PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY
(Penelitian Eksperimen pada Kelas IX Salah Satu SMP di Kota Bandung)
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh Mahmudin
1200986
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY
(Penelitian Eksperimen pada Kelas IX Salah Satu SMP di Kota Bandung)
Oleh: Mahmudin
S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 2009
Sebuah Tesis diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Mahmudin 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Mahmudin (1200986) “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP melalui Metode Guided Discovery”
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode
Guided Discovery lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional, (2) apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery, (3) apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode
Guided Discovery lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional, (4) apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode Guided Discovery, (5) bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode Guided Discovery. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Populasinya, yaitu seluruh siswa SMP kelas IX di salah satu SMP di Kota Bandung. Adapun sampelnya terdiri dari 35 siswa kelas Guided
Discovery (kelompok eksperimen) dan 35 siswa kelas konvensional (kelompok
kontrol) yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan
independent sample t-test, Mann-Whitney test, sedangkan analisis kualitatif dilakukan
secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar matematika dengan metode Guided
Discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran matematika secara konvensional, (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman yang signifikan ditinjau dari Kemampuan Awal Mematis (KAM) antara level kemampuan tinggi dan level kemampuan rendah, (3) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar matematika dengan
Guided Discovery lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional, (4) tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan ditinjau dari Kemampuan Awal Mematis (KAM) pada siswa yang mendapat pembelajaran dengan Guided Discovery, (5) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika, pembelajaran matematika dengan Guided Discovery, dan soal-soal kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis adalah positif.
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Mahmudin (1200986) “Improving Junior High School Student Mathematical’s Understanding Ability and Problem Solving Ability Using Guided Discovery Method”
ABSTRACT
The purpose of this research was to analyze: (1) is the increase of student’s mathematical understanding ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (2) whether there are differences in the increase students' mathematical understanding ability among students of high ability category, medium, and low through guided discovery’s method, (3) is the increase of student’s mathematical problem solving ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (4) whether there are differences in the increase students' mathematical problem solving ability among students of high ability category, medium, and low through guided discovery method, (5) how the students' attitudes toward learning guided discovery method. Research’s design is quasi-experimental. The populations are all nineth grade SMP’s students in Bandung. The sample are contain 35 students of guided discovery’s class (eksperiment group) and 35 student of conventional’s class who choosed by purposive sampling. Analyze of the data was quantitative and qualitative. Quantitative’s analyze was used independent sample t-test, Mann-Whitney test, but qualitative’s analyze using descriptive analyze. The result this research are: (1) the increase of student’s mathematical understanding ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (2) There are differences in the increase students' mathematical understanding ability among students of high ability category and low, (3) the increase of student’s mathematical problem solving ability who study mathematic through guided discovery method better than student who study conventional learning, (4) there are not differences in the increase students' mathematical problem solving ability based on first mathematical ability through guided discovery’s method, (5) the attitudes to learning mathematic, learning mathematic through guided discovery method, and questions of mathematic’s understanding ability and problem solving ability is positive.
vii
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
E. Definisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN TEORI... 12
A. Metode Guided Discovery... 12
1. Pengertian Metode Guided Discovery ... 12
2. Langkah-langkah Metode Guided Discovery ... 13
B. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 15
C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 17
D. Kemampuan Awal Matematis (KAM) ... 22
E. Sikap Siswa ... 22
viii
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
G. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Desain Penelitian... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
C. Instrumen Penelitian... 28
1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis . 28
2. Perhitungan Validitas... 32
3. Perhitungan Reliabilitas ... 35
4. Perhitungan Daya Pembeda ... 36
5. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 38
6. Lembar Observasi ... 39
7. Skala Sikap ... 40
D. Teknik Analisis Data. ... 40
1. Pengolahan Data Hasil Tes ... 41
2. Pengolahan Data Skala Sikap dan Lembar Observasi ... 44
D. Prosedur Penelitian... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
1. Deskripsi Data Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah 46
2. Analisis Data Pretes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah... 51
a. Uji Normalitas... 51
b. Uji Homogenitas ... 53
c. Uji Perbandingan Rerata Skor Pretes ... 55
ix
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Masalah... 57
1) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 58
2) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis... 62
4. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan KAM ... 68
a. Analisis Data Pretes Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis 72
b. Analisis Data Postes Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis 76
c. Analisis Data N-Gain Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis 81 1) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 81
2) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 84
