• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklan, Endorser, dan Display Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Sepeda Motor Yamaha di JG Motor Ujungberung Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Iklan, Endorser, dan Display Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Sepeda Motor Yamaha di JG Motor Ujungberung Bandung)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

DI JG MOTOR UJUNGBERUNG BANDUNG)

The Influence Of Advertising, Endorser, And Display To Purchase Decision

(Case Study On Yamaha Motorcycle Consumers In JG Motor Ujungberung Bandung)

Oleh:

MUHAMMAD IFFAN

6110111021

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

guna memperoleh gelar Magister Manajemen

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

xi LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSETUJUAN

MOTTO

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.4.1 Manfaat Praktis ... 10

1.4.2 Manfaat Akademis ... 11

1.5 Pembatasan Masalah ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 13

(3)

xii

2.1.2 Endorser ... 18

2.1.2.1 Pengertian Endorser ... 18

2.1.2.2 Karakteristik Endorser ... 19

2.1.2.3 Fungsi Penggunaan Endorser ... 19

2.1.3 Display ... 20

2.1.3.1 Pengertian Display ... 20

2.1.3.2 Jenis-jenis Display ... 21

2.1.3.3 Fungsi Display ... 22

2.1.4 Keputusan Pembelian ... 23

2.1.4.1 Faktor Utama Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 24

2.1.4.2 Jenis Perilaku Keputusan Pembelian ... 24

2.1.4.3 Proses Keputusan Pembeli ... 25

2.1.5 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 27

2.1.5.1 Hubungan antara Iklan dengan Keputusan Pembelian ... 27

2.1.5.2 Hubungan antara Endorser dengan Keputusan Pembelian 25 2.1.5.3 Hubungan antara Display dengan Keputusan Pembelian .. 28

2.1.5.4 Hubungan antara Iklan dengan Endorser ... 28

2.1.5.5 Hubungan antara Iklan dengan Display ... 28

2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

2.3 Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Dan Metode Penelitian ... 31

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 32

3.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data ... 34

3.3.1 Sumber Data ... 34

(4)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 47

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 49

4.1.3 Job Description ... 49

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 52

4.2 Karakteristik Responden ... 53

4.3 Analisis Deskriptif ... 55

4.3.1 Iklan ... 55

4.3.2 Endorser ... 58

4.3.3 Display ... 62

4.3.4 Keputusan Pembelian ... 64

4.4 Uji Kecocokan Model ... 68

4.4.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model ... 70

4.4.2 Uji Kecocokan Model Pengukuran ... 71

4.4.2.1 Iklan ... 73

4.4.2.2 Endorser ... 73

4.4.2.3 Display ... 74

4.4.2.4 Keputusan Pembelian ... 75

4.4.3 Uji Kecocokan Model Struktural ... 76

4.5 Analisis Pengujian Hipotesis ... 79

4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 79

4.5.1.1 Hipotesis H1 ... 79

4.5.1.2 Hipotesis H2 ... 80

4.5.1.3 Hipotesis H3 ... 81

(5)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(6)

85

Pemasaran Terpadu Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

A. Shimp, Terence. 2004. Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Alma, Buchari. 2002. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Alma, Buchari. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Kanuk, Leslie Lazar & Schiffman, Leon G. 2004. Perilaku Konsumen Edisi Tujuh. Jakarta: Indeks.

Kanuk, Leslie Lazar & Schiffman, Leon G. 2007. Consumer Behavior 9th Edition. New Jersey: Pearson.

Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif Dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia.

Riadi, Edi. 2013. Aplikasi LISREL Untuk Penelitian Analisis Jalur. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Royan, Frans M. 2004. Cluster Strategy. Jakarta: Gramedia.

Sarjono, Haryadi & Julianita, Winda. 2013. SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi Untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.

(7)

Sarwono, Jonathan. Pengertian Dasar Structural Equation Modelling (SEM). http://www.jonathansarwono.info/sem/konsep_dasar_sem.htm.

Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2010. Research Method For Business Fifth Edition. United Kingdom: Wiley.

Sitinjak, Tumpal JR & Sugiarto. 2006. LISREL. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian Cetakan Keenam. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulaksana, Uyung. 2007. Integrated Marketing Communications. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosdakarya.

Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

(8)

viii

Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tesis. Penulisan ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Jenjang Strata Dua

Program Studi Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana Universitas Komputer

Indonesia.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik

isi maupun penampilannya, kiranya itulah kemampuan yang dimiliki penulis atas

laporan yang telah dibuat untuk mencapai kesempurnaan, karenanya kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

Laporan Tesis ini terutama kepada Allah SWT, Ibu, Ayah, Kakak, dan Adik

tercinta atas doa, dorongan, dan bimbingannya. Serta penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Bapak Dr. Ir. Herman S. Soegoto, MBA., selaku Dekan Fakultas

Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia, sekaligus selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk dapat membimbing

(9)

ix

4. Ibu Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra., M.Si., selaku Penguji I yang telah

memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan.

5. Bapak Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA., selaku Penguji II yang

telah memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan

laporan.

6. Seluruh staf dan dosen Program Studi Magister Manajemen Fakultas

Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia.

7. Sekretariat Program Studi Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana

Universitas Komputer Indonesia.

8. Bapak Erik Yudi Yustira, selaku Branch Manager JG Motor Ujungberung.

9. Seluruh staf dan karyawan JG Motor Ujungberung.

10.Seluruh teman-temanku yang telah membantu dalam penulisan laporan ini,

khususnya teman-teman kelas MM-1 BU di Universitas Komputer

Indonesia.

11.Seluruh sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang

telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Laporan

Tesis ini.

Mohon maaf kepada pihak-pihak yang tidak tertulis dalam ucapan terima

(10)

x

lingkungan lembaga sebagai objek penelitian.

Dengan demikian, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, kritik serta saran dari para pembaca merupakan masukan yang

sangat membantu bagi penyempurnaan laporan ini dimasa yang akan datang.

Bandung, Juli 2014

(11)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kehidupan manusia di zaman yang sudah modern ini tidak lepas dari hal

yang dinamakan teknologi. Kemajuan teknologi yang terjadi memiliki peran

penting bagi setiap orang dalam menjalankan aktifitas mereka. Salah satu hasil

karya yang sangat berpengaruh di dalam kehidupan manusia adalah alat

transportasi. Seperti telah diketahui, ada berbagai macam alat transportasi yang

biasa digunakan, diantaranya mobil, sepeda motor, dan lainnya. Mobilitas yang

tinggi membuat setiap orang harus bergerak cepat, sehingga dibutuhkan pula alat

transportasi yang dapat menunjang hal tersebut. Dibandingkan dengan mobil,

sepeda motor lebih bisa diandalkan. Dengan menggunakan sepeda motor,

seseorang dapat mempersingkat waktu perjalanan untuk mencapai tujuan.

