LAPORAN PRATIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) TENTANG
TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR PADA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA
KECIL MENENGAH KOTA SIBOLGA O
L E H
Nama : DEDE YUSUF HARAHAP Nim : 072600088
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
PROGRAM DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan
dan menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
dengan judul “Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar Pada Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kerja Menengah Kota Sibolga”.
Laporan PKLM ini diajukan guna untuk memenuhi salah satu persyaratan
untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik dalam susunan
kalimat maupun pembahasannya, Oleh karena itu penulis mengharapkannya adanya
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun laporan ini kearah yang
lebih baik.
Penulis laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan perhatian berbagai pihak.
- Bapak Prof. Dr. M.Arif Nst,M .A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
- Bapak Drs.H.M. Husni Thamrin Nst, Msi, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
- Ibu Dra. Elita Dewi ,Msp, selaku Dosen Wali.
- Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbung, yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan pengarahan dalam proses penulisan
Laporan PKLM.
- Seluruh Dosen Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan,
yang telah memberi ilmu dan wawasan selama mengikuti perkuliahan.
- Seluruh Staf Pengajar jurusan Administrasi Perpajakan yang telah banyak
membantu penulis.
- Bapak Alfan Jamil, SE, Abang Rudi serta masing-masing kepala seksi yang
telah membantu saya dalam memperoleh data yang diperlukan.
- Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayangnya,
didikan, dorongan dan restunya kepada penulis, dan juga materiil yang
diberikan yang tidak dapat dinilai dengan suatu apapun.
- Buat Kakakku Yati dan adikku tersayang maya terima kasih atas dorongan,
rintangan dan cobaan. Khusus buat jagoan kecil Aditya Putra ponakanku yang
gendut, dan lucu yang membuat penulis bersemangat.
- Seluruh teman-teman terbaikku Tax A’ 2007 yang telah banyak membantu
dan memberikan sumbangan pikiran dalam menyelesaikan laporan ini. dan
keluarga besar IMPROSAJA gak nyangka bisa kenal dengan kalian yang
unik-unik dan gokil gak terasa 3 tahun telah kita lalui bersama khususnya
sahabat-sahabatku ( agung, cebong, joel, ody, surya, ari, bayu, heru, )
pokoknya dari A sampai Z juga, makasih buat semuanya, Insyallah
persahabatan ini tidak hanya sampai disini tapi untuk selamanya.
- Seluruh teman-teman seperjuangan Tax ‘ Stambuk 2007
- Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya
mengucapkan ribuan terimakasih atas bantuan dan dukungannya sehingga
laporan ini dapat selesai. Dan saya berharap kiranya Laporan PKLM ini dapat
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan mandiri ...1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...3
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri...5
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...6
E. Metode Pengumpulan data ...7
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...7
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH A. Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...9
B. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...11
D. Gambaran Pegawai dan Anggota Personil Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga ...15
BAB III TINJAUAN TEORI DAN GAMBARAN DATA HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Tinjauan Teori ...19
B. Gambaran Data Retribusi Pasar Kota Sibolga ...26
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar pada Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ...41
B. Tingkat Keberhasilan Realisasi Retribusi Pasar ...42
C. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan
Pasar ...44
D. Upaya mengatasi Faktor Penghambatan Penerimaan Retribusi Pelayanan
Pasar Kota Sibolga ...46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...48
B. Saran ... 49
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa sumber pendapatan negara yang
sangat berpengaruh dan memiliki peranan yang terpenting bagi negara indonesia
adalah pajak. Baik pajak negara (pajak pusat) maupun pajak daerah. Tinggi
rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan yang sangat mempengaruhi pendapatan
negara yang akhirnya berpengaruh tingkat ketergantungan terhadap pinjaman luar
negeri dan pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan penghasilan tersebut pemerintah melakukan kebijakan –
kebijakan di bidang perpajakan untuk perkembangan dan kemajuan negaranya,
pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada tiap –tiap daerah yaitu kepada
pemerintah daerah untuk melakukan kebijakan – kebijakan di bidang perpajakan
terhadap daerahnya dengan tujuan untuk membangun daerahnya.
Sistem otonomi yang berlaku saat ini menuntut pihak pemerintah untuk lebih
berperan aktif dalam melaksanakan tugas pemerintah serta dalam pembangunan
khususnya pembangunan daerah itu sendiri. Sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun
2000 Tentang Pemerintah Daerah. Dalam hal ini, aturan yang ditetapkan sebagai
bahan dalam membuat peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah adalah UU
Pemerintah Provinsi telah diberikan wewenang untuk mengatur Retribusi Daerah
sendiri melalui sistem otonomi daerah, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah. Retribusi Daerah terdiri dari 3
Golongan Retribusi yang meleputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan
Retribusi Perizinan Tertentu.
Retribusi Pasar termasuk dalam kategori Retribusi Jasa Usaha. Subjek
Retribusi Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati
pelayanan jasa pasar. Dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah terdapat jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten / Kota yaitu sebagai berikut :
1. Pajak Provinsi
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
d. Pajak Air Permuka an
e. Pajak Rokok
2. Pajak Kabupaten / Kota
a. Pajak Hotel
Pemerintah Provinsi telah diberikan wewenang untuk mengatur Retribusi Daerah
sendiri melalui sistem otonomi daerah, dan Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah. Retribusi Daerah terdiri dari 3
Golongan Retribusi yang meliputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan
Retribusi Perizinan Tertentu.
