• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA ADMINISTRASI BISNIS FISIP USU)

SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Social Dan Imlu Politik

Universitas Sumatera Utara

Oleh :

Faisal Lafi Sa’din Ketaren 090907065

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT PADA MAHASISWA ADMINISTRASI BISNIS FISIP

USU Nama : Faisal Lafi Sa’din Ketaren Nim : 090907065

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah iklan yang dimiliki suatu produk yaitu Pasta Gigi Pepsodent, dimana produk Pepsodent memiliki iklan yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Pasta Gigi PepsodentDi kalangan mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU.

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu iklan terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari perhitungan korelasi regresi sederhana, di peroleh hasil r hitung sebesar 0,544 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang . Untuk melihat seberapa besar pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 29,6%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh iklan suatu produk sebesar 29,6%.

(3)

ABSTRACT

EFFECT OF ADVERTISING ON DECISION OF PURCHASING TOOTHPASTE PEPSODENT ON STUDENT BUSINESS

ADMINISTRATION FISIP USU Name : Faisal Lafi Sa'din Ketaren

Nim : 090907065

Program Study: Science Business Administration / Business

Supervisor :

One of the factors that influence purchase decisions by consumers is advertising a product that is owned by Pepsodent Tooth Paste, which Pepsodent products have positive ads that attract customers and making a decision to buy it.

This study aims to determine how much influence ads Decision To Purchase At Pepsodent Toothpaste Among Business Administration Fisip USU students.

This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence the variable X to variable Y which ads are making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.

From simple regression correlation calculations, the obtained results of the count r of 0,544 indicates that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category. To see how big the influence of advertising on purchase decisions used the formula derived by the results of determination of 29.6%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the advertising of a product by 29.6%.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik serta tak lupa shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas, Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak

5. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.

pembuatan skripsi ini

6. Kepada yang paling kucinta ayahanda Ir. H. Kumala Ketaren MM dan Ibunda Hj. Tengku Zam-Zam Safina yang selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat serta masukkan yang tak ternilai harganya .

7. Abangku Budi Prakarsa Ketaren MH, kakak ku Siti Maimana Sari Ketaren MH, serta adik ku Abdurrahman Harit’s Ketaren yang selalu mendukungku dan mendoakanku

8. Untuk sahabat AB 09 yang mewarnai perjalanan kuliahku hingga sampai saat ini terus memberikan motivasi sehingga saya mampu menyelesaikannya yaitu Yarsyud, Yudhi,Fahru, Abdul, Fuji, Rangga, Wisnu, Topan, Agus, Alam, Sony, Yudha serta semua kawan – kawan yang tidak dapat disebutkan satu- persatu .

(6)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, September 2013 Penulis,

NIM. 090907065

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KERANGKA TEORI 2.1Pemasaran 2.1.1 Defenisi Pemasaran ... 5

2.1.2 Komunikasi Pemasaran ... 6

2.2 Iklan 2.2.1 Pengertian Iklan ... 7

2.2.2 Fungsi Iklan ... 8

2.2.3 Jenis-jenis Iklan ... 8

2.2.4 Tujuan Periklanan ... 11

2.3 Perilaku Konsumen ... 12

2.4 Keputusan Pembelian 2.4.1 Keputusan Pembelian ... 13

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 16

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian ... 17

3.3.2 Sampel Penelitian ... 17

3.3.3 Teknik Sampling ... 18

3.4 Hipotesis ... 19

3.5 Definisi Konsep ... 20

3.6 Definisi Operasional ... 21

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 22

3.8 Teknik Uji Instrumen Penelitian ... 23

3.8.1 Uji Validitas ... 23

3.8.2 Uji Reabilitas ... 24

3.9 Teknik Pengumpulan Skor ... 25

3.10 Teknik Analisis Data ... 25

3.10.1 Uji Normalitas ... 26

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah singkat Administrasi Bisnis Fisip USU ... 29

4.1.2 Jumlah Keseluruhan Mahasiswa ... 30

4.1.3 Visi dan Misi Administrasi Bisnis Fisip USU ... 30

4.1.4 Persyaratan Masuk ... 31

4.1.5 Materi Kuliah ... 31

4.1.6 Prospek Karir Lulusan ... 32

4.2 Penyajian Data ... 32

(9)

4.2.2.1Distribusi tentang jawaban responden mengenai iklan

Pepsodent ... 35

4.2.2.2Distribusi tentang jawaban responden mengenai Keputusan Pembelian ... 39

4.3 Analisis Data ... 43

4.3.1 Iklan ... 43

4.3.2 Keputusan Pembelian ... 45

4.3.3 Uji Instrumen 4.3.3.1Uji Validitas ... 46

4.3.3.2Uji Realibel ... 47

4.3.4 Uji Normalitas ... 48

4.3.5 Uji Analisis regresi sederhana ... 49

4.3.5.1Koefisien Determinasi (R2) ... 51

4.3.6 Pengujian Hipotesis 4.3.6.1Uji Signifikan Simultan (Uji-T) ... 52

4.4 Pembahasan ... 53

BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Administrasi Bisnis/Niaga ... 30

Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33

Tabel 4.3 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia ... 33

Tabel 4.4 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 34

Tabel 4.5 Distribusi jawaban responden tentang Media iklan Pepsodent ... 35

Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden tentang Bahasa iklan Pepsodent ... 36

Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden tentang Gaya iklan Pepsodent ... 37

Tabel 4.8 Distribusi jawaban responden tentang iklan Pepsodent ... 38

Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden tentang konsumen yang melakukan keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent karena sudah melakukan pencarian internal mengenai Pasta Gigi Pepsodent ... 39

Tabel 4.10 Distribusi jawaban reponden tentang konsumen yang akan melakukan keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent karena sudah melakukan pencarian eksternal mengenai Pasta Gigi Pepsodent ... 40

Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden tentang Kualitas dan Harga pada Pasta Gigi Pepsodent ... 41

Tabel 4.12 Distribusi jawaban responden tentang Keputusan Pembelian pada Pasta Gigi Pepsodent ... 42

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Variabel Iklan (X) ... 46

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 47

Tabel 4.15 Hasil Uji Realibilitas Variabel Iklan (X) ... 47

Tabel 4.16 Hasil Uji Realibilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 48

Tabel 4.17 Coefficients ... 50

(12)

ABSTRAK

PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PASTA GIGI PEPSODENT PADA MAHASISWA ADMINISTRASI BISNIS FISIP

USU Nama : Faisal Lafi Sa’din Ketaren Nim : 090907065

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Pembimbing

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen adalah iklan yang dimiliki suatu produk yaitu Pasta Gigi Pepsodent, dimana produk Pepsodent memiliki iklan yang positif sehingga membuat konsumen tertarik dan mengambil keputusan untuk membelinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Pasta Gigi PepsodentDi kalangan mahasiswa Administrasi Bisnis Fisip USU.

