• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN

KATALIS PdCl

2

/CuCl

2

MENGGUNAKAN

AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

SKRIPSI

SEPRIANA SARAGIH 030802001

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN KATALIS PdCl2/CuCl2 MENGGUNAKAN

AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

SEPRIANA SARAGIH 030802001

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN

KATALIS PdCl2/CuCl2 MENGGUNAKAN AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

Kategori : SKRIPSI

Nama : SEPRIANA SARAGIH

Nomor Induk Mahasiswa : 030802001

Program Studi : SARJANA (S1) KIMIA

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERAUTARA

Disetujui di Medan, April 2009

Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Drs. Nimpan Bangun, MSc Andriayani, SPd, MSi

NIP 130872295 NIP 132240153

Disetujui oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(4)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

KARBONILASI METIL OLEAT DENGAN KATALIS PdCl2/CuCl2 MENGGUNAKAN

AEROSIL SEBAGAI PENYERAP AIR

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja Saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, April 2009

(5)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(6)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

(7)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

CARBONYLATION OF METHYL OLEATE USING PdCl2/CuCl2 CATALYST AND

AEROSIL AS WATER ABSORBENT ABSTRACT

(8)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

1.2. Permasalahan 2

1.3. Tujuan Penelitian 2

1.4. Manfaat Penelitian 3

1.5. Lokasi Penelitian 3

1.6. Metodologi Penelitian 4

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Minyak Kelapa Sawit 5

2.2. Metil Oleat 5

2.3. Reaksi Karbonilasi 6

2.3.1. Karbonilasi Ester 7

2.3.2. Reaksi Water-Gas Shift 7

2.3.3. Karbonilasi Metanol 8

2.3.4. Reaksi Hidroformilasi 9

2.4. Katalis 9

2.4.1. Katalis Homogen 10

2.4.2. Katalis Heterogen 10

2.4.3. Katalis Palladium 11

2.4.4. Katalisis dengan Kompleks logam Transisi 12

2.5. Aerosil 12

Bab 3. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 13

3.1. Alat – alat 13

3.2. Bahan – bahan 13

3.3. Prosedur Penelitian 14

(9)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Bab 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1. Hasil 16

4.2. Identifikasi Hasil 17

4.2.1. Analisa FT-IR 17

4.2.2. Analisa 1H-NMR 17

Bab 5. KESIMPULAN SARAN 21

5.1. Kesimpulan 21

5.2. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

(10)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Spektrum FT-IR Hasil Karbonilasi Metil Oleat 19

(11)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia sangat banyak memiliki perkebunan kelapa sawit sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang sangat mendukung bagi pengembangan industri oleokimia. Pada saat ini dan waktu yang akan datang, produk oleokimia diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan produk-produk turunan minyak bumi (petrokimia). Minyak kelapa sawit yang dihasilkan terdiri dari asam miristat (1%), asam palmitat (45%), asam stearat (4,7%), asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%) ( Tim Penulis PS, 1997 ).

Secara umum minyak kelapa sawit (CPO) sejauh ini masih berupa komoditi yang diekspor. Karena itu, perlu usaha untuk meningkatkan nilai dari bahan CPO dengan mentransformasi bahan ini menjadi bahan yang lebih berguna seperti ester, diester, dan lain – lain.

Asam oleat telah ditransformasi menjadi senyawa dikarboksilat maupu diester. Salah satu turunannya adalah asam karboksi stearat yang diperoleh melalui reaksi karbonilasi. Pemakaian bahan dikarboksilat dan turunannnya sudah dikenal luas seperti poliester, plastisizer, pelumas, bahan pelapis, serat dan resin ( Kadesch, 1979 ).

(12)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Persamaan reaksinya sebagai berikut :

Pada akhir reaksi didapati larutan berwarna hitam, diduga adalah Pd(0) :

2HCl + PdCl2 H2PdCl4

Dalam reaksi ini digunakan CuCl2 untuk mengoksidasi Pd(0) menjadi PdCl2 dan O2 digunakan untuk mengoksidasi CuCl menjadi CuCl2. Dalam proses oksidasi CuCl

(13)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

menjadi CuCl2 diperoleh H2O yang diduga dapat menghambat oksidasi CuCl menjadi CuCl2. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab utama hasil karbonilasi rendah. Karena itu H2O perlu diserap dari sistem reaksi agar reaksi lebih efektif. Dalam penelitian ini, reaksi karbonilasi dilakukan dengan menambahkan aerosil yang diharapkan dapat menyerap air yang terbentuk.

