• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Prosedur Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Prosedur Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Pada era globalisasi seperti sekarang, persaingan antar negara semakin ketat. Oleh

karena itu, Negara Indonesia dengan gencar meningkatkan kualitas bangsa di segala bidang,

agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

khususnya mahasiswa sangatlah penting. Karena mahasiswa merupakan produk dari

perguruan tinggi yang dituntut untuk berpikir kritis dan tegas. Untuk mencapai tujuan

tersebut mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

diperolehnya dengan mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah suatu cara untuk mengaplikasikan

ilmu pengetahuan yang selama ini diperoleh di bangku perkuliahan, memberikan

pengetahuan mengenai lingkungan kerja dan kegiatan - kegiatan suatu perkantoran

khususnya di bidang perpajakan. Pengalaman ini merupakan guru yang baik dan sangat

berharga karena semakin banyak praktik yang dilakukan akan semakin sempurna dan matang

di bidang yang ditekuni, khususnya di bidang perpajakan.

Menurut Roechmat Soemitro dalam buku perpajakan : teori dan kasus oleh Siti

Resmi, pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Resmi,

2011:1). Dengan sifat pemungutan pajak tersebut pajak merupakan salah satu sumber

penerimaan Negara paling besar di samping penerimaan lainnya, misalnya minyak bumi dan

gas bumi. Pajak merupakan salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan

(2)

Sejak diberlakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983, maka sistem perpajakan

yang sebelumnya adalah official assessment system yaitu sistem pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

menjadi self assessment system yaitu sistemyang dalam pemungutannya negara memberikan

kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak

yang terutang.

Perpajakan Indonesia yang menganut sistem self assessment dapat dibagi menurut

sifat, mekanisme pemungutan dan juga lembaga pemungutannya. Pajak terbagi menurut

sifatnya yaitu:

1. Menurut sifatnya

1.1.Pajak Subjektif, yaitu pajak yang penggunaannya memerhatikan keadaan pribadi

wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjek pajaknya.

Contoh : Pajak Penghasilan.

1.2.Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa

benda keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban

membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak ( Wajib Pajak)

maupun tempat tinggal. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

2. Menurut mekanisme pemungutan

2.1.Pajak Langsung, yaitu pajak yang beban pajaknya tidak bisa dipindahkan atau

dialihkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.

2.2.Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang beban pajaknya dapat dipindahkan atau

dialihkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah.

(3)

3.1.Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk

membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3.2.Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : Pajak Bumi dan Bangunan sektor

Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan bangunan, Pajak

Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel dan Pajak Restoran.

Berdasarkan pembagian pajak berdasarkan sifat, mekanisme pemungutan dan juga

lembaga pemungutannya diatas, dapat dilihat bahwa Pajak Pertambahan Nilai merupakan

pajak tidak langsung yang dikenakan atas konsumsi barang maupun jasa. Pajak ini dikenakan

hanya terhadap nilainya saja dan dipungut beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur

perusahaan. Pertambahan nilai itu timbul karena digunakannya faktor – faktor produksi pada

setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,menyalurkan dan

memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa.

Untuk itu perlu diketahui yang merupakan objek dan subjek Pajak Pertambahan Nilai.

Objek Pajak Pertambahan Nilai adalah penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak

atau barang tidak berwujud di dalam daerah pabean atau dari luar daerah pabean.

Subjek Pajak Pertambahan Nilai adalah orang pribadi atau badan yang menghasilkan

barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan seperti

barang yang menurut tujuan semula untuk tidak diperjualbelikan tetapi kemudian

diperjualbelikan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan

usaha jasa, memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. Subjek pajak mempunyai kewajiban

melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Subjek pajak yang telah mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

(4)

penyerahan BKP atau JKP dengan menggunakan Faktur Pajak. Faktur Pajak adalah bukti

pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang

Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak (Mulyo Agung, 2011:59)

Pajak Pertambahan Nilai yang menganut sistem self assessment mengharuskan

Pengusaha Kena Pajak menyetor dan melaporkan sendiri Pajak Pertambahan Nilai yang telah

dipungut. Pajak Pertambahan Nilai disetor ke Bank Persepsi Pemerintah atau Kantor Pos

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak serta melampirkan Faktur Pajak sebagai bukti

pemotongan.