Retribusi Pasar termasuk dalam kategori Retribusi Jasa Usaha. Subjek
Retribusi Pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati
pelayanan jasa pasar. Dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah terdapat jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten / Kota yaitu sebagai berikut :
1. Pajak Provinsi
f. Pajak Kendaraan Bermotor
g. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor
h. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
i. Pajak Air Permuka an
j. Pajak Rokok
2. Pajak Kabupaten / Kota
d. Pajak Hotel
e. Pajak Restoran
g. Pajak Reklame
h. Pajak Penerangan Jalan
i. Pajak Mineral bukan Logam dan Bantuan
j. Pajak Parkir
k. Pajak Air Tanah
l. Pajak Sarang Burung Walet
m. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
n. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Maka berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk menulis Laporan
Tugas Akhir tentang “Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar pada
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah Kegiatan Intrakurikuler yang
dilakukan mahasiwa secara mandiri yang dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman kerja praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan
teori-teori yang telah diterima dari dosen.
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) ini
adalah
b. Untuk mengetahui pemersalahan dan faktor-faktor penghambat dalam usaha
mencapai Realisasi Pasar di Kota Sibolga.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri:
a. Bagi Mahasiswa
1) Dapat mempraktekkan teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam
seluruh kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
2) Mempelajari perilaku dan keahlian-keahlian baru dalam dunia kerja
3) Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki
kemampuan di bidang administrasi perpajakan
4) Motivasi belajar dan pencapaian prestasi yang terbaik
b. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga
1) Membina kerjasama antara lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah
2) Agar dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam bidang perpajakan
khususnya pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM) Kota Sibolga
c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1) Menigkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah dalam
hal ini Dinas Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah Kota Sibolga
2) Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan selama
perkuliahan
3) Untuk penyempurnaan kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu
pendidikan
4) Mempromosikan sumber daya Universitas Sumatera Utara
C. Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri:
1. Mengetahui Pelaksanaan Realisasi Retribusi Pasar Kota Sibolga
2. Mengetahui Tingkat Keberhasilan Realisasi Retribusi Pasar Kota Sibolga
3. Mengetahui pemersalahan dan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaa
Pemungutan Retribusi Pasar.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam PKLM adalah penulis akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan Target dan
Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UKM kota Sibolga, yaitu pada Seksi Pendataan dan Pendaftaran
dengan data tahun tersebut sebagai bahan referensi untuk mengetahui dan mendalami
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai metode
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja lapangan
Mandiri (PKLM), mencari dan mengumpukan bahan untuk pembuatan tugas
akhir dan melakukan dengan pihak Dosen yang bersangkutan.
2. Studi Literatur
Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut
masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan
perundang-undangan perpajakan, majalah, surat kabar, catatan-catatan maupun bahasa
tertulis yang berhubungan dengan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan praktik yang dilakukan sesuai dengan data ada pada
instansi yang bersangkutan mengenai objek study khususnya penerimaan
Retribusi Pasar.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berasal dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
5. Analisa data dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis
melakukan analisa dan evaluasi data atau keterangan mengenai Target dan
Realisasi penerimaan Retribusi Pasar.
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan sumber – sumber data adalah sebagai berikut
1. Daftar Wawancara ( Interview Guide )
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang ditujukan kepada
pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan
informasi tentang Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah.
2. Data Observasi ( Observasion Guide )
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan
dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek
penelitian.
3. Daftar Dokumentasi ( Optional )
Yaitu dengan mengumpulkan dokumen – dokumen yang berhubungan dengan
penerimaan Retribusi Pasar atau arsip-arsip yang dianggap sah sebagai bukti
otentik.
F. Sistematika Penulis laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan praktik kerja
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan
manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan
Mandiri, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode pengumulan data serta
sistematika penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga.
BAB III GAMBARAN DATA RETRIBUSI PASAR
Pada bab ini penulis menguraikan segala hal yang berkaitan dengan Retribusi Pasar
mulai dari pengertian dan dasr hukum, objek dan subjek retribusi pasar, dasar
pengenaan, tarif, dan sistem pengelolaan retribusi pasar.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang data-data yang telah dikumpulkan melalui proses
analisa dan evaluasi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran yang bersumber dari Praktik Kerja
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
A. SEJARAH SINGKAT
Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di
wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Namun pada saat sekarang ini telah menjadi
Pemerintahan Kota Sibolga.
Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menganut prinsip otonomi yang seluas – luasnya, nyata dan bertanggung jawab,
dimana daerah diberi kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan
urusan pemerintahan tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pemerintah
Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berfungsi sebagai eksekutif
daerah, sedangkan DPRD merupakan lembaga legislative daerah.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Daerah dibantu seorang Wakil Kepala
Daerah dan Perangkat Daerah. Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang
membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang di wadahi dalam Sekretariat
yang bersifat spesifik yang diwadahi dalam lembaga teknis daerah; serta unsur
pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah
Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Sibolga 194.4.54/14/ 2000 tentang
Pembentukan Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Kota Sibolga, maka terbentuklah Dinas Perindustrian perdagangan
koperasi dan UKM Kota Sibolga yang bertugas untuk mengelola penerimaan
pendapatan dan berkembangnya usaha disektor industri dan perdagangan yang
didukung oleh Potensi daerah Kota Sibolga, termasuk untuk mengelola penerimaan
pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para wajib pajak yang berada
di dalam daerah Kota Sibolga.
Melalui prinsip Otonomi yang luas nyata dan bertanggung jawab perubahan
sistem Pemerintah dan praktik penyelenggaraan Pemerintah Kota Sibolga telah
dilaksanakan melalui berbagai upaya penyusaian dalam mekanisme penyelenggaraan
Pemerintah, termasuk didalamnya tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan.