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dengan maksud untuk mencari seberapa besar pengaruh antara variabel X yaitu iklan terhadap variabel Y yaitu pengambilan keputusan pembelian. Dengan metode ini diharapkan penulis dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian.

Dari perhitungan korelasi regresi sederhana, di peroleh hasil r hitung sebesar 0,544 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dan masuk kedalam katagori Sedang . Untuk melihat seberapa besar pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian digunakan rumus determinasi yang diperoleh hasil sebesar 29,6%. Artinya tercapai pengambilan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh iklan suatu produk sebesar 29,6%.

(13)

ABSTRACT

EFFECT OF ADVERTISING ON DECISION OF PURCHASING TOOTHPASTE PEPSODENT ON STUDENT BUSINESS

ADMINISTRATION FISIP USU Name : Faisal Lafi Sa'din Ketaren

Nim : 090907065

Program Study: Science Business Administration / Business

Supervisor :

One of the factors that influence purchase decisions by consumers is advertising a product that is owned by Pepsodent Tooth Paste, which Pepsodent products have positive ads that attract customers and making a decision to buy it.

This study aims to determine how much influence ads Decision To Purchase At Pepsodent Toothpaste Among Business Administration Fisip USU students.

This research forms the associative method with a quantitative approach with a view to find how much influence the variable X to variable Y which ads are making purchasing decisions. With this method the authors are expected to explain the phenomenon that is based on the data and information obtained from the research.

From simple regression correlation calculations, the obtained results of the count r of 0,544 indicates that there is a relationship between two variables and entered into the Medium category. To see how big the influence of advertising on purchase decisions used the formula derived by the results of determination of 29.6%. Means to achieve a purchase decision is influenced by the advertising of a product by 29.6%.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Iklan merupakan media komunikasi yang sudah menjadi kebutuhan produsen untuk membujuk dan memberikan informasi produk dari suatu perusahaan yang bersangkutan (Griffin, 2007), dengan aktivitas secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu (Kotler, 1997) dalam segala bentuk presentasi dan promosi yang ditujukan kepada konsumen (Bilson, 2001).

(15)

memberikan pandangan positif tentang produk yang akan mendorong keputusan konsumen untuk membeli produk iklan tersebut (Adyatma, 2012).

Pasta gigi merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat luas untuk pemeliharaan kebersihan gigi dan gusi, sehingga masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya kesehatan gigi (Unilever.co.id). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi tentunya memiliki dampak pada permintaan pemasaran dan produksi pasta gigi yang tinggi, hal ini juga menyebabkan tingginya persaingan produsen mengeluarkan pasta gigi jenis baru yang pada akhirnya membuat konsumen terlalu banyak disuguhi dan menerima informasi oleh beberapa produsen iklan pasta gigi (Hafiedz, 2011). Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa perilaku berpindah merek (Brand Switching Behavior) pada konsumen terjadi apabila konsumen tertarik pada produk lain yang lebih baru dan menarik (Suzy, 2008).

Secara umum industri pasta gigi di Indonesia terdiri dari beberapa merek besar yaitu pepsodent, close up, formula, maxam, ciptadent, smile up, ritadent dan merek lainnya. Ditengah persaingan pasar yang begitu ketat, pasta gigi Pepsodent merupakan kategori produk kesehatan gigi yang menjadi market leader dengan Brand share 73 %. Selain menjadi market leader pasta gigi Pepsodent juga

menjadi merek yang paling direkomendasikan berdasarkan survey Word of Mouth Marketing 2010. Dalam waktu 5 tahun berturut-turut, Pepsodent mampu

(16)

masyarakat versi sikat gigi merupakan iklan layanan masyarakat yang mempunyai inti pesan cara menyikat gigi dengan benar dan pesan mengenai pentingnya sikat gigi kepada konsumen dan masyarakat secara umum tentunya menjadi nilai tambahan bagi sebuah produk, karena ketika sudah memakai sebuah produk akan melakukan penilaian terhadap produk tersebut dan jika suatu produk tersebut mampu memberikan kepuasan dan kesan bagi konsumen akan terjadi keputusan pembelian (Griffin, 2007). Dengan adanya prestasi baik pada merk pada pasta gigi Pepsodent maka Pepsodent sewajarnya saja Pepsodent dapat menududuki peringkat tinggi dibandingkan pesaing-pesaing pasta gigi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan bersaing pada suatu perusahaan tentunya akan memungkinkan perusahaan tersebut memperoleh hasil kinerja yang unggul dan mampu bertahan pada waktu tertentu (Yeni 2008)

Dengan adanya fenomena tersebut, penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui “Pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan pembelian pasta gigi pepsodent pada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian pasta gigi pepsodent pada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai masukan bagi penembangan ilmu pengetahuan yang terkait dengan disiplin ekonomi khususnya manajemen pemasaran.

1.4.2 Secara Praktis penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat sebagai informasi dan masukan kepada produsen untuk pertimbangan dalam memasarkan produknya, sebagai wacana dalam upaya pembentukan pemahaman kepada masyarakat dan konsumen.

(18)

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler (2002, 10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Pendapat lain mengenai pemasaran dikemukakan oleh McDaniel dan Gates (2001, 4) bahwa pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi, mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.

Menurut Kotler dan Keller (2008, 9) pemasaran terbagi atas 10 jenis entitas,yaitu :

1. Barang. 2. Jasa.

3. Pengayaan pengalaman. 4. Peristiwa.

(19)

8. Organisasi. 9. Informasi. 10. Gagasan.

Secara umum, tujuan sistem pemasaran adalahmemaksimumkan konsumsi, memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi, memaksimumkan pilihan, memaksimumkan mutu hidup, serta meningkatkan kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga dan lingkungan.

2.1.2 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang berkesinambungan antara pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar (Delozier, 1976:168). Hal ini menekankan informasi kedua arah danpersuasi yang menunjang proses pemasaran agar berfungsi secara lebih efektif dan efisien (Nickles, 1984:7). Kotler (1989, 40-46) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu produk. Proses ini bersinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain) produk, distribusi, sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan konsumen.

(20)

adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai.Pemilihan kelompok pasar yang spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Ciri atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan datauntuk memudahkan memasarkan produk.

