapat Rp. 1000.
Ketika mereka menghitung ulang, uang yang dikembalikan kan seribu
rupiah, jadi uang mereka masing-masing terpakai Rp 9.000, dan mereka memberi
uang ke Mamat Rp. 2000, sehingga kalau ditotal uang mereka bertiga yang
54
terpakai yaitu Rp 9.000 X 3 = Rp 27.000 lalu ditambah uang untuk Mamat Rp
2.000 sehingga total Rp 29.000. sedangkan di awal total uang mereka adalah Rp
30.000. Pertanyaan: ke manakah uang Rp 1.000?
Semua murid mulai berpikir mencari jawabannya, Dina dan Chika berkata
“iya juga ya, kok bisa sih jadi Rp 29.000?”, Fathia mengatakan “kok aneh ya?”
dan mereka kembali menyerah karena tidak bisa menjawab.
Jawabannya adalah hanya permainan kata dari yang memberi soal, karena
sebenarnya di uang yang Rp 27.000 itu sudah termasuk uang untuk Mamat 2000
dan memang sudah sisa uangnya Rp 3.000, dan uang Rp 1.000 sudah ada di uang
Rp 3.000 tersebut. Setelah terjawab, proses belajar di tutup dengan membaca doa.
Pola komunikasi yang terjadi di kelompok ini adalah Pola Guru - Murid,
Murid - Guru, Murid – Murid dan juga pola bintang.
Guru A
E B
Murid Murid
Murid Murid D C
Pola Bintang
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua pihak
terlibat di dalamnya. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat
informatif dan persuasif dan memerlukan hasil (feedback).55 Pada kelompok ini dapat diketahui bahwa murid memberikan feedback atau umpan balik kepada guru dengan baik. Sesama murid juga dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas.
55
Untuk guru 1, motivasi dia ketika memberikan kuis/games hanyalah untuk
ice breaking saja supaya saya lebih kenal dengan muridnya, guru berpendapat pulang sekolah kan mereka sudah suntuk, ada yang tidak mau belajar dan mereka
sudah mau pulang cepat. Bisa juga untuk membuat kompak kelas yang berasal
dari sekolah yang berbeda-beda.56
Komunikasi yang dilakukan oleh guru bersifat persuasif. Komunikasi di
kelompok ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam
kelas dapat menjadi komunikator maupun komunikan, meskipun tetap guru yang
menjadi komunikator utama dalam hal memberikan materi.
2. Pola Komunikasi Guru 2
Guru 2 adalah Burhan yang dipanggil oleh murid-murid Mas Burhan. Guru 2
mengajarkan Bahasa Indonesia hari Selasa dua minggu sekali bergantian dengan
pelajaran IPS pukul 16.00 WIB. Murid yang diajar guru pada kelas ini ada tiga
orang, yaitu:
Tabel 3
Data Personal Murid Mata Pelajaran Bahasa Indonesia No.
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan
Asal Sekolah SMP Negeri 1 Bogor
Belajar di BP sejak
2007 2008 2008
Hobi Berenang dan
nonton tv
akrab disapa fifi. Fifi berkata kepada guru 2 dia tidak mau memulai belajar kalau
masih sendirian di kelas, akhirnya sambil menunggu teman yang lain, guru
memberikan permainan bagaimana membuat gambar hanya
dengan satu tarikan spidol tanpa terlepas?
Fifi dan guru berusaha mengerjakan teka-teki gambar itu di papan tulis.
Ternyata guru yang memberi soal pun lupa bagaimana caranya membuat gambar
itu dengan satu tarikan spidol. Fifi ingat kalau Dina bisa menjawab itu, tak lama
Dina pun datang dan langsung diminta membuat gambar yang menjadi soal itu.
Dina membuatnya dengan mudah sekali, gantian fifi yang penasaran membuatnya
dan masih tampak kesulitan hingga akhirnya dibantu guru 2 untuk
menyelesaikannya.
Sekarang tiba waktunya untuk memulai kelas, Dina langsung meminta
“games psikologi”. Games psikologi adalah pertanyaan-pertanyaan pilihan yang
jawabannya menentukan kepribadian seseorang. Guru menjawab nanti games-nya.
Guru 2 membuka kelas dengan mengucap salam lalu mengucap rasa syukur
karena baru selesai lulus ujian AKTA IV. Guru menanyakan kabar murid selama
Kita mulai dengan membaca basmalah, ada dua tema yaitu karangan, murid
yang bernama Dina menjawab kan sudah, guru membalas tapi ada yang terlewat.