Disamping itu, konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dan harga sepeda motor

yang lebih terjangkau daripada mobil mengakibatkan pengguna sepeda motor

lebih banyak dibandingkan dengan pengguna mobil.

Di sisi lain, persaingan bisnis yang ada saat ini telah memunculkan

perusahaan-perusahaan baru yang ingin masuk ke dalam kompetisi, terutama

dalam industri penjualan sepeda motor, dengan menarik pangsa pasar

sebanyak-banyaknya. Hal ini mengakibatkan persaingan antar-perusahaan semakin tinggi.

Kondisi seperti ini memaksa perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja

(12)

dalam suatu kompetisi. Dalam mencapai tujuan, perusahaan harus didukung oleh

sumber daya yang berkualitas dan strategi-strategi yang efektif untuk

mendapatkan pangsa pasar.

Salah satu hal yang memiliki peran penting dalam kegiatan bisnis adalah

pemasaran. Pemasaran memiliki fungsi yang vital bagi produsen dalam usaha

untuk berhubungan dengan konsumen melalui produk atau jasa yang ditawarkan.

Konsumen akan dapat memahami suatu produk dengan baik apabila strategi

pemasaran yang dilakukan berjalan dengan baik pula. Untuk itu, perusahaan

dituntut agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat

menarik konsumen serta memenangkan persaingan (dalam hal ini, industri

penjualan sepeda motor) dalam mencapai visi, misi, dan tujuan yang telah

dirumuskan.

Sumber: AISI, diolah.

(13)

Data diatas menyatakan bahwa Honda memiliki pangsa pasar terbesar

selama lima tahun terakhir di Indonesia dan Yamaha berada dibelakang Honda

dengan selisih penjualan yang cukup besar selama dua tahun terakhir. Berikut ini

data penjualan sepeda motor di Indonesia tahun 2008 – 2012 secara rinci:

Tabel 1.1. Penjualan Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2008 - 2012

2008 2009 2010 2011 2012

Rincian data diatas menjelaskan bahwa adanya persaingan yang ketat

antara Honda dan Yamaha pada tahun 2009 dan 2010 dengan selisih kurang dari

satu persen. Namun pada tahun 2011 dan 2012 terjadi perbedaan yang besar

antara keduanya, Honda unggul terhadap Yamaha sebesar 14,23% di tahun 2011

dan 23,29% di tahun 2012.

Penulis melakukan penelitian ini di salah satu dealer resmi sepeda motor

Yamaha, yaitu JG Motor Ujungberung (PT. Jayamandiri Gemasejati) yang

berlokasi di wilayah Bandung Timur. Dibawah ini adalah perbandingan data

penjualan sepeda motor Yamaha pada tahun 2009 hingga 2012 antara JG Motor

(14)

Sumber: Wawancara.

Gambar 1.2. Perbandingan Penjualan JG Ujungberung & JG Asia Afrika

Grafik diatas menerangkan bahwa mulai dari tahun 2009 sampai 2011

terjadi peningkatan penjualan sepeda motor Yamaha di dealer resmi Yamaha, JG

Motor Ujungberung, yang cukup signifikan. Namun, terjadi pula penurunan

penjualan yang signifikan di tahun berikutnya. Oleh karena itu, harus ada tindak

lanjut yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan kembali dan semoga

penelitian yang dilakukan penulis di JG Motor Ujungberung dapat membantu

perusahaan dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran yang penting

untuk memasarkan produk dan juga sebagai suatu cara memberikan informasi

kepada masyarakat tentang produk sehingga dapat mempengaruhi perilaku

konsumen dalam melakukan keputusan membeli.

Salah satu hal krusial dalam promosi adalah periklanan. Konsumen dapat

(15)

elektronik, cetak, maupun media lainnya. Periklanan merupakan cara yang paling

mudah dan mendasar bagi perusahaan untuk mendapatkan konsumen sebanyak

dan seluas mungkin. Iklan harus dirancang dengan baik untuk memenuhi fungsi

utamanya, yaitu penyampaian informasi dan mempengaruhi konsumen sasaran.

Periklanan akan menjadi efektif apabila memiliki daya bujuk yang kuat terhadap

konsumen dan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai produk.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan branch manager JG Motor Ujungberung bahwa media iklan yang digunakan untuk mempromosikan produk

sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung diantaranya melalui situs

website, koran, pameran, dan spanduk. Namun terdapat kendala yang berhubungan dengan iklan yang mempengaruhi penjualan sepeda motor Yamaha

di JG Motor Ujungberung, yaitu pembuatan iklan sebagian besar dilakukan oleh

Yamaha Indonesia, dealer melakukan periklanan hanya sebagian kecil dan

tergantung budget yang tersedia, dampaknya JG Motor Ujungberung tidak terlalu

ter-expose sehingga menyebabkan kurangnya jangkauan dan informasi mengenai JG Motor Ujungberung yang membuat calon konsumen beralih ke dealer lainnya.

Selain itu, penggunaan selebriti dalam mempromosikan suatu produk

melibatkan daya tarik yang menjadi keunikan tersendiri pada produk. Beberapa

keuntungan dengan penggunaan selebriti dalam mempromosikan suatu produk

antara lain dapat meningkatkan merek, produk, dan kesadaran perusahaan;

membangun citra merek dan perusahaan; selebriti dapat memberikan sikap positif

(16)

Menurut data yang tersedia pada Tabel 1.1, Penjualan sepeda motor

Yamaha pada tahun 2011 dan 2012 menurun drastis yang menghasilkan selisih

angka penjualan yang signifikan dengan pesaing terdekat mereka, yaitu Honda.

Hal tersebut diindikasikan dipengaruhi oleh faktor endorser yang pada tahun

sebelumnya Valentino Rossi berperan sebagai endorser Yamaha, pindah ke

perusahaan sepeda motor lain, yaitu Ducati. Hal tersebut menyebabkan

menurunnya penjualan Yamaha pada tahun saat menurunnya peran endorser

Yamaha.

Untuk menunjang periklanan, display produk (point of purchase) merupakan salah satu cara lebih lanjut dalam menarik perhatian calon konsumen.

Display (point of purchase) adalah salah satu bagian dari promosi penjualan yang merupakan elemen promosi berupa pajangan, poster, petunjuk/tanda, dan materi

promosi lainnya di dalam toko yang dirancang untuk mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian. Tujuan dilakukannya display produk adalah untuk

mengarahkan perhatian konsumen pada produk agar mengatahui informasi dan

membeli produk tersebut. Display produk yang unik dan menarik dapat membuat

konsumen terfokus pada produk tersebut, sehingga konsumen tertarik untuk

melakukan pembelian.

