BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sujarweni (2015:49) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Penelitian asosiatif memerlukan hipotesis, atau dugaan terhadap hubungan yang ada. Hipotesis disusun karena adaanya teori yang telah dilakukan orang lain.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT Telekomunikasi Indonesia Witel Sumut Barat yang terletak di JL. Prof. H.M. Yamin No. 13 Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari 2017 dan lama penelitian sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan informasi dan data.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
ini peneliti mengambil sebagian populasi dari pelaku UMKM yang berjumlah 150 UMKM yang tersebar luas di kota Medan.
3.3.2 Sampel
Untuk membatasi populasi yang terlalu banyak dan tersebar di kota Medan maka untuk membatasi responden peneliti menggunakan teknik non-probability, dan menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan slovin. Sampel slovin dipilih karena jumlah populasi yaitu 150 UMKM maka sample yang peneliti ambil sebagai penelitian jika menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 90% dengan tingkat error 10% adalah:
Rumus Slovin menurut Roscoe (1975) dalam Sujarweni (2015:81) adalah sebagai berikut:
Dimana :
n = Ukuran sampel N = Populasi
e = Prosentasi kelonggaran ketidak terikatan karena kesalahan pengambilan sampel masih diinginkan
n = 60
Tabel 3.1 Jenis-Jenis UMKM
NO JENIS UMKM JUMLAH RESPONDEN
1 Makanan 12 orang
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka teori diatas, maka hipotesis yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Ho: Tidak adanya hubungan CSR secara signifikan dan berpengaruh positif terhadap citra perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Medan
Ha: Adanya hubungan CSR secara signifikan dan berpengaruh positif terhadap citra perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Medan
3.5 Definisi Operasional
1. Variabel bebas (Independent Variabel), Corporate Social Responsibility (X) CSR merupakan suatu komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menindikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonimis, sosial dan lingkungan. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel (X) CSR adalah sebagai berikut, (Untung ,2009:10):
a. Human Capital
b. Environment
c. Good Corporate Govermance
d. Social Cohension
e. Economic Strength
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel), Citra Perusahaan (Y)
Citra perusahaan merupakan suatu kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel (Y) Citra perusahaan adalah sebagai berikut, (Shirley Harrison dalam Fitriani Putri, 2012:19):
a. Personality
b. Reputation
c. Value
Untuk lebih jelasnya definisi operasional disajikan dan dikembangkan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Vaiabel Definisi Operasional Indikator Skala
Corporate
Social
Responsibility
(X)
Komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Citra
Perusahaan (Y)
Adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari
dengan lingkup penelitian (Sujarweni, 2015:93). Maka peneliti menggunakan teknik penelitian seperti berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber, dan data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi, (Sujarweni, 2015:89). Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui metode angket (kuesioner), yaitu dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis untuk diisi oleh para responden pelaku UMKM yang bermintra dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Medan dan bergabung dalam program INDIPreneur.
2. Data Sekunder
3.6.2 Skala Instrumen Pengumpulan Data
Skala yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala ini meminta responden menunjukan tingkat persetujuan atau ketidak setujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek (Istijanto, 2009:90). Peneliti menampilkan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.3 kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pembuatan instrumen harus mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional, dan skala pengukurannya.
3.7.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukut yang telah disusun sebelumnya dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Dalam melakukan penguraian validitas, digunakan alat bantu
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
program komputer SPSS. Apabila alat ukur tersebut mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka alat ukur tersebut dinyatakan valid. Jika diperoleh data yang tidak valid, maka data tersebut akan dikeluarkan atau dibuang dari instrument. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut, (Sujarweni, 2015:106):
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. 3.7.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Juliandi (2013:83) tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian ini merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik half, yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown:
Keterangan:
ri = nilai koefisien reliabilitas r = nilai korelasi
3.7.2 Uji Asumsi Klasik 3.7.2.1 Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Suatu data dikatakan mengikuti distribusi normal dilihat dari penyebaran data pada sumbu diagonal dan graffik, Ghozali (2005:110). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
3.7.3 Uji Regresi Linear Sederhana
Y = a + b
Dimana:
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
b=
∑ ∑ ∑∑ ∑
Keterangan:
X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat
a = Konstanta (Nilai Y apabila X=0)
b = Koefisien regresi (Nilai peningkatan maupun penurunan) 3.7.4 Uji Hipotesis
3.7.4.1 Uji parsial (Uji – t)
Uji- t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sujarweni, 2015:54). Kriteria yang digunakan adalah:
1. diterima jika t hitung <t tabel pada a = 0.05 2. diterima jikat hitung > t tabel pada a = 0.05
Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Taraf signifikan (a = 0,05).
2) Distribusi t dengan derajat kebebasan (n).
3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi ( )
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Sujarweni, 2015:53). Koefisien determinasi ( ) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu program CSR yang terdiri dari Human Capital, Environment, Good Corporate Govermance, Social Cohension, Economic Strength, dalam menerangkan variabel terikat yakni citra perusahaan. Nilai koefisien determinasi adalah anatar nol dan satu.
1. Jika berkisar antara nol sampai dengan satu (0 R 1), maka variabel bebas (X) memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat (Y).
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia, biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jarigan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia.Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,56%), dan 47,44% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
4.1.1 Sejarah Umum PT Telekomunikasi Indonesia.
Adapun sejarah singkat PT. Telekomunikasi Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Era Kolonial
telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.
Gambar 4.1 Logo Telkom Tahun 1882
b. Perusahaan Negara
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
c. Perumtel
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Gambar 4.2
Logo Telkom Tahun 1983-1991
d. Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ/JSX) dan Bursa Efek Surabaya (BES/SSX) (keduanya sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI/IDX), Bursa Efek New York (NYSE) (Diperdagangkan pada tanggal 14 Juli 2003) dan Bursa Efek London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham. Sejak 16 Mei 2014, saham Telkom tidak lagi diperdagangkan di Bursa Efek Tokyo (TSE) dan pada 5 Juni 2014 di Bursa Efek London (LSE)
sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.
