DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Nabila Awliarahman
NIM
: 21112059
Tempat Tanggal Lahir:
: Bandung, 15 November 1994
Agama
: Islam
Alamat
: Komp. Griya Bandung Asri 1 No. 147, Bandung.
Telp/HP
: 08882032001
: nabilaarh@yahoo.com
Status
: Mahasiswi
Pendidikan Formal
:
Tahun Pendidikan Keterangan
2000- 2006 SD Negeri Cijagra II Bandung Lulus dan Berijazah 2006- 2009 SMP Negeri 13 Bandung Lulus dan Berijazah 2009- 2012 SMA Negeri 22 Bandung Lulus dan Berijazah 2012-2016 Universitas Komputer Indonesia Bandung Lulus dan Berijazah
Pendidikan Non Formal
:
Tahun Pendidikan Keterangan
Pengalaman Organisasi /Magang
:
Tahun Pengalaman Keterangan
2015 Magang di PT. Bio Farma (Persero) Membantu bagian Keuangan (Treasury) 2016 Magang di KPP Pratama Sumedang Membantu dibagian PDI
PENGARUH SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN DAN SURAT
TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode 2011-2015)
THE INFLUENCE OF VAT PERIODIC TAX RETURN AND TAX
COLLECTION LETTER ON VALUE ADDED TAX REVENUE
(Case Study at Tax Service Offices Pratama Sumedang Period 2011-2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempung Program Strata 1
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
oleh :
Nabila Awliarahman
21112059
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatu
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahnya rahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maksud dari penulisan adalah
untuk memenuhi salah satu syarat jenjang pendidikan Strata Satu Program
Studi Akuntansi pada Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam
penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul
“
Pengaruh Surat
Pemberitahuan Masa PPN dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai
”
.
Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan
wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang berguna dan membangun bagi semua pihak, baik bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya untuk waktu yang akan datang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan
saran yang sifatnya membangun guna menjadi pembelajaran kedepannya untuk
penulis agar bisa menjadi lebih baik lagi. Sangat disadari bahwa skripsi ini tak
mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung dari berbagai pihak. Untuk itu penulis bermaksud ingin menyampaikan
iv
selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya
memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Dan terimakasih yang tak terhingga juga kepada:
1.
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2.
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3.
Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4.
Prof. Dr. Hj. Umi Narmimawati, Dra., SE., dan Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si.,
Ak., CA, selaku dosen penguji yang dengan penuh keikhlasan berkenan
meluangkan waktunya untuk menguji dan mengarahkan penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
5.
Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Wali Akuntansi 3
6.
Seluruh Staff dan Karyawan KPP Pratama Sumedang.
7.
Orangtua tercinta yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik
secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayang
yang dapat memberikan semangat kepada penulis.
8.
Adik-adikku M. Faizal Asyari, Fauzie Rachman Ali dan Saskia Tami
Auziawati juga seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan
semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Hizkia Mulki yang telah memberikan pemikiran dan semangatnya kepada
v
10.
Sahabat-sahabat saya Fadly Adam Noor, Astri Pujianti, Magdalena Retno,
Patiana, Martian Miftah dan semuanya yang telah memberikan semangatnya
kepada saya.
11.
Seluruh teman Akuntansi-3 UNIKOM angkatan 2012.
12.
Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung ataupun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian
skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT, membalas kebaikan semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini, dan semoga bermanfaat dan memberikan
pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya. Aamiin yaAllah YaRabbalAlamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
.
Bandung, Agustus 2016
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...
ABSTRACT ...
i
ABSTRAK ...
ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.4.1 Maksud Penelitian... 5
1.4.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Kegunaan Penelitian ... 6
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 6
1.5.2 Kegunaan Akademis ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ...
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Surat Pemberitahuan Masa PPN
...
8
2.1.1.1 Pengertian Surat Pemberitahuan Masa PPN
...
8
vii
2.1.1.3 Pelaporan dan Penyampaian SPT... 10
2.1.1.4 Indikator Surat Pemberitahuan Masa PPN ... 12
2.1.2 Surat Tagihan Pajak
...
12
2.1.2.1 Pengertian Surat Tagihan Pajak
...
12
2.1.2.2 Fungsi Surat Tagihan Pajak
...
13
2.1.2.3 Penerbitan Surat Tagihan Pajak ... 14
2.1.2.4 Indikator Surat Tagihan Pajak ... 14
2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
...
15
2.1.3.1 Pengertian Pajak ... 15
2.1.3.2 Pengertian Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 16
2.1.3.3 Karakteristik Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 17
2.1.3.4 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
...
18
2.2 Kerangka Pemikiran ... 19
2.2.1 Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN Terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai
20
2.2.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak
Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai ... 21
2.3 Hipotesis ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan ... 24
3.2 Operasionalisasi Variabel... 25
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.3.1 Sumber Data ... 28
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.4 Populasi, Sample dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 31
3.4.1 Populasi ... 31
3.4.2 Penarikan Sample ... 31
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
viii
3.4.3.2 Waktu Penelitian... 32
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.6 Rancangan Analisis ... 37
3.6.1 Rancangan Analisis ... 37
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 42
BAB IV HASIL ANALISIS DAN ANALISIS ... 44
4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.1.1 Hasil Analisis Deskripsi ... 44
4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ... 56
4.1.2.1 Hasil Asumsi Klasik ... 56
4.1.2.2 Analisis Regresi Berganda ... 61
4.1.2.3 Pengaruh SPT masa PPN Terhadap Penerimaan PPN 62
4.1.2.4 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan
PPN ... 64
4.2 Pembahasan ... 66
4.2.1.1 Pengaruh SPT masa PPN Terhadap Penerimaan PPN ... 66
4.2.1.2 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan PPN . 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Saran ... 72
5.2.1 Saran Operasional ... 72
5.2.2 Saran Akademis ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, Amin Dara dan Icuk Rangga Bawono. 2014.
Perpajakan: Konsep,
Aplikasi,Contoh, dan Studi Kasus.