2.2 Iklan

2.2.1 Pengertian Iklan

Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 1995:9).Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto, 2001:3-4). I

Menurut Jefkins , (1997: 18 ) iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasive sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan .

Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997, 110) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat

pokok batasan, yaitu:

(21)

2. Iklan ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar.

3. Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya.

4. Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.

2.2.2 Fungsi Iklan

Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.

Kotler & Amstrong (2001) mengemukakan bahwasanya daya tarik iklan (attention)harus mempunyai tiga sifat: Pertama iklan harus bermakna

(meaningful), menunjukkan manfaat manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan iklan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan. Ketiga distinctive, bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing.

2.2.3 Jenis –Jenis Iklan

(22)

1. Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan lain-lain. 2. Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan lain-lain. 3. Iklan media online: internet atau website.

4. Poster, papan reklame dan media ruang lainnya. 5. Brosur, booklet, katalog dan lain-lain.

6. Surat penawaran melalui direct mail.

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan.

8. Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon udara dan lain-lain.

Tiada istilah tunggal, jelas dan menyeluruh yang bisa menggambarkan karakter kompleks periklanan serta fungsi-fungsinya yang majemuk dan saling terkait. Menurut Lee (2004),periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar, yaitu sebagai berikut:

1. Periklanan Produk

Porsi utama pengeluaran periklanan umumnya dibelanjakan untuk produk, berupa presentasi dan promosi produk baru, produk-produk yang ada maupun produk-produk-produk-produk hasil revisi.

2. Periklanan Eceran

(23)

dimana satu jasa dapat ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.

3. Periklanan Korporasi

Kebanyakan periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya. Fokus periklanan ini adalah membangun indentitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.

4. Periklanan Bisnis ke Bisnis

Periklanan ini ditujukan kepada para pelaku industri, pedagang perantara (pedagang partai/pengecer), serta para profesional.

5. Periklanan Politik

Periklanan ini dirancang untuk tujuan politik, seringkali digunakan para politisi untuk membujuk orang agar memilih mereka atau pemerintah dalam rangka memperbaiki reputasi negara dan lain-lain.

6. Periklanan Direktori

Bentuk terbaik periklanan direktori yang dikenal adalah Yellow Pages, meskipun sekarang terdapat berbagai jenis direktori yang menjalankan fungsi serupa seperti yang banyak dilihat pada media internet. Pada umumnya orang melihat periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa.

7. Periklanan Respon Langsung

(24)

seperti pos, televisi, koran, majalah dan konsumen dapat menanggapinya melalui pos, telepon, faks dan lain-lain.

8. Periklanan Pelayanan Masyarakat

Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

9. Periklanan Advokasi

Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat, misalnya mengenai kontroversi alam dan lain-lain.

2.2.4 Tujuan Periklanan

Menurut Kotler (2002:601-603), tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:

1. Informative Advertising

Digunakan pada saat perusahaan memperkenalkan suatu produk baru, dimana tujuannya adalah membangun permintaan pokok atas kategori produk tersebut. Informative advertising juga menginformasikan pada pasar yang dituju mengenai penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya dilakukan pada tahap awal siklus kehidupan produk.

2. Persuasive Advertising

(25)

membujuk terutama diarahkan untuk mendorong pembelian. Iklan ini akan menjadi dominan jika produk tersebut mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk. Di sini perusahaan dapat membangun preferensi merek, berusaha agar konsumen beralih ke merek perusahaan, mempersuasi konsumen agar membeli sekarang juga serta mengubah persepsi konsumen terhadap atribut produk.

3. Reminder Advertising

Iklan yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek poduk di hati masyarakat, fungsinya untuk mengingatkan konsumen untuk menggunakan produk tersebut.

4. Comparison Advertising

Pada jenis iklan ini, perusahaan berusaha untuk menciptakan superioritas merek dengan cara membandingkanya dengan merek lain dalam sebuah kelas produk. Dalam hal ini perusahan harus dapat membuktikan pernyataannya agar tidak dapat diserang balik oleh merek pesaingnya.

5. Reinforcement Advertising

(26)

2.3 Perilaku Konsumen

Beberapa definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para pakar. Diantaranya menurut Engel (1995), perilaku konsumen ialah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang medahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Menurut Loudon dan Bitta (1988) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang menyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2006) mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.

(27)

2.4. Keputusan Pembelian 2.4.1 Keputusan Pembelian

Defenisi menurut Junidah Alfianasari (2010), keputusan pembelian konsumen merupakan sikap konsumen dalam menentukan arah dan tujuan akhir dalam proses pembelian suatu produk.

Menurut Schiffmandan Kanuk (2000 :437) adalah keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Sedangkan Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (1999:162), “Keputusan pembelian adalahproses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. dan menurut Kotler (2005:202) yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan, “Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”.

2.4.2 Tahap Pengambilan Keputusan

Berdasarkan gambar di atas proses pengambilan keputusan pembelian secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

(28)

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhan yang telah ditentukan dengan baik itu berada didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan lalu membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebayak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Keputusan membeli Perilaku pasca pembelian Mengenali kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternative.

4. Keputusan Membeli

Setelah tahap pengevaluasian selesai, sekarang saatnya bagi pembeli untuk menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut harga, manfaat produk yang diharapkan, merek, kualitas dan lain sebagainya.

5. Perilaku Pasca Pembelian

(29)
(30)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif yaitu penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimanana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan denagan variabel lainnya, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Ginting dan Situmorang (2008:172), pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

(31)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis stambuk 2010, 2011, dan 2012 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang menggunakan pasta gigi Pepsodent. Berdasarkan survey awal yang dilakukan sebelum penelitian, jumlah keseluruhan mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis stambuk 2010, 2011, dan 2012 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah 383 mahasiswa (Data Direktori Mahasiswa USU, 2013)

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis stambuk 2010, 2011, dan 2012 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang menggunakan pasta gigi Pepsodent. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan rumusan perhitungan statistik (Nursalam, 2009)

� = 15% × N

Keterangan : n : Besar sampel N: Besar populasi

� = 15% × N

(32)

� = 57,4

Berdasarkan rumus diatas dengan jumlah populasi 383 mahasiswa, maka diperoleh hasil n= 57,4. Dengan demikia n jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 57 mahasiswa.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Proportional Sampling yaitu pengambilan sampel secara proporsi dari setiap kelompok (Arikunto, 2005). Kemudian dilakukan Proposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Dan selanjutnya dilakukan Accidental Sampling yaitu teknik teknik penentuan sampel berdasarkan faktor

spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden) (Arikunto, 2005). Adapun jumlah sampel untuk masing-masing kelas dihitung menggunakan rumus proporsi (Sugiyono, 2007).

