• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SURIYADI

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

PEMANFAATAN TEPUNG UMBUT KELAPA SAWIT FERMENTASI (Aspergillus niger) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM

BROILER UMUR 0-8 MINGGU

Oleh:

SURIYADI 020306003

IPT

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PEMANFAATAN TEPUNG UMBUT KELAPA SAWIT FERMENTASI (Aspergillus niger) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM

BROILER UMUR 0- 8 MINGGU

SKRIPSI

Oleh:

SURIYADI 020306003

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Judul Penelitian : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi

(Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu

Nama : SURIYADI

NIM : 020306003 Departemen : Peternakan

Disetujui oleh,

Komisi Pembimbing

( Ir. Tri Hesti Wahyuni,MSc ) ( Ir. T . Marzuki Jacob )

Ketua Anggota

Mengetahui,

(Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP) Ketua Departemen

(5)

ABSTRACK

Suriyadi , 2007.”Untilization of Fermented oil palm Umbut Flour by

Aspergillus niger in feed on the performance of Broiler 0-8 weeks of age

.”under advices of Ir.Tri Hesti Wahyuni M.Sc. as supervisor and Ir.T.Marzuki

Jacob as co-supervisor.

This research conducted at Biological Veterinery laboratory at the Animal Science Department of Agriculture Faculty at North Sumatera University,on the jalan Prof. Dr.Sofyan no 3rd Medan, for two months Started from March 8, 2007 to May 3, 2007. This research aimed to observe the response of giving fermented oil palm umbut flour by Aspergillus niger in feed on the performance of broiler.

This research was using completely randomized design with five treatment, four replications and each replication consisted of five chick. The treatment was U0(feed without fermented oil palm umbut flour komersial feed phokhpand), U1 (feed with 5% fermented oil palm umbut flour), U2(feed with 10% fermented oil palm umbut flour), U3(feed with 15% fermented oil palm umbut flour), U4 (feed with 20% fermented oil palm umbut flour), respectively. The research observed feed Intake, average daily gain(ADG),and feed conversion ratio(FCR) of broiler.

(6)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

. Suriyadi,2007.”Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit

Fermentasi (Aspergillus niger) dalam ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu”, dibawah bimbimgan Ir.TriHesti Wahyuni M.Sc.

sebagai pembimbing I dan Ir.T.Marzuki Jacob sebagai dosen pembimbing II. Penelitian dilaksanakan di Laboraturium Biologi ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, JL.Prof.Dr.A.Sofyan 3 Medan, Dimulai dari tanggal 8 Maret 2007 sampai dengan tanggal 3 Mei 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi dengan Aspergillus niger dalam ransum terhadap performans ayam broiler.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap(RAL), dengan lima perlakuaan empat ulangan dan dimana setiap ulangan terdiri dari lima ekor DOC. Adapun ransum yang diberikan adalah: U0 (ransum tanpa menggunakan tepung umbut kelapa sawit fermentasi),U1 (ransum dengan 5% tepung umbut kelapa sawit fermentasi),U2 (ransum dengan menggunakan 10% tepung umbut kelapa sawit fermentasi), U3 (ransum dengan menggunakan 15% tepung umbut kelapa sawit fermentasi), U4 (ransum dengan menggunakan 20% tepung umbut kelapa sawit fermentasi). Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan (FCR).

(7)

RIWAYAT HIDUP

Suriyadi, dilahirkan di Lambhuk pada tanggal 6 juli 1984.anak pertama

Bapak Supirman dan ibu Siti Murni dari dua orang bersaudara. Riwayat Pendidikan

• Sekolah Dasar Negeri Nomor 106146 Muliorejo Sunggal, Deli serdang.

Tamat tahun 1996.

• Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Nila Harapan Sunggal, Deli Serdang .

tamat tahun1999.

• Sekolah Menengah Uumum Negeri 3 Binjai, tamat tahun 2002

• Masuk Fakultas Pertanian Departemen Peternakan Universitas Sumatera

Utara melalui Jalur PMP (Penyaluran Minat Prestasi) Aktivitas selama perkuliahan:

• Melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Mabarindo Divisi

Layer tahun 2007.

• Melaksanakan Penelitian Skripsi dilaboraturium Biologi Ternak,

(8)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat beseta salam penulis hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departermen Peternakan Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. T.Marzuki Jacob selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan dorongan serta informasi yang sangat berharga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekuranganya, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan baik itu saran, dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, September 2007

(9)
(10)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 28

Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA... 29

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Performans ayam broiler umur 1 sampai 8 minggu ... 4

2. Kandungan zat makanan ayam broiler starter dan finisher……… 6 3. Komposisi zat nutrisi umbut kelapa sawit ... 8 4. Rataan konsumsi ransum ayam broiler selama

penelitian (g/ekor/minggu) ... 17 5. Rataan pertambahan bobot badan ayam Broiler selama

Penelitian.(g/ekor/minggu) ... 18 6. Rataan konversi (FCR) ayam broiler selama penelitian

(g/ekor/minggu) ... 19 7. Analisis keragaman konsumsi ransum ayam broiler dengan

pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi

(Aspergillus niger) dalam ransum ... 20 8. Uji beda nyata jujur (BNJ) konsumsi ransum ayam

broiler dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit

fermentasi dalam ransum ... 21 9. Analisis keragaman pertambahan bobot badan ayam broiler

dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi

(Aspergillus niger)dalam ransum ... 23 10.Uji beda nyata jujur (BNJ) Pertambahan bobot badan ayam

broiler dengan pemberian Tepung umbut kelapa sawit

fermentasi dalam ransum ... 24 11.Analisis keragaman konversi (FCR) broiler dengan pemberian

tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger)

dalam ransum ... 25 12.Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan tepung umbut

kelapa sawit fermentasi dalam ransum terhadap

(12)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Proses fermentasi tepung umbut kelapa sawit ... 31

2. Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum ayam broiler…………..… 32

3. Data formulasi ransum ayam broiler ... 33

4. Data rataan konsumsi ransum ayam broiler selama 8 minggu(g/ekor/minggu)……… 34

5. Data rataan pertambahan bobot badan ayam broiler selama. 8 minggu(g/ekor/minggu)……… 35

6. Data rataan konversi ransum ayam broiler selama 8 minggu…………. 36

7. Harga ransum untuk setiap perlakuan……… 37

8. Data IOFC ayam broiler/minggu (Rp)……… 38

9. Data bobot hidup ayam broiler umur 8 minggu………. 39

10. Data bobot karkas ayam broiler umur 8 minggu……….. 40

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan jumlah populasi penduduk Indonesia menuntut dipenuhinya kebutuhan akan bahan-bahan pokok bagi masyarakat umum, terutama kebutuhan akan zat pangan, salah satu bahan pangan yang dibutuhkan adalah bahan pangan sumber protein yang terdapat banyak pada produk perikanan dan hewan peternakan.

Salah satu produk peternakan adalah ayam broiler yang bisa diandalkan sebagai produk untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, karena selain pertumbuhan dan bobot badanya sangat cepat, efisiensi pakan cukup tinggi, sementara bentuk ukuran badanya besar dengan dada lebar, padat dan berisi sehingga sangat efisien diproduksi dalam jangka waktu 5-6 minggu. Ayam broiler tersebut dapat mencapai bobot hidup 1,4 – 1,6 Kg. dan apabila dipelihara pada umur 7 - 8 minggu. bobot hidupnya dapat bertambah lagi, selain itu ayam broiler lebih mudah dijangkau masyarakat karena harganya yang relatif murah

(14)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Limbah perkebunan yang banyak dimanfaatkan adalah tanaman kelapa sawit seperti bungkil inti kelapa sawit, Lumpur kelapa sawit dan sebagainya, sedangkan Umbut kelapa sawit masih belum digiatkan sebagai bahan pakan ternak padahal memiliki kandungan zat nutrisi yang cukup tinggi yaitu GE= 4.187,90 (KKal/g). Ditambah lagi aromanya yang khas seperti tepung susu sehingga diharapkan dapat meningkatkan palatabilitas dalam ransum, selain itu umbut kelapa sawit memiliki potensi lain yaitu Protein Kasar 12,65%, dan jika difermentasi selama 4 hari maka akan menghasilkan protein Kasar sebanyak 17,08%.

Penggunaan tepung umbut kelapa sawit perlu dioptimalkan agar nilai gizinya meningkat yaitu dengan beberapa perlakuan. Perlakuan tersebut diantaranya adalah fermentasi. Menurut Saono (1988) bahwa fermentasi dapat memperbaiki sifat-sifat tertentu dari bahan menjadi lebih mudah dicerna, lebih tahan disimpan dan dapat menghilangkan sel racun..

Pada proses fermentasi digunakan mikroba yang diantaranya Aspergillus

niger. Menurut Winarno (1980) Aspergillus sangat baik dikembangkan karena

tumbuh cepat dan tidak memerlukan zat pemacu tumbuh. Sedangkan menurut Hardjo, et al (1989) Aspergillus niger menghasilkan beberapa enzim ekstra seluler seperti amylase, amiloglikosidase, pektinase, selulase, katalase dan glukosidase.

(15)

Tujuan Penelitian

Untuk menguji tingkat penggunaan fermentasi umbut kelapa sawit dengan

Aspergillus niger dalam ransum terhadap performans ayam broiler 0-8 minggu.

Kegunaan Penelitian

• Menambah informasi bagi peneliti tentang pemanfaatan umbut sawit

fermentasi Aspergillus niger dalam ransum terhadap Performans ayam broiler.

• Menambah informasi bagi masyarakat umum khususnya peternak tentang

pemanfaatan umbut sawit fermentasi dengan Aspergillus niger didalam ransum ayam broiler.

Hipotesis Penelitian

(16)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam broiler

Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertambahan bobot badan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih

cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik ( Murtidjo 1992 )

Dengan melihat ciri-ciri diatas ayam broiler sangat potensial untuk diternakkan karena memiliki performans yang baik seperti tertera pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.Tabel berat badan dan feed convertio ratio ((FCR) beberapa strain ayam broiler

Ransum adalah gabungan dari beberapa jenis bahan pakan yang disusun dengan formulasi tertentu yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari semalam. Bahan penyusun ransum yang digunakan berasal dari hewan (hewani) dan berasal dari tumbuhan (nabati) juga mineral dan feed aditif.

(17)

Tujuan utama pemberian ransum pada ayam adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Untuk mendapatkan kebutuhan produksi yang maksimum pemberian ransum dalam jumlah yang cukup baik kualitas dan kuantitasnya perlu dilakukan. Ransum broiler harus seimbang antara kandungan protein dan energi dalam ransum. Disamping itu kebutuhan vitamin dan mineral juga harus diperhatikan ( Kartadisastra, 1994).

Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi unggas, karena bahan makanan tersebut mengandung semua asam-asam amino yang dibutuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristimewa merupakan sumber lisin dan methionin yang baik. Penggunaan tepung ikan dalam ransum unggas seringkali harus dibatasi

untuk mencegah bau ikan yang meresap kedalam daging atau telur (Anggorodi, 1985).

Jagung sebagai sumber energi dalam ransum unggas. Varietas jagung kuning mempunyai nilai vitamin A lebih banyak. Jagung kuning merupakan sumber pigmen xantofil yang menimbulkan warna kuning pada kaki, kulit ayam broiler dan kuning telur. Protein jagung dapat bervariasi dari mulai sedikit

dibawah 8% sampai lebih dari 10%, nilai rata-ratanya adalah 8,7% (Anggorodi, 1985).