Jakarta : Penerbit Salemba.
Agus Suharsono. 2011
Ketentuan Umum Perpajakan
. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ahmad Prayudi. 2011. PENGARUH SURAT PEMBERITAHUAN MASA
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI. Jurnal
MANDIRI ISSN : 1907
–
4158.
Andi Supangat. 2010.
Statistik Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Arif Nurokhman. 2013. Analisis Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan SPT
Masa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada KPP Pratama
Semarang Gayamsari
Bambang Brodjonegoro. 2016.
Perusahaan Asing Tak Bayar Pajak Negara Rugi Rp.
500 Triliun.
Diakses pada 1 April 2016, dari :
http://katadata.co.id/berita/2016/03/22/2000-perusahaan-asing-tak-bayar-pajak-negara-rugi-rp-500-triliun
Budi Santoso. 2016.
Dongkrak Setoran Petugas Pajak di Jatim Akan Buru Aset Wajib
Pajak Bandel.
Diakses pada 5 April 2016, dari :
http://finansial.bisnis.com/read/20160405/10/534822/dongkrak-setoran-petugas-pajak-di-jatim-akan-buru-aset-wajib-pajak-bandel
Chairil Anwar Pohan. 2014
. Pembahasan Komprehensif Pengantar Perpajakan:
Teori dan Konsep Hukum Pajak
. Bogor: Mitra Wacana Media.
Christina Trimanda. 2013. Pengaruh SPT dan SSP terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai pada KPP Pratama Palembang Seberang Ulu.
Damodar N Gujarati. 2003.
Ekonomika Dasar.
Terjemahan: Sumarno Zain. Jakarta:
Erlangga.
Damodar N. Gujarati and Dawn C. Porter. 2012.
Dasar
–
dasar Ekonometrika
. Jakarta:
Salemba Empat
75
Deni Darmawan. 2013.
Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Diana Sari. 2013.
Konsep Dasar Perpajakan.
Bandung : PT Refika Adimata.
Diaz Priantara. 2012.
Perpajakan Indonesia.
Bekasi : Mitra Wacana Media.
Djoko Mulyono 2010.
Panduan Brevet Pajak.
Yogyakarta: Andi.
Djoko Mulyono dan Baruni Wicaksono. 2009.
Akuntansi Pajak Lanjutan
. Yogyakarta
: Andi.
Edi Slamet Irianto. 2013.
I Love Pajak
. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo.
Edi Slamet Irianto. 2013.
Pajak Undercover
. Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo.
Erly Suandy. 2011.
Perencanaan Pajak (Edisi 5).
Jakarta : Salemba Empat.
Ferra Pujianty. 2015.
Rahasia Cepat Menguasai Laporan Keuangan KhususUntuk
Perpajakan dan UKM
. Jakarta: Lembar Pustaka Indonesia.
Gustian Djuanda dan Irwansyah Lubis. 2011.
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Barang Mewah.
Jakarta: Gramedia.
Haula Rosdiana dan Edi Slamet Irianto. 2011.
Pengantar Ilmu Pajak: Kebijakan dan
Implementasi di Indonesia.
Jakarta: Rajawali Pers.
Husein Umar. 2011.
Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis
(Edisi 2).
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto. 2011.
Penagihan Pajak (Pajak Pusat dan
Pajak Daerah).
Ghalia Indonesia
Ika Nursanti Dan Yazid Yud Padmono. 2013.
PENGARUH SELF ASSESSMENT
SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1
Nomor 1, Januari 2013.
Imam Ghozali. 2011.
Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
76
Kresna Yohanes. 2014.
Pengaruh Self Assesment dan Surat Tagihan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Madya Bekasi
.
Mardiasmo. 2011.
Perpajakan (Edisi Revisi).
Yogyakarta : Andi.
Nadian Kusuma. 2015.
Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Surat Tagihan Pajak, dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25
Orang Pribadi Tahun 2008-2014 Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Malang Utara.
Nanang Martono. 2014.
Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder.
Jakarta: Rajawali Pers.
Nufransa Wira Sakti dan Asrul Hidayat. 2015.
E-Faktur: Mudah dan Cepat.
Jakarta:
Visimedia.
Nufransa Wira Sakti. 2014.
Buku Pintar Pajak E-Commerce
. Jakarta: Visimedia.
Radityo Yughie. 2015. Pengaruh Self Assesment dan Surat Tagihan Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada KPP Madya Bekasi.
Rimsky K.Judisseno. 2015.
Perpajakan (Edisi Revisi).
Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Rismawati Sudirman dan Antong Amiruddin. 2015.
Perpajakan Pendekatan Teori
dan Praktek
. Malang: Empatdua Media.
Rizky Yuslam. 2015.
Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap
Efektivitas Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Surakarta).
Silvia Nurcholivah. 2015.
Pengaruh Self Assesment System terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Jambi
.
Singgih Santoso. 2014.
Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi
. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Siti Kurnia Rahayu. 2010
Perpajakan Indonesia
. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siti Kurnia dan Ely Suhayati
. 2010. Perpajakan : Teori dan Teknis. Perhitungan.
Yogyakarta:Graha Ilmu.
77
Soemarso. 2011.
Perpajakan: Pendekatan Komprehensif
. Jakarta: Salemba Empat.
Suharsimi Arikanto.2013.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2012.
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2013.
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014.
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015.
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D
. Bandung:
Alfabeta.
Supramono & Theresia. 2015.
Perpajakan Indonesia
. Yogyakarta: Andi.
Supriyati. 2011.
Metodologi Penelitian.
Bandung: Labkat Press
.
Timbul H. Simanjuntak dan Imam Mukhlis. 2012.
Dimensi Ekonomi Perpajakan
dalam Pembangunan Ekonomi
. Jakarta: Penerbit Raih Asa Sukses.
