• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Iklan TV Rokok A Mild Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Iklan TV Rokok A Mild Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PENGARUH IKLAN TV ROKOK A MILD

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA

MAHASISWA MANAJEMEN FAKULTAS

EKONOMI UMSU MEDAN

SKRIPSI

OLEH

SONI SAPUTRA NASUTION 060521045

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Soni Saputra Nasution, (2010) “Analisis Pengaruh Iklan TV Rokok A Mild Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan” . Pembimbing, Prof. Dr. Amrin Fauzi SE MSi. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen. Penguji 1, Dr. Endang S Rini, Msi dan Penguji 2, Dr. Yeni Absah SE Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan rokok A Mild di televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, metode deskriptif, serta metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah iklan rokok A Mild di televisi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan. Koefisien determinan (R²) yaitu dengan nilai 0.366 artinya variabel iklan di televisi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan sebesar 36.6% dan sisanya sebesar 63.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(3)

DAFTAR ISI

2. Definisi Operasional Variabel ... 10

3. Skala Pengukuran Variabel ... 11

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis dan Sumber Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

(4)

1. Surat Kabar ... 22

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ... 45

3. Distribusi Pendapat Responden Mengenai Variabel Iklan.... 46

4. Distribusi Pendapat Responden Mengenai Variabel Keputusan Pembelian ... 48

D. Metode Regresi Linear Sederhana... 51

1. Uji Signifikan Individual (uji-t) ... 52

2. Koefisien Determinasi (R2)/Identifikasi Determinan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

(5)

B. Saran ... 55

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Total Penjualan Perusahaan Rokok di Indonesia ... 4

Tabel 1.2 Belanja Iklan Televisi Nasional Per Sektor Tahun 2009 ... 5

Tabel 1.3 Belanja Iklan Rokok di Seluruh Media Massa di Indonesia ... 6

Tabel 1.4 Total Belanja Iklan Rokok Jenis Mild di Televisi ... 7

Tabel 1.5 Operasionalisasi Variabel ... 11

Tabel 1.6 Instrumen Skala Likert ... 11

Tabel 4.1 Uji Validitas 1 (pertama) Butir Pertanyaan ... 42

Tabel 4.2 Uji Validitas 2 (kedua) Butir Pertanyaan ... 43

Tabel 4.3 Reliabilitas Kuesioner ... 44

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan... 45

Tabel 4.6 Iklan ... 46

Tabel 4.7 Keputusan Pembelian ... 48

Tabel 4.8 Regresi Linear Sederhana ... 51

Tabel 4.9 Regresi Linear Sederhana ... 53

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 8

Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 31

Gambar 3.1 A Mild ... 36

Gambar 3.2 A Mild Menthol ... 37

Gambar 3.3 Contoh Iklan TV A Mild ... 38

(8)

ABSTRAK

Soni Saputra Nasution, (2010) “Analisis Pengaruh Iklan TV Rokok A Mild Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan” . Pembimbing, Prof. Dr. Amrin Fauzi SE MSi. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen. Penguji 1, Dr. Endang S Rini, Msi dan Penguji 2, Dr. Yeni Absah SE Msi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan rokok A Mild di televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, metode deskriptif, serta metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah iklan rokok A Mild di televisi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan. Koefisien determinan (R²) yaitu dengan nilai 0.366 artinya variabel iklan di televisi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan sebesar 36.6% dan sisanya sebesar 63.4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk menyebabkan setiap perusahaan harus dapat meunjukkan trik-trik dan strategi beda dari perusahaan lain untuk mendapatkan market share dan penjualan produk yang tinggi. Setiap perusahaan mengeluarkan produk baru, produk pesaing akan menantang dengan mengeluarkan produk pesaing untuk menantang penguasaan pasar. Hal inilah yang harus dicermati setiap perusahaan agar produknya bisa menjadi pemimpin pasar. Dalam persaingan pasar, ketika sebuah produk sudah berada pada posisi yang baik dan menjadi ikon pasar, maka perusahaan saingan akan mengeluarkan produk saingan untuk menantang penguasaan pasar dan produk dengan segmentasi sama.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguasai pasar adalah mempengaruhi minat untuk beli konsumen melalui media periklanan. Inilah yang harus dijadikan sebagai positioning, menempatkan produk pada pikiran calon konsumen (Al Ries, 2002:3). Dengan menempatkan produk di pikiran konsumen maka perkembangan produk mutlak meningkat dan mempunyai kemampulabaan yang bergerak signifikan.

(10)

mengekibatkan kegiatan perusahaan bisa mati. Dengan iklan yang kuat merupakan aspek vital bagi perusahaan karena keunggulan yank didapatkan beraneka ragam mulai dari persepsi kualitas yang lebih bagus dan loyalitas pelanggan yang lebih besar.

Periklanan selain dilakukan melalui media cetak seperti koran, majalah dan brosur serta salesman yang telah terlatih dengan baik. Iklan melalui media televisi merupakan salah satu cara atau alat yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memperkenalkan barang atau jasa yang dihasilkan kepada konsumen untuk memutuskan membeli atau tidak terhadap suatu produk.

Perusahaan dalam menayangkan iklannya menggunakan media televisi sebab jangkauannya luas serta ada unsur hiburan yang sangat mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap suatu produk yang pada gilirannya dapat mengarah pada tindakan pertukaran juga memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktifitas pemasaran.

Setiap produk akan diperkenalkan kepada konsumen berupa nama produk, bentuk produk, harga produk, manfaatnya serta fungsinya melalui iklan. Setiap perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang tepat dan menarik tentang produk yang ditawarkannya sehingga perusahaan akan memperoleh laba yang maksimum.

(11)

dikeluarkan perusahaan untuk menayangkan iklan produknya di televisi cukup mahal. Tetapi sangat efektif untuk meningkatkan jumlah penjualan produknya.

Strategi inilah yang diterapkan perusahaan rokok Sampoerna untuk menarik minat beli konsumen terhadap setiap produk-produk yang ditawarkan. Sampoerna adalah salah satu perusahaan berskala nasional yang sudah berkutat untuk meraih pasar 240 miliar batang rokok produksi Indonesia pada tahun 2009 yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2008. (majalah.tempointeraktif.com).

Salah satu produk Sampoerna yang mempunyai tingkat mind share tinggi di benak konsumen adalah Sampoerna A Mild. A Mild jika dilihat dari perkembangannya adalah salah satu kategori rokok yang masih tetap bertahan selama 21 tahun walaupun produk pesaing lumayan banyak. A Mild yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1989 merupakan sebuah merek yang tidak hanya memimpin pasar tetapi juga merubah rules of the game di industri rokok (Kartajaya, 2005:433). Hal ini juga diperkuat dengan pengukuhan sebagai Indonesian Best Brand Award dan Indonesian Customer Loyalty Award (www.amild.com).