Aerosil merupakan silikon dioksida murni yang dapat didisperikan ke dalam bahan yang bersifat cair (Wikipedia, 2008 ). Bahan ini menyerap air sangat besar, sehingga dalam jumlah kecil dapat menyerap air.

1.2.Permasalahan

Apakah aerosil dapat meningkatkan produk senyawa dikarbonil pada reaksi karbonilasi metil oleat?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pada reaksi karbonilasi dihasilkan air. Hal ini dilihat secara tidak langsung dengan menggunakan aerosil sebagai penyerap air dalam reaksi karbonilasi.

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian memakai bahan aerosil bermanfaat untuk meningkatkan kinerja reaksi karbonilasi metil oleat menjadi 9(10)-metil karboksi metil stearat sehingga mendukung bagi perkembangan teknologi reaksi kimia organo logam.

1.5. Lokasi Penelitian

(14)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

1.6. Metodologi Penelitian

(15)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak kelapa sawit

Minyak kelapa sawit banyak mengandung lemak asam lemak, karoten dan tokofereol. Asam lemak yang terdapat dalam minyak kelapa sawit adalah asam miristat (1,1 – 2,5)%, asam palmitat (40 – 43)%, asam stearat (3,6 – 4,7)%, dan asam oleat (39 - 45)% ( Ketaren, 1986 ).

Asam oleat mempunyai rumus CH3-(CH2)7-CH=CH-(CH2)7-COOH memiliki ikatan rangkap pada posisi atom C9,10. Asam oleat ini memiliki dua sifat yaitu sifat olefinik dan sifat asam. Asam oleat ini telah dikarbonilasi menghasilkan asam anhidrik melingkar ( Bangun N dan Siahaan D, 2207 ).

(16)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

2.2. Metil Oleat

Metil oleat merupakan turunan asam oleat yang diperoleh melalui esterifikasi asam oleat dengan metanol menggunakan katalis asam atau basa. Metil oleat mempunyai rumus molekul C19H36O2, berupa cairan tak berwarna, larut dalam pelarut organik, tidak larut dalam air, digunakan sebagai bahan plastisizer dan softener ( Parker, 1984). Sama seperti asam oleat, metil oleat juga memiliki sifat olefinik sehingga dapat mengalami reaksi karbonilasi.

2.3. Reaksi Karbonilasi

Reaksi karbonilasi adalah reaksi yang melibatkan insersi C=O sebagian atau tanpa gugus lain ( bila ada, seperti –OMe, -OEt,dll) terhadap berbagai substrat seperti alkena, alkohol, alkuna, alkil ahlida, amina, senyawa nitro atau senyawa aromatik yang sesuai. Reaksi ini merupakan salah satu transformasi menggunakan katalis kompleks logam transisi yang paling bermanfaat ( Chaudari, 2005 ).

Asam oleat yang dikarbonilasi pada suhu kamar di bawah tekanan gas CO dan O2 menggunakan katalis PdCl2 menghasilkan senyawa berbentuk siklis anhidrik. Bahan ini dihirolisis dalam basa dan diekstraksi dalam larutan asam menghasilkan suatu asam dikarboksilat. Senyawa dikarboksilat ini dapat diesterifikasi menggunakan campuran metanol/asam sulfat menghasilkan dimetil-2-oktil undekana-1,11-dioat (Bangun N, 2007)

(17)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Persamaan reaksinya sebagai berikut :

CH3-(CH2)7-CH=CH-(CH2)6-CH2COOCH3 PdCl2/CuCl2,Me-OH

Karbonilasi suatu ester dengan katalis logam golongan VIII menghasilkan anhidrida RC(O)OR + CO RC(O)OC(O)R

Kobalt dan nikel mengkatalisis karbonilasi ester siklik seperti -propiolakton dan butirolakton. Palladium klorida mengkarbonilasi ester dari alil alkohol menjadi 3-butanoat anhidrida pada suhu 100o dan 9,6 Mpa (Tsuji,1964)

