PENGARUH PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM SIGLI TAHUN 2008
TESIS
OLEH:
KAMARUZZAMAN 057013012/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM SIGLI TAHUN 2008
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ( M.Kes ) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi Rumah Sakit
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
OLEH:
KAMARUZZAMAN
057013012/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM SIGLI TAHUN 2008.
Nama Mahasiswa : Kamaruzzaman Nomor Induk Mahasiswa : 057013012
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Studi : Administrasi Rumah Sakit
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.P.D, Sp.J.P)(Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S) (dr. Ria Masniari Lubis, M.Si)
Telah diuji pada
Tanggal : 01 Oktober 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Sutomo Kasiman,Sp.P.D,Sp.J.P Anggota : 1. Dr.Endang Sulistya Rini,S.E,M.Si 2. Drs.Amru Nasution,M.Kes
PERNYATAAN
PENGARUH PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI BADAN PELAYANAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM SIGLI TAHUN 2008
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2009
( Kamaruzzaman )
057013012/IKM
ABSTRAK
Rumah sakit sebagai lembaga/organisasi yang dikategorikan sebagai badan usaha dalam bidang jasa sosio ekonomi, tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga harus melaksanakan fungsi sosialnya untuk melayani masyarakat. Jumlah kunjungan pada RSU Sigli tahun 2008 adalah 8.612 orang, pasien Rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur BOR sebesar 62,16. Kondisi pemanfaatan pelayanan rumah sakit sebagaimana yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa belum maksimalnya pelayanan keperawatan di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Sigli, sehingga perlu dianalisis tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan asuhan keperawatan di RSU Sigli
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan cross – sectional dengan jumlah populasi 8612 dan jumlah sampel sebanyak 53 pasien. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh pelayanan asuhan keperawatan (perhatian interaksi, kemudahan pelayanan, reliabilitas, mengenal pasien, dan tanggap) terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Uji statistik yang digunakan adalah chi – square dan regresi logistik.
Dari 6 variabel independen yang diteliti, diketahui semua variabel berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen dengan nilai p < 0,05. Berdasarkan uji regresi logistik diketahui bahwa variabel kemampuan perawat mengenal pasien paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan pasien.
Disarankan kepada pimpinan RSU Sigli lebih meningkatakan pelayanannya dengan meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan melakukan penyempurnaan sistem yang lebih baik sehingga perawat dapat memberikan pelayanan yang lebih mengutamakan pasien.
ABSTRACT
Hospital, which is categorized as a business in socio-economic service sector, not only focuses on getting financial benefit but also implements its social function to serve the community in general. In 2008, the number of patient’s visit to Sigli Hospital was 8,612 with the average rate of bed occupacy rate was 62.16%. The nursing service provided by the Health Service Body (BPK) of Sigli General Hospital was not maximum yet based on this fact, the level of patient’s satisfaction on the nursing care service provided by Sigli General Hospital needs to be analized.
This survey designed as cross-sectional with the population of 8,612 patients and 53 of them were selected to be the samples for this study. The purpose of this study is to analyze the influence of nursing care service (attention of interaction, service facility, reliability, recognation of patient, and response) on patient’s satisfaction of the in-patient wards. The data obtained were statistically analyzed through Chi-square and logistic regression tests.
The result of this study showed that all of the 6 independent variables studied were significantly influence by the dependent variables. The result of logistic regression test showed that the variable of the nurse’s ability to recognize the patient had the biggest influence on patient’s satisfaction.
It is suggested that the management of Sigli Hospital should improve the service they provided through improving the quality of their nurses in giving nursing care and implementing a better system that can provide a better service for the patients.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan
tesis dengan judul “Pengaruh Pelayanan Asuhan Keperawatan terhadap Kepuasan Pasien di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli Tahun 2008”
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Rektor Universitas
Sumatra Utara, yaitu Prof. dr.Chairuddin P. Lubis, D.T.M&H, Sp.A(K).
Selanjutnya kepada dr. Ria Masniari Lubis M.Si, selaku Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Dr. Drs. Surya
Utama, M.S selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Mayarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan juga
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universiatas
Sumatera Utara.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. dr. Sutomo Kasiman,
Sp.P.D, Sp.J.P, selaku ketua komisi pembimbing dan dr.Yulianti, Sp.P.
MARS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan penuh perhatian dan
kesabaran membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk
membimbing penulis mulai proposal hingga seminar proposal dan kemudian
peran pembimbing digantikan oleh Dr.Endang Sulistya Rini, S.E. M.Si, sampai
penulisan tesis selesai.
Terima Kasih kepada Drs. Amru Nasution, M.Kes dan dr. Fauzi, S.K.M
sebagai Komisi Penguji yang dengan penuh perhatian dan kesabaran
membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis
mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.
Terima kasih kepada Bupati Pidie Mirza Ismail, S.Sos yang telah berkenan
memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan sekaligus
memberi izin belajar pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pidie dr. H. Zulfrinur, Sp.M dan Kepala Dinas Kabupaten Pidie dr. ABD Hamid,
M.Si, yang memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan
Tak terhingga terima kasih yang tulus dan iklas kepada keluarga
tercinta Istri dr. Hilda Batubara, dua putri Salsabil Kaesa Ananda, Anisha
Humaira Yanda serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan
sumbangan moril dan materil dan secara khusus kepada orang tua tercinta
Alm H. ABD Kadir Basyah dan Ibu Alm Hj. Sitti Hamamah dan Bapak
Mertua H. Edi Efni Batubara dan Ibu Mertua Hj. Kasmawati.
Selanjutnya terima kasih juga para dosen dan staf di lingkungan Program
Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis sehingga harapkan demi kesempurnaan
tesis ini dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di
bidang kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian
selanjutnya.
Medan, Agustus 2009
RIWAYAT HIDUP
Kamaruzzaman lahir pada tanggal 28 Desember 1968 di sebuah desa dalam kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda H.Abdul Kadir Basyah, dan Ibunda Hj.Sitti Hamamah.
Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di Taman Kanak-Kanak IWKA selesai tahun 1975, Sekolah Dasar Negeri No.1 Pidie selesai tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama Negeri No.2 Tijue tamat tahun 1984, Sekolah Menengah Atas Negeri Sigli tamat tahun 1987, dan melanjutkan ke Fakultas Kedokteran UISU Medan tamat tahun 2000.
Penulis mulai bekerja tahun 2001 sebagai dokter perusahaan pada PT. WIKA Medan, pada tahun 2003 pemanggilan sebagai Dokter Pegawai Tidak Tetap yang ditempatkan di Puskesmas Teupin Raya Kabupaten Pidie Provinsi NAD dan pada tahun yang sama diterima sebagai dokter Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kabupaten Pidie dan ditempatkan di Puskesmas Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie NAD sebagai kepala sampai sekarang.