Kendala yang dihadapi JG Motor Ujungberung adalah luas gudang

penyimpanan yang terbatas namun memiliki stok sepeda motor Yamaha yang

melebihi kapasitas gudang. Dampaknya, sebagian besar stok sepeda motor yang

tidak bisa diletakkan di gudang, pada akhirnya diletakkan sebagai display di

(17)

di JG Motor Ujungberung menjadi terlihat kurang tertata. Menurut informasi yang

didapat dari branch manager JG Motor Ujungberung, dealer JG Motor yang memiliki luas gudang yang mencukupi dan memiliki fasilitas pelayanan yang

lengkap adalah JG Motor Asia Afrika dengan penjualan paling baik pada tahun

2012.

Iklan, endorser, dan display diindikasikan dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen. Pemasar/produsen harus memahami perilaku pembelian

konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku

pembelian seseorang merupakan sesuatu yang sulit ditebak, karena preferensi dan

sikap terhadap obyek setiap orang berbeda.

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya faktor budaya

seperti budaya, sub-budaya, dan kelas sosial; faktor sosial seperti kelompok

acuan, keluarga, dan peran & status; faktor pribadi seperti usia & tahap siklus

hidup, pekerjaan & lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian & konsep

diri; dan faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan

& sikap.

Lebih lanjut lagi, terdapat lima tahap proses keputusan pembelian;

Pengenalan masalah, Pencarian informasi, Evaluasi alternatif, Keputusan

pembelian, dan Perilaku pascapembelian.

Dengan penjelasan tersebut, JG Motor Ujungberung perlu mengetahui

perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian mereka. Hal ini dapat

membantu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk menciptakan

(18)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan suatu

penelitian yang dituangkan dalam karya tulis dengan judul “PENGARUH

IKLAN, ENDORSER, DAN DISPLAY TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Indikasi awal di JG Motor Ujungberung berdasarkan data yang didapat,

bahwa terjadi kendala pada iklan, endorser, dan display yang mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen, dengan rincian sebagai berikut:

 Ditingkat nasional, pada tahun 2011 dan 2012 terjadi selisih penjualan

yang besar antara Honda dan Yamaha, Honda unggul terhadap Yamaha

sebesar 14,23% di tahun 2011 dan 23,29% di tahun 2012.

 Perbandingan dilakukan antara JG Motor Ujungberung dengan JG Motor

Asia Afrika. JG Motor Asia Afrika menghasilkan penjualan lebih banyak

dibandingkan dengan JG Motor Ujungberung pada tahun 2011 dan 2012.

 Periklanan yang dilakukan secara independen oleh Yamaha Indonesia

tidak mempengaruhi penjualan JG Motor Ujungberung secara signifikan.

Jangkauan dan informasi mengenai JG Motor Ujungberung yang kurang

membuat calon konsumen beralih ke dealer lainnya.

 Menurunnya peran endorser pada sepeda motor Yamaha membuat

penjualan sepeda motor Yamaha pada tahun 2011 dan 2012 menurun

drastis yang menghasilkan selisih angka penjualan yang besar sehubungan

(19)

 JG Motor Ujungberung memiliki stok sepeda motor Yamaha yang

melebihi kapasitas gudang. Keterbatasan luas gudang penyimpanan stok

sepeda motor ini pun menjadi kendala bagi JG Motor Ujungberung. Hal

tersebut membuat sebagian besar stok diletakkan sebagai display di bagian

depan dealer, sehingga membuat tampilan display menjadi kurang tertata.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa rumusan masalah yang

akan diteliti, antara lain:

1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai iklan, endorser, display, dan

keputusan pembelian pada sepeda motor Yamaha JG Motor Ujungberung.

2. Apakah iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

3. Apakah endorser berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

4. Apakah display berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

5. Apakah iklan, endorser, dan display secara simultan berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda motor Yamaha di

(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi

mengenai iklan, endorser, display, dan keputusan pembelian konsumen pada

sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tanggapan konsumen mengenai iklan, endorser, display, dan keputusan

pembelian pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

2. Pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda

motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

3. Pengaruh endorser terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda

motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

4. Pengaruh display terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda

motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

5. Pengaruh iklan, endorser, dan display secara simultan terhadap keputusan

pembelian konsumen pada sepeda motor Yamaha di JG Motor

Ujungberung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Penulis mengharapkan agar penelitian ini akan dapat berguna bagi semua

(21)

a. Bagi perusahaan

Dari hasil penelitian ini, JG Motor Ujungberung diharapkan dapat

memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan informasi tentang analisis

iklan, endorser, dan display dampaknya terhadap keputusan pembelian

konsumen pada sepeda motor Yamaha.

b. Bagi pihak lain

Dapat dijadikan sebagai referensi yang bermanfaat sebagai sumber

informasi untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Akademis

Adapun beberapa kegunaan akademis, antara lain:

a. Bagi penulis

Untuk melakukan studi untuk membandingkan ilmu pengetahuan yang

didapat selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi dalam

praktek yang sebenarnya.

b. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai

dasar kegiatan ilmiah untuk melakukan penelitian di bidang yang sama di

masa yang akan datang.

1.5 Pembatasan Masalah

Berikut ini merupakan pembatasan masalah penelitian, antara lain:

1. Iklan yang dimaksud adalah iklan yang ditampilkan di media cetak &

(22)

2. Endorser yang dimaksud adalah karakter yang memiliki hubungan yang

erat dengan sepeda motor Yamaha.

3. Display mencakup interior display yang ditampilkan di bagian dalam dealer sepeda motor Yamaha JG Motor Ujungberung.

4. Keputusan pembelian didasarkan atas jadi atau tidaknya konsumen

(23)

13 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Iklan

2.1.1.1 Pengertian Iklan

Periklanan adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya,

melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba, serta

individu. (Freddy Rangkuti, 2009:23)

Periklanan menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada

masyarakat melalui cara-cara persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa, atau

ide. (Buchari Alma, 2002:138)

Hal yang harus diperhatikan dalam periklanan adalah kebenaran dari iklan

tersebut, artinya tidak boleh memberi keterangan yang berlainan dengan keadaan

yang diiklankan. Ini dimaksudkan untuk menghindari hal negatif yang muncul

dari persepsi konsumen. Periklanan akan bekerja efektif apabila mencakup hal

sebagai berikut:

a. Attention; Menarik perhatian.

b. Interest; Menmbulkan minat untuk menyelidiki lebih lanjut. c. Desire; Timbul keinginan untuk membeli.

d. Action; Tindakan membeli.