Pengusaha Kena Pajak yang telah menyetor Pajak Pertambahan Nilai, kemudian

melaporkannya jumlah pajak yang terutang menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) yang dapat dilakukan dengan cara manual maupun

elektronik. Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai secara manual

dengan mengambil sendiri formulir 1111 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau di Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) atau dengan mendownload

formulir dari situs Direktorat Jenderal Pajak melalui situs

Sedangkan pelaporan SPT Masa PPN secara elektronik dilakukan secara online yang

real time melalui situs

Setelah

diisi dengan lengkap dan benar SPT Masa PPN dilaporkan sendiri ke KPP tempat Pengusaha

Kena Pajak terdaftar atau melalui kantor pos atau jasa pengiriman.

Dengan melihat uraian singkat diatas, penulis melihat masih banyak lagi yang perlu

diketahui tentang Pajak Pertambahan Nilai. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk

mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang atau Penyedia Jasa Aplikasi/ Application

Service Provider (ASP). Setelah data – data terekam dengan benar, Pengusaha Kena Pajak

mencetak formulir SPT Masa PPN untuk kemudia dilaporkan sendiri ke KPP tempat

(5)

dituangkan ke dalam sebuah judul laporan yaitu :

“Prosedur Pengolahan Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu persyaratan yang wajib

dilaksanakan oleh mahasiswa untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

1.1.Untuk mengetahui Prosedur Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

1.2.Untuk mengetahui perkembangan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

1.3.Untuk mengetahui faktor penghambat dalam Prosedur Pengolahan Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1111 di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Belawan.

2.Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah:

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tata cara

pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.

b. Untuk mempraktikkan dan menerapkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikannya ke

(6)

c. Sebagai wadah untuk mempersiapkan keahlian keterampilan dan pengalaman yang

diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Membuka interaksi antara Mahasiswa, Dosen, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan.

b. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

c. Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan untuk penyempurnaan kurikulum

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai standar

mutu pendidikan yang lebih baik.

2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

a. Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan masalah yang berhubungan

dengan tata cara pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.

b. Membantu pihak Instansi Pemerintah dalam hal sosialisasi kepada masyarakat melalui

mahasiswa peserta PKLM yang telah menyelesaikan studi agar dapat mengaplikasikan

ilmu perpajakan yang dipelajarinya kepada masyarakat.

C. Uraian Teoritis

Sebelum memasuki pembahasan mengenai Prosedur Pengolahan Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai 1111, ada baiknya kita terlebih dahulu kita membahas

mengenai pengertian prosedur yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tahap –

tahap suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau masalah.

1.Pengertian Pajak

Definisi Pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH :

Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan

(7)

dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran umum ( Mardiasmo,

2008:1).

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur :

1.1 Iuran dari rakyat kepada negara

1.2 Berdasarkan undang-undang.

1.3 Tanpa jasa timbal balik dari negara secara langsung yang dapat ditunjuk dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Definisi pajak menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, dalam bukunya Pajak Atas Gotong

Royong, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964, mengatakan :

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan

norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa - jasa

kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Erly Suandy, 2008:9).

Sedangkan definisi pajak menurut Undang – undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara yang

terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –

undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2.Fungsi Pajak

(8)

2.1 Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran –

pengeluaran pemerintah.

Contoh : Dimasukkannya dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2.2 Fungsi Regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah

dalam bidang sosial dan ekonomi.

Contoh : Pajak yang dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi

minuman keras.

3. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri,

baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa. Oleh karena itu, atas barang yang tidak di

dalam daerah pabean (diekspor), dikenakan pajak dengan tarif 0% ( nol persen). Sebaliknya,

atas impor barang dikenakan pajak yang sama dengan produksi dalam negeri. Sesuai dengan

pertimbangan keadaan ekonomi, sosial, budaya, tidak semua jenis barang dan jasa yang

dikenakan pajak.