Bungkil kedelai digunakan sebagai bahan pakan sumber protein nabati. Bungkil kedelai merupakan limbah dari produksi minyak kedelai yang memiliki kandungan protein berkisar antara 40% - 50% dan kandungan energi metabolismenya sebesar 2290 kkal/kg (Kartadisastra, 1994).

(18)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

bungkil kelapa dalam ransum pakan ternak unggas harus diusahakan tidak lebih dari 15% (Murtidjo, 1990).

Dedak padi adalah sisa penggilingan atau penumbukan padi. Dedak digunakan sebagai sumber energi, kandungan protein dedak cukup baik yaitu sebesar 12% - 13% dengan kandungan lemak 13% serta serat kasar 12% (Kartadisastra, 1994).

Bermacam-macam minyak tumbuh-tumbuhan sedikit lebih dapat dicerna dari lemak hewan dan mempunyai nilai energi metabolisme sedikit lebih tinggi. Minyak tumbuh-tumbuhan merupakan sumber asam linoleat yang baik (Anggorodi, 1985). Kebutuhan zat makanan ayam broiler periode starter sampai finisher dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kebutuhan zat makanan ayam broiler periode starter sampai finisher

Umur Protein (%) ME (kcal/kg) Lemak (%) SK (%) Fase Awal 21-23 2900-3200 5-8 3-5 Fase Akhir 19-21 2900-3200 5-8 3-5 Sumber : Wahyu (1998).

Umbut Kelapa Sawit

Menurut Fauzi et al, (2002) taksonomi tanaman kelapa sawit adalah : Devisi Tracheopita, Subdevisi Pteropsida, Kelas Angiospermae, Subkelas Mono cotyledoneae, Ordo Cocoideae, Famili Palmae, Subfamili Cocoideae, Genus Elaeis, Spesies Elaeis Guinensis Jacq.

(19)

Dari hasil penelitian dan pengamatan ternyata susunan penanaman dengan bentuk segi tiga sama sisi merupakan yang paling ekonomis karena untuk setiap satu hektar dapat memuat 143 pohon. (Satyawibawa dan Widyastuti1992). Dengan demikian setiap satu hektar areal perkebunan kelapa sawit menghasilkan 2.860 kg umbut sawit dalam keadaan basah atau 286 Kg keadaan kering, hal ini disebabkan penyusutan yang mencapai 90% jika umbut kelapa sawit dijadikan dalam bentuk kering.

Replanting kelapa sawit direncanakan sekitar 2.700Ha/tahun dengan sasaran untuk memperoleh produktivitas yang tinggi.(PTPN V.et al.,2002).dengan demikian umbut kelapa sawit yang dihasilkan oleh replanting PTPN 5 adalah berkisar 7.722 ton berat basah atau sama dengan 772,2 ton berat kering umbut kelapa sawit per tahunya.

Berdasarkan data statistik perkebunan sumatera utara tahun 2002, luas perkebunaan kelapa sawit di sumatera utara adalah 766.669.73 Ha dan terdapat 60 unit perkebunan kelapa sawit. (Dinas Perkebunan, 2002). Hal ini menunjukan bahwa umbut kelapa sawit memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan pakan ternak. Komposisi zat nutrisi dari umbut kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi zat nutrisi umbut sawit

Zat nutrisi Kandungan zat nutrisi umbut Kandungan zat nutrisi umbut

Sumber : Laboratorium Ilmu Nutrisi Makanan Ternak FP-USU (2006) *

(20)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Fermentasi

Fermentasi adalah segala macam proses metabolisme dimana enzim dari mikroorganisme (jasad renik) melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi kimia lainnya sehingga terjadi perubahan kimia pada substrat organik dengan menghasilkan produk tertentu (Saono, 1974).

Proses fermentasi bahan pangan oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti perbaiki mutu bahan pangan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi daripada bahan aslinya, hal ini tidak hanya disebabkan karena mikroba yang bersifat katabolik atau memecahkan komponen – komponen yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna tetapi jangan karena

adanya enzim yang dihasilkan dari mikroba itu sendiri (Winarno dan Fardias, 1980).

Makanan yang telah difermentasi mempunyai daya cerna yang lebih tinggi karena proses fermentasi dapat menyebabkan pemecahan oleh enzim tertentu terhadap bahan-bahan yang tidak dicerna oleh unggas misalnya cellulose,

hemicellulosa dan polimer-polimernya menjadi gula sederhana (Buckle.,et al, 1985).

(21)

enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida selanjutnya aman digunakan untuk pembentukan asam amino (Fardiaz,1989).

Aspergillus niger

Menurut (Hardjo et al., 1989 ) klasifikasi Aspergillus niger adalah sebagai berikut:Genus Aspergillus, Familily Euratiaceae, Ordo Eutiales, Klass Asomycotina, Divisio Asmatgmycota.

Aspergillus niger bersifat aerob, sehingga membutuhkan oksigen untuk

pertumbuhannya.Temperatur optimum bagi pertumbuhannya adalah antara 35ºC sampai 37 ºC. Kisaran pH antara 2,0 – 8,5 dengan pH optimum antara 5,0 - 7,0 dan membutuhkan kadar air media antara 65% - 70%. Aspergillus niger mempunyai ciri yaitu berupa benang – benang tunggal yang disebut hifa berupa kumpulan benang-benang padat menjadi suatu bahan yang disebut miselium, tidak mempunyai klorofil dan hidupnya heterotrof serta berkembang biak secara vegetatif dan generatif (Fardiaz, 1989).