Untuk menjawab tuntutan reformasi khususnya dibidang tugas peningkatan
ekonomi kerakyatan dimana secar Operasional menjadi tugas dan tanggung jawab
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Stratejik adlah untuk memberikan
arah dan tujuan yang akan dicapai secara berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau timbul dalam rangka
penigkatan ekonomi kerakyatan sehingga lapangan kerja tercipta, pendapatan
masyarakat dan kesejahteraan mansyarakat meningkat.
B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SIBOLGA
Struktur Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja
sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi
menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing –
masing diberi tugas wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan
kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur dimana merupakan gambaran
sistematis tentang hubungan kerja dari orang – orang yang menggerakkan organisasi
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang
pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan antar bagian
berdasarkan susunan tingkat hierarki. Struktur organisasi juga diharapkan dapat
menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya
komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efesien dan efektif dari segenap kegiatan
Organisasi yang dimaksud untuk membina kehormonisan kerja, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan secara teratur dan penuh tanggung jawab. Sehingga
rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat
tercapai dengan hasil yang maksimal.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kota Sibolga kepala Dinas
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Sibolga melalui
Sekretaris Daerah Kota.
SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SIBOLGA
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan
b. Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
3. Kepala Bidang Perindustrian membawahi :
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perindustrian
4. Kepala Bidang Perdagangan membawahi :
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan
b. Seksi Usaha Perdagangan dan Metrologi
c. Seksi Pendaftaran, Informasi dan Pengawasan
5. Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah membawahi :
a. Seksi Kelembagaan dan Klasifikasi Koperasi
b. Seksi Pengembangan dan Restrukturasi Usaha
c. Seksi Kemitraan, Pemasaran, Simpan Pinjam dan Jaringan Usaha
6. Bidang Pembinaan dan Perlindungan membawahi :
a. Seksi Perlindungan Konsumen, Informasi dan Bimbingan Usaha
b. Seksi Promosi dan Pemasaran
c. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Penanaman Modal.
7. Kepala UPTD (Unit Pelayanan Teknis Pasar) Pasar :
Kepala UPTD Pasar yang membawahi personil sebanyak 43 orang dan
berfungsi sebagai personil administrasi UPT Pasar pengutip retribusi dan
8. Jabatan Fungsional.
C. URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOYA SIBOLGA
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata kerja Dinas – Dinas Daerah Kota Sibolga mempunyai tugas
pokok dan fungsi ssebagai berikut :
1. Tugas Pokok Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Kota Sibolga yaitu melaksanakan kewenangan Otonomi daerah di
Bidang Perindustrian dan Perdagangan.
2. Fungsi
a. Merumuskan kebijaksanaan teknis di Bidang Perindustrian dan
Predagangan.
b. Memberikan izin dan pelaksanaan pelayanan umum.
c. Pembinaan terhadap pelayanan teknis dibidang Perindustrian
Perdagangan dan Penanaman Modal
d. Mengkoordinasi tugas dengan Instansi dan Lembaga terkait lainnya.
f. Melakukan pembinaan atas penyelenggaraan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM)
g. Melakukan pengatministrasian dan pengelola data Koperasi dan UKM
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan serta kegiatan penyuluhan
dibidang Koperasi dan UKM
i. Melaksanakan penyusunan, perumusan dan penjabaran kebijaksanaan
teknis, pemberian bimbingan dibidang Koperasi dan UKM serta
memfasilitasi pembiayaan Koperasi dan UKM.
D. GAMBARAN PEGAWAI DAN ANGGOTA PERSONIL
Gambaran Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
[image:22.612.115.526.545.699.2]UKM Kota Sibolga terdiri dari 72 orang, terdiri dari :
TABEL 2.1 JUMLAH PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM KOTA SIBOLGA.
NO JABATAN JUMLAH
1
2
3
4
Pejabat Eselon II b
Pejabat Eselon III a
Pejabat Eselon III b
Pejabat Eselon IV a
1 orang
2 orang
3 orang
5
6
Pejabat UPTD Pasar
Staf
1 orang
51 orang
Sumber Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Tahun 2010
Tenaga Honorer Dinas Perindagkop dan UKM = 4orang
Tenaga Honorer UPDT Pasar = 14 orang
Tenaga Harian lepas = 4 orang
Klasifikasi pendidikan formal dan golongan personil dalam mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas adalah sebagai berikut :
A. Menurut Pendidikan :
• Pendidikan S2 = - orang
• Pendidikan S1 = 5 orang
• Pendidikan D3 = 2 orang
• Pendidikan SLTA/sederajat = 51 orang
• Pendidikan SLTP/sederajat = 10 orang
• Pendidikan SD
JUMLAH = 72 orang
B. Menurut Golongan :
• Golongan IV = 2 orang
• Golongan III = 21 orang
• Golongan II = 37 orang
• Golongan I
JUMLAH = 72 orang
BAB III
TINJAUAN TEORI DAN GAMBARAN DATA HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Tinjauan Teori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
Perpajakan pasal 1 ayat 1 mendefenisikan :
Pajak adalah kontribusi wajib negara yang teruhutang oleh orang pribadi atau
badan yang berfisat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
1. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak yaitu :
1.Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2.Fungsi mengatur ( regulerend )
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh :
a)Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
b)Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif.
2. Sumber Pendapatan Asli Daerah
Era Otonomi Daerah menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari
sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam
rangka menyelenggarakan pemerintah dan pembangunan.