Tahun 2000 penulis menikah dengan dr. Hilda anak H.Eddy Batu Bara dan Ibu Hj.Kasmawati dan pada tahun 2002 lahir putri pertama diberi nama Salsabil Kaesa Ananda serta pada tahun 2005 lahir putri kedua yang diberi nama Annisa Humaira Yanda.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Hipotesis ... 8
1.5. Manfaat Penelitian... 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Pelayanan Kesehatan ... 10
2.2. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan ... 14
2.3. Kepuasan Pasien ... 26
2.4. Landasan Teori ... 35
2.5. Kerangka Konsep ... 36
BAB 3. METODE PENELITIAN ... 37
3.1. Jenis Penelitian ... 37
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
3.3. Populasi dan Sampel ... 37
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 40
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 44
3.6. Metode Pengukuran... 45
3.7. Metode Analisis Data ... 47
BAB 4. HASIL PENELITIAN... 50
4.1. Diskripsi Wilayah Penelitian ... 50
4.2. Distribusi Responden ... 50
4.3. Analisis Bivariat ... 54
BAB 5. PEMBAHASAN ... 63
5.1. Kepuasan Pasien ... 63
5.2. Hubungan Perhatian Perawat dengan Kepuasan Pasien ... 63
5.3. Hubungan Reliabilitas Perawat dengan Kepuasan Pasien ... 64
5.4. Hubungan Interaksi Perawat dengan Kepuasan Pasien ... 66
5.5. Hubungan Kemudahan Pelayanan dengan Kepuasan Pasien . 68 5.6. Hubungan Mengenal Pasien dengan Kepuasan Pasien ... 68
5.7. Hubungan Ketanggapan Perawat dengan Kepuasan Pasien ... 69
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
6.1. Kesimpulan ... 71
6.2. Saran ... 72
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Jumlah perawat dan jumlah tempat tidur di ruang rawat inap BPK RSU Sigli tahun 2007 ... 5
2. Distribusi jumlah sampel per-ruangan rawat inap BPK RSU Sigli tahun 2007 ... 40
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42
4.1. Distribusi responden berdasarkan perhatian perawat terhadap pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 51
4.2. Distribusi responden berdasarkan reliabilitas perawat terhadap pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 52
4.3. Distribusi responden berdasarkan interaksi perawat terhadap pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 52
4.4. Distribusi responden berdasarkan kemudahan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 52
4.5. Distribusi responden berdasarkan pengenalan perawat terhadap pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 53
4.6. Distribusi responden berdasarkan ketanggapan perawat terhadap pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 53
4.7. Distribusi responden berdasarkan kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 54
4.8. Hubungan perhatian perawat terhadap pasien dengan kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 55
4.10. Hubungan interaksi perawat terhadap pasien dengan kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 56
4.11. Hubungan kemudahan pelayanan terhadap pasien dengan kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 57
4.12. Hubungan kemampuan perawat terhadap pasien dengan kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 57
4.13. Hubungan ketanggapan perawat terhadap pasien dengan kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 58
4.14. Analisis multivariate perhatian, reliabilitas, interaksi, kemudahan, pengenalan dan ketanggapan perawat terhadap kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 59
4.15. Analisis hubungan perhatian, reliabilitas, interaksi, kemudahan, pengenalan dan ketanggapan perawat terhadap kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 59
4.16. Analisis hubungan reliabilitas, interaksi, kemudahan, pengenalan dan ketanggapan perawat terhadap kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 60
4.17. Analisis hubungan interaksi, kemudahan, pengenalan dan ketanggapan perawat terhadap kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 60
4.18. Analisis hubungan kemudahan, pengenalan dan ketanggapan perawat terhadap keupuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 61
4.19. Uji interaksi hubungan kemudahan pengenalan dan ketanggapan perawat terhadap kepuasan pasien di BPK RSU Sigli tahun 2008 ... 61
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner ... 75
2. Data Analisis Hasil Penelitian ... 79
3. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 100
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang
sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Hal ini disebabkan rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang
padat teknologi dan padat pakar. Peran tersebut semakin menonjol mengingat
timbulnya perubahan epedemiologi penyakit, perubahan struktur demografis,
perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu kepada masyarakat.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan dan menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan ini juga termasuk
pelayanan keperawatan di rumah sakit, yang menurut hasil penelitian Huber tahun
1996, menyatakan bahwa 90% pelayanan yang diberikan di rumah sakit adalah
pelayanan keperawatan. Dengan demikian baik buruknya pelayanan kesehatan di
suatu rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan keperawatan itu sendiri
(Azwar, 1997).
Pada awalnya rumah sakit sebagai tempat pelayanan sosial yang tidak
memikirkan keuntungan dan bersifat paternalistik (memandang pasien sebagai
maksudnya ialah selain memberikan pelayanan komprehensif, sesuai dengan
tuntutan dan teknologi serta keinginan masyarakat, maka pelayanan rumah sakit
mulai memperhatikan keuntungan dengan memberikan pelayanan yang baik,
efisiensi biaya dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pada sisi lain rumah
sakit sebagai lembaga/badan usaha yang dikategorikan sebagai badan usaha dalam
bidang jasa, tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi juga harus
melaksanakan fungsi sosialnya untuk melayani masyarakat sebaik mungkin
(Azwar, 1997).
Kegiatan interaksi/komunikasi yang dilakukan dengan pelanggan, dimulai
sejak pelanggan masuk rumah sakit, dirawat sampai pelanggan pulang. Menurut
Swansburg (1999), waktu yang digunakan perawat untuk melakukan tindakan
asuhan keperawatan dan berkomunikasi dengan pasien adalah 50% dari jam
kerjanya, dan untuk memberikan pendidikan kesehatan sebanyak 5% dari jam
kerjanya.
Dalam lingkungan pasar yang kompetitif, rumah sakit harus aktif mencari
apa yang diinginkan pelanggan dan berusaha memenuhinya agar bisa bertahan
dan cara mengetahui keinginan pasien adalah dengan meminta pendapat tentang
pelayanan yang telah diterimanya atau dengan kata lain dilakukan dengan
mengukur kepuasan pasiennya. (Thomas dan Bond, 1998).
Pasien sebagai individu penerima jasa pelayanan keperawatan akan
merupakan evaluasi positif terhadap dimensi pelayanan keperawatan. (Saifuddin,
1998).
Menurut Bower (1994) dalam buku Krowinski, (1996), ada 6 unsur
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan: perhatian (caring),
interaksi/Komunikasi, reliabilitas pelayanan, kemudahan (accessibility), mengenal
pelanggan dan ketanggapan (responsiveness).
Dampak ketidak puasan pasien adalah pasien cenderung mencari rumah
sakit lain bila akan berobat. Pasien akan menceritakan pengalaman buruknya
kepada banyak orang, hal ini dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat
sehingga semakin banyak orang enggan datang kerumah sakit, yang pada
akhirnya rumah sakit akan kehilangan pasien, akibat lebih lanjut akan
menurunkan pendapatan rumah sakit (Azwar, 1997).
