PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : LIAN SISAN NIM : 071334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh : LIAN SISAN NIM : 071334013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
MOTTO
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Agustus 2011
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Lian Sisan
Nomor Mahasiswa : 071334013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 25 Agustus 2011
Yang menyatakan,
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI
Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta
Lian Sisan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 32 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE AS AN ATTEMPT TO
INCREASE STUDENTS’ UNDERSTANDING IN LEARNING ECONOMICS
Case Study on The Tenth Grade Students of Two State Senior High School Yogyakarta
Lian Sisan
Sanata Dharma University Yogyakata 2011
The purpose of this research is to find out the improvement of students’ understanding in economics with the subject government policy in economy through the application of cooperative teaching model type TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT).
This research was a Classroom Action Research (CAR). This research was applied to the X2 students of Two State Senior High School Yogyakarta 2010/2011 school year. There were 32 students on the class. The implementation was conducted within one cycle which was covered by four phases; namely planning, action, observation, and reflection. In gathering the data, the researcher used observation form of teacher’s activity, observation form of students’ activity, observation form of classroom activity, observation form of teacher’s activity during learning teaching process, classroom monitoring instrument, observation form of students’ activity in a group, and reflection. Data gathered were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
Ekonomi dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Bapak Drs. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun
revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
sampai selesai.
5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,
S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta
para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan
pelayanan selama penulis belajar di USD.
7. Ibu Sri Hartati, B. A. selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian di
kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta sehingga penelitian dapat terlaksana
dan berjalan lancar.
8. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih
banyak atas ijin dan bantuannya.
9. Kedua orang tuaku, Ayahanda Sunario, S.H. dan Ibunda Dra. Ana Farisila
yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih saying,
dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.
10.Adikku Sonia Stella dan Tomi Satalar terima kasih atas dukungan dan
doanya, Tuhan Yesus selalu memberkati.
11.Jerry Tovar S.Pd yang selama ini selalu mendukung dan membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua doa, cinta, dan kasih
sayangnya. Tuhan selalu menyertai kita.
12.Teman-temanku yang membantu selama penelitian Felix, Danu, Nicolas
Bayu, Venny, Kiki, Rima, dan laras. Kepada Agustina Jayanti, tanpa kamu
media pembelajaranku tidak bakalan lengkap dan seluruh teman-temanku
Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 terima kasih atas
13.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 25 Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. .
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
...ii
HALAMAN PENGESAHAN
...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
...iv
HALAMAN MOTTO
...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
...vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
...vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT
...ix
KATA PENGANTAR
...x
DAFTAR ISI ...
xv
DAFTAR TABEL
...xvi
DAFTAR GAMBAR
...xvii
DAFTAR LAMPIRAN
...xviii
BAB I PENDAHULUAN
...1
A. Latar Belakang Masalah
...1
B. Batasan Masalah
...4
C. Rumusan Masalah
...4
D. Tujuan Penelitian
...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...7
A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
...7
B. Model Pembelajaran Kooperatif (
Cooperative Learning)
...11
C. TGT (
Teams Games Tournament
)
...12
D. Pemahaman
...13
E. Mata Pelajaran Ekonomi
...14
F. Kerangka Teoritik
...15
BAB III METODE PENELITIAN
...18
A. Jenis Penelitian
...18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
...18
C. Subyek dan Obyek Penelitian
...18
D. Prosedur Penelitian
...19
E. Instrumen Penelitian
...25
F. Teknik Pengumpulan Data
...29
G. Teknik Analisis Data
...30
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
...33
A. Sejarah SMA Negeri 2 Yogyakarta
...33
B. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta
...35
C. Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta
...37
D. Organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta
...41
E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 2 Yogyakarta
...49
G. Kondisi Fisik dan Fasilitas Penunjang Pembelajaran SMA Negeri 2
Yogyakarta
...53
H. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah
...58
I. Hubungan antara SMA Negeri 2 Yogyakarta dengan Instansi Lain
...60
J. Usaha-usaha Peningkatan Lulusan
...63
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
...66
A. Deskripsi Penelitian
...66
1. Observasi pra penelitian
...66
a. Observasi guru
...67
b. Observasi siswa
...71
c. Observasi kelas
...73
2. Pelaksanaan penelitian
...76
a. Perencanaan
...77
b. Tindakan
...81
c. Observasi
...85
d. Refleksi
...91
B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT
...95
1. Deskripsi data
...95
2. Pengujian komparatif
...98
a. Penyajian prasyarat analisis
...98
b. Pengujian hipotesis penelitian
...98
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
...101
B. Keterbatasan Penelitian
...101
C. Saran
...103
DAFTAR PUSTAKA
...104
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas X
...39
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII
Program IPA
...40
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII
Program IPS
...41
Tabel 4.4 Daftar Nama Guru dan Pegawai SMA Negeri 2 Yogyakarta
...49
Tabel 4.5 Keadaan Guru
...52
Tabel 4.6 Keadaan Tenaga Kependidikan
...52
Tabel 4.7 Keadaan Siswa
...53
Tabel 4.8 Keadaaan Ruangan SMA Negeri 2 Yogyakarta
...55
Tabel 4.9 Daftar Pengurus Komite Tetap SMA Negeri 2 Yogyakarta
...59
Tabel 4.10 Daftar Pengurus Komite Tidak Tetap SMA Negeri 2 Yogyakarta
...59
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Guru
...69
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa
...72
Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran
...74
Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I
...85
Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I
...88
Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas
...89
Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran
dan
Metode
TGT
...91
Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (
Pre-test dan Post-test)
...96
Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan
One Sample
Kolmogorov-Smirnov
98
Tabel 5.11 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan
Paired Sample Test
...99
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
...9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru
...106
Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa
...107
Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas
...108
Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
...109
Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas
...111
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok
...112
Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Model
TGT
...113
Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Model
TGT
...114
Lampiran 10 Soal
Pre-test
...116
Lampiran 11 Soal
Post-test
...117
Lampiran 12 Jumlah Skor Kelompok
...118
Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru
...119
Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa
...121
Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas
...123
Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru
...125
Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa
...127
Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas
...129
Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran
...131
Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok
...135
Lampiran 7a Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran
dan Model
TGT
...136
Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses memberikan pengetahuan,
pemahaman, cara bertingkah laku, dan mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang ada kepada seseorang. Pendidikan berasal dari kata
“didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”,
artinya memelihara dan memberi latihan (Muhibbin Syah, 1995:10).