n = X N x N1

Keterangan :

(33)

X: Jumlah populasi setiap kelompok N1: Sampel

Berdasarkan rumus diatas dengan jumlah populasi 383 mahasiswa, maka diperoleh hasil jumlah sampel dari masing-masing stambuk adalah sebagai berikut:

Dengan demikian jumlah sampel pada satmbuk 2010 sebanyak 16 mahasiswa, pada satmbuk 2011 sebanyak 20 mahasiswa, dan pada satmbuk 2012 sebanyak 21 mahasiswa, sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 57 mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

Langkah selanjutnya menggunakan Purposive Sampling dikarenakan responden harus memiliki syarat-syarat sesuai kriteria yaitu sudah pernah melihat iklan pasta gigi Pepsodent dan menjadi mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU serta yang menggunakan pasta gigi Pepsodent. Menggunakan metode ini dikarenakan terdapat syarat-syarat tertentu untuk menjadi responden.

(34)

Sampling sebagai metode pengambilan sample. Peneliti menentukan sample sebanyak 57 orang yang dianggap dapat mewakili populasi konsumen dari pasta gigi Pepsodent tersebut.

3.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan rumusa masalah hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat seberapa besar pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian pasta gigi pepsodent pada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. Dengan ketentuan:

H0 : b = 0, artinya variabel bebas (X) yaitu variabel Iklan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Ha : b ≠ 0, artinya variabel bebas (X) yaitu variabel Iklan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

Adapun riteria pengambilan keputusan :

1. H0 diterima bila t hitung< t tabel pada α = 5% 2. Ha diterima bila t hitung> t tabel pada α = 5%

3.5 Definisi Konsep

(35)

Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pemikiran, memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti.

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel penelitian yang menggambarkan ruang lingkup dan pola hubungan yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu, iklan serta keputusan pembelian.

1. Iklan

Menurut Jefkins , (1997) iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasive sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:437) adalah keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Skema 1: Kerangka konseptual penelitian pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian pasta gigi pepsodent pada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

Keputusan Pembelian (Y)

(36)

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan pendefenisian Variable penelitian yang di maksud dalam penelitian ini . Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) adalah iklan yang di ukur dengan indicator : 1. Media Informasi; media elektronik, media cetak

2. Kepercayaan konsumen; percaya akan produk yang dipilih

3. Menarik minat konsumen; mengajak konsumen untuk membeli produk

2. Variabel terikat (Y) adalah keputusan pembelian yang di ukur dengan indikator :

1. Tindakan untuk memilih; pencarian informasi mengenai produk, pemilihan produk yang akan di pilih

2. Pemilihan Alternatif; harga, kualitas produk

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam data yaitu : 1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara

(37)

daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

2. Pengumpulan data sekunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari :

a) Pengumpulan kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, dokumen, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian. b) Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Teknik Uji Instrumen Penelitian

Uji instrument agar dapat memenuhi ketepatan dan kebenaran harus melalui dua persyaratan, yaitu uji reliabilitas dan validitas.

3.8.1 Uji Validitas

(38)

Menurut Sugiyono (2012:248), untuk mengetahui korelasi X terhadap Y digunakan rumus :

r = �(Ʃ��)−(Ʃ�)(Ʃ�) �[Ʃ2(Ʃ)2].[.Ʃ2(Ʃ)²]

Keterangan :

r = Koefisien korelasi antar variabel X (skor subjek tiap butir) dengan variabel Y (total skor subjek dari keseluruhan butir)

x = Skor tiap item

y = Skor seluruh item responden uji coba n = jumlah responden uji coba

Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0 dengan kriteria pengujian validitas sebagai berikut :

Jika �ℎ�����>������, pada taraf signifikasi 5% maka pernyataan dikatakan valid

Jika �ℎ�����<������, pada taraf signifikasi 5% maka pernyataan dikatakan tidak

valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur tersebut reliabel.

Menurut Sugiyono (2012:186), rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut :

(39)

Keterangan :

�� = Koefisien reliabilitas

r = Korelasi antar skor

Jika nilai koefisien reliabilitas � ≥ 0,6 maka instrument memiliki reliabilitas yang baik dan terpercaya. Pengujian dibantu dengan menggunakan SPSS 17.0.

3.9 Teknik Pengumpulan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan skala likert. Yaitu skala untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi orang/kelompok tentang fenomena sosial. Umumnya skala likert mengandung pilihan jawaban :

a. Untuk pilihan jawaban “Sangat Setuju” diberi skor 4 b. Untuk pilihan jawaban “Setuju” diberi skor 3 c. Untuk Pilihan jawaban “Kurang Setuju” diberi skor 2 d. Untuk pilihan jawaban “Tidak Setuju” diberi skor 1

3.10 Teknik Analisa Data

(40)

yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Kemudian memasukkan (entry) data ke komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi.

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Ginting dan Situmorang, 2008:55). 3.10.2 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistic yang sudah tersedia (Sugiyono, 2012:426).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu dengan menggunakan :

1. Regresi Linear Sederhana

Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada variabel terikat (keputusan pembelian) jika terjadi perubahan pada variabel bebas (diversifikasi produk) tiap satuan. Rumus yang digunakan adalah :

(41)

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian a = Nilai konstan

b = Nilai peubah, angka peningkatan atau penurunan x = Iklan

2. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji variabel bebas, apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat secara parsial. Nilai yang digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah “nilai t” maka dapat dilihat nilai probabilitasnya. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : Diversifikasi produk secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha : Diversifikasi produk secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Tolak Ho jika nilai probabilitasnya ≤ taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig ≤ α 0,05).

b. Terima Ha jika nilai probabilitasnya ≥ taraf signifikan sebesar 0,05 (Sig ≥

(42)

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam SPSS

koefisien determinasi terletak pada tabel model Summary� dan tertulis R square. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar 0 sampai 1 (Lubis et al, 2007:48).

Menurut Suharso (2009:61) mengatakan bahwa koefisien determinasi merupakan kuadrat dari korelasi pada persamaan regresi. Sehingga koefisien determinasi dirumuskan dengan :

�² = Ʃ��=1(ŷ−Ӯ)²

Ʃ��=1(�−Ӯ)²

Keterangan :

�²= Koefisien determinasi

ŷ = Nila i y berdasarkan hasil estimasi dari persamaan regresi

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah singkat Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pertama kali dibuka pada tahun akedemik 2009-2010.Dasar berdirinya departemen ini adalah Surat Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara tentang pembentukan departemen S-1 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Universitas Sumatera Utara.