Gambar 4.3
Logo Telkom Tahun 1991-2002
Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan "New Telkom" ("Telkom baru") yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan.
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Perubahan Logo Telkom Tahun 2013-sekarang
4.1.2 Visi dan Misi
4.1.2.1 Visi
Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaran Telecommunication
Informasi, Media, Edutainment dan Services (TIMES) di kawasan regional.
4.1.2.2 Misi
a. Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
b. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia
4.1.3 Tujuan dan Strategi Perusahan
4.1.3.1 Tujuan
PT. Telekomunikasi Indonesia mempunyai tujuan yaitu menjadi posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legacy dan meningkatkan bisnis new wave
4.1.3.2 Strategi
1. Mengoptimalkan layanan POTS dan memperkuat infrastruktur broadband.
2. Mengkonsolidasikan dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak bergerak/Fixed Wireless Access (FWA) serta mengelola portofolio nirkabel.
3. Mengintegrasikan Solusi Ekosistem Telkom Group.
4. Berinvestasi di layanan Teknologi Informasi (TI). 5. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.
6. Berinvestasi pada peluang bisnis wholesale dan internasional yang strategis. 7. Berinvestasi pada peluang domestik yang strategis dengan mengoptimalkan
penggunaan aset yang dimiliki.
8. Mengintegrasikan Next Generation Network (NGN) dan Operational support system, Business support system, Customer support system and Enterprise
relations management (OBCE).
9. Menyelaraskan struktur bisnis dengan pengelolaan portofolio. 10.Melakukan transformasi budaya Perusahaan.
4.1.4 Nilai-nilai Budaya pada Perusahaan
dan karyawan yang peka akan tanggung jawab sosial kepada masyarakat sebagai wujud warga negara yang baik. Lebih dari itu sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar PT. Telkomunikasi Indonesia terus maju, dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan
transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”.
Nilai-Nilai Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia :
1. Budaya Perusahaan The Telkom Way memiliki lima nilai Perusahaan yaitu:
Commitment To Long-Term, Customer First, Caring Meritocracy,
Co-Creation Of Win-Win Partnership, dan Collaborative Innovation, yang selanjutnya kami sebut dengan Istilah 5C.
2. Nilai-nilai 5C merupakan upgrade dari nilai-nilai budaya perusahaan yang terdahulu, dengan lebih menonjolkan terbangunnya perilaku baru yang spesifik melalui beberapa pendekatan. Pada semester II tahun 2012, Perusahaan menetapkan Great Spirit 3S (Solid, Speed, Smart) agar lebih memacu pencapaian kinerja unggul.
Gambar 4.6 Great Spirit 3S
4.1.5 Divisi Community Development Center (CDC)
Sebagai BUMN, Tekom terlibat secara aktif mengembangkan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) melalui Unit Community Development Center (Telkom CDC). Dalam pelaksanaannya, Telkom CDC memiliki visi menjadi perusahaan terbaik di Kawasan Asia Pasifik dalam membangun komunitas demi keberlanjutan bisnis dan reputasi perusahaan. Sedangkan misinya adalah untuk membentuk atau memberdayakan komunitas yang berhubungan dengan
telecommunication, information, media, edutainment dan services serta membentuk atau memberdayakan komunitas sosial, ekonomi dan lingkungan. Telkom CDC sebagai unit yang mendukung bisnis utama Telkom, memiliki posisi strategis terhadap unit bisnis lainnya dalam hal pemberdayaan komunitas.
Dalam perjalanannya, sesuai PD 202.06/r.00/PS150/COP-B0400000/2012 tentang Organisasi Divisi Telkom Barat/Timur tanggal 19 Desember 2012, bahwa organisasi CD Area berpindah kendali dari Telkom CDC ke Divisi Telkom Barat/Timur di bawah organisasi Witel masing-masing. Perjalanan Telkom CDC sejak 2003 hingga saat ini terus mengalami transformasi, baik dalam paradigma, pengelolaan organisasi, ruang lingkup tugas maupun wewenang dan tanggung jawabnya. Pengelolaan CSR yang sebelumnya berada di CDC sesuai Keputusan Direksi Nomor: KD. 18/PS180/ COP-B0030000/2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang Tambahan Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (CDC) terkait dengan Corporate Social Responsibility (CSR), terhitung mulai tanggal 1 Maret 2013 berdasarkan Nota Dinas Direktur HCGA No. C.Tel.47/UM000/COP-B0000000/2013 tanggal 15 Maret 2013 tentang Pengalihan Pengelolaan CSR ke HCCA, maka pengelolaan kegiatan CSR dialihkan dari CDC ke HCCA. Hal ini untuk memudahkan sinergitas pembangunan reputasi dan image perusahaan dengan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
4.1.5.1 Visi & Misi CDC
a. VISI
Menjadi perusahaan terbaik di Kawasan Asia Pasifik dalam membangun komunitas demi keberlanjutan bisnis dan reputasi perusahaan.
Membentuk atau memberdayakan komunitas yang berhubungan dengan
telecommunication, information, media, edutainment dan services serta membentuk atau memberdayakan komunitas sosial, ekonomi dan lingkungan.
4.1.5.2 Tujuan Strategis CDC
1. Efektif dan efisien dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat secara berkelanjutan
2. Efektif dan efisien dalam pelestarian lingkungan secara berkelanjutan
3. Memberdayakan komunitas Usaha Mikro dan Kecil (UMK) agar menjadi pengusaha tangguh dan mandiri
4. Mengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dalam periode lima tahun ke depan agar fokus membangun komunitas atau pun klaster 5. Memposisikan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan menjadi
bagian penting dari CSR Telkom Group dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
4.1.6 Struktur Organisasi
Gambar 4.7
Struktur Organisasi Divisi CDC
Deskripsi Tugas Instansi Bagian Divisi CDC
1. Manager HR & CDC
a. Sebagai pengawas dari jalannya operasional CSR yang dilaksanakan oleh unit CDC.
b. Sebagi pengawas dari jalannya operasional serta pemerataan Sumber Daya Manusia yang dilaksanakan oleh unit Human Relation.