(12)

Tabel 1.1

Total Penjualan Perusahaan Rokok di Indonesia Tahun 2009

No Perusahaan Jumlah

(Miliar Batang) Persentase

1 Sampoerna 69,6 29 %

2 Gudang Garam 60 25 %

3 Djarum 52,8 22 %

4 Bentoel 16,8 7 %

5 Nojorono 16,08 6,7 %

6 Produsen rokok lainnya 24,72 10.3 %

TOTAL 240 100%

Sumber : majalah.tempointeraktif.com

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat besarnya penguasaan pasar rokok domestik. Disini dapat dilihat bagaimana Sampoerna dapat menjadi salah satu market leader dengan penguasaan pasar sebesar 29 %. Ini menjadi salah satu kekuatan dari Sampoerna dengan mengeluarkan strategi jitu pemasaran produk rokoknya dengan salah satunya melalui komunikasi periklanan yang berkualitas, efektif dan tepat sasaran.

Periklanan adalah elemen penting dari promosi yang mempunyai kekuatan besar dalam mempengaruhi mindshare pasar. Salah satu media yang periklanan yang efektif dalam meraih pasar adalah televisi. Ini dibuktikan dengan besarnya belanja iklan terhadap media televisi seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut.

(13)

Belanja Iklan Televisi Nasional Per Sektor Tahun 2009 (Trilyun Rupiah)

No Sektor Belanja Iklan

1 Telekomunikasi 3,867

2 Pemerintah dan Parpol 3,621

3 Koperasi dan Layanan Sosial 2,441

4 Kendaraan Bermotor 2,175

5 Rokok 2,155

6 Produk Perawatan Rambut 2,038

7 Layanan Hotline dan Partyline 1,895

8 Produk Perawatan Wajah 1,873

9 Media dan Rumah Produksi 1,858

10 Keuangan dan Perbankan 1,806

11 Sektor Lainnya 3,431

TOTAL 27,16

Sumber : ABG Nielsen Media Idonesia

www.pefindo.com

Pada Tabel 1.2 terlihat besarnya belanja iklan televisi nasional masing-masing sektor pada tahun 2009. Iklan sektor telekomunikasi menduduki peringkat pertama dengan total belanja sebesar Rp 3,867 trilyun, disusul oleh iklan pemerintah dan parpol pada masa kampanye Pemilihan Umum Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yaitu sebesar Rp 3,621 trilyun. Sektor rokok menempati posisi kelima dengan belanja sebesar Rp 2, 155 trilyun. Hal ini dikarenakan adanya peraturan pemerintah yang membatasi penayangan iklan rokok di televise dimana iklan bertema rokok hanya boleh ditayangkan diatas jam 21.00 WIB.

(14)

Tabel 1.3

Belanja Iklan Rokok di Seluruh Media Massa di Indonesia

Media Belanja Iklan Persentase

Televisi Rp 1.336,1 Trilyun 62%

Media Cetak Rp 732,7 Milyar 34% Media Lainnya Rp 86,2 Milyar 4%

TOTAL Rp 2.155 Trilyun 100%

Sumber : Nielsen Media Research (www.nielsen.net)

Pada Tabel 1.3 terlihat total belanja iklan di seluruh media di Indonesia pada tahun 2009 sebesar Rp 2.155 trilyun dimana penggunaan iklan melalui media televisi menempati posisi pertama dengan belanja iklan sebesar Rp 1.336,1 trilyun kemudian diikuti media cetak sebesar Rp 732,7 milyar dan media lainnya sebesar Rp 86,2 Milyar.

Tahun 2009 jumlah total pengeluaran iklan rokok di indonesia pada televisi mencapai Rp 1.336,1 dimana untuk iklan rokok berjenis Mild mendominasi sebesar Rp 781,06 milyar dan sianya sebesar Rp 555,04 milyar digunakan oleh iklan rokok jenis lain seperti rokok kretek, rokok filter, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan tingginya minat beli konsumen terhadap rokok berjenis Mild di Indonesia sehingga para produsen rokok Mild di Indonesia bersaing ketat untuk mempengaruhi konsumen melalui iklan di televisi.

(15)

Tabel 1.4

Total Belanja Iklan Rokok Jenis Mild di Televisi

No Merek Rokok Belanja Iklan

(milyar rupiah)

Pada Tabel 1.4 terlihat total belanja iklan yang dilakukan A Mild menempati posisi pertama dengan pengeluaran sebesar Rp 174,17 milyar untuk menayangkan iklannya di televisi selama tahun 2009. Pada tahun 2009 saja A Mild mengeluarkan beberapa iklan dengan menggunakan slogan Tanya Kenapa dengan berbagai tema diantaranya “Ga Dapat Kerja Atau Ga Dapat Gelar” dan “Belum Tua Belum Boleh Bicara”.

(16)

Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Analisis Pengaruh Iklan TV Rokok A Mild Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi

UMSU Medan.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dikemukakan penulis berdasarkan latar belakang penelitian adalah Apakah iklan TV mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Sampoerna A Mild pada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

C. Kerangka Konseptual

Iklan adalah merupakan kata-kata dalam tayangan yang berfungsi menjelaskan manfaat produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu membelinya (Tjiptono, 2003:81).

Keputusan Pembelian adalah suatu tindakan konsumen dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengkonsumsi suatu produk yang diikuti oleh kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut (Kotler, 2001:224).

Berdasarkan uraian dari definisi, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Sumber : Tjiptono (2003:81) dan Kotler (2001:224) data diolah

Iklan (X)

(17)

Pada Gambar 1.1 iklan sebagai variabel X merupakan kegiatan untuk memperkenalkan rokok A Mild kepada konsumen. PT H.M Sampoerna Tbk yang memproduksi dan memasarkan rokok A Mild mempunyai tujuan dan keinginan agar iklan yang dimuat dalam televisi dapat mempengaruhi tingkat keputusan pembelian konsumen untuk membeli A Mild (Y).

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis mengambil hipotesa sebagai berikut : Iklan TV A Mild berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan TV terhadap keputusan pembelian rokok merek Sampoerna A Mild pada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperluas wawasan peneliti dan membandingkan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan fakta yang terjadi di lapangan.

b. Bagi kalangan akademis lainnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang objek yang sama di masa yang akan datang.

(18)

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

a. Penelitian ini dibatasi hanya pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

b. Objek penelitian adalah rokok Sampoerna A Mild.

c. Objek penelitian adalah mahasiswa perokok yang pernah atau sedang menggunakan A Mild.

d. Subjek penelitian adalah mahasiswa Manajemen yang aktif mengikuti perkuliahan selama penelitian berlangsung.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Bebas Iklan (X)

Iklan A Mild adalah gambar atau tayangan yang menggunakan logo berbentuk huruf A berwarna merah yang bertujuan untuk menarik konsumen untuk membeli dan menggunakannya.

b. Variabel Terikat

Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli dan menggunakan rokok Sampoerna A Mild.

(19)

Tabel 1.5

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Iklan 5. Niat Beli Konsumen 6. Pembelian Nyata

Skala Likert

Sumber : Tjiptono (2003:81) dan Durianto (2003:104), data diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data dalam penelitian ini dalam mengukur variabel iklan dan keputusan pembelian adalah dengan menggunakan Skala Likert, sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pengujian variabel-variabel yang diteliti, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2006:86).

