• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi : penelitian dilaksanakan di kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi : penelitian dilaksanakan di kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : LIAN SISAN NIM : 071334013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : LIAN SISAN NIM : 071334013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

(6)

MOTTO

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana

layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Agustus 2011

Penulis

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Lian Sisan

Nomor Mahasiswa : 071334013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Agustus 2011

Yang menyatakan,

(9)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta

Lian Sisan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 32 siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

(10)

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE AS AN ATTEMPT TO

INCREASE STUDENTS’ UNDERSTANDING IN LEARNING ECONOMICS

Case Study on The Tenth Grade Students of Two State Senior High School Yogyakarta

Lian Sisan

Sanata Dharma University Yogyakata 2011

The purpose of this research is to find out the improvement of students’ understanding in economics with the subject government policy in economy through the application of cooperative teaching model type TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT).

This research was a Classroom Action Research (CAR). This research was applied to the X2 students of Two State Senior High School Yogyakarta 2010/2011 school year. There were 32 students on the class. The implementation was conducted within one cycle which was covered by four phases; namely planning, action, observation, and reflection. In gathering the data, the researcher used observation form of teacher’s activity, observation form of students’ activity, observation form of classroom activity, observation form of teacher’s activity during learning teaching process, classroom monitoring instrument, observation form of students’ activity in a group, and reflection. Data gathered were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran

Ekonomi dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :

1. Bapak Drs. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun

revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini

sampai selesai.

5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. dan Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,

S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang

(12)

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta

para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan

pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Ibu Sri Hartati, B. A. selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian di

kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta sehingga penelitian dapat terlaksana

dan berjalan lancar.

8. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih

banyak atas ijin dan bantuannya.

9. Kedua orang tuaku, Ayahanda Sunario, S.H. dan Ibunda Dra. Ana Farisila

yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih saying,

dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.

10.Adikku Sonia Stella dan Tomi Satalar terima kasih atas dukungan dan

doanya, Tuhan Yesus selalu memberkati.

11.Jerry Tovar S.Pd yang selama ini selalu mendukung dan membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua doa, cinta, dan kasih

sayangnya. Tuhan selalu menyertai kita.

12.Teman-temanku yang membantu selama penelitian Felix, Danu, Nicolas

Bayu, Venny, Kiki, Rima, dan laras. Kepada Agustina Jayanti, tanpa kamu

media pembelajaranku tidak bakalan lengkap dan seluruh teman-temanku

Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 terima kasih atas

(13)

13.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat

diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 25 Agustus 2011

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. .

i

 

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

 ... 

ii

 

HALAMAN PENGESAHAN

 ... 

iii

 

HALAMAN PERSEMBAHAN

 ... 

iv

 

HALAMAN MOTTO

 ... 

v

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

 ... 

vi

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

 ... 

vii

 

ABSTRAK ... viii

 

ABSTRACT

 ... 

ix

 

KATA PENGANTAR

 ... 

x

 

DAFTAR ISI ...

xv

 

DAFTAR TABEL

 ... 

xvi

 

DAFTAR GAMBAR

 ... 

xvii

 

DAFTAR LAMPIRAN

 ... 

xviii

 

BAB I PENDAHULUAN

 ... 

1

 

A. Latar Belakang Masalah

 ... 

1

 

B. Batasan Masalah

 ... 

4

 

C. Rumusan Masalah

 ... 

4

 

D. Tujuan Penelitian

 ... 

5

 
(15)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

 ... 

7

 

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

 ... 

7

 

B. Model Pembelajaran Kooperatif (

Cooperative Learning)

 ... 

11

 

C. TGT (

Teams Games Tournament

)

 ... 

12

 

D. Pemahaman

 ... 

13

 

E. Mata Pelajaran Ekonomi

 ... 

14

 

F. Kerangka Teoritik

 ... 

15

 

BAB III METODE PENELITIAN

 ... 

18

 

A. Jenis Penelitian

 ... 

18

 

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

 ... 

18

 

C. Subyek dan Obyek Penelitian

 ... 

18

 

D. Prosedur Penelitian

 ... 

19

 

E. Instrumen Penelitian

 ... 

25

 

F. Teknik Pengumpulan Data

 ... 

29

 

G. Teknik Analisis Data

 ... 

30

 

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

 ... 

33

 

A. Sejarah SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

33

 

B. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

35

 

C. Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

37

 

D. Organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

41

 

E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

49

 
(16)

G. Kondisi Fisik dan Fasilitas Penunjang Pembelajaran SMA Negeri 2

Yogyakarta

 ... 

53

 

H. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah

 ... 

58

 

I. Hubungan antara SMA Negeri 2 Yogyakarta dengan Instansi Lain

 ... 

60

 

J. Usaha-usaha Peningkatan Lulusan

 ... 

63

 

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

 ... 

66

 

A. Deskripsi Penelitian

 ... 

66

 

1. Observasi pra penelitian

 ... 

66

 

a. Observasi guru

 ... 

67

 

b. Observasi siswa

 ... 

71

 

c. Observasi kelas

 ... 

73

 

2. Pelaksanaan penelitian

 ... 

76

 

a. Perencanaan

 ... 

77

 

b. Tindakan

 ... 

81

 

c. Observasi

 ... 

85

 

d. Refleksi

... 

91

 

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

 ... 

95

 

1. Deskripsi data

 ... 

95

 

2. Pengujian komparatif

 ... 

98

 

a. Penyajian prasyarat analisis

 ... 

98

 

b. Pengujian hipotesis penelitian

 ... 

98

 

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

 ... 

101

 
(17)

B. Keterbatasan Penelitian

 ... 

101

 

C. Saran

 ... 

103

 

DAFTAR PUSTAKA

 ... 

104

 

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(18)

DAFTAR TABEL

 

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas X

 ... 

39

 

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII

Program IPA

 ... 

40

 

Tabel 4.3 Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII

Program IPS

 ... 

41

 

Tabel 4.4 Daftar Nama Guru dan Pegawai SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

49

 

Tabel 4.5 Keadaan Guru

 ... 

