• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dan Penagihan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Bandung Tahun 2010-2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dan Penagihan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Bandung Tahun 2010-2014)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

93

Lampiran 15: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Raden Rinaldi Somantri

NIM : 21112144

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 10 Mei 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Baturaden II No 21 Rt 03 Rw 07, Ciwastra,

Bandung 40286

Email : radenrinaldi@ymail.com

No HP : 082216918116

DATA PENDIDIKAN

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Karang Taruna Rw 07 2013 - 2016

No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

1. SD SDN. Pasirpgor Bandung 2001-2006

2. SMP SMPN 48 Bandung Bandung 2007-2009

(5)

PENGARUH RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PENAGIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

(Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya Bandung Tahun 2010 – 2014)

THE EFFECT OF VALUE ADDED TAX RESTITUTION AND COLLECTION OF VALUE ADDED TAX TO VALUE ADDED TAX

RECEIPTS

(Case Study of Tax Service Office Pratama Majalaya Bandung Period 2010 -2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nama : Raden Rinaldi Somantri NIM : 21112144

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4.1 Maksud Penelitian ... 8

1.4.2 Tujuan Penelitian... 8

1.5 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5.1 Kegunaan Praktis... 8

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Penghasilan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai ... 10

2.1.1.1 Pengertian Restitusi Pajak Pertambahan Nilai ... 10

2.1.1.2 Sebab-sebab terjadinya Kelebihan Pembayaran Pajak ... 11

(7)

vi

2.1.2 Penagihan Pajak ... 12

2.1.2.1 Pengertian Penagihan Pajak ... 12

2.1.2.2 Dasar Penagihan Pajak ... 12

2.1.2.3 Surat Teguran ... 14

2.1.2.4 Indikator Penagihan Pajak ... 16

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 16

2.1.3.1 Pengertian Penerimaan Pajak ... 16

2.1.3.2 Pajak Pertambahan Nilai ... 17

2.1.3.4 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 18

2.2.1 Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai... 18

2.2.2 Pengaruh Penagihan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai... 19

2.3 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 21

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 23

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3.1 Sumber Data ... 25

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.4 Populasi, Sampel, dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 27

3.4.1 Populasi ... 27

3.4.2 Penarikan Sampel ... 27

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.4.1 Tempat Penelitian ... 28

3.4.2 Waktu Penelitian... 29

3.5 Metode Pengujian Data ... 29

3.5.1 Uji Asumsi Normalitas ... 30

(8)

vii

3.5.3 Uji Asumsi Heteroskedastisitas... 32

3.5.4 Uji Asumsi Autokorelasi ... 33

3.6 Metode Analisis Data ... 33

3.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 34

3.6.2 Analisi Koefisien Korelasi Berganda ... 36

3.6.3 Analisi Koefisien Determinasi ... 36

3.6.4 Metode Pengujian Data ... 37

3.6.4.1 Pengujian Secara Parsial (Uji Statistik t) ... 38

3.6.4.2 Menentukan Tinglat Signifikan ... 39

3.6.4.3 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan ... 39

3.6.4.4 Penarikan Kesimpulan... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 41

4.1.1.1 Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 42

4.1.1.2 Penagihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 44

4.1.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ... 46

4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ... 48

4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.1.2.1.1 Uji Normalitas ... 48

4.1.2.1.2 Uji Multikolinearitas ... 50

4.1.2.1.3 Uji Multikolinearitas ... 51

4.1.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 52

4.1.2.2Uji Regresi Linier Berganda ... 53

4.1.2.3Pengaruh Restitusi PPN terhadap Penerimaan PPN ... 55

4.1.2.4Pengaruh Penagihan PPN terhadap Penerimaan PPN ... 59

(9)

viii

4.2.1 Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

terhadap Penerimaan PPN KPP Majalaya Pratama

Bandung ... 61

4.2.2 Pengaruh Penagihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap Penerimaan PPN KPP Majalaya Pratama Bandung ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69

5.2.1 Saran Praktis ... 69

5.2.2 Saran Akademik ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(10)

72

DAFTAR PUSTAKA

Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Advianto, Hari Sih. 2009. Tindakan Penagihan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Balai Diklat Keuangan Malang. Malang: BPPK.