Rumah Sakit Umum Sigli adalah rumah sakit milik pemerintah Daerah
Pidie. Keluarnya qanun Kabupaten Pidie No. 35 tahun 2002 tanggal 20 Agustus
2002 tentang organisasi dan tata kerja yang diberi nama Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli Kabupaten Pidie yang merupakan sarana
pelayanan kesehatan yang harus lengkap di Kabupaten Pidie dan berperan lebih
aktif dalam sistim rujukan medik dalam wilayah kerjanya.(Profil BPK RSU
Sigli,2007)
Struktur organisasi BPK RSU Sigli terdiri seorang direktur dibantu oleh 1
Program, Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan Pelayanan Medis, dan Bidang
Rujukan, Penunjang Medik & Rekam Medik. Kepala Bidang Keperawatan
mengkoordinir pelayanan perawatan melalui stafnya yang terdiri dari Kepala
Seksi Asuhan Keperawatan, Etika Profesi Keperawatan, dan Pengendalian Mutu
& Logistik Keperawatan. (Profil BPK RSU Sigli, 2007)
Fasilitas pelayanan di BPK RSU Sigli dengan kapasitas 134 tempat tidur, meliputi pelayanan penyakit dalam, bedah, anak, kebidanan, mata, Intesif Care Unit (ICU), Saraf, ruang kelas II, kelas I dan kelas utama, 7 poli klinik ahli (poli
klinik dalam,poli klinik bedah, poli klinik anak, poli klinik kebidanan, poli klinik mata, dan poli klinik saraf), 1 poli umum, 1 poli gigi, dan 1 Unit Gawat Darurat (UGD). Sedangkan pelayanan penunjang medis meliputi pelayanan laboratorium, radiologi, gizi, rehabilitasi medis/fisioterapi serta apotek. (Laporan Tahunan RSU.Sigli, 2007)
Rumah sakit umum Sigli belum mempunyai suatu peraturan yang baku terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rewat inap namun pelaksanaannya didasarkan kepada aturan yang dikeluarkan oleh Depkes
RI.(wawan cara: Wakil Direktur Pelayanan Medis rumah sakit umum Sigli)
Jumlah tenaga perawat yang bertugas di RSU Sigli berjumlah 159 orang, 117 orang bertugas di ruang rawat inap dan 42 orang bertugas di poliklinik dan IGD. Latar belakang pendidikan tenaga keperawatan terdiri dari 65 orang lulusan
Tabel 1. Jumlah perawat dan jumlah tempat tidur diruang rawat inap BPK RSU Sigli tahun 2007.
No. Ruang Rawat
Inap
Jumlah Perawat
Jumlah tempat tidur
1. 2. 3. 4. 5. Kelas III: Penyakit Dalam Bedah Anak Kebidanan Mata Saraf Kelas II Kelas I Kelas Utama ICU 30 26 12 13 3 6 12 5 6 4 33 30 17 17 2 9 12 4 6 2
Jumlah 117 134
Sumber: Laporan Tahunan BPK RSU Sigli (2007)
Rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan di RSU Sigli
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor pelayanan keperawatan, masih
rendahnya sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan, dan rendahnya
kualitas sumber daya manusia. Di samping itu berdasarkan hasil evaluasi jumlah
kunjungan pasien per bulan menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien
perbulan mengalami fluktuasi, keadaan ini memungkinkan dan mengindikasikan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di RSU Sigli masih
dinilai rendah.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
262/Menkes/Per/VII/79 tentang metode rasio tempat tidur dan perhitungan
kebutuhan personel rumah sakit, untuk rumah sakit type C dengan jumlah tempat
pada ketentuan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 262/Menkes/Per/VII/79,
maka RSU Sigli mengalami kekurangan jumlah tenaga perawat adalah 17 orang.
Metode rasio dikembangkan dengan asumsi tingkat BOR rumah sakit yang ideal
sekitar 70%.(Departemen Kesehatan RI,1991)
Menurut Departemen Kesehatan R.I (1999), indikator yang dipakai untuk
menilai suatu rumah sakit adalah BOR ideal 60%-85%, LOS antara 6-7 hari dan
TOI idealnya dalam waktu 1-3 hari.(Departemen Kesehatan RI,1991)
Jumlah pasien yang di rawat di ruang rawat inapdi BPK RSU Sigli tahun
2007 adalah 8.612 orang, pasien keluar meninggal 376 orang yang terdiri dari 241
orang meninggal kurang dari 48 jam, dan 135 orang meninggal lebih dari 48 jam
rawatan. Rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur BOR sebesar 62,16%,
rata-rata lama rawatan (LOS) sebesar 3,9 hari, rata-rata tempat tidur tidak ditempati
dari saat terisi berikutnya TOI sebesar 1,60 hari, BTO 63,54 kali GDR 41,68
orang/1000 pasien keluar, dan NDR 14,96 orang/1000 pasien keluar.(Profil BPK
RSU Sigli 2007)
Hasil penelitian WHO di Indonesia (1988) menunjukkan bahwa rendahnya
pelayanan rumah sakit disebabkan oleh mutu pelayanan yang rendah. Hal ini
ditunjukkan dari rata-rata angka pemanfaatan tempat tidur dibawah 57% baik
untuk rumah sakit pemerintah maupun maupun rumah sakit swasta. Pelayanan
asuhan keperawatan yang merupakan bagian intergral dari pelayanan kesehatan
memiliki peran yang sangat besar terhadap peningkatan mutu pelayanan rumah
Berdasarakan penjajakan awal terhadap 20 orang pasien dengan
mengajukan 10 item pertanyaan tentang perhatian, interaksi, kemudahan
pelayanan, reliabilitas, mengenal pasien dan tanggap. Dari hasil perjajakan
tersebut adalah 60% pasien kurang puas terhadap perhatian perawat, 63% pasien
kurang puas terhadap interaksi, 61% pasien kurang puas terhadap kemudahan
perawat, 52% pasien kurang puas terhadap reliabilitas pelayanan perawat, 58%
kurang puas terhadap mengenal pasien dan 65 % kurang puas terhadap tangap
perawat.
Kondisi pelayanan keperawatan sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas menunjukkan bahwa belum maksimalnya pelayanan keperawatan di Badan
Pelayanan Kesehatan RSU Sigli, sehingga perlu dianalisi tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan asuhan keperawatan
1.2. Permasalahan
Apakah asuhan keperawatan berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan pasien di ruang rawat inap Badan Pelayanan Kesehatan RSU
Sigli Tahun 2008.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh pelayanan asuhan keperawatan
(perhatian interaksi, kemudahan pelayanan, reabilitas, mengenal pasien,
dan tanggap) terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Badan
1.4. Hipotesis
Perhatian, interaksi perawat, kemudahan pelayanan, reliabilitas, mengenal
pasien dan tanggap yang diberikan oleh perawat berpengaruh terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat inap Badan Pelayanan Kesehatan RSU Sigli.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai umpan balik bagi pengambilan kebijakan BPK Rumah Sakit
Umum Sigli terhadap kepuasan pelayanan asuhan keperawatan yang
diterima konsumen, untuk dapat dijadikan dasar pemikiran dalam rangka
menemukan upaya – upaya apa (mencari solusi yang terbaik dan tepat)
yang perlu dilakukan untuk perbaikan diberbagai bidang layanan
terutama pelayanan asuhan keperawatan dan untuk mengembangkan
program yang lebih berorientasi kepada kepuasan pasien, sesuai dengan
visi dan misi rumah sakit sebagaimana yang telah ditetapkan.
b. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dalam bidang penelitian dan
khususnya tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan asuhan
keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit.
c. Bagi peneliti lain
lanjuti hasil penelitian ini, mengenai kepuasan pasien terhadap
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelayanan Kesehatan 2.1.1. Pengertian
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.(Azwar, 1997)
Sehubungan dengan pendapat Azwar 1997, mudah dipahami bahwa
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan banyak mecamnya,
karena semua ini dapat ditentukan oleh 1) Pengorganisasian pelayanan, apakah
dilaksanakan secara mandiri atau secara bersama – sama dalam suatu organisasi;
2) Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,
pemulihan kesehatan atau kombinasi dari padanya; 3) Sasaran pelayanan
kesehatan, apakah untuk perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat
secara keseluruhan.