Tintin Verigawati. 2011. Hubungan Antara Penerbitan Surat Tagihan Pajak dengan
Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Ilir Timur Palembang.
Jurnal Ekonomi
dan Informasi Akuntansi Vol.1 No.3.
Tony Masyahrul. 2011.
Pengatar Perpajakan
. Jakarta: Grasindo.
Tony Wijaya. 2013. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Ulber Silalahi. 2012.
Metode Penelitian Sosial
. Bandung: PT. Refika Aditama.
Uma Sekaran. 2011.
Research Methods for business Edisi 1 and 2
. Jakarta: Salemba
Empat.
Umi Narimawati. 2010.
Penulisan Karya Ilmiah
. Jakarta: Penerbit Genesis.
78
Waluyo. 2011.
Perpajakan Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Yessy Izzatun Rizky. 2014.
Pengaruh PKP Terdaftar, SSP PPN, SPT MASA PPN,
STP PPN,dan Inflasi, Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
.
Yoyok Satiotomo. 2016.
Pengemplang Pajak Rp.1,9M Ditangkap.
Diakses pada
4
April 2016, dari:
http://economy.okezone.com/read/2016/03/31/20/1350284/pengemplang-pajak-rp1-9-m-ditangkap
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah,
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka
diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan
dalam penelitian. Adapun kajian pustaka pada penelitian ini meliputi konsep mengenai
kompetensi Surat Pemberitahuan Masa PPN, Surat Tagihan Pajak dan Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai.
2.1.1 Surat Pemberitahuan Masa PPN
2.1.1.1 Pengertian Surat Pemberitahuan Masa PPN
Definisi surat pemberitahuan menurut Suparmono dan Theresia (2015:24)
adalah sebagai berikut
“
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, juga harta dan kewajiban menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
”
Sedangkan menurut Siti Kurnia dan Ely Suhayati (2010:44) adalah sebagai
berikut:
“
SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
9
Dan pengertian dari SPT Masa PPN itu sendiri menurut Yustinus, dkk.
(2011:40) mengemukakan bahwa:
“
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai adalah surat yang
digunakan oleh pengusaha kena pajak (PKP) untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPnBM yang
sebenarnya terutang.
.”
Jadi dapat dikatakan bahwa Surat Pemberitahuan Masa PPN adalah surat yang
oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak
yang terutang dalam masa pajak dan sebagai sarana bagi pengusaha kena pajak untuk
melaporkan dan mempertanggung-jawabkan perhitungan jumlah pajak pertambahan
nilai yang sebenarnya terutang.
Menurut Suparmono dan Theresia (2015:178) terdapat dua macam Surat
Pemberitahuan (SPT), yaitu :
a. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk perhitungan atau
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak (satu bulan takwim)
atau pada suatu saat. Dan SPT Masa terdiri dari SPT Masa PPh, SPT Masa PPN
dan PPnBM.
b. SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk perhitungan
atau pembayaranpajak yang terutang dalam suatu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak. SPT Tahunan terdiri dari SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
2.1.1.2 Fungsi Surat Pemberitahuan Masa PPN.
Menurut Diana Sari (2013: 12) Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) harus
disampaikan selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir masa pajak. Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai berfungsi bagi Pengusaha Kena Pajak
10
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang
dan untuk melaporkan tentang:
a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau
melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;
c. Bagi pemotong atau pemungut pajak fungsinya sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang dipungut atau
dipotong.
2.1.1.3 Prosedur pelaporan dan penyelesaian SPT
Menurut (Ahmad Prayudi, 2010:7) prosedur pelaporan dan penyelesaian
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak dapat mengambil sendiri Surat Pemberitahuan (SPT) di tempat
yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak atau mengambil dengan
cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan. Wajib Pajak juga dapat mengambil Surat
Pemberitahuan (SPT) dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs
Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh formulir Surat Pemberitahuan
(SPT) tersebut.
2. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar,
lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, huruf Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta
menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak.
11
4. Penandatanganan Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan secara biasa,
dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang
semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.
5. Bukti-bukti yang harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan (SPT),
antara lain :
a.
Untuk Wajib Pajak yang mengadakan pembukuan: Laporan Keuangan
berupa neraca dan laporan rugi laba serta keterangan-keterangan lain yang
diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.
b. Untuk SPT Masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah Dasar
Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
c. Untuk Wajib Pajak yang menggunakan norma perhitungan: Perhitungan
jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan laporan bulanan yang harus
disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak meskipun Nihil, mengenai penghitungan
Pajak Masukan yang berasal dari pembelian Barang Kena Pajak atau penerimaan Jasa
Kena Pajak, Pajak Keluaran yang berasal dari penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa
Kena Pajak dan penyetoran pajak/kompensasi.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) harus disampaikan selambat-lambatnya
20 hari setelah akhir Masa Pajak. Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan Masa serta
keterangan dan dokumen yang harus dilampirkan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak.
Apabila SPT Masa tidak atau tidak sepenuhnya dilampiri dengan keterangan
dan dokumen yang telah ditetapkan, maka Surat Pemberitahuan Masa tersebut
12
langsung ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak (KPP) atau dikirimkan melalui PT. Pos
Indonesia secara tercatat atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) PPN.
2.1.1.4 Indikator Surat Pemberitahuan Masa PPN
Indikator SPT masa PPN dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran
dari
Edi Irianto (2013:232) yang mengatakan bahwa:
“C
ara melaporkan pajak adalah dengan melaporkan Surat Pemberitahuan oleh
wajib pajak, dengan dua jenis Surat Pemberitahuan yaitu, SPT Masa dan SPT
Tahunan”
Indikator SPT masa PPN dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran
dari menurut Ferra Pujiyanti (2015:43) dalam bukunya yang menyatakan:
“
PPN dan PPnBM yang terutang dihitung sendiri oleh PKP harus dilaporkan
dalam SPT Masa dan disampaikan kepada KPP setempat, selambat-lambatnya
20hari setelah masa pajak berakhir
”
Dari hasil pemikiran diatas maka indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh
surat pemberitahuan masa PPN adalah dengan mengetahui besarnya jumlah SPT Masa
PPN yang dilaporkan dapat dilihat dari laporan Surat Pemberitahuan Masa.
