• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-qur'an hadits (studi kasus MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-qur'an hadits (studi kasus MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di sekolah MTS Miftahu Huda Kp.Sawah Ciputat)

Disusun oleh :

Nur Fitriana

109011000041

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Pengaruh Metode Drill Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat.

Penelitian ini dilaksanakan di MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat. Penelitian ini adalah kuantitatif, menggunakan pendekatan kuantitatif analisis deskriptif dengan teknik korelasional. Teknik korelasional yaitu suatu jenis data yang dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan

purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan

melalui dokumentasi, observasi, wawancara dan angket/kuesioner. Teknik penghitungan angket akan di analisis dengan menggunakan rumus korelasi, penelitian ini menyimpulkan bahwa guru agama menguasai metode drill di dalam pembelajaran dalam kategori yang sedang atau cukup. Karena dari hasil tabulasi angket hampir sebagian siswa menjawab bahwa guru agama menguasai metode drill. Dan dari hasil perhitungan korelasi product moment yang hasilnya 0,540 dan di interprestasikan pada tabel product moment pada taraf 5% sebesar 0,388 dan taraf 1% sebesar 0,496 yang artinya rxy lebih besar dari taraf 5% maupun 1%, terdapat korelasi yang signifikan antara pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-qur’an hadits. Ini berarti Ha diterima dan Ho di tolak.

(7)

ii

nikmat Iman, Islam, dan serta sehat wal’afiat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada putra Abdullah dan buah hati Siti Aminah, pemimpin umat kita nabi besar Muhammad SAW dan keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi ini adalah bentuk dari setetes ilmu yang Allah berikan kepada manusia, walaupun demikian tidak mudah untuk mendapatkannya. Penyusun skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari orang-orang di sekeliling penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh Lc,MAKetua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Elo Al-bugis, M.Ag dosen pembimbing skripsi yang disela-sela kesibukannya bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama di bangku perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang di butuhkan.

6. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staff Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat

(8)

iii

9. Untuk Kakak Nursin, Mutiah, Nuh dan Keponakan tersayang Lia,Tami,Hasbi,Ayu,Nisa dan Raisyah yang telah memberikan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 10. Teman-teman PAI angkatan 2009 yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama kuliah dan penyusunan skripsi ini, terkhusus teman-teman kelas A PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengisi buku hati penulis dengan kenangan yang tiada pernah terhapus selama mengikuti perkuliahan.

11.Para Dewan Guru MI Nurun Najah I yang telah memberikan semangat dan bantuannya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12.Sahabat Kakak Angga, Kakak Saleh Priadi, Laila, Siti Rohma, Zakiyah, dan teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu memberikan semangat dan motivasi penulis dalam menyusun skrpsi. 13.Ibu Pembina anak yatim/dhuafa ibu Hj. Kunti wahyu peni, ibu

Hj.Murniah, ibu Bambang, ibu Yayat, ibu Rachmat dan bunda Robbiana yang selalu memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.

Terima kasih kepada pihak yang memberikan semangat, do’a, bahan-bahan pemikiran dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis mohon maaf. Dengan penuh kesadaran penulis akui skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu penulis harapkan adanya teguran serta kritikan yang konstruktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Jakarta, 09 September 2014

(9)

iv

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI………...……….... iv

DAFTAR TABEL……… ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Drill ... 7

1. Pengertian Metode ... 7

2. Fungsi Metode ... 8

3. Pengertian Metode Drill ... 8

4. Macam-macam Metode Drill ... 11

5. TujuanPenggunaan Metode Drill ... 11

6. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Metode Drill ... 12

7. Kelebihan Metode Drill ... 12

8. Kelemahan Metode Drill dan Cara Mengatasinya ... 13

9. Teknik Penerapan Metode Drill ... 14

(10)

v

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ... 22

1. Pengertian Al-Qur’an Hadits... 22

2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits... 23

3. Fungsi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ... 24

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 25

E. Kerangka Berfikir... 25

F. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Teknik Pengolahan dan Interprestasi Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sejarah Singkat Sekolah……….36

B. Visi,Misi danTujuan, Sasaran dan Tugas pokok, Fungsi MTS Miftahu Huda………36

C. Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa………..37

D. Sarana dan Prasarana………..…38

E. Deskripsi Data………...39

(11)

vi

B. Saran………..60

DAFTAR PUSTAKA………....61

(12)

vii

Tabel 3.2 Nilai Ujian Mid Semester... 31

Table 3.3 Skor Skala Likert ... 32

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi... 34

Tabel 4.1 Guru ... 37

Tabel 4.2 Data Siwa ... 38

Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana ... 38

Tabel 4.4 Guru Agama Menguasai Metode Drill ... 40

Tabel 4.5 Apakah Guru Agama Tahu Metode Drill... 41

Tabel 4.6 Guru Agama Selalu Menggunakan Metode Drill Dalam Pembelajaran ... 41

Tabel 4.7 Di Saat Guru Memberikan Tugas Hafalan Untuk Maju Ke Depan Kelas, Apakah Guru Memperhatikan Siswa Yang Sedang Bercanda Di Belakang ... 42

Tabel 4.8 Guru Agama Memberikan Materi Al-Qur’an Hadits Dengan Metode Drill ... 43

Tabel 4.9 Guru Agama Memberikan Kesempatan Kepada Siswa Untuk Mengemukakan Pendapatnya... 43

Tabel 4.10 Guru Agama Selalu Mengajarkan Kepada Siswa Tentang Metode-Metode Lain Selain Metode Drill ... 44

Tabel 4.11 Apakah Siswa Suka Dengan Metode Drill Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ... 45

Tabel 4.12 Guru Agama Selalu Mengulang Pelajaran, Jika Ada Sebagian Siswa Yang Kurang Paham ... 45

Tabel 4.13 Guru Agama Mengambil Tindakan Ketika Sedang Menerangkan Dan Siswa Asik Ngobril Sama Teman ... 46