2.1.2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Suatu pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu harus memenuhi
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Dapat diterima dan wajar
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable)
oleh masyarakat dan bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak
wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga, pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dicapai (accessible). Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama
dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi
sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah
perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan,
bukanlah pelayanan keseatan yang baik.
4. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat, pelayanan kesehatan yang baik adalah yang
mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang
dimaksudkan disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
mahal dan karena itu hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat
saja, bukan pelayanan kesehatan yang baik.
5. Bermutu
Syarat pokok kelima, pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud disini
adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar yang telah ditetapkan.
2.1.3. Masalah Pelayanan Kesehatan
Perubahan akibat perkembangan ilmu dan teknologi, menyebabkan
kelima persyaratan pokok ini sering tidak dipenuhi. Perubahan yang seperti ini
disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan seperti misalnya
meningkatkan mutu pelayanan yang dapat dilihat dari makin menurunnya angka
kesakitan, cacat, dan kematian serta meningkatnya umur harapan hidup rata – rata,
tetapi disisi lain perubahan seperti ini ternyata juga mendatangkan banyak
masalah sebagai berikut (Azwar,1997) :
1. Terkotak – kotak pelayanan kesehatan
Timbulnya pengkotakkan dalam pelayanan kesehatan (fragmented
subspesialis dalam pelayanan kesehatan, yang apa bila berkelanjutan pada
gilirannya akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.
2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Perubahan ini muncul sebagai akibat telah terkotak – kotaknya
pelayanan kesehatan, yang berpengaruh terutama pada hubungan dokter
pasien. Munculnya spesialis dan subspesialis, menyebabkan perhatian
penyelenggaraan kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara menyeluruh.
Perhatian tersebut hanya tertuju kepada keluhan ataupun organ tubuh yang
sakit saja.(Azwar,1997)
Perubahan sifat layanan kesehatan semakin bertambah nyata, jika
diketahui bahwa, pada saat ini telah banyak dipergunakan pula berbagai peralatan
kedokteran canggih. Ketergantungan yang kemudian muncul terhadap berbagai
peralatan kedokteran canggih tersebut, dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif yang merugikan yakni: Pertama, makin meregangnya hubungan antara
dokter dengan pasien. Antara dokter dan pasien telah terdapat suatu pemisah
yakni berbagai peralatan kedokteran yang dipergunakan tersebut. Kedua, makin
mahalnya biaya kesehatan. Keadaan tersebut tentu mudah diperkirakan akan
menyulitkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.(Azwar,1997)
Kedua perubahan sifat pelayanan tersebut di atas dengan dampak
negatifnya tersebut mau tidak mau tidak akan mempengaruihi mutu pelayanan.
akan berhasil secara sempurna menyelesaikan masalah kesehatan yang diterima
oleh seseorang.
2.2. Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan 2.2.1. Pengertian
Pelayanan keperawatan baik yang di rumah sakit maupun di masyarakat
dikembangkan dengan bertitik tolak dari pandangan Gaffar 1999 :
“Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, dan spiritual yang
komprehesif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal”
Sebagai suatu bentuk pelayanan profesional, berdasarkan definisi tersebut
di atas, asuhan/pelayanan dan praktik keperawatan yang dilakukan harus dilandasi
prinsip – prinsip sebagai berikut (Gilles 1989):
1. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
Pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia serta upaya perawatan dan penyembuhan.
Ilmu keperawatan adalah sintesa dari ilmu keperawatan dasar, ilmu
keperawatan dasar meliputi keperawatan (fundamental of mursing), kebutuhan
dasar manusia (basic human need), proses keperawatan (mursing art), dan
manajemen keperawatan (mursing management).
Kiat keperawatan (mursing art) lebih difokuskan pada kemampuan
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan
sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya
memberikan kepuasan dan kenyamanan pada pelanggan. Kiat – kiat keperawatan
adalah :
a. Nursing is caring, perawat berperan dalam pemberian asuhan keperawatan
menyangkut upaya memperlakukan pelanggan secara manusiawi dan utuh
sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya.
b. Nursing is sharing, dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat selalu
melakukan sharing atau diskusi antara sesama perawat, kepada anggota tim
kesehatan lainnya dan kepada pelanggan.
c. Nursing is laughing, perawat meyakini bahwa senyum merupakan suatu kiat
dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan rasa nyaman pelanggan.
d. Nursing is crying, perawat menerima respon emosional dari perawat atau
orang lain sebagai sesuatu hal yang biasa dalam situasi senang atau duka.
e. Nursing is touching, perawat dapat menggunakan sentuhan untuk
meningkatkan rasa nyaman, pada saat melakukan massage (memijat) atau
misalnya menyentuh pelanggan ketika menyatakan saya memahami apa yang
f. Nursing is helping, bermakna bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
menolong pelanggan dengan sepenuhnya memahami kondisinya.
g. Nursing is believieng in others, perawat meyakini bahwa orang lain memiliki
hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya.
h. Nursing is trusting, perawat harus menjaga kepercayaan pelanggan, yaitu
dengan menjaga mutu asuhan keperawatan
i. Nursing is believieng in self, perawat yakin bahwa dirinya memiliki
pengetahuan dan mampu untuk menolong orang lain dalam memelihara
kesehatannya.
j. Nursing is learning, perawat selalu belajar atau mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan keperawatan professional melalui asuhan keperawatan yang
dilakukan.
k. Nursing is respecting, perawat memperlihatkan rasa hormat dan pernghargaan
kepada orang lain (pelanggan dan keluarganya) dengan menjaga kepercayaan
dan rahasia pelanggan.
l. Nursing is listening, bermakan bahwa perawat harus mau menjadi pendengar
yang baik ketika pelanggan berbicara atau mengeluh
m.Nursing is doing, perawat melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan
berdasarkan pengetahuannya untuk memberikan rasa aman dan nyaman serta
asuhan keperawatan secara komprehensif.
n. Nursing is feeling, perawat merasa menerima, merasakan, dan memahami
o. Nursing is accepting, berarti bahwa perawat harus menerima diri sendiri
sebelum dapat menerima orang lain.
2. Bersifat komprehensif
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan
keperawatan yang diberikan bersifat menyeluruh meliputi aspek biologi,
psikologi, sosial, dan spiritual. Hal ini berarti dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga individu dan masyarakat, perawat tidak hanya
mampu memenuhi aspek biologi atau penyakit fisiknya saja, akan tetapi juga
meliputi aspek psikologinya, sosial, dan spiritual.