Tujuan pendidikan adalah untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.
Pendidikan dapat berlangsung secara formal dan nonformal. Pendidikan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan.
Menurut Reber dalam Muhibbin (1995:34), istilah instruction (pengajaran)
berarti: pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan pengetahuan.
Sehingga dapat dikatakan, pengajaran adalah sebuah proses pendidikan
yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta
dirancang untuk mempermudah pembelajaran.
Mutu pendidikan sangat penting untuk diperhatikan agar tujuan
pendidikan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
pendidikan guru memiliki peranan penting dalam menjaga mutu
pendidikan. Guru harus menguasai materi dan cara mengajar yang baik
pengajaran dapat berlangsung baik, maka guru perlu melakukan pemilihan
dan penggunaan pendekatan, model, model, dan media pembelajaran yang
sesuai dan menunjang proses belajar mengajar.
Pendekatan, model, model, dan media pembelajaran saat ini sudah
mengalami banyak kemajuan. Meskipun demikian, pada umumnya proses
belajar mengajar hingga saat ini belum banyak mengadaptasi
perkembangan pendekatan, model, model, dan media pembelajaran. Guru
lebih cenderung menggunakan model ceramah. Model ceramah ialah
sebuah model mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif (Muhibbin Syah, 1995:204). Pengajaran dengan model ceramah
hanya menghasilkan hubungan satu arah (one way communication),
sehingga membuat siswa pasif dan menghambat daya kritis siswa.
Perhatian siswa cenderung terpusat pada guru (teacher centered), sehingga
timbul kesan siswa hanya dianggap sebagai objek yang selalu menganggap
benar apapun yang disampaikan oleh guru. Padahal posisi siswa dalam
pembelajaran adalah subjek pembelajaran yang tidak tepat lagi dianggap
seperti kertas putih yang boleh diisi apa saja oleh guru. Guru adalah
fasilitator siswa dalam mencari dan memperoleh sendiri pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkannya.
Melalui observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap guru
mitra, tampak bahwa guru mitra cenderung menggunakan model ceramah
mengajar mata pelajaran ekonomi di kelas X2. Dengan kata lain
pembelajaran cenderung satu arah (oneway communication). Sebagian
besar (70%) siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti proses
belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dampaknya sebagian besar
siswa (70%) tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tertarik dan merasa perlu
menerapkan model pembelajaran yang lebih tepat. Peneliti bersama guru
mitra menetapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament yang dapat meningkatkan keaktifan siswa serta melatih siswa agar dapat lebih bekerja sama dalam kelompok. Dengan diterapkannya
model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran ekonomi.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat banyak model
pembelajaran. Salah satunya adalah model Teams Games Tournament
(TGT). TGT terdiri dari siklus regular dari aktifitas pengajaran yaitu
pengajaran, belajar tim, turnamen, dan recognisi tim (penghitungan skor).
Pembelajaran dengan menggunakan TGT memberikan kesempatan kepada
guru untuk menggunakan kompetisi antar tim dalam suasana yang positif.
Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu
mereka hadapi setiap saat, tetapi TGT memberikan peraturan dan strategi
untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari temannya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa model
pembelajaran kooperatif TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam Pembelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa”, yang akan dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penerapan model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan pada
berbagai tipe. Dalam penelitian ini akan diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam
proses pembelajaran ekonomi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan: bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi pada siswa kelas X2 SMA Negeri
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai upaya
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi
pada siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi:
1. Guru
Dengan adanya penelitian dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif, dapat memberi masukan kepada guru untuk mengubah
kinerja mengajarnya sendiri ke arah yang lebih baik lagi untuk
meningkatkan mutu mengajar dengan menggunakan berbagai model
yang sesuai, sehingga bisa menciptakan proses belajar mengajar yang
menyenangkan dan penuh semangat.
2. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan siswa mengikuti proses
belajar mengajar yang menggunakan model berbeda sehingga dapat
lebih meningkatkan prestasi, motivasi, dan menumbuhkan rasa ingin
3. Peneliti
Sebagai calon guru, peneliti dapat menemukan berbagai solusi untuk
mengatasi berbagai masalah pembelajaran dengan memanfaatkan dan
menerapkan model pembelajaran kooperatif.
4. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wijaya (2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK mendorong seorang guru untuk melakukan penilaian kembali terhadap
praktek pembelajaran yang dilakukannya dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bagi diri sendiri maupun para
peserta didiknya. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah bentuk refleksi diri yang melibatkan para guru
sebagai partisipan atas proses pendidikan yang mereka lakukan.
Melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat berkreasi dan
mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang
berkesinambungan, baik kualitas hasil maupun prosesnya.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi dalam Mulyasa (2010:10)
menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di
dalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan
a. Penelitian, yaitu kegiatan mencermati suatu objek sesuai dengan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan, yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu.
c. Kelas, dalam hal ini tidak hanya sebatas pada ruang kelas saja
tetapi merupakan sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
2. Karakteristik PTK
PTK memiliki beberapa karakteristik yang harus diperhatikan
oleh guru agar dapat diterapkan di kelas sehingga menghasilkan
pembelajaran yang efektif, efisien, fungsional, dan optimal. Menurut
Hopkins (dalam Suwandi, 2010:14), PTK memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice
from within).
b. Usaha kolaboratif antara guru dan dosen (a collaborative effort
between scholl teachers and teacher educator).
c. Bersifat fleksibel (a reflective practice made public).
Sementara itu, menurut Rochman Natawidjaja (Suwandi,
2010:14), karakteristik PTK sebagai berikut :
a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang
untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan;
b. diterapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau
factor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian;
c. terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di
kelas;
d. bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan);
e. banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari
pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti;
f. menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat
mempedulikan pengendalian variabel; dan
g. bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:25),
untuk melaksanakan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.
b. Tindakan (acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.
c. Pengamatan (observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap proses pelaksanaannya.
d. Refleksi (reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi (reflecting) dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi di dalam kelasnya.
Adapun siklus pelaksanaan tindakan dalam PTK dapat
dilukiskan seperti berikut ini (Arikunto, 2006:16) :
Model PTK
4. Tujuan PTK
Menurut Rochman Natawidjaja (Suwandi, 2010:15), tujuan
penelitian kelas adalah sebagai berikut :
a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran;
b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator
pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif;
c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam
jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut;
d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem
pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit ditembus oleh pembaharuan pada umumnya;
e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan
interaksi antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademis; dan
f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat
sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.
5. Manfaat PTK
Apabila tujuan-tujuan penelitian tindakan kelas dapat dicapai
maka guru akan memperoleh banyak manfaat yang meliputi hal-hal
berikut ini (Suwandi, 2010:16) :
a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu
memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.
c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara
kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.
d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam
B. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Proses pembelajaran berlangsung melalui interaksi antara guru dan
siswa situasi pengajaran yang bersifat mendidik. Agar pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif, maka guru harus mampu menciptakan proses
pengajaran dalam suasana pembelajaran dan pengajaran yang baik. Proses
pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang berpusat
pada siswa bukan berpusat pada guru. Untuk itu, guru seharusnya
mengenal berbagai model pembelajaran dan dapat memilihnya secara tepat
sesuai dengan situasi kelas dan kondisi siswa. Dalam dunia pengajaran
telah dikenal berbagai model pembelajaran, meskipun tidak ada satu
model yang tepat untuk segala tujuan dan kondisi karena semua model
pembelajaran mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan pada kerja sama dalam sebuah team. Menurut Suprijono
(2009:58):
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.
Menurut Slavin (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/model-pembelaja
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_koopera
tif) :
Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran dengan menggabungkan sejumlah siswa ke dalam kelompok
kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompoknya sebagai
wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui
interaksi sosial antar siswa.
C. Model Teams Games Tournament (TGT)
Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang lebih menekankan pada kerja sama tim. TGT
menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis serta
sistem skor untuk menilai kemajuan individu, dimana para siswa berlomba
sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim yang lain yang kinerja
Menurut
(http://www.ingealitalya.co.cc/2010/12/pembelajaran-kooperatif-model-TGT-teams.html) TGT pertama kali dicetuskan oleh
Robert Slavin dan David De Vries pada tahun 1978. Slavin (1995)
mengemukakan bahwa “model pembelajaran TGT pada dasarnya hamper
sama dengan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement
Division (STAD)”. Menurut Slavin (2008:170), TGT terdiri dari siklus regular dari aktifitas pengajaran, sebagai berikut: pengajaran, belajar tim,
turnamen, rekognisi tim.
Menurut Slavin (2008:170), TGT terdiri dari siklus regular dari
aktifitas pengajaran, sebagai berikut :
1. Pengajaran. Menyampaikan materi pelajaran.
2. Belajar Tim. Para siswa mengerjakan lembar-kegiatan dalam tim
mereka untuk menguasai materi.
3. Turnamen. Para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan
yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta.
4. Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota
tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
D.Pemahaman
Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang berarti
proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau fisik,
seperti orang, situasi, atau pesan dimana orang dapat berpikir tentang hal
ini dan menggunakan konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu
objek abstrak atau fisik tersebut (http://en.wikipedia.org/wiki/Under
standing). Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:811)
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dapat diamati melalui
proses belajar mengajar yang terjadi. Semakin aktif tanggapan siswa
dalam proses belajar mengajar maka semakin tinggi pemahaman siswa.
Selain itu, untuk mengetahuinya dapat melalui pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan kepada siswa.
E. Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan
dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa.
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi) kata
ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga rumah
tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan, hukum, dan secara garis
besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah
tangga.
