Karya Sutradara Joko Anwar
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I.)
Oleh
MOHAMAD IQBAL ZULFAHMI NIM 109051000036
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Karya Sutradara Joko Anwar
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I.)
Oleh
Mohamad Iqbal Zulfahmi NIM: 109051000036
Di Bawah Bimbingan Dosen,
Ade Rina Farida, M.Si.
NIP: 19770513 200701 2 018
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2014
ii Mohamad Iqbal Zulfahmi
Analisis Semiotik Rasa Kasih Sayang dalam Film Grave Torture Karya
Sutradara Joko Anwar
Film Grave Torture merupaka film pendek yang menceritakan tentang seorang anak yang terkubur dan menyaksikan penyiksaan ayahnya. Joko Anwar sebagai sutradara membuat film ini berdasarkan permintaan langsung dari produser terkemuka di Hollywod yaitu Justin Lee, dimana film tersebut diperuntukan untuk menyemarakan acara hari Hallowen pada bulan Oktober 2012 lalu yang diadakan oleh situs website YOMYOMF betemakan silent terror. Dalam festival ini Justin Lee tidak hanya meminta Joko Anwar untuk membuat sebuah film, akan tetapi meminta sutradara-sutradara di Asia ikut serta dalam acara tersebut. terdapat 4 sutradara ikut serta dalam menyemarakan acara ini. Dan film Joko Anwar mendapat kesempatan pertama untuk di upload di jejaring sosial Youtube
Peneliti mengangkat film ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda rasa kasih sayang orang yang ditinggalkan dan orang yang meninggalkan melalui sebuah konsep film horror, lalu pesan yang terkandung di dalam film Grave Torture karya sutradara Joko Anwar.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan struktur plotline biasa digunakan dalam penulis cerita film/sekenario sebagai metode untuk memisahkan semiotik rasa kasih sayang sebagai pisau analisis mengenai tanda-tanda yang digunakan Roland Barthes untuk menjelaskan makna denotasi dan konotasi, dan juga mengambil kesimpulan inti cerita untuk mendapatkan pesan dalam film ini.
Semiotika sebagai salah satu metode yang digunakan untuk pedang analisis mengenai makna dari tanda-tanda, sangat cocok dalam mengkaji berbagai pesan dalam film ini. Barthes menjadi salah satu tokoh penting yang memperkenalkan metode semiotika film. Semiotika film melihat bagaimana tanda dan makan di dalam film ini dapat memvisualisasikan berbagai gambaran berbeda bagi para penonton dan peneliti.
Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa Tanda-tanda rasa kasih sayang dalam film grave torture ini dapat dilihat dari beberapa scene film, yang ditunjukan melalui simbol-simbol nonverbal para tokoh. Sang anak, ayah dan pelayat. Lalu pesan yang terkandung dalam film ini memiliki arti yang sangat dalam kita harus selalu mengingat dengan kematian dan pemberian apa yang bisa tinggalkan kepada orang-orang terdekat ketika kita telah mati, sebagai tanda kasih sayang yang nantinya akan berefek kepada penilaian orang-orang yang masih hidup.
iii
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena
berkat rahmat, hidayah serta inayah Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan salam peneliti sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa Al-Qur’an dan Hadist Nya.
Dalam penelitian skripsi, peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh
jauh dari kesempurnaan, diharapkan kritik dan saran yang membangun kepada
semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Dan dalam proses penyusunan,
peneliti mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan, serta motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya peneliti mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief
Subhan, M.A, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Suparto,
M.Ed, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Jumroni,
M.Si, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Dr. H.
Sunandar, M.A.
2. Bapak Rachmat Baihaky, M.A selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan Ibu Fita Fathurokhmah M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Terimakasih atas bimbingan
dan motivasinya.
3. Ibu Dr. Armawati Armi, M. Si selaku Penasehat Akademik yang telah
iv masukan dalam penelitian skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mewariskan ilmu kepada peneliti selam masa perkuliahan. Semoga ilmu
yang diberikan bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat serta menjadi
amal sholeh yang akan terus mengalir.
6. Abang Joko Anwar selaku Sutradara dengan baik hati menerima &
memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Keluarga tercinta Ayahanda Achmad Royani yang memberikan pelajaran
berharga bahwa dari manapun asal kita setiap orang berhak mendapatkan
hidup yang lebih baik dan Ibuku Hartini yang mengajari sebuah makna
cinta kasih, yang membuatku bertahan dari hidup yang terkadang
memihak, terimakaih atas doa yang sudah diberikan. Kepada adik tercinta
Ryan Maulana & Wahab Baihaqi secara tidak langsung kalian
memberikan motivasi tersendiri untuk peneliti, sebagai anak pertama
peneliti ingin menjadi contoh yang baik untuk kalian.
8. Keluarga besar H. Tohir, A Riza Herdiansyah, Zulmi Rahmat irfansyah,
sepupu Laras, warda, lia, fitri, deni, ilham & faiz. Terimaksih telah
memotivasi dengan begitu banyak cara, yang akhirnya peneliti ingin cepat
cepat menyelesaikan penelitian ini. Dan juga kepada Om Adik & Bibi
v
kenangan yang kalian berikan, sedih untuk berpisah dengan kalian.
Semoga jalinan pertemanan kita akan terus berlanjut. Semua yang terjadi 4
tahun belakangan ini adalah sebuah lembaran yang mengajari sisi indah
dari toleransi dan persahabatan yang pada akhirnya kita berjalan sendiri
sendiri. Semoga silahturahmi kita selalu berjalan, peneliti Insyallah akan
selalu mendoakan kalian.
10.Teman-teman angkatan 2009, Aldi Haryo Sidik, Yusli Anggriawan
Kelana, Arga Sumantri, Tri Amirullah, Manggala, Rully, Kamaludin dan
teman teman yang lain. Terima kasih atas segala dukungan dan perhatian
yang luar biasa kepada peneliti.
11.Senior-senior KPI & Fidkom, Sirajudin Aridho, Ega Maulana, Aaminah,
Fahdi, Irfan Faqih, Tanpa kalian peniliti tidak bisa mengetahui potensi
dalam diri. Trimakasih untuk segala pengetahuan dalam dunia kampus.
12.Kepada keluarga besar AIR Film, Arga sumantri, Yusli Anggriawan
kelana, Dang Krisandi, Nina Nurlina, Zopi Dwi Raka, Aya, meli, Iryanti,
Trima kasih telah membantu membangun sebuah komunitas ini, tetap
berkarya, kita bantu kembangkan perfilman Indonesia.”Kita Buat Semua
Jadi Nyata”
13.Kawan Kawan KPI D 2009, Eko Wahyudi, Mahdi, Ryan, Yusuf T dan
Badak Geng yang selalu bersama menemani dalam menyelesaikan skripsi
vi
hormat, peneliti hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala bantuan
dan dukungannya. Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan
dan keikhlasan yang telah diberikan kepada peneliti, Amin.