3. Ditujukan pada individu, keluarga masyarakat sehat maupun sakit
Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktik keperawatan,
asuhan keperawatan dapat diberikan pada individu pada instruksi pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, klinik keperawatan, dan rumah sakit.
Kepada keluarga, pelayanan keperawatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah
sakit, dan komunitas yang lebih berorientasi pada pendidikan atau penyuluhan
kesehatan (health education), demikian pula melalui pendidikan kesehatan dan
asuhan keperawatan secara langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
4. Merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis
(gizi, farmasi, laboratorium dan sebagainya). Sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan, pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan
kesehatan. Dengan menggunakan pendekatan sistem maka pelayanan keperawatan
merupakan sub sistem dari pelayanan kesehatan seperti halnya pelayanan medis
dan penunjang medis.
5. Mencakup siklus hidup manusia
Asuhan keperawatan dapat diberikan pada pelanggan sejak konsepsi,
setelah lahir, anak, remaja, dewasa, usia lanjut sampai menjelang kematian. Atas
dasar inilah kemudian dikenal fregmentasi/spesialisasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan sebagai mana dirumuskan oleh Amerikan Nurses
Association (1980), adalah Dignosis and treatment of human responses to actual
or potensial health problem, rumusan ini menekankan bahwa dalam keperawatan
dibutuhkan aktifitas untuk menelaah kondisi pelanggan/pasien, menyimpulkan
respon pelanggan terhadap masalah yang dihadapinya, serta menentukan
perlakuan keperawatan yang tepat untuk mengatasinya.(Gilles,1989)
Tim Depertemen Kesehatan RI dalam Pedoman Uraian Tugas Tenaga
Perawatan di Rumah Sakit, menjelaskan bahwa pelaksana perawatan di ruang
rawat dengan tugas pokok melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di
ruang rawat.
Uraian tugas yang dimaksud adalah :
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
c. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
d. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
e. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan keluarganya.
f. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas
kemampuannya, dengan cara :
(1) Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan
keluhan utama).
(2) Melaksanakan anamnesa.
g. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
h. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya, antara lain :
(1) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
(2) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.
i. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat segera
j. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan
kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang tidak ditanggulangi.
k. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara
tetap dan benar sesuai kebutuhan, serta PROTAP yang berlaku. Selanjutnya
segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan, kepada dokter ruang
rawat/dokter penanggung jawab ruangan.
l. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
m. Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut, sesuai batas kemampuannya.
n. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan anggota
tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan, pekarya rumah
tangga dan lain-lain).
o. Berperanserta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutuasuhan keperawatan.
p. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libus secarabergilir sesuai
jadwal dinas.
q. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien dan
keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.
r. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang Rawat.
s. Meningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan, antara
t. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tetap yang benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya (akurat).
u. Melaksanakan serah terima tugas kepada kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis, pada saat pergantian dinas.
v. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :
1. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrative, seperti :
(a) Surat izin pulang.
(b) Surat keterangan istirahat sakit.
(c) Petunjuk diet.
(d) Resep obat untuk di rumah jika diperlukan.
(e) Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
(f) Surat keterangan lunas pembayaran dan lain-lain.
2. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai :
(a) Diet.
(b) Pengobatan yang perlu di lanjutkan dan cara penggunaannya.
(c) Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, Puskesmas atau
institusi pelayanan kesehatan lain.
(d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
3. Malatih pasien mengunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti :
(a) Rollstoel.
(b) Tongkat penyangga.
(c) Protesa.
4. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah sakit,
misalnya :
(a) Merawat luka.
(b) Melatih anggota gerak.
5. Mengantar pasien mengantar pulang sampai pintu keluar ruang rawat.
2.2.2. Ruang Lingkup Praktek Keperawatan
Praktek keperawatan adalah perwujudan profesi, dalam hal ini adalah
hubungan profesionalisme antara perawat – pelanggan yang didasarkan pada
kebutuhan dasar pelanggan, intervensi keperawatan untuk membantu memenuhi
kebutuhan dasar pelanggan yang didasari oleh penalaran legal etis disertai dengan
pendekatan yang manusiawi. Intervensi tersebut dilakukan melalui kerjasama
dengan pelanggan, dengan atau tanpa kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Intervasi (perlakuan) keperawatan dapat diwujudkan melalui upaya –
upaya promotif yaitu membantu seseorang baik yang sehat maupun disable untuk
meningkatkan level of Wellness; preventif dalam hal ini adalah mencegah
kondisi sakit dan upaya pemulihannya; serta consolation of the dying yaitu
pendampingan bagi pelanggan yang menghadapi kematian sehingga dapat melalui
fase – fase kematian secara bermartabat dan tenang.
Jadi praktek keperawatan merupakan serangkaian proses yang humanistic
untuk melakukan diagnosis terhadap respon pelanggan dalam menghadapi
masalah kesehatan dan dampaknya terhadap terpenuhi tidaknya kebeutuhan
dasarnya, menentukan perlakuan keperawatan yang tepat melalui bantuan
keperawatan baik bersifat total, persial atau suportif – edukatif, menggunakan
pendekatan proses keperawatan dan berpedoman pada standar asuhan dalam
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Sedangkan menurut Departememn Kesehatan RI, 1999 ruang lingkup
pelayanan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang paripurna kepada empat
tingkat pelanggan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) dalam berbagai
tatanan layanan keperawatan tanpa memandang latar belakang (pendidikan, sosial
ekonomi, jenis kelamin, agama, suku, dll), serta kondisi kesehatannya yang
ditujukan untuk peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan dari sakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) yang bersifat komprehensif, terpadu dan berkesinambungan.
Sifat pelayanan berfokus kepada pemenuhan dan penyelesaian masalah
kesehatan yang dihadapi, yaitu terhadap aspek kegiatan sehari – hari yang
terganggu baik disebabkan oleh kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan
Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tidak dapat
dipisahkan dari upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit
tersebut, oleh karena itu setiap upaya peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit
perhatian utama harus diarahkan pada upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan professional.
2.2.3. Peran dan Fungsi Perawat
Perawat adalah mereka yang dimiliki kemampuan dan wewenang
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
dimiliki yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan(Gaffar,1999). Profil
seorang perawat profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh
perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan/pelayanan
keperawatan, praktik keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan
pelanggan (individu, keluarga, dan masyarakat) serta kegiatan penelitian dibidang
keperawatan.
Peran dan fungsi perawat tersebut menurut Gaffar (1999) adalah sebagai
berikut :
a. Peran pelaksana (care giver)
Peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung
digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses
keperawatan.
Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter,
protector dan advocat, communicator serta rehabilitator. Sebagai comforter,
perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada pelanggan. Peran
sebagai protector dan advocate, lebih terfokus pada kemampuan perawat
melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban pelanggan terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Peran sebagai communicator
akan nampak bila perawat bertindak sebagai mediator antara pelanggan dengan
anggota tim kesehatan lainnya. Sedangkan peran rehabilitator berhubungan erat
dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan yakni mengembangkan fungsi
organ tubuh atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.