Kemarin kan sudah puisi ya din, puisi lama puisi baru, ada apa lagi?
Kedua murid kompak menjawab prosa dan guru mengatakan ada satu lagi
dan murid-murid menebak tapi salah terus dari mulai syair, lirik, novel sehingga
guru memberi petunjuk-petunjuk sampai murid berhasil menjawab satu lagi karya
sastra yaitu drama.
Sekarang kita masuk ke prosa. Prosa adalah…. Guru mulai menjelaskan
materi tentang prosa. Setelah prosa guru memberi materi baru tentang paragraf.
Ada yang masih ingat paragraf? Murid menjawab paragraf menurut pemikiran
mereka namun masih kurang tepat. Guru menambahkan definisi paragraf adalah
gabungan kalimat yang memiliki satu tema. Kedua murid kurang menyebutkan
satu tema ketika menjawab sebelumnya.
Guru menjelaskan, Paragraf berdasarkan isinya:
Narasi, deskripsi, eksposisi,persuasif, argumentasi.
Paragraf berdasarkan tujuan pembuatannya:
Karya tulis, laporan, karya tulis sastra. Selama mas burhan mencatat di
papan, mereka mengobrol sedikit-sedikit namun tidak ditegur oleh guru. Selesai
mencatat materi di papan tulis dan memberi penjelasan kepada murid, murid
diminta menghapal yang di papan tulis, lalu papan tulisnya di hapus. Setelah itu
mereka diminta mengulang kembali hapalan tadi. Hal ini dilakukan guru untuk
mengevaluasi sejauh mana pemahaman murid terhadap materi yang baru
diberikan. Bagi guru untuk paham atau tidak harus ada alat evaluasi, evaluasi ada
dan mereka menjelaskan kembali kalau secara tulisan melalui latihan soal di
modul.57
Karena guru memperhatikan wajah muridnya sudah tidak semangat untuk
belajar, selain guru berinisiatif memberi games, biasanya Dina rajin meminta guru
memberii games psikologi. Maka murid diberi games psikologi. Games hari ini
berjudul Melihat kepribadian dari isi tasnya. Guru mulai menceritakan
skenarionya.
Ceritanya kalian akan pergi jalan-jalan, semua barang sudah disiapkan tapi
ternyata ada empat benda yang belum masuk yaitu minyak wangi, buku agenda,
jimat keberuntungan, dan permen/cokelat.
Masalahnya tasnya sudah penuh dan hanya cukup 1 benda lagi. Apakah
yang akan kalian bawa?
Keduanya antusias memilih minyak wangi sebagai benda terakhir yang akan
mereka bawa sembari memperlihatkan minyak wangi yang ada di tas mereka.
Guru lantas membahas arti dari setiap pilihan jawaban. Pertama jika ia memilih
Permen/cokelat dia adalah orang yang tidak bisa lepas dari makanan, obsesinya
makanan. Kedua untuk yang memilih Jimat orangnya kalau beli majalah lihatnya
horoskop dulu, percaya hal-hal gaib/klenik. Ketiga kalau menjawab Agenda dia
itu orangnya pelupa minta ampun. Terakhir yang memilih minyak wangi baginya
penampilan nomor satu. Ada jerawat satu saja bisa jadi masalah besar, dan mereka
berdua mengakui hal ini. Apalagi fifi langsung mengiyakan, iya nih ada jerawat
satu saja pusing mikirin ngilanginnya.
57
Skenario kedua, tadi kan kalian sudah memilih jawaban pertama.
Selanjutnya di perjalanan ternyata sudah dekat ke tujuan, lima menit lagi menuju
tempat tujuan, sudah mau sampai ternyata hujan lebat dan ceritanya kalian pergi
dengan berjalan kaki. Ada empat pilihan lagi, mana yang akan kalian pilih.
1. Hujan lebat nih, berteduh saja deh sampai hujan reda.
2. Hujan bisa-bisa lama nih, lari saja deh kan sudah dekat. Dia pun langsung
berlari walaupun hujan lebat.
3. Ah, menunggu orang saja deh, siapa tau dia bawa payung, nanti saya bisa
minta tolong diantarkan ke tujuan.
4. ternyata kalian kemana-mana bawa payung, jadi ya jalan saja ke tujuan
dengan payung sendiri.