Jakarta, November 2014
vii
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batas dan Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Penelitian... 6
F. Tinjauan Pustaka ... 9
G. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Film ... 12
1. Sejarah dan Perkemangan Film ... 12
2. Jenis-jenis Film ... 15
3. Film Pendek ... 16
4. Membuat Film ... 18
a. Pra-Produksi ... 18
b. Produksi ... 19
viii
b. Unsur Sinematik ... 26
6. Film Sebagai Media Komunikasi Massa... 27
B. Semiotika ... 28
1. Konsep Semiotika ... 28
2. Konsep Semiotika Roland Barthes... 30
C. Sekilas Tentang Siksa Kubur ... 32
D. Sekilas Tentang Kasih Kasayang ... 34
BAB III GAMBARAN UMUM FILM Grave Torture A. Gambaran Umum Film ... 39
B. Profil Sutradara ... 43
C. Gambaran Umum Festival Silent Terror ... 46
D. Seputar YOMYOMF Network ... 48
BAB IV TEMUAN dan ANALISIS PENLITIAN A. Analisis Visual Film Grave Torture ... 52
a. Babak 1 - Awal,Pengenalan Tokoh ... 53
b. Babak 2 – Tengah, Kompilasi Masalah & Konflik ... 60
c. Babak 3 – Akhir, Resolusi Masalah ... 66
B. Tanda Kasih Sayang dalam Film Grave Torture ... 69
1. Adegan 1, (Rasa Kehilangan) ... 69
2. Adegan 2, (Pemberian Orang Tua) ... 71
[image:11.612.101.525.79.728.2]ix
BAB V KESIMPULAN SARAN
A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
x
Tabel 4.1 (Visualisasi Babak 1) ... 54
Tabel 4.2 (Visualisasi Babak 2) ... 60
Tabel 4.3 (Visualisasi Babak 3) ... 66
Tabel 4.4 (Visualisasi Rasa Kehilangan) ... 70
Tabel 4.5 (Visualisasi Pemberian) ... 72
Tabel 4.6 (Visualisasi Pendapat) ... 74
[image:13.612.100.521.105.591.2]xi
Gambar 3.1 (Joko Anwar) ... 45
Gambar 3.2 (Play List Film) ... 48
Gambar 3.3 (Tampilan website YOMYOMF) ... 49
[image:14.612.99.514.107.600.2]1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak akan pernah dapat dipisahkan dari kegiatan
komunikasi. Karena komunikasi merupakan hal yang sangat terpenting bagi
kehidupan manusia, baik komunikasi secara verbal ataupun nonverbal. Menurut
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, di dalam buku Wiryanto yang berjudul
“Pengantar Ilmu Komunikasi” mengemukakan bahwa komunikasi adalah
transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya. Tindakan atau
proses transmisi itu yang biasanya disebut komunikasi.1 Sebuah kegiatan interaksi
yang memerlukan dua orang atau lebih untuk mengirim dan menerima pesan.
Pada saat ini, kehidupan manusia diberikan peluang kemudahan untuk
menyampaikan pesan atau berkomunikasi. Tidak lagi menunggu lama untuk bisa
menerima atau mengirim pesan, dalam hitungan detik pesan bisa sampai kepada
orang yang berada jauh di ujung dunia dengan menggunakan media sebagai
pengantar pesan.
Penyampaian pesan ini disebut komunikasi massa, seperti yang di
simpulkan oleh Malezke (1963) “Komunikasi massa diartikan sebagai bentuk
komunikasi yang dibersifat secara terbuka melalui media penyebaran, baik secara
tidak langsung dan satu arah kepada publik.2 Media massa dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan berbagai macam hal, seperti berdakwah, memberikan
informasi ataupun hiburan. Adapun alat pengirim pesan komunikasi bisa berupa
surat kabar, radio, televisi, internet, dan film. Memberikan kemudahan bagi
1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Grasindo, 2004) h.7
2 Jalaludin Rakhman, Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008) h.
manusia untuk menyampaikan pesan, karena dengan menggunakan media massa
maka jangkauan mengirim dan menerima pesan tidak lagi terbatas oleh ruang dan
waktu.
Salah satu media massa yang semakin diminati adalah film, film bisa
disebut dengan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi
juga dapat mendidik.3 Karena semua film memiliki pesan dan maksud tujuan
tertentu, untuk bisa dinikmati oleh penonton. Pesan yang dikirim oleh film bisa
dilihat dari karakter tokoh, dialog dan sekenario ataupun film secara keseluruhan.
Dunia film mengenal dua konsep film berdasarkan waktu atau durasi, film
panjang dan pendek, Akhlis Suryapatih ketua SNAKKI (Sekretariat Kine Klub
Indonesia) dalam seminarnya tentang film. “Film dikatakan film pendek tidak lebih dari durasi 30 menit, apabila melebihi dari durasi tersebut bisa dinamakan
film cerita panjang dan gaya film pendek dalam mengemas cerita tidak lama
seperti film panjang dan alur dibuat sependek mungkin, sehingga sutradara dan
tim harus memaknakan sesuatu dalam visual agar bisa mempersingkat waktu”. Film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuatnya, yang
terpenting ide dan pemanfaatan media komunikasi dapat berlangsung dengan
efektif. Menjadi menarik justru ketika pemanfaatan media tersebut menciptakan
cara pandang baru tentang bentuk film secara umum dan kemudian berhasil
memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan film. Seperti halnya sosial
media youtube, para sineas muda tidak perlu kebingungan untuk
mempublikasikan hasil karya mereka. Cukup upload dan share di internet, film
sudah bisa dinikmati diseluruh Dunia.
3
Hasil dari pemanfaatan media tersebut membuat kesuksesan bagi sutradara
ataupun tim produksi. Tidak sedikit sutradara yang berhasil membuat film
panjang berawal dari garapan film pendek, selain biaya produksi yang murah,
banyaknya berbagai festival yang diadakan dan kemudahan pemanfaatan media,
membuat sineas muda menunjukan karya-karya mereka yang nantinya bisa
menjadi sebuah showreel (Portofolio untuk orang-orang yang bergelut di dunia
perfilman) untuk berkontribusi dalam pembuatan film professional.
Namun, dalam memproduksi sebuah film pendek tidaklah mudah, proses
penyampaian pesan melalui film sangatlah kompleks, tidak sama dengan format
media-media lain. Ada banyak tahapan dan keahlian dalam sebuah film, orang
yang mempunyai ide cerita ataupun ahli dalam bidang film, belum tentu mudah
membuat film, dikarnakan dalam memproduksi sebuah film memerlukan berbagai
macam bidang, tidak bisa secara individu. Bidang-bidang dalam film meliputi
penata cahaya, penyunting gambar, aktor ataupun aktris dan orang yang bisa
memimpin produksi. Setiap bidang satu sama lain harus saling melengkapi, untuk
bisa menyelesaikan produksi film dengan baik dan benar.
Pentingnya film dalam menyampaikan pesan kepada penonton dapat
memberikan penilaian dari cerita yang disajikan, baik atau buruk film tersebut.