2. Asman CDC
a. Sebagai pengawas langsung operasional CDC b. Sebagai penanggung jawab mitra binaan CDC 3. Staff 1
a. Menerima Proposal Calon Mitra Binaan b. Melakukan Survey On The Spot
a. Melakukan Interview dengan calon Mitra Binaan 5. Staff 3
a. Mengkonfirmasi pembayaran angsuran pinjaman b. Mengikuti kegiatan pelatihan Mitra Binaan
Seluruh staff memiliki tugas yang sama karena menerapkan Sistem Kerja Matriks yang dimana disaat salah satu staff tidak dapat hadir operasional masih dapat berlangsung.
4.1.7. Program INDIPreneur
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Medan melalui Divisi Community Development Center (CDC) pada tahun 2013 mencanangkan program Indonesia
Digital Society (IndiSo) dengan 3 Flag-ship; IndiSchool untuk komunitas pendidikan,
INDIPreneur menyediakan berbagai layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan UKM Indonesia untuk pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien. Dengan didukung layanan Device, Network, dan Application. Program IndiPreneur memberikan kemudahan bisnis online untuk pengembangan usaha yang maksimal. Karena manfaatnya yang sangat terasa bagi UKM, dimana bisa menggali potensi UKM dan juga kontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia, kinerja INDIPreneur diapresiasi oleh beberapa pihak. Diantaranya adalah berhasil meraih gelar The Best Small Businness Service 2014 dalam ajang World Communication Award 2014. Sebelumnya dalam tingkat Regional, INDIPreneur juga meraih penghargaan Best SME Service Provider of The Year pada ajang Asia Communication Awards 2014.
Dalam kegiatannya, IndiPreneur membekali para pelaku UKM dengan pengetahuan mengenai implementasi teknologi informasi dan komunikasi dan e-commerce serta memberikan kemampuan untuk menjalankannya. Adapun produk dan layanan yang bisa dimanfaatkan oleh UKM diantaranya layanan berbasis suara (voice), data dan internet, wifi, Small Office Home Office (SOHO), contact center,
directory services, cloud services dan digital advertising dengan spesifik di layanan Toko Online serta online commerce dan berikutnya Digital Media Solutions untuk segmen Small Medium Enterprise (SME). Semuanya dikemas dalam flagship
program Indonesia Digital Entrepreneur (INDIPreneur).
Telkom saat ini banyak melakukan elaborasi dengan tidak hanya membuat
mitra-mitra tersebut, membantu para mitra-mitra tersebut untuk closing deals, dan lainnya, yang dilakukan dalam upaya memperluas pasar produk dan layanan Telkom di Indonesia. Saat ini Telkom sudah memiliki sekitar 20 mitra/partner yang sebagian besar adalah
application provider untuk layanan layanan solusi segmen Small Medium Enterprise
(SME).
4.1.8. Layanan Program INDIPreneur
Terobosan terbaru yang dilakukan Telkom adalah menyebar mobil layanan untuk masuk ke sentra-sentra UKM agar bisa memberikan sosialisasi dan edukasi seputar bisnis online dengan kekuatan TIK. Mobil layanan akan disulap menjadi
mobile kiosk untuk program INDIPrenuer. Nanti di mobil itu bisa registrasi selain diberikan edukasi dan sosialisasi program INDIPreneur. Tahap pertama mobile
kiosk INDIPrenuer akan hadir di 10 kota, sampai dengan akhir 2013 di 110 kota di seluruh Indonesia.
INDIPreneur adalah kegiatan untuk membekali para pelaku UKM dengan pengetahuan mengenai implementasi teknologi informasi dan komunikasi dan e-commerce serta memberikan kemampuan untuk menjalankannya. Program yang mirip dengan Get Indonesian Business Online (Gibo) milik Google ini diharapkan membantu UKM lokal mengembangkan bisnis dengan solusi TIK berkualitas dan terjangkau, seperti koneksi broadband, web builder, web hosting, domain name dan
Para pelaku UKM tidak harus terbebani biaya yang tidak relevan dengan bisnisnya, karena biaya hanya dibebankan ketika melakukan transaksi bisnis saja yaitu berkisar Rp 500 – Rp 1000 per transaksi. Telkom sendiri membidik ada omzet sekitar Rp 25 miliar dari model bisnis Pay As You Use ini.
Aplikasi yang dikembangkan untuk UKM ini juga menggunakan konsep open platform sehingga membuka kesempatan bagi pihak-pihak lain (content developer, application developer) untuk bermitra memperkaya kontent dan aplikasi tersebut dengan kemampuan lain yang mungkin dikembangkan. Telkom menyiapkan dana Rp 10 miliar untuk pengembangan berbagai aplikasi bisnis serta layanan menyeluruh mencakup penyediaan Device, Network, Application dan Platform.
Program INDIPreneur merupakan bagian dari Mega Proyek “Indonesia
Gambar 4.8. Portal smartbisnis
Sumber : www. smartbisnis.co.id
4.1.9 Aktivitas Penyampaian Informasi Program INDIPreneur
Aktivitas Penyampaian Informasi Program INDIPreneur Telkom adalah salah satu program baru Telkom yang diinisiasi untuk mendukung program pembangunan perekonomian nasional Indonesia dengan UMKM (Usaha Menengah Kecil dan Mikro) sebagai sasarannya. Informasi seputar program tersebut mutlak dibutuhkan oleh UMKM maupun seluruh stakeholders lainnya yang menjadi publik perusahaan agar dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan program dan tentunya juga mampu membangun UMKM di seluruh wilayah Indonesia.
1. Pemberitaan di media
kepada khalayak luas dan didistribusikan kepada beberapa media massa cetak. Press Release seputar kegiatan IndiPreneur telah didistribusikan kepada media cetak lokal,
2. Pemberitaan di internet
Telkom merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disoroti keberadaannya oleh berbagai pihak karena dikenal dengan produk dan layanannya serta kegiatan dan prestasi yang dikonsumsi oleh masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat saat ini merupakan suatu peluang bagi Public Relation sebagai penghubung antara perusahaan dengan khalayak luas untuk mendistribusikan informasi–informasi tersebut. Public Relation Telkom bekerjasama dengan berbagai warta berita online untuk juga ikut menginformasikan kepada berbagai pihak mengenai produk, layanan, prestasi, dan aktivitas dari Telkom.