Apa jawaban kalian?
Dina menjawab dia selalu membawa payung, Fifi memilih no 2 akan berlari
menerobos hujan. Ternyata skenario kedua ini untuk mengetahui bagaimana sikap
ketika berselisih dengan teman. Bagi yang memilih:
1. Berteduh sampai hujan reda dia akan mengambil pendekatan menunggu
sampai tenang dulu, baru menyelesaikan masalah.
2. Menerobos dia orangnya tidak peduli pendapat orang yang penting saya
puas sudah mengungkapkan isi pikiran
3. Menunggu orang saja deh, siapa tau dia bawa payung orangnya
menghindari konfrontasi. Tidak mau cari ribut.
4. Selalu membawa payung orangnya jago ngeles, jago bikin alasan, ketika
ada konfrontasi lawan bicaranya bosan sendiri karena dia ada saja
Setelah games selesai mereka masih memelas meminta games lagi, Fifi
sampai bilang memang psikologi games? Kalo games kan harusnya terhibur, ini
saya merasa tidak terhibur.
Tapi mas burhan meminta mereka untuk mengerjakan latihan soal dan diberi
nomor yang wajib dikerjakan. Setelah selesai langsung dibahas bersama-sama
secara santai dan murid-murid ini suka sambil mengobrol pada saat membahas
soal.
Berlanjut ke materi berikutnya tentang syarat kalimat efektif yaitu diksi:
pilihan kata tampak kedua murid masih mengobrol ketika guru mencatat ke papan
tulis dan tidak melihat mereka, akan tetapi jika guru selesai mencatat mereka
menyimak kembali pelajaran dengan serius
Sebelum pulang guru memberi 5 kalimat dan mereka harus menebak mana
yang betul mana yang salah. Kalau tidak bisa menjawab tidak boleh pulang.
Mereka setuju dan semangat meminta soalnya kepada guru. Berikut adalah kelima
kalimat tersebut:
1. Ibu Selly mengajar Bahasa Inggris.
2. Bagi siswa yang ingin pulang harap menjawab pertanyaan ini dengan
benar.
3. Korban kecelakaan itu dilarikan kerumah sakit.
4. Harap tenang sedang makan.
5. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ayo kalimat pertama benar tidak? Murid menjawab benar, ternyata salah.
Yang benar adalah mengajarkan. Kalimat kedua mereka jawab benar dan guru
dipakai. Kalimat ketiga juga salah lagi, kata dilarikan itu salah harusnya korban
kecelakaan itu dibawa. Sudah tiga kalimat tidak ada yang benar nih. Kalimat
keempat benar tidak? Dina menjawab benar deh, fifi masih menganalisis. Guru
menjawab pilihan kata di kalimat ini kurang, seharusnya kami harapkan anda
semia tenang, siswa sedang ujian. Kalimat yang terakhir yang benar seharusnya
atas perhatian anda.
Murid semangat untuk segera pulang. Guru menutup kelas dengan membaca
doa dan mengucap salam.
Pola komunikasi yang terjadi di kelompok ini adalah Pola Guru - Murid, Murid -
Guru, Murid – Murid dan juga pola bintang.
Guru A
E B
Murid Murid
Murid Murid D C
Pola Bintang
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua pihak
terlibat di dalamnya. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat
informatif dan persuasif dan memerlukan hasil (feedback).58 Pada kelompok ini dapat diketahui bahwa murid memberikan feedback atau umpan balik kepada guru dengan baik. Sesama murid juga dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas.
58
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua
pihak terlibat di dalamnya. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat
informatif dan persuasif dan memerlukan hasil (feedback).59 Menurut guru feedback yang diberikan siswa sejauh ini antusias, mungkin kalau sedang capek butuh usaha ekstra, dan harus memberikan games lebih variatif.60
Guru selalu memberikan games untuk memotivasi siswa agar kembali
semangat untuk belajar namun selain itu guru juga suka memberi nasehat seperti
”Saya kembali ke mereka, mereka kan tugas utamanya belajar, boleh menjalankan
hobi tapi mereka kan harus belajar. Kadang-kadang saya suka menceritakan kisah
yang ibrohnya yaitu hidup itu harus punya satu tujuan disamping hal-hal lainnya
yang mereka senangi.”61
Ketika murid mengobrol di kelas guru tidak memberi teguran tetapi hal ini
sebetulnya kurang disukai oleh guru karena kadang kalau lagi tidak mood susah
diajak belajar, malas mengerjakan latihan, dan terlalu banyak mengobrol membuat
murid tidak konsentrasi untuk belajar.