52

 

Tabel 4.6 Keadaan Tenaga Kependidikan

 ... 

52

 

Tabel 4.7 Keadaan Siswa

 ... 

53

 

Tabel 4.8 Keadaaan Ruangan SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

55

 

Tabel 4.9 Daftar Pengurus Komite Tetap SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

59

 

Tabel 4.10 Daftar Pengurus Komite Tidak Tetap SMA Negeri 2 Yogyakarta

 ... 

59

 

Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Guru

 ... 

69

 

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa

 ... 

72

 

Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran

 ... 

74

 

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I

 ... 

85

 

Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I

 ... 

88

 

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas

 ... 

89

 

Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran

dan

Metode

TGT

 ... 

91

 
(19)

Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (

Pre-test dan Post-test)

 ... 

96

 

Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan

One Sample

Kolmogorov-Smirnov

 

98

 

Tabel 5.11 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan

Paired Sample Test

 ... 

99

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(20)

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

 ... 

9

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(21)

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru

 ... 

106

 

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa

 ... 

107

 

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas

 ... 

108

 

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran

 ... 

109

 

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas

 ... 

111

 

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok

 ... 

112

 

Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model

TGT

 ... 

113

 

Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model

TGT

 ... 

114

 

Lampiran 10 Soal

Pre-test

 ... 

116

 

Lampiran 11 Soal

Post-test

 ... 

117

 

Lampiran 12 Jumlah Skor Kelompok

 ... 

118

 

Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru

 ... 

119

 

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa

 ... 

121

 

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas

... 

123

 

Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru

 ... 

125

 

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa

 ... 

127

 

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas

 ... 

129

 

Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran

 ... 

131

 
(22)

Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Kelompok

 ... 

135

 

Lampiran 7a Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran

dan Model

TGT

 ... 

136

 

Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran

(23)
(24)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses memberikan pengetahuan,

pemahaman, cara bertingkah laku, dan mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang ada kepada seseorang. Pendidikan berasal dari kata

“didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”,

artinya memelihara dan memberi latihan (Muhibbin Syah, 1995:10).

Tujuan pendidikan adalah untuk menyempurnakan perkembangan individu

dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.

Pendidikan dapat berlangsung secara formal dan nonformal. Pendidikan

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan.

Menurut Reber dalam Muhibbin (1995:34), istilah instruction (pengajaran)

berarti: pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan pengetahuan.

Sehingga dapat dikatakan, pengajaran adalah sebuah proses pendidikan

yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta

dirancang untuk mempermudah pembelajaran.

Mutu pendidikan sangat penting untuk diperhatikan agar tujuan

pendidikan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Dalam

pendidikan guru memiliki peranan penting dalam menjaga mutu

pendidikan. Guru harus menguasai materi dan cara mengajar yang baik

(25)

pengajaran dapat berlangsung baik, maka guru perlu melakukan pemilihan

dan penggunaan pendekatan, model, model, dan media pembelajaran yang

sesuai dan menunjang proses belajar mengajar.

Pendekatan, model, model, dan media pembelajaran saat ini sudah

mengalami banyak kemajuan. Meskipun demikian, pada umumnya proses

belajar mengajar hingga saat ini belum banyak mengadaptasi

perkembangan pendekatan, model, model, dan media pembelajaran. Guru

lebih cenderung menggunakan model ceramah. Model ceramah ialah

sebuah model mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan

secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara

pasif (Muhibbin Syah, 1995:204). Pengajaran dengan model ceramah

hanya menghasilkan hubungan satu arah (one way communication),

sehingga membuat siswa pasif dan menghambat daya kritis siswa.

Perhatian siswa cenderung terpusat pada guru (teacher centered), sehingga

timbul kesan siswa hanya dianggap sebagai objek yang selalu menganggap

benar apapun yang disampaikan oleh guru. Padahal posisi siswa dalam

pembelajaran adalah subjek pembelajaran yang tidak tepat lagi dianggap

seperti kertas putih yang boleh diisi apa saja oleh guru. Guru adalah

fasilitator siswa dalam mencari dan memperoleh sendiri pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkannya.

Melalui observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap guru

mitra, tampak bahwa guru mitra cenderung menggunakan model ceramah

(26)

mengajar mata pelajaran ekonomi di kelas X2. Dengan kata lain

pembelajaran cenderung satu arah (oneway communication). Sebagian

besar (70%) siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti proses

belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dampaknya sebagian besar

siswa (70%) tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tertarik dan merasa perlu

menerapkan model pembelajaran yang lebih tepat. Peneliti bersama guru

mitra menetapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament yang dapat meningkatkan keaktifan siswa serta melatih siswa agar dapat lebih bekerja sama dalam kelompok. Dengan diterapkannya

model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran ekonomi.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat banyak model

pembelajaran. Salah satunya adalah model Teams Games Tournament

(TGT). TGT terdiri dari siklus regular dari aktifitas pengajaran yaitu

pengajaran, belajar tim, turnamen, dan recognisi tim (penghitungan skor).

Pembelajaran dengan menggunakan TGT memberikan kesempatan kepada

guru untuk menggunakan kompetisi antar tim dalam suasana yang positif.

Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu

mereka hadapi setiap saat, tetapi TGT memberikan peraturan dan strategi

untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari temannya.

(27)

Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa model

pembelajaran kooperatif TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam Pembelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa”, yang akan dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan pada

berbagai tipe. Dalam penelitian ini akan diterapkan pembelajaran

kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam

proses pembelajaran ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan

permasalahan: bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

teams games tournament sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi pada siswa kelas X2 SMA Negeri

(28)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai upaya

peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi

pada siswa kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi:

1. Guru

Dengan adanya penelitian dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif, dapat memberi masukan kepada guru untuk mengubah

kinerja mengajarnya sendiri ke arah yang lebih baik lagi untuk

meningkatkan mutu mengajar dengan menggunakan berbagai model

yang sesuai, sehingga bisa menciptakan proses belajar mengajar yang

menyenangkan dan penuh semangat.

2. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan siswa mengikuti proses

belajar mengajar yang menggunakan model berbeda sehingga dapat

lebih meningkatkan prestasi, motivasi, dan menumbuhkan rasa ingin

(29)

3. Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat menemukan berbagai solusi untuk

mengatasi berbagai masalah pembelajaran dengan memanfaatkan dan

menerapkan model pembelajaran kooperatif.

4. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya (2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau Classroom Action Research adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK mendorong seorang guru untuk melakukan penilaian kembali terhadap

praktek pembelajaran yang dilakukannya dengan maksud untuk

meningkatkan kualitas pendidikan bagi diri sendiri maupun para

peserta didiknya. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas

merupakan sebuah bentuk refleksi diri yang melibatkan para guru

sebagai partisipan atas proses pendidikan yang mereka lakukan.

Melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat berkreasi dan

mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang

berkesinambungan, baik kualitas hasil maupun prosesnya.

Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi dalam Mulyasa (2010:10)

menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di

dalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan

(31)

a. Penelitian, yaitu kegiatan mencermati suatu objek sesuai dengan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu.

c. Kelas, dalam hal ini tidak hanya sebatas pada ruang kelas saja

tetapi merupakan sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

2. Karakteristik PTK

PTK memiliki beberapa karakteristik yang harus diperhatikan

oleh guru agar dapat diterapkan di kelas sehingga menghasilkan

pembelajaran yang efektif, efisien, fungsional, dan optimal. Menurut

Hopkins (dalam Suwandi, 2010:14), PTK memiliki karakteristik

sebagai berikut :

a. Perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice

from within).

b. Usaha kolaboratif antara guru dan dosen (a collaborative effort

between scholl teachers and teacher educator).

c. Bersifat fleksibel (a reflective practice made public).

Sementara itu, menurut Rochman Natawidjaja (Suwandi,

2010:14), karakteristik PTK sebagai berikut :

a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang

untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan;

b. diterapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau

factor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian;

c. terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di

kelas;

d. bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan);

e. banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari

pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti;

f. menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat

mempedulikan pengendalian variabel; dan

g. bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk

(32)

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:25),

untuk melaksanakan PTK dibutuhkan tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.

b. Tindakan (acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya.

c. Pengamatan (observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap proses pelaksanaannya.

d. Refleksi (reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi (reflecting) dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi di dalam kelasnya.

Adapun siklus pelaksanaan tindakan dalam PTK dapat

dilukiskan seperti berikut ini (Arikunto, 2006:16) :

Model PTK

(33)

4. Tujuan PTK

Menurut Rochman Natawidjaja (Suwandi, 2010:15), tujuan

penelitian kelas adalah sebagai berikut :

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang

pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran;

b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator

pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif;

c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam

jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut;

d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem

pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit ditembus oleh pembaharuan pada umumnya;

e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan

interaksi antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademis; dan

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat

sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

5. Manfaat PTK

Apabila tujuan-tujuan penelitian tindakan kelas dapat dicapai

maka guru akan memperoleh banyak manfaat yang meliputi hal-hal

berikut ini (Suwandi, 2010:16) :

a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu

memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul.

c. Melalui PTK guru akan terlatih untuk mengembangkan secara

kreatif kurikulum di kelas atau sekolah.

d. Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam

(34)

B. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Proses pembelajaran berlangsung melalui interaksi antara guru dan

siswa situasi pengajaran yang bersifat mendidik. Agar pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif, maka guru harus mampu menciptakan proses

pengajaran dalam suasana pembelajaran dan pengajaran yang baik. Proses

pengajaran yang efektif dapat terbentuk melalui pengajaran yang berpusat

pada siswa bukan berpusat pada guru. Untuk itu, guru seharusnya

mengenal berbagai model pembelajaran dan dapat memilihnya secara tepat

sesuai dengan situasi kelas dan kondisi siswa. Dalam dunia pengajaran

telah dikenal berbagai model pembelajaran, meskipun tidak ada satu

model yang tepat untuk segala tujuan dan kondisi karena semua model

pembelajaran mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah

model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) merupakan suatu model pembelajaran yang

menekankan pada kerja sama dalam sebuah team. Menurut Suprijono

(2009:58):

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.

Menurut Slavin (http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/model-pembelaja

(35)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.

Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_koopera

tif) :

Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran dengan menggabungkan sejumlah siswa ke dalam kelompok

kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompoknya sebagai

wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui

interaksi sosial antar siswa.

C. Model Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang lebih menekankan pada kerja sama tim. TGT

menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis serta

sistem skor untuk menilai kemajuan individu, dimana para siswa berlomba

sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim yang lain yang kinerja

(36)

Menurut

(http://www.ingealitalya.co.cc/2010/12/pembelajaran-kooperatif-model-TGT-teams.html) TGT pertama kali dicetuskan oleh

Robert Slavin dan David De Vries pada tahun 1978. Slavin (1995)

mengemukakan bahwa “model pembelajaran TGT pada dasarnya hamper

sama dengan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement

Division (STAD)”. Menurut Slavin (2008:170), TGT terdiri dari siklus regular dari aktifitas pengajaran, sebagai berikut: pengajaran, belajar tim,

turnamen, rekognisi tim.

Menurut Slavin (2008:170), TGT terdiri dari siklus regular dari

aktifitas pengajaran, sebagai berikut :

1. Pengajaran. Menyampaikan materi pelajaran.

2. Belajar Tim. Para siswa mengerjakan lembar-kegiatan dalam tim

mereka untuk menguasai materi.

3. Turnamen. Para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan

yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta.

4. Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota

tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

D.Pemahaman

Pemahaman dalam bahasa Inggris yaitu understanding yang berarti

proses psikologis yang berkaitan dengan suatu objek abstrak atau fisik,

seperti orang, situasi, atau pesan dimana orang dapat berpikir tentang hal

ini dan menggunakan konsep-konsep untuk mengerti dan memahami suatu

objek abstrak atau fisik tersebut (http://en.wikipedia.org/wiki/Under

standing). Sementara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:811)

(37)

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dapat diamati melalui

proses belajar mengajar yang terjadi. Semakin aktif tanggapan siswa

dalam proses belajar mengajar maka semakin tinggi pemahaman siswa.