3. Pemberitaan melalui Portal/website
Dilakukan oleh Public Relation Telkom dengan mengaktifkan portal atau website
resmi milik Telkom, yakni www.telkom.co.id yang berisi berbagai macam ulasan mengenai Telkom Group yang bisa diakses secara terbuka oleh khalayak luas serta website khusus IndiPreneur (www.smartbisnis.co.id) yang secara khusus dibuat untuk mewadahi para penggunanya. Berita mengenai program INDIPreneur Telkom yang terbilang masih baru tersebut dapat diakses dengan cepat di media internet. Berbagai artikel terkait telah banyak diterbitkan oleh berbagai portal berita online,
sebanyak 48 media online, website Telkom dan website INDIPreneur sendiri. Beberapa waktu yang lalu, pemberitaan prestasi Telkom terkait program INDIPreneur tersebut tercatat dalam Rekor Muri. Telkom juga mengadakan INDIPreneur Fest
pada tahun 2013 dan juga diberitakan oleh banyak warta berita online yang dapat diakses secara bebas oleh khalayak luas.
4. Sosialisasi dan Brosur
Sosialisasi dilakukan oleh pihak Telkom sebagai bentuk komunikasi dengan publik IndiPreneur atau sasaran program tersebut, yakni pengelola UMKM yang juga menjadi mitra binaan Telkom. Secara khusus, sosialisasi dikelola oleh bagian pembinaan komunitas atau community relations yang dijalankan oleh Community Development Center (CDC). Tidak hanya kepada mitra binaan, sosialisasi juga pernah diadakan dengan mengajak rekan–rekan mahasiswa yang memiliki jiwa
entrepreneur agar dapat terdedah informasi seputar bisnis berbasiskan media digital yang diusung Telkom sejak tahun 2013.
Penyampaian informasi seputar INDIPreneur kepada pihak terkait dalam sosialisasi dilakukan selama beberapa jam dengan sekaligus memberikan praktek langsung bagi peserta untuk dapat menggunakan perangkat komputer, layanan internet dan email, serta mendaftarkan unit bisnis atau UMKM peserta di website
kesalahpahaman di masa depan terkait dengan pemberitaan yang akan dipublikasikan oleh Public Relation Telkom. Sosialisasi dan pelatihan bagi UMKM pada tahun 2014 dilakukan selama beberapa kali.
4.2. PENYAJIAN DATA 4.2.1 Identitas Responden
Data umum identitas responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah para UMKM yang bermitra dengan Telkom yang berjumlah 60 UMKM. Karakteristik responden ini meliputi jenis kelamin, umur, jenis usaha, dan lama bergabung dari para responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.1
Sumber : Hasil pengolahan data, 2017
berminat dibandingkan dengan jumlah mitra laki-laki dimana terdapat perbedaan antara jumlah jenis kelamin laki–laki dan perempuan yang sangat jauh perbedaannya.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Umur
Frekuensi Percent Valid percent Culmulative percent
21-30 Tahun 30 50% 50% 50%
31-40 Tahun 19 31.7% 31.7% 81.7%
41-50 Tahun 9 15% 15% 96.7%
>50 Tahun 2 3.3% 3.3% 100%
Total 60 100% 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Usaha
Frekuensi Percent Valid percent Culmulative percent
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.3 menunjukan bahwa mitra yang bergabung atau yang dipilih oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, Medan didominasi para UMKM yang mempunyai bisnis handycraft/kerajinan tangan yaitu sebanyak 13 UMKM atau 21%, dan dapat disimpulkan bahwa bisnis kerajinan tangan banyak diminati masyarakat karena lebih menguntungkan.
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Lama Bergabung
Frekuensi Percent Valid percent Culmulative percent
1 8 13% 13% 13%
2 52 86% 86% 100.0
Total 60 100% 100% Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
bisa disimpulkan rata-rata mitra INDPreneur memiliki loyalitas terhadap perusahaan Telkom.
4.2.2 Distribusi Frekuensi Variabel CSR
Dalam mengukur variabel CSR (X), peneliti menggunakan 5 (lima) indikator yaitu Human Capital, Environments, Good Corporate Governance (Internal & Eksternal), Social Cohension, dan Economic Strenght. Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 23 (dua puluh tiga) item pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti pada tabel-tabel dibawah ini:
1. Human Capital
Berdasarkan 5 (lima) pernyataan mengenai indikator Human Capital yaitu pemberdayaan masyrakat yang lebih mandiri dan mengajak untuk lebih kreatif, dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi jawaban Responden tentang mengkreasikan masyarakat yang lebih mandiri
Tabel 4.5 menunjukan bahwa responden terbanyak memberikan jawaban setuju dengan frekuensi sebanyak 36 atau 60% yang dapat disimpulkan bahwa para responden UMKM setuju bahwa program ini membawa masyarakat yang lebih mandiri.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Mengajak Masyarakat Untuk Lebih Kreatif
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 6 10%
Setuju 36 60%
Sangat setuju 18 30%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Membantu dalam Pemperdayaan Masyarakat
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 12 20%
Setuju 25 41.7%
Sangat setuju 23 38.3%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Tentang Memberikan Informasi & Memberikan Ulasan Berkaitan dengan Program
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 9 15%
Setuju 32 53.3%
Sangat setuju 19 31.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Tentang Memberikan Saran yang Kongkrit dan Realistis yang Berkaitan dengan Program
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 3 5%
Netral 8 13.3%
Setuju 30 50%
Sangat setuju 19 31.7%
Total 60 100.0
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.9 menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju atas pertanyaan tersebut sebanyak 30 atau 50% ini menyatakan bahwa program ini mampu memberikan gambaran analisis maupun memberikan saran yang kongkrit dan realistis yang berkaitan dengan program, dan masih ada juga responden yang menjawab tidak sejutu ini menunjukan bahwa harus meningkatkan hubungan yang lebih dekat lagi dengan mitra agar mitra tersebut dapat menerima gambaran analisis maupun memberikan saran yang kongkrit dan realistis yang berkaitan dengan program.