Seperti dalam film grave torture karya sutradara Joko Anwar. Film pendek
bergenre horror berdurasi kurang dari 10 menit, mengandung pesan yang ingin
disampaikan oleh sutradara. Judul cerita yang disajikan terlihat kontradiksi
dengan tema acara yang diberikan, film ini menceritakan tentang rasa sayang
seorang anak terhadap ayahnya yang baru saja meninggal, dipadukan dengan
Hal ini membuat peneliti melakukan penelitian, pesan apa yang ingin di
sampaikan dalam film ini. Dikarnakan kasih sayang merupakan sifat Allah yang
paling banyak diungkapkan dalam al-Qur`an dalam bentuk kata yang berbeda
yaitu Ar-Rahman yang biasanya dirangkaikan dengan kata Ar-Rahim yang berarti
pengasih dan penyayang yang menunjukkan sifat-sifat Allah. Kata rahman dan
rahim merupakan sifat Allah yang paling banyak diungkapkan dalam Al-Quran,
yaitu sebanyak 114 kali.4Rasullulah bersabda,”Barang siapa yang tidak berkasih sayang, maka ia tidak mendapatkan kasih sayang.5
Dalam film ini sebuah makna rasa kasih sayang seseorang terselip di
setiap scene, mengharuskan peneliti menggali lebih dalam film ini. karena film
grave torture dibuat untuk mengikuti acara web series horror di situs Youtube
yang diminta langsung oleh Justin Lin (Sutradara Fast Five) bertajuk Silent
Terror, acara yang dilaksanakan untuk menyemarakan hari Halloween yang jatuh
pada setiap bulan Oktober. Menampilkan film-film pendek dari empat sutradara
Asia yang sudah memiliki nama dimasing-masing negaranya. Empat sutradara
yang ada adalah Erik Matti dari Phillipina, Noboru Oguchi dari Jepang, Woo
Ming-Jin dari Malaysia. dan Joko Anwar dari Indonesia.
Karya dari masing-masing sutradara dirilis setiap minggu pada hari jumat
dibulan Oktober, film Grave Torture dari Joko Anwar mendapatkan kesempatan
pertama untuk diupload di situs jejaring video youtube, lalu di ikuti dengan
film-film yang lain. Menjadi keunikan sendiri, karena cerita yang dibawakan oleh Joko
Anwar berkaitan dengan latar belakang Islam yaitu siksa kubur, yang dimana
tidak ada sangkut pautnya dengan pemeriahan Hallowen.
4 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 2000), cet 21, h.25 5 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam,(Jakarta: Pustaka Amani,
Sejarah perayaan Hallowen sendiri dirayakan oleh anak-anak dengan
memakai kostum seram dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga untuk
meminta permen atau coklat sambil berkata “Trick or Treat” ucapan tersebut
adalah semacam yang berarti “Beri kami permen atau kami jahili. Hellowen
identik dengan setan, penyihir hantu goblin dan makhluk-makhluk menyeramkan
dari kebudayaan barat.6 Dalam islam tidak mengenal dengan perayaan tersebut
dan bukan pula termasuk dalam kebudayaan Indonesia. Masyarakat muslim
Indonesia pada umumya hanya mengetahui tentang siksa kubur,. Sebuah ajaran
agama yang dipercayai apabila ada seseorang yang meninggal maka di dalam
kubur akan dipertanyakan amal ibadah selama di dunia.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya penelitian mendalam
tentang film ini, guna memahmi makna dari tanda-tanda yang disampaikan
melalui pendekatan semiotika Roland Barthes dan pesan yang terkandung dalam
film Grave torture. Berangkat dari penjalasan di atas, maka peneliti mencoba
memberikan judul berupa “Analisis Semiotik Rasa Kasih Sayang dalam Film
Grave Torture karya Sutradara Joko Anwar”.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian dan memberi arah yang tepat dalam
pembatasan masalah ini sehingga tidak terlalu meluasnya pembahasannya,
Penelitian ini dibatasi dengan mengambil adegan-adegan film Grave Torture yang
mengandung tanda-tanda rasa kasih sayang.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah:
1. Bagaimana makna denotasi, konotasi & mitos dalam film Grave Torture?
2. Pesan apa yang terkandung dalam film Grave torture?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
secara khusus untuk mengetahui tanda-tanda rasa kasih sayang antara anak dan
ayah, secara umum peneliti ingin mengetahui pesan yang terkandung dalam film
Grave torture.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis,
Penelitian ini dapat memperkaya ilmu komunikasi khususnya dibidang
semiotika dan menjadi sebuah kajian yang menarik dalam film sebagai salah
satu media dakwah.
2. Manfaat Praktis,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah
wawasan bagi para teoritis, praktisi film, dan pemikir dakwah melalui film
dalam mengemas nila-nilai Islam menjadi kajian yang menarik dan
memberikan motivasi bagi pelaksana dakwah melalui audio visual salah
satunya dengan film – film pendek.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, pada tahapan teknik analisis
kualitatif, analisis data ini merupakan upaya yang dilakukan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, kemudian memilah-milahnya menjadi satuan
yang bisa dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.7
2. Teknik Analisis Data
Peneliti membagi film Grave torture berdasarkan plotline sebagai metode
pemecah scene-scene dalam film, yang nantinya peneliti menggambarkan
fakta-fakta visualisasi tentang bagaimana adegan-adegan dalam film Garve
torture dapat merepresentasikan rasa kasih sayang melalui tanda-tanda
denotasi, konotasi, dan mitos melalui model semiotik Roland Barthes, lalu
mencari pesan yang terkandung dalam film ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek penelitian ini adalah tempat memperoleh data, dalam
penelitian ini yang menjadi subjek penelitian film Grave torture adalah
sutradara Joko Anwar. Dan sebagai objek penelitiannya adalah pesan-pesan
visual rasa kasih sayang yang terdapat dalam film tersebut baik secara tersirat
(kontekstual), maupun tersurat (tekstual).
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk meperoleh data yang diinginkan, maka peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
i. Observasi/pengamatan
Observasi/pengamatan dilakukan dengan mengamati setiap scene dalam
film Grave Toture. Mengambil simbol-simbol yang ada di film serta
menganalisis sesuai d0engan model penelitian yang digunakan.
ii. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung, bisa
dengan telepon ataupun melalui email dengan narasumber Joko Anwar
sebagai sutradara dan YOMYOMF sebagai pihak penyelenggara acara.
iii. Dokumentasi
Berupa dokumen pendukung yang tertulis, seperti literatur-literatur resensi
film Grave Toture dari internet maupun media lain, serta buku-buku yang
relevan dengan penelitian.
iv. Teknik Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Analisis Data
Setelah data primer dan sekunder sudah terkumpul, kemudian dikaitkan
dengan rumusan masalah, lalu dilakukan analisis dengan menggunakan model
teknik analisis semiotika dari Roland Barthes yaitu dengan cara mencari
penggambaran tanda-tanda rasa kasih sayang dalam simbol-simbol yang terdapat
pada film Grave Torture dan mencari makna denotasi dan kontasi dalam film
F. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Utama
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian belum menemukan skripsi
mahasiswa yang membahas tentang judul ini, hanya saja ada beberapa skripsi
yang hampir serupa, diantaranya adalah seperti :
1. “Analisis semiotika Film 3 Doa 3 Cinta” oleh M. Fikri Ghazali, Tahun 2010.
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam skripsi ini yang lebih di
ungkapkan menunjukan potret kehidupan santri dan dunia Islam
2. “Analisis Semiotika Perjuangan Said Nursi dalam Adegan ‘Jeruji Besi’”
Oleh Uray Noviandi Taslim, Tahun 2010. Jurusan Komunikasi dan Penyiran
Islam. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang perjuangan dari Said Nursi
dalam berdakwah melalui tulisan dan jihad yang dilakukan dengan kasih
sayang.
Walaupun dalam penlitian ini peneliti merujuk pada skripsi diatas, tetap
penlitian yang dilakukan peneliti berbeda. Objek penelitian peneliti adalah film
pendek garapan sinieas muda Indonesia yang diikut sertakan dalam perayaan
Halloween bertaraf Internasional.