2.1.2 Surat Tagihan Pajak
2.1.2.1 Pengertian Surat Tagihan Pajak
13
sebagai suatu koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib
Pajak
”
Dan menurut Djoko Mulyono dan Baruni Wicaksono (2009:273) definisi surat
tagihan pajak adalah.:
“S
urat yang diterbitkan oleh DJP beserta jajarannya sebagai fiskus dengan cara
dilakukan penelitian atau pemeriksaanterhadap kewajiban yag harus dilakukan
oleh wajib pajak atas pokok atau sanksi yang berkaitan dengan kewajiban yang
belum dilakukan secara benar”.
Adapun definisi surat tagihan pajak menurut Rimsky K (2015:382) yaitu
sebagai berikut:
“Surat Tagihan pajak adalah
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
”
Jadi dapat dikatakan
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda yang diterbitkan oleh
DJP dikarenakan kewajiban yang belum dilakukan benar oleh wajib pajak.
2.1.2.2 Fungsi Surat Tagihan Pajak
Menurut Tony Marsyahrul (2011:51) fungsi dari Surat Tagihan Pajak adalah:
1.
Sebagai suatu koreksi atas jumlah pajak terutang menrut SPT Wajib Pajak
Artinya, jika pajak tahun berjalan yang tidak atau kurang bayar/ disetor
ataupun kekurangan pembayaran/penyetoran pajak, akibat salah tulis atau
salah hitung dalam surat pemberitahuan.
2.
Sebagai sarana dalam mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau
denda kepada wajib pajak
Artinya, sanksi administrasi berupa denda Rp. 50.000 untuk SPT masa dan RP.
100.000 Untuk SPT Tahunan jika wajib pajak tidak atau terlambat
menyerahkan SPTnya; Sanksi administrasi berupa bunga itu dalam hal wajib
pajak membetulkan sendiri SPTnya apabila wajib pajak terlambat atau tuidak
membayar pajak yang sudah jatuh tempo pembayarannya.
14
Artinya, karena surat tagihan pajak kekuatan hukumnya sama dengan surat
ketetapan pajak sehingga dalam hal penagihannyadapat juga dilakukan dengan
surat paksa.
2.1.2.3 Penerbitan Surat Tagihan Pajak
Menurut Rismawati dan Antong (2015: 38) Surat Tagihan Pajak diterbitkan
apabila:
1) Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidakdibayar atau kurang bayar
2) Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga.
3) Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN tapi tidak melaporkan
kegiatan usahanya untuk dikukuhkan saebagai PKP.
4) Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP tetapi telah membuat faktur
pajak atau pengusaha yang dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat atau
mengisi faktur pajak secara lengkap.
2.1.2.4 Indikator Surat Tagihan Pajak
Sedangkan Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:186) yang dijadikan sebagai
dasar penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak (STP). Pengertian surat tagihan
pajak sebagai berikut:
“Surat tagihan pajak adalah untuk melakukan tagihan pajak ata
u sanksi
administrasi berupa bunga atau denda”.
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:186)
yang dijadikan sebagai dasar
penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak (STP)
“Jumlah Surat Tagihan Pajak (STP) mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan Surat Ketetapan Pajak dalam penagihan pajak yang tercantum dalam
15
Dari hasil pemikiran diatas maka indikator yang digunakan untuk mengukur
pengaruh surat tagihan pajak adalah dengan mengetahui besarnya jumlah Surat
Tagihan Pajak yang diterbitkan dapat dilihat dari laporan Surat Tagihan Pajak.
2.1.3 Penerimaan Pajak Pertmbahan Nilai
2.1.3.1 Pengertian Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut:
“
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
”
Pengertian pajak menurut P.J.A. Adriani yang dikutip Waluyo (2011:18),
adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada kas Negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk,
dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan”.
Sedangkan menurut M.J.H. Smeets yang dikutip Erly Suandy (2011:2),
pengertian pajak adalah sebagai berikut:
“Pajak ad
alah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual,
maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pajak
perundang-16
undangan yang tidak mendapatkan timbal balik (kontraprestasi) secara langsung, untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
Menurut Mardiasmo (2011:1), Pajak merupakan sumber penerimaan Negara
yang mempunyai dua fungsi yaitu :
1)
Fungsi anggaran (
budgetair
) sebagai sumber dana bagi pemerintah, untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2)
Fungsi mengatur (
regulerend
) sebagai alat pengatur atau melaksanakan
pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.
2.1.3.2 Pengertian Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Nufransa Wira Sakti dan Asrul Hidayat (2015:17) Penerimaan Pajak
adalah senagai berikut:
“Penerimaan pajak adalah semua
penerimaan Negara yang berasal dari pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah,
pajak bumi dan bangungan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, cukai,
dan pajak lainya.”
Sedangkan menirut Timbul H dan Mukhlis Imam (2012:28) definisi dari
Penerimaan Pajak sebagai berikut:
“P
enerimaan pajak merupakan salah satu sumber pemasukan bagi negara dan
merupakan komponen penting dalam rangka kemandirian pembiayaan dan
pembangunan bagi negara.
”
Dan menurut Rismawati dan Antong (2015:276) pengertian Pajak Pertambahan
Nilai itu sendiri adalah :
17
Berdasarkan ketiga pengertian diatas maka dapat dikatakan penerimaan pajak
pertambahan nilai adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak atas
konsumsi barang atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean dalam penjualan ataupun
penyerahan barang yang telah adiolah atau diproses sehingga dari sifat aslinya menjadi
barang baru yang bertambah nilai ataupun daya gunanya.