Menurut Iskandar (2009:1) ekonomi adalah semua yang
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam
rumah tangga – tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya
kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga
yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara, dan dunia.
Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah
mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, yaitu upaya
meningkatkan kesejahteraan dengan cara mengenal berbagai kenyataan
dan peristiwa-peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta
terlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang ada pada masyarakat.
Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut
(tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf):
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa
dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi
yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan
memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara.
4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai
sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan
kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di
lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi
aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian
kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.
F. Kerangka Teoritik
Saat ini belum banyak guru yang melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya di sekolah. Padahal banyak
dapat dijadikan dasar untuk melakukan PTK. Namun, belum banyak guru
yang mengenal apa itu PTK. Kalaupun tahu, PTK dianggap sebagai
sesuatu yang rumit untuk dilaksanakan.
Menurut Wijaya Kusuma (2009:2), ada beberapa faktor yang
menyebabkan guru belum melakukan PTK di dalam pembelajarannya di
sekolah. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut:
1. Guru kurang memahami profesi guru
2. Guru malas membaca
3. Guru malas menulis
4. Guru kurang sensitif terhadap waktu
5. Guru terjebak ke dalam rutinitas kerja
6. Guru kurang kreatif dan inovatif
7. Guru malas meneliti
8. Guru kurang memahami PTK
PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan pembelajaran kelas (Wijaya, 2009:15). Caranya adalah
dengan mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran
untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas.
Masalah tersebut dapat berupa masalah-masalah yang berhubungan
dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan
guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan
perilaku belajar siswa.
Hasil belajar merupakan proses perubahan dalam pembelajaran
siswa. Untuk mengetahui adanya perubahan hasil belajar diperlukan
proses. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui pelatihan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menurut peneliti
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterapkan dalam pelajaran
ekonomi yang selama ini cenderung dikemas dalam model ceramah dan
tanya jawab saja. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang lebih
menekankan pada kerja sama kelompok lebih efektif digunakan karena
bagi siswa yang cenderung mengalami kesulitan dan tidak berani bertanya
kepada guru dapat terbantu dengan adanya diskusi dalam kelompok
selama menjalankan game dan turnamen. Selain itu, model TGT dapat
membuat proses belajar mengajar tidak lagi membosankan dan menarik
bagi siswa. Dengan demikian, penerapan pembelajaran tipe TGT diduga
kuat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
ekonomi. Dengan demikian dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:
Ha : terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Wijaya
(2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian ini menggabungkan prosedur
penelitian dengan tindakan atau usaha peneliti untuk memahami apa yang
terjadi sambil terlibat dalam proses penelitian tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Yogyakarta
Alamat: Kal. Bener Kecamatan Bener, Tegalrejo, Yogyakarta 55243
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan bulan Januari-Februari 2011.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitiannya adalah peningkatan pemahaman siswa pada mata
pelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT .
D. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengawali dengan kegiatan pra penelitian. Kegiatan yang dilakukan
yaitu mengadakan observasi untuk melakukan diagnosis atau
dugaan-dugaan sementara adanya suatu permasalahan dan penyebab
permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Hal ini dimaksudkan
agar peneliti dapat menyusun perencanaan untuk tindakan selanjutnya.
Setelah beberapa prosedur tersebut dilakukan, kemudian peneliti
mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan model
TGT.
2. Pelaksanaan Penelitian
Perencanaan pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dengan
dua siklus. Siklus pertama terdiri dari empat langkah dan siklus kedua
merupakan siklus tindak lanjut dari siklus pertama.
a. Siklus Pertama
Kegiatan dalam siklus pertama direncanakan dengan satu kali tatap
1) Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi
sebagai berikut :
a) Peneliti bekerja sama dengan guru akan memetakan
berdasarkan tingkat kemampuannya. Setelah itu peneliti
akan membagi siswa dalam satu kelas menjadi jumlah
siswa yang proporsional tiap-tiap kelompokknya dan juga
berdasarkan heterogenitas masing-masing individu. Pada
tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrument
penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
materi pembelajaran yang akan diajarkan guru, soal-soal
latihan, dan lembar observasi.
b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
(1) Lembar observasi kegiatan guru
(2) Lembar observasi kegiatan siswa
(3) Lembar observasi kegiatan kelas
(4) Instrumen refleksi.
2) Tindakan
Pada tahap ini, peneliti akan melakukan penerapan
sebelumnya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT
dapat dilihat dengan tahapan sebagai berikut :
a) Pembelajaran di kelas
Sebelum masuk kegiatan TGT, yang perlu dilakukan guru
adalah menjelaskan materi pembelajaran seperti biasanya.
Guru diperbolehkan menggunakan model ceramah, diskusi,
dan tanya jawab, namun yang terpenting adalah siswa harus
benar-benar memahami materi yang akan diajarkan.
Pemahaman materi akan membantu siswa pada saat
dilakukannya permainan kelompok nanti.
b) Kegiatan dalam kelompok (Team)
Dalam kelompok, anggota kelompok dibagi berdasarkan
jumlah yang proporsional dan juga berdasarkan
heterogenitas dilihat dari prestasi, jenis kelamin, suku dan
ras. Selanjutnya siswa diharuskan melakukan kegiatan
antara lain : mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
guru pada lembar jawab. Dalam mengerjakan soal latihan
harapan guru adalah siswa dapat mengerti materi yang telah
dijelaskan guru melalui bantuan soal-soal latihan. Jika
anggota siswa belum mengerti materi pembelajaran,
kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan siswa yaitu
berdiskusi dengan sesama anggota kelompok. Melalui
pemahaman materi dengan sesama anggota kelompok.