2.3.2. Reaksi Water-Gas Shift

Reaksi water-gas shift :

H2O + CO CO2 + H2

(18)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

LnM CO

Pada mekanisme reaksi ini, MLn yaitu Fe(CO)4. Penyerangan hidroksida pada LnMCO diperkirakan membentuk suatu intermediet asam karboksilat anionik yang akan mengabstraksi sebuah proton dari pelarut membentuk LnMH(COOH). Kemudian zat ini mengalami dekarboksilasi membentuk senyawa dihidrid, kemudian secara reduksi mengeliminasi H2 lalu mengaddisi CO untuk membentuk kembali LnMCO, selanjutnya membentuk siklus kembali (Jolly W.L, 1991)

2.3.3. Karbonilasi Metanol

(19)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

CH3I

Tahap pertama (1) melibatkan kompleks rhodium dengan bilangan oksidasi +1 [Rh(1)] dengan dua ligan iodida dan dua ligan karbonil, kompleks tersebut adalah suatu anion dan larut dalam pelarut polar. Senyawa ini bereaksi dengan kecepatan yang ditentukan oleh ko-katalis (promotor), yaitu metil iodida, tahap ini disebut addisi oksidatif karena rhodium dioksidasi dari (+1) menjadi (+3), bilangan oksidasi kedua ligan bertambah, satu untuk metil dan satu untuk iodida. Tahap selanjutnya (2) adalah insersi ligan karbonil di antara logam dan gugus karbonil, lebih tepat digambarkan sebagai reaksi migrasi metil. Tahap selanjutnya (3) adalah asosiasi ligan dari reaktan CO pada sisi ikatan yang terbuka. Tahap terakhir dalam siklus ini adalah eliminasi reduktif, menghasilkan produk (Gates, 1987).

2.3.4. Reaksi Hidroformilasi

(20)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Hidroformilasi metal oleat dengan katalis rhodium / trifenil-fosfin menghasilkan campuran senyawa metil-9-formilstearat dan metil-10-formil stearat.

CH3-(CH2)7-CH2=CH2-(CH2)6-CH2COOCH3 CO, H2

Dalam reaksi ini terlihat bahwa ada dua kemungkinan logam terikat ke atom C. Jika terikat pada atom C nomor 9 maka yang terbentuk metil-9-formilstearat, sedangkan yang lain pada atom C nomor 10 menghasilkan metal-10-formilstearat (Frankel, 1972).

2.4. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang mengakibatkan reaksi lebih cepat mencapai kesetimbangan. Katalis tidak akan mengubah nilai tetapan kesetimbangan dan tidak mengalami perubahan apapun. Menurut teori kecepatan reaksi absolut peranan katalis adalah menurunkan energi bebas pengaktifan. Beberapa katalis melakukannya dengan membentuk pereaksi untuk mencapai kompleks teraktifkan yang sama dengan bila tanpa adanya katalis,namun kebanyakan katalis tampaknya memberikan suatu mekanisme yang berbeda, yang mengikatnya secara sementara dan berenergi bebas rendah (Cotton dan Wilkinson,1989 ).

2.4.1. Katalis Homogen

(21)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

pelarut hidrokarbon yang dikatalisis oleh [(C6H5)3P]3RhH (reaksi 1) dan hidrolisis ester dengan menggunakan katalis asam (reaksi 2) (Parker, 1982)

CH2=CHCH2CH2CH2CH3 + H2 CH3CH2CH2CH2CH2CH3 (1)

CH3COOC2H5 + H2O H

+

CH3COOH + HOC2H5 (2)

Keuntungan dari katalis homogen adalah spesifik untuk reaksi tertentu dan tidak membutuhkan suhu dan tekanan yang tinggi dalam reaksi, katalis yang larut lebih mudah dikarakterisasi, misalnya secara spektroskopi.. Kerugian dari katalis homogen adalah katalis sulit dipisahkan dari produknya dan katalis dapat terdegradasi serta harganya relatif tinggi (Leach,1983).