Film ini sangat menarik untuk diangkat kedalam skripsi, masih sedikit
mahasiswa/i meneliti tentang film pendek. Sehingga, diharapkan dapat menambah
referensi penelitian film terutama film pendek yang sekarang banyak
dibuat/digandrungi oleh sineas muda Indonesia. sebagai bahan showreel dan bisa
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis, peneliti menyusun penulisan
skripsi ini dengan lima bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab,
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Penulis akan menjabarkan tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan
Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Penulis akan menjelaskan tentang pengertian umum semiotika,
tanda dalam semiotika, dan juga tinjauan umum film, film sebagai
media komunikasi massa, film pendek, jenis-jenis film, unsur
pembentukan film, sinematografi. Lalu pengertian kasih sayang
dan siksa kubur.
BAB III GAMBARAN UMUM
Menggambarkan secara umum film Grave Torture, Biografi Joko
Anwar selaku Sutradara, filmografi atau karya-karya film yang
telah dibuat olehnya. Gambaran umum konsep acara Silent Terror.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dikhususkan pada hasil peneliti analisis semiotika terhadap film
Grave Torture. Berupa identifikasi umum temuan data, makna
konotasi, denotasi dan mitos. Pesan yang terkandung dalam film
[image:24.595.99.515.197.616.2]BAB V PENUTUP
Merupakan BAB terakhir dalam rangkaian dalam penulisan
penelitian ini. Penulis akan menguraikan dalam bentuk kesimpulan
12 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Film
1. Sejarah dan Perkembangan Film
Sebagai seni yang lahir terakhir, film tumbuh dan menyerap penemuan-
penemuan yang telah maupun tengah terjadi, baik sains, teknologi dan estetika.
Misalnya fotografi, kinetograf, fonograaf. Hasil dari beberapa penemuan itu
terwujud dalam satu kesatuan yang disebut sinematograf, sebuah mesin yang
sekaligus bisa di fungsikan sebagai kamera dan proyektor, sehingga memungkinkan
sebuah film bisa ditonton oleh banyak orang dalam satu waktu. 1
Dalam sejarahnya, film pertama kali terjadi di Perancis, tepatnya pada 28
Desember 1895, ketika itu Lumiere bersaudara telah membuat dunia terkejut.
Mereka telah melakukan pemutaran film pertama kali ke hadapan publik Prancis,
film buatan Lumiere itu berjudul Workers Leaving the Lumiere’s Factory yang
berkisah tenang laki-laki dan wanita pekerja di pabrik Lumiere. Karya Lumiere ini
kemudian dengan cepat mendunia karena juga didukung oleh teknologi proyektor
berfilm 2 ¾ inc.2 Peristiwa ini sekaligus menandai lahirnya film dan biskop di
dunia. Meskipun usaha untuk membuat gambar bergerak sendiri sudah dimulai
sebelum tahun 1895.
Gagasan membuat foto atau gambar bergerak diplopori oleh Edward
Muybridge yang mencoba membuat foto kuda yang sedang berlari. Dari 16 foto
kuda yang sedang berlari Muybridge mencoba merangkai dan menggerakan secara
1 Missbach Yusran Biran, Sejarah film 1900-1950: Bikin Film di Jawa, (Jakarta:
Komunitas Bambu, 2009), h. Xv.
berurutan, hasilnya foto tersebut terlihat hidup dan berhasil menjadi foto bergerak
pertama di dunia. Muybridge menggunakan kamera foto biasa untuk bisa
menghasilkan gerakan lari kuda. Sejarah mencatat peristiwa ini pada tahun 1878.3
Sejak saat itu banyak orang berbondong-bondong mulai membuat foto
bergerak. Salah satunya adalah “sang raja penemu” Thomas Alfa Edison, penemuan
Edison kali ini berbeda dengan penemuannya yang lain, yaitu sebuah alat berbentuk
kotak dinamakan kinetoscope (alat untuk memproyksikan gerak), dan orang dapat
mengintip melalui jendela kecilnya. Di dalam kinetoscope terdapat pita film
endores sepanjang 17 m, sehingga film yang sama dapat dilihat berulang kali.4
Namun pada masa itu tidak bisa dikatakan sebagai film, karena hanya bisa dilihat
oleh penonton secara individual, tidak secara bersama-sama. Diiringi dengan
pengembangan kamera citra bergerak pertama oleh Thomas Edison pada tahun
1888, ketika ia membuat film sepanjang 15 detik yang merekam salah satu
asistennya.5
Dari peristiwa di Paris pada tahun 1895 tersebut awal mula menonton film
dengan menggunakan proyektor atau bisa kita sebut bioskop, karena ditonton secara
bersama-sama dalam satu waktu. Lalu diikuti masyarakat Amerika membuat film
bisu berdurasi 25 menit, di antaranya film A Trip to the Moon (1902), Life of an
America Firemen (1903) dan The Great Train Robbery (1903), kemudian Warner
Brothers bekerjasama dengan Amerika telephon dan telegraf berusaha mempelajari
bagaimana caranya memindahkan suara yang ada ditelepon kedalam sebuah film.
3 Missbach , Sejarah film., h. 23.
4 Seiichi Konishi & Keiji Nakamura, Penemuan Film, (Jakarta: Elex media
Komputindo,2002), cet-1, h.21.
5 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra,
Usaha ini berhasil pada tahun 1928 melalui film The Jazz Singer. Masa keemasan
film berlangsung cukup lama.6 Sampai sekarang perfilaman dunia terus
mengembangkan teknologi yang bisa membuat nyata suatu film.
Di dalam negeri kita sendiri perkembangan perfilman tak lepas dari
perjalanan waktu yang cukup panjang. Masyarakat indonesia mengenal film sejak
awal abad ke-20, hal ini dilihat dari iklan disurat kabar Pada masa itu.7 Namun pada
tahun 1920-an film dibioskop tidak pernah menjadi hiburan populer, karena pada
masa itu film belum bisa mengalahkan popularitas pertunjukan komedi Stamboel
yang sedang digandrungi oleh semua kalangan baik pribumi maupun orang-orang
eropa dan indis8.
Seiring berjalanya waktu perfilman Indonesia terus maju dan berkembang,
Walau sempat mati suri di penghujung tahun 1990, film Indonesia terus bersaing
dengan film dari negara lain. Setidaknya, film-film buatan anak Indonesia merajai
pasar di negeri sendiri. Terbukti dengan film AADC (Ada Apa Dengan Cinta),
Jalangkung, Petualangan Serina dan Janji Joni, menjadi tolak ukur kebangkitan
perfilman Indonesia.
Bertepatan dengan 64 tahun kelahiran perfilman Indonesia jumlah produksi
meningkat derastis, setidaknya ada 100 film pertahun yang muncul di bisokop,
jumlah yang sangat bagus di sekitar Asia Tenggara. Tidak hanya itu sineas-sineas
muda di Indonesia telah banyak mengharumkan negara ini dengan memenangkan
penghargaan festival bergengsi9. Salah satunya adalah Joko Anwar, sineas muda
6 Hafield Cangara, M.Sc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta:
2008) hal. 137-138
7 Missbach, Sejarah film, xvi 8 Missbach Y, Sejarah film, 2009, h.3
9Daniel Irawan, “64 Tahun Perfilman Indonesia: Sebuah Evaluasi”, Kinescope, (Maret
ini, telah banyak mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional. Namanya
sampai di panggil oleh produser Justin Lie untuk mengikuti festival yang di adakan
oleh portal youtube YOMYOMF, dan akhirnya film Joko Anwar mendapatkan
kesempatan pertama untuk diputar pada perayaan hari Halloween.
