• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Analisis. 3.1 Analisis nilai Bushido Gi dalam drama Tenchijin pada tokoh Uesugi Kenshin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3. Analisis. 3.1 Analisis nilai Bushido Gi dalam drama Tenchijin pada tokoh Uesugi Kenshin"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3 Analisis

3.1 Analisis nilai Bushido Gi dalam drama Tenchijin pada tokoh Uesugi Kenshin Pada sub bab ini saya akan bagi menjadi dua bagian, yaitu menganalisis secara verbal dan non-verbal nilai Gi pada episod 1,5, 8.

3.1.1 Analisis nilai Gi secara verbal Situasi 1

Menit : 43:45 ( episod 1 )

Gambar 1

Kenshin mengajak Kiheiji membangun negara yang bersih

(Tenchijin, 2009)

Pada musim gugur tahun 1564, Uesugi Kenshin mengunjungi daerah Ueda. Lalu Uesugi Kenshin mengajak Kiheiji untuk pergi berburu. Saat itu Kiheiji sudah meredam amarah yang dimiliki saat terakhir bertemu Uesugi Kenshin karena mengira Kenshin lah yang merencanakan pembunuhan ayahnya. Sambil mencari hewan buruan Uesugi

(2)

Kenshin memberi pelajaran berburu kepada Kiheiji yang tampaknya sudah mulai mempercayai Uesugi Kenshin.

Di tengah-tengah perburuan tiba- tiba Uesugi Kenshin membawa Kiheiji menjauh dari orang-orang keluarga Nagao yang ikut serta berburu. Akhirnya Uesugi Kenshin dan Kiheiji sampai pada bukit yang cukup tinggi dan jauh, dan kemudian Uesugi Kenshin bertanya apakah Kiheiji masih mencurigai Uesugi Kenshin sebagai orang yang merencanakan pembunuhan ayah Kiheiji, dan bila Kiheiji masih menyimpan rasa curiga dan dendam kepadanya, ia meminta Kiheiji Untuk membunuhnya.

Sadar akan kesalahannya mencurigai dan hendak menyerang Uesugi Kenshin, Kiheiji meminta maaf dan mengakui dirinya bodoh. Kemudian Uesugi Kenshin bicara bahwa menjadi penerus keluarga Nagao pada umur yang masih sangat muda adalah beban yang berat, lalu Uesugi Kenshin bercerita bahwa ia menjadi pemimpin pada umur 19 tahun, jadi ia mengerti perasaan dan beban Kiheiji.

Kemudian mereka berbincang tentang provinsi Echigo yang sebagian bisa mereka lihat dari atas bukit.

謙信 :この景色はどう思う

キヘイジ:越後は今年もほうさくでございます、民、百姓が喜びますする。

謙信 :わしの子になれ...わしの友に毘沙門天にはじの清い国を築ずい  

て行こうでわないか。

Terjemahan:

(3)

Kiheiji : Tahun ini juga Echigo akan panen, itu akan membuat rakyat dan para petani senang.

Kenshin : Kiheiji jadilah anakku...bersama kita akan membangun negara yang bersih di bawah naungan dewa perang Bishamonten.

Analisis:

Dilihat dari kata-kata Kenshin:

「わしの友に毘沙門天にはじの清い国を築ずいて行こうでわないか」 

yang berarti Kenshin ingin membangun negara yang bersih bersama Kiheiji, sebagai Samurai ucapan ini adalah hal yang benar, karena menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary,  2007:19).

Negara yang bersih adalah negara yang berpegang pada kebenaran, dimana pemimpinnya tidak semena-mena, Kenshin menggunakan Gi (keadilan) untuk membangun negara yang bersih, dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2008:9) keadilan merupakan perbuatan, perlakuan dari dari kata adil, adil berarti berpihak kepada yg benar; berpegang pada kebenaran; sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Kenshin menggunakan Gi untuk membangun negara yang bersih karena dengan akal budi dan pikiran sehatnya ia ingin menjaga ketertiban dan keadilan, dalam Koujien (1998:623) Gi adalah pertimbangan yang harus dilakukan manusia, yaitu akal budi, pikiran sehat dan termasuk di dalamnya keadilan.

(4)

Kenshin mengatakan ingin membangun negara yang bersih karena sebagai samurai ia memikirkan kelangsungan dari daerah yang ditinggalinya dengan kata lain Kenshin adalah seorang yang nasionalis, karena menurut Shimura, Bushi berarti orang yang mengutamakan nasionalisme (Shimura, 1990).

Umumnya negara yang bersih adalah negara yang bebas dari ketidakadilan, korupsi, dan keserakahan. Negara yang terbebas dari pertikaian, karena pertikaian bisa terjadi bila salah satu pihak merasa ketidakadilan, dan negara yang bersih adalah negara yang mempunyai bentuk dan kestabilan, yang menjadi dasar untuk mencapai negara yang bersih adalah dengan menggunakan Gi (keadilan), sesuai dengan teori dari Nitobe bahwa Gi bagaikan tulang yang memberikan bentuk dan kestabilan. Seperti halnya tanpa tulang, kepala tidak dapat bersandar kepada tulang, baik tangan dan kaki tidak dapat digerakkan (Nitobe, 1991:23-24). Keadilan tercermin pada kata-kata Kenshin karena ia ingin adanya keteraturan pada berbagai hal, termasuk pada rakyatnya, dan keadilan merupakan hal dasar yang penting yang harus diajarkan terutama bagi pemimpin.

Situasi 2

Menit : 33:56 ( episod 8 )

Gambar 2

(5)

(Tenchijin, 2009)

Pada bulan maret 1578 Uesugi Kenshin sedang mempersiapkan perang, dan telah mengumpulkan pasukan sebanyak 60.000 orang. Uesugi Kenshin dan kedua anak angkatnya yaitu Uesugi Kagekatsu dan Uesugi Kagetora ditemani dengan Naoe Kanetsugu sedang membahas peperangan yang akan terjadi.