Selain itu, untuk mengetahuinya dapat melalui pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan kepada siswa.

E. Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan

dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa.

Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi) kata

ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga rumah

tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan, hukum, dan secara garis

besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah

tangga.

Menurut Iskandar (2009:1) ekonomi adalah semua yang

menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam

rumah tangga – tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya

kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang

terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga

yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara, dan dunia.

Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah

mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, yaitu upaya

(38)

meningkatkan kesejahteraan dengan cara mengenal berbagai kenyataan

dan peristiwa-peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta

terlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang ada pada masyarakat.

Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut

(tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf):

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa

dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi

yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan

memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai

sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan

kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di

lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi

aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian

kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.

F. Kerangka Teoritik

Saat ini belum banyak guru yang melakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya di sekolah. Padahal banyak

(39)

dapat dijadikan dasar untuk melakukan PTK. Namun, belum banyak guru

yang mengenal apa itu PTK. Kalaupun tahu, PTK dianggap sebagai

sesuatu yang rumit untuk dilaksanakan.

Menurut Wijaya Kusuma (2009:2), ada beberapa faktor yang

menyebabkan guru belum melakukan PTK di dalam pembelajarannya di

sekolah. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut:

1. Guru kurang memahami profesi guru

2. Guru malas membaca

3. Guru malas menulis

4. Guru kurang sensitif terhadap waktu

5. Guru terjebak ke dalam rutinitas kerja

6. Guru kurang kreatif dan inovatif

7. Guru malas meneliti

8. Guru kurang memahami PTK

PTK berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas

pelaksanaan pembelajaran kelas (Wijaya, 2009:15). Caranya adalah

dengan mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran

untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas.

Masalah tersebut dapat berupa masalah-masalah yang berhubungan

dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan

guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru dan

perilaku belajar siswa.

Hasil belajar merupakan proses perubahan dalam pembelajaran

siswa. Untuk mengetahui adanya perubahan hasil belajar diperlukan

proses. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui pelatihan dengan

(40)

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menurut peneliti

model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterapkan dalam pelajaran

ekonomi yang selama ini cenderung dikemas dalam model ceramah dan

tanya jawab saja. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang lebih

menekankan pada kerja sama kelompok lebih efektif digunakan karena

bagi siswa yang cenderung mengalami kesulitan dan tidak berani bertanya

kepada guru dapat terbantu dengan adanya diskusi dalam kelompok

selama menjalankan game dan turnamen. Selain itu, model TGT dapat

membuat proses belajar mengajar tidak lagi membosankan dan menarik

bagi siswa. Dengan demikian, penerapan pembelajaran tipe TGT diduga

kuat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

ekonomi. Dengan demikian dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:

Ha : terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Wijaya

(2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Research adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian ini menggabungkan prosedur

penelitian dengan tindakan atau usaha peneliti untuk memahami apa yang

terjadi sambil terlibat dalam proses penelitian tersebut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Yogyakarta

Alamat: Kal. Bener Kecamatan Bener, Tegalrejo, Yogyakarta 55243

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan bulan Januari-Februari 2011.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2

(42)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan pemahaman siswa pada mata

pelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT .

D. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu

mengawali dengan kegiatan pra penelitian. Kegiatan yang dilakukan

yaitu mengadakan observasi untuk melakukan diagnosis atau

dugaan-dugaan sementara adanya suatu permasalahan dan penyebab

permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Hal ini dimaksudkan

agar peneliti dapat menyusun perencanaan untuk tindakan selanjutnya.

Setelah beberapa prosedur tersebut dilakukan, kemudian peneliti

mengadakan penelitian di dalam kelas dengan menggunakan model

TGT.

2. Pelaksanaan Penelitian

Perencanaan pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dengan

dua siklus. Siklus pertama terdiri dari empat langkah dan siklus kedua

merupakan siklus tindak lanjut dari siklus pertama.

a. Siklus Pertama

Kegiatan dalam siklus pertama direncanakan dengan satu kali tatap

(43)

1) Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan berupa

penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi

sebagai berikut :

a) Peneliti bekerja sama dengan guru akan memetakan

berdasarkan tingkat kemampuannya. Setelah itu peneliti

akan membagi siswa dalam satu kelas menjadi jumlah

siswa yang proporsional tiap-tiap kelompokknya dan juga

berdasarkan heterogenitas masing-masing individu. Pada

tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa instrument

penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,

materi pembelajaran yang akan diajarkan guru, soal-soal

latihan, dan lembar observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

(1) Lembar observasi kegiatan guru

(2) Lembar observasi kegiatan siswa

(3) Lembar observasi kegiatan kelas

(4) Instrumen refleksi.

2) Tindakan

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan penerapan

(44)

sebelumnya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT

dapat dilihat dengan tahapan sebagai berikut :

a) Pembelajaran di kelas

Sebelum masuk kegiatan TGT, yang perlu dilakukan guru

adalah menjelaskan materi pembelajaran seperti biasanya.

Guru diperbolehkan menggunakan model ceramah, diskusi,

dan tanya jawab, namun yang terpenting adalah siswa harus

benar-benar memahami materi yang akan diajarkan.

Pemahaman materi akan membantu siswa pada saat

dilakukannya permainan kelompok nanti.

b) Kegiatan dalam kelompok (Team)

Dalam kelompok, anggota kelompok dibagi berdasarkan

jumlah yang proporsional dan juga berdasarkan

heterogenitas dilihat dari prestasi, jenis kelamin, suku dan

ras. Selanjutnya siswa diharuskan melakukan kegiatan

antara lain : mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh

guru pada lembar jawab. Dalam mengerjakan soal latihan

harapan guru adalah siswa dapat mengerti materi yang telah

dijelaskan guru melalui bantuan soal-soal latihan. Jika

anggota siswa belum mengerti materi pembelajaran,

kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan siswa yaitu

berdiskusi dengan sesama anggota kelompok. Melalui

(45)

pemahaman materi dengan sesama anggota kelompok.