2.4.2. Katalis heterogen

Dalam katalisis heterogen, katalis berada pada fase yang berbeda, reaktan dan produk biasanya berupa berupa gas atau cairan dan katalis adalah padatan. Reaksi katalitik terjadi di atas permukaan padatan. Contohnya adalah dehidrasi dan dehidrogenasi iopropil alkohol (reaksi 1 dan 2) (Parker, 1982)

CH3CHOHCH3 CH3CH=CH2 H2O

Keuntungan dari katalis heterogen adalah katalis mudah untuk dipisahkan dari produknya, katalis dapat diaktifkan kembali dan dapat diadaptasikan dengan berbagai macam reaktor. Kerugian dari katalis heterogen adalah dibutuhkannya suhu dan tekanan yang tinggi selama reaksi berlangsung (Leach,1983).

2.4.3. Katalis Palladium

(22)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

penggunaannya dalam reaksi sintesis organik yaitu sebagai katalis heterogen. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini penggunaan senyawa palladium sebagai katalis homogen telah memberikan inovasi dalam reaksi sintesis organik (Tsuji,1995). Katalis palladium dapat didaur ulang tetapi daya aktivitasnya semakin menurun dan ini terjadi setelah empat kali siklus.

Sejak abad ke-19, telah diketahui bahwa PdCl2 dapat digunakan untuk mengoksidasi etilen menjadi aldehid. Reaksi tersebut menggunakan katalis PdCl2 dan menghasilkan endapan Pd(0). Hal ini membutuhkan pemikiran yang dapat dikembangkan bahwa reaksi tersebut dapat digunakan untuk skala industri, karena sejauh ini PdCl2 sangat mahal untuk digunakan dalam proses sintesis. J.Smidt (1950) menyadari bahwa pengendapan Pd(0)dapat dicegah dengan menggunakan CuCl2, yang mengoksidasi kembali palladium dan CuCl2 tersebut tereduksi menjadi kupro klorida, yang sensitif terhadap udara dan teroksidasi kembali menjadi Cu(II) (Crabtree, 1994). Pola reaksi untuk proses katalisis di atas adalah sebagai berikut :

2.4.4. Katalisis dengan kompleks logam transisi

(23)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

bagian dari molekul dalam larutan atau baian dari permukaan merupakan prinsip mendasar dari kimia organologam.

Kimia organologam telah dikembangkan secara besar-besaran beberapa dekade yang lampau. Yang paling menonjol dalam sejarah kimia organologam adalah penemuan katalis Ziegler untuk polimerisasi olefin tahun (1955), katalis Wilkinson untuk hidrogenasi olefin (1965) dan katalis untuk menghidroformilasi olefin dan karbonilasi metanol adalah penemuan selanjutnya (Collman dan Hegedus, 1980). Kimia organologam dan senyawa yang terbentuk melalui ikatan gugus organik (ligan) dengan logam; ikatan logam-karbon merupakan ciri khas dari senyawa organologam (Gates, 1987)

2.5. Aerosil

(24)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat – alat

- Neraca Analitis Mettler PM 2003

(25)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

- HCOOH p.a (Fisons)

- CH3OH p.a (E;merck)

- Na2SO4 anhidrat(s) p.a (E’merck) - Aerosil

- THF p.a (E’merck)

- n-heksan p.a (E’merck)

- Aquades - Gas CO dan O2

3.3. Prosedur Penelitian

(26)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

(27)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

PdCl2/CuCl2

HCOOH

CH3OH

Campuran Reaksi

Cairan Kental

Fraksi n-heksan Fraksi aquades

THF Kering

CO, O2

Diaduk sambil dipanaskan pada suhu 50o C selama 2 jam

Diuapkan Pelarutnya

Diekstraksi dengan n-heksan : aquades

Dipisahkan

Diuapkan pelarutnya

Produk

Analisa FT-IR, 1H-NMR

Na2SO4 anhidrat Metil Oleat

Aerosil

(28)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Metil oleat dikarbonilasi dibawah tekanan gas CO / O2 dengan menggunakan katalis PdCl2/ CuCl2 maenghasilkan suatu senyawa yang dikarakterisasi dengan spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR.

Reaksi dapat digambarakan sebagai berikut:

Produk yang diperoleh adalah berupa campuran antara senyawa 9-metil karboksi-metil stearat dan 10-karboksi-metil karboksi-karboksi-metil stearat. Terbentuknya senyawa 9-karboksi-metil karboksi-metil stearat dikarenakan logam palladium berikatan ke atom C nomor 9, sedangkan jika logam palladium berikatan dengan atom C nomor 10 maka terbentuk senyawa 10-metil karboksi-metil stearat.