Siswa yang kurang memahami bertanya dengan siswa yang
telah paham dengan materi yang telah diajarkan. Jika
anggota kelompok tidak ada yang mengerti, maka siswa
yang bersangkutan dapat menanyakannya dikelompok lain
dengan bantuan guru, dan apabila dalam satu kelas tidak
ada yang mengetahui jawabannya, maka guru dapat
membantu memecahkan masalah tersebut. Fungsi dari
diskusi kelompok adalah untuk memberi pemahaman yang
merata pada setiap anggota kelompok. Pemahaman yang
merata antar anggota kelompok akan memudahkan siswa
dalam melakukan permainan atau turnamen nanti.
c) Pelaksanaan game
Pada tahap ini, pelaksanaan game dimaksudkan untuk
menguji pemahaman siswa atas materi yang telah diajarkan
guru dan pada saat diskusi kelompok pada kegiatan awal
pembelajaran. Game yang dapat digunakan misalnya adalah
game kartu pertanyaan, game make a match, game teka-teki silang dan sebagainya. Dari masing-masing game tersebut,
guru mengharapkan tingkat partisipasi kelompok untuk
melaksanakan game dengan sungguh-sungguh supaya hasil
yang didapat mampu merefleksikan tingkat keberhasilan
d) Pelaksanaan tournament
Pelaksanaan tournament dilakukan setelah pelaksanaan
game. Dalam tournament guru akan melakukan kompetisi antar sesama kelompok dengan menggunakan kartu
pertanyaan. Prosedurnya : siswa duduk secara berkelompok
sesuai pembagian awal, kemudian masing-masing
kelompok akan ditandai dengan huruf misalnya kelompok
A, kelompok B, kelompok C dan seterusnya. Guru
membacakan soal-soal turnamen yang dikemas dalam kartu
pertanyaan. Setiap kelompok diharuskan menjawab
pertanyaan pada selembar kertas yang telah dipersiapkan.
Ketika waktu untuk menjawab pertanyaan telah habis,
setiap kelompok wajib menunjukkan jawaban atas soal
yang dibacakan guru dengan cara mengangkat jawaban.
e) Penghargaan kelompok
Setelah kegiatan turnamen dilakukan, guru mengumumkan
kelompok yang memperoleh nilai terbaik saat turnamen dan
permainan tadi. Nilai diperoleh dari penjumlahan skor
kelompok saat permainan dan turnamen, artinya skor
merupakan akumulasi dari game dan tournament.
Pemberian penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan
meningkatkan pemahaman untuk pelajaran ekonomi
nantinya.
Sebelum melakukan permainan dan turnamen, guru akan
memberikan pre-test untuk menilai pemahaman siswa
secara keseluruhan, selanjutnya guru melaksanakan model
TGT dan melakukan post-test untuk menilai kemajuan
siswa pada saat selesai dilakukannya melakuakan game dan
tournament.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
kegiatan tindakan. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan
pembelajaran di kelas yang dilakukan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengamatan dilakukan
terhadap beberapa perilaku siswa di dalam kelas, keterlibatan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kondisi ruang kelas
saat dilangsungkannya kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pengamatan juga akan dibantu dengan video recorder untuk
mempermudah peneliti dalam mengolah data.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis
selama pembelajaran yang dilangsungkan. Kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada saat kegiatan
pada siklus lanjutan (jika diperlukan). Refleksi juga dilakukan
untuk apakah indikator keberhasilan yang direncanakan telah
tercapai. Pada intinya, refleksi dilakukan untuk mengevaluasi
tindakan-tindakan yang telah dilalui. jika terdapat kekurangan
maka peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut dan
jika telah mencapai keberhasilan maka penelitian dapat
dikatakan telah mencapai target yang diinginkan.
b. Siklus Kedua
Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada
dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan
adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan
berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut :
1. Instrumen pra penelitian
a. Pengamatan terhadap guru (observing teacher)
Pengamatan terhadap guru dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang disebut dengan catatan anekdotal. Catatan anekdotal
seorang guru dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas,
misalnya pada saat awal kegiatan pembelajaran, guru memberikan
salam pembuka atau tidak, guru melakukan presensi terhadap siswa
atau tidak dan sebagainya (catatan anekdotal, lampiran 1hal. 108).
b. Pengamatan terhadap kondisi kelas (Observing classroom condition)
Pengamatan terhadap kondisi kelas dilakukan untuk menilai kondisi
kelas saat dilangsungkannya pembelajaran. Pengamatan terhadap
kondisi kelas ini juga meliputi pengamatan tentang tindakan seorang
guru untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bermasalah dalam hal
ini adalah siswa yang hanya membuat keributan saja, siswa yang
pasif di kelas, siswa yang mengganggu konsentrasi temannya dan
sebagainya. Selain tindakan guru, peneliti juga mengamati tata letak
peralatan kelas, manajemen kelas, dan kondisi ruangan (cukup
ventilasi, pencahayaan yang cukup dan sebagainya) (catatan
anekdotal, lampiran 2 hal. 110).
c. Pengamatan terhadap siswa (Observing Students)
Pengamatan terhadap siswa dilakukan terhadap masing-masing
individu siswa maupun terhadap kelompok siswa. Pengamatan
dilakukan pada saat sebelum dilakukan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, saat dilakukannya pembelajaran, dan sesudah
dilakukan pembelajaran. Perubahan tingkah laku siswa juga diamati
saat sebelum pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan
d. Soal pre-test
Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji
kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai
dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10 hal.