(24)

2.1.1.2 Bentuk Dan Media Iklan

Menurut Freddy Rangkuti (2009:24), periklanan dapat disajikan dalam

berbagai bentuk dan media sebagai berikut:

a. Media Cetak

 Surat Kabar

Surat kabar merupakan media periklanan yang efektif. Periklanan dalam

media ini harus diusahakan mendapatkan kesan yang positif di mata

masyarakat karena media ini lebih banyak dibaca oleh masyarakat luas.

 Majalah

Media ini hampir sama dengan surat kabar, tetapi media ini hanya diterbitkan

untuk orang-orang yang khususnya mempunyai rasa dan perhatian yang sama

pada segmen tertentu saja.

 Brosur

Brosur merupakan selembaran yang dikirim atau diberikan ke berbagai

perusahaan maupun perorangan yang dianggap sebagai pembeli potensial.

Direct Mail

Direct Mail adalah surat penawaran yang dikirimkan kepada pembeli potensial dan mencantumkan fasilitas yang tersedia dengan harga khusus.

b. Media Elektronik

 Media Audio

Media audio merupakan media yang hanya dapat didengar (radio, telepon).

(25)

 Media Audio Visual

Media audio visual merupakan media yang dapat dilihat dan didengar

(televisi, internet). Media ini cukup efektif karena dapat menimbulkan

imajinasi tentang produk pada konsumen.

c. Media Outdoor

Billboard

Billboard merupakan iklan yang dipasang pada papan-papan besar bergambar yang dianggap strategis, mudah dilihat di jalan raya yang ramai dilalui oleh

kendaraan.

Signboard

Media ini berupa papan-papan kecil dengan gambar petunjuk arah suatu

lokasi tertentu. Media ini ditempatkan pada jalan yang menuju lokasi

tersebut.

 Umbul-umbul

Media ini menampilkan gambar dengan warna yang mencolok sehingga

memberikan suasana yang meriah.

Sticker

Sticker merupakan iklan yang dipasang pada kendaraan-kendaraan umum. Umumnya, pemasangan iklan menggunakan media ini dipilih untuk

(26)

2.1.1.3 Tipe Periklanan

Menurut Buchari Alma (2002:139), terdapat beberapa tipe periklanan,

diantaranya sebagai berikut:

a. Price Advertising; Periklanan yang menonjolkan harga yang menarik.

b. Brand Advertising; Periklanan yang memberikan impresi tentang nama brand kepada calon konsumen.

c. Quality Advertising; Periklanan yang mencoba menciptakan impresi bahwa produk yang diiklankan memiliki kualitas yang tinggi.

d. Product Advertising; Periklanan yang berusaha mempengaruhi konsumen dengan manfaat dari pemakaian suatu produk.

e. Institutional Advertising; Periklanan yang menonjolkan mana dari perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama

perusahaan tersebut.

f. Prestige Advertising; Periklanan yang mendorong masyarakat untuk mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan.

2.1.1.4 Fungsi Periklanan

Menurut Terence A. Shimp (2003:357), periklanan dihargai karena dikenal

sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan

bisnis dan organisasi lainnya:

a. Informing

Periklanan menbuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik

mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan

(27)

efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya per kontak yang

relatif rendah, periklanan menfasilitasi pengenalan merek-merek baru,

meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang sudah ada, dan

meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen untuk merek-merek yang

sudah ada dalam kategori produk yang matang. Periklanan menampilkan peran

informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun

konsumennya, dengan mengajarkan manfaat baru dari merek yang telah ada.

b. Persuading

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba

produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi

permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori

produk. Lebih sering, iklan berupaya untuk menbangun permintaan sekunder,

yaitu permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

c. Reminding

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para

konsumen. Saat kebutuhan muncul yang berhubungan dengan produk yang

diiklankan, dampak periklanan di masa lalu memungkinkan merek pengiklan

untuk hadir dibenak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli.

Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang

sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya.

d. Adding Value

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai

(28)

kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Periklanan memberi nilai tambah

pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif

menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih

bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

e. Assisting

Peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi

upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Peran

penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan penjualan. Periklanan

juga meningkatkan hasil dari komunikasi pemasaran lainnya. Sebagai contoh,

para konsumen dapat mengidentifikasi kemasan-kemasan produk di toko dan

mengenali nilai produk dengan lebih mudah setelah melihatnya diiklankan di

televisi atau di majalah. Periklanan juga dapat meningkatkan efektifitas transaksi

harga. Salah satu penelitian mendapati bahwa para pelanggan lebih responsif

terhadap transaksi harga peritel manakala mereka mengiklankan harga tersebut,

dibandingkan ketika para paeritel menawarkan suatu transaksi tetapi tidak

mengiklankannya.

2.1.2 Endorser

2.1.2.1 Pengertian Endorser

Menurut Terence A. Shimp (2002:455), endorser adalah pendukung iklan

atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang

diiklankan. Endorser merupakan bintang atau penguat atau seseorang yang

memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, seperti selebritis, model, atlet, dan

(29)

Keberadaan selebriti sebagai sumber pesan dalam iklan, seringkali

diperlukan untuk memperkuat pesan yang disampaikan. Pemasar menggunakan

kaum selebriti dalam periklanan karena atribut populer yang mereka (selebriti)

miliki seperti keahlian, keberanian, bakat, jiwa olahraga, keanggunan, kekuasaan

dan daya tarik.

2.1.2.2`Karakteristik Endorser

Dalam memilih endorser, pemasar harus memperhatikan karakteristik yang

mempengaruhi keberhasilan endorsement. Ada tiga karakteristik yang dibutuhkan

oleh endorser. Ketiga karakteristik itu adalah daya tarik (attractiveness), dapat

dipercaya (trustworthiness), dan keahlian (expertise). (Royan, 2004:132)

a. Attractiveness (Daya Tarik); Bukan hanya berarti daya tarik fisik, tetapi meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri

pendukung, seperti kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan

tubuh, dan sebagainya.

b. Trustworthiness (Kepercayaan); Dimana tingkat kepercayaan, ketergantungan, seperti seseorang yang dapat dipercaya.

c. Expertise (Keahlian), keahlian yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang dimiliki seseorang pendukung yang berhubungan

dengan topik yang diwakilinya.

2.1.2.3 Fungsi Penggunaan Endorser

Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari penggunaan selebriti untuk

(30)

a. Memberikan kesaksian (testimonial),

b. Memberikan dorongan dan penguatan (endorsement),

c. Bertindak sebagai aktor dalam topik (iklan) yang diwakilinya,

d. Bertindak sebagai juru bicara perusahaan.

Selebriti akan memberikan manfaat kepada perusahaan dan juga produk

yang diperankannya karena selebriti memiliki popularitas, bakat, kharisma dan

kredibilitas. Dari unsur tersebut, kredibilitas merupakan hal terpenting bagi

konsumen.

