• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR FIQIH

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE

DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Islamiyah Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

CHIQMATUN NAZILA NIM : 1110011000102

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Chiqmatun Nazila, 2014. “Upaya Peningkatan Minat Belajar Fiqih melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle di MTs Islamiyah Ciputat (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Islamiyah Ciputat)”. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Latar belakang masalah yang dihadapi MTs Islamiyah kelas VIII-1 adalah minat belajar fiqih siswa yang rendah, bagi mereka mata pelajaran fiqih dianggap salah satu pelajaran yang sulit. Pembelajaran kurang menarik karena guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa merasa bosan dan kurang bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle di MTs Islamiyah Ciputat.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VIII-1 MTs Islamiyah Ciputat yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus berhenti ketika indikator keberhasilan telah tercapai.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat belajar pada setiap siklus, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar siswa memperoleh rata-rata mencapai 83,23 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 89,70.Peningkatan minat belajar fiqih siswa juga dapat dibuktikan dengan hasil skor angket minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, diperoleh skor rata-rata 66,58. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran crossword puzzle dapat meningkatkan minat belajar fiqih siswa kelas VIII-1 di MTs Islamiyah Ciputat.

(7)

ii ABSTRACT

Chiqmatun Nazila, 2014 "Efforts Increasing Interest in Learning Fiqh through Learning Crossword Puzzle Strategy in Chester Islamiyah High School (High School Classroom Action Research in Chester Islamiyah)". Islamic Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

Background problems encountered Islamiyah high school VIII-1 is interest in studying low school of jurisprudence, fiqh those subjects considered to be one hard lesson. Learning is less attractive because it is more often the teacher uses lecture and question and answer, so that students feel bored and less eager to follow the learning activities.

This research aims to increase student interest in the subject of jurisprudence by using learning strategies crossword puzzle in Islamiyah high School Chester.

The research method used is the method of Classroom Action Research (CAR) in class VIII-1 Islamiyah high School Chester with a qualitative descriptive method. This study consisted of two cycles and each cycle includes planning, implementation, observation and reflection. The cycle stops when the indicator of success has been achieved.

The results showed an increase in interest in learning at every cycle, it can be seen from the results of student learning in the first cycle and second cycle. In the first cycle of student learning outcomes average reached 83.23 and the second cycle the average student learning outcomes increased to 89,70. Increasing student interest in learning fiqh can also be proved by the results of a questionnaire score of student interest in the subject of fiqh, obtained an average score of 66.58. It can be concluded that the crossword puzzle learning strategies can improve students' interest in learning fiqh class VIII-1 on Islamiyah high School Chester.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi akal fikiran dan nikmat iman, islam dan ihsan serta nikmat kesehatan. Alhamdulillah ucapan syukur yang tak henti-hentinya penulis ucapkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I, M.A, PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Abdul Majid Khon, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .

3. Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh dosen berserta staf yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis baik secara edukatif maupun administratif selama proses perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ghufron Ihsan, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi dan telah banyak memberikan inspirasi bagi penulis yang telah dituangkan dalam karya ilmiah ini, serta kesabaran yang sangat tinggi dalam memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan senatiasa berbagi pengalaman yang tak kan bisa tergantikan dengan apapun.

(9)

iv

6. Orangtua tercinta, ayahanda Fauzan dan Ibunda Nanik Nuryati yang dengan penuh kasih sayang dan perhatiannya yang tulus, serta dengan penuh kesabaran tak hentinya memberikan motivasi baik secara moril maupun materil dan senantiasa memanjatkan doa demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita sang buah hati.

7. Adikku tercinta, Alfiana Nur Faiza dan Laily Aprilia Nur Fauziyah terima kasih atas support dan bantuannya.

8. Keluarga Besar Abah M. Muslim M. Ag dan Ibu Dr. Sururin, M.Ag yang telah memberikan limpahan dukungan, sarana dan prasarana kepada penulis selama menyusun skripsi ini (semoga Allah membalas semua amal baik dan selalu melimpahkan keberkahan).

9. Keluarga di Bojonegoro, Budhe Ir, lek Mun, lek Huri, lek Nun, lek Ila, dik Nud, dik Ul, mas Umar, mba Tina terimakasih atas do’anya.

10. Sahabat karibku, Rudy Imam Agung Aji Wibowo, terima kasih yang tak pernah henti menghujani semangat dan motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir yang penuh dengan lika-liku kehidupan. Namun, akhirnya semua dapat kulalui dan telah sampai pada garis finish menuju ke jenjang yang selanjutnya.

11. Saudara-saudara seperjuanganku yang tak lain adalah sahabat-sahabat yang sangat membantu terselesaikannya skripsi ini, Shofia Hasanah Firianur, Nurhikmah, Cherry Kintani, Sifa Fajriyah, Khairun Nisa, Nur Asiyah. Terima kasih teman-temanku, masa-masa mengerjakan tugas akhir ini tak akan pernah terlupakan. Perjuangan yang luar biasa dengan semangat kalian akhirnya aku bisa menyelesaikannya. Dan juga sahabat-sahabat PAI C molose, kalian luar biasa dan kenangan indah di bangku kuliah dengan kalian akan menjadi kenangan terindah, memberikan banyak warna di hari-hariku. 12. Saudara-saudara perantauan di Jakarta, Cholisotul Ilmiah (IIQ),

(10)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A.Minat Belajar ... 9

1. Pengertian Minat Belajar ... 9

2. Parameter Minat Belajar... 14

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 15

B.Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle ... 17

1. Pengertian Strategi Pembelajaran... 17

2. Tujuan Pembelajaran ... 18

3. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran ... 19

4. Pengertian dan Sejarah Crossword Puzzle ... 20

5. Langkah-Langkah Crossword Puzzle ... 22

6. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle ... 23

(11)

vi

C.Bidang Studi Fiqih ... 25

1. Pengertian Bidang Studi Fiqih ... 25

2. Tujuan Fiqih di Madrasah Tsanawiyah ... 26

3. Ruang Lingkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah ... 27

D.Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

E. Kerangka Berfikir ... 29

F. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B.Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 31