Siswa yang kurang memahami bertanya dengan siswa yang

telah paham dengan materi yang telah diajarkan. Jika

anggota kelompok tidak ada yang mengerti, maka siswa

yang bersangkutan dapat menanyakannya dikelompok lain

dengan bantuan guru, dan apabila dalam satu kelas tidak

ada yang mengetahui jawabannya, maka guru dapat

membantu memecahkan masalah tersebut. Fungsi dari

diskusi kelompok adalah untuk memberi pemahaman yang

merata pada setiap anggota kelompok. Pemahaman yang

merata antar anggota kelompok akan memudahkan siswa

dalam melakukan permainan atau turnamen nanti.

c) Pelaksanaan game

Pada tahap ini, pelaksanaan game dimaksudkan untuk

menguji pemahaman siswa atas materi yang telah diajarkan

guru dan pada saat diskusi kelompok pada kegiatan awal

pembelajaran. Game yang dapat digunakan misalnya adalah

game kartu pertanyaan, game make a match, game teka-teki silang dan sebagainya. Dari masing-masing game tersebut,

guru mengharapkan tingkat partisipasi kelompok untuk

melaksanakan game dengan sungguh-sungguh supaya hasil

yang didapat mampu merefleksikan tingkat keberhasilan

(46)

d) Pelaksanaan tournament

Pelaksanaan tournament dilakukan setelah pelaksanaan

game. Dalam tournament guru akan melakukan kompetisi antar sesama kelompok dengan menggunakan kartu

pertanyaan. Prosedurnya : siswa duduk secara berkelompok

sesuai pembagian awal, kemudian masing-masing

kelompok akan ditandai dengan huruf misalnya kelompok

A, kelompok B, kelompok C dan seterusnya. Guru

membacakan soal-soal turnamen yang dikemas dalam kartu

pertanyaan. Setiap kelompok diharuskan menjawab

pertanyaan pada selembar kertas yang telah dipersiapkan.

Ketika waktu untuk menjawab pertanyaan telah habis,

setiap kelompok wajib menunjukkan jawaban atas soal

yang dibacakan guru dengan cara mengangkat jawaban.

e) Penghargaan kelompok

Setelah kegiatan turnamen dilakukan, guru mengumumkan

kelompok yang memperoleh nilai terbaik saat turnamen dan

permainan tadi. Nilai diperoleh dari penjumlahan skor

kelompok saat permainan dan turnamen, artinya skor

merupakan akumulasi dari game dan tournament.

Pemberian penghargaan dimaksudkan untuk meningkatkan

(47)

meningkatkan pemahaman untuk pelajaran ekonomi

nantinya.

Sebelum melakukan permainan dan turnamen, guru akan

memberikan pre-test untuk menilai pemahaman siswa

secara keseluruhan, selanjutnya guru melaksanakan model

TGT dan melakukan post-test untuk menilai kemajuan

siswa pada saat selesai dilakukannya melakuakan game dan

tournament.

3) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan tindakan. Peneliti mengamati secara langsung kegiatan

pembelajaran di kelas yang dilakukan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengamatan dilakukan

terhadap beberapa perilaku siswa di dalam kelas, keterlibatan

siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kondisi ruang kelas

saat dilangsungkannya kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pengamatan juga akan dibantu dengan video recorder untuk

mempermudah peneliti dalam mengolah data.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis

(48)

selama pembelajaran yang dilangsungkan. Kekurangan dalam

pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada saat kegiatan

pada siklus lanjutan (jika diperlukan). Refleksi juga dilakukan

untuk apakah indikator keberhasilan yang direncanakan telah

tercapai. Pada intinya, refleksi dilakukan untuk mengevaluasi

tindakan-tindakan yang telah dilalui. jika terdapat kekurangan

maka peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut dan

jika telah mencapai keberhasilan maka penelitian dapat

dikatakan telah mencapai target yang diinginkan.

b. Siklus Kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada

dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya yang membedakan

adalah tindakannya. Pada siklus kedua ini tindakan ditentukan

berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diperlukan untuk penelitian adalah sebagai berikut :

1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru (observing teacher)

Pengamatan terhadap guru dilakukan dengan menggunakan

instrumen yang disebut dengan catatan anekdotal. Catatan anekdotal

(49)

seorang guru dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas,

misalnya pada saat awal kegiatan pembelajaran, guru memberikan

salam pembuka atau tidak, guru melakukan presensi terhadap siswa

atau tidak dan sebagainya (catatan anekdotal, lampiran 1hal. 108).

b. Pengamatan terhadap kondisi kelas (Observing classroom condition)

Pengamatan terhadap kondisi kelas dilakukan untuk menilai kondisi

kelas saat dilangsungkannya pembelajaran. Pengamatan terhadap

kondisi kelas ini juga meliputi pengamatan tentang tindakan seorang

guru untuk mengatasi siswa yang bermasalah. Bermasalah dalam hal

ini adalah siswa yang hanya membuat keributan saja, siswa yang

pasif di kelas, siswa yang mengganggu konsentrasi temannya dan

sebagainya. Selain tindakan guru, peneliti juga mengamati tata letak

peralatan kelas, manajemen kelas, dan kondisi ruangan (cukup

ventilasi, pencahayaan yang cukup dan sebagainya) (catatan

anekdotal, lampiran 2 hal. 110).

c. Pengamatan terhadap siswa (Observing Students)

Pengamatan terhadap siswa dilakukan terhadap masing-masing

individu siswa maupun terhadap kelompok siswa. Pengamatan

dilakukan pada saat sebelum dilakukan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT, saat dilakukannya pembelajaran, dan sesudah

dilakukan pembelajaran. Perubahan tingkah laku siswa juga diamati

saat sebelum pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, dan

(50)

d. Soal pre-test

Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji

kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai

dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10 hal.

118).