5. Analisis Sikap Siswa ... 87
B. Pembahasan ... 91
1. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ... 91
2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 93
3. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Berdasarkan KAM ... 95
4. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan KAM ... 96
5. Skala Sikap ... 97
6. Hasil Lembar Observasi ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101
A. Kesimpulan... 101
B. Saran ... 102
x
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Guided Discovery………. 14
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis…. 29
Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis …… 30
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ……….. 31
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Validitas……….. 33
Tabel 3.5 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa………. 34
Tabel 3.6 Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa………... 34 Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas………... 35
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda………. 37
Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa……….. 37
Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
xi
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran………. 37
Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa……….. 39
Tabel 3.13 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa………. 39
Tabel 3.14 Klasifikasi Skor Gain Ternormalisasi ………. 41
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa………. 46
Tabel 4.2 Rerata Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa………. 46
Tabel 4.3 Rerata N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa... 47
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 48
Tabel 4.5 Rerata Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa………. 49
Tabel 4.6 Rerata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa……….. 50
Tabel 4.7 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa………. 51
Tabel 4.8 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa………... 52
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa………. 53
xii
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal
Masalah Matematis Siswa………... 54
Tabel 4.11 Uji Perbandingan Rerata Skor Pretes Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa………. 56
Tabel 4.12 Uji Perbandingan Rerata Skor Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa……….. 57
Tabel 4.13 Uji Skor Normalitas Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa……… 58
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Skor Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa……….. 60
Tabel 4.15 Uji Perbedaan Rerata Skor Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa……… 61
Tabel 4.16 Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa……… 62
Tabel 4.17 Uji Normalitas Skor Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 63
Tabel 4.18 Uji Homogenitas Skor Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 64
Tabel 4.19 Uji Perbedaan Rerata Skor Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa………... 66
Tabel 4.20 Uji Perbedaan Rerata Skor N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 67
Tabel 4.21 Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa………. 67
Tabel 4.22 Rerata Skor Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
xiii
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal
Tabel 4.23 Rerata Skor Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan
Awal Matematis……….. 70
Tabel 4.24 Uji Normlitas Skor Pretes Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis……… 72
Tabel 4.25 Uji ANOVA satu jalur Data Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis…….. 73
Tabel 4.26 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Pretes Kemampuan
Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis………. 74
Tabel 4.27 Uji ANOVA satu jalur Data Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis……….. 75
Tabel 4.28 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan
Awal Matemati………. 76
Tabel 4.29 Uji Normalitas Skor Postes Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis……… 77
Tabel 4.30 Uji ANOVA Satu Jalur Data Postes Kemampuan
Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis……….. 78
Tabel 4.31 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Postes Kemampuan
Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis……… 79
Tabel 4.32 Uji ANOVA Satu Jalur Data Postes Kemampuan Pemecahan
xiv
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal
Matematis……….. 80
Tabel 4.33 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan
Awal Matematis……… 80
Tabel 4.34 Rerata Data N-Gain Kemampuan Pemahaman Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis……… 82 Tabel 4.35 Uji Normalitas dan Homogenitas Data N-GainKemampuan
Pemahaman Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis …. 82 Tabel 4.36 Uji ANOVA Satu Jalur Data N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis ……….. 83
Tabel 4.37 Uji Lanjutan Perbedaan Rerata N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis……… 84
Tabel 4.38 Rerata Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis…….. 85 Tabel 4.39 Uji Normalitas dan Homogenitas Data N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematis ……….. 85
Tabel 4.40 Uji ANOVA Satu jalur Data N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Kemampuan
Awal Matematis……… 86
Tabel 4.41 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika……… 88
Tabel 4.42 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika dengan
Motode Guided Discovery………. 89
xv
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal dan Pemecahan Masalah Matematis……… 90 Tabel 4.44 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa………... 93 Tabel 4.45 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa……….. 94
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Uji Statistik Data Hasil Tes………... 44
Gambar 3.2 Alur Penelitian………. 45
Gambar 4.1 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes
Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa………. 47
Gambar 4.2 Diagram Batang Rerata N-Gain Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa………. 48
Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes
xvi
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.4 Diagram Batang Rerata N-Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa……… 50
Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis……….. 69 Gambar 4.6 Diagram Batang Perbandingan Rerata N-Gain
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis……… 70 Gambar 4.7 Diagram Batang Perbandingan Rerata Pretes dan Postes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis………. 71 Gambar 4.8 Diagram Batang Perbandingan Rerata N-Gain