2.1.3.3 Karakteristik Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Siti Resmi (2012:3) Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a.Pajak Tidak Langsung
Secara ekonomis beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain Tanggung
jawab pembayaran pajak yang terutang berada pada pihak yang menyerahkan
barang atau jasa, sedangkan pihak yang menanggung beban pajak berada pada
penanggung
b.Pajak Objektif
Timbulnya kewajiban membayar pajak sangat ditentukan oleh adanya objek
pajak. Kondisi subjektif subjek pajak tidak dipertimbangkan.
c.Multistage Tax
PPN dikenakan secara bertahap pada setiap mata rantai jalur produksi dan
distribusi (dari pabrikan sampai ke pritel).
d.Nonkomulatif
PPN tidak bersifat komulatif (nonkomulatif) meskipun memiliki karakteristik
multistage tax karena PPN mengenal adanya mekanisme pengkreditan Pajak
Masukan. Oleh karena itu, PPN yang dibayar bukan unsur dari harga pokok
barang dan jasa.
e.Tarif Tunggal
PPN di Indonesia hanya mengenal satu jenis tariff yaitu 10% (sepuluh persen)
untuk penyerahan dalam negri dan 0% (nol persen) untuk ekspor Barang Kena
Pajak.
f.Credit Method/Invoice Method/Indirect Substruction Method
18
dibayar pada saat pembelian barang atau penerimaan jasa yang disebut Pajak
Masukan (input tax).
g.Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri
Atas impor Barang Kena Pajak dikenakan PPN sedangkan atas ekspor Barang
Kena Pajak tidak dikenakan PPN. Prinsip ini menggunakan prinsip tempat
tujuan (destination principle), yaitu pajak dikenakan ditempat barang atau jasa
akan dikonsumsi.
h.Consumtion Type Value Added Tax (VAT)
Dalam PPN di Indonesia, Pajak Masukan atas pembelian dan pemeliharaan
barang modal dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang dipungut atas
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak.
2.1.3.4
Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Indikator penerimaan pajak pertambahan nilai dalam penelitian ini
menggunakan dasar pemikiran dari
Suparmono dan Theresia (2015:1) mengugkapakan
bahwa:
“N
aik turunnya penerimaan pajak dapat dilihat dari realisasi penerimaan
pajak.
”
Indikator penerimaan pajak dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran
dari Haula Rosdiana dan Edi Irianto (2011:1) berkata bahwa:
“E
fektifnya pencapaian target dan realisasi penerimaan pajak akan sangat
mempengaruhi penerimaan negara.
”
Dari hasil pemikiran diatas maka indikator yang digunakan untuk mengukur
pengaruh Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai adalah dengan Besarnya jumlah
19
2.2
Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2013:93), menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Maka dibawah ini adalah kerangka
[image:29.612.113.522.270.711.2]pemikiran yang saya buat:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1.
Silvia Nurcholivah
(2015)
Pengaruh Self
Assesment System
terhadap
Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
di KPP Pratama
Jambi
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh menyatakan bahwa SPT
Masa PPN yang dilaporkan
berpengaruh positif
Penerimaan PPN di KPP
Pratama Jambi
2.
Christina
Trimanda (2013)
Pengaruh SPT dan
SSP terhadap
Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
pada KPP Pratama
Palembang
Seberang Ulu
Hasil penelitian menyatakan
bahwa variabel jumlah SPT
Masa PPN yang dilaporkan
memiliki pengaruh yang positif
terhadap Penerimaan PPN
3.
Kresna Y (2014)
Pengaruh Self
Assesment System
dan Surat Tagihan
Pajak terhadap
Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
Dan variabel jumlah SPT Masa
PPN tidak berpengaruh
terhadap Penerimaan PPN dan
Surat Tagihan Pajak
berpengaruh negatif terhadap
Penerimaan PPN
4.
Tintin Verigawati
(2011)
Hubungan antara
Penerbitan Surat
Tagihan Pajak
dengan
Penerimaan Pajak
pada KPP Pratama
Ilir Timur
Palembang
Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa hubungan
korelasional negative yang
signifikan antara penerbitan
surat tagihan pajak dengan
penerimaan pajak. Artinya
semakin banyak surat tagihan
20
penerimaan pajaknya menjadi
kecil, tapi bila sedikit jumlah
penerbitan surat tagihan pajak,
maka jumlah penerimaan
pajaknya besar,
5.
Radityo Yughie
(2015)
Pengaruh Self
Assesment dan
Surat Tagihan
Pajak Terhadap
Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
Pada KPP Madya
Bekasi
Hasil diperoleh bahwa secara
parsial SPT masa PPN
berpengaruh positif terhadap
Penerimaan PPN dan STP PPN
tidak berpengaruh terhadap
Penerimaan PPN
2.2.1 Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
Menurut Djuanda dan Irwansyah Lubis (2011:57) mengemukakan bahwa:
“
Setiap wajib pajak (PKP) yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT
Masa PPN dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada penerimaan negara
.”
Dengan kata lain, dengan wajib pajak harus melaporkan SPT masa PPN secara
benar, agar tidak menimbulkan kerugian dan secara langsung akan meningkatkan
penerimaan PPN.
2.2.2 Pengaruh
Surat
Tagihan
Pajak
Terhadap
Penerimaan
Pajak
Pertambahan Nilai
Menurut Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto (2011:139)
“P
enagihan pajak mempunyai fungsi dalam mengamankan penerimaan negara.
21
terhadap penerimaan negara. Oleh karena itu, tindakan penagihan pajak dengan
surat tagihan pajak harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk menjaga
penerimaan negara.
”
Adapun menurut Chairil Anwar Pohan (2014: 168)
“
Salah satu ujung tombak dari penerimaan pajak adalah hasil dari penagihan
pajak yang dilakukan oleh aparat seksi penagihan pajak dengan surat tagihan
pajak maupun dengan surat paksa.