Walaupun di setiap belajar murid masih suka mengobrol dan kurang
semangat karena sedang tidak mood namun komunikasi di kelompok ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua orang yang terlibat dalam kelas dapat menjadi
komunikator maupun komunikan, meskipun tetap guru yang menjadi komunikator
utama dalam hal memberikan materi.
59
Ibid., h. 100.
60
Wawancara pribadi dengan Burhan. 61
3. Pola Komunikasi Guru 3
Guru 3 adalah Wahyuningsih yang dipanggil oleh murid-murid Mba Wahyu.
Wanita kelahiran Klaten ini mengajarkan IPS hari Selasa dua minggu sekali
bergantian dengan pelajaran Bahasa Indonesia pukul 16.00 WIB. Murid yang
diajar Mba Wahyu pada kelas ini ada tiga orang, mereka adalah:
Tabel 4
Data Personal Murid Mata Pelajaran IPS No.
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan
Asal Sekolah SMP Negeri 1 Bogor
Hobi Berenang dan
nonton tv
Main dengan kucing Chatting, nonton, jalan-jalan, membaca,
berenang
Hari ini murid yang datang hanya Dina dan Alifia yang dipanggil fifi.
Kedua murid berasal dari satu sekolah namun berbeda kelas. Guru masuk ke kelas
langsung mengajak ngobrol santai. Mengatakan tumben kalian pakai baju bebas.
Murid menjawab karena sekolah libur jadi berangkat dari rumah. Guru
jawab murid. Guru bertanya kok belum? Maksudnya belum di ulanganin mba di
sekolah, jawab Dina. Hari ini membahas materi pajak. Pajak ada beberapa macam,
pajak penghasilan, pbb, pajak pertambahan nilai, dan lain-lain.
Murid menyimak penjelasan pajak dengan serius dan terjadi komunikasi 2
arah dimana ketika tidak jelas langsung bertanya maksudnya apa mbak?
Guru: Sistem perekonomian di Indonesia ada berapa? Materi terakhir di
sekolah pajak kan? Fifi menjawab sampai tenaga kerja. Dina bertanya kok masih
sampai tenaga kerja? Mereka berdua membahas materi apa saja yang sudah
dipelajari di sekolah.
Guru memulai materi hari ini tata perekonomian Indonesia. Apa
definisinya?
Kenapa yang pertama diatur pemerintah pasti perekonomian? Dina mencoba
menjawab dengan serius. Guru: kalau begitu perekonomian merupakan satu hal
yang sangat penting. Beberapa macam sistem ekonomi:
1. Sistem ekonomi pasar bebas. Kalian pernah mendengar sistem ekonomi
pasar bebas? Kalau di asia ada afta yaitu pasar bebas di asia tenggara. Jadi apa
definisi sistem ekonomi pasar bebas? Kalau ekspor impor itu bagaimana? Murid
merespon namun jawabannya kurang tepat, jadi guru menjawab pertanyannya
sendiri.
Pasar bebas ada untungnya: barang-barang yang kita perlukan bisa masuk.
Impor tujuannya untuk menstabilkan harga. Indonesia impor beras untuk
menstabilkan harga. Ruginya: 1. kalau semua barang impor masuk Indonesia,
barang dalam negeri tidak laku. Tidak lagi ada identitas barang yang berasal dari
Jepang. Saya khawatir nanti Indonesia tidak ada pecel. Karena mekanismenya
diserahkan kepada pasar. Pemerintah hanya pelaku dan pengatur ekonomi. Namun
kalau pasar bebas mekanismenya diserahkan kepada pasar. Pasar tergantung pada
permintaan masyarakat. Kalian ingat tidak hukum permintaan? Murid tidak bisa
menjawab. Lalu diberi petunjuk oleh guru dan mereka sedikit sedikit bisa
menjawab. Semakin tinggi permintaan semakin rendah harga. Jadi berbanding
terbalik antara permintaan dengan harga. Kalau penawaran berbanding lurus.
Semakin tinggi harga barang, penawaran semakin banyak. 2. Terdapat persaingan
bebas antar pengusaha kadang-kadang persaingannya tidak sehat. Yang penting
pengusaha bisa mendapat keuntungan.