2. Jenis-jenis Film
Ada banyak film-film di dunia yang diproduksi setiap tahunnya, berbagai
macam genre yang disajikan dari berbagai macam negara ataupun sutradara. akan
tetapi film hanya dibagi menjadi tiga jenis yakni dokumenter, fiksi dan
eksperimental. pembagian ini didasarkan atas cara bertuturnya dari film tersebut,
ada dua pembagiannya yaitu naratif dan non-naratif.
Film fiksi mempunyai struktur naratif yang jelas, sedangkan film
dokumenter dan film eksperimental tidak memiliki struktur naratif yang jelas.
Adapun definisi dari jenis-jenis film yang dijelaskan oleh Himawan Pratista secara
singkat, sebagai berikut: 10
a. Film Dokumenter
Film ini biasanya berhubungan dengan orang-orang, tokoh,
peristiwa atau kejadian. Film dokumenter ini tidak menciptakan suatu
peristiwa tetapi merekamnya. Struktur bertutur dari film dokumenter
umumnya sederhana dengan tujuan agar penonton dapat memahami dan
percaya fakta-fakta yang disajikan.
b. Film Fiksi
Film fiksi terikat oleh plot, dari sisi cerita, film fiksi menggunakan
cerita rekaan di luar kejadian nyata serta memiliki konsep pengadeganan
yang telah dirancang sejak awal. Struktur cerita film fiksi juga terikat
dengan hukum kausalitas atau sebab-akibat.
c. Film Eksperimental
Film ini merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan dua jenis
film lainnya. Film ini tidak memiliki atau terikat oleh plot tetapi tetap
memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi oleh insting subyektif
sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin mereka. Film ini
umumnya tidak bercerita tentang apapun, dan juga bentuk dari film ini
abstrak dan tidak mudah dipahami, karena mereka menggunakan
simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.
Dari perbedaan jenis film tersebut bisa menciptakan banyak macam
genre-genre yang bisa di klasifikasikan, tentunya dapat membedakan film-film
berdasarkan Genre sesuai dengan spesifikasinya. Berdasarkan setting, isi dan latar
cerita, seperti film aksi, petualangan, drama, komedi, horor, film noir, roman dan
sebagainya.
Genre film yang diproduksi bisa dikombinasikan, kombinasi genre ini
sering diistilahkan sebagai genre hibrida (campuran), tetapi walaupun begitu
biasanya film tersebut tetap memiliki satu atau dua genre yang dominan.11
3. Film Pendek
Film pendek pada hakekatnya bukanlah reduksi dari cerita film panjang,
atau wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit dalam pemaknaan ataupun
lebih mudah. Seperti halnya dalam dunia sastra, penulis novel belum tentu dapat
menulis cerpen dengan baik, begitu juga sebaliknya.12
Film pendek berhubungan dengan cerita pendek, tetapi bermakna besar.
Sebagaimana terjadi dalam dunia visual art, banyak mewujudkan nilai simbolik
atau kode dari makna yang terkandung didalamnya, sebagaimana terjadi pada
refleksi diri.
Pada saat ini film pendek dikalangan anak muda menjadi primadona bagi
para pembuat film independen. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif murah,
film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih luas. Meski tidak
sedikit yang beranggapan pembuatan film pendek menjadi batu loncatan menuju
pembuatan film panjang.
Dalam sejarah, istilah film pendek mulai populer sejak dekade 50-an. Alur
perkembangan terbesar film pendek memang dimulai dari Jerman dan Perancis,
digagas oleh Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean Mitry di
Perancis.kemudian muncul festival Oberhausen Kurzfilmtage yang saat ini menjadi
festival film pendek tertua di dunia. Sejak gerkan gerakan ini muncul, film pendek
mendapat tempatnya di Eropa. Dan banyak bermunculan cinema house untuk dapat
menonton karya-karya film pendek di hampir setiap sudut kota Eropa. 13
Film pendek memiliki sejarah sendiri yang sering terlupkan, film pendek
Indonesia secara peraktis mulai muncul dikalangan pembuat film sejak munculnya
pendidikan sinematografi di IKJ. Perhatian para sineas Indonesia pada era tahun
70-an dapat dikatakan cukup baik dalam membangun atmosfer positif bagi
12 Dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Film_pendek pada tanggal 20 juni 2014 pukul
19.50 wib
perkembangan film pendek di Jakarta. Bahkan dewan Kesenian Jakarta
mengadakan Festival Film Mini setiap tahun mulai 1974, dimana format film yang
diterima hanya seleloid 8mm. Akan tetapi sangat disayangkan Festival Film Mini
ini berhenti pada tahun 1981 karena kekurangan dana. Namun pada tahun 1975,
muncul kelompok Sinema Delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman
Benny, kelompok ini terus mengkampanyekan pada masyarakat bahwa seleloid
8mm dapat digunakan sebagai media ekspresi.14
4. Membuat Film
Dalam membuat film tim produksi adalah sebuah system, artinya antara
komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kegagalan pada salah satu proses akan
menyebabkan lambatnya proses produksi. Apapun jenis film yang dibuat, tahap
tahap membuat film pada umumnya sama. Pra-Produksi, Produksi dan Pasca
Produksi.
a. Pra-produksi
Pada tahap ini perkembangan dari ide gagasan yang akan dijadikan
sebuah film. Pembuatan premis cerita, cerita dan plotline harus semenarik
mungkin agar produser atau pekerja pofesional lain mau membantu
pembuatan film yang akan dibuat. Lalu mencari talent, lokasi, peralatan,
menghitung bugetin. Sebuah tahapan persiapan sebelum kegiatan syuting
yang sangat rentan dengan argumentasi dari kepentingan-kepentingan
individual. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegitan syuting
[image:33.595.101.542.163.621.2]nantinya. Ide kreatif dari semua aspek bidang sangat menentukan.
Gambar 2.115
Struktur Tim dalam Film
EXECUTIVE PRODUCER PRODUCER MANAGEMENT PRODUCTION DIRECTOR
ASS DIR SCRIPT
DOP ART DIRECTOR SOUND MAN EDITOR
SET DEKORATOR PROPERTYMAN SOUND MIXER ILLUSTRATOR
MAKE UP LIGHTINGMAN COSTUME VISUAL EFFECT
Ket: ---- Jalur Kordinasi
b. Produksi
Tahapan ini hampir semua crew mulai bekerja sesuai dengan
pekerjaan masing-masing. Kekompakan dan kreatifitas crew sangat
15 Syamsul B Adnan, Blangko Isian Managemen Produksi. (Jakarta: Workshop
menentukan waktu produksi dan hasil dari produksi, namun tak lepas dari
keahlian dan kemampuan beberapa taknik pengambilan gambar dan
keahlian dibidang-bidangnya yang mampu membuat penonton kagum akan
sebuah film.
Membuat film harus mempunyai struktur yang perlu diperhatikan,
sama seperti kita membuat atau membaca novel. Tersusun atas huruf-huruf,
kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, bab-bab dan menjadi sebuah
buku. Struktur dalam film digunakan untuk mempermudah sutradara, DOP,
Editor, Talent dan crew untuk mempermudah saat syuting. Adapun struktur
film dipecah menjadi:
a. Take
Take merupakan bagian awal dalam sebuah pengmbilan gambar di
sebuah adegan, objek sangat menentukan keberhasilan dari keinginan
sutradara.
b. Shot
Bagian ini kumpulan dari beberapa take, biasanya angle kamera yang
berbeda menentukan itu adalah sebuah shot. Keinginan mengambil shot
dari angle yang berbeda membuat gambar lebih berfariasi supaya film
tidak monoton.
c. Scene
Kumpulan dari shot-shot yang membentuk bagian pendek dari
keseluruhan cerita yang menunjukkan suatu kegiatan yang berhubungan
d. Sequance (Sekuen)
Dalam satu sekuen terdiri dari beberapa scene-scene yang membentuk
rangkaian peristiwa cerita yang berkitan satu dengan yang lain. Dari
kumpulan sekuen-sekuen ini yang akan menjadi cerita film secara utuh.