Agus Nugroho Jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Universitas Diponegoro.\

Agustinus Paseleng. 2013. Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Manado. ejournal.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/3508.

Akhiruddin, 2010. Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Wajib Pajak Badan terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Madya di Kota Makasar. ejournal. http://ojs.unm.ac.id/ml.scribd.com/universitasnegerimakasar.pdf. Diakses: 7 Mei 2010. Hal. 4

Bambang Brojonegoro. 2015. Restitusi jadi Kambing Hitam Penurunan Pajak. www.kontan.id. http://nasional.kontan.co.id/news/restitusi-jadi-kambing-hitam-penurunan-pajak)

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2009. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Andi Offset.

Direktur Jendral Pajak Nomor PER-122/PJ./2006

Direktur Jenndral Bina keuangan Daerah kementiran dalam negeri keuda.kemendagri.go.id/views/penerapan-akuntansi-berbasis-akrual

Gustian Djuanda dan Irwansyah Lubis, 2011. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Edisi Revisi 2011. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Gunadi. 2007. Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(11)

73

Haula Rosdiana dan Edi Slamet Irianto, 2011, Panduan Lengkap Tata Cara PerpajakanDi Indonesia, Visi Media, Jakarta

Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hutagaol, John. 2007. Perpajakan Isu-isu Kontemporer, Jakarta: Graha Ilmu.

Ida Ayu Ivon. 2015. Pengaruh Self Assessment System, Pemeriksaan Pajak, Dan Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

ejournal.http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/download/13012 /10723 . Diakses 22 Maret 2016

Ida, Zuraida dan LY.Hari Sih Advianto.2011. Penagihan pajak pusat dan daerah.

Bogor: Ghalia Indonesia

Irma Devita (2010). Panduan Lengkap Hukum Praktis Pouler,kiat-kiat cerdas mudah, dan bijak mengatasi hukum pertanahan. Bandung:Kaifa

Jonathan Sarwono. 2012. PATH ANALYSIS, Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Karina, Metta. 2013. Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat. ejournal. http://jurnal ilmiah.STIE mdp.ac.id/724/1/JURNALMetakarina 2009210047.pdf . Diakses: 12 Aprill 2013. Hal. 2.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan.Edisi Revisi.Jogjakarta: Andis.

Marduati, Andi. 2012. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Makassar. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/ handle/123456789/2740 /SKRIPSI.pdf?sequence=1, diakses tanggal 20 Maret 2016.

Menurut PMK Nomor 72/PMK.03/2010 Tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Mohammad Zain. (2007). Manajemen Perpajakan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Pasal 11 UU KUP Nomor 28 Tahun 2007, Restitusi Pajak.

Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

(12)

74

Siregar, Susi Aprilita. 2006. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Atas Pertambahan Nilai. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Singgih Santoso, 2002 Mengolah Data Statistik Secara Professional, Elex Media Komputindo, Jakarta

Soemarso S.R. 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Salemba Empat, Jakarta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sukardji, Untung. 2006. Pajak Pertambahan Nilai . Jakarta : Rajawali Pers.

Sukardji, Untung. 2015. Pajak Pertambahan Nilai edisi revisi 2015. Jakarta : Rajawali Pers.

Supramono, Damayanti. 2009. Perpajakan Indonesia. Andi. Yogyakarta.

Suryadi. 2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak. Jurnal Keuangan Publik, 4(1),105-121.

Timbul Hamonangan Simanjuntak dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Penerbit Raih Asa Sukses. Medan.

Trisni Suryarini dan Tarsis Tarmudji, 2012. Pajak di Indonesia. Yogyakarta:Graha ilmu

(13)

75

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomot 19 Tahun 2000.

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 7 Tarif PPN.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Ganesis. Bekasi.