Kelebihannya untuk pengusaha: kompetisi untuk lebih maju.
Keburukannya: pengusaha yang modalnya besar akan menindas
pengusaha-pengusaha yang lemah. Contohnya begini: di Indonesia perusahaan mie dulu
indomie, sarimi, supermi semuanya peruhasaan kecil yang akhirnya tergabung
dengan indofood. Perusahaan kecil jadi tidak ada lagi.
2. Sistem ekonomi terencana/sentral
Fifi bertanya terus sistem ini kayak bagaiimana. Guru menjelaskan kegiatan
ekonomi diatur oleh pemerintah terutama dalam perdagangan antar negara. Lihat
halaman 72 ciri-ciri perekonomian sosial. Sama tidak Indonesia dengan ciri-ciri
sosial dengan yang tadi saya sebutkan untuk kepentingan rakyat? Murid berpikir
sambil tetap melihat ke halaman 72. Sama tidak dengan di Indonesia pasal 32?
Dina menjawab sama tapi dengan ragu-ragu. Guru melanjutkan, harga-harga itu
Kira-kira Indonesia mengikuti itu atau seperti pasar bebas? Kan di sistem ini
walaupun atas nama rakyat tapi harga ditetapkan oleh pemerintah. Di Indonesia
harga tidak seluruhnya ditetapkan pemerintah. Kalau kalian lihat di tv harga
sembako ditetapkan oleh pemerintah apa kembali kepada sistem pasar?, tanya
guru. Beda mba, jawab murid. Guru menjelaskan, beda kan? Kalau di Indonesia
harga kembali ke mekanisme pasar.
Kalau nanti pemerintah melakukan sidak, lantas guru bertanya sidak itu
apa? Fifi: sidang? Guru: kalau harga sudah melambung tinggi pasti pemer intah
mengadakan sidak. Ayo singkatannya apa? Mereka berdua tidak tahu. Guru
memberi sedikit petunjuk. Dina dan Fifi diskusi apa kepanjangannya dan terus
menebak singkatan dari si sebagai suku kata pertama, karena murid terlalu lama
guru menjawab sidak itu inspeksi mendadak, sidak itu untuk menstabilkan harga.
Guru cerita bagaimana berita di televisi pemerintah suka turun ke pasar untuk
sidak.
Yang pertama: mekanisme pasar, sistem kedua diatur pemerintah. Hanya
negaralah yang mengatur harga. Kalau tidak salah jaman orde baru itu sistem
pemerintahan sentralisasi tidak ada ekonomi daerah. Waktu orde baru ada tidak?
Fifi: Belum. Akhirnya ada istilah ABS apa coba? Asal bapak senang. Kalau
otonomi daerah, potensi daerahnya jadi terlihat. Terus satu lagi jenis sistem
perekonomian.
3. Sistem perekonomian campuran
Pemerintah mendorong pengusaha-pengusaha swasta untuk lebih maju. guru
bercerita hal sehari-hari yang berhubungan dengan materi ini. Contohnya tentang
Ada pertanyaan tidak? Silakan bertanya. Murid kurang semangat bertanya.
Guru bertanya apakah Dina mengantuk karena biasanya Dina mengantuk kalau
pelajaran guru 3. Dina jawab tidak mengantuk karena hari ini tidak sekolah,
biasanya setiap selasa mengantuk karena paginya di sekolah ada pelajaran
olahraga., Guru yang selain mengajar di BP juga mengajar di sekolah cerita beliau
tidak suka kalau mengajar setelah pelajaran olahraga karena baunya kelas tidak
sedap. Apalagi anak SMP kelas 1 belum bisa merawat badan. Guru dan murid jadi
saling bercerita seputar olahraga di sekolah, tentang jam dan fasiitas olahraga di
sekolah mereka yang seadanya.
Guru memberi murid kesempatan untuk bertanya lagi. Akhirnya Dina
mencoba bertanya bagaimana barang itu seleksi di pasar, siapa berhak menjual
apa, siapa yang mengatur mba? Guru menjelaskan hal itu tidak ada yang mengatur
hanya dilihat saja mereka berjualan di pasar apa, kalau di pasar tradisional itu kan
jualannya itu, tapi sekarang kan sudah ada pasar tradisional tetapi modern, seperti
di Thailand dimana pasarnya sesuai blok ada blok buah, daging, dan lain-lain.