Selain itu pada saat produksi D.O.P harus memahami sinematografi
sebagai sebuah perkembangan seni dari fotografi. Bentuk dari pergerakan
kamera serta kaitan aktivitas kamera dengan objek yang akan diambil.
[image:35.595.103.516.235.584.2]Dalam sinematografi juga terdapat beberapa teknis sudut pengambilan
gambar dan gerakan dalam membangun imaji.
1. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)16
a. Bird Eye View
Pengambilan gambar dari atas ketinggian tertentu, sehingga
memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan
benda-benda lain yang tampak dibawah.
b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat dari atas objek, pengambilan
gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik kecil atau kerdil.
c. Low Angle
Pengambilan gambar dari bawah objek, sudut pengambilan gambar
ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan
dari sudut pandang ini keagungan atau kejayaan.
16Rizky Akmalsyah, “Analisis Semiotik Film A Mighty Heart”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
2. Ukuran Gambar (Frame Size) 17
a. Extreme long shot
Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari
objeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini
umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh
atau panorama yang luas.
b. Long shot
Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar
belakang masih domninan. Long shot sering digunakan sebagai
estabilising shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot
yang berjarak lebih dekat.
c. Medium long shot
Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke
atas. Tubuh visik manusia dan lingkungan sekitar relative seimbang.
d. Medium shot
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas.
Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai
dominan dalam frame.
e. Medium close up
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusaia dari dada ke atas.
Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak
lagi dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan
jarak medium close-up
f. Close up
Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek
kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah
dengan jelas serta gesture yang mendetail. Close-up biasanya
digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga
memperlihatkan lebih mendetail sebuah benda atau obyek.
g. Extreme close up
Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail
bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau
bagian dari sebuah objek.
3. Gerakan Kamera (Moving Camera)18
a. Zoom in/out
Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan
menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
b. Panning
Gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan.
c. Tilting
Gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt up jika kamera
mendongak keatas dan tilt down jika kamera melihat kebawah.
d. Dolly
Kedudukan di tripod dan di atas landasan roda. Dolly in jika kamera
bergerak maju dan dolly out jika kamera mundur atau menjauh.
e. Follow
Gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
c. Post-Produksi
Tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan syuting yang sudah
dilaksanakan. Kesalahan pada waktu syuting sebagian di selesaikan pada
tahap ini.19 Pengelolaan visual dan audio atau biasa dibilang mengedit
membuat kesalah akan menjadi tidak ada, mungkin saja kesalahan tersebut
bisa menjadi suatu hal yang indah.
Editor sangat berpatokan dari gambar dan suara yang di hasilkan
oleh D.O.P dan Soundman, Agar mempermudah proses editing. Alat yang
biasanya digunakan untuk menjadi patokan adalah klepper, ditugaskan ke
Asisten D.O.P untuk dipergunakan dan shot report dikerjakan oleh asisten
sutradara.
5. Unsur-unsur Pembentuk Film
Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur
naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan
berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing
unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri.
a. Unsur Naratif 20
Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, unsur ini
meliputi pelaku cerita/tokoh, permasalahan dan konflik, tujuan,
ruang/lokasi dan waktu.
i. Pelaku Cerita/Tokoh
Setiap film cerita umumnya memiliki karakter utama dan pendukung.
Karakter utama adalah tokoh yang menjalankan alur cerita dari awal
hingga akhir, atau biasa disebut sebagai protagonis, sedangkan karakter
pendukung bisa berada pada pihak protagonis maupun antagonis
(musuh/rival). Karakter pendukung sering bertindak sebagai pemicu
konflik (masalah) atau kadang sebaliknya dapat membantu karakter
utama dalam menyelasaikan masalahnya.
ii. Permasalahan dan Konflik
Permasalahan dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi tokoh
protagonis untuk mencapai tujuannya yang disebabkan oleh tokoh
antagonis. Permasalahan ini pula yang memicu konflik (konfrontasi)
fisik antara pihak protagonis dan antagonis. Permasalahan juga bisa
muncul tanpa disebabkan pihak antagonis. Masalah dapat muncul dari
dalam diri tokoh utama sendiri yang akhirnya memicu konflik batin.
iii. Tujuan
Setiap pelaku utama dalam semua film cerita pasti memiliki tujuan,
harapan atau cita-cita. Tujuan tersebut dapat berupa fisik (materi)
ataupun abstrak (non-materi).
iv. Ruang/Lokasi
Dalam sebuah film cerita, ruang/lokasi menjadi suatu hal yangsangat
penting untuk mendukung penghayatan dalam film tersebut.
v. Waktu
Dalam film cerita, waktu juga tidak kalah pentingnya dengan
unsur-unsur narasi yang lain. Dengan waktu, sebuah film cerita menjadi lebih
hidup dan berkesinambungan.
b. Unsur Sinematik
Unsur Sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolah bahan (materi)
sebuah film cerita atau bisa dikatakan, unsur sinematik merupakan
aspek-aspek teknis pembentukan film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat
elemen pokok yakni :
i. Mise-en-scene
scene adalah segala hal yang berada di depan kamera.
Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata
cahaya, kostum dan make-up, serta akting dan pergerakan pemain.
ii. Sinematografi
Perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan
obyek yang diambil.
iii. Editing
iv. Suara
Segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera
pendengaran. 21
6. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul pada akhir abad
ke-19. Film merupakan alat komunikasi yang tidak terbatas ruang lingkupnya di mana
di dalamnya menjadi ruang ekspresi bebas dalam sebuah proses pembelajaran
massa. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, yang
membuat para ahli film memiliki potensi untuk mempengaruhi membentuk suatu
pandangan dimasyarakat dengan muatan pesan di dalamnya. Hal ini didasarkan atas
argumen bahwa film adalah potret dari realitas di masyarakat. Film selalu merekam
realitas yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan kemudian
memproyeksikanya ke dalam layar. 22
Komunikasi massa hampir selalu dilakukan melalui media yang mampu
menjangkau khalayak luas seperti, koran, televisi, radio, film dan juga internet.
Dalam penyampaikan pesan-pesan komunikasi massa selalu menggunakan media
dan sarana yang dapat menjangkau banyak khalayak sekaligus. Komunikasi massa
diadopsi dari istilah bahasa inggris mass communication sebagai kependekan dari
mass media communication (komunikasi media massa) artinya komunikasi yang
menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.23
Film pada dasarnya merupakan salah satu hasil produk teknologi modern
yang bisa dijadikan sebagai salah satu saluran dalam proses komunikasi massa.
21 Himawan Pratista, Memahami Film, h. 3
Dalam film, biasanya terdapat pesan-pesan atau informasi yang ingin disampaikan
kepada para penontonnya.
B. Semiotika
1. Konsep Semiotika
Semiotika, yang biasa didefenisikan sebagai pengkajian tanda- tanda (the
study of sign), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode- kode, yaitu sebuah
sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas sebagai sesuatu
yang bermakna.24 Baik verbal ataupun non verbal.