2. Environment
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapkan Inegritas dan Nilai Etika dengan Baik
Tabel 4.10 menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju lebih banyak yaitu sebanyak 35 atau 58.3% dan dapat disimpulkan bahwa program ini memberikan pelayanan yang baik kepada mitranya serta menerapkan nilai etika yang baik juga terhadap para mitranya.
Tabel 4.11
Tabel 4.11 menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju lebih banyak yaitu sebesar 25 atau 41.7% dapat disimpulkan bahwa program ini sudah melalukan melakukan misi atau tugasnya terhadap standar etika yang baik kepada mitranya untuk jangka waktu tertentu.
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Tentang Mempraktekkan Etika yang Baik Pada Peserta UMKM
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 1 1.7%
Netral 13 21.7%
Setuju 28 46.7%
Sangat setuju 18 30%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 201
3. Good Corporate Governance
a. Internal
Berdasarkan 5 (lima) pernyataan yang berkaitan dengan Good Corporate Governance yang bersifat internal yaitu: informasi, informasi yang bersifat dari luar yang diberikan kepada mitra UMKM, yang akan dijelaskan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapkan Informasi yang Akurat, Memadai, Jelas dan Update
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 4 6.7%
Setuju 34 56.7%
Sangat setuju 22 36.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
kepada mitranya sehingga masih ada yang ketinggalan informasi atau mendengar informasi tidak langsung dari tempatnya.
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Tentang Mempunyai Informasi yang Mudah Diakses oleh Pihak yang Berkepentingan (stakeholder) Seperti Peserta UMKM
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 22 36.7%
Setuju 34 56.7%
Sangat setuju 4 6.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Tentang Prinsip Keterbukaan yang Dianut Oleh INDIPreneur tidak Mengurangi Kewajiban Untuk Memenuhi Ketentuan
Rahasia Perusahaan Sesuai dengan Peraturan yang Berlaku Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 3 5%
Netral 14 23.3%
Setuju 32 53.3%
Sangat setuju 11 18.3%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kebijakan INDIPreneur Telah Tertulis & Dikomunikasikan Kepada Pihak yang Berkepentingan (stakeholder) dan yang
Berhak Memperoleh Informasi Tentang Kebijakan Tersebut. Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 18 30%
Setuju 32 53.3%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden Tentang Laporan Pelaksanaan Kegiatan Telah Disajikan Secara Lengkap, Akurat, Update dan Telah Disampaikan Tepat
Waktu Kepada Pihak-Pihak yang Berkepentingan Sesuai Ketentuan yang Berlaku
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 1 1.7%
Netral 20 33.3%
Setuju 29 48.3%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.17 menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju lebih banyak yaitu sebesar 29 atau 48.3% dan dapat disimpulkan bahwa seluruh laporan atau kegiatan program akan disampaikan dan disajikan secara lengkap, akurat, update dan disampaikan secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai ketentuan yang berlaku, hal ini dapat nilai yang positif dari mitra karena membantu mitra dalam kegiatan-kegiatan program tersebut.
b. Eksternal
informasi yang bersifat dari luar yang diberikan kepada mitra UMKM, yang akan dijelaskan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kementrian Koperasi & UKM Merupakan Juri yang Layak Untuk Melakukan Penilaian Dalam Kegiatan
UMKM Pada Program INDIPreneur Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 3.3%
Netral 15 25%
Setuju 34 56.7%
Sangat setuju 9 15%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Tentang Hasil Penjurian Dipublikasikan Kepada Pihak-pihak yang Berkepentingan/bersangkutan
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 3.3%
Netral 15 25%
Setuju 30 50%
Sangat setuju 13 21.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.19 menunjukan bahwa responden yang menjawab “Setuju”
Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kriteria Penilaian Pemenang Dengan Jelas Disebutkan Dalam Kegiatan UMKM Pada Program INDIPreneur
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 11 18.3%
Setuju 39 65%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.20 menunjukan bahwa responden yang menjawab “Setuju” lebih
banyak yaitu sebesar 39 atau 65% dan dapat disimpulkan bahwa pihak penyelenggara selalu memberikan informasi berkaiatan dengan kriteria penilian pemenang dengan jelas dan disebutkan dalam kegiatan event UMKM pada program tersebut, informasi ini diberikan secara menyeluru kepada seluruh mitra/ peserta UMKM.