Sumarwan menegaskan dalam buku Perilaku Konsumen (2003:258),

bahwa kredibilitas selebriti itulah yang akan menggambarkan persepsi konsumen

terhadap keahlian dan pengetahuan selebriti mengenai produk yang diiklankan

dan juga kepercayaan dari selebriti itu sendiri (kejujuran mengenai produk yang

diiklankan).

2.1.3 Display

2.1.3.1 Pengertian Display

Display adalah keinginan membeli sesuatu yang tidak didorong oleh

seseorang, tetapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan maupun perasaan

lainnya. Dengan kata lain, display merupakan usaha untuk mendorong perhatian

dan minat konsumen pada produk dan mendorong keinginan membeli melalui

daya tarik penglihatan langsung. (Buchari Alma, 2002:146)

Tujuan dilakukannya display adalah untuk menarik perhatian konsumen

dan menimbulkan keinginan untuk membeli produk yang dipajang, kemudian

(31)

2.1.3.2 Jenis-jenis Display

Buchari Alma dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran Dan

Pemasaran Jasa (2002:146), menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis display,

diantaranya adalah window display, interior display, dan exterior display.

a. Window Display

Yaitu memajangkan produk-produk di bagian depan toko. Dengan

demikian calon konsumen diharapkan akan tertarik oleh produk tersebut. Fungsi

dari window display ini adalah sebagai berikut:

 Untuk menarik perhatian konsumen.

 Menyatakan kualitas yang baik & harga yang bersaing.

 Memancing perhatian terhadap produk istimewa yang dijual di toko.

 Untuk menimbulkan dorongan membeli.

 Agar menimbulkan daya tarik terhadap keseluruhan suasana toko.

b. Interior Display

Yaitu memajangkan produk-produk di dalam toko. Terdapat beberapa

macam interior display, yaitu:

Merchandise Display; Terdapat tiga jenis, yaitu open display, closed

display, dan architecture display.

Store Sign And Decoration; Tanda, simbol, lambang, poster, gambar, dan

lain sebagainya yang di dekorasi di dalam toko.

Dealer Display; Terdiri dari petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan

(32)

c. Exterior Display

Memajangkan produk-produk di luar toko, misalnya pada saat

mengadakan obral. Display ini berfungsi untuk memperkenalkan produk secara

efektif dan efisien dan dapat membangun hubungan baik dengan konsumen.

2.1.3.3 Fungsi Display

Menurut Terence A. Shimp (2003:325), fungsi material display secara

umum ada empat kategori:

a. Informing

Pemberian informasi pada konsumen adalah fungsi komunikasi display

yang paling mendasar. Tanda-tanda, poster, display, serta material display lainnya

memberi sinyal pada konsumen menuju item-item spesifik dan menyediakan

informasi yang mungkin bermanfaat.

b. Reminding

Fungsi kedua dari display adalah mengingatkan konsumen atas

merek-merek sebelumnya yang telah merek-mereka pelajari melalui media cetak, media

elektronik, atau media iklan lainnya. Peran pengingat ini melengkapi tugas yang

telah ditampilkan oleh iklan sebelum konsumen memasuki toko.

c. Encouraging

Mendorong konsumen untuk membeli barang atau merek tertentu

merupakan fungsi ketiga display. Fungsi ini cukup efektif mempengaruhi

pemilihan produk serta merek pada poin pembelian dan mendorong rangsangan

(33)

d. Merchandising

Fungsi merchandising disajikan saat display memungkinkan pemasar

untuk memanfaatkan ruangan secara efektif serta memicu penjualan dengan

mendampingi konsumen dalam penyeleksian produk serta merek.

2.1.4 Keputusan Pembelian

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap harinya.

Kebanyakan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara rinci. Pemasar

dapat mempelajari pembelian konsumen yang sebenarnya untuk menemukan apa

yang mereka beli, dimana, dan berapa banyak.

Sumber: Kotler & Armstrong (2008:158)

Gambar 2.1. Model Perilaku Pembeli

Rangsangan pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product, price, place, dan

promotion. Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam

lingkungan pembeli, antara lain ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua

masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi

sekumpulan respons pembeli yang dapat diobservasi, yaitu pilihan produk, pilihan

merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

(34)

2.1.4.1 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian

Kotler (2008:159) mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, yaitu faktor budaya yang terdiri

dari budaya, sub-budaya dan kelas sosial; faktor sosial yang terdiri dari kelompok

acuan, keluarga, dan peran & status; faktor pribadi yang terdiri dari usia & tahap

siklus hidup, pekerjaan & lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian &

konsep diri; dan faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi,

pembelajaran, dan keyakinan & sikap.

2.1.4.2 Jenis Perilaku Keputusan Pembelian

Perilaku pembelian setiap produk pasti berbeda-beda. Keputusan yang

lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli

yang lebih banyak. Terdapat empat jenis perilaku keputusan pembelian (Kotler &

Armstrong, 2008:177):

a. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat

terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek.

Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang

dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus

mempelajari banyak hal tentang kategori produk.

b. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat

terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya

(35)

merek tidak besar, pembeli mungkin berkeliling untuk mempelajari merek yang

tersedia, tetapi membeli dalam waktu yang relatif singkat. Mereka akan

memberikan respons terutama terhadap harga dan kenyamanan membeli.

c. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan

konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Jika mereka terus

mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada

loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. Komsumen tampaknya memiliki

keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli.

d. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman dalam

situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan

perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam itu, konsumen sering

melakukan banyak pertukaran merek. Pertukaran merek terjadi untuk mencari

keragaman dan bukan karena ketidakpuasan.

2.1.4.3 Proses Keputusan Pembeli

Proses keputusan pembeli terbagi menjadi lima tahap, yaitu pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pascapembelian (Kotler & Armstrong, 2008:179).

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan dapat

dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang

(36)

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau

mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan

ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika

tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau

melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen

memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Pemasar harus

mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana cara mereka sebenarnya

dalam mengevaluasi pilihan merek. Jika mereka tahu proses evaluasi apa yang

berlangsung, pemasar dapat mempengaruhi keputusan pembeli.

4. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek

yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor tersebut adalah sikap orang lain dan faktor

situasional yang tidak diharapkan.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah

membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam

perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Jika produk tidak

memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspektasi,

(37)

Sumber: Kotler & Armstrong (2008:179)

Gambar 2.2. Proses Keputusan Pembeli

2.1.5 Keterkaitan antar Variabel Penelitian

2.1.5.1 Hubungan antara Iklan dengan Keputusan Pembelian

Iklan dapat mempengaruhi perilaku pembelian, terutama dengan

menggunakan selebriti. Para selebriti dalam iklan dapat menjadi kekuatan yang

berpengaruh dalam menimbulkan minat atau tindakan yang berhubungan dengan

pembelian atau penggunaan barang dan jasa (Schiffman dan Kanuk, 2007:299).