Utama, Mekar Satria. 2016. Setelah 2 Hari Ditahan, Pengusaha Properti Lunasi Utang Pajak Rp 36,8 Miliar. www.kompas.com. http://regional.kompas.com/read/2015/11/06/22221381/Setelah.2.Hari.Dit ahan.Pengusaha.Properti.Lunasi.Utang.Pajak.Rp.36.8.Miliar.

Waluyo, Wirawan B Ilyas (2005). Perpajakan Indonesia, Edisi revisi. Buku 1. Jakarta : Salemba 4.

Waluyo,2011. Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku 1.Penerbit Salemba Empat,Jakarta

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta.

(14)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTSESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 2.1.1.1Pengertian Restitusi (PPN)

Menurut Djuanda dan Lubis (2011:121) Restitusi merupakan kelebihan

pembayaran Pajak Pertambahan Nilai terjadi karena jumlah Pajak Masukan yang

dibayar lebih besar daripada jumlah Pajak Keluaran yang dipungut dalam suatu

Masa Pajak.

Menurut Trisni Suryarini dan Tarsis Tarmudji (2012:150) Retitusi Pajak

Pertambahan Nilai terjadi apabila dalam suatu masa, pajak masukan lebih besar dari

pajak keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat

dikompesasikan dengan pajak yang terutang dalam masa pajak berikutnya atau

dapat dikembalikan.

Menurut penjelasan Pasal 11 UU KUP No. 28 Tahun 2007 Restitusi adalah

perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dengan jumlah kredit pajak

yang menunjukan selisih lebih (jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang

terutang.

Dari pengertian pendapat ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengembalian pajak (restituis) adalah apabila jumlah pajak masukan yang dibayar

lebih besar daripada pajak keluaran atau pajak yang terutang dalam suatu masa

(15)

11

2.1.1.2Sebab-sebab Terjadi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai

Kelebihan pembayaran PPN menurut Untung Sukardji (2006:307) terjadi

karena:

1. Jumlah Pajak Masukan yang dibayar lebih besar dari pada jumlah Pajak Keluaran yang dipungut dalam suatu masa Pajak yang disebabkan oleh:

a. Pengusaha Kena Pajak (PKP) melakukan pembelian Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) pada masa investasi atau pada awas usaha dimulai

b. Ekspor BKP oleh PKP

c. PKP menyerahkan BKP atau JKP yang meperoleh fasilitas Pajak Yang Terutang Tidak Dipungut atau lebih sering disebut PPN dan PPnBM Tidak Dipungut.

2. Selain itu kemungkinan terjadi kelebian pembayaran pajak bukan disebabkan Pajak Masukan lebih besar daripada Pajak Keluaran, melainkan semata-mata desebabkan oleh kekeliruan pemungut pajak yang dilakukan oleh PKP. Peristiwa ini dinamakan kelebihan pembayaran pajak karena terjadi pajak yang salah dipungut (Pasal 7 ayat (3), (4) dan (5) Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000)

2.1.1.3Indikator Restitusi Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Trisni Suryarini dan Tarsis Tarmudji (2012:150) Retitusi Pajak

Pertambahan Nilai terjadi apabila dalam suatu masa, pajak masukan lebih besar dari

pajak keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat

dikompesasikan dengan pajak yang terutang dalam masa pajak berikutnya atau

dapat dikembalikan. Berdasarkan pengertian tersebut, indikator variabel Restitusi

Pajak Pertambahan Nilai adalah Jumlah Pengembalian kelebihan pembayaran

(16)

12

2.1.2 Penagihan Pajak

2.1.2.1Pengertian Penagihan Pajak

Menurut Haularosdiana dan Edi Slamet (2011:245) Penagihan Pajak

didefinisikan sebagai berikut:

“Penagihan Pajak adalah serangkain tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyandraan dan menjual barang yang telah disita”.