Dalam penelitian ini digunakan aerosil untuk mengikat air yang dihasilkan pada reaksi karbonilasi karena peneliti sebelumnya telah berhasil mengkarbonilasi metil oleat, tetapi hasil yang diperoleh rendah. Hal ini disebabkan karena air yang dihasilkan pada reaksi karbonilasi dapat menghambat reaksi.

(29)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

4.2. Identifikasi Hasil

4.2.1. Analisa FT-IR

Dari data spektrum FT-IR pada gambar 4.1, menunjukkan metil oleat telah terkarbonilasi. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapatnya spektrum ikatan rangkap pada bilangan gelombang 1654,8 cm-1 yang merupakan ikatan olefinik dari metil oleat. Adanya serapan pada daerah 2923,91 cm-1 dan 2853,19 cm-1 menunjukkan regangan C–-H dari CH2 yang diperkuat oleh tekukan pada daerah 1464 cm-1. Terdapatnya dua buah pita uluran pada daerah 1741,62 cm-1 dan 1710,56 cm-1 menunjukkan adanya dua buah gugus karbonil (C=O) dari diester, yang didukung oleh serapan 1170,57 cm-1 yang menunjukkan gugus C–O–C metil ester dari asam alifatik. Hal ini telah disesuaikan dengan literatur

( Silverstein, 1986).

Dari uraian spektrum FT-IR di atas, dapat dilihat bahwa spektrum FT-IR hasil karbonilasi metil oleat pada gambar 4.1. telah mengalami perubahan dari spektrum FT-IR metil oleat pada lampiran 1.

4.2.2. Analisa 1H-NMR

Spektrum 1H-NMR dari hasil karbonilasi metil oleat pada gambar 4.2,menunjukkan

puncak pada daerah 0,9 ppm adalah proton CH3. Pada daerah 1,3 ppm menunjukkan proton CH2 dari –(CH2)n–. Pada daerah 2,3 ppm menunjukkan proton CH2OOC– dan –CHCOO–. Pada daerah 3,7 ppm menunjukkan proton CH3 pada gugus metoksi (–OCH3) yang terikat ke gugus karbonil. Pada daerah 5,2 ppm menunjukkan proton dari –CH=CH– yang merupakan proton dari gugus olefin pada senyawa metil oleat yang tidak terkarbonilasi.

(30)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

dapat dilihat bahwa pada gambar 4.2, sudah terdapat pergeseran kimia pada 2,3 ppm yang menunjukkan adanya proton –CH– dari produk karbonilasi. Selain itu, jumlah proton metoksi pada spektrum 1H-NMR gambar 4.2. lebih besar dibandingkan jumlah proton metoksi pada lampiran 2.

Menurut perhitungan spektrum 1H-NMR, perbandingan proton olefinik terhadap OCH3 sebesar 3,4 : 16,2. Campuran ini terdiri dari metil oleat dan 9(10)-metil karboksi-9(10)-metil stearat. Skala proton olefinik 3,4 berarti memiliki proton OCH3 sebesar 3/2 x 3,4 = 5,1. Sisa proton OCH3 yaitu 16,2 – 5,1 = 11,1 untuk dua gugus OCH3. Perbandingan metil oleat dengan 9(10)-metil karboksi-metil stearat adalah

2

5 ÷ = 5,1 : 5,55. Dari hasil perbandingan ini diperoleh kadar 9(10)-metil

(31)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

(32)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

(33)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

(34)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Reaksi karbonilasi metil oleat dengan menggunakan katalis PdCl2/CuCl2, HCOOH, metanol, gas CO dan O2, pelarut THF dan penambahan aerosil sebagai penyerap air pada suhu 50oC selama 2 jam menghasilkan senyawa 9(10)-metil karboksi metil-stearat dengan hasil reaksi mencapai 52,112% berdasarkan interpretasi 1H-NMR.