Dengan surat keputusan tersebut dibukalah Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Sumatera Utara. Tenaga pengajar

yang digunakan Departemen Administrasi Niaga/Bisnis adalah bersumber dari tenaga pengajar

internal Departemen Ilmu Administrasi beserta dengan Departemen lain dalam

lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan tenaga pengajar dari berbagai fakultas

yang ada di Universitas Sumatera Utara (Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra,

Fakultas MIPA), serta tenaga pengajar yang berada di luar lingkungan Universitas Sumatera

Utara.

Penerimaan perdana mahasiswa dilakukan melalui Seleksi Penerimaan Lokal yang diikuti

kurang lebih 900 calon mahasiswa dan 180 orang diantaranya dinyatakan lulus menjadi

mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis angkatan pertama.Kegiatan

mahasiswa selain mengikuti perkuliahan juga diwajibkan mengikuti kegiatan ekstra.

(44)

Jumlah mahasiswa di Departemen Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU tercatat secara keseluruhan berjumlah 709 mahasiswa berdasarkan stambuk tahun 2009 sampai dengan stambuk tahun 2013 yang secara rinci dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Administrasi/Niaga

STAMBUK JUMLAH

2009 114

2010 109

2011 132

2012 142

2013 212

Sumber: website USU (2013)

4.1.3 Visi dan Misi Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

Adapun Visi yang ingin di capai Departemen Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU adalah “Menjadi Program Studi Unggulan dalam Penguasaan, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Pulau Sumatera”

Sedangkan Misi Departemen Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU antara lain :

a. Menyelenggarakan pendidikan Departemen S-1 Administrasi Niaga/Bisnis dengan orientasi dan komitmen terhadap kompetensi yang akan menghasilkan Sarjana dalam

bidang Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis berkualitas tinggi

b. Meningkatkan penelitian di bidang Administrasi Niaga / Bisnis untuk memperkuat dan

memperkaya keunggulan internal dan membantu perkembangan Ilmu Administrasi pada

umumnya

c. Meningkatkan pengabdian terhadap masyarakat dengan cara menyiapkan tenaga kerja

(45)

4.1.4 Persyaratan Masuk

Untuk menjadi peserta didik, calon mahasiswa harus mengikuti ujian sistem Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB/SNMPTN/PMDK/Mandiri) yang dilaksanakan secara

serentak diseluruh Indonesia. Peserta SPMB harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Tamatan SMTA ( SMA, MA, SMK, SMTA Luar Negeri, Ujian Persamaan, dsb) dan

tamat tiga tahun terakhir(tamat tidak lebih dari 3 tahun ketika mengikuti Ujian

Masuk)

b. Mempunyai Kesehatan Fisik yang baik tidak mengganggu kelancaran belajar di

programstudi pilihanya ( sebagai contoh untuk program studi yang dalam

pelajarannya diperlukan kemampuan membedakan warna dengan tepat, maka calon

mahasiswa tersebut tidak boleh buta warna

4.1.5 Materi Kuliah

Materi perkuliahan yang diselenggarakan dalam seluruh kegiatan pembelajaran di

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Departemen Ilmu Administrasi telah

disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi lulusan dan pengembangan kebutuhan pasar. Oleh

karena itu, perkuliahan yang dilaksanakan juga telah memuat materi-materi yang juga disusun

dan dikembangkan berdasarkan spesifikaasi tersebut.

4.1.6 Prospek Karir Lulusan

Lulusan yang dihasilkan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis telah memiliki

cakupan dunia kerja yang sangat luas.Hal ini tentunya didorong oleh perkembangan Ilmu

Administrasi secara umum dan juga dinamika perkembangan pasar kerja baik dalam skala local,

(46)

Studi Ilmu Administraasi Niaga/Bisnis akan dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan serta

berkarir di berbagai bidang sesuai motto yakni as a thinker, as a leader and as a ploneer yang

professional, bermoral serta berwawasan nasional dan internasional.

4.2 Penyajian Data

Penyajian data ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi data pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan stambuk angkatan mahasiswa, serta menyajikan data variabel penelitian yang berupa jawaban responden terhadap pertanyaan yang di ajukan berdsarkan daftar pertanyaan pada koesioner yang di uraikan dalam tabel penyajian iklan pasta gigi Pepsodent, dan keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent Penyajian.

4.2.1 Identitas Responden

Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Kuesioner Penelitian(2013)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin pria dengan persentase 33% atau sebanyak 19 orang. Sedangkan sisanya berjenis kelamin wanita dengan persentase 67% atau sebanyak 38 orang.

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki – laki 19 33%

2 Perempuan 38 67%

(47)

Tabel 4.3 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia

No. Umur Frekuensi Persentase

1 18-19 tahun 14 25%

2 20 tahun 21 36%

3 21 tahun 20 35%

4 >21 tahun 2 4%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian (2013)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa responden yang berusia diantara 18 hingga 19 tahun dengan persentase 25% atau sebanyak 14 orang. Diikuti dengan responden yang frekuensi terbanyak yaituberusia 20 tahun dengan persentase 36% atau sebanyak 21 orang. Sedangkan selanjutnya responden yang berusia 21 tahun dengan persentase 35% atau sebanyak 20 orang, dan sisanya terdiri dari responden yang berusia diatas21 tahun dengan persentase 4% atau sebanyak 2 orang.

Tabel 4.4 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Stambuk Frekuensi Persentase

1 2010 16 28%

2 2011 20 35%

3 2012 21 37%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian (2013)

(48)

persentase 35% atau sebanyak 20 orang. Sedangkan frekuensi terbanyak selanjutnya yaitu responden pada stambuk 2011 dengan persentase 37% atau sebanyak 21 orang.

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden

4.2.2.1 Distribusi tentang jawaban responden mengenai iklan Pasta Gigi Pepsodent

Tabel 4.5 Media Penyajian iklan Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Tidak Setuju 0 0%

2 Kurang Setuju 12 12,1%

3 Setuju 32 56,1%

4 Sangat Setuju 13 22,8%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian(2013)

(49)

dari segi media iklan responden mengenal akan produk pepsodent akan tetapi melalui orang yang memberi tahukan secara langsung kepada responden akan produk pasta gigi Pepsodent tersebut . Media iklan yang dilakukan pepsodent sudah dapat dilihat dengan jelas dan sudah berkembang di kalangan masyarakat dengan berbagai event-event yang mereka buat salah satunya adalah “SENYUM PEPSODENT” disini mereka memperkenalkan produknya melalui media iklan dan secara langsung memberikan pengetahuan tentang manfaat sikat gigi serta bagaimana cara menyikat gigi dengan benar.