Aspergillus niger menghasilkan enzim urease yang memecahkan urea

asam amino dan CO2 yang selanjutnya digunakan untuk pembentukan asam amino (Lenhninger, 1991)

Aspergillus niger di dalam pertumbuhannya berhubungan langsung

(22)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum adalah kegiatan masuknya sejumlah unsur nutrisi yang ada dalam ransum tersebut yang telah tersusun dari berbagai bahan ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tersebut (Wahyu,1998). Menurut Rasyaf (1995) konsumsi ransum merupakan masalah bagi peternakan ayam, peternak selalu berusaha memenuhi keinginan ayam agar makan sedikit, tetapi pertambahan bobot badan lebih kecil dari pertambahan konsumsi ransumnya, dimana konsumsi ransum dapat diukur dalam waktu satu minggu.

Menurut Hardjosworo dan Rukminasih (2000) kesehatan ternak juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan. Ternak yang sakit walaupun gejala penyakitnya belum jelas, Selain menurunkan nafsu makannya juga malas berjalan ke tempat pakan maupun minum. Pada keadaan suhu lingkungan lebih tinggi dari yang di butuhkan, Nafsu makan akan menurun dan konsumsi air minum meningkat akibatnya otot-otot daging lambat membesar dan daya tahan tubuh pun menurun.

Pertambahan Bobot Badan

(23)

Semua jenis hewan akan mengalami proses pertumbuhan yang sama yakni pada awal pertumbuhan mereka begitu cepat. Tetapi pada proses pertumbuhan berikutnya semakin kian lambat dan menurun, Bahkan pada umur tertentu terhenti sama sekali. Kesemuanya tadi terjadi akibat tingkat pertumbuhan jaringan yang akhirnya membentuk tubuh (AAK, 1986).

Konversi Ransum

Konversi ransum adalah ransum yang habis di konsumsi ayam dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan bobot badan (pada waktu tertentu) semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya (Rasyaf ,1995). Menurut Tillman et al.,(1991) semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka makin buruklah konversi ransum, Baik buruk nya konversi ransum ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya mutu ransum, temperatur, lingkungan dan tujuan pemeliharaan serta genetik. Selain itu teknik pemberian ransum yang baik dapat menekan angka konversi pakan sehingga keuntungan banyak bertambah (Amrullah 2004).

(24)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Biologi Ternak Departeman Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, Dengan ketinggian 25 meter diatas permukaan air laut, Jl.Dr.A.Sofyan No.3. Penelitian dilaksanakan selama 8 minggu dimulai dari tanggal 8 Maret sampai tanggal 3 Mei 2007.

Bahan dan Alat

Bahan

• Anak ayam umur satu hari (Day old chick=DOC) strain Hubbard sebanyak

100 ekor dengan kisaran bobot badan awal x = 41,8 ± 2,5 gram

• Ransum yang tersusun dari tepung jagung, dedak halus, bungkil

kedelai,bungkil kelapa,umbut sawit, tepung ikan, top mix, Dicalsium Posphat dan minyak kelapa sawit. Ransum komersil PT.Charoen Pokpand B-511(starter) dan B-512 (Finisher)

Air minum diberikan secara ad-libitium

• Vitamin terdiri dari Vitachick, dan Neobro. Obat-obatan terdiri dari

Vitastress dan Theraphy

• Rodalon sebagai desinfektan kandang, Kalium Permanganat (KMnO4) dan

formalin sebagai fumigasi

• Vaksin New castle disease (NCD) melalui tetes mata

(25)

Aspergillus niger, Urea (CO(NH2)2), dan gula merah untuk proses

fermentasi.

Alat

• Kandang sebanyak 20 plot dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m

• Tempat pakan dan minum

• Timbangan salter dengan kapasitas 5 kg dengan kepekaan 0.01 g

• Bola pijar 40 watt

• Pembersih kandang

• Alat tulis, buku data dan kalkulator

Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor yaitu :

U0 = Ransum komersil PT.Charoen Pokpand B-511(starter) dan B-512 (Finisher) U1= Ransum dengan 5% tepung umbut sawit fermentasi

U2= Ransum dengan 10% tepung umbut sawit fermentasi U3= Ransum dengan 15% tepung umbut sawit fermentasi U4= Ransum dengan 20% tepung umbut sawit fermentasi Banyak ulangan yang diperoleh : t ( n-1) ≥ 15

(26)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Model matematik yang digunakan adalah Yij = + i + ∑ ij

dimana :

Yij = nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari ulangan ke-j dengan perlakuan ke-i

i = 1,2,3,………..(perlakuan) j = 1,2,3,………..(ulangan)

= Rata-rata dari nilai Yij yang ditarik sebagai sample

i = Pengaruh perlakuan ke-i

∑ ij = Pengaruh galat atau sisa dari seluruh faktor lain diluar perlakuan yang

diulang ke-i dan mendapat perlakuan ke-j.(Hanafiah, 2004)

Parameter penelitian

• Konsumsi Ransum

Dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum pada akhir minggu

• Pertambahan Bobot Badan

Dihitung berdasarkan penimbangan bobot badan setiap minggu kemudian dikurangi bobot badan minggu sebelumnya.

• Konversi Ransum

(27)

Pelaksanaan Penelitian

• Persiapan kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterai, dibuat berbentuk panggung terdiri dari 20 unit dan setiap unit diisi 5 ekor ayam. Sebelum ayam dimasukkan, kandang dan peralatan disinfektan terlebih dahulu dengan rodalon. Lampu dihidupkan sebagai sumber penerangan dan penghangatan ruangan dengan menggunakan lampu pijar 40 watt.