Skala Likert menggunakan 5 (lima) tingkatan jawaban yang dapat dilihat

(20)

Sumber: Sugiyono (2006:86)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3, Glugur Darat Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011.

5. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan yang pernah atau sedang menggunakan rokok Sampoerna A Mild yang jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus sebagai berikut menurut Yuswianto (Raja Bongsu dan Novi Aisha, 2008) :

=

Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α

α = 0,01 Z= 1,96 p = Estimator proporsi populasi q = 1 – p

d = Penyimpangan yang ditolerir

(21)

=

Metode penelitian sampel menggunakan Metode Sampling Aksidental, yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2006:77).

Kriteria pemilihan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan yang pernah melakukan pembelian rokok Sampoerna A Mild minimal 1 bungkus.

6. Jenis dan SumberData

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu : a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian melalui kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

responden. Kuesioner berisikan pertanyaan mengenai identitas responden dan variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel iklan dan keputusan pembelian.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang dapat menjadi referensi pendukung berupa buku-buku, majalah dan intemet.

7. Teknik Pengumpulan Data

(22)

a. Daftar Pertanyaan (questionaire)

Daftar pertanyaan (questionaire) adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui beberapa daftar pertanyaan kepada responden, yaitu mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpul data melalui buku, majalah serta internet yang dapat menjadi referensi pendukung.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2006:109). Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya, dan bila nilai korelasinya positif dan r hitung ≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

(23)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2006:110). Pengujian dilakukan dengan program SPSS 15.0 for Windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel, maka pertanyaan reliabel. 2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, maka pertanyaan tidak reliabel.

9. Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan tentang iklan Sampoerna A Mild.

b. Metode Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas (iklan) dan variabel terikat (keputusan pembelian) akan digunakan metode analisis fungsi regresi linear sederhana. Kemudian agar hasil penelitian lebih terarah lagi dan teruji maka digunakan program SPSS 15.0 for Windows.

Perhitungan Persamaan Regresi Linear Sederhana

(24)

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b = Koefisien Regresi x = Iklan

e = Standar error

Dalam analisis regresi jenis kriteria ketepatan dibagi :

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji - t)

Uji – t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel iklan (X) terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

Ha : b1≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel iklan (X) terhadap variabel keputusan pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%

2. Koefisien Determinan (R2)

(25)
(26)

BAB II

URAIAN TEORETIS

A. Penelitian Terdahulu

1. Simangunsong, Agustina Sri Rezeki (2007) telah melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Iklan Televisi Rexona Anti-Perispirant Deodorant Terhadap Keputusan Pembelian Siswa SMAN 4 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan televisi Rexona Anti-Perispirant Deodorant terhadap keputusan pembelian siswa SMAN 4 Medan. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan metode analisis regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian Simangunsong (2007) diketahui bahwa ada pengaruh iklan televisi Rexona Anti-Perispirant Deodorant terhadap keputusan pembelian siswa SMAN 4 Medan. Pada koefisien determinan diketahui bahwa variabel iklan mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 62,4% dan sisanya 37,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

2. Ricky (2006) telah melakukan penelitian berjudul "Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian Produk Rokok Merek Sampoerna A Mild di Beberapa Hotel di Kota Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian produk rokok merek Sampoerna A Mild di beberapa hotel kota Medan yaitu Hotel Novotel Soechi Medan, Hotel Tiara Medan, Hotel Grand Angkasa, dan Hotel Danau Toba Medan.

(27)

tcrdapat koefisien determinasi (R2) yaitu dengan nilai sebesar 0,252 berarti bahwa variabel personal selling mampu memberikan penjelasan variabel keputusan pembelian sebesar 25,2 % dan sisanya sebesar 74,8 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Faktor lain meliputi iklan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.

B. Promosi

Promosi adalah merupakan program komunikasi pemasaran total yang disebut dengan bauran pemasaran yang terdiri dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Setiap kategori terdiri dari alat-alat yang spesiflk. Misalnya periklanan mencakup cetakan, penyiaran, dan papan reklame. Penjualan pribadi mencakup persentasi penjualan, pameran dan program intensif. Promosi penjualan mencakup hadiah, kupon dan diskon. Hubungan masyarakat mencakup publisitas dan pembinaan citra perusahaan (Kotler, 2005:753).

Menurut Simamora (2000:753), promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan dan pengimbasan keputusan pembelian konsumen, Perusahaan modern mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran (promosi) yang kompleks. Dalam promosi terjadi proses penyajian pesan-pesan yang ditujukan untuk membantu penjualan barang dan jasa. Perusahaan berkomunikasi dengan perantara, konsumen dan berbagai kelompok masyarakat.

C. Definisi Periklanan

(28)

menyampaikan pesan. Kebanyakan iklan diarahkan kepada kelompok-kelompok spesifik dengan siapa pengiklan ingin berkomunikasi (May Lwin, 2005:15).

Menurut Lamb (2000:147) periklanan adalah segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi. Periklanan merupakan salah satu tahapan dalam pemasaran yang bertujuan mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap konsumen. Periklanan menuntut adanya interaksi antar tiga sisi periklanan yakni pembuat iklan, biro iklan dan pemilik media yang akan memuat iklan. Serangkaian program periklanan dengan sejumlah anggaran dana tertentu diharapkan dapat berpengaruh secara positif untuk meningkatkan atau mempertahankan kesadaran/loyalitas merek, meningkatkan pangsa pasar, dan persepsi atas atribut produk. Ketika konsumen sangat loyal terhadap suatu merek, mereka mungkin akan membeli produk tersebut lebih banyak lagi ketika periklanan dinaikkan. Periklanan itu juga dapat mengubah pentingnya ciri-ciri merek. Pemasar dapat mengubah daya tarik merek sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen yang berubah atau mencoba mencapai suatu keunggulan atas merek pesaing.

Menurul Tjiptono (2003:81) Iklan merupakan kata-kata dalam tayangan iklan atau komersial yang berfungsi untuk menjelaskan manfaat produk dan memberikan alasan mengapa konsumen (calon konsumen) perlu membelinya.

D. Jenis Periklanan

May Lwin (2002:15) membagi jenis periklanan :

(29)

membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar.

b. Iklan Taktis memiliki tujuan yang lebih mendesak. Periklanan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dcngan merek tertentu.

c. Iklan Ritel dilakukan oleh toko serba ada, pasar swalayan, dan dealer mobil yang memberikan banyak penawaran khusus dan mempunyai persediaan barang dagang.

d. Iklan Korporat merupakan bentuk lain dari iklan strategis. lklan ini sering berbicara tentang nilai warisan perusahaan serta komitmen perusahaan terhadap pengawasan mutu.