Kemudian Kagetora berbicara bahwa para jendral pendukung Uesugi Kenshin sudah berkumpul dan sedang menunggu perintah Uesugi Kenshin untuk menguasai Jepang. Uesugi Kenshin kemudian meluruskan pembicaraan bahwa ia tidak akan menguasai Jepang. Kagetora berpikir bahwa dengan kekuatan yang ada sekarang Uesugi Kenshin dapat mengalahkan Nobunaga Oda dan pergi menuju ibukota Jepang saat itu yaitu Kyoto, untuk mengambil alih pemerintahan. Kemudian Uesugi Kenshin pun sekali lagi meluruskan pembicaraan. 景虎:越後ばかり下、越中国や加賀からも隊長が駆けつけあるおります。みんあ親方さ まをうやまい、天下に上杉名がとどろく俟ち望んでいますする。  謙信:なにか思い違いようしておるじゃ。  景虎:なにがでございます。  謙信:わしが天下を取ると。  景虎:なれど、信長をうち、めでたごじょらくなか枢機に親方さま天下を治められるは 必要ございましょう。 

(6)

謙信:信長と戦うは慾のためではない、信長を倒す、そののちは将軍義昭様再び都にお

むかい。足利幕府をご再興いただくそのやくめおわれば、越後にもどるまで

じゃ。  Terjemahan:

Kagetora : Tidak hanya dari Echigo, para kapten dari Ecchu dan Kaga sedang menuju kesini. Semua menghormatimu (Kenshin), menunggu dan berharap agar klan Uesugi mengusai Jepang.

Keshin : Sepertinya ada kesalahpahaman. Kagetora : Kesalahpahaman seperti apa? Kenshin : Bahwa aku akan menguasai Jepang

Kegetora : Apabila mengalahkan Nobunaga maka diperlukan seseorang yang akan memimpin Jepang..

Kenshin : Aku tidak memerangi Nobuga karena aku serakah. Setelah mengalahkan Nobunaga, aku ingin mengembalikan kekuasaan tuan Yoshiaki di ibukota untuk mengembalikan pemerintahan militer Ashikaga. Setelah melakukan itu aku akan kembali ke Echigo.”

Analisis:

Kata-kata Kenshin :

「信長と戦うは慾のためではない、信長を倒す、そののちは将軍義昭様再び都におむか

い。足利幕府をご再興いただくそのやくめおわれば、越後にもどるまでじゃ」 

yang berarti bahwa ia memerangi Nobunaga bukan karena ia orang yang serakah. Setelah mengalahkan Nobunaga ia ingin megembalikan kekuasaan Yoshiaki di ibukota .

(7)

Salah satu alasan Kenshin untuk berperang adalah memerangi ketidakadilan dan ambisi Nobunaga Oda, dan bukan karena ia ingin wilayah yang lebih luas, dan ini terlihat dari kata-kata Kenshin bahwa ia memerangi Nobunaga bukan karena serakah. Dari pertama Uesugi Kenshin sudah punya alasan yang kuat untuk berperang, tahu kapan harus menyerang merupakan pencerminan dari nilai keadilan (Gi) dimana telah dikemukakan oleh Nitobe bahwa Gi adalah kemampuan untuk memutuskan sebuah tindakan berdasarkan suatu alasan tanpa keraguan, menyerang jika harus menyerang (Nitobe, 1991:23).

     Pada kata-kata Kenshin yaitu memerangi Nobunaga bukan karena serakah berarti ia berpegang pada kebenaran, ini mencerminkan nilai keadilan (Gi) yang ada pada dirinya, dan dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2008:9) keadilan merupakan perbuatan, perlakuan dari dari kata adil, adil berarti berpihak kepada yg benar; berpegang pada kebenaran; sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Dalam Koujien (1998:623) Gi adalah pertimbangan yang harus dilakukan manusia, yaitu akal budi, pikiran sehat dan termasuk di dalamnya keadilan.

Kenshin berkata bahwa ingin mengembalikan kekuasaan Yoshiaki di ibukota untuk mengembalikan pemerintahan militer Ashikaga menunjukkan ia setia pada pemimpin dan negaranya, ini menunjukkan bahwa ia seorang samurai karena ia bersikap nasionalis, karena menurut Shimura, Bushi berarti orang yang mengutamakan nasionalisme (Shimura, 1990).

Kenshin sebagai samurai tidak ingin Jepang dikuasai Nobunaga Oda, karena Nobunaga menghalalkan segala cara dalam usahanya menguasai Jepang, bagi Kenshin yang menjujung keadilan ini merupakan hal yang salah, menurut Cleary selama bisa

(8)

disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary, 2007:19).

3.1.2 Analisis nilai Gi secara non-verbal Situasi 1

Menit : 34:57 ( episod 5 )

Gambar 3

Kenshin memutuskan untuk menyerang pasukan Nobunaga

(Tenchijin, 2009)

Uesugi Kenshin yang saat itu sedang bingung karena dihadapi pilihan yaitu bila ia menyerang Nobunaga Oda akan terjadi peperangan yang lebih besar dari yang sebelumnya, karena saat itu Nobunaga Oda memiliki pasukan yang lebih banyak dari

(9)

Kenshin. Meski atas nama keadilan apakah tidak apa-apa untuk mengorbankan rakyatnya lebih besar lagi.

Kemudian Uesugi Kagekatsu membujuk Kenshin untuk segera membuat keputusan dengan mengingatkannya untuk mengikuti kata hatinya, dimana keadilan di atas segalanya. Kemudian Kagekatsu mengingatkan bahwa Kenshin pernah berkata kepada Kegekatsu saat kecil untuk membangun negara yang bersih, lalu Kagekatsu mengungkap fakta bahwa Nobunaga Oda dalam usahanya menguasai Jepang tidak mempedulikan ajaran Buddha dan dewa, membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

Kagekatsu kemudian menegaskan bahwa hanya Uesugi Kenshin yang bisa mengalahkan Nobunaga Oda dan membawa perdamaian di Jepang. Sebulan kemudian Uesugi Kenshin memutuskan untuk menyerang Nobunaga Oda.

Analisis:

Tindakan yang diambil Uesugi Kenshin untuk menyerang Nobunaga Oda berdasarkan alasan yang kuat, karena Nobunaga Oda dalam usahanya menguasai Jepang menempuh cara yang kotor dan tidak adil, bagi Kenshin yang menjujung keadilan, ini merupakan hal yang salah, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary, 2007:19).

     Uesugi Kenshin memutuskan tindakan ini tanpa keraguan karena telah diingatkan Kegekatsu bahwa sebenarnya Kenshin adalah orang yang selalu meninggikan keadilan, dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2008:9 ) keadilan merupakan perbuatan, perlakuan dari dari kata adil, adil berarti berpihak kepada yg benar; berpegang pada

(10)

kebenaran; sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Gi dalam Koujien adalah pertimbangan yang harus dilakukan manusia, yaitu akal budi, pikiran sehat dan termasuk di dalamnya keadilan (Koujien, 1998:623)

Kenshin tahu harus mengorbankan rakyatnya untuk mencegah korban yang lebih banyak lagi. Tindakan ini sesuai dengan penjelasan tentang Gi menurut Nitobe yang menyatakan Gi adalah kemampuan untuk memutuskan sebuah tindakan berdasarkan suatu alasan tanpa keraguan, berkorban ketika harus berkorban, menyerang jika harus menyerang (Nitobe, 1991:23).