• Random ayam

Sebelum anak ayam umur satu hari dimasukkan ke dalam unit percobaan dilakukan seleksi dan penimbangan bobot badan awal. Kemudian anak ayam umur satu hari dihomogenkan bobot badannya dengan menggunakan rumus x ± 2 sd untuk ditempatkan ke masing-masing unit kandang sebanyak 5 ekor per unit kandang dengan cara pengundian.

• Pemeliharaan

Pada saat anak ayam satu hari datang diberikan air gula sebagai air minum. Ransum yang digunakan sesuai dengan perlakuan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan ayam tersebut. Penerangan diberikan pada malam hari dan siang hari sampai ayam berumur 2 minggu, ransum dan air minum diberikan secara ad-libitium.

• Penyusunan Ransum

(28)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

diaduk dengan merata. Tepung umbut sawit yang digunakan langsung dicampur sesuai dengan perlakuan. Penyusunan ransum dilakukan dua kali dalam seminggu.

• Pengukuran data

Pengukurandata dilakukan setiap minggu untuk konsumsi ransum dengan menimbang ransum yang diberikan dikurangi ransum sisa, dan penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu.

• Analisis data

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian diperoleh dari parameter yang diamati yaitu konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam broiler yang diperoleh selama delapan minggu dimulai dari minggu pertama sampai minggu kedelapan.

Konsumsi ransum

Konsumsi ransum adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah ransum yang diberikan. Konsumsi ransum dapat dihitung dengan mengurangkan jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum.Dimana ransum yang diberikan selama penelitian berlangsung adalah ransum dari hasil formulasi yang disesuaikan dengan perlakuan yang diberikan,dimana ransum dan air minum diberikan secara ad-libitum, Rataan konsumsi ransum ayam broiler yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada Tabel. 4 berikut

Tabel 4.Rataan konsumsi ransum ayam broiler selama penelitian.(g/ekor/minggu)

Perlakuan ULANGAN Total Rataan

1 2 3 4

(30)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

perlakuan tanpa menggunakan tepung umbut kelapa sawit fermentasi U0 sebesar 869,31g/ekor/minggu sedangkan konsumsi terendah terdapat pada perlakuaan U4 yaitu dengan menggunakan tepung umbut kelapa sawit fermentasi pada level 20% yaitus sebesar 714,31(g/ekor/minggu).

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan (PBB) dapat diukur dengan berdasarkan bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal persatuan waktu dalam satuan g/ekor/minggu. Penimbangan bobot badan dilakukan dalam waktu satu kali dalam seminggu. Rataan pertambahan bobot badan ayam broiler yang diperoleh selama penelitian didapat seperti terlihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Rataan pertambahan bobot badan ayam broiler selama penelitian (g/ekor/minggu).

Perlakuan ULANGAN Total Rataan

1 2 3 4

(31)

umbut kelapa sawit fermentasi pada penggunaan level 20% yaitu sebesar 339,34g/ekor/minggu.

Konversi Ransum (FCR)

Konversi ransum yang dimaksud pada ayam broiler adalah jumlah ransum yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1kg berat hidup. FCR dapat dicari dengan cara membagikan antara jumlah ransum yang habis dikonsumsi oleh ayam broiler dalam jangka waktu tertentu dengan bobot hidup pada waktu tersebut yang diukur setiap1 minggu. Rataan FCR ayam broiler yang diperoleh selama penelitian didapat seperti yang tercantum pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Rataan Konversi(FCR) ayam broiler selama penelitian(g/ekor/minggu)

Perlakuan ULANGAN Total Rataan

1 2 3 4

U0 2,11 2,19 2,01 2,07 8,38 2,10

U1 2,24 1,98 1,90 1,91 8,03 2,01

U2 1,94 2,12 1,99 2,03 8,08 2,02

U3 1,93 1,91 2,06 2,07 7,97 1,99

U4 2,16 1,94 1,94 1,98 8,02 2,01

Total 10,38 10,13 9,89 10,08 40,48 10,12 Rataan 2,08 2,03 1,98 2,02 8,10 2,02

(32)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan FCR (konversi) maka dilakukan uji statistik dan analisis keragaman terhadap hasil penelitian.

Konsumsi Ransum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger) terhadap konsumsi ransum, maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7 .Analisis keragaman konsumsi ransum ayam broiler dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger) dalam ransum .

Dari Tabel 7 menunjukan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung umbut kelapa sawit memberi pengaruh yang sangat nyata.

Untuk mengetahui peringkat pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi terhadap konsumsi ransum dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) yang dapat dilihat pada Tabel 8.

(33)

U4 tetapi berbeda nyata dengan U0, U3 tidak berbeda nyata dengan U1, U2 dan U4 tetapi berbeda nyata dengan U0, U4 tidak berbeda nyata dengan U0, U1, U2 dan U3.

Tabel 8. Uji beda nyata jujur (BNJ) Konsumsi ransum ayam broiler dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi dalam ransum

.

Perlakuaan Rataan konsumsi F 0,05

U0 869,31 a

U1 738,62 b

U2 728,32 bc

U3 721,47 bcd

U4 714,31 cd

Ket :Huruf yang berbeda menunjukan adanya perbedaan yang nyata pada taraf 5%

Pengaruh sangat nyata dalam penelitian ini adalah nyata negatif dimana dengan kata lain pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi dapat menyebabkan pengaruh yang negatif terhadap kemampuan ayam broiler mengkonsumsi ransum atau pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi menyebabkan turunya konsumsi ransum.