”
Dengan kata lain, dengan dilakukannya tindakan penagihan pajak oleh fiskus
dengan mengeluarkan surat tagihan pajak, wajib pajak harus membayar pajak yang
terutang dan secara langsung akan meningkatkan penerimaan PPN.
Berdasarkan uruian diatas, Penulis menuangkan kerangka pemikirannya
22
Gambar 2.1
Paradigma Pemikiran
2.3
Hipotesis
Setelah adanya kerangka pemikiran, maka diperlukannya suatu pengujian
hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2013:64), menyatakan bahwa pengertian hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
Surat Tagihan Pajak (X2)
1. Jumlah Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y)
1. Jumlah realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Surat Pemberitahuan Masa PPN
(X1)
1. Jumlah Surat Pemberitahuan Masa PPN yang dilaporkan
Djuanda dan Irwansyah Lubis (2011:57) Silvia N (2015)
Christina Trimanda (2013) Kresna Y (2014)
Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto (2011:139).
Chairil Anwar (2014:168) Tintin Verigawati (2011) JENIUS VOL 1
NO.3
23
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.
Sedangkan hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:7), menyatakan bahwa
“H
ipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya
dalam suatu analisis statistik.”
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara yang
diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diuji dan merupakan jawaban sementara
dari rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mencoba merumuskan
hipotesis sebagai kesimpulan sementara sebagai berikut:
H1: Surat Pemberitahuan Masa PPN
berpengaruh terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai
H2: Surat Tagihan Pajak
berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak
1
PENGARUH SURAT PEMBERITAHUAN MASA PPN DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode 2011-2015)
THE INFLUENCE OF VAT PERIODIC TAX RETURN AND TAX COLLECTION LETTER ON VALUE ADDED TAX REVENUE
(CaseStudy at Tax Service Offices Pratama Sumedang Period 2011-2015)
Pembimbing:
Lilis Puspitawati,SE.,M.Si.,Ak,CA
Oleh:
Nabila Awliarahman
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Email: nabilaarh@yahoo.com
ABSTRACT
This research was conducted on Tax Service Office Pratama Sumedang, a VAT periodic tax return and tax collection letter is one of the factors that affect the acceptance of the value added tax revenue. A phenomenon that occurs in the study on when quantity of VAT periodic tax return is increase but value-added tax revenue is coming down and when the tax collection letter is increase its doesn’t work to value-added tax revenue following to up.
The purpose of this study was to determine the influence of the notice period of the VAT periodic tax return and tax collection letter on Tax Service Office Pratama Sumedang. In this research using descriptive and verification method with quantitative approach. The test statistic used is multiple linear regression analysis, correlation analysis and analysis of the determinant coefficient.
The population in this study is the amount of the VAT periodic tax return was reported, the amount of tax collection letter and the amount of value added tax revenue on Tax Service Office Pratama Sumedang period 2011-2015. And the sampling using saturation sampling technique where all the population sampled.
The results of this study partially show the positive influence of the VAT periodic tax return on VAT revenue and the positive influence of tax collection letter on VAT revenue.
Keywords: VAT Periodic Tax Return, Tax Collection Letter, Value Added Tax Revenue
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
pelaksanaan pemerintah di negara manapun hanya dapat dilaksanakan dengan adanya unsur pendukung yaitu tersedianya dana, guna pembiayaan fungsi pemerintah secara optimal (Siti Kurnia Rahayu, 2010:52). Sumber dana tersebut salah satunya dari pajak, hasil penjualan barang dan jasa oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang dan sebagainya penerimaan negara terdiri atas penerimaan pajak dan bukan pajak (Siti Kurnia Rahayu, 2010:53).
Peranan pajak dalam penerimaan negara semakin besar terbukti dari adanya penerimaan yang berasal dari pajak hampir mencapai 80% yang membawa konsekuensi realisasi penerimaan negara sangat bergantung pada penerimaan dari sektor pajak (Supramono dan Theresia Woro Damayanti, 2015:1).
Dalam penerapan sistem akuntansi berkomputer, kualitas pengguna harus diselaraskan dengan sistem yang akan diterapkan. Dengan demikian, sistem tersebut dapat berjalan secara efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan (Lilis Puspitawati, 2010:251).
Di Indonesia pajak memiliki lembaga berdasarkan pemungutannya yaitu ada pajak daerah dan pajak pusat. Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat untuk membiayai pen gerluaran negara. Salah satunya pajak pusat yang dipungut oleh negara adalah Pajak Pertambahan Nilai (Rismawati dan Antong 2015:276).
Dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pajak yang dipungut yaitu pajak atas konsumsi dalam negeri artinya hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikonsumsi didalam Daerah Pabean Republik Indonesia. Apabila barang atau jasa itu akan dikonsumsi di luar negeri, tidak dikenakan PPN di Indonesia. Ini sesuai dengan prinsip tempat yang digunakan dalam pengenaan PPN yaitu PPN dikenakan di tempat tujuan barang atau jasa akan dikonsumsi (Untung Sukardji, 2015:12).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak pertambahan nilai salah satunya adalah dari SPT Masa PPN yang dilaporkan oleh wajib pajak karena penerimaan pajak pertambahan nilai yang terutang oleh wajib pajak bisa dilihat dari surat pemberitahuan yang diserahkan kepada KPP setempat. Salah satunya yaitu dari SPT Masa PPN yang diberikan, SPT Masa PPN adalah sarana bagi pengusaha kena pajak untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan perhitungan jumlah pajak pertambahan nilai yang sebenarnya (Rimsky K, 2015:66).
Dan demikian dengan Surat Tagihan Pajak, Direktorat Jendral Pajak menerbitkan Surat Tagihan Pajak bagi wajib pajak yang belum benar membayar jumlah pajak terutangnya. Sesuai definisnya Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda (Agus Suharsono, 2011:164) dan juga sesuai fungsi dari Surat Tagihan Pajak yaitu sebagai suatu koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT wajib pajak (Rismawati dan Antong, 2015: 39).