Selanjutnya menbahas materi Sistem perekonomian Indonesia. Apa nama
sistem perekonomian Indonesia? Namanya adalah perekonomian berdasarkan asas
pancasila. Kenapa disebut pancasila? Dina menjawab dasar negara. Guru bertanya
kembali Apa hubungannya dengan dasar negara? Fifi menjawab dengan serius
tapi masih kurang tepat. Guru menjelaskan maksudnya harus tetap menggunakan
dasar pancasila, seperti jangan mengeksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan. Seperti Lapindo yang bocor karena di eksploitasi gas alamnya. Murid
langsung bertanya menghilangkan lumpur Lapindo bagaimana? PT lapindo
tercemar kalau seperti itu. Guru menjawab itu hanya salah satu cara. Tuhan
menciptakan alam untuk di eksploitasi namun jangan berlebihan. Murid
mendengar cerita guru dengan antusias. Sampai ada cerita guru pernah mendengar
bahwa korban lapindo akan dipindahkan ke Bogor di perumahan sekitar The
Jungle. Guru mengatakan ini berita yang tidak 100% dipercaya lho, tadi kan saya
bilang katanya. Mereka jadi mengobrol kekayaan keluarga Bakrie.
Membandingkan dengan kekayaan Sultan Brunei. Fifi bertanya di Brunei tidak
ada yang miskin ya mba? Jawaban guru kebanyakan begitu. Pendapatan per kapita
mereka kan besar. Coba saja mereka pindah ke Papua yang luasnya lebih besar,
mungkin mereka tidak sekaya itu.
Indonesia selain wilayah luas, dan penduduknya banyak, KB belum
berhasil. Sekali lagi sistem perekonomian Indonesia itu berasaskan Pancasila
diatur dalam TAP MPR dan UUD 45, cabang-cabang produksi penting dikuasai
oleh negara. Coba dikuasasi oleh swasta bisa dibayangkan? Swasta bisa
menetapkan harga semau dia, yang penting dia punya keuntungan. Kalau
pemerintah kan disesuaikan kemampuan masyarakat. Fifi bertanya kalau dibeli
oleh swasta tidak boleh ya?
Guru memberi jawaban kembali ke perekononiman tadi, pasal 33 isinya
apa? Ada lembaga yang berasaskan kekeluargaan yaitu koperasi. Guru bercerita
bahwa dia angggota koperasi dan menikmati keuntungan menjadi anggota
koperasi. Di koperasi keuntungan disebut jasa, pada akhir tahun jasa itu akan
dibagikan kembali kepada anggota koperasi. Contoh perhitungan jasa koperasi
dikalikan 10 orang = 1 juta rupiah, 1 juta rupiah itu itu akhir tahun dibagikan lagi
kepada anggota. Semakin banyak yang pinjam, semakin besar jasanya.
Guru meminta murid mengerjakan latihan soal di modul. Fifi dan Dina lupa
tidak bawa pulpen. Mereka izin meminjam pulpen ke resepsionis. Murid kembali
ke kelas langsung mengerjakan soal. Guru berkata dingin ya cuacanya jadi mau
minum yang hangat-hangat, hari ini kartini ya, kalian kok tidak sanggulan sih?
Dina bertanya kepada Fifi ada kartinian tidak sih di sekolah? Murid-murid
akhirnya mengobrol tentang teman mereka di sekolah.
Mereka mengerjakan soal sambil mengobrol tentang teman sekolah mereka.
Guru tidak memberi teguran apapun untuk murid yang mengobrol. Mereka terlihat
asyik sampai tertawa-tawa, guru juga ikut dalam percakapan muridnya jika
mendengar ada cerita yang lucu.
Guru memberi tahu 27 juni mereka sudah mendapat raport, jadi sebentar
lagi, pertengahan juni ujian akhir. Lalu mereka membahas soal yang tadi
dikerjakan dengan santai dan bercanda. Pelajaran diakhiri dengan guru memimpin
doa dan mengucap salam.
Selama menjelaskan materi dari awal sampai kelas mau berakhir guru hanya
duduk dan jarang sekali menulis di papan. Murid pun tidak diberi catatan.
Menurut alifia kekurangan mba wahyu adalah jarang memberi catatan, terkadang
yang dipelajari tidak merinci jadi suka tidak mengerti.62
Pola komunikasi yang terjadi di kelompok ini adalah Pola Guru - Murid,
Murid - Guru, Murid – Murid dan juga pola bintang.