118).
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Perencanaan (planning)
Kegiatan perencanaan penelitian meliputi kegiatan perencanaan
untuk PTK dan kegiatan perencanaan pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Pada perencanaan pembelajaran di kelas, peneliti dibantu guru
menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran di kelas yang
terangkum dalam sebuah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Selain RPP, peneliti juga menyiapkan berbagai media, materi
ajar, model pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya.
Dengan kata lain, perencanaan pelaksanaan pembelajaran hampir
sama dengan seorang guru dalam mempersiapkan pembelajaran di
kelas (lampiran 9 hal. 117).
b. Tindakan (acting)
Kegiatan ini merupakan penerapan dari berbagai perencanaan yang
direncanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam pelaksanaan tindakan,
kegiatan guru adalah mengajarkan materi yang telah dipersiapkan,
dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang tingkat
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi yang akan
diukur dari hasil belajar siswa (lampiran 4 hal. 111 dan lampiran 5
hal 113). Setelah itu guru dibantu oleh peneliti membagikan soal
post-test yang digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan (lampiran 11 hal. 119).
c. Observasi (Observing)
Pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh orang yang ditunjuk
peneliti untuk membantu kegiatan observasi. Pada kegiatan
pengamatan, yang perlu diamati adalah tindakan guru di kelas saat
melakukan pembelajaran, tindakan siswa saat pembelajaran, kondisi
fisik kelas, dan penyajian materi pembelajaran (lampiran 6 hal. 114).
d. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan refleksi meliputi evaluasi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dan
kekurangan dari model yang telah diterapkan sebelumnya. Jika
masih banyak kekurangan, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan
pada siklus tahap kedua, dan jika telah mencapai keberhasilan, maka
penelitian dapat dikatakan telah mencapai target (lampiran 7 hal. 115
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang
bersifat kualitatif. Kegiatan yang diamati dalam penelitian kualitatif adalah
gejala-gejala yang terjadi saat penelitian dilakukan, maka untuk mengukur
gejala tersebut digunakan naluri dan perasaan. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan teknik pengumpulan
data dalam penelitian kuantitaif. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan
data yang akan peneliti terapkan dalam penelitian :
1. Observasi (observing)
Kegiatan observasi terdiri atas pengamatan dan pencatatan setiap
kejadian secara mendetail. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
catataan anekdotal (anecdotal record) yaitu alat untuk mencatat
gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan
anekdotal dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
2. Wawancara (interview)
Pengumpulan data dengan model wawancara hanyalah sebagai
pelengkap informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi.
Seperti kegiatan mencari informasi yang hanya diketahui oleh guru,
siswa, dan kepala sekolah. Wawancara dapat dilakukan dengan
terstruktur dan dapat pula dilakukan dengan bebas. Wawancara
terstruktur artinya terdapat pedoman wawancara yang jelas dan terarah
untuk mendapatkan sebuah informasi. Wawancara bebas artinya
pertanyaan yang dibuat.
3. Dokumentasi (document)
Pengumpulan data dengan model dokumen dilakukan dengan
mempelajari arsip-arsip yang dimiliki oleh seorang guru. Misalnya
catatan tentang sikap siswa, nilai hasil ujian mingguan, nilai raport,
presensi kelas, dan sebagainya.
G. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui perkembangan peningkatan prestasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran ekonomi maka teknik analisis data yang
digunakan yaitu :
1. Analisis Deskriptif
Seluruh data yang didapat dari observasi, wawancara maupun data
dokumen dianalisis secara deskriptif, artinya data dipaparkan menurut
pemikiran peneliti berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas.
Hasil dari pemaparan dapat berupa cerita maupun rangkuman dalam
sebuah tabel.
2. Analisis Komparatif
a. Pengujian prasyarat analisis
Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji
normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil
pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka
analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui
(Algifari, 2003:296) :
D = Maks │Fe – Fo│ Keterangan :
D = Deviasi absolut yang tertinggi
Fe = Frekuensi harapan
Fo = Frekuensi observasi
b. Pengujian hipotesis penelitian
1. Rumusan hipotesis penelitian
Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan
setelah diterapkan model pembelajaran TGT.
Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah
diterapkan model pembelajaran TGT.
2. Pengujian hipotesis penelitian
Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini
digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan
setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Rumus untuk
menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008 : 122) :
Keterangan :
= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1
s2 = Simpangan baku sampel 2
= Varians sampel 1
= Varians sampel 2
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung <
ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah SMA Negeri 2 Yogyakarta
Sekolah ini didirikan oleh Yayasan Pembinaan Kesejahteraan
Persatuan orang tua murid dan Guru (YPK POMG) dan diberi nama SMA
YPK, dengan Akte Notaris RM. Wiranto, tertanggal 14 Agustus 1963
Nomor : 17 yang bertempat pertama kali di SMPN 6 Yogyakarta. Susunan
pengurus yayasan tersebut adalah :
1. Ketua : Bapak Hadiwarsito
2. Bendahara : Bapak Tarmiso
3. Bendahara Pendidikan : Bapak Antoen Suhono
4. Bidang Umum : Bapak Suharjono
Berkat bantuan Bapak Purwaka, S.H. yang waktu itu menjabat
sebagai Kepala Inspeksi SMA, maka sebaiknya SMA YPK dijadikan dahulu
sebagai filial salah satu SMA negeri yang ada. Dengan Surat Keputusan
perwakilan Departemen P dan K DIY tanggal 15 September 1964 No.