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan perencanaan penelitian meliputi kegiatan perencanaan

untuk PTK dan kegiatan perencanaan pelaksanaan pembelajaran di

kelas. Pada perencanaan pembelajaran di kelas, peneliti dibantu guru

menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran di kelas yang

terangkum dalam sebuah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Selain RPP, peneliti juga menyiapkan berbagai media, materi

ajar, model pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya.

Dengan kata lain, perencanaan pelaksanaan pembelajaran hampir

sama dengan seorang guru dalam mempersiapkan pembelajaran di

kelas (lampiran 9 hal. 117).

b. Tindakan (acting)

Kegiatan ini merupakan penerapan dari berbagai perencanaan yang

direncanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam pelaksanaan tindakan,

kegiatan guru adalah mengajarkan materi yang telah dipersiapkan,

(51)

dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang tingkat

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi yang akan

diukur dari hasil belajar siswa (lampiran 4 hal. 111 dan lampiran 5

hal 113). Setelah itu guru dibantu oleh peneliti membagikan soal

post-test yang digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan (lampiran 11 hal. 119).

c. Observasi (Observing)

Pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh orang yang ditunjuk

peneliti untuk membantu kegiatan observasi. Pada kegiatan

pengamatan, yang perlu diamati adalah tindakan guru di kelas saat

melakukan pembelajaran, tindakan siswa saat pembelajaran, kondisi

fisik kelas, dan penyajian materi pembelajaran (lampiran 6 hal. 114).

d. Refleksi (Reflection)

Kegiatan refleksi dilakukan sesudah pelaksanaan pembelajaran.

Kegiatan refleksi meliputi evaluasi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dan

kekurangan dari model yang telah diterapkan sebelumnya. Jika

masih banyak kekurangan, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan

pada siklus tahap kedua, dan jika telah mencapai keberhasilan, maka

penelitian dapat dikatakan telah mencapai target (lampiran 7 hal. 115

(52)

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang

bersifat kualitatif. Kegiatan yang diamati dalam penelitian kualitatif adalah

gejala-gejala yang terjadi saat penelitian dilakukan, maka untuk mengukur

gejala tersebut digunakan naluri dan perasaan. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan teknik pengumpulan

data dalam penelitian kuantitaif. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan

data yang akan peneliti terapkan dalam penelitian :

1. Observasi (observing)

Kegiatan observasi terdiri atas pengamatan dan pencatatan setiap

kejadian secara mendetail. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

catataan anekdotal (anecdotal record) yaitu alat untuk mencatat

gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan

anekdotal dibuat segera setelah peristiwa terjadi.

2. Wawancara (interview)

Pengumpulan data dengan model wawancara hanyalah sebagai

pelengkap informasi yang belum didapat melalui kegiatan observasi.

Seperti kegiatan mencari informasi yang hanya diketahui oleh guru,

siswa, dan kepala sekolah. Wawancara dapat dilakukan dengan

terstruktur dan dapat pula dilakukan dengan bebas. Wawancara

terstruktur artinya terdapat pedoman wawancara yang jelas dan terarah

untuk mendapatkan sebuah informasi. Wawancara bebas artinya

(53)

pertanyaan yang dibuat.

3. Dokumentasi (document)

Pengumpulan data dengan model dokumen dilakukan dengan

mempelajari arsip-arsip yang dimiliki oleh seorang guru. Misalnya

catatan tentang sikap siswa, nilai hasil ujian mingguan, nilai raport,

presensi kelas, dan sebagainya.

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui perkembangan peningkatan prestasi belajar

siswa dalam proses pembelajaran ekonomi maka teknik analisis data yang

digunakan yaitu :

1. Analisis Deskriptif

Seluruh data yang didapat dari observasi, wawancara maupun data

dokumen dianalisis secara deskriptif, artinya data dipaparkan menurut

pemikiran peneliti berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas.

Hasil dari pemaparan dapat berupa cerita maupun rangkuman dalam

sebuah tabel.

2. Analisis Komparatif

a. Pengujian prasyarat analisis

Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji

normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil

pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka

analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui

(54)

(Algifari, 2003:296) :

D = Maks │Fe – Fo│ Keterangan :

D = Deviasi absolut yang tertinggi

Fe = Frekuensi harapan

Fo = Frekuensi observasi

b. Pengujian hipotesis penelitian

1. Rumusan hipotesis penelitian

Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan

setelah diterapkan model pembelajaran TGT.

Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah

diterapkan model pembelajaran TGT.

2. Pengujian hipotesis penelitian

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini

digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan

setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Rumus untuk

menguji hal tersebut (Sugiyono, 2008 : 122) :

   

Keterangan :

= Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2

s1 = Simpangan baku sampel 1

s2 = Simpangan baku sampel 2

= Varians sampel 1

= Varians sampel 2

(55)

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila thitung <

ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah SMA Negeri 2 Yogyakarta

Sekolah ini didirikan oleh Yayasan Pembinaan Kesejahteraan

Persatuan orang tua murid dan Guru (YPK POMG) dan diberi nama SMA

YPK, dengan Akte Notaris RM. Wiranto, tertanggal 14 Agustus 1963

Nomor : 17 yang bertempat pertama kali di SMPN 6 Yogyakarta. Susunan

pengurus yayasan tersebut adalah :

1. Ketua : Bapak Hadiwarsito

2. Bendahara : Bapak Tarmiso

3. Bendahara Pendidikan : Bapak Antoen Suhono

4. Bidang Umum : Bapak Suharjono

Berkat bantuan Bapak Purwaka, S.H. yang waktu itu menjabat

sebagai Kepala Inspeksi SMA, maka sebaiknya SMA YPK dijadikan dahulu

sebagai filial salah satu SMA negeri yang ada. Dengan Surat Keputusan

perwakilan Departemen P dan K DIY tanggal 15 September 1964 No.

36/C1.UM/64, maka SMA YPK dijadikan filial SMA Negeri 1 Yogyakarta.

Untuk keseragaman dengan induknya, dari SMA Negeri 1 Teladan dikirim

empat orang tenaga guru untuk memberikan bimbingan dan memudahkan

untuk mengadakan penyesuaian dengan SMA-SMA negeri yang ada.