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis………. 71 Gambar 4.9 Persentase Aspek Sikap Siswa………. 91
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN………. 109
LAMPIRAN A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN……….. 110
LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL……… 128
LAMPIRAN A.3 LEMBAR KERJA SISWA (LKS)………. 140
xvii
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS…… 157
LAMPIRAN A.5 SOAL PRETES DAN POSTES KEMAMPUAN
PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS ………... 159
LAMPIRAN A.6 KISI-KISI DAN SKALA SIKAP SISWA……… 161
LAMPIRAN A.7 LEMBAR AKTIVITAS GURU DAN SISWA PADA
PEMBELAJARAN DENGAN METODE GUIDED
DISCOVERY………. 164
LAMPIRAN B ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN……… 168
LAMPIRAN B.1 ANALISIS HASIL UJI COBA TES KEMAMPUAN
PEMAHAMAN MATEMATIS………. 169
LAMPIRAN B.2 ANALISIS HASIL UJI COBA TES KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS………….. 172
LAMPIRAN C DATA HASIL PENELITIAN……….. 175
LAMPIRAN C.1 SOAL DAN HASIL UJI KEMAMPUAN AWAL
MATEMATIS……….. 176
LAMPIRAN C.2 DATA HASIL PRETES DAN POSTES
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS……... 178
LAMPIRAN C.3 DATA HASIL PRETES DAN POSTES
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS……….. 182
LAMPIRAN C.4 DATA GAIN TERNORMALISASI……….. 186
LAMPIRAN C.5 DATA HASIL SKALA SIKAP DAN LEMBAR
OBSERVASI……….. 190
LAMPIRAN D ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS………. 195
xviii
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hal
MATEMATIS………. 196
LAMPIRAN D.2 ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS……… 202
LAMPIRAN D.3 ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS BERDASARKAN KAM……… 208 LAMPIRAN D.4 ANALISIS DATA KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS BERDASARKAN KAM.. 217
LAMPIRAN E UNSUR-UNSUR PENUNJANG PENELITIAN….. 226
LAMPIRAN E.1 SURAT IZIN PENELITIAN……….. 227
1
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya pemerintah mencapai tujuan pendidikan yaitu dengan
membekali anak didik melalui berbagai mata pelajaran di sekolah, salah satunya
melalui pelajaran matematika. Tujuan diberikannya pelajaran matematika di
sekolah diantaranya agar siswa mampu menghadapi perubahan dan perkembangan
zaman melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, dan efektif (Depdiknas, 2006). Sebagai ilmu yang universal,
matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam
mengembangkan daya pikir manusia. Sebagaimana diungkapkan Sabandar
(Kusmawan, 2012:2) bahwa matematika dapat menjawab tuntutan dalam rangka
menyesuaikan diri dengan perkembangan peradaban.
Peningkatan kualitas SDM dapat dicapai dengan meningkatkan kemampuan
dalam memprediksi serta beradapatasi pada perubahan yang terjadi. Salah satu
cara untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah melalui pembelajaran
matematika. Hal tersebut dimungkinkan karena matematika memiliki struktur dan
keterkaitan yang kuat antara satu materi dengan materi lainnya, serta
menggunakan pola pikir yang bersifat induktif dan deduktif (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, disebutkan bahwa
standar yang terkait langsung dengan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut Permen No. 23 Tahun 2006
disebutkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam mata pelajaran
matematika sekolah tingkat menengah antara lain:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat
2
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pertanyaan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematis, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan tabel, simbol, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
National Council of Teachers Mathematics (NCTM, 2000) mencatat
terdapat setidaknya lima kemampuan yang dapat ditumbuhkan pada siswa saat
mereka mempelajari matematika, yakni pemecahan masalah (problem solving),
penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi (communication),
koneksi (connection) dan representasi (representation). Dengan tumbuhnya
kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan siswa dapat menggunakan
matematika sebagai sebuah pola pikir dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, NCTM (2000:402) mengemukakan,
...ability to apply their knowledge to solve problems within mathematics and in other disciplines, ability to use mathematical language to communicate ideas, ability to reason and analyze, knowledge and understanding of concepts and procedures, disposition toward mathematics, understanding of the nature of mathematics, integration of these aspects of mathematical knowledge.
National Council of Teachers of Mathematics (2000) menyatakan bahwa
tujuan umum pembelajaran matematika adalah: (1) Belajar untuk berkomunikasi
(mathematical communication); (2) Belajar untuk bernalar (mathematical
3
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
solving); (4) Belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections); dan (5)
Pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward
mathematics).
Berdasarkan SKL dan NCTM tersebut, kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa, sehingga pembelajaran matematika hendaknya mengarah pada tercapainya
kemampuan-kemampuan tersebut. Di dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan
kajian kepada dua buah jenis kemampuan matematis siswa yaitu kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
Sumarmo (Tandililing, 2011:1) mengemukakan pentingnya pemahaman
matematika sebagai pemenuh kebutuhan masa kini, yaitu pembelajaran
matematika perlu diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika
yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah
dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, namun
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan saat ini belum mampu memenuhi
kebutuhan tersebut. Kemudian dari hasil PPPG tahun 2002 menunjukkan bahwa
guru-guru di lima provinsi memiliki kendala yang sama dalam pembelajaran
matematika, yaitu rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswanya.
Selain kemampuan pemahaman, kemampuan pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika juga sangat perlu dikembangkan. Hal tersebut
mengingat bahwa kehidupan ini selalu dihadapkan dengan masalah dan masalah
tersebut akan semakin kompleks sejalan dengan bertambahnya tanggung jawab
yang diembannya. Untuk mengatasi masalah, orang harus belajar bagaimana
mengelola masalah yang dihadapinya. Selanjutnya dalam mengelola masalah
seseorang membutuhkan kemampuan berpikir secara kritis, logis, sistematis, dan
kreatif.