36/C1.UM/64, maka SMA YPK dijadikan filial SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Untuk keseragaman dengan induknya, dari SMA Negeri 1 Teladan dikirim
empat orang tenaga guru untuk memberikan bimbingan dan memudahkan
untuk mengadakan penyesuaian dengan SMA-SMA negeri yang ada.
Meskipun tanpa gedung sendiri, penegeriannya dapat terlaksana juga
96/SA/B/III/65-66 dan sebagai Kepala Sekolah ditunjuk Bapak Drs.
Soemardji.
Dari berdirinya sampai sekarang, SMA Negeri 2 Yogyakarta telah
beberapa kali mengalami penggantian pimpinan sekolah, yaitu :
1. RM Soedarmo tahun 1963-1964 (status : SMA Yayasan PK)
2. Antoen Suhono tahun 1964-1965 (status : SMA Filial SMA Negeri 1)
3. Drs. Soemardji tahun 1965-1975 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
4. Drs. Meodjiono tahun 1975-1977 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
5. Drs. Soeratno tahun 1977-1981 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
6. Drs. Wahyuntana tahun 1981-1985 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
7. Soedarjo tahun 1985-1992 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
8. Drs. Panut S tahun 1992-1993 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
9. Drs. Sadali tahun 1993-1997 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)
10. Drs. Gijo tahun 1997-2000 (status : SMU Negeri 2 Yogyakarta)
11. Drs. H. Mashadi AR tahun 2000-2002 (status : SMU Negeri 2
Yogyakarta masa otonomi daerah)
12. Drs. Bambang Supriyono, MM mulai tanggal 24 Agustus 2002
s.d. 2005 (status SMA Negeri 2 Yogyakarta, masa otonomi daerah)
13. Drs. H. Timbul Mulyono, MP.d tahun 2005
14. Drs. H. Zamroni, MP.d.I
B. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta
1. Visi SMA Negeri 2 Yogyakarta
Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK, cerdas dan berakhlak mulia serta
siap berkompetisi dalam dunia global.
2. Misi SMA Negeri 2 Yogyakarta
a. Mendidik siswa agar beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia;
b. Mendidik siswa agar memiliki kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual;
c. Mendidik siswa agar memiliki wawasan kemasyarakatan dan
kebangsaan serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi;
d. Melaksanakan pembelajaran yang profesional dan efektif agar
siswa mampu mengembangkan diri sesuai bakat dan potensinya
secara optimal dalam bidang akademik dan non akademik sehingga
mampu berkompetisi di era global;
e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia,
berbahasa Jawa, berbahasa Inggris dan berbahasa asing lain, serta
dalam bidang IPTEK, olahraga, seni dan budaya;
f. Mengembangkan sistem kelembagaan, organisasi, manajemen,
administrasi, budaya saling mendukung kerja, serta
mengembangkan sumber daya manusia warga sekolah guna
g. Menciptakan akademik atmosfir dan iklim kerja yang harmonis,
budaya santun, dan budaya tertib, serta saling hormat antar warga
sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar .
3. Tujuan SMA Negeri 2 Yogyakarta
a. Menjadi sekolah yang unggul dalam IMTAQ, IPTEK, dan
berakhlak mulia;
b. Menghasilkan lulusan yang cerdas intelektual, emosional, dan
sepiritual;
c. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan kemasyaraktan, dan
kebangsaan, memiliki kepekaan social yang tinggi serta siap secara
jasmani dan rohani untuk berkompetisi pada era global;
d. Menghasilkan lulusan yang terampil berbahasa Indonesia,
berbahasa Jawa, berbahasa Inggris, dan bahasa lainnya.
4. Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta
a. Layanan Prima kepada Masyarakat
b. Membangun Kultur Sekolah Kondusif meliputi: kedisiplinan, kerja
keras dan cerdas, semangat tinggi, ingin maju, dan percaya diri,
berorientasi ke depan, berorientasi pada kualitas, kerja sinergi,
demokratis, kebersamaan, kejujuran, ketebukaan, budaya bersih,
suasana batin menyenangkan, dan mengembangkan ACADEMIC
ATMOSPHERE dan LEARNING SOCIETY.
c. Kembangkan profesionalitas
e. Kemitraan dengan masyarakat dan lembaga terkait
f. Berusaha menjadi yang terbaik
g. Pengembangan sarana, prasarana, media dan metode
pembelajaraan.
C. Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta
Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 2 Yogyakarta adalah
kurikulum KTSP yang disusun oleh sekolah yang disesuaikan dengan kultur
sekolah, sehingga KBM yang berlangsung dapat berjalan dengan baik. Di
SMA Negeri 2 Yogyakarta dibuka 2 program, yaitu:
1. Program Reguler, yang terdiri dari program IA dan IS. Penjurusan
dilakukan mulai dari kelas XI.