Tanpa iklan perusahaan akan sulit untuk bersaing dengan perusahaan lain

dalam hal menarik minat para pembeli. Oleh karena itu, keputusan pembelian

konsumen yang melalui proses mental terlebih dahulu, sangat tergantung kepada

bagaimana perusahaan menerapkan sistem periklanannya (Kotler, 2001:120).

2.1.5.2 Hubungan antara Endorser dengan Keputusan Pembelian

Pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik, umumnya

menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi. Dan merek yang menggunakan

selebriti sebagai endorser lebih tinggi daya bujuknya terhadap minat beli

konsumen ketimbang merek yang memakai model (tidak terkenal), pakar, atau

orang biasa sebagai endorser. (Uyung Sulaksana, 2007:75)

Selebriti dapat menciptakan ketertarikan dan tindakan yang berhubungan

(38)

2.1.5.3 Hubungan antara Display dengan Keputusan Pembelian

Para pemasar berupaya mempengaruhi berbagai keputusan pembelian pada

poin-pembelian dengan menggunakan beragam tampilan atau pajangan iklan

(display), tanda-tanda, serta perangkat komunikasi lainnya. (Shimp, 2003:321)

Display adalah keinginan membeli sesuatu yang tidak didorong oleh

seseorang, tetapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan maupun perasaan

lainnya. Dengan kata lain, display merupakan usaha untuk mendorong perhatian

dan minat konsumen pada produk dan mendorong keinginan membeli melalui

daya tarik penglihatan langsung. (Buchari Alma, 2002:146)

2.1.5.4 Hubungan antara Iklan dengan Endorser

Endorser merupakan pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai

bintang iklan yang mendukung produk yang diiklankan. Endorser merupakan

bintang atau penguat atau seseorang yang memiliki kelebihan dibandingkan orang

lain, seperti selebritis, model, atlet, dan lain sebagainya. (Terence A. Shimp,

2002:455)

2.1.5.5 Hubungan antara Iklan dengan Display

Fungsi display adalah mengingatkan konsumen atas merek-merek

sebelumnya yang telah mereka pelajari melalui media cetak, media elektronik,

atau media iklan lainnya. Peran pengingat ini melengkapi tugas yang telah

ditampilkan oleh iklan sebelum konsumen memasuki toko. (Terence A. Shimp,

(39)

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori-teori diatas, maka penulis menghubungkan variabel

tersebut menjadi kerangka pemikiran yang dijadikan pedoman dalam penelitian.

Berikut ini skema kerangka pemikiran:

Gambar 2.3. Skema Kerangka Pemikiran

(40)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap permasalahan yang

diteliti. Hipotesis yang diuji dengan penelitian ini berkaitan dengan pengaruh

iklan, endorser, dan display terhadap keputusan pembelian. Menurut Sugiyono

(2009:64) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Bisnis, hipotesis

adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Penulis mengambil hipotesis atau kesimpulan sementara dalam

memecahkan masalah dalam penelitian ini, bahwa terdapat pengaruh positif iklan,

endorser, dan display terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda motor

(41)

31 3.1 Objek Dan Metode Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap konsumen yang membeli sepeda motor

Yamaha di JG Motor Ujungberung. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti

adalah iklan (X1), endorser (X2), display (X3), dan keputusan pembelian (Y).

Uma Sekaran (2010:2) mengemukakan, research is simply the process of finding solutions to a problem after thorough study and analysis of the situational factors. Lebih spesifik, Uma Sekaran (2010:3) menjelaskan, business research as an organized, systematic, data-based, critical, objective, scientific inquiry, or investigation into a specific problem, undertaken with the purpose of finding answers or solutions to it.

Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang pengaruh iklan, endorser,

dan display terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda motor Yamaha

di JG Motor Ujungberung.

Dalam meneliti sesuatu, diperlukan penelitian yang hati-hati, teratur, dan

terus menerus. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penelitian,

penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data

sekunder, yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan

(42)

permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan

diperoleh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dan metode verifikatif.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2009:38) dalam buku “εetode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D”, menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Menurut Tumpal JR Sitinjak dan Sugiarto (2006:43) dalam buku

“LISREL”, terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel Laten Eksogen

Variabel laten eksogen adalah variabel yang berasal dari luar model dan

merupakan input bagi model. Variabel laten eksogen selalu muncul sebagai

variabel bebas pada semua persamaan yang ada pada Structural Equation Modelling (SEM). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel laten eksogen, yaitu iklan (X1), endorser (X2), dan display (X3).

2. Variabel Laten Endogen

Variabel laten endogen adalah variabel yang berasal dari dalam model dan

merupakan output dari model. Variabel laten endogen merupakan variabel

terikat yang paling sedikit memiliki satu persamaan dalam model dan yang

(43)

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

Iklan (X1) “Periklanan adalah

komunikasi

non-Informing Tingkat kejelasan

informasi

Adding Value Tingkat

kemewahan iklan

Attractiveness Tingkat daya

tarik endorser

Expertise Tingkat ketepatan

pemilihan endorser

Ordinal

Tingkat kredibilitas endorser

(44)

Display

Informing Tingkat kejelasan

display

Encouraging Tingkat daya tarik

display

Ordinal

Merchandising Tingkat efektifitas

display

3.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.3.1 Sumber Data

Penulis memperoleh data dari berbagai sumber, diantaranya wawancara,

(45)

1. Wawancara

One method of collecting data is to interview respondents to obtain information on the issues of interest (Uma Sekaran, 2010:186). Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut berupa hal yang berkaitan dengan

iklan, endorser, dan display, serta keputusan pembelian. Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan kepada manajer cabang JG Motor Ujungberung.

2. Kuesioner

A questionnaire is a preformulated written set of questions to which respondents record their answers, usually within rather closely defined alternatives. Questionnaires are an efficient data collection mechanism when the researcher knows exactly what is required and how to measure the variables of interest. (Uma Sekaran, 2010:197).

Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert dimana

alternatif jawaban bernilai 5 sampai dengan 1. Kuesioner berisi daftar pernyataan

yang ditujukan kepada responden mengenai iklan, endorser, display, dan

keputusan pembelian.

Tabel 3.2. Skala Likert

Jawaban Skala Nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

(46)

3. Observasi

Whereas interviews and questionnaires elicit responses from the subject, it is possible to gather data without asking questions of respondents. People can be observed in their natural work environment or in a lab setting, and their activities and behaviors or other items of interest can be noted and recorded (Uma Sekaran, 2010:211).

Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, dan lain-lain. Observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan

pengamatan secara langsung tentang hal yang berhubungan dengan variabel

penelitian untuk memperoleh data.

4. Dokumentasi

Dokumentasi ini merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan

menelaah dokumen-dokumen seperti literatur dan buku-buku untuk mendapatkan

landasan teori, jurnal, dan informasi mengenai penelitian terdahulu yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini, masalah yang diteliti

adalah mengenai iklan, endorser, dan display, serta keputusan pembelian.

3.3.2 Teknik Penentuan Data

Unit pengamatan dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli

sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung dan unit analisisnya yaitu iklan,

(47)

1. Populasi

Tahap awal yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah

dengan mengetahui populasinya. Menurut Sugiyono (2009:80), populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Uma Sekaran (2010:262) menyatakan, the population refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher wishes to investigate.

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang membeli sepeda motor

Yamaha di JG Motor Ujungberung dari akhir tahun 2013 hingga awal tahun 2014.

2. Sampel

Sugiyono (2009:81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Uma sekaran (2010:263)

juga mengemukakan, a sample is a subset of the population.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

simple random sampling. Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu (Sugiyono, 2009:82).

Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 200

responden. Jumlah tersebut merupakan salah satu syarat dalam pengolahan data

(48)

3.4 Perancangan Analisis Data

3.4.1 Rancangan Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk

menggambarkan tentang karakteristik responden dan variabel-variabel penelitian.

Analisis verifikatif berupa uji kecocokan model penelitian.

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner akan dipergunakan untuk

menganalisa dan menguji rumusan hipotesis penelitian dengan menggunakan

Structural Equation Modelling (SEM). Sebelum diolah, data kuesioner yang berbentuk ordinal terlebih dahulu diubah menjadi data interval menggunakan

Method of Succesive Interval. Data tersebut diantaranya mengenai iklan, endorser, display, dan keputusan pembelian.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskripif adalah analisis yang digunakan untuk menguji variabel

yang bersifat kualitatif. Analisis ini digunakan untuk melihat variabel faktor

penyebab. Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan metode dengan

menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan

rata-rata skor variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup,

tidak baik, sangat tidak baik.

Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa

kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori dan setiap data

tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Tujuan distribusi

(49)

dipahami dan dibaca sebagai bahan informasi, serta memudahkan dalam

menganalisa/menghitung data.

Setelah menghitung skor aktual dan skor ideal data penelitian, tahap

selanjutnya adalah mencari bagaimana sebenarnya tanggapan responden terhadap

masing-masing variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk mengkategorikan penilaian terhadap setiap variabel secara umum,

maka dibuat pengkategorian dengan menghitung jarak interval dengan tahap

sebagai berikut:

1. Menghitung nilai indeks minimum dengan cara mengkalikan skor

minimum dengan jumlah pernyataan tiap variabel dan jumlah responden.

2. Menghitung nilai indeks maksimum dengan cara mengkalikan skor

maksimum dengan jumlah pernyataan tiap variabel dan jumlah responden.

3. Menghitung nilai interval dengan cara melakukan pengurangan antara nilai

indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.

4. Menghitung nilai jarak interval dengan cara membagi nilai interval dengan

jenjang kategori yang telah ditetapkan sebelumnya.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert, dimana

alternatif jawaban bernilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas

jawaban tiap pernyataan pada kuesioner mengenai iklan, endorser, display, dan

(50)

2. Uji Kecocokan Model

Tahapan ini ditujukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau

Goodness Of Fit (GOF) antara data dan model. Dalam buku “LISREL” (Tumpal JR Sitinjak dan Sugiarto, 2006:67), evaluasi terhadap GOF model dilakukan

melalui beberapa tingkatan, yaitu:

 Kecocokan keseluruhan model (overall model fit)

 Kecocokan model pengukuran (measurement model fit)

 Kecocokan model struktural (structural model fit)

Gambar 3.1. Structural Equation Modelling Hybrid Model

Gambar 3.1 diatas merupakan penggabungan seluruh komponen SEM

(51)

 Variabel

Yi = Indikator Variabel Endogen ( )

 Parameter Regresi

γi = Regresi Variabel Eksogen Menuju Endogen

λXi = Muatan Faktor Antara Variabel Eksogen Dengan Indikator X

λYi = Muatan Faktor Antara Variabel Endogen Dengan Indikator Y

 Kesalahan

i = Kesalahan Variabel Endogen

i = Kesalahan Indikator X

i = Kesalahan Indikator Y

a. Uji Kecocokan Keseluruhan Model

Penilaian derajat kecocokan suatu SEM secara menyeluruh tidak dapat

dijalankan secara langsung. SEM tidak mempunyai uji statistik terbaik yang dapat

menjelaskan kekuatan prediksi model. Untuk itu telah dikembangkan beberapa

ukuran derajat kecocokan yang dapat digunakan dengan saling mendukung

(Tumpal JR Sitinjak dan Sugiarto, 2006:67). Ukuran-ukuran GOF tersebut

dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:

 Ukuran kecocokan absolut; Menentukan derajat prediksi model keseluruhan

terhadap matrix korelasi dan kovarian.

 Ukuran kecocokan inkremental; Membandingkan model yang diusulkan

(52)

 Ukuran kecocokan parsimoni; Mengaitkan model dengan jumlah koefisien

yang diestimasi, yakni yang diperlukan untuk mencapai kecocokan pada

tingkat tersebut. Sesuai dengan prinsip parsimoni berarti memperoleh degree of fit setinggi-tingginya setiap degree of freedom.

b. Uji Kecocokan Model Pengukuran

Model pengukuran menjelaskan proporsi variance masing-masing variabel manifes (manifest variable) yang dijelaskan dalam variabel laten. Dari model pengukuran akan diketahui indikator mana yang valid dalam membentuk variabel

laten. Selain menguji validitas variabel manifes, pada model pengukuran juga

dicari nilai reliabilitas yang menunjukkan apakah variabel manifes tersebut

memiliki derajat kesesuaian yang tinggi dalam membentuk variabel laten.

Evaluasi ini dilakukan terhadap setiap construct secara terpisah melalui evaluasi terhadap validitas construct dan evaluasi terhadap reliabilitas construct. Berikut ini merupakan persamaan model struktural dalam bentuk notasi:

Tabel 3.3. Notasi Persamaan Model Pengukuran

No. Variabel Laten Indikator Notasi Persamaan Model Pengukuran

1. Iklan

X11 X11 = λX11*ξ1 + 11

X12 X12 = λX12*ξ1 + 12

X13 X13 = λX13*ξ1 + 13

X14 X14 = λX14*ξ1 + 14

X15 X15 = λX15*ξ1 + 15

2. Endorser

X21 X21 = λX21*ξ2 + 21

X22 X22 = λX22*ξ2 + 22

(53)

X24 X24 = λX24*ξ2 + 24

Uma Sekaran (2010:157) mengemukakan definisi mengenai validitas:

Validity is a test how well an instrument that is developed measures the

particular concept it is intended to measure. In other word, validity is concerned with whether we measure the right concept.