2. Peran sebagai pendidikan (health educator)
Perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
serta tenaga keperawatan lainnya atau tenaga kesehatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
3. Peran sebagai pengelola (manager)
Perawat dalam hal ini mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya sesuai dengan konsep, manajemen keperawatan dalam rangka
dan menjamin kualitas asuhan/pelayanan keperawatan serta mengkoordinasikan
dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan.
4. Peran sebagai peneliti
Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian
serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
2.3. Kepuasan Pasien 2.3.1. Pengertian
Menurut Supranto (2001) kepuasan adalah bentuk perasaan seseorang
setelah mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah
memenuhi harapan.
Menurut Azwar (1997), dimensi kepuasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Kepuasan yang mengacu kepada penerapan standar kode etik profesi.
Dengan pendapat ini ukuran – ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu
hanya mengacu kepada penerapan standar kode etik profesi yang baik saja.
Ukuran – ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup pemikiran terhadap
kepuasan mengenai hubungan petugas dengan pasien, kenyamanan pelayanan,
kebebasan melakukan pilihan pengetahuan kompetensi teknis, efektifitas
2. Kepuasan yang mengacu kepada penerapan semua persyaratan pelayanan
kesehatan.
Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang
bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan dapat
memuaskan pasien, didalamnya mencakup penilaian terhadap kepuasan
kesehatan, kesinambungan pelayanan kesehatan, keterjangkauan pelayanan
kesehatan, efisiensi pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan.
2.3.2. Harapan dan hak pasien
Seorang pasien sebagai konsumen yang sedang menjalani perawatan dari
profesi perawatan mempunyai beberapa harapan tentang perilaku dan kemampuan
yang melayaninya (Wolf, 1984), adapun harapan tersebut meliputu;
1. Perawat diharapkan kompeten dalam profesinya; ahli, menguasai, tangkas dan
penuh percaya diri dalam melakukan prosedur perawatan, perawat diharapkan
serius dalam bekerjanya, periang tetapi jelas tulus merawatnya, serta
penggunaan humor secara baik dalam membantu mengembangkan hubungan
yang hangat.
2. Perawat diharapkan bijaksana, penuh pengertian dan menerima pasien
sebagaimana adanya, misalnya memanggil namanya, mendengarkan apa yang
3. Perawat diharapkan membantu pemenuhan kebutuhan selama mereka tidak
mampu mengatasi sendiri (kebersihan personal, kerapian, eliminasi, aktifitas,
dll).
4. Perawat diharapkan memberikan pengarahan dan penjelasan tentang
pemeliharan kesehatan dan ingin pertanyaan – pertanyaan mereka dijawab.
5. Perawat diaharapkan memperlakukan pelanggan dengan sopan
santun/menghormati yang mempunyai dukungan bagi pengembangan iklim
terpeutik yang melengkapi pemeliharaannya.
6. Perawat diharapkan melibatkan perawat lain sebagai rekan praktikan dalam
perencanaan pelayanan kesehatan mereka.
7. Perawat diharapkan menjaga privasi pelanggan sejauh mungkin.
Harapan pasien adalah mempunyai peranan yang besar dan berhubungan
erat antara penentuan kualitas pelayanan (produk jasa) dan kepuasan pasien.
Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai
standar atau acuan dan harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pasien
tentang apa yang diterimanya (Krowinski, 1996).
Menurut Wolf, 1984 dan Kozier, 1991. Pasien atau pasien sebagai
konsumen penerima jasa pelayanan keperawatan, berhak atas :
1. Memperoleh pemeliharaan kesehatan yang penuh dan tenggang rasa.
2. Memperoleh informasi yang lengkap tentang diagnosis, pengobatan dan
3. Memperoleh informasi sebelum memberikan persetujuan dan sebelum
diberikan tindakan.
4. Memperoleh tindakan/pengobatan sejauh diijinkan oleh undang – undang dan
diberi penjelasan tentang resiko dari penolakannya.
5. Memperoleh penghormatan atas privasinya yang menyangkut program
perawatan kecuali seijin pasien.
6. Berharap semua komunikasi dan catatan tentang perawatannya harus
diperlukan sebagai rahasia.
7. Berharap bahwa batas – batas kapasitasnya sebuah rumah sakit harus
memberikan respon yang layak atas permintaan pasien akan pelayanan.
8. Memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit tempatnya berobat
dengan unit kesehatan lain, lembaga pendidikan sejauh menyangkut
perawatnya.
9. Mendapat nasehat sebelum dijadikan subjek penelitian yang mempengaruhi
perawatan dan pengobatannya.
10.Pasien berhak untuk menolak ikut serta dalam proyek riset serupa tersebut.
11.Berharap mendapat keseimbangan pemeliharaan yang wajar.
12.Memeriksa dan menerima penjelasan tentang rekeningnya tanpa memandang
sumber pembayaranya.
13.Berhak untuk mengetahui peraturan rumah sakit yang berlaku baginya sebagai
2.3.3. Faktor penentu kepuasan terhadap pelayanan kesehatan / keperawatan
Menurut Parasuraman (dalam Muninjaya, 2004) faktor penentu kepuasan
pelayanan kesehatan adalah reliabilitas (konsistensi dan kehandalan), ketanggapan
(kesedian, ketepanan dan kesediaan waktu), kompetensi (kemudahan kontak
pendekatan), hubungan/komunikasi mendengar dan memelihara hubungan
pengertian (upaya untuk mengerti keinginan dan keluhan pelanggan) dan wujud
pelayanan yang dirasakan.
Menurut hasil penelitian Bower, 1994 (Krowinski, 1996) kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan kesehatan meliputi enam unsur yaitu : Perhatian
(caring): hubungan/komunikasi; reliabilitas pelayanan; kemudahan
(axceccibility): mengenal konsumen dan ketanggapan (responsiveness).
Sedangkan kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan menurut Azwar (1997) bahwa, ukuran kepuasan pemakai jasa
pelayanan meliputi hubungan pemberi dan penerima jasa, kenyamanan pelayanan
(amenities), kebebasan melakukan pilihan (choice), pengetahuan dan
keterampilan teknis, efektifitas pelayanan (effectiveness) dan keamanan tindakan
(safety).
2.3.4. Dimensi Kepuasan
Dilihat dari pihak – pihak dan harapan pelanggan serta pandangan –
enam dimensi kepuasan pelanggan yang perlu diperhatikan oleh perawat sebagai
pemberi jasa pelayanan keperawatan, yaitu :
1. Perhatian Perawat (caring)
Meliputi kesigapan dan kesediaan untuk memberikan pelayanan. Perhatian
terhadap kebutuhan pelanggan akan menciptakan hubungan yang baik antara
perawat dangan pelanggan. Perhatian perawat dapat dimulai dari pertama
pelanggan kontak dengan pesawat saat pertama masuk ruang keperawatan,
bagaimana cara perawat menerima pelanggan dengan memperkenalkan diri
menggunakan bahasa, gerak tubuh dan ekspresi wajah yang terkesan
memperhatikan pelanggan sangat dibutuhkan untuk membina hubungan perawat
dengan pelanggan.
2. Reliabilitas Pelayanan
Meliputi kehandalan, kontinuitas pelayanan. Kehandalan perawat dalam
melakukan pelayanan meliputi kecepatan dalam mengenai pelanggan, hal ini
penting karena apabila keluhan itu tidak segera ditanggapi, maka rasa tidak puas
terhadap pelayanan keperawatan akan menjadi permanent/menetap dan tidak
dapat diubah lagi.