C.Subjek Penelitian ... 33

D.Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 34

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 34

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ... 35

G.Data dan Sumber Data ... 35

H.Teknik Pengumpulan Data ... 36

I. Instrumen Penelitian ... 37

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 38

K.Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ... 40

L. Teknik Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42

B.Deskripsi Data ... 46

C.Analisis Data ... 60

D.Hasil Interpretasi Tindakan ... 74

E. Pembahasan... 86

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 87

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Pertemuan 1 Siklus I Lampiran 2 : RPP Pertemuan 2 Siklus I Lampiran 3 : RPP Pertemuan 1 Siklus II

Lampiran 4 : Materi Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 1 dan 2) Lampiran 5 : Materi Pembelajaran Siklus II

Lampiran 6 : Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) Siklus I Lampiran 7 : Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang) Siklus II Lampiran 8 : Pretest Pra Penelitian

Lampiran 9 : Kunci Jawaban Pretest Pra Penelitian Lampiran 10 : Pretest dan Postes Siklus I

Lampiran 11 : Kunci Jawaban Pretes dan Postes Siklus I Lampiran 12 : Pretes dan Postes Siklus II

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Pretes dan Postes Siklus II Lampiran 14 : Hasil Belajar Pra Penelitian

Lampiran 15 : Hasil Belajar Siklus I Lampiran 16 : Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 17 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Lampiran 18 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 19 : Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I Lampiran 20 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 2 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 22 : Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus II Lampiran 23 : Lembar Wawancara Pra Penelitian

Lampiran 24 : Hasil Wawancara Setelah Tindakan Lampiran 25 : Catatan Lapangan Siklus I

Lampiran 26 : Catatan Lapangan Siklus II Lampiran 27 : Angket Minat Belajar Siswa

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Angket Minat Belajar

Tabel 3.2 : Skor Item Alternatif Jawaban Responden Tabel 3.3 : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Responden Tabel 4.1 : Data Siswa VIII-I

Tabel 4.2 : Skor Pretest Pra Penelitian

Tabel 4.3 : Kalsifikasi Skor Tes Pra Penelitian

Tabel 4.4 Skor tes Kelompok Crossword Puzzle Siklus I Tabel 4.5 : Skor tes Individu Siklus I

Tabel 4.6 : Kalsifikasi Skor Siklus I

Tabel 4.7 : Skor tes Kelompok Crossword Puzzle Siklus II Tabel 4.8 : Skor tes Individu Siklus II

(14)

ix Tabel 4.27 : Prosentase Item Pertanyaan 18 Tabel 4.28 : Prosentase Item Pertanyaan 19 Tabel 4.29 : Prosentase Item Pertanyaan 20

Tabel 4.30 : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Responden Tabel 4.31 : Aktivitas Siswa Siklus I

Tabel 4.32 : Aktivitas Guru Siklus I

Tabel 4.33 : Aktivitas Pembelajaran Siklus I Tabel 4.34 : Aktivitas Siswa Siklus II Tabel 4.35 : Aktivitas Guru Siklus II

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Problematika dalam dunia pendidikan merupakan suatu masalah yang penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan tidak dapat dipisahkan baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kepentingan masyarakat dan bernegara. Adapun maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar dilihat dari maju mundurnya pendidikan pada negara tersebut.

Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Proses pendidikan merupakan aktivitas yang sangat penting dan penuh dengan perencanaan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan adanya pendidikan hidup seseorang dapat terarah sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu pendidikan butuh perencanaan yang baik agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Begitu juga di dalam agama Islam, umat manusia diajarkan tentang berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi demi terciptanya kesejahteraan dan kebahagian dunia dan

1

(16)

2

akhirat. Dengan pendidikan inilah manusia mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya. Hal ini senada dengan pendapat

Zakiah Daradjat yang dikutip oleh Nur Uhbiyati bahwa “Tujuan pendidikan islam

diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya, serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam hubungannya dengan Allah dan sesamanya dan dapat mengambil manfaat dari

alam semesta untuk kepentingan hidup di dunia dan akhirat.”2

Keberadaan pendidikan Islam di suatu lembaga pendidikan sangatlah penting, karena mempunyai fungsi yaitu memelihara dan mengembangkan fitrah serta sumber daya insani yang ada pada subyek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya yang sesuai dengan norma Islam. Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempunyai peranan penting yang memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter dan pengetahuan seseorang. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu adanya upaya agar pendidikan agama Islam dilaksanakan dengan persiapan yang matang, mendasar dan terpadu, di mana jika dalam proses belajar mengajar tersebut menginginkan kondisi belajar yang efektif maka diperlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam mencapai hal tersebut. Keaktifan siswa itu dipengaruhi oleh sikapnya, diantaranya adalah minat. Minat siswa akan timbul apabila merasa tertarik pada sesuatu, karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa berarti baginya.

Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa, baik minat terhadap mata pelajaran atau guru yang mengajar. Apabila siswa tidak berminat kepada salah satunya, akibatnya siswa menjadi malas belajar dan tidak memperhatikan penjelasan gurunya ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Sehingga hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang tidak memenuhi standar KKM yang telah ditentukan.

Di dalam proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru, sebagai tenaga pendidik guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga dapat menimbulkan

2

(17)

3

minat belajar. Karena minat merupakan variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif tidaklah mudah, banyak kendala-kendala yang menjadikan proses kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat. Sebagaimana permasalahan yang dialami oleh guru bidang studi fiqih di MTs Islamiyah Ciputat yang terkait dengan waktu pembelajaran. Adapun diantara permasalahan tersebut adalah kurangnya waktu yang tersedia untuk pembelajaran bidang studi fiqih yaitu hanya 2x40 menit saja dalam seminggu, sedangkan materi yang harus disampaikan banyak. Hal ini mengakibatkan indikator-indikator dalam pembelajaran fiqih tidak bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, sarana prasarana sekolah juga menjadi bagian daripada suatu permasalahan. Minimnya alat-alat bantu ketika berlangsungnya proses belajar mengajar mengakibatkan minat belajar siswa menjadi berkurang. Bukan hanya itu saja, kendala lain diantaranya adalah latar belakang pendidikan siswa. Mayoritas siswa MTs Islamiyah ini background pendidikannya dari Sekolah Dasar (SD) yang dasar pengetahuan agamanya kurang jika dibandingkan dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang bisa dibilang cukup banyak mendapat pengetahuan tentang agama. Kendala ini menjadi PR tersendiri bagi guru fiqih dalam menyeimbangkan pengetahuan agama pada siswa yang berlatar belakang pendidikan SD dengan MI agar minat belajar siswa meningkat. Faktor ekonomi serta lingkungan keluarga yang berbeda-beda juga mempengaruhi minat belajar siswa, kebanyakan siswa MTs Islamiyah ini berasal dari kalangan menengah kebawah dan lingkungan keluarga yang beragam, ada beberapa siswa yang memang dalam lingkungan keluarganya memahami betul masalah agama, akan tetapi tidak sedikit lingkungan keluarga siswa yang masih kurang memahami agama sehingga sejak dini siswa belum sepenuhnya dikenalkan dengan pengetahuan agama.3