Tabel 4.6 Bahasa Penyajian Iklan Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 11 19,3%

3 Setuju 36 63,2%

4 Sangat Setuju 10 17,5%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian(2013)

(50)

Pepsodent bukan karena bahasa iklan yang disajikan oleh pihak pasta gigi Pepsodent dapat membuat mereka mendapatkan informasi yang jelas terhadap produk pepsodent hingga muncul kepercayaan atas produknya akan tetapi mereka melihat bukti nyata dari beberapa orang yang menggunakan produk tersebut. Bahasa iklan yang dilakukan pepsodent sudah sangat mengikuti standar periklanan dengan bahasa yang sopan, menarik dan mudah dimengerti oleh kalangan masyarakat, sehingga tidak hanya orang dewasa yang mengerti melainkan anak remaja maupun anak kecil dapat mengerti dikarenakan bahasa tersebut. Oleh karenanya masyarakat akan selalu mengingat pesan-pesan penting yang dilakukan pepsodent dalam iklan tersebut.

Tabel 4.7 Gaya Penyajian Iklan Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 11 19,3%

3 Setuju 33 57,9%

4 Sangat Setuju 13 22,8%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian(2013)

(51)

mahasiswa Administrasni Bisnis FISIP USU yang membeli produk pasta gigi Pepsodent bukan karena mudah dimengerti dan diingat mereka tertarik dengan gaya iklan yang disajikan oleh pihak pasta gigi Pepsodent akan tetapi mereka tertarik dari segi gambar atau aksi yang ditampilkan oleh pihak pasta gigi pepsodent itu. Gaya iklan yang dilakukan pepsodent mencerminkan bahwa jika seseorang tidak menyikat gigi nya dapat menimbulkan bebagai masalah penyakit gigi. Disini pepsodent memberikan gaya iklan suatu makna bahwa menyikat gigi itu sangat diperlukan untuk melindungi dari berbagai masalah penyakit gigi yang diderita oleh masyarakat.

Tabel 4.8 Penyajian Iklan Pasta Gigi Pepsodent yang menarik perhatian

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 12 21,1%

3 Setuju 36 63,2%

4 Sangat Setuju 9 15,8%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2013

(52)

FISIP USU yang membeli produk pasta gigi Pepsodent bukan karena mereka tidak tertarik akan iklan yang disajikan oleh pihak pasta gigi Pepsodent tetapi mereka menilai bahwa iklan yang dilakukan pepsodent lebih kepada keluarga tidak seperti produk lain yang lebih ke remaja. Iklan yang dilakukan pepsodent sangat menarik perhatian masyarakat dikarenakan iklan tersebut mengandung suatu pesan-pesan penting untuk masyarakat bahwa saja melakukan sikat gigi sangatlah penting bagi kesehatan mulut ataupun gigi serta gaya iklan pepsodent juga menginformasikan kepada masyarakat bahwa bagaimana menyikat gigi dengan baik dan benar sehingga mempengaruhi kesehatan mulut dan gigi masyarakat

4.2.2.2 Distribusi tentang jawaban responden mengenai Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent

Tabel 4.9 Konsumen yang akan melakukan keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent karena sudah melakukan pencarian internal mengenai Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 4 7,0%

3 Setuju 29 50,9%

4 Sangat Setuju 24 42,1%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian (2013)

(53)

produk itu sejak dahulu. Sebanyak 7,0% atau 4 responden menjawab tidak setuju, dan sisanya jawaban sangat tidak setuju tidak ada, ini dikarenakan responden sudah menggenal produk pasta gigi pepsodent sehingga mereka tidak perlu melakukan pencarian internal lagi sebelum melakukan keputusan pembelian. Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 50,9% memilih setuju dan 42,1% memilih sangat setuju akan pencarian internal yaitu mengingat kembali semua produk Pasta gigi Pepsodent yang ada di ingatan serta berfokus kepada produk yang dikenal. Oleh karenanya sekitar 93,0% akan melakukan pencarian internal terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan pembelian.kemudian. dapat dilihat diatas bahwa sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju yang berjumlah 7,0%, bukan dikarenakan mereka tidak mengenal produk Pasta Gigi Pepsodent melainkan mereka sudah memiliki produk tersendiri sehingga menolak akan produk yang ditawarkan.

Tabel 4.10 Konsumen yang akan melakukan keputusan pembelian Pasta Gigi Pepsodent karena sudah melakukan pencarian eksternal mengenai Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 4 7,0%

3 Setuju 31 54,4%

4 Sangat Setuju 22 38,6%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian (2013)

(54)

tidak setuju, dan sisanya jawaban sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini dikarenakan bahwa responden sudah sangat yakin terhadap produk pasta gigi Pepsodent sehingga mereka tidak perlu melakukan pencarian eksternal lagi. Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 54,4% memilih setuju dan 38,6% memilih sangat setuju akan pencarian eksternal yaitu mencari informasi mengenai Produk Pasta gigi Pepsodent kepada teman,krabat media iklan sehingga konsumen dapat mengambil suatu keputusan pembelian produk Pasta gigi Pepsodent. Oleh karenanya sudah sekitar 93% akan melakukan pencarian eksternal terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan pembelian.kemudian dapat dilihat diatas bahwa sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju yang berjumlah 7%, bukan dikarenakan konsumen tidak dapat menemukan informasi mengenai Produk Pasta Gigi Pepsodent melainkan mereka sudah menemukan produk lain dan sudah melakukan suatu keputusan pembelian atas produk tersebut.

Tabel 4.11 Kualitas dan Harga pada Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 8 14,0%

3 Setuju 30 52,6%

4 Sangat Setuju 19 33,3%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian(2013)

(55)

memilih sangat setuju akan melihat kualitas dan harga dari produk Pasta Gigi Pepsodent yang akan mereka beli terlebih dahulu sehingga konsumen dapat mengambil suatu keputusan pembelian produk Pasta gigi Pepsodent. Oleh karenanya sudah sekitar 86,0 % akan melihat kualitas dan harga produk Pasta Gigi Pepsodent terlebih dahulu sebelum melakukan keputusan pembelian, kemudian dapat dilihat diatas bahwa sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju yang berjumlah 14,0%, bukan dikarenakan kualitas dan harga produk Pasta Gigi Pepsodent tersebut tidak bagus dan mahal melainkan bagi mereka tidaklah terlalu penting kualitas serta harga dikarenakan mereka sudah percaya atas produk Pasta Gigi Pepsodent serta harga mereka sudah beranggap standar saja.