(34)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

baik yang bersifat internal yang dimiliki oleh ternak tersebut seperti kebiasaan,umur dan seleranya maupun secara eksternal oleh kondisi lingkungan yang dihadapi dan sifat makan yang diberikan, derajat palatabilitas tersebut berkaitan dengan bau, warna dan tekstur. Apabila kita lihat Tabel 4,terlihat bahwa rataan yang didapat pada setiap perlakuan terjadi penurunan yang diakibatkan oleh perbedaan palatabilitas ransum terutama warna dimana dapat dilihat bahwa ransum kontrol (U0) lebih menarik karena cerah dan kuning dibandingkan warna ransum perlakuaan yang lebih gelap, akibatnya semakin besar pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi semakin menurunkan tingkat konsumsi ransum. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amrullah (2004) Penggunaan zat warna nyata meningkatkan konsumsi ransum, energi dan ransum pada ayam yang diberi makan bebas pilih kendati hanya untuk kombinasi SE Hijau - SE kuning ,jadi ada peluang meningkatkan konsumsi bahan makanan dengan mewarnainya dan ini berguna untuk bahan makanan yang mengandung zat makanan yang kurang tersedia.

Kandungan serat kasar yang tinggi, protein yang rendah menjadi faktor penghambat tepung umbut kelapa sawit fermentasi, dimana serat kasar khususnya sangat sulit dicerna oleh ternak unggas, dikarenakan ternak unggas tidak memilikki enzim-enzim yang berfungsi untuk mencerna selulosa,hemiselulosa dan lingnin.

(35)

yang berturut-turut dalam gram/ekor/minggu yaitu U1 = 665,63, U2 = 659,63, U3 = 659,13,U4 = 666,29 yang jika dirata-ratakan 662,67 g/ekor/minggu. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh mutu ransum yang difermentasi lebih baik sehingga meningkatkan kemampuan akan daya cerna ternak terhadap kandumgan gizi pada ransum, hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno dan Fardiaz (1980) yang menyatakan proses fermentasi bahan pangan oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti memperbaiki mutu bahan pakan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya dan produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi dari pada bahan aslinya.

Pertambahan bobot badan

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger) terhadap Pertambahaan Bobot Badan, maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Analisis keragaman pertambahan bobot badan ayam broiler dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger) dalam ransum

SK DB JK KT F.HIT F.TABEL

F 0,05 F 0,01 PERLAKUAN 4 7686,70 1921,67 7,14** 3,06 4,89

GALAT 15 4036,74 269,12

TOTAL 19 11723,43

Keterangan **=Sangat nyata KK=4,63%

(36)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Untuk mengetahui perbedaan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi terhadap pertambahan bobot badan dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) yang dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10. Uji beda nyata jujur (BNJ) Pertambahan bobot badan ayam broiler dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi dalam ransum

Ket :Huruf yang berbeda menunjukan adanya perbedaan yang nyata pada taraf 5%

Tabel 10 menunjukkan bahwa U0 berbeda nyata dengan U1,U2,U3 dan U4. Sedangkan U1 sampai dengan U4 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pengaruh sangat nyata pada penelitian ini adalah sangat nyata menurunkan (nyata negatif) terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler. Dengan kata lain semakin tinggi pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi semakin mengurangi pertambahan bobot badan ayam broiler. Hal ini tak lepas dari pada konsumsi pakan yang rendah/semakin menurun pada semakin tinggi level pemberian umbut kelapa sawit fermentasi yang akhirnya menyebabkan perbedaan pertumbuhan ayam broiler pada tiap perlakuan, semakin menurunkan jumlah konsumsi pakan maka semakin menurun pula pertambahan bobot badannya.

(37)

307,28, U2 = 312,83, U3 = 307,37, U4 = 310,40 yang jika dirata - ratakan 309,47 g/ekor/minggu, adanya perbedaan ini disebabkan oleh konsumsi pakan yang berbeda antara penelitian ini dengan penelitian Sitorus (2006). dimana konsumsi pakan yang rendah akan semakin menurunkan pula pertambahan bobot badannya, hal ini sesuai dengan pernyataan Anggorodi (1985) bahwa berat badan ayam merupakan parameter dalam mencapai pertumbuhan sehingga erat kaitanya dengan jumlah pakan yang dikonsumsi.

Konversi Ransum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger) terhadap FCR ransum, maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini;

Tabel 11. Analisis keragaman konversi (FCR) broiler dengan pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi dalam ransum

SK DB JK KT F.HIT F.TABEL

F 0,05 F 0,01 PERLAKUAN 4 0,0269 0,0067 0,6183tn 3,06 4,89

GALAT 15 0,1633 0,0109

TOTAL 19 0,1903

Keterangan tn=tidak nyata

Dari Tabel 11 menunjukan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan pakan umbut kelapa sawit tidak berbeda nyata terhadap konversi ransum ayam broiler

(38)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

pemeliharaan yang dilakukan disuatu tempat yang sama mengakibatkan konversi menjadi tidak nyata seperti yang dikemukaan Lestari (1992) Angka konversi ransum dipengaruhi oleh strain dan faktor lingkungan yaitu semua pengaruh luar termasuk didalamnya faktor makanan terutama nilai gizi yang rendah.

Pada Tabel 6 rataan konversi penelitian ini yang menggunakan tepung umbut kelapa sawit fermentasi berturut-turut dalam g/ekor/minggu yaitu U1 = 2,01, U2 = 2,02, U3 = 1,99, U4 = 2,01 jika dirata-ratakan 2,0075 g/ekor/minggu lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian Sitorus (2006) yang berturut-turut dalam gram/ekor/minggu yaitu U1 = 2,15, U2 = 2,13, U3 = 2,15, U4 = 2,17 yang jika dirata-ratakan 2,15 g/ekor/minggu. adanya perbedaan ini disebabkan oleh mutu ransum yang difermentasi lebih baik dibandingkan dengan tanpa fermentasi karena memiliki serat kasar yang lebih rendah berkisar 4,26% -5,33% sedangkan pada penelitian tanpa fermentasi 4,60 % -6,68 %, hal ini sesuai dengan pendapat Buckle et al .,(1985) yang menyatakan bahwa makanan yang telah difermentasi mempunyai daya cerna yang lebih baik karena proses fermentasi dapat menyebabkan pemecahan oleh enzim tertentu terhadap bahan-bahan yang tidak dicerna oleh unggas misalnya selulosa, hemiselulosa dan polimer-polimernya menjadi gula sederhana, selain itu hal ini juga didukung oleh Amrullah (2004), bahwa angka konversi ransum minimal dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : kwalitas ransum, teknik pemberian pakan dan angka mortalitas.