Meskipun tanpa gedung sendiri, penegeriannya dapat terlaksana juga

(57)

96/SA/B/III/65-66 dan sebagai Kepala Sekolah ditunjuk Bapak Drs.

Soemardji.

Dari berdirinya sampai sekarang, SMA Negeri 2 Yogyakarta telah

beberapa kali mengalami penggantian pimpinan sekolah, yaitu :

1. RM Soedarmo tahun 1963-1964 (status : SMA Yayasan PK)

2. Antoen Suhono tahun 1964-1965 (status : SMA Filial SMA Negeri 1)

3. Drs. Soemardji tahun 1965-1975 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

4. Drs. Meodjiono tahun 1975-1977 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

5. Drs. Soeratno tahun 1977-1981 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

6. Drs. Wahyuntana tahun 1981-1985 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

7. Soedarjo tahun 1985-1992 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

8. Drs. Panut S tahun 1992-1993 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

9. Drs. Sadali tahun 1993-1997 (status : SMA Negeri 2 Yogyakarta)

10. Drs. Gijo tahun 1997-2000 (status : SMU Negeri 2 Yogyakarta)

11. Drs. H. Mashadi AR tahun 2000-2002 (status : SMU Negeri 2

Yogyakarta masa otonomi daerah)

12. Drs. Bambang Supriyono, MM mulai tanggal 24 Agustus 2002

s.d. 2005 (status SMA Negeri 2 Yogyakarta, masa otonomi daerah)

13. Drs. H. Timbul Mulyono, MP.d tahun 2005

14. Drs. H. Zamroni, MP.d.I

(58)

B. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta

1. Visi SMA Negeri 2 Yogyakarta

Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK, cerdas dan berakhlak mulia serta

siap berkompetisi dalam dunia global.

2. Misi SMA Negeri 2 Yogyakarta

a. Mendidik siswa agar beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan

berakhlak mulia;

b. Mendidik siswa agar memiliki kecerdasan intelektual, emosional,

spiritual;

c. Mendidik siswa agar memiliki wawasan kemasyarakatan dan

kebangsaan serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi;

d. Melaksanakan pembelajaran yang profesional dan efektif agar

siswa mampu mengembangkan diri sesuai bakat dan potensinya

secara optimal dalam bidang akademik dan non akademik sehingga

mampu berkompetisi di era global;

e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia,

berbahasa Jawa, berbahasa Inggris dan berbahasa asing lain, serta

dalam bidang IPTEK, olahraga, seni dan budaya;

f. Mengembangkan sistem kelembagaan, organisasi, manajemen,

administrasi, budaya saling mendukung kerja, serta

mengembangkan sumber daya manusia warga sekolah guna

(59)

g. Menciptakan akademik atmosfir dan iklim kerja yang harmonis,

budaya santun, dan budaya tertib, serta saling hormat antar warga

sekolah, orang tua, dan masyarakat sekitar .

3. Tujuan SMA Negeri 2 Yogyakarta

a. Menjadi sekolah yang unggul dalam IMTAQ, IPTEK, dan

berakhlak mulia;

b. Menghasilkan lulusan yang cerdas intelektual, emosional, dan

sepiritual;

c. Menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan kemasyaraktan, dan

kebangsaan, memiliki kepekaan social yang tinggi serta siap secara

jasmani dan rohani untuk berkompetisi pada era global;

d. Menghasilkan lulusan yang terampil berbahasa Indonesia,

berbahasa Jawa, berbahasa Inggris, dan bahasa lainnya.

4. Strategi SMA Negeri 2 Yogyakarta

a. Layanan Prima kepada Masyarakat

b. Membangun Kultur Sekolah Kondusif meliputi: kedisiplinan, kerja

keras dan cerdas, semangat tinggi, ingin maju, dan percaya diri,

berorientasi ke depan, berorientasi pada kualitas, kerja sinergi,

demokratis, kebersamaan, kejujuran, ketebukaan, budaya bersih,

suasana batin menyenangkan, dan mengembangkan ACADEMIC

ATMOSPHERE dan LEARNING SOCIETY.

c. Kembangkan profesionalitas

(60)

e. Kemitraan dengan masyarakat dan lembaga terkait

f. Berusaha menjadi yang terbaik

g. Pengembangan sarana, prasarana, media dan metode

pembelajaraan.

C. Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta

Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 2 Yogyakarta adalah

kurikulum KTSP yang disusun oleh sekolah yang disesuaikan dengan kultur

sekolah, sehingga KBM yang berlangsung dapat berjalan dengan baik. Di

SMA Negeri 2 Yogyakarta dibuka 2 program, yaitu:

1. Program Reguler, yang terdiri dari program IA dan IS. Penjurusan

dilakukan mulai dari kelas XI.

2. Program rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), mengunakan

kurikulum nasional dan adopsi kurikulum cambrigde. Waktu belajar

tiga tahun.

Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS,

Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan

kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak

dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan

(61)

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus

diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri

sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai

dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau

dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat

dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan

diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir

peserta didik.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu

secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran di SMA Negeri 2

Yogyakarta adalah 45 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran

(dua semester) adalah 34-38 minggu.

Adapun usaha sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan

kurikulum di sekolah adalah sebagai berikut :

1. Intensifikasi usaha guru dalam memahami penyempurnaan kurikulum.

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat perencanaan

pembelajaran.

3. Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan KBM dengan

(62)

4. Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksankan

evaluasi belajar.

5. Meningkatkan jiwa profesionalisme guru

6. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.

7. Meningkatkan hasil UJIAN AKHIR (NASIONAL) dan UM/SPMB.

8. Meningkatkan peranan MGMP sekolah.

9. Meningkatkan supervise KBM.

Berikut ini merupakan struktur kurikulum di SMA Negeri 2 Yogyakarta :

Tabel 4.1

Struktur Kurikulum SMA N 2 Yogyakarta Kelas X

No. MATA PELAJARAN

KELAS X

Sem .1 Sem.2

Kuri Pelk. Kuri Pelk.