(13)

viii

Siswanya Untuk Berpendapat Di Depan Kelas ... 49 Tabel 4.18 Guru Agama Selalu Menyusun Keterampilan Mengajar

Menggunakan Metode Drill ... 49 Tabel 4.19 Guru Agama Selalu Menegur Dan Mengingatkan Ketika Siswa

Berbuat Kesalahan Saat Menghafal Pelajaran Al-Qur’an Hadits 50 Tabel 4.20 Guru Agama Memberikan Solusi Atau Cara Kepada Siswa

Untuk Mempermudah Dalam Menghafal Al-Qur’an Hadits ... 51 Tabel 4.21 Guru Agama Selalu Mengoreksi Siswa Di Saat Salah

Menghafal Pelajaran Al-Qur’an Hadits ... 51 Tabel 4.22 Guru Agama Memberikan Semangat Kepada Anak-Anak Yang

Mendapat Nilai Kurang Baik, Supaya Lebih Semangat Lagi Dalam Belajar... 52 Tabel 4.23 Guru Agama Memperhatikan Hasil Belajar Siswa

[image:13.595.111.514.102.559.2]
(14)

1

Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, ada dua istilah penting yang saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dua istilah

tersebut adalah “pendidikan” dan “pengajaran”. Pengajaran merupakan kiat atau strategi untuk mengaktualkan pendidikan, sedangkan pendidikan merupakan suatu nilai yang terus berjalan tanpa henti agar dapat diwujudkan dalam pengajaran.

Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Melalui pendidikanlah kualitas sumber daya manusia Indonesia bersaing di era globalisasi ini, karena pendidikan adalah satu-satunya kunci kesuksesan suatu bangsa.

Pada dasarnya hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia atau proses mendewasakan manusia manjadi lebih baik. Proses memanusiakan manusia, di dalam sebuah lambaga pendidikan terus mengadakan perubahan, baik dalam sistem pendidikan, pembelajaran serta bidang studi yang di ajarkan kepada siswa.

Kata “pendidik” dalam bahasa Arabnya adalah ;tarbiyah;, dari kata kerja

“rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah “ ta’lim” dengan kata kerja “ allama’. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “tarbiyah wa ta’lim”1

Kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang sangat penting pada setiap individu dan warga negara. Melalui pendidikan agama diharapkan mampu terwujud individu-individu yang berkepribadian utuh sejalan dengan pandangan hidup bangsa.

1

(15)

Untuk itu, pendidikan agama Islam memiliki tugas yang sangat berat, yakni bukan hanya mencetak peserta didik, tetapi berupaya untuk menumbuhkan potensi yang ada pada diri mereka seoptimal mungkin serta mengarahkan agar pengembangan potensi tersebut berjalan sesuai dengan nila-nila ajaran Islam.

Jadi, pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran dan obyek. Serta mutlak, yang sebenarnya adalah Allah, pencipta fitrah dan pemberi berbagai potensi. Dia-lah yang memberlakukan hukum dan tahapan perkembangan serta interaksinya, dan hukum-hukum untuk mewujudkan kesempurnaan, kebaikan serta kebahagiaan. Pendidikan menuntut adanya langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis. Kerja pendidik harus mengikuti aturan penciptaan dan pengadaan

yang dilakukan Allah, sebagaimana harus mengikuti Syara’ dan Dia Allah.2

Dengan demikian, Mengingat berat dan besarnya peran pendidikan agama Islam, maka perlu diformulasikan sedemikian rupa, baik yang menyangkut sarana insani maupun non insani secara komprehensif dan integral. Formulasi yang demikian bisa dilakukan melalui sistem pengajaran agama Islam yang baik dengan didukung oleh sumber daya manusia (guru) yang berkualitas, metode pengajaran yang tepat , dan sarana presarana yang memadai.

Belajar Al-Qur’an merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim. Dengan belajar Al-Qur’an yang benar, maka akan didapati petunjuk yang benar yang termaktub di dalamnya. Menurut Subhi Al Salih “Qur’an” berarti

bacaan, asal kata Qora’a. Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata

“qur’an” dalam arti demikian rupa sebagai tersebut dalam ayat 17-18 pada surat Al-Qiyaamah:

ْرقو هعَْ انْيلع َنا

آ

هن

ْاف هنْارقاذاف

ْرق ْعبَت

آ

هن

2

(16)

17. Sesungguhnya atas tanggungan kami lah mengumpulkan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

18. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya. Dari definisi-definisi di atas, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an melainkan Taurat, Injil atau Zabur. Demikian membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak pula dinamakan Al-Qur’an.3

Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah menjelaskan bahwa Al-Qurr’an Hadits diharapkan peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ditekankan pada kemampuan membaca dan menulis

Al-Qur’an dan Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat -surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.4

Untuk menyampaikan pelajaran Al-Qur’an Hadits diperlukan berbagai metode seperti metode drill, metode ceramah yang digunakan guru dalam upaya mencapai tujuan pendidikan agama, penggunaan terhadap kemampuan berfikir dan integrasi pendidikan dan peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa peningkatan melalui pembelajaran sangat diperlukan. Guru harus dapat menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan agar siswa itu biasa kreatif dan melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajarannya.

3

Departemen Agama,Al-Qur’an, 16.

4

(17)

Metode drill sering disebut juga dengan latihan siap. Metode drill atau latihan siap adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.5

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, metode drill (latihan siap) dapat dilaksanakan misalnya, untuk melatih siswa agar terampil dalam membaca Al-Qur’an, latihan ibadah shalat, latihan berpuasa bulan Ramadhan, dan berbagai topik lainnya.

Dengan demikian jika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tepat dan serasi maka keberhasilan proses pembelajaran akan tercapai. Salah satu indikator dari keberhasilan siswa adalah prestasi belajr yang memuaskan, dan dari kesemuanya itu tidak terlepas dari proses pembelajaran yang menimbulkan dua faktor utama yang saling berinteraksi guna mencapai tujuan pendidikan yaitu guru dan siswa. Hal yang perlu diketahui dan dijalankan oleh guru dalam melaksanakan interaksi kegiatan pembelajaran, di samping memperhatikan adanya sarana, alat dan materi, kurikulum pembelajaran, lingkungan pembelajaran juga harus memperhatikan metode penyampaian materi pelajaran.