Memecahkan masalah merupakan suatu aktivitas mental yang tinggi,
karena ketika siswa dihadapkan dengan sebuah masalah, siswa akan
menyesuaikan dengan struktur kognitifnya. Suatu persoalan akan menjadi masalah
4
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang tidak rutin dan dalam waktu yang cukup lama. Dengan kata lain,
menyelesaikan masalah merupakan suatu proses menerima tantangan dalam
menjawab masalah. Selain itu proses pemecahan masalah tidak bisa muncul
dengan sendirinya, perlu latihan dan waktu yang cukup lama.
Secara sistematis, Taplin (Sumardyono, 2005:7) menegaskan pentingnya
problem solving melalui tiga nilai, yaitu nilai fungsional, logikal dan aestikal.
Secara fungsional, problem solving menjadi sangat penting dalam
mengembangkan matematika sebagai disiplin ilmu yang esensial. Secara logikal,
problem solving membantu meningkatkan kemampuan bernalar secara logis,
karena selain sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan matematika dan
membantu memahami dan memecahkan masalah sehari-hari, problem solving
juga merupakan sebuah cara berpikir (way of thinking). Problem solving memiliki
nilai aestikal, maksudnya adalah problem solving melibatkan emosi/ afeksi siswa
selama proses pemecahan masalah. Selain itu problem solving juga menantang
pikiran siswa dan bernuansa teka-teki sehingga akan meningkatkan rasa
penasaran, motivasi dan kegigihan untuk selalu terlibat dalam matematika. Uraian
di atas menegaskan bagaimana pentingnya kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah (problem solving) dimiliki siswa dalam pembelajaran
matematika.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa di Indonesia belumlah sesuai harapan.
Kemampuan matematis para siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang fakta
dan prosedur cukup baik, namun sangat lemah dalam menyelesaikan soal-soal
tidak rutin yang berkaitan dengan justifikasi atau pembuktian, pemecahan masalah
yang memerlukan penalaran matematis, menemukan generalisasi atau konjektur,
dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta yang diberikan (Noortsani,
2013). Selain itu, berdasarkan tes dan wawancara awal yang dilakukan peneliti
terhadap siswa, pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal-soal pemahaman dan pemecahan masalah matematis. Hal ini
5
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian yang dilakukan Bani (2011) menyatakan bahwa rerata
n-gain kemampuan pemahaman matematis siswa SMP sebesar 0,43 dengan
ketercapaian 55,45%. Hasil penelitian yang dilakukan Aprialita dan Sispiyati
(2013) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran experiential learning tidak lebih tinggi daripada yang
memperoleh pembelajaran konvensional. Untuk kemampuan pemecahan masalah,
penelitian yang dilakukan Roshendi (2011) menyatakan bahwa rerata n-gain
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP sebesar 0,50 dengan
ketercapaian 60,45%. Hasil penelitian Ramdhani (2012) menyatakan bahwa rerata
n-gain kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP sebesar 0,58
dengan ketercapaian 70,91%. Dari data-data tersebut bisa disimpulkan bahwa
rerata n-gain kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa
termasuk kategori sedang dan masih bisa ditingkatkan lagi.
Selain itu berdasarkan rekomendasi dari Aprialita dan Sispiyati (2013)
menyatakan bahwa perlua adanya penelitian terhadap kemampuan pemahaman
matematis dengan menggunakan model-model pembelajaran lain. Apiati (2012)
merekomendasikan untuk meneliti kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa menurut tingkat kecerdasan siswa (tinggi, sedang, dan
rendah). Berdasarkan data di lapangan, data dan rekomendasi peneliti lain maka
peneliti bermaksud untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis siswa.
Menyadari pentingnya pemahaman dan pemecahan masalah matematis,
diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa. Namun, jika dilihat pembelajaran yang
berlangsung di sebagian besar sekolah selama ini memberikan dampak yang
sebaliknya dari yang diharapkan. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran yang
masih berpusat kepada guru, sedangkan siswa hanya duduk mendengarkan
penjelasan guru, mencatat pelajaran tersebut, kemudian mengerjakan soal-soal
rutin (Zulkardi, dalam Anriani, 2011). Paradigma baru pembelajaran terkini
6
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Guru mengkondisikan agar siswa lebih aktif dalam belajarnya, membantu siswa
untuk memahami ide-ide matematis secara benar dan meluruskan pemahaman
siswa yang kurang tepat serta melatih siswa dalam memecahkan masalah. Dengan
pesatnya perkembangan teknologi, persaingan yang semakin ketat, guru
seyogyanya mampu menciptakan sebuah kegiatan pembelajaran yang aktif,
kreatif, menyenangkan, menggunakan teknologi yang tepat dan canggih serta
menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi.