Rendahnya minat belajar siswa MTs Islamiyah Ciputat kelas VIII-1 terhadap bidang studi fiqih selama ini menandakan bahwa mata pelajaran fiqih

3

(18)

4

kurang diminati oleh siswa, karena proses pembelajaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah yang sifatnya monoton dan kurang menarik. Hal ini terlihat ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung ada beberapa siswa yang mengantuk, tidur dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, dan bahkan ada beberapa siswa yang asik berpindah tempat dari bangku satu ke bangku yang lain. Sehingga hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan harus mengulang ujian lagi. Dengan demikian, minat belajar siswa MTs Islamiyah pada mata pelajaran fiqih ini masih perlu untuk ditingkatkan lagi, agar nantinya hasil dari proses KBM siswa meningkat sehingga pengetahuan agama siswa menjadi bertambah dan siswa mampu melaksanakan ajaran Islam dengan baik.

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karenanya harus di desain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematis dan inovatif. Ketika berbicara tentang pembelajaran tidak bisa lepas dengan peran guru. Perencanaan pembelajaran dapat diwujudkan manakala guru mempunyai sejumlah kompetensi.4 Sebelum merencanakan suatu pembelajaran hendaknya guru harus melihat kondisi siswanya, menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry

Sutikno, mereka berpendapat “Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti

motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, menyatu dalam sebuah sistem belajar di kelas dan perbedaan-perbedaan ini harus dikelola

oleh guru untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal”.5

Pada bidang studi fiqih ini tentu dalam pengajarannya guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan sistem belajar mengajar secara kreatif, imajinatif, menguasai materi yang akan disampaikan serta mampu membangkitkan minat belajar siswa dalam KBM agar tercipta suasana belajar menarik dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai sesuai dengan harapan. Ketika melaksanakan pengelolaan pembelajaran guru juga dituntut untuk membuat perencanaan yang matang dengan

4

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2011), Cet. 7, h. 3.

5

(19)

5

memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dan memperhatikan taraf perkembangan intelektual serta perkembangan psikologi belajar siswa. Hal ini biasanya terkait dengan strategi pembelajaran, strategi pembelajaran juga merupakan komponen yang mempunyai fungsi penting dalam pembelajaran.

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh komponen ini, walaupun komponen-komponen lain itu lengkap jika tidak dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Menurut

Hamzah B. Uno, “Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang

dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab segala kegiatan

pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut”.6

Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Jadi tugas guru agama tidak hanya mengembangkan intelek siswa saja, akan tetapi juga berupaya untuk membentuk batin dan jiwa agama sehingga siswa melaksanakan apa yang telah di ajarkan oleh guru dan pada akhirnya kelak siswa diharapkan menjadi seseorang yang taat kepada agama serta mempunyai pengetahuan hukum agama dan dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, salah satu strategi pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar siswa adalah strategi pembelajaran crossword puzzle (Teka-teki Silang). Strategi ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat mengundang minat belajar dan partisipasi siswa. strategi pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.

Teka teki silang yang dimaksudkan ini selain ada unsur permainan juga ada unsur pendidikannya, karena strategi ini melibatkan semua siswa untuk berfikir saat pembelajaran berlangsung. Dengan mengisi teka–teki silang, siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran, sehingga indikator-indikator pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

6

(20)

6

Strategi pembelajaran crossword puzzle ini dapat membantu siswa untuk mudah mengingat pelajaran yang disampaikan oleh guru. Adapun prosedur penggunaannya, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang beberapa istilah atau nama-nama penting yang terkait dengan materi mata pelajaran fiqih. Kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari dua, empat sampai enam siswa atau bisa disesuaikan dengan jumlah siswa di dalam kelas. Lalu masing-masing kelompok diberikan lembaran yang berisikan beberapa pertanyaan untuk dikerjakan, dan waktu mengerjakan dibatasi kemudian hasilnya dicocokkan bersama.

Teka-teki silang yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini dapat memberikan nilai yang positif bagi siswa. Hal ini disebabkan karena dengan menjawab dan mengerjakan bersama, siswa akan selalu berlomba untuk dapat menemukan jawabannya dengan benar sehingga akan muncul persaingan sehat. Faktor ketelitian dan ketepatan yang tinggi juga menjadi sangat menentukan dalam pengisian jawaban teka-teki silang, karena huruf-huruf dalam jawaban dapat mempengaruhi jawaban yang lain baik dalam baris atau kolom. Dengan pembelajaran aktif ini siswa secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok materi, serta mereka juga diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran. Bukan hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik, dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat tercapai secara maksimal.

Berpijak dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang “Upaya Peningkatan Minat Belajar Fiqih melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzledi MTs Islamiyah Ciputat ”.

B.

Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya guru yang menggunakan metode pembelajaran dengan ceramah, sehingga pembelajaran bersifat monoton dan membosankan.

(21)

7

3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih karena kurangnya minat belajar.

C.

Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penulis membatasi permasalahan ruang lingkup penelitian yakni upaya peningkatkan minat belajar fiqih siswa kelas VIII-1 MTs Islamiyah Ciputat dengan menggunakan strategi pembelajaran crossword puzzle.

D.

Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada pembatasan masalah tersebut, maka yang menjadi fokus permasalahan pada penelitian ini apakah strategi pembelajaran crossword puzzle dapat meningkatkan minat belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat?