Penulis di sini sebagai alumni sekolah MTS Miftahul Huda, salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran al-qur’an Hadits adalah metode drill, karena pembelajaran al-qur’an Hadits tidak hanya terpaku pada membaca dan menelaah, akan tetapi ada pelajaran menghafal dengan mengulang-ulang ayat-ayat Al-Qur’an Hadits, untuk itu tidak hanya metode diskusi dan ceramah saja yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits tetapi harus ada penerapan metode yang sesuai dengan dengan materi pembelajaran yaitu metode drill.

Di MTS Miftahul Huda sudah menggunakan metode drill, namun dalam penggunaan metode drill tersebut kurang maksimal karena disaat kegiatan

5

(18)

belajar mengajar terdapat kondisi siswa yang kurang teratur, dan materi yang telah dipelajari kurang diperhatikan dan di serap secara baik. Untuk itu pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits belum berjalan dengan baik karena belum dapat mencapai ranah efektif,psikomotorik, dan kognitif siswa.

Berdasarkan pemikiran diatas penulis merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam penulisan skripsi dengan judul PENGARUH METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MTS MIFTAHUL HUDA.

B. Identifikasi Masalah

Terkait dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Banyak siswa yang kurang lancar membaca Al-Qur’an terutama pada penerapan ilmu tajwid.

2. Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits menggunakan Metode Drill.

3. Terdapat hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits menggunakan metode drill.

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil

belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII.I MTS Miftahul Huda Mid

Semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 setelah melakukan kegiatan

pembelajaran, dalam hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode drill.

(19)

“Bagaimana pengaruh metode drill terhadap hasil belajar Al -Qur’an Hadits siswa kelas VIII.I MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat

Tangerang Selatan tahun ajaran 2013-2014.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode drill terhadap hasil belajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII.I MTS Miftahul Huda.

Berdasarkan tujan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill terhadap hasil belajar siswa pada bidang study Al-Qur’an Hadits.

2. Bagi Siswa

Masukan yang diharapkan siswa lebih aktif dalam menyimak, termotovasi dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Hadits, sehingga prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits akan meningkat.

3. Bagi sekolah

(20)

7

1. Pengertian Metode

“Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu method (cara)”.1

“Darisegi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta (melalui) dan hodos (jalan atau cara).” Dengan demikian metode dapat diartikan cara

atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.2 Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa metode sebenarnya merupakan jalan untuk mencapai tujuan. Jalan mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisisnya sebagai cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembanagan ilmu atau teristematisasikannya suatu pemikiran.3

Menurut Abu Lalu M. Azkar dalam bukunya proses Belajar

Mengajar Pola CBSA. “Metode adalah cara didalam fungsinya merupakan

alat untuk mencapai suatu tujuan, ini berlaku baik dari guru (Metode mengajar), maupun bagi murid (metode belajar). Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.4

Didalam bidang pendidikan pengertian metode dapat diartikan

yaitu “suatu cara atau langkah-langkah didalam melaksanakan pendidikan atau suatu yang ditempuh untukmenyajikan sesuatu pengajaran kepada

para siswa.”5

1

Tayar Yusuf, Jurnalis Etek, Keragaman Teknik Evaluasi dan Metode penerapan Jiwa Agama.

(Jakarta: ind-Hill-co,1987), cet 1, h. 103

2 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. 1, h. 91

3 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, h. 91

4 Lalu M. Azkar, Proses Belajar Mengajar pola CBSA, cet. 1 h, 95

5 Tayar Yusuf, Jurnalis etek, Keragaman Teknik Evaluasi dan Metode Penerapan Jiwa

(21)

“Metode merupakan salah satu “sub system” dalam sistem

pembelajaran, yang tidak bias dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh pasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai tujuan.”6 2. Fungsi Metode

Secara umum fungsi metode adalah sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional dari ilmu pendidikan tersebut. Dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperluakan bagi pengembanagan disiplin suatu ilmu. Pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembanagn

objek sasaran tersebut. Dalam Al’Qur’an metode dikenal dengan sarana

yang menyampaikan seseorang kepada tujuan penciptanya sebagai khalifah di muka bumi dengan melaksanakan pendekatan, dimana manusia detempatkan sebagai makhluk yang memiliki potensi jasmaninya dan rohaninya yang keduanya dapat digunakan sebagai saluran penyampaian materi palajaran.7

3. Pengertian Metode Drill

Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui tentang metode pengajaran. Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. 8 Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan tubuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau

6

Triyo Supriyatno, Sudiyono, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi,

(Malang: UIN Malang Press,2006), cet. 1, h.118

7 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997), cet.1, h. 93-94

(22)

pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karna itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Dari uraian definisi diatas metode mengajar, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.9 Metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.10

Pengertian metode drill menurut beberapa pendapat memiliki arti sebagai berikut :

a. Zuhairini, suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.11

b. Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.12 c. Dalam bukunya Winarno Surakhmad, metode drill disebut juga

latihan yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya

9 Idid. H.125

10 Syaiful Bahri Diamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Memgajar (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1996), 125

11 Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama (Surabaya : Usaha Nasional, 1983),

(23)

dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap siagakan.13

d. Menurut Roestiyah NK, Metode Drill adalah “suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau

keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang telah dipelajari”.14 e. Menurut Tayar Yusuf Drill adalah metode latihan siap latihan siap

dimaksudkan agar pengatuhan siswa dan percakapan tertentu dapat menjadi miliknya dan betul-betul dikuasai oleh siswa dengan kata lain, metode latihan siap (drill) adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan metode drill ini tentunya sebelumnya siswa telah diberikan dengan pengetahuan secara teori secukupnya kemudian siswa disuruh mempraktekan atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil.15

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa diminta mempraktikannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

13 Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung: tarsito, 1994), 76.

14 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta: Ciputat

Press,2002),h.174

15 Tayar Yusuf, Syaiful Anwar, metode pengajaran agama dan bahasa arab, (Jakarta:PT Raja

(24)

4. Macam-macam Metode drill

Bentuk-bentuk Metode drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut:

a. Teknik kerja kelompok

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.

b. Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru. c. Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.

d. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan tetap dalam bimbingan guru, baik dalam kelas maupun di luar kelas.16 5. Tujuan Penggunaan Metode Drill

Metode drill biasanya digunakan agar siswa:

a. Memilih kemampuan menghafal kata-kata,menulis,mempergunakan alat.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi menjumlahkan.17

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.

16 Muhaimin Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: trigenda Karya, 1993),

226-226

(25)

d. Untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari siswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan yang telah dipelajari. Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.18

6. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Metode Drill

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang guru dalam menggunakan metode drill ini, yaitu:

a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga latiahan mereka dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. b. Tentukan dengan jelas kebiasan yang dilatihkan sehingga siswa

mengetahui apa yang harus dikerjakan.

c. Lama latiahan disesuaikan dengan kemampuan siswa.19

Guru perlu memperhatikan nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pembelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengetahuan dan perumusan tujuan yang jelas kepada siswa, sehingga mereka mengetahui pengertian dan perumusan tujuan yang jelas kepada siswa, sehingga mereka mengetahui tujuan latihan yang akan diterimanya. Persiapan yang baik sebelum latihan dapat memotivasi siswa agar menjadi aktif dalam melaksanakan pembelajaran.

7. Kelebihan Metode drill

Metode drill memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Mengkokohkan daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentresikan pada pembelajaran yang dilatihkan.

18 Pasaribu dan Simadjuntak, Didaktikan Metodik (Bandung: Tarsito,1986), 112

(26)

b. Siswa dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dengan pengajaran yang baik, maka siswa menjadi lebih teliti.

c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru.

d. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

e. Guru bisa lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dan yang tidak.

f. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi dapat pelaksanaannya serta dapat membentuk kebiasaan yang baik.

8. Kelemahan Metode Drill dan Cara Mengatasinya

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat dipungkiri bahwa metode drill juga mempunyai kelemahan, yaitu:

a. Latihan yang dilakukan dibawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.

b. Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitasi siswa.

c. Kandang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.20

20 Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka

(27)

Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode ini ada baiknya memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu. Akan tetapi ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelamahan tersebut, yaitu:

a. Janganlah seorang guru menentut dari murid suatu respons yang sempurna.

b. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon, hendaknya guru segera meneliti penyebabnya.

c. Berikanlah segala penjelasan-penjelasan, baik respon yang betul maupun yang salah.

d. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.21

9. Teknik Penerapan Metode Drill

a. Agar penggunaan teknik drill dapat berhasil perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur dan siswa, antara lain :22

1). Tentang sifat-sifat suatu latihan

Bahwa setiap latihan harus berbeda dengan latihan sebelumnya. Karena jika latihan yang diterapkan kepada siswa sama dengan latihan yang sebelumnya maka dapat menimbulkan kejenuhan terhadap siswa, berbeda halnya ketika situasi latihan berbeda dari sebelumnya sehingga mereka merasa tantangan yang dihadapi berbeda dengan sebelumnya, dengan demikian maka memerlukan tanggapan yang berbeda pula.

2). Guru perlu diperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri, serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran disekolah.

Sebelum memasuki tehap latihan guru sebaiknya memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka memahami apa tujuan latihan yang mereka jalani.

21 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1996), 108-109.

(28)

b. Untuk kesuksesan pelaksana teknik drill, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:23

1). Gunakanlah latihan itu hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, dengan kata lain yang dilakukan siswa dapat menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.

2). Guru harus memiliki latihan yang memiliki arti luas, yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat ini maupun kehidupan yang akan dating.

3). Didalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekannkan pada diagnose, karena pada latihan permulaan kita belum bias mengharapkan siswa menghasilkan keterampilan yang sempurna, pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran yang dialami siswa, sehingga dapat memiliki atau menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki.

4). Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, setelah itu diperhatikan kecepatan, agar siswa dapat melakukan keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan. Terakhir perlu diperhatikan pula respon siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

5). Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat saja agar tidak membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain. 6). Guru perlu memperhatikan perbadaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat dikembangkan. Untuk mengetahui sejauh mana masing-masing siswa telah menguasai keterampilan guru, perlu untuk mengawasi latihan perseorangan.

(29)

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan yang diaharapkan, serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima, baik melalui teori atau praktek disekolah.

10.Penilaian /Pemeriksaan

Dalam metode drill pemeriksaan dan penilaian dapat dilakukan dengan tiga cara :

a. Secara klassikal, yaitu murid menukar tugasnya dengan tugas teman-temannya yang lain, kemudian mereka mencocokan jawaban yang diberikan oleh guru.

b. Secara individual, yaitu guna untuk membuat jawaban yang benar, guru telah menyiapkan jawaban, selanjutnya anak didik mencocokannya dengan latihan mereka masing-masing.

c. Anak didik mencocokan dengan kunci jawaban yang telah tersedia terlebih dahulu.24

Manfaat adanya penialain atau pemetiksaan ini anatara lain:

1) Untuk memberikan umpan balik kapada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

Dengan diadakannya penilaian, guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau masih perlu ada perbaikan.

2) Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil balajar masing-masing anak didik.

24

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta,

(30)

Jika tidak ada penilaian maka guru tidak akan mengetahui sudah sajauh mana keberhasilan telah dicapai.

3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat.

Kemampuan seseorng berbeda-beda, dengan diadakannya penilaian maka dapat diketahui dimana seharusnya anak didik ditempatkan. Semisal dalam pemilihan jurusan, sesuai dengan tingkat kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik.

4) Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) anak didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan tersebut.25

11.Syarat-syarat Metode Drill

Menurut Armai Arief diadalam bukunya Pengantar ilmu dan metodologi Pendidikan Islam bahwasannya agar penggunaan metode Drill dapat efektif maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Sebelum pelajaran dimulai hendaknya diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengetahuan dasar.

b. Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.

c. Diuasahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat hal ini di mungkinkan agar tidak membosankan siswa.

d. Maksud diadakannya latihan ulang harus memiliki tujuan yang lebih luas.

(31)

e. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motifasi anak.26

Dari uraian definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dari macam-macam metode dril sampai syarat-syarat metode drill adalah sangat bagus untuk penilaian terhadap siswa, siswa juga harus terbiasa memiliki kemampuan menghafal dalam perkata-kata atau per ayat. Dari segi kelebihan dan kekurangan metode drill itu sendiri siswa dapat menggunakan daya fikirnya yang baik untuk menghafal atau dalam pembelajaran dan guru harus tau kemampuan siswa dalam menghafal. Adapun dari segi penialaian guru akan mengetahui apakah metode drill yang di gunakan sudah tepat atau masih perlu ada perbaikan ke diri siswa, dan dari segi syarat-syarat metode drill itu sendiri ialah metode hanya untuk bahan pembelajran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis, maksudnya di adakannya latihan ulang terus menerus agar siswa lebih hafal dan fasih dalam membacanya.

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiiki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf,seperti angka 0-10

(32)

pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.27

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

a. Faktor raw input (yakni faktor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam:28

1)./Kondisi fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek,tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya(karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis), dan sebagainya, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Di samping kondisi yang umum tersebut, yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kondisi panca indera, terutama indera penglihatan dan pendengaran.

2).Kondisi psikologis

Di bawah ini faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar.

a). Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.29

b). Kecerdasan yang menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. ini bermakna semakin tinggi kemampuan kecerdasan seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.30

27

Nana S Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 102

28

Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h. 103

29

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet ke11,

h. 152.

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), cet

(33)

c). Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (chaplin, 1972, reber 1988).31

d). Motivasi adalah keadaan internal organisme untuk berbuat sesuatu. 32

b. Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan social. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial.33

1). Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.

2). Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itulah disarankan agar lingkungan sekolah didirikan di tempat yang jauh dari keramaian pabrik, lalu lintas dan pasar.

c. Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari: Faktor instrumental input adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan. Faktor-faktornya yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu, guru, kurikulum, fasilitas belajar, dan program atau bahan pengajaran.34 Berikut penjelasannya:

31

Ibid,. h. 135

32

Muhibbin Syah, op. cit,. h. 153

33

Abu Ahmadi, op. cit., h. 105

34

Farida Hanun, “Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kemampuan Awal Siswa Madrasah

terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Penelitian dan Pendidikan Agama Islam,

(34)

1).Kurikulum. Di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 bahwa kurikulum mempunyai arti yaitu:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.35 2). Program/bahan pengajaran adalah suatu susunan yang akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Serta isi materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswanya di dalam kelas.

3). Sarana dan prasarana, di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional bahwa:

standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi dan informasi dan komunikasi.36

Jadi, yang dimaksud dengan sarana dan prasarana adalah tempat yang mendukung yang terdapat di dalam suatu sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di suatu sekolah.

4). Guru (tenaga pengajar), menurut Hadan Nawawi, “guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, artinya bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran serta ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak menjadi dewasa”.37 Jadi, guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi

35

Undang-Undang Republik Indonesia, op. cit., hal 4

36

Ibid, h. 51.

37

(35)

dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Guru juga harus bisa berkomunikasi dengan siswa agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.

C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits 1. Pengertian Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah merupakan unsure mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang diberikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits, sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai pertunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.

Atas dasar tersebut maka dimasukan materi khusus tentang

Al-Qur’an Hadits pada program pengajaran di lembaga pendidikan formal

yang memiliki cirri khas agama Islam. Bidang studi Al-Qur’an Hadits. Menurut kurikulum Departemen agama tahun 2004, merupakan mata pelajaran agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada peserta didik untuk memahami Al-qur’an Hadits sebagai sumber ajaran Islam dan menggunakan isi kandungan sabagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari oleh karna itu, mata pelajaran Al-Qur’an Hadits tidak hanya mengutamakan peserta didik menguasai pengetahuan Al-Qur’an Hadits tapi yang terpenting bagaimana peserta didik depat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya dalam proses belajar mengajar harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ramah afektif,kogniktif dan psikomotorik.38

38

(36)

Dengan demikian pengajaran Al-Qur’an Hadits adalah suatu pengajaran yang dilakukan oleh guru bidang study Al-Qur’an Hadits dan membawa perubahan bagi peserta didik dalam membaca ayat-ayat

Al-Qur’an dan Hadits, dapat memahami isi dan mengaplikasikan Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mempunyai tujuan agar siswa bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan hadits dengan benar serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan ajaran dan nilai yang terkandung didalamnya sebagai pedoman dalam seluruh aspek kehidupan.39

Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits secara umum adalah agar siswa dapat memperoleh

a. Pemahaman, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan terutama dari kandungan Al-Qur’an Hadits, yang selanjutnya melandasi sikap dan keyakinan untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Sumber nilai, yaitu pengajaran Al-Qur’an Hadits yang dapat memberikan kesadaran sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

c. Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan prestasi dan kualitas hidup beragama, berkeluarga, bermasyaraka dan bernegara.

d. Pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi kandungan Al-Qur’an Hadits dan menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri siswa melalui proses pendidikan agar agar kemampuan pemahaman tersebut dapat

(37)

berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.40

Beberapa penejelasan tentang tujuan dari pembelajaran

Al-Qur’an Hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Al-Qur’an Hadits bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, memperbaiki kesalahan keyakianan, mencegah hal negatif dari lingkungan budaya yang membehayakan aqidah siswa serta membiasakan dalam penanaman nilai-nilai Al-Qur’an Hadits dalam kehidupannya. Setelah kita mengetahui tujuan dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadits ini, seorang guru diharuskan mengajar mata pelajran tersebut dengan sebaik-baiknya.

3. Fungsi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-qur’an Hadits pada Madrasah memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik menyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai dilaksanakan dalam lingkungan maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan pemahaman, pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negative dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membehayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. d. Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits

sebagai petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.41

40__________, Tujuan dan Fungsi Mata pelajaran al-qur’an hadits (April 24, 2011)

(38)

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengajaran

al-qur’an hadits adalah suatu pengajaran yang dilakukan oleh guru bidang study dan membawa perubahan bagi perserta didik dalam membaca ayat-ayat al-qur’an dan hadits. Adapun tujuan pembelajaran ialah secara pemahaman, penyampaian ilmu pengetahuan terutama dari kandungan

al-qur’an hadits yang melandasi sikap dan kayakinan untuk mempraktekan

dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi dari pembelajaran al-qur’an hadits itu sendri ialah mengembangkan, yaitu meningkatkan keimanam dan ketaqwaan peserta didik menyakini kebenaran ajaran agama islam dalam lingkungan maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Drill terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits” karya Nur Fitriana Tahun 2014, mengemukakan bahwa dengan adanya penerapan metode drill di dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits, terdapat kemajuan penggunaan sebelumnya. Hal in dapat dilihat dari jumlah rata-rata sebelum menggunakan metode drill dan sesudah menggunakan metode drill, hasil yang diperoleh mengalami kemajuan seperti berikut ini: rata-rata sebelum diterapkan metode drill yaitu : nilai hasil ulangan Mid Semester berkisar rata-rata 6,5, adapun setelah diterapkan metode drill yaitu rata-rata sebesar 7,5.

E. Kerangka Berfikir

Metode atau media besar pengaruhnya terhadap belajar, karena metode dapat menjadi faktor yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila metode yang digunakan tidak sesuai dengan dengan bahan pelajaran atau keadaan siswa, siswa tidak akan belajar atau mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Untuk

(39)

mengatasi siswa yang kurang memilih semangat dalam belajar, guru hendaknya berusaha menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar. Satu diantaranya adalah mengembangkan variasi dalan metode pembelajaran. Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan selalu tertarik dalam proses belajar.

Penggunaan metode drill diharapkan dapat menjadi metode yang efektif bagi siswa dalam mengerjakan tugas materi pembelajaran

Al-Qur’an Hadits, karena dalam pembelajaran ini metode yang disajikan

dalam bentuk yang menarik. Penggunaan metode drill ini diterapkan pada siswa MTS Miftahul Huda dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah “ jawaban sementara atau dugaan sementara, yang sifatnya bias benar atau juga bias salah” maka dari itulah diperlukan

penelitian.

Jadi, dari penulisan diatas hipotesis yang diajukan sementara ini, untuk menjawab benar atau tidaknya dugaan sementara mengenai pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran al-qur’an hadits dalam materi surat al-qadr, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara metode drill terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Ha : Terdapat pengaruh antara metode drill dalam hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Keterangan :

(40)
(41)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, dengan teknik korelasi.

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1

Teknik Korelasi adalah teknik untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku penulisan skripsi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2013.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di MTS Miftahul Huda Jl. KH. Dewantoro Kp. Sawah Ciputat. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian dimulai dari awal bulan Maret sampai Mei 2014.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, variabel bebas (independent variabel) yaitu Pengaruh Metode Drill dan variabel terikat (dependent variabel) yaitu terhadap Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits.

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitaif dan Kualitatif dan

(42)

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8 yang terdaftar di MTS Miftahul Huda tahun ajaran 2013-2014 yang jumlahnya 55 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi diteliti.3 Cara yang digunakan adalah dengan Purposive sampling, teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya secara sengaja atas dasar pengetahuan dan keyakinan penulis. Penulis percaya bahwa anggota sampel yang dipilihnya memenuhi kualifikasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.4Dari hasil Purposive sampling (pengambilan secara sengaja) tersebut, hasil yang didapat, bahwasanya kelas yang akan diteliti yaitu kelas VIII. I yang berjumlah 27 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diteliti di MTS Miftahul Huda. Adapun objek observasi di antaranya:

a. Keadaan guru b. Keadaan siswa

c. Keadaan lingkungan sekolah d. Fasilitas belajar siswa

2. Dokumentasi

Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen. Dokumen ini berupa laporan hasil

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010), cet keempat belas, h.173.

3

Ibid,. hal.174

4

M. Toha Anggoro,dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet

(43)

belajar siswa dimana dalam penelitian ini laporan hasil belajar siswa yaitu berupa nilai Ujian mid semester.

3. Wawancara

Wawancara ini sebagai data pendukung yang digunakan untuk melengkapi data yang telah terkumpul. Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait dengan penelitian terutama guru Al-Qur’an hadits, dan siswa kelas 8 MTS Miftahul Huda.

4. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.5 Teknik angket ini berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang terkait dengan keterampilan guru menggunakan Metode Drill dalam pembelajaran

al-Qur’an Hadits. Peneliti ini akan memberikan pernyataan secara tertulis kepada responden.

F. Instrumen Penelitian

1. Variabel Pengaruh Metode Drill (Variabel X) a. Definisi Konseptual

Metode Drill dalam pelajaran Al-Qur’an hadits adalah kemampuan guru untuk mengajarkan metode drill kepada siswa dalam proses belajar mengajar untuk memberikan perubahan yang baik terhadap siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Definisi Operasional

Metode Drill dalam pembelajaran Al-Qur’an Haditsadalah kemampuan guru dalam memperaktekan metode Drill kepada siswa dalam proses belajar mengajar untuk memberikan perubahan yang baik terhadap siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu

5

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan

(44)

Metode Drill terhadap Hasil Belajar siswa dalam pelajaran al-qur’an hadits yang indikatornya: .

[image:44.595.128.516.264.618.2]

c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Pengaruh Metode Drill(X). Untuk mengumpulkan data, angket digunakan sebagai instrumen pada variabel Metode Drill. Angket yang menggunakan skala Likert tersebut dikembangkan berdasarkan kisi-kisi berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Variabel Keterampilan Komunikasi Guru Agama (X)

Variabel (X) Indikator Pernyataan

Positif Negatif Pengaruh Metode

Drill

1. Penguasaan metode drill terhadap pelajaran

al-qur’an hadits

1,2, 6

2. Keterampilan guru dalam menerapkan metode drill

3,4,5,8

3. Berikan semangat

kepada siswa untuk terus belajar

9,10,15,17 7,18,20

4. Mengulang-ulang pelajaran

11,12,16 13,14,19

(45)

2. Variabel Hasil Belajar (Variabel Y) a. Definisi Konseptual

Hasil belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang dicapai atau diperoleh siswa dalam kegiatan belajar siswa di sekolah.

b. Definisi operasional

Hasil belajar siswa adalah hasil belajar siswa berupa angka-angka/nilai ujian Mid Semester yang dicapai atau diperoleh siswa kelas VIII.I semester 2 tahun pelajaran 2013-2014 dalam kegiatan belajar siswa di sekolah.

[image:45.595.149.504.234.754.2]

c. Penelitian Variabel Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan Nilai(Y) Untuk penelitian variabel hasil membaca siswa. Penulis tidak menggunakan skala Likert. Karena variabel ini mengacu pada hasil membaca siswa. Jadi, penulis hanya menggunakan hasil dari nilai membaca siswa sampel.

Tabel 3.2

Nilai Ujian Mid Semester

No Nama Kelas Nilai

1 Ade Gunawan VIII.1 60

2 Adinda Oktaviani VIII.1 70

3 Afad Sandi VIII.1 75

4 Ahmad Supriyadi VIII.1 62

5 Alam Surya S VIII.1 72

6 Arya Aditya P VIII.1 64

7 Aulian Akbar VIII.1 60

8 Elas Sulastri VIII.1 62

9 Evi Ristiawati VIII.1 74

10 Friska Rahmadanti VIII.1 76

11 Irvan Rahim VIII.1 64

12 M. Ainul Arifin VIII.1 70 13 Muhammad Assami VIII.1 60

14 Muhamad Reza VIII.1 75

15 Mutia Aminy VIII.1 60

(46)

17 Putri Oktaviani VIII.1 69 18 Sandriyanti Layendra VIII.1 70

19 Redi Purnama VIII.1 56

20 Ridwan Setiawan VIII.1 62 21 Roy Reza Aprilia VIII.1 60

22 Silviana VIII.1 72

23 Siti Aisyah VIII.1 62

24 Trisya Anggita L VIII.1 70 25 Williardo Perasetyo VIII.1 65

26 Wiwi Widiawati VIII.1 65

27 Wulanda Rahayu VIII.1 65

G. Teknik Pengolahan dan Interpretasi Data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahandata yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara dua variabel. Maka cara-cara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil dikumpulkan.

b. Skoring yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, tetapkan bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut dengan menggunakan skala likert.

[image:46.595.114.510.105.710.2]

Tabel 3.3 Skor Skala Likert6

Item positif Skor Item Negatif Skor

Selalu (SL) 4 Selalu (SL) 1

Sering (SR) 3 Sering (SR) 2

Kadang-kadang (KK) 2 Kadang-kadang (KK) 3 Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 4

6

(47)

Skala Metode Drill dalam pembelajaran al-qur’an hadits penulis susun sebanyak 20 item.

c. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menganalisis kuantitatif secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

P

=

x 100%

Keterangan: P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban F = Frekuensi jawaban responden

N = Number of cases

d. Analisis korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan yaitu:7

rxy=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : Angka indeks “r” Product Moment

N : Number Of Cases

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

∑X : Jumlah hasil skor X

∑Y : Jumlah hasil skor Y

7

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(48)

2. Interpretasi Data

Selanjutnya, untuk memberikan interpretasi koefisien terhadap digunakan pedoman sebagai berikut:

1. Interpretasi sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan

angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti dibawah ini:

[image:48.595.125.518.245.585.2]

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi:8

Besarnya “r”

Product

Moment(rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y).

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

0,40 -0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

2. Interpretasi terhadap “r” Product Moment, yaitu dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesis kerja/alternatif (Ha) dan hipotes nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of

freedomnya (df) yang rumusnya:

8

(49)

Df = N-nr Df = Degress of freedom N = Number of cases

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah hasilnya dicocokkan dengan pedoman nilai koefisien korelasi “r”

product moment baik pada taraf signifikan 5% ataupun pada taraf signifikansi 1%

kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak. Jika “r” observasi (rxy) sama dengan atau lebih besar ( ) dari pada “r” tabel ( ) maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dengan Variabel Y terdapat korelasi yang positif yang signifikan. Sedangkan (Ho) diterima apabila “r” observasi (rxy) sama dengan atau lebih kecil ( ) dari pada “r” tabel ( ) maka Hipotesis nihil (Ho) diterima atau terbukti kebenarannya, maka tidak adanya korelasi antara variabel X dan Variabel Y.

3. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap variabel Y, maka harus diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan “Coefficient Of Determination” (Korelasi penentu). Dengan rumus:

[image:49.595.110.515.243.561.2]
(50)

36

MTs Miftahul Huda adalah salah satu Sekolah Madrasah Tsanawiyah Sewasta yang berada di Tangsel. Sekolah ini berada di Jl.Kihajar Dewantara Km.2.20 Kelurahan Sawah Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Mulai berdiri tanggal 20 Maret 1980, diresmikannya oleh pengurus yayasan Miftahul Huda.