1 Pendidikan Agama 2 2 2 2

2 Kewarganegaraan 2 2 2 2

3 Bahasa dan Sastra Indonesia 4 4 4 4

4 Bahasa Inggris 4 5 4 5

5 Matematika 4 5 4 5

6 Fisika 2 3 2 3

7 Kimia 2 3 2 2

8 Biologi 2 2 2 3

9 Sejarah 1 1 1 1

10 Geografi 1 1 1 1

11 Ekonomi 2 2 2 2

12 Sosiologi 2 2 2 2

13 Seni Budaya 2 2 2 2

14 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2

15 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2

16 Ketrampilan / Bahasa Asing

(63)

b. Bahasa Mandarin 1 1 1 1

17 Muatan Lokal :

Bahasa Jawa 2 2 2 2

18 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

JUMLAH 38 42 38 42

Tabel 4.2

Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA

No. MATA PELAJARAN

KELAS XI IA KELAS XII IA

Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2

Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk.

1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 2 2

2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa dan Sastra

Indonesia 4 4 4 4 4 4 4 4

4 Bahasa Inggris 4 5 4 5 4 4 4 4

5 Matematika 4 5 4 5 4 7 4 7

6 Fisika 4 4 4 4 4 4 4 4

7 Kimia 4 5 4 5 4 5 4 5

8 Biologi 4 4 4 4 4 5 4 5

9 Sejarah 1 1 1 1 1 1 1 1

10 Seni Budaya 2 2 2 2 2 1 2 1

11 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2 2 2 2 2

12 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2 2 2 2 2

13

Ketrampilan/Bhs.Asing a. Bahasa Jepang

b. Bahasa Mandarin

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

14 Muatan Lokal :

Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 2 2

15 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)

JUMLAH 39 42 39 42 39 43 39 43

(64)

Tabel 4.3

Struktur Kurikulum SMA Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS

D. Organisasi SMA Negeri 2 Yogyakarta

Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai struktur organisasi

sebagai acuan untuk masing-masing elemen bekerja sesuai dengan perannya

No. MATA PELAJARAN

KELAS XI IS KELAS XII IS

Sem.1 Sem.2 Sem.1 Sem.2

Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk. Kuri Pelk.

1 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 2 2

2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa dan Sastra

Indonesia 4 4 4 4 4 5 4 5

4 Bahasa Inggris 4 5 4 5 4 5 4 5

5 Matematika 4 5 4 5 4 4 4 4

6 Sejarah 3 3 3 3 3 4 3 4

7 Geografi 3 3 3 3 3 4 3 4

8 Ekonomi 4 5 4 5 4 6 4 6

9 Sosiologi 3 3 3 3 3 3 3 3

10 Seni Budaya 2 2 2 2 2 1 2 1

11 Pend. Jas, Orkes 2 2 2 2 2 2 2 2

12 Tek.Infor.& Kom. 2 2 2 2 2 2 2 2

13

Ketrampilan/Bhs.Asing a. Bahasa Jepang

b. Bahasa Mandarin

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

14 Muatan Lokal :

Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2 2 2

15 Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*)

(65)

dalam rangka memperlancar jalannya pendidikan. Struktur organisasi SMA

Negeri 2 Yogyakarta terdiri atas

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala kegiatan yang diadakan

di sekolah. Kepala sekolah bertugas sebagai administrator yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan kurikulum, ketatausahaan,

administrasi personalia dan pelaksanaan instruksi dari atasan. Selain itu

kepala sekolah juga bertugas sebagai supervisor yang memberikan

pengawasan dan bimbingan kepada guru, karyawan dan siswa agar

dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan bertanggung jawab.

Untuk lebih detailnya, tugas-tugas kepala sekolah adalah sebagai

berikut:

a. Selaku pimpinan bertugas:

1) Menyusun perencanaan

2) Mengorganisasikan kegiatan

3) Mengarahkan kegiatan sekolah

4) Mengkoordinasikan kegiatan

5) Melaksanakan pengawasan

6) Mengadakan evaluasi kegiatan terhadap kegiatan

7) Menentukan kebijaksanan

8) Mengadakan rapat

9) Mengambil keputusan

(66)

11) Mengatur administrasi kantor, siswa, pegawai, perlengkapan

dan dunia usaha

12) Mengatur OSIS

13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia

usaha.

b. Selaku administrator bertugas untuk membuat dan melaksanakan:

1) Perencanaan

2) Pengorganisasian

3) Pengarahan

4) Pengkoordinasian

5) Pengawasan

6) Kurikulum

7) Kesiswaan

8) Kantor

c. Sebagai supervisior bertugas:

1) Kegiatan KBM

2) Kegiatan BP/BK

3) Kegiatan ekstrakurikuler

4) Kegiatan ketatausahaan

5) Kegiatan dengan masyarakat dan dunia usaha

6) Menyelenggarakan supervisior pada ketatausahaan

(67)

Kepala sekolah di SMA Negeri 2 Yogyakarta dibantu oleh 4 wakil

kepala sekolah yaitu, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, Wakil

Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah Urusan

Sarana dan Prasarana dan Wakil

Gambar

Tabel 5.11 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan Paired Sample Test ................. 
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 
Gambar 2.1.Model PTK
 Tabel 4.1  Struktur Kurikulum  SMA N 2 Yogyakarta Kelas X
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kajian literatur mengenai sistem pendanaan KPS (Tabel 1), beberapa faktor kunci keberhasilan skema KPS pada pembangunan infrastruktur mencakupi kerjasama dan

bahwa dalam rangka mendukung operasional Pelabuhan Perikanan Birea serta melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (6) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa.. oligosakarida ini terdapat dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang- kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT

Aplikasi Android membantu salesman untuk menampilkan jumlah stok barang terkini, sehingga pelanggan dapat mengetahui jumlah maksimal barang yang dapat dipesan.. Data

By showing the example through Carrie , the researcher want to proof that hyper-parenting is a parenting that has a bad impact if used to look after the children. By

Another Disisis, utilization of the graphics card into the era of General Purpose Graphical Processing Units ( GPGPU ) , namely the use of graphics cards to work umum.GPU

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan