• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA DESA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ” Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep“

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KEPALA DESA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ” Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep“"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem pemerintahan yang demokratis sebagai salah satu langkah yang dipilih untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Esensi pemerintahan yang demokratis tersebut mensyaratkan adanya sumber otoritas dan kewenangan mengatur Pemerintahan yang berasal dari rakyat untuk rakyat. Upaya mewujudkan Pemerintahan yang demokratis itu dapat dicapai dengan melakukan desentralisasi, dalam konteks Indonesia diwujudkan dengan kebijakan otonomi Daerah. Dengan memberikan kewenangan kepada rakyat di Daerah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di Daerah sehingga memicu motivasi untuk melakukan inovasi dan pembangunan Pemerintah Daerah yang sesuai dengan kebutuhan.

(2)

2

terciptanya kesesuaian antara kebijakan dengan selera dan kebutuhan lokal dan semakin meningkatnya akuntabilitas para pejabat Daerah.1

Inti dari konsep pelaksanaan Otonomi Daerah, upaya memaksimalkan hasil yang akan dicapai sekaligus menghindari kerumitan dan hal-hal yang menghambat pelaksanaan otonomi Daerah. Dengan demikian, tuntutan masyarakat dapat diwujudkan secara nyata dengan penerapan otonomi Daerah luas dan kelangsungan pelayanan umum tidak diabaikan, serta memelihara kesinambungan fiskal secara nasional.2 Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 sistem Pemerintahan Daerah telah diintegrasikan pengaturannya dalam satu Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Desa tidak lagi dikendalikan oleh pemerintah pusat, sistem pemerintahan Desa menitik beratkan pada pemberian kewenangan yang seluas-luasnya kepada Pemerintah Desa.

Undang-undang No.32 tahun 2004 menjelaskan bahwa Pemerintahan Desa terdiri dari dua unsur yang meliputi kepala desa beserta perangkatnya dan badan perwakilan desa (BPD). Kepala desa memiliki kewenangan eksekutif, sementara BPD memiliki kewenangan legislatif. Kepala desa tidak lagi memiliki kewenangan penuh atas segala sesuatunya mengenai pelaksanaan pemerintahan desa tetapi bertanggung jawab terhadap pemilihnya melalui BPD, dan melaporkan kinerjanya setiap tahun kepada Bupati selaku Kepala Daerah ditingkat kabupaten.3

1

Smith, Cohen dan Paterson, Triesman dalam M. Mas’ud said, birokrasi di negara birokratis, malang. 2009. Umm press hal 24 dan 25

2HAW. Widajaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta PT. Raja

Grafindo Persada, 2002. Hal 3.

3

(3)

3

Pelaksanaan tugas Kepala Desa yang selama orde baru di luar kontrol rakyat, kini diawasi oleh Badan Perwakilan Desa. Demikian pula terkait dengan pengambilan keputusan atau kebijakan tidak lagi menjadi wewenang penuh kepala desa, melainkan beralih menjadi sebuah produk bersama antara kepala desa dan badan perwakilan desa. Sehingga penyalahgunaan wewenang oleh kepala desa dapat diantisipasi dan kebutuhan rakyat desa diharapkan dapat terakomodasi dalam berbagai bentuk kebijakan Desa.

Namun upaya pembaruan Desa berjalan dengan serangkaian masalah atas pemberlakuan otonomi desa. Masalah tersebut berkisar diantara konsistensi pemerintah atas pemberlakuan otonomi desa, kapabilitas kelembagaan dan individu pemerintahan Desa. Pemerintah belum konsisten dalam menerapkan otonomi berlandaskan UU 22/1999 dengan dikeluarkannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah sebagai revisi kebijakan desentralisasi yang mengakibatkan permasalahan-permasalahan struktural, kultural, psikologikal dan administratif antara hubungan pemerintah kabupaten dan pemerintah desa.

(4)

4

ke tingkat Kabupaten. Ketidakmandirian dan ketidak berdaulatan atas wilayahnya sendiri dikarenakan ketergantungan Desa kepada Kabupaten secara sosial-ekonomi dan politik Desa. Artinya, pembaruan tata pemerintahan ditingkat Kabupaten sebagai konsekuensi konsep otonomi daerah tidak memberikan dampak yang berarti terhadap sistem tata pemerintahan ditingkat lokal Desa.4

Permasalahan lain yang terjadi ditingkat pemerintah desa itu sendiri seringkali menghambat kemandirian pemerintah desa itu dalam memujudkan demokratisasi, yang seolah menjadi isapan jempol belaka. Lemahnya peran badan perwakilan desa sebagai lembaga kontrol pemerintah desa menjadi batu penghambat dalam mewujudkan otonomi desa. BPD yang sejatinya sebagai lembaga yang mewakili aspirasi masyarakat mempunyai keterbatasan pengalaman mengenai mekanisme penyelenggaraan pemerintahan di desa. Anggota BPD banyak yang belum memahami hak dan tanggungjawabnya sebagai kekuatan legislasi dan pengontrol. Sehingga wajar apabila Kepala Desa lebih dominan perannya dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Perumusan-perumusan kebijakan Desa seperti Perdes, BPD sekedar menjadi garis kekuasaan Kepala Desa.5

Keterwakilan masyarakat Desa dalam menyampaikan aspirasinya sebagai bentuk partisipasi terhadap pembangunan, seringkali dicederai oleh peran-peran elit lokal desa yang lebih dominan dalam merumuskan rencana pembangunan Desa. Sempitnya ruang gerak bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya memicu pola pemerintahan desa yang masih syarat dengan berbagai

4

UU No 32 tahun 2004

5

(5)

5

penyimpangan-penyimpangan yang berpusat pada kepentingan elit lokal desa. Sehingga, program-program kegiatan pembangunan di tingkat pemerintah desa dinilai tidak memuaskan masyarakat desa.

Kepulauan kangean yang terletak jauh dengan kabupaten sumenep sehinngga dibutuhkan waktu yang lama untuk menempuh perjalanan menuju kabupaten sumenep membuat kepala desa sering berlama-lama tinggal di kabupaten sumnep, disamping jarak yang cukup jauh kebiasaan kepala desa untuk berlibur dengan keluarganya juga menjadi faktor seorang kepala desa untuk berlama-lama tinggal di kabupaten sumenep sehingga pelayanan kepala desa terhadap masyarakat pun tidak berjalanan dengan baik, disamping pelayanan yang terganggu komunikasi dengan BPD pun tidak berjalan dengan maksimal sehingga sangat menganggu terhadap pelayanan masyarakat dan pengambilan keputusan pun tidak sesuai dengan inspirasi masyarakat.

Potret kepemimpinan Kepala Desa di Kepulauan Kangean saat ini, berdasarkan pengamatan lapangan peneliti pun terjadi hal yang sama. Praktek dominasi peran Kepemimpinan Kepala Desa dalam pengambilan keputusan tak bisa dihindari. Hal ini bisa lihat mulai dari banyaknya Kepala Desa yang dominan berada didaratan (Kabupaten Sumenep), sehingga tidak jelas mobilitas mereka dalam hal urusan Dinas maupun urusan pribadi. Padahal masyarakat Desa di Kepulauan Kangean membutuhkan keberadaanya. Sebagaimana yang diutarakan oleh saudara Hasim seorang warga desa di kepulauan kangean berikut:

(6)

6

yang lain beralasan tidak mempunyai kewenangan untuk mewakili. Hal ini terjadi tidak hanya sekali dua kali saja, disamping itu warga masyarakat lain mengalami hal yang sama dengan saya’.6

Seperti contoh kasus ketika turunnya Dana Alokasi Umum (DAU) yang peruntukannya tidak jelas dan tidak pernah dibahas bersama BPD dan sekretaris Desa, sehingga dana tersebut tidak pernah jelas peruntukannya dan terkesan dinikmati sendiri oleh Kepala Desa. Hal ini diungkapkan oleh ketua BPD Desa Angkatan Bapak Drs Taaludin.7Sikap demikian berakibat pada kurangnya responsivitas aparatur Desa terhadap kepala desa dalam menangani permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Apalagi yang berhak dalam pengambilan keputusan adalah Kepala Desa sebagai akibat dominasi peran kepemimpian dalam pemerintah desa. Dominasi peran Kepala Desa juga berakibat pada lemahnya peran BPD dan masyarakat desa dalam penyampaian aspirasi terkait permasalahan-permasalahan yang ada di desa angkatan.

Hubungan Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan Desa di Desa Angkatan apabila ditinjau dari segi tugas pokok dan fungsi kedua lembaga tersebut bisa dikategorikan kurang baik, hal ini bisa terlihat dari koordinasi yang buruk, sehingga sering terjadi misskomunikasi antara kedua lembaga tersebut dan berdampak pada pelayanan publik dan proses pengambilan keputusan di desa angkatan tersebut. Dengan kondisi tersebut benar-benar tidak mencerminkan sebuah kepemimpinan yang baik dan peran kepala desa dalam menjalankan pemerintahan terkesan otoriter.

6

Hasil wawancara dengan hasyim warga desa angkatan. Wawancara dialakukan pada tanggal 23 Februari2013.

7

(7)

7

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian khususnya yang terkait dengan “Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pengambilan Keputusan”.

B. Rumusan Masalah

‘Bagaimana Peran Kepala Desa dalam Pengambilan Keputusan ‘ ?

C. Tujuan Penelitian

‘Untuk mengetahui bagaimana Peran Kepala Desa Dalam Pengambilan Keputusan ‘.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis

Penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan serta memperkaya khasana keilmuan mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan dalam hal peran. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menjadi penunjang dalam peningkatan keilmuan di jurusan ilmu pemerintahan.

2. Manfaat praktis

(8)

8 E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah abtraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Devinisi mengenai konseptual yang ada dengan memperhatikan tema (objek) penelitian, maka dapat ditemukan beberapa konsep yang perlu didefinisikan dengan tujuan agar peneliti dan pembaca memiliki persepsi atau pemahaman yang sama. Maka peneliti memberikan definisi konseptual sebagai berikut diantaranya:

1. Peran

Istilah "peran" kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Atau "peran" dikaitkan dengan "apa yang dimainkan" oleh seorang aktor dalam suatu drama. Mungkin tak banyak orang tahu, bahwa kata "peran", atau role dalam bahasa Inggrisnya, memang diambil dari dramaturgy atau seni teater. Dalam seni teater seorang aktor diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan plot-nya, dengan alur ceritanya, dengan lakonnya.

Lebih jelasnya kata “peran” atau “role” dalam kamus oxford dictionary diartikan : Actor’s part; one’s task or function. Yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi.8

Peran seorang pemimpin seharusnya mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja,

8

(9)

9

yang mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapain suatu tujuan.. 2. Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 5 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

Kepala desa sebagai pemimpin tertinggi di tingkat desa mempunyai kewenangan untuk mengatur jalannya roda pemerintahan desa yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut Veitsal Rivai dan Deddy Mulyadi (2010) ialah proses mental di mana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer individual dan dalam tim, mengatur. Dan mengawasi informasi, terutama informasi bisnisnya.9Alasan peneliti mengambil landasan teori ini,

(10)

10

dikarenakan teori tersebut cocok dengan permasalahan yang ada dilapangan.

Dalam pengambilan keputusan setiap pemimpin harus menerima masukan dari segenap masyarakat agar setiap keputusan yang diambil sesuai dengan keinginan masyarakat, terlebih lagi pada saat ini adalah era demokrasi yang penuh keterbukaan sehingga tidak terjadi suatu permasalahan yang ditimbulkan dari suatu kebijakan.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.

Mengacu pada permasalahan diatas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah Peran Kepemimpinan Kepala Desa dalam Pengambilan Keputusan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Peran Kepala Desa dalam Pengambilan Keputusan di Desa Angkatan. 1. Gaya pengambilan keputusan Kepala Desa dalam Perencanaan

Pembangunan Desa

(11)

11 G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah semua asas, peraturan dan teknik-teknik tertentu yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis untuk memecahkan masalah dibidang ilmu pengetahuan.

Dalam hal ini maka peneliti menggunakan penelitian deskriptif menurut Bogdan dan Tailor sebagai sebuah prosedur penelitian yang tertulis maupun suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu gambaran atau lukisan secara sistemtis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.10 Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa metode deskriptif menuju kepada suatu pemecahan masalah atau gejala yang akan dihadapi maupun berlangsung tetapi masih dirasakan atau masih dapat terjadi dimasa yang akan datang.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang diambil secara langsung di tempat penelitian, dalam hal ini terdapat misalnya berupa wawancara dan observasi di lokasi penelitian. Adapun alat yang digunakan peneliti

10

Prof. DR. Lexy j. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif.2010 jakarta. remaja roasdakarya

(12)

12

dalam menyimpan data yang didapat dengan cara merekam, menulis secara langsung dan foto atau film.

b. Sumber Data Sekunder

Dalam pengumpulan data sekunder, peneliti menyaring informasi yang telah dikumpulkan terlebih dahulu oleh orang lain atau disebut dengan dokumentasi dimana data yang telah dicari diwujudkan dalam bentuk dokumen. Sumber data sekunder diperoleh dari catatan, buku, ataupun dari instansi lembaga desa yang bersangkutan.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dari dekat obyek penelitian secara konkrit. Dengan adanya pengamatan ini dapat memudahkan peneliti dalam membahas masalahnya karena peneliti melihat dan mengamati sendiri kemudian dicatat dalam bentuk dokumen serta memperhatikan dan mendengarkan suatu fenomena.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data tambahan atau data sekunder yang tertulis seperti peraturan perundang – undangan, arsip, laporan tertulis yang dapat menunjang kebutuhan data.

c. Wawancara

(13)

13

mengetahui lebih jelas tentang berbagai hal secara langsung dari sumber – sumber yang berkepentingan untuk mengkonstruksi situasi individu, kegiatan, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, dan lain-lain. Wawancara dilakukan secara lisan sehingga dapat memperoleh informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan pada tokoh masyarakat dan masyarakat, guna memperoleh data yang terarah dan langsung mengenai faktor permasalahan.

4. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat, variabel penelitian melekat, oleh karena itu subjek adalah seseorang atau lebih yang dipilih dengan sengaja sebagai nara sumber data yang dikumpulkan, karena dianggap bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian. Subjek yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala Desa Angkatan b. BPD Desa Angkatan c. Camat Arjasa

d. Tokoh Masyarakat Desa Angkatan e. Masyarakat Desa Angkatan 5. Lokasi Penelitian

(14)

14

merupakan salah satu desa yang ada di Kepulauan Kangean mempunyai permasalahan di dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa.

6. Analisis Data

Pada tahapan ini data dan dukumen-dukumen yang berhasil didapatkan yang kemudian akan dianalisa serta disusun secara berurutan (sistematis) sehingga dari data yang diperoleh dan akan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan cara menggambarkan hasil dari pada studi lapangan, hasil dukomentasi dan hasil pustaka, kemudian dari data yang diperoleh akan dianalisa untuk menjawab dari permasalahan. Penelitian kualitatif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan penegasan suatu konsep serta gejala-gejala dengan menjawab pertanyaan yang berkenaan objek dari penelitian.

Analisa data dapat diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian dan pengurutan data yang diperoleh secara sistematis baik untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data-data yang dapat dari penelitian. Proses analisa data ini dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber data baik data primer maupun sekunder. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisa kualitatif dengan jenis deskriptif dimana lebih menitikberatkan pada penggambaran pengurain objek yang nantinya akan menghasilkan kesimpulan.