Pemberian Kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak dan retribusi
telah mengakibatkan pemungutan berbagai jenis pajak dan retribusi daerah yang
berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Otonomi Daerah diartikan
“ Hak, wewenang dan kewajiapan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang – undangan.”
Sedangkan Daerah Otonom diartikan sebagai :
“ Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas – batas wilayah yang
berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan mansyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi mansyarakat dalam system Negara
Kesatuan Republik Indonesia.”
Pada hakekatnya pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah
pasti memerlukan dana yang besar karena semakin banyak pula kemungkinan
kegiatan yang akan dilakukan.
Pengelola keuangan yang baik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, dipacu
untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung
pembiayaan pengeluaran daerah tersebut. Kondisi keuangan kas daerah merupakan
masalah dan faktor penentu berjalan tidaknya roda pemerintahan daerah. Agar
pertembuhan ekonomi daerah mengalami peningkatan maka kita juga haurs
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Daerah juga perlu memiliki keleluasaan
terhadap peningkatan Peningkatan Asli Daerah (PAD), dengan memprioritaskan
kegiatan-kegiatan yang bisa mendorong peningkatan PAD.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa Pemerintah Daerah sangat
membutuhkan sumber-sumber keuangan pengisi kas daerah yang mana dalam hal ini
daerah dituntut untuk berusaha mencari dam memanggil segala potensi dan kekayaan
daerahnya untuk memedai otonomi daerah srbagai perwujudan Desantralisasi.
Dalam Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 disebutkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bersumber dari :
a. Pajak Daerah
Sesuai dengan Ketentuan Umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah dijelaskan bahwa Pajak Daerah
adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orng pribadi atau badan kepala daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.
Jenis pajak daerah yang berlaku berdasarkan peraturan Undang – Undang No.
1. Pajak Provinsi terdiri dari :
a) Pajak Kendaraan Bermotor
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d) Pajak Air Permuka an
e) Pajak Rokok
2. Pajak Kabupaten / Kota :
a) Pajak Hotel
b) Pajak Restoran
c) Pajak Hiburan
d) Pajak Reklame
e) Pajak Penerangan Jalan
f) Pajak Mineral bukan Logam dan Bantuan
g) Pajak Parkir
h) Pajak Air Tanah
j) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banguan
Pajak Daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah diharapkan menjadi
salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan meratakan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi yaitu mengatur rumah
tangganya sendiri.
b. Retribusi Daerah
Sesuai dengan Ketentuan Umum yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah
yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, jenis – jenis pungutan Retribusi Daerah yang dipungut oleh
daerah digolongkan atas :
1) Jasa Umum yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
2) Jasa Usaha yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
dengan menganut prinsip – prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
3) Perizinan Tertentu yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud
untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan atas kegiatan,
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau
fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan kelestarian
lingkungan.
c. Dana Perimbangan
1) Dana Alokasi Umum (DAU)
2) Dana Alakosi Khusus (DAK)
d.Pinjaman daerah baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar
negeri.
B.Gambaran Data Retribusi Pasar Kota Sibolga
Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001,
tentang Retribusi Daerah di jelaskan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar adalah fasilitas
pasar tradisional/sederhana berupa peralatan dan los yang dikelola oleh pemerintah
daerah khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN,
BUMD, dan pihak swasta.
1. Ketentuan Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga Nomor 07 Tahun 2004 tentang
Retribusi Pasar ditentukan beberapa ketentuan antara lain:
1. Daerah adalah Kota Sibolga.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonomi
yang lain sebagai unsur Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
3. Walikota adalah Walikota Sibolga.
4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Sibolga.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sibolga.
6. Dinas adalah Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
8. Pasar adalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiri atas halaman dan
atau pelataran, bangunan berbentuk losd dan atau kios dan bentuk lainnya
yang di kelola oleh Pemerintah kota dan khusus disediakan untuk tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli barang – barang maupun jasa.
9. Pasar Swasta adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang –
barang maupun jasa yang disediakan oleh swasta.
10.Pasar Penampungan sementara adalah pasar yang ditetapkan oleh pemerintah
Kota Sibolga sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang –
barang maupun jasa, akibat adanya rencana Pemerintah pembangunan dan
atau peremajaan pasar yang telah ada.
11.Pos Pengawas Hasil Bumi dan ternak adalah tempat pemeriksaan dan atau
menceking surat tanda membayar retribusi dari lokasi pasar di kota dan
sekaligus tempat pembayaran retribusi pasar bagi setiap pengusaha atau bukti
pembayaran retribusi pasar dan atau kekurangan pembayaran rertibusi pasar
atas barang yang dibawa.
12.Losd adalah bangunan didalam lingkungan pasar berbentuk bangunan
13.Kios adalah bangunan di pasar yang beratap dan dipisahkan satu dengan yang
lainnya dengan dinding pemisah mulai dari lantai sampai dengan langit –
langit yang dipergunakan untuk usaha berjualan.
14.Tempat pemberhentian kendaraan adalah suatu tempat yang disediakan dan
atau tempat khusus untuk tempat pemberhentian kendaraan bermotor
dilingkungan pasar.
15.Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan
oleh pemerintah Kota untuk tujuan kepentingan dan pemenfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
16.Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut perundang –
undangan rertibusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.
17.Perhitungan Retribusi Daerah adalah Rincihan besarnya Retribusi yang dapat
harus dibayar oleh wajib retribusi baik pokok Retribusi, Bunga, kekurangan
pembayaran retribusi, kelebihan pembayaran retribusi maupun sanksi
administrasi.
