• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Alat Musik Dalam Kesenian Tradisional Karo Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Alat Musik Dalam Kesenian Tradisional Karo Sumatera Utara"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

,

ABSTRAK

Perubahan yang terjadi dalam kesenian tradisional Karo adalah perubahan

pemakaian alat musik, yaitu alat musik tradisional digantikan oleh satu alat musik

Barat yang dikenal dengan nama

keyboard. Pada awalnya keyboard digabungkan

dengan ensambel kesenian tradisional Karo dalam mengiringi seni pertunjukan

tradisional

gendang guro-guro aron, namun belakangan alat musik Barat tersebut

digunakan seeara tunggal untuk mengiringi

gendang guro-guro aron, tanpa disertai

musik tradisionaI. Hal tersebut dapat terjadi karena

keyboard yang digunakan telah

memiliki fasilitas untuk memprogram suatu irama musik tertentu, sehingga irama

musik tradisonal Karo dapat diprogram "menyerupai" bunyi musik Karo. Bunyi

musik Karo imitasi yang muneul melalui

keybaord sering disebut dengan gendang

kibod.

Terjadinya perubahan tersebut mengakibatkan

gendang guro-guro aron

semakin sering dilaksanakan oleh komunitas masyarakat Karo, baik di wilayah

kabupaten Karo, maupun di wilayah kota Medan. Dalam perkembangan selanjutnya,

keyboard juga telah dipergunakan dalam beberapa konteks upacara tradisi Karo

lainnya. Perubahan pernakaian alat musik

ini

dicermati melalui penelitian dengan

rumusan

(I)

bagaimana bentuk perubahan alat rnusik yang terjadi dalam kebudayaan

musik tradisional Karo, (2)

apa fungsi dari perubahan alat musik tersebut bagi

masyarakat Karo, (3) apa makna perubahan alat musik tersebut bagi masyarakat Karo.

Ketiga permasalahan tersebut dibahas berdasarkan teori akulturasi, teori

perubahan, dan teori fungsi musik. Oleh karena permasalahan adalah perubahan yang

terjadi dalam seni pertunjukan dan upaeara adat, maka unsur pengamatan (observasi)

pada saat berlangsungnya hal tersebut merupakan hal penting yang dilakukan dalam

penelitian ini. Dalam setiap pengarnatan, penulis juga mengadakan wawaneara

dengan beberapa kalangan, terutarna ka!angan seniman tradisional Karo serta

orang-orang Karo yang dianggap mengetahui permasalahan ini. Beberapa pertemuan secara

khusus juga dilakukan dengan informan guna mendapatkan inforrnasi lebih lengkap.

Data dikumpulkan meialui observasi, wawancara, studi pustaka dan rekaman, baik

audio maupun video yang berkaitan dengan perubahan tersebut. Semuanya kemudian

dianalisis dengan pendekatan budaya yang bersifat holistik.

Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa perubahan

alat musik tersebut

menimbulkan akulturasi di dalam seni pertunjukan tradisional Karo. Alat musiknya

berasal dari Barat, pemakaiannya di dalam konteksnya

tradisional Karo. Fungsi

perubahan alar musik menunjukkan tiga hal mendasar, yakni: terjadinya pergeseran

fungsi musik, timbulnya fungsi musik yang barn, yaitu: fungsi ekonomi, fungsi

imitasi dan individu, dan musik semakin berfungsi sebagai sarana hiburan dan sarana

pengintegrasian masyarakat Karo. Perubahan alat musik tersebut juga melahirkan

beberapa makna musik yang barn pada masyarakat Karo, seperti: makna seni populer,

ekonorni, keseragaman, ketergantungan teknologi.

VII

(8)

,

ABSTRACT

Change that happened in traditional artistry of Karo is change of usage

musical instrument,

that

is replaced traditional musical instrument with one

recognized Western musical instrument by the name of keyboard. Initially keyboard

coupled with traditional Karo musical ensemble in accompanying gendang guro-guro

aron

ceremony, latter but the keyboard used singlely to accompany gendang

guro-guro aron

ceremony, without accompanied the traditional music ensemble. The

mentioned eam happened because used by keyboard have owned facility for the

program of an certain music rhythm, so that Karo tradisonal music

rhythm

earn

program "looking like" Karo music sound. Sound music Karo which emerge to

through keybaord is often referred as with gendang kibod.

The happening of the change result gendang guro-guro aron progressively is

often done by Karo society community, either in Karo sub-province region, and also

in Medan town region. In growth hereinafter, keyboard have also been utilized in a

few other Karo ceremony context. The change of usage this musical instrument is

careful through research with formula ( 1) how form change of musical instrument

that happened in music culture of Karo, ( 2) what function from change of the musical

instrument to Karo society, ( 3) what meaning change of the musical instrument to

Karo society. Third the problems studied pursuant to acculturation theory, cultural

change theory, and music function theory. Because of problems is change that

happened in

art

ceremony and custom ceremony, hence observation at the time of

taking place the mentioned it represent important matter performed within this

research. In each.every observation, writer also take a interview with a few circle,

especially traditional actor circle of Karo and also assumed Karo people know this

problems. Some meeting peculiarly is also done with informan utilize to get

information more complete. Data collected to through observation, interview, book

study and record, video and also audio related to the change. Altogether is later.then

analysed with approach of culture having the character of holisrik.

Result of research indicate that change of the musical instrument generate

acculturation in traditional artistry of Karo. Its keyboard come from West, its usage in

its Karo ceremony context. Function change of musical instrument show elementary

three things, namely: the happening of friction music function, new music functions,

that is: economic function, imitation function and individual, and music progressively

function as entertainment and integration medium of Karo society. Change ot musical

instrument also bear some new music meaning

Karo society, like: popular art,

economics, homogenity, depended technology.

.

viii

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)
(191)
(192)
(193)
(194)
(195)
(196)
(197)
(198)
(199)
(200)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi faktor kawalan murid, guru Tabika Perpaduan menunjukkan bilangan tertinggi mengatakan faktor ini faktor paling mencabar dalam melaksanakan pendekatan P&P berasaskan

KEGIATAN BELAJAR 5: KONSEP DAN LATIHAN TINDAKLANJUT HASIL SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP GURU ..... Skenario Proses

REGULATIONS, ACCELARATE FOREST LANDREFORM, IMPLEMENTING SOCIAL FORESTRY PROGRAM, RECOGNIZED ADAT FOREST MORE THEN 24,000.

Dalam wawancara ini peneliti akan menanyakan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan evaluasi pelaksanaan manajemen program literasi perspektif CIPP di

Member checking is essentially used in qualitative research and has a meaning as a process to control the quality of the interview result by the researcher in order to measure the

Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber adalah guru bahasa Arab dan siswa untuk mengetahui upaya meningkatkan pemahaman mufrodat menggunakan metode lagu di MI

Ketika seseorang bertanya kepada orang lain tentang bagaimana dirinya maka, sseorang tersebut akan menjawab “ Saya seseorang yang pendiam” , “ saya seorang yang

Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi peserta didik, kemudian menjelaskan maksud dari cerita dan keterkaitannya dengan makna rukun berdasarkan buku