3. Interaksi/komunikasi antara Perawat dan Pasien
Meliputi kejelasan dan kemudahan bahasa/informasi serta kemarahan/
kesopanan dan sesuai kompetensinya. Komunikasi yang jelas akan meningkatkan
hubungan yang harmonis dan komunikasi pesawat dengan pelanggan harus sesuai
terjadi kerancuan informasi yang disampaikan oleh masing-masing perawat (Ilyas,
1997). Didalam komunikasi perawat, dibutuhkan keramahan, namun keramahan
yang berlebihan juga tidak baik terutama jika pelanggan mengalami masalah
serius. Keramahan adalah proses dan pelanggan menginginkan hasil dari
keramahan tersebut yaitu dengan tercukupinya kebutuhan pelanggan selama
dalam perawatan, ditambahkan lagi bahwa ungkapan senyuman merupakan
hadiah terutama dan anak selalu melekat dihati pelanggan (Timothy,1999)
4. Kemudahan Pasien (accensibility)
Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit dan memberikan kebebasan
pasien terhadap prosedur keperawatan yaitu penghormatan akan hak pasien dalam
keterlibatannya untuk menentukan keputusan terhadap perawatannya yang
meliputi informed consent (pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan),
dihargai dan dihormati terhadap pilihan yang diambil/dipilih pasien.
5. Mengenal konsumen
Aktifitas keperawatan yang mencerminkan kemampuan intelektual
maupun teknik dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang meliputi aspek
keahlian, keterampilan, dan keberhasilan pemberian pelayanan.
6. Ketanggapan Perawat (responsiveness)
Kemampuan memberikan pelayanan dengan tanggap dan peduli terhadap
kebutuhan sehari-hari pasien dan kebutuhan dasar pasien. Sesuai dengan tugas
seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan sehari-hari
memperhatikan kebutuhan pasien tersebut. Apabila perawat tidak memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka pasien akan merasa diabaikan dan pelanggan
akan merasa tidak puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan.
2.3.5. Konsep Mengukur Kepuasan
Mengukur kepuasan pasien menurut Supranto (2001), dimulai dari
penentu pasien kemudian memonitor/observasi dari tingkat kualitas yang
diinginkan dan akhirnya merumuskan strategi. Menurutnya harapan pasien dapat
terbentuk dari pengalaman masa lalu, komentar dari kerabat serta janji dan
informasi dari penyedia jasa dan pesaing. Kepuasan pelanggan dapat digambarkan
dengan suatu sikap pasien, berupa derajat kesukaan (kepuasan) dan ketidaksukaan
(ketidakpuasan) pasien terhadap pelayanan yang pernah dilakukan sebelumnya.
Hal ini dapat diketahui dari jumlah keluhan dari pasien/keluarganya, surat
pembaca dikoran, surat kaleng, surat yang masuk di kotak saran dan sebagainya.
(Muninjaya,2004)
Menurut Krowinski (1996) rasa puas dan tidak puas ditentukan oleh
kesenjangan antara harapan (expectations) dan pengalaman (experience). Bila
pengalaman melebihi dari harapan maka pengalaman tersebut tidak memuaskan
dan sebaliknya bila pengalamannya kurang dari harapan maka, pengalaman
tersebut memuaskan (Krowinski,1996), hal ini juga serupa dengan kesimpulan
(Enggel, 1990 dalam Moenir,2002), bahwa kepuasan pelanggan mencakup
pasien terhadap pelayanan keperawatan adalah bagaimana penerimaan pasien
terhadap tindakan keperawatan selama dirawat. Pasien sebagai sasaran pelayanan
keperawatan yang diberikan rumah sakit. Azwar, 1997 menyatakan: Pasien
sebagai konsumen penerima jasa pelayanan mempunyai tuntutan dan kebutuhan,
terpenuhi atau tidaknya tuntutan tersebut terkait dengan timbulnya atau tidaknya
rasa puas (Client statisfaction)
Berdasarkan penemuan dari Tse dan Wilton (dalam Supranto,2001)
kepuasan pasien dalam hal ini merujuk pada kepuasan pasien dirumuskan sebagai
berikut : Kepuasan = f (expectations, perceived performance)
Apabila perceived performance melebihi expectation maka pasien akan
puas, tetapi bila sebaliknya maka, pasien merasa akan tidak puas, sehingga indeks
kepuasan dapat dirumuskan sebagai berikut :
EK PP IKP=
Keterangan :
IKP = Indek kepuasan pasien
PP = Perceived performance
EX = Expectations
Dari konsep-konsep tersebut kepuasan pasien didapat atas dasar
yang dirasakan pasien sebagai pasien (experience), berdasarkan dari perbandingan
antar tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja yang urutan prioritas
peningkatan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan, (Supranto, 2001).
2.4. Landasan Teori
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mempunyai peranan besar dalam meningkatkan dan menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan (Azwar, 1997). Menurut hasil penelitian Huber
tahun 1996, menyatakan bahwa 90% pelayanan yang diberikan dirumah sakit
adalah pelayanan keperawatan.
Menurut Supranto (2001) faktor penentu kepuasan pelayanan kesehatan
adalah reliabilitas (konsistensi dan kehandalan), ketanggapan (kesedian,
ketepanan dan kesediaan waktu), kompetensi (kemudahan kontak pendekatan),
hubungan/komunikasi mendengar dan memelihara hubungan pengertian (upaya
untuk mengerti keinginan dan keluhan pelanggan) dan wujud pelayanan yang
dirasakan.
Menurut hasil penelitian Bower, 1994 (Krowinski, 1996) kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan meliputi enam unsur yaitu : Perhatian (caring):
hubungan/komunikasi; reliabilitas pelayanan; kemudahan (axceccibility):
mengenal konsumen dan ketanggapan (responsiveness).
Sedangkan kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan meliputi hubungan pemberi dan penerima jasa, kenyamanan pelayanan
(amenities), kebebasan melakukan pilihan (choice), pengetahuan dan
keterampilan teknis, efektifitas pelayanan (effectiveness) dan keamanan tindakan
(safety).
2.5. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Pelayanan Asuhan
Keperawatan
-
Perhatian
-
Interaksi
-
Kemudahan
-
Reliabilitas
-
Mengenal Pasien
-
Tanggap
[image:53.595.120.518.257.474.2]Kepuasan
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan
pendekatan cross sectional yang merupakan studi satu tahap yang datanya diambil
pada waktu tertentu (Notoatmodjo,2005).
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan menggambarkan kepuasan
Pasien berdasarkan harapan (expectations) dan pengalaman (experience) terhadap
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Badan Pelayanan Kesahatan RSU
Sigli
3.2.Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Badan Pelayanan
Kesahatan RSU Sigli pada bulan Desember 2008
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhan pasien yang dirawat di ruang
rawat inap Badan Pelayanan Kesahatan RSU Sigli dari Januari sampai dengan
November 2008 yang berjumlah 8612 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah pasien yang mewakili populasi
yang dirawat pada ruang rawat inap Badan Pelayanan Kesahatan RSU Sigli.