Kenshin membuat keputusan yang benar meski sulit baginya untuk membuat keputusan itu karena akan mengorbankan rakyatnya juga, ini adalah tindakan yang mencerminkan Gi, karena Gi adalah melakukan hal yang benar atau membuat keputusan yang tepat, meski tidak mudah, tapi dilakukan karena secara moral dan etika benar (Gary, 2009). Nobunaga Oda dalam usahanya menguasai Jepang menempuh cara yang tidak adil hanya akan menghasilkan ketidak adilan yang lebih jauh, tindakan Kenshin menyerang Nobunaga adalah karena ingin mengembalikan keadilan tersebut.

3.2 Analisis nilai Bushido Jin dalam drama Tenchijin pada tokoh Uesugi Kenshin Pada sub bab ini saya akan bagi menjadi dua bagian, yaitu menganalisis secara verbal dan non-verbal nilai Jin pada episode 1,5, 7.

3.2.1 Analisis nilai Jin secara verbal Situasi 1

(11)

Gambar 4 Dilema Uesugi Kenshin

(Tenchijin, 2009)

Mengetahui niat Nobunaga Oda untuk menguasai Jepang, klan Uesugi mangadakan rapat. Para jendral menyarankan untuk tidak menyerang Nobunaga Oda, karena pada saat itu Nobunaga Oda adalah salah satu panglima perang terkuat dan memiliki jumlah pasukan lebih banyak dari pasukan Uesugi Kenshin dan mengajak utuk menyatukan kekuatan dengan Nobunaga Oda dan kemudian menyerang musuh lama yaitu klan Takeda yang melemah karena kematian pemimpin mereka Takeda Shingen.

Dengan tegas Uesugi Kenshin menolak untuk menyerang klan Takeda dengan begitu para jendral menyarankan untuk menyerang Nobunaga Oda saja. Tapi Uesugi Kenshin langsung mengakhiri rapat begitu saja tanpa memberi keputusan apa-apa.

(12)

Kemudian saat Keshin sedang merenungkan apa yang harus ia lakukan di Bishamon do, Oyuu salah satu putri dari jendral kepercayaanya yaitu Naoe Kagetsuna menanyakan kenapa Kenshin begitu bingung dan mengapa seakan memikul beban yang sangat berat. お悠:父が言っておりました親方さまはお一人で苦しみを背を追われてだっと 

謙信:信長を攻める、京まで兵を進める事、今までいないよ大きな戦になるでや ろう。義のため取って、これ以上民を傷にして良いものか。

Terjemahan:

Oyuu : Ayahku bilang bahwa tuan (Kenshin) memikul beban seorang diri

Kenshin : Menyerang Nobunaga dan membawa pasukan sampai Kyoto, ini akan menjadi perang hebat tidak sama seperti peperangan sebelumnya. Walaupun atas nama keadilan apakah tidak apa-apa untuk mengorbankan rakyat lebih dari ini?

Analisis:

Kalimat Uesugi Kenshin yaitu:

「信長を攻める、京まで兵を進める事、今までいないよ大きな戦になるでやろう。 義のため取って、これ以上民を傷にして良いものか」

yang artinya adalah “menyerang Nobunaga dan membawa pasukan sampai Kyoto, ini akan menjadi perang hebat tidak sama seperti peperangan sebelumnya .Walaupun atas nama keadilan apakah tidak apa-apa untuk mengorbankan rakyat lebih dari ini” menunjukkan bahwa ia orang yang mencintai rakyatnya ini menunjukkan nilai Jin

(13)

(kebajikan), dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:100) kebajikan adalah sesuatu yg mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, dsb); perbuatan baik . Sesungguhnya ia bersimpati kepada rakyat yang telah menjadi korban dalam peperangan yang berlangsung, sebenarnya Kenshin tidak ingin menjadikan rakyatnya terus menjadi korban, inilah yang menjadi sumber keraguan Kenshin dalam mengambil keputusan untuk menyerang Nobunaga Oda atau tidak, menunjukkan kebaikan dalam pikiran Kenshin, dan ia sangat memikirkan kelangsungan dan kesejahteraan rakyatnya mencerminkan nilai Jin (kebajikan) karena kebajikan menggambarkan kebaikan pikiran, kebaikan hati yang tidak bias dan tidak egois.  Mempunyai pemikiran untuk memperhatikan kesejahteraan orang lain (Wei Lun, 2004).

Rasa cinta, kasih sayang, simpati dan rasa mengasihi Kenshin pada rakyatnya mencerminkan nilai Jin menurut Nitobe bahwa Cinta , kemurahan hati , kasih sayang kepada sesama, simpati dan rasa mengasihi, selalu diakui sebagai kebajikan tertinggi, yang tertinggi dari seluruh bagian jiwa manusia (Nitobe, 1991:36). Dan dalam Koujien (1998:1368) Jin adalah cinta; penuh perhatian.

Pemikiran tidak ingin mengorbankan rakyatnya lebih banyak menunjukkan Kenshin mencintai rakyat menunjukkan nasionalis sebagai seorang samurai karena menurut Shimura, Bushi berarti orang yang mengutamakan nasionalisme (Shimura, 1990).

(14)

Situasi 2 Menit : 12:20 (episod 7) Gambar 5 Rapat strategi (Tenchijin, 2009)

Dipertengahan peperangan panjang antara pasukan Uesugi Kenshin dan Nobunaga Oda, ada berita bahwa salah satu musuh besar Uesugi Kenshin yaitu klan Hojo akan menyerang wilayah Kanto. Pada saat itu Uesugi Kenshin masih berada di Nanao yang jauh letaknya dari wilayah Kanto.

Uesugi Kenshin dan para jendralnya yang masih berada di tengah-tengah peperangan langsung mengadakan rapat strategi untuk memutuskan langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Ada yang menyarankan untuk kembali ke istanya di Kasugayama yaitu istana Sakado dan meyiapkan rencana memerangi klan Hojo dari sana.

Kemudian salah satu anak angkat Uesugi Kenshin yang ikut serta dalam perang yaitu Uesugi Kagetora mempertanyakan

(15)

景虎:親方さま、なぜいま関東へ向かえればなりません。北条と戦うのはこの戦 に後で良いのでは。景勝どうおもわれる。  景勝:親方さまのご決段取り、関東管領指揮のお役目を果たすべきと存じます。  景虎:なれど七尾を落とすにさっしゃる手間かかりません、雪解けを待ち七尾のしま つをつけたの良いのでは。  謙信:景虎...  景虎:はっ!!  謙信:若さゆえの血気それはそれでこのまち、されどたすけを求めるものあら ば...万難を排し駆けつけるが上杉のつとめ。  Terjemahan:

Kagetora : Tuanku, kenapa harus menuju Kanto sekarang? Bukankah lebih baik memerangi klan Hojo setelah pertempuran ini? Kagekatsu, bagaimana pendapatmu?