E. Tujuan Periklanan

Durianto (2003:11-12) mengemukakan tujuan periklanan adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (create awareness). Brand awareness yang tinggi merupakan kunci pembuka untuk tercapainya brand equity yang kuat. Pemasar seharusnya menyadari bahwa tanpa brand awareness yang tinggi, sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi.

2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat sualu merek.

3. Mengembangkan atau mengubah citra sebuah merek melalui iklan.

4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi. Tujuannya adalah agar ada hubungnn emosi antara konsumen dan suatu merek.

(30)

6. Mengendalikan perilaku. Perilaku konsumen dibentuk lewat iklan. 7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan

mempertahankan market power perusahaan. Iklan sangat power full dalam meningkatkan power suatu merek dipasaran.

8. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka waktu tertentu.

9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.

F. Media Iklan

Ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai alat periklanan. Shimp (2003:513-523) mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari iklan yaitu, :

1. Surat Kabar

Kekuatannya:

a. Jangkauan pasar. Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan hingga pedesaan sesuai cakupan pasarnya (lokal, regional atau nasional). Misalnya, kompas merupakan surat kabar dengan jangkauan nasional. b. Comparison shopping Surat kabar memuat iklan secara tertulis yang dapat

dibawa kemana-mana oleh pembacanya. Bahkan pembaca bisa membawanya sampai ketempat belanja sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu belanja atau sebagai acuan perbandingan harga. c. Tanggapan konsumen yang positif. Pada umumnya, konsumen

memandang surat kabar sebagai media yang memuat hal-hal aktual yang perlu segera diketahui oleh pembaca.

(31)

yang akan diprioritaskan. Misalnya, untuk wilayah sumatera utara orang akan memilih analisa atau waspada. Jika sasaran geografis pasarnya adalah nasional maka orang akan lebih efektif memilih kompas.

Kelemahan :

a. Dibaca dalam tempo singkat. Surat kabar pada umumnya hanya dibaca sekali saja

b. Pambatasan kelompok pasar tertentu. Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi luas, kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Maksudnya tidak semua produk yang dianggap masih tabu tidak dapat diiklankan disurat kabar, seperti alat bantu yang berkaitan dengan masalah seksual.

2. Majalah

Kekuatan :

a. Beberapa majalah mampu menjangkau khalayak yang sangat luas.

b. Selekiivitas. Majalah mempunyai segmen pasar tertentu. Misalnya majalah bola ditujukan untuk para penggemar bola.

c. Daya tahan lama. Majalah cendcrung disimpan setelah selesai dibaca. d. Mutu reproduksi tinggi. Majalah mempunyai keindahan, mutu,

keistimewaan, gengsi dan daya tarik kemewahan.

e. Kemampuan menyajikan informasi yang rinci. Majalah seringkali menyajikan arikel-artikel yang menunjukkan wawasan, keahlian, dan kredibilitas.

(32)

Kelemahan :

a. Tidak mendapat perhatian pembaca.

b. Tenggang waktu yang lama. Pembuat iklan dapat mengubah materi iklan hanya dengan pemberitahuan singkat, karena majalah mempunyai waktu edar hingga muncul edisi baru.

c. Ketidakteraturan letak iklan di majalah membuat pembaca mengabaikan iklan-iklan tersebut.

d. Pilihan geografis yang sedikit terbatas. Pembuat iklan hanya dapat memasang iklan di dalam satu dari beberapa daerah atau Negara tertentu. e. Keberagaman dalam pola sirkulasi dari pasar ke pasar. Misalnya Majalah

Rolling Stone, lebih banyak dibaca didaerah metropolitan daripada pedesaan. Dengan demikian pembuat iklan metropolitan yang tertarik tidak dapat menjangkau konsumen yang ada di pedesaan.

3. Radio

Kekuatan :

a. Seleksi audiens. Setiap stasiun radio memiliki target pendengar yang berbeda beda, misalnya Kiss FM memiliki audiens kawula muda dan Smart FM bagi professional bisnis.

b. Radio adalah media intrusive. Radio memaksa pendengarnya untuk mendengar. Pendengar radio memiliki upaya khusus untuk mengabaikan iklan. Sifat intrusive ini menyebabkan radio memiliki efektifitas untuk menciptakan minat pendengar.

(33)

yang besur untuk membuat copy atau jingels.

d. Media yang fleksibel. Pendengar radio bervariasi dan mencakup hampir senua segmen pendengar.

e. Bukan media musiman. Siaran radio tidak terpengaruh oleh cuaca dan musim.

f. Murah Tarif iklan di radio ditetapkan berdasarkan rating position, daya beli segmen, kualitas segrnen masyarakat sasaran dan skala pasar.

g. Frekuensi tayang tinggi. Biaya iklan yang relatif murah sehingga dapat menambah frekuensi tayangnya iklan.

h. Imajinatif. Pendcngar radio dirangsang untuk berimajinasi terhadap produk yang diiklankan.

i. Bersifat mobile. Radio dapat dibawa kemana saja karena tidak rnemerlukan tenaga listrik yang besar.

j. Daerah jangkauan luas. Mampu mencakup daerah pinggiran hingga pedesaan, yang terkadang tidak dapat dijangkau surat kabar.

Kelemahan:

a. Tanpa tampilan visual. Pembuat iklan tidak dapat mendemonstrasikan produknya di radio.

b. Terbatasnya waktu untuk mencatat hal-hal panting mengenai isi iklan. c. Banyaknya stasiun radio membuat pembuat iklan harus memilih stasiun

radio yang tepat agar dapat menjangkau konsumen.

(34)

Kekuatan :

a. Iklan internet dapat menjangkau konsumen diseluruh dunia untuk para pengguna internet.

b. Media yang paling jelas diukur efektifitas dan efisiensinya. Pengguna internet yang sekedar main-main ataupun yang serius untuk mencari informasi dapat mencari informasi yang diinginkan dengan melakuka n penelusuran menggunakan perangkat lunak. Salah satu metode untuk mengukur efektifitas suatu banner iklan adalah “click trought rate” yaitu persentase dari web surfer yang melakukan klik terhadap iklan tersebut. Menurut Andrea Peterson, kalau angka ini bisa melewati 1% saja, iklan tersebut sudah dianggap efektif.

Kelemahan :

a. Tingkat penggunaan internet masih rendah terutama di Negara yang sedang berkembang.

b. Dalam internet, iklan memiliki batas yang tipis dengan transaksi. Sumber pendapatan portal yang masih kurang memadai membuat media iklan melalui internet ini masih kurang berkembang di Indonesia.

5. Iklan Televisi

Durianto (2003:35-36) mengemukakan kekuatan dan kelemahan iklan televisi, yaitu :

Kekuatan :

a. Efisiensi Biaya

(35)

pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya.

b. Dampak yang kuat

Iklan di televisi sampai kepada pemirsa dalam bentuk audio visual. Kreatifitas pengiklan lebih dapat dieksplorasi dan dioptimalkan dengan mengkombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, warna, musik, drama, humor, maupun ketegangan.

c. Pengaruh yang kuat

Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang merupakan sarana hiburan, sumber berita, sarana pendidikan, dan lain sebagainya. Pemirsa televisi umumnya memilih produk yang konsumen kenal.