62
Guru A
E B
Murid Murid
Murid Murid D C
Pola Bintang
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua pihak
terlibat di dalamnya. Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat
informatif dan persuasif dan memerlukan hasil (feedback).63 Pada kelompok ini dapat diketahui bahwa murid memberikan feedback atau umpan balik kepada guru dengan baik. Sesama murid juga dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas.
Ketika murid mulai bosan biasanya ada yang memulai untuk mengobrol
dengan temannya, tetapi guru membiarkan karena guru merasa kasihan. Mereka
sudah sekolah dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler serta masih harus les jam
empat sore tentu membuat mereka lelah dan jenuh. Guru tidak mempersoalkan hal
itu asalkan mereka masih mau mengikuti pelajaran dengan baik dan bisa
mengerjakan latihan soal.
Komunikasi di kelompok ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua
orang yang terlibat dalam kelas dapat menjadi komunikator maupun komunikan,
meskipun tetap guru yang menjadi komunikator utama dalam hal memberikan
materi.
63
4. Pola Komunikasi Guru 4
Guru 4 adalah Ida Mahmudah. Wanita berlatar belakang pendidikan Sarjana
Teknik Pertanian ini dipanggil oleh murid-muridnya Mbak Ida. Mbak Ida
mengajarkan IPA setiap hari Jumat pukul 16.00 WIB. Murid yang diajar Mbak
Ida pada kelas ini ada lima orang, yaitu:
Tabel 5
Data Personal Murid Mata Pelajaran IPA No.
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Asal
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, apa kabar semua? Baik
mba. Gimana kamu jadi ikut lomba? (guru bertanya kepada Sani). Sani menjawab
kemanusiaan dan sosial jawab Sani. Guru memulai kelas dengan menanyakan
kabar dan kegiatan sehari-hari murid. Guru lupa berdoa di awal, jadi guru
memimpin doa dengan meminta murid membaca shalawat.
Memulai belajar hari itu guru ingin mengulas kembali pelajaran optik yang
pernah di pelajari sebelumnya. Guru langsung menulis OPTIK di papan tulis.
Pertama bahas sifat-sifat istimewa karena ini sering keluar di ujian. Pertama
bedanya cermin dengan lensa apa?
Cermin memantul, lensa pembiasan. Guru menjelaskan teori ini ke dalam
aplikasi sehari-hari yaitu kacamata, kacamata kan terlihat dengan bening,
sementara kalau melihat di cermin datar yang terlihat adalah pantulan diri kita.
Guru memberikan rumus cermin dan rumus lensa.
Guru hanya menjelaskan sedikit karena langsung meminta murid
mengerjakan soal di modul dan menawarkan jika ada yang mau mengerjakan di
papan tulis. Guru meminta Farah untuk mengerjakan di papan tulis. Sani yang di
kursi juga mengerjakan soal yang sama. Guru mendampingi Farah ketika
mengerjakan di papan tulis sampai soal terjawab, lalu Farah kembali duduk. Guru
serta dua murid duduk sejajar jadi memudahkan guru untuk membantu murid
membahas soal. Ketika murid kesulitan langsung bertanya kepada guru saat itu
juga.
Guru meminta Sani mengerjakan di papan tulis. Namun kali ini guru tidak
mendampingi murid yang mengerjakan di papan tulis tetapi mendampingi Farah
Ketika menjelaskan tentang cermin cekung dan cembung guru
menceritakan tentang kaca spion mobil. Murid masih mengerjakan latihan soal
sampai akhir kelas.
Sambil murid merapikan tas untuk pulang, guru masih bercerita materi
optik dalam aplikasi sehari-hari sambil mengobrol dengan muridnya. Tampak
jelas guru sangat akrab dengan mereka. Terakhir sebelum kelas di akhiri dengan
doa, guru memberikan pujian dan motivasi untuk muridnya. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, pertama buat Farah, selamat ya sudah semakin teliti, dan sani juga semoga semakin melejit. Tuh farah kalo fokus tuh kamu bisa. Murid bertanya
Jum’at depan setelah tanggal merah libur tidak? Jawab guru mereka libur.
Ya sudah sebelum ditutup kita berdoa dulu, berdoa mulai. Ya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pola komunikasi yang terjadi di kelompok ini adalah Pola Guru - Murid,
Murid - Guru, Murid – Murid dan juga pola bintang.