Menurut Gunadi (2011:48) Penagihan Pajak adalah Penagihan pajak

dilakukan berdasarkan utang pajak yang belum dibayar (tunggakan pajak) yang

tercantum dalam ketetapan pajak. Pengertian lain Siti Kurnia Rahayu (2010:197)

Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan dari aparatur jenderal, berhubungan

wajib pajak tidak melunasi baik sebagian seluruhnya kewajiban perpajakannya

yang menurut undang- undang perpajakan yang berlaku”.

Dari beberapa pengertian pendapat ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa Penagihan Pajak merupakan serangkaian tindakan yang dilakukukan oleh

Direktur Jendral Pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksakanakan

penyitaan, melaksanakan penyadaraan dan menjual barang yang telah disita

terhadap Wajib Pajak (WP) yang tidak mematuhi ketentuan undang-undang unuk

melunasi sebagian atau seluruh kewajiban perpajakannya.

2.1.2.2Dasar Penagihan Pajak

Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), menjelaskan bahwa Surat Ketepatan

maupun Surat Keputusan yang menjadi dasar penagihan pajak seperti sebagai

(17)

13

1. Surat Tagihan Pajak (STP)

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi

administrasi berupa bunga dan/atau denda.

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan yang

menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah

yang masih harus dibayar.

3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah

ditetapkan.

4. Surat Keputusan Pembetulan

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan

tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam

Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat

Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan

Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat

Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian

(18)

14

5. Surat Keputusan Keberatan

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat

Ketetapan Pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga

yang diajukan oleh Wajib Pajak.

6. Putusan Banding

Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap

Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

2.1.2.3Surat Teguran

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997

tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 menyatakan Surat Teguran atau dapat

disebut juga Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat yang

diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak

untuk melunasi utang pajaknya.

Definsi serupa diungkapkan Ida Zuraida dan L.Y Hari Sih Advianto

(2011:65) Penagihan Pajak dengan Surat Teguran atau dapat juga disebut surat

peringatan atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat

untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang

pajaknya. Berdasarkan pengertian tersebut, Penagihan Pajak dengan surat teguran

adalah langkah yang dilakukan oleh pejabat terhadap Wajib Pajak (WP) untuk

mengur atau memperingati atas tunggakan pajak yang belum dilunasi oleh WP

(19)

15

Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 24/PMK.03/2008 sttd Peraturan

Menteri Keuangan No. 85/PMK.03/2010 diatur bahwa mengenai saat penerbitan

SuratTeguran , tergantung dari ada tidaknya sengketa seperti berikut ini

1. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak

yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan (PAHP)

atau Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi (PAHV) dan Wajib Pajak tidak

mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada Wajib Pajak

disampaikan Surat Teguran, setelah 7 hari sejak jatuh tempo pengajuan

keberatan.

2. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak

yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau

Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi, dan Wajib Pajak tidak mengajukan

permohonan banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), atau Surat Ketetapan Pajak setelah 7

(tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pengajuan banding.

3. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak

yang masih harus dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau

Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi, dan Wajib Pajak mengajukan permohonan

banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar (SKPKB), kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran

setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pelunasan pajak yang masih

(20)

16

4. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus

dibayar dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau Pembahasan Akhir

Hasil Verifikasi, kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran setelah 7

(tujuh) harisejak jatuh tempo pelunasan.

5. Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan

PajakKurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan (SKPKBT) setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tapi sebelum

tanggal diterima surat pemberitahuan untuk hadir oleh Wajib Pajak, kepada

Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal

pencabutanpengajuan keberatan tersebut.

2.1.2.4Indikator Penagihan Pajak

Ida Zuraida dan L.Y Hari Sih Advianto (2011:65) Penagihan Pajak dengan

Surat Teguran atau dapat juga disebut surat peringatan atau surat lain yang sejenis

adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan

kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya. Berdasarkan pengertian

tersebeut indikator pada variabel Penagihan Pajak adalah Jumlah realisasi

penagihan pajak dengan surat teguran.