Kelemahan : a. Biaya Tinggi

Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relative rendah. Biaya absolut beiklan di televisi adalah tinggi.

b. Masyarakat yang tidak selektif

Pemirsa televisi banyak dan luas. Iklan yang ditampilkan di televisi mungkin menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak selektif.

c. Kesulitan teknis

(36)

G. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul tindakan itu. Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Setiadi (2003:3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Terdapat tiga ide penting perilaku konsumen dalam pengertian tersebut : a. Perilaku Konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peranan pemasaran

adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui penerapan berbagai strategi pemasaran.

b. Perilaku Konsumen melibatkan interaksi afeksi (perasaan), kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di lingkungannya.

c. Perilaku Konsumen bersifat dinamis, dengan artian bahwa perilaku konsumen, kelompok konsumen, atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dan pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar tetapi harus benar-benar diperhitungkan. Setiadi (2003:11-15) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen :

(37)

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dan keinginan dan perilaku seseorang. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga sosial lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang keeil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun seeara hierarki dan keanggotannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

b. Fakor-Faktor Sosial

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Keluarga dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok, keluarga orientasi yakni merupakan orang tua dari seseorang, dan keluarga prokreasi yakni pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.

c. Faktor Peribadi

(38)

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. Kepribadian dan konsep diri merupakan karakteristik psikoligis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

d. Faktor Psikologis

Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari suatu keadaan psikologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, dan rasa tidak nyaman. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti dari dunia ini. Kepercayaan dan sikap merupakan suatu gagasan deskriptif yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu.

2. Pengambilan Keputusan Pembelian

Suatu keputusan melibatkan pilihan altematif. Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen. Akan tetapi inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi altematif-altematif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Setiadi (2003:16), proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian, informasi, evaluasi altematif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

(39)

Secara rinci tahap-tahap tersehut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan masalah (Problem Recognition)

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan.

2. Pencarian Informasi (Information Search)

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak tentang produk yang diinginkannya. Umumnya jumlah aktivitas pencarian dan situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Semakin banyak informasi yang didapat, kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur akan meningkat.

3. Evaluasi Altematif (Evaluation of Altematif)

Evaluasi altematif adalah cara konsumen memperoleh informasi yang menghasilkan berbagai pilihan merek. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dan proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasar pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli (Purchase Decision)

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Dua faktor yang mempengaruhi Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

(40)

tujuan membeli dan keputusan membeli adalah sikap orang lain dan faktor keadaan tidak terduga, seperti pendapatan dan harga.

5. Perilaku Setelah Pembelian (Post Purchase Behaviour)

Setelah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan setelah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar.

3. Jenis-jenis Perilaku Keputusan Konsumen

Menurut Kotler (2000 : 247-249), ada beberapa jenis perilaku keputusan konsumen, antara lain :

a. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen sangat terlibat bila suatu produk sangat mahal, jarang dibeli, beresiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Jenis perilaku pembelian kelompok ini akan melalui suatu proses belajar. Yang pertama ditandai dengan mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian membuat perilaku pembelian dengan kebijaksanaan.

b. Perilaku Pembelian yang Mengurangi Ketidaksesuaian

(41)

c. Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan

Banyak produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan. Terdapat kebiasaan bahwa para konsumen mempunyai keterlibatan rendah dengan kebanyakan barang yang murah dan sering dibeli. Perilaku konsumen dalam kasus tersebut tidak melalui urutan kepercayaan/pendirian perilaku normal. Para konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi mengenai merek, mengevaluasi karakteristiknya dan membuat keputusan penuh pertimbangan mengenai merek apa yang dibeli.

d. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM SAMPOERNA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (PT HM Sampoerna) dimulai pada tahun 1913 oleh Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina. Ia mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih secara komersial.

Rokok kretek tumbuh populer dengan pesat. Pada awal 1930-an Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga dan perusahaanya menjadi Sampoerna. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks gedung yang telah terbengkalai di Surabaya. Bangunan tersebut kemudian direnovasi, dan dikenal sebagai Taman Sampoerna yang masih memproduksi SKT PT HM Sampoerna.

Pada masa perang Dunia II dan penjajahan Jepang, Liem Seeng Tee ditahan dan usahanya ditutup oleh penjajah.

(43)

Putera kedua Aga, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi PT HM Sampoerna pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, PT HM Sampoerna berkembang menjadi perseroan publik dengan struktur perseroan moderen dan memulai masa investasi dan ekspansi. Dalam proses, PT HM Sampoerna memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen rokok kretek terkemuka di Indonesia.

B. Gambaran Umum Sampoerna A Mild

Sampoerna A Mild adalah rokok LTLN (Low Tar Low Nicotine) yang lahir pada tahun 1989. Pada awal kemunculannya tidak sedikit yang menganggap sebelah mata kemunculan rokok keluaran sampoerna ini. Belum lagi melihat kenyataan pasar saat itu dimana belum terlihat dengan jelas adanya kebutuhan pasar terhadap rokok LTLN. Tetapi Poetra sampoerna sebagai sosok kunci kelahirannya mempunyai cara berfikir yang berbeda. A Mild lahir sebagai sebuah wujud yang membawa sampoerna untuk bersaing di masa depan.

Menyadari bahwa pada saat itu sampoerna hanyalah pemain nomor empat produsen rokok di Indonesia, tidak mudah tentunya untuk menjadi nomor satu hanya dengan melihat masa lalu. Hal ini juga didukung beberapa kenyataan bahwa pasar rokok global pada saat itu menunjukkan adanya tren baru. Di dunia internasional, kesehatan menjadi isu penting sehingga masyarakat semakin membutuhkan rokok yang lebih dapat menjaga tingkat kesehatan mereka. Inilah salah satu titik penting lahirnya A Mild yang menjadi rule of the game di industri LTLN.

(44)

edukasi pasar, A Mild tidak hanya sekedar mengenalkan masyarakat dengan rokok LTLN tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana membangun merek A Mild itu sendiri sebagai pelopor kategori rokok LTLN. Saat para pesaing mulai berfikir untuk masuk ke kategori LTLN, A Mild telah berfikir jauh ke depan untuk membangun mereknya dan tidak hanya sekedar produk. Untuk itu, A Mild tentu harus memiliki brand personality unik yang dapat menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap brand ini disadari atau tidak, A Mild membentuk brand personality sebagai brand yang kreatif, trend setter, cerdas dan tidak mudah

diterka. Usaha yang dilakukan A Mild dengan berbagai kreatifitas 360o thematic champaigne bukan hanya pemberian informasi tetapi lebih kepada sebuah proses

navigasi A Mild. A Mild adalah alat ekspresi diri bagi para perokok.