Kagekatsu : Seperti yang tuanku putuskan, sebagai penguasa Kanto harus menunaikan tugasnya melindungi Kanto.

Kagetora : Untuk menjatuhkan Nanao tidak akan memakan waktu. Bukankah sebaiknya kita menunggu salju mencair dan meyelesaikan masalah di Nanao?

Kenshin : Kagetora.... Kagetora : Ya

Kenshin : Aku mengerti gejolak muda mu, tapi bila bila ada orang yang meminta pertolongan , sudah menjadi tugas kita untuk segera mengatasinya.

(16)

 Analisis:

Uesugi Kenshin yang berada dalam peperangan di Nanao mendapati kabar bahwa daerah Kanto akan diserang oleh klan Hojo, ia mengerti bahwa orang-orang yang berada di daerah Kanto pasti akan mengalami kesulitan, karena sebagian besar pasukan Uesugi Kenshin sedang beperang bersamanya di Nanao.

Kata-kata Kenshin yaitu:

「たすけを求めるものあらば...万難を排し駆けつけるが上杉のつとめ」 yang berarti bahwa bila ada orang yang meminta pertolongan, sudah menjadi kewajiban klan Uesugi untuk menjawab pertolongan tersebut. Kalimat ini mencerminkan nilai jin (kebajikan) yang ada pada Uesugi Kenshin seperti yang dikemukakan Nitobe bahwa seorang samurai akan menolong orang yang berada dalam kesulitan, seperti kata Mencius dalam Nitobe (1991:43) bahwa, orang yang memiliki Jin, memiliki perhatian terhadap orang yang kesulitan. Kebaikan kepada yang lemah, yang tertindas atau yang terluka, selalu diartikan sebagai secara tidak langsung menjadi samurai.

     Menolong orang yang kesusahan menunjukkan kebajikan (Jin) dan perhatiannya kepada rakyatnya, dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:100) kebajikan adalah sesuatu yg mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, dsb); perbuatan baik. Dan dalam Koujien (1998:1368) Jin adalah cinta; penuh perhatian.

Uesugi Kenshin menunjukkan kebaikan dalam kata-katanya di atas karena saat itu orang-orang Kanto yang berada di posisi yang lemah terhadap klan Hojo yang siap menyerang karena sebagian besar kekuatan militer Uesugi Kenshin sedang berperang di Nanao. Penderitaan rakyat yang berada di Kanto adalah sumber dari kebajikan seperti

(17)

yang dikemukakan Mencius dalam Nitobe (1991:43) mengatakan bahwa kesulitan dan penderitaan adalah sumber dari Jin.

Kenshin ingin menolong orang-orang di Kanto karena menurutnya itu hal yang benar, menyadari hal yang benar menunjukkan bahwa Kenshin adalah samurai, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary, 2007:19)

3.2.2 Analisis nilai Jin secara non-verbal Situasi 1

Menit : 26:00 (episod 1)

Gambar 6

Kiheiji mencoba membunuh Uesugi Kenshin

(18)

Selesai melayat Nagao Masakage, Uesugi Kenshin hendak meninggalkan istana Sakado dan kemudian mengucapkan salam perpisahan kepada putra tungal Nagao Masakage yang masih belia bernama Kiheiji (yang nanti menjadi anak angkat Uesugi Kenshin dan bernama Uesugi Kagekatsu) dengan memberi beberapa nasihat.

Kiheiji yang baru saja kehilangan ayahnya terpengaruh oleh dugaan bahwa Uesugi Kenshin lah yang telah merencanakan pembunuhan ayahnya dan dengan maksud membalas dendam atas kematian ayahnya, Kiheiji mencabut sebilah pedang kecil dari pinggangnya dan kemudian menyerang Uesugi Kenshin. Serangan yang tiba-tiba ini hanya melukai lengan Uesugi Kenshin.

Peristiwa yang hampir menyulut perang ini langsung disudahi Uesugi Kenshin dengan mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan langsung pergi.

Analisis:

Peristiwa percobaan pembunuhan Kiheiji terhadap Uesugi Kenshin yang pada akhirnya hanya melukai tangan Uesugi Kenshin, disikapi Kenshin dengan tidak membesar-besarkan masalah. Uesugi Kenshin mengerti benar perasaan Kiheiji yang baru saja kehilangan ayahnya dengan cara dibunuh, membuat Uesugi Kenshin merasa simpati dan menghindari pertumpahan darah yang tidak berarti, ia tidak ingin ada yang mati sia-sia dikejadian ini karena Uesugi Kenshin menghargai nyawa manusia, hal ini menunjukkan kasih sayang terhadap sesama juga mencerminkan nilai jin (kebajikan) pada dirinya berdasarkan teori Nitobe tentang Jin bahwa Cinta , kemurahan hati , kasih sayang kepada sesama, simpati dan rasa mengasihi, selalu diakui sebagai kebajikan tertinggi, yang tertinggi dari seluruh bagian jiwa manusia (Nitobe, 1991:36).

(19)

Tindakan Kenshin dengan tidak memperkeruh suasana karena ia tidak ingin jatuh korban, dan memikirkan keselamatan Kiheiji menunjukkan kebajikan, dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:100) kebajikan adalah sesuatu yg mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan, dsb); perbuatan baik . Tindakan ini merupakan hal yang benar yang dilakukan Kenshin karena ia paham akan hal yang benar pada situasi tersebut sebagai samurai, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary, 2007:19). Dalam hal ini kebaikan atau jin yang ditunjukkan Uesugi Kenshin bersumber pada kesulitan yang dialami Kiheiji, yaitu menanggung beban kepemimpinan pada umur yang masih belia, dan penderitaan atas kehilangan seorang ayah yang merupakan sosok pemimpin. Mencius dalam Nitobe (1991:43) mengatakan bahwa kesulitan dan penderitaan adalah sumber dari Jin. Tidak membesar-besarkan masalah setelah percobaan pembunuhan Kiheiji terhadap Kenshin menunjukkan nilai Jin karena Kenshin orang yang penuh perhatian dalam masalah Kiheiji, dalam Koujien (1998:1368) Jin adalah cinta; penuh perhatian

3.3 Analisis nilai Bushido Rei dalam drama Tenchijin pada tokoh Uesugi Kenshin Pada sub bab ini saya akan bagi menjadi dua bagian, yaitu menganalisis secara verbal dan non-verbal nilai Gi pada episode 1,7, 8.