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai 2.1.3.1Pengertian Penerimaan Pajak

Jhon Hutagaol (2007:325) mendefinisikan Penerimaan pajak merupakan

sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus-menerus dan dapat

(21)

17

masyarakat.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:25) menyatakan bahwa Penerimaan

Pajak adalah sebagai salah satu pos penerimaan negara yang mempunyai fungsi

utama pajak yaitu pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara

optimal ke kas negara.

Sedangkan menurut Deivta Purnamasari (2010:256), Penerimaan pajak

merupakan hasil penerimaan negara yang sebagian besar diserahkan kepada

Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah guna membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan meningkatkan otonomi daerah.

Dari beberapa pendapat ahli yang mendfinisikan Penerimaan Pajak, penulis

dapat menyimpulan bahwa Perimaan pajak adalah sumber penerimaan yang dapat

diperoleh secara terus-menerus yang dipergunakan sebagai alat untuk memasukan

dana secara optimal ke kas Negara yang selanjutnya di serahkan kepada pemerintah

daerah dalam rankga kemandirian pembiayaan pembagunan.

2.1.3.2Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Definisi Pajak Pertambahan Nilai menurut Siti Kurnia Rahayu (2010;231)

dalam Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal sebagai berikut:

”Pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (Value Added) yang

timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen”.

Menurut Waluyo (2011:9) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan

pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam Daerah Pabean),

(22)

18

Tahun 2009, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Pajak yang dikenakan atas

konsumsi barang dan jasa, di dalam daerah pabean yang dikenakan bertingkat

disetiap jalur produksi dan distribusi.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang timbul akibat dipakainya

faktor-faktor produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,

menyalurkan dan memperdagangkan barang atau jasa di daerah dalam negeri (di

dalam daerah pabean).

2.1.3.3Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Waluyo (2011:2) yaitu Untuk dapat merealisasikan tujuan

pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dibutuhkan dana yaitu

dengan menggali sumber dana yang berasal dari pajak. Berdasarkan pengertian

tersebut, Indikator pada variabel Penerimaan Pajak adalah Jumlah Realisasi

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Antara Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap Penerimaan PPN

Menurut Untung Sukardji (2015:595) bahwa pengembalian (restitusi)

kelebihan pembayaran mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak, karena

Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengambilnya uangnya yang masuk ke kas negara

terlalu banyak atau lebih besar daripada jumlah pajak yang seharusnya disetor atau

(23)

19

sebenarnya tidak terhutang. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Akhiruddin

(2010) restitusi Pajak Pertambahan Nilai yang terjadi sangat mempengaruhi dan

berdampak negatif terhadap penerimaan pajak yang ada. Penelitian lainnya yang

dilalukan oleh Wanha Marina Supit (2014) bahwa Restitusi pajak pertambahan nilai

yang terjadi memberikan pengaruh terhadap penerimaan pajak yang ada. Sehingga

dapat mengakibatkan penyaluran dana pajak untuk pembangunan berkurang.

Hasil penelitian lain nya yang dilakukan oleh Metta Karina (2013) Adanya

faktur pajak dan perhitungan pajak yang harus dikoreksi atau dilakukan

pengembalian (restitusi) karena kekeliruan dari PKP sehingga menyebabkan

perubahan pada nilai PPN. Kekeliruan tersebut disebabkan karena kurangnya

pengetahuan dan pemahaman PKP terhadap peraturan perpajakan.

2.2.2 Pengaruh Antara Penagihan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap Penerimaan PPN

Menurut Waluyo (2013:68) mendefinisikan hubungan antara Penagihan

PPN dengan Penerimaan PPN sebagai berikut:

“Penagihan pajak berhubungan terhadap penerimaan pajak yaitu perkembnagan jumlah tunggakan pajak dari waktu ke waktu menunjukan jumlah yang sangat besar. Peningkatan jumlah tunggakan pajak ini belum diimbangi dan kegiatan pencairannya, namun dengan demikian secara umum penerimaan pajak di bidang perpajakan semakin meningkat terhadap tunggakan pajak maka perlu dilaksanakan penagihan”.