4.Legal Karakter Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Untung Sukardji dalam bukunya Pajak Pertambahan Nilai, Pajak

Pertambahan Nilai memiliki karakteristik sebagai berikut :

4.1 Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tidak Langsung

Karakter ini memberikan suatu konsekuensi yuridis bahwa antara pemikul beban pajak

(destinataris pajak) dengan penanggung jawab atas pembayaran pajak ke kas negara

(9)

4.2 Pajak Objektif

Yang dimaksud dengan pajak objektif adalah suatu jenis pajak yang saat timbulnya

kewajiban pajak ditentukan oleh faktor objektif.

4.3 Multi Stage Tax

Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan pada setiap mata rantai jalur

produksi maupun jalur distribusi.

4.4 Indirect Substraction Method

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut tidak langsung disetorkan ke kas negara, Pajak

Pertambahan Nilai yang disetor ke kas negara merupakan hasil perhitungan pajak

masukan dan pajak keluaran. Pajak masukan yang diperhitungkan untuk memperoleh

jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayar ke kas negara merupakan kredit

pajak. Untuk mengetahui kebenaran jumlah pajak masukan dan pajak keluaran,

Pengusaha Kena Pajak diwajibkan untuk membuat faktur pajak.

4.5 Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri

Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak dan/atau

Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam negeri.

4.6 Pajak Pertambahan Nilai Bersifat Netral

Pajak Pertambahan Nilai bersifat netral karena Pajak Pertambahan Nilai yang

dikenakan atas konsumsi barang dan jasa dan pemungutannya menganut prinsip tempat

tujuan.

4.7 Tidak Menimbulkan Dampak Pengenaan Pajak Berganda

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah dan Pajak Pertambahan Nilai

yang dibayar dapat diperhitungkan dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.

4.8 Pajak Pertambahan Nilai yang Diterapkan di Indonesia Adalah Pajak Pertambahan

(10)

Artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi

dari dasar pengenaan pajak.

5. Tipe Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Memperhatikan tipe pemungutan atau perlakuan perolehan barang modal, dapat

diklasifikasikan dalam :

5.1 Consumption Type Value Added Tax

Pada tipe ini semua pembelian yang digunakan untuk produksi untuk produksi termasuk

barang modal dikurangkan dari nilai tambahnya sehingga memberikan sifat netral Pajak

Pertambahan Nilai atas pola produksi

5.2 Net Income Type Value Added tax

Ada tipe ini tidak dimungkinkan adanya pengutangan pembelian barang modal, dari

dasar pengenaan. Pengurangan tersebut diperkenankan hanya sebesar penyusutan yang

ditentukan pada saat menghitung net income dalam rangka perhitungan Pajak

Penghasilan.Caraini berakibat pengenaan pajak dua kali atas barang modal.

5.3 Gross Product Type Value Added Tax

Tipe ini menyatakan bahwa pembelian barang modal tidak diperkenankan sama sekali

untuk dikurangkan dari dasar pengenaan pajak. Akibatnya sama saja yaitu barang modal

dikenakan pajak dua kali pada saat pembelian dan dilakukan melalui hasil produksi yang

dijual kepada konsumen.

6. Prinsip Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

Dari mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan Nilai, terdapat 2 (dua) prinsip

pemungutan yaitu:

6.1 Prinsip Tempat Tujuan (Destination)

Pada prinsip ini bahwa Pajak Pertambahan Nilai dipungut di tempat barang atau jasa

(11)

6.2 Prinsip Tempat Asal (Origin Principle)

Pada prinsip tempat asal ini diartikan Pajak Pertambahan Nilai dipungut di tempat

asal barang atau jasa yang akan dikonsumsi.

7. Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

Badan – badan tertentu dan bendaharawan yang ditunjuk untuk memungut dan

menyetor Pajak Pertambahan Nilai yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang

melakukan penyerahan barang atau jasa kena pajak adalah:

7.1 Kantor Bendaharawan Pemerintah.

7.2 Bendaharawan Pemerintah Pusat dan daerah baik tingkat I maupun tingkat II.

7.3 Pertamina.

7.4 Kontraktor bagi hasil dan Kontrak Karya dibidang minyak dan gas bumi dan

pertambangan umum lainnya.

7.5 Bank Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Karena terbatasnya kemampuan penulis dan agar tidak menyimpang dari tujuan

semula, maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan dibahas dalam Praktik Kerja

Lapangan Mandiri ini adalah :

1. Sistem pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 1111

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

2. Prosedur pada pelayanan Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).

3. Aplikasi pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

1111.

4. Petugas yang melakukan pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan

(12)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun metode yang dipakai oleh penulis adalah :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut Praktik

Kerja Lapangan Mandiri ini, mulai dari penentuan judul, tempat praktik kerja lapangan

mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen.

2. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui

sumber bacaan seperti : buku perpajakan, Undang – undang perpajakan, artikel ilmiah

maupun literatur yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/ pengamatan secara langsung pada

objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan

kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan

sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan

laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

a. Data Primer

Yaitu data yang dimabil berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan kerja dan

wawancara dengan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

Dalam pembahasan mengenai Prosedur Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang

(13)

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber – sumber lain yang digunakan sebagai data

tambahan seperti studi kepustakaan, buku – buku peraturan perundang-undangan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), dan bentuk – bentuk laporan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan

mengevaluasi data atau keterangan mengenai Prosedur Pengolahan Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai 1111 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber – sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut:

1.Daftar Wawancara (Interview Guide)

Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung kepada pegawai yang

dianggap mampu memberikan data primer dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan

laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Belawan.

2.Daftar Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan langsung ke lokasi Praktik Kerja

Lapangan Mandiri untuk melihat dan mengetahui berbagai masalah yang menjadi objek

penelitian.

3.Daftar Dokumentasi (Optional)

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/atau literatur, hasil – hasil penelitian,

meminta dokumen atau data – data pendukung yang berhubungan dengan Praktik Kerja

(14)

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

ini maka penulis membaginya ke dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap – tiap bab yang

terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi

pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang PKLM, tujuan dan

manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan

data dan sistematika penulisan laporan PKLM.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, struktur

organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian pajak, pengertian Pajak

Pertambahan Nilai, subjek dan objek Pajak Pertambahan Nilai, tarif serta dasar pengenaan

pajak.

BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini akan berisi tentang analisa penulis dan mengevaluasi data yang diperoleh

mengenai tata cara pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini disimpulkan uraian

(15)

mengatasi masalah yang ada. Bab ini merupakan penutup dari bab – bab sebelumnya yang

berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak

khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

RENDRA SEPTYO SANTOSO Bahasa

Sedangkan pengertian dari keseimbangan lini adalah penyeimbangan penugasan elemenâelemen tugas dari suatu assembly line ke work stations untuk meminimumkan banyaknya work station

diberi kesempatan untuk mengirimkan kelengkapan berkas verifikasi sampai dengarr hari Kamis, 17 Oktober 2013 Jarn 10.00 WIB, dengan membawa Surat Pengantar dari

Untuk dapat menentukan model peramalan atau hasil ramalan yang dapat memberikan keakurasian data untuk metode 12 bulan mendatang model-model peramalan trend Line Analysis

The WTP functions estimated from single or multiple studies and the nature of most of the explanatory factors included in these functions suggest that full explanation and hence a

KONSEP EKSISTENSI MANUSIA, PLURALISME HARMONI, GOTONG ROYONG, KERAKYATAN,

Adapun tujuan pengajaran cerita pendek (cerpen) agar siswa dapat memiliki pengetahuan, kecakapan, dan dapat menghayati karya-karya cerpen; memiliki kepekaan

“ Komputer adalah system elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang serta diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data

In this contribution in honour of James Loader – who himself is more than familiar with the ‘ethische’ approach to Old Testament studies Loader 1984, 1985a, 1985b, 2004, 2012 – I would