Populasi yang dijadikan sampel adalah pasien yang memenuhi kriteria :
1. Inklusi:
a. Umur 17 tahun keatas.
b. Bisa baca tulis
c. Lama perawatan diatas 3 hari
d. Bersedia menjadi responden
2. Eklusi :
a. Tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
b. Dalam keadaan koma
Sampel dihitung dengan menggunakan rumus Ariawan,1998 sebagai berikut
yaitu:
(
)
(
N)
Z(
P)
d N P P Z n − + − − = 1 2 . 1 1 . 2 2 1 2 2 1 α α
dimana :
n = Besarnya sampel
N = Jumlah Populasi
P = Proporsi yang ada (Bisa ketetapan 95%=0,5)
Z2 = Nilai Tabel pada Hitungan Kepercayaan 95% (1,96), 90% (1,64)
(Ariawan,1998)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka besarnya sampel yang
didapat pada penelitian ini yaitu :
n =
( )
(
)
( ) (
0,1 .8612 1) ( ) (
1,64 .0,51 0,5)
8612 . 5 , 0 1 . 5 , 0 . 64 , 1 2 2 2 − + − − =(
0,01.8612) (
2,68.0,5.0,5)
8612 . 5 , 0 . 5 , 0 . 68 , 2 + =(
86,12)
0,67 04 , 4564 + = 79 , 86 04 , 4564= 52,6 Responden, dibulatkan menjadi 53 Responden.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang di
rawat di ruang rawat inap RSU Sigli. Penentuan jumlah sampel per ruang
rawat inap dihitung dengan rumus proposional yaitu dengan cara:
x Jumlah Sampel
inap rawat ruang pada pasien Jumlah inap rawat ruang per pasien Jumlah 7
Distribusi jumlah sampel per ruang rawat inap disajikan pada tabel 2
Tabel 2 : Distribusi Jumlah Sampel Per Ruang Rawat Inap RSU Sigli tahun 2007
No. Ruang Rawat Inap Jumlah Pasien Jumlah Sampel 1. 2. 3. 4. 5. Kelas III: Penyakit Dalam Bedah Anak Kebidanan Mata Saraf Kelas II Kelas I Kelas Utama ICU 2318 2247 - 553 517 1159 - 767 1052 - 14 14 - 4 3 7 - 5 6 -
Jumlah 8612 53
Sumber: Laporan Tahunan BPK RSU Sigli (2007)
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara :
Kuesioner.
Jenis kuesioner ini berupa angket tertutup, dimana responden memilih
jawaban yang telah disediakan dalam bentuk pilihan jawaban menggunakan Skala
Likert yang telah disesuaikan terdiri dari beberapa item pertanyaan yang bersifat
positif mewakili seluruh variabel yang diteliti.
3.4.2. Jenis dan Sumber Data
Data primer ialah data dikumpulkan langsung oleh peneliti dan dibantu
oleh beberapa orang tenaga yang telah dilatih dengan menggunakan instrumen
kuesioner dan ceklis. Instrumen kuesioner dibagikan kepada responden untuk
mendapatkan data tentang Pelayanan asuhan keperawatan dari responden serta
data tingkat kepuasan Pasien di rumah sakit.
Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner agar layak digunakan sebagai
alat pengumpulan data primer, yaitu untuk mengetahui atau mengukur sejauh
mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yang mewakili variabel
terikat dan variabel bebas pada suatu penelitian. Hasil penelitian dapat
dikatakan valid dan reliabel apabila berdasarkan hasil pengujian terhadap
setiap butir pertanyaan kuesioner dinyatakan valid dan reliabel.
2. Data sekunder.
Data sekunder ini diperoleh dari file laporan kegiatan perawat di bidang
keperawatan, arsip-arsip perawat yang ada di Bidang Kepegawaian dan
form-form pencacatan dan pelaporan status pasien yang ada di medical record RSU
Sigli. Data sekunder pada penelitian ini dipergunakan untuk me-recheck data
primer yang diperoleh dari kuesioner terutama data-data yang meragukan dan
untuk melengkapi data-data tambahan yang diperlukan dalam penelitian ini.
Pengujian validitas dan realibilitas instrumen penelitian ini diperlukan
untuk mendapatkan instrumen sebagai alat ukur yang dapat mengukur apa yang di
ukur dan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Untuk mengetahui kehandalan dan validitas instrumen (kuesioner) dilakukan uji
coba terhadap 15 responden yang tidak termasuk responden tetapi memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan lokasi penelitian dengan tingkat kesalahan
5 %, Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan
[image:59.595.111.517.308.721.2]bantuan komputer dengan paket software komputer.
Tabel 3 Uji Validitas dan Reabilitas
Variabel R Tabel R Hasil Reabilitas Validitas
Perhatian Perawat 0,514 0,9056 Realibel
Pertanyaan 1 0,514 0,8428 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0,5682 Valid
Pertanyaan 3 0,514 0,5940 Valid
Pertanyaan 4 0,514 0,5212 Valid
Pertanyaan 5 0,514 0,9429 Valid
Pertanyaan 6 0,514 0,9429 Valid
Pertanyaan 7 0,514 0,6211 Valid
Pertanyaan 8 0,514 0,6007 Valid
Reliabilitas Perawat 0,514 0,8964 Realibel
Pertanyaan 1 0,514 0,7481 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0,6213 Valid
Pertanyaan 3 0,514 0,8387 Valid
Pertanyaan 4 0,514 0,6611 Valid
Pertanyaan 5 0,514 0,8262 Valid
Pertanyaan 6 0,514 0,6426 Valid
Interaksi Perawat 0,514 0,8902 Realibel
Pertanyaan 1 0,514 0,6731 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0,8160 Valid
Pertanyaan 3 0,514 0,6731 Valid
Pertanyaan 4 0,514 0,8817 Valid
Pertanyaan 5 0,514 0,7157 Valid
Pertanyaan 6 0,514 0,5698 Valid
Pelayanan Realibel
Pertanyaan 1 0,514 0,6511 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0,6838 Valid
Pertanyaan 3 0,514 0,7834 Valid
Pertanyaan 4 0,514 0,6448 Valid
Pertanyaan 5 0,514 0,5650 Valid
Pertanyaan 6 0,514 0,5888 Valid
Pertanyaan 7 0,514 0,8422 Valid
Pertanyaan 8 0,514 0,7379 Valid
Pertanyaan 9 0,514 0,7147 Valid
Mengenal Pelanggan 0,514 0,8499 Realibel
Pertanyaan 1 0,514 0,6245 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0,6719 Valid
Pertanyaan 3 0,514 0,5320 Valid
Pertanyaan 4 0,514 0,7437 Valid
Pertanyaan 5 0,514 0,7441 Valid
Ketanggapan Perawat 0,514 0,9410 Realibel
Pertanyaan 1 0,514 0,7690 Valid
Pertanyaan 2 0,514 0,7233 Valid
Pertanyaan 3 0,514 0,6855 Valid
Pertanyaan 4 0,514 0,7705 Valid
Pertanyaan 5 0,514 0,8521 Valid
Pertanyaan 6