C. Jenis-Jenis Produk Rokok Sampoerna A Mild

PT. HM Sampoerna Tbk yang memproduksi rokok A Mild mengeluarkan 2 (dua) jenis produk rokok yaitu A Mild dan A Mild Menthol. Adapun ciri-ciri produk A Mild sebagai berikut :

1. A Mild

Ciri-ciri produk :

Warna kemasan putih merah, memiliki berat 1,08 gr, panjang 90 mm, tar 14 mg, dan nikotin 1.0 mg. A Mild menggunakan Hard Pack Type yang berisi 16 dan 12 batang rokok per pack.

(45)

2. A Mild Menthol

Ciri-ciri produk :

Warna kemasan putih hijau, memiliki berat 1,08 gr, panjang 90 mm, tar 14 mg, dan nikotin 1.0 mg. A Mild menggunakan Hard Pack Type yang berisi 16 dan 12 batang rokok per pack. Ditambahkan rasa dan aroma menthol.

Gambar 3.2. A Mild Menthol Sumber : www.amild.com

D. Relevansi Merek (Brand Relevance)

(46)

Contoh Iklan TV A Mild :

Gambar 3.3. Contoh Iklan TV A Mild Sumber : www.amild.com

E. Struktur Organisasi PT. HM SAMPOERNA Tbk

Pada prinsipnya jenis organisasi yang digunakan disesuaikan dengan tunjangan dan kepentingan perusahaan PT. HM SAMPOERNA Tbk cabang Medan didalam menjalankan tugas atau usahanya menggunakan sistem Lyne Organization, dimana setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan tertentu

masing-masing memberikan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada atasannya masing-masing.

Bentuk organisasi yang dipakai atau dilaksanakan oleh PT. HM SAMPOERNA Tbk cabang Medan adalah merupakan sistem organisasi yang sederhana. Pada organisasi ini hubungan kekuasaan yang otoritas dan tanggung jawab atasan atau pimpinan kepada bawahan merupakan suatu garis lurus dan mempunyai cabang-cabang tertentu pada setiap tingkatan jabatan.

(47)

Gambar 3.4. Struktur Organisasi PT. HM SAMPOERNA Tbk Cabang Medan Sumber : PT. HM SAMPOERNA Tbk Cabang Medan

Tugas dan tanggung jawab para karyawan atau pegawai pada PT HM SAMPOERNA cabang Medan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. RMM (Regional Marketing Manajer)

Peran dari RMM adalah melakukan fungsi koordinasi serta merumuskan directive sesuai dengan plan masing-masing brand yang diterimanya untuk

diteruskan kepada masing-masing koordinator area. RMM juga berperan sebagai penanggung jawab umum dari segala aktifitas marketing yang berlangsung di area.

2. AMM (Area Marketing Manager)

Peran AMM adalah merumuskan directive kedalam bentuk action plan atau dapat juga dikatakan menggunakan fungsi koordinasi dan menjamin pelaksanaan aktifitas lapangan (implementasi kegiatan) di area tertentu sesuai dengan directive.

RMM

MC KAR

AMM

(48)

3. MC (Marketing Coordinator)

Peran MC adalah :

a. Membantu RMM dalam melakukan analisis terhadap kondisi yang berkaitan dengan pasar konsumen.

b. Membantu RMM dalam pemilihan strategi dan melakukan evaluasi atas strategi atau aktifitas yang dijalankan.

4. KAR (Key Account Officer)

Key account officer yaitu manajemen yang secara profesional dalam

menangani klien atau segmen outlet yang ada di pasar dengan tujuan untuk mengembangkan rencana dan strategi untuk memperkuat hubungan klien dan memaksimalkan potensi penjualan.

Peran KAR adalah sebagai advisor (penasihat) bagi RMM unit dengan memberikan arahan dalam pemilihan dan pelaksanaan event agar sesuai dengan brand directive yang ditetapkan.

5. SAM (Supervisor Area Marketing)

(49)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada proses analisis dan pembahassan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang persepsi mahasiswa UMSU Medan tentang iklan dan keputusan pembelian. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan variabel iklan terhadap variabel keputusan pembelian. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS 15.0 for Windows.

A. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu. Uji validitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian. Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot method), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali. Instrumen penelitian (kuesioner) dicoba pada responden awal yang berjumlah 30 orang mahasiswa (Sugiyono, 2006: 114).

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut :

(50)

R hitung dapat dilihat pada kolom corrected item – total correlation

Tabel 4.1

Uji Validitas 1 (pertama) Butir Pertanyaan

Butir Pertanyaan

Corrected item -

total correlation Rtabel Keterangan

Butir 1 .924 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 15.0 for Windows Desember 2010

(51)

harus dibuang. Peneliti melakukan uji validitas yang kedua dengan 20 pertanyaan yang valid. Uji validitas yang kedua dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Uji Validitas 2 (kedua) Butir Pertanyaan Butir

Pertanyaan

Corrected item -

total correlation Rtabel Keterangan

Butir 1 .922 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 15.0 for Windows Desember 2010

(52)

B. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006: 110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid.

Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah peneliti dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3 Reliabilitas Kuesioner

Cronbach’s Alpha N of Items

0.960 20

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan

SPSS 15.0 for Windows Desember 2010

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa Rhitung (0.960) > Rtabel (0.60). Menurut Nugroho (2005: 72) “reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60”. Maka dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan yang terdapat pada kuesioner adalah reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

C.Analisis Deskriptif

(53)

Tabel 4.4

Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Persentase (%)

TOTAL 96 orang mahasiswa 100

Sumber : Data Primer yang diolah, Desember 2010

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berusia 21 tahun sebanyak 28 orang mahasiswa (29,2%), 26 orang mahasiswa (27,1%) berusia 22 tahun, 16 orang mahasiswa (16,7%) berusia 20 tahun, 12 orang mahasiswa (12,5%) berusia 23 tahun, 8 orang mahasiswa (8,3%) berusia 19 tahun dan 6 orang mahasiswa (6,2%) berusia 24 tahun.

2. Karakteristik responden berdasarkan angkatan

Tabel 4.5

Karakteristik responden berdasarkan angkatan

Angkatan Jumlah Persentase (%)

2006 8 orang mahasiswa 8,33

2007 23 orang mahasiswa 23,96 2008 32 orang mahasiswa 33,33 2009 24 orang mahasiswa 25

2010 9 orang mahasiswa 9,38

TOTAL 96 orang mahasiswa 100

Sumber : Data Primer yang diolah, Desember 2010

(54)

berjumlah 24 orang mahasiswa dan responden angkatan 2010 sebesar 9,38% atau berjumlah 9 orang mahasiswa.

3. Distribusi pendapat responden mengenai variabel iklan (X)

Tabel 4.6

Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner), Desember 2010 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 1 (Gaya iklan A Mild menarik), 5.2% mahasiswa menjawab tidak setuju, 22.9% mahasiswa menjawab kurang setuju, 45.8% mahasiswa menjawab setuju dan 26% mahasiswa menjawab sangat setuju. b. Pada pernyataan butir 2 (Gaya iklan A Mild mencerminkan kesan ceria), 1%

mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 9.4% mahasiswa menjawab tidak setuju, 22.9% mahasiswa menjawab kurang setuju, 36.5% mahasiswa menjawab setuju dan 30.2% mahasiswa menjawab sangat setuju.