Menyadari pentingnya suatu strategi dan metode pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis
siswa, diperlukan adanya pembelajaran matematika yang dapat membuat siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang
diperkirakan oleh peneliti mampu meningkatkan kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis adalah metode “Guided Discovery”. Metode
Guided Discovery dianggap sebagai salah satu metode pembelajaran yang mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam pembelajaran Guided
Discovery guru hanya bersifat fasilitator, artinya guru membimbing siswa apabila
diperlukan dan bersifat sementara saja. Siswa didorong untuk berpikir sendiri
sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah
disediakan guru. Bimbingan yang diberikan oleh guru bergantung pada
kemampuan dan materi yang dipelajari siswa. Peneliti memilih metode Guided
Discovery karena berkaitan erat dengan indikator kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa. Pembelajaran Guided Discovery berkaitan
erat dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pada
pembelajaran Guided Discovery terdapat tahapan merumuskan masalah,
melakukan kegiatan penemuan, dan mengevaluasi kegiatan penemuan yang
berkaitan erat dengan indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami
masalah, membuat rencana pemecahan, melaksanakan pemecahan, dan
memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Selain itu Guided Discovery juga
berkaitan erat dengan kemampuan pemahaman matematis siswa. Pada
7
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang berkaitan dengan indikator pemahaman yaitu membuktikan kebenaran suatu
konsep. Dengan adanya keterkaitan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Guided Discovery bisa
meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
Sikap seseorang terhadap sesuatu (misalnya terhadap matematika) erat
kaitannya dengan minat. Minat terhadap matematika dalam diri seseorang
merupakan modal utama untuk menumbuhkan keinginan dan memupuk
kesenangan belajar matematika. Tanpa adanya minat yang baik dalam diri
seseorang, akan sulit tercipta suasana belajar yang memadai. Agar siswa berminat
atau tertarik terhadap matematika diantaranya siswa harus dapat melihat
kegunaannya, melihat keindahannya, atau karena matematika menantang. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk menumbuhkan sikap positif terhadap matematika,
pembelajaran matematika harus menyenangkan, mudah dipahami, tidak
menakutkan dan diperlihatkan kegunaannya. Berdasarkan observasi awal
terhadap siswa, ternyata sikap siswa terhadap pembelajaran matematika umumnya
masih kurang. Hal ini bisa dilihat ketika pembelajaran matematika berlangsung
masih banyak siswa yang kurang antusias dan terkesan malas. Ketika diskusi
berlangsung, masih ada siswa yang tidak berpartisipasi dan hanya mengandalkan
salah satu anggota kelompok. Pada umumnya siswa tidak aktif ketika sesi tanya
jawab dalam diskusi dan presentasi kelompok. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini sikap siswa juga dilihat apakah pembelajaran dengan menggunakan metode
Guided Discovery dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. Pada
pembelajaran Guided Discovery siswa belajar secara kelompok. Dengan belajar
kelompok diharapkan siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran
matematika. Selain itu, pada pembelajaran dengan metode Guided Discovery
terdapat tahapan mempresentasikan hasil penemuan. Dengan adanya presentasi
hasil penemuan siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengeluarkan
pendapatnya, sehingga pada akhirnya siswa lebih aktif dan antusias dalam
8
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menganggap metode
Guided Discovery sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Dengan ini peneliti mengajukan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) melalui Metode Guided Discovery”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar
melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery lebih
baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis
siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui
metode Guided Discovery?
3. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery
lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?
4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
melalui metode Guided Discovery?
5. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode Guided
Discovery?
C. Tujuan Penelitian
Dengan berpedoman pada rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara
siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided
9
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa
antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui metode
Guided Discovery.
3. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan matematis antara
siswa yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode Guided
Discovery dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
4. Mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa antara siswa kategori kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui
metode Guided Discovery.
5. Memperoleh gambaran sikap siswa terhadap pembelajaran dengan metode
Guided Discovery.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dalam
pemilihan kegiatan pembelajaran di kelas, khusunya dalam usaha meningkatkan
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematik siswa.
Masukan-masukan itu diantaranya:
1. Bagi siswa
Dengan mengikuti pembelajaran melalui metode Guided Discovery
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa, terutama
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa. Selain itu,
diharapkan siswa lebih aktif antusias ketika pembelajaran matematika
berlangsung.
2. Bagi guru
Dapat dijadikan acuan bagi guru matematika tentang pembelajaran
matematika melalui metode Guided Discovery sebagai alternatif untuk
meningkatkan penguasaan konsep-konsep matematika. Selain itu dapat
memberikan umpan balik kepada guru dalam menyusun suatu rancangan
pembelajaran matematika yang lebih bervariasi dan bermakna.
10
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang metode pembelajaran
serta penerapan dalam situasi proses belajar-mengajar, khususnya metode
Guided Discovery. Sebagai pengalaman bagi peneliti untuk mengembangkan
metode dalam pembelajaran matematika dan dapat dikembangkan lebih lanjut.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah
yang digunakan dan untuk mempermudah peneliti dapat bekerja lebih terarah,
maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut:
1. Metode Guided Discovery
Metode Guided Discovery adalah metode penemuan oleh siswa baik secara
individu maupun kelompok terhadap persoalan matematika yang dihadapinya
dan dipandu/dibimbing oleh guru pada proses pembelajaran melalui tahapan
menjelaskan tujuan/mempersiapkan siswa, orientasi masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan kegiatan penemuan, mempresentasikan hasil kegiatan
penemuan, dan mengevaluasi kegiatan penemuan.