Tabel 4.12 Keputusan Pembelian pada Pasta Gigi Pepsodent

NO Frekuensi Presentase

1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

2 Tidak Setuju 6 10,5%

3 Setuju 38 66,7%

4 Sangat Setuju 13 22,8%

Total 57 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian(2013)

(56)

Pepsodent dan melakukan keputusan pembelian, kemudian dapat dilihat diatas bahwa sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju yang berjumlah 10,5%, bukan dikarenakan iklan produk Pasta Gigi Pepsodent tersebut tidak baik melainkan bagi mereka tidaklah terlalu penting iklan yang dilakukan produk Pasta Gigi Pepsodent dikarenakan mereka sudah menjadi kebiasaan untuk menyikat gigi dengan produk tersebut.

4.3 Analisis Data

Pada bagian ini disajikan pembahasan mengenai data – data yang sudah tersedia diatas . Pembahasan tersebut meliputi data yang diperleh dari kedua variable melalui koesioner pada saat penelitian dilaksanakan yaitu variable Iklan (X) dan variable keputusan pembelian (Y) serta pengaruh yang diberikan oleh variable Iklan terhadap keputusan pembelian Pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Administrasi FISIP USUdengan menggunkan teknik analisa data kuantitatif dengan menggunakan regresi linear sederhana dan determinan sehingga mampu menjawab permasalahan.

4.3.1 Iklan

(57)

membeli dan menggunakan Pasta gigi pepsodentdikarenakan memiliki Media dan bahasa dalam penyajian iklan dengan baik.

Indikator selanjutnya adalah kepercayaan konsumen yang dimiliki oleh Pasta gigi Pepsodent.Kepercayaan konsumen juga menjadi salah satu penentu mengapa konsumen membeli Pasta gigi Pepsodent karena memiliki gaya penyajian iklan yang efektif dan dapat membangun popularitas serta dapat membangun citra yang postif kepada konsumen seperti di tabel 4.7. Dengan melihat tabel tersebut bahwa memang gaya iklan yang baik akan membuat ketertarikan tersendiri sehingga konsumen membeli dan mempercaya pasta gigi Pepsodent.

Dari indikator yang lain yaitu dalam Menarik minat konsumen. Penyajian iklan yang menarik itu sendiri dapat membuat konsumen tertarik agar membeli produk yang memiliki penyajian iklan yang menarik.Yang menarik dalam iklan pasta gigi Pepsodent adalah pepsodent membangun kebiasaan menyikat gigi dan hal tersebut mendapat nilai positif dari pengguna pasta gigi Pepsodent . iklan yang menarik tersebut dapat menciptakan perbedaan dengan pasta gigi sejenis yang menjadi competitor kemudian dapat menciptakan loyalitas kepada konsumen sehingga dapat menjaga pesan-pesan iklan yang menarik untuk bisa bertahan dipasaran seperti tabel 4.9. Di tabel ini dapat dilihat penyajian iklan yang menarik dapat membuat konsumen membeli pasta gigi Pepsodent serta keberhasilan Pepsodent membangun loyalitas kepada konsumen sehingga konsumen membelinya.

4.3.2 Keputusan Pembelian

(58)

informasi, kepercayaan konsumen, serta menarik minat konsumen yang bisa membuat konsumen untuk mengambil keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent.Hal – hal ini terbukti dengan melihat hasil koesioner yang di peroleh responden yang menjawab serta menunjukkan katagori setuju.

Dari indikator yang pertama yaitu tindakan untuk memilih. Tindakan untuk memilih memiliki penilaian yang penting di dalam mengambil keputusan pembelian yaitu dengan Pencarian internal dan eksternal seperti pada tabel 4.9 dan 4.10 . Pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen agar konsumen mengetahui bagaimana produk yang dibelinya baik menilai iklan yang meliputi media informasi, kepercayaan konsumen, serta menarik minat konsumen yang dimiliki oleh produk yaitu pasta gigi Pepsodent untuk melakukan keputusan pembelian dan selama ini konsumen sebagai responden mencari informasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan pembelian.

Kemudian indikator selanjutnya yaitu pemelihan Alternatif dengan sub indikatornya adalah kualitas dan harga yang di miliki oleh Pasta gigi Pepsodent .pasta gigi Pepsodent memiliki harga dan kualitas yang baik sehingga konsumen akan melakukan keputusan pembeliannya seperti tabel 4.11 dan 4.12 . Pada tabel tersebut dapat kita lihat bahwa harga dan kualitas yang dimiliki oleh pasta gigi Pepsodent memang sesuai dengan apa yang diminta dan di cari oleh konsumen sehingga konsumen akan memilih keputusan pembelian dengan pasta gigi Pepsodent

4.3.3 Uji Instrumen 4.3.3.1 Uji Validitas

(59)

Table 4.13Hasil Uji Validitas Variabel Iklan (X) Variabel Pernyataan Probabilitas Keterangan

Brand Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik, 2013

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel 4.13, bahwa hasil uji validitas terhadap seluruh item pernyataan variabel Iklan(X) menghasilkan �ℎ����� > ������. Hal ini menyatakan bahwa variabel

Iklan dapat disimpulkan lolos uji validitas.

Pada table 4.14di bawah ini menyajikan hasil uji validitas terhadap seluruh item-pernyataan variabel Keputusan pembelian (Y).

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) Variabel Pernyataan Probabilitas Keterangan Keputusan Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik(2013)

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel 4.14 bahwa hasil uji validitas terhadap seluruh item pernyataan variabel keputusan pembelian (Y) menghasilkan �ℎ����� >������. Hal ini menyatakan

bahwa variabel keputusan pembelian (Y) dapat disimpulkan lolos uji validitas.

4.3.3.2 Uji Reliabel

(60)

Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Iklan (X) Cronbach's Alpha N of Items

0.612 5

Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik(2013)

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel 4.15, bahwa hasil pengujian terhadap reliabelitas kuesioner menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,612. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa variabel Iklan (X) sudah memiliki reabilitas yang tinggi.

Tabel 4.16di bawah ini menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap seluruh item pernyataan variabel keputusan Pembelian (Y).

Tabel 4.16Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) Cronbach's Alpha N of Items

0.696 5

Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik(2013)

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel 4.16 bahwahasil pengujian terhadap reliabelitas kuesioner menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,696. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan pembelian (Y) sudah memiliki reabilitas yang tinggi.