(55)

mahasiswa menjawab kurang setuju, 35.4% mahasiswa menjawab setuju dan 29.2% mahasiswa menjawab sangat setuju.

d. Pada pernyataan butir 4 (Logo iklan A Mild unik), 9.4% mahasiswa menjawab tidak setuju, 22.9% mahasiswa menjawab kurang setuju, 36.5% mahasiswa menjawab setuju dan 31.3% mahasiswa menjawab sangat setuju.

e. Pada pernyataan butir 5 (Logo iklan A Mild mudah diingat), 1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 7.3% mahasiswa menjawab tidak setuju, 32.3% mahasiswa menjawab kurang setuju, 28.1% mahasiswa menjawab setuju dan 31.3% mahasiswa menjawab sangat setuju.

f. Pada pernyataan butir 6 (Bahasa iklan A Mild muda h dipahami), 2.1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 8.3% mahasiswa menjawab tidak setuju, 21.9% mahasiswa menjawab kurang setuju, 38.5% mahasiswa menjawab setuju dan 29.2% mahasiswa menjawab sangat setuju.

g. Pada pernyataan butir 7 (Bahasa iklan A Mild komunikatif), 2.1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 8.3% mahasiswa menjawab tidak setuju, 28.1% mahasiswa menjawab kurang setuju, 33.3% mahasiswa menjawab setuju dan 28.1% mahasiswa menjawab sangat setuju.

h. Pada pernyataan butir 8 (Model iklan A Mild dikenal), 1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 13.5% mahasiswa menjawab tidak setuju, 26% mahasiswa menjawab kurang setuju, 28.1% mahasiswa menjawab setuju dan 31.3% mahasiswa menjawab sangat setuju.

(56)

41.7% mahasiswa menjawab setuju dan 24% mahasiswa menjawab sangat setuju.

j. Pada pernyataan butir 10 (Narasi iklan A Mild mudah dimengerti), 13.5% mahasiswa menjawab tidak setuju, 19.8% mahasiswa menjawab kurang setuju, 33.3% mahasiswa menjawab setuju dan 33.3% mahasiswa menjawab sangat setuju.

Berdasarkan penjelasan Tabel 4.6 digambarkan bahwa sebagian besar responden setuju terhadap pernyataan iklan A Mild memiliki Gaya iklan yang menarik, mencerminkan kesan ceria, logo iklan A Mild menarik, unik, mudah diingat, bahasa iklan A Mild mudah dipahami, komunikatif, model iklan A Mild dikenal, disukai konsumen dan narasi iklan A Mild mudah dimengerti .

4. Distribusi pendapat responden mengenai variabel keputusan

pembelian (Y)

(57)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

a. Pada pernyataan butir 11 (Pesan iklan A Mild mempengaruhi pemikiran Anda tentang masa yang akan datang), 2.1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 5.2% mahasiswa menjawab tidak setuju, 26% mahasiswa menjawab kurang setuju, 28.1% mahasiswa menjawab setuju dan 38.5% mahasiswa menjawab sangat setuju.

b. Pada pernyataan butir 12 (Pesan iklan A Mild mudah dipahami), 12.5% mahasiswa menjawab tidak setuju, 14.6% mahasiswa menjawab kurang setuju, 42.7% mahasiswa menjawab setuju dan 30.2% mahasiswa menjawab sangat setuju.

c. Pada pernyataan butir 13 (A Mild merupakan produk dari merek terkenal), 1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 5.2% mahasiswa menjawab tidak setuju, 36.5% mahasiswa menjawab kurang setuju, 31.3% mahasiswa menjawab setuju dan 26% mahasiswa menjawab sangat setuju.

d. Pada pernyataan butir 14 (A Mild disajikan dalam kemasan yang menarik), 9.4% mahasiswa menjawab tidak setuju, 21.9% mahasiswa menjawab kurang setuju, 38.5% mahasiswa menjawab setuju dan 30.2% mahasiswa menjawab sangat setuju.

e. Pada pernyataan butir 15 (A Mild disajikan dalam kemasan sederhana), 1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 6.3% mahasiswa menjawab tidak setuju, 18.8% mahasiswa menjawab kurang setuju, 35.4% mahasiswa menjawab setuju dan 38.5% mahasiswa menjawab sangat setuju.

(58)

6.3% mahasiswa menjawab tidak setuju, 30.2% mahasiswa menjawab kurang setuju, 35.4% mahasiswa menjawab setuju dan 27.1% mahasiswa menjawab sangat setuju.

g. Pada pernyataan butir 17 ( Anda percaya 100% terhadap iklan A Mild), 1% mahasiswa menjawab sangat tidak setuju, 7.3% mahasiswa menjawab tidak setuju, 15.6% mahasiswa menjawab kurang setuju, 39.6% mahasiswa menjawab setuju dan 36.5% mahasiswa menjawab sangat setuju.

h. Pada pernyataan butir 18 ( Anda berminat membeli A Mild setelah melihat iklan di televisi), 9.4% mahasiswa menjawab tidak setuju, 21.9% mahasiswa menjawab kurang setuju, 37.5% mahasiswa menjawab setuju dan 31.3% mahasiswa menjawab sangat setuju.

i. Pada pernyataan butir 19 ( Iklan A Mild membuat anda semakin percaya diri membeli A Mild) 4.2% mahasiswa menjawab tidak setuju, 31.3% mahasiswa menjawab kurang setuju, 29.2% mahasiswa menjawab setuju dan 35.4% mahasiswa menjawab sangat setuju.

j. Pada pernyataan butir 20 ( Iklan A Mild membuat anda semakin percaya diri menggunakan A Mild), 3.1% mahasiswa menjawab tidak setuju, 30.2% mahasiswa menjawab kurang setuju, 24% mahasiswa menjawab setuju dan 42.7% mahasiswa menjawab sangat setuju.

(59)

membuat konsumen mencari tahu informasi mengenai produk A Mild, kepercayaan konsumen terhadap iklan A Mild, iklan A Mild membuat konsumen semakin percaya diri membeli dan menggunakan A Mild.

D. Metode Regresi Linear Sederhana

Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara suatu variable terhadap variable lain. Analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 15.0 for Windows dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Sumber : Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 15.0 for Windows Berdasarkan Tabel 4.8 maka dapat diperoleh persamaan model regresi linear sederhana yaitu:

Y = 13.898 + 0.665X + e

Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 13.898 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor iklan maka keputusan pembelian tetap ada sebesar 13.838.

(60)

Berdasarkan analisis diatas disimpulkan bahwa iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian yang dapat dilihat dari persamaan tersebut yaitu Y = 13.898 + 0.665X + e. Ini berarti apabila iklan ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat dan sebaliknya, jika iklan diturunkan maka keputusan pembelian juga akan menurun. Tanda + (positif) pada variabel iklan menunjukkan hubungan searah artinya apabila iklan baik maka keputusan pembelian juga akan baik, maka dapat disimpulkan bahwa iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan, hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yaitu Simangunsong (2007) menunjukkan bahwa iklan Rexona Anti-Perispirant Deodorant di televisi berpengaruh positif dan signifikan tehadap keputusan

pembelian siswa SMAN 4 Medan.