Tanda berada dimana mana, Tanda bisa berupa warna, lampu lalulintas,
bendera, bahkan kedipan mata sekalipun. Hal ini bisa mewakili objek, ide, situasi,
keadaan, perasaan dan lain sebagainya. Struktur bangunan, film, musik, karya
sastra, suara hewan dapat dianggap sebagai tanda. Ahli filsafat dari Amerika
Charles Senders Peirce, menegaskan bahwa kita manusia hanya dapat berpikir
dengan sarana tanda. Sudah pasti tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi.
Dalam semiotika modern memiliki dua orang bapak sebagai pencetus kajian
ini, Charles Senders Peirce dan Ferdinand De Saussure. Peirce maupun saussure
mendasarkan teori masing masing pada landasan teori yang berbeda. Peirce sebagai
ahli filsafat dan ahli logika, dia merancang semiotika sebagai sebuah teori yang
baru dan tipologi yang sangat rinci. dan Ferdinand De Saussure adalah seorang ahli
linguistik, bahkan di anggap sebagai bapak linguistik modern. Saussure
mengatakan sistem tanda yang disebut bahasa, hanya satu dari sekian banyak sistem
tanda yang ada. Teori ini ia menyebutnya dengan semiologi.25
Istilah Semiotika maupun semiologi dapat digunakan untuk merujuk kepada
ilmu tentang tanda-tanda, tanpa adanya perbedaan pengertian yang terlalu tajam.
Namun kajian atau bidang studi semiotika sangatlah beragam dan luas. Charles
Morris mebedakan semiotika kedalam tiga cabang penyelidikan.
a. Sintaktik
Suatu cabang penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal
diantara satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”
b. Semantik
Suatu cabang penyelidikan semiotik yang mempelajari hubungan di antara
makna tanda tanda sebelum digunakan di dalam tuturan tertentu atau objek
yang di acunya.
c. Pragmatik
Mempelajari hubungan diantara tanda tanda dengan interpreter-interpreter
atau para pemakainya. Secara khusus brurusan dengan aspek aspek
komunikasi, khususnya fungsi situasional yang melatari turunan. 26
Kata semiotika sendiri berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda
atau seme yang brarti penafsiran tanda. Membuka cabang ilmu yang berurusan
dengan kajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti
sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda.27
2. Konsep Semiotika Ronland Barthes
Peneliti membedah film ini menggunakan metode semiotika Roland
Barthes. Roland Barthes merupakan salah satu tokoh yang cukup berkontribusi
dalam kajian semiotika. Teorinya tentang semiologi dan mitologi merupakan
pendalaman dari teori linguistik dan semiologi milik Saussure. Secara historis,
Barthes merupakan salah satu tokoh pemikir strukturalis. Intelektual dan kritikus
sastra Prancis, yang satu ini dianggap sebagai eksponen penerapan strukturalisme
dan semiotika pada studi sastra.28.
Barthes menjelaskan bahwa kunci dari analisis makna ada pada denotasi dan
konotasi, atau yang biasa di sebut two order of signification (signifikasi dua tahap
atau dua tatanan pertandaan). Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan
antara signifier (ekspresi) dan signified (isi) di dalam sebuah tanda terhadap realitas
eksternal. Itulah yang kemudian disebut oleh Barthes sebagai denotasi, yang mana
merupakan makna paling nyata dari tanda (sign).29
Sedangkan konotasi, Barthes menunjukkan konotasi merupakan tahap yang
kedua, yaitu tahap yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan perasaan dari pembaca. Dengan kata lain denotasi merupakan apa
27 Zoest, Aart van. Semiotika: Tentang tanda, Cara kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan
Dengannya. (Jakarta: Yayasan Sumber Agung. 1993) hal. 1.
28 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 15.
29 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media,
yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah
[image:45.595.101.513.169.607.2]bagaimana cara menggambarkannya.30
Tabel 2.1
Peta tanda Roland Barthes
1 Signifier (Penanda) 2. Signified (petanda) 3. Denotative sign
(tanda denotatif) 4. Conotative signifier
(penanda konotatif)
5. Connotative signified (penanda konotatif)
6. Connotative sign (tanda konotatif)
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas
penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif
adalah juga penanda konotatif (4).Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur
material: hanya jika anda mengenal tanda “sign”, barulah konotasi seperti harga
diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.31
Secara ringkas, denotasi dan konotasi dapat dijelaskan sebagai berikut : 32
1. Denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan
antara sign dengan referent (object) dalam realitas eksternal.
2. Konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan perasaan
atau emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Makna
menjadi subjektif atau intersubjektif. Tanda lebih terbuka dalam
penafsirannya pada konotasi daripada denotasi.
30Indiawan Seto, Semiotika Komunikasi, h. 17. 31 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69.
32 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi; Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta
Denotasi dan konotasi tidak bisa dilihat secara terpisah atau berdiri sendiri.
Sebuah tanda yang kita lihat pasti suatu denotasi. Makna denotasi adalah apa yang
kelihatan pada gambar, dengan kata lain gambar dengan sendirinya memunculkan
denotasi. Denotasi dengan sendirinya akan menjadi konotasi dan untuk selanjutnya
konotasi justru menjadi denotasi ketika konotasi tersebut sudah umum digunakan
dan dipahami bersama sebagai makna yang kaku.
C. Sekilas Tentang Siksa Kubur
Banyak yang bertanya tentang apakah ada siksa kubur stelah manusia mati?
kemana manusia akan pergi setelah mati? dimanakah tempatnya setelah mati? dan
segala macam pertanyaan tentang siksa kubur.
Hampir setiap harinya kita mendengar berita kematian dengan segala
macam penyebab. Suatu hal yang mejadi pertanyaan “kemanakah manusia akan
pergi setelah mati?” Abdul Hasan al-Qabisi mengatakan, “menurut para ulama ahli
sunnah, roh yang keluar dari jasad itu di bawa naik oleh para malaikat dan berhenti
di hadapan Allah SWT untuk di tanyakan serta di periksa. Jika ia termasuk kedalam
orang orang yang bahagia, Allah berfirman kepada malaikat, ‘bawalah dia dan
perlihatkan tempatnya di surga. Malaikat pun membawanya ke surga ketika ia
sedang dimandikan. Selesai dimandikan dan dikafani, ia dikembalikan lalu
dimasukan kedalam kafan dan jasadnya. Ketika diusang kekubur, ia mendengar
keluarkan oleh jasad,kemudian didatangi oleh dua malaikat yang akan
mengujinya.”33
Fase setelah mati masuknya manusia ke dunia yang baru yaitu alam kubur
atau alam barzakh, dimana alam ini membatasi antara dunia dan akhirat. Alam
barzakh menjadi tempat persinggahan sementara, sampai dibangkitkan pada hari
kiamat nanti. Secara harfiah barzakh berarti jarak waktu atau penghalang anatara 2
hal dan tidak yang sanggup melewatinya. Menurut sayariat islam barzakh berarti
tempat yang berada dia antara maut dan kebangkitan. Menurut firman Allah Swt
dalam Al-Quran Surah Al Mu,minuun: 100
Di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” Alan Ia
sedang bermenjawab, itu adalah alam antara kematian dan kebangkitan
kembali.(Al Mu'minuun, 100 Alam yang merupakan tempat arwah manusia sementara menanti hari
kebangkitan, dan apa yang akan terjadi ketika arwah manusia di dalam kubur
sampai menunggu datangnya hari kiamat. Dalam buku Prof. Dr. M. Mutawalli Asy
Sya’rawi “Esensi Hidup dan Mati” menjelaskan di alam kubur Allah Swt hanya
memperlihatkan kepada manusia tentang rencana tempat tinggalnya nanti di surga
atau neraka.34
33 Imam al-Qurthubi, Rahasia Kematian, Alam Akhir & Kiamat,(Jakarta; Akbar Media,
2010),h 88
34Prof.Dr. M. Mutawalli Asy Sya’rawi, Esensi Hidup dan Mati, (Jakarta, Gama Insai
Ada dua kemungkinan yang terjadi di dalam kubur atau barzakh apabila
manusia meninggal, Allah meneguhkan orang orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh dan menyesatkan orang-orang yang dzalim. Maksud dari meneguhkan
perkataan orang orang yang beriman adalah memberikan yakinan dengan apa yang
akan dikataan ketika di tanya oleh dua malaikat. Seperti sabda Rasulullah “Dua
malaikat mendatangi mayit tersebut ddan bertanya kepadanya,”Siapa tuhanmu?