18.Pembayaran Retribusi Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dibayar
oleh wajib Retribusi sesuai dengan SKRD dan STRD ke kas daerah atau
19.Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya singkat SKRD adalah
surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.
20.Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga
atau denda.
21.Surat Ketetapan Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB
adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi terutang,
jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi,
besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
22.Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas
jumlah retribusi yang telah ditetapkan.
23.Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat
yang digunakan oleh Wajib retribusi untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran retribusi yang terutang ke Kas daerah atau tempat lain yang
ditentukan oleh Walikota.
24.Badan Usaha Milik Negara atau Daerah adalah bentuk persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis,
2. Dasar Hukum yang Mengatur Retribusi Pasar
Dasar hukum yang mengatur Retribusi Pasar adalah :
1. Undang – Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang – Undang (UU)
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang – Undang (UU) Nomor 25 Tahun 1999 jo Undang – Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
3. Undang – Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2004 jo Undang – Undang (UU)
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sedangkan peraturan – peraturan yang mengatur mengenai pemungutan
Retribusi Pelayanan Pasar adalah :
1. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.
2. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar
3. Ketentuan Pasar
Pasar disediakan untuk kepentingan umum sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli untuk mengadakan transanksi jual beli hasil pertanian, non
pertanian, ternak dan barang dagangan lainya serta tempat mengadakan usaha lain
Pasar terdiri dari losd, kios, stand dan atau lapangan terbuka seperti:
1. Losd
a) Lost Kelas I dipergunakan sebagai tempat pemasaran vanili, coklat,
kapulaga, asparagus, tembakau iris, kacang – kacang yang telah
dikupas, kemiri kupas dan sejenisnya.
b) Losd Kelas II dipergunakan sebagai tempat pemasaran kacang –
kacangan yang belum dikupas, cengkeh, kopi, kemiri yang belum
dikupas, tembakau daun, gula aren, bawang dan jenisnya.
c) Losd Kelas III dipergunakan sebagai tempat pemasaran kain, barang
kelontong dan sejenisnya.
d) Losd Kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran padi, sayur
mayur, buah – buahan dan bunga – bungaan secara eceran.
2. Lapangan Terbuaka dipergunakan sebagai tempat pemasaran sayur – mayur,
buah – buahan, bunga – bungaan, ternak, hasil kerajinan rakyat, kayu api,
keranjang kulit hewan kering, ijak, dan hasil hutan dan hasil pertanian lainya.
3. Kios atau stand dipergunakan sebagai tempat pemasaran daging, ternak ayam,
barang kelontong, buah – buahan, bunga – bungaan kain dan atau pakaian
jadi, barang kerajinan tangan, kebutuhan sembilan bahan pokok lainya serta
Bagi setiap orang atau badan hukum yang menggunakan pasar dikenakan
retribusi pasar.
4. Objek dan Subjek Retribusi Pasar
Adapun yang menjadi Objek Retribusi menurut Peraturan daerah Pemerintah
Kota Sibolga Nomor 07 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Pasar adalah
pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa Losd, Kios, Stand maupun lapangan
terbuka yang disediakan untuk pedagang.
Sedangkan Subjek Retribusi Pelayanan Pasar menurut Peraturan Daerah
(Perda) diatas adalah orang pribadi atau badan hukum yang menggunakan dan atau
memanfaatkan fasilitas pasar.
5. Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya tarif
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur besarnya tarif Retribusi
Pelayanan Pasar didasarkan kepada tujuan untuk biaya penyelenggaraan penyediaan
pelayanan, penyediaan fasilitas pasar, biaya operasional, pengawasan dan biaya
penyusutan dengan mempertimbangkan kemampuan mansyrakat dan aspek keadilan.
Tingkat pengunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempat, kelas pasar
yang digunakan, struktur besarnya tarif retribusi diukur berdasarkan jenis fasilitas,
Struktur Besarnya Retribusi Pasar di Pusat Sibolga Nauli. Pasar Aek Habil
[image:39.612.117.526.213.706.2]serta Pasar – pasar lainya ditetapkan :
Tabel 3.1
NO JENIS TEMPAT YANG DIPAKAI LUAS TEMPAT
YANG DIPAKAI
RETRIBUSI HARIAN (RP)
A PASAR SIBOLGA NAULI
1 Pemakaian Pelataran/Etalase
- lantai I
- lantai II
- lamtai III
1M2 1M2 1M2 500 350 150
2 Pemakaian Pajak Daging 1M2 750
3 Pemakaian Pajak Ikan 1M2 500
4 Pemakaian Kandang Ayam/Pelataran 1M2 500
5 Biaya Kebersihan/Angkutan Sampah Hari 500
WC : kamar kecil
Kamar besar/mandi
-
-
300/skali masuk
500/skali masuk
Tempat Meletakkan Mesin:
Penggilingan seperti, penggilingan
Kopi, Penggilingan Tepung,
Penggilingan Bumbu-bumbu, penggilingan cabe, pencabutan bulu ayam potong, baik di dalam pelataran maupun di luar pelataran
B PASAR AEK HABIL
1 Pemakaian Kios Tipe A dan B 1M2 300
2 Pemakaian Pajak Daging 1M2 700
3 Pemkaian Pajak Ikan 1M2 500
4 Pemakaian Pelataran 1M2 350
5 Pemakaian Kandang Ayam 1M2 700
6 WC: kamar kecil
Kamar besar/mandi
-
-
300/skali masuk
500/skali masuk
7 Biaya kebersihan/angkutan sampah Hari 250