Adapun menurut Silvia N (2015) yang menunjukan bahwa secara variabel SPT Masa PPN memiliki pengaruh positif terhadap Penerimaan PPN. Namun menurut Yessy Izzatun (2014) hasil pengujian secara parsial membuktikan SPT masa PPN tidak berpengaruh terhadap penerimaan PPN. Dan menurut Dedy Setya (2014) menunjukan bahwa STP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan, namun menurut Nadian K (2015) STP berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak.
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN dan Surat Tagihan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Penelitian pada KPP Pratama Sumedang Periode
2011-2015”
1.2 Rumusan Masalah
Penulis akan mengambil beberapa rumusan masalah yang akan diteliti didasarkan atas pembahasan diatas, rumusan masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
3
2. Seberapa besar pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan penelitian masalah yang telah dirumuskan di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan dengan maksud mendapatkan data yang akurat dan relevan berkaitan dengan Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN dan Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada Surat Pemberitahuan Masa PPN, Surat Tagihan Pajak dan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan maka fenomena penerimaan pajak pertambahan nilai dapat dipengaruhi melalui Surat Pemberitahuan Masa PPN dan Surat Tagihan Pajak.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Surat Pemberitahuan Masa PPN
Pengertian dari SPT Masa PPN menurut Yustinus, dkk. (2011:40) mengemukakan bahwa:
“Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai adalah surat yang digunakan oleh pengusaha kena pajak (PKP) untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang”
Dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari menurut Ferra Pujiyanti (2015:43) dalam bukunya yang menyatakan:
“PPN dan PPnBM yang terutang dihitung sendiri oleh PKP harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada KPP setempat, selambat-lambatnya 20hari setelah masa pajak berakhir”
2.1.2 Surat Tagihan Pajak
Pengertian surat tagihan pajak menurut Rismawati dan Antong (2015: 38) adalah: “Surat Tagihan Pajak adalah surat yang dilakukan untuk melakukan penagihan pajak atau sanksi administrasi dan menegaskan bahwa surat tagihan pajak sebagai suatu koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak”.
4
“Jumlah Surat Tagihan Pajak (STP) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak dalam penagihan pajak yang tercantum dalam STP, dapat juga dilakukan penagihan dengan Surat Paksa (UU No. 19/ 1990)”.
2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Timbul H dan Mukhlis Imam (2012:28) definisi penerimaan pajak adalah : “Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber pemasukan bagi negara dan merupakan komponen penting dalam rangka kemandirian pembiayaan dan pembangunan bagi negara.”
Dan menurut Rismawati dan Antong (2015:276) pengertian pajak pertambahan nilai itu sendiri adalah :
“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean. Penjualan atau penyerahan barang yang telah diolah atau diproses sehingga dari sifat atau bentuk aslinya menjadi barang baru yang bertambah nilai atau daya gunanya dikenakan PPN.”
Dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran dari Haula Rosdiana dan Edi Irianto (2011:1) berkata bahwa:
“Efektifnya pencapaian target dan realisasi penerimaan pajak akan sangat mempengaruhi penerimaan negara.”
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
Menurut Djuanda dan Irwansyah Lubis (2011:57) mengemukakan bahwa:
“Setiap wajib pajak (PKP) yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT Masa PPN dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada penerimaan negara.”
2.2.2 Pengaruh Surat Tagihan PajakTerhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Menurut Chairil Anwar Pohan (2014: 168) mengemukakan bahwa:
“Salah satu ujung tombak dari penerimaan pajak adalah hasil dari penagihan pajak yang dilakukan oleh aparat seksi penagihan pajak dengan surat tagihan pajak maupun dengan surat paksa.”
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai kesimpulan sementara sebagai berikut:
H1: Surat Pemberitahuan Masa PPN berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
H2: Surat Tagihan Pajakberpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
5
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian.”
Metode verifikatif menurut Sugiyono (2015:13) menjelaskan bahwa:
“Metode verivikatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
3.2 Operasinalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati (2010:31) , operasionalisasi variable adalah sebagai berikut : “Operasionalisasi variabel adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Kemudian Suharsimi Arikunto (2013:164) menjelaskan bahwa pemecahan variabel menjadi sub-variabel disebut dengan kategorisasi, yaitu memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori-kategori yang tadi dijelaskan bisa diartikan sebagai indikator. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, dapat dikatakan bahwa operasionalisasi variabel yaitu suatu cara untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi variabel menjadi sub-variabel yang bisa dijadikan sebagai indikator dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
1. Variabel Independen (X1)
Menurut Deni Darmawan (2013:109) variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independent X1 dalam penelitian ini adalah surat
pemberitahuan masa PPN yang diukur dari jumlah SPT masa PPN yang dilaporkan oleh wajib pajak.
2. Variabel Independen (X2)
Menurut Deni Darmawan (2013:109) variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independent X2 dalam penelitian ini adalah variabel
surat tagihan pajak yang diukur dari jumlah surat tagihan pajak yang diterbitkan oleh fiskus.
3. Variabel Dependen (Y)
Menurut Deni Darmawan (2013:109) variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependent Y dalam penelitian ini adalah penerimaan pajak pertambahan nilai yang diukur dengan melihat realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai.
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
6
Sugiyono (2015:137) menyatakan bahwa sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Andi Supangat (2010:2) data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluannya sendiri . Kemudian Tony Wijaya (2013:19) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap dipakai. Data sekunder mampu memberikan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun dapat diolah lebih lanjut.
Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Pengaruh surat pemberitahuan masa PPN dan surat tagihan pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai” adalah data sekunder. Sedangkan berdasarkan sifatnya peneliti menggunakan data kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2015:137), data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan. Dan definisi data kuantitatif menurut Sugiyono (2015:7) adalah data penelitian berupa angka-amgka dan analisis menggunakan statistik..