4. Social Cohension
Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden Tentang INDIPreneur Tidak Membeda-bedakan Antar Individu
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 18 30%
Setuju 31 51.7%
Sangat setuju 11 18.3%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.21 menunjukan bahwa responden terbanyak yang menjawab dengan
“Setuju” yaitu sebesar 31 atau 51.7% ini dapat disimpulkan bahwa para mitra
INDIPreneur tidak merasa dibeda-bedakan antar mitra yang lain, namun ada pula
yang menjawab dengan “Netral” sebanyak 18 atau 30% ini menunjukan bahwa masih
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden Tentang INDIPreneur Tidak Membeda-bedakan antar Jenis UMKM
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 14 23.3%
Setuju 31 51.7%
Sangat setuju 15 25%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.22 menunjukan bahwa responden terbanyak yang menjawab
“Setuju” sebanyak 31 atau 51.7% ini dapat disimpulkan bahwa dalam
Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden Tentang INDIPreneur Memberikan Pelayanan dan Informasi yang Sama Secara Bersamaan Kepada Anggota
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 13 21.7%
Setuju 26 43.3%
Sangat setuju 21 35%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.23 menujukkan bahwa responden terbanyak yang menjawab
“Setuju” sebanyak 26 atau 43.3% ini menunjukan bahwa program INDIPreneur ini
Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden Tentang Bertukar Pendapat Maupun Ide yang Berhubungan Dengan Program
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 8 13.3%
Setuju 44 73.3%
Sangat setuju 8 13.3%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.24 menunjukan bahwa hasil jawaban responden yang menjawab
“Sangat setuju” dengan “Netral” mempunyai hasil yang sama yaitu 8 atau 13.3% dan
5. Economic Strenght
Berdasarkan 3 (tiga) pernyataan mengenai indikator Economic strenght, yaitu: membantu UMKM, memajukan perekonomian, dan memberdayakan lingkungan, yang akan dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden Tentang Membantu UMKM Menuju Kemandirian Dibidang Ekonomi
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 4 6.7%
Setuju 50 83.3%
Sangat setuju 6 10%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.25 menunjukan bahwa hasil responden terbanyak yang menjawab
Tabel 4.26
Distribusi Jawaban Responden Tentang Memajukan Perekonomian Melalui UMKM
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 1 1.7%
Netral 3 5%
Setuju 48 80%
Sangat setuju 8 13.3%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.26 menunjukan bahwa adapun hasil responden yang menjawab
“Tidak setuju” yaitu 1 atau 1.7% dan “Netral” sebanyak 3 atau 5% ini dapat
Tabel 4.27
Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberdayaan Lingkungan Menuju Kemakmuran Dibidang Ekonomi
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 6 10%
Setuju 31 51.7%
Sangat setuju 23 38.3%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.27 menunjukan bahwa responden terbanyak yang menjawab “Setuju”
sebesar 31 atau 51.7% dan dapat disimpulkan bahwa program INDIPreneur ini memang bertujuan untuk pemberdayaan lingkungan menuju kemakmuran dibidang ekonomi khususnya untuk perekonomian Indonesia, pemberdayaan ini bertujuan untuk dapat meningkatkan mutu berbisnis di lingkungan sekitar agar lingkungan sekitar dapat lebih mandiri lagi dan lebih berkembang dengan hasil dari kegiatan UMKM ini.
4.2.3. Distribusi Frekuensi Variabel Citra Perusahaan
Dari pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh jawaban seperti pada tabel-tabel dibawah ini:
1. Personality
Berdasarkan 4 (empat) pernyataan mengenai indikator personality yaitu tanggung jawab, Planning dan strategi yang baik, dan meningkatkan mutu perekonomian, dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut :
Tabel 4.28
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Memiliki Tanggung Jawab yang Tinggi Terhadap Kegiatan yang Dibuatnya
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 12 20%
Setuju 37 61.7%
Sangat setuju 11 18.3%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.28 menunjukan bahwa responden yang menjawab “Netral”
dengan “Sangat setuju” hampir sama yaitu dengan jawaban Netral sebesar 12 atau
pihak penyelenggara kegiatan agar selalu menanggung jawabkan seluruh kegiatan yang telah dibuatnya, karena tidak semua peserta UMKM paham akan kegiatan tersebut.
Tabel 4.29
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Mempunyai Planning & Strategi yang Baik Terhadap Kegiatan yang Dibuatnya
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 3.3%
Netral 14 23.3%
Setuju 38 63.3%
Sangat setuju 6 10%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.29 menunjukan bahwa responden terbanyak dengan jawaban
“Setuju” yaitu 38 atau 63.3% dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai
Planning dan strategi yang baik terhadap kegiatan yang dibuatnya ini dapat dibuktikan dengan adanya banyaknya mendapatkan penghargaan dari event-event
tertentu dan juga disetiap kegiatannya selalu berjalan dengan baik, namun masih ada
yang menjawab dengan “Tidak setuju” yaitu 2 atau 3.3% ini bisa menjadi acuan bagi
Tabel 4.30
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Berperan Dalam Meningkatkan Mutu Perekonomian Terhadap Kegiatan yang Dibuatnya
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 16 26.7%
Setuju 34 56.7%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.30 menunjukan bahwa responden terbanyak dengan jawaban
“Setuju” sebesar 34 atau 56.7% dan dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan yang
Tabel 4.31
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia berperan dalam meningkatkan mutu UMKM
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 6 10%
Setuju 38 63.3%
Sangat setuju 16 26.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.31 menunjukan bahwa responden yang menjawab dengan
“Setuju” lebih banyak yaitu 38 atau 63.3% ini dapat disimpulkan bahwa para mitra
setuju kegiatan ini berperan penuh dalam meningkatkan mutu perekonomian khususnya di bidang UMKM karena terbukti bahwa tiap tahunnya para UMKM ini dapat lebih berkembang.
2. Reputation
Tabel 4.32
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia memiliki nama & reputasi yang baik dimata masyarakat
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 7 11.7%
Setuju 43 71.7%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.32 menunjukan bahwa responden yang menjawab “Setuju” lebih
Tabel 4.33
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Diketahui & Dikenal Masyarakat Luas
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.33 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang menjawab “Setuju” sebesar 35 atau 58.3% dan dapat disimpulkan bahwa memang PT. Telekomunikasi Indonesia sudah banyak diketahui dan dikenal di masyarakat luas yang dikarenakan memang perusahaan ini adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Tabel 4.34
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Memiliki Jaringan /stakeholder yang Luas
Tabel 4.34 menunjukan bahwa nilai responden dengan jawaban “Netral”
sama dengan jawaban “Setuju” yaitu sebesar 22 atau 36.7% dapat disimpulkan
bahwa masyarakat mengetahui banyaknya skateholder/jaringan yang ada diperusahaan tersebut salah satunya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia banyak yang bekerjasama dengan sejumlah perbankkan untuk melakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.