Struktur besarnya Retribusi Pasar kontrak tahunan di pusat Pasar Sibolga
[image:40.612.114.527.112.430.2]Nauli dan Pasar Aek Habil :
Tabel 3.2 Pasar Sibolga Nauli
Kontrak Kios
1. Lantai I
2. Lantai II
3. Lantai III
Rp. 1.000.000/Tahun
Rp. 750.000/Tahun
Rp. 350.000/Tahun
Kontrak Meja tempat Penjualan daging Rp. 125.000/Tahun
Pemakaian Listrik Rp. 15.000/Tahun
Pasar 3.3 Pasar Aek Habil
Kontrak Kios Type A Rp. 350.000/Tahun
Kontrak Kios Type B Rp. 250.000/Tahun
Pemakaian Listrik Rp. 10.000/Bulan
Kontrak Kios Jl. Rajawali Rp. 400.000/Tahun
[image:41.612.115.526.363.682.2]Retribusi Barang – barang Masuk dikenakan Sebagai berikut :
Tabel 3.4
1 Kacang tanah dan sejenisnya Rp. 700/goni
2 Cabe bulat Rp. 700/goni
3 Cabe giling Rp. 150/kg
4 Telur ayam, bebek Rp. 25/butir
5 Kelapa Rp. 25/biji
6 Minyak makan Rp. 500/jerigen
7 Nenas, durian, semangka, pepaya, alpokat Rp. 50/biji
8 Langsat, rambutan, kuini, mangga Rp. 700/keranjang
9 Jeruk manis, dan sejenisnya Rp. 700/keranjang
11 Sayur mayur Rp. 500/karung besar
12 Kentang, tomat Rp. 500/karung besar
13 Ayam dan sejenisnya Rp. 200/ekor
14 Pisang makan Rp. 700/keranjang kecil
15 Pisang goreng Rp. 100/tanden
16 Es batang Rp. 150/batang
17 Arang Rp. 100/keranjang
18 Petai, jengkol, dan sejenisnya Rp. 700/karung besar
19 Ikan kering dan seejenisnya Rp. 200/kg
20 Bawang dan sejenisnya Rp. 1.000/karung besar
21 Mie, kerupuk dan sejenisnya Rp. 500/keranjang kecil
22 Gula merah/arun dan sejenisnya Rp. 100/kg
23 Apel, anggur dan sejenisnya Rp. 1.500/kardus
24 Tepung Rp. 500/karung
25 Jagung Rp. 200/karung kecil
26 Tahu, tempe Rp. 500/ember
27 Markisa Rp. 500/keranjang
6. Bea Balik Nama (BBN) Kios
1. Hak sewa menyewa kios antara Pemerintah Kota Sibolga dengan Manyarakat
dapat dialihkan dengan Pengaturan sebagai berikut :
a. Dari penyewa kepada orang lain dikenakan biaya balik nama sebesar 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai harga bangunan, ditambah biaya
administrasi sebesar 10% dari harga BBN
b. Dari penyewa kepada ahli warisnya dikenakan bea balik nama sebesar 5%
(lima seperatus) dari nilai harga Bangunan, ditambah biaya administrasi
sebesar 10% dari harga BBN
c. Besarnya nilai harga bangunan ditetapkan oleh Walikota setiap tahunnya
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kesesuaian harga.
2. Hak setiap menyewa kios antar Pemerintah Kota Sibolga dengan
masnyarakat, maksimal 2 unit kios setiap orang.
7. Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar
Tata cara Pemungutan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2004
Tentang Retribusi Pasar yang telah ditetapkan bahwa:
1. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang
dipersamakan adalah Tanda Pembayaran Retribusi (TPR).
3. Apabila dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya, kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2.5% setiap
bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan
ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.
8. Ketentuan Larangan dan Ketentuan Pidana Bagi pedagang yang berjualan di pasar:
1. Berjualan di jalan masuk dan keluar atau jalan penghubung di dalam pasar
2. Berjualan dengan menggunakan tempat pemberitahuan kendaraan bermotor
kecuali pada tempat yang telah disediakan untuk itu.
3. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.
4. Melakukan suatu perbuatan didalam pasar yang sifatnya mengganggu
ketertiban umum.
5. Memperdagangkan barang – barang di dalam pasar yang dapat menimbulkan
kebakaran dan meledak serta dapat membahayakan keselamatan umum bagi
orang atau barang tanpa seizin Walikota.
6. Menyalakan atau mempergunakan api didalam pasar yang dapat mudah
7. Memakai tempat di dalam pasar melebihi dari batas areal yang telah
ditetapkan.
8. Menolak petunjuk pejabat dan atau petugas pasar demi ketertiban,
keselamatan dan kerapian di dalam pasar.
Pelanggaran terhadap ketentuan – ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
diancam dengan pidana kurungan selama – lamanya 6 (enam) bulan atau denda
setinggi – tingginya Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).
9. Penyedikan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota yang
pengakatanya ditetapkan sesuai dengan peraturan Perundang – undangan yang
berlaku di wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan untuk
melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
Wewenang Penyidik adalah :
1. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
bertekanan dengan tindak pidak pidana di bidang retribusi agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan lebih jelas.
2. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan
3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orng pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang tindak pidana retribusi.
4. Memeriksa buku – buku, catatan – catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana retribusi.
5. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencacatan dan dokumen – dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut.
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyedikan
tindak pidana di bidang retribusi.
7. Menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa indentitas
orang dan dokumen yang dibawa.
8. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi.
9. Memanggil orang untuk didengar keterangan dan diperiksa sebagai tersangka
atau sanksi.