Mayit menjawab “tuhan ku Allah, dua malaikat bertanya lagi “apa agama mu?
’agama ku Islam. Malaikat bertanya lagi, ‘Siapa orang ini yang di utus kepada mu?
Mayit (mukmin) menjawab, dia adalah Rasullulah shallalahu alaihi wa sallam. Dua
malaikat tersebut bertanya lagi. ‘apa saja yang engkau ketahui? Mayit mukmin
menjawab, ‘aku membaca Kitabullah (Al-Quran), lalu beriman kepadanya dan
mempercayainya”.35
D. Sekilas Tentang Kasih sayang
1. Pengertian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kasih sayang terbagi menjadi dua
penggal suku kata, pertama kasih yang artinya memberi atau mengashi dan kata
sayang adalah amat suka, mengasihi, mencintai.36 Bisa dikatakan kasih
sayang adalah rasa yang timbul dalam diri hati yang tulus untuk mencintai,
menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain. Kasih sayang
diungkapkan bukan hanya kepada kekasih tetapi kasih kepada Allah, orang tua,
keluarga, teman, serta makhluk lain yang hidup dibumi ini.
35 Ibnu Rajab Al-Hanbali, Kedahsyatan Alam Kubur Menguak Rahasia Kehidupan di Alam
Kubur Sejak Detik Pertama Hingga Hari Kebngkitan. Penerjemah Fadhli Bahri, Lc (Jakarta:
An-Nadwah, 2010), h. 34.
36 Deny Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: pusat bahasa, 2008), h.646 &
Dalam Al-Qur`an, kasih sayang dipresentasikan dalam kata Ar- Rahmah
(kasih sayang). Kasih sayang merupakan sifat Allah yang paling banyak
diungkapkan dalam al-Qur`an dalam bentuk kata yang berbeda yaitu Ar-Rahman
yang biasanya dirangkaikan dengan kata Ar-Rahim yang berarti pengasih dan
penyayang yang menunjukkan sifat-sifat Allah. Kata rahman dan rahim merupakan
sifat Allah yang paling banyak diungkapkan dalam Al-Quran, yaitu sebanyak 114
kali.37 Rasullulah bersabda,”Barang siapa yang tidak berkasih sayang, maka ia
tidak mendapatkan kasih sayang.38
Sangat mengherankan bahwa psikologi hanya sedikit membahas tentang
cinta dan kasih sayang. ”selayaknya berharap bahwa para penulis serius mengenai
keluarga, perkawinan dan seks juga mengupas soal cinta lebih dalam”. Dalam teori
kebutuhan dasar manusia yang dicetuskan Abraham Maslow menjelaskan
kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang timbul jika kebutuhan fisiologi
(kebutuhan makan, air, tidur, seks) dan rasa aman telah terpenuhi terlebih dahulu.
Seperti seorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri dan cinta,
pertama tama akan memburu makanan lebih dahulu lalu mencari kebutuhan lain.
Setiap individu akan mendambakan hubungan penuh kasih sayang dengan
orang lain pada umumnya, khususnya kebutuhan rasa memiliki tempat di tengah
kelompok (keluarga). Maslow menemukan bahwa tanpa cinta pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan orang akan terhambat. Bagi Maslow cinta menyangkut
suatu hubungan sehat dan penuh kasih sayang antara dua orang, temasuk sikap
saling percaya. Maslow mengataka, “kebutuhan akan cinta/kasih sayang meliputi
37 M. Quraish Shihab,Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 2000), cet 21, h.25 38 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam,(Jakarta: Pustaka Amani,
cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami,
mengajarkan, menciptakan dan meramalkannya. Jika tidak, dunia ini akan hanyut
kedalam gelombang permusuhan dan kebencian.”39
Filosofis dasar bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan atas dasar kasih
sayang, dengan membawa potensi kasih sayang, dan membutuhkan kasih sayang.
Potensi dan kebutuhan tersebut menjadikan manusia berusaha memberi dan
memperoleh kasih sayang dengan berbagai cara. Di samping itu sebagai makhluk
sosial, dan dalam berinteraksi sosial, kasih sayang merupakan dasar utama yang
harus dipegang dalam pergaulan sehari-hari baik antara individu dengan individu,
ataupun individu dengan masyarakat.
Manusia secara aktif berusaha untuk memenuhi kebutuhan. Kita tidak dapat
berdiam diri dan mengharapkan orang lain berusaha untuk kita. Oleh karena itu,
bila kebutuhan akan cinta kasih belum terpenuhi, seseorang harus berusaha
memberikan cinta kasih kepada orang lain. Memberikan cinta kasih sama
pentingnya dengan menerima, dalam arti memenuhi kebutuhan akan cinta kasih.
Pada hakikatnya, sering kali bila seseorang memberikan cinta kasih, ia akan
memperoleh balasan40
2. Peran Orangtua dalam Memberikan Kasih sayang kepada Anak.
Kebutuhan manusia pada umumnya meliputi kebutuhan untuk dapat
melangsungkan hidup (sehat cukup makan-minum, kebutuhan untuk bebas dari
bahaya dan ancaman, kebutuhan akan kasih sayang, rasa kebersamaan rasa saling
memiliki, merasa diri sebagai bagian dari keluarga, kebutuhan akan penghargaan
39 Frank G. Goble, Mazhab ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow (Yogyakarta:
KANISIUS, 2006) , cet.11, h.69-74
40 May jo Meadow, Memahami Orang Lain. Penerjemah Cicilia G. Samekto
dan prestasi, serta perwujudan diri). Kebutahan tersebut ada pada manusia, baik
anak maupun dewasa. Dengan demikian, perlu dipikirkan pengenalan kebutuhan
tingkat mana yang ada pada anggota keluarga, agar anggota keluarga lain dapat
membantu pemenuhanya.41
Melihat relasi orangtua dengan anak selalu di kaitkan dengan sosok ibu yang
selalu mengasuh anaknya, namun tak di pungkiri peran budaya dewasa ini kaum
wanita sudah menunjukan prestasinya, tersedianya banyak pekerjaan guna
aktualisasi kemampuan kaum wanita. Apalagi sekarang sudah banyak wanita yang
memperoleh pendidikan tinggi42. Ketika para ibu sudah mulai keluar rumah, maka
sosok ayahlah yang ikut terlibat dalam memperhatikan perkembangan fisik maupun
pesikis anaknya. Walaupun ada peran pe