Tabel 4.34
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Menerapkan Pelayanan yang Baik
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 0%
Netral 11 18.3%
Setuju 16 26.7%
Sangat setuju 31 51.7%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.34 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang menjawab
“Sangat Setuju” sebesar 31 atau 51.7% dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan
3. Value
Berdasarkan 4 (empat) pernyataan mengenai indikator value yaitu penerapan budaya perusahaan yang baik, cepat tanggap dalam merespon permintaan, cepat tanggap dalam merespon keluhan, dan memberikan respon yang jujur. dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut :
Tabel 4.35
Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapkan Budaya Perusahaan yang Ramah, Baik & Sopan Terhadap Pelanggan
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 1 1.7%
Netral 10 16.7%
Setuju 39 65%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber:Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.35 menunjukkan bahwa responden terbanyak yang menjawab
“Setuju” sebesar 39 atau 65% dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah
menerapkan budaya yang rama, baik dan sopan terhadap pelanggannya dan masyarakat, dan masih perlu ditingkatkan lagi yang lebih baik karena masih ada yang
Tabel 4.36
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia cepat Tanggap Dalam Merespon Permintaan Pelanggan
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 3.3%
Netral 19 31.7%
Setuju 34 56.7%
Sangat setuju 5 8%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.36 menunjukan bahwa responden terbanyak yan menjawab
“Setuju” sebesar 34 atau 56.7% dan dapat disimpulkan bahwa PT Telekomunikasi
Indonesia cepat dalam menanggapi permintaan pelanggan, dan masih ada pula
responden yang menjawab “Tidak setuju” 2 atau 3.3% dan dapat disimpulkan juga
Tabel 4.37
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Cepat Tanggap Dalam Merespon Keluhan Pelanggan
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 3.3%
Netral 26 43.3%
Setuju 22 36.7%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.37 menunjukan bahwa jawaban terbanyak responden yang
menjawab “Setuju” sebanyak 22 atau 36.7% dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan cepat dalam menanggapi keluhan pelanggan namun banyak pula yang
menjawab “Netral” sebanyak 26 atau 43.3% dan jawaban “Tidak setuju” 2 atau 3.3%
Tabel 4.38
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Memberikan Respon yang Jujur Dalam Menjawab Permintaan/Keluhan dari
Pelanggan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.38 menunjukan bahwa hasil jawaban responden yang “Netral”
dan “Setuju” sangat tipis sekali perbedaannya yaitu “Netral” sebesar 21 atau 35% dan
“Setuju” dengan 23 atau 38.3% dan dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah mengoptimalkan memberikan respon yang jujur dalam menjawab permintaan/keluhan dari pelanggan, namun sebagian dari pelanggan masih perlunya peninggkatan kejujuran dalam menanggapin permintaan/keluhan dari pelanggan.
4. Corporate Identity
Berdasarkan 4 (empat) pernyataan mengenai indikator corporate identity
Tabel 4.39
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Mempunyai Logo Perusahaan yang Menampilkan Identitas Perusahaan
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Netral 8 13.3%
Setuju 41 68.3%
Sangat setuju 11 18.3%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.39 menunjukan bahwa responden terbanayak yang menjawab
“Setuju” sebesar 41 atau 68.3% dan dapat disimpulkan bahwa logo dari PT
Tabel 4.40
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Menyajikan Iklan & Brosur yang Jelas & Dipahami
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 1 1.7%
Netral 13 21.7%
Setuju 36 60%
Sangat setuju 10 16.7%
Total 60 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.40 menunjukkan responden terbanyak yang menjawab “Setuju” sebesar 36 atau 60% dan dapat disimpulkan bahwa dala penyajian iklan & brosur perusahaan membuat iklan& brosur tersebut dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan siapapun yang membacanya, namun masih ada responden yang
menjawab “Tidak setuju” dengan jumlah 1 atau 1.7% ini dapat sebagai acuan bahwa
Tabel 4.41
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Menyajikan Iklan & Brosur yang Menarik Untuk Dibaca
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 3 5%
Netral 15 25%
Setuju 30 50%
Sangat setuju 12 20%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.41 menunjukkan bahwa responden dengan jawaban terbanyak yang
menjawab “ Setuju” dengan hasil 30 atau 50% dapat disimpulkan bahwa perusahaan
sudah menyajikan iklan & brosur yang menarik dibaca oleh masyarakat, namun
masih ada beberapa yang menjawab “Tidak setuju” yaitu 3 atau 5% para responden
Tabel 4.42
Distribusi Jawaban Responden Tentang PT.Telekomunikasi Indonesia Mempunyai Banyak Website yang Mudah Diakses
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 3.3%
Netral 1 1.7%
Setuju 22 36.7%
Sangat setuju 35 58.3%
Total 60 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.42 menunjukan bahwa responden terbanyak yang menjawab
“Sangat setuju” sebesar 35 atau 58.3% dan dapat disimpulkan bahwa PT Telekomunikasi Indonesia menyediakan informasih yang mudah diakses kapan saja dan dimana saja yang berupa sebuah website/situs online ini agar dapat memudahkan masyarakat yang ingin mengetahui informasi apa yang ada di PT Telekomunikasi
Indonesia tersebut, namun masih ada beberapa responden yang menjawab “Tidak
setuju” dikarenakan ada beberapa akses yang boleh dibuka khusus yang
4.3 Metode Analisis Data 4.3.1 Uji Instrumen 4.3.1.1 Uji Validitas
Dalam uji validitas ini, setiap item pernyataan akan diuji validitasnya. Untuk mengetahui validitas setiap item pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dilihat melalui kolom ℎ � � dan ���. Jika nilai ℎ � � lebih besar dari ��� maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Nilai ��� dengan df = N-2 yaitu 60-2 = , 0.214. Sehingga nilai ��� pada taraf signifikansi 0,05 adalah apabila nilai ℎ � � > ��� maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid.
1. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) (X)
Tabel 4.43
Uji Validitas Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) (X) PERNYATAAN R HITUNG R TABEL KETERANGAN
P1 0.467
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Tabel 4.43 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai ��� (0,214). Dengan demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid.
2. Variabel Citra Perusahaan (Y)
Tabel 4.44
Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan (Y)
PERNYATAAN R HITUNG R TABEL KETERANGAN
P24 0,400
Tabel 4.44 menuunjukkan semua butir pernyataan memimiliki nilai
Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai ��� (0,214). Dengan demikian semua butir pertnyataan dinyatakan valid.