Guru A
E B
Murid Murid
Murid Murid D C
Pola Bintang
Pola seperti ini menjelaskan bahwa komunikasi terjadi dua arah dan semua pihak
informatif dan persuasif dan memerlukan hasil (feedback).64 Pada kelompok ini dapat diketahui bahwa murid memberikan feedback atau umpan balik kepada guru dengan baik. Sesama murid juga dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas.
Dalam berinteraksi guru dan murid, murid tidak sungkan untuk bertanya dan
menegur guru jika ada sesuatu yang kurang nyaman, seperti guru yang berbicara
terlalu cepat dan menurut mereka kurang jelas.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan murid, guru mengevaluasi
dengan cara memberi kuis dan juga meminta mereka mengerjakan di papan tulis
tanpa bantuan guru.
Komunikasi di kelompok ini sudah bisa dikatakan efektif karena semua
orang yang terlibat dalam kelas dapat menjadi komunikator maupun komunikan,
tetapi dalam kelompok ini komunikasi antar murid tidak boleh membicarakan hal
yang tidak berhubungan dengan materi. Guru akan dengan tegas menegur jika
murid mengobrol.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan tentang pola komunikasi guru dan murid pada
lembaga bimbingan belajar Bintang Pelajar, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Pola komunikasi yang dilakukan oleh guru dan murid adalah pola guru –
murid, murid – guru, murid - murid. Guru tidak menjadi pusat perhatian yang
utama dan murid dapat memberikan masukan, meminta materi yang belum
mereka pahami, murid dapat langsung bertanya jika mengalami kendala, dan guru
selalu siap menolong para muridnya.
Walaupun demikian, ada perbedaan mengajar antara guru pria dengan guru
wanita. Guru pria cenderung memiliki gaya mengajar yang lebih bervariatif untuk
membangkitkan semangat murid dalam belajar. Kedua guru pria yang di observasi
oleh penulis selalu mempunyai games/permainan yang sangat disukai oleh
murid-muridnya. Sedangkan guru wanita, keduanya tidak pernah memberikan games
namun dalam hal memotivasi lebih memberikan cerita dan nasehat untuk
muridnya.
1. Guru harus lebih aktif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
murid ketika di kelas. Untuk murid yang pasif diharapkan perhatian ekstra
dari guru agar murid tersebut dapat berpartisipasi secara aktif dan tidak
malu-malu untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Murid yang belajar di Bintang Pelajar umumnya memiliki kesibukan yang
padat sehingga mereka cenderung sudah lelah ketika datang ke Bintang
Pelajar. Diharapkan para guru yang mengajar di Bintang Pelajar
menyampaikan pelajaran secara vatiatif dan memberi banyak selingan
berupa games ataupun tebak-tebakan agar murid merasa suasana di kelas
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Ass Djamalul. Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h. 16. dan Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990)
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. ke-10, Edisi Revisi
Asnawir dan Usman, Basyiruddin. Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002)
Buku Panduan Akademik Les Privat dan Kelompok Belajar BINTANG PELAJAR
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)
Effendy, Onong Uchyana. Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-6
Gunarsa, Singgih D dan Gunarsa, Yulia Singgih D. ed., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995)
Hardjana, Agus M.. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal (Yogyakarta: Kanisius, 2003), cet ke-1
Kincaid, D. Lawrence dan Schramm, Wilbur, Azas-azas Komunikasi antar Manusia. Penerjemah Agus Setiadi (Jakarta: LP3ES bekerja sama dengan East – West Communication Institute, 1977)
Mantra, I.B. Komunikasi (Jakarta: Dep Kes RI (Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat), 1994)
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-24
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu pengantar (Bandung: Rosda Karya, 2007)
Partanto, Puis A. dan al-Barry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994)
Redaksi Sinar Grafika,Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI NO.20 TH.2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003)
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007), Cet ke-1
Sabri, H.M. Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta, 2005), Cet. Ke-1
Sutarto, Dasar-dasar Komunikasi Administrasi (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1991)
Suyakhmad, Winayno. Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsiti, 1986), Cet. Ke-7
Tubbs, Stewart L dan Moss, Sylvia. Human Communication (Konteks-Konteks Komunikasi). Penerjemah Deddy Mulyana (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)
Widjaja, A.W. Ilmu Komunikasi : Pengantar Studi (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002
. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), Cet. Ke-3