2. Program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), mengunakan
kurikulum nasional dan adopsi kurikulum cambrigde. Waktu belajar
tiga tahun.
Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS,
Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran di SMA Negeri 2
Yogyakarta adalah 45 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran
(dua semester) adalah 34-38 minggu.
Adapun usaha sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan
kurikulum di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Intensifikasi usaha guru dalam memahami penyempurnaan kurikulum.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran.
3. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan KBM dengan
4. Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksankan
evaluasi belajar.
5. Meningkatkan jiwa profesionalisme guru
6. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.
7. Meningkatkan hasil UJIAN AKHIR (NASIONAL) dan UM/SPMB.
8. Meningkatkan peranan MGMP sekolah.
9. Meningkatkan supervise KBM.
Berikut ini merupakan struktur kurikulum di SMA Negeri 2 Yogyakarta :
Tabel 4.1
Struktur Kurikulum SMA N 2 Yogyakarta Kelas X
No. MATA PELAJARAN
KELAS X
Sem .1 Sem.2
Kuri Pelk. Kuri Pelk.
1 Pendidikan Agama 2 2 2 2
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2
3 Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4
4 Bahasa Inggris 4 5 4 5
5 Matematika 4 5 4 5
6 Fisika 2 3 2 3
7 Kimia 2 3 2 2
8 Biologi 2 2 2 3
9 Sejarah 1 1 1 1
10 Geografi 1 1 1 1
11 Ekonomi 2 2 2 2
12 Sosiologi 2 2 2 2
13 Seni Budaya 2 2 2 2
14 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2
15 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2
16 Ketrampilan / Bahasa Asing
b. Bahasa Mandarin 1 1 1 1
17 Muatan Lokal :
Bahasa Jawa 2 2 2 2
18 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
JUMLAH 38 42 38 42
Tabel 4.2
Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA
No. MATA PELAJARAN
KELAS XI IA KELAS XII IA
Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2
Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk.
1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 2 2
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa dan Sastra
Indonesia 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Bahasa Inggris 4 5 4 5 4 4 4 4
5 Matematika 4 5 4 5 4 7 4 7
6 Fisika 4 4 4 4 4 4 4 4
7 Kimia 4 5 4 5 4 5 4 5
8 Biologi 4 4 4 4 4 5 4 5
9 Sejarah 1 1 1 1 1 1 1 1
10 Seni Budaya 2 2 2 2 2 1 2 1
11 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2 2 2 2 2
12 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2 2 2 2 2
13
Ketrampilan/Bhs.Asing a. Bahasa Jepang
b. Bahasa Mandarin
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
14 Muatan Lokal :
Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 2 2
15 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)
JUMLAH 39 42 39 42 39 43 39 43
Tabel 4.3
Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS
D. Organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta
Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai struktur organisasi
sebagai acuan untuk masing-masing elemen bekerja sesuai dengan perannya
No. MATA PELAJARAN
KELAS XI IS KELAS XII IS
Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2
Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk.
1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 2 2
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa dan Sastra
Indonesia 4 4 4 4 4 5 4 5
4 Bahasa Inggris 4 5 4 5 4 5 4 5
5 Matematika 4 5 4 5 4 4 4 4
6 Sejarah 3 3 3 3 3 4 3 4
7 Geografi 3 3 3 3 3 4 3 4
8 Ekonomi 4 5 4 5 4 6 4 6
9 Sosiologi 3 3 3 3 3 3 3 3
10 Seni Budaya 2 2 2 2 2 1 2 1
11 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2 2 2 2 2
12 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2 2 2 2 2
13
Ketrampilan/Bhs.Asing a. Bahasa Jepang
b. Bahasa Mandarin
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
14 Muatan Lokal :
Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 2 2
15 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)
dalam rangka memperlancar jalannya pendidikan. Struktur organisasi SMA
Negeri 2 Yogyakarta terdiri atas
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan
di sekolah. Kepala sekolah bertugas sebagai administrator yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan kurikulum, ketatausahaan,
administrasi personalia dan pelaksanaan instruksi dari atasan. Selain itu
kepala sekolah juga bertugas sebagai supervisor yang memberikan
pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa agar
dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab.
Untuk lebih detailnya, tugas-tugas kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
a. Selaku pimpinan bertugas:
1) Menyusun perencanaan
2) Mengorganisasikan kegiatan
3) Mengarahkan kegiatan sekolah
4) Mengkoordinasikan kegiatan
5) Melaksanakan pengawasan
6) Mengadakan evaluasi kegiatan terhadap kegiatan
7) Menentukan kebijaksanan
8) Mengadakan rapat
9) Mengambil keputusan
11) Mengatur administrasi kantor, siswa, pegawai, perlengkapan
dan dunia usaha
12) Mengatur OSIS
13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia
usaha.
b. Selaku administrator bertugas untuk membuat dan melaksanakan:
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengkoordinasian
5) Pengawasan
6) Kurikulum
7) Kesiswaan
8) Kantor
c. Sebagai supervisior bertugas:
1) Kegiatan KBM
2) Kegiatan BP/BK
3) Kegiatan ekstrakurikuler
4) Kegiatan ketatausahaan
5) Kegiatan dengan masyarakat dan dunia usaha
6) Menyelenggarakan supervisior pada ketatausahaan
Kepala sekolah di SMA Negeri 2 Yogyakarta dibantu oleh 4 wakil
kepala sekolah yaitu, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil
Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan
Sarana dan Prasarana dan Wakil