3.3.1 Analisis nilai Rei secara verbal Situasi 1

(20)

Menit : 19:40 (episod 1)

Gambar 7

Menerobos untuk melayat

(Tenchijin, 2009)

Pada saat terbunuhnya Nagao Masakage, muncul beberapa dugaan tentang siapa yang membunuh Nagao Masakage, salah satunya adalah Uesugi Kenshin (saat ini masih bernama Uesugi Terutora). Dugaan memicu klan Nagao untuk memerangi Uesugi Kenshin.

Pada saat itu Uesugi Kenshin adalah seorang Kanto Kenrei (penguasa kanto) yang sedang menuju daerah Kanto untuk berperang dengan klan Takeda di provinsi Kai dan klan Hojo di Odawara. Mendengar berita kematian Nagao Masakage, Uesugi Kenshin membatalkan rencana berperangnya di Kanto dan langsung menuju istana Sakado, tempat kediaman Nagao Masakage.

(21)

Sesampainya di gerbang istana Sakado dengan hanya ditemani beberapa anak buahnya, Uesugi Kenshin terus melaju masuk tanpa menghiraukan ancaman anak panah dan tombak yang diarahkan kepadanya, dan kemudian menghancurkan barikade kayu yang sengaja disiapkan untuk mengahalau Uesugi Kenshin masuk ke dalam istana Sakado. Kemudian ia menancapkan pedangnya dan menyampaikan maksud kedatangannya.

景綱:関東管領上杉輝虎さまであるぞ!!!構えを解け!!! 

謙信:われは上司! 長尾政景どのを死を弔うのために参った。 

 

Terjemahan:

Kagetsuna : Pejabat Kanto Kanrei, Uesugi Terutora telah datang!!! Bubarkan barisan!!! Kenshin : Aku adalah atasanmu! Aku datang untuk melayat tuan Nagao Masakage.

Analisis:

Kalimat Kenshin yaitu:

「長尾政景どのを死を弔うのために参った」

yang berarti Kenshin datang untuk melayat tuan Nagao Masakage, meski tahu bahwa ada dugaan Kenshin lah yang merencanakan pembunuhan Masakage mencerminkan nilai Rei atau rasa hormat menurut Nitobe bahwa untuk merendah hati, dan dilakukan dengan perasaan lembut terhadap perasaan sesama, selalu menjadi sebuah ungkapan indah dari simpati yang dibutuhkan yaitu kita harus menangis dengan mereka yang menangis dan bersukacita dengan mereka yang bersukacita (Nitobe, 1991).

(22)

Melayat juga suatu bentuk rasa hormat (Rei), dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:330) hormat adalah menghargai (takzim, khidmat, sopan); perbuatan yg menandakan rasa khidmat atau takzim (spt menyembah, menunduk), apalagi melayat kepada keluarga merupakan tindakan yang sopan dan mengormati anggota keluarga lain ditinggalkan almarhum. Meskipun Uesugi Kenshin dan Nagao Masakage pernah bertikai dalam memperebutkan posisi penguasa di provinsi Echigo Echigo Nagao Masakage merupakan saudara ipar dari Uesugi Kenshin, karena nagao Masakage menikahi saudara kandung perempuan Uesugi Kenshin.

Kenshin yang dalam perjalanan menuju peperangan memutuskan untuk kembali sejenak, meluangkan waktu untuk melayat adalah usaha untuk melakukan hal yang benar, dan salah bila ia tidak melayat menunjukkan bahwa Kenshin seorang samurai, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary, 2007:19). Penghormatan Kenshin memang berdasarkan kejujuran hatinya, tapi lebih dari itu Kenshin menunjukkan nilai Rei menghargai nilai yang ada pada Nagao Masakage, yaitu sebagai pimpinan klan Nagao dan sebagai iparnya.

Situasi 2

(23)

Gambar 8

Kenshin menghargai Kagetsuna

(Tenchijin, 2009)

Musim dingin telah berlalu, pasukan Uesugi Kenshin sudah kembali dari pertempuran di Nanao ke Echigo untuk mempersiapkan perang untuk mempertahankan Kanto dari ancaman serangan klan Hojo. Saat Uesugi Kenshin sedang berada di goa tempat ia biasa memuja dewa perang Bishamonten, Uesugi Kenshin dikunjungi oleh Naoe Kagetsuna, salah satu jendral kepercayaannya yang sudah cukup berumur dan sedang sakit.

Naoe Kagetsuna memuji pertempuran Uesugi Kenshin di Hokkoku, dan ia meminta maaf dan merasa malu karena tidak dapat turut serta dalam pertempuran penting tersebut. Kemudian Uesugi Kenshin pun berbicara kepada Naoe Kagetsuna:

「影綱、そなたはわが大事な家臣じゃ、いままでくろうをかけたの。」

Terjemahan:

“Kagetsuna, kau adalah pengikutku yang paling berharga, aku telah banyak merepotkanmu.”

(24)

Analisis:

Kalimat Uesugi Kenshin yaitu:

「影綱、そなたはわが大事な家臣じゃ、いままでくろうをかけたの。」

yang berarti bahwa Kagetsuna adalah pengikutnya yang paling berharga baginya dan telah banyak merepotkannya, meninggikan Kagetsuna karena rasa hormat (Rei) dan cinta yang Kenshin miliki karena Kagetsuna sudah setia menemani Kenshin dalam hampir setiap pertempuran, dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:330) hormat adalah menghargai (takzim, khidmat, sopan); perbuatan yg menandakan rasa khidmat atau takzim (spt menyembah, menunduk).

Kalimat di atas adalah suatu bentuk perwujudan nilai rei yang ada pada diri Uesugi Kenshin sesuai dengan penjelasan Nitobe mengenai Rei bahwa dalam hakikat tertinggi, Rei hampir mendekati cinta (Nitobe, 1991:50). Rasa cinta tidak hanya dirasakan kepada pasangan, tapi juga bisa dirasakan pada anak, orang tua, tuhan, bahkan dengan bawahan/pengikut.

Uesugi Kenshin Juga berkata bahwa ia sudah banyak merepotkan Kagetsuna. Bentuk rasa hormat ini ditunjukkan karena Uesugi Kenshin menyadari bahwa meski Kagetsuna berumur lebih tua darinya, Kenshin mengatakan ini dengan rendah hati mencerminkan Rei (rasa hormat) menurut Nitobe bahwa Rei itu untuk merendah hati, dan dilakukan dengan perasaan lembut terhadap perasaan sesama, selalu menjadi sebuah ungkapan indah dari simpati yang dibutuhkan yaitu kita harus menangis dengan mereka yang menangis dan bersukacita dengan mereka yang bersukacita (Nitobe, 1991).

(25)

Adalah suatu penghargaan terbesar bila hasil kerja sesorang mendapat pengakuan, apalagi pengakuan itu datangnya dari seseorang di atas kita, Uesugi Kensin menyadari hal itu dan ini merupakan salah satu sebab ia mengatakan hal tersebut.