10.Menghentikan penyediakan.
11.Melakukan tindakan lain yang di anggap perlu untuk kelancaran penyedikan
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar pada Pemerintah Kota dipungut
dengan tanda Pembayaran Retribusi. Pelaksanaan pemungutan Retribusi Pasar
Pemerintah Kota antara lain :
1. Retribusi Pelayanan Pasar Pemerintahan Kota dipungut oleh Dinas Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah yang ditetapkan dengan surat kepala dinas.
Petugas pemungut adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah ditentukan
lokasi – lokasi sesuai dengan surat keputusan dinas.
2. Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar dilakukan dengan dua cara :
a. Pemungutan Retribusi Pasar secar harian dengan menggunakan karcis
Untuk Pedagang pelataran (pedagang kaki lima) Retribusi pelayanan
Pasar dipungut kepada setiap pedagang setipa sekali pedagang
tesebut berjualan. Petugas Pemungut menandai langsung Pedagang
dimana pedagang tersebut berjualan dengan menggunakan karcis
yang telah ditetapkan oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset
b.Pemugutan Retribusi Pelayanan Pasar secara bulanan dengan memakai
kwitansi.
Untuk pemilik kios/stand dipungut perbulan oleh petugas pemungut
retribusi dengan menggunakan kartu bukti Sewa dan disertai dengan
Tanda Pembayaran Retribusi (TPR) yang sekaligus menjadi kwintasi
untuk pembayaran yang telah ditetapkan oleh Kantor Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha kecil Menengah.
Petugas pemungut menandatangi pemilik kios/stand setiap hari untuk
memungut uang retribusi.
B. Tingkat Keberhasilan Realisasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar
Pemerintah Kota sebagai salah satu Daerah Otonom yang memiliki hak
Otonom. Sesuai dengan Undang – Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Pemerintah Kota Sibolga dituntut untuk mengisi keangan
daerahnya sendiri baik melalui pajak maupun retribusi maupun pajak daerah atau
melalui sumber – sumber kekayaan daerah lainnya. Dengan adanya peraturan
perundang – undangan tersebut, ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah maka Pemerintah Kota berhak untuk
memungut Rertibusi Pelayan Pasar yang mana nantinya kontribusi ini diharapkan
Dari tabel 4.1 berikut ini dapat dilihat Realisasi penerimaan Retribusi
Pelayanan pasar berdasarkan Rencana Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar dari
[image:49.612.113.519.241.435.2]Tahun Anggaran (TA) 2005 sampai dengan Tahun Anggaran 2007.
Tabel 4.1
Tahun Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan Persen (%)
2006 853.216.800 737.564.300 86%
2007 991.318.200 875.741.800 88%
2008 906.892.200 815.425.800 89,91%
2009 906.692.200 794.507.300 87,63
Sumber : Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Sibolga
Berdasarkan tabel diatas Realisasi Penerimaan dalam tahun anggaran 2006
yaitu Rp 737.564.300,- dimana rencana penerimaan yang telah ditetapkan semula
yaitu Rp 853.216.800,- Rencana Penerimaan yang ditetapkan hanya dapat dicapai
sebesar 86%.
Selanjutnya untuk tahun anggaran 2007 realisasi penerimaan sebesar Rp.
875.741.800.- dan rencana penerimaan Rp. 991.318.200,- jadi target yang ditetapkan
hanya dapat dicapai 88%. hai ini menunjukan bahwa tahun anggaran 2007 realisasi
penerimaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2006) walaupun belum
Untuk tahun 2008 rencna penerimaan retribusi pasar Rp. 906.892.200,- dan
realisasi penerimaannya Rp. 815.425.800,- rencana penerimaan hanya dapat dicapai
89,91%, begitu juga pada tahun 2009, rencana penerimaan Rp. 906.692.200,- yang
dapat terealisasi yaitu Rp. 794.507.300,- Berarti realisasi penerimaan tahun anggaran
2007 terus mengalami penaikan dari tahun – tahun sebelumnya, walaupun pada
tahun 2009 terjadi penurunan. Walaupun belum bisa mencapai rencana penerimaan
yang telah ditetapkan. Jadi ini semua tidak lepas dari kesadaran dan kemampuan
masyarakat dalam memenuhi kewajibannya terhadap objek retribusi pelayanan pasar
dan kedisiplinan aparatur kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
UKM Kota Sibolga dalam menangani tugas – tugasnya terutama dalam hal
pemungutan retribusi pelayanan pasar dan membukukannya.
C. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar
Dari masing – masing sumber pendapatan PAD bagian Retribusi Pelayanan
Pasar ini memberikan sumbangan yang cukup berarti, dimana untuk setiap jenisnya
memberikan kontribusi yang berbeda – beda jumlahnya. Namun dalam Praktik
pelaksanaan pemungutannya masih terdapat berbagai faktor penghambat kinerja baik
itu berasal dari dalam Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga
sendiri. Maupun penghambatan yang berasal dari luar Dinas Pengelola Kekayaan
Faktor – faktor penghambat pelaksanaan pemungutan Retribusi Pelayanan
Pasar pada Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga adalah :
1. Kurangnya pengawas terhadap pegawai lapangan
Adapun Faktor penghambat yang berasal dari dalam Dinas Pengelola
Kekayaan dan Aset Daerah Kota Sibolga sendiri adalah kurang pengawas
terhadap pegawai lapangan. Hal ini mengakibatkan kurangnya kedesiplinan
petugas dalam melaksanakan tugas – tugasnya terutama dalam hal
pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar.
2. Kurangnya Fasilitas sarana Transportasi ke Lapangan
Hal ini membuat petugas belum aktif menagih/memungut retribusi pelayanan
pasar karena lokasi tempat wajib retribusi atau tempat pasar berbeda – beda,
sehingga membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi.
3. Sanksi terhadap wajib retribusi belum dilaksanakan
Sanksi yang terhadap dalam Peraturan Daerah sebagai kekuatan hukum
belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini terjadi karena aparat pemungut
masih memberikan toleransi wajib retribusi yang tidak mematuhi peraturan
yang ada.
4. Rendahnya tingkat kesadaran wajib retribusi dalam memenuhi kewajipan
Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib
retribusi khususnya wajib retribusi di sektor Retribusi Pelayanan Pasar. Oleh
karena itu, kesadaran akan pemahaman dan pentingnya arti Retribusi daerah
bagi kelangsungan roda pemerintahan Kota Sibolga masih rendah.
D. Upaya mengatasi Faktor Penghambat Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Kota Sibolga
Mengingat bahwa Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Sibolga mampu
memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam total PAD. Dalam hal ini Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga
melakukan berbagai upaya – upaya untuk mengatasi faktor – faktor penghambatan
pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar antara lain :
1. Penyuluhan dan pembinaan kepada petugas pemungut Retribusi Pelayanan
Pasar
Salah satu usaha yang dilakukan untuk dapat menigkatkan penerimaan
Retribusi Pelayanan pasar adalah melalui penyuluhan dan pembinaan para
petugas pemungut retribusi pasar. Penyuluhan dan pembinaan yang dilakukan
dalam bentuk tatap muka atau melalui sarana lainnya yang diangggap dapat
menyampaikan tujuan oleh Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah kota
Sibolga yang mana hasilnya diharapkan dapat memperbaiki kinerja petugas
2. Pengadaan sarana dan prasrana petugas pemungut retribusi pasar
Pengadaan sarana dan prasarana petugas pemungut retribusi pasar yang
dimaksud diatas dilakukan secara bertahap oleh Dinas Pengelola Kekayaan
dan Aset Daerah kota Sibolga. Dengan Arti sarana dan Prasarana yang
nantinya akan digunakan oleh petugas pemungut retribusi pasar, pengadaanya
dilakukan secara bertahap.
3. Penyuluhan kepada wajib retribusi
Penyuluhan yang diperuntukan bagi wajib ini tidak hanya dilakukan oleh
Dinas Pengelola Kekayaan dan Aset Daerah, tetapi juga oleh aparatur
pemerintah kota lainnya. Dengan dilakukannya penyuluhan ini diharapkan
dapat menumbuhkan rasa kesadaran akan pentingnya arti retribusi pada tiap –
tiap wajib retribusi yang akan dipergunakan untuk menjalankan roda
pemerintahan Kota Sibolga dan untuk kemajuan pembangunan pasar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian – uraian yang dikemukakan sebelumnya dan data- data
yang telah diperoleh dari hasil riset pada Dinas perindustrian Perdagangan Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah Kota Sibolga, maka diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
merupakan unit kerja yang tujuannya untuk tumbuh dan berkembangnya
usaha disektor industri dan perdagangan yang didukung oleh Potensi daerah
dalam rangka Pembangunan Perekonomian Kota Sibolga, serta terwujudnya
Kota Sibolga sebagai sentra Perdagangan barang dan jasa di Wilayah Pantai
Barat Sumatera Tahun 2010.
2. Kendala – kendala yang diperoleh oleh pihak Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan Usaha kecil Menengah Kota Sibolga dalam hal
pembayaran Retribusi Pasar, yaitu :
a. Tingkat pengetahuan Wajib Retribusi Pasar yang masih rendah.
c. Dinas Perindustrian Perdagangan koperasi dan UKM juga melakukan
penyelesaian masalah yang berhubungan dengan kendala – kendala dalam
pembayaran retribusi pasar,. Seperti mengimbau kepadaWajib retribusi
untuk membayar retribusi pasar dengan cara sosialisasi langsung,
kemudian mningkatkan keterampilan dan kemampuan pegawai Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM khususnya dibidang
pendataan Retribusi Pasar.
B. SARAN
1. Untuk meningkatkan Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan penyelenggaraan
Pemerintah dan Pembangunan, maka diharapkan partisipasinya aktif dari
masyarakat ataupun Wajib pajak retribusi dalam membayar Retribusi Daerah
khususnya dan menaati Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.
2. Lebih meningkatkan keterampilan dan loyalitas kerja pegawai khususnya
dibidang Pendataan dan Pengutipan, agar Pelaksanaan Pembayaran Retribusi
Pasar dapat terlaksana dengan baik.
3. Pemerintah Kota Sibolga hendaknya menyediakan sarana maupun prasarana
untuk memperlancar tugas pendata dalam pelaksanaan pembayaran Retribusi
4. Pemerintah Kota Sibolga hendaknya memasyarakatkan Pajak dan Retribusi
daerah lebih intensif, baik melalui artikel, sticker maupun melalui media
sarana lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, Eko, 2003, Himpunan Peraturan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta.
Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, UII Pres,
Yogyakarta.
Prakosa, Kesit bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.
Sugianto, 2008, Pajak dan Retribusi Daerah, Grasindo, Jakarta.
Yani, Ahmad, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di
Indonesia, Jakarta.
Undang – undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Undang – undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah
Peraturan Pemerintah No. 07 Tahun 2004 Tentang Retribusi Pasar
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dinas – Dinas Daerah