E.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan apabila strategi pembelajaran crossword puzzle diterapkan dalam pengajaran fiqih.

2.

Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat diantaranya: a. Manfaat bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Dengan diterapkannya startegi pembelajaran crossword puzzle, memberikan alternatif kepada peserta didik untuk mempermudah mengingat materi-materi dalam mata pelajaran fiqih.

(22)

8 b. Manfaat bagi Guru

1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar.

2) Memberikan wacana untuk menambah variasi mengajar.

3) Mampu menghidupkan suasana kelas dengan strategi pembelajaran yang diterapkan.

c. Manfaat bagi Peneliti

1) Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar.

2) Memberikan pengalaman cara mendesain materi pembelajaran yang tepat.

d. Manfaat bagi Sekolah

(23)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Minat Belajar Siswa

1.

Pengertian Minat Belajar

Minat belajar secara terminologi terdiri dari dua istilah kata yang masing-masing memiliki pengertian sendiri-sendiri. Untuk menjelaskan keduanya, terlebih dahulu perlu diketahui definisi dari istilah minat dan belajar itu sendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Minat adalah kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu”.7 Menurut Muhibbin Syah, “Minat adalah

kecenderungan dan kegairahan tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu”.8

Minat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, karena dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diinginnya.

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto mengatakan “Interest is

peristing tendency to pay attention to end enjoy some activity and content”. Minat adalah suatu rasa lebih suka atau dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.9

Adapun menurut M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan

mengemukakan bahwa “Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus”.10

Sedangkan menurut Carl

Witherington, “Minat adalah kesadaran seseorang tentang suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya”.11

Pada umumnya minat muncul dari dalam diri seseorang karena melihat atau menilai apa yang dicenderungi itu menarik, menyenangkan dan memuaskan keinginannya. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para tokoh,

7

Tim Penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Perum Balai Pustaka, 1988), h. 583.

8

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet I, h. 136.

9

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 180.

10

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 83.

11

(24)

10

dapat disimpulkan bahwasannya minat adalah kecendrungan pada suatu hal yang dikehendaki dan dianggap menarik untuk dijalani.

Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulusi pada suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Minat juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang mempunyai minat tinggi akan lebih semangat dalam mengikuti proses kegiatan belajar, sebaliknya apabila siswa yang minat belajarnya kurang maka semangat dalam belajar pun menjadi rendah. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar, karena minat dari taraf tinggi merupakan hasil pendidikan yang penting. Orang yang benar-benar terdidik ditandai oleh adanya minat yang benar-benar tinggi dan pada hal-hal yang bernilai.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya:

a. Adanya hubungan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat akan tumbuh manakala ia dapat menangkap materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya.

b. Adanya kesesuaian materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, tidak akan diminati oleh siswa.

c. Menggunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara berbagai, misalnya diskusi, kerja diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain-lain.12

Adapun definisi belajar adalah sebagai berikut:

1. Morgan, sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Rahman Saleh mengemukakan:

“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pelatihan atau pengalaman”.13

12

Ibid., h. 115.

13

(25)

11

2. Witherington, sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Rahman Saleh mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.14

3. Hilgard dan Bower, sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto

mengemukakan bahwa: “Belajar adalah berhubungan dengan perubahan

tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan

tingkah laku tidak dapat dijelaskan”.15

4. Thorndike, sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B. Uno mengemukakan

bahwa “Belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respon”.16

5. Hintzman dalam bukunya Psychology of Learning and Memory, sebagaimana

yang dikutip oleh Muhibbin Syah mengatakan “Learning is change in

organism due to experience which can effect the organism’s behavior.”17

Maksudnya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme lain.

Belajar merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena jika seseorang tidak belajar ia tidak akan tahu apa-apa di mana hal tersebut membawa kepada kebodohan. Islam menganjurkan kepada setiap umat untuk senantiasa belajar. Hal ini terdapat dalam firman Allah QS. Al-Alaq ayat 1-5 yakni:





















14

Ibid,. 208.

15

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h. 84.

16

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 11.

17

(26)

12

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia

apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)18

Ayat tersebut mengandung “أرقا yang berarti "bacalah". Kata ini mengandung perintah yang berarti mewajibkan kepada seluruh umat untuk membaca, yang dikonotasikan sebagai kata belajar.

Hal ini senada dengan pendapat Fadhilah Suralaya yang mengatakan bahwa:

Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia”.

Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai macam pengetahuan.19

Dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat hidup manusia itu sendiri.

Sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:













Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11)20

Ayat di atas menjelaskan janji Allah yang akan meninggikan derajat orang-orang berilmu dan beriman baik di dunia maupun akhirat. Salah satu usahanya adalah dengan belajar atau mencari ilmu.

Dengan belajar, seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh. Karena dengan belajar, seseorang dari yang belum mengerti menjadi mengerti dengan ditambah pengalaman-pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk masa yang akan datang. Bukan hanya itu saja ilmu pengetahuan

18

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar, 2004), h. 279. 19

Fadhilah Suralaya, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1, h. 59.

20

(27)

13

yang berkembang terus menerus secara pesat menjadikan peranan pendidikan sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, wajib hukumnya untuk menuntut ilmu bagi seluruh kaum muslimin baik laki-laki dan perempuan.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi yang berbunyi:

ٍسنأ ْنَع

َُّْع ها َىضَر

لْوُسَر لاق :لاق

ُبلط َملَسَو ْيلَع ها ّىلَص ها

ِمْلعلْا

ٍملْسُم ِّك َىلَع ٌةَضْيِرف

َو

َبل اط َِّإ

ِمْلعلْا

ّاتْيحْا ََّح ٍئْيش ُّك ُلُرفْغتْسَي

ِرْحَبلْا ِي

) لا دبع نبا هاور(

Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW bersabda: Mencari ilmu itu wajib atas setiap Muslim. Sesungguhnya pencari ilmu dimohonkan pengampunan kepadanya oleh segala sesuatu

sampai ikan yang ada di dalam lautan”. (HR. Ibnu Abdil al-Barr)21

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwasannya mencari ilmu merupakan suatu kewajiban, tidak ada alasan seseorang meninggalkan ilmu atau tidak mencarinya karena baginya (penuntut ilmu) akan dimohonkan pengampunan. Mencari ilmu bahkan dianjurkan sampai ke negeri Cina, maksudnya kita diperbolehkan menutut ilmu walaupun di negeri seberang dan jauh. Menuntut ilmu juga tidak mengenal usia karena menuntut ilmu itu sudah dimulai dari seseorang masih dibuaian sampai liang lahat.

Menurut Faydh al-Qadir yang dikutip oleh Abdul Majid Khon mengatakan

“Mencari ilmu wajib walaupun tercapainya ilmu harus mengadakan perjalanan

yang sangat jauh seperti perjalanan ke Cina dan sangat menderita, bagi orang yang tidak sabar dalam mencari ilmu kehidupannya buta dalam kebodohan dan

orang yang sabar akan meraih kemuliaan dunia dan akhirat”.22

21

Jalaludin Abdurrahman al-Suyuthiy, Jami’ al-Hadits al-Jami’ al-Shogir wa Zawaaiduhu

wal Jami’ al-Kabir , (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), Juz. 6, h. 136.

22

(28)

14

Hukum mencari ilmu wajib bagi seluruh kaum Muslimin baik laki-laki dan perempuan, sedangkan masa mencari ilmu itu seumur hidup “long life of

education”.23 Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar, yang di dalamnya terdapat suatu proses interaksi antara guru dan siswa. Dari proses interaksi tersebut, proses belajar mengajar terikat dengan minat dan perhatian. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan menjadi efektif dan efesien apabila siswa mempunyai minat terhadap suatu pelajaran.

Minat belajar adalah kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus terhadap sesuatu, yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikan dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang relatif menetap melalui latihan dan pengalaman serta interaksi dengan lingkungan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan sikap yang baik pada peserta didik dalam melakukan aktifitas belajar, di mana hal ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dianggapnya berharga atau sesuai dengan kebutuhan atau memberi kepuasan kepadanya.

2.

Parameter Minat Belajar

Minat belajar yang dimaksudkan peneliti disini adalah kecenderungan hati untuk melakukan aktivitas belajar, khususnya belajar bidang studi yang dipelajari di sekolah dalam rangka melakukan perubahan baik berupa sikap, tutur kata maupun perilaku ke arah yang lebih baik. Tinggi rendah minat belajar dapat diukur dengan parameter minat belajar.

Adapun parameter minat belajar adalah sebagai berikut24 : Minat Belajar Minat Belajar Minat Belajar

23

Ibid., h. 145.

24

(29)

15

Rendah Sedang Tinggi

Kurang perhatian terhadap pelajaran

Perhatian tidak penuh terhadap pelajaran

Perhatian penuh terhadap pelajaran Semangat belajar

lemah

Semangat belajar terkadang lemah dan terkadang kuat

Semangat belajar kuat

Malas-malas dalam belajar

Antara malas dan rajin Rajin belajar

Ada kecendrungan

untuk tidak

mengerjakan PR, jika tidak disuruh

Ada kecendrungan

untuk tidak

mengerjakan PR,

namun kurang

mengindahkan

Berkecendrungan untuk

mengindahkan pengerjaan PR

Mementingkan main, nonton dan hura-hura

Terkadang cenderung hura-hura dan terkadang

mementingkan belajar

Lebih

mementingkan tugas, belajar, membaca

Waktu hanya di habiskan hanya untuk selain belajar

Waktu untuk belajar dan untuk yang lain relatif seimbang

Waktu lebih banyak digunakan untuk belajar daripada kegiatan lain yang kurang bermanfaat

Tidak menyukai kelompok belajar

Relatif munyukai kelompok belajar

Sangat menyukai kelompok belajar

3.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat belajar anak diantaranya:

(30)

16

Seorang anak akan berminat untuk mempelajari sesuatu bila mentalnya sehat, tidak ada gangguan jiwa, hatinya tenang dan fikirannya dalam kondisi segar, tidak sedang kelelahan berfikir. Mental yang sehat sangat besar pengaruhnya terhadap minat belajar maupun minat baca anak.

b. Kesiapan fisik

Anak yang sehat jasmaninya, jelas akan lebih bersemangat untuk belajar dibandingkan dengan anak yang sakit, atau sakit-sakitan dan kondisi fisiknya tidak prima. Anak yang kurang tidur dan istirahat juga berpengaruh terhadap minat belajar, karena mereka meresa kelelahan dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.

c. Kesiapan emosi

Kesiapan emosi juga mempengaruhi minat belajar anak, apabila gangguan-gangguan emosi seperti mudah marah, sangat pemalu, sangat pendiam, terlalu penakut, dan sebagainya belum bisa dikontol dengan baik maka akan sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar.

d. Kesiapan pengalaman

Kesiapan pengalaman yang dimaksud disini seperti prestasi belajar yang baik dan sebaliknya dapat berpegaruh terhadap minat belajar. Sebab, apa yang pernah dialaminya akan membekas dan membentuk kesan atau trauma tersendiri dalam dirinya. Oleh karena itu, dalam hal ini guru dituntut mampu memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. e. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga juga turut mempengaruhi tinggi rendahnya minat anak dalam belajar. Jika seorang anak hidup dalam lingkungan keluarga yang mencintai ilmu, ia akan terkondisikan untuk belajar dan meniru anggota keluarga lainnya dalam belajar. Sebaliknya, jika dibesarkan dalam keluarga yang harmonis, sering terjadi pertengkaran antara suami-istri, maka minat anak untuk belajar akan menurun dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.

(31)

17

Apabila lingkungan sosial-masyarakat yang baik dan mencintai ilmu juga dapat mempengaruhi minat belajar anak. Sebaliknya, apabila lingkungan sosial-masyarakat yang kurang menyukai ilmu dan pendidikan juga akan berpengaruh terhadap minat belajar anak. 25

B.

Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

1.

Pengertian Strategi Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya sangat terkait dengan bagaimana membangun interaksi yang baik antara dua komponen yaitu guru dan siswa. Interaksi yang baik dapat digambarkan dengan suatu kondisi di mana guru dapat membuat siswa belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang ada dalam kurikulum sebagai kebutuhan mereka. Strategi di dalam pembelajaran mempunyai peranan penting, yang mana strategi diperlukan untuk mempermudah proses belajar mengajar.

Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “Rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.26

Sedangkan pembelajaran adalahsuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27

Adapun definisi Strategi pembelajaran menurut Kozna yang dikutip oleh

Hamzah B. Uno menyatakan bahwasannya “Strategi pembelajaran adalah

kegiatan yang dipilih dan memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta

didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu”.28

25

Ibid., h.167.

26

Tim Penyusun KBBI, op. cit., h. 859.

27

Ratna Yudhawati dkk., Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h. 14.

28

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

(32)

18

Sedangkan Gerlach dan Ely berpendapat “Strategi pembejaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran

dalam lingkungan pembelajaran tertentu”.29

Menurut Suyono dan Hariyanto dalam bukunya Belajar dan

Pembelajaran berpendapat bahwa “Strategi pembelajaran adalah perencanaan atau kebijakan yang dirancang di dalam mengelola pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan”.30

Beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwasannya strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga akan memudahkan peseta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang diinginkan pun akan tercapai.

Strategi pembelajaran adalah cara untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal bagi siswa, karena apabila strategi pembelajaran yang digunakan kurang baik akan berpengaruh terhadap semangat belajar siswa, dan itu juga akan berdampak pada minat dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sebagai pendidik/guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini ialah

“Pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.”31

Dengan belajar aktif peserta didik diajak untuk terlibat langsung dalam proses kegiatan pembelajaran.

Keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran tidaklah terlepas dari peran serta dan kemampuan dari seorang guru di dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang arahnya kepada peningkatan belajar siswa dalam sebuah proses belajar mengajar. Maka dari itu, untuk dapat mengembangkan suatu kegiatan pembelajaran yang efektif maka setiap guru

29

Iif Khoiru Ahmadi dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Prestasi Pustaka, 2011), h. 9.

30

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.20.

31

(33)

19

diharuskan memiliki sebuah pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar.

2.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai sesuatu yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Tujuan pembelajaran menurut Oemar Hamalik merupakan “Salah satu

aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran, sebab

kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut”.32

Ada beberapa tujuan yang perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran untuk siswa diantaranya adalah:

a. Untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal, dan keberhasilan itu merupakan indikator keberhasilan guru dalam merancang serta melaksanakan proses pembelajaran.

b. Tujuan pembelajaran digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar, dan guru dapat merencanakan serta mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar.

c. Tujuan pembelajaran dapat membantu mendesain sistem pembelajaran. Maksudnya, dengan tujuan dapat membantu guru dalam menentukan materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa.

d. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku.33

3.

Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran

32

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 63-64.

33

(34)

20

Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan, guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan.

Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran yakni:

a. Berorientasi pada Tujuan

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa diupayakan untuk untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat menentukan strategi yang harus digunakan oleh guru. b. Aktivitas

Aktivitas siswa belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.

c. Individualitas

Mengajar merupakan usaha mengembangkan setiap individu siswa, walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa.

d. Integritas

Integritas merupakan salah satu prinsip pembelajaran, dimana guru yang mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Strategi pembelajaran harus dapat mengambangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegritas.34

34

(35)

21

4.

Pengertian dan Sejarah Crossword Puzzle

Permainan menurut Abdul Aziz el-Quusy merupakan “Suatu hal yang dapat menarik perhatian dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi setiap

individu”.35

Permainan bukan hanya digemari oleh anak-anak, akan tetapi para remaja dan bisa dikatakan semua kalangan.

Permainan crossword puzzle di Indonesia lebih di kenal dengan istilah Teka Teki Silang (TTS). Crossword puzzle ini merupakan salah satu permainan yang mempunyai nilai edukasi, bukan hanya menjadi salah satu permainan yang dimuat di majalah-majalah akan tetapi permainan ini digunakan di dalam pembelajaran.

Pada Desember 1913, Arthur Wynne menerbitkan TTS (Teka Teki Silang) dalam majalah New York World dengan format seperti yang kita kenal saat ini. Teka-teki ini, yang bisa dilihat di situs web Crossword Tournament, sering disebut sebagai TTS pertama, dan Wynne sebagai penemunya. TTS kemudian menjadi fitur mingguan di majalah tersebut. Buku kumpulan TTS pertama terbit pada 1924, diterbitkan oleh Simon and Schuster. Bukunya terbukti laris dan TTS menjadi salah satu benda terpopuler pada tahun 1924. Pada tahun 1970-an di Jakarta terbit "Asah Otak", sebuah majalah TTS dan berbagai teka-teki lainnya. Penerbitan ini ternyata sukses sehingga banyak terbitan serupa yang segera mengikutinya.36

Pada tahun 1995, Dr. Melvin L. Silberman seorang Guru Besar Kajian Psikologi Pendidikan di Temple University yang berspesialisasi dalam psikologi pengajaran, menerbitkan sebuah buku berjudul “101 Ways to Make Training Active”.37 Di dalam bukunya berisi tentang strategi-strategi praktis dan cara-cara khusus yang bisa digunakan untuk menyemarakkan kelas dan memperdalam proses belajar dan memperkuat ingatan. Salah satu strategi

35

Abdul Aziz el-Quusy, Ilmu Jiwa Prinsip-Prinsip dan Implementasinya dalam Pendidikan,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1988), h. 293.

36

Wikipedia, Sejarah Crossword Puzzle, 2014, (http://id.wikipedia.org)di akses tanggal 26 Agustus 2014.

37

(36)

22

pembelajaran yang ditulis oleh Melvin L. Silberman dalam bukunya adalah strategi pembelajaran aktif crossword puzzle.

Crossword puzzle adalah susunan tes peninjauan kembali dalam bentuk teka-teki silang yang dapat mengundang minat dan partisipasi peserta didik, yang mana teka-teki silang ini bisa diisi secara perorangan atau kelompok.38

Crossword puzzel atau teka – teki silang sudah biasa kita dengar dalam kehidupan di masyarakat. Teka teki silang ini berguna untuk mengasah otak bagi yang mengerjakannya. Ternyata teka teki silang bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga dapat mengisi teka teki silang dengan materi pelajaran. Hal ini menguntungkan guru untuk melakukan metode pembelajaran dengan menggunakan teka-teki silang dalam pembelajaran.

Crossword puzzle (teka-teki silang) ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif bagi peserta didik yang melibatkan semua peserta didik untuk berfikir saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi teka–teki silang, sehingga peserta didik menjadi lebih antusias dalam mengikuti pelajaran. Teka teki silang yang dimaksudkan bahwa selain ada unsur permainan juga ada unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi teka-teki silang tersebut secara sadar ataupun tidak sadar peserta didik itu belajar sehingga diharapkan selain kesenangan juga didapatkan pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran.

Fungsi kegunaan dari teka teki silang itu sendiri yaitu membangun saraf-saraf otak yang memberi efek menyegarkan ingatan sehingga fungsi kerja otak kembali optimal karena otak dibiasakan untuk terus menerus belajar dengan santai, selain itu dengan metode ini dapat membuat siswa tidak cepat bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Karena fungsi teka-teki silang inilah dapat dijadikan senjata bagi guru untuk mengetahui pemahaman siswa setelah materi yang diajarkan.

5.

Langkah-Langkah Crossword Puzzle

38

(37)

23

Adapun langkah-langkah penggunaan strategi pembelajaran crossword puzzle diantaranya:

a. Menulis kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah diberikan.

b. Membuat kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti teka-teki silang).

c. Membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada kata-kata tersebut.

d. Membagikan teka-teki kepada siswa, bisa individu atau kelompok. e. Membatasi waktu mengerjakan teka-teki silang tersebut.

f. Memberikan hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar.39

6.

Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle

Kelebihan crossword puzzle dalam proses pembelajaran diantaranya, yaitu:

a. Melalui crossword puzzle siswa sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap siswa. Karena metode ini dapat memacu diri siswa untuk lebih menggali konsep-konsep materi yang diajarkan sehingga menghasilkan rasa keingintahuan dan percaya diri yang tinggi.

b. Melalui crossword puzzle ini siswa belajar untuk lebih menggali potensi yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yang telah dianugrahkan Tuhan kepadanya. Selain ini siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

c. Strategi pembelajaran ini sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan keaktifan siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan lainnya.

d. Secara keseluruhan strategi ini mampu menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan minat belajar pada siswa.

e. Sifat kompetitif dalam permainan crossword puzzle dapat mendorong peserta didik untuk berlomba-lomba ketika proses KBM berlangsung.40

Adapun kelemahan crossword puzzle dalam proses pembelajaran diantaranya, yaitu:

39

Hisyam Zaini dkk, op. cit., h. 71.

40Mochulilma, “

Implementasi Pembelajaran Crossword Puzzle dalam Pendidikan Agama

Islam di MTs Al-Amin Keboharan Krian Sidoarjo”. Diakses pada 20 September 2014 dari :

(38)

24

a. Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia, sedangkan materi yang harus disampaikan sangat banyak.

b. Penerapan strategi pembelajaran crossword puzzle dalam ruang kelas juga memungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas. Adakalanya siswa berteriak atau bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegemberiaannya ketika mampu memecahkan suatu masalah ketika mereka mampu memecahkan suatu masalah. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi guru dan siswa yang berada di kelas lain.

c. Banyak mengandung unsur spekulasi, siswa yang lebih dulu berhasil dalam permainan crossword puzzle belum dapat dijadikan ukuran bahwa dia seorang siswa yang lebih pandai dari lainnya.

d. Tidak semua materi pelajaran dapat diinterpretasikan dengan pembelajaran aktif crossword puzzle dan jumlah siswa yang relatif besar sulit melibatkan keseluruhannya.

e. Adanya keengganan dari para guru untuk mengubah paradigma lama dalam pendidikan. Kebanyakan guru sudah merasa nyaman dengan metode ceramah sehingga mereka enggan mencoba hal-hal yang baru karena dianggap merepotkan.41

7.

Manfaat Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle

Menurut M. Ghanoe di dalam bukunya mengatakan bahwa teka-teki dapat bermanfaat di dalam proses pembelajaran, diantaranya:

a. Dapat mengasah daya ingat

Apabila anak diberi beberapa pertanyaan dalam bentuk teka-teki, ia akan mengingat pengalaman-pengalaman dan kemudian ia akan memilih jawaban yang sesuai untuk menjawab teka-teki tersebut dan manfaatnya dapat mengasah daya ingat yang pernah diperoleh oleh seorang anak. b. Mengembangkan kemampuan analisa

Dalam permainan crossword puzzle ini dibutuhkan konsentrasi, ketika ada sebuah pertanyaan siswa akan menganalisis mana jawaban yang cocok karena antara satu kata dengan kata lain saling berkaitan.

c. Menghibur

41Mochulilma, “

Implementasi Pembelajaran Crossword Puzzle dalam Pendidikan Agama

Islam di MTs Al-Amin Keboharan Krian Sidoarjo”. Diakses pada 20 September 2014 dari :

(39)

25

Strategi pembelajaran crossword puzzle ini sifatnya juga menghibur, karena dalam metode ini siswa dituntut untuk aktif maka sifatnya tidak mononton dan tidak membosankan.

d. Merangsang aktifitas

Secara tidak langsung dengan teka-teki silang siswa akan dibantu untuk menyalurkan potensi-potensi kreatifitas yang dimilikinya. Di dalam mempertahankan jawaban misalnya, siswa akan belajar berargumentasi, memilih bahasa yang mudah dipahami orang lain dan mencari cara alternatif untuk menjawab. Tidak jarang ketika menjawab soal, siswa akan menemukan pertanyaan-pertanyaan baru yang belum tentu didapatkan sebelumnya.42

C.

Bidang Studi Fiqih

1.

Pengertian Bidang Studi Fiqih MTs

Pada tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), mata pelajaran fiqih merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal. memahami dan mengamalkan syariat Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya

dalam bermasyarakat. Fiqih menurut Zakiah Daradjat ialah “Ilmu yang

menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang

terperinci”.43

Di dalam ilmu fiqih ini ada sistem norma yang gunanya adalah untuk mengatur kehidupan manusia, yakni kehidupan yang hubungannya antara manusia dengan Allah, dan antara sesama manusia dengan makhluk lainnya. Di mana hal tersebut bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.

Sedangkan mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syariat Islam. Pembelajaran fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan

42

M. Ghanoe, Asah Otak Anda dengan Permainan Teka-Teki, (Yogyakarta: Buku Biru, 2010), h. 10.

43

(40)

26

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).44

2.

Tujuan Pembelajaran Studi Fiqih di MTs

Sedangkan mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah tujuannya adalah untuk:

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama

yang diatur dalam fiqih mu’amalah.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.45

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Fiqih di kelas VIII (MTs) sebagaimana berikut:

Kelas VIII, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Melaksanakan tata cara sujud di luar salat

1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah

1.2 Mempraktikkan sujud syukur dan Tilawah

2. Melaksanakan tata cara puasa 2.1 Menjelaskan ketentuan puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa 3. Melaksanakan tata cara zakat 3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah

dan zakat maal

44

Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri, 2009), Cet. I, h. 45.

45

(41)

27

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat

3.3 Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan maal

Kelas VIII, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat

1.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shadaqah, hibah dan hadiah

1.2 Mempraktikkan sedekah, hibah dan hadiah

2. Memahami hukum Islam tentang haji dan umrah

2.1 Menjelaskan ketentuan puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa 3. Memahami hukum Islam

tentang makanan dan minuman

3.1 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman halal

3.2 Menjelaskan manfaat

mengkonsumsi makanan dan minuman halal

3.3 Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram

3.4 Menjelaskan bahayannya mengkonsumsi makanan dan minuman haram

3.5 Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan

4.

Ruang Lingkup Pembelajaran Studi Fiqih di MTs

(42)

28

keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:

a. Aspek fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara thaharah, shalat fardhu, shalat sunnah dan shalat dalam keadaan darurat, sujud, adzan dan

iqamah, berzikir dan berdo’a setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah,

qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur.

b. Aspek fiqih mu’amalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang-piutang, gadai dan upah.46

D.

Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa hasil penelitian yang memiliki keterkaitan tentang strategi pembelajaran Crossword Puzzle yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti diantaranya yaitu, Siska Wulansari dalam skripsinya yang berjudul:

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Strategi Crossword Puzzle untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA al-Hasra

Bojongsari Depok”. Berikut hasil penelitiannya:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata siswa pada pre test diperoleh 52,60 dan post test nya adalah 78,26. Pada siklus I nilai sejarah masih dibawah KKM maka peneliti melanjutkan ke siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata pre test diperoleh 43,04 dan post test 84,35. Hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai KKM yang telah ditentukan. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif strategi crossword puzzle dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa di SMA al-Hasra Bojongsari Depok. 47

Menurut Edah Junaedah dalam skripsinya yang berjudul: “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle”. Berikut hasil penelitiannya:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif crossword puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, hal ini dapat diketahui dari evaluasi yang menunjukkan peningkatan. Sebelum diterapkannya strategi pembelajaran aktif crossword puzzle nilai rata-rata pre test diperoleh 64,8. Setelah diterapkannya strategi pembelajaran aktif

46

Ibid.,h. 91.

47

Siska Wulansari, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Strategi Crossword Puzzle untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA al-Hasra

Bojongsari Depok, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

(43)

29

crossword puzzle pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 72,4 dan siklus II sebesar 78,5.48

Menurut Muhammad Husein dalam skripsinya yang berjudul:

“Implementasi Cooperative Learning melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas

VII MTs Yaspuri di Malang”. Berikut hasil penelitiannya:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif melalui strategi pembelajaran aktif crossword puzzle terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak. Hal ini dapat dilihat hasil data yang telah dianalisis, dari lembar observasi dan tes menunjukkan adanya peningkatan motivasi. Ketuntasan belajar dari tes awal 68,75 %. Pada siklus I diperoleh 75,37 % dan pada siklus II meningkat menjadi 84,87 %.49

E.

Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam merubah tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman untuk memperoleh tujuan tertentu. Proses belajar bukan hanya untuk menguasai materi pengetahuan saja, akan tetapi perlu terjadi adanya suatu perubahan pada dirinya. adapun perubahan yang dimaksud adalah setelah proses belajar dapat dilihat berbagai macam aspek diantaranya aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.

Pelajaran fiqih merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati siswa kelas VIII-1 MTs Islamiyah Ciputat, hal ini dikarenaka oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktornya adalah latar belakang pendidikan siswa kelas VIII-1 MTs Islamiyah, kebanyakan siswa MTs Islamiyah Ciputat berasal dari

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.1 Data Siswa VIII-1
Tabel 4.2
Tabel 4.3 Klasifikasi Jumlah Skor Pre Test Pra Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

terwujud dari keinginan dan semangat seorang mahasiswa untuk dapat berdakwah dengan fokus pada hasil dari penyampaian dakwah, mampu menetapkan sasaran yang

Untuk memperbaiki kondisi sistem pemindah daya pada mobil chevrolet luv ini, maka perbaikannya terdiri dari : Pemeriksaan kondisi awal, pembongkaran komponen umum,

sering muncul pada pasien yang menjalani hemodialisis, sehingga kedepan perawat mampu mengantisipasi masalah yang muncul, berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik

memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional, (4) tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan ditinjau dari Kemampuan

M STUDI KULTAS ATMA JA JANUARI ATAN PENY OOM ROY gas Akhir : REYA SAN 2 13485 TEKNIK TEKNIK AYA YOG I 2014 YELESAIA YAL AMBA NTOSO K SIPIL K GYAKAR AN PROYE ARRUKMO RTA EK

Penulis mendapatkan pengalaman belajar yang nyata dalam melaksanakan penelitian yang pada akhirnya dapat dijadikan modal penulis untuk menekuni bidang teknik sipil dan

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

Kepuasan kerja dipengaruhi pengarahan yang diberikan oleh atasan (kepemimpinan) dan lingkungan kinerja.Semakin sering pimpinan memberikan pengarahan terkait dengan tugas