     Kenshin paham benar bahwa menunjukkan rasa hormat pada Kegetsuna adalah hal yang benar sebagai samurai, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary,  2007:19). Penghargaan Kenshin tidak hanya berdasarkan kejujuran, tapi Kenshin melihat nilai atau keunggulan dan kualitas pribadi Kagetsuna maka itu Kagetsuna pantas mendapat penhormatan

Situasi 3

Menit : 33:56 (episod 8)

Gambar 9

Kenshin meluruskan anggapan bahwa ia akan menguasai Jepang

(Tenchijin, 2009)

Pada bulan maret 1578 Uesugi Kenshin sedang mempersiapkan perang, dan telah mengumpulkan pasukan sebanyak 60.000 orang. Uesugi Kenshin dan kedua anak

(26)

angkatnya yaitu Uesugi Kagekatsu dan Uesugi Kagetora ditemani dengan Naoe Kanetsugu sedang membahas peperangan yang akan terjadi.

Kemudian Kagetora berbicara bahwa para jendral pendukung Uesugi Kenshin sudah berkumpul dan sedang menunggu perintah Uesugi Kenshin untuk menguasai Jepang. Uesugi Kenshin kemudian meluruskan pembicaraan bahwa ia tidak akan menguasai Jepang. Kagetora berpikir bahwa dengan kekuatan yang ada sekarang Uesugi Kenshin dapat mengalahkan Nobunaga Oda dan pergi nenuju ibukota Jepang saat itu yaitu Kyoto, untuk mengambil alih pemerintahan. Kemudian Uesugi Kenshin pun sekali lagi meluruskan pembicaraan. 景虎:越後ばかり下、越中国や加賀からも隊長が駆けつけあるおります。みんあ親方さ まをうやまい、天下に上杉名がとどろく俟ち望んでいますする。  謙信:なにか思い違いようしておるじゃ。  景虎:なにがでございます。  謙信:わしが天下を取ると。  景虎:なれど、信長をうち、めでたごじょらくなか枢機に親方さま天下を治められるは 必要ございましょう。  謙信:信長と戦うは慾のためではない、信長を倒す、そののちは将軍義昭様再び都にお むかい。足利幕府をご再興いただくそのやくめおわれば、越後にもどるまで じゃ。   

(27)

Terjemahan:

Kagetora : Tidak hanya dari Echigo, para kapten dari Ecchu dan Kaga sedang menuju kesini. Semua menghormatimu (Kenshin), menunggu dan berharap agar Uesugi mengusai Jepang.

Keshin : Sepertinya ada kesalah pahaman. Kagetora : Kesalapahaman seperti apa?

Kenshin : Bahwa aku akan menguasai Jepang

Kegetora : Apabila mengalahkan Nobunaga maka diperlukan seseorang yang akan memimpin Jepang..

Kenshin : Aku tidak memerangi Nobuga karena aku serakah. Setelah mengalahkan nobunaga, aku ingin mengembalikan kekuasaan tuan Yoshiaki di ibukota untuk mengembalikan pemerintahan militer Ashikaga. Setelah melakukan itu aku akan kembali ke Echigo.”

Analisis:

Kata-kata Kenshin yaitu:

「信長と戦うは慾のためではない、信長を倒す、そののちは将軍義昭様再び都におむか

い。足利幕府をご再興いただくそのやくめおわれば、越後にもどるまでじゃ」 

yang berarti bahwa ia memerangi Nobunaga bukan karena ia orang yang serakah. Setelah mengalahkan Nobunaga ia ingin megembalikan kekuasaan Yoshiaki di ibukota menunjukan nilai Rei menurut Nitobe bahwa Rei itu tidak mencari keuntungan sendiri (Nitobe, 1991:50).

(28)

Karena Uesugi Kenshin bisa saja menjadi penguasa di Jepang, tapi ia tidak menginginkannya. Kemudian kata-kata Kenshin bahwa setelah mengalahkan Nobunaga ia ingin mengembalikan pemerintahan pada Yoshiaki dari keluarga Ashikaga jelas menyatakan bahwa ia mempunyai rencana yang tidak jahat dalam melakukan peperangan mencerminkan nilai Rei menurut Nitobe bahwa Rei itu tidak mencari keuntungan sendiri, dan tidak merencanakan hal yang jahat (Nitobe, 1991:50).

Kenshin berkata bahwa ingin mengembalikan kekuasaan Yoshiaki di ibukota untuk mengembalikan pemerintahan militer Ashikaga menunjukkan ia setia pada pemimpin dan negaranya, ini menunjukkan bahwa ia seorang samurai karena ia bersikap nasionalis, karena menurut Shimura, Bushi berarti orang yang mengutamakan nasionalisme (Shimura, 1990).

3.3.2 Analisis nilai Rei secara non-verbal Situasi 1

Menit : 15:21 (episod 1)

Gambar 10

(29)

(Tenchijin, 2009)

Pada tahun 1564 di daerah Ueda di provinsi Echigo seorang penguasa bernama Nagao Masakage tewas dibunuh saat sedang piknik, kemudian muncul beberapa dugaan tentang siapa yang membunuh Nagao Masakage. Salah satu yang menjadit ersangka adalah Uesugi Kenshin (saat ini masih bernama Uesugi Terutora). Dugaan ini muncul karena antara Nagao Masakage dan Uesugi Kenshin pernah memperebutkan posisi penguasa untuk daerah Echigo. Dengan dugaan ini pengikut Nagao Masakage bersiap untuk memerangi Uesugi Kenshin.

Pada saat itu Uesugi Kenshin adalah seorang Kanto Kenrei yang sedang menuju daerah Kanto untuk berperang dengan klan Takeda di provinsi Kai dan klan Hojo di Odawara. Mendengar berita kematian Nagao Masakage dan reaksi pengikutnya, Uesugi Kenshin membatalkan rencana berperangnya di Kanto dan langsung manuju istana Sakado, tempat kediaman Nagao Masakage.

Sesampainya di gerbang istana Sakado dengan hanya ditemani beberapa anak buahnya, Uesugi Kenshin terus melaju masuk tanpa menghiraukan ancaman anak panah dan tombak yang diarahkan kepadanya, dan kemudian menghancurkan barikade kayu yang sengaja disiapkan untuk mengahalau Uesugi Kenshin masuk ke dalam istana

(30)

Sakado. Kemudian ia menancapkan pedangnya dan menyampaikan maksud kedatangannya yaitu melayat.