Dalam analisis regresi sederhana ada 2 (dua) jenis kriteria ketepatan yaitu:

1. Uji Signifikan Individual (Uji – t)

Uji – t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel iklan terhadap variabel keputusan pembelian, hasil uji ini dapat dilihat pada output SPSS pada tabel coefficients.

(61)

Tabel 4.9

a Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Sumber : Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 15.0 for Windows Berdasarkan Tabel 4.9 Coefficients menunjukkan bahwa variabel iklan memiliki nilai p-value 0.000 < 0.005 artinya signifikan, sedangkan thitung 13.898 > ttabel artinya signifikan. Berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya iklan A Mild di televisi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU di Medan.

2. Koefisien Determinan (R²) / Identifikasi Determinan (R²)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam menjelaskan variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian.

a.) 0 < R² < 1, artinya jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (iklan) adalah besar terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

(62)

Tabel 4.10 Koefisien Determinan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .605(a) .366 .359 3.23138

a Predictors: (Constant), Iklan

b Dependent Variable : Keputusan_Pembelian

Sumber : Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 15.0 for Windows

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Iklan televisi A Mild memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UMSU Medan

2. Koefisien Determinasi (R2) yaitu dengan nilai 0,366 artinya variabel iklan mampu memberikan penjelasan variabel keputusan pembelian sebesar 36,6% dan sisanya sebesar 63,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan evaluasi dan analisis dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berhubungan dan terkait.

1. Bagi Pihak Perusahaan

A Mild diharapkan lebih kuat dan strategis dalam menggunakan iklan untuk produknya. Perusahaan dapat menggunakan iklan untuk meningkatkan volume penjualan.

2. Bagi Peneliti Lain

(64)
(65)

DAFTAR PUSTAKA

Durianto. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu dan Novi Aisha. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Menggunakan Dua Ponsel (GSM dan CDMA) Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Jurnal M-BIS. Volume 1. Nomor 3. USU Press. Medan.

Kartajaya, Hermawan. 2005. 4-G Marketing : A 90 Your Jurney Of Creating

Everlasting Brands. Mark Plus & Co. Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Indeks. Jakarta.

Lamb, Charles W. 2000. Pemasaran. Edisi I. Jilid I. Salemba Empat. Jakarta. Lwin, May. 2005. Clueless In Marketing Communication. Bhuana Ilmu

Populer. Jakarta.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik

Penelitian Dengan SPSS. Andi Offset. Yogyakarta

Ricky. 2006. Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian Produk Rokok Merek Sampoerna A Mild Di Beberapa Hotel Di Kota Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan. Ries, Al. 2002. Positioning : The Battle For Your Mind. Salemba Empat.

Jakarta.

Setiadi, J. Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk

Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Pranada Media. Jakarta.

Shimp, Terence. A. 2003. Periklanan Promosi : Aspek Tambahan

Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Cetakan Pertama. Jilid II. Salemba Empat. Jakarta.

Simangunsong, Agustina Sri Rezeki. 2007. Analisis Pengaruh Iklan Televisi Rexona Anti-Perispirant Deodorant Terhadap Keputusan Pembelian Siswa SMAN 4 Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.

(66)

Tjiptono, Fandi. 2003. Strategi Pemasaran. Edisi II. Andi. Yogyakarta.

Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

WIB oleh Soni Saputra Nst.

Saputra Nst.

oleh Soni Saputra Nst.

Soni Saputra Nst.

www.nielsen.net

Soni Saputra Nst.

(67)
(68)

Nama : ___________________________

Data diri Responden

Nim : ___________________________

Usia : ___________________________

1. Apakah anda pernah membeli Sampoerna A Mild kemasan 16 atau 12

batang per pack ? Ya Tidak

2. Selain A Mild, rokok apa saja yang pernah Anda gunakan ? Sebutkan 5 merek

Jawab

:___________________________________________________________

Pernyataan yang ada dalam kuesioner ini ditujukan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Oleh Karena itu kepada responden saya sebagai penulis mengharapkan : 1. Saudara dapat menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya. Dan

perlu diketahui bahwa jawaban dari kuesioner ini tidak berhubungan dengan benar atau salah.

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Saudara.

Penilaian dapat dilakukan berdasarkan skala berikut :

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 2

Kurang Setuju (KS) = 3

(69)

Variabel Iklan (X)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1 Gaya Iklan A Mild menarik

2 Gaya Iklan A Mild mencerminkan kesan ceria

3 Logo Iklan A Mild menarik 4 Logo Iklan A Mild unik

5 Logo Iklan A Mild mudah diingat 6 Bahasa Iklan A Mild mudah dipahami 7 Bahasa Iklan A Mild komunikatif 8 Model Iklan A Mild dikenal

9 Model Iklan A Mild disukai konsumen 10 Narasi Iklan A Mild mudah dimengerti

Variabel Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

11 Pesan Iklan A Mild mempengaruhi pemikiran anda tentang masa yang akan datang.

12 Pesan Iklan A Mild mudah dipahami 13 A Mild merupakan bagian produk dari

merek terkenal

14 A Mild disajikan dalam kemasan menarik

15 A Mild disajikan dalam kemasan sederhana

16 Iklan A Mild membuat anda mencari tahu informasi mengenai produk tersebut 17 Anda percaya 100% terhadap iklan A

Mild

18 Anda berninat membeli A Mild setelah melihat iklan di televisi

19 Iklan A Mild membuat anda semakin percaya diri membeli A Mild

20 Iklan A Mild membuat anda semakin percaya diri menggunakan A Mild

Gambar

Tabel 1.1 Total Penjualan Perusahaan Rokok di Indonesia
Tabel 1.3 Belanja Iklan Rokok di Seluruh Media Massa di Indonesia
Tabel 1.4 Total Belanja Iklan Rokok Jenis
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Sumber : Tjiptono (2003:81) dan Kotler (2001:224) data diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan pengaruh nilai iklan terhadap keputusan pembelian Mizone pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi Coca Cola versi ramadhan terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, harga, promosi, kemudahan memperoleh produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok ten

Pada pernyataan keenam, dari 81 responden, sebanyak 64,2% responden menyatakan sangat setuju bahwa musik yang digunakan iklan Garuda Indonesia Airlines menarik

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu harga, pelayanan purna jual, inovasi,

tabungan dan pinjaman adalah rata-rata yang menjawab setuju sebesar 48%, rata-rata netral sebesar 29%, rata-rata yang menjawab sangat setuju adalah sebesar 17%.

Skripsi ini membahas mengenai Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, penulis

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa iklan rokok A Mild versi “Gelar” ini mengandung pesan kritik sosial dalam bentuk sindiran, bahwa di tengah kondisi