5.2. Saran

(35)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, N dan Siahaan, D. 2007. Asam Dikarboksilat dan Dimetil Ester Stearat dari

Hasil Karbonilasi Asam Oleat Menggunakan Katalis PdCl2. Laporan

Penelitian. Lembaga Penelitian USU. Medan

Buchner, K. Roelen, O. Meis, J. dan Langwald, H. 1962. Carbonylation of Oleic Acid with CO and Water, Catalyzed by Ni(CO)4 NiI2. US. 3,043,871.

Chaudari, V.R. dan Sarkar, R.B. 2005. Carbonylation of Alkynes, Alkenes and Alcohols Using Metal Complex Catalysts. Catalysis Survey from Asia.

Vol. 9

Cotton, F.A. dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press. Crabtree, R.H. 1994. The Organometallic Chemistry of The Transition Metal. Second

Edition. New York: John Wiley & Sons.

Frankel, E.N. dan F. L. Thomas. 1972. Selective Hydroformilation of Plyunsaturated fats with a Rhodium – Triphenylphosphin Catalyst. JAOC’S. Vol. 49

Gates, B.C. 1987. Catalyst Design Progress and Perspectives. New York: John Wiley & Sons.

Jolly, W.L. 1991. Modern Inorganic Chemistry. Second Edition. USA: McGraw-Hill, Inc.

Kadesch, R.G. 1979. Fat-Based Dibasic Acids. J.Am.Oil.Chemists’Soc. Vol. 56. Keristyna, Bangun, N. dan Andriayani. 2005. Karbonilasi Metil Oleat dan Esterifikasi

Produk Karbonilasi dengan Metanol Menggunakan Katalis PdCl2/CuCl2

dengan Pelarut Dietil-Eter, Aseton dan Benzena. Skripsi Jurusan Kimia.

FMIPA USU. Medan.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : UI-Press

(36)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Parker, S.P. 1984. Dictionary of Chemical Terms. USA : McGraw-Hill Book Company.

Pevzner, B. Z. 1973. Effect of SuspendingAdditives on The Properties of Enamels. New York : Plenum Publishing Corporation.

Silalahi, B. Bangun, N dan Sembiring, SB. 2002. Karbonilasi Metil Oleat Memakai Katalis Pd(OOCH3)2 dan CuCl2 sebagai Kokatalis dalam Pelarut THF dan

Etanol. Skripsi Jurusan Kimia. FMIPA USU. Medan.

Silverstein, R.M. dan Bassler, G.C. dan Morril, T.C. 1986. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

Sleight, H. W. 1983. Catalyst Design and Section. New York : Academic Press. Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya.

Tsuji, J. dan Imamura, S. 1964. J. Am. Chem. Soc. 86. 4350.

Zuckerman, J. J. 1993. Inorganic Reactions and Methods. Volume 16 New York: VCH Publisher, Inc.

(37)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

(38)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

(39)

Sepriana Saragih : Karbonilasi Metil Oleat Dengan Katalis PdCl2/CuCl2 Menggunakan Aerosil Sebagai Penyerap Air,

2009.

USU Repository © 2009

Gambar

Gambar 4.1. Spektrum FT-IR Hasil Karbonilasi Metil Oleat   Gambar 4.2. Spektrum

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Kualitas Layanan, Citra Merek, Kepercayaan, dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan pada

Dari hasil penelitian terlihat bahwa panjang perambatan pada bambu yang lebih dari 1,5 cm. dan merupakan yang tercepat adalah

Dari perolehan data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan strategi picture and picture pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Mayungan, Kabupaten Klaten, tahun

Akan tetapi, dalam penerapan kelas unggulan tersebut juga memberikan dampak yang negatif bagi anak diantaranya: adanya kesenjangan antara anak kelas unggulan

The maximum dNBR of the entire late milling season (February to May) recorded larger extent of areas with high and low post-fire regrowth compared to areas with low, moderate

Indosat IM3 perlu meningkatkan dan menjaga retensi pelanggan mereka dengan melihat pengaruh yang diberikan variabel independen yaitu kepuasan pelanggan, kepercayaan

Penurunan kekuatan lentur terbesar 7,35% terjadi pada spesimen komposit dengan perlakuan perendaman air sumur +10wt% air cuka, sedangkan penurunan kekuatan impak

dengan ketentuan dosen tersebut berpendidikan minimal S2, telah mengusulkan proposal pada tahun 2015 akan tetapi tidak lolos untuk pendanaan tahun anggaran 2016,