2. Pendekatan Konvensional
Pendekatan konvensional adalah pembelajaran dengan tahapan guru
menjelaskan materi, guru memberikan contoh soal, guru memberikan soal
sejenis untuk dikerjakan oleh siswa dan siswa mengerjakan lembar kerja
siswa.
3. Kemampuan Pemahaman Matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan memahami konsep
yang telah dipelajari yang meliputi kemampuan mengingat dan menerapkan
sesuatu secara rutin (pemahaman mekanikal), kemampuan mencobakan
11
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kasus serupa (pemahaman induktif), kemampuan membuktikan kebenaran
sesuatu (pemahaman rasional).
4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan pemecahan situasi yang
terkait dengan matematika dengan tahapan memahami masalah, membuat
rencana pemecahan, melaksanakan pemecahan dan memeriksa kembali hasil
yang diperoleh.
5. Kemampuan Awal Matematis (KAM)
Kemampuan awal matematis merupakan hasil belajar yang diperoleh sebelum
mendapat kemampuan yang lebih tinggi yang meliputi hasil belajar bangun
datar, bangun ruang sisi datar, dan teorema pythagoras.
6. Sikap (attitude)
Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap metode yang digunakan dalam
pembelajaran yang meliputi sikap siswa terhadap matematika, sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan metode Guided Discovery, dan
sikap siswa terhadap soal-soal kemampuan pemahaman dan pemecahan
27
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan
kualiltatif dan kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang melihat
pengaruh-pengaruh dari variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel yang lain
dalam kondisi yang terkontrol. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pembelajaran matematika
dengan metode Guided discovery, sedangkan variabel terikatnya yaitu
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang
sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan metode
Guided Discovery, pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa pada
materi Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pertimbangan pemilihan materi dilakukan
setelah melakukan survey dan melakukan konsultasi dengan guru bidang studi
matematika serta ketepatan materi tersebut dengan waktu pelaksanaan penelitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol
non-ekivalen (Ruseffendi, 2010:52). Desain penelitian ini dipilih karena
penelitian ini menggunakan kelompok kontrol, adanya dua perlakuan yang
berbeda, dan pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan data yang
ditawarkan oleh pihak sekolah. Tes matematika dilakukan dua kali yaitu sebelum
proses pembelajaran, yang disebut pretes dan sesudah proses pembelajaran, yang
disebut postes. Secara singkat, disain penelitian adalah sebagai berikut:
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas Kontrol : O O
O : Pretes atau Postes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
28
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu X : Perlakuan pembelajaran dengan metode Guided Discovery
Untuk melihat secara lebih mendalam pengaruh penggunaan metode Guided
Discovery terhadap kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis
siswa, maka dalam penelitian ini dilibatkan kategori kemampuan siswa (tinggi,
sedang dan rendah).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX di salah satu SMP di
Kota Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa dari 2 kelas IX yang ditentukan secara purpossive. Pemilihan sampel
tersebut diperoleh berdasarkan pertimbangan guru matematika di sekolah tersebut,
satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi digunakan
sebagai kelas kontrol.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi instrumen
tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes pemahaman dan pemecahan masalah
matematis, sedangkan instrumen non tes terdiri dari skala sikap berbentuk skala
Likert dan lembar observasi.
1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis
Instrumen tes yang digunakan berupa tes soal-soal pemahaman dan
pemecahan masalah matematis. Bahan tes diambil dari materi pelajaran
matematika kelas IX semester 1 dengan mengacu pada KTSP dengan materi
Bangun Ruang Sisi Lengkung. Langkah-langkah penyusunan instrumen tes
meliputi:
1. Membuatan kisi-kisi soal yang mencakup indikator kemampuan yang diukur,
indikator pokok bahasan dan nomor soal.
2. Menyusun soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk
masing- masing butir soal.
29
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 4. Melakukan uji instrumen tes.
5. Menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Jumlah soal pemahaman dalam penelitian ini 5 butir soal. Soal yang
diberikan untuk pretes dan postes sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan yang signifikan dari kemampuan matematis siswa baik
sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Untuk memperoleh
data kemampuan pemahaman matematis siswa, maka dilakukan dengan
menggunakan pedoman penskoran. Pedoman penskoran untuk kemampuan
[image:31.596.114.518.355.722.2]pemahaman matematis disajikan pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis
Indikator Reaksi terhadap soal Skor
Dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana
Tidak ada jawaban 0
Salah dalam menerapkan atau melakukan
perhitungan 1
Sebagian jawaban benar dalam menerapkan
atau melakukan perhitungan 2
Hampir semua jawaban benar dalam
menerapkan atau melakukan perhitungan 3 Benar dalam menerapkan atau melakukan
perhitungan secara lengkap 4
Dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa
Tidak ada jawaban 0
Salah dalam menerapkan konsep pada suatu
kasus sederhana 1
Sebagian jawaban benar dalam menerapkan
konsep pada suatu kasus sederhana 2 Hampir semua jawaban benar dalam
menerapkan konsep pada suatu kasus sederhana 3 Benar dalam menerapkan konsep pada suatu
kasus sederhana secara lengkap 4
Dapat membuktikan kebenaran sesuatu
Tidak ada jawaban 0
Salah dalam membuktikan 1
30
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Indikator Reaksi terhadap soal Skor
Hampir semua jawaban benar dalam
membuktikan 3
Benar dalam membuktikan secara lengkap 4
Jumlah soal pemahaman dalam penelitian ini sebanyak 5 butir soal. Soal
yang diberikan untuk pretes dan postes sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan yang signifikan dari kemampuan matematis siswa baik
sebelum diberi perlakuan maupun setelah diberi perlakuan. Indikator kemampuan
[image:32.596.111.516.116.186.2]pemecahan masalah matematis disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Aspek Pemecahan Masalah yang
Diukur Indikator Pencapaian
Memahami Masalah Mengidentifikasi semua bagian penting permasalahan dengan menuliskan apa yang diketahui, yang ditanyakan, termasuk membuat diagram atau gambar yang jelas untuk menunjukkan pemahaman terhadap ide dan proses masalah.
Menyusun Rencana Pemecahan Masalah
Menyusun rencana penyelesaian dengan memilih strategi (beberapa strategi) yang tepat yang akan mengarahkan penyelesaian yang benar jika tidak ada kesalahan perhitungan. Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Masalah
Menyelesaikan masalah dengan melakukan perhitungan sesuai strategi yang dipilih, memberikan jawaban secara lengkapdan jelas sesuai prosedur, termasuk dengan membuat diagram atau gambar.
[image:32.596.118.516.379.726.2]31
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dibuat dengan mengoreksi yang salah, menguji kebenaran, termasuk membuat penyelesaian dengan strategi lain.
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal.
Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa, maka dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Pedoman
penskoran untuk kemampuan pemahaman matematis disajikan pada tabel 3.3
[image:33.596.113.514.353.731.2]berikut:
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Indikator Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
Dapat memahami masalah
Salah menginterpretasi atau salah sama sekali 0
Salah menginterpretasikan sebagian soal,
mengabaikan kondisi soal 1
Memahami masalah selengkapnya 2
Dapat merencanakan pemecahan
Tidak ada rencana yang relevan 0
Membuat rencana pemecahan yang tidak dapat
dilaksanakan 1
Membuat rencana yang benar tetapi salah dalam
hasil/tidak ada hasil 2
Membuat rencana yang benar tetapi belum
lengkap 3
Membuat rencana sesuai dengan prosedur dan
mengarah pada solusi yang benar 4
Dapat melaksanakan pemecahan
Tidak melakukan perhitungan 0
Melaksanakan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi salah dalam perhitungan
1
Melakukan proses yang benar 2
Dapat memeriksa kembali hasil yang
Tidak ada pemeriksaan atau tidak ada
32
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Indikator Reaksi terhadap soal/ masalah Skor
diperoleh Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas 1
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat
kebenaran hasil dan proses 2
Soal tes yang disusun berbentuk uraian dengan alasan:
a. Melalui tes tipe uraian, maka dapat dilihat proses berpikir dan ketelitian siswa
melalui langkah-langkah penyelesaian soal karena siswa dituntut untuk
menyelesaikan soal secara rinci.
b. Guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, cara
menyelesaikan soal, dan penguasaan siswa terhadap konsep materi yang telah
diajarkan.
c. Guru dapat mengetahui kesulitan serta kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal.
d. Dengan tes tipe uraian, dapat dihindari adanya bias hasil tes. Hal ini
disebabkan karena hasil tes mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.
2. Perhitungan Validitas
Suatu alat evaluasi (instrumen) dikatakan valid bila alat tersebut mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Ruseffendi, 1991). Validitas sebuah
diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Hal yang pertama akan
diperoleh validitas logis (logical validity) atau juga dikenal dengan validitas
teoritik, dan hal kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity).
Sebelum soal tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis diuji coba secara empiris, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
validitas logik atau teoritik yakni validitas isi dan muka yang bertujuan untuk
menentukan kesesuaian antara soal dengan tujuan yang ingin diukur berdasarkan
kisi-kisi soal yang telah dibuat.
33
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Validitas logis untuk sebuah instrumen merujuk pada kondisi bagi sebuah
instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan teori dan ketentuan yang
ada. Validitas logis terdiri atas validitas isi (content validity) dan validitas muka
(face validity). Untuk menguji validitas logis, soal tes kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis rencanya peneliti akan meminta pendapat
kepada beberapa mahasiswa S2, mahasiswa S3, dan guru matematika kemudian
hasilnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
Untuk menguji keterbacaan terhadap soal tes kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis, peneliti juga meminta pendapat dari siswa kelas X
yang sudah mendapatkan materi tentang bangun ruang sisi lengkung. Hasilnya
kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
b) Validitas Empiris (empirical validity)
Validitas empirik adalah validitas yang diperoleh dengan kriteria tertentu.
Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat
evaluasi yang diperoleh melalui perhitungan korelasi produk momen
menggunakan angka kasar (Arikunto, 2008). Rumusnya sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy = Koefisien Validitas
N = Jumlah subyek
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total
Interpretasi mengenai besarnya koefisien validitas dalam penelitian ini
menggunakan ukuran yang dibuat J.P.Guilford (Suherman, 2003) seperti pada
34
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
[image:36.596.169.454.149.283.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Validitas
Koefisien Interpretasi
00 , 1 80
,
0 rxy Sangat tinggi (sangat baik)
80 , 0 60
,
0 rxy Tinggi (baik)
60 , 0 40
,
0 rxy Sedang (cukup)
40 , 0 20
,
0 rxy Rendah (kurang)
20 , 0 00
,
0 rxy Sangat rendah
00 , 0
xy
r Tidak valid
Dengan mengambil taraf signifikan 0,05 sehingga didapat kemungkinan
interpretasi:
a) Jika rhitung rkritis maka korelasi tidak signifikan
b) Jika rhitung rkritis maka korelasi signifikan
Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software
Anates. Hasil Uji validitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
[image:36.596.111.519.524.626.2]matematis siswa disajikan pada tabel 3.5 dan 3.6.
Tabel 3.5
Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa No Butir
Soal
Koefisien
Validitas rtabe l Kriteria Kategori
1 0,893
0,349
Valid Sangat Tinggi
2 0,809 Valid Sangat Tinggi
3 0,810 Valid Sangat Tinggi
4 0,867 Valid Sangat Tinggi
5 0,888 Valid Sangat Tinggi
Tabel 3.6
Data Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
35
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Soal Validitas
1 0,965
0,349
Valid Sangat Tinggi
2 0,963 Valid Sangat Tinggi
3 0,951 Valid Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa koefesien validitas tes
pemahaman matematis butir soal nomor 1 sampai 5 valid dan signifikan pada
alpha 0,05 dengan nilai koefesien validitas butir soal berkisar antara 0,81 sampai
dengan 0,89 yang menunjukkan bahwa validitas butir soal berada pada validitas
sangat tinggi. Sedangkan pada tabel 3.6 untuk tes pemecahan masalah matematis
butir soal 1 sampai 3 dapat diketahui bahwa butir soal valid dan signifikan dengan
nilai koefesien validitas butir soal berkisar antara 0,95 sampai dengan 0,97 yang
menujukkan validitas butir soal berada pada validitas sangat tinggi.
3. Perhitungan Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg) (Suherman, 2003). Rumus
yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas dalam penelitian ini adalah
rumus Alpha (Suherman, 2001: 163). Rumusnya sebagai berikut:
∑
Keterangan:
r11 = Koefisien Reliabilitas
n = Banyak butir soal
∑ = Jumlah varian skor tiap soal = Varians skor total
Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan penalaran dan pemecahan
[image:37.596.110.516.112.172.2]masalah didasarkan pada klasifikasi Guilford (Ruseffendi,1991) sebagai berikut:
36
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya r Tingkat Reliabilitas
Kecil
Rendah Sedang
Tinggi Sangat tinggi
Data hasil uji coba instrumen diolah dengan menggunakan Software Anates.
Dengan menggunakan Software Anates diperoleh reliabilitas untuk tes
kemampuan pemahaman sebesar 0,85 dan untuk kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa sebesar 0,95. Reliabilitas tes kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis siswa termasuk kategori sangat tinggi, artinya
tingkat keajegan dan konsistensi soal-soal tes yang digunakan dalam instrumen
sudah layak untuk mengukur kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008) bahwa suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap.
4. Perhitungan Daya Pembeda
Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan
antara siswa yang pandai (termasuk dalam kelompok unggul) dengan siswa yang
kurang pandai (termasuk kelompok asor). Suatu perangkat alat tes yang baik harus
bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai
karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut. Sehingga
hasil evaluasinya tidak baik semua atau sebaliknya buruk semua, tetapi haruslah
berdistribusi normal, maksudnya siswa yang mendapat nilai baik dan siswa yang
mendapat nilai buruk ada (terwakili) meskipun sedikit, bagian terbesar berada
pada hasil cukup.
Proses penentuan kelompok unggul dan kelompok asor ini adalah
37
Mahmudin, 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN D AN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MELALUI METOD E GUID ED DISCOVERY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
tertinggi sampai dengan skor terendah. Penentuan daya pembeda menggunakan
rumus:
∑ ∑ ∑
Keterangan:
DP = Daya pembeda
∑ = Jumlah skor siswa kelompok atas ∑ = Jumlah skor siswa kelompok bawah
∑ = Jumlah skor ideal seluruh siswa pada butir soal
Daya pembeda uji coba soal kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis didasarkan pada tabel