Rekapitulasi hasil penelitian

Untuk mengetahui dan melihat hubungan antara parameter yang diamati dalam penelitian selama 8 minggu, dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :

(39)

Tabel 12. Rekapitulasi hasil penelitian pemanfaatan tepung umbut kelapa sawit fermentasi dalam ransum terhadap performans ayam broiler selama 8 minggu

Perlakuan Konsumsi ransum (g/ek/mg)

PBB(g/ek/mg) Konversi(g/ek/mg)

U0 869,31a 393,00a 2,10tn

U1 738,62b 350,19b 2,01tn

U2 728,32bc 345,47b 2,02tn

U3 721,47bcd 344,03b 1,99tn

U4 714,31cde 339,34b 2,01tn

Ket = Huruf yang berbeda menunjukan adanya perbedaan yang nyata pada taraf 5% tn = tidak nyata

(40)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi dalam ransum sampai dengan level 20% menurunkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan ayam broiler, akan tetapi efisiensi ransum umbut kelapa sawit fermentasi sama efisiensinya dengan ransum komersial pada ayam broiler umur 0-8 minggu.

2. 2.Pemberian tepung umbut kelapa sawit fermentasi (Aspergillus niger) dapat digunakan sampai level 20%

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pemanfaatan tepung umbut kelapa sawit fermentasi dalam ransum ayam broiler umur 0-8 minggu dengan menggunakan bentuk ransum berbentuk pellet dan mekanisme pewarnaan.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

AAK., beternak Ayam Pedaging, Yayasan Kanisius Yogyakarta , 1986.

Amrullah, I.K., 2004. Nutrisi Ayam Broiler, Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor Anggorodi, R., 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas. UI-Press. Jakarta.

Buckle, K.A., R.A Edward,C.H. Fleet., M.Watsoon.1985. Ilmu Pangan. Diterjemah oleh H.Purnomo dan Adinio. Universitas Indonesia, Jakarta. Dinas perkebunan,2002. Statistik Perkebunan Indonesia. Fadillah, R., dkk 2007 .

Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka. Bogor

Fadillah, R., dkk 2007 . Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka. Bogor

Fardiaz, S., 1989. Mikrobiologi Pangan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas IPB, Bogor.

Fauzi, Y., Yustina, E.W., Iman, S., dan Rudi, H., 2002. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.

Hanafiah, K.A ., 2004, Rancangan Percobaan Teori dan Implikasi, Rajawali Press Jakarta

Hardjo, S., N. S. Indrasti dan B. Tajudin, 1989. Biokonveksi Pemanfaatan Limbah Industri Pertanian. Pusat antar Unversitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Hardjosworo, P.S. dan Rukmiasih, M.S., 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

.

Kartadisastra, H. R., 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius. Yogyakarta. Kartadisaatra, H. R., 1997. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius. Yogyakarta Lehninger, W. W., 1991. Dasar-dasar Biokimia. Vol. 1. Erlangga. Jakarta.

Lestari, 1992. Menentukan Bibit Broiler Peternakan Indonesia., PT.Gramedia, Jakarta

(42)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Parrakkasi, A., 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik Angkasa, Bandung

Prayitno, M.A. 2002. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta

PTPN V., Bisnis ;Konsentrasi Pada Bisnis Utama KelapaSawitDan Karet.2002.Replanting Kelapa Sawit.http;//www.members

bumn-ri.com/ptpn5/workplan/.(02-02-2007)

Rasyaf, M, 1995. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saono, S.,1974. Pemanfaatan Jasad Renik Dalam Pengolahan Hasil Sampingan/Sisa-sisa Produksi Pertanian. LIPI, Jakarta.

Saono, S.,1988. Pemanfaatan Jasad Renik Dalam Pengolahan Hasil Sampingan/Sisa-sisa Produksi Pertanian. LIPI, Jakarta.

Satyawibawa,.I. dan Widyastuti,Y.E.1992. Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran.Penebar Swadaya. Bogor

Sitorus, A.H. 2006. Pemanfaatan Umbut Sawit Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur 0-8 Minggu. Skripsi. Departemen Peternakan, USU. Medan.

Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Tillman, A.D ., Hartati H ., Reksohadiprojo S., Prawirokusumo S ., dan Sukanto l., 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta..

Wahyu, J., 1998. Ilmu Nutrisi Unggas. UGM-Press. Yogyakarta.

(43)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses Fermentasi Tepung Umbut Kelapa Sawit

Umbut Kelapa Sawit

Dipotong kecil-kecil(1-2cm)

Dikeringkan(4 hari/di Oven selama 1hari dengan suhu 60C)

Digiling halus

Tepung Umbut Kelapa Sawit

Dicampur air dengan perbandingan 1:2 liter

Dikukus ± ½ jam

Didinginkan, dicampur dengan 2% urea / kg bahan

Dicampur lagi dengan gula merah 2 % kg bahan

Setelah merata campur dengan 2 % Aspergillus niger / kg bahan

Diperam selama 4 hari

Dioven selama ± 4 jam dengan suhu 60 º C.