4.3.4 Uji Normalitas

(61)

Metode grafik yang digunakan dalan penelitian ini adalah dengan melihat normal probability plot.Normal probability plot adalah membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.Berikut adalah metode grafik pada uji normalitas penelitian ini :

Gambar 4.1 Grafik Pada Uji Normalitas

Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik(2013)

(62)

4.3.5 Uji Analisis regresi sederhana

Berdasarkan hasil uji Normalitas yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.17Coefficientsa

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik(2013)

Berdasarkan persamaan Regresi yang dapat dilihat dari table 4.17diatas.dapat diperoleh model Rumus persamaan regresi linear sederhana adalah:

Y = a+bx Keterangan :

Y = Keputusan pembelian a = Nilai konstan

b = Nilai peubah, angka peningkatan atau penurunan x = Iklan

Berdasarkan tabel tersebut maka persamaan regresinya adalah :

(63)

1. Konstanta (a) = 5,212, ini merupakan arti bahwa variabel diversifikasi iklan (X) dianggap konstan, maka tingkat variabel keputusan pembelian sebesar 5,212.

2. Konstanta x (b) = 0,575, ini berarti bahwa variabel divertifikasi produk (x) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian tau dengan kata lain jika diversifikasi produk (x) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan konsumen untuk melakukan pembelian akan meningkat sebesar 0,575.

4.3.5.1. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.18 Koefisien Determinasi

Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .575a .331 .318 1.15169

a. Predictors: (Constant), Diversifikasi iklan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Hasil Olahan Data Software Statistik(2013)

Tabel 4,18 diatas menunjukkan seberapa kuat hubungan antara kedua variabel dan untuk melihat seberapa besar variabel keputsan pembelian (Y) dipengaruhi oleh variabel Iklan (X), dapat dilihat pada tabeldiatas. Nilai koefisien korelasi R : 0,575 bandingkan dengan tabel interprestasi berikut :

(64)

Kemudian untuk melihat seberapa besar kontribusi Iklan (X) mempengruhi keputusan pembelian (Y), dapat dilihat dengan menggunakan rumus Koefisien Penentu (KP) yaitu KP = R Square x 100% = 0,331 x 100% = 33,1 % artinya iklan (X) memberikan kontribusi terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 33,1% atau dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh Iklan sebesar 33,1% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

4.3.6. Pengujian Hipotesis

4.3.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-T)

Uji-T dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. H : adanya hubungan diversifikasi produk terhadap keputusan pembelian, diuji dengan menggunakan Uji-T, adapun kriteria yang digunakan adalah :

a. Ho diterima apabila t hitung < t table untuk α = 5% b. Ha diterima apabila t hitung > t table untuk α = 5%

Adapun kriteria penerimaan/penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

a. Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ taraf signifikansi 0.05 (Sig ≤ α 0.05) b. Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung > taraf signifikansi 0.05 (Sig > α 0.05)

Tabel 4.19Koefisien T Hitung Variabel Diversifikasi Produk

Model

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

(65)

Tabel 4.19diatas menunjukkan hasil pengujian statistic t untuk menjelaskan pengaruh variabel indenpenden secara parsial.Dari tabel diatas dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel divertifikasi produk sebesar 5,212 dengan nilai signifikasi 0,000.Dengan menggunakan tabel t, diperoleh angka t tabel sebesar aaaa, sehingga t hitung > t tabel (5,212 >2,002), maka diversifikasi produk mempengaruhi keputusan pembelian secara parsial. Angka signifikansi diversifikasi produk menunjukkan angka < 0,05 (yaitu 0,001<0,05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya diversifikasi produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara parsial.

4.4 Pembahasan

Setelah menganalisis jawaban dari setiap kuisioner yang diperoleh dari 57 orang responden, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis. Dengan hipotesa yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. Menurut analisis data penelitian diatas, peneliti menunjukkan bahwa iklan yang dilakukan pasta gigi Pepsodent telah menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. Dimana melalui uji hipotesis variabel secara parsial, peneliti memperoleh nilai t tabel lebih kecil daripada t hitung sehingga iklan berpengaruh singnifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi pepsodent .

(66)

pencarian eksternal dan internal serta melihat kualitas dan harga yang diperoleh dari indikator iklan di dalam penelitian ini sebelum melakukan suatu keputusan pembelian.

Hasil analisis ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yakni pada penelitian:

Penelitian yang dilakukan Adyatma Arifin (2012) : " Pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent (studi kasus pada masyarakat kota makasar)", sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dimana pada penelitian Adyatma Arifin diperoleh bahwa iklan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen pasta gigi Pepsodent di kota Makasar. Hal ini sesuai dengan hasil analisis peneliti yaitu iklan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent yang diperoleh dari hasil uji hipotesis. Akan tetapi walaupun pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan sesuai dengan peneliti, hasil indikator iklan yang menaik yang diproleh Adyatma Arifin berbeda dengan hasil iklan yang menarik yang diproleh peneliti. Di dalam peneliti terdahulu terdapat iklan yang menariklah yang menjadi pengaruh yang dominan terhadap pengambilan keputusan, sedangkan di dalam hasil peneliti iklan yang menarik bukan yang paling dominan dalam pengambilan keputusan melainkan indikator bahasa iklan yang paling dominn dalam pengambilan keputusan.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Administrasi/Niaga
Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.5 Media Penyajian iklan Pasta Gigi Pepsodent
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari keputusan pembelian yang dilakukan oleh responden, maka dapat digambarkan bahwa mahasiswa yang kost di lingkungan kampus USU dalam melakukan keputusan untuk

Dapat dilihat dari data diatas responden memilih setuju, itu artinya berarti responden setuju bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memutuskan untuk melakukan

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.7 digambarkan bahwa sebagian besar responden mahasiswa menjawab setuju terhadap pernyataan keputusan pembelian A Mild yaitu pesan iklan A

Pada pernyataan pertama yang berhubungan dengan informing , sebanyak 56% responden menyatakan setuju dan 21,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa iklan sepeda motor

Hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pasta gigi Pepsodent, pada

Dengan mengambil 100 responden di kalangan mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, dan pengolah data dilakukan dengan menggunakan alat analisis AIDCA maka

Tabel 4.8 menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju yang lebih banyak yaitu sebesar 32 atau 53.3% dan dapat disimpulkan bahwa responden merasa sangat terbantu

Mayoritas responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 orang atau 59,46%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang menjawab ragu-ragu yakni sebanyak 1