Analisis:

Tindakan Uesugi Kenshin membatalkan rencana perangnya terhadap klan Takeda di provinsi Kai dan klan Hojo di Odawara setelah mendengar berita kematian Nagao Masakage meskipun mereka pernah bertikai dalam memperebutkan posisi penguasa di provinsi Echigo merupakan ungkapan simpati yang dibutuhkan untuk ikut bersedih bersama keluarga yang ditinggal oleh kematian Nagao yang mencerminkan nilai bushido yaitu Rei atau rasa hormat karena Rei menurut Nitobe selalu menjadi sebuah ungkapan indah dari simpati yang dibutuhkan yaitu kita harus menangis dengan mereka yang menangis dan bersukacita dengan mereka yang bersukacita (Nitobe, 1991).

     Melayat juga suatu bentuk rasa hormat (Rei), dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:330) hormat adalah menghargai (takzim, khidmat, sopan); perbuatan yg menandakan rasa khidmat atau takzim (spt menyembah, menunduk), apalagi melayat kepada keluarga merupakan tindakan yang sopan dan mengormati anggota keluarga lain ditinggalkan almarhum. Meskipun Uesugi Kenshin dan Nagao Masakage pernah bertikai dalam memperebutkan posisi penguasa di provinsi Echigo Echigo Nagao Masakage merupakan saudara ipar dari Uesugi Kenshin, karena nagao Masakage menikahi saudara kandung perempuan Uesugi Kenshin.

Sesungguhnya melakukan peperangan memakan biaya yang sangat banyak, dan semakin lama pasukan berada di luar istana semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan. Meski berada di pegunungan di daerah Kanto yang berada cukup jauh dari

(31)

istana Sakado, Uesugi Kenshin rela merugi dan menderita mencerminkan Rei menurut Nitobe karena Rei itu tahan terhadap penderitaan yang panjang (Nitobe, 1991:50).

Pembatalan rencana perang ini dipastikan mendatangkan kerugian materi berupa harta, pangan dan sebagainya. Tapi karena sifat Rei menurut penjelasan Nitobe yaitu tidak mencari keuntungan sendiri, tanpa pikir panjang Uesugi Kenshin melakukan hal tersebut karena Rei tidak mencari keuntungan sendiri (Nitobe, 1991:50).

Uesugi Kenshin juga menjabat sebagai Kanto Kenrei yang membuat posisi kedudukannya berada di atas Nagao Masakage. Tapi Uesugi Kenshin tidak mempunyai sifat sombong pada dirinya karena Rei menurut Nitobe itu tidak sombong (Nitobe, 1991:50), karena itu Uesugi Kenshin tidak berkeberatan dan rela berkuda dari perkemahan tempat ia hendak melakukan peperangan di pegunungan di daerah Kanto, menuju istana Sakado di daerah Ueda tempat jasad Nagao Masakage dipulangkan.

Kedatangan Uesugi Kenshin yang dianggap ancaman oleh klan Nagao membuat mereka melakukan penjagaan yang sangat ketat terhadap istana Sakado, karena klan Nagao menganggap Uesugi Kenshin akan menyerang istana Sakado setelah kematian Nagao Masakage. Biasanya bila seorang pemimpin meninggal maka kekuatan klan tersebut serta merta akan melemah. Dengan mengacuhkan ancaman berupa anak panah dan tombak yang diarahkan padanya, Uesugi Kenshin tanpa ragu merobohkan barikade kayu yang sengaja disiapkan untuk menghalaunya masuk ke dalam istana Sakado, setelah itu ia menancapkan seolah menegaskan bahwa ia bukan ingin berperang dan Uesugi Kenshin tidak mempunyai rencana jahat apa- apa terhadap klan Nagao, tindakan ini sesuai dengan penjelasan Nitobe bahwa Rei karena tidak merencanakan hal yang jahat (Nitobe, 1991:50).

(32)

Kenshin yang dalam perjalanan menuju peperangan memutuskan untuk kembali sejenak, meluangkan waktu untuk melayat adalah usaha untuk melakukan hal yang benar, dan salah bila ia tidak melayat menunjukkan bahwa Kenshin seorang samurai, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary, 2007:19). Penghormatan Kenshin memang berdasarkan kejujuran hatinya, tapi lebih dari itu Kenshin menunjukkan nilai Rei menghargai nilai yang ada pada Nagao Masakage, yaitu sebagai pimpinan klan Nagao dan sebagai iparnya.

Situasi 2

Menit : 16:40 (episod 7)

Gambar 11

Menuangkan sake kepada Kagetsuna

(33)

Musim dingin telah berlalu, pasukan Uesugi Kenshin sudah kembali dari pertempuran di Nanao ke Echigo (di Kanto) untuk mempersiapkan perang mempertahankan Kanto dari ancaman serangan klan Hojo. Saat Uesugi Kenshin sedang berada di Bishamon do, goa tempat ia biasa memuja dewa perang Bishamonten, Uesugi Kenshin dikunjungi oleh Naoe Kagetsuna, salah satu jendral kepercayaannya yang sudah cukup berumur dan sedang sakit.

Naoe Kagetsuna memuji pertempuran Uesugi Kenshin di Hokkoku, dan ia meminta maaf dan merasa malu karena tidak dapat turut serta dalam pertempuran penting tersebut. Kemudian Uesugi Kenshin pun berbicara kepada Naoe Kagetsuna bahwa ia adalah pengikutnya yang paling berharga dan telah banyak direpotkan olehnya

Pada kunjungan itu Naoe Kagetsuna pun berterima kasih kepada Uesugi Kenshin karena telah menjodohkan putrinya, tapi Naoe Kagetsuna memohon satu permintaan kepada Uesugi Kenshin yaitu ia meminta agar keponakannya yaitu Naoe Kanetsugu yang saat itu sedang dihukum karena telah memulai pertangkaran antara sesama di perkemahan saat sedang berlangsungnya perang dibebaskan dari hukumannya.

Naoe Kagetsuna berpendapat bahwa Naoe Kanetsugu dibutuhkan di sisi tuannya, Uesugi Kagekatsu (salah satu anak angkat Uesugi Kenshin) dan memiliki peran penting dalam masa depan klan Uesugi. Uesugi Kenshin yang mengerti dengan permintaan ini kemudian memberi cangkir kepada Kagetsuna yang kemudian diterimanya dengan rasa kaget, kemudian Uesugi Kenshin menuangkan sake ke dalam cangkir tersebut.

(34)

Analisis:

Pada umumnya bawahanlah yang menuangkan sake pada tuannya, tapi dalam hal ini Uesugi Kenshin merendahkan dirinya dalam artian positif dan menuangkan sake kepada Kegetsuna. Hal ini menunjukkan rasa hormat Kenshin pada Kagetsuna, dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia, 2009:330) hormat adalah menghargai (takzim, khidmat, sopan); perbuatan yg menandakan rasa khidmat atau takzim (spt menyembah, menunduk).