(15)

15

tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis data dilakukan dalam tiga tahapan yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Yaitu merupakan seleksi data atas data atau catatan-cacatan lapangan (fieldnotes), sehingga data yang didapat sesuai dengan pokok yang dituju dalam penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Yaitu merupakan proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi ke dalam bentuk-bentuk simbol yang bisa mengambarkan keseluruhan data-data utama hasil penelitian. Kegiatan ini merupakan penyederhanaan data-data yang kompleks kedalam narasi-narasi pendek sesuai kriteria dan kalsifikasi data berdasarkan rumusan masalah sehingga dengan mudah dipahami maknanya.

3. Conclusion drawing/Verivication

(16)

i

PERAN KEPALA DESA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

” Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep“

Skripsi

Disusun Oleh : FATHORRAHMAN

09230013

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(17)

ii

PERAN KEPALA DESA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

” Studi di Desa Angkatan Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep“

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S - 1)

Disusun Oleh : FATHORRAHMAN

09230013

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(18)

i

LEBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 27 April 2013

Jam : 14.15

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1. Drs. Krisno Hadi MA (...) 2. Dr. Wahyudi M.si (...) 3. Hevi Kurnia Hardini MA. Gov (...) 4. Drs. Jainuri M.si (...)

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(19)

ii

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Fathorrahman

NIM : 09230013

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul :Peran Kepala Desa dalam

Pengambilan keputusan

08-01-2013 Pengajuan judul proposal

skripsi

10-01-2013 Revisi Proposal

14-01-2013 ACC seminar

22-01-2013 ACC BAB I

25-01-2013 Pengajuan BAB II & III

01-02-2013 Revisi BAB II & III

07-03-2013 ACC BAB II & III

14-03-2013 Pengajuan BAB IV & V

01-04-2013 Revisi BAB IV & V

15-04-2013 ACC BAB IV & V

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini MA. Gov Drs. Jainuri M.si

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(20)

iii

SURAT PERNYATAAN

Nama : FATHORRAHMAN

Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep 30 April 1989

NIM : 09230013

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul :“PERAN KEPALA DESA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN “Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang, 23 April 2013 Yang Menyatakan

(21)

iv

M OTTO H I D U P

Ber ja l a n d a l a m m en g a r u n g i

k eh i d u pa n ,

h i d u p d i d a l a m m en ja l a n k a n

k eh i d u pa n i k u t i a r u s ja n g a n

m en c i pt a k a n a r u s k eh i d u pa n

B a i k d a n b u r u k h a n y a l a h per m a i n a n

ji w a - ji w a o r a n g m em i l i k i su a t u

k ei n g i n a n

h i d u p a d a l a h i n t i d a r i pa d a a r u s

ya n g t er ci pt a pa d a n u r a n i d i r i

(22)

v

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat ALLAH yang Maha pengasih lagi Maha penyayang yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada ummat manusia di muka bumi khususnya saya, maka sewajarnya kita harus bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikannya.Rasa syukur yang tiada henti akan kami haturkan kepada-MU ya ALLAH. Berilah kami kelapangan hati dan hidayah-MU untuk selalu berpegang teguh dalam aqidah ISLAM sampai akhir kami tidak menghembuskan nafas di dunia fana ini.

Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan Nabi besar MUHAMMAD SAW sebagai Nabi terakhir di muka bumi ini yang membawa kesempurnaan ajaran agama islam kepada ummat manusia di muka bumi ini.Dan semoga diberikan tempat yang istimewa di sisi ALLAH SWT, beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau ditempatkan tempat yang layak.

Dengan selesainya skripsi ini, yang merupakan usaha peneliti secara maksimal, tentu saya melibatkan bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, untuk itu peneliti merasa wajib menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka secara khusus sebagai berikut

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada

 Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor,

(23)

vi

pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi terciptanya umat manusia dan beradab.

 Kepada Dosen Pembimbing I (Hevi Kurnia MA. Gov) dan Dosen

Pembimbing II (Drs. Jainuri M.si ). terima kasih atas kesabaran, pengertian dan kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera terselesaikan.

 Kedua orang tua saya, bapak moh. Noer dan Bunda Mardiyah yang selalu

memberikan dukungan moral baik yang berupa materi maupun do’a, tanpa do’a beliau maka akan tiada gunanya usaha yang telah saya lakukan. Terimasih sama adekku ANNIYATUL ANDAWIYAH, ANIS ROSIANA, AHMAD FIKRI HIDAYAT yang telah memberikan motivasi pada kami.

 Kepada Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah merintis ilmu kepada Si

peneliti Bapak Jainuri, Bapak Asep Nurjaman, Bapak Krishno Hadi, Bapak Salahuddin, , Bapak Imam Hidayat, Bapak A. Rifai, Bapak Mas’ud Said, Bapak Salim Said, dan Ibu Hevi kurnia. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam memberikan keikhlasan ilmunya.

 Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan Angkatan 2009, Nurul hadi,

(24)

vii

 Pada tante dan om*Q uwa, num acik, num is’ad, lek intan yang tidak bisa

aku sebutin satu-satu yang telah menyemangati dan memberikan sumbangan materi khususnya tante Hj. Rohana dan om H. As’ari yang selalu membantuku jikala aku dalam kesulitan. Buat mbahQ Hj. Nadiraton terima kasih buat doanya mbah.

 buat pak Dosen Hery terima partisipainya, cak Mat terimasih buat

motivasinya, Mely terima kasih buat perhatian telah memberikan semangat buat penulis, Nurul Hadi sebagai teman kulia sekaligus temen sehari-hari hakalangkong geng. N thanks buat orang yang pernah jadi orang spesial dalam hari-hariku (bebeQ) yang telah membantu n menemani pada saat aku kulia sampe selesainya skripsi ini. Sekali lagi thanks bebeQ

 Spesial buat keluarga besarQ kak ncang, aman, mbag ruha, irul, popy,

firman, hendra, uus, atik, inun, rika, uda nemenin saya tiap harinya.

Malang, 23 April 2013 Peneliti

(25)

viii DAFTAR ISI

LEBAR PENGESAHAN ... i

BERITA ACARA BIMBINGAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

MOTTO HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAKSI ... viii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konseptual ... 8

F. Definisi Operasional ... 10

G. Metode Penelitian ... 11

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. Peran ... 16

B. Kepemimpinan ... 18

C. Kepala Desa ... 20

D. Konsep Pengambilan Keputusan ... 32

BAB III DESKRIPSI WILAYAH ... 36

(26)

ix

B. Kecamatan Arjasa ... 42

C. Pemerintah Kabupaten Sumenep ... 43

D. Demografi ... 48

E. Sumber Daya Energi ... 52

F. Sumber Daya Air ... 53

BAB IVPEMABAHASAN DAN PENYAJIAN DATA ... 55

A. Peran Kepala Desa dalam Pengambilan Keputusan di Desa Angkatan ... 55

B. Proses Pengambilan Keputusan Kepala Desa Angkatan Tentang Dana Alokasi Umum (DAU) ... 63

C. Gaya Pengambilan Keputusan Kepala desa angkatan dalam Menjalankan Pemerintahan Desa ... 66

BAB VPENUTUP ... 72

A. KESIMPULAN ... 72

B. SARAN ... 74

(27)

x

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep.

Drs. HAW. Widajaja. Pemerintahan Desa/Marga. Edisi 1. Cetakan 1. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2001.

Drs. HAW. Widajaja. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Faisal, Sanapiah.2003. Format-Format Penelitian Sosial. Cetakan ke-6 PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Helene Bouvier. 2002. Lebur: seni musik dan pertunjukan dalam masyarakat Madura.

Huub de Jonge.1989.Madura dalam empat zaman: pedagang, perkembangan ekonomi, dan Islam : suatu studi antropologi ekonomi. PT. Gramedia.

Lexy j. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif.2010 Jakarta. remaja roasdakarya

Maloeng, Lexy, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosadakarya.

Marzuki, 2002, Metode Riset, BPFE UII, Yogyakarta, Hal 62 Hasan, Tholehah dkk, 2003.

Maloeng Lexy, 2005, Metodelogi Penelitian Kuailitatif, PT, Remaja Rosadakarya, Edisi Revisi Bandung. Hal, 142.

Mas’ud Said. Arah baru Otonomi Daerah di Indonesia. Malang. 2008. Umm press

Mas’ud Said, Birokrasi di Negara Birokratis, Malang. 2009. Umm press Nana, Sujdana. 2004. Proposal Penelitian. Bandung Sinar Baru Algensindo. Soeharto, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial, Bandung, PT Remaja

Rosadakarya.

Philip Quardes Van Ufford, Kepemimpinan Lokal dan Implementasi Program. Penerbit PT Gramedia, Annggota IKAPI, Jakarta 1988.

(28)

xi

TPSS, 2003. Sejarah Sumenep. Penerbit Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Sumenep.

The New Oxford Illustrated Dictionary, ( Oxford University Press, 1982), 1466 Veitsal Rivai, M.B.A dan Prof. Dr. Deddy Mulyadi, M.Si. Kepemimpinan dan

perilaku organisasi .2010. jakarta, rajagrafindo persada

Sumber Lain:

Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9794614203. 9789794614204. Diakses pada tangal 13, 12, 2012.

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah PP No 72 Tahun 2005 Tentangf Pemerintahan Desa

http://sumenepkab.bps.go.id/index.php/tentang-daerah/keadaan-geografi-kabkota. diakses pada tanggal 14, 12, 2012.

http://www.lontarmadura.com/2011/10/03/upacara-adat-pangkak-tradisi-

masyarakatkangean/#ixzz1mH25wDlh. Diakses pada tanggal 12, 11, 2012.

http:// www.Kangean.net. media informasi pulau kangean. Diakses pada tanggal 13, 11, 2012.

http://www.google.co.id/ =http.presidenri.go. 72 tahun 2005 tentang desa

http://siputmepende.blogspot.com/2011/11/pp-no-72-tahun-2005-tentang-desa.html

http://upkwolowae.blogspot.com/2012/04/tugasfungsi-kepala-desa-perangkat-desa pp 72 tahun 2005.html

www.UU No 32 tahun 2004 pdf. Tentang Otonomi Daerah dalam PP No 72 tahun 2005 tentang peraturan desa

Referensi

Dokumen terkait

Kapal rencana untuk perencanaan pelabuhan penyeberangan desa Buton yaitu kapal terbesar didaerah Buton kabupaten Morowali dengan nilai 2000GT. Kapal rencana yang

Hasil dari penelitian di perusahaan sektor perbankan Negara Indonesia adalah struktur modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Struktur kepemilikan berpengaruh

Pada wilayah dengan kategori keterpaparan lingkungan yang sedang adalah wilayah yang memiliki tingkat keterpaparan lingkungan terhadap bencana alam yang sangat tinggi

3.7 Mendeskripsikan dan menentukan hubungan antar satuan baku untuk panjang, berat, dan waktu yang umumnya digunakan dalam kehidupan sehari-hari7. 4.7 Menyelesaikan masalah

ABSTRAK:Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Modeling the Way terhadap aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas

Faktor ini mempengaruhi sikap siswa terhadap bahasa Indonesia jika mereka berhadapan dengan lawan bicara mereka yang memiliki status sosial yang tinggi atau rendah, (2)

Karya tulis ilmiah ini ber judul, “Gambaran Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universistas Sumatera Utara Tahun Akademik 2013/2014” dibuat sebagai

Dalam kenyataan ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi pengungkapan laporan pertanggungjawaban sosial perusahaan, seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Henrique