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:308) Data sekunder merupakan data sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat dokumen atau orang lain. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan SPT masa PPN, laporan penerbitan surat tagihan pajak dan data realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai yang diperoleh dari KPP Pratama Sumedang.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012: 62) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan menelaah text book yang ada di perpustakaan ataupun milik pribadi. Data lainnya pun diperoleh dari jurnal terkait serta dari website yang ada seperti www.pajak.go.id
2. Studi Lapangan (Field Research)
a) Observasi : Pengamatan ini dilakukan dengan mendatangi langsung KPP Pratama Sumedang untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti terkait judul yang diteliti. b) Dokumentasi : Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2015:80) pengertian Populasi adalah sebagai berikut:
"Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan".
Berdasarkan pengertian diatas, populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah data-data berupa laporan jumlah Surat Pemberitahuan Masa PPN yang dilaporkan, jumlah Surat Tagihan Pajak PPN yang diterbitkan dan laporan jumlah realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai selama 5 periode (2011-2015) dalam hitungan bulan yaitu Januari-Desember di KPP Pratama Sumedang.
3.4.2 Penarikan Sampel
7
“Bagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat”.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Sampling Jenuh. Pengertian Sampling Jenuh menurut Sugiyono (2015:81) adalah sebagai berikut:
“Sampling Jenuh adalah teknik penentuan data sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.“
Menurut (Uma Sekaran, 2011:136) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel, yaitu sebagai berikut :
“Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel adalah 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian dan untuk ukuran sampel minimum adalah 30 yang dipecah ke dalam subsampel adalah tepat untuk kebanyakan penelitian”.
Sampel dalam penelitian ini adalah data-data berupa laporan jumlah Surat Pemberitahuan masa PPN yang dilaporkan, jumlah Surat Tagihan Pajak PPN yang diterbitkan dan laporan jumlah realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai selama 5 periode (2011-2015) dalam hitungan bulan yaitu Januari-Desember. di KPP Pratama Bandung Sumedang.
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4.3.1 Tempat Penelitian
Dalam rangka memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maka Penulis melakukan penelitian pada KPP Pratama Sumedang yang terdaftar di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I yang beralamat di Jl. H.Ibrahim Adjie (Kiaracondong) Nomor 372, Bandung.
3.4.3.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan dimulai dari Febuari 2016 sampai dengan Agustus 2016.
3.5 Metode Pengujian Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data yang diperoleh penulis merupakan data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain, maka metode pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengujian Asumsi Klasik.
Didalam penggunaan analisis linier berganda, diperlukan beberapa pengujian asumsi klasik. Beberapa asumsi klasik regresi linier berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi.
3.6 Rancangan Analisis
3.6.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah sebagai berikut:
8
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Analisis yang penulis gunakan terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan meode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitaif.
Menurut Sugiyono (2015:7) mendefinisikan analisis kuantitaif sebagai berikut:
“Analisis kuantitatif merupakan metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang tekah ditetapkan”.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitaif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut:
1) Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple)
Menurut Sugiyono (2011:277) mendefinisikan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
“Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua”.
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN dan Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik/turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (XΌ dan X).
2) Analisis Korelasi Pearson
Analisis kolerasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Kolerasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Yang dimaksud analisis kolerasi pearson menurut Nanang Martono (2014:214) adalah alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio.
3) Analisis Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh Surat Pemberitahaun Masa PPN (X1) dan Surat Tagihan Pajak (X2) terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013:64) mendefinisikan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Rancangan pengujian hipotesis dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha)
9
Namun karena sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga menurut Sugiyono (2014:64) menyatakan bahwa jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik, yang ada hanya hipotesis penelitian dan dalam pembuktiannya tidak ada istilah signifikansi.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan jenis data yang dikumpulkan maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rata-rata, maksimum dan minimum dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan masing-masing variabel pada KPP Pratama Sumedang periode tahun 2010-2015, sedangkan analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh SPT masa PPN (X1) dan Surat Tagihan Pajak (X2) terhadap Penerimaan PPN(Y)
4.1.1 Analisis Deskriptif
Perolehan dari data kuantitatif akan dipaparkan sebagai variabel-variabel terkait dalam penelitian. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan variabel dan skala pengukuran yang telah ditetapkan sebelumnya. Data-data yang telah tersedia akan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif statistik agar mempermudahkan dalam menjelaskan hasil penelitian.
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Surat Pemberitahuan Masa PPN (X1)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilakukan pada analisis deskriptif rata-rata rata niai SPT masa PPN selama tahun 2011-2015 mengalami fluktuatif yaitu peningkatan dan penurunan dari bulan ke bulan, namun ada beberapa bulan yang selalu naik dari bulan ke bulannya. SPT masa PPN bisa meningkat ketika wajib pajak selalu melaporkan SPT masa PPNnya secara benar dan rutin dari bulan ke bulannya.
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Surat Tagihan Pajak (X2)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilakukan pada analisis deskriptif rata-rata rata niai STP PPN selama tahun 2011-2015 mengalami fluktuatif yaitu peningkatan dan penurunan dari bulan ke bulan, bahkan ada beberapa bulan KPP Pratama Sumedang bagian penagihan tidak menerbitkan STP PPNnya, dan ada beberapa bulan yang selalu naik dari bulan ke bulannya. STP PPN bisa meningkat ketika wajib pajak kurang bayar atau bahkan tidak membayar pajak terutangnya dalam satu masa tertentu.
4.1.1.3 Analisis Deskriptif Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Penerimaan PPN terendah pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang periode 2011 – 2015 berada pada bulan Januari tahun 2011, dan sebaliknya nilai tertinggi Penerimaan PPN pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang periode 2011 – 2015 berada pada bulan Desember 2015
.