Tepung umbut kelapa sawit fermentasi

(44)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 2. kandungan Nutrisi Bahan Penyusun Ransum Ayam Broiler

Komposisi zat-zat makanan dalam bahan pakan

Nama bahan PK (%) EM(Kkal/Kg) LK( %) SK(%) Ca(%) P(%)

* Laboratorium Sentral, FP-USU, Medan (2006)

** Laboratorium Ilmu Makanan Ternak FP-USU, Medan (2006)

Komposisi zat-zat makanan dalam ransum komersil Charoen Phokhpand

Zat nutrisi Fase starter (B -511) fase finisher (B-512 ) Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak FP-USU, Medan (2006)

(45)
(46)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

(47)

Lampiran 5. Data rataan pertambahan bobot badan ayam broiler selama minggu(g/ekor/minggu)

Prlk

Masa Penelitian (Minggu)

Total Rataan I II III IV V VI VII VIII

(48)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 6. Data rataan Konversi ransum ayam broiler selama 8 minggu.

Perlk Masa penelitian (minggu) Total Rataan

I II III IV V VI VII VIII

(49)

Lampiran 7. Harga Ransum Untuk Setiap Perlakuan

Daftar harga ransum tiap perlakuan( Rp/kg )

(50)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007. USU Repository © 2009

Lampiran 8. Data IOFC Ayam Broiler /Minggu

(51)
(52)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 9. Data bobot hidup ayam broiler umur 8 minggu.

PERLAKUAN ULANGAN TOTAL RATAAN

I II III

UO 1 2985 3135 2940 2940 3020

2 2860 2880 2615 2615 2785

3 3285 2790 3135 3135 3070

4 2660 3200 3020 3020 2960

U1 1 2725 2730 2600 2600 2685

2 2505 2555 2530 2530 2530

3 2850 2790 2640 2640 2760

4 2710 2590 2620 2620 2640

U2 1 2480 2650 2340 2340 2490

2 2710 2540 2625 2625 2625

3 2760 2935 2570 2570 2755

4 2580 2665 2720 2720 2655

U3 1 2675 2850 2740 2740 2755

2 2510 2855 2660 2660 2675

3 2395 2790 2435 2435 2540

4 2460 2635 2625 2625 2573.33

U4 1 2525 2250 2320 2320 2365

2 2880 2515 2630 2630 2675

3 2815 2880 2670 2670 2788.33

(53)

Lampiran 10. Data bobot karkas ayam broiler umur 8

minggu.

PERLAKUAN ULANGAN TOTAL RATAAN

I II III

UO 1 2350 2570 2065 2065 2328.33

2 2165 1950 2025 2025 2046.67

3 2395 2080 2350 2350 2275.00

4 2130 2300 2245 2245 2225.00

U1 1 1670 1745 1810 1810 1741.67

2 1920 1820 1930 1930 1890.00

3 1910 1950 1970 1970 1943.33

4 1910 1925 1970 1970 1935.00

U2 1 1810 1865 1905 1905 1860.00

2 1660 1910 1800 1800 1790.00

3 2240 1995 1875 1875 2036.67

4 1975 1855 1945 1945 1925.00

U3 1 1865 1965 1825 1825 1885.00

2 1790 1985 1820 1820 1865.00

3 1850 1730 1710 1710 1763.33

4 1810 1745 1780 1780 1778.33

U4 1 1880 1720 1670 1670 1756.67

2 1910 1770 1800 1800 1826.67

3 1880 1930 1830 1830 1880.00

(54)

Suriyadi : Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu, 2007.

USU Repository © 2009

Lampiran 11. Persentase karkas ayam broiler umur 8

minggu.

PERLAKUAN ULANGAN TOTAL RATAAN

I II III

UO 1 78.73 81.98 70.24 70.24 76.98

2 75.70 67.71 77.44 77.44 73.62

3 72.91 74.55 74.96 74.96 74.14

4 80.08 71.88 74.34 74.34 75.43

U1 1 67.34 65.85 73.52 73.52 68.90

2 70.85 71.65 76.65 76.65 73.05

3 69.20 66.44 72.43 72.43 69.36

4 72.88 72.23 73.27 73.27 72.79

U2 1 66.42 68.32 73.27 73.27 69.34

2 66.27 74.76 71.15 71.15 70.73

3 78.60 71.51 71.02 71.02 73.71

4 72.88 71.62 74.24 74.24 72.91

U3 1 74.03 68.95 66.61 66.61 69.86

2 71.31 69.53 68.42 68.42 69.75

3 77.24 62.01 70.23 70.23 69.83

4 73.58 66.22 67.81 67.81 69.20

U4 1 74.46 76.44 71.98 71.98 74.29

2 66.32 70.38 68.44 68.44 68.38

3 66.79 66.32 68.54 68.54 67.22

Gambar

Tabel 2. Kebutuhan zat makanan ayam broiler periode starter sampai finisher
Tabel 3. Komposisi zat nutrisi umbut sawit
Tabel 4.Rataan konsumsi ransum ayam broiler selama penelitian.(g/ekor/minggu)
Tabel 6. Rataan Konversi(FCR) ayam broiler selama penelitian(g/ekor/minggu)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan tepung ikan pora-pora berbeda nyata dengan limbah industri pengolahan ikan nila dalam meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan dan tidak berbeda

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan mengandung tepung lumpur sawit tidak dan difermentasi sampai level 15 % dapat diberikan pada ternak ayam

Pertambahan bobot badan, konsumsi air minum, konversi pakan, bobot potong, persentase karkas, persentase bagian karkas, persentase hati, persentase jantung, persentase rampela,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan BISF dalam ransum komersil berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, bobot

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan mengandung tepung lumpur sawit tidak dan difermentasi sampai level 15 % dapat diberikan pada ternak ayam