Pada tanggal 20 maret 1980 kepala Sekolah bapak H.Adi Mustofa sampai tahun 1984. Dan diteruskan oleh Ibu Dra. H. Saenih Hs sampai Tahun 2013 kepemimpinan di MTS Miftahul Huda banyak mengalami perubahan terutama pada penataan sarana prasarana, dari mulai gedung belum di tingkat sampai sampai lantai 2 dan mendirikan musholah biar anak-anak bias menjalankan sholat Duha bersama dan sholat Zuhur Bersama agar anak-anak lebih terarah dalam ke Islamannya. Sejak tahun 2013 sampai sekarang di teruskan oleh Bapak Agus Suhandi, S.Pd.i sampai sekarang.

MTs Miftahul Huda berdiri diatas tanah seluas 1000 m² dengan luas bangunan 750 m², dengan status tanah Wakaf. No. Statistik sekolah : 111280406051, NPSN : 20604494 dengan tipe sekolah A. MTs Miftahul Huda memiliki 16 kelas, 1 ruang guru, 1 ruang TU, 1 ruang Lab Komputer&Lab IPA, 1 ruang Perpustakaan, 1 ruang UKS, kantin, 2 ruang Toilet untuk siswa, toilet untuk guru, dan toilet untuk kepala sekolah. Saat ini sedang finishing pembangunan 3 ruang kelas baru di lantai dua.

B. Visi,Misi, dan Tujuan, Sasaran, Tugas Pokok dan Fungsi MTS Miftahul Huda

1. Visi

“Terwujudnya MTs Miftahul Huda Ciputat sebagai pusat

(51)

yang menghasilkan kader-kader bangsa yang berkualitas,mandiri serta unggul dalam Iptek dan Imtaq.

2. Misi

Berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan Visi di atas dengan cara :

a. Melalui pendidikan Islam kita ciptakan generasi Islam yang beriman dan Bertaqwa.

b. Ikut serta membangun generasi yang Berakhlakul Karimah. c. Ikut menjalankan program wajib belajar 9 Tahun.

d. Menghasilkan tamatan yang kompetensi, terampil dan bermutu. e. Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa dan

agama.

f. Menjadikan lembaga pendidikan Madrasah kebanggaan Masyarakat ciputat kota Tang-Sel dan sekitarnya.

g. Menyelenggarakan pendidikan Islam yang berorientasi pada pengembangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya.

C. Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa 1. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.1

No Keterangan Jumlah

Pendidik

1 Guru PNS diperbantukan tetap 1

2 Guru Tetap Yayasan 09

3 Guru Honorer

4 Guru Tidak Tetap 10

Tenaga Kependidikan

1 Kaur Tata Usaha 1

2 Staf Tata Usaha 1

[image:51.595.136.515.207.757.2]
(52)

2. Siswa

Data Siswa Tiga Tahun Terakhir

Tabel 4.2

Tahun Pelajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

( Kelas VII, VIII dan IX

) Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jml Rombel

2011/2012 60 2 40 1 47 2 147 5

2012/2013 59 2 69 2 39 1 167 5

2013/2014 65 2 56 2 50 2 171 6

sumber didapat dari tu mts miftahul huda D. Sarana dan Prasarana

Data Sarana dan

Prasarana : Tabel 4.3

Jenis Prasarana Jml Ruang Jml Ruang Kondisi Baik Jml Ruang Kondisi Rusak Kategori Kerusakan Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat

Ruang Kelas 8 4 3 4

perpustakaan 1 1 1

Ruang Lab. IPA a. R. Lab.

Biologi 1 1 1

b. R. Lab. Fisika c. R. Lab. Kimia Ruang Lab.

Komputer 1 1 1

Ruang Lab. Bahasa Ruang

Pimpinan 1 1 1

Ruang Guru 1 1 1

Ruang Tata

Usaha 1 1 1

Ruang Konseling Ruang Ibadah

[image:52.595.132.537.207.751.2]
(53)

Toilet 5 5 5

Gudang 1 1 1

Ruang Sirkulasi Tempat Olah Raga Ruang

Kesiswaan 1 1 1

Ruang lainnya

E. Deskripsi Data

Data yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini ailah hasil penyebaran angket tentang pengaruh metode Drill terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur’an hadits . dalam penelitian ini penulis menganalisis apakah terdapat kontribusi yang dapat menghasilkan hubungan atau korelasi antara variable X (Pengaruh Metode Drill) dan variabel Y (Hasil Belajar) sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak antara kedua variabel tersebut.

Angket yang penulis buat diberikan kepada siswa untuk diisi, karena secara langsung mengetahui bagaimana guru menerapkan metode Drill dalam pembelajaran.

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi, dokumentasi, wawancara, dan penyebaran angket yang disebarkan kepada siswa VIII A MTS Miftahul Huda dengan sampel 27 anak keseluruhan siswa yang ada dan dokumentasi untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh dengan melihat hasil belajar. Untuk mengetahui pengaruh metode drill, penulis mendeskripsikan data yang diperoleh melalui penyebaran angket dengan menggunakan sistem tabulasi yaitu penyajian data yang berbentuk angket dalam bentuk table.

Angket yang disebarkan kepada siswa kelas delapan penulis susun dengan berisikan soal seban

Gambar

Tabel 4.15
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Keterampilan Komunikasi Guru
Tabel 3.2 Nilai Ujian Mid Semester
Skor Skala Tabel 3.3 Likert6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3.25 Chart Tingkat Kenyamanan Berbelanja Melalui Internet 2 74 Gambar 3.26 Chart Kesesuaian Harga Dan Mutu Produk 75 Gambar 3.27 Chart Harga Diinternet Lebih Ekonomis 76

Bila tombol yang di tekan sesuai dengan arah dari anak panah, maka mikrokontroler akan mengontrol seven segment untuk menambahkan score dan menyalakan buzzer sebagai

Kemudahan mengakses internet tersebut diharapkan, para pelajar khususnya peserta didik SMA dapat memanfaatkan media internet tersebut, guna mendukung kegiatan

menggunakan metode Fuzzy Inference System pada tiap kelompok kecamatan menghasilkan akurasi peramalan terbaik dengan menggunakan model skenario Uji Coba II yang

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Syariah IAIN Ponorogo. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara gaya hidup atau promosi penjualan terhadap pembelian impulsif hijab online shop

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3