4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Spearan brown. Apabila nilai
1. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) (X)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel Corporate Social Responsibility (CSR) (X) dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.45 dari ��� (0,826 > 0,60) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
2. Variabel Citra Perusahaan (Y)
Tabel 4.46
Uji Realibilitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Reliability Statistics (0,806 > 0,60) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.3.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan regresi dengan SPSS 17.0 yang dideteksi melalui dua pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov
dan pendekatan grafik yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut ini penjelasan uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov dan pendekatan grafik: 1. Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji Kolmogorov-Smirnov yaitu pedoman pengambilan keputusan rentang data distribusi normal berdasarkan uji statistik dengan menggunakan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov Z yang dapat dilihat dari kriteria berikut :
b. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1, 97, data dikatakan normal.
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 4.69471205
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Pada tabel hasil pengolahan data primer diatas dapat dilihat besarnya perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah 0,987. Artinya, perolehan ini lebih besar dari 0,05 dan untuk nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,451 dimana angka ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai ketetapan 1,97. Dengan demikian, uji statistik telah memenuhi kedua kriteria yang dipersyaratkan dan data dapat dikatakan berdistribusi normal serta memenuhi asumsi normalitas.
2. Pendekatan Grafik
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut ini penjelasan dari grafik-grafik tersebut :
a. Grafik Histogram
Gambar 4.9
Histogram Uji Normalitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
b. Grafik Normal P-Plot
Gambar 4.10 Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa gambar menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.
4.3.3 Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.48
a. Dependent Variable: CITRA PERUSAHAAN (Y) Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam tabel 4.48 maka diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
� = 21.517 + 0.452X
Persamaan regresi linier sederhana tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta = 21,517
2. CSR (X) = 0,452
Merupakan nilai koefisien regresi variabel CSR (Corporate Social Responsibility) (X) terhadap Citra Perusahaan (Y) artinya jika CSR (X) mengalami kenaikan satu kesatuan, maka Citra Perusahaan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,452, koefisien bernilai positif artinya antara CSR (X) dan Citra Perusahaan (Y) hubungan yang signifikan
4.3.4 Uji Hipotesis 4.3.4.1 Uji-t
Tabel 4.49
a. Dependent Variable: CITRA PERUSAHAAN (Y) Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.49 dapat diketahui bahwa, Variabel CSR (X) Nilai t hitung variabel CSR (X) adalah 5,135 dan nilai t tabel (df = 60-2) adalah 3,231, sehingga t hitung > t tabel (5,135 > 3,231) dan Sig < 5% (0 < 0,05 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel (X) positif dan signifikan secara parsial terhadap Citra Perusahaan.
4.3.4.2 Uji
Tabel 4.50
a. Predictors: (Constant), CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
b. Dependent Variable: CITRA PERUSAHAAN
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017
Berdasarkan tabel 4.63 di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai R sebesar 0.559 berarti hubungan antara CSR (X) terhadap Citra
Perusahaan (Y) sebesar 0.559. Artinya, hubungan antar variabel tergolong
sangat erat.
2. Nilai R Square adalah 0.313. Hal ini berarti 31.3% Citra Perusahaan (Y) PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan dapat dipengaruhi oleh variabel CSR
(X). Sedangkan sisanya 68.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk pada penelitian ini.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra Perusahaan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang bertujuan untuk melihat besarnya hubungan antara kedua variabel pengaruh variabel bebas yaitu CSR (X), terhadap variabel terikat yaitu Citra Perusahaan (Y) secara simultan. Berdasarkan hasil yang didapat nilai R sebesar 0.559, berarti hubungan antara CSR (X) terhadap Citra Perusahaan (Y) sangat erat. Kemudian, untuk melihat seberapa besar CSR (X) mempengaruhi Citra Perusahaan (Y), dapat dilihat dengan nilai R Square. Nilai R Square yang didapat adalah 0.313. Hal ini berarti 31.3% Citra Perusahaan (Y) dapat dipengaruhi oleh variable CSR (X). Sedangkan sisanya 68.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk pada penelitian ini.
Secara umum dapat dikatakan bahwa secara simultan maupun secara parsial CSR memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Citra Perusahaa. Menurut Untung (2009:10), CSR merupakan suatu komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menindikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonimis, sosial dan lingkungan. Penerapan CSR dalam komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik & mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil pengujian secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Citra
Perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan dalam Program
INDIPreneur.
2. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, R Square menunjukkan bahwa
Citra Perusahaan (Y) dapat dipengaruhi oleh variabel CSR (X). Sementara nilai R menunjukkan hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) (X)
terhadap Citra Perusahaan (Y) mempunyai hubungan yang tergolong sangat erat.
3. Tujuan program INDIPreneur ialah agar dapat mengkreasikan masyarakat yang lebih mandiri, mengajak masyarakat untuk lebih kreatif, serta membantu masyarakat dalam mempelajari dan memahami keterampilan baru dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
5. Pada variabel CSR (X) responden secara keseluruhan memberi nilai yang baik, artinya responden puas dengan kegiatan CSR yang sudah dilakukan, dan ada satu indikator yang nilainya cukup tinggi yaitu Economic Strength
tentang INDIPreneur membantu UMKM menuju kemandirian ekonomi, hal ini menunjukan bahwa responden percaya dalam kegiatan program ini dapat meningkatkan perekonomian yang lebih baik.
6. Pada variabel Citra Perusahaan (Y) responden secara keseluruhan memberi nilai yang cukup baik, artinya PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Medan sudah menciptakan citra perusahaan yang baik sehingga responden bisa merasakannya seperti perusahaan memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap kegiatan yang dibuatnya, dan perusahaan menerapkan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang dapat menjadi masukan atau saran, diantaranya sebagai berikut:
1. Hubungan baik dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk pengembangan wilayah berbasis digital perlu ditingkatkan. Disamping akan
membawa keuntungan bisnis bagi Telkom, juga dapat membuktikan kontribusi
Telkom untuk Indonesia yang mampu bersaing di era global.
2. Pengelolaan yang lebih aktif, khususnya untuk aktivitas complain handling di media sehingga mampu memberikan informasi yang lebih tepat, sesuai dengan