Uesugi Keshin tidak membanggakan pencapaiannya selama ini karena ia tidak sendirian dalam mencapainya, bersamanya adalah para jendralnya yang salah satunya adalah Kagetsuna, yang mungkin Uesugi Kenshin tidak sampai posisinya sekarang ini bila tidak ada Kagetsuna, dan Uesugi Kenshin tidak merasa sombong karena alasan-alasaan inilah ia tidak segan-segan menuangkan sake kepada Kagetsuna sebagai rasa hormatnya selama ini. Dalam tindakan Uesugi Kenshin menuangkan sake ke dalam cangkir Kagetsuna adalah merupakan bentuk dari nilai rei menurut Nitobe karena Rei itu tidak membanggakan diri, tidak sombong (Nitobe, 1991:50).

     Kenshin paham benar bahwa menunjukkan rasa hormat pada Kegetsuna adalah hal yang benar sebagai samurai, menurut Cleary selama bisa disadari dan diterima, samurai harus memahami antara benar dan salah dan berusaha melakukan hal yang benar dan mengindari hal yang salah, maka bushido akan terus hidup (Cleary,  2007:19). Penghargaan kenshin tidak hanya berdasarkan kejujuran, tapi Kenshin melihat nilai atau keunggulan dan kualitas pribadi Kagetsuna maka itu Kagetsuna pantas mendapat penhormatan.

(35)

Situasi 3

Menit : 35:51 (episod 8)

Gambar 12

Kenshin menuangkan sake kepada Kanetsugu

(Tenchijin, 2009)

Setelah pengumpulan pasukan sebanyak 60.000 orang, Uesugi Kenshin berada di Bishamon-do, yaitu goa tempat ia biasa memuja dewa perang Bishamonten. Kemudian Naoe Kanetsugu datang menemui Uesugi Kenshin.

Kanetsugu ingin membahas perkataan Uesugi Kenshin bahwa gi (keadilan) adalah “keindahan untuk tetap menjadi manusia.” Kanetsugu tidak begitu paham akan kalimat tersebut dan ia terus memikirkannya saat ia sedang dihukum karena telah memulai pertengkaran antar sesama di saat peperangan. Kanetsugu tidak memahami karena

(36)

belum mempunyai alasan untuk mengangkat pedang dan berperang, tapi ia sadar bahwa ia harus melindungi Echigo.

Uesugi Kenshin paham benar perasaan bingung Kanetsugu, karena itu mengingatkan pada masa muda Uesugi Kenshin. Kemudian Uesugi Kenshin bilang bahwa ke-2 anak angkatnya berperang karena percaya pada alasan yang dimiliki Uesugi Kenshin, dan tahu bahwa Kanetsugu belum mempunyai alasan yang tepat untuk berperang. Kemudian Kenshin bilang bahwa ia ingin Kanetsugu harus menemukan arti keadilannya sendiri, karena Uesugi Kenshin pun juga pernah mengalami kebingungan yang sama, dan akhirnya menemukan arti keadilannya sendiri dalam pertempuran yang panjang. Dan kemudian Uesugi Kenshin memberi tahu bila Kanetsugu bisa menemukannya, ia akan bisa bertahan dalam banyak pertempuran, dan Uesugi Kenshin bilang bahwa ia ingin Kanetsugu meneruskan faham keadilan yang dimiliki Uesugi Kenshin.

Setelah itu Uesugi Kenshin langsung memberikan cangkir kepada Kanetsugu, dan menuangkan sake. Kemudian Kanetsugu meminumnya dengan air mata mangalir di pipinya.

Analisis:

Dalam tindakan Uesugi Kenshin menuangkan sake ke dalam cangkir Kanetsugu bukanlah sesuatu yang umum bila atasan menuangkan sake kepada bawahannya, tapi dalam hal ini Uesugi Kenshin merendahkan dirinya dalam artian positif karena rasa hormat dan tidak merasa sombong, menurut Nitobe Rei itu tidak membanggakan diri, tidak sombong (Nitobe, 1991:50), juga menunjukkan rasa hormat, dalam KBBI (kamus

(37)

besar bahasa Indonesia, 2009:330) hormat adalah menghargai (takzim, khidmat, sopan); perbuatan yg menandakan rasa khidmat atau takzim (spt menyembah, menunduk).

Rasa cinta tidak hanya dirasakan kepada pasangan, tapi juga bisa dirasakan pada anak, orang tua, tuhan, bahkan dengan bawahan/pengikut. Uesugi Kenshin sadar bahwa Kanetsugu akan memegang peranan penting dalam masa depan klan Uesugi, dan juga alasan Uesugi Kenshin tidak segan-segan menuangkan sake karena Kanetusugu merupakan bawahan yang paling dipercaya anak angkat Uesugi Kenshin yaitu Uesugi Kagekatsu yang dipilh sendiri oleh Kenshin untuk mendampingi Kagekatsu dari kecil. Jadi bisa dibilang bahwa Kanetsugu disayangi oleh Uesugi Kenshin. Ini sesuai dengan pengertian Rei bahwa dalam hakikat teringgi Rei hampir mendekati cinta (Nitobe, 1991:50). Penghargaan kenshin tidak hanya berdasarkan kejujuran, tapi Kenshin melihat nilai atau keunggulan dan kualitas pribadi Kanetsugu maka itu Kanetsugu pantas mendapat penhormatan

Gambar

Gambar 4  Dilema Uesugi Kenshin

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penggambaran diatas, maka belis sebagai mas kawin tidak lagi dipahami sebatas pernikahan yang melibatkan adat. Namun, belis seolah-olah menjadi proses

Dari hasil analisis sensitivitas untuk semua tipe kamar dengan kondisi pendapatan diturunkan 10% dan pengeluaran bertambah 10%, investasi tidak layak dilaksanakan.. Hasil

The research paper organization of “Gender Discrimination in Tracie Peterson and Judith Miller’s novel Tapestry of Hope (2004): Feminist Approach” is as follows: Chapter I

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan pengambilan keputusan bagi BPN-RI pada umumnya dan bagi Unit Pelaksana Proyek di Kantor Pertanahan

Hal ini mungkin dikarenakan karena pasien menggunakan obat nya tidak teratur sehingga efek samping hampir tidak dirasakan dan meskipun durasi menderita asmanya sudah

Keterampilan yang perlu diajarkan pada pendidik adalah sebagai berikut: (1) Pendidik memiliki keterampilan mengevaluasi diri dan berefleksi merencanakan peningkatan kualitas

[r]

Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam kehidupan sehari-hari melalui kisah Nabi Ismail.. Menghindari sikap durhaka kepada kedua orang tua melalui