Menurut Ida Zuraida, L.Y Hari Sih Advianto (2011:139) mendefinisikan

hubungan antara Penagihan PPN dengan Penerimaan PPN sebagai berikut:

(24)

20

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyajikan paradigma penelitian

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:64) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan pengertian tersebut,

penulis dapat menyimpulkan beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian

ini, yaitu:

H1: Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh signifikan

terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

H2: Penagihan Pajak Pertambahan Nilai berpengaruh signifikan terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

Restitusi PPN (X1), Djuanda & Lubis (2011:121), Trisni Suryarini dan Tarsis Tarmudji (2012:150) Pasal 11 UU KUP

No. 28 Tahun 2007

Untung Sukardji (2015:595)) Akhiruddin (2010), Wanha Marina Supit (2014), Metta Karina (2013)

Penagihan PPN (X2), Haularosdiana dan Edi Slamet (2011:245), Gunadi (2011:48), Siti Kurnia Rahayu (2010:197)

Penerimaan PPN (Y) Simanjuntak H. Timbul dan Imam Mukhlis (2012:30) Deivta Purnamasari (2010:256) Siti Kurnia Rahayu

(2010:231)

(25)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

penulis mengambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari

sebagai berikut :

1. Restitusi pajak pertambahan nilai berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai periode tahun 2010-2014, dimana setiap ada kenaikan

jumlah Restitusi PPN maka akan terjadi juga pula penurunan pada Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai. Dengan bertambahnya restitusi yang diaujakan oleh

Pengusaha Kena Pajak maka akan ada dana pajak yang berkurang. Sehingga

berpengaruh terhadap penurunan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya Bandung.

2. Penagihan Pajak Pertambahan Nilai dengan surat teguran berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai periode tahun 2010-2014, dimana

setiap ada kenaikan dari jumlah penagihan pajak dengan surat teguran yang

berhasil didapat atau diamankan maka akan terjadi pula peningkatan Penerimaan

Pajak Pertambahan Nilai. Sehingga berpengaruh terhadap peningkatan

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

(26)

70

5.2 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang

pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dan Penagihan Pajak Pertambahan

Nilai terhadap Peneriimaan Pajak Pertambahan Nilai , maka penulis memberikan

beberapa saran yang dapat digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Majalaya Bandung :

5.2.1 Saran Praktis

1. Tingginya jumlah Restitusi Pajak Pertambahan Nilai adalah belum optimalnya

pemeriksa pajak dalam memeriksa faktur dan proses hitung dalan pelaporan

yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak sebagai syarat dalam mendapatkan

Restitusi Pajak Pertambahan Nilai. Sebaiknya untuk mengatasi hal tersebut

bagian pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya

Bandung lebih teliti dalam memeriksa faktur yang diajukan oleh PKP tersebut.

Sehingga tidak ada lagi faktur fiktif yang bisa menggerus Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai. Sedangkan Untuk mengurangi dan menekan angka

kesalahan yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak dalam proses perhitungan dan

pelaporannya dalam mengajukan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai, sebaiknya

untuk mengatasi hal tersebut dengan cara diadakannya sosialisasi kepada para

Pengusaha Kena Pajak bagaimana cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai

sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Meskipun Penagihan Pajak dengan surat teguran yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya Bandung sudah cukup baik,

(27)

71

upaya - upaya lain nya, misalnya dengan melakukan kunjungan ke dinas

kependudukan dan catatan sipil bagi surat teguran yang dikirim kembali lagi ke

kantor pajak (kempos) karena Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan sudah

pindah alamat, hal ini dimaksudkan untuk mencari informasi mengenai data PKP

yang sedang dalam proses penyelesaian tunggakan pajak untuk keperluan

updade informasi data PKP tersebut.