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian mengukur apa yang ingin

diukur. Dengan uji ini dilakukan pemeriksaan apakah item-item yang dieksplorasi

mendukung item total atau tidak. Suatu instrumen penelitian dianggap valid jika

informasi yang ada pada tiap item berkorelasi erat dengan informasi dari

(54)

faktornya lebih besar dari nilai T kritis (≥ 1,96) dan muatan faktor standar ≥ 0,50.

(Tumpal JR Sitinjak dan Sugiarto, 2006:70)

Uji Reliabilitas

Uma Sekaran (2010:157) mengemukakan definisi mengenai reliabilitas:

Reliability is a test of how consistently a measuring instrument measures

whatever concept it is measuring. In other words, reliability is concerned with stability and consistency of measurement.”

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang

digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat

dipercaya sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi yang

sebenarnya dilapang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bilamana

dicobakan secara berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan

data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis responden.

(55)

c. Uji Kecocokan Model Struktural

Setelah model pengukuran masing-masing variabel laten diuraikan,

selanjutnya digambarkan model struktural untuk menganalisis pengaruh variabel

laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Berikut ini merupakan persamaan

model struktural dalam bentuk notasi:

1

= γ1*ξ

1

+ γ2*ξ

2

+ γ3*ξ

3 +

1

Uji kecocokan ini dilakukan terhadap koefisien-koefisien persamaan

struktural dengan menspesifikasikan tingkat signifikan tertentu. Dalam hal tingkat

signifikansi, nilai t dari persamaan struktural harus > 1,96. Selain itu juga perlu

dilakukan evaluasi terhadap solusi standar dimana semua koefisien mempunyai

varian yang sama dan nilai maksimumnya adalah 1. Sebagai ukuran menyeluruh

terhadap persamaan struktural, overall coefficient of determination (R2) dievaluasi seperti pada regresi berganda.

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai

sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah

pernyataan itu dapat diterima atau tidak. Dalam penelitian ini yang akan diuji

adalah seberapa besar pengaruh iklan (X1), endorser (X2), dan display (X3)

(56)

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

a. Hipotesis 1

H1 ; γ1 = 0, Iklan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

H1 ; γ1 ≠ 0, Iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada

sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

b. Hipotesis 2

H2 ; γ2 = 0, Endorser tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

H2 ; γ2 ≠ 0, Endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

c. Hipotesis 3

H3 ; γ3 = 0, Display tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

H3 ; γ3 ≠ 0, Display berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

pada sepeda motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Ha : PXY = 0 Iklan, endorser, dan display secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda

motor Yamaha di JG Motor Ujungberung.

Ha : PXY≠ 0 Iklan, endorser, dan display secara bersama-sama berpengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen pada sepeda motor

(57)

47

Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil

kuesioner yang disebarkan kepada 200 orang. Data tersebut merupakan data

pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya

didapat dari hasil observasi dilapangan dan beberapa sumber pustaka untuk

memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil

kuesioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian.

Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan

dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah

sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pernyataan mengenai

variabel penelitian, yaitu variabel iklan (X1), endorser (X2), display (X3), dan

variabel keputusan pembelian (Y).

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

JG Motor adalah dealer resmi sepeda motor Yamaha dengan badan hukum

PT. Jayamandiri Gemasejati. Didirikan pada tanggal 29 Oktober 1994

berdasarkan Akta Pendirian No. 256 tanggal 29/10/1994 secara operasional

menjalankan bisnis retail otomotif Yamaha pada bulan September 2001 dengan

menggunakan nama JG Motor Group. Nama JG itu sendiri berasal dari

(58)

JG Motor Cibeureum yang berlokasi di Jl. Raya Cibeureum No. 39B

Cimahi-Bandung dengan status dealer 1S, dimana hanya melayani penjualan unit saja

tanpa bengkel dan spareparts dengan jumlah karyawan baru 8 (delapan) orang saja.

Hingga kini JG Motor Group telah memiliki 29 cabang dengan status 3S (Sales,

Service & Spare Parts) yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat

dengan total jumlah karyawan tercatat sebanyak 1.050 karyawan.

Salah satu cabang JG Motor Group adalah JG Motor Ujungberung yang

berlokasi di daerah Ujungberung yang memberikan pelayanan penjualan,

perawatan, dan suku cadang sepeda motor Yamaha. Pada bulan Mei 2006, JG

Motor Ujungberung mulai beroperasi, berlokasi strategis di kota Bandung dekat

dengan kawasan perbelanjaan dan pemukiman penduduk.

JG Motor memiliki visi untuk menjadi perusahaan terkemuka dalam

jaringan retail otomotif dan misi untuk memiliki jaringan retail yang kuat dan

menguntungkan serta operasional yang handal. Kepuasan konsumen atas

pelayanan JG Motor Ujungberung didukung oleh manajemen dan performa

karyawan yang profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar

Costumer And Community Satisfaction, dimana manajemen dan karyawan memperoleh pelatihan manajemen serta pelayanan terhadap konsumen dari PT.

Yamaha Motor Kencana Indonesia maupun dalam kegiatan in house training di JG Motor.

Strategi penjualan JG Motor meliputi pemasangan iklan di media cetak,

Gambar

Gambar 1.1. Penjualan Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2008 - 2012
Tabel 1.1. Penjualan Sepeda Motor Di Indonesia Tahun 2008 - 2012
Gambar 1.2. Perbandingan Penjualan JG Ujungberung & JG Asia Afrika
Gambar 2.1. Model Perilaku Pembeli
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan facebook untuk berkomunikasi dengan keluarga selalu digunakan oleh mahasiswa asal Papua yang kuliah di Fispol Unsrat, karena memang saat ini fasilitas

Kesimpulan dari penelitian diketahui bahwa (1) Manajemen Sumber Daya Tenaga Pendidik di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung Pendidik dilakukan melalui tahapan

Hasil Observasi siswa pada siklus I memperlihatkan bahwa pada pertemuan 1 persentase skor untuk aktivitas siswa 50,00%, persentase tersebut sudah masuk

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN SANITASI LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KASEPUHAN CIPTARASA KECAMATAN CIKAKAK KABUPATEN SUKABUMI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar.. Jika

maintained irrigation canals could provide irrigation throughout the year. Nevertheless, only 20% respondents from lower area chose to make wells. They were farmers who did not

repulsive so that Jonas is forced to search for a new set of satisfiers that is higher in level. The memories he