5.2.2 Saran Akademis

1. Bagi Pengembang Ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, sebagai

sumber informasi dan sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan

disiplin ilmu akuntansi perpajakan, serta berkontribusi dalam pengembangan

penelitian khususnya mengenai Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN),

Penagihan PPN, Penerimaan PPN serta sebagai masukan dan tambahan referensi

bagi para pembaca.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti yang akan meneliti variabel Restitusi Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), Penagihan PPN, Penerimaan PPN khususnya di variabel Restitusi PPN

lebih baik mencari fenomena yang berlawanan dengan teori tersebut, agar

(28)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat menempuh Program Strata 1 guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Penagihan PPN terhadap Penerimaan PPN (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya Bandung)”

Dalam penyusunan dan penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan Prof. Dr. Hj.Ria Ratna Ariawati, SE. MS. Ak. selaku dosen pebimbing

yang telah berkenan memberikan waktu, koreksi, bimbingan, dan saran – saran.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:

1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Komputer Indonesia

4. Prof. Dr. Hj.Ria Ratna Ariawati, SE. MS. Ak.selaku Ketua Program Studi

(29)

iv

yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam

membimbing penulis selama proses penyelesaian laporan penelitian ini.

5. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak, CA selaku Dosen Wali dikelas AK-1 angkatan

2012.

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis

dengan pengetahuan.

7. Ayahanda Saman Somantri dan Ibunda Oti Rosmiati tercinta serta keluarga

tersayang yang selalu mendoakan dan membantu agar senantiasa sukses,

serta kedua kakaku tercinta Ryan Gumilar dan Anti Yulianty yang selalu

memberikan semangat dalam menyusus skripsi ini,

8. Gita Ayu Pratiwi yang selalu memberika semangat dan doa kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan; Aly Jaya, Agung Prayoga, Albert Stefanus,

Frandes Rajagukguk, Nande Bramantyo, Prima Arief Hidayat, Ari Akbar,

Yanto, Eriska Mulya Ramdhini, Kartika Novitasari, dan Nur Zayastuti,

terimakasih atas doa dan semangatnya.

10.Teman-teman BTM; Ajis Obet, Dani Ngucur, Dimas Buryo, Deni Chomenk,

Ivan Dusenk, Owis, Dabul, Om Ibeng, Bruno Gunawan dan Dery,

terimakasih atas doa dan semangatnya.

11.Teman-teman Akuntansi 1 angkatan 2012 yang telah berjuang bersama

selama 4 tahun yang luar biasa ini.

Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis

(30)

v

terdapat kekurangan dan kelemahan, walaupun demikian penulis telah berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapat hasil yang optimal.

Bertolak dari inilah, penulis mengharapkan adanya koreksi, kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak sehingga menjadi bahan masukan bagi

penulis untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga Skripsi ini ada manfaatnya, khusunya bagi penulis dan

umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan pengetahuan dan

pemikiran kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2016

Penulis,

Raden Rinaldi S.

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kelangsungan hidup yang tinggi pada perlakuan yang menggunakan MS-222 selama transportasi disebabkan oleh kemampuan MS-222 sebagai bahan anaestesi dalam menekan

Setelah dilakukan perakitan dan mesin telah siap digunakan, maka dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan langsung pada penanaman benih jagung. Sewaktu melakukan

Seiring dengan perkembangan teknologi dalam perencanaan bangunan tahan gempa, aplikasi dari beberapa tipe alat peredam gempa (seismic devices) telah dikembangkan

Tujuan dari penyediaan area hotspot di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang adalah untuk memberikan kemudahan akses informasi bagi pengguna yang dapat

Untuk membangun sebuah fire hydrant supaya prinsip kerja fire hydrant dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan kontraktor dan engineering yang berpengalaman.

Hanya Anda yang tahu apa yang ingin Anda ciptakan, hanya Anda yang bisa benar-benar memvisikan apa yang Anda inginkan, hanya Anda yang bisa melibatkan semua indera Anda

dengan karakteristik peserta didik, dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.. Volume dan intonasi suara pendidik dalam proses pembelajaran harus dapat

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